• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis daya saing dan faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia di Pasar Amerika Serikat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis daya saing dan faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia di Pasar Amerika Serikat"

Copied!
200
0
0

Teks penuh

(1)

OLEH :

AHMAD HERI FIRDAUS H14103079

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

(2)

AHMAD HERI FIRDAUS. Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia di Pasar Amerika Serikat (dibimbing oleh MUHAMMAD FIRDAUS).

Ekspor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) merupakan penyumbang devisa terbesar di sektor industri karena memiliki daya saing yang relatif baik di pasar internasional. Amerika Serikat merupakan negara tujuan ekspor TPT terbesar Indonesia. Pada masa liberalisasi perdagangan seperti sekarang ini, tantangan dan persaingan semakin besar, ditambah lagi dengan sudah tidak diberlakukannya pasar kuota. Sebagai salah satu negara produsen dan eksportir produk-produk tekstil terbesar di dunia, Indonesia memandang bahwa liberalisasi perdagangan dunia merupakan peluang yang cukup terbuka bagi kegiatan ekspor produk-produk tekstil. Namun di sisi lain hal ini dipandang sebagai tantangan untuk meningkatkan daya saing agar dapat menghasilkan produk-produk tekstil yang semakin kompetitif di pasarinternasional.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis posisi daya saing Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia di pasar Amerika Serikat (dibandingkan dengan Cina sebagai negara pesaing) serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor TPT Indonesia ke Amerika Serikat dari sisi penawaran dalam jangka panjang. Metode yang digunakan untuk menganalisis daya saing khususnya dalam mengukur dinamika tingkat daya saing suatu industri TPT Indonesia di pasar Amerika Serikat adalah metode Constant Market Share Analysis (CMSA) yang dilanjutkan dengan menggunakan metode Revalead Comparatif Advantage (RCA) untuk menganalisis keunggulan komparatif TPT Indoneisa dan Cina di pasar Amerika Serikat. Penggunaan kedua metode tersebut diolah dengan bantuan software Microsoft Excel 2007. Kemudian untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor TPT Indonesia ke Amerika Serikat digunakan metode Vector Error Correction Model (VECM) dengan bantuan software E-Views 4.1.

(3)

pasar Indonesia di Amerika Serikat untuk komoditi pakaian jadi, kain dan benang cenderung berfluktuasi dalam setiap tahunnya, sementara pangsa pasar Cina di Amerika Serikat cenderung bertambah.

Dalam jangka panjang, penurunan ekspor pakaian jadi Indonesia ke Amerika Serikat disebabkan oleh peningkatan harga domestik dan nilai tukar, sedangkan peningkatan ekspor pakaian jadi disebabkan oleh peningkatan harga ekspor dan pemberlakuan kebijakan penghapusan kuota. Perkembangan ekspor pakaian jadi Indonesia ke Amerika Serikat dalam jangka panjang tidak dipengaruhi oleh tingkat produksinya. Dalam jangka panjang peurunan ekspor kain dan benang disebabkan oleh peningkatan produksi dan nilai tukar rupiah. Peningkatan ekspornya disebabkan oleh peningkatan harga ekspor, harga domestik dan pemberlakuan kebijakan penghapusan kuota.

(4)

ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI EKSPOR TEKSTIL DAN PRODUK

TEKSTIL INDONESIA DI PASAR AMERIKA SERIKAT

Oleh:

AHMAD HERI FIRDAUS H14103079

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

(5)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh : Nama Mahasiswa : Ahmad Heri Firdaus Nomor Registrasi Pokok : H14103079

Departemen : Ilmu Ekonomi

Judul Skripsi : Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia di Pasar Amerika Serikat

dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing,

Muhammad Firdaus Ph.D NIP : 132 158 758

Mengetahui,

Ketua Departemen Ilmu Ekonomi

Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS NIP. 131 846 872

(6)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Mei 2007

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Ahmad Heri Firdaus, lahir pada tanggal 13 Januari 1985 di Depok, Jawa Barat. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan M. Rizal dan Henny Gandawati. Pada tahun 1990-1997 penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Islam As-Syafi’iah, kemudian melanjutkan pendidikan ke SLTP Negeri 20 Jakarta. Tahun 2003, penulis menyelesaikan pendidikannya di SMU Negeri 51 Jakarta dan diterima di Departemen Ilmu Ekonomi IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di beberapa organisasi kemahasiswaan diantaranya Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen (DPM FEM) pada tahun 2004-2005 dan Himpunan Profesi dan Peminat Ilmu Ekonomi (Hipotesa) pada tahun 2004-2006. Selain organisasi kampus, penulis juga aktif di luar kampus, yakni menjadi pengurus inti Ikatan Mahasiswa Ilmu Ekonomi dan Pembangunan (IMEPI) periode 2006-2007.

Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, penulis melakukan penelitian mengenai “Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia di Pasar Amerika Serikat”. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas izin-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia di Pasar Amerika Serikat”

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan posisi daya saing Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia dengan TPT Cina di pasar Amerika Serikat serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor TPT Indonesia ke Amerika Serikat dari sisi penawaran dalam jangka panjang.

Di atas segala hal, untuk kuasa Illahi Rabbi, penulis mengucapkan syukur atas segala karunia selama perjalanan hidup. Dengan segenap kerendahan hati, pada kesempatan kali ini izinkanlah penulis menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih yang mendalam kepada :

1. Ibunda Henny Gandawati dan Ayahanda M. Rizal yang telah memberikan do’a, semangat, motivasi dan pengorbanan dengan rasa penuh kasih sayang yang tak terhingga.

2. Muhammad Firdaus Ph.D selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingannya dalam penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.

3. Dr. Sri Mulatsih dan Jaenal Effendi, MA selaku dosen penguji utama dan dosen penguji dari komisi pendidikan yang telah banyak memberikan saran dan kritik demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

4. Seluruh pihak dari Badan Pusat Statistik dan Departemen Perindustrian RI yang telah berkenan membantu dalam penyusunan skripsi ini.

5. Keluarga besar nenek Tjitjih Soekarsih yang telah banyak memberikan do’a, motivasi dan dukungan dalam berbagai bentuk.

(9)

7. Semua teman-teman IE angkatan 40 (Aji, Wida, Mimi, Bunda, Wenny, Wiwit, Aga, Ratih, Giri, Nur, Rico, Elly, Rio, Beby, Abang, Winsih) atas dukungan, motivasi dan keceriaan serta kebersamaan yang diberikan selama penulisan skripsi ini.

8. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu penulis baik langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan serta keterbaasan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang semata-mata bertujuan untuk memperbaiki berbagai kekurangan yang ada sangat penulis harapkan. Akhirnya, semoga skripsi ini bisa memeberikan sumbangan kecil bagi perkembangan ekonomi Indonesia serta dapat menambah khazanah pengetahuan kita.

Bogor, Mei 2007

Ahmad Heri Firdaus

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Perumusan masalah ... 5

1.3 Tujuan penelitian ... 8

1.4 Manfaat penelitian ... 9

1.5 Ruang lingkup penelitian ... 10

II. KERANGKA PEMIKIRAN ... 11

2.1 Terminologi ... 11

2.1.1 Pengertian Industri ... 11

2.1.2 Pengertian Industri TPT ... 11

2.1.3 Pengertian Daya Saing ... 13

2.1.4 Ekspor dan impor ... 13

2.2 Penelitian terdahulu ... 14

2.2.1 Penelitian Mengenai Industri Tekstil ... 14

2.2.2 Penelitian Mengenai Daya Saing ... 15

2.2.3 Penelitian Mengenai Vector Error Correction Model (VECM)……….. 16

2.3 Kerangka pemikiran teoritis ……… 17

2.3.1 Teori Perdagangan Internasional ………... 17

2.3.2 Teori Penawaran Ekspor ……… 20

2.3.3 Teori Permintaan Ekspor ………... 21

2.3.4 Teori Keunggulan Kompetitif Negara ……… 22

(11)

OLEH :

AHMAD HERI FIRDAUS H14103079

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

(12)

AHMAD HERI FIRDAUS. Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia di Pasar Amerika Serikat (dibimbing oleh MUHAMMAD FIRDAUS).

Ekspor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) merupakan penyumbang devisa terbesar di sektor industri karena memiliki daya saing yang relatif baik di pasar internasional. Amerika Serikat merupakan negara tujuan ekspor TPT terbesar Indonesia. Pada masa liberalisasi perdagangan seperti sekarang ini, tantangan dan persaingan semakin besar, ditambah lagi dengan sudah tidak diberlakukannya pasar kuota. Sebagai salah satu negara produsen dan eksportir produk-produk tekstil terbesar di dunia, Indonesia memandang bahwa liberalisasi perdagangan dunia merupakan peluang yang cukup terbuka bagi kegiatan ekspor produk-produk tekstil. Namun di sisi lain hal ini dipandang sebagai tantangan untuk meningkatkan daya saing agar dapat menghasilkan produk-produk tekstil yang semakin kompetitif di pasarinternasional.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis posisi daya saing Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia di pasar Amerika Serikat (dibandingkan dengan Cina sebagai negara pesaing) serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor TPT Indonesia ke Amerika Serikat dari sisi penawaran dalam jangka panjang. Metode yang digunakan untuk menganalisis daya saing khususnya dalam mengukur dinamika tingkat daya saing suatu industri TPT Indonesia di pasar Amerika Serikat adalah metode Constant Market Share Analysis (CMSA) yang dilanjutkan dengan menggunakan metode Revalead Comparatif Advantage (RCA) untuk menganalisis keunggulan komparatif TPT Indoneisa dan Cina di pasar Amerika Serikat. Penggunaan kedua metode tersebut diolah dengan bantuan software Microsoft Excel 2007. Kemudian untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor TPT Indonesia ke Amerika Serikat digunakan metode Vector Error Correction Model (VECM) dengan bantuan software E-Views 4.1.

(13)

pasar Indonesia di Amerika Serikat untuk komoditi pakaian jadi, kain dan benang cenderung berfluktuasi dalam setiap tahunnya, sementara pangsa pasar Cina di Amerika Serikat cenderung bertambah.

Dalam jangka panjang, penurunan ekspor pakaian jadi Indonesia ke Amerika Serikat disebabkan oleh peningkatan harga domestik dan nilai tukar, sedangkan peningkatan ekspor pakaian jadi disebabkan oleh peningkatan harga ekspor dan pemberlakuan kebijakan penghapusan kuota. Perkembangan ekspor pakaian jadi Indonesia ke Amerika Serikat dalam jangka panjang tidak dipengaruhi oleh tingkat produksinya. Dalam jangka panjang peurunan ekspor kain dan benang disebabkan oleh peningkatan produksi dan nilai tukar rupiah. Peningkatan ekspornya disebabkan oleh peningkatan harga ekspor, harga domestik dan pemberlakuan kebijakan penghapusan kuota.

(14)

ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI EKSPOR TEKSTIL DAN PRODUK

TEKSTIL INDONESIA DI PASAR AMERIKA SERIKAT

Oleh:

AHMAD HERI FIRDAUS H14103079

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

(15)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh : Nama Mahasiswa : Ahmad Heri Firdaus Nomor Registrasi Pokok : H14103079

Departemen : Ilmu Ekonomi

Judul Skripsi : Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia di Pasar Amerika Serikat

dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing,

Muhammad Firdaus Ph.D NIP : 132 158 758

Mengetahui,

Ketua Departemen Ilmu Ekonomi

Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS NIP. 131 846 872

(16)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Mei 2007

(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Ahmad Heri Firdaus, lahir pada tanggal 13 Januari 1985 di Depok, Jawa Barat. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan M. Rizal dan Henny Gandawati. Pada tahun 1990-1997 penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Islam As-Syafi’iah, kemudian melanjutkan pendidikan ke SLTP Negeri 20 Jakarta. Tahun 2003, penulis menyelesaikan pendidikannya di SMU Negeri 51 Jakarta dan diterima di Departemen Ilmu Ekonomi IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di beberapa organisasi kemahasiswaan diantaranya Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen (DPM FEM) pada tahun 2004-2005 dan Himpunan Profesi dan Peminat Ilmu Ekonomi (Hipotesa) pada tahun 2004-2006. Selain organisasi kampus, penulis juga aktif di luar kampus, yakni menjadi pengurus inti Ikatan Mahasiswa Ilmu Ekonomi dan Pembangunan (IMEPI) periode 2006-2007.

Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, penulis melakukan penelitian mengenai “Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia di Pasar Amerika Serikat”. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

(18)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas izin-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia di Pasar Amerika Serikat”

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan posisi daya saing Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia dengan TPT Cina di pasar Amerika Serikat serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor TPT Indonesia ke Amerika Serikat dari sisi penawaran dalam jangka panjang.

Di atas segala hal, untuk kuasa Illahi Rabbi, penulis mengucapkan syukur atas segala karunia selama perjalanan hidup. Dengan segenap kerendahan hati, pada kesempatan kali ini izinkanlah penulis menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih yang mendalam kepada :

1. Ibunda Henny Gandawati dan Ayahanda M. Rizal yang telah memberikan do’a, semangat, motivasi dan pengorbanan dengan rasa penuh kasih sayang yang tak terhingga.

2. Muhammad Firdaus Ph.D selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingannya dalam penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.

3. Dr. Sri Mulatsih dan Jaenal Effendi, MA selaku dosen penguji utama dan dosen penguji dari komisi pendidikan yang telah banyak memberikan saran dan kritik demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

4. Seluruh pihak dari Badan Pusat Statistik dan Departemen Perindustrian RI yang telah berkenan membantu dalam penyusunan skripsi ini.

5. Keluarga besar nenek Tjitjih Soekarsih yang telah banyak memberikan do’a, motivasi dan dukungan dalam berbagai bentuk.

(19)

7. Semua teman-teman IE angkatan 40 (Aji, Wida, Mimi, Bunda, Wenny, Wiwit, Aga, Ratih, Giri, Nur, Rico, Elly, Rio, Beby, Abang, Winsih) atas dukungan, motivasi dan keceriaan serta kebersamaan yang diberikan selama penulisan skripsi ini.

8. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu penulis baik langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan serta keterbaasan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang semata-mata bertujuan untuk memperbaiki berbagai kekurangan yang ada sangat penulis harapkan. Akhirnya, semoga skripsi ini bisa memeberikan sumbangan kecil bagi perkembangan ekonomi Indonesia serta dapat menambah khazanah pengetahuan kita.

Bogor, Mei 2007

Ahmad Heri Firdaus

(20)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Perumusan masalah ... 5

1.3 Tujuan penelitian ... 8

1.4 Manfaat penelitian ... 9

1.5 Ruang lingkup penelitian ... 10

II. KERANGKA PEMIKIRAN ... 11

2.1 Terminologi ... 11

2.1.1 Pengertian Industri ... 11

2.1.2 Pengertian Industri TPT ... 11

2.1.3 Pengertian Daya Saing ... 13

2.1.4 Ekspor dan impor ... 13

2.2 Penelitian terdahulu ... 14

2.2.1 Penelitian Mengenai Industri Tekstil ... 14

2.2.2 Penelitian Mengenai Daya Saing ... 15

2.2.3 Penelitian Mengenai Vector Error Correction Model (VECM)……….. 16

2.3 Kerangka pemikiran teoritis ……… 17

2.3.1 Teori Perdagangan Internasional ………... 17

2.3.2 Teori Penawaran Ekspor ……… 20

2.3.3 Teori Permintaan Ekspor ………... 21

2.3.4 Teori Keunggulan Kompetitif Negara ……… 22

(21)

2.3.6 Teori Constant Market Share (CMS) ………... 26

2.3.7 Teori Vector Error Correction Model (VECM) ……… 27

2.3.8 Teori Kointegrasi ….………... 28

2.4 Kerangka Pemikiran Operasional ……….……. 30

2.5 Hipotesis ……….…. 36

III METODE PENELITIAN ………... 37

3.1 Jenis dan Sumber Data ……….. 37

3.2 Metode Analisis dan Pengolahan Data ……….. 38

3.2.1 Revalead Comparatif Advantage (RCA) ……… 38

3.2.2 Constant Market Share (CMS) ………... 39

3.2.3 Uji Unit Root ...……… 40

3.2.4 Kriteria Informasi ………... 41

3.2.5 Uji Kointegrasi ………... 42

3.2.6 Vector Error Correction Model (VECM) …..………… 43

3.2.7 Uji Kausalitas Multiariat ………... 44

3.2.8 Variance Decomposition (VD) dan Impulse Response Funciton (IRF) ………..……….. 45

3.3 Definisi Operasional ……….. 46

IV GAMBARAN UMUM ………..……… 48

4.1 Perkembangan Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia ………... 48

4.1.1 Jumlah Perusahaan Pada Industri TPT Indonesia …….. 48

4.1.2 Jumlah Tenaga Kerja Pada Industri TPT Indonesia ….. 48

4.1.3 Jumlah Mesin Pada Industri TPT Indonesia …………. 49

4.1.4 Jumlah Produksi Yang Pada Industri TPT Indonesia ... 50

4.2 Perdagangan Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia ………….. 51

4.3 Ketentuan Perdagangan Tekstil dan Produk Tekstil di Pasar Internasional ………..……….. 54

4.3.1 Perjanjian TPT Dalam Ketentuan MFA (Multi Fibre Arrangement) ……… 55

(22)

V ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL INDONESIA DI PASAR AMERIKA

SERIKAT ………. 59 5.1 Determinan Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekspor

Tekstil dan Produk Tekstil di pasar Amerika Serikat ………… 59 5.1.1 Analisis CMS Indonesia ……… 59 5.1.2 Analisis CMS Cina ………. 65 5.2. Analisis Keunggulan Komparatif Tekstil dan Produk

Tekstil Indonesia ... 70 5.3 Analisis Keunggulan Komparatif Tekstil dan Produk

Tekstil Cina ... 81 5.4 Analisis Keunggulan Kompetitif Tekstil dan Produk

Tekstil Indonesia (Porter’s Diamond) ... 91 5.4.1 Kondisi Faktor ……….. 91 5.4.2 Kondisi Permintaan ………... 95 5.4.3 Strategi Perusahaan, Struktur, dan Persaingan ………... 96 5.4.4 Industri Terkait dan Industri Pendukung …………... 99 VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

EKSPOR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL INDONESIA

KE PASAR AMERIKA SERIKAT ... 102 6.1 Uji Unit Root ……….……… 102 6.2 Penetapan Tingkat Lag Optimal ………... 104 6.3 Uji Kointegrasi ……….. 105 6.4 Estimasi Vector Error Coreection Model (VECM) …………. 107 6.5 Uji Kausalitas Multivariat ……… 109 6.6 Matriks Korelasi ………... 111 6.7 Variance Decomposition (VD) ………. 113 6.8 Impulse Response Function (IRF) ……… 115

6.8.1 Respon Ekspor Pakaian Jadi Indonesia ke Amerika Serikat Terhadap Inovasi Faktor - Faktor Yang

Mempengaruhinya ………... 116 6.8.2 Respon Ekspor Kain dan Benang Indonesia ke

Amerika Serikat Terhadap Inovasi Faktor-Faktor

(23)
(24)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1.1 . Nilai Ekspor Non Migas Indonesia (menurut sektor) tahun

2001 – 2006 ... 1 1.2 . Nilai Ekspor TPT Indonesia ke Berbagai Negara tahun

2000 – 2006 ... 3 1.3 . Nilai Ekspor TPT Indonesia dan Cina ke Amerika Serikat

tahun 1998 – 2005 (US$) ……….. 6 3.1 . Jenis dan Sumber Data ...…… 37 4.1 . Jumlah Perusahaan Pada Industri TPT Indonesia ………. 48 4.2 . Jumlah Tenaga Kerja pada Industri TPT Indonesia ……....…….. 49 4.3 . Jumlah Mesin Pada Industri TPT Indonesia ………... …….. 50 4.4 . Jumlah Produksi Yang Dihasilkan Pada Industri TPT Indonesia ... 51 4.5 . Nilai Ekspor dan Impor Industri TPT Indonesia ………...…….. 53 5.1 . Keunggulan Komparatif Pakaian Jadi Indonesia di Pasar

Amerika Serikat ... 71 5.2 . Keunggulan Komparatif Kain dan Benang Indonesia di Pasar

Amerika Serikat ... 77 5.3 . Keunggulan Komparatif Pakaian Jadi Cina di Pasar Amerika

Serikat... 81 5.4 . Keunggulan Komparatif Kain dan Benang Cina di Pasar

Amerika Serikat ... 86 6.1 . Uji Unit Root Variabel-Variabel dalam Fungsi Ekspor Pakaian

Jadi, Kain dan Benang Indonesia ke Amerika Serikat (level) …… 103 6.2 . Uji Unit Root Variabel-Variabel dalam Fungsi Ekspor Pakaian

Jadi, Kain dan Benang Indonesia ke Amerika Serikat

(First Difference) ………... 104 6.3 . Perhitungan Lag Optimal Variabel-Variabel Dalam Fungsi Ekspor

Pakaian Jadi, Kain dan Benang Indonesia ke Amerika Serikat…… 105 6.4 . Hasil Uji Kointegrasi Variabel-Variabel Dalam Fungsi Ekspor

Pakaian Jadi Indonesia ke Amerika Serikat ……… 106 6.5 . Hasil Uji Kointegrasi Variabel-Variabel Dalam Fungsi Ekspor

Kain dan Benang Indonesia ke Amerika Serikat ... 107 6.6 . Estimasi VEC Ekspor Pakaian Jadi Indonesia ke Amerika

(25)

6.7 . Estimasi VEC Ekspor Kain dan Benang Indonesia ke Amerika Serikat dengan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya ... 109 6.8 . Hasil Uji VAR Pairwise Granger Causality Test Antara Ekspor

Pakaian Jadi Indonesia ke Amerika Serikat dengan Faktor-

Faktor yang Mempengaruhinya ………... 110 6.9 . Hasil Uji VAR Pairwise Granger Causality Test Antara Ekspor

Kain dan Benang Indonesia ke Amerika Serikat dengan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya …..………...……... 111 6.10 . Matriks Korelasi Variabel-Variabel dalam Fungsi Ekspor

Pakaian Jadi Indonesia ke Amerika Serikat. ... 112 6.11 . Matriks Korelasi Variabel-Variabel dalam Fungsi Ekspor

Kain dan Benang Indonesia ke Amerika Serikat ……… 112 6.12 . Variance Decompositon Variabel Ekspor Pakaian Jadi

Indonesia ke Amerika Serikat ………. …….. 114 6.13 . Variance Decompositon Variabel Ekspor Kain dan Benang

(26)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

2.1. Keseimbangan Dalam Perdagangan Internasional ... 19 2.2. Porter’s Diamond ... 23 2.3. Skema Kerangka Pemikiran Operasional... 35 6.1. Respon Ekspor Pakaian Jadi Terhadap Inovasi Ekspor Pakaian

Jadi ... 116 6.2. Respon Ekspor Pakaian Jadi Terhadap Inovasi Kebijakan

Penghapusan Kuota ... 117 6.3. Respon Ekspor Pakaian Jadi Terhadap Inovasi Produksi

Domestik ... 118 6.4. Respon Ekspor Pakaian Jadi Terhadap Inovasi Harga Domestik ... 118 6.5. Respon Ekspor Pakaian Jadi Terhadap Inovasi Harga Ekspor ... 119 6.6. Respon Ekspor Pakaian Jadi Terhadap Inovasi Nilai Tukar

Rupiah ... 120 6.7. Respon Ekspor Pakaian Jadi Terhadap Inovasi Ekspor Kain

dan Benang ………. 120 6.8. Respon Ekspor Pakaian Jadi Terhadap Inovasi Kebijakan

Penghapusan Kuota ..………. 121 6.9. Respon Ekspor Pakaian Jadi Terhadap Inovasi Harga Ekspor …. 122 6.10. Respon Ekspor Pakaian Jadi Terhadap Inovasi Nilai Tukar …… 122 6.11. Respon Ekspor Pakaian Jadi Terhadap Inovasi Harga Domestik .. 123 6.12. Respon Ekspor Pakaian Jadi Terhadap Inovasi Produksi

(27)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Hasil Kalkulasi CMSA Pakaian Jadi, Kain dan Benang Indonesia

di Pasar Amerika Serikat ………... 135 Hasil Kalkulasi CMSA Pakaian Jadi, Kain dan Benang Cina

di Pasar Amerika Serikat ………... 136 2. Perhitungan Efek Daya Saing Pakaian Jadi, Kain dan Benang

Indonesia di Pasar Amerika Serikat ………. 137 Perhitungan Efek Daya Saing Pakaian Jadi, Kain dan Benang

Cina di Pasar Amerika Serikat ………. 138 3. Nilai Impor total, pakaian jadi serta kain dan benang USA tahun

1999 – 2005 ……….. 139 Nilai ekspor Pakaian Jadi, Kain dan benang Indonesia dan Cina ke

Amerika Serikat tahun 1999 – 2005 ……….. 139 4 Data Pakaian Jadi yang digunakan ……… 140 Data Kain dan Benang yang digunakan ……… 142 5 Uji Stasioneritas Data ………... 146

5.1 Variabel-variabel Fungsi Ekspor Pakaian Jadi Indonesia

ke Amerika Serikat ……… 146 5.2 Variabel-variabel Fungsi Ekspor Kain dan Benang

Indonesia ke Amerika Serikat ……… 154 6 Penetapan Lag Optimal

6.1 Variabel-Variabel Fungsi Ekspor Pakaian Jadi Indonesia

ke Amerika Serikat ………. 162 6.2 Variabel-Variabel Fungsi Ekspor Kain dan Benang

Indonesia ke Amerika Serikat ……… 162 7 Uji Kointegrasi

7.1 Variabel-Variabel Fungsi Ekspor Pakaian Jadi Indonesia

ke Amerika Serikat ………. 163 7.2 Variabel-Variabel Fungsi Ekspor Kain dan Benang Indonesia

ke Amerika Serikat ………. 163 8 Estimasi VECM

8.1 Variabel Ekspor Pakaian Jadi Indonesia ke Amerika Serikat

(28)

8.2 Variabel Ekspor Kain dan Benang Indonesia ke Amerika Serikat dengan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya ………. 165 9 Uji Kausalitas Multivariat ………..……… 168

9.1 Uji VAR Pairwise Granger Causality Test Antara Ekspor Pakaian Jadi Indonesia ke Amerika Serikat dengan Faktor-

Faktor yang Mempengaruhinya ………. 168 9.2 Uji VAR Pairwise Granger Causality Test Antara Ekspor

Kain dan Benang Indonesia ke Amerika Serikat dengan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya ………. 169 10 Variance Decomposition (VD) ……….. 171

10.1 VD Variabel Ekspor Pakaian Jadi Indonesia ke Amerika

Serikat ………. 171 10.2 VD Variabel Ekspor Kain dan Benang Indonesia ke Amerika

Serikat ……….. 172 11 Impulse Response Function (IRF) ………. 173

11.1 Respon Ekspor Pakaian Jadi Indonesia ke Amerika Serikat

Terhadap Inovasi Faktor-faktor yang Mempengaruhinya ……… 173 11.2 Respon Ekspor Kain dan Benang Indonesia ke Amerika Serikat

(29)

Sektor industri diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor

lain dalam sebuah perekonomian menuju kemajuan. Produk-produk industri

dinilai selalu memiliki nilai tukar yang tinggi atau lebih menguntungkan serta

menciptakan nilai tambah yang lebih besar dibandingkan dengan produk-produk

sektor lain (Dumairy, 2000). Hingga saat ini, sektor industri telah memberikan

kontribusi terbesar terhadap pembentukan ekspor dibandingkan dengan

sektor-sektor lainnya. Ini memberikan arti bahwa kontribusi pertumbuhan nasional dari

sektor industri masih sangat besar. Dengan demikian, apabila kinerja pada sektor

industri ini mengalami gangguan, maka secara tidak langsung perekonomian

nasional juga ikut terganggu.

Seperti yang sudah terangkum dalam Tabel 1.1, jumlah ekspor yang paling

besar selama periode tahun 2001 hingga pertengahan tahun 2006 adalah pada

sektor industri.

Tabel 1.1 Nilai ekspor non migas Indonesia (menurut sektor) tahun 2001 – 2006 (Juta US$)

Sektor 2001 2002 2003 2004 2005 2006*

Pertanian 2.438,5 2.568,3 2.526,1 2.496,2 2.880,2 1.244,8 Pertamba-

ngan 3.569,6 3.743,7 3.995,6 4.761,4 7.946,8 3.765,7 Industri 37.671,1 38.729,6 40.879,9 48.677,3 55.593,6 24.818,9 Komoditi

Lainnya 5,4 4,5 5,2 4,4 7,8 2,8

Keterangan : *) Januari - Mei

(30)

Industri yang selama ini cukup menjadi andalan bagi sejumlah negara,

termasuk Indonesia adalah industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT). Sebagai salah satu negara produsen dan eksportir TPT terbesar di dunia, Indonesia

memandang bahwa liberalisasi perdagangan dunia merupakan peluang yang

cukup terbuka bagi kegiatan ekspor TPT. Di sisi lain hal ini dipandang sebagai

tantangan untuk meningkatkan daya saing agar dapat menghasilkan TPT yang

semakin kompetitif di pasar internasional.

Peningkatan daya saing komoditi merupakan tantangan terbesar bagi

industri TPT Indonesia, terutama untuk menghadapi era perdagangan bebas.

Mengingat iklim persaingan yang semakin ketat, ditambah lagi dengan sudah

tidak diberlakukannya pasar kuota menyebabkan industri TPT Indonesia

mendapat ancaman yang serius dari negara-negara yang juga merupakan produsen

TPT seperti Cina. Indonesia yang selama ini merupakan salah satu negara

pengekspor TPT terbesar ke Amerika Serikat mulai mendapat tantangan dari

pesaing-pesaing negara-negara yang juga merupakan produsen TPT seperti Cina,

India, Vietnam, Pakistan dan Bangladesh. Dengan semakin banyaknya TPT Cina

yang masuk ke pasar Amerika Serikat tersebut tentunya menjadi tantangan

sekaligus ancaman terhadap ekspor TPT Indonesia ke Amerika Serikat.

Perkembangan ekspor TPT Indonesia menunjukkan bahwa selama tahun

2000 hingga 2002 ekspor TPT Indonesia secara umum mengalami penurunan.

Namun ekspor TPT Indonesia mulai meningkat kembali dari tahun 2003 hingga

tahun 2005. Ekspor tahun 2006 hingga 2008 diprediksi akan terus meningkat

(31)

Tabel 1.2, selama periode tahun 2000 sampai dengan pertengahan tahun 2006,

[image:31.612.133.507.181.357.2]

Amerika Serikat merupakan pasar tujuan utama ekspor TPT Indonesia.

Tabel 1.2 Nilai Ekspor TPT Indonesia ke berbagai negara tahun 2000 – 2006

.(Juta US$)

Negara 2001 2002 2003 2004 2005 2006*

Amerika

Serikat 2175,50 2008,19 2105,31 2452,72 3034,41 1361,04 Jepang 459,98 369,89 424,17 461,41 460,70 251,33 Jerman 377,55 328,82 402,58 459,28 489,88 275,30 Korea 186,99 195,06 173,63 193,68 215,50 103,68 UEA 380,94 327,88 350,81 268,88 309,06 154,48 Malaysia 163,57 190,14 203,21 187,87 191,39 92,07 Keterangan : *) Januari - Mei

Sumber : UN COMTRADE (2006)

Secara konseptual, pertumbuhan atau kinerja ekspor TPT Indonesia akan

ditentukan oleh dua fakor, yaitu faktor permintaan dan faktor penawaran. Dari sisi

permintaan, pertumbuhan ekspor akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi

dunia. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi dunia, maka akan semakin tinggi

impor dari Indonesia yang artinya semakin tinggi pula ekspor Indonesia. Dari sisi

penawaran, kinerja ekspor akan sangat dipengaruhi oleh daya kompetisi yang bisa

dicerminkan dari nilai tukar riil dan juga berbagai hambatan domestik.

Cina diprediksi akan menguasai 22 persen pasar dunia. Sedangkan

keseluruhan negara Asia lainnya hanya akan menguasai pasar sebesar 16 persen.

Pangsa pasar Indonesia jelas akan lebih kecil lagi. Meskipun demikian, peluang

dari sisi permintaan tetap ada. Artinya, dari sisi permintaan sebenarnya industri

(32)

Adanya pengaruh pertumbuhan ekspor TPT Cina yang semakin pesat ke

seluruh dunia, akan menekan pertumbuhan ekspor TPT Indonesia. Pertumbuhan

ekspor TPT Cina yang tinggi tersebut dapat dilihat dari semakin banyaknya TPT

Cina yang membanjiri pasar tujuan ekspor utama yakni Amerika Serikat. Ekspor

TPT Indonesia ke Amerika Serikat per tahun hanya 5 miliar dollar AS, sedangkan

Cina bisa mencapai 40 miliar dollar AS.

Sebagai pengekspor hasil-hasil sumberdaya alam, Indonesia bisa menarik

banyak keuntungan. Namun, pada saat yang sama, industralisasi akan kian sulit

akibat persaingan. Salah satu tindakan nyata yang harus dilakukan oleh industri

TPT Indonesia adalah meningkatkan daya saing.

Dalam membangun sebuah industri TPT yang kuat dan memiliki daya

saing tinggi, banyak tantangan atau masalah yang harus dihadapi. Permasalahan

dari dalam antara lain berkaitan dengan faktor-faktor produksi yang

mempengaruhi output. Faktor-faktor produksi mulai dari bahan baku seperti kapas

masih harus diimpor dari negara lain, padahal bahan baku tersebut merupakan

bahan baku yang paling utama dalam proses produksi industri TPT. Kemudian

masalah mesin-mesin produksi, menurut Sekretaris Eksekutif Asosiasi

Pertekstilan Indonesia Ernovian G. Ismy, mesin-mesin TPT pada umumnya sudah

berusia rata-rata lebih dari 15 tahun. Hal ini menyebabkan produktivitas menurun,

sementara konsumsi bahan bakar semakin meningkat. Akibatnya jumlah ekspor

TPT Indonesia semakin tidak mampu mengimbangi permintaan dunia yang

semakin besar. Pada tahun 2000 ekspor TPT mencapai US$ 8,2 miliar, tetapi sejak

(33)

miliar1. Suku cadang mesin dan bahan penolong lainnya juga masih harus

diimpor. Masalah internal lain yang menghambat perkembangan industri TPT

antara lain seperti peningkatan biaya akibat dari kenaikan tarif listrik dan Bahan

Bakar Minyak, penyelundupan dan proses bea cukai, serta kenaikan “ekonomi

biaya tinggi” lainnya. Semua hal diatas dapat berpengaruh pada daya saing dari

output industri TPT.

Permasalahan dari luar yaitu berkaitan dengan penghapusan kuota di pasar

utama ekspor yakni Amerika Serikat dan Uni Eropa, per 1 Januari 2005, serta

persaingan dengan Cina, India, Vietnam dan pakistan. Seharusnya penghapusan

kuota dapat dijadikan sinyal positif, karena menguntungkan produsen yang dapat

bersaing dari segi harga maupun mutu. Penghapusan kuota di pasar Amerika

Serikat dan Uni Eropa diperkirakan akan meningkatkan ekspor TPT dunia.

1.2 Perumusan Masalah

Industri TPT merupakan industri salah satu sub sektor industri yang

menopang perekonomian Indonesia. Industri ini memberikan kontribusi yang

cukup berarti bagi pertumbuhan nasional. Dari segi penyerapan tenaga kerja

industri ini juga menyerap sekitar seperempat dari total tenaga kerja di sektor

manufaktur2.

Dalam perkembangan beberapa tahun terakhir, industri TPT mengalami

pertumbuhan ekspor yang lebih lambat dibanding negara-negara pesaing utama

seperti Cina. Hal ini disebabkan oleh hambatan-hambatan yang terbagi menjadi

dua bagian, yaitu permasalahan eksternal dan internal. Tantangan eksternal adalah

(34)

pada 1 januari 2005, serta persaingan dengan salah satu negara besar di Asia, yaitu

Cina, baik dalam persaingan di pasar internasional maupun di pasar lokal.

Tantangan internal berhubungan dengan daya saing, yaitu peningkatan biaya,

masalah buruh, ekonomi biaya tinggi dan rendahnya investasi yang mengalir ke

industri ini.

Dari Tabel 1.3 dapat terlihat bahwa nilai ekspor TPT Cina ke Amerika

Serikat selalu jauh diatas nilai ekspor TPT Indonesia ke Amerika Serikat. Selain

itu, rata-rata ekspor TPT Cina ke Amerika Serikat mengalami pertumbuhan yang

sangat tinggi dan jauh di atas Indonesia, walaupun pertumbuhan ekspor TPT

Indonesia ke Amerika Serikat sempat di atas Cina pada tahun 1999 – 2000, namun

setelah itu Indonesia selalu dibawah. Pada tahun 1998 nilai ekspor TPT Indonesia

ke Amerika Serikat sebesar US$ 1.363.509.682, kemudian naik menjadi US$

1.680.939.082 pada tahun 1999 yang menyebabkan pertumbuhan ekspor TPT

Indonesia naik sebesar 23,3 persen. Begitu juga pada tahun 2000, nilai ekspor

TPT Indonesia ke Amerika Serikat naik menjadi US$ 2.261.348.797,

menyebabkan petumbuhan ekspor TPT Indonesia ke Amerika Serikat naik sebesar

34,5 persen. Sementara Cina walaupun nilai ekspornya lebih tinggi yaitu pada

tahun 1998 sebesar US$ 4.700.615.121 dan pada tahun 1999 sebesar US$

4.960.113.595 namun pertumbuhannya hanya 5,5 persen pada tahun 1999. Begitu

juga pada tahun 2000 yaitu nilai ekspornya sebesar US$ 6.029.249.623 hanya

mengalami pertumbuhan sebesar 21,5 persen.

Mulai dari tahun 2001 hingga tahun 2005 pertumbuhan ekspor TPT

(35)

2002 pertumbuhan ekspor TPT Indonesia ke Amerika Serikat mengalami

penurunan masing-masing sebesar 3,8 persen dan 7,7 persen. Sementara Cina

hanya turun sebesar 0,4 persen pada tahun 2001 kemudian meningkat lagi pada

[image:35.612.134.507.236.451.2]

tahun 2002 sebesar 15,6 persen.

Tabel 1.3 Nilai Ekspor TPT Indonesia dan Cina ke Amerika Serikat tahun

.1998 – 2005 (US$)

Indonesia China Tahun

Nilai Perubahan (%) Nilai Perubahan (%)

1998 1.363.509.682 _ 4.700.615.121 _

1999 1.680.939.082 23,3 4.960.113.595 5,5 2000 2.261.348.797 34,5 6.029.249.623 21,5 2001 2.175.502.336 -3,8 6.005.696.108 -0,4 2002 2.008.187.668 -7,7 6.942.222.916 15,6 2003 2.105.310.241 4,8 8.996.040.409 29,6 2004 2.452.720.973 16,5 10.866.382.074 20,8 2005 3.034.413.617 23,7 18.591.329.025 71,1 Sumber : UN COMTRADE (2006)

Pada tahun 2003, nilai ekspor TPT Indonesia ke Amerika Serikat sebesar

US$ 2.105.310.241, menyebabkan pertumbuhannya naik sebesar 4,8 persen,

namun tertinggal jauh oleh Cina yang mengalami pertumbuhan sebesar 29,6

persen dengan nilai ekspor sebesar US$ 8.996.040.409. Begitu juga pada tahun

2004 pertumbuhan ekspor TPT Indonesia ke AS mengalami kenaikan sebesar 16,5

persen dengan nilai ekspor sebesar US$ 2.452.720.973, sedangkan Cina

mengalami pertumbuhan sebesar 20,8 persen dengan nilai ekspor sebesar US$

(36)

Pertumbuhan ekspor TPT ke Amerika Serikat secara drastis dialami oleh

Cina pada tahun 2005 yaitu sebesar 71,1 persen dengan nilai ekspor US$

18.591.329.025. Sedangkan Indonesia hanya meningkat sebesar 23,7 persen

dengan nilai US$ 3.034.413.617. Pertumbuhan total ekspor TPT ke Amerika

Serikat yang dialami oleh Cina dari tahun 1998 hingga tahun 2005 adalah sebesar

295,5 persen dengan nilai ekspor sebesar US$ 4.700.615.121 pada tahun 1998

dan sebesar US$ 18.591.329.025 pada tahun 2005. Sedangkan Indonesia hanya

mengalami pertumbuhan sebesar 122,5 persen dengan nilai ekspor sebesar US$

1.363.509.682 pada tahun 1998 dan sebesar US$ 3.034.413.617 pada tahun 2005.

Hal di atas menunjukkan bahwa TPT indonesia harus lebih memiliki daya

saing yang tinggi agar dapat bersaing dengan TPT dari negara pesaing seperti

Cina. Berdasarkan pada penjelasan di atas maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan sebagai berikut :

1. .Bagaimana posisi daya saing industri TPT Indonesia dan Cina di pasar

Amerika Serikat ?

2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi ekspor TPT Indoneisa di pasar

Amerka Serikat ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka tujuan

penelitian ini ádalah sebagai berikut :

1.. Membandingkan posisi daya saing industri TPT Indonesia dan Cina di pasar

(37)

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor TPT ke Amerika

Serikat.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi serta bukti

empirik mengenai daya saing TPT Indonesia di pasar tujuan ekspor utama yaitu

Amerika Serikat. Serta dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang paling dominan

mempengaruhi ekspor TPT ke Amerika Serikat, khususnya pada masa

penghapusan kuota. Manfaat secara lebih khusus dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Bagi pemerintah sebagai pembuat kebijakan, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai daya saing industri TPT

indonesia di salah satu pasar tujuan ekspor yaitu Amerika Serikat, sehingga

pemerintah mendapat informasi dan bahan masukan dalam merumuskan

berbagai kebijakan yang bersifat kompetitif di masa yang akan datang.

2. Bagi para pelaku pasar, hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi

tambahan atas kondisi industri TPT di Indonesia saat ini dan dapat mengetahui

langkah-langkah untuk meningkatkan daya saing industri TPT indonesia.

3. Bagi penulis, penelitian ini sebagai sarana pembelajaran dalam memahami

industri TPT secara lebih mendalam. Selain itu, penelitian ini juga sebagai

proses belajar untuk lebih kritis dalam menganalisis daya saing TPT Indonesia

di pasar Amerka Serikat, serta dapat membuka wawasan dan pemahaman

(38)

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Departemen Perindustrian,

jenis TPT digolongkan menjadi: serat (fiber), benang (yarn), pakaian jadi (clothing and accessories), tekstil atau kain lembaran (textile) dan produk tekstil lainnya (other textile product). Namun tidak semua jenis tekstil yang akan dibahas di dalam penelitian ini, melainkan hanya jenis pakaian jadi (SITC 84), kain

lembaran dan benang (SITC 65). Pakaian jadi merupakan komoditi yang

memberikan kontribusi ekspor terbesar dari semua jenis TPT.

Penelitian ini membahas mengenai daya saing TPT Indonesia dan Cina di

pasar Amerika Serikat dari segi keunggulan komparatif. Sedangkan dari segi

keunggulan kompetitif hanya dibahas untuk negara Indonesia saja. Untuk

menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor TPT Indonesia ke Amerika

Serikat dalam penelitian ini lebih dilihat dari sisi penawaran dalam jangka

(39)

2.1.1 Pengertian Industri

Istilah industri mempunyai dua arti. Pertama, industri dapat berarti

himpunan perusahaan-perusahaan sejenis. Dalam konteks ini sebutan industri

kosmetika misalnya, berarti himpunan perusahaan penghasil produk-produk

kosmetik, industri tekstil maksudnya himpunan pabrik atau perusahaan tekstil.

Kedua, industri dapat pula merujuk suatu sektor ekonomi yang di dalamnya

terdapat kegiatan produktif yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi

atau barang setengah jadi. Dalam pengolahan itu sendiri dapat bersifat masinal,

elektrikal, atau bahkan manual (Dumairy, 2000).

2.1.2 Pengertian Industri TPT (Tekstil dan Produk Tekstil)

Secara umum, tekstil adalah bahan pakaian atau kain. Jika dilihat dari sisi

keuntungan, tekstil tidak hanya untuk pakaian, tapi juga dapat digunakan untuk

kebutuhan rumah tangga, industri atau kegunaan lainnya (kain kasur, gorden,

taplak meja, tas, koper, dan lain-lain). Tekstil berasal dari bahasa latin yaitu

textiles yang berarti menenun atau kain tenun. Menurut Gunadi dalam Djamrie (2003), tekstil adalah suatu benda yang berasal dari serat atau benang yang

dianyam (ditenun) atau dirajut, direnda, dilapis, dikempa, untuk dijadikan bahan

pakaian atau untuk keperluan lainnya. Jadi industri Tekstil dan Produk Tekstil

(40)

dianyam (ditenun) atau dirajut, direnda, dilapis, dikempa, untuk dijadikan bahan

pakaian atau untuk keperluan lainnya.

Empat sektor penting industri TPT adalah serat, benang, tenunan/kain, dan

garment. Secara teknis, struktur industri TPT nasional dibagi menjadi tiga sub sektor, yaitu :

1. Sektor hulu (upstream)

Industri sektor hulu adalah industri pembuat serat (fiber) dan pemintal (spinning), seperti serat kapas, serat sintetik, serat selulosa, dan bahan baku serat sintetik. Industri ini bersifat padat modal, full-automatic, berskala besar, jumlah tenaga kerja sedikit, dan output per tenaga kerja

besar.

2. Sektor menengah (midstream)

Sektor menengah meliputi industri yang bergerak pada bidang pemintalan

(spinning), pertenunan (weaving), dan pencelupan/penyempurnaan (dyeing/finishing). Industri ini bersifat semi padat modal dan teknologi yang digunakan telah berkembang dengan penyerapan tenaga kerjanya

lebih besar dari sektor hulu.

3. Sektor hilir (downstream)

Industri pada sektor hilir adalah garmen atau pakaian jadi. Sektor ini

paling banyak menyerap tenaga kerja sehinga sifat industrinya adalah

padat karya. Jumlah tenaga kerja yang sebagian besar adalah wanita

(41)

2.1.3 Pengertian Daya Saing

Daya saing merupakan kemampuan suatu komoditi untuk memasuki pasar

luar negeri dan kemampuan untuk dapat bertahan di dalam pasar tersebut, dalam

artian jika suatu produk mempunyai daya saing maka produk tersebutlah yang

banyak diminati konsumen (Tambunan, 2001). Dilihat dari keberadaannya

mengenai keunggulan dalam daya saing, maka keunggulan daya saing dari suatu

komoditi dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu keunggulan

alamiah/keunggulan absolut (natural advantage) dan keunggulan yang dikembangkan (acquired advantage).

Pada saat ini keunggulan alamiah atau keunggulan absolut yang dimiliki

oleh suatu negara untuk salah satu komoditinya tidak secara langsung

menyebabkan komoditi tersebut akan menguasai pangsa pasar dunia, ini

dikarenakan jumlah produsen tidak hanya satu negara, akan tetapi ada beberapa

negara yang sama-sama menghasilkan komoditi tersebut dengan kondisi

keunggulan alamiah yang sama. Untuk dapat bersaing di pasaran dunia maka

suatu komoditi harus memiliki keunggulan lain selain keunggulan alamiah, yaitu

keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif suatu komoditi adalah suatu

keunggulan yang dapat dikembangkan, jadi keunggulan ini harus diciptakan untuk

dapat memilikinya.

2.1.4 Ekspor dan Impor

Ekspor merupakan penjualan barang yang dihasilkan oleh suatu negara ke

negara lain. Suatu negara dapat mengekspor barang-barang yang dihasilkannya ke

(42)

dihasilkan oleh negara pengekspor. Dalam perdagangan internasional khususnya

ekspor mempunyai peranan penting, yakni sebagai motor penggerak

perekonomian nasional. Sebab ekspor dapat menghasilkan devisa, yang

selanjutnya dapat digunakan untuk membiayai impor dan pembiayaan

pembangunan sektor-sektor di dalam negeri.

Impor merupakan pembelian barang yang dilakukan oleh suatu negara

kepada negara lain yang menghasilkan barang tersebut. Impor dapat terjadi karena

disebabkan suatu negara tidak bisa menghasilkan barang-barang modal dan

bebagai jenis barang untuk keperluan pengembangan berbagai jenis industri

negaranya. Jika impor lebih besar daripada ekspor, maka cadangan devisa akan

berkurang atau neraca perdagangan akan devisit.

2.2 Penelitian Terdahulu

2.2.1 Penelitian Mengenai Industri Tekstil

Wardiani (2005) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Perkembangan Ekspor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) dan peran pasar kuota bagi Indonesia” menunjukkan bahwa variabel yang secara nyata mempengaruhi model ekspor tekstil Indonesia ke negara tujuan kouta yaitu Amerika Serikat

adalah GNP riil dan nilai tukar riil. Sedangkan variabel yang secara nyata

mempengaruhi model ekspor pakaian jadi adalah GNP riil, nilai tukar riil, dummy

krisis dan dummy pergejolakan nilai tukar. Untuk negara tujuan non-kouta yaitu Singapura, variabel yang secara nyata mempengaruhi ekspor tekstil adalah GDP

riil dan dummy krisis. Sedangkan variabel yang nyata mempengaruhi ekspor

(43)

Perkembangan ekspor TPT Indonesia ke Singapura berfluktuatif pada

periode tahun 1980-2002, sementara krisis ekonomi di negara non-kuota

Singapura menyebabkan terjadinya penurunan ekspor komoditi tekstil dan

pakaian jadi Indonesia, dapat dilihat dari penurunan jumlah dan nilai produksi,

ekspor serta impornya. Sedangkan di negara kuota Amerika Serikat,

perkembangan ekspor TPT Indonesia periode yang sama meningkat sementara

krisis ekonomi menyebabkan terjadinya penurunan ekspor hanya pada komoditi

Pakaian Jadi.

2.2.2 Penelitian Mengenai Daya Saing

Penelitian-penelitian dengan metode Revealed Comparatif Advantage

Indonesia cukup banyak, diantaranya adalah penelitian mengenai daya saing

industri manufaktur Indonesia yang dilakukan oleh Aswicahyono (1996) berjudul

"Transformasi Industri Indonesia dalam Era Perdagangan Bebas", yang menunjukkan bahwa dibandingkan dengan Malaysia, Thailand (terkecuali tahun

1965), Cina, Korea Selatan dan beberapa negara lain, atau NSB rata, indeks RCA

Indonesia paling rendah, walaupun mengalami peningkatan pada tahun 1996

hanya mencapai 0,67. Hanya Cina dan Korea Selatan yang pada tahun 1994

mempunyai keunggulan komparatif di atas dunia untuk produk-produk

manufaktur.

Penelitian lain mengenai daya saing industri manufaktur dilakukan oleh

Soesastro (2000) yang menunjukkan bahwa indeks RCA bervariasi antarproduk

menurut intensitas faktor produksi yang digunakan. Berdasarkan data UNINDO

(44)

bahwa sejak tahun 1983 Indonesia telah memiliki keunggulan komparatif dalam

ekspor produk-produk manufaktur padat SDA, khususnya kayu lapis. Hasil

penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa daya saing produk-produk

manufaktur padat tenaga kerja lebih tinggi dibandingkan daya saing

barang-barang padat modal. Indeks RCA dari ekspor produk-produk padat tenaga kerja

mencapai 1 pada era tahun 1990 – 2000, sedangkan indeks RCA dari

barang-barang padat modal pada tahun yang sama jauh dibawah 1, demikian juga indeks

RCA rata-rata ekspor manufaktur.

2.2.3 Penelitian Mengenai Vector Error Correction Model (VECM)

Margarettha (2005) dalam penelitiannya yang berjudul "Dampak Liberalisasi Perdagangan Di Sektor Industri Tekstil Terhadap Neraca Perdagangan Indonesia" dengan menggunakan metode Vector Error Correction Model menunjukkan bahwa variabel ekspor mempunyai pengaruh yang positif

terhadap neraca perdagangan. Setiap kenaikan 1 persen pada ekspor maka nilai

neraca perdagangan akan meningkat sebesar 2,435094 persen. Namun, variabel

impor dan pendapatan nasional mempunyai pengaruh yang negatif. Hal ini dapat

dilihat dari tanda negatif pada parameter. Setiap kenaikan 1 persen pada impor

dapat menurunkan neraca perdagangan sebesar 1,251859 persen. Begitu juga

halnya pada peningkatan pendapatan nasional 1 persen akan menurunkan neraca

pembayaran 2,706368 persen. Berarti terbukti bahwa antara neraca perdagangan

dengan pendapatan nasional mempunyai pengaruh yang negatif.

Selain itu, dengan adanya kebijakan liberalisasi perdagangan pada industri

(45)

perdagangan. Hal ini terbukti dari analisis VECM yaitu, adanya dummy kebijakan akan memberikan peningkatan terhadap neraca perdagangan sebesar 0,397353

persen. Hasil ini juga semakin dipertegas dalam Impulse Response Function, dimana dengan adanya kebijakan liberalisasi perdagangan mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap neraca perdagangan.

2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis 2.3.1 Teori Perdagangan Internasional

Perdagangan antar negara atau perdagangan internasional sudah ada sejak

dahulu namun dalam jumlah dan ruang lingkup yang terbatas, dimana pemenuhan

kebutuhan yang tidak dapat diproduksi dalam negeri masing-masing negara yang

terlibat dalam perdagangan tersebut dipenuhi dengan cara barter. Pada awalnya

perdagangan internasional merupakan pertukaran atau perdagangan tenaga kerja

dengan barang dan jasa lainnya, yang selanjutnya diikuti perdagangan barang dan

jasa sekarang dengan kompensasi barang dan jasa di kemudian hari. Akhirnya

berkembang hingga pertukaran antarnegara dengan aset-aset yang mengandung

risiko, seperti saham, valuta asing yang saling menguntungkan kedua belah pihak

bahkan semua negara yang terkait didalamnya. Hal tersebut memungkinkan setiap

negara melakukan diversivikasi atau penganekaragaman kegiatan perdagangan

yang dapat meningkatkan pendapatan mereka melalui perluasan komoditi ekspor

dan memperbesar penerimaan devisa.

Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan meningkatnya taraf

kehidupan yang bersamaan dengan kemajuan teknologi informasi menyebabkan

(46)

suatu hal yang penting. Pada saat ini tidak ada satu negara pun yang berada dalam

kondisi autarki, yaitu negara yang terisolasi, tanpa mempunyai hubungan

ekonomi.

Terdapat beberapa hal yang mendorong terjadinya perdagangan

internasional diantaranya dikarenakan perbedaan permintaan dan penawaran antar

negara juga turut menyebabkan terjadinya perdagangan internasional. Perbedaan

ini terjadi karena : (a) tidak semua negara memiliki dan mampu menghasilkan

komoditi yang diperdagangkan, karena faktor-faktor alam negara tersebut tidak

mendukung, seperti letak geografis dan kandungan buminya dan (b) perbedaan

pada kemampuan suatu negara dalam menyerap komoditi tertentu pada tingkat

yang lebih efisien.

Menurut teori Heckscher – Ohlin terdapat perbedaan opportunity cost

suatu produk antar satu negara dengan negara lain yang disebabkan karena adanya

perbedaan jumlah atau proporsi yang dimiliki masing-masing negara.

Negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif banyak dan murah dalam

produksinya akan melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barangnya.

Keadaan sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu

apabila negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif langka dan mahal

dalam produksinya (Hady dalam Octrianto, 2006).

Perdagangan internasional antar dua negara yang terjadi akibat dari

perbedaan permintaan dan penawaran dapat dilihat pada Gambar 2. 1 yang

(47)

kurva penawaran untuk Negara P dan DQ dan SQ adalah kurva penawaran untuk

Negara Q.

Pada kondisi dimana kedua negara tidak dalam perdagangan, produksi dan

konsumsi Negara P untuk suatu komoditi (misalnya tekstil) berada pada

keseimbangan di titik A, berdasarkan harga relatif sebesar P1. Pada Negara Q

produksi dan konsumsinya terjadi pada titik keseimbangan A

dengan tingkat harga P3. Kondisi ini dengan asumsi bahwa harga domestik di Negara P lebih

rendah dibandingkan dengan harga di Negara Q (P1<P3).

Panel A Panel B Panel C

Negara P Negara Q

Px/Py Px/Py Px/Py

SQ A’’ P3

P3 Ekspor S A’

Sp E* B’ E’

P2 B E B*

P1 D Impor

A A* DQ

Dp

0 X 0 X 0 X

Gambar 2.1 Keseimbangan dalam Perdagangan Internasional

Sumber : Salvatore (1997)

Apabila kondisi harga di atas P1, maka Negara P akan memasok atau

memproduksi komoditi tekstil lebih banyak daripada tingkat permintaan

(konsumsi) domestik sehingga akan menyebabkan kelebihan penawaran (excess supply) di negara P. Kelebihan produksi itu selanjutnya akan diekspor ke Negara Q. Di lain pihak jika harga yang berlaku lebih kecil dari P3, maka Negara Q akan

mengalami peningkatan permintaan (karena konsumen akan meminta lebih

(48)

lebih tinggi daripada produksi domestiknya. Hal ini akan mendorong Negara Q

untuk mengimpor kekurangan kebutuhannya atas komoditi tekstil tersebut dari

Negara yang mengalami kelebihan produksi komoditi tekstil yaitu Negara P.

Berdasarkan harga relatif P1, kuantitas komoditi tekstil yang ditawarkan

akan sama dengan kuantitas yang diminta. Pada saat berlangsungnya perdagangan

internasional antara Negara P dan Q tingkat harga berada di titik P2 dan

mengambil asumsi bahwa tidak ada biaya transportasi dalam proses perdagangan

tersebut, maka Negara P akan mengekspor hasil kelebihan produksinya yang

ditunjukkan oleh garis BE. Sementara itu karena tingkat harga yang berlaku di

pasar internasional lebih rendah dibandingkan dengan tingkat harga domestik

Negara Q, maka Negara Q akan mengimpor kekurangan produksinya sebesar

garis B’E’. Hubungan penawaran dan permintaan kedua negara tersebut pada

tingkat harga P2 akan menyebabkan terjadinya keseimbangan internasional di titik

E* (Panel B). Kurva S dan D pada panel B menunjukkan tinkat penawaran dan

permintaan yang terjadi dalam perdagangan internasional. Pada tingkat

keseimbangan, kuantitas ekspor yang ditawarkan oleh Negara P sama dengan

yang diminta oleh Negara Q (BE = B’E’).

2.3.2 Teori Penawaran Ekspor

Penawaran suatu komoditi merupakan jumlah komoditi yang ditawarkan

oleh produsen kepada konsumen dalam suatu pasar pada tingkat harga dan waktu

tertentu. Beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran suatu komoditi adalah

harga komoditi yang bersangkutan, harga faktor produksi, tingkat teknologi, pajak

(49)

Ekspor suatu komoditi selain untuk memenuhi permintaan dalam negeri,

penawaran suatu komoditas juga dimaksudkan untuk memenuhi permintaan

masyarakat luar negeri. Penawaran ekspor suatu komoditi dari suatu negara

merupakan selisih antara penawaran domestik dengan permintaan domestik. Di

lain pihak, negara lain membutuhkan komoditi tersebut sebagai akibat dari

kelebihan permintaan di negara tersebut. Berdasarkan uraian tersebut maka teori

penawaran ekspor bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi

penawaran ekspor suatu negara.

Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

SXt = Qt – Ct + St-1 ... (2.1)

Dimana : SXt = Jumlah ekspor komoditi periode waktu t

Qt = Jumlah produksi domestik periode waktu t

Ct = Jumlah konsumsi domestik periode waktu t

St-1 = Stok periode waktu sebelumnya (t-1)

Dari persamaan 2.1 dapat terlihat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

penawaran ekspor pada dasarnya terdiri dari faktor-faktor yang mempengaruhi

produksi, konsumsi dan stok.

2.3.3 Teori permintaan Ekspor

Permintaan ekspor suatu komoditi merupakan hubungan yang menyeluruh

antara kuantitas komoditi yang akan dibeli konsumen selama periode tertentu

pada suatu tingkat harga. Permintaan pasar suatu komoditi merupakan

penjumlahan secara horizontal dari permintaan-permintaan individu suatu

(50)

Dilihat dari segi permintaan, kegiatan ekspor diasumsikan sebagai fungsi

permintaan pasar internasional terhadap suatu komoditi yang dihasilkan oleh suatu

negara. Permintan ekspor adalah permintaan pasar internasional/negara tertentu

terhadap suatu komoditi. Teori permintaan ekspor bertujuan untuk menentukan

faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor suatu negara.

Sebagai sebuah permintaan, ekspor suatu negara dipengaruhi oleh

beberapa faktor, diantaranya harga domestik negara tujuan ekspor (HDIt), harga

impor negara tujuan (HIt), pendapatan perkapita penduduk negara tujuan ekspor

(YPIt) dan selera masyarakat negara tujuan (CPIt). Secara keseluruhan fungsi

permintaan ekspor suatu komoditi dapat dirumuskan sebagai berikut :

PXt = f (HDIt , HIt , YPIt , CPIt) ... (2.2)

2.3.4 Teori Keunggulan Kompetitif Negara

Konsep ini dikembangkan oleh Michael E. Porter dalam bukunya yang

berjudul Competitif Advantage of Nations. Menurut Porter, terdapat empat atribut yang dapat membentuk lingkaran dimana perusahaan-perusahaan lokal

berkompetisi sedemikian rupa sehingga mendorong terciptanya keunggulan

kompetitif. Keempat atrIbut tersebut yaitu, kondisi faktor, kondisi permintaan,

industri terkait dan industri pendukung serta strategi perusahaan, struktur dan

persaingan. Keempat atribut tersebut saling berhubungan sehingga Porter

(51)
[image:51.612.140.502.113.320.2]

Gambar 2.2 Porter’s Diamond

Sumber : Porter (1995)

1. Kondisi faktor, yaitu posisi negara dalam faktor poduksi, seperti tenaga

kerja terampil atau infrastruktur, perlu untuk bersaing dalam suatu industri

tertentu. Titik awal pada negara berkembang yaitu memiliki

ketergantungan yang tinggi pada ketersediaan upah rendah dan tenaga

kerja tidak terampil, kemudian kurangnya kapital. Hampir semua

teknologi dipasok dan dikendalikan secara eksternal, serta belum

berkembangnya infrastruktur, pasar modal, dan sistem pendidikan

membuat produktivitas negra menjadi rendah. Dengan adanya persaingan

faktor produksi dalam suatu industri maka negara berkembang dapat

membangun ekonomi yang sukses.

2. Kondisi Permintaan, yaitu sifat dari permintaan pasar asal untuk barang

dan jasa industri. Titik awal pada negara berkembang dapat terlihat dari

produk yang terdiferensiasi adalah menjadi andalan ekspor utama, demand

Kondisi faktor

Strategi perusahaan, Strukrur, dan

Persaingan

Industri Terkait dan Industri pendukung

(52)

lokal yang tidak canggih (informasi terbatas, seleksi yang terbatas, fokus

terhadap harga), rancangan produk dan jasa bersifat imitasi atau lisensi

dari luar, rendahnya standar produk, terjadi permintaan lokal yang tinggi.

3. Industri terkait dan industri pendukung. Keberadaan atau ketiadaan

industri pemasok dan industri terkait lainnya di negara tersebut yang

secara internasional bersifat kompetitif. Titik awal pada negara

berkembang dapat dilihat dari industrinya yang berorientasi pada ekspor

yang terisolasi, industri pendukung langka dan tidak kompetitif,

mesin-mesin canggih dan peralatan yang modern didapat dari impor.

4. Strategi Perusahaan, struktur, dan persaingan. Kondisi dalam negara yang

mengatur bagaimana perusahaan diciptakan, diatur, dan dikelola,

sebagaimana juga sifat dari persaingan domestik.

2.3.5 Teori Revalead Comparatif Advantage (RCA)

Revalead Comparatif Advantage (RCA) atau keunggulan komparatif yang

terungkap, merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengukur

keunggulan komparatif di suatu wilayah (negara, propinsi dan lain-lain) yang

cukup sering digunakan. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Ballasa pada

tahun 1965, yang menganggap bahwa keunggulan komparatif suatu negara

direfleksikan atau terungkap dalam ekspornya (Syahresmita dalam Pramudito,

2004).

Metode RCA didasarkan pada suatu konsep bahwa perdagangan antar

wilayah sebenarnya menunjukkan keunggulan komparatif yang dimiliki oleh

(53)

total ekspor suatu wilayah yang kemudian dibandingkan dengan pangsa nilai

produk dalam perdagangan dunia.

Rumus RCA adalah sebagai berikut :

Xij / Xit

RCA = ... (2.3) Wj / Wt

dimana : Xij = Nilai ekspor komoditi i dari negara j

Xit = Nilai total ekspor (komoditi i dan lainnya) negara j

Wj = Nilai ekspor dunia komoditi i

Wt = Nilai total ekspor dunia

Penelitian ini mengukur daya saing TPT Indonesia dan Cina di pasar

Amerika Serikat. Variabel yang digunakan adalah kinerja ekspor TPT Indonesia

ke Amerika Serikat terhadap total ekspor Indonesia ke Amerika Serikat yang

selanjutnya dibandingkan dengan pangsa nilai ekspor TPT dunia terhadap total

nilai ekspor dunia. Dalam penelitian ini rumusnya menjadi:

Xij / Xj

RCA = ... (2.4) Wic / Wc

dimana : Xij = Nilai ekspor komoditi tekstil dari Indonesia ke Amerika

...Serikat

Xj = Nilai total ekspor negara Indonesia ke Amerika Serikat

Xic = Nilai ekspor komoditi tekstil dunia ke Amerika Serikat

Xc = Nilai total ekspor dunia ke Amerika Serikat

Setiap metode tentunya ada keunggulan dan kelemahannya, sama halnya

(54)

adalah mengurangi dampak pengaruh campur tangan pemerintah sehingga kita

dapat melihat keunggulan komparatif yang jelas suatu produk dari waktu ke

waktu. Sedangkan kelemahannya yaitu :

1. Asumsi bahwa suatu negara dianggap mengekspor semua komoditi.

2. Indeks RCA tidak dapat menjelaskan apakah pola perdagangan yang

sedang berlangsung tersebut sudah optimal.

3. Tidak dapat mendeteksi dan memprediksi produk - produk yang berpotensi

di masa yang akan datang.

4. Keunggulan komparatif tercermin dari hasil perhitungan ini bisa jadi

bukan merupakan keunggulan komparatif yang sesungguhnya, namun

bisa saja akibat adanya kebijakan pemerintah di bidang ekonomi dan

perdagangan, seperti nilai tukar yang dibuat under value, proteksi ekspor dan sebagainya.

2.3.6 Teori Constant Market Share (CMS)

Pendekatan Constant Market Share (CMS) digunakan untuk mengukur dinamika tingkat daya saing suatu industri dari suatu negara. Penggunaan

pendekatan ini didasarkan pada pemahaman bahwa laju pertumbuhan ekspor suatu

negara bisa lebih kecil, sama, atau lebih tinggi daripada laju pertumbuhan ekspor

rata-rata dunia.

Jadi dalam analisis CMS, lambat atau tingginya laju pertumbuhan ekspor

suatu negara dibandingkan laju pertumbuhan standar (rata-rata dunia) diuraikan

menjadi tiga faktor, yakni komposisi komoditi ekspor, pertumbuhan impor dan

(55)

Efek Pertumbuhan impor :

mX

ijk1

...

(2.5)

Dimana m = Persentase peningkatan impor umum di negara k

Xijk1 = Ekspor komoditi i dari negara j ke negara k tahun ke-(t-1)

Efek Komposisi komoditi ekspor :

{(m

i

- m)X

ijk1

} ...

(2.6)

Dimana m = Persentase peningkatan impor umum di ngara j

mi = Persentase peningkatan impor komoditi i di negara k

Xijk1 = Ekspor komoditi i dari negara j ke negara k tahun ke-(t-1)

Efek Daya saing :

{X

ij2

– X

ij1

– m

i

X

ijk1

} ...

(2.7)

Dimana mi = Persentase peningkatan impor komoditi i di negara j

Xijk1 = Ekspor komoditi i dari negara j ke negara k tahun ke-(t-1)

Xijk2 = Ekspor komoditi i dari negara j ke negara k tahun ke-(t)

2.3.7 Teori Vector Error Correction Model (VECM)

Vector Error Correction model (VECM) adalah restricted Vector Autoregrerssion (VAR) yang terkointegrasi. VECM didesain untuk data time series non stasioner yang berkointegrasi dengan faktornya yang dikenal sebagai

error correction term, mengingat bahwa keseimbangan jangka panjang diperbaiki secara perlahan melalui beberapa tahap jangka pendek (www.eviews.com). Studi

yang sering dilakukan oleh Maysami dan Sim Koh dalam Octrianto (2006),

(56)

panjang untuk menganalisis hubungan dinamis antar variabel-variabel independen

(variabel bebas) dengan variabel dependen (varabel tak bebas).

Sebagai contoh, jika terdapat sistem dengan dua variabel yang memiliki

satu persamaan kointegrasi dan tidak memiliki faktor lag difference, maka persamaan kointegrasinya :

y

2,t = β

y

1,t ... (2.8)

maka VECM adalah sebagai berikut :

Δ

y

1,t = 1

(y

2,t-1- β

y

1,t-1

)

+

ε

1

,

t ... (2.9)

Δ

y

2,t = 2

(y

2,t-1- β

y

1,t-1

)

+

ε

2

,

t ... (2.10)

Pada model yang sederhana tersebut, variabel yang terletak di sisi kanan

adalah error corection term. Pada keseimbangan jangka panjang, faktor ini akan bernilai nol. Namun jika y1 dan y2 mengalami deviasi dari keseimbangan jangka

panjang pada periode sebelumnya, maka error corection term tidak akan bernilai nol dan setiap variabel akan menyesuaikan sehingga terdapat keseimbangan.

Koefisien 1 dan 2 mengukur kecepatan penyesuaian.

2.3.8 Teori Kointegrasi

Pada umumnya analisis time series yang digunakan adalah analisis regresi, dimana variabel-variabel yang tidak stationer tidak dimasukkan dalam model

analisis. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi spurios regresssion yang akan menimbulkan R² tinggi dan DW rendah yang berati terdapat korelasi serial pada

(57)

mungkin model yang dihasilkan tidak mempunyai arti berdasarkan teori ekonomi.

(Granger dan Newbol dalam Nurmakiahepi, 2005).

Kointegrasi adalah

Gambar

Tabel 1.2 Nilai Ekspor TPT Indonesia ke berbagai negara  tahun 2000 – 2006  .(Juta US$)
Tabel 1.3 Nilai Ekspor TPT Indonesia dan Cina ke Amerika Serikat tahun  .1998 – 2005 (US$)
Gambar 2.2 Porter’s Diamond
Gambar 2.3 Skema Kerangka Pemikiran Operasional
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adanya penghapusan kuota pada tahun 2005 membuat Indonesia harus bersaing secara ketat dengan negara pengekspor TPT dunia. Hal tersebut mempengaruhi kinerja ekspor

Bagi Indonesia, Amerika Serikat merupakan negara tujuan ekspor utama komoditas udang beku, hal ini ditunjukkan dari persentase nilai ekspor udang beku ke negara tersebut

Apabila nilai total ekspor meningkat, maka akan mengakibatkan turunnya nilai indeks daya saing komoditas, sehingga perlu memperhatikan pangsa pasar suatu negara tujuan

Untuk menganalisis tujuan ketiga digunakan pendekatan dengan melihat keberhasilan daya saing komparatif, kompetitif, posisi daya saing, serta dinamika daya saing

Untuk menganalisis tujuan ketiga digunakan pendekatan dengan melihat keberhasilan daya saing komparatif, kompetitif, posisi daya saing, serta dinamika daya saing ekspor lada

Analisis RCA digunakan untuk menganalisis posisi daya saing komparatif elektronika Indonesia di negara-negara Amerika Latin, yang tercermin dari pangsa pasar

Kinerja ekspor komoditas udang Indonesia terhadap ekspor Indonesia ke pasar Amerika Serikat dan Jepang yang selanjutnya dibandingkan dengan pangsa nilai ekspor komoditas udang dunia

Pada artikel ini, nilai ekspor suatu produk Indonesia terhadap total ekspor Indonesia ke pasar Amerika Serikat dibandingkan dengan nilai ekspor TCT dunia ke AS terhadap total nilai