• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Komunikasi Prudent Radio 102,8 Fm Dalam Produksi Program Siaran Acara Prudent Hits 10

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Komunikasi Prudent Radio 102,8 Fm Dalam Produksi Program Siaran Acara Prudent Hits 10"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI KOMUNIKASI PRUDENT RADIO 102,8 FM DALAM

PRODUKSI PROGRAM SIARAN ACARA PRUDENT HITS 10

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Feraz Basafi Abbas

107051003145

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Jika di kemudian hari bahwa karya ini bukan asli karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 3 Mei 2013 Penulis

(5)

i ABSTRAK

Feraz Basafi Abbas

107051003145

Strategi Komunikasi Prudent Radio 102,8 FM Dalam Produksi Siaran Acara Prudent Hits 10

Di era informasi yang semakin canggih dewasa ini sudah banyak media elektronik yang semakin maju dan berkembang. Sekarang untuk mendapatkan informasi berita, hiburan dan pendidikan dapat dengan mudah diterima melalui televisi, radio dan internet.

Radio merupakan salah satu media komunikasi massa yang efektif bagi masyarakat karena jangkauannya yang luas dan dapat menembus berbagai lapisan dan kalangan masyarakat. Keberhasilan suatu radio pada umumnya bergantung pada bagus atau tidaknya suatu program siaran acara yang disajikan. Oleh karena itu proses produksi program siaran harus dilakukan dengan baik dan benar.

Berdasarkan hal tersebut, pada penelitian ini bertujuan menjawab pertanyaan berikut ini. Pertama, bagaimana strategi komunikasi Prudent Radio 102,8 FM dalam produksi siaran acara Prudent Hits 10? Kedua, bagaimana format acara pada program siaran acara prudent hits 10 di prudent radio 108,2 FM?

Teori yang digunakan adalah teori konstruksi sosial media massa. Menurut saya teori ini sangat tepat karena didalamnya akan membahas tentang tahapan proses produksi program siaran acara Prudent Hits 10.

Metode yang digunakan penulis untuk mencari data yang diperlukan adalah metode deskriptif analisis melalui pendekatan kualitatif, yaitu dengan cara melalui observasi lapangan, wawancara, telaah teks rekaman program dan dokumentasi di Prudent Radio 102,8 FM secara langsung.

(6)

ii KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin...

Tidak ada kata selain puji serta syukur penulis kepada Allah swt yang

telah memberikan nikmat dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian ini. Meskipun banyak kendala-kendala di tengah jalan yang terkadang

menjadi beban penulis dan penghambat proses, tapi semua ini penulis jadikan

pembelajaran dan pengalaman yang sangat berharga. Dengan usaha dan kerja

keras akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Strategi

Komunikasi PRUDENT RADIO 102,8 FM Dalam Produksi Siaran Acara Prudent

Hits 10”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terwujudnya skripsi ini tidak lepas

dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Bapak Dr. H. Arief

Subhan, MA, Pembantu Dekan I Bidang Akademik, Bapak Drs. Wahidin

Saputra, MA, Pembantu Dekan II Bidng Administrasi Umum, Bapak

Drs.Mahmud Jalal, MA, serta Pembantu Dekan III Bidang

Kemahasiswaan, Bapak Study Rizal, L.K. MA.

2. Bapak Drs. Jumroni, M.Si selaku ketua jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam, Ibu Umi Musyarofah, MA selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi

dan Penyiaran Islam.

(7)

iii 4. Ibu Hj. Nunung Khoiriyah, MA selaku dosen pebimbing yang telah

banyak membantu, memberikan pengarahan dan kesempurnaan pada

penulisan skripsi ini.

5. Seluruh pengurus dan staf Prudent Radio 102,8 FM, Bapak Didik

Yulianto, S.T dan Wilda Masesa R terima kasih atas waktu dan

bantuannya yang telah membantu dalam pengumpulan data.

6. Almarhum Ayahanda tercinta (Moh. Abas) yang selalu memberikan

motivasi berharga untuk terus berjuang dalam mengahadapi segala

permasalahan kehidupan. Mamah ku tercinta (Azfiah) yang tak pernah

lelah memberi doa dan memberikan semangat untuk penulis agar cepat

membereskan kuliah. Nenek ku tercinta Hj. Maskanah yang selalu nanya

kapan di wisuda? Hehe. Dan adikku si kembar Fena dan Faldi yang sering

minjem modem kalo kakaknya lagi sibuk bikin skripsi.

7. Terima kasih kepada seluruh teman dan sahabat yang berada di KPI dan

FIDKOM.

8. Terima kasih kepada seluruh teman dan sahabat ataupun alumni yang

berada di kampus UIN tercinta.

9. Terima kasih buat anak-anak KPI A 2007, yang telah bersama melewati

hari-hari manis dan getirnya dikampus.

10.Terima kasih buat kelompok KKN 2010 KUTA Megamendung – Bogor.

11.Terima kasih buat Fitroh Handayani yang tidak pernah berhenti memberi

(8)

iv 12.Terima kasih buat semua rekan dan sahabat baik yang telah memberikan

dukungan dan isnspirasi penulis, mohon maaf tidak bisa disebutkan

semuanya.

Jakarta, 3 Mei 2013

(9)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ...ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Tinjauan Kepustakaan ... 5

F. Kerangka Konsep ... 6

G. Metode Penelitian ... 8

H. Tahapan Penelitian ... 9

I. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 15

A. Tahapan Proses Konstruksi Sosial Media Massa ... 15

B. Strategi Komunikasi ... 21

C. Program ... 26

D. Pengertian Radio ... 31

(10)

vi

BAB III GAMBARAN UMUM PRUDENT RADIO 102,8 FM... 38

A. Sejarah dan Perkembangan Prudent Radio 102,8 FM ... 38

B. Logo Prudent Radio 102,8 FM ... 40

C. Visi dan Misi Prudent Radio 102,8 FM ... 44

D. Struktur Organisasi Prudent Radio 102,8 FM ... 45

E. Tipe Keadaan Demografi Pendengar Prudent Radio 102,8 FM ... 46

F. Program-program Acara Siaran Prudent Radio ... 47

G. Siaran Prudent Hits 10... 49

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 51

A. Proses Produksi dan Penyiaran Program Prudent Hits 10 ... 51

1. Tahap Penerapan Unsur-unsur Komunikasi ... 51

2. Tahap Pembingkaian Prolog/Skrip Acara ... 56

3. Tahap Pengungkapan Diri ... 57

4. Tahap Pembentukan Realitas Subjektif ... 59

5. Tahap Pengemasan Realitas Simbolik ... 62

6. Tahap Penetapan Realitas Objektif ... 81

BAB V PENUTUP ... 86

A. Kesimpulan ... 86

B. Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90

(11)

vii DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 3.1 Logo Prudent Radio 102,8 FM ... 40

2. Gambar 3.2 Makna Huruf “d” Pada Logo Prudent Radio 102,8 FM ... 41

3. Gambar 3.3 Struktur Organisasi Prudent Radio 102,8 FM ... 45

4. Gambar 3.4 Profil Pendengar Prudent Radio 102,8 FM ... 46

5. Gambar 3.5 Program Siaran Acara Harian Prudent Radio 102,8 FM ... 47

6. Gambar 3.6 Program Siaran Acara Harian Pruedent Radio 102,8 FM ... 48

7. Gambar 3.7 Program Siaran Acara Mingguan Prudent Radio 102,8 FM ... 49

(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Radio merupakan salah satu media komunikasi massa yang efektif bagi

masyarakat karena jangkauannya yang luas dan dapat menembus berbagai lapisan

dan kalangan masyarakat. Radio sering ditempatkan sebagai ”sahabat setia” yang

dapat menemani kegiatan sehari-hari para pendengarnya.

Radio adalah salah satu media masa elektronik yang mampu

merealisasikan tujuan yang efisien dan murah. Radio merupakan media auditif

(hanya bisa didengar), tetapi murah, merakyat dan bisa dibawa atau didengarkan

dimana-mana. Radio berfungsi sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi,

pendidikan dan hiburan. Radio memiliki kekuatan terbesar sebagai media

imajinasi, sebab sebagai media yang buta radio menstimulasi begitu banyak suara

dan berupaya memvisualisasikan suara penyiar ataupun informasi aktual melalui

telinga pendengarnya.1

Radio menduduki posisi yang sangat strategis diantara media komunikasi

massa lainnya dan mempunyai banyak kelebihan, diantaranya radio memiliki

kesederhanaan (protability) dan kemampuan menjangkau setiap pendengarnya

yang sedang melakukan kegiatan – kegiatan lain sekalipun, atau bahkan sedang

menikmati media massa lainnya. Hal ini dikarenakan radio tidak dibatasi oleh

1

(13)

2 ruang dan waktu. Suatu pesan yang disampaikan oleh penyiar pada saat itu juga

diterima oleh khalayak, walaupun sarana yang dituju sangat jauh.2

Keberhasilan suatu stasiun radio, sangat ditentukan oleh keberhasilan

sebuah program siaran. Dan untuk memperoleh keberhasilan tersebut dibutuhkan

strategi yang baik agar produksi siaran radio dapat berjalan sesuai dengan target

yang diharapkan.

Sebaiknya perlu disadari oleh bagian produksi bahwa segala produksi

program yang disiarkan hasil kerja atau kelompok. Semua orang yang terlibat di

dalam proses maupun hasil produksi program harus menyadari, bahwa sebuah

program yang bagus dan menarik juga merupakan hasil kerja sama tim. Setiap

orang yang berada di dalam bagian produksi siaran mempunyai perannya

masing-masing. Ada Manajer Produksi atau Manajer Siaran, Program Director/penata

Program, Music Director, Produser, Script Writer/Penulis Naskah, DJ/Penyiar,

Reporter, dan Operator Siar/Rekam. Orang-orang inilah yang menjadi kunci atau

berperan penting di balik kesuksesan sebuah program radio. baik program musik

maupun berita.3

Memformat suatu program siaran radio dengan baik dan mengemasnya

dengan semenarik merupakan kunci keberhasilan agar pendengar tetap

mendengarkan siaran radio pada satu saluran dan tidak berganti ke saluran radio

lain.

2

Morrisan, Media Penyiaran Strategi Media Mengelola Radio dan Televisi, (Tangerang: Ramdina Perkasa) 2005, cet ke 1, h. 11.

3

(14)

3 Penelitian ini sangatlah penting karena didalam penelitian ini akan

membahas dan mengetahui bagaimana strategi komunikasi dilakukan pada

produksi program siaran radio.

Penulis dalam penelitian ini mengambil objek Prudent Radio karena

Prudent Radio merupakan radio yang berada di ruang lingkup pendidikan.

Menariknya adalah mayoritas pengurus Prudent Radio adalah pelajar SMK

Prudent School.

Salah satu program siaran Prudent Radio yang paling menarik dan

memiliki antusias pendengar terbanyak di antara program lainnya adalah “Prudent

Hits 10”. Prudent Hits 10 merupakan program hiburan musik yang berisikan

tentang tangga lagu yang sedang hits saat ini dikalangan pendengar.

Dengan banyaknya skripsi tentang strategi komunikasi dan produksi siaran

radio penulis berusaha untuk membahasnya lebih dalam dengan menggunakan

teori konstruksi sosial media massa yang telah disarankan oleh Armawati Arbi

salah satu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih

lanjut penelitian ini dengan judul “STRATEGI KOMUNIKASI PRUDENT

RADIO 102,8 FM DALAM PRODUKSI PROGRAM SIARAN ACARA

(15)

4

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak meluas maka peneliti membuat

batasan yang akan diteliti, yaitu peneliti hanya berfokus pada strategi komunikasi

Program siaran Prudent Radio saja. Penelitian ini tidak membahas tentang respon

atau pengaruh pendengar karena penelitian ini menggunakan metode kualitatif.

Berdasarakan batasan masalah diatas maka rumusan masalah dari

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana strategi komunikasi Prudent Radio 102,8 FM dalam

produksi program siaran acara Prudent Hits 10?

2. Bagaimana format acara pada produksi program siaran acara Prudent

Hits 10 di Prudent Radio 108, 2 FM?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok batasan masalah diatas maka tujuan penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui proses strategi komunikasi Prudent Radio 102,8

FM dalam produksi program siaran acara Prudent Hits 10.

2. Untuk mengetahui format acara pada produksi program siaran acara

(16)

5 D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat akademis

Penelitian ini diharapkan berguna untuk memperdalam tentang

teori strategi komunikasi dan produksi siaran. Serta menjadi refrensi bagi

pengembang ilmu komunikasi di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam

(KPI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Manfaat Praktis

Di harapkan dapat menjadikan perkembangan tentang penelitian

ilmu komunikasi terutama di bidang media masa elektronik radio. Serta

sebagai dasar bahan untuk studi – studi selanjutnya di media massa

elektronik (Radio). Penelitian ini juga dapat menjadi masukan untuk

produksi program siaran di Prudent Radio.

E. Tinjauan Kepustakaan

Dalam menentukan judul skripsi ini, penulis mengadakan tinjauan

kepustakaan di perpustakaan yang ada di Perpustakaan Umum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Dan banyak sekali judul skripsi mahasiswa Fakultas

Dakwah dan Komunikasi yang meneliti di stasiun radio. Tetapi, dari sekian

banyaknya judul hanya membahas tentang produksi program saja, diantaranya:

Novita Roliana, penelitian ini membahas tentang produksi program

(17)

6 adalah sama-sama membahas mengenai proses produksi. Perbedaannya pada

skripsi ini pada program yang disajikan bersifat talk show.4

Sri Dewi Rahmadianti, penelitian ini membahas tentang produksi siaran

Spirit in The Morning dengan mengggunakan teori produksi dan memaparkan

segala tahapan dari pra produksi, produksi sampai pasca produksi serta mencari

kelebihan dan kekurangan dari program tersebut. Perbedaannya pada skripsi ini

adalah tidak menggunakan teori konstruksi media massa.5

Melisa Nursodiyanti, penelitian ini membahas tentang Strategi yang

dilakukan Radio Wadi dalam upaya meningkatkan program siaran andalannya dan

dibahas dengan menggunakan teori SWOT. Persamaannya membahas tentang

stasiun radio. Perbedaannya pada skripsi ini tidak membahas program dan

format.6

F. Kerangka Konsep

Konstruksi Sosial Media Massa ( Burhan Bungin : 2007)

Enam Proses Konstruksi Sosial Media Massa:

1) Tahap Penerapan Unsur-unsur Komunikasi

2) Tahap Pembingkaian Prolog/Skrip Kasus

3) Tahap Pengungkapan Diri

4

Novita Roliana, Analisis Produksi Program Dakwah “Assalamualaikum” di Radio 88. 2FM Bekasi, Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.

5

Sri Dewi Rahmadianti, Analisis Produksi Siaran Spirit In The Morning di Radio 104,2 MS Tri FM, Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

6

(18)

7 4) Tahap Pembentukan Realitas Subjektif

5) Tahap Pengemasan Realitas Simbolik

6) Tahap Penetapan Realitas Objektif

(Armawati Arbi : 2011)

Konstruksi sosial media massa, terciptanya konstruksi sosial itu melalui

tiga momen dialektis, yakni eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi.

Enam proses konstruksi sosial media massa: a) Tahap penerapan

unsur-unsur komunikasi adalah pada persiapan pra produksi seperti penyiar, operator,

pesan prolog, dan format yang akan disajikan. b) tahap pembingkaian prolog/skrip

acara adalah proses di mana seorang tim produksi menyiapkan skrip acara bagi

radio. c) tahap pengungkapan diri adalah dimana penyiar membingkai fakta

pendengar berdasarkan pengungkapan diri yang dilakukan oleh pendengar

tersebut. d) tahap pembentukan realitas subjektif adalah proses seleksi pendengar

yang dilakukan oleh tim produksi. e) tahap pengemasan realitas simbolik adalah

strategi yang dilakukan dalam upaya menarik perhatian pendengar. f) tahap

penetapan realitas subjektif adalah proses evaluasi yang dilakukan radio untuk

melihat hasil dari program.

Dalam tahap pengemasan realitas simbolik akan ditinjau menggunakan

teori strategi yang meliputi: strategi signing, strategi framing dan strategi priming.

Proses produksi ditinjau dari pra produksi, produksi dan pasca produksi.

Kriteria penetapan unsur-unsur komunikasi seperti materi, penyiar, dan corak

(19)

8 G. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan dan Desain Penelitian

Penelitian yang menggunakan metedologi kualitatif berasal dari

pendekatan interpretatif atau subjektif. Pendekatan interpretatif ini mempunyai

dua varian, yakni kritis dan konstruktivis.7 Adapun penelitian ini berangkat dari

pendekatan kritis sebagaimana analisis framing pada umumnya. Dengan

metedologi kualitatif yang lebih menekankan pada persoalan kedalam (kualita)

data bukan pada banyaknya (kuantitas) data.

Sedangkan desain penelitiannya menggunakan deskriptif kualitatif .

bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai

situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat. Yang

menjasi objek penelitian. Dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai

suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran fenomena tertentu.

Sehingga penelitian ini bersifat mendalam karena kedalaman data yang menjadi

pertimbangannya serta menusuk sasaran penelitian.8

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Jl. KH. Hasyim Ashari / Jl. Tugu Karya

1A Cipondoh - Kota Tangerang. Adapun waktu penelitian dimulai sejak tanggal

15 Januari sampai dengan 28 Maret 2013.

7

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi , (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h. 51.

8

(20)

9 3. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek penelitian ini adalah pengurus atau tim produksi Prudent

Radio 102,8 FM.

b. Objek penelitian ini adalah strategi komunikasi Prudent Radio

102,8 FM dalam produksi siaran Prudent Hits 10.

4. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung

dari sumber subjek yaitu pengurus atau tim produksi Prudent Radio secara

individual atau kelompok. Metode yang digunakan untuk mendapatkan

data primer dengan menggunakan metode survei atau metode observasi.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber-sumber data pendukung

dalam penelitian yang didapat oleh peneliti secara tidak langsung. Data

sekunder atau sumber data pendukung tersebut dapat berupa bukti atau

dokumen yang dirahasiakan dan tidak dirahasiakan oleh pihak Prudent

Radio.

H. Tahapan Penelitian

Prosedur dalam melakukan penelitian ini adalah:

1. Teknik Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

(21)

10 dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematik sehingga mudah untuk

diolah. Adapun yang menjadi instrumen penelitian adalah:

a. Wawancara

Teknik yang digunakan adalah wawancara bebas terpimpin, yaitu

penulis mengajukan beberapa pertanyaan yang telah dipersiapkan,

kemudian langsung dijawab oleh informan dengan bebas terbuka untuk

memperoleh data yang dibutuhkan mengenai strategi komunikasi Program

Prudent Hits 10. Wawancara ini dilakukan dengan Didik Yulianto sebagai

Manager Operasional Prudent, Ragil Retno sebagai Kepala Produksi

Prudent Hits 10 dan Eka F sebagai penyiar Prudent Hits 10.

b. Telaah Teks Rekaman Program

Selain wawancara, penulis mencoba menggali informasi/data

secara lebih mendalam lagi, yaitu melalui teks rekaman program. Data

wawancara yang diperoleh ketika program siaran Prudent Hits 10 yang

berada di alat rekam, begiru juga dengan data lainnya seperti data

wawancara, penulis mencoba tuangkan kedalam bentuk teks, kemudian

penulis analisis dan mengambil kesimpulan.

c. Observasi

Observasi adalah cara penelitian untuk memperoleh data dalam

bentuk mengamati serta mengadakan pencatatan dari hasil observasi.

(22)

11 mengamati objek yang diteliti adalah strategi komunikasi Prudent Radio

dalam Produksi siaran Prudent Hits 10.

d. Dokumentasi

Mengumpulkan dokumen berupa data tertulis yang mengandung

keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang masih

actual.9 Dokumen yang dikumpulkan berupa data-data yang sudah ada

pada Prudent Radio di ambil oleh peneliti untuk melengkapi data yang

sudah didapat sebelumnya yang diperoleh melalui wawancara dan

observasi. Dokumen yang dikumpulkan oleh peneliti berupa sejarah

Prudent Radio, struktur radio, program acara, format acara Prudent Hits

10, foto-foto, rekaman dan data lainnya yang dapat mendukung penelitian.

2. Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, temuan diolah ke dalam proses tahapan konstruksi

sosial media massa. Di dalam proses tahapan konstruksi media massa akan

ditemukan didalamnya proses produksi mulai dari pra produksi, produksi hingga

pasca produksi dan pada tahap ke enam konstruksi media massa akan dibahas

tentang strategi komunikasi. Hal ini nanti akan berguna agar proses produksi

siaran acara Prudent Hits 10 dapat berjalan dengan benar.

Dalam melakukan pengolahan data, penulis mencoba menyederhanakan

dan mengolah data, maka data yang ada dimasukkan ke dalam bentuk tabel,

bagan, roda jam siar, dan foto-foto.

9

(23)

12 3. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif (Bogdan dan Biklen, 1982) yang dikutip dari buku

Metodologi Penelitian Kualitatif karangan Meleong adalah upaya yang dilakukan

dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya

menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan menemukan

pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa

yang diceritakan kepada orang lain.10

Analisis menurut Patton (1980:268), adalah proses mengatur urutan data,

mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.11

Dan dalam hal ini, peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif, yaitu

teknik yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Teknik ini tidak mencari

atau menjelaskan suatu hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat

prediksi.12 Tujuan dari analisis deskriptif ini adalah untuk:

a. Memaparkan informasi yang aktual secara terperinci yang

melukiskan gejala yang ada.

b. Mengidentifikasi masalah atau menjelaskan kondisi dan

praktek-praktek yang berlaku.

c. Membuat perbandingan atau evaluasi.13

10

Lexy, J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012) , cet-30, h. 330.

11

Ibid, h. 280. 12

Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), cet-13, h. 24-25.

13

(24)

13 4. Teknik pemeriksaan keabsahan data

Dalam penelitian kualitatif keabsahan data merupakan usaha untuk

meningkatkan kepercayaan data.

Dalam penelitian ini untuk menguji keabsahan data dapat menggunakan

cara teknik triangulasi data. Dan dijelaskan oleh Meleong pada karangan bukunya

Metodologi Penelitian Kualitatif yaitu Triangulasi adalah pemeriksaan keabsahan

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Peneliti dapat me-recheck temuannya dengan membandingkannya dengan

berbagai sumber, metode, atau teori. Hal itu dapat dicapai dengan jalan: (1)

membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; (2)

membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang di

katakan secara pribadi; (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang

tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu; (4)

membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan

pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau

tinggi, orang berada, orang pemerintahan; (5) membandingkan hasil wawancara

dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.14

14

(25)

14 I. Sistematika Penulisan

Pembahasan ini terdiri dari lima bab yang disertai dengan sub-sub bab.

Secara sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan: Menguraikan Mengenai Latar Belakang Masalah, Batasan

dan Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan

Kepustakaan, kerangka konsep, Metodologi Penelitian, Tahapan Penelitian dan

Sistematika Penelitian.

Bab II Tinjauan Teoritis: Dalam penelitian ini membahas tentang Konstruksi

Sosial Media Massa, Strategi Komunikasi, Program, Radio dan Pendengar.

Bab III Gambaran Umum Prudent Radio: Terdiri dari Sejarah dan

Perkembangan Prudent Radio, Visi dan Misi, Logo, Struktur Organisasi, Profil

Pendengar, Program-program acara siaran Prudent Radio, Siaran Prudent Hits 10.

Bab IV Analisis Konstruksi Sosial Media Massa: Membahas tentang tahapan

produksi yang meliputi: penerapan unsur-unsur komunikasi, pembingkaian

prolog/skrip acara, pengungkapan diri, pembentukan realitas subjektif,

pengemasan realitas simbolik dan penetapan realitas objektif. Membahas tentang

strategi komunikasi meliputi: strategi signing, strategi framing dan strategi

priming.

Bab V Penutup: berisi tentang kesimpulan dan saran-saran penulis berdasarkan

(26)

15 BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Tahapan Proses Konstruksi Sosial Media Massa

Istilah konstruksi sosial atas realitas (social construction of reality)

didefinisikan sebagai proses sosial melalui tindakan dan interaksi dimana individu

menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami

bersama secara subyektif.

Asal usul konstruksi sosial dari filsafah Konstruktivisme yang dimulai dari

gagasan-gagasan konstruktif kognitif. Menurut, Von Glasersfeld, pengertian

konstruktif kognitif muncul dari tulisan Mark Baldwin yang secara luas

diperdalam dan disebarkan oleh Jean Piaget. Namun apabila ditelusuri,

sebenarnya gagasan-gagasan pokok Konstruktivisme sebenarnya telah dimulai

oleh Giambatissta Vico, seorang epistimologi dari italia, ia adalah cikal bakal

Konstruktivisme.15

Berger dan Luckman (1990:1) mulai menjelaskan realitas sosial dengan

memisahkan pemahaman “kenyataan” dan “pengetahuan”. Realitas diartikan

sebagaikualitas yang terdapat di dalam realitas-realitas yang diakui sebagai

memiliki keberadaan (being) yang tidak tergantung kepada kehendak kita sendiri.

Sedangkan pengetahuan didefinisikan sebagai kepastian bahwa realitas-realitas itu

nyata (real) dan memiliki karakteristik yang spesifik.

15

(27)

16 Pendek kata, Berger dan Luckman (1966:61) mengatakan terjadi

dialektika antara individu menciptakan masyarakat dan masyarakat menciptakan

individu. Proses dialektika ini terjasi melalui eksternalisasi, objektivasi, dan

internalisasi.

Melalui proses dialektika ini, maka realitas sosial, (iklan televisi) pertama

dapat dilihat dari ketiga tahap tersebut. sebagai dari tahap eksternalisasi, dimulai

dari interaksi antara pesan iklan dengan individu pemirsa melalui tayangan

televisi. Eksternalisasi adalah bagian penting dalam kehidupan individu dan

menjadi bagian dari dunia sosio-kulturalnya. Dengan kata lain, eksternalisasi

terjadi pada tahap yang sangat mendasar, dalam suatu pola prilaku interaksi antara

individu dengan produk-produk sosial masyarakatnya. Dengan demikian, tahap

eksternalisasi ini berlangsung ketika produk sosial tercipta didalam masyarakat,

kemudian individu mengeksternalisasikan (penyesuaian diri) ke dalam dunia

sosio-kulturalnya sebagai bagian dari produk manusia.

Tahap obyektivasi produk sosial terjadi dalam dunia intersubyektif

masyarakat yang dilembagakan. Pada tahap ini sebuah produk sosial berada pada

proses institusionalisasi, sedangkan individu oleh Berger dan Luckman (1990:49)

mengatakan, manifestasikan diri dalam produk-produk kegiatan manusia yang

tersedia, baik bagi produsen-produsennya maupun bagi orang lain sebagai unsur

dari dunia bersama.

Internalisasi dalam arti umum merupakan dasar; pertama, bagi

(28)

17

kedua, bagi pemahaman mengenai dunia sebagai sesuatu yang maknawi dari

kenyataan sosial.

Kesimpulannya teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas terjadi

secara simultan melalui tiga proses sosial, yaitu eksternalisasi, obyektivasi, dan

internalisasi. Tiga proses ini terjadi diantara individu satu dengan individu lainnya

dalam masyarakat.

Ketika masyarakat semakin modern, teori dan pendekatan konstruksi

sosial atas realitas Peter L. Berger dan Luckman ini memiliki kemandulan dan

ketajaman atau dengan kata lain tak mampu menjawab perubahan zaman, karena

msyarakat transisi-modern di Amerika telah habis dan berubah menjadi

masyarakat modern dan postmodern, dengan demikian hubungan-hubungan sosial

antara individu dengan kelompuknya, orang tua dengan anggota keluarganya

menjadi sekunder-rasional. Hubungan-hubungan primer dan semisekunder hampir

tak ada lagi dalam kehidupan masyarakat modern dan postmodern. Dengan

demikian, teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas Peter L. Berger dan

Luckman menjadi tidak bermakna lagi.

Posisi “konstruksi media massa” adalah mengoreksi kelemahan dan

melengkapi “konstruksi sosial atas realitas”, dengan menempatkan seluruh

kelebihan media massa dan efek media keunggulan “konstruksi sosial media

massa” atas “konstruksi sosial atas realitas”.

Dari konten konstruksi media massa, dan proses kelahiran konstruksi

(29)

18 materi konstruksi; b) tahap sebaran konstruksi; c) tahap pembentukan konstruksi

realitas; dan d) tahap konfirmasi.16

Dalam penelitian disertasi Armawati Arbi, mengemukakan bahwa

konstruksi radio atas realitas berlangsung dalam tiga tahap proses dialektika:

pertama, tahap eksternalisasi pendengar dan tim radio membentuk realitas

subjektif. Kedua, tahap objektivasi tim produksi dan pendengar mengemas realitas

simbolik. Ketiga, tahap internalisasi tim radio dan pendengar menetapkan realitas

objektif. Intitusionalisasi, legitimasi dan sosialisasi dilakukan melalui enam tahap

proses konstruksi tersebut: a) tahap penerapan unsur-unsur komunikasi, b) tahap

pembingkaian prolog/monolog skrip kasus, c) tahap pengungkapan diri, d) tahap

pembentukan realitas subjektif, e) tahap pengemasan realitas simbolik, dan f)

tahap penetapan realitas objektif. Penelitian ini mengkritik pandangan Burhan

Bungin tentang proses konstruksi media massa atas realitas sosial secara simultan.

Namun perbedaannya, Burhan Bungin berfokus pada iklan televisi sebagai

tapping (rekaman), bukan produksi siaran langsung (live). Sedangkan penelitian

Armawati Arbi memproduksi program dakwah dan program konsultasi keluarga

siaran langsung.

1. Tahap Penerapan Unsur-Unsur Komunikasi

Penelitian ini, tim produksi siaran radio menyiapkan unsur-unsur

komunikasi, yaitu penyiar, pesan prolog, format dan pengungkapan diri (

self-disclosure). Tim manajemen radio mengadakan MOU/kontrak kepada tim

produksi seperti, kepala produksi, operator dan penyiar. Tim produksi

16

(30)

19 menyiapkan jingle acara, lagu, dan promosi acara. Hasil tahap pertama penelitian

ini adalah roda jam siar permenit selama satu jam. Sedangkan Burhan Bungin

pada tahap pertama hanya menyiapkan materi iklan saja. Hasilnya adalah tahap

penyiapan materi kontruksi iklan adalah gambar naskah iklan (karikatur).

2. Tahap Pembingkaian Prolog atau Monolog Skrip Acara.

Tim produksi yaitu, Kepala produksi, operator dan juga penyiar berperan

ganda dalam menyiapkan prolog atau skrip acara untuk prudent Hits 10.

Sedangkan tahap kedua Burhan Bungin adalah sebaran konstruksi, menyiapkan

segmen iklan, minat pemirsa melalui strategi iklannya dari ilmu semiotika. Dari

tokoh, isi pesan, bahasanya disesuaikan dengan segmennya. Sedangkan Burhan

Bungin menyiapkan materi dan khalayaknya pada tahap pertama dan kedua.

3. Tahap Pengungkapan Diri.

Penyiar membingkai fakta pendengar. hasil pengungkapan diri adalah

bingkai pendengar atas realitas problem pendengar dan bingkai tim radio. pada

penelitian Burhan Bungin, realitas sosial iklan televisi tidak diambil dari data dan

pengalaman pemirsanya.

4. Tahap Pembentukan Realitas Subjektif.

Tim produksi melakukan penyeleksian, pengabaian, penonjolan dan

pendalam atas realitas problem pendengar. Hasilnya adalah skrip kasus intisari

(31)

20 5. Tahap Pengemasan Realitas Simbolik.

Menciptakan dan meningkatkan pengetahuan pendengar, kesadaran

pendengar, pemberdayaan pendengar, dan pencitraan problem pendengar. Burhan

Bungin menyebutnya sebagai tahap pembentukan konstruksi citra.

6. Tahap Penetapan Realitas Objektif.

Tahap ini mengevaluasi unsur-unsur komunikasi dakwah, unsur tersebut

dipertahankan atau direvisi. Semua pelaku konstruksi yang terlibat langsung

maupun tidak langsung dalam proses ini merefleksi diri dan menginternalisasi

objektif melalui pengalaman realitas subjektif dan realitas simboliknya. Jika

penyiar, pesan, format dipertahankan, apa alasannya.

Penelitian Burhan Bungin menonjolkan kekuatan televisi. Sedangkan

penelitian Armawati Arbi, menonjolkan pada kekuatan radio. Carole Fleming

dalam The Radio Handbook (2010, 59) menggambarkan bahwa kekuatan radio

komersil masih relevan jika radio mengikuti perubahan teknologi, minat

komunitas radio (penggunaan podcast) untuk menjaring pendengar. Carole

Fleming juga mengungkapkan hasil survey dari The Radio Advertising Bureau

Cosmissioned, bahwa ada hubungan antara radio dan penggunaan MP3 sebagai

teknologi pendatang baru, sekarang mereka bekerja sama. MP3 digunakan ketika

traveling dan shoping sedangkan radio disimak untuk mencari informasi cuaca,

berita dan kondisi perjalanan serta tempat kuliner.12

12

(32)

21 B. Strategi Komunikasi

Ibnu Hamad dalam bukunya “Komunikasi Sebagai Wacana” menjelaskan

pelaku konstruksi memakai tiga alat untuk mengkonstruksikan suatu realitas,

yaitu: pertama, strategi signing yaitu strategi memakai kata, idiom, kalimat an

paragraf. kedua, strategi framing yaitu memilih fakta yang akan dimasukkan atau

dikeluarkan dari wacana. dan ketiga, strategi priming yaitu teknik menampilkan

wacana didepan publik berdasarkan waktu, tempat, dan jenis khalayak.17

1. Strategi Signing

Yang dimaksud dengan strategi signing disini adalah strategi penggunaan

tanda-tanda bahasa, baik verbal (dalam bentuk kata-kata) maupun nonverbal

(dalam bentuk gambar, grafik, gerakan, dan sebagainya): Dalam pembuatan

wacana sistem tanda merupakan alat utama dalam proses konstruksi realitas.

Mengacu pada pemikiran Berger, Peter L dan Thomas Luckman dalam buku

mereka, The Social Construction of Reality, A treatise in the Sociology of

Knowledge, (New York : Anchor Books, 1967 : 34-46), sistem tanda merupakan

instrumen pokok untuk menceritakan realitas dimulai ketika seorang konstruktor

melakukan obyektivikasi terhadap suatu kenyataan yakni melakukan persepso

terhadap suatu obyek. Selanjutnya, hasil dari pemaknaan melalui proses persepsi

itu diinternalisasikan kedalam diri seorang konstruktur. Dalam tahap inilah

dilakukan konseptualisasi terhadap suatu obyek yang dipersepsi. Langkah terakhir

adalah melakukan eksternalisasi atau hasil dari proses permenungan secara

internal tadi melalui pernyataan-pernyataan. Alat membuat pernyataan tersebut

17

(33)

22 tiada kata lain adalah kata-kata atau konsep bahasa. Tampak dalam proses ini

bahasa menempati peranan yang sangat sentral. Begitu pentingnya bahasa, maka

tak ada berita, cerita, ataupun ilmu pengetahuan tanpa bahasa.

Selanjutnya penggunaan bahasa (simbol) tertentu menentukan format

narasi (dan makna) tertentu (Tuchman, 1980 : 104-132; Faules dan Alexander,

1978). Sedangkan jika dicermati secara teliti, seluruh proses komunikasi baik

melalui media ataupun tatap muka menggunakan bahasa, baik verbal (kata-kata

tertulis atau lisan) maupun bahasa nonverbal (gambar, foto, gerak-gerik, grafik,

angka, dan tabel).

Lebih jauh dari itu, terutama dalam media massa, keberadaan bahasa ini

tidak lagi sebagai alat semata untuk mengkonstruksikan realitas, melainkan

bersama-sama fungsi kekuatan kultivasi dan fungsi agenda setting, bahasa bisa

menentukan gambaran (citra) mengenai suatu realitas yang akan muncul di benak

khalayak. Terdapat berbagai cara komunikator (media massa) memanfaatkan

bahasa untuk mempengaruhi realitas: mengembangkan kata-kata baru beserta

makna asosiatifnya; memperluas makna dari istilah-istilah yang ada; mengganti

makna lama sebuah istilah dengan makna baru; memantapkan konvensi makna

yang telah ada dalam suatu sistem bahasa (DeFleur dan Ball-Rokeach), (1989:

265-269).

Justru terdapat persoalan makna itulah, maka penggunaan bahasa sangat

berpengaruh terhadap proses konstruksi realitas berikut wacana yang

dihasilkannya beserta makna adan sitranya. Padahal, manakala kita

(34)

23 sesungguhnya esensi yang ingin kita sampaikan adalah makna. Padahal setiap

kata, angka, dan simbol lain dalam bahasa yang kita pakai untuk menyampaikan

pesan pada orang lain tentulah mengandung makna. Begitu juga, rakitan antara

satu (angka) dan kata (angka) lain neghasilkan suatu makna. Penampilan secara

keseluruhan sebuah wacana bahkan bisa menimbulkan tertentu (Fiske, 1990;

Carey, 1988).

Sebagai konsekuensinya, penggunaan bahasa tertentu berimplikasikan

pada munculnya makna dan citra tertentu. Pilihan kata, susunan kata, dan cara

menyusun kalimat yang tertentu dalam melakukan konstruksi realitas dapat

menentukan makna dan citra tertentu tentang realitas. Bahkan, dalam banyak

kasus bahasa bukan cuma sebagai alat mengkonstruksikan realitas, tapi sekaligus

dapat menciptakan realitas itu sendiri.

Fungsi lainnya dari tanda adalah mencapai tujuan. Untuk kepentingan si

pembicara (komunikator), fungsi tanda berfungsi (1) untuk menyadarkan (sense)

pendengarnya akan sesuatu yang dinyatakannya untuk selanjutnya supaya

memikirkannya, (2) untuk menyatakan perasaan (feeling) atau sikap dirinya

terhadap suatu obyek, (3) untuk memberitahukan (convey) sikap sang pembicara

terhadap khalayaknya, dan (4) untuk menunjukan tujuan atau hasil yang

diinginkan oleh sipembicara atau penulis, baik disadari atau tidak disadari

(Berger, 1982 : 19-34).

Bagi kepentingan pendengar (receiver), tanda berfungsi (1) menunjukan

(indicating) pusat perhatian, (2) memberi ciri (characterizing), (3) membuat

(35)

24 atau negatif, (5) mmpengaruhi (influencing) khalayak untuk menjaga atau

mengubah status, (6) untuk mengendalikan suatu kegiatan atau fungsi, dan (7)

untuk mencapai suatu tujuan (purposing) yang ingin dicapainya dengan memakai

kata-kata tersebut (Berger, 1982: 19-34).

Dalam praktiknya, tidak berlebihan jika disimpulkan bahwa penggunaan

tanda itu tiada lain karena kita memiliki tujuan. Karena kita ingin menyampaikan

dan atau mencapai sesuatu, dalam kegiatan komunikasi tentunya, maka kita

gunakan tanda.

2. Strategi Framing

Untuk strategi Framing atau praktik pemilahan dan pemilihan fakta yang

(tidak) akan dimasukan kedalam wacana merupakan hal yang tak terelakan dalam

membuat wacana. Penyebabnya, di satu sisi, karena fakta yang terkait dengan

realitas sering lebih banyak dibandingkan dengan tempat dan waktu yang tersedia.

Karena itu fakta haruslah dipilah dan dipilih mana yang akan dimasukan kedalam

wacana dan mana yang dikeluarkan dari wacana. Di sisi lain, pemilahan dan

pemilihan itu dilakukan berdasarkan pertimbangan tertentu yang digunakan oleh

si pembuat wacana, baik faktor internal maupun eksternal.

Dari aspek teknis, di dunia media massa, pemilahan dan pemilihan fakta

pertama- tama dilandasi oleh pertimbangan waktu dan tempat. Media cetak

memiliki keterbatasan-keterbatasan kolom dan halaman; sementara pada media

(36)

25 yang mewacanakan peristiwa secara utuh mulai dari detik pertama kejadian

hingga ke detik paling akhir.18

3. Strategi Priming

Adapun strategi priming adalah strategi mengatur ruang atau waktu untuk

pempublikasian wacana dihadapan khalayak. Dalam praktik media massa, praktik

penonjolan isu ini terlebih dahulu dikenal dengan teori agenda setting (DeFleur

dan Ball-Rekoach, 1989 : 264-265). Asumsi teori ini adalah perhatian masyarakat

terhadap suatu isu sangat bergantung pada kesediaan media massa memberi

tempat pada isu itu. Semakin besar tempat yang diberikan oleh media massa

semakin besar pula perhatian yang diberikan oleh khalayak.

Menurut teori ini, media mampu menentukan agenda yang diperhatikan

khalayak, shingga media dinilai memiliki peran sebagai agenda setter. Bila satu

media apalagi sejumlah media menaruh sebuah isu sebagai head-line maka

diasumsikan isu itu pasti memperoleh perhatian yang sangat besar dari khalayak.

Pemandangan ini tentu berbeda jika isu itu dimuat di halaman dalam, di pojok

bawah pula. Faktanya pula, khalayak jarang memperbincangkan isu yang tidak

dimuat oleh media, yang boleh jadi isu itu justru sangat penting untuk

masyarakat.19

18

Ibid, h. 62. 19

(37)

26

C. PROGRAM

1. Pengertian Program

Dalam kamus besar bahasa Indonesia program adalah rancangan mengenai

asas serta usaha yang dijalankan.13 Sedangkan secara etimologis kata program

berasal dari Inggris, “programme” atau “program” yang artinya acara atau

rencana.14 Kemudian istilah program di radio dapat dianalogikan sebagai barang

atau pelayanan yang dijual dalam bisnis. Dan menurut John R. Bittner yang

dikutip Masduki, program atau dikenal sebagai acara ini merupakan barang yang

dibutuhkan khalayak sehingga mereka bersedia untuk mendengarkannya.15

Adapun dengan istilah programa di dunia radio berarti acara, sementara

yang dimaksud dengan program adalah susunan kesatuan acara dalam sehari.20

Program radio merupakan rangkaian acara yang disiarkan sepanjang hari melalui

pesawat radio bisa berupa berita, informasi, sandiwara/drama, kesenian, musik,

dan sebagainya yang dibagi menjadi bebrapa bagian berdasarkan aturannya.21

Dalam program atau acara, tentunya ada pesan-pesan yang disampaikan

kepada pendengarnya. Penyampaian isi program tersebut di Indonesia dikenal

dengan istilah siaran. Dalam konteks ini, program diartikan sebagai segala sesuatu

hal yang ditampilkan stasiun penyiaran (radio) untuk memenuhi kebutuhan

13

TIM Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), ed. 3, Cet. 3. H. 897.

14

Morrisan, Media Penyiaran Strategi, Mengelola Radio dan Televisi, (Tangerang: Ramdina Prakasa, 2005). Cet. 1h. 97.

15

Masduki, Menjadi Broadcaster Professional, (Yogyakarta: PT. LkiS, 2005), h. 35. 20

RM Soenarto, Programa Televisi dari Penyusunan sampai Pengaruh Siaran, (Jakarta: EFTV-IKJ Press, 2007), h. 1.

21

(38)

27 pendengarnya.22 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 pasal 1 menyebutkan

bahwa siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau

suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter lainnya yang dapat

diterima melalui saluran penerima siaran, baik yang bersifat interaktif maupun

tidak. Kemudian mata acara adalah bagian dari siaran yang berisi muatan pesan

yang disusun dalam suatu kemasan yang ditujukan kepada khalayak atau

pendengar.23

Program merupakan hal yang sangat penting dalam dunia penyiaran, itu

karena program berupa acuan dalam proses penyiaran berlangsung. Suatu

program dapat dikatakan berhasil atau tidaknya tergantung dari bagaimana cara

pengemasan suatu acara dengan sedemikian rupa, sehingga ketika menyajikan

sebuah program acara target maksimal dapat diperoleh.

Dalam kegiatan penyiaran sebuah program radio harus dapat menarik

khalayak, diperlukan kreatifitas dari pembuat program. Misalnya siaran tidak

hanya menggunakan kata-kata atau dialog, tetapi ditambah dengan unsur seninya

seperti musik penggiring. Dengan penggabungan tersebut khalayak akan tertarik

dan mempunyai tanggapan yang bagus serta imajinasi yang tepat terhadap apa

yang dikomunikasikan penyiar dan mampu membangkitkan emosi pendengarnya.

2. Jenis-jenis Program

Pada dasarnya program radio tidak mempunyai banyak jenisnya, secara

umum jenis program radio ada dua, yaitu musik dan informasi. Namun dari dua

22

Morrisan, Media Penyiaran, (Tangerang: Ramdina Prakarsa, 2005), Cet. 1 h. 97 23

(39)

28 jenis program tersebut mempunyai turunan, dan pada intinya dapat memenuhi

kebutuhan pendengar dalam hal musik dan informasi.

a. Berita Radio

Siaran berita radio merupakan sajian peristiwa dalam bentuk fakta

yang dikemas secara menarik oleh penyiar atau reporter sesuai dengan

aturan jurnalistik. Berbeda dengan siaran informasi tidak selalu

menyajikan fakta tetapi tetap memakai kaidah jurnalistik. Berita radio

seharusnya berupa informasi yang memenuhi kebutuhan audien radio

tersebut, jika sasarannya professional muda maka berita yang disajikan

yang terkait dengan mereka, bisa informasi bisnis, berita politik,

perkembangan ekonomi dan sebagainya.

Ada dua bentuk penyajian berita radio, antara lain:

1) Siaran langsung (live report), yaitu laporan langsung reporter dari

lokasi tentang peristiwa yang terjadi.

2) Siaran tunda, apabila reporter mendapatkan fakta dilapangan,

kemudian kembali ke studio dan diolah sebelum melakukan siaran.

Dalam hal ini berita dapat disajikan dalam bentuk narasi yang

disampaikan penyiar dari studio, atau berupa rekaman wawancara

dengan narasumber.

Kemudian dalam hal laporan jurnalistik radio ada tiga elemen

suara yang harus terdengar oleh pendengar, berupa narasi yang

(40)

29 didapatkan dengan narasumber dan rekaman atmosfer atau

rekaman suara-suara asli dari suatu peristiwa.24

b. Talk Show

Talk Show atau perbincangan radio merupakan kombinasi dua

keterampilan yaitu seni berbicara dan seni wawancara. Setiap penyiar pasti

pandai berbicara, namun belum tentu pandai dalam wawancara. Seorang

penyiar harus mempunyai brain, nalar yang bagus, tidak cukup hanya

terampil mengelola tinggi rendah suara (pitch), kecepatan ucapan (speed)

dan kuat lemahnya vokal (power). Dalam talk show memberikan

kesempatan untuk membuktikan kemampuan penyair dalam memadukan

ketiga hal tersebut (pitch, speed, power) dengan daya pikir yang bagus.25

Program talk show biasanya diarahkan oleh seorang penyiar/host

dengan mengundang satu atau beberapa narasumber. Kemudian membahas

topik yang telah ditentukan, atau topik hangat yang sedang

diperbincangkan di masyarakat.

Ada tiga bentuk talk show yang sering digunakan stasiun radio, yaitu:

1) One-on-one-show, yaitu bentuk dialog yang ketika penyiar dan

narasumber berdikusi, sedangkan posisi mikrofon terpisah di ruang

studio yang sama.

2) Panel discussion, penyiar/host sebagai moderator hadir di tengah

narasumber.

24

Morrisan, Manajemen Media Penyiaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 225-226.

25

(41)

30 3) Call in show, program talk show yang hanya melibatkan telepon dari

pendengar. Topik ditentukan terlebih dahulu, kemudian pendengar di

undang untuk memberikan respon melalui telepon. Tidak semua

respon pendengar layak disiarkan, untuk itu memerlukan operator

sebagai penyeleksi sebelum di on airkan.26

Adapun dalam pelaksanaanya program talk show biasanya mengikuti

beberapa urutan, yaitu pertama, pembukaan dan perkenalan topik dan

narasumber, kedua diskusi topik dan interaktif pendengar, dan ketiga

penutup berupa kesimpulan dan ucapan terima kasih.

c. Infotainment Radio

Infotainment radio merupakan gabungna antara informasi dan

hiburan. Infotainment dalam kemasan di radi biasa disebut sebagai

majalah udara (air magazine) yaitu acara yang memadukan antara musik,

informasi, berita iklan bahkan drama. Program ini mempunyai segmentasi

sifatnya heterogen dan umumnya disampaikan secara easy listening.

Durasinya berkisar antara 5 sampai 60 menit, dengan pembahasan berupa

kupasan mengenai album baru, wawancara penyanyi atau artis, interaktif

dengan pendengar, dan dilakukan pemutaran beberapa lagu yang

berkaitan.27

Program infotainment yang populer di Indonesia ada tiga jenis, yaitu:

26

Morrisan, Manajemen Media Penyiaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 227.

27

(42)

31 1) Info-entertainment, penyajian informasi dari dunia hiburan dengan

selingan lagu. Antara pemutaran lagu dan penyajian informasi proporsi

sajian sama meskipiun liriknya tidak selalu berkaitan.

2) Infotainment, dengan proporsi yang seimbang antara informasi,

promisi dan sebagainya dari dunia hiburan dan diselingi pemutaran

lagu yang senada atau berkaitan dengan tema yang dibahas.

3) Information dan entertainment, sajian informasi dengan berita-berita

aktual dan tidak selalu harus berhubungan dengan dunia hiburan,

diselingi dengan lagu, iklan dan sebagainya. Untuk program

infotainment, biasanya disiarkan mingguan karena produksinya relatif

kompleks, walaupun begitu tetapi ada juga yang harian.28

D. Pengertian Radio

Radio adalah sebuah media utama informasi, hiburan, dan pendidikan

massa yang populer.29 Secara umum radio atau radio siaran merupakan salah satu

jenis media massa, sarana atau saluran komunikasi massa seperti halnya surat

kabar, majalah atau televisi.30

Secara etimologi “Radio adalah pengiriman suara/bunyi melalui udara”.31

Menurut Ton Kertapati, “Pada dasarnya radio merupakan medium untuk bercerita

28

Masduki, Menjadi Broadcaster Professional, (Jogjakarta: Pustaka Popular LkiS, 2005), Cet. 2. h. 85.

29

Linggar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan (serta aplikasinya di Indonesia), (Jakarta: Bumi Aksara,2005), h. 146.

30

Asep Syamsul M.Romli, Broadcast Journalism: Panduan Menjadi Penyiar, Reporter & Script Writer, (Bandung: Nuansa,2004), h. 19.

31

(43)

32 yang dalam permulaannya segala apa yang disiarkan mempunyai bentuk cerita,

namun di dalam bercerita itu diikuti dengan faktor lain yang membedakannya

dengan surat kabar yaitu efek, suara, musik dan dialog”.32

Radio merupakan alat yang mempunyai gelombang frekuensi yang biasa

menyampaikan isi pesan, pernyataan, informasi yang bersifat umum kepada orang

lain yang jumlahnya relatif besar, tinggalnya tersebar dan heterogen.33

Di samping itu radio merupakan alat atau sarana yang di dalamnya

terkandung arti penerangan, ajakan dan hiburan yang mampu menggugah manusia

untuk berbuat baik dengan meninggalkan kemungkaran.34

Dengan demikian pengertian radio secara terminologi. Menurut peraturan

pemerintah sebagai berikut, “Radio siaran adalah pemancaran radio yang

langsung ditujukan kepada umum dalam bentuk suara dan mempergunakan

gelombang radio sebagai media.”35

Dari berbagai macam pengertian radio di atas dapat disimpulkan bahwa

radio adalah alat pemancar suara, sedangkan radio yang menjadi media massa

adalah radio siaran.

Dalam kaitannya radio sebagai media komunikasi massa dapat dilihat dari

proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui radio

32

Ton Kertapati, Dasar-Dasar Publisistik Dalam Pengembangannya Menjadi Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Bina Aksara, 1996), cet Ke-3, h. 205.

33

J.B. Wahyudi, Komunikasi Jurnalistik: Pengetahuan Praktis Kewartawanan, Surat Kabar, Majalah, Radio dan Televisi, (Bandung: Alumni, 1990), cet Ke-1, h. 88-90.

34

M.Israr, Retotika Dan Dakwah Islam Modern, (Jakarta: C.V. Firdaus, 1993), cet Ke-1, h. 54.

35

(44)

33 harus melalui proses yang panjang, melibatkan banyak orang dan tenaga serta

biaya yang dibutuhkan.

Radio siaran bukanlah hasil dari satu orang saja, tetapi merupakan hasil

perpaduan dari karya banyak orang. Siaran radio adalah hasil karya orang-orang

administrasi, orang-orang teknik dan orang-orang penyiaran.36

1. Karakteristik Radio

Radio memiliki karakteristik yang berbeda dengan media massa lainnya.

Di bandingkan dengan media massa lain, media radio memiliki karakteristik khas

sebagai berikut.

a. Auditori. Radio adalah “suara’ untuk didengar, karenanya isinya isi

siarannya bersifat ‘sepintas lalu’ dan tidak dapat di ulang. Pendengar

tidak mungkin ‘menoleh kebelakang’ sebagaimana pembaca koran

yang bisa kembali pada tulisan yang sudah di baca atau mengulang

bacaan.

b. Transmisi. Proses penyebarluasannya atau disampaikan kepada

pendengar melalui pemancaran (transmisi).

c. Mengandung gangguan. Seperti timbul-tenggelam (fading) dan

gangguan teknis.

d. Theatre of mind. Radio menciptakan gambar dalam imajinasi

pendengar dengan kekuatan kata dan suara. Siaran radio merupakan

seni memainkan imajinasi pendengar melalui kata dan suara.

36

(45)

34 Pendengar hanya bisa membayangkan dalam imajinasinya apa yang

dikemukakan penyiar, bahkan tentang sosok penyiarnya sendiri.

e. Identik dengan musik. Radio adalah sarana hiburan termurah dan

tercepat sehingga menjadi media utama untuk mendengarkan musik.

2. Keunggulan Radio

a. Cepat dan langsung. Sarana cepat dari koran ataupun TV, dalam

menyampaikan informasi kepada publik tanpa melalui proses yang

rumit dan butuh waktu banyak seperti siaran TV atau sajian media

cetak. Hanya dengan melalui telepon, reporter radio dapat secara

langsung menyampaikan berita atau melaporkan peristiwa yang ada di

lapangan.

b. Akrab. Radio adalah alat yang akrab dengan pemiliknya

c. Dekat. Suara penyiar hadir di rumah atau di dekat pendengar.

Pembicaraanya langsung menyentuh aspek pribadi (interpersonal

communications)

d. Hangat. Paduan kata-kata, musik, dan efek suara dalam siaran radio

mampu mempengaruhi emosi pendengar. Pendengar akan bereaksi atas

kehangatan suara penyiar dan seringkali berfikir bahwa penyiar adalah

seorang teman bagi mereka.

e. Sederhana. Tidak rumit, tidak banyak pernik, begi pengelola maupun

pendengar.

f. Tanpa batas. Siaran radio menembus batas-batas geografis,

demografis, SARA (suku, agama, ras dan antar golongan), dan kelas

(46)

35 g. Murah. Di bandingkan dengan berlangganan media cetak atau harga

pesawat televisi, pesawat radio relatif jauh lebih murah.

h. Fleksibel. Siaran radio bisa dinikmati sambil mengerjakan hal lain atau

tanpa mengganggu aktivitas lain, seperti memasak, menegmudi, dan

membaca koran.

3. Kelemahan Radio

a. Selintas. Siaran radio cepat hilang dan gampang di lupakan.

Pendengar tidak bisa mengulang apa yang didengarnya, tidak bisa

seperti pembaca koran yang bisa mengulang bacaannya dari awal

tulisan.

b. Global. Sajian informasi radio bersifat global, tidak detil, karenanya

angka-angka pun dibulatkan.

c. Batasan waktu. Waktu siaran radio relatif terbatas, hanya 24 jam

sehari, berbeda dengan surat kabar yang bisa menambah jumlah

halaman dengan bebas.

d. Beralur linier. Program disajikan dan dinikmati pendengar bedasarkan

urutan yang sudah ada, tidak bisa loncat-loncat. Media penyiaran

memiliki ciri sebagai media dengan target audien yang tidak luas

(sempit) yaitu mereka yang memiliki minat atau ketertarikan terhadap

program tertentu atau khusus. Menurut Belch dalam buku Periklanan

Komunikasi Pemasaran Terpadu, mendefinisikan radio sebagai suatu

media yang di cirikan oleh program yang sangat terspesialisasikan di

(47)

36

E. Pendengar

1. Sifat Pendengar Radio

Pendengar radio siaran memiliki sifat, yaitu:37

a. Heterogen

Pendengar adalah massa, sejumlah orang yang sangat

banyak yang sifatnya heterogen, terpencar-pencar di berbagai

tempat, di kota, di desa, di rumah, pos satpam, pos tentara, asrama,

warung kopi, dan sebagainya. Mereka berbeda dalam berbagai

jenis kelamin, umur, tingkatan pendidikan, pekerjaan, taraf

kebudayaan, agama, ideologi, pengalaman keinginan, hobi,

cita-cita dan sebagainya dan keberadaan mereka terpencar-pencar

sehingga satu sama lain tidak saling kenal.38

b. Pribadi

Pendengar yang berada dalam keadaan heterogen,

terpencar-pencar di berbagai tempat, akan mudah menerima dan

mengerti isi pesan yang di sampaikan oleh pembicara radio, yang

seolah-olah datang bertamu kerumah pendengar, layaknya

seseorang yang berbicara dengan temannya, sehingga terkesan

bersifat pribadi.

c. Aktif

Pendengar radio bersifat aktif, maksudnya mereka aktif

dalam berfikir dan aktif dalam memberi penilaian dan pesan yang

37

Onong Uchana Effendi, Radio Siaran: Teori dan Praktek, (Bandung: Alumni, 1978), h. 84.

38

(48)

37 disampaikan melalui radio siaran tersebut, apakah benar atau salah,

apakah sesuai dengan fakta atau tidak, menarik atau tidak. Selain

itu pendengar juga aktif dalam berinteraksi, apabila pendengar

dalam berfikir bahwa acara yang disiarkan radio memberikan

hal-hal yang menguntungkan atau yang mengena pada kondisi dan

situasi pendengar.39

d. Selektif

Pendengar radio memiliki sifat selektif, artinya pendengar

akan memilih program radio yang disukainya. Apabila ada

program yang kurang menarik baginya, maka dengan mudah

pendengar akan memindahkan program atau gelombang radio

tersebut dan menggantinya dengan program atau gelombang radio

lainnya yang menurutnya menarik.40

39

Ibid,. h. 86. 40

(49)

38 BAB III

GAMBARAN UMUM PRUDENT RADIO 102,80 FM

A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PRUDENT RADIO 102,8 FM

Kata Prudent merupakan singkatan dari “Profesional Student” memiliki

arti murid yang ahli dalam bidangnya. Dan kata Prudent Radio itu sendiri

mempunyai makna sebagai media radio pendidikan yang cerdas dalam

beradaptasi, berhati-hati dalam tindakan serta bijaksana dalam menyajikan

pemberitaan dan informasi kepada para pendengar sebagai radio berjiwa muda

untuk dapat mengekspresikan semangat dalam kehidupan nyata.

Prudent radio adalah merupakan unit produksi SMK Prudent School di

bidang penyiaran, terbentuk pada tanggal 2 februari 2007 dan telah mengudara

sejak tanggal 18 Maret 2009 pada kanal 102.8 Mhz/FM memberikan nuansa yang

berbeda di Tangerang, berlokasi di Gedung Pendidikan SMK Prudent School Lt. 1

Jl. KH. Hasyim Ashari/Jl. Tugu Karya 1a Cipondoh - Kota Tangerang pada

koordinat 06°11' 23.59" LU/LS dan 106° 40' 8.11" BT.

Melalui perjalanan yang panjang Prudent Radio mengalami metamorfosis,

Dengan berawal mulai dari speaker informasi sekolah yang terdapat disetiap kelas

dan ruangan sekolah hingga sampai saat ini menjadi stasiun radio pendidikan

(50)

39 Dengan segala keterbatasannya akhirnya menemukan jati diri yang lekat

dengan nuansa kehidupan serta gaya masyarakat Kota Tangerang, maka Prudent

Radio menjadi media informasi yang dapat dikonsumsi tanpa terlepas dari akar

budaya lokal yang kental dalam menyampaikan edukasi, informasi, religi dan

Entertainment yang bermutu dan bermanfaat.

Prudent Radio hadir di kota Tangerang sebagai alternatif media informasi

dan hiburan bagi warga Kota Tangerang dan sekitarnya. Melalui sajian edukasi,

informasi, religi, hiburan dan berita-berita aktual, baik lokal, nasional maupun

internasional. Prudent Radio menjadi sahabat yang setia menemani pendengar

setiap saat, dimanapun dan kapanpun pendengar inginkan.

Sebagai radio pendidikan, Prudent Radio juga menyajikan berbagai

informasi seperti info dunia pendidikan, kesehatan, sport, kebudayaan serta

hiburan. Selain informasi, pendengar juga bisa menikmati sajian musik

berkualitas dengan koleksi yang lengkap dan bervariasi.

Prudent Radio memiliki sebutan akrab untuk para pendengar setianya yang

biasa disebut dengan “Sobat Prudent”. Sebutan “Sobat Prudent” digunakan para

penyiar untuk menyapa para pendengar setia agar suasana lebih hangat dan akrab

ditelinga pendengar.

Dengan perpaduan yang khas antara Edukasi, informasi, religi, musik,

Entertainment & News Prudent Radio menghadirkan nuansa dan corak sedikit

santai tapi mengenai sasaran.

Prudent Radio bukan hanya pendidikan, hiburan dan berita akan tetapi

(51)

40 siraman rohani dan motivasi serta menambah wawasan yang mendidik kepada

Sobat Prudent.

B. LOGO RADIO PRUDENT 102,80 FM

Gambar 3.1

Logo Prudent Radio 102,8 FM

Logo Prudent Radio diatas memilik arti dan karakteristik tersendiri,

Prudent Radio hadir dengan karakter radio yang berbeda dengan radio saat ini

khususnya radio diwilayah Kota Tangerang.

Pada jenis huruf pada Logo Prudent Radio menggunakan “Bauhauss 93”

karena jenis huruf tersebut berbentuk dinamis, oleh karena itu prudent radio

dengan kedinamisannya membuat organisasi, manajemen, kepengurusan dan para

pendengarnya penuh semangat dan bertenaga sehingga cepat bergerak dan mudah

menyesuaikan diri dengan kondisi apapun untuk dapat mengekspresikan semangat

(52)

41 “Spirit Expression of Your Life” adalah visi dan slogan Prudent Radio

yang memiliki makna bahwa prudent radio sebagai wadah untuk menumbuhkan

rasa semangat berekspresi dalam hidupnya dengan belajar dan mempelajari

bersama serta berbagi ekspresi kepada pendengar lainnya.

Warna dalam Logo Terdiri dari warna Hijau, Biru, Kuning dan Merah

merupakan warna kehidupan yang nyaman, tentram, kecerian dan ekspresi serta

semangat. Selain itu juga dari keempat warna tersebut sebagai Jenjang Jabatan

yang terdapat di Prudent Radio kepada manajemen sesuai dengan indikator

pencapaian kompetensinya.

Gambar 3.2

Makna Huruf “d” Pada Logo Prudent Radio

Simbol "d" yang berada di dalam Kata Prudent merupakan simbol

kekuatan dalam kerja sama sehingga harmonisasi di dalam organisasi tercipta.

Gambar

GAMBARAN UMUM PRUDENT RADIO 102,8 FM......................... 38
GAMBARAN UMUM PRUDENT RADIO 102,80 FM
Gambar 3.1 Logo Prudent Radio 102,8 FM
Makna Huruf “d” Pada Logo Prudent RadioGambar 3.2
+5

Referensi

Dokumen terkait

Produksi program siaran radio adalah proses mentransfer naskah suara, yang. ujungnya menjadi suatu hasil nyata dari sebuah

Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin mengetahui strategi dan Manajemen yang digunakan Radio Paranti 105.6 FM Pandeglang dalam pembuatan program acara

Strategi program siaran yang diterapkan oleh Trax FM Semarang dan kompetensi komunikasi penyiar secara bersama-sama mempengaruhi minat mendengarkan Radio Trax FM

Adapun yang membedakan penelitian penulis dengan penelitian- penelitian sebelumnya adalah obyek yang belum pernah diteliti yakni proses komunikasi acara tafsir qur’an di radio

Strategi program siaran yang diterapkan oleh Trax FM Semarang dan kompetensi komunikasi penyiar secara bersama-sama mempengaruhi minat mendengarkan Radio Trax FM

Hasil penelitian dari tentang proses produksi acara Siraman Rohani sebelum disajikan kepada pendengarnya melalui beberapa tahapan yang setiap tahapan harus dijalankan

1997).. Artinya disini penulis benar-benar mengungkap proses produksi siaran agma Islam di radio Arma Sebelas yang terdiri dari kuliah subuh, pelajaran seni membaca

Substitute Menggantikan Pada tahap awal ini, Substitute Menggantikan, di mana tim kreatif mencari cara untuk menggantikan atau menyubstitusi elemen-elemen tertentu dalam program