KUESIONER PENELITIAN
Perkenalkan nama saya Honesty Fadhilah. Saya mahasiswa Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Dalam rangka tugas akhir
kelulusan (skripsi), saya akan mengadakan penelitian dengan topik Pemanfaatan
Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Sehubungan dengan itu, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk
membantu mengisi kuesioner di bawah ini. Partisipasi dari Bapak/Ibu sangat saya
harapkan, demikian juga ketulusan dan kejujuran Bapak/Ibu dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan. Saya menjamin kerahasiaan jawaban
yang Bapak/Ibu berikan.
Kuesioner Penelitian
DETERMINAN PEMANFAATAN PUSKESMAS OLEH MASYARAKAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SULIT AIR KABUPATEN SOLOK
TAHUN 2016
IDENTITAS RESPONDEN
Nama Responden :
Alamat :
Umur :
Jenis Kelamin : 1. Laki-laki
2. Perempuan
Suku :
Agama :
Pendidikan : 1. Tidak tamat SD
2. SD
3. SMP/sederajat
4. SMA/sederajat
5. Akademi/PT
Pekerjaan : 1. Tidak bekerja/Ibu Rumah Tangga
2. PNS
3. Pedagang/wiraswasta
4. Petani/buruh tani
Status Perkawinan : 1. Nikah
Petunjuk Pengisian:
1. Berilah tanda silang (X) pada jawaban dibawah ini sesuai dengan yang
Bapak/Ibu pilih.
2. pastikan setiap pertanyaan terisi.
3. Hanya ada satu jawaban yang dipilih yang dianggap paling sesuai dengan
keadaan responden.
II. PENGETAHUAN
1. Jam pelayanan puskesmas Sulit Air sudah dimulai pada pukul 08.00 sampai
pukul 16.00 WIB
1. Benar 0. Salah
2. Di Puskesmas Sulit Air terdapat pelayanan pemeriksaan kesehatan dan
pengobatan
1. Benar 0. Salah
3. Di Puskesmas Sulit Air terdapat pelayanan rawat inap
1. Benar 0. Salah
4. Di Puskesmas Sulit Air terdapat pelayanan kesehatan gawat darurat
1. Benar 0. Salah
5. Di Puskesmas Sulit Air terdapat pelayanan persalinan
1. Benar 0. Salah
6. Di Puskesmas Sulit Air terdapat pelayanan Keluarga Berencana (KB)
1. Benar 0. Salah
7. Di Puskesmas Sulit Air terdapat pelayanan kesehatan gigi
8. Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di rumahsakit harus mendapat surat
rujukan dari puskesmas?
1. Benar 0. Salah
9. Pasien peserta BPJS Kesehatan dibebaskan dari biaya pelayanan di
puskesmas?
1. Benar 0. Salah
10.Tarif pelayanan untuk pasien umum non BPJS Kesehatan di Puskesmas Sulit
Air adalah sebesar Rp. 15.000,-?
1. Benar 0. Salah
III. KEPERCAYAAN KESEHATAN
1. Apakah Bapak/Ibu percaya/yakin bahwa dokter di puskesmas dapat
mengobati penyakit atau masalah kesehatan Bapak/Ibu?
1. Percaya 0. Tidak percaya
2. Apakah Bapak/Ibu percaya/yakin dengan kualitas obat yang diberikan oleh
tenaga kesehatan di puskesmas?
1. Percaya 0. Tidak percaya
3. Apakah Bapak/Ibu percaya bahwa puskesmas akan memberikan pelayanan
yang memuaskan untuk mengatasi masalah kesehatan Bapak/Ibu atau anggota
keluarga?
IV. SIKAP TENAGA KESEHATAN
2. Tenaga kesehatan di Puskesmas Sulit Air cekatan dalam memberikan
pelayanan kepada pasien
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak setuju
4. Sangat Tidak setuju
3. Tenaga kesehatan di Puskesmas Sulit Air mendengarkan dengan baik keluhan
pasien
memberikan informasi secara jelas seputar keluhan pasien dan obat yang
2. Setuju
3. Tidak setuju
4. Sangat Tidak setuju
6. Ketika Bapak/Ibu berkunjung ke Puskesmas SulitAir tenaga kesehatan berada
di tempat
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak setuju
4. Sangat Tidak setuju
V. AKSESIBILITAS
1. Menurut Bapak/Ibu letak puskesmas sudah strategis dengan tempat
pemukiman masyarakat
1. Ya 0. Tidak
2. Menurut Bapak/Ibu letak puskesmas terlalu jauh dari tempat tinggal
Bapak/Ibu
1. Ya 0. Tidak
3. Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan ke puskesmas karena transportasi?
1. Ya 0. Tidak
4. Menurut Bapak/Ibu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di puskesmas
butuh biaya transportasi yang cukup mahal
1. Ya 0. Tidak
VI. KONDISI KESEHATAN
1. Disaat Bapak/Ibu atau anggota keluarga sakit, apakah Bapak/Ibu akan
membawa ke puskesmas untuk mendapatkan pengobatan?
2. Disaat Bapak/Ibu atau anggota keluarga mengalami kondisi kesehatan yang
darurat pada malam hari, apakah Bapak/Ibu akan langsung membawa ke
puskesmas untuk mendapatkan pertolongan pertama?
1. Ya 0. Tidak
3. Disaat Bapak/Ibu atau anggota keluarga mengalami sakit parah yang
menahun, apakah Bapak/Ibu memanfaatkan pelayanan kesehatan di
puskesmas?
1. Ya 0. Tidak
4. Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan puskesmas untuk mendapatkan layanan
kesehatan jika hanya karena mempunyai keluhan penyakit?
1. Ya 0. Tidak
PEMANFAATAN PUSKESMAS
1. Apakah Bapak/Ibu atau anggota keluarga ada yang sakit dalam 1 tahun
terakhir ini?
1. Ya 0. Tidak
2. Apakah Bapak/Ibu atau anggota keluarga yang sakit tersebut memanfaatkan
pelayanan kesehatan di puskesmas?
1. Ya 0. Tidak
MASTER TABLE
R
V1 V2 V3 V4 V5 Pemanfaatan
Keterangan:
V1 = Pengetahuan V2 = Kepercayaan kesehatan V3 = Sikap tenaga kesehatan V4 = Aksesibilitas
1= Benar 1 = Percaya 4 = Sangat setuju 1 = Ya
0 = Salah 0 = Tidak percaya 3 = Setuju 0 = Tidak
2 = Tidak setuju
1 = Sangat tidak setuju
V5 = Kondisi kesehtan Pemanfaatan puskesmas
1 = Ya 1 = Ya
Frequency Percent Valid Percent Percent
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid Islam 93 98,9 100,0 100,0 Missing System 1 1,1
tingkat pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Valid Baik 89 94,7 95,7 95,7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
d. Faktor Kebutuhan
kondisi kesehatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid Kebutuhan tinggi 53 56,4 57,0 57,0
Kebutuhan rendah 40 42,6 43,0 100,0 Total 93 98,9 100,0
Missing System 1 1,1 Total 94 100,0
e. Pemanfaatan Puskesmas
pemanfaatan puskesmas
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid memanfaatkan 38 40,4 40,9 40,9
tidak memanfaatkan 55 58,5 59,1 100,0 Total 93 98,9 100,0
Crosstab
pengetahuan
Total Baik buruk
pemanfaatan puskesmas Memanfaatkan Count 37 1 38 % of Total 39,8% 1,1% 40,9%
Continuity Correctionb ,020 1 ,889 Likelihood Ratio ,462 1 ,497
Fisher's Exact Test ,642 ,458 Linear-by-Linear Association ,430 1 ,512
N of Valid Cases 93
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,63. b. Computed only for a 2x2 table
pemanfaatan puskesmas * kepercayaan kesehatan
Crosstab
Kepercayaan kesehatan
Total Baik Buruk
pemanfaatan puskesmas Memanfaatkan Count 29 9 38 % of Total 31,2% 9,7% 40,9% tidak memanfaatkan Count 30 25 55 % of Total 32,3% 26,9% 59,1%
Total Count 59 34 93
Chi-Square Tests
Continuity Correctionb 3,702 1 ,054 Likelihood Ratio 4,727 1 ,030
Fisher's Exact Test ,048 ,026 Linear-by-Linear Association 4,543 1 ,033
N of Valid Cases 93
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,89. b. Computed only for a 2x2 table
b. Faktor Pemungkin
pemanfaatan puskesmas * sikap tenaga kesehatan
Crosstab
sikap tenaga kesehatan
Total Baik tidak baik
pemanfaatan puskesmas memanfaatkan Count 34 4 38 % of Total 36,6% 4,3% 40,9%
Continuity Correctionb 5,734 1 ,017 Likelihood Ratio 7,563 1 ,006
Fisher's Exact Test ,013 ,007 Linear-by-Linear Association 6,890 1 ,009
N of Valid Cases 93
pemanfaatan puskesmas Memanfaatkan Count 22 16 38
Continuity Correctionb ,273 1 ,602 Likelihood Ratio ,545 1 ,460
Fisher's Exact Test ,517 ,300 Linear-by-Linear Association ,541 1 ,462
N of Valid Cases 93
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14,30. b. Computed only for a 2x2 table
c. Faktor Kebutuhan
pemanfaatan puskesmas Memanfaatkan Count 31 7 38 % of Total 33,3% 7,5% 40,9% tidak memanfaatkan Count 22 33 55 % of Total 23,7% 35,5% 59,1%
Total Count 53 40 93
Chi-Square Tests
Continuity Correctionb 14,199 1 ,000 Likelihood Ratio 16,764 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000 Linear-by-Linear Association 15,680 1 ,000
N of Valid Cases 93
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16,34. b. Computed only for a 2x2 table
OUTPUT HASIL UJI MULTIVARIAT
a. Constant is included in the model. b. The cut value is ,500
Variables in the Equation
Overall Statistics 4,592 1 ,032 a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than ,001.
Block 2: Method = Enter a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than ,001.
Classification Tablea
Step 1 pemanfaatan puskesmas memanfaatkan 27 11 71,1 tidak memanfaatkan 25 30 54,5 a. Variable(s) entered on step 1: sikap.
1 106,702 ,186 ,250 a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than ,001.
Classification Tablea
Observed
Predicted
pemanfaatan puskesmas Percentage Correct memanfaatkan tidak memanfaatkan
Step 1 pemanfaatan puskesmas memanfaatkan 28 10 73,7 tidak memanfaatkan 19 36 65,5
Overall Percentage 68,8
a. The cut value is ,500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step 1a kepercayaan ,050 ,579 ,007 1 ,931 1,051
76
DAFTAR PUSTAKA
Addani, A. 2008. Pengaruh Karakteristik Masyarakat Terhadap Utilisasi Puskesmas di Kabupaten Bireuen Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Tahun 2007. Tesis. FKM USU.
http://repisetory.usu.ac.id/bistream/123456789/6663/1/047012002.pdf, diakses pada tanggal 24 Januari 2016.
Adisasmito, W. 2012. Sistem Kesehatan. Rajawali Pers. Jakarta.
Ambarita, A.M.R. 2015. Determinan Pemanfaatan Puskesmas Kecamatan Pematang Sidamanik Oleh Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Kabupaten Simalungun Tahun 2015. Skripsi. FKM USU. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/56047, diakses pada tanggal 16 Februari 2016.
Azwar, A. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan. Binarupa Aksara Publisher. Jakarta
Barus, G.K. 2003. Determinan Pemanfaatan Puskesmas oleh Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Talun kenas Kecamatan STM Hilir Kabupaten
Deli Serdang Tahun 2003. Skripsi. FKM USU.
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/32378, diakses pada tanggal 24 Januari 2016.
Depkes RI. 2009. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta
Dinas Kesehatan Kabupaten Solok. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Solok Tahun 2014. Arosuka.
Efendi, F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktek dalam Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.
Handayani, Permata Sari. 2014. Determinan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Oleh Peserta Jamkesmas di Puskesmas Medan Helvetia Tahun 2013. Skripsi FKM USU.
Hartono, B. 2010. Promosi Kesehatan di Puskesmas dan Rumahsakit. Rineka Cipta. Jakarta.
Kemenkes RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta.
___________. 2015. Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta.
Mujahidah. 2013. Faktor yang Berhubungan Dengan Perilaku Konsumen Dalam Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Marusu Kabupaten Maros. UNHAS. Makasar.
Muzaham, F. 2007. Memperkenalkan Sosiologi Kesehatan. UI Pers. Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
_____________. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Presiden RI. 2012. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.
Puskesmas Sulit Air. 2015. Profil Puskesmas Sulit Air Tahun 2014. Sulit Air.
Rusdin, M. 2015. Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pesisir di Wilayah Kerja Puskesmas Bowong
Cindea Kabupaten Pangkep. Skripsi. FKM UNHAS.
http://repository.unhas.ac.id:4001/digilib/files/disk1/366/--megawatiru-18283-1-skripsi-%29.pdf, diakses pada tanggal 1 Maret 2016.
Sinaga, Hotmaida. S. 2014. Pengaruh Faktor Predisposisi, Pemungkin dan Kebutuhan Terhadap Pemanfaatan Puskesmas 24 Jam di Kecamatan Pematang Silimahuta Kabupaten Simalungun Tahun 2014. Skripsi FKM USU.
Sugiyono. 2010. Metode Peneltian Survey. PT. Pustaka LP3ES Indonesia. Jakarta.
Wahyuni, N.S. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Sumber Rejo Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012. Skripsi. FKM UI.
file:///C:/Users/acer/AppData/Local/Temp/digital_20320041-S-Nanik%20Sri%20Wahyuni-1.pdf, diakses pada tanggal 23 Januari 2016.
36
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan pendekatan explanatory
research yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel penelitian
(Variabel bebas: pengetahuan, kepercayaan kesehatan, sikap tenaga kesehatan,
aksesibilitas dan kondisi kesehatan. Variabel terikat: pemanfaatan puskesmas)
melalui pengujian hipotesis.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sulit
Air Kabupaten Solok. Pertimbangan yang diambil dalam pemilihan lokasi ini
adalah karena terjadi penurunan jumlah pengunjung puskesmas yang sangat
signifikan (55,1%) dari tahun 2014-2015, rata-rata pemanfaatan puskesmas oleh
masyarakat di Puskesmas Sulit Air relatif rendah (15 kunjungan/hari)
dibandingkan dengan rata-rata pemanfaatan puskesmas yang ada di Kabupaten
Solok (28 kunjungan/hari), serta belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya di
lokasi ini.
3.2.2 Waktu Penelitian
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kepala Keluarga (KK) yang
bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Sulit Air sebanyak 2.859 KK.
3.3.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah sebagian jumlah kepala keluarga yang
tinggal di wilayah kerja Puskesmas Sulit Air. Pengambilan sampel dilakukan
dengan simple random sampling, dengan besar sampel yang di hitung dengan
rumus Lameshow (Sugiyono, 2010), yang di formulasikan sebagai berikut :
Keteranagan:
n = Besar sampel
N = Jumlah populasi
p = Perkiraan proporsi variabel dependen
α = Derajat kepercayaan (0,5)
Z1- α/2 =Statistik Z (1,96 untuk α = 0,5)
d = Presisi absolut atau margin of error (misalnya 10% atau 0,1)
Berdasarkan rumus diatas, maka besar sampel dalam penelitian ini adalah:
n = (1,96)². (0,5) . (0,5) (2859)
(0,1). (2859-1) . (1,96)². (0,5) . (0,5)
38
Sampel diambil dengan metode stratified random sampling yaitu suatu
metode pengambilan sampel dimana populasi yang bersifat heterogen dibagi ke
dalam lapisan-lapisan (strata) yang saling pisah tuntas dan dari setiap strata dapat
diambil sampel secara acak (Notoatmodjo, 2012). Jadi jumlah sampel berdasarkan
per nagari dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.1 Distribusi sampel menurut populasi
No. Nagari Populasi
(jiwa)
Populasi
(KK) Perhitungan Sampel
1. Sulit Air 7.293 2.139 2.139 x 93
2.859
69
2. Bukit Kandung 1.981 544 544 x 93
2.859
18
3. Pasilihan 600 176 176 x 93
2.859
6
Jumlah 9.874 2.859 93
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Data primer penelitian ini diperoleh melalui wawancara langsung terhadap
kepala keluarga menggunakan kuesioner.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder penelitian ini diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten
3.5 Variabel dan Definisi Operasional
3.5.1 Variabel Bebas (Independent)
1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang pelayanan
kesehatan di Puskesmas Sulit Air.
2. Kepercayaan kesehatan adalah keyakinan responden terhadap pelayanan
kesehatan di puskesmas dalam menangani gangguan kesehatan.
3. Sikap tenaga kesehatan adalah tanggapan atau respons yang ditunjukkan oleh
tenaga kesehatan selama melayani responden dalam mendapatkan pelayanan
kesehatan di puskesmas disaat responden datang sampai pulang.
4. Aksesibilitas adalah kemampuan responden untuk menjangkau pelayanan
kesehatan di puskesmas dalam hal jarak tempuh dan biaya transportasi.
5. Kondisi kesehatan adalah keadaan kesehatan anggota keluarga responden
yang diukur dengan perasaan subyektif terhadap penyakit yang didasarkan
atas keluhan-keluhan yang mungkin memerlukan pelayanan kesehatan di
puskesmas.
3.5.2 Variabel Terikat (Dependent)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemanfaatan puskesmas oleh
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sulit Air untuk memanfaatkan atau tidak
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia di Puskesmas Sulit Air.
3.6 Aspek Pengukuran
3.6.1 Aspek Pengukuran Variabel Bebas (Independent)
Variabel bebas dalam penelitian ini meliputi pengetahuan, kepercayaan
kesehatan, sikap tenaga kesehatan, aksesibilitas dan kondisi kesehatan. Skala
40
Tabel 3.2 Aspek pengukuran variabel bebas
No Variabel Jlh Kategori
3.6.2 Aspek Pengukuran Variabel Terikat (Dependent)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemanfaatan puskesmas oleh
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sulit Air. Skala pengukurannya secara
rinci ditampilkan dalam tabel 3.3 berikut ini.
Tabel 3.3 Aspek pengukuran variabel terikat
3.7 Metode Analisis Data
Analisis data dilakukan melalui 2 tahap, yaitu:
a. Analisis Univariat
Untuk menjelaskan variabel independen maupun variabel dependen yaitu
pengetahuan, kepercayaan kesehatan, sikap tenaga kesehatan, aksesibilitas,
kondisi kesehatan responden dan pemanfaatan Puskesmas Sulit Air yang dibuat
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dideskripsikan.
b. Analisis Bivariat
Model analisis ini digunakan untuk melihat ada tidaknya pengaruh
variabel independen terhadap pemanfaatan Puskesmas Sulit Air dengan
menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kemaknaan (α) = 0,05, dengan
kriteria:
1. Ho ditolak jika p< α (0,05) maka terdapat pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen.
2. Ho diterima jika p> α (0,05) maka tidak terdapat pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen.
c. Analisis Multivariat
Uji regresi logistik digunakan untuk mengetahui variabel bebas yang
paling berpengaruh terhadap variabel terikat yang bersifat dikotomus. Tujuannya
adalah untuk mendapatkan model yang paling baik dan sederhana untuk
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Sulit Air merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan
yang terdapat di wilayah Kecamatan X Koto Diatas Kabupaten Solok. Wilayah
kerja Puskesmas Sulit Air terdiri dari 3 Nagari dan 22 Jorong diantaranya Nagari
Sulit Air 13 jorong: Koto Tuo, Koto Gadang, Rawang, Silungkang, Taram,
Gando, Sarikih, Talago Loweh, Basuang, Linawan, Siaru, Kunik Bolai dan Batu
Galeh, Nagari Bukit kandung 5 jorong: Sawah Kasik, Data, Mudiak, Sopan Balai
dan Panjalangan dan Nagari Pasilihan 4 jorong: Koto Gadang, Sawah Luar,
Padang Datar dan Payo Anyir.
Secara geografis, luas wilayah kerja Puskesmas Sulit Air adalah 547 km²,
terletak di wilayah perbukitan dengan ketinggian 500-750 meter diatas permukaan
laut. Lokasi Puskesmas Sulit Air dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua
maupun roda empat, namun untuk angkutan umum jarang sekali dilewati. Jarak
Puskesmas Sulit Air dengan pusat Kecamatan X Koto Diatas sekitar 6 km,
sedangkan dari pusat pemerintahan Kabupaten Solok sekitar 55 km, dan dari pusat
pemerintahan Provinsi Sumatera Barat sekitar 96 km.
Batas wilayah kerja Puskesmas Sulit Air adalah:
1. Sebelah utara berbatasan dengan Nagari Simawang
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Nagari Paninjauan
4. Sebelah barat berbatasan dengan Nagari Tanjung Alai
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sulit Air berjumlah 9.874
jiwa. Berdasarkan jenis kelamin, sebanyak 4.684 jiwa penduduk berjenis kelamin
laki-laki dan sebanyak 5.190 jiwa penduduk berjenis kelamin perempuan. Secara
rinci dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Sulit Air Berdasarkan Jenis Kelamin
No No. Jenis kelamin Jumlah (Jiwa) (%)
1. Laki-laki 4.684 47,4%
2. Perempuan 5.190 52,6%
Jumlah 9.874 100%
Sumber: Profil Puskesmas Sulit Air Tahun 2014
Berdasarkan jenis sarana kesehatan yang terdapat di wilayah kerja
Puskesmas Sulit Air, terdapat 1 puskesmas dengan 3 puskesmas pembantu (Pustu
Jorong Rawang, Pustu Nagari Bukit Kandung, dan Pustu Nagari Pasilihan), 12
pos kesehatan nagari (Poskesri) dan 2 polindes. Secara keseluruhan terdapat 18
sarana kesehatan yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Sulit Air. Secara rinci
dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Jenis Sarana Kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Sulit Air
No No. Sarana kesehatan Jumlah (Unit)
1. Puskesmas 1
2. Puskesmas pembantu 3
3. Pos kesehatan nagari (Poskesri) 12
4. Pos persalinan desa (Polindes) 2
Jumlah 18
Sumber: Profil Puskesmas Sulit Air Tahun 2014
Untuk sarana pelayanan kesehatan swasta terdapat 3 praktik bidan dan 3
44
Berdasarkan jenis tenaga kesehatan yang terdapat di Puskesmas Sulit Air
terdapat 26 orang tenaga kesehatan. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.3
berikut:
Tabel 4.3 Tenaga Kesehatan di Puskesmas Sulit Air
No No. Tenaga kesehatan Jumlah (Jiwa)
Sumber: Profil Puskesmas Sulit Air Tahun 2014
*Sejak tahun 2014 tenaga dokter gigi di Puskesmas Sulit Air kosong dan belum
mendapatkan pengganti dari Dinas Kesehatan Kabupaten Solok karena belum adanya pengangkatan dokter gigi untuk ditempatkan di Puskesmas Sulit Air.
Puskesmas Sulit Air merupakan puskesmas rawat inap dengan 2 tempat
tidur di kamar rawat inap wanita dan 2 tempat tidur di kamar rawat inap pria.
Puskesmas Sulit Air juga memiliki fasilitas Unit Gawat Darurat yang dapat
digunakan jika terdapat pasien yang memerlukan pertolongan gawat darurat. Jam
pelayanan Puskesmas Sulit Air dimulai pada pukul 08.00 WIB sampai pukul
16.00 WIB, diluar jam pelayanan umum pasien bisa langsung berobat ke dokter
puskesmas di rumah dinas dokter yang terletak di area komplek puskesmas.
4.2 Analisis Univariat
4.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Identitas
Distribusi responden berdasarkan identitas yang meliputi umur, jenis
kelamin, suku, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan dan status perkawinan
umur 40-60 tahun yaitu sebanyak 66 responden (71,0%). Distribusi jenis kelamin
responden terdiri dari 62 responden (66,7%) berjenis kelamin perempuan dan 31
responden (33,3%) berjenis kelamin laki-laki. Responden mayoritas suku minang
yaitu sebanyak 92 responden (98,9%) dan seluruh responden (100%) beragama
islam.
Status pendidikan responden berdistribusi merata, dan berdasarkan status
pekerjaan responden yang tidak bekerja/ibu rumah tangga sebanyak 18 responden
(19,4%) dan kategori bekerja (PNS, pedagang/wiraswasta, petani/buruh tani) yaitu
sebanyak 75 responden (80,6%). Dan berdasarkan kategori status perkawinan,
responden berada dalam kategori menikah yaitu 85 responden (91,4%). Secara
rinci dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Identitas (Umur, Jenis Kelamin, Suku, agama, pendidikan, pekerjaan dan Status Perkawinan) di Wilayah Kerja Puskesmas Sulit Air Tahun 2016
46
4.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi mencakup pengetahuan dan kepercayaan kesehatan
sebagai berikut :
4.2.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai tingkat
pengetahuan responden, diketahui dari 93 responden terdapat sebanyak 70
responden (75,2%) yang mengetahui bahwa jam pelayanan puskesmas Sulit Air
sudah dimulai pada pukul 08.00 sampai pukul 16.00 WIB, sebanyak 90 responden
(96,8%) yang mengetahui bahwa di Puskesmas Sulit Air terdapat pelayanan
pemeriksaan kesehatan dan pengobatan. Sebanyak 79 responden (84,9%) yang
mengetahui bahwa di Puskesmas Sulit Air terdapat pelayanan rawat inap.
Sebanyak 67 responden (72,0%) yang mengetahui bahwa di Puskesmas Sulit Air
terdapat pelayanan kesehatan gawat darurat dan sebanyak 86 responden (92,5%)
yang mengetahui bahwa di Puskesmas Sulit Air terdapat pelayanan persalinan.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dari 93 responden terdapat
sebanyak 83 responden (89,2%) yang mengetahui bahwa di Puskesmas Sulit Air
terdapat pelayanan Keluarga Berencana (KB), sebanyak 70 responden (75,2%)
yang mengetahui bahwa di Puskesmas Sulit Air terdapat pelayanan kesehatan
gigi, sebanyak 88 responden (94,6%) yang mengetahui bahwa untuk mendapatkan
sebanyak 89 responden (95,7%) yang mengetahui bahwa pasien peserta BPJS
Kesehatan dibebaskan dari biaya pelayanan di puskesmas dan sebanyak 68
responden (73,1%) yang mengetahui bahwa tarif pelayanan untuk pasien umum
non BPJS Kesehatan di Puskesmas Sulit Air adalah sebesar Rp. 15.000,-. Secara
rinci dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Wilayah Kerja Puskesmas Sulit Air Tahun 2016
8 Untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan di rumahsakit harus mendapat surat rujukan dari puskesmas
88 94,6 5 5,4 93 100
9 Pasien peserta BPJS Kesehatan
48
Distribusi kategori berdasarkan pengetahuan di dapat bahwa dari 93
responden kategori tertinggi berada dalam kategori berpengetahuan baik yaitu
sebanyak 89 responden (95,7%) dan berpengetahuan buruk sebanyak 4 responden
(4,3%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Distribusi Kategori Berdasarkan Pengetahuan
No No. Pengetahuan Jumlah Persentase
1. Baik 89 95,7
2. Buruk 4 4,3
Jumlah 93 100
4.2.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Kepercayaan Kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai tingkat
kepercayaan kesehatan responden terhadap pelayanan kesehatan di puskesmas,
diketahui dari 93 responden terdapat sebanyak 59 responden (63,4%) yang
percaya bahwa dokter di puskesmas dapat mengobati penyakit atau masalah
kesehatan responden, sebanyak 59 responden (63,4%) yang percaya dengan
kualitas obat yang diberikan oleh tenaga kesehatan di puskesmas dan sebanyak 49
responden (52,7%) yang percaya bahwa puskesmas akan memberikan pelayanan
yang memuaskan untuk mengatasi masalah kesehatan responden. Secara rinci
dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Kepercayaan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Sulit Air Tahun 2016
No Pertanyaan tentang kepercayaan kesehatan
Percaya Tdk percaya Jumlah
N % n % n %
1 Apakah Bapak/Ibu
percaya/yakin bahwa dokter di puskesmas dapat mengobati
penyakit atau masalah
kesehatan Bapak/Ibu?
2 Apakah Bapak/Ibu percaya/yakin
dengan kualitas obat yang
diberikan oleh tenaga kesehatan di puskesmas?
59 63,4 34 36,6 93 100
3 Apakah Bapak/Ibu percaya bahwa
puskesmas akan memberikan
Distribusi kategori berdasarkan kepercayaan kesehatan di dapat bahwa dari
93 responden, terdapat sebanyak 59 responden (63,4%) yang percaya dengan
pelayanan kesehatan di puskesmas dalam menangani gangguan kesehatannya dan
terdapat sebanyak 34 responden (36,6%) yang masih kurang percaya. Secara rinci
dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8 Distribusi Kategori Berdasarkan Kepercayaan Kesehatan No No. Kepercayaan kesehatan Jumlah Persentase
1. Baik 59 63,4
2. Buruk 34 36,6
Jumlah 93 100
4.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Kemampuan
Faktor kemampuan mencakup sikap tenaga kesehatan dan aksesibilitas
sebagai berikut :
4.2.3.1 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Tenaga Kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai sikap tenaga
kesehatan di Puskesmas Sulit Air menurut kacamata responden, diketahui dari 93
responden terdapat sebanyak 55 responden (59,2%) yang setuju bahwa tenaga
kesehatan di Puskesmas Sulit Air ramah kepada pasien yang datang berkunjung
dan sebanyak 23 responden (24,7%) yang tidak setuju. Sebanyak 47 responden
50
dalam memberikan pelyanan kepada pasien dan sebanyak 39 responden (42%)
yang tidak setuju. Sebanyak 65 responden (69,9%) yang setuju bahwa tenaga
kesehatan di Puskesmas Sulit Air mendengarkan dengan baik keluhan pasien dan
sebanyak 18 responden (19,4%) yang tidak setuju. Sebanyak 60 responden
(64,5%) yang setuju bahwa tenaga kesehatan di Puskesmas Sulit Air mau
berkomunikasi dan memberikan informasi secara jelas seputar keluhan pasien dan
obat yang diberikan kepada pasien dan sebanyak 21 responden (22,6%) yang tidak
setuju. Sebanyak 66 responden (71%) yang setuju bahwa tenaga kesehatan di
Puskesmas Sulit Air menghargai pasien dan menjaga rahasia pasien dan sebanyak
18 responden (19,3%) yang sangat setuju. Dan Sebanyak 54 responden (58%)
yang setuju bahwa ketika responden berkunjung ke Puskesmas SulitAir tenaga
kesehatan berada di tempat dan sebanyak 26 responden (28%) yang tidak setuju.
Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Sulit Air Tahun 2016
keluhan pasien
Distribusi kategori berdasarkan sikap tenaga kesehatan di dapat bahwa dari
93 responden, terdapat sebanyak 70 responden (75,3%) yang menyatakan bahwa
sikap tenaga kesehatan di Puskesmas Sulit Air dalam melayani pasien sudah baik
dan terdapat sebanyak 23 responden (24,7%) yang masih menyatakan bahwa
sikap tenaga kesehatan di Puskesmas Sulit Air tidak baik dalam melayani pasien.
Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.10 Distribusi Kategori Berdasarkan Sikap Tenaga Kesehatan No No. Sikap tenaga kesehatan Jumlah Persentase
1. Baik 70 75,3
2. Tidak baik 23 24,7
52
4.2.3.2 Distribusi Responden Berdasarkan Aksesibilitas
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai aksesibilitas,
diketahui dari 93 responden terdapat sebanyak 79 responden (85%) yang
menyatakan bahwa letak Puskesmas Sulit Air sudah strategis dengan tempat
pemukiman masyarakat, akan tetapi sebanyak 58 responden (62,3%) menyatakan
bahwa puskesmas masih terlalu jauh dari tempat tinggal responden, sebanyak 49
responden (52,7%) menyatakan bahwa responden masih mengalami kesulitan ke
puskesmas karena transportasi, dan sebanyak 55 responden (59,1%) menyatakan
bahwa responden tidak butuh biaya transportasi yang cukup mahal untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan di puskesmas. Secara rinci dapat dilihat pada
Tabel 4.11 berikut:
Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Aksesibilitas di Wilayah Kerja Puskesmas Sulit Air Tahun 2016
puskesmas terlalu jauh dari
tempat tinggal Bapak/Ibu
58 62,3 35 37,7 93 100
3 Apakah Bapak/Ibu mengalami
kesulitan ke puskesmas karena transportasi?
49 52,7 44 47,3 93 100
4 Menurut Bapak/Ibu untuk
mendapatkan pelayanan
kesehatan di puskesmas butuh biaya transportasi yang cukup mahal
38 40,9 55 59,1 93 100
Distribusi kategori berdasarkan aksesibilitas di dapat bahwa dari 93
responden, terdapat sebanyak 58 responden (62,4%) yang menyatakan sulit untuk
menyatakan mudah untuk menjangkau puskesmas. Secara rinci dapat dilihat pada
Tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.12 Distribusi Kategori Berdasarkan Aksesibilitas
No No. Aksesibilitas Jumlah Persentase
1. Sulit 58 62,4
2. Mudah 35 37,6
Jumlah 93 100
4.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Kebutuhan
Faktor kemampuan yaitu kondisi kesehatan, sebagai berikut :
4.2.4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Kesehtaan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai kondisi kesehatan
responden yang memerlukan pelayanan kesehatan, diketahui dari 93 responden
terdapat sebanyak 66 responden (71%) yang menyatakan bahwa responden akan
membawa anggota keluarga yang sakit ke puskesmas untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan dan sebanyak 27 responden (29%) tidak akan membawa
anggota keluarga yang sakit ke puskesmas untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan. Sebanyak 50 responden (53,8%) menyatakan bahwa responden akan
langsung membawa ke puskesmas untuk mendapatkan pertolongan pertama jika
terdapat anggota keluarga yang mengalami kondisi kesehatan yang darurat pada
malam hari dan sebanyak 43 responden (46,2%) tidak akan langsung membawa
ke puskesmas untuk mendapatkan pertolongan pertama jika terdapat anggota
keluarga yang mengalami kondisi kesehatan yang darurat pada malam hari.
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan juga menunjukkan bahwa sebanyak
60 responden (64,5%) yang menyatakan bahwa responden akan memanfaatkan
54
sakit parah yang menahun dan sebanyak 33 responden (35,5%) tidak akan
memanfaatkan pelayanan kesehatan di puskesmas jika terdapat anggota keluarga
yang mengalami sakit parah yang menahun. Sebanyak 62 responden (66,7%)
menyatakan tidak berminat memanfaatkan pelayanan puskesmas di saat mempunyai
gejala-gejala penyakit dan sebanyak 31 responden (33,3%) memanfaatkan
pelayanan puskesmas di saat mempunyai gejala-gejala penyakit. Secara rinci dapat
dilihat pada Tabel 4.13 berikut:
Tabel 4.13 Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Sulit Air Tahun 2016
No Pertanyaan tentang kondisi kesehatan
Ya Tidak Jumlah
n % n % n %
1 Disaat Bapak/Ibu atau anggota
keluarga sakit, apakah Bapak/Ibu akan membawa ke puskesmas untuk mendapatkan pengobatan?
66 71 27 29 93 100
2 Disaat Bapak/Ibu atau anggota
keluarga mengalami kondisi
kesehatan yang darurat pada malam hari, apakah Bapak/Ibu
keluarga mengalami sakit parah yang menahun, apakah Bapak/Ibu layanan kesehatan jika hanya
karena mempunyai keluhan
penyakit?
62 66,7 31 33,3 93 100
Distribusi kategori berdasarkan kebutuhan di dapat bahwa dari 93
responden, terdapat sebanyak 53 responden (57%) berada pada kategori
berada pada kategori kebutuhan rendah. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.14
berikut:
Tabel 4.14 Distribusi Kategori Berdasarkan Kebutuhan
No No. Kebutuhan Jumlah Persentase
1. Tinggi 53 57
2. Rendah 40 43
Jumlah 93 100
4.2.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pemanfaatan Puskesmas
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai pemanfaatan
puskesmas di dapatkan bahwa dari 93 responden ada 69 responden (74,2%) yang
anggota keluarganya pernah sakit dalam 1 (satu) tahun terakhir ini sedangkan 24
responden (25,8%) tidak pernah sakit dalam 1 (satu) terakhir ini. Sebanyak 55
responden (59,1%) responden yang anggota keluarganya sakit tidak
memanfaatkan pelayanan kesehatan di puskesmas sedangkan 38 responden
(40,9%) memanfaatkan puskesmas saat anggota keluarganya sakit. Secara rinci
dapat dilihat pada Tabel 4.15 berikut:
Tabel 4.15 Distribusi Responden Berdasarkan Pemanfaatan Puskesmas di Wilayah Kerja Puskesmas Sulit Air Tahun 2016
No Pertanyaan tentang
anggota keluarga yang sakit
tersebut memanfaatkan
pelayanan kesehatan di puskesmas?
38 40,9 55 59,1 93 100
Distribusi kategori berdasarkan pemanfaatan puskesmas di dapat bahwa
56
puskesmas dan 55 responden (59,1%) yang tidak memanfaatkan puskesmas.
Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.16 berikut:
Tabel 4.16 Distribusi Kategori Berdasarkan Pemanfaatkan Puskesmas No No. Pemanfaatan puskesmas Jumlah Persentase
1. Memanfaatkan 38 40,9
2. Tidak memanfaatkan 55 59,1
Jumlah 93 100
4.3 Analisis Bivariat
4.3.1 Tabulasi Silang dan Hasil Uji Statistik
Analisa bivariat digunakan untuk melihat ada tidaknya pengaruh variabel
bebas meliputi faktor predisposisi (pengetahuan, kepercayaan kesehatan), faktor
pemungkin (sikap tenaga kesehatan, aksesibilitas) dan faktor kebutuhan (kondisi
ksehatan) terhadap variabel terikat pemanfaatan puskesmas oleh masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas Sulit Air pada tingkat kemaknaan α = 0,05, sebagai
berikut:
4.3.1.1 Tabulasi Silang Antara Pengetahuan dengan Pemanfaatan Puskesmas Oleh Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Sulit Air Tahun 2016
Tabulasi silang antara pengetahuan dengan pemanfaatan puskesmas
diperoleh dari 89 responden yang berpengetahuan baik, 37 responden
memanfaatkan puskesmas dan 52 responden tidak memanfaatkan puskesmas. Dari
4 responden yang berpengetahuan buruk, 1 responden memanfaatkan puskesmas
dan 3 responden tidak memanfaatkan puskesmas. Hasil analisis uji chi-square
diperoleh nilai p=0,509 (p>0,05) yang berarti tidak ada pengaruh variabel
pengetahuan terhadap pemanfaatan puskesmas. Secara rinci dapat dilihat pada
Tabel 4.17 Tabulasi Silang Antara Pengetahuan dengan Pemanfaatan Puskesmas Oleh Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Sulit Air Tahun 2016
4.3.1.2 Tabulasi Silang Antara Kepercayaan Kesehatan dengan Pemanfaatan Puskesmas Oleh Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Sulit Air Tahun 2016
Tabulasi silang antara kepercayaan kesehatan dengan pemanfaatan
puskesmas diperoleh dari 59 responden yang memiliki kepercayaan yang baik
terhadap pelayanan kesehatan di puskesmas, 29 responden memanfaatkan
puskesmas dan 30 responden tidak memanfaatkan puskesmas. Dari 34 responden
yang memiliki kepercayaan yang buruk terhadap pelayanan kesehatan di
puskesmas, 9 responden memanfaatkan puskesmas dan 25 responden tidak
memanfaatkan puskesmas. Hasil analisis uji chi-square diperoleh nilai p=0,032
(p<0,05) yang berarti ada pengaruh variabel kepercayaan kesehatan terhadap
pemanfaatan puskesmas. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.18 berikut:
58
4.3.1.3 Tabulasi Silang Antara Sikap Tenaga Kesehatan dengan Pemanfaatan Puskesmas Oleh Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Sulit Air Tahun 2016
Tabulasi silang antara sikap tenaga kesehatan dengan pemanfaatan
puskesmas diperoleh dari 70 responden yang menyatakan bahwa sikap tenaga
kesehatan di Puskesmas Sulit Air baik dalam melayani pasien, 34 responden
memanfaatkan puskesmas dan 36 responden tidak memanfaatkan puskesmas. Dari
23 responden yang masih menyatakan bahwa sikap tenaga kesehatan di
Puskesmas Sulit Air tidak baik dalam melayani pasien, 4 responden
memanfaatkan puskesmas dan 19 responden tidak memanfaatkan puskesmas.
Hasil analisis uji chi-square diperoleh nilai p=0,008 (p<0,05) yang berarti ada
pengaruh variabel sikap tenaga kesehatan terhadap pemanfaatan puskesmas.
Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut:
Tabel 4.19 Tabulasi Silang Antara Sikap Tenaga Kesehatan dengan Pemanfaatan Puskesmas Oleh Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Sulit Air Tahun 2016
4.3.1.4 Tabulasi Silang Antara Aksesibilitas dengan Pemanfaatan Puskesmas Oleh Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Sulit Air Tahun 2016
Tabulasi silang antara aksesibilitas dengan pemanfaatan puskesmas
diperoleh dari 58 responden yang menyatakan sulit untuk menjangkau puskesmas,
22 responden memanfaatkan puskesmas dan 36 responden tidak memanfaatkan
puskesmas. Dari 35 responden yang menyatakan mudah untuk menjangkau
memanfaatkan puskesmas. Hasil analisis uji chi-square diperoleh nilai p=0,459
(p>0,05) yang berarti tidak ada pengaruh variabel aksesibilitas terhadap
pemanfaatan puskesmas. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.20 berikut:
Tabel 4.20 Tabulasi Silang Antara Aksesibilitas dengan Pemanfaatan Puskesmas Oleh Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Sulit Air Tahun 2016
Aksesibilitas
Pemanfaatan Puskesmas
Total P
Value Memanfaatkan Tidak
Memanfaatkan
F % F % F %
Sulit 22 23,7 36 38,7 58 62,4
0,459
Mudah 16 17,2 19 20,4 35 37,6
Jumlah 38 40,9 55 59,1 93 100
4.3.1.5 Tabulasi Silang Antara Kondisi Kesehatan dengan Pemanfaatan Puskesmas Oleh Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Sulit Air Tahun 2016
Tabulasi silang antara kondisi kesehatan dengan pemanfaatan puskesmas
diperoleh dari 53 responden yang memiliki kebutuhan tinggi, 31 responden
memanfaatkan puskesmas dan 22 responden tidak memanfaatkan puskesmas. Dari
40 responden yang memiliki kebutuhan rendah, 7 responden memanfaatkan
puskesmas dan 33 responden tidak memanfaatkan puskesmas. Hasil analisis uji
chi-square diperoleh nilai p<0,001 (p>0,05) yang berarti ada pengaruh variabel
kondisi kesehatan terhadap pemanfaatan puskesmas. Secara rinci dapat dilihat
60
Tabel 4.21 Tabulasi Silang Antara Kondisi Kesehatan dengan Pemanfaatan Puskesmas Oleh Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Sulit Air Tahun 2016
4.3.2 Ringkasan Hasil Uji Statistik chi-square
Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji statistik
chi-square, maka didapatkan tiga variabel yang berpengaruh terhadap pemanfaatan
puskesmas dan dua variabel yang tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan
puskesmas. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.22 berikut:
Tabel 4.22 Hasil Uji Bivariat antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat No No. Variabel Bebas Variabel Terikat Nilai p Keterangan
1. Pengetahuan
Pemanfaatan
puskesmas
0,509 Tidak ada pengaruh
2. Kepercayaan kesehatan 0,032 Ada pengaruh
3. Sikap tenaga kesehatan 0,008 Ada pengaruh
4. Aksesibilitas 0,459 Tidak ada pengaruh
5. Kondisi kesehatan <0,001 Ada pengaruh
4.4 Analisis Multivariat
Dalam analisis bivariat diketahui variabel kepercayaan kesehatan, sikap
tenaga kesehatan dan kondisi kesehatan berpengaruh terhadap pemanfaatan
puskesmas. Analisis multivariat bertujuan untuk mendapatkan model yang terbaik
dalam menentukan variabel dominan yang berpengaruh terhadap pemanfaatan
pemodelan ini semua variabel yang memiliki p<0,05 pada analisa bivariat akan
dimasukkan ke dalam uji regresi logistik.
Berdasarkan hasil uji statistik multivariat didapatkan bahwa variabel
kondisi kesehatan (p=0,003) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pemanfaatan puskesmas karena nilai p<0,05 sedangkan variabel kepercayaan
kesehatan (p=0,931) dan variabel sikap tenaga kesehatan (p=0,169) tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap pemanfaatan puskesmas karena p>0,05.
Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.23 di bawah ini:
Tabel 4.23 Hasil Uji Regresi Logistik
No No. Variabel Bebas Nilai p Exp (B)
1. Kepercayaan kesehatan 0,931 1,051
2. Sikap tenaga kesehatan 0,169 2,555
3. Kondisi kesehatan 0,003 5,223
*Overall Percentage = 68,8
Variabel kepercayaan kesehatan mempunyai nilai Exp (B) 1,051, artinya
responden yang memiliki kepercayaan kesehatan yang baik akan memanfaatkan
puskesmas sebanyak 1 kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang tidak
memiliki kepercayaan kesehatan yang baik. Variabel sikap tenaga kesehatan
mempunyai nilai Exp (B) 2,555, artinya responden yang menilai sikap tenaga
kesehatan baik akan memanfaatkan puskesmas sebanyak 2,5 kali lebih besar
dibandingkan dengan responden yang menilai sikap tenaga kesehatan tidak baik.
Variabel kondisi kesehatan mempunyai nilai Exp (B) 5,223, artinya responden
yang memiliki kondisi kesehatan yang baik akan memanfaatkan puskesmas
sebanyak 5,2 kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang tidak memiliki
62
Variabel kondisi kesehatan merupakan variabel yang paling berpengaruh
terhadap pemanfaatan puskesmas karena memiliki nilai Exp (B) yang paling besar
dari pada variabel lainnya. Secara keseluruhan dijelaskan dari nilai overall
percentage sebesar 68,6%, artinya variabel kepercayaan kesehatan, sikap tenaga
kesehatan dan kondisi kesehatan memberikan pengaruh sebesar 68,6% terhadap
pemanfaatan puskesmas oleh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sulit Air
63
logistik dalam penelitian ini terhadap sampel penelitian yang berjumlah 93
responden menunjukkan bahwa variabel kondisi kesehatan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap pemanfaatan puskesmas, sedangkan variabel
kepercayaan kesehatan dan sikap tenaga kesehatan tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pemanfaatan puskesmas.
5.1 Pengaruh Faktor Predisposisi Terhadap Pemanfaatan Puskesmas
5.1.1 Pengaruh Variabel Pengetahuan Terhadap Pemanfaatan Puskesmas Sulit Air
Hasil analisis uji chi-square untuk variabel pengetahuan diperoleh nilai
p=0,509 (p>0,05) yang berarti tidak ada pengaruh variabel pengetahuan terhadap
pemanfaatan puskesmas. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian
Ambarita (2015) yang mengatakan bahwa pengetahuan memiliki hubungan
dengan pemanfaatan puskesmas oleh peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) di
Puskesmas Kecamatan Pematang Sidamanik.
Variabel pengetahuan tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan puskesmas
disebabkan karena walaupun mayoritas responden sudah memiliki pengetahuan
yang baik tentang pelayanan di puskesmas namun responden yang memanfaatkan
tetap lebih sedikit daripada responden yang tidak memanfaatkan. Hal ini dapat
dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa dari 93 responden,
64
namun dari 89 responden tersebut hanya 37 responden yang memanfaatkan
puskesmas, sedangkan sebanyak 52 responden tidak memanfaatkan puskesmas
walaupun pengetahuan mereka termasuk dalam kategori baik.
Berdasarkan hasil wawancara responden yang memiliki pengetahuan
kategori baik tidak memanfaatkan puskesmas dikarenakan jarak puskesmas yang
terlalu jauh dari tempat tinggal mereka dan sarana transportasi yang sangat minim
untuk menjangkau puskesmas sehingga mereka lebih memilih berobat ke sarana
kesehatan lain yang lebih dekat dengan tempat tinggal mereka. Selain itu
responden yang memiliki pengetahuan baik lebih memilih melakukan pengobatan
ke tempat bidan, mantri atau praktek dokter dibandingkan ke puskesmas.
Jika dilihat berdasarkan tingkat pendidikan, responden yang lebih banyak
memanfaatkan puskesmas adalah responden dengan tingkat pendidikan SD (11
responden) dan SMP/sederajat (11 responden) dan yang paling sedikit
memanfaatkan puskesmas adalah responden dengan tingkat pendidikan
akademi/perguruan tinggi (7 responden). Disini dapat kita lihat bahwa tingginya
pendidikan responden tidak menentukan bahwa responden akan memanfaatkan
puskesmas, berdasarkan hasil penelitian responden dengan tingkat pendidikan
akademi/perguruan tinggi lebih banyak untuk memilih langsung berobat ke
dokter/spesialis dibandingkan ke puskesmas.
5.1.2 Pengaruh Variabel Kepercayaan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Puskesmas Sulit Air
Hasil uji bivariat untuk variabel kepercayaan kesehatan dengan
berarti ada pengaruh variabel kepercayaan kesehatan terhadap pemanfaatan
puskesmas, namun hasil uji multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik
diperoleh hasil p=0,931 (p>0,05) yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan
antara variabel kepercayaan kesehatan dengan pemanfaatan puskesmas oleh
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sulit Air.
Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Handayani (2014) yang
menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kepercayaan kesehatan
dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta Jamkesmas di Puskesmas
Medan Helvetia. Hal ini dibuktikan bahwa peserta Jamkesmas mengkonsumsi
obat di puskesmas selalu tidak langsung baik, sehingga mereka lebih memilih
untuk berobat di praktek bidan setempat, yang selalu berobat hanya sekali datang
langsung sembuh.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 93 responden, sebanyak 59
responden (63,4%) yang termasuk dalam kepercayaan kesehatan kategori baik
yaitu yang percaya dengan pelayanan kesehatan di puskesmas dalam menangani
gangguan kesehatan, namun dari 59 responden tersebut hanya 29 responden yang
memanfaatkan puskesmas, sedangkan sebanyak 30 responden tidak
memanfaatkan puskesmas walaupun kepercayaan mereka termasuk dalam
kategori baik. Dari hasil penelitian ini menunjukkan responden yang memiliki
kategori kepercayaan kesehatan baik belum tentu memanfaatkan puskesmas.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada responden, mereka mengatakan
bahwa alasan tidak memanfaatkan puskesmas karena jarak yang jauh dan
66
Penyebab lain yang menyebabkan responden tidak memanfaatkan
puskesmas yaitu karena masih adanya responden yang menaruh kepercayaan
buruk terhadap puskesmas dalam hal pelayanan puskesmas untuk menangani
gangguan kesehatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 93 responden
sebanyak 34 responden (36,6%) berada dalam kategori kepercayaan kesehatan
yang buruk terhadap pelayanan di puskesmas, dan dari 34 responden tersebut 25
diantaranya tidak memanfaatkan puskesmas.
Responden lebih memilih ke bidan ataupun menggunakan obat-obat
tradisional termasuk dukun, bahkan beberapa responden lebih memilih untuk
langsung mengunjungi praktek dokter/spesialis dibandingkan harus ke puskesmas.
Hal ini disebabkan jika berobat ke puskesmas responden tidak langsung sembuh,
berbeda dengan jika berobat ke bidan kondisi responden langsung membaik serta
sudah terbiasa dengan obat yang diberikan oleh bidan. Selain itu jika berobat ke
bidan responden lebih mudah mendapatkan pelayanan kesehatan langsung dan
kapan saja responden mau, bidan juga segera memberikan pelayanan kesehatan
kepada responden berbeda ketika ke puskesmas yang terkadang dokter/tenaga
kesehatannya tidak berada di tempat.
5.2 Pengaruh Faktor Kemampuan Terhadap Pemanfaatan Puskesmas
5.2.1 Pengaruh Variabel Sikap Tenaga Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Puskesmas Sulit Air
Hasil uji bivariat untuk variabel sikap tenaga kesehatan dengan
menggunakan analisis uji chi-square diperoleh nilai p=0,008 (p<0,05) yang
puskesmas, namun hasil uji multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik
diperoleh hasil p=0,169 (p>0,05) yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan
antara variabel sikap tenaga kesehatan dengan pemanfaatan puskesmas oleh
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sulit Air.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Mujahidah (2013) yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan antara sikap tenaga kesehatan dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Marusu Kecamatan Marusu
Kabupaten Maros.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 93 responden, sebanyak 70
responden (75,3%) yang menyatakan bahwasikap tenaga kesehatan di Puskesmas
Sulit Air baik dalam melayani pasien, namun dari 70 responden tersebut hanya 34
responden yang memanfaatkan puskesmas, sedangkan sebanyak 36 responden
tidak memanfaatkan puskesmas, hal ini menunjukkan walaupun responden
menilai sikap tenaga kesehatan baik namun responden belum tentu memanfaatkan
puskesmas. Berdasarkan wawancara mendalam yang telah dilakukan terhadap
responden, alasan responden tidak memanfaatkan puskesmas walaupun penilaian
mereka sudah baik terhadap sikap tenaga kesehatan di puskesmas masih
disebabkan oleh kendala yang mereka hadapi dalam hal keterjangkauan, letak
puskesmas yang jauh dan akses yang sulit menyebabkan responden tidak
memanfaatkan puskesmas.
Disamping itu, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa dari 93
68
di puskesmas tidak baik dalam melayani pasien, dan dari 23 responden tersebut 19
diantaranya tidak memanfaatkan puskesmas. Berdasarkan hasil wawancara
responden mengeluhkan kurangnya keramahtamahan tenaga kesehatan di
puskesmas, kurangnya kecekatan dan kesigapan tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan, pasien tidak lebih diprioritaskan karena tenaga kesehatan
terlihat lebih sibuk dengan hal lain bahkan beberapa responden mengatakan saat
berkunjung ke puskesmas tenaga kesehatan tidak berada di tempat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pernyataan yang banyak tidak
disetujui oleh responden adalah pernyataan mengenai tenaga kesehatan di
Puskesmas Sulit Air cekatan dalam memberikan pelayanan kepada pasien (42%),
artinya hampir setengah responden menyatakan bahwa tenaga kesehatan di
Puskesmas Sulit Air kurang cekatan dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Pada umumnya masyarakat membutuhkan pelayanan yang baik dari tenaga
kesehatan, tanggap terhadap kebutuhan masyarakat, serta mau mendengarkan
keluhan masyarakat dan sigap/cekatan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Hal ini tidak dijumpai responden ketika akan memanfaatkan puskesmas, padahal
tenaga dan petugas kesehatan merupakan orang yang paling dekat dengan
masyarakat sehingga tenaga dan petugas kesehatan merupakan hal yang sangat
mempengaruhi kepuasan masyarakat, dan kepuasan masyarakat ini nantinya juga
akan mempengaruhi minat masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan
5.2.2 Pengaruh Variabel Aksesibilitas Terhadap Pemanfaatan Puskesmas Sulit Air
Hasil uji univariat terhadap variabel aksesibilitas menunjukkan bahwa dari
93 responden, sebanyak 58 responden (62,4%) sulit menjangkau puskesmas, dan
dari 58 responden tersebut 22 diantaranya memanfaatkan puskesmas dan
sebanyak 36 responden tidak memanfaatkan puskesmas. Sementara itu 35
responden (37,6%) yang mudah menjangkau puskesmas hanya 16 diantaranya
yang memanfaatkan puskesmas dan 19 responden tidak memanfaatkan
puskesmas. Hasil uji bivariat terhadap variabel aksesibilitas dengan menggunakan
analisis uji chi-square diperoleh nilai p=0,459 (p>0,05) yang berarti tidak ada
pengaruh variabel aksesibilitas terhadap pemanfaatan puskesmas.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Wahyuni (2012) yang
menyatakan bahwa aksesibilitas tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Sumber Rejo kota Balikpapan.
Hasil analisis menunjukkan aksesibilitas tidak memiliki hubungan yang
bermakna terhadap pemanfaatan Puskesmas Sulit Air, dalam hal ini disebabkan
karena meskipun masyarakat memiliki akses yang mudah dalam menjangkau
puskesmas namun tetap lebih banyak masyarakat yang tidak memanfaatkan
puskesmas dibandingkan dengan masyarakat yang memanfaatkan puskesmas.
Sedangkan hasil penelitian Ambarita (2015) tidak sejalan dengan
penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara
70
Pematang Sidamanik oleh peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) Kabupaten Simalungun.
Menurut Notoatmojo (2010), jarak dari tempat tinggal ke sarana kesehatan
mendukung tindakan masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan. Dari
hasil penelitian menunjukkan responden yang terbanyak berada pada kategori
sulit dalam menjangkau puskesmas (58 responden), keterjangkauan dalam
penelitian ini meliputi masalah jarak yang terlalu jauh dari rumah/permukiman
masyarakat dan ketersediaan transportasi. Masyarakat yang memiliki kesulitan
dalam hal ini tidak memiliki kendaraan serta transportasi umum yang sangat
terbatas lebih memilih berobat ke praktek bidan dan membeli obat di warung saja.
Jarak ke tempat pelayanan kesehatan yakni puskesmas merupakan salah
satu faktor yang berperan dalam penggunaan sarana dan prasarana kesehatan,
semakin dekat dengan fasilitas kesehatan maka akan memudahkan seseorang
untuk mengakses fasilitas kesehatan yang ada. Peningkatan akses dipengaruhi
oleh berkurangnya jarak, waktu tempuh ataupun biaya tempuh. Fasilitas-fasilitas
kesehatan yang ada belum digunakan dengan efisien oleh masyarakat karena
lokasi pusat-pusat pelayanan tidak berada dalam radius masyarakat banyak dan
lebih banyak berpusat di kota-kota dan lokasi sarana yang tidak terjangkau dari
segi perhubungan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 58 responden (62,3%)
mengatakan bahwa letak puskesmas terlalu jauh dari tempat tinggal mereka dan
transportasi. Hal ini dikarenakan hanya ada ojek sebagai transportasi yang tersedia
untuk masyarakat umum, dan banyak responden yang tidak memiliki kendaraan
pribadi.
Secara garis besar dapat digambarkan bahwa wilayah kerja Puskesmas
Sulit Air terdiri dari tiga nagari yang berada di wilayah perbukitan. Akses dari
Nagari Bukit Kandung dan Nagari Pasilihan dapat dikatakan sulit karena jarak
tempuh yang cukup jauh (4-8 km), medan yang sulit karena banyak ruas jalan
yang berlobang dan transportasi umum yang tidak memadai. Hal inilah yang
menjadi alasan responden yang berdomisili di Nagari Bukit Kandung sedikit yang
memanfaatkan puskesmas.
Hasil penelitian menunjukkan dari 18 responden yang tinggal di Nagari
Bukit Kandung hanya 4 responden saja yang memanfaatkan puskesmas. Untuk
Nagari Pasilihan dari 6 responden 3 diantaranya memanfaatkan puskesmas, masih
lebih baik dari Nagari Bukit Kandung karena walaupun jarak Nagari Pasilihan
dengan puskesmas juga cukup jauh namun kondisi jalan sudah jauh lebih baik.
Untuk Nagari Sulit Air sendiri sebagian besar responden masih menyatakan jarak
puskesmas terlalu jauh dari tempat tinggal mereka, hal ini dikarenakan luas
wilayah Nagari Sulit Air yang cukup luas dan dari 13 jorong yang berada di
wilayah Nagari Sulit Air hanya 4 jorong saja yang dapat dikatakan memiliki
akses yang mudah untuk menjangkau puskesmas, yaitu Jorong Silungkang,
Jorong Gando, Jorong Koto gadang dan Jorong Koto Tuo, sementara 9 jorong
72
memiliki kondisi jalan yang buruk dan sulit dilewati seperti Jorong Rawang,
Jorong Batu Galeh dan Jorong Sarikih, sehingga masalah keterjangkauan masih
menjadi kendala mereka untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan di puskesmas.
5.3 Pengaruh Faktor Kebutuhan Terhadap Pemanfaatan Puskesmas
5.3.1 Pengaruh Variabel Kondisi Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Puskesmas Sulit Air
Hasil uji bivariat dengan menggunakan analisis uji chi-square diperoleh
nilai p<0,001 (p<0,05) yang berarti ada pengaruh variabel kondisi kesehatan
terhadap pemanfaatan puskesmas, dan hasil multivariat dengan menggunakan uji
regresi logistik diperoleh hasil p=0,003 (p<0,05) yang berarti ada pengaruh yang
signifikan antara variabel kondisi kesehatan dengan pemanfaatan puskesmas.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada sebanyak 40
responden (43%) yang memiliki kondisi kesehatan tidak baik, dari 40 responden
tersebut hanya 7 diantaranya yang memanfaatkan puskesmas sedangkan 33
responden tidak memanfaatkan puskesmas. Hal ini dikarenakan responden tidak
langsung berobat ke puskesmas apabila ada anggota keluarga yang sakit.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinaga
(2014), yang menyatakan bahwa variabel kondisi kesehatan berpengaruh terhadap
pemanfaatan puskesmas 24 jam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 62 responden (66,7%)
menyatakan tidak berminat memanfaatkan pelayanan puskesmas di saat
yaitu sebanyak 43 responden (46,2%) tidak akan langsung membawa ke
puskesmas untuk mendapatkan pertolongan pertama jika terdapat anggota
keluarga yang mengalami kondisi kesehatan yang darurat pada malam hari.
Berdasarkan wawancara mendalam yang dilakukan kepada responden,
mereka mengatakan apabila penyakit yang dialaminya hanyalah sebatas
gejala-gejala saja maka tidak perlu pergi ke puskesmas untuk memperoleh pengobatan.
Mereka beranggapan gejala-gejala itu sudah biasa dan akan sembuh dengan
sendirinya. Berdasarkan wawancara juga responden mengatakan bahwa responden
dan anggota keluarganya yang membutuhkan pelayanan puskesmas tidak
memanfaatkan puskesmas untuk mendapatkan pengobatan karena responden lebih
memilih berobat ke bidan. Setelah penyakit yang mereka alami tersebut tidak
kunjung sembuh juga setelah melakukan pengobatan sendiri ataupun setelah
berobat ke bidan, barulah mereka datang ke puskesmas untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan. Saat malam hari, responden yang mempunyai gejala-gejala
penyakit dan pada saat kondisi kesehatan yang parah sekalipun responden tidak
langsung memanfaatkan puskesmas. Hal ini dikarenakan puskesmas jauh dari
permukiman, serta tenaga kesehatan seperti dokter sangat susah untuk ditemui
pada malam hari di puskesmas, sehingga mereka lebih memilih untuk langsung
menuju UGD di RSUD Kota Solok walaupun harus menempuh perjalanan yang