• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Positioning Minuman Serbuk Instan Marimas (Survey : Jakarta dan Bogor)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Positioning Minuman Serbuk Instan Marimas (Survey : Jakarta dan Bogor)"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

(SURVEY : JAKARTA DAN BOGOR

)

LINDA SUMIATI

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

LINDA SUMIATI. Analisis Positioning Minuman Serbuk Instan Marimas (Survey :

Jakarta dan Bogor). Dibawah Bimbingan SUTARA HENDRAKUSUMAATMAJA.

Gambaran mutakhir bisnis makanan dan minuman semakin dinamis. Persaingan semakin ketat, tetapi pasarnya semakin luas. Ada beberapa faktor yang memicu pertumbuhan bisnis makanan dan minuman yaitu semakin maraknya penetrasi ritel modern ke berbagai penjuru Tanah Air dan adanya perubahan perilaku konsumen Indonesia. (Sudarmadi, 2005).

Di tingkat industri minuman telah banyak perusahaan bermunculan, salah satunya dalam bidang minuman serbuk. Prospek bisnis minuman serbuk terus membaik. Hal ini terlihat dari semakin banyak inovasi yang dilakukan oleh sejumlah produsen dan jumlah pemain (pengusaha) dalam bisnis inipun terus bertambah.

Adanya peluncuran produk hasil inovasi yang dilakukan perusahaan mengakibatkan semakin banyak produk dalam industri minuman serbuk dan

berdampak kepada tingkat persaingan yang semakin ketat. Positioning saat ini

menjadi sangat penting karena konsumen dihadapkan kepada semakin banyaknya pilihan produk minuman dan komunikasi yang disampaikan oleh sekian banyak perusahaan melalui iklannya.

Oleh karena itu, bagaimana mendapatkan tempat di dalam benak/pikiran konsumen yang mempunyai ruang yang sangat terbatas untuk menempatkan suatu produk di dalam ingatan mereka, sehingga mereka dapat mengingat, memprioritaskan dan membeli produk minuman serbuk instan ini ketika mereka membutuhkannya.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi konsumen terhadap

minuman serbuk instan Marimas, menganalisis positioning Marimas terhadap

minuman serbuk instan lainnya, dan menganalisis implikasi positioning minuman

serbuk instan Marimas terhadap strategi bauran pemasarannya. Pengumpulan data dengan wawancara langsung dengan pihak perusahaan dan metode survey

kepada responden. Teknik pengambilan responden dilakukan dengan quota

sampling, sedangkan pengambilan lokasi survey secara simple random sampling. Sebelum kuesioner disebarkan terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji realiabilitas. Analisis data yang digunakan menggunakan analisis perilaku pembelian, analisis citra dan analisis biplot. Jumlah responden yang diwawancarai berjumlah 120 orang. Banyaknya responden masing-masing kota disesuaikan dengan perbandingan penjualan Marimas. Jumlah responden untuk sekolah dan kampus diperoleh dengan mengunakan proporsi yang sama yakni masing-masing 50 persen.

(3)

konsumen bila minuman serbuk instan Marimas untuk sementara waktu tidak tersedia di pasaran, menunjukkan kecenderungan sikap konsumen yang tidak begitu puas setelah melakukan pembelian minuman serbuk Marimas.

Berdasarkan hasil survey terhadap 120 konsumen yang telah mengkonsumsi minuman serbuk instan, secara keseluruhan menunjukkan merek minuman serbuk instan yang diingat pertama kali oleh konsumen adalah merek lainnya yang artinya merek yang tidak termasuk kedalam penelitian ini. Merek tersebut merupakan produk minuman serbuk instan untuk segmen menengah atas. Urutan kedua untuk merek yang diingat konsumen adalah Marimas, urutan ketiga dtempati oleh Hore, urutan selanjutnya adalah Jasjus. Benak/pikiran konsumen ketika mendengar minuman serbuk instan Marimas menunjukkan bahwa Marimas sebagai minuman serbuk instan dengan berbagai rasa.

Persepsi konsumen terhadap minuman serbuk instan Marimas dapat ditunjukkan dari penilaian konsumen terhadap atribut yang diteliti. Marimas merupakan minuman serbuk instan yang tergolong sangat manis yakni menempati urutan pertama dalam atribut tingkat kemanisan, aroma buah yang terasa, citarasa yang enak, harga yang relatif murah, kemasan Marimas kurang bagus, kandungan gizi yang relatif tinggi, kemampuan konsumen dalam memperoleh produk Marimas relatif sulit, keterkenalan merek relatif terkenal dan variasi rasa yang paling banyak.

Berdasarkan analisis Biplot diketahui bahwa Marimas diposisikan sebagai merek minuman serbuk instan dengan variasi rasa yang banyak dan tingkat kemanisan yang tinggi. Hal tersebut menjadi keunggulan/kelebihan yang dimiliki oleh Marimas, namun untuk atribut tingkat kemanisan sebaiknya diperhatikan oleh perusahaan karena sebagian besar konsumen menyatakan rasa yang terlalu manis dalam mengkonsumsi Marimas.

Berdasarkan analisis proses keputusan pembelian dan positioning, dapat

dirumuskan suatu strategi bauran pemasaran alternatif yaitu perusahaan perlu meninjau kembali penggunaan dan menetapkan standar tingkat pemakaian gula dan bahan tambahan (pemanis buatan) khususnya untuk Jakarta dan Bogor,

meninjau kembali proses quality control dalam proses pengemasan, tetap

menjalankan kebijakan harga seperti yang selama ini telah dijalankan, menjaga kontinuitas pasokan agar selalu ada di pasaran khususnya untuk wilayah Bogor dan Jakarta, menjaga hubungan yang baik dengan para sub distributor sehingga perusahaan dapat lebih memperhatikan dan mendorong penyaluran/pendistribusian produknya oleh sub distributor yang telah ditunjuk, menggunakan strategi distribusi intensif, serta perusahaan perlu mengoptimalkan

promosi penjualan misalnya melalui pemberian sampel produk, free drink dan

(4)

(SURVEY : JAKARTA DAN BOGOR)

Oleh :

LINDA SUMIATI

A14103561

Skripsi

sebagai salahsatu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian pada

Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

(5)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh:

Nama : Linda Sumiati

NRP : A14103561

Program Studi : Ekstensi Manajemen Agribisnis

Judul Skripsi : Analisis Positioning Minuman Serbuk Instan Marimas

(Survey : Jakarta dan Bogor)

Dapat diterima sebagai salah satu syarat kelulusan pada Program Sarjana

Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui :

Dosen Pembimbing

Ir. Sutara Hendrakusumaatmaja, MSc.

NIP. 130 367 086

Mengetahui :

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr.

NIP. 130 422 698

(6)

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

”ANALISIS POSITIONING MINUMAN SERBUK INSTAN MARIMAS (SURVEY :

JAKARTA DAN BOGOR)” BENAR-BENAR MERUPAKAN HASIL KARYA SAYA

SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA

SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

BOGOR, JUNI 2006

LINDA SUMIATI

(7)

Penulis dilahirkan di Bandung – Jawa Barat pada tanggal 22 Oktober 1981, dari

Bapak bernama Djuhana dan Ibu I. Winangsih. Penulis merupakan anak

keempat dari empat bersaudara.

Pendidikan formal yang telah ditempuh oleh penulis dimulai dari SD

Negeri Kebon Gedang IX - Bandung, lulus pada tahun 1994. Pada tahun yang

sama penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 48 Bandung dan lulus

pada tahun 1997. Kemudian penulis melanjutkan Pendidikan di SMU Negeri 25

Bandung. Pada tahun 2000 penulis menyelesaikan pendidikan SMU. Pada tahun

2000 penulis melanjutkan pendidikan di Program Diploma III Manajemen

Agribisnis, Jurusan Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas

Padjadjaran dan selesai tahun 2003. Tahun 2003 penulis diterima di Program

(8)

Alhamdulillah atas rahmat dan hidayah-Nya akhirnya skripsi ini dapat

diselesaikan. Shalawat dan salam juga penulis panjatkan kepada junjungan Nabi

besar Muhammad saw. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan pendidikan pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen

Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Melihat adanya inovasi yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak

dalam industri minuman serbuk menyebabkan tingkat persaingan dalam industri

minuman serbuk semakin meningkat. Masing-masing perusahaan

mengkomunikasikan keistimewaan produknya untuk merebut perhatian di benak

konsumen. Kemudian akan terbentuk persepsi yang akan mempengaruhi

bagaimana posisi produk terhadap pesaing. Berdasarkan hal tersebut judul yang

diambil dalam penelitian ini yaitu Analisis Positioning Minuman Serbuk Instan

Marimas (Survey : Jakarta dan Bogor).

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak, terutama yang membutuhkannya.

Bogor, Juni 2006

(9)

Alhamdulillah atas rahmat dan hidayah-Nya akhirnya skripsi ini dapat

diselesaikan. Shalawat dan salam juga penulis panjatkan kepada junjungan Nabi

besar Muhammad saw. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini

tidak lepas dari kerjasama semua pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak, Mamah, Kakak-kakakku (A Dhodi, A Didin , A Ade) dan kakak-kakak

iparku (Teh Ai, Mbak Reni dan Mbak Rini) atas doa, dorongan moril dan

materil, kesabaran dan kasih sayang yang tiada henti-hentinya.

2. Ir. Sutara Hendrakusumaatmaja, MSc. selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, masukan dan bantuannya dengan sabar dalam

penelitian dan penulisan skripsi ini.

3. Dr. Ir. Henny K. Daryanto, MEc selaku dosen evaluator pada kolokium yang

telah memberikan kritik dan masukan pada penulis.

4. Ir. Yayah K. Wagiono, MEc selaku Dosen Penguji Utama dan Ir. Rahmat

Yanuar, SP, Msi selakuDosen Penguji Komisi Pendidikan pada ujian sidang

skripsi penulis.

5. Ir. Harjanto K. Halim, MSc selaku direktur PT Ulam Tiba Halim yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di PT

Ulam Tiba Halim.

6. Ibu Tesa selaku kepala personalia dari PT Ulam Tiba Halim atas semua

perhatian dan ijinnya.

7. Ibu Yuhana Inawati selaku kepala marketing dari PT Ulam Tiba Halim atas

(10)

kerjasamanya.

9. Kepala, staf dan seluruh karyawan CISI-CIC. Terimakasih atas informasi dan

datanya.

10. Souli Asianto yang telah setia mendampingi dan selalu memberi perhatian,

bantuan, masukkan serta kritikan. Thanks for all…..

11. Ika, statistik 39 atas bantuan dan masukkan yang sangat berharga terhadap

pemikiran penulis.

12. Wiwi Darwiyah dan Salma atas semua bantuan dan masukkannya.

13. Teman-teman seperjuanganku... Mas Uding, Dien, dan Dede Maya.

14. Dina, Titi, Inoy, Andri, Mardian atas kebersamaannya.

15. Teman-teman kosan Cidangiang 46A atas kekeluargaan dan

kebersamaannya.

16. Seluruh staf dan dosen pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen

Agribisnis Institut Pertanian Bogor yang telah banyak membantu dan

menyumbangkan ilmunya selama penulis mengikuti pendidikan.

17. Seluruh mahasiswa Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Institut

Pertanian Bogor. Terimakasih atas partisipasinya

18. Semua pihak yang telah turut membantu dalam penulisan skripsi ini dan

rekan-rekan yang lain yang tidak bisa disebutkan namanya satu per satu.

Terima kasih atas segala bantuan dan kerja samanya. Semoga Allah

(11)

(SURVEY : JAKARTA DAN BOGOR

)

LINDA SUMIATI

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

(12)

LINDA SUMIATI. Analisis Positioning Minuman Serbuk Instan Marimas (Survey :

Jakarta dan Bogor). Dibawah Bimbingan SUTARA HENDRAKUSUMAATMAJA.

Gambaran mutakhir bisnis makanan dan minuman semakin dinamis. Persaingan semakin ketat, tetapi pasarnya semakin luas. Ada beberapa faktor yang memicu pertumbuhan bisnis makanan dan minuman yaitu semakin maraknya penetrasi ritel modern ke berbagai penjuru Tanah Air dan adanya perubahan perilaku konsumen Indonesia. (Sudarmadi, 2005).

Di tingkat industri minuman telah banyak perusahaan bermunculan, salah satunya dalam bidang minuman serbuk. Prospek bisnis minuman serbuk terus membaik. Hal ini terlihat dari semakin banyak inovasi yang dilakukan oleh sejumlah produsen dan jumlah pemain (pengusaha) dalam bisnis inipun terus bertambah.

Adanya peluncuran produk hasil inovasi yang dilakukan perusahaan mengakibatkan semakin banyak produk dalam industri minuman serbuk dan

berdampak kepada tingkat persaingan yang semakin ketat. Positioning saat ini

menjadi sangat penting karena konsumen dihadapkan kepada semakin banyaknya pilihan produk minuman dan komunikasi yang disampaikan oleh sekian banyak perusahaan melalui iklannya.

Oleh karena itu, bagaimana mendapatkan tempat di dalam benak/pikiran konsumen yang mempunyai ruang yang sangat terbatas untuk menempatkan suatu produk di dalam ingatan mereka, sehingga mereka dapat mengingat, memprioritaskan dan membeli produk minuman serbuk instan ini ketika mereka membutuhkannya.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi konsumen terhadap

minuman serbuk instan Marimas, menganalisis positioning Marimas terhadap

minuman serbuk instan lainnya, dan menganalisis implikasi positioning minuman

serbuk instan Marimas terhadap strategi bauran pemasarannya. Pengumpulan data dengan wawancara langsung dengan pihak perusahaan dan metode survey

kepada responden. Teknik pengambilan responden dilakukan dengan quota

sampling, sedangkan pengambilan lokasi survey secara simple random sampling. Sebelum kuesioner disebarkan terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji realiabilitas. Analisis data yang digunakan menggunakan analisis perilaku pembelian, analisis citra dan analisis biplot. Jumlah responden yang diwawancarai berjumlah 120 orang. Banyaknya responden masing-masing kota disesuaikan dengan perbandingan penjualan Marimas. Jumlah responden untuk sekolah dan kampus diperoleh dengan mengunakan proporsi yang sama yakni masing-masing 50 persen.

(13)

konsumen bila minuman serbuk instan Marimas untuk sementara waktu tidak tersedia di pasaran, menunjukkan kecenderungan sikap konsumen yang tidak begitu puas setelah melakukan pembelian minuman serbuk Marimas.

Berdasarkan hasil survey terhadap 120 konsumen yang telah mengkonsumsi minuman serbuk instan, secara keseluruhan menunjukkan merek minuman serbuk instan yang diingat pertama kali oleh konsumen adalah merek lainnya yang artinya merek yang tidak termasuk kedalam penelitian ini. Merek tersebut merupakan produk minuman serbuk instan untuk segmen menengah atas. Urutan kedua untuk merek yang diingat konsumen adalah Marimas, urutan ketiga dtempati oleh Hore, urutan selanjutnya adalah Jasjus. Benak/pikiran konsumen ketika mendengar minuman serbuk instan Marimas menunjukkan bahwa Marimas sebagai minuman serbuk instan dengan berbagai rasa.

Persepsi konsumen terhadap minuman serbuk instan Marimas dapat ditunjukkan dari penilaian konsumen terhadap atribut yang diteliti. Marimas merupakan minuman serbuk instan yang tergolong sangat manis yakni menempati urutan pertama dalam atribut tingkat kemanisan, aroma buah yang terasa, citarasa yang enak, harga yang relatif murah, kemasan Marimas kurang bagus, kandungan gizi yang relatif tinggi, kemampuan konsumen dalam memperoleh produk Marimas relatif sulit, keterkenalan merek relatif terkenal dan variasi rasa yang paling banyak.

Berdasarkan analisis Biplot diketahui bahwa Marimas diposisikan sebagai merek minuman serbuk instan dengan variasi rasa yang banyak dan tingkat kemanisan yang tinggi. Hal tersebut menjadi keunggulan/kelebihan yang dimiliki oleh Marimas, namun untuk atribut tingkat kemanisan sebaiknya diperhatikan oleh perusahaan karena sebagian besar konsumen menyatakan rasa yang terlalu manis dalam mengkonsumsi Marimas.

Berdasarkan analisis proses keputusan pembelian dan positioning, dapat

dirumuskan suatu strategi bauran pemasaran alternatif yaitu perusahaan perlu meninjau kembali penggunaan dan menetapkan standar tingkat pemakaian gula dan bahan tambahan (pemanis buatan) khususnya untuk Jakarta dan Bogor,

meninjau kembali proses quality control dalam proses pengemasan, tetap

menjalankan kebijakan harga seperti yang selama ini telah dijalankan, menjaga kontinuitas pasokan agar selalu ada di pasaran khususnya untuk wilayah Bogor dan Jakarta, menjaga hubungan yang baik dengan para sub distributor sehingga perusahaan dapat lebih memperhatikan dan mendorong penyaluran/pendistribusian produknya oleh sub distributor yang telah ditunjuk, menggunakan strategi distribusi intensif, serta perusahaan perlu mengoptimalkan

promosi penjualan misalnya melalui pemberian sampel produk, free drink dan

(14)

(SURVEY : JAKARTA DAN BOGOR)

Oleh :

LINDA SUMIATI

A14103561

Skripsi

sebagai salahsatu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian pada

Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

(15)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh:

Nama : Linda Sumiati

NRP : A14103561

Program Studi : Ekstensi Manajemen Agribisnis

Judul Skripsi : Analisis Positioning Minuman Serbuk Instan Marimas

(Survey : Jakarta dan Bogor)

Dapat diterima sebagai salah satu syarat kelulusan pada Program Sarjana

Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui :

Dosen Pembimbing

Ir. Sutara Hendrakusumaatmaja, MSc.

NIP. 130 367 086

Mengetahui :

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr.

NIP. 130 422 698

(16)

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

”ANALISIS POSITIONING MINUMAN SERBUK INSTAN MARIMAS (SURVEY :

JAKARTA DAN BOGOR)” BENAR-BENAR MERUPAKAN HASIL KARYA SAYA

SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA

SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

BOGOR, JUNI 2006

LINDA SUMIATI

(17)

Penulis dilahirkan di Bandung – Jawa Barat pada tanggal 22 Oktober 1981, dari

Bapak bernama Djuhana dan Ibu I. Winangsih. Penulis merupakan anak

keempat dari empat bersaudara.

Pendidikan formal yang telah ditempuh oleh penulis dimulai dari SD

Negeri Kebon Gedang IX - Bandung, lulus pada tahun 1994. Pada tahun yang

sama penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 48 Bandung dan lulus

pada tahun 1997. Kemudian penulis melanjutkan Pendidikan di SMU Negeri 25

Bandung. Pada tahun 2000 penulis menyelesaikan pendidikan SMU. Pada tahun

2000 penulis melanjutkan pendidikan di Program Diploma III Manajemen

Agribisnis, Jurusan Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas

Padjadjaran dan selesai tahun 2003. Tahun 2003 penulis diterima di Program

(18)

Alhamdulillah atas rahmat dan hidayah-Nya akhirnya skripsi ini dapat

diselesaikan. Shalawat dan salam juga penulis panjatkan kepada junjungan Nabi

besar Muhammad saw. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan pendidikan pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen

Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Melihat adanya inovasi yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak

dalam industri minuman serbuk menyebabkan tingkat persaingan dalam industri

minuman serbuk semakin meningkat. Masing-masing perusahaan

mengkomunikasikan keistimewaan produknya untuk merebut perhatian di benak

konsumen. Kemudian akan terbentuk persepsi yang akan mempengaruhi

bagaimana posisi produk terhadap pesaing. Berdasarkan hal tersebut judul yang

diambil dalam penelitian ini yaitu Analisis Positioning Minuman Serbuk Instan

Marimas (Survey : Jakarta dan Bogor).

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak, terutama yang membutuhkannya.

Bogor, Juni 2006

(19)

Alhamdulillah atas rahmat dan hidayah-Nya akhirnya skripsi ini dapat

diselesaikan. Shalawat dan salam juga penulis panjatkan kepada junjungan Nabi

besar Muhammad saw. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini

tidak lepas dari kerjasama semua pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak, Mamah, Kakak-kakakku (A Dhodi, A Didin , A Ade) dan kakak-kakak

iparku (Teh Ai, Mbak Reni dan Mbak Rini) atas doa, dorongan moril dan

materil, kesabaran dan kasih sayang yang tiada henti-hentinya.

2. Ir. Sutara Hendrakusumaatmaja, MSc. selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, masukan dan bantuannya dengan sabar dalam

penelitian dan penulisan skripsi ini.

3. Dr. Ir. Henny K. Daryanto, MEc selaku dosen evaluator pada kolokium yang

telah memberikan kritik dan masukan pada penulis.

4. Ir. Yayah K. Wagiono, MEc selaku Dosen Penguji Utama dan Ir. Rahmat

Yanuar, SP, Msi selakuDosen Penguji Komisi Pendidikan pada ujian sidang

skripsi penulis.

5. Ir. Harjanto K. Halim, MSc selaku direktur PT Ulam Tiba Halim yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di PT

Ulam Tiba Halim.

6. Ibu Tesa selaku kepala personalia dari PT Ulam Tiba Halim atas semua

perhatian dan ijinnya.

7. Ibu Yuhana Inawati selaku kepala marketing dari PT Ulam Tiba Halim atas

(20)

kerjasamanya.

9. Kepala, staf dan seluruh karyawan CISI-CIC. Terimakasih atas informasi dan

datanya.

10. Souli Asianto yang telah setia mendampingi dan selalu memberi perhatian,

bantuan, masukkan serta kritikan. Thanks for all…..

11. Ika, statistik 39 atas bantuan dan masukkan yang sangat berharga terhadap

pemikiran penulis.

12. Wiwi Darwiyah dan Salma atas semua bantuan dan masukkannya.

13. Teman-teman seperjuanganku... Mas Uding, Dien, dan Dede Maya.

14. Dina, Titi, Inoy, Andri, Mardian atas kebersamaannya.

15. Teman-teman kosan Cidangiang 46A atas kekeluargaan dan

kebersamaannya.

16. Seluruh staf dan dosen pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen

Agribisnis Institut Pertanian Bogor yang telah banyak membantu dan

menyumbangkan ilmunya selama penulis mengikuti pendidikan.

17. Seluruh mahasiswa Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Institut

Pertanian Bogor. Terimakasih atas partisipasinya

18. Semua pihak yang telah turut membantu dalam penulisan skripsi ini dan

rekan-rekan yang lain yang tidak bisa disebutkan namanya satu per satu.

Terima kasih atas segala bantuan dan kerja samanya. Semoga Allah

(21)

Halaman

DAFTAR ISI... i

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Perumusan Masalah ... 4

Tujuan Penelitian... 9

Kegunaan Penelitian ... 9

Keterbatasan Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Minuman Serbuk ... 11

2.1.1 Perkembangan Produksi Minuman Serbuk Buah ... 12

2.1.2 Perkembangan Konsumsi Minuman Serbuk Buah ... 14

2.2 Analisis Citra ... 15

2.3 Analisis Biplot ... 16

2.4 Penelitian Terdahulu ... 17

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 22

3.1.1 Definisi Pemasaran ... 22

3.1.2 Komponen Utama Pemasaran ... 22

3.1.3 Perilaku Konsumen ... 24

3.1.4 Persepsi ... 26

3.1.5 Segmentasi ... 27

3.1.6 Targeting ... 29

3.1.7 Positioning... 30

3.1.8 Bauran Pemasaran ... 35

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ... 41

(22)

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 47

4.4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 47

4.4.2 Analisis Perilaku Pembelian ... 50

4.4.3 Analisis Citra ... 51 4.4.4 Analisis Biplot... 52

4.5 Definisi Operasional ... 54

BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1 Sekilas Mengenai PT. Ulam Tiba Halim ... 57

5.2 Struktur Organisasi ... 58

5.3 Proses Produksi ... 58

5.4 Proses Pengemasan dan Kontrol ... 59

5.5 Manajemen dan Pemasaran... 60

BAB VI GAMBARAN UMUM RESPONDEN

6.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 62

6.2 Karakteristik Responden ... 63

BAB VII HASIL DAN PEMBAHASAN

7.1 Perilaku Keputusan Pembelian ... 66

7.1.1 Pengenalan Kebutuhan ... 66

7.1.2 Pencarian Informasi ... 71 7.1.3 Evaluasi Alternatif ... 74 7.1.4 Pembelian ... 77 7.1.5 Hasil ... 79

7.2 Segmentasi Pasar Minuman Serbuk Instan Marimas ... 80

7.2.1 Segmentasi Pasar Minuman Serbuk Marimas

Berdasarkan Pendekatan Demografi... 81

7.2.2 Segmentasi Pasar Minuman Serbuk Instan Marimas

Berdasarkan Perilaku ... 83

7.3 Target Pasar Minuman Serbuk Instan Marimas ... 84

7.4 Positioning Minuman Serbuk Instan Marimas ... 85

7.4.1 Analisis Citra ... 88 7.4.2 Analisis Biplot ... 92

7.5 Implikasi Terhadap Strategi Bauran Pemasaran ... 97

(23)

8.1 Kesimpulan... 102

8.2 Saran ... 104

DAFTAR PUSTAKA ... 106

(24)

Nomor Halaman

1. Belanja Iklan Industri Makanan dan Minuman di Indonesia Tahun

2003 – Oktober 2005 ... 2

2. Pertumbuhan Industri Makanan dan Minuman di Indonesia, Tahun

2003 – Oktober 2005 (Persen) ... 2

3. Peringkat Kinerja Merek Kategori Minuman Serbuk di Indonesia,

Tahun 2003 – 2005 ... 6

4. .. Produsen Minuman Serbuk Buah Beserta Produknya... 6

5. Perkembangan Produksi Minuman Serbuk Buah di Indonesia,

Tahun 1998 – 2002 ... 13

6. Produksi Minuman Serbuk Menurut Perusahaan di Indonesia,

Tahun 2002 ... 13

7. Perkembangan Konsumsi Minuman Serbuk Buah di Indonesia,

Tahun 1998 – 2002 ... 14

8. Perkembangan Konsumsi Perkapita Minuman Serbuk Buah di

Indonesia, Tahun 1998 - 2002 ... 14

9. Penelitian Terdahulu Mengenai Positioning dan Minuman Serbuk ... 17

10. Profil Umum Responden Berdasarkan Perbedaan Demografi,

Januari –Maret 2006 ... 65

11. Manfaat Mengkonsumsi Minuman Serbuk Instan, Januari – Maret

2006... 67

12. Manfaat Mengkonsumsi Minuman Serbuk Instan Marimas, Januari

– Maret 2006 ... 68

13. Hubungan Pendidikan dengan Manfaat Mengkonsumsi Minuman

Serbuk Instan Marimas, Januari – Maret 2006 ... 69

14. Hubungan Pengeluaran Perbulan dengan Manfaat Mengkonsumsi

Minuman Serbuk Instan Marimas Januari – Maret 2006 ... 69

15. Motivasi Konsumen Mengkonsumsi Minuman Serbuk Instan,

Januari – Maret 2006 ... 70

16. Kecenderungan Konsumen Membeli Minuman Serbuk Instan, Januari – Maret 2006 ... 70

17. Sumber Informasi Terhadap Minuman Serbuk Instan Marimas,

Januari – Maret 2006 ... 71

18. Sumber Informasi Terhadap Minuman Serbuk Instan dengan Merek Lain, Januari – Maret 2006 ... 73

19. Pertimbangan Konsumen dalam Mengkonsumsi Minuman Serbuk

Marimas, Januari – Maret 2006 ... 74

20. Pertimbangan Konsumen dalam Mengkonsumsi Minuman Serbuk

(25)

22. Pengaruh Lingkungan terhadap Keputusan Pembelian Minuman

Serbuk Instan, Januari – Maret 2006 ... 78

23. Pengambilan Keputusan dalam Pembelian Minuman Serbuk Instan, Januari – Maret 2006 ... 78

24. Sikap Konsumen Bila Minuman Serbuk Instan Marimas untuk

Sementara Waktu Tidak Tersedia di Pasaran, Januari – Maret 2006 .. 79

25. Banyaknya Konsumen Marimas yang Memilih Minuman Serbuk

Instan dengan Merek Lain, Januari – Maret 2006... 80

26. Frekuensi Mengkonsumsi Minuman Serbuk Instan Marimas,

Januari – Maret 2006 ... 83

27. Merek Minuman Serbuk yang Diingat Pertama Kali Oleh

Konsumen, Januari – Maret 2006 ... 86

28. Benak/Pikiran Konsumen Ketika Mendengar Minuman Serbuk

(26)

Nomor Halaman

1. Komponen Utama Pemasaran... 24

2. Perspektif Pemecahan Masalah Mengenai Lima Langkah

Dalam Pengambilan Keputusan Konsumen... 25

3. Pembelian Ulangan Dapat Menyederhanakan Pengambilan

Keputusan : Tahap-tahap dalam Proses Keputusan Kebiasaan .. 26

4. Sembilan Strategi Harga – Mutu... 37

5. Kerangka Pemikiran Operasional ... 43

6. Struktur Data yang dapat Dianalisis dengan Metode Biplot... 52

7. Analisis Citra Pada Minuman Serbuk Instan Marimas ... 88

(27)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Struktur Organisasi PT Ulam Tiba Halim... 109

2. Jaringan Pemasaran Marimas di Wilayah Indonesia ... 110

3. Lokasi Pengamatan Untuk Mengetahui Keberadaan Marimas di

Sekolah dan Kampus ... 111

4. Kuesioner ... 114

5. Uji Validitas ... 119

6. Uji Reliabilitas ... 120

7. Analisis Citra Pada Minuman Serbuk Instan ... 121

(28)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gambaran mutakhir bisnis makanan dan minuman semakin dinamis.

Persaingan semakin ketat, tetapi pasarnya semakin luas. Hal ini merupakan

momentum yang tepat bagi perusahaan lokal untuk berkembang ditengah

banyaknya perusahaan asing. Ada beberapa faktor yang memicu pertumbuhan

bisnis makanan dan minuman. Pertama, semakin maraknya penetrasi ritel

modern ke berbagai penjuru Tanah Air. Kehadiran bebagai jenis gerai modern,

baik hypermarket, supermarket maupun minimarket, secara signifikan

mendorong minat konsumen berbelanja. Ini dikarenakan semua gerai modern

telah memposisikan gerainya sebagai convenience store, yang membuat

konsumen betah didalamnya. Kedua, tumbuhnya bisnis makanan dan minuman

tak lepas dari adanya perubahan perilaku konsumen Indonesia. Pasar Indonesia

mulai beralih dari makanan dan minuman tradisional ke produk yang lebih praktis

dan modern (siap minum dan siap santap). Budaya instan ini ikut memajukan

bisnis makanan dan minuman serta meninggalkan model mengolah sendiri. Hal

ini yang kemudian meningkatkan tingkat permintaan atau daya serap pasar

terhadap produk makanan dan minuman(Sudarmadi, 2005).

Sebagai konsekuensi dari persaingan bisnis yang semakin ketat, para

produsen di bisnis makanan dan minuman cenderung agresif dalam melakukan

promosi, khususnya produsen dalam skala besar. Dapat dilihat bahwa iklan-iklan

produk makanan dan minuman ditayangkan cukup dominan di berbagai acara

(29)

belanja iklan produk makanan dan minuman pada tahun 2005 hingga bulan

oktober lebih dari Rp. 4,49 Triliun.

Tabel 1. Belanja Iklan Industri Makanan dan Minuman di Indonesia, Tahun 2003 – Oktober 2005

Produk 2003 2004 Jan – Okt 2005

Rp. (Juta) % Rp. (Juta) % Rp. (Juta) Makanan

Makanan ringan, Biskuit Kembang gula, Coklat Permen, Permen Karet, Bumbu, Saus

Makanan Instan, Mie Instan

Makanan Penutup (Puding, Jelly, dsb)

225.400 98.796 117.792 267.110 25.732 106.092 19,9 8,7 15,7 23,6 22,7 9,4 329.401 162.192 209.270 377.470 296.778 178.570 21,2 10,4 13,5 24,3 19,1 11,5 443.693 218.151 176.535 327.954 262.696 131.035

Subtotal 1.132.322 1.553.685 1.924.881

Minuman

Minuman Kesehatan Jus, Sari buah, Sirup Kopi, Teh Susu Bubuk Susu Lanjutan 544.219 208.180 200.626 188.061 219.198 40,0 15,3 14,7 13,8 16,1 604.972 255.773 297.750 177.490 330.778 36,3 15,3 17,9 10,6 19,8 650.434 288.307 283.818 289.416 362.882 Subtotal 1.360.284 1.666.763 2.570.069*

Total 2.492.606 3.220.448 4.494.950

*Termasuk kategori diatas

Sumber : Nielsen Media Research, 2005 dalam Sudarmadi 2005

Tabel 2 menunjukkan bahwa pertumbuhan industri makanan dan

minuman mengalami peningkatan dari tahun 2003 - 2004 sebesar 29,2 persen

menjadi 39,6 persen pada tahun 2004 - 2005. Secara rinci, pada tahun 2003 -

2004 pertumbuhan industri makanan lebih tinggi dibandingkan dengan

pertumbuhan industri minuman, sedangkan tahun 2004 - 2005 sebaliknya yakni

pertumbuhan industri minuman lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan

industri makanan.

Tabel 2. Pertumbuhan Industri Makanan dan Minuman di Indonesia, Tahun 2003 - Oktober 2005 (Persen)

Produk 2003 - 2004 2004 - 2005

Makanan 37,2 23,9

Minuman 22,5 54,2

Total 29,2 39,6

(30)

Pertumbuhan industri minuman ini dipengaruhi oleh semakin banyaknya

produk minuman yang dihasilkan oleh beberapa perusahaan. Hal ini dapat

disebabkan minuman merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

Sadar akan kebutuhan ini berbagai usaha dikembangkan oleh manusia, seperti

menyediakan minuman yang dikemas dalam satu wadah yang bisa dibawa

kemana-mana dengan mudah, menyediakan minuman dengan berbagai variasi

rasa dan minuman yang tinggal diseduh baik dalam bentuk serbuk maupun sirup.

Indonesia dengan penduduk 220 juta orang merupakan pasar potensial bagi

produk minuman1. Di tingkat industri minuman telah banyak perusahaan

bermunculan, salah satunya dalam bidang minuman serbuk. Penduduk yang

besar disertai dengan perubahan pola konsumsi masyarakat yang memilih

hal-hal yang lebih praktis dan siap pakai telah mendorong pertumbuhan industri

minuman serbuk.

Prospek bisnis minuman serbuk terus membaik. Hal ini terlihat dari

semakin banyaknya inovasi yang dilakukan oleh sejumlah produsen dan jumlah

pemain (pengusaha) dalam bisnis inipun terus bertambah. Inovasi yang

dilakukan beberapa diantaranya yaitu munculnya minuman serbuk berkalsium,

minuman serbuk hangat dan minuman serbuk dengan berbagai variasi rasa.

Inovasi terhadap minuman serbuk ini mengakibatkan jumlah produk dalam

industri minuman serbuk bertambah. Pertambahan produk minuman serbuk

dapat dilihat dimana para produsen minuman serbuk ini mengeluarkan produk

terbarunya antara lain : PT Nutrifood Indonesia mengeluarkan Nutrisari Hangat,

Nutrisari Hi-Calcium Premium dan Nutritea dengan rasa baru, PT Ulam Tiba

Halim mengeluarkan Maritea yaitu minuman serbuk teh hijau yang beraroma

buah dan Mariteh yaitu minuman serbuk teh hitam yang beraroma buah, serta PT

Forisa Nusa Persada mengeluarkan Pop Drink dan Teh Sisri. Bisnis yang

prospektif ini juga diakui oleh Direktur Utama (Dirut) PT Ulam Tiba Halim

–-1

(31)

produsen minuman serbuk dalam kemasan merek Marimas-- Harjanto Halim

MSc mengatakan bahwa peluang pasar Jawa Tengah cukup bagus untuk bisnis

minuman serbuk dan munculnya merek-merek lokal mengindikasikan bahwa

prospek minuman dalam bentuk serbuk masih cerah 2.

Inovasi terhadap masing-masing produk harus dikomunikasikan kepada

konsumen. Inovasi apa yang dilakukan dan apa pembeda antar satu produk

dengan produk lainnya yang dapat dijadikan keistimewaan terhadap produk

tersebut. Setelah perusahaan melakukan perbedaan (diferensiasi) produk, maka

perusahaan tersebut harus dapat mengembangkan dan mengkomunikasikan

strategi positioning produk yang telah ditetapkan, sehingga dalam benak

pelanggan sasaran akan terbentuk citra (image) merek atau produk yang lebih

unggul dibandingkan dengan merek atau produk pesaing.

Menurut Ries dan Trout (2002), positioning bukan sesuatu yang Anda

lakukan terhadap produk, tetapi sesuatu yang Anda lakukan terhadap otak calon

pelanggan. Hal ini menyatakan bahwa positioning bukan strategi produk, tetapi

strategi komunikasi. Ia berhubungan dengan bagaimana konsumen

menempatkan produk perusahaan di dalam otaknya, di dalam alam khayalnya,

sehingga konsumen memiliki penilaian tertentu dan mengidentifikasikan dirinya

dengan produk itu. Oleh karena itu, sebelum melakukan positioning terlebih

dahulu harus mengerti bagaimana konsumen memproses informasi dari sekian

banyak komunikasi yang ada, bagaimana konsumen membentuk persepsi dan

bagaimana persepsi mempengaruhi pengambilan keputusan dalam pembelian

akan mempengaruhi posisi produk minuman serbuk di benak konsumen.

1.2 Perumusan Masalah

Adanya peluncuran produk hasil inovasi yang dilakukan perusahaan

mengakibatkan semakin banyak produk dalam industri minuman serbuk dan

2

(32)

berdampak kepada tingkat persaingan yang semakin ketat. Oleh karena itu,

masing-masing perusahaan harus melakukan komunikasi untuk

memperkenalkan keistimewaan produknya kepada konsumen. Semakin banyak

produk minuman serbuk, maka semakin banyak pula perusahaan yang

mengkomunikasikan apa yang ada pada produknya sebagai ciri yang dapat

dibedakan. Mereka berusaha merebut perhatian dan pikiran konsumen yang

tiada lain adalah untuk menanamkan citra produk minuman serbuk dibenak

konsumen, sehingga konsumen memiliki penilaian tertentu dan

mengidentifikasikan dirinya dengan produk minuman serbuk itu dengan kata lain

konsumen memiliki persepsi terhadap produk minuman serbuk tersebut.

Persepsi tersebut memegang peranan penting dalam konsep positioning karena

manusia menafsirkan suatu produk/merek melalui persepsi, yaitu

hubungan-hubungan asosiatif yang disimpan melalui proses sensasi.

Positioning saat ini menjadi sangat penting, karena konsumen

dihadapkan kepada semakin banyaknya pilihan produk minuman dan komunikasi

yang disampaikan oleh sekian banyak perusahaan melalui iklannya. Berbagai

merek, jenis, variasi rasa dan kemasan telah tersedia. Para produsen minuman

serbuk berusaha agar merek-mereknya diingat, diprioritaskan oleh konsumen

dan dibeli setiap dibutuhkan. Mereka melalui iklan yang dibuatnya, berusaha

memasuki pikiran konsumen. Dengan mengetahui posisi

produk/merek/perusahaan terhadap pesaing juga akan sangat bermanfaat untuk

merumuskan strategi bauran pemasaran yang akan dilakukan.

Survey yang dilakukan lembaga riset pemasaran MARS bekerja sama

dengan majalah SWA tentang kinerja merek, tahun 2002 PT Nutrisari Indonesia

meraih predikat The Best Brand kategori minuman serbuk, lembaga riset ini juga

menyebutkan pangsa pasar Nutrisari mencapai 60 persen, sementara data

(33)

tersebut 70 persen (Rahayu, 2003). Survey juga dilakukan pada tahun 2003

sampai 2005 yang menunjukkan Nutrisari masih meraih predikat The Best Brand

kategori minuman serbuk. Namun demikian, minuman serbuk yang ditujukan

untuk segmen menengah bawah terjadi perubahan posisi peringkat. Tabel 3

menunjukkan peringkat kinerja merek untuk kategori minuman serbuk pada

[image:33.596.113.512.261.349.2]

tahun 2003 sampai dengan 2005.

Tabel 3. Peringkat Kinerja Merek Kategori Minuman Serbuk di Indonesia Tahun 2003 - 2005

Merek Brand Value

2003 Merek

Brand Value

2004 Merek

Brand Value

2005 Nutrisari 191,9 Nutrisari 260,2 Nutrisari 232,6 Marimas 91,9 Marimas 142,8 Marimas 102,7 Adem Sari 76,5 Jasjus 63,5 Jasjus 34,1 Extra Joss 62,5 Hore 49,2 Hore 27,2 Jasjus 24,2 Adem Sari 47,2 Adem Sari 25,7

Sumber : Hidayat, 2005

PT Nutrisari Indonesia merupakan salah satu divisi dari PT. Nutrifood

Indonesia, selain di Jakarta PT Nutrifood Indonesia mendirikan pabrik yang

berlokasi di daerah Bogor. Saat ini sejumlah pesaing muncul seperti Jasjus,

Segarsari dan Marimas di segmen yang lebih bawah, untuk melengkapi kategori

produk minuman serbuk buah dalam sachet yang ditujukan untuk kalangan

menengah bawah, maka PT Nutrisari Indonesia mengeluarkan merek Hore.

Tabel 4. Produsen Minuman Serbuk Buah di Indonesia Beserta Produknya

Produsen Produk

PT Nutrifood Indonesia Nutrisari, Nutrisari C, Nutrisari Premium

Hi-Calcium, Frutillo, Hore, Nutritea

PT Ulam Tiba Halim Marimas, Maritea, Mariteh, Milkimas shake,

Icemint, Pop Up, De’Gan, Mari Sweat

PT Forisa Nusa Persada Pop ice, Pop Drink, Ice Kocok, Teh Sisri

PT Kino Sentra Industrindo Segarsari, Long Island, Kino Sweat

PT Karunia Alam Segar Jasjus

Sumber : Hasil pengamatan, 2005 - 2006

Di segmen minuman serbuk rata-rata pertumbuhannya mencapai 22

sampai 24 persen per tahun, bahkan beberapa perusahaan dapat tumbuh diatas

[image:33.596.113.512.536.662.2]
(34)

sekarang pertumbuhan minuman serbuk instan sedang tinggi-tingginya dan

menyebutkan beberapa perusahaan daerah seperti Marimas yang penjualannya

ratusan milyar rupiah (Sudarmadi, 2005).

Marimas adalah merek minuman serbuk rasa buah tropis khas Indonesia

yang dihasilkan oleh PT Ulam Tiba Halim. Perusahaan ini berasal dari jenis

perusahaan berbentuk home industry yang awalnya dikelola dengan sistem

manajemen keluarga dan sekarang telah berkembang menjadi Perseroan

Terbatas. Produk ini dipasarkan oleh perusahaan daerah tepatnya asal

Semarang. Namun demikian, dalam menghadapi persaingan yang ketat Marimas

melakukan komunikasi melalui iklannya untuk memperkenalkan keistimewaan

produknya kepada konsumen. Sebagai perusahaan daerah yang baru muncul,

pada saat penjualannya masih Rp. 300 Juta per tahun (yakni tahun kedua

beroperasi) PT Ulam Tiba Halim mengeluarkan belanja iklan Rp. 600 Juta per

tahun, sedangkan pada saat ini pengeluaran untuk iklan masih reasonable yaitu

sekitar Rp. 500 Juta per bulan untuk promosi Marimas dan Milkimas Shake

(Rahayu dan Utomo, 2005). Perusahaan ini sangat paham bahwa ingatan

konsumen harus disegarkan kembali melalui iklan di media. Oleh karena itu,

perusahaan ini sering melakukan iklan di televisi dengan bintang-bintang terkenal

agar produknya mendapatkan tempat di dalam benak/pikiran konsumen untuk

menanamkan citra produk, sehingga konsumen dapat mengingat produk

Marimas dan kemudian membelinya.

Produk dari PT Ulam Tiba Halim ini tidak hanya menembus pasar

nasional, tetapi juga pasar internasional. Namun demikian, Jawa Tengah masih

menjadi pasar terbesar perusahaan ini yakni mencapai 40 persen dari total

pangsa pasar yang ada.

Bertambahnya jumlah produk minuman serbuk instan yang dihasilkan

(35)

penjualan dan pemasaran Marimas. Para pesaing PT Ulam Tiba Halim tersebut

umumnya berada di wilayah Jabotabek, adapun Jakarta dan Bogor merupakan

kota dimana pemimpin pasar berada.

Berdasarkan pengamatan penulis di beberapa gerai modern seperti

supermarket di Jakarta dan Bogor yakni di Ada Swalayan (Padjadjaran, Bogor),

Ngesti (Bogor), Yogya (Plaza Bogor, Cimanggu), Ramayana (Jambu Dua, Bogor

Trade Mall, Pasar Minggu, Kramat Jati, Cibinong), Robinson (Plaza Bogor, Pasar

Minggu), dan Matahari (Ekalokasari, Kramat Jati), produk Marimas tidak terdapat

disana. Salah satu pihak dari beberapa supermarket tersebut mengatakan

bahwa sebelumnya Marimas tersedia disana. Hal ini diduga karena adanya

dampak dari persaingan. Pengamatan juga dilakukan ke pasar-pasar tradisional

di kedua kota tersebut yakni di pasar Bogor, pasar Warung Jambu, pasar Kramat

Jati, pasar Tebet, dan pasar Pasar Minggu, hasilnya Marimas tersedia di setiap

pasar tradisional tersebut. Namun, menurut wawancara dengan para penjual

diketahui bahwa penjualan Marimas saat ini relatif turun. Penurunan penjualan

tersebut menurut para penjual diduga karena terdapatnya minuman serbuk

dengan jenis baru dan konsumen cenderung membeli minuman serbuk dengan

merek yang berbeda dan jenis yang baru. Hal tersebut dapat mengindikasikan

bahwa di kedua kota ini penjualan Marimas mengalami penurunan dibandingkan

dengan kondisi sebelumnya.

Oleh karena itu, bagaimana mendapatkan tempat di dalam benak/pikiran

konsumen yang mempunyai ruang yang sangat terbatas untuk menempatkan

suatu produk di dalam ingatan mereka, sehingga mereka dapat mengingat,

memprioritaskan dan membeli produk minuman serbuk instan ini ketika mereka

(36)

Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang dialami oleh PT

Ulam Tiba Halim yang dapat dijadikan sebagai bahan kajian dalam penelitian ini

adalah :

1. Bagaimana persepsi konsumen terhadap minuman serbuk instan Marimas ?

2. Bagaimana positioning Marimas terhadap minuman serbuk instan lainnya ?

3. Bagaimana implikasi positioning minuman serbuk instan Marimas terhadap

strategi bauran pemasarannya ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini antara lain :

1. Menganalisis persepsi konsumen terhadap minuman serbuk instan Marimas.

2. Menganalisis positioning Marimas terhadap minuman serbuk instan lainnya.

3. Menganalisis implikasi positioning minuman serbuk instan Marimas terhadap

strategi bauran pemasarannya.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi

pelaksanaan kegiatan usaha yang dilakukan oleh PT Ulam Tiba Halim sebagai

bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan dan langkah-langkah yang

akan dicapai oleh perusahaan. Bagi penulis, penelitian ini dapat digunakan

sebagai media latihan dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama penulis

menuntut ilmu. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan

informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan dan berkepentingan serta

(37)

1.5 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini antara lain :

1. Produk minuman serbuk yang diperbandingkan adalah produk minuman

serbuk instan beraroma buah dan minuman serbuk instan teh beraroma buah

karena minuman serbuk instan beraroma buah ini tidak hanya mengalami

persaingan dari produk yang memiliki kategori sama tetapi juga mengalami

persaingan dari adanya minuman serbuk instan lainnya. Berdasarkan

wawancara dengan para penjual di pasar tradisional diketahui bahwa

minuman serbuk beraroma buah mengalami persaingan dengan adanya

produk baru yaitu minuman serbuk instan teh beraroma buah.

2. Produk minuman serbuk instan yang diperbandingkan adalah merek

minuman serbuk dalam satu segmen yaitu segmen menengah bawah.

3.

Merek minuman serbuk instan yang diperbandingkan antara lain Marimas,
(38)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum Minuman Serbuk

Pertumbuhan industri minuman tak lepas dari adanya perubahan pola

konsumsi masyarakat yang lebih menyukai hal-hal yang siap saji dan siap

minum. Salah satu minuman yang praktis dalam penyajiannya adalah minuman

serbuk instan. Pertumbuhan dalam industri minuman serbuk instan ini juga

semakin meningkat, hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya inovasi yang

dilakukan oleh sejumlah perusahaan yang mengakibatkan jumlah minuman

serbuk bertambah dan perusahaan dalam industri minuman serbuk instan inipun

juga bertambah.

Pertambahan perusahaan yang ada dalam industri minuman serbuk

instan ini dapat dilihat dimana dahulu hanya ada PT Nutrifood Indonesia, PT Kino

Sentra Industrindo, PT Ulam Tiba Halim dan PT Karunia Alam Segar, saat ini

perusahaan seperti PT Forisa Nusa Persada muncul dengan menghasilkan

produk minuman serbuk instan, sedangkan inovasi yang dilakukan beberapa

diantaranya yaitu munculnya minuman serbuk instan berkalsium, minuman

serbuk instan hangat dan minuman serbuk instan dengan berbagai variasi rasa.

Inovasi terhadap minuman serbuk ini mengakibatkan jumlah produk dalam

industri minuman serbuk bertambah. Pertambahan produk minuman serbuk

dapat dilihat dimana perusahaan-perusahaan minuman serbuk mengeluarkan

produk terbarunya antara lain : PT Nutrifood Indonesia mengeluarkan Nutrisari

Hangat dan Nutrisari Hi-Calcium Premium dan Nutritea dengan rasa baru, PT

Ulam Tiba Halim mengeluarkan Maritea yaitu minuman serbuk teh hijau yang

beraroma buah dan Mariteh yaitu minuman serbuk teh hitam yang beraroma

(39)

CIC (2003), mendefinisikan minuman serbuk sebagai produk makanan

yang merupakan campuran tepung gula pasir dengan bahan citarasa (alami,

identik alami, tiruan) atau bahan lainnya yang dalam penyajiannya harus

diencerkan terlebih dahulu dengan air sehingga berbentuk minuman. Di pasar,

produk yang dimaksud tersedia dalam beraneka macam produk seperti minuman

serbuk buah, energi, panas dalam, fiber, malt, jahe, susu, temulawak, beras

kencur dan masih banyak lainnya, sedangkan dalam penelitian ini minuman

serbuk yang dimaksud adalah minuman serbuk rasa buah. Minuman serbuk

buah didefinisikan oleh CIC (2003) sebagai minuman berbentuk serbuk yang

merupakan campuran dari gula dan asam sitrat dengan pembentuk citarasa

(flavouring) buah. Melihat sifat produknya, minuman jenis ini menyerupai sirup

buah yang dimodifikasi menjadi bentuk serbuk.

Pelopor dalam industri minuman ini adalah PT Nutrifood Indonesia pada

tahun 1979 dengan merek dagang Nutrisari. Perjalanan panjang perusahaan ini

yang selama bertahun-tahun melangkah sendiri tanpa pesaing memberi

kesempatan perusahaan ini untuk membangun mereknya dan menguasai pasar

(CIC, 2003). Namun, seiring dengan waktu industri minuman serbuk mulai

tumbuh. Potensi pasar yang belum tergarap optimal menarik minat beberapa

pihak untuk segera terjun dalam industri ini. Beberapa diantaranya PT Ulam Tiba

Halim, PT Kino Sentra Industrindo, PT Karunia Alam Segar dan PT Forisa Nusa

Persada.

2.1.1 Perkembangan Produksi Minuman Serbuk Buah

Peningkatan produksi minuman serbuk rasa buah pada tahun 1998

sampai 2002 meningkat cukup tajam. Peningkatan produksi yang paling besar

tejadi di awal periode. Mulai berproduksinya PT Karunia Alam Segar pada tahun

(40)

Namun, dengan persentase yang lebih kecil, produksi minuman serbuk buah

terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Secara rata-rata pada periode

1999 sampai 2002 produksinya meningkat 13,34 persen setiap tahun. Jika pada

1998 produksinya sebesar 8,54 ribu ton, maka pada tahun 2002 produksinya

meningkat 14,03 ribu ton.

Tabel 5. Perkembangan Produksi Minuman Serbuk Buah di Indonesia, Tahun 1998 - 2002

Tahun Produksi

Ton %

1998 1999 2000 2001 2002 8.536,00 10.372,72 11.393,49 12.535,78 14.034,59 - 21,52 9,84 10,03 11,96

Rata-rata 13,34

Sumber : CIC, 2003

Sebagai pelopor minuman serbuk buah di Indonesia PT Nutrisari

Indonesia berhasil menjadi produsen terbesar dengan produksi sebesar 7,55 ribu

ton, perusahaan ini menguasai 53,79 persen produk minuman serbuk buah

nasional pada tahun 2002. PT Ulam Tiba Halim menyusul pada urutan kedua

dengan produksi sebesar 1,70 ribu ton (12,10 persen). Selanjutnya PT Karunia

Alam Segar sebesar 1,32 ribu ton (9,39 persen) dan PT Kino Sentra Industrindo

sebesar 1,16 ribu ton (8,26 persen).

Tabel 6. Produksi Minuman Serbuk Menurut Perusahaan di Indonesia, Tahun 2002

Produsen Produksi

Ton %

PT Nutrisari Indonesia PT Ulam Tiba Halim PT Karunia Alam Segar PT Kino Sentra Industrindo PT Forisa Nusa Persada Produsen Lainnya 7.549,80 1.698,65 1.317,26 1.159,20 387,00 1.922,67 53,79 12,10 9,39 8,26 2,76 13,70

Total 14.034,59 100,00

[image:40.596.109.512.236.351.2] [image:40.596.115.510.578.711.2]
(41)

2.1.2 Perkembangan Konsumsi Minuman Serbuk Buah

CIC (2003), menentukan konsumsi minuman serbuk buah dengan cara

menjumlahkan produksi dengan impor kemudian dikurangi dengan ekspornya.

Supply ini dianggap sebagai konsumsi, dengan asumsi stok nasional sama

dengan nol dan sebuah produk minuman serbuk buah harus habis dikonsumsi

pada waktu itu juga.

Tabel 7. Perkembangan Konsumsi Minuman Serbuk Buah di Indonesia, Tahun 1998 - 2002

Tahun Produksi

(Ton) Ekspor (Ton) Impor (Ton) Konsumsi

Ton %

1998 1999 2000 2001 2002 8.536,00 10.372,72 11.393,49 12.535,78 14.034,59 46,80 192,58 777,47 1.007,25 1.473,13 46,58 124,42 165,79 558,73 684,86 8.535,79 10.304,56 10.781,81 12.087,25 13.246,32 - 20,72 4,63 12,11 9,59

Rata-rata 11,76

Sumber : CIC, 2003

Seiring dengan peningkatan produksi, konsumsi minuman serbuk buah

pun mengalami peningkatan yang pesat. Secara rata-rata pada periode 1998

sampai 2002 konsumsi minuman serbuk buah meningkat 11,76 persen pertahun.

Sama halnya dengan peningkatan produksi, peningkatan yang cukup tajam

terjadi juga pada awal periode yaitu meningkat sebesar 20,72 persen. Namun

dengan persentase yang lebih kecil, konsumsi minuman serbuk buah meningkat

pada tahun-tahun berikutnya.

Tabel 8. Perkembangan Konsumsi Perkapita Minuman Serbuk Buah di Indonesia, Tahun 1998 - 2002

Tahun Konsumsi

(Ton)

Penduduk (Jiwa)

Konsumsi Perkapita

Gr %

1998 1999 2000 2001 2002 8.535,79 10.304,56 10.781,81 12.087,25 13.246,32 198.333.389 200.951.813 203.025.313 205.193.300 207.492.365 43,04 51,28 53,11 58,91 63,84 - 19,15 3,56 10,92 8,37

Rata-rata 10,50

[image:41.596.110.513.579.718.2]
(42)

CIC (2003) mengasumsikan bahwa produk minuman serbuk buah

dikonsumsi untuk seorang penduduk Indonesia, maka dapat ditentukan

konsumsi perkapitanya. Tabel 8 menunjukkan perkembangan konsumsi

perkapita minuman serbuk buah di Indonesia.

2.2 Analisis Citra

Sebagian besar analisis terhadap konsumen memerlukan penilaian citra

pelanggan saat ini tentang perusahaan, produk dan pesaingnya. Pemasar juga

berkepentingan dengan kepercayaan yang dianut oleh konsumen dan

menentukan suatu citra merek. Dengan pemeriksaan kepercayaan konsumen

mengenai kemampuan merek perusahaan dan juga dengan merek pesaing

dapat menentukan apakah suatu produk telah mencapai posisi yang diinginkan

di dalam benak konsumen.

Menurut Kotler (2000), citra adalah seperangkat keyakinan, ide dan kesan

yang dimiliki oleh seseorang terhadap objek. Sikap dan tindakan orang terhadap

suatu objek sangat ditentukan oleh citra objek tersebut, sedangkan analisis citra

(image analysis) didefinisikan oleh Engel, Blackwell dan Miniard (1994) sebagai

pemeriksaan pengetahuan konsumen mengenai sifat objek.

Suatu ancangan terhadap analisis citra berupa permintaan kepada

konsumen untuk menilai produk pada serangkaian skala yang menggambarkan

sifat minat. Secara khas, sifat ini diekspresikan dalam bentuk atribut atau

manfaat produk. Manfaat analisis citra selain membawa implikasi untuk retensi

pelanggan, analisis ini dapat juga membantu pengembangan perekrutan

pelanggan yang berfokus pada upaya merubah para pemakai pesaing menjadi

pemakai perusahaan. Sehingga untuk ini diperlukan pemeriksaan atas temuan

(43)

2.3 Analisis Biplot

Biplot diperkenalkan pertama kali oleh Gabriel pada tahun 1971, sehingga

sering disebut sebagai Gabriel biplot. Metode ini tergolong dalam analisis

eksplorasi peubah ganda yang ditujukan untuk menyajikan data peubah ganda

dalam peubah dimensi sehingga perilaku data mudah dibuat dan

diinterpretasikan. Biplot adalah teknik statistika deskriptif yang dapat disajikan

secara visual guna menyajikan secara simultan n objek pengamatan dan p

peubah dalam ruang bidang datar, sehingga ciri-ciri peubah dan objek

pengamatan serta posisi relatif antar objek pengamatan dengan peubah dapat

dianalisis.

Informasi yang bisa diambil dari biplot antara lain :

1. Hubungan antar peubah.

2. Kemiripan relatif antar objek pengamatan.

3. Posisi relatif antar objek pengamatan dengan peubah.

4. Nilai peubah pada suatu objek.

Interpretasi dari Biplot itu sendiri adalah sebagai berikut :

1. Panjang vektor peubah sebanding dengan keragaman peubah tersebut.

Semakin panjang vektor suatu peubah, maka keragaman peubah tersebut

semakin tinggi.

2. Nilai kosinus sudut antara dua vektor peubah menggambarkan korelasi

kedua peubah. Semakin sempit sudut yang dibuat antara dua peubah, maka

semakin positif tinggi korelasinya. Jika sudut yang dibuat tegak lurus maka

korelasi keduanya rendah, sedangkan jika sudutnya tumpul (berlawanan

arah) maka korelasinya negatif.

3. Posisi objek yang searah dengan suatu vektor peubah diinterpretasikan

sebagai besarnya nilai peubah untuk objek yang searah dengannya. Semakin

(44)

semakin tinggi nilai peubah tersebut untuk objek itu, sedangkan jika arahnya

berlawanan maka nilainya rendah.

4. Kedekatan letak/posisi dua objek diinterpretasikan sebagai kemiripan sifat

yang ditunjukkan oleh nilai-nilai peubahnya semakin mirip.

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian di bidang pemasaran telah banyak dilakukan oleh para peneliti

sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut membahas pemasaran dari berbagai

sudut pandang serta berbagai aspek pembahasan, salah satu topik yang

dianalisis yaitu mengenai positioning. Analisis-analisis yang dilakukan tersebut

dilakukan terhadap berbagai produk dengan menggunakan teknik sampling dan

[image:44.596.113.510.388.656.2]

alat analisis yang beragam.

Tabel 9. Penelitian Terdahulu Mengenai Positioning dan Minuman Serbuk

Nama Peneliti Tahun Judul Alat Analisis

Putricia, Dhita 2002 Analisis Positioning Jamu Bukti

Mentjos Pada Industri Jamu Tradisional Bukti Mentjos, Jakarta Pusat

- Analisis Perilaku Pembelian

- Analisis Citra - Analisis Biplot Arisandy,

Bayu

2005 Analisis Positioning Serta

Preferensi Konsumen Nata De Coco Pada PT FITS Mandiri Di Kota Bogor

- Metode

Thurstone

- Metode Biplot

Sefudin 2005 Strategi Penempatan Produk

(Product Positioning) Frestea di PT Coca-Cola Distribution Indonesia (Studi Kasus di Kota Bogor, Jawa Barat)

- K Means

Clustering

- Analisis Pesaing

Mayangsari, Tri Hastuti

2000 Analisis Pengambilan

Keputusan Strategi Promosi Melalui Pendekatan Proses Hirarki Analitik Pada Minuman Juice Serbuk Frutillo dan Hore PT Nutrifood Indonesia

- Metode Proses Hirarki Analitik (PHA)

Sumber : Kumpulan Skripsi, Institut Pertanian Bogor

Penelitian yang dilakukan oleh Putricia, (2002) bertujuan mengetahui

(45)

positioning produk jamu kesehatan dengan merek jamu Bukti Mentjos terhadap

produk jamu kesehatan pesaing dan merencanakan strategi pemasaran dengan

melihat keunggulan dan kelemahan produk jamu kesehatan Bukti Mentjos

melalui bauran pemasaran. Metode pengambilan sampel secara purposive. Data

yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan tabulasi sederhana untuk

menganalisis perilaku konsumen, sedangkan data mengenai nilai atribut

terhadap produk jamu kesehatan dianalisis dengan menggunakan metode citra

dan Biplot. Atribut yang menjadi penilaian adalah rasa pahit yang pas, aroma

wangi dan kesegaran, khasiat tinggi, zat yang terkandung lengkap, kemasan

menarik, mutu/kualitas produk terjamin, merek produk populer, tingkat

kebersihan tinggi, harga yang pas, informasi pemakaian yang jelas, label yang

informatif serta tercantumnya nomor Departemen Kesehatan.

Tujuan penelitian dari Arisandy (2005) adalah untuk mengetahui dan

menganalisis keputusan pembelian terhadap nata de coco serta atribut yang

mempengaruhi dan tingkat kepentingannya dalam keputusan pembelian nata de

coco, mengidentifikasi segmen dan pasar target serta mengetahui dan

menganalisis posisi produk PT FITS Mandiri dibandingkan dengan pesaingnya

serta merumuskan suatu bauran pemasaran alternatif bagi PT FITS Mandiri yang

sesuai dengan keadaan pasar. Teknik pengambilan sampel secara judgement

sampling. Alat analisis yang digunakan adalah metode Thurstone dan Metode

Biplot. Atribut yang diteliti antara lain rasa manis, harga, nomor izin Depkes,

masa kadaluarsa, bentuk kemasan, kejernihan isi produk, kesesuaian isi,

kandungan zat tambahan, kemudahan memperoleh, merek produk, dan

produsen produk.

Sefudin (2005), bertujuan menganalisis preferensi konsumen terhadap

produk teh botol Frestea, menganalisis segmen pasar dan target pasar serta

(46)

menyusun strategi penempatan produk Frestea berdasarkan analisis pemasaran

sasaran. Teknik pengambilan sampel secara nonprobabilty sampling.

Pengolahan data untuk mengetahui segmentasi dengan metode analisis

kelompok yakni K-Means Clustering dan analisis Cluster, sedangkan untuk

mengetahui targeting dengan menggunakan analisis pesaing. Hasil yang

diperoleh bahwa faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli teh

kemasan adalah kualitas (rasa, aroma dan warna), harga terjangkau, mudah

didapat, kemasan dan keterkenalan merek.

Penelitian mengenai minuman serbuk instan telah dilakukan oleh

Mayangsari, (2000). Tujuannya untuk mengkaji bentuk kegiatan promosi PT

Nutrifood Indonesia khususnya untuk produk Frutillo dan Hore, menganalisis

tujuan utama dari kegiatan promosi PT Nutrifood Indonesia untuk produk Frutillo

dan Hore serta menganalisis faktor-faktor yang paling berpengaruh dan menjadi

unsur penyusun strategi promosi perusahaan serta menyusun rekomendasi yang

berkaitan dengan pemilihan alternatif strategi promosi yang tepat bagi

perusahaan sesuai dengan kendala yang dihadapi dan pendukung yang dimiliki

perusahaan. Penentuan faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi

promosi dan pemilihan alternatif strategi promosi yang paling tepat dianalisis

dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA). Hasil penelitian

memperlihatkan bahwa semua alat promosi diterapkan oleh PT Nutrifood

Indonesia. Tujuan yang ingin dicapai oleh PT Nutrifood Indonesia melalui

pelaksanaan promosi dari hasil analisis dengan PHA adalah meningkatkan

penjualan, memperluas pangsa pasar, menciptakan kesadaran merek,

menghadapi pesaing dan menginformasikan dan mengingatkan produk. Untuk

memilih alternatif strategi promosi yang tepat perusahaan memberikan prioritas

(47)

perusahaan, hasilnya alternatif yang tepat yaitu promosi penjualan kepada

pedagang perantara.

Penelitian yang dilakukan pada saat ini memiliki kesamaan dan

perbedaan dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dari

segi teknik pengambilan sampel pada penelitian terdahulu tidak ada pembatasan

dalam pengambilan sampel, sedangkan dalam penelitian ini sampelnya dibatasi

yakni menggunakan teknik quota sampling yaitu dengan karakteristik responden

yang membeli dan pernah mengkonsumsi minuman serbuk instan serta minimal

pernah mengkonsumsi Marimas lebih dari satu kali. Hal ini dilakukan karena

dengan karakteristik responden yang demikian maka mereka akan memiliki

pengetahuan dan dapat menilai produk minuman serbuk instan khususnya

Marimas.

Alat analisis yang digunakan hampir sama yaitu analisis Citra dan analisis

Biplot, ini dikarenakan analisis Citra sesuai untuk mengetahui penilaian

konsumen terhadap suatu produk, sehingga dapat mengetahui apakah suatu

produk telah mencapai posisi yang diinginkan didalam benak konsumen dan

memberikan implikasi terhadap retensi pelanggan. Metode Thurstone tidak

digunakan dalam penelitian ini karena bukan merupakan alat analisis, melainkan

jenis skala yang digunakan dalam melakukan penilaian terhadap atribut. Adapun

skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah differensial sematik. Analisis

Biplot masih digunakan dalam penelitian ini karena memiliki keunggulan

dibandingkan metode lain seperti dengan MDS (Multidimensional Scaling) yakni

analisis Biplot mampu menyajikan keeratan antar peubah atribut, hal ini tidak

diperoleh pada analisis dengan menggunakan MDS.

Pada penelitian-penelitian terdahulu terhadap produk minuman yang

menjadi acuan informasi adalah atribut-atribut yang dijadikan peubah yang dinilai

(48)

antara lain tingkat kemanisan, aroma buah, citarasa, kemasan, harga,

kemudahan mendapatkan produk, kandungan zat gizi, keterkenalan merek dan

(49)

BAB III

KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang

bernilai dengan pihak lain (Kottler, 2000a). Asosiasi Pemasaran Amerika

mendefinisikan (manajemen) pemasaran adalah proses perencanaan dan

pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan,

barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi

sasaran-sasaran individu dan organisasi.

3.1.2 Komponen Utama Pemasaran

Manajemen pemasaran memiliki tiga komponen utama. Kartajaya (1997)

menyajikan tiga komponen ini dengan sistematis seperti pada Gambar 1 yang

dijabarkan dalam tiga siklus.

1. Siklus dalam (inner cycle) yang menggambarkan situasi persaingan suatu

perusahaan dalam lingkungan bisnisnya yang terdiri dari customer

(pelanggan), company (perusahaan), competitor (pesaing) dan change

(perubahan).

2. Siklus tengah (midlle cycle) yang menggambarkan strategi, taktik dan nilai

pemasaran (STV).

3. Siklus luar (outer cycle) yang menggambarkan tiga kata tanya paling penting

yang harus dijawab dengan tepat pada waktu melaksanakan

(50)

Di dalam lingkaran strategi, taktik dan nilai pemasaran itu sendiri terdapat

masing-masing tiga elemen yang saling berinteraksi dan mempengaruhi :

1. Lingkaran Strategi Persaingan

- Segmentasi, menyangkut cara membagi pasar dengan menggunakan

variabel tertentu.

- Targeting, memilih satu atau lebih segmen pasar yang dijadikan sasaran

pasar.

- Positioning, berkaitan dengan posisi yang diinginkan di benak konsumen.

2. Lingkaran Taktik Pemasaran

- Differensiasi, berkenaan dengan cara mengongkretkan suatu strategi

pemasaran dalam segala macam aspek terkait di perusahaan yang

membedakannya dengan perusahaan lain.

- Marketing mix, menyangkut produk, harga, tempat serta promosi sesuai

dengan strategi pemasaran.

- Selling, mengacu pada usaha membuat konsumen membeli tawaran

sesuai dengan strategi pemasaran.

3. Lingkaran Nilai Pemasaran

- Brand, berkaitan dengan prinsip perusahaan dalam meningkatkan brand

equity.

- Service, menunjuk pada prinsip perusahaan untuk meningkatkan service

quality pada pelanggan.

- Process, menunjuk pada prinsip perusahaan untuk membuat setiap

karyawan terlibat dalam proses pemuasan pelanggan baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Kegiatan pemasaran sendiri berhubungan dengan tiga pertanyaan pokok

yaitu apa, mengapa dan bagaimana. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan disini.

(51)

bukan hanya selalu berhubungan dengan produk dan marketing mix, melainkan

juga dengan informasi pasar. Kedua, pemasar harus menganalisis pasarnya

dengan baik. Analisis pasar harus selalu dihubungkan dengan kemampuan

perusahaan menghasilkan produk sesuai dengan kemampuan pasar untuk

menyerap. Selain hal ini tentu saja pemasar masih harus menaruh perhatian

[image:51.596.166.459.237.533.2]

pada manajemen kualitas.

Gambar 1. Komponen Utama Pemasaran.

3.1.3 Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen didefinisikan oleh Engel, Blackwell, dan Miniard

(1994) sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,

mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan

(52)

konsumen mengambil bentuk yang diperlihatkan di dalam Gambar 2 dan

mempunyai langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pengenalan masalah — konsumen mempersepsikan perbedaan antara

keadaan yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk

membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan.

2. Pencarian informasi — konsumen mencari informasi yang disimpan di dalam

ingatan (pencarian internal) atau mendapatkan informasi yang relevan

dengan keputusan dari lingkungan (pencarian eksternal).

3. Evaluasi alternatif — konsumen mengevaluasi pilihan berkenaan dengan

manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga alternatif yang

dipilih.

4. Pembelian — konsumen memperoleh alternatif yang dipilih atau pengganti

yang dapat diterima bila perlu.

5. Hasil — konsumen mengevaluasi apakah alternatif yang dipilih memenuhi

[image:52.596.226.389.463.617.2]

kebutuhan dan harapan segera sesudah digunakan.

Gambar 2. Perspektif Pemecahan Masalah Mengenai Lima Langkah Dalam Pengambilan Keputusan Konsumen.

Jangkauan yang diikuti secara teliti oleh masing-masing langkah ini

bervariasi dari satu situasi keputusan ke situasi berikutnya. Pembelian ulangan

juga dapat didasarkan pada kebiasaan yang terbentuk untuk menyederhanakan

Pengenalan

Gambar

Tabel 4. Produsen Minuman Serbuk Buah di Indonesia Beserta  Produknya
Tabel 6. Produksi Minuman Serbuk Menurut Perusahaan di Indonesia, Tahun 2002
Tabel 8. Perkembangan Konsumsi Perkapita Minuman Serbuk Buah di
Tabel 9.  Penelitian Terdahulu Mengenai Positioning dan Minuman Serbuk
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ada perbedaan kualitas minuman serbuk instan kayu secang dengan penggunaan jumlah gula yang berbeda ditinjau dari karakteristik warna, aroma dan tekstur (kelarutan dalam air), dan

Dari penelitian ini disimpulkan bahwa dengan pemberian minuman serbuk instan kayu manis pada tikus hiperkolesterol tidak memberikan pengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol

Perubahan kadar kolesterol total (mg/dL) tikus yang terukur pada sebelum dan sesudah pemberian pakan tinggi lemak dan sesudah pemberian minuman serbuk instan kayu manis ....

Kendala pada proses pembuatan minuman serbuk instan kulit buah. manggis menggunakan oven adalah pembentukan butiran-butiran

Hasil Analisis Aktivitas Antioksidan Minuman Serbuk Instan Kulit Buah Manggis.

Deskripsi, Taksonomi, dan Kandungan Kimia Biji Petai Cina (Leucaena leucocephala Lmk. Minuman Serbuk Instan... Syarat Mutu Minuman Serbuk Instan... Definisi, dan Jenis-Jenis

Tujuan penelitian adalah mengetahui minat beli konsumen terhadap unting sagu instan rasa manis dan rasa karih ayam berdasarkan atribut dalam unting (rasa, aroma,

Adapun  tujuan  dari  penelitian  ini  adalah  mengetahui  kadar  antioksidan  dalam  minuman  instan  serbuk  kulit  manggis  (Garcinia  mangostana  L)  dan