• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI KOMUNIKASI RADIO SERANG GAWE FM DALAM PRODUKSI PROGRAM SIARAN ANAK SABTU CERIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STRATEGI KOMUNIKASI RADIO SERANG GAWE FM DALAM PRODUKSI PROGRAM SIARAN ANAK SABTU CERIA"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI KOMUNIKASI RADIO SERANG GAWE FM DALAM PRODUKSI PROGRAM

SIARAN ANAK SABTU CERIA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh:

Fajar Kusumo 11170510000091

KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2021/1442 H

(2)

i LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Fajar Kusumo NIM : 11170510000091

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul Strategi Komunikasi Radio Serang Gawe FM Dalam Produksi Program Siaran Anak Sabtu Ceria merupakan hasil karya saya sendiri yang diajukn sebagai pemenuh salah satu syarat dalam memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Adapun kutipan yang terdapat dalam penelitian karya ini sudah saya cantumkan sumbernya di dalam skripsi ini. Jika pada suatu hari nanti terbukti bahwa skripsi ini merupakan hasil jiplakan karya milik orang lain, maka saya bersedia untuk menerima hukuman yang terdapat di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat untuk digunakan seperlunya.

Ciputat, 3 Juli 2021

Fajar Kusumo NIM 1170510000091

(3)

ii

STRATEGI KOMUNIKASI RADIO SERANG GAWE FM DALAM PRODUKSI PROGRAM

SIARAN ANAK SABTU CERIA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh Fajar Kusumo NIM 11170510000091

Pembimbing

Dr. Fatmawati M.Ag NIP 197609172001122002

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU

KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2021 M / 1442 H

(4)

iii

Dr. Armawati Arbi, M.Si Dr. H. Eedi Amin, M.A NIP 196502071991032002 NIP 197609082009011010

Anggota:

Penguji 1 Penguji 2

Drs. Wahidin Saputra, M.Ag Pia Khoirotun Nisa, M.I.Kom NIP. 197009031996031001 NIDN. 2124118501

Pembimbing

Dr. Fatmawati M.Ag NIP 197609172001122002 LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul “STRATEGI KOMUNIKASI RADIO SERANG

GAWE FM DALAM PRODUKSI PROGRAM SIARAN ANAK

SABTU CERIA” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidyatullah Jakarta pada 20 September 2021 .Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana sosial (S.Sos) pada Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi.

Jakarta, 20 September 2021 Sidang Munaqasyah

Ketua Sekretaris

(5)

iv Abstrak FAJAR KUSUMO

Strategi Komunikasi Radio Serang Gawe FM Dalam Produksi Program Siaran Anak Sabtu Ceria

Jarangnya terdapat program anak di Radio Indonesia sangat disayangkan, melihat hasil survey BPS bahwa 18,55% penduduk Indonesia yang berumur 10 Tahun masih gemar mendengarkan Radio. Serang Gawe FM menjadi radio yang memiliki program anak Sabtu Ceria dan eksistensinya masih berlangsung hingga sekarang.

Dari permasalahan ini, peneliti tertarik mengkaji bagaimana strategi komunikasi dalam produksi program selama ini berjalan. Penelitian ini menggunakan Konsep Konstruksi Sosial Berger & Luckmann yang kemudian dikembangkan oleh Burhan Bungin menjadi Konstruksi Sosial Media Massa lalu Armawati Arbi mengatakan bahwa Strategi Komunikasi dalam proses produksi melewati beberapa tahapan dalam prosesnya.

Metode yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi, kemudian dianalisis dengan teknik analisis Interaktif Miles & Huberman.

Penelitian ini menemukan bahwa proses produksi program Sabtu Ceria melalui beberapa tahapan penting yaitu tahapan penerapan unsur komunikasi, tahap dalam proses framing prologue atau skrip program, tahap dalam pengungkapan diri, tahap dalam pembentukan realitas subyektif, tahap dalam mengemas realitas simbolik, dan tahap penetapan realitas obyektif. Strategi komunikasi terdapat pada tahap kelima yakni, pengemasan realitas simbolik yang di dalamnya terdapat proses strategi komunikasi signing, framing, dan priming.

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan implikasi yakni acuan untuk penelitian kedepannya, membantu berkembangnya radio-radio dengan strategi komuikasi yang telah dipaparkan sebagai bahan evaluasi, dan menjadi media edukasi, hiburan, serta informasi untuk anak.

Kata Kunci : Strategi Program, Radio Anak, Strategi Komunikasi, Konstruksi Sosial

(6)

v

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan nikmat dan kekuatan pada penulis sehingga bisa menyelesaikan penelitian ini. Walaupun di tengah proses penulisan skripsi ini masih banyak kendala yang terjadi, tapi itu semua bisa terlewati dengan lancar, hingga akhirnya bisa menyeleseaikan skripsi dengan judul “Strategi Komunikasi Radio Serang Gawe FM Dalam Produksi Program Siaran Anak Sabtu Ceria” sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar strata 1 (S1) Sarjana Sosial (S.Sos) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis sadar bahwa selain diri sendiri, penulis mendapat banyak dukungan dari awal penelitian hingga akhir penyelesaian penelitian ini. Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada:

1. Suparto, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

2. Dr. Siti Napsiyah, MSW., Selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

3. Dr. Sihabudin Noor, M.A., Selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi dan Hukum Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

4. Drs. Cecep Sastrawijaya, M.A., Selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

(7)

vi

5. Dr. Armawati Arbi, M.Si., Selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam sekaligus Dosen Pembimbing Akademik 6. Dr. H. Edi Amin, M.A., Selaku Sekretaris Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam

7. Dr. Fatmawati, M.Ag., Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang banyak membantu peneliti dalam perkuliahan selama 2017-2020

8. Narasumber Peneliti, Idham Malik selaku Program producer dan Producer program Sabtu Ceria, juga untuk Novia Vitri selaku Penyiar Sabtu Ceria Serang Gawe FM.

9. Orang Tua Penulis, Bapak Supriyoadi, dan Ibu Martiningsih., serta Kakak Perempuanku Asriadi yang banyak membantu serta mendoakan.

10. Andreas Weber, Terima Kasih karena selalu memberikan support yang sangat berarti bagi penulis.

11. Namira, Kamila, Tajri, Fonda, Nadia, Adira, Raka, Diana, Jupe, Nong, Mayang, Irma, Alda, Daffa, Aji, Bela, Hida, Alipi, Sausan, Uni, Tata, Ical, Joshua, Afifah, I love u guys.

Akhir Kata peneliti ucapkan Terima Kasihatas berkah dan rahmat karunia oleh Allah SWT. Aamiin ya rabbal’alamin.

Ciputat, 3 Juli 2021

Fajar Kusumo

(8)

vii DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

Abstrak ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI... vii

BAB I... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian... 7

E. Manfaat Penelitian... 8

F. Tinjauan Pustaka ... 9

G. Metodologi Penelitian ... 11

H. Sistematika Penulisan... 17

BAB II ... 19

KAJIAN TEORITIS ... 19

A. Landasan Teori ... 19

B. Kajian Pustaka ... 24

BAB III ... 41

GAMBARAN UMUM ... 41

A. Sejarah Singkat Serang Gawe FM ... 41

B. Profil Serang Gawe FM... 42

(9)

viii

C. Visi Serang Gawe FM ... 43

D. Misi Serang Gawe FM ... 43

E. Jumlah Pendegar ... 44

F. Logo Radio Serang Gawe FM... 44

G. Struktur Organisasi Serang Gawe FM ... 45

H. Jadwal Siaran... 46

I. New Media Serang Gawe FM ... 49

J. Persentase Materi Siaran ... 53

K. Segmentasi ... 54

L. Format Musik ... 54

BAB IV ... 55

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ... 55

BAB V... 69

PEMBAHASAN... 69

A. Strategi Komunikasi Serang Gawe FM terhadap Produksi Sabtu Ceria ... 69

BAB VI ... 83

PENUTUP ... 83

A. Kesimpulan... 83

B. Implikasi ... 84

C. Saran ... 85

(10)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Radio mempunyai kekuatan yang besar dalam berperan menjadi media imajinasi, karena radio sendiri merupakan media massa berbentuk audio (media yang buta). Radio menstimulasi banyak suara, dan berupaya dalam menggambarkan atau memvisualisasikan suara penyiar ataupun informasi lewat media pendengaran.1

Radio sendiri mempunyai beberapa hal yang menonjol, dibanding dengan media massa lainnya seperti surat kabar, dan lainnya. Hal yang menonjol dari radio sendiri adalah radio memiliki jangkauan siaran yang luas, dan dalam penyampaian pesannya pun bisa sangat cepat, singkat, jelas, dan sistematis sampai kepada khalayaknya, dalam hal ini yaitu masyarakat luas yang ada di kota radio maupun di desa. Contoh dari luasnya jangkauan radio adalah RRI, yang merupakan publik yang dimiliki oleh negara. RRI memiliki jarngan terluas di Indonesia, karena memiliki 77 cabang di Indonesia, dan

1 Ma sduki. Jurnalistik Radio: Menata Profesionalisme Reporter &

Penyiar Radio, (Ja ka rta : Peneba r Swa da ya, 2001) h. 9

(11)

2

jangkauan siarannya dalam persentase adalah 80% wilayah di Indonesia.2

Sebagai penggerak di bidang media massa, Radio di Indonesia setiap harinya menyiarkan berbagai macam program, seperti program informasi, edukasi, dan hiburan. Namun sangat jarang ditemukan program yang mengedukasi dan menjadi hiburan untuk Anak Indonesia. Padahal menurut perkataan psikolog anak dan keluarga, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, dikutip dari politikindonesia.com, akan ada efek positif yang didapat oleh anak jika mendengar radio. Karena radio sendiri bisa menemani anak dalam belajar dan menjadi pengasah imajinasi anak lewat suara yang diberikan, selain itu pula anak bisa menjadi sumber wawasan anak, serta bisa menjadi hiburan lewat musik yang kemudian dapat memupuk kecerdasan linguistic seorang anak itu sendiri.3

Berdasarkan hasil Survei Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa pada tahun 2012, ada sekitar 18,55%

penduduk desa dan kota yang berada di Indonesia dengan umur 10 tahun masih mendengarkan radio. Perusahaan media sebagai portal edukasi dan media bisa sadar dan kemudian mengembangkan program radio yang memiliki manfaat untuk

2Rita Yulia ni, Perkembangan RRI Cabang Palembang Tahun 2000 - 2015 (Sumbangan Materi pada Mata Kuliah Sejarah Nasional Indonesia VII, (Pa lemba ng: UNSRI, 2015). h. 4

3Ta rida Elisa bet, Reni Nura eni, Peran Siaran Radio Sebagai Media Pemenuhan Kebutuhan Informasi Bagi Orangtua Untuk Anak (Studi Kasus Pada Program Siaran Breakfast Club Di Mom And Kids Radio), (Univerista s Telkom : Ba ndung, 2019). h. 2

(12)

3

pendengar anak-anak, atau paling tidak bersifat ramah anak.4 Berdasarkan pada Hasil Survey yang dilakukan oleh KPI menyatakan bahwasannya kebanyakan anak-anak dan remaja dapat terpengaruh hal negative lewat tontonan yang disaksikan lewat media massa.5Dari sekian banyak radio yang ada di indonesia, hanya beberapa yang memiliki program anak, contohnya adalah RRI Yogyakarta, yang memiliki program ramah anak berjudul ‘Pelangi Anak Nusantara’. Program ini mengusung topik yang berkaitan dengan edukasi anak, seperti adanya segmen berita yang ramah anak, pemutaran lagu anak, dan lainnya.

Kebanyakan program anak tidak berfokus pada hiburan dan edukasi anak, Penulis menemukan Radio Serang Gawe FM yang merupakan media massa berbentuk radio Multi Segmen milik Pemerintahan Kabupaten Serang yang menyajikan beberapa program hiburan dan informasi serta ada juga program yang disajikan untuk anak-anak. Dalam program ini peneliti melihat program ini sebagai hal yang unik, karena disamping program regular yang disajikan oleh Radio Serang Gawe FM, masih bisa menyempatkan untuk menyampaikan edukasi juga memberikan informasi yang tentu dikemas secara

4 Nielsen.com Dia kses pa da 11 Juli 2021. Berisi mengena i survey - survey ya ng dila kuka n oleh Lemba ga Nielsen.

5 Sa ntika Okta via ni, Fa tma wa ti. Pengaruh Tayangan Sinetron Anak Langit SCTV Terhadap perilaku Agresif pada Remaja (Survei terhadap Siswa - Siswi MTS Manaratul islam Jakarta), UIN Sya rif Hida ya tulla h : Ja ka rta , 2018) h. 2

(13)

4

fun dan menimbulkan kesan baik tersendiri bagi seorang anak yang tentu pada saat mendegarakan harus didampingi oleh orang tua, agar kemudian anak bisa mencerna dan mendapatkan informasi secara efektif.

Dalam Islam pun diserukan bahwa posisi seorang anak dalam keluarga adalah penting. Lalu islam menyerukan agar seorang anak dapat mendapatkan pendidikan dan mengasah potensi dengan serius dan sungguh-sungguh. Seruan ini sebenarnya memiliki maksud agar anak di dalam keluarga jangan sampai ditinggal atau ditelantarkan dan kemudian tumbuh menjadi seorang pribadi yang lemah dalam segala hal.

Hal ini terdapat dalam surat an-Nisa; [4]:9 yang berbunyi6

ْۖ ْمِهْيَلَع اْوُ فاَخ اًفٰعِض ًْۖةَّيِ رُذ ْْۖمِهِفْلَخ ْْۖنِم اْوُكَرَ ت ْْۖوَل َْۖنْيِذَّلا َْۖشْخَيْلَو اًدْيِدَس ًْۖلْوَ ق اْوُلْوُقَ يْلَو َْٰۖ للا اوُقَّ تَ يْلَ ف

“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.” (QS. An-Nisa [4]:97

6Nurfitria na , Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Al-Quran, (UIN Ria u: Ria u, 2018), h.104

7 https://qura n.kemenag.go.id/ Dia kses pa da 11 Juli 2021. Berisi mengenai Potongan Ayat Al-Quran dan Artinya

(14)

5

Lalu diperkuat pula dengan Potongan surat yang menjelaskan mengenai petingnya anak untuk menghormati orang tua:

اَنْ يَّصَوَو

َْۖناَسْنِْلا

ْۖ ِهْيَدِلاَوِب

ُْۖهْتَلََحَ

هُّمُا اًنْهَو ٗ ىٰلَع

ْۖ نْهَو هُلاَصِفَّو

ِْْۖف ٗ

ِْْۖيَماَع

ِْۖنَا

ْْۖرُكْشا

ِْْۖل

ْۖ َكْيَدِلاَوِلَو

ََّْۖلِا

ُْْۖيِصَمْلا

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun.

Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.

Hanya kepada Aku kembalimu.” (QS. Luqman [31]:148

Surat di atas menjelaskan bahwasannya seorang anak harus berbakti terhadap orang tuanya, hal ini dapat dilakukan dengan banyaknya edukasi yang diberikan oleh media terhadap anak- anak.

Informasinya yang up-to-date, di Radio Serang Gawe FM serta adanya program ramah anak di hari sabtu dengan judul

“Sabtu Ceria (Dongeng dan Lagu Anak)”. Serta masih aktifnya radio ini dalam melakukan interaksi dan promosi baik Offline maupun Online, menjadikan penulis tertarik untuk melakukan

8 https://quran.kemenag.go.id/ Dia kses pa da 11 Juli 2021. Berisi mengenai Potongan Ayat Al-Quran dan Artinya

(15)

6

penelitian di Radio Serang Gawe. Dari sini peneliti ingin mengetahui strategi yang digunakan oleh produser program dalam mempertahankan programnya agar terus mendapatkan pendengar di tengah banyaknya informasi dan hiburan lainnya.

Maka penelitian ini penulis beri judul “Strategi Komunikasi Radio Serang Gawe FMDalam Produksi Program Siaran Anak Sabtu Ceria”

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah yang dapat ditemukan dan dijabarkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Banyaknya anak-anak yang mendapatkan pengaruh buruk dari media

2. Kurangnya Media yang menjadi tempat aman bagi anak berkembang

3. Sedikitnya Program ramah anak yang terdapat di media

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah ditulis di atas, maka peneliti memberi batasan masalah untuk menjadi landasan atau batasan fokus dalam penelitian sehingga tidak berada di luar jalur. Batasan dari penelitian ini diantaranya mencari tahu bagaimana Strategi Komunikasi dibangun dalam program anak sabtu ceria di Serang Gawe FM saja. Karena Program

(16)

7

Sabtu Ceria ini merupakan program yang disiarkan sejak tahun 2017, peneliti melakukan penelitian pada 20 Maret 2021 dengan fokus penelitiannya adalah Anak TK dan Orang Tua yang mendengarkan program sabtu ceria, dilihat dari interaksi yang terdapat pada Sosial media Serang Gawe FM.

2. Rumusan Masalah

Adapun berdasarkan dari latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka penulis merumuskan masalah utamanya, yaitu:

a. Bagaimana strategi komunikasi dalam mengonstruksi realitas sosial pada program Sabtu Ceria di Radio Serang Gawe FM?

b. Bagaimana strategi komunikasi Signing pada hasil konstruksi tahap dua?

c. Bagaimana strategi komunikasi Priming pada hasil konstruksi tahap tiga?

d. Bagaimana strategi komunikasi Signing pada hasil konstruksi tahap lima?

D. Tujuan Penelitian

Dari pokok bahasan yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui strategi komunikasi dalam mengontruksi realitas sosial pada program Sabtu Ceria di Radio Serang Gawe FM?

(17)

8

2. Untuk mengetahui Bagaimana strategi komunikasi framing pada hasil konstruksi tahap dua

3. Untuk mengetahui Bagaimana strategi komunikasi framing pada hasil konstruksi tahap tiga

4. Bagaimana strategi komunikasi framing pada hasil konstruksi tahap lima

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang bisa didapatkan dari penelitian ini adalah, diantaranya:

1. Manfaat Akademis

Manfaat Akademis yang dapat diambil dari penelitian ini adalah agar masyarakat atau pembaca bisa menjadikan penelitian ini sebagai referensi di masa mendatang sehingga masih bisa menjadikan materi penelitian ini tetap relevan di masa mendatang, dan menjadi bahan studi di mata kuliah atau bidang penyiaran radio, juga menjadi bahan referensi di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Universitas Islam Negeri Jakarta.

2. Manfaat Praktis dan Sosial

Manfaat Praktis dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi penambah wawasan masyarakat dalam mengetahui hal tentang proses produksi sebuah program di radio. Juga agar masyarkaat bisa mengetahui bahwa sebenarnya anak-anak pun membutuhkan program ramah anak yang bisa membentuk karakter dan mengedukasi di

(18)

9

masa kecil. Dan bahwasannya program yang ramah anak adalah diperlukan oleh media massa di tengah zaman modern ini, sehingga kedepannya bisa banyak berkembang program ramah anak yang bisa dinikmati oleh segala kalangan.

F. Tinjauan Pustaka

Dalam menulis, peneliti tentunya mencari beberapa penelitian terdahulu sebagai referensi. Tinjauan pustaka terdahulu yang memiliki persamaan dengan penelitian yang ditulis diantaranya

1. Upaya Paduka FM dalam mempertahankan Eksisteni Fungsi Sosial Radio di Era Konvergensi Media (Firza Rizky Perdana, 2016)

Dalam penelitian ini, penulisnya menyebutkan bahwa salah satu yang menjaga eksistensi Paduka FM sendiri adalah karena adanya fungsi sosial yang baik di seluruh aspek seperti SDM, SDA, Iklan, Program, dan jasa.

Sehingga fungsi sosialnya dari setiap program dapat diterima oleh pendengar dan memiliki sifat yang berperan aktif dalam menjaga kualitas siaran dalam memberikan informasi dan hiburan.

Perbedaannya dilihat dari Objek, yaitu Paduka FM, sedangkan penulis menggunakan Serang Gawe FM.

Perbedaan kedua dilihat dari jenis program yang diteliti,

(19)

10

penelitian sebelumnya menggunakan Program dengan segmentase dewasa, sedangkan penulis Program Anak.

2. Strategi Program Radio dalam Mempertahankan Eksistensinya (Tresna Yumiana, dan Kartini Rosmalah, 2018)

Penelitian ini menghasilkan bahwasannya ada beberapa faktor yang dilakukan dalam strategi program untuk mempertahankan eksistensinya. Dan hal tersebut menjadi faktor yang dapat menarik lebih banyak pendengar.

Perbedaan yang terdapat dalam skripsi ini terdapat pada objek yang diteliti, pada penelitian ini menggunakan Radio Rodja FM, sedangkan peneliti menggunakan Serang Gawe FM. Teori yang digunakan pun berbeda, Penelitian sebelumnya menggunakan teori ekologi media, sedangkan peneliti menggunakan Teori Konstruksi Media Massa.

3. Strategi Komunikasi Prudent Radio 102,8 FM Dalam Produksi Siaran Acara Prudent Hits 10. (Feraz Bassaffi, 2013)

Dalam penelitian ini, penelitinya berhasil menemukan beberapa strategi yang menjadi strategi komunikasi sebuah program di Prudent Radio 102,8 FM.

Kemudian strategi tersebut menjadi pondasi dari berjalannya program Prudent Hits.

(20)

11

Perbedaan yang terdapat dalam skripsi ini dapat dilihat pada objeknya. Pada skripsi ini Feraz Basari menjadikan Prudent Radio sebagai Objek, sedangkan peneliti menggunakan Serang Gawe FM sebagai objeknya, dilihat dari jenis radionya pun berbeda, Feraz Basari Radio Komunitas, dan penulis menggunakan Radio Pemerintahan. Selain itu, teknik analisis data yang digunakan dalam penelitiannya adalah Analisis data kualitatid Bogdan dan Biklen, sedangkan penulis menggunakan empat proses analisis data oleh Miles &

Huberman.

G. Metodologi Penelitian 1. Paradigma Penelitian

Paradigma merupakan cara pandang dalam memahami kompleksitas dunia yang nyata. Paradigma atau cara pandang sudah ada di dalam sosialisasi para penganut dan praktisnya. Paradigma akan menunjukan pada penganutnya apa yang penting, sah, dan bersifat logis. Memiliki sifat animatif, paradigma menunjukan kepada praktisnya apa yang bisa dikerjakan tanpa perlu ada pertimbangan eksistensial atau epitemologis yang panjang.9

9Mulya na , Metodologi Penelitian Kualitatif, (PT Rema ja Rosda karya Ba ndung, 2003) h. 9

(21)

12

Paradigma penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivis.

Paradigma Konstruktivis merupakan paradigma yang hampir merupakan sebuah antitesis dari paham yang mengajarkan pengamatan dan objektivitas dalam menemukan suatu realitas atau ilmu pengetahuan.10 Diperlukan adanya interaksi antara objek dan peneliti sehingga kemudian bisa muncul tercipta sebuah empati dan interaksi agar kemudian bisa merekonstruksi realitas yang diteliti menggunakan metode kualitatif.11

Peneliti menggunakan paradigma konstruktivis agar peneliti bisa mendapatkan pendekatan seperti yang dijelaskan di atas sehingga kemudian bisa merekonstruksi realitasnya, juga bisa mendapatkan pengembangan dari pemahaman yang membantu proses interpretasi agar kemudian bisa mendapatkan pengembangan pemahaman yang kemudian bisa mempermudah proses pemahaman suatu peristiwa yang telah berjalan. Sedangkan untuk subjek penelitian yang merupakan produser program radio yang sudah memiliki pengalaman sehingga menjadi sebuah kajian yang unik dan menarik untuk dijadikan subjek penelitian.

10Cha irul Ba srun, Paradigma Konstruktivis, (Universita s Iqra Buru, Ria u, 2019) h. 1

11Lexy J Meolong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Ba ndung; PT Rema ja Rosdakarya,2000) h.30

(22)

13 2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dengan metode kualitatif, dengan menghasilkan data deskriptif. Peneliti akan melakukan penelitian berupa observasi, wawancara, catatan atau memo yang menghasilkan data berupa teks-teks, gambar, buku- buku.12 Kemudian, penelitian ini akan memiliki fokus untuk mengungkap fakta suatu peristiwa, objek, aktivitas, proses dan manusia secara ‘Apa Adanya’ dan diambil pada waktu kapanpun baik sekarang maupun jangka waktu yang memungkinkan dalam ingatan responden.13

3. Subjek dan Objek Penelitian

Penelitian ini mengambil Tim Produksi Program Sabtu Ceria Radio Serang Gawe FM sebagai subjek penelitian. Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah Strategi produser program dalam mempertahankan eksistensi program anak di Serang Gawe FM Serang.

4. Tempat dan Waktu 1. Waktu Penelitian

12Lexy J Meolong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Ba ndung; PT Rema ja Rosdakarya,2000) h.3

13Andi Pra stowo, Memahami Metode-Metode Penelitian, (Jogja karta : Ar-Ruzz Media , 2011), h. 203

(23)

14

Penelitian ini akan dilakukan selama kurang lebih tiga bulan, dari mulai bulan Januari tepatnya tanggal 15 hingga bulan Maret tanggal 15 tahun 2020.

2. Tempat Penelitian

Penelitian akan bertempat di Radio Serang Gawe FM, Tepatnya di Jalan KH Abdul Fatah Hasan No.26, Sumurpecung, Kec. Serang, Kota Serang, Banten.

5. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti akan menggunakan beberapa teknik atau alat pengumpulan data untuk membantu dalam memperoleh data yang diperlukan, yaitu:

a) Observasi

Menurut Morris, observasi merupakan aktivitas yang di dalamnya ada kegiatan mencatat suatu peristiwa dengan menggunakan alat bantu untuk merekam atau mencatat dengan tujuan yang bersifat ilmiah atau tujuan lainnya. 14

b) Wawancara

Wawancara atau Interview merupakan salah satu cara dalam mencari data di sebuah penelitian yang biasanya digunakan dalam penelitian sosial.

14Amir Sya msudin, Pengembangan Evaluasi Non Tes untuk menjaring data Kualitatif Perkembangan Anak Usia Dini , (Jurna l Pendidika n Ana k : 2014, Yogya ka rta ), Volume 3, Edisi 1. h 404

(24)

15

Wawancara sendiri meripakan kegiatan dimana subjek kajian atau responden berada langsung bertatap muka dalam proses mendapatkan informasi sebagai keperluan penelitian untuk mendapakan data primer. Wawancara merupakan langkah dalam pengumpulan data yang cukup penting dalam penelitian kualitatif yang di dalam penelitiannya melibatkan manusia sebagai subjek (pelaku) yang berhubungan dengan realitas atau gejala yang dipilih untuk menjadi bahan penelitian.

c) Dokumentasi

Dokumentasi diperlukan dalam penelitian ini karena dokumentasi sendiri merupakan salah satu yang menentukan kualitas dokumen-dokumen yang diberikan. Dalam penelitian ini sendiri, dokumentasi yang akan dimunculkan adalah berupa beberapa hal yang berhubungan dengan media penyiaran yang bersangkutan, yaitu Radio Serang Gawe FM, diantaranya akan disisipkan Foto Studio, Dokumentasi saar siaran, Profil Radio, Hotclock Program, Jadwal Siaran, dan hal lainnya yang berhubungan dengan radio yang bersangkutan.

6. Teknik Pengolahan Data

Metode pengolahan data harus sesuai dengan pendekatan yang dialkukan. Karena peneliti

(25)

16

menggunakan penelitian kualitatif, maka metode pengolahan yang akan dilakukan adalah melakukan pengolahan data dengan cara mencatat apa yang didapat pada saat observasi berjalan, serta melakukan transkrip wawancara, juga akan ada identifikasi masalah. Data kemudian disusun menjadi bentuk kalimat teratur, runtun, logis, dan tidak tumpang tindih, sehingga memudahkan dalam penginterpretasian data.

7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan proses yang dilakukan jika semua data telah terkumpul secara lengkap. Cara memproses datanya dengan cara menggunakan teknik analisis kualitatif interaktif oleh Miles & Hubrman, yang di dalamnya terdapat empat proses, yakni:

a. Proses pengumpulan data, merupakan proses dimana data dikumpulkan dengan beberapa cara, yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi.

b. Proses Reduksi Data, merupakan proses dimana data yang telah dikumpulkan kemudian digabungkan menjadi bahan tulisan.

c. Proses Penyajian Data. Pada proses ini, data yang telah dikumpul dan digabungkan kemudian dipersiapkan untuk menjadi sebuah bentuk tulisan

(26)

17

yang ilmiah, memiliki alur jelas, dan siap untuk kemudian diproses ke tahap selanjutnya.

d. Kesimpulan. Merupakan akhir dari prosesnya dimana penulis menyimpulkan data yang telah diolah sehingga menjadi sebuah hasil penelitian yang bisa dipahami.15

H. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, dibutuhkan sistematika yang memiliki fungsi untuk mempermudah dalam memahami bahasan. Sehingga penulis menulis penelitian ini menjadi lima bab, yang setiap bab-nya terdiri dari beberapa bagian dengan sistematika seperti berikut:

1. BAB I PENDAHULUAN

Dalam Bab I Pendahuluan, terdapat beberapa bagian diantaranya ada latar belakang, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan penelitian.

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ke dua terdapat hal yang membahas mengenai tinjauan teoritis dan konseptual berupa landasan teori, kajian pustaka, dan kerangka berfikir yang isinya

15Norman K. Denzin, Yvonna S. Lincoln. The SAGE Handbook of Qualitative Research. Thousand Oaks :SAGE, 2011.

(27)

18

merupakan strategi, radio, program, realitas simbolik, siaran. Perencanaan program, produser program.

3. BAB III GAMBARAN UMUM

Dalam bagian ini, penulis memuat tentang profil Radio Serang Gawe FM berupa penjabaran umum profil radio meliputi geografis, historikal, visi misi, struktur jabatan radio Serang Gawe FM, Logo, Jadwal, Penyiar, seluruh program Radio Serang Gawe FM, dan Kegiatan yang dilakukan Radio Serang Gawe FM.

4. BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN Dalam bab ini penulis akan menjabarkan penyajian data dan menjabarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan yaitu berkaitan dengan Pengemasan Realitas simbolik pada program Sabtu Ceria di Serang Gawe FM.

5. BAB V PEMBAHASAN

Bab ini berisi eksplanasi mengenai hal yang berhubungan antara latar belakang, teori, dengan hasil penelitian yang berisi tentang bagaimana pengemasan realitas simbolik dalam program siaran Sabtu Ceria di Serang Gawe FM, serta menganalisis mengenai strategi dalam menjalankan programnya.

6. BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Berisi mengenai kesimpulan dan juga berupa saran- saran dari penulis berdasarkan hasil penelitian.

(28)

19 BAB II

KAJIAN TEORITIS A. Landasan Teori

1. Tahapan dalam Proses Konstruksi Media Massa Konstruksi sosial atas kenyataan atau realitas (Social Constrution of Reality) merupakan proses sosial yang dilakukan melalui kegiatan dan interaksi yang melibatkan individu, dimana individu tersebut membuat secara berkala sebuah realitas yang dimiliki dan dijalani bersama secara subyektif.16

Konstruksi Media Massa di sini memiliki tugas sebagai pengoreksi jika adanya kelemahan yang muncul, dan bisa mengisi kekosongan dari “Konstruksi Sosial atas Realitas”, dengan memposisikan kelebihan yang media massa punya dan juga efek media keunggulan “Konstruksi Sosial Media Massa” dari “Konstruksi Sosial atas Realitas”.17

Dalam proses yang berasal dari konten konstruksi media massa, dan proses munculnya konstruksi sosial media massa, ada beberapa tahap yang berlangsung, diantaranya Tahap Menyiapkan Materi Konstruksi,

16 Poloma , Ma rga reth, Sosiologi Kontemporer, (Ja ka rta : PT Raja Gra findo Persa da , 2004) h. 307

17 Puji Sa ntoso, Konstruksi Sosial Media Massa, (Universita s Muha mamdiya h Sumatera Uta ra , Meda n :2016) h. 46

(29)

20

Sebaran Konstruksi, Pembentukan Konstruksi Realitas, dan Tahap yang terakhir merupakan Konfirmasi.18

Bersumber dari tahapan langkah yang dipaparkan di atas, Bungin memfokuskan pada proses pembangunan atau konstruksi iklan televisi, namun Armawati Arbi dalam penelitiannya telah menemukan proses konstruksi pada program konseling dan keagamaan dengan memperbaharui enam tahapan langkah massa konstruksi pada realitas sosial.19

Dalam penelitiannya, Armawati Arbi menjelaskan bahwa ada tiga tahap proses dialektika yang terjadi pada saat konstruksi radio atas realitas berjalan, diantaranya adalah Tahap Eksternalisasi Pendengar dan Tim Radio dalam membentuk kenyataan atau realitas subjektif, lalu ada Tahap Objektivasi tim produksi dan juga pendengar radio dalam mengemas realitas simbolik, lalu yang ketiga ada tahap internalisasi yang di dalamnya terdapat penetapan realitas objektif yang dilakukan oleh tim radio dan pendengar. Lalu selanjutnya dilakukan enam tahap konstruksi untuk melakukan Institusionalisasi, Legitimasi, dan Sosialisasi, yaitu Tahap Penerapan Unsur- Unsur Komunikasi, Tahap Framing Prolog atau Monolog

18 Burha n Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Ja ka rta : Kencana, 2008), Ceta ka n 1, h.195

19 Arma wa ti Armi, Religius Guidance and Counseling for Listeners of Dangdut Radio in Jakarta, Jurna l Konseling Religi Vol.10 – 2018, h. 12-13

(30)

21

skrip dari kasus yang bersangkutan, Tahap Pengungkapan Diri, Tahap menetapkan kenyataan subjektif, Pengemasan Realitas Simbolik, dan yang terakhir ada tahap untuk menetapkan realitas objektif. Dalam penelitian ini ada yang sedikit berbeda, pandangan Burhan Bungin yang berbicara mengenai proses konstruksi media massa atas realutas sosial secara simultan dikritik. Burhan Bungin ingin memfokuskan pandangannya pada iklan televisi yang bersifat Tapping, bukan Live. Sedangkan yang dilakukan Armawati Arbi berbicara mengenai produksi program dakwah dan program konsultasi keluarga yang disarkan secara langsung.20 Berikut penjabaran tahap yang dibahas:

b. Tahap Penerapan Unsur-Unsur Komunikasi Pada tahap penelitian ini, tim produksi siaran mempersiapkan beberapa hal yang berhubungan dengan unsur komunikasi. Seperti penyiar, prolog, format siaran, dan pengungkapan diri. Selanjutnya dilakukan penanda-tanganan kontrak oleh tim manajemen radio kepada tim produksi (Kepala Produksi, Operator, dan Penyiar), untuk kemudian tim produksi mempersiapkan uttilities atau komponen pelengkap yang diperlukan agar siaran

20 Fera z Ba sa fi, Strategi Komunikasi Prudent Radio 102,8 FM Dalam Produksi Siaran Porgram Prudent Hits 10, (UIN Sya rif Hida ya tulla h : Ja ka rta, 2013) h. 18

(31)

22

berjalan dengan baik dan enak untuk didengar seperti mempersiapkan jingle acara, lagu pengisi, dan iklan. Dari tahap pertama ini maka akan menghasilkan roda jam siar permenit dalam kurun waktu satu jam, sedangkan yang diinginkan oleh pandangan Burhan Bungin adalah hanya mengolah materi yang berhubungan dengan iklan saja yang menghasilkan tahap penyiapan materi konstruksi dari iklan adalah gambar naskah iklan.

c. Tahap Pembingkaian Prolog atau Monolog Skrip Acara

Pada tahap ke-2 ini, ada perbedaan, yaitu Kepala Produksi, Operator dan Juga penyiar memiliki peran ganda dalam mempersiapkan prolog ataupun skrip yang diperlukan oleh program acara. Sedangkan yang dibahas dalam pandangan Burhan Bungin merupakan sebaran Konstruksi, hanya mempersiapkan segmen iklan, lalu mencari tahu minat pemirsa lewat strategi iklan yang dilihat dari ilmu semiotika. Perbedaan lainnya adalah penyesuaian segmen bisa dilihat dari tokoh, isi pesan, dan bahasa yang disesuaikan.

Jika burhan bungin mempersiapkan materi dari pendengar di tahap pertama dan kedua.

d. Tahap Pengungkapan Diri

(32)

23

Pada tahap ini penyiar melakukan Framing atau membingkai fakta dari Listener atau Pendengar. Yang dihasilkan dari tahap pengungkapan diri adalah Framing atau Bingkai pendengar atas realitas problem pendengar dan bingkai dari tim radio sendiri. Namun pada pandangan Burhan Bungin, realitas sosial yang dibentuk oleh iklan tidak diambil dari penikmatnya atau audiensnya.

e. Tahap Pembentukan Realitas Subjektif

Tahap ini terjadi proses seleksi, pengabaian, pemfokusan dan pendalaman atas realitas masalah yang dialami oleh pendengar. Hasil yang didapatkan adalah skrip yang berisi inti pernyataan dari fakta yang didapat dari pendengar dan pertanyaan pendengar.

f. Tahap Pengemasan Realitas Simbolik

Tahap ini biasa disebut sebagai Tahap Pembentukan Citra oleh Burhan Bungin. Pada tahap ini, berjalan proses menciptakan dan meningkatkan wawasan pendengar, serta kesadaran, dan juga pemberdayaan juga pencitraan problem pendengar.

(33)

24

g. Tahap Penetapan Realitas Objektif

Pengevaluasian unsur-unsur komunikasi dakwah dilakukan pada tahap ini, lalu kemudian unsur tersebut melewati tahap revisi atau dipertahankan. Semua individu yang termasuk di dalam proses ini secara langsung ataupun tidak, melakukan refleksi diri dan menginternalisasi objektif lewat pengalaman realitas subektif dan simboliknya. Dan mencari tahu apa alasan dibalik mempertahankan penyiar, pesan, dan formar. Atau singkatnya melakukan evaluasi keseluruhan,

B. Kajian Pustaka

1. Strategi Komunikasi

Pada penelitian ini diperlukan beberapa strategi atau metode agar kemudian pendengar bisa terus tetap mendengarkan program yang berkaitan, atau metode tentang mencari tahu cara agar orang yang telah mendengar atau melihat suatu konten, bisa tertarik untuk kembali mendengar atau melihat konten-konten lainnya yang akan disajikan kedepannya. 21

21Muha mmad Hafiz, Konstruksi Media Akun Indonesia Baik Atas Konten Positif pada Generasi Muda di Instagram, (UIN Sya rif Hida ya tullah : Ja ka rta , 2020) h. 16

(34)

25

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, strategi dapat menjadi sebuah acuan atau panduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen. Artinya, dalam tahapan strategi komunikasi akan bersambungan dengan tahapan perencanaan komunikasi dan manajemen strategi.22

Dalam mengaplikasikan metode di sebuah strategi, ada dua aspek yang bisa membantu dalam mempengaruhi itu semua, dari segi pelaksanaannya, dan bentuk isinya.

Jika dilihat dari segi pelaksanaannya, terdapat dua bentuk yang dapat diaplikasikan, ada Metode Retundancy, merupakan cara memperngaruhi khalayak dengan cara diulang-ulang. Lalu ada Canalizing, dimana komunikator harus bisa lebih tahu dulu mengenai bagaimana kerangka referensi dan lapangan pengalaman dari audiens. Setelah itu, komunikator bisa menentukan metode dan menyesuaikan isi pesannya. 23

Strategi sendiri merupakan kata yang diambil dari bahasa Yunani, yaitu Strategos. Jika diartikan, Strategos berarti Jenderal. Hal ini mengacu pada apa yang diperhatikan di dalam perhatian utama manajemem

22Muha mmad Hafiz, Konstruksi Media Akun Indonesia Baik Atas Konten Positif pada Generasi Muda di Instag ram, (UIN Sya rif Hida ya tullah : Ja ka rta , 2020) h. 17

23Ma rha eni Fa ja r, Ilmu Komunika si: Teori da n Pra ktik, (Yogya karta;

Gra ha Ilmu, 2009) h. 197

(35)

26

puncak organisasi. Secara spesifik, strategi sendiri jika di dalam perusahaan, adalah penempatan misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi dengan mengikat kedua kekuatan yaitu ekstern dan internal, sehingga bisa mencapai sasaran dan bisa mendapatkan tujuan dan sasaran yang diinginkan oleh sebuah perusahaan.24

Strategi merupakan hal yang penting bagi suatu organisasi atau perusahaan dalam keberlangsungannya agar bisa mencapai suatu sasaran, karena perusahaan sendiri ahrus bisa siap dalam menghadapi setiap masalah-masalah atau hambatan yang akan datang kedepannya, baik di dalam maupun luar perusahaan.

Menurut Jatmiko, Strategi merupakan suatu hal yang akan mengantar organisasi untuk mencapai tujuan- tujuannya, sesuai dengan peluang dan ancaman yang terdapat di lingkungan eksternal yang ditemukan serta sumber daya dan kemampuan internal organisasi.

Terdapat beberapa faktor yang memilili pengaruh penting pada strategi, yaitu lingkungan eksternal, sumberdaya dan kemampuan internal, serta Goals. Bisa disimpulkan bahwa suatu strategi organisasi adalah sesuatu yang memberikan pemahaman bagaimana

24Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Cet. 1 (Jakarta:

Gema Insa ni, 2001), h.153-157

(36)

27

perusahaan atau organisasi itu bisa bersaing dan bertahan. 25

Pada hakikatnya, Strategi sendiri merupakan suatu perencanaan yang dilakukan beberapa orang, yang dijadikan pedoman atau taktik dalam tindakan operasional untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “Strategi”

memiliki arti yaitu ilmu dan seni yang menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melakukan suatu kebijaksanaan tertentu diperang dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh diperang, di kondisi yang memberikan keuntungan.26

Dalam sebuah media massa, seperti contohnya Radio, dibutuhkan strategi yang kuat untuk keberlangsungan sebuah program dan perusahaan, guna menjadikan program atau perusahaan tersebut untuk menjamin bahwa strategi dan kebijaksanaan telah diimplementasikan. Di Bidang media penyiaran, strategi yang dibutuhkan adalah:27

a. Pembawa program bisa berfikir seperti pendengar atau audience. Karena tanpa adanya

25Ja tmiko, Manajemen Stratejik. (Ma la ng: Universita s.

Muha mmadiya h Ma lang Press. KBIH Asshodiqiya h. 2011) h.4

26Cut Ha nifa h Na fandri, Strategi Programming Green Radio 96,7FM Pekanbaru dalam Mempertahankan eksistensi program Jazz in The City , (UIN Suska Ria u, Ria u:2020), h.11

27Onong Uchja ya Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan praktek.

(Ba ndung : PT. Rema ja Rosda karya, 2004),h.32

(37)

28

Audience yang mengikuti berjalannya program, maka pengelola tidak akan bisa berhasil untuk menarik peminat pemasangan iklan.

b. Harus bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin, karena setiap detik yang ada dalam siaran itu adalah hal yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Harus bisa menggunakan setiap siaran dengan mendayagunakan kemampuan dalam menjangkau Audience, sehingga bisa menerima kritik dan melakukan perbaikan program di setiap saat.

c. Pengelola harus bisa menyajikan program semenarik mungkin sehingga bisa menarik perhatian masyarakat.

Dari strategi tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi sendiri adalah merupakan cara sebuah perusahaan atau organisasi berupa taktik yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan, dengan memperhatikan peluan dan ancaman yang akan datang kedepannya.

2. Radio

Radio adalah media komunikasi yang di dalamnya terdapat banyak unsur yang bermanfaat bagi pendengarnya, dari Informasi, Hiburan hingga

(38)

29

pendidikan bisa didapatkan dengan mendengar Radio.28 Radio termasuk kedalam salah satu media massa, sama seperti media massa lainnya yaitu Majalah, Televisi, ataupun Koran.29

Menurut Harliantara, Radio merupakan media dengan banyak benefit bagi penikmatnya dan penyiarnya. Radio memiliki nilai plus dalam mengajak orang untuk ikut mendengar, atau maksudnya memiliki nilai persuasif yang cukup baik. Dalam jangkauan yang dekat, radio masih menjadi media yang banyak digemari orang, menurutnya hal tersebut terjadi karena adanya kedekatan emosi antara pendengar dan penyiar. Untuk penyiarnya sendiripun, radio merupakan media untuk menjadi wadah meningkatkan kualitas diri, dari Public Speaking,, hingga reporter.30

Radio memiliki macam-macam jenis, diantaranya Radio Pemerintah, Radio Swasta, dan Radio Komunitas.

Mungkin kita banyak mendengar mengenai media yang setiap harinya menyiarkan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pemerintahan, itulah yang disebut radio pemerintah, berjalannya radio pemerintah setiap

28 Lingga r Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan (Serta Aplikasinya di Indonesia, (Ja ka rta : Bumi Aksa ra , 2005) h. 146

29 Asep Sya msul M. Romli, Broadcast Journalism: Pnaduan Menjadi Penyiar, Reporter, & Script Writer, (Ba ndung: Nua nsa , 2004) h. 19

30 Meila ni Dha ma yanti, Pemanfaatan Media Radio di Era Digital, Jurna l Ra na h Komunika si Vol.3 No.2 Ta hun 2019, h.85

(39)

30

harinya ditunjang oleh anggaran yang diberikan oleh negara. Lainnya ada radio komunitas dan komersil, pada halnya ini sama saja dengan radio peemerintah, yang membedakan adalah asal dana yang didapat oleh masing-masing radio. Selanjutnya radio komersial, merupakan radio yang berjalan berdasarkan benefit dan profit yang didapatkannya. Jenis lainnya adalah Radio Komunitas, radio yang didirikan dan dikelola oleh sebuah komunitas, biasanya radio komunitas berhubunghan denan hal sosial, pendidikan, dan banyak ditemukan di sekolah atau kampus.31

Radio pada awalnya hanyalah sebuah penemuan yang dipusatkan sebagai alat teknologi transmisi , dan diacuhkan. Awalnya, kebanyakan fungsi radio hanya digunakan oleh organisasi militer dan pemerintahan dengan maksud sebagai media komunikasi dan sumber berita. Biasanya radio digunakan sebagai alat yang berhubungan dengan kepeningan politik, alasannya adalah bukan lain karena radio merupakan hal yang multifungsi memiliki keunggulan diantaranya32

a. Daya Tembus

31 Sha brina Pra mudita Efi Fa dila h Ika M, Persepsi Khalayak Terhadap Radio Komunitas 107,8 Mandalla FM, Ka jia n Jurna lisme, Vol. 3, No.01 Ta hun 2019, h. 95

32 Nur Ahma d, Radio Sebagai Sarana Media Massa , Jurnal Komunika si Penyia ra n Isla m, Volume 3, No.2 Desember 2015, h. 240

(40)

31

Arti dari daya tembus di sini adalah bahwa Radio tidak memiliki pantangan, tidak ada jarak dan rintangan yang akan menghalangi siaran radio. Segala lokasi seperti gunung bahkan lembah pun tidak menjadi rintangan bagi radio dalam menyiarkan programnya.

b. Daya Langsung

Radio merupakan hal yang dalam mencapai sasarannya, tidak membutuhkan proses yang sulit, pada zamannya, materi tinggal diucapkan di depan Microphone atau corong penyampai suara tanpa ada batasan. Hal ini berlangsung secara cepat dan efisien, setiap materi yang disampaikan langsung tersampaikan kepada pendengarnya.

c. Daya Tarik

Daya Tarik yang dipancarkan oleh radio juga menjadi salah satu faktor utama radio merupakan media yang banyak digunakan.

Karena dalam radio ada interaksi yang mengandung beberapa unsur seperti musik, percakapan, dan efek suara yang dapat menarik perhatian pendengarmya. 33

33 Morissa n, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. (Ja karta:

Kenca na Perda na , 2015) h. 67

(41)

32 3. Program Radio

a) Definisi

Dalam bahasa inggris, Program disebut sebagai Programme atau Program yang artinya acara atau rencana. Program bertujuan sebagai pemenuh kebutuhan audiens dengan cara menampilkan segala hal yang diinginkan. Dengan demikian program bisa dikataka sebagai sesuatu berupa produk yang dibutuhkan orang sehingga audiens bersedia untuk mengikutinya.34

Program radio dibagi ke beberapa jenis, diantaranya adalah program reguler, dan program khusus atau mingguan. Program reguler merupakan program yang disiarkan setiap hari, penyiarnya bisa sama ataupun bergantian pada jam khusus.

Sedangkan program khusus merupakan program yang khusus untuk disiarkan di hari tertentu, atau bisa seminggu sekali, umumrnya malam hari dan weekend.35

Dalam berjalannya sebuah program, pasti kebanyakan memiliki pesan yang bisa diterima oleh audiensnya atau pendengarnya. Menyampaikan isi

34Morissa n, Manajemen Media Penyiaran: Strategi meneglola radio dan televisi. (Ja ka rta : Kenca na Prena da Media Group, 2008) h. 209

35Romli, Basic Announcing : Dasar-dasar siaran radio. (Bandung:

Nuansa, 2009) h. 74

(42)

33

program tersebut di negara Indonesia biasa dikenal sebagai istilah siaran. Maksudnya adalah program diterjemahkan sebagai unsur atau hal-hal yang ditampilkan pada radio, sebagai pemenuhan kebutuhan audiens atau pendengarnya.36

b) Strategi Program

Seperti yang dijelaskan oleh Peter Pringle, Manajemen strategis program siaran yang ditinjau dari beberapa aspek manajemen diantaranya terdiri dari adanya perencanaan terhadap suatu program, produksi dan adanya pembelian program, eksekusi program, pengawasan, dan ada evaluasi program.37

Keberhasilan sebuah program di dalam stasiun radio harus menjadi tujuan utama dari penyelenggara radio siaran. Namun hal tersebut tidaklah mudah, maka dari itu setiap program harus bisa mematok dari pilihan format siaran yang ada seiring dengan banyaknya stasiun penyiaran, dan harus memiliki strategi yang pas. Strategi program ditinjau dari aspek manajemen strategis program siaran diantaranya ada:

1) Perencanaan Program Siaran

36 Morrisa n, Media Penyiaranm (Ta ngera ng: Ra mdina Pra karsa , 2005) h.97

37Morissa n, Manajemen Media Penyiaran: Strategi meneglola radio dan televisi. (Ja ka rta : Kenca na Prena da Media Group, 2008) h. 273

(43)

34

Perencanaan merupakan hal nomor satu dengan tingkat urgensi yang tinggi dalam industri penyiaran. Karena siaran menjadi hal yang berpengaruh dan memiliki dampak yang kuat dan besar. Maka dari itu diperlukan perencanaan yang matang dalam menggunakan data dan fata selengkap-lengkapnya.

Ada yang harus dipertimbangkan oleh pengelola program siaran saat merencakan siaran yaitu, Product, merupakan suatu produk yang ditawarkan kepada pendengar, lalu Price, atau harga yang dikeluarkan dalam membuat program atau membeli. Place, merupakan proses pengiriman program. Lalu ada Promotion, di mana ini merupakan proses bagaimana audiens bisa tahu mengenai eksistensi sebuah program sehingga akan tertarik. 38

Dalam siaran, ada perencanaan yang dibagi menjadi tiga periode, yaitu:

a) Rencana Siaran Bulanan

Dalam rencana bulanan, penyusunannya hanya menuliskan garis besar saja, seperti jenis programnya (Pendidikan, Hiburan, Pemberitaan,

38Morissa n, Manajemen Media Penyiaran: Strategi meneglola radio dan televisi. (Ja ka rta : Kenca na Prena da Media Group, 2008) h. 281

(44)

35

dll.) Jenis ini biasanya ditentukan oleh kru yang bersangkutan dengan program di sebuah pertemuan yang membahas tentang kesempurnaan produksi, dan menetepakan hal lain sesuai dengan kesuakan audiens.

b) Rencana Siaran Mingguan

Jika di rencana bulanan berisi garis besar, maka di rencana mingguan ini merupakan jabaran dari gambaran besar yang ada di rencana bulanan, meliputi siaran selama tujuh hari. Judul, jenis, topik, dan penyelenggaraan dicantumkan karena sudah pasti. Dalam rencana ini dicantumkan nama penyiar serta operator untuk masing-masing program, pun para penggantinya untuk antisipasi.

c) Rencana Siaran Harian

Rencana harian berisi mengenai rencana yang dicantumkan secara detil dari menit opening hingga menit closing. Rencana ini merupakan pegangan penyiar dan operator, bisa berupa naskah yang berisi judul acara, produser, jenis penyajian, nama penyiar, dan operator, hingga Playlist.39

39Effendy, Onong Uchja na , Radio Siaran dan Praktik. (Ba ndung, Alumni, 1990) h. 123-125

(45)

36

2) Produksi dan Pembelian Program

Produksi siaran adalah sebuah keterampilan yang memadukan pengetahuan berupa wawasan di dalamnya, juga ada kreatifitas dan kemampuan dalam mengoperasikan alat yang dibutuhkan dalam proses produksi. Cara untuk mendapatkan sebuah program ada dengan cara membeli atau memproduksi sendiri (In House Production).

Membeli produk adalah opsi jika sebuah radio tidak memiliki peralatan untuk melakuikan produksi yang memadai tapi punya ide untuk kemudian bisa dikembangkan.

Dalam memproduksi sebuah program siaran, harus memiliki unsur daya tarik, diantaranya:

a. Kata-kata lisan (Spoken Word) b. Musik

c. Sound Effects

Dengan ketiga unsur yang telah disebutkan di atas maka kemudian akan membentuk sebuah kesan dimana suatu acara radio tersebut menjadi hidup.40 3) Eksekusi Program

Bagian yang mencakup kegiatan menayangkan program sesuai dengan rencana yang direncakan

40Effendy, Onong Uchja na , Radio Siaran dan Praktik. (Ba ndung, Alumni, 1990) h. 107-108

(46)

37

atau ditetapkan. Strategi penayangan program yang baik sangatlah ditentukan oleh bagaimana yang bersangkutan dapat menata dan menyusun berbagai program yang akan ditayangkan.41

Lalu ada kegiatan menentukan jadwal penayangan. Jadwal oenayangan suatu acara ditentukan dilihat dari perilaku audiens, yaitu notasi dari kegiatan audiens yang dilakukan selama kurang lebih satu hari, dan juga kebiasaan dalam mendengarkan radio di jam-jam tertentu.

4) Pengawasan dan Evaluasi Program

Pada proses ini akan ditentukan seberapa jauh suatu rencana dan tujuan bisa direalisasikan oleh stasiun penyiaran, departemen yang bersangkutan dan karyawannya. Menurut Peter Pringle, dalam hal pengawasan program, manajer program harus melakukan hal-hal berikut:

1) Memiliki standar program stasiun penyiaran 2) Seluruh isi program harus diawasi agar tidak

keluar dari standar stasiun dan aturan perundangan yang ada

3) Memiliki Track Records program

41Morissa n, Manajemen Media Penyiaran: Strategi meneglola radio dan televisi. (Ja ka rta : Kenca na Prena da Media Group, 2008) h. 342

(47)

38

4) Mengarahkan dan mengawasi kegiatan dari karyawan dan departemen program yang bersangkutan

5) Berkerja patuh sesuai kontrak yang dibuat

6) Melakukan pengecekan ulang sehingga biaya program bisa sesuai dengan yang dianggarkan 4. Pendengar

a) Sifat

Menurut Effendy, Pendengar merupakan sasaran utama dalam komunikasi massa yang disebarluaskan lewat media seperti radio.42 Dalam mendengarkan radio, masing-masing individu memiliki sifat yang berbeda- beda, diantaranya adalah:

1. Heterogen

Sifat Pendengar yang heterogen memiliki maksud bahwa pendengar radio merupakan individu yang beragam, lokasinya terpencar di berbagai penjuru lokasi. Pendengar inipun berbeda dalam segala hal, dari jenis kelamin, usia, pendidikan, kebudayaan, agama, dan lainnya. Terpencar sehingga tidak mengenal antara satu dan lainnya.

42 Effendy, Radio Siaran Teori dan Praktek, (Bandung: CV Mandar, 1991) h. 84

(48)

39 2. Pribadi

Pendengar Radio yang akan mendapatkan pesan yang disampaikan oleh penyiar jika pesan tersebut sama dengan situasi dan bisa Relate dengan kehidupannya, sehingga terkesan si penyiar sedang berinteraksi dengan pendengarnya seakan-akan bersifat intim, atau pribadi.

3. Aktif

Pendengar aktif merupakan salah satu sifat pendengar yang setiap individunya akan melakukan interaksi secara aktif atau aktif berfikir jika ada hal menarik dari sebuah siaran radio.

5. Pemilih

Tipe pendengar pemilih merupakan pendengar yang sangat selektif pada saat mendengarkan siaran radionya, baik dari penyiarnya ataupun materinya.

Pendengar jenis ini mudah saja mengganti saluran radionya jika merasa tidak cocok dan kemudian mencari saluran yang lebih menarik dan cocok dengan ketertarikannya.43

C. Kerangka Berfikir

Terdapat kerangka berfikir dalam penelitian ini karena sangatlah penting dalam sebuah penelitian. Tujuan

43 Inna yah, Ma ria nna Susa nti. The Role of The Listener and Government Institutions in Educational Radio Broadcasts, (Jurna l Pekommas, Vol.1 No.1, April 2016) h. 25

(49)

40

utamanya adalah untuk mempermudah penulis dalam melakukan proses penelitian dan tidak terlalu keluar dari konteks. Kerangka berfikir jug berguna dalam membantu mengetahui teori dan alat analisis apa yang digunakan. Di bawah ini merupakan bagan kerangka berfikir yang digunakan dalam penulisan penelitian ini:

Proses Produksi Awal

Teori Proses Konstruksi Media Massa Radio oleh Armawati Arbi

Tahapan Konstruksi Media

Strategi Komunikasi pada Produksi Program

Format Program

(50)

41 BAB III

GAMBARAN UMUM A. Sejarah Singkat Serang Gawe FM

Kebutuhan masyarakat akan informasi semakin berkembang didorong dengan Era Globalisasi yang diselingi dengan banyak kemajuan teknologi seperti media massa di bidang elektronik dan bisa menjangkau ke daerah pelosok.

Melihat adanya perkembangan tersebut, Pemerintahan Kabupaten Serang mendirikan Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) yang merupakan jasa dalam bentuk penyoaran radio yang memiliki tujuan sebagai pemberi nformasi sekaligus menjadi wadah aspirasi bagi masyarakat Kabupaten Serang. Dengan adanya Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) diharapkan kedepannya bisa menyiarkan kebjakan-kebijakan pemerintah khususnya daerah, sekaligus berharap dapat menjadi satu media radio yang menjadi sarana dibagikannya informasi yang efektif bagi seluruh kalangan Masyarakat Kabupaten serang sehingga warga bisa teredukasi akan hal-hal yang menarik dan bisa terus terhibur. Lembaga Penyiaran Publik Lokal inipun diharapkan bisa memberikan beberapa benefit berupa keseimbangan dalam penyampaian informasi di banyak

(51)

42

sektor berupa pendidikan, pembangunan, kebudayaan, dan hiburan yang bersifat independen dan netral.

Banyaknya jumlah pesawat radio di wilayah Kabupaten Serang menjadikan Pemerintah Daerah pun berharap jika Lembaga penyiaran Publuk Lokal ini bisa menjadi sejajar dengan banyak media radio lainnya yang eksis di kabupaten Serang, juga bisa mempermudah masyarakat dalam mendapatkan informasi karena bisa didengar pada saat sedang beraktifitas.

Lembaga Penyiaran Publik Lokal Radio Serang Gawe FM dibuat berdasar pada arah Penyiaran Nasional dan Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 serta Peraturan Pemerintah Nomor 11, dan kemudian berdasar pada Peraturan Pemerintah Nomor 11 didirikanlah Lembaga Penyiaran Publik Lokal Radi Serang Gawe FM dengan tujuan awal sebagai penjembatan kesenjangan informasi masyarakat antara wilayah perkotaan dan pedesaan, guna mewujudkan Kabupaten Serang yang Maju, sejahtera, agamis sebagaimana Visi dan Misi kabupaten Serang.

B. Profil Serang Gawe FM

Radio Serang Gawe FM adalah radio dengan status sebagain lembaga penyiaran publik lokal (LPPL) milik Pemkab Serang yang mendudukin frekuensi 102.8 FM, Serang Gawe FM beralamat di Serang tepatnya Jalan KH.

(52)

43

Abdul Fatah Hasan, No.26, Sumurpecung, Kecamatan Serang, Kota Serang – Banten. Dengan titik koordinat - 6.1243651, 106.171768136.

Serang Gawe FM sendiri memiliki tujuan sebagai radio di bidang multisegmen dengan Goals mencapai semua kalangan, dari adanya program islam hingga program anak-anak. Walaupun serang Gawe FM sendiri merupakan LPPL. Namun dapat dipastikan bahwa Radio Serang Gawe FM merupakan radio yang netral dan tidak berpihak pada apapun.

C. Visi Serang Gawe FM

Sebagai radio yang berdiri di bawah naungan pemerintahan Kabupten Serang, LPPL Radio Serang Gawe FM tentu memiliki tujuan utama untuk memajukan masyarakat kabupaten serang dan sekitarnya. Dalam Perda Nomor 4 Tahun 2017 tentang Serang Gawe FM, disebutkan bahwa Visi dari berdirinya radio ini sendiri adalah sebagai penjembatan dari adanya kesenjangan informasi di Masyarakat antara perkotaan dan pedesaan, serta memiliki tujuan untuk mewujudkan kabupaten serang yang maju, sejahtera, dan agamis.

D. Misi Serang Gawe FM

Selain memiliki Visi, Radio yang bergerak sebagai LPPL ini memiliki beberapa misi yang ingin dicapai

(53)

44

beriringan dengan berjalannya proses penyiaran.

Diantaranya:

1. Memberikan keseimbangan dalam menyampaikan informasi multisegmen

2. Menjadi media yang bersifat independent

3. Mengembangkan Kreatifitas generasi muda di Kabupaten Serang

4. Menjadi Wadah untuk Aspirasi Masyarakat

5. Meningkatkan Taraf pendidikan dan memberikan hiburan lewat informasi

E. Jumlah Pendegar

Secara kualitatif jumlah pendengar radio tidak bisa diketahui kecuali melalui survey lembaga survey pendengar radio/pemirsa tv. Dan serang gawe fm belum pernah menggunakan survey tersebut

F. Logo Radio Serang Gawe FM

Gambar 3.1

Logo Radio Serang Gawe Fm

(54)

45

G. Struktur Organisasi Serang Gawe FM

• Asprod

• Operator

• Penyiar Tamu

• Desain Visual

• Asprod

• Operator

• Penyiar Tamu

• Desain Visual

• Asprod

• Operator

• Penyiar Tamu

• Desain Visual

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian yang dilakukan, ditemukan beberapa temuan yang menjadi strategi komunikasi dakwah dari radio MTA FM berhasil yaitu: memahami sasaran pendengar dengan

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran yang diterapkan oleh Radio Smart FM Makassar dalam meningkatkan jumlah pengiklan; (2)

Dari 10 stasiun radio yang ada, hanya 2 stasiun radio yang memiliki program siaran bersegmentasi anak-anak yaitu radio Suara Pati FM dan PAS FM.. Itupun masing-masing

Sebagai persiapan produksi iklan dalam proses perencanaan, pihak radio mandiri FM Pekanbaru melakukan beberapa tahapan kerja, langkah pertama yang dilakukan adalah rapat

Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu sejauhmana pemanfaatan informasi program Radio Gen FM melalui postingan twitter dengan tingkat kebutuhan

Faktor pendukung yang ada pada proses produksi program Get In The Moz di 90.8 FM OZ Radio Jakarta adalah yang pertama kerja sama antara tim produksi, penyiar, dan narasumber berjalan

Sehingga, hal ini menjadi tantangan bagi radio dBs 101,9 FM dalam menentukan strategi komunikasi yang tepat untuk mencapai tujuan program request lagu yakni, membuat pendengar

Strategi Komunikasi Radio Bintang Tenggara 95.6 FM Dalam Mempertahankan Program Citizen Journalism Melalui Media Sosial Facebook B88 Strategi komunikasi yang dilakukan Radio Bintang