• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Kampanye Bahaya Penggunaan Sepeda Motor Oleh Anak di Bawah Umur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Kampanye Bahaya Penggunaan Sepeda Motor Oleh Anak di Bawah Umur"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN KAMPANYE BAHAYA PENGGUNAAN SEPEDA MOTOR OLEH ANAK DIBAWAH UMUR

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2013-2014

Oleh:

Ryannes Andryan 51910050

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)
(3)
(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Data Pribadi

Nama : Ryannes Andryan

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 15 Oktober 1992

Jenis Kelamin : Laki Laki

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Tinggi, Berat Badan : 165cm, 55kg

Alamat : Jl. Industri no.2s, RT.12/RW.08, Kelurahan Arjuna, Kecamatan

Cicendo, Bandung

Telepon : 089629762783

e-mail : ryanousuke_anryu72@yahoo.com

Latar Belakang Pendidikan 1998 – 2004 : SD Pandu, Bandung

2004 – 2007 : SMP Angkasa Lanud Husein, Bandung

2007 – 2010 : SMK Angkasa Lanud Husein, Bandung

Kemampuan

Kemampuan Komputer (MS Word, Adobe Photoshop, Adobe Illustrator, Adobe

Premiere, Adobe InDesign, 3D Max, Adobe Flash)

Pengalaman Kerja

(5)

Tujuan : Persyaratan kelulusan SMK Angkasa Lanud Husein, Bandung

Posisi : Operator mesin senai

Rincian Pekerjaan : Membuat ulir pada mur dan baut

Bekerja freelance di Win Studio, Bandung Periode: Juli 2012 - November 2012

Status : Karyawan freelance Posisi : Tracer

Rincian Pekerjaan : Men-tracing foto menjadi gambar vektor Kerja praktek di CV. Alfabeta, Bandung

Periode: Oktober 2013 - Desember 2013

Tujuan : Menyelesaikan mata kuliah Kerja Praktek

Posisi : Layouter

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN . ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 2

I.3 Rumusan Masalah ... 3

I.4 Batasan Masalah ... 3

I.5 Tujuan Perancangan ... 3

I.6 Manfaat Perancangan ... 3

BAB II BAHAYA PENGGUNAAN SEPEDA MOTOR OLEH ANAK DIBAWAH UMUR ... 4

II.1 Kampanye ... 4

II.2 Bahaya ... 4

(7)

II.3.1 Periode Pueral (12-14 tahun) ... 5

II.3.2. Periode Pubertas (14-17 tahun) ... 7

II.4 Sepeda Motor ... 8

II.5 Pengemudi (Pengendara) ... 10

II.6 Lalu Lintas ... 12

II.7 Aturan Dasar Berkendara ... 13

II.7.1 SIM (Surat Izin Mengemudi) ... 14

II.8 Kecelakaan Lalu Lintas ... 16

II.8.1 Data Kecelakaan Lalu Lintas ... 17

II.8.2 Pelaku kecelakaan Lalu Lintas ... 18

II.9 Alasan Anak di Bawah Umur Dilarang Mengemudi ... 19

II.10 Target Audiens ... 20

II.10.1 Target Audiens Primer ... 21

II.10.2 Target Audiens Sekunder ... 21

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 23

III.1 Strategi Perancangan ... 23

III.1.1 Pendekatan Komunikasi ... 23

III.1.1.1 Pendekatan Visual ... 23

III.1.1.2 Pendekatan Verbal ... 24

III.1.2 Strategi Kreatif ... 24

III.1.3 Strategi Media ... 25

(8)

III.2 Konsep Visual ... 28

III.2.1 Format Desain ... 28

III.2.2 Tata Letak ... 28

III.2.3 Tipografi ... 29

III.2.4 Ilustrasi ... 30

III.2.4.1 Studi Visual Karakter ... 30

III.2.4.2 Referensi Visual ... 31

III.2.4.3 Alternatif Visual ... 33

III.2.5 Warna ... 35

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA ... 36

IV.1 Pra Produksi ... 36

IV.2 Teknis Produksi ... 36

IV.2.1 Media Utama ... 36

IV.2.2 Media Pendukung ... 37

DAFTAR PUSTAKA ... 42

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

C.S.T. Kansil dan Christine S.T. (1994). Disiplin Berlalu Lintas Di Jalan Raya. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Jakarta: Pustaka Yustisia

Rustan, Surianto. (2009). Layout Dasar & Penerapannya. Jakarta: Gramedia. Wulandari, D. (2011, November 14) Pasar Sepeda Motor Jabar Tembus 4,36 juta. Jakarta: Bisnis Indonesia.

Website :

Asdar, D. A. (2008, Maret 08). Tinjauan Kriminologis Pelanggaran Lalu lintas yang Dilakukan Oleh Remaja di Wilayah Hukum Polres Parepare (studi kasus 2006 - 2011) Diakses pada 15 November, 2013.

http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/4130

Dony Purnomo (2012, Januari).SEJARAH PERKEMBANGAN SEPEDA MOTOR DI DUNIA. Diakses 2 Desember 2013.

http://pinterdw.blogspot.com/2012/01/sejarah-perkembangan-sepeda-motor-di.html

Indri Lidiawati. (2012, November). Sepeda motor adalah. Diakses pada 9 Desember, 2013.

http://www.pusat-definisi.com/2012/11/sepeda-motor-adalah.html

Irnan Edi Sarwono. (2010, Maret 2).Pengertian Kampanye. Diakses pada 26 Januari, 2014.

http://all-about-theory.blogspot.com/2010/03/pengertian-kampanye.html

Irjen. Pol. Drs. Mochammad Iriawan, S.H., M.M., M.H. (2011, Desember 30).

(10)

Diakses pada 26 Januari, 2014.

http://www.rtmc-poldajabar.com/laka-

lantas/kasus-kecelakaan-lalulintas-di-wilayah-polda-jabar-meningkat-172-persen.html

Irwan Mappe. (2013, April 17). Definisi Bahaya, Risiko, & Insiden. Diakses pada 12 maret, 2014.

http://akudank3.blogspot.com/2013/04/definisi-bahaya-risiko-insiden.html

Kusumaningrum, S. (2001, September 26). Hukum Bagi Anak Dibawah Umur. Diakses pada 15 November, 2013.

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl112/hukum-bagi-anak-bawah-umur

Primus Dorimulu. (2013, September 4). Penjualan Motor Diproyeksi Tembus 7,8 Juta Unit di 2014. Diakses pada 26 Januari, 2014.

http://www.suarapembaruan.com/ekonomidanbisnis/penjualan-motor-diproyeksi-tembus-78-juta-unit-di-2014/41220

Setyandari Eka Apriliyana. (2012, November 4). Sepeda Motor Bukan Untuk Anak Dibawah Umur. Diakses pada 15 November, 2013.

(11)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya kepada penulis, sehingga berbagai halangan dan rintangan yang

terjadi dalam proses penyelesaian tugas akhir ini, mampu penulis lalui hingga

akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Laporan pengantar tugas

akhir ini merupakan prasyarat untuk menyelesaikan tugas akhir dan proses

kelulusan Program Studi Desain Komunikasi Visual, Universitas Komputer

Indonesia yang berjudul “Perancangan Kampanye Bahaya Penggunaan Sepeda Motor Oleh Anak Dibawah Umur”.

Penulis menyadari akan keterbatasan-keterbatasan yang ada, namun oleh karena

hal tersebut juga penulis termotivasi untuk menemukan solusinya. Terima kasih

kepada orang tua, dosen pembimbing dan dosen-dosen lainnya serta pihak-pihak

yang secara langsung maupun tidak secara langsung, yang benar-benar membantu

penulis dalam pelaksanaan tugas akhir ini. Karena kritikan, saran dan juga

bantuan-bantuan merekalah penulis akhirnya dapat menemukan solusi-solusi

dalam penyelesaian masalah yang dihadapi.

Dengan keterbatasan ilmu dan kemampuan yang penulis miliki, penulis terbuka

untuk menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun untuk lebih

baik ke depannya. Penulis juga berharap laporan pengantar tugas akhir ini dapat

bermanfaat, baik bagi penulis maupun bagi pihak lain yang memerlukannya.

Bandung, 16 Agustus 2014

Ryannes Andryan

(12)

BAB I

dipakai seperti Twin-Cylinder, 4 valve, water cooler dan bermesin 1.500 cc. walau bermesin besar, ternyata tenaga kuda yang dihasilkan hanya 2,5 hp saja pada 240

rpm. Sepeda motor ini juga merupakan kendaran pertama di dunia memakai bahan

bakar minyak bumi. Mereka menyebut kendaraan penemuannya ini dengan nama “Reitwagen” (mobil tunggangan). Perkembangan motor di Indonesia sangat pesat, berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) memprediksi

pada tahun 2014 akan ada peningkatan jumlah penjualan sepeda motor sebesar 4%

yakni mencapai 7,5 sampai 7,8 juta unit dibandingkan dengan proyeksi tahun

2013 yang mencapai 7,3 sampai 7,5 juta unit. Bahkan, pada tahun ini diperkirakan

penjualan kendaraan sepeda motor akan menyentuh 10 juta per tahun.

Dalam aturan berlalu lintas, seseorang baru boleh mengendarai sepeda motor jika

telah memiliki SIM dan sudah berumur 17 tahun. Tapi rata-rata anak SMP

berumur 13-15 tahun, sekarang sudah dengan bebas menggunakan sepeda motor

walaupun belum memiliki SIM. Semahir apa pun dalam berkendara, faktanya

dalam mengendarai sepeda motor bukan hanya diperlukan kemahiran, tetapi juga

tanggung jawab dan pemahaman terhadap aturan berlalu lintas yang berlaku.

Kemahiran memang bisa diperoleh dari banyak berlatih, tapi tanggung jawab dan

pemahaman tidak bisa diperoleh hanya dari banyak berlatih saja. Pelanggaran

aturan berupa izin bekendara oleh orang tua walaupun belum diizinkan memiliki

SIM, adalah bentuk pelanggaran terhadap ketidaktaatan pada aturan tersebut.

Dengan pemahaman lain adalah anak dibiarkan untuk tidak memiliki tanggung

jawab

(13)

gengsi anak dibawah umur itu pada dasarnya sangatlah tinggi, ketika si anak

melihat temannya menggunakan sepeda motor, maka tanpa berpikir panjang si

anak juga akan meminta kepada orang tuanya untuk dibelikan sepeda motor,

padahal mereka tidak begitu paham dan menyadari tentang bahaya dan resiko

yang akan mereka hadapi nantinya. Faktor kedua yang sekaligus menjadi faktor

utama yang menyebabkan para anak di bawah umur menggunakan sepeda motor

adalah peran orang tua anak. Ketegasan orang tua menjelaskan bahaya dan resiko

dinilai penting untuk menjaga keselamatan anak dan orang lain. Orang tua

sebaiknya tidak boleh kalah dengan anak sehingga akhirnya orang tua iba dan

mau tidak mau menuruti keinginan si anak. Sebagai orang tua, harusnya bisa

memberikan pengertian kepada anak mengenai penggunaan sepeda motor, kapan

(umur berapa) waktu yang tepat bagi anak untuk mulai mengendari sepeda motor.

Jika memang ingin memberi kendaraan kepada si anak, orang tua seharusnya bisa

memilih dan memberikan kendaraan yang memang jauh lebih tepat untuk anak

yang msaih dibawah umur.

Menurut Irjen. Pol. Drs. Mochammad Iriawan, S.H., M.M., M.H., yang diperoleh

dari http://www.rtmc-poldajabar.com, perilaku anak yang menggunakan

kendaraan sepeda motor tersebut merupakan penyumbang jumlah kasus

kecelakaan dalam penggunaan sepeda motor dibawah umur. Pada tahun

2010-2011, pengguna sepeda motor oleh anak di bawah umur mengalami kasus

kecelakaan sebanyak 231 orang. Inilah salah satu sebab sepeda motor dilarang

dipergunakan oleh anak dibawah umur.

I.2 Identifikasi Masalah

- Adanya orang tua yang melakukan pelanggaran dengan membiarkan anak

yang belum diizinkan memiliki SIM untuk berkendara di jalanan umum.

- Orang tua serta anaknya terlalu menyepelekan bahaya dan resiko dalam

penggunaan sepeda motor oleh anak dibawah umur.

- Semakin tingginya angka kecelakaan yang dialami oleh anak dibawah umur

(14)

I.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

peneliti dapat merumuskan masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

- Bagaimana memberikan kesadaran kepada orang tua akan bahaya dan resiko

menggunakan sepeda motor bagi anak dibawah umur.

I.4 Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, hal yang menjadi prioritas utama

permasalahan adalah

- Kepedulian orang tua (usia 25-40 tahun, yang sudah menikah dan mempunyai

anak) terhadap penggunaan sepeda motor yang seharusnya belum boleh

digunakan oleh anak dibawah umur.

I.5 Tujuan Perancangan

- Untuk memberikan kesadaran kepada orang tua agar menjelaskan bahaya dan

resiko penggunaan sepeda motor oleh anak dibawah umur kepada anaknya.

- Untuk memberikan kesadaran kepada orang tua akan pentingnya untuk

menjaga keselamatan anak dari dampak penggunaan sepeda motor oleh anak

dibawah umur.

I.6 Manfaat Perancangan

- Agar para orang tua tidak lagi salah memberikan kendaraan pada anak, dengan

memberikan kendaraan sepeda motor pada anak dibawah umur.

- Agar para anak yang masih dibawah umur mulai memiliki kesadaran bahwa

(15)

BAB II

BAHAYA PENGGUNAAN SEPEDA MOTOR OLEH ANAK DIBAWAH UMUR

II.1 Kampanye

Menurut Rogers dan Storey (seperti yang dikutip dari

http://all-about-theory.blogspot.com), definisi kampanye adalah “serangkaian tindakan

komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada jumlah

khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu”.

Merujuk pada definisi ini maka setiap aktivitas kampanye komunikasi setidaknya

harus mengandung empat hal yakni:

- Tindakan kampanye ditujukan untuk menciptakan efek atau dampak tertentu.

- Jumlah khalayak sasaran yang besar.

- Biasanya dipusatkan dalam kurun waktu tertentu.

- Melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisasi.

II.2 Bahaya

Bahaya (seperti yang dikutip dari http://akudank3.blogspot.com) adalah segala

kondisi yang dapat merugikan baik cidera atau kerugian lainnya, atau bisa juga

sumber, situasi dan tindakan yang berpotensi menciderai manusia.

II.3 Anak Dibawah Umur (Remaja)

Masa remaja disebut pula sebagai masa penghubung atau masa peralihan antara

masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada periode ini terjadi

perubahan-perubahan besar mengenai kematangan fungsi-fungsi rohaniah dan jasmaniah.

Yang sangat menonjol pada periode ini adalah kesadaran yang mendalam

mengenai diri sendiri dengan mana anak muda mulai meyakini kemauan, potensi

dan cita-cita sendiri.

Pada saat pertumubuhan ini anak muda atau pubescens (12-17 tahun) pada

(16)

jasmani dan rohani. Kadang harmoni fungsi-fungsi motoriknya terganggu.

Sehingga dengan kejadian tadi pubescens sering tampak kaku dan kasar.

Masa remaja atau masa pubertas bisa dibagi dalam empat fase, yaitu:

1. Masa awal pubertas, disebut juga masa pueral atau pra-pubertas.

2. Masa menetang kedua.

3. Masa pubertas sebenarnya mulai pada umur 14 tahun. Masa pubertas

pada anak wanita pada umumnya berlangsung lebih awal daripada

pubertas anak laki-laki.

4. Fase adolesensi mulai pada usia 17 tahun sampai sekitar 19-21 tahun.

II.3.1 Periode Pueral (12-14 tahun)

Usia antara 5-11 tahun disebut sebagai masa latensi atau masa terikat. Pada

periode ini macam-macam potensi dan kemampuan anak masih bersifat “tersimpan” atau belum berkembang. Maka akhir masa latensi itu disebut sebagai masa pueral atau pra-pubertas. Beberapa ahli mengemukakan bahwa usia 12-14

tahun merupakan masa pueral. Masa pueral atau masa pra-pubertas ini ditandai

oleh berkembangnya tenaga pada fisik yang melimpah. Keadaan tersebut

menyebabkan tingkah laku anak terlihat kasar, canggung, kurang sopan, liar dan

lain-lain. Pada saat ini pertumbuhan jasmani sangat pesat. Bersamaan dengan

pertumbuhan yang sangat cepat, berlangsung juga perkembangan intelektual yang

sangat intensif sehingga minat anak pada dunia luar sangat besar. Perkembangan

intelektual ini membangunkan macam-macam fungsi psikis dan rasa ingin tahu

sehingga tumbuh dorongan yang kuat untuk mencari ilmu pengetahuan dan

pengalaman baru. Minat anak-anak pueral itu sepenuhnya terarah pada hal-hal

yang kongkrit. Khususnya karena minatnya terarah pada kegunaan-kegunaan

teknis. Mereka belum menyukai teori-teori dan hal-hal yang abstrak. Sehubungan

dengan daya tahan anak yang besar, dan pertumbuhan jasmani yang pesat, orang

menandai proses ini dengan vitalitas yang besar. Oleh karena itu pada usia

pra-pubertas atau pueral dan usia pra-pubertas minat anak tertuju kepada aktivitas

(17)

energi yang berlimpah. Ini juga sebagai pemuas bagi kebutuhan anak untuk

bergiat dan kebebasan dirinya.

Dengan adanya perkembangan fisik yang melimpah terjadilah penigkatan

aktivitas. Namun bentuk dan isi aktivitas tersebut berbeda pada anak gadis dan

anak laki-laki. Peningkatan aktivitas tersebut bukanya berarti peningkatan

agresivitas anak, akan tetapi merupakan:

- Proses intensifikasi dari daya adaptasi anak terhadap realitas dunia.

- Merupakan usaha untuk lebih menguasai lingkungannya, dan

mengatasi kesulitan-kesulitan hidup.

Semua kegiatan itu dimungkinkan oleh adanya prinsip perkembangan yang aktif

dan dinamis pada anak. Sumber dari semua aktivitas terseut ialah:

1. Dorongan untuk tumbuh atau kemampuan untuk menjadi sesuatu.

2. Dorongan untuk mandiri.

Maka pada setiap individu normal selalu terdapat dorongan perkembangan untuk

berproses menjadi sesuatu, yang selalu mengalami perubahan dan kemajuan yang

dinamis. Perkembangan yang dinamis ini berlandaskan pada beberapa faktor

seperti faktor bawaan sejak lahir atau faktor keturunan yang ditunjang oleh

macam-macam pengaruh dari lingkungan. Disamping itu, dorongan berkembang

selamanya disertai dorongan berjuang dan dorongan mencapai prestasi.

Di samping itu, pada fase pra-pubertas atau pueral terdapat pula gejala

Pada usia pueral ini juga timbul kecenderungan-kecenderungan untuk melakukan

perbuatan yang hebat-hebat. Namun perasaan hidup positif kuat ini juga sering

(18)

dari kekuasaan orang tua, lalu menggerombol dengan kawan-kawan sebayanya

dalam usahanya mendapatkan pengakuan terhadap dirinya khususnya dengan

maksud mendapatkan dukungan fisik dan dukungan moril dari kawan-kawan

sebayanya. Namun tampaknya yang ditemukan oleh anak-anak prapuber ini

adalah perasaan-perasaan ketidak mantapan, tidak stabil, tidak puas dan ketidak

mengertian.

Kontak sosial anak pueral dengan kawan-kawannya sifatnya masih primitif dan

masih longgar. Relasi anak pueral adalah sahabat-sahabatnya ataupun dengan

salah satu temannya. Relasi tersebut bersifat eksklusif dan unsur kesetiaan

dijunjung tinggi. Khususnya anak-anak menghargai rasa loyal dan solider

terhadap penderitaan.

II.3.2. Periode Pubertas (14-17 tahun)

Masa pubertas merupakan satu periode yang segera akan dilanjutkan oleh masa

adolesensi yang disebut juga masa pubertas lanjut. Pada masa pubertas masih

banyak terdapat unsur kekanak-kanakan. Namun pada usia puber muncul unsur

baru, yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan batiniah sekaligus

perkuatan dari rasa ego. Masa pubertas ini merupakan masa rekonstruksi. Dengan

timbulnya kepercayaan diri, timbul pula kesanggupan menilai kembali tingkah

laku sendiri yang dianggap tidak bermanfaat dan digantikan dengan aktivitas yang

lebih bernilai. Di samping itu mereka tidak mau dianggap kanak-kanak lagi dan

ingin cepat-cepat dewasa. Oleh karena itu mereka suka berperilaku layaknya

orang dewasa antara lain dengan merokok, ngebut dengan naik motor, berbohong

dan bergaya layaknya orang dewasa.

Masa pubertas juga merupakan periode perjuangan untuk mandiri. Pada masa ini

anak dicekam kepedihan hati, karena ia tidak memahami keadaan diri sendiri

maupun situasi lingkungannya. Ringkasnya, anak muda pada usia ini tengah

mengalami:

1. Pertentangan-pertentangan batin yang paling memuncak dalam

(19)

2. Karena itu masa pubertas ini benar-benar periode penuh permasalahan

dan jiwa yang sering berlawanan.

3. Timbulnya banyak kecemasan dan kebingungan pada anak muda.

Pada usia pubertas tersebut muncul aspirasi-aspirasi (peranan, usaha penigkatan),

impian-impian hidup dan cita-cita. Tapi sebaliknya mungkin pula diiring

timbulnya nafsu-nafsu rendah dan fikiran-fikiran yang paling inferior pada anak

puber.

Proses identifikasi atau proses penyamaan diri pada usia puber ini memegang

peranan penting sekali. Bentuknya bisa bervariasi dan bermacam-macam.

Identifikasi dapat bermanfaat karena bisa memperkokoh perkembangan ego dan

kepribadian anak serta memberikan sebuah dorongan. Akan tetapi, jika

identifikasi ini begitu besar maka peristiwa ini akan mengakibatkan proses

pengingkaran terhadap kepribadian sendiri. Sebab akan muncul kepribadian

berpura-pura dan meniru-nirukan secara tidak sadar pribadi lain dan terjadi

penghapusan jatidiri. Sedang tanpa identifikasi sama sekali pribadi menjadi lemah

dan akan timbul kecemasan. Oleh karena itu proses identifikasi memainkan

peranan besar bagi lancar tidaknya relasi anak muda terhadap orang tua dan

komunikasinya dengan lingkungan sosial yang lebih luas.

II.4 Sepeda Motor

Menurut Indri Lidiawati, (yang dikutip dari http://www.pusat-definisi.com),

sepeda motor adalah sebuah kendaraan beroda dua yang terdiri dari kerangka,

roda, tangki bahan bakar, tangkai kemudi atau setir dan digerakkan oleh mesin.

Istilah sepeda motor ini merupakan gabungan dua kata, yaitu sepeda dan motor.

Sepeda adalah bagian dari kerangkanya dan motor adalah mesin yang

menggerakkan.

Akan tetapi menurut penulis, sepeda motor adalah alat transportasi yang

digerakkan oleh peralatan teknik untuk pergerakannya, dan biasanya digunakan

untuk memudahkan berpergian dari satu tempat ke satu tempat lainnya. Biasanya

kendaraan bermotor menggunakan mesin pembakaran dalam (perkakas atau alat

(20)

digerakkan oleh tenaga manusia atau motor penggerak, menggunakan bahan bakar

minyak atau tenaga alam). Kendaraan bermotor memiliki roda, dan biasanya

berjalan di jalanan berlalu lintas.

Sepeda motor merupakan kendaraan yang paling diminati oleh masyarakat

Indonesia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, sepeda motor

merupakan kendaraan kelas menengah, tidak seperti mobil yang harganya terlalu

mahal, sepeda motor termasuk kendaraan yang harganya cukup terjangkau oleh

masyarakat Indonesia. Sepeda motor juga banyak diminati oleh masyarakat

Indonesia, karena banyaknya penawaran kredit sepeda motor oleh deler sepeda

motor, akibatnya jumlah sepeda motor terus bertambah dari tahun ke tahun.

Menurut Wulandari, D pada surat kabar harian Bisnis Indonesia 14 November 2011, “Pasar Sepeda Motor Jabar Tembus 4,36 juta”, mengemukakan bahwa di Jawa Barat jumlah sepeda motor pada tahun 2010 hingga 3,828.549 unit, dan

bertambah pada tahun 2011 menjadi 4.365.698 unit sepeda motor.

Gambar II.1 Sepeda motor

Sumber : http http://proud2ride.files.wordpress.com/2010/07/tampak-samping-fn_low.png (9 Desember 2013)

Semakin meningkatnya penggunaan sepeda motor menunjukkan bahwa, sepeda

(21)

digunakan mulai dari masyarakat kalangan kelas bawah sampai kalangan kelas

atas. Munculnya sepeda motor jenis matik juga merupakan faktor semakin

bertambah banyaknya pengguna sepeda motor. Sepeda motor juga memiliki

banyak kelemahan selain memiliki kelebihannya. Salah satu kelemahan sepeda

motor adalah desain sepeda motor yang terbuka, hal ini menimbulkan risiko

benturan pada seluruh anggota tubuh pengendara sepeda motor apabila terjadi

kecelakaan. Dampak kecelakaan yang terjadi akan lebih besar bila pengendara

tidak menggunakan helm pelindung sesuai standar yang telah ditetapkan

pemerintah, dan biasanya resiko yang ditimbulkan dari kecelakaan sepeda motor

adalah cacat fisik atau kematian.

II.5 Pengemudi (Pengendara)

Menurut Kansil dan Christine, pengemudi adalah orang yang mengemudikan

kendaraan baik kendaraan bermotor atau orang yang secara langsung mengawasi

calon pengemudi yang sedang belajar mengemudikan kendaraan bermotor

ataupun kendaraan tidak bermotor seperti pada bendi/dokar disebut juga sebagai

kusir, pengemudi becak sebagai tukang becak. Pengemudi mobil disebut juga

sebagai sopir, sedangkan pengemudi sepeda motor disebut juga sebagai

pengendara. Di dalam mengemudikan kendaraan seorang pengemudi diwajibkan

untuk mengikuti tata cara berlalu lintas. Seorang yang telah mengikuti ujian dan

lulus ujian teori dan praktik mengemudi akan dikeluarkan Surat Izin Mengemudi

(SIM).

Dalam mengemudikan kendaraan tidak saja perlu mengetahui cara mengemudikan

kendaraan tetapi harus memahami dan mengusai jalannya kendaraan dalam lalu

lintas yang sangat dinamis sebagai berikut:

1. Keahlian mengemudikan kendaraan

Menguasai tata cara menghidupkan kendaraan, memasukkan gigi

percepatan, mengkombinasikan pedal kopling dan pedal gas untuk

menjalankan kendaraan, membelok kekiri dan kekanan, memundurkan

kendaraan serta menghentikan kendaraan.

(22)

Memahami tata cara membelok, memasuki persimpangan, berhenti,

menepi, pindah lajur, menyalib sebagaimana diatur dalam peraturan

perundangan lalu lintas, mematuhi rambu lalu lintas dan lampu lalu

lintas dan marka jalan.

3. Menghindar dari kecelakaan

Dalam berlalu lintas terjadi interaksi dengan pengemudi lainnya,

sehingga adakalanya harus menghindar dari kendaraan lain yng disebut

juga sebagai defensive driving. Di sini dipelajari bagaimana cara dan

bersikap untuk bisa menghindar dari kecelakaan lalu-lintas, antara lain

untuk mengendalikan emosi, tidak memaksakan untuk menyalib kalau

ruang bebas terlalu minim untuk menyalib, berjalan lebih lambat dari

lalu lintas rata-rata, bagaimana untuk mensikapi tikungan tajam, dan

berbagai keahlian lain.

Gambar II.2 Pengendara sepeda motor

(23)

II.6 Lalu Lintas

Menurut undang-undang Nomor 22 tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan

Angakutan Jalan (LLAJ) bahwa yang dimaksud dengan :

1. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah satu kesatuan sistem yang

terdiri atas Lalu Lintas, Angkutan Jalan, Jaringan Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan, Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,

Kendaraan, Pengemudi, Pengguna Jalan, serta pengelolaannya.

2. Lalu Lintas adalah gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas

Jalan.

3. Angkutan adalah perpindahan orang dan/atau barang dari satu tempat

ke tempat lain dengan menggunakan Kendaraan di Ruang Lalu Lintas

Jalan.

4. Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah serangkaian Simpul

dan/atau ruang kegiatan yang saling terhubungkan untuk

penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

5. Simpul adalah tempat yang diperuntukkan bagi pergantian antarmoda

dan intermoda yang berupa Terminal, stasiun kereta api, pelabuhan

laut, pelabuhan sungai dan danau, dan/atau bandar udara.

6. Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah Ruang Lalu Lintas,

Terminal, dan Perlengkapan Jalan yang meliputi marka, rambu, Alat

Pemberi Isyarat Lalu Lintas, alat pengendali dan pengaman Pengguna

Jalan, alat pengawasan dan pengamanan Jalan, serta fasilitas

pendukung.

7. Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas

Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Tidak Bermotor.

8. Kendaraan Bermotor adalah setiap Kendaraan yang digerakkan oleh

peralatan mekanik berupa mesin selain Kendaraan yang berjalan di

atas rel.

9. Kendaraan Tidak Bermotor adalah setiap Kendaraan yang digerakkan

(24)

10.Kendaraan Bermotor Umum adalah setiap Kendaraan yang digunakan

untuk angkutan barang dan/atau orang dengan dipungut bayaran.

11.Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi

gerak pindah Kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa Jalan dan

fasilitas pendukung.

12.Jalan adalah seluruh bagian Jalan, termasuk bangunan pelengkap dan

perlengkapannya yang diperuntukkan bagi Lalu Lintas umum, yang

berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah

permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali

jalan rel dan jalan kabel.

Gambar II.3 Tertib lalu lintas

Sumber :

http://4.bp.blogspot.com/-6hnVW8W-8G0/UWe7WEIh7NI/AAAAAAAAADE/NG0T2lW0ql0/s1600/c360_2013-02-28.jpg (9 Desember 2013)

II.7 Aturan Dasar Berkendara

Undang-Undang Lalu Lintas nomor 22 tahun 2009 menetapkan ketentuan dan

peraturan demi menjaga ketertiban dan keamanan pengendara kendaraan

bermotor. Berikut ini beberapa hal harus diperhatikan oleh para pengguna sepeda

motor :

1. Syarat usia pemegang SIM C adalah 17 tahun (UU No. 22 tahun 2009

(25)

2. Jika tidak memiliki SIM denda Rp 1.000.000,00 Setiap orang yang

mengemudikan kendaraan bermotor di jalan dan tidak memiliki SIM,

akan dipidana dengan pidana kurungan empat bulan atau denda paling

banyak Rp 1 juta (Pasal 281).

II.7.1 SIM (Surat Izin Mengemudi)

SIM (surat izin mengemudi) merupakan suatu bentuk legalitas yang diberikan

kepada seseorang untuk mengendari kendaraan sesuai dengan akreditasi SIM yang

dimilikinya. Dasar hukum SIM diatur dalam:

1. undang-undang no 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan

jalan Pasal 14 ayat (1) huruf b dan psl 15 ayat (2) huruf c.

2. undang-undang no 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan

jalan pasal 77 perihal persyaratan pngemudi

3. PP no. 50 tahun. 2010 tentang pnbp pada polri

SIM sebagai tanda legalitas seseorang ketika mengendarai kendaraan memiliki

fungsi dan peran yang sangat penting, adapun fungsi dan peran SIM adalah

1. Bukti kompetensi pengemudi, maksudnya adalah ketika seseornag

memiliki SIM maka orang tersebut sudah dinyatakan layak dan

mampu mengendari kendaraan, karena proses untuk mendapatkan SIM

dilakukan beberpa serangkain tes, baik test teori maupoun tes praktik.

Dan ketika seseorang telah mendapatkan SIM maka secara otomatis

orang tersebut sudah melampau segala tes yang diujikan.

2. Registrasi pengemudi kendaraan bermotor yang memuat keterangan

identitas lengkap pengemudi, maksudnya adalah bahwa SIM itu

memuat data diri dari seseorang yang memilikinya, dengan terdatanya

identitas diri maka Polri dapat memiliki daftar penduduk di Negara ini

yang dinyatakan layak untuk mendapatkan SIM

3. Data registrasi pengemudi dapat digunakan untuk mendukung kegiatan

lidik / sidik & identifikasi forensik polri, maksudnya adalah bahwa

dengan adanya data tersebut dapat menunjang tugas Polri sebagai

(26)

Berdasarkan Undang-undang no 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan

jalan pada pasal 81 ayat 1 terdapat persyaratan untuk mendapatkan SIM, dimana

terdapat 4 pesyaratan seseorang untuk mendapatkan SIM, yaitu :

1. Syarat Usia, dimana pada SIM A, C dan D syarat minimal adalah

berunur 17 tahun, untuk SIM B I syarat minimal adalah 20 tahun dan

untuk SIM B II syarat minimal adalah 21 tahun.

2. Syarat Administratif, dalam proses pembuatan SIM dibutuhkan syarat

administratif berupa KTP, Pengisian formulir dan rumusan sidik jari.

3. Syarat lulus ujian dengan menempuh tiga tahap ujian, yaitu

1. Tes teori, dimana pemohon melaksanakan ujian tertulis yang

berkaitan dengan teori tata tertib berlalu lintas serta peraturan

lalu lintas dengan menggunkan computer dan secara langsung

2. Tes Praktik, merupakan tes dimana pemohon SIM

mempraktikan keahihan menggunakan kendaraan yang

dimilikinya, sesuai dengan golongan SIM yang ingin

diperolehnya.

3. Tes Simulator, merupakan ujian dengan menggunakan replica

kendaraan yang dilengkapi dengan sistem komputerisasi tes

menggunakan simulator hanya untuk pemohon SIM umum

(27)

SIM dapat digolongkan menjadi 5, dengan memperhatikan jenis kendaraan yang

usia minimal serta jenis kendaraan yang dapat dioperasionalkan setelah memiliki

SIM tersebut.

1. Golongan A, untuk mengemudikan mobil penumpang, mobil bis dan

mobil barang yang mempunyai jumlah berat yang diperbolehkan tidak

lebih dari 3.500 kg.

2. Golongan B I, untuk mengemudikan mobil bis dan mobil barang yang

mempunyai jumlah berat yang diperbolehkan lebih dari 3.500 kg.

3. Golongan B II, untuk mengemudikan traktor atau kendaraan bermotor

dengan menarik kereta tempelan atau gandengan dengan berat yang

diperbolehkan untuk kereta tempelan atau kereta gandengan lebih dari

1.000 kg.

4. Golongan C, untuk mengemudikan sepeda motor yang dirancang

mampu mencapai kecepatan lebih dari 40 kilometer per jam;

5. Golongan D, untuk mengemudikan sepeda motor yang dirancang

dengan kecepatan tidak lebih dari 40 kilometer per jam.

II.8 Kecelakaan Lalu Lintas

Menurut Pasal 1 ayat (24) UU LLAJ Tahun 2009 menentukan sebagai berikut: “kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang

mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda.”

Menurut Pasal 229 UU LLAJ Tahun 2009 menentukan sebagai berikut:

kecelakaan lalu lintas digolongkan atas:

1. Kecelakaan lalu lintas ringan, kecelakaan lalu lintas ringan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan kecelakaan

yang mengakibatkan kerusakan kendaraan dan/atau barang.

2. Kecelakaan lalu lintas sedang, kecelakaan lalu lintas sedang

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan kecelakaan

yang mengakibatkan luka ringan dan kerusakan kendaraan dan/atau

(28)

3. Kecelakaan lalu lintas berat, kecelakaan lalu lintas berat sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan kecelakaan yang

mengakibatkan korban meninggal dunia atau luka berat.

Gambar II.5 Kecelakaan lalu lintas

Sumber : http://bachtiaryuan.files.wordpress.com/2012/06/antarafoto_1269330050.jpg (9 Desember 2013)

Kecelakaan lalu lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat disebabkan oleh

kelalaian pengguna jalan, ketidaklayakan kendaraan, serta ketidaklayakan jalan

dan/atau lingkungan.

II.8.1 Data Kecelakaan Lalu Lintas

Sepanjang tahun 2011 (yang dikutip dari http://www.rtmc-poldajabar.com), kasus

kecelakaan lalu lintas (lakalantas) di wilayah hukum kepolisian daerah Jawa Barat

(Polda Jabar) meningkat 17,2 persen. Dari yang sebelumnya 6.787 kasus pada

2010, naik menjadi 7.955 kecelakaan lalu lintas. Dan, itu mayoritas melibatkan

(29)

Tidak hanya itu, peningkatan signifikan terjadi pada korban meninggal dunia

akibat kecelakaan lalu lintas, yakni naik 80,42 persen. Dari yang pada tahun 2010

tercatat sebanyak 1.773 jiwa, naik menjadi 3.199 jiwa.

Pada laporan tahun 2011 Direktorat Lalu Lintas Polda Jawa Barat, dari jumlah

lakalantas pada 2010, yaitu 6.787, tercatat satu kejadian setiap satu jamnya.

Sedangkan untuk korban meninggal dunia, yakni satu jiwa setiap empat jamnya.

Kemudian, untuk luka berat, tercatat sebanyak 2.077 dengan asumsi satu jiwa

setiap empat jamnnya. Lalu luka ringan sebanyak 7.430 jiwa, dengan satu jiwa

setiap satu jamnya. Sedangkan kerugian materil dari lakalantas pada tahun 2010,

yaitu sebesar Rp 13.917.650.000.

Untuk tahun 2011, dari total lakalantas 7.955, tercatat satu kejadian setiap satu

jamnya. Untuk korban meninggal dunia sebanyak 3.199 jiwa, itu satu jiwa setiap

tiga jam. Berikutnya, luka berat sebanyak 3.088 jiwa, itu setiap tiga jamnya ada

satu jiwa. Lalu luka ringan, tecatat sebanyak 8.787 jiwa, dengan satu jiwa setiap

jamnya. Dan, kerugian materiil, naik menjadi Rp 16.896.778.850.

Dari laporan Direktorat Lalu Lintas Polda Jawa Barat tahun 2011 tersebut, tercatat

jumlah pelanggaran lalu lintas. Dengan perbandingan, pada tahun 2010 sebanyak

309.376 pelanggaran. Kemudian pada tahun 2011 terdapat 522.225 pelanggaran,

atau meningkat 68,8 persen.

II.8.2 Pelaku kecelakaan Lalu Lintas

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti di Polwiltabes Bandung, berikut adalah

(30)

4 Bandung Timur 46 66 113 75 24 3

Jumlah 136 240 214 127 72 14

Tabel II.1 Jumlah pelaku kecelakaan lalu lintas sepeda motor dari segi usia Sumber : Satlantas Polrestabes Bandung (20 Januari 2014)

Sedangkan data tentang jumlah pelaku kecelakaan lalu lintas sepeda motor yang dilihat dari segi pendidikannya adalah sebagai berikut :

No Wilayah

Tabel II.2 Jumlah pelaku kecelakaan lalu lintas sepeda motor dari segi pendidikan Sumber : Satlantas Polrestabes Bandung (20 Januari 2014)

II.9 Alasan Anak di Bawah Umur Dilarang Mengemudi

Menurut AKBP Sabilul, ada empat alasan utama kenapa anak dibawah umur

dilarang berkendara atau mengemudikan kendaraan di jalan raya

1. Secara Fisik, kendaraan didesain untuk orang dewasa, bukan untuk

anak-anak. "Sering terlihat ada anak kecil mengendarai motor,

sementara kaki belum bisa menjangkau tanah. Ada juga yang nyetir

mobil, tapi kaki belum bisa menjangkau rem dan akhirnya diganjal

bantal."

2. Faktor kognitif, kemampuan yang terbatas sehingga kurang

menganalisa dan mengatur strategi. Kebanyakan orang tua

menganggap anak-anaknya mampu berkendara, ketika melihat

(31)

adalah bagaimana jika ada di tanjakan, atau pada waktu berpapasan

dengan kendaraan lain.

3. Faktor emosi, tingkat emosi yang tidak diimbangi kemampuan kognitif

akan mengakibatkan anak cenderung meledak-ledak. Dan yang

keempat adalah faktor sosial, dimana kecenderungannya berkendara

sebelum dewasa, biasanya akan mendorong anak, belajar melanggar

aturan lalu lintas.

4. Anak-anak yang terlibat kecelakaan, tetap harus bertanggung jawab

secara hukum. Karena dalam UU, yang disebutkan adalah kata

"barangsiapa.." yang berarti merujuk pada pelaku. Sementara orang tua

juga tetap harus bertanggung jawab secara moral dan hukum.

Gambar II.6 Penggunaan kendaraan bermotor oleh anak dibawah umur

Sumber : http://infobanua.co.id/wp-content/uploads/2013/12/anak-motor.jpg (9 Desember 2013)

II.10 Target Audiens

Target audiens merupakan salah satu bagian terpenting dalam proses sebuah

perencanaan kampanye. Dalam hal ini penulis menetapkan 2 target audiens, target

audiens primer dan sekunder yang dapat dipengaruhi oleh kampanye. Baik itu

orang tua sebagai target audiens primer yang memberi sepeda motor pada anak

dibawah umur maupun anaknya sebagai target audiens sekunder yang

(32)

menghentikan penggunaan sepeda motor oleh anak yang berusia dibawah 17

tahun.

II.10.1 Target Audiens Primer Demografis

- Jenis kelamin: Pria dan wanita

- Umur: 25-40 tahun

- Pendidikan: SMA dan perguruan tinggi.

- Pekerjaan: Pegawai Kantoran

- Status: Menikah

- Agama: Tidak ada batasan agama

Geografis

- Wilayah: Kota

- Lokasi kota: Kota Bandung

- Kedudukan: Urban

- Keprofesian: Kompleks atau perumahan, karena pendapatan kelas

sosial menengah rata-rata tinggal di perumahan

Psikografis

- Kepribadian: Dewasa, tanggung jawab, perhatian

- Karakteristik: Berwibawa, keras, tegas, tidak labil

II.10.2 Target Audiens Sekunder Demografis

- Jenis kelamin: Pria dan wanita

- Umur: 13-15 tahun

- Pendidikan: SD dan SMP.

- Pekerjaan: Pelajar

- Status: Belum menikah

(33)

Geografis

- Wilayah: Kota

- Lokasi kota: Kota Bandung

- Kedudukan: Urban

- Keprofesian: Kompleks atau perumahan, karena pendapatan kelas

sosial menengah rata-rata tinggal di perumahan

Psikografis

- Kepribadian: Bebas, beranjak dewasa, butuh perhatian orang tua

(34)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan

Permasalahan yang ditemukan adalah kurangnya kepedulian orang tua terhadap

keselamatan anaknya dalam menggunakan kendaraan sepeda motor, serta

kurangnya kesadaran anak terhadap bahaya menggunakan sepeda motor yang

notabene bukan kendaraan yang cocok untuk digunakan oleh anak dibawah umur.

Untuk memberikan kesadaran kepada para orang tua agar tidak lagi memberikan

kendaraan sepeda motor kepada anak-anak mereka, serta mempengaruhi dan

mengubah perilaku anak agar tidak lagi menggunakan sepeda motor, maka

dibutuhkan suatu bentuk komunikasi yang mampu menyampaikan informasi atau

pesan yang dapat dimengerti oleh target audiens. Solusi yang tepat dalam

memecahkan masalah tersebut adalah membuat sebuah kampanye sosial yang

efektif dan mudah dimengerti.

III.1.1 Pendekatan Komunikasi

Pendekatan komunikasi yang akan dipakai adalah pendekatan komunikasi yang

dilakukan dengan cara mengajak, membujuk dan mempengaruhi target audiens

dengan tujuan agar target audiens mau mengikuti pesan atau saran yang

disampaikan dalam kampanye. Kampanye bahaya penggunaan sepeda motor oleh

anak dibawah umur akan menggunakan bahasa visual dan verbal. Dalam hal ini

penulis memberikan solusi berupa kampanye sosial untuk semua pengguna orang

tua dan anak-anaknya dengan menggunakan pendekatan komunikasi secara to the point dan tegas.

III.1.1.1 Pendekatan Visual

Untuk merancang sebuah kampanye bahaya penggunaan sepeda motor oleh anak

dibawah umur, pendekatan visual yang akan dilakukan adalah memberikan

gambaran fakta bahwa untuk anak yang masih dibawah umur itu belum cocok

(35)

ilustrasi, agar pesan yang disampaikan tidak kaku dan formal, sehingga lebih

menari dan mudah untuk diterima serta dipahami oleh target audiens.

III.1.1.2 Pendekatan Verbal

Dalam menyampaikan pesan bahaya penggunaan sepeda motor oleh anak dibawah

umur, bahasa yang digunakan yaitu bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.

Bahasa Indonesia digunakan untuk menyapaikan pesan agar lebih efektif dan

dimengerti. Pendekatan komunikasi ini bedasarkan data dan sumber yang

berhubungan dengan bahaya penggunaan sepeda motor oleh anak dibawah umur.

Semua data yang didapat dirangkum menjadi informasi yang jelas agar mudah

tersampaikan maksud dan tujuannya, serta untuk memperkuat visual yang

ditampilkan. Menggunakan tagline yang terkesan santai namun dapat mempengaruhi target audiens untuk tidak lagi memberi dan menggunakan sepeda

motor, seperti: “Untuk Anak, Sepeda Lebih Tepat”

III.1.2 Strategi Kreatif

Strategi kreatif yang akan digunakan pada kampanye bahaya penggunaan sepeda

motor oleh anak dibawah umur, akan disampaikan dengan cara memberikan

gambaran tentang fakta bahwa untuk anak yang masih dibawah umur itu belum

cocok menggunakan kendaraan seperti sepeda motor, namun kendaraan yang

cocok bagi anak adalah sepeda. Pesan dapat tersampaikan kepada target audiens

jika pesan itu dibuat dengan visual yang menarik dan berbeda dengan iklan

kampanye yang lain. Oleh sebab itu diperlukan suatu strategi kreatif, sehingga

dapat mencapai hasil yang terbaik.

Konsep strategi kreatif dalam pembuatan kampanye ini adalah dengan memberi

sebuah kesadaran akan hal yang paling berbahaya dengan menambahkan tagline tambahan yang dibuat menjadi sebuah logo untuk memperjelas dan mempertegas

pesan utama yang disampaikan, yaitu “STOP! Memberi Sepeda Motor Pada Anak Dibawah Umur”. Dari tagline tambahan tersebut diharapkan akan mudah diingat dan dapat mengubah pemikiran serta menimbulkan kesadaran bagi para orang tua

untuk tidak lagi memberikan sepeda motor bila anaknya masih belum cukup

(36)

III.1.3 Strategi Media

Media kampanye merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan suatu

pesan kepada target audiens. Adapun media yang biasa digunakan diantaranya

above the line, below the line dan media kreatif.

Pemilihan media berdasarkan permasalahan yang terjadi diharapkan dapat

memberikan solusi yang tepat. Pemilihan media ini berfungsi untuk membatasi

media yang akan digunakan dalam perancangan kampanye agar tidak terlalu luas

dan mencapai keefektifitasan. Konsep ini menekankan bahwa kekuatan media

terletak pada pemilihan media serta kapan dan dimana media tersebut ditayangkan

atau dimuat, sehingga akan menciptakan suatu momen yang tepat untuk

membangun respon emosional target audiens. Maka pemilihan media disesuaikan

dengan kebiasaan target audiens, fungsi dari media itu sendiri agar pesan yang

disampaikan dapat diterima dengan mudah, tepat, dan efektif. Strategi media yang

akan digunakan dibagi menjadi dua yaitu media utama dan media pendukung.

1. Media Utama

Baliho

Baliho termasuk ke dalam media above the line, baliho adalah media yang sering kita jumpai khususnya di ruas-ruas jalan, ukurannya yang

besar dapat menjadi pusat perhatian. Pemilihan media ini dapat

menjadi media pengingat bagi target audiens untuk tidak lagi

memberikan sepeda motor pada anaknya yang masih belum cukup

umur untuk dapat menggunakannya. Teknik produksi menggunakan

teknik digital printing. Media ini akan ditempatkan di ruas jalan Dago,

di tiap lampu merah, dan daerah yang aktivitas berlalu lintasnya tinggi.

2. Media Pendukung

Sebagai pendukung media utama, maka media pendukung yang akan

digunakan seperti:

Spanduk

Spanduk sebagai media lanjutan dari media utama, mempunyai isi

(37)

Poster

Poster termasuk kedalam media luar ruangan, poster dapat ditempatkan

ditempat umum dan dilalui oleh banyak orang. Sehingga pesan akan

dapat mudah tersebar. Penggunaan poster sebagai media utama karena

mempunyai jangkauan dan penempatan yang luas dan tingkat

keterbacaan tinggi. Poster dibuat secara masal melalui teknis cetak.

Stiker

Merupakan media kampanye yang bersifat fleksibel yang dapat

ditempel dimana saja. Jika sticker ini dipasang di kendaraan maka

secara tidak langsung pengguna jalan tersebut telah ikut serta

memberitahukan informasi wajib untuk tidak menggunakan ponsel

saat berkendara kepada pengguna jalan yang lain.

Kaos

Merupakan bahan promosi yang bersifat fleksibel yang kaos ini

dipakai maka secara tidak langsung pengguna kaos tersebut telah ikut

serta memberitahukan informasi yang diinformasikan.

Pin

Pin dibuat sebagai bagian dari merchandise. Tujuan pembuatanya

sebagai alat pengingat.

III.1.4 Strategi Distribusi

Pendistribusian media dilakukan pada bulan September, yang akan dilakukan

dalam tiga tahap. Media yang disebar pada tahap ini adalah baliho sebagai media

utama. Sebagai media pengenal awal kampanye, baliho dapat menjangkau

khalayak luas. Baliho tersebut akan didistribusikan dijalan dago dan setiap lampu

merah selama 2 bulan agar informasi yang disampaikan dapat terus menerus

(38)

Pada tahap kedua, media yang disebar merupakan yang dilakukan setelah

memasuki minggu ke-4. Media yang disebar adalah spanduk, dan poster. Media

ini sebagai media pengingat kembali untuk mendukung media utama.

Pada tahap ketiga yaitu 2 minggu terakhir kampanye ini, media yang disebar yaitu

pin, stiker dan kaos. Media-media yang dapat bersinggungan langsung dengan

target audiens yang fungsinya sebagai merchandise, media ini sebagai pengingat

(39)

6 Kaos

sehingga visual yang tercipta akan menarik. Konsep visual yang akan ditampilkan

dalam media komunikasi adalah gambaran fakta bahwa untuk anak yang masih

dibawah umur itu belum cocok menggunakan sepeda motor, namun kendaraan

yang cocok bagi mereka adalah sepeda. Konsep visual terdiri dari format desain,

tata letak, tipografi, ilustrasi, dan warna. Berikut akan dijelaskan lebih rinci.

III.2.1 Format Desain

Baliho merupakan media utama dalam kampanye ini, format desain yang akan

digunakan yaitu portrait. Format portrait dipilih agar jarak pandang menjadi lebih

pendek, sehingga mata tidak mudah lelah saat melihat dan membaca informasi

yang akan disampaikan.

III.2.2 Tata Letak

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Mario R. Garcia dan Pegie Stark

dalam Surianto Rustan (2010, 76) di daerah yang menggunakan bahasa dan

tulisan latin umumnya orang membaca dari kiri ke kanan serta dari atas ke bawah.

Selain itu arah gerak mata juga dipengaruhi oleh pembedaan dalam suatu tata

(40)

Gambar III.1. Tata letak desain media utama Sumber : Dokumen pribadi

III.2.3 Tipografi

Rangkaian huruf dalam sebuah kalimat bukan saja suatu makna yang mengacu

pada suatu gagasan, tetapi juga mampu memberikan kesan secara visual.

Pemilihan huruf harus sesuai dengan kesan yang ingin disampaikan. Konsep

dalam desainnya tidak terlalu formal. Penulisan Headline harus jelas dan mudah

terbaca, jenis huruf yang digunakan dapat memberikan kesan santai dan tidak

formal. Sesuai dengan pendekatan komunikasi pada kampanye, yaitu

(41)

Font Cooper Std digunakan untuk penulisan tagline utama yang ingin disampaikan. Alasan dipakainya huruf ini karena bentuknya yang tegas

tebal, sehingga dapat terlihat jelas.

Tw Cen MT Condensed

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

1234567890,.?;:’”!@#$%^&*()

Font Tw Cen MT Condensed digunakan untuk penulisan logo pesan

penjelas dalam kampanye. Alasan dipakainya huruf ini karena mudah

terbaca, jenis huruf yang digunakan dapat memberikan kesan santai

dan tidak formal.

III.2.4 Ilustrasi

Ilustrasi gambar yang digunakan dalam perancangan media kampanye ini adalah

menggunakan gaya ilustrasi manga yang mengajak orang tua serta anaknya untuk

tidak memberikan dan menggunakan lagi sepeda motor bila anak masih dibawah

umur. Visual yang digunakan merupakan hasil dari teknik ilustrasi sederhana yang

dapat dimengerti dan dipahami oleh target audiens. Visual yang dimunculkan

yaitu seorang anak SMP yang berangkat sekolah menggunakan sepeda, dengan

wajah yang ceria yang menandakan bahwa sepeda adalah kendaraan yang tepat

untuk anak yang masih belum menginjak usia 17 tahun.

III.2.4.1 Studi Visual Karakter

Dalam pembuatan kampanye bahaya penggunaan sepeda motor oleh anak

dibawah umur ini, penulis membuat karakter bergaya manga yang

menggambarkan seorang anak SMP yang berbeda dengan anak-anak seusianya

yang lain. Karakter anak SMP ini bernama bayu, bayu berbeda dengan anak-anak

yang lain karena disaat kebanyakan anak yang lain sudah mulai mengendarai

sepeda motor, bayu tetep mengendarai sepeda yang diberi oleh ayahnya. Setiap

(42)

kemanapun bayu tidak pernah menggunakan sepeda motor karena memang

usianya belum pantas untuk menggunakan sepeda motor.

Gambar III.2. Studi visual karakter Sumber : Dokumen pribadi

III.2.4.2 Referensi Visual

Berikut ini adalah beberapa referensi visual dalam perancangan kampanye bahaya

(43)

Gambar III.3. Referensi visual 1

Sumber : http://i800.photobucket.com/albums/yy286/coki02101/TERIMA-KASIH-KARTUN_zpsf66777f7.jpg (14 Juni 2014)

Gambar III.4. Referensi visual 2 Sumber :

(44)

III.2.4.3 Alternatif Visual

Berikut ini adalah beberapa alternatif visual yang dirancang untuk kampanye

bahaya penggunaan sepeda motor oleh anak dibawah umur.

Gambar III.5. Alternatif visual1 Sumber : Dokumen pribadi

(45)

Gambar III.7. Alternatif visual 3 Sumber : Dokumen pribadi

(46)

III.2.5 Warna

Warna merupakan salah satu elemen penting dalam perancangan sebuah media.

Warna menjadi indikator pembeda antara satu objek dengan yang lain, sekaligus

juga mempengaruhi kesan yang ingin disampaikan. Warna-warna yang digunakan

pada kampanye ini merupakan warna yang kontras sehingga dapat membangun

suatu kesatuan rasa kepada pembaca yaitu ceria. Warna-warna tersebut antara

lain:

(47)

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA IV.1 Pra Produksi

Sebelum memasuki tahapan produksi media yang sebenarnya, tahap yang harus

dilalui yaitu perancangan produksi yang meliputi:

Sketsa

Sketsa merupakan tahapan awal setelah konsep dibuat. Sketsa merupakan

gambaran sederhana tampilan visual yang akan dibuat

Pengolahan Gambar

Dalam pembuatan visual kampanye bahaya penggunaan sepeda motor oleh

anak di bawah umur ini, penulis menggunakan 2 software desain,

diantaranya Adobe Illustrator Cs3 dan Adobe Photoshop Cs3.

Finishing

Desain yang telah ditentukan memasuki proses cetak, teknis cetak akan

disesuaikan dengan kebutuhan media yang akan dibuat.

IV.2 Teknis Produksi

Teknis media dibuat berdasarkan pengelompokan tahapan perancangan media

kampanye sebagai berikut:

IV.2.1 Media Utama Baliho

Media : Baliho

Ukuran : 2,5 m x 4 m

Bahan Media : Flexi Matte

(48)

Gambar IV.1. Baliho Sumber : Dokumen pribadi

Dalam media ini penulis ingin memberikan pesan bahwa untuk anak,

menggendarai sepeda itu tidak kalah keren dan nyaman jika dibandingkan

dengan mengendarai sepeda motor, maka dibuatlah visual seorang anak

SMP yang sedang mengayuh sepedanya menuju sekolah dengan raut

wajah yang gembira. Tagline ditempatkan dibagian paling atas dengan ukurannya yang dibuat besar dan tegas agar menjadi pusat utama saat

melihat media ini setelah melihat visual yang digambarkan. Kemudian

diberi logo yang berfungsi sebagai pesan penjelas dari tagline, dan diletakan di bagian paling bawah bersama mandatori.

IV.2.2 Media Pendukung Spanduk

(49)

Ukuran : 0,8 m x 2 m

Bahan Media : Flexi Matte

Teknis Pembuatan : Cetak laser

Gambar IV.2. Spanduk Sumber : Dokumen pribadi

Media ini adalah media lanjutan dari baliho mempunyai konsep dan isi

pesan yang sama akan tetapi berbeda visual. Dalam media ini divisualkan

seorang anak SMP yang sedang berangkat kesekolah dengan salah satu

tangannya yang menjulur kedepan, dengan maksud mengajak dan

memberi tahukan bahwa mengendarai sepeda motor itu tidak atau belum

cocok untuk anak yang masih dibawah umur.

Poster

Media : Poster

Ukuran : 42 cm x 59.4 cm

Bahan Media : Art Paper 210gram

Teknis Pembuatan : Cetak laser

Pada media ini, menggambarkan seorang anak SMP yang sedang

menyebrang jalan dengan sedikit agak berpose. Pesan yang ingin

disampaikan yaitu mengajak orang tua untuk melarang anak-anak mereka

yang masih di bawah umur dan untuk anak-anak agar tidak lagi

(50)

Gambar IV.3. Poster Sumber : Dokumen pribadi

Stiker

Media : Stiker

Ukuran : 5 cm x 8 cm

Bahan Media : Stiker chromo

Teknis Pembuatan : Cetak laser

Stiker merupakan media kampanye yang bersifat fleksibel. Bisa ditempel

dimana saja. Jika stiker ini ditempelkan di bagian rumah, motor dan juga

buku maka secara tidak langsung memberitahukan informasi mengenai

pentingnya mencegah anak di bawah umur untuk tidak menggunakan

(51)

Gambar IV.4. Stiker 1 Sumber : Dokumen pribadi

Gambar IV.5. Stiker 2 Sumber : Dokumen pribadi

Pin

Media : Pin

Ukuran : Diameter 5,8 cm

Bahan Media : Plastik

(52)

Gambar IV.6. Pin Sumber : Dokumen pribadi

Dalam pembuatan media pin ini, tagline ditempatkan ditengah dan untuk logonya ditempatkan pada bagian bawahnya. Sebagai pesan tambahan

yang bisa memperjelas tagline. Kaos

Media : Kaos

Ukuran : M

Bahan Media : Kain

Teknis Pembuatan : Print DTG

Gambar

Gambar II.1 Sepeda motor
Gambar II.2 Pengendara sepeda motor
Gambar II.3 Tertib lalu lintas
Gambar II.4 Jenis-jenis SIM
+7

Referensi

Dokumen terkait

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) dibuat dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan

Pada penelitian utama adalah proses pembuatan crackers dengan penambahan tepung bee pollen menggunakan formula bee pollen 25%,75%,100% dan dilakukan oleh 20 orang

Gambar 1e merupakan gambaran mikroskopik lambung mencit pada kelompok P2 yang diberikan campuran jus buah tomat merah 0,2 ml/20grBB dan jus tomat ungu 0,2 ml/20grBB.. Dari gambar

Dek kamu pernah nggak misalnya ngerasa minder gitu kalo liat moment atau update an temen kamu lebih kece terus tempat-tempat yang diupdate juga lebih hits gitu.. R

Nilai signifikasi data yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara data skill representasi free body diagram dan pemahaman konsep

Hal ini dapat diartikan bahwa kekuatan transversa plat resin akrilik heat cured yang direndam dalam 0,4% eugenol minyak kayu manis menunjukkan perbedaan yang

Menurut penuturan juru kunci dari makam Mbah Djomotersebut, bahwa beberapa tahun yang lalu terjadi sebuah peristiwa yakni keluarnya ikan gabus dari makam Mbah Djomopada saat

Seiring dengan berlangsungnya proses pertumbuhan didalam tubuh organisme terjadi proses pertambahan jenis sel atau disebut perkembangan melalui proses