• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi korelasi antara pelaksanaan ibadah shalat dengan disiplin belajar siswa SDN Cikokol 4 Tangerang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi korelasi antara pelaksanaan ibadah shalat dengan disiplin belajar siswa SDN Cikokol 4 Tangerang."

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Di Susun Oleh:

ROPIKOH

NIM. 1810011000021

PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIK JENJANG S1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : ROPIKOH

NIM : 1810011000021

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Alamat : Bayah I Kec. Bayah Kab. Lebak Banten

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Studi Korelasi Antara Pelaksanaan Ibadah Shalat dengan Disiplin Belajar Siswa SDN Cikokol 4 Tangerang adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Nama : 1. Dra. Manerah

NIP : 196803231994032002

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, September 2014 Yang Menyatakan

(6)

i

Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi atau hubungan positif antara pelaksanaan ibadah shalat dengan disiplin belajar siswa, di SDN Cikokol 4 Tangerang.

Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan korelasi yang merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Cikokol 4 Tangerang, dengan sampel kelas IV yang berjumlah sebanyak 36 siswa. Data diperoleh dengan menggunakan instrumen angket skala likert untuk variabel untuk memperoleh data awal/ujicoba sebanyak 30 butir soal. Uji validitas menggunakan r product moment dan uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach (KR20). Hasil analisis menunjukkan instrumen valid dan memiliki reliabilitas tinggi. Sampel diperoleh dengan menggunakan teknik Purposive random sampling sebanyak 36 orang responden siswa

Dari hasil perhitungan penelitian diperoleh Pelaksanaan Ibadah Shalat siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Cikokol 04 Tangerang Tahun Pelajaran 2013/2014 termasuk kategori “baik”, terbukti nilai hasil dari angket siswa rata -rata (Mean ) variabel X = 78,3 = 3,01. Sedangkan untuk disiplin belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Cikokol 04 Tangerang dalam kategori “baik” terbukti ditunjukkan dengan nilai rata-rata dari angket siswa (Mean) variabel Y sebesar 83,5 = 3,09.

(7)

ii

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalat beserta salam semoga Allah limpakan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya, dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak sekali kesulitan dan hambatan yang didapati baik dari segi moril maupun materil. Namun berkat pertolongan Allah SWT melalui kesungguhan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan, oleh karena itu penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ibu Dra. Nurlena, MA., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Jakarta Syarif Hidayatullah, Jakarta.

2. Dr. H.Abdul Majid Khon, M. Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Jakarta Syarif Hidayatullah, Jakarta.

3. Ibu Dra. Manerah, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan banyak arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi. 4. Ibu Hj. Lilik Mujiati, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SDN Cikokol 4

Tangerang, yang telah memberikan perizinan dan kesempatan kepada penulis dalam penelitian.

5. Kepada rekan-rekan guru seperjuangan di SDN Cikokol 4 Tangerang yang selalu memberikan dukungan kepada penulis.

6. Orang tua tercinta ayahanda Jaidi dan Ibunda Sati’ah, yang selalu memberikan doa tulus ikhlas kepada anaknya, untuk selalu berjuang dalam menuntut ilmu.

7. Suami tercinta Mardi Sumardi, yang selalu memberikan motivasi dan support, serta anak-anakku tersayang (Alm.) Bambang Eka Rohdiana

(semoga Allah menempatkanmu ditempat yang terbaik), Wiwi Dewi Lestari, Ridho Aditiya Safarhan dan Nazwa Mutiara Sahara, yang selalu

(8)

iii

Kiranya Allah SWT akan membalas segala jasa dan amal baik kepada semua pihak yang telah membantu peneliti dengan balasan yang berlipat ganda. Harapan penulis mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat dan sekaligus menambah khazanah ilmu kita semua.

Jakarta, September 2014

(9)

iv

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Penelitian ... 5

D. Perumusan Penelitian ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Kegunaan Penelitian... 5

BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoretik ... 7

1. Hakikat Pelaksanaan Ibadah Shalat ... 7

a. Pengertian Ibadah Shalat ... 7

b. Tujuan Ibadah Shalat... 8

c. Fungsi Ibadah Shalat ... 10

d. Keutamaan/Hikmah Ibadah Shalat ... 11

2. Hakikat Disiplin Belajar Siswa ... 13

a. Pengertian Disiplin Belajar ... 13

(10)

v

siswa ... 27

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 30

C. Kerangka Berfikir... 32

D. Hipotesis Penelitian ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

B. Metode Penelitian ... 33

C. Populasi dan Sampel ... 34

D. Teknik Pengumpulan Data ... 34

E. Instrumen Penelitian ... 36

F. Teknik Analisis dan Interpretasi Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 41

1. Gambaran Umum SD Negeri Cikokol 4 Tangerang ... 41

2. Gambaran Khusus Data Penelitian... 45

a. Data tentang Pelaksanaan Ibadah Shalat Siswa kelas 4 SDN Cikokol 04 Tangerang ... 46

b. Data tentang Pelaksanaan Disiplin Belajar Siswa Siswa Kelas 4 SDN Cikokol 04 Tangerang ... 49

B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 53

1. Analisis Pendahuluan ... 53

2. Analisis Lanjut ... 55

3. Analisis Uji Hipotesis ... 56

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 56

(11)

vi

DAFTAR PUSTAKA ... 61

LAMPIRAN

(12)

vii

2. Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Variabel X (Pelaksanaan Ibadah Shalat) ... 36

3. Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Variabel Y (Disiplin Belajar Siswa) ... 36

4. Tabel 3.4 Interpretasi Data ... 40

5. Tabel 4.1 Data Guru di SDN Cikokol 4 Tangerang ... 44

6. Tabel 4.2 Data Staff SDN Cikokol 4 Tangerang ... 45

7. Tabel 4.3 Keadaan Sarana dan Prasarana SDN Cikokol 4 Tangerang ... 45

8. Tabel 4.4 Data tentang Pelaksanaan Ibadah Shalat ... 46

9. Tabel 4.5 Kualifikasi Variabel Pelaksanaan Ibadah Shalat ... 48

10.Tabel 4.6 Data Tentang Disiplin Belajar Siswa ... 49

11.Tabel 4.7 Kualifikasi Variebel Disiplin Belajar Siswa ... 51

12.Tabel 4.8 Frekuensi Pelaksanaan Ibadah Shalat ... 51

13.Tabel 4.9 Frekuensi Disiplin Belajar ... 52

14.Tabel 4.10 Tabel Kerja Korelasi Pelaksanaan Ibadah shalat Dengan Disiplin Belajar Siswa ... 54

15.Tabel 4.3 Data Sarana dan Prasarana di SDN Cikokol 4 ... 39

16.Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 45

17.Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 50

(13)

viii

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia pada masa sekarang ini sudah memasuki era globalisasi, dimana manusia dalam kehidupan sehari-hari syarat dengan berbagai kesibukan dan kebutuhan hidup semakin meningkat. Hal ini mengakibatkan persaingan hidup semakin tajam yang pada gilirannya dapat menimbulkan ketidakpastian dan

kecemasan. Namun yang perlu disadari bahwa ketrampilan dalam penguasaan teknologi itu harus diimbangi dengan imtaq atau keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Tanpa keimanan dan jiwa taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, pengetahuan, pangkat, kedudukan dan kekayaan akan dapat membahayakan, menyengsarakan dan mengganggu keamanan dan ketentraman masyarakat.1

Keimanan dan ketaqwaan tidak lepas dari pendidikan shalat yang sangat besar manfaatnya bagi kehidupan, shalat mencegah perbuatan keji dan munkar, shalat meningkatkan disiplin hidup, shalat membuka hati pada kebenaran dan masih banyak lagi manfaatnya bagi segi kejiwaan.Akan tetapi pada zaman sekarang ini banyak orang yang mengaku Islam, tetapi melalaikan shalat dan meremehkannya. Mereka tetap melakukan fahsya' (segala perbuatan yang jahat) dan munkar. Mereka tak sadar bahwa siapa yang meninggalkan shalat fardhu dengan sengaja, maka ia telah ingkar (kafir) dengan nyata-nyata.2

Dengan demikian shalat adalah azas yang fundamental yang menjadi ukuran kualitas Islam dalam diri seseorang. Oleh karena itu shalat perlu dipelajari, diketahui secara tepat dan dilaksanakan secara teratur, agar

manfaatnya dapat dinikmati dan dirasakan dengan sungguh-sungguh. Anak yang sejak kecil rajin mengerjakan shalat sampai besar dalam keadaan

1

Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), hal. 47.

2

Departemen Agama RI, Rukun Islam, (Jakarta 2004), hal.14

(15)

bagaimanapun, mereka tidak akan lupa kepada Allah, serta selalu menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik serta melahirkan sikap pribadi yang disiplin.

Dalam mengajarkan ibadah shalat terutama shalat wajib, salah satu pelajaran di sekolah yang mengajarkan ibadah tersebut adalah pelajaran Pendidikan Agama Islam. Pada tingkat Sekolah Dasar, pelajaran Pendidikan Agama Islam telah memasukkan materi bab ibadah shalat, baik tata cara pelaksanaan, bacaan-bacaan dalam shalat, dan jenis-jenis shalat.

Menurut Ahmad D. Marimba pendidikan Islam yaitu bimbingan

jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian lain seringkali beliau menyatakan kepribadian utama dengan istilah kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuatberdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.3

Dengan arti lain bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan pelajaran yang dapat mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dengan alam sekitarnya melalui proses pendidikan. Jadi, proses pendidikan merupakan rangkaian usaha membimbing dan mengarahkan potensi hidup manusia berupa kemampuan-kemampuan dasar dan kemampuan-kemampuan belajar, sehingga terjadilah perubahan dalam kehidupan pribadinya sebagai makhluk individu dan sosial, serta dalam hubungannya dengan alam sekitar dimana dia hidup. Proses tersebut senantiasa berada di dalam nilai-nilai Islami.

Secara umum pembelajaran dalam Pendidikan Agama Islam mencakup beberapa aspek, antara lain: kegiatannya dilakukan secara sengaja, terencana dan sistematis yang harus dilalui secara bertahap. Adanya bimbingan jasmani

dan rohani peserta didik. berdasarkan hukum-hukum agama Islam, karena itu tujuan pendidikannya pembentukan kepribadian muslim di mana ia memilih, memutuskan dan berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam. Apa yang diberikan

3

(16)

kepada anak didik itu sedapat mungkin dapat mendorong tugas dan perannya di masyarakat, baik sebagai makhluk pribadi maupun sebagai makhluk sosial, serta dalam hubungannya dengan alam sekitar di mana ia hidup.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama ialah membimbing anak agar mereka menjadi orang Muslim sejati, beriman teguh, beramal sholeh dan berakhlak mulia serta berguna bagi masyarakat, Agama dan Negara.

Nabi Muhammad SAW mengajarkan supaya shalat lebih bermakna,

maka dengan cara memberi contoh dalam pelaksanaan shalat secara langsung. Rasulullah bersabda :

) رخبلا هاور( . لصا نومتيار امك ولص

4

Artinya: Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat. (H.R.Buchori)

Membiasakan ibadah shalat sama artinya dengan membiasakan hidup

lebih disiplin. Disiplin dalam waktu, disiplin dalam tanggung jawab maupun disiplin dalam aturan. Masyarakat saat ini umumnya sudah mulai berkurang akan hidup disiplin. Banyak pelanggaran-pelanggaran kedisiplinan terjadi dalam masyarakat. Dalam lingkup kecil keluarga misalnya, anak banyak yang tidak mengikuti perintah orang tua, sering lalai dalam pekerjaan/tugas di rumah, dan sebagainya. Di lingkungan sekolah masih banyak anak-anak peserta didik yang terlambat dating ke sekolah, sering lupa atau tidak bawa dalam mengerjakan pekerjaan rumah (PR) dari gurunya, sering membuang sampah di sembarang tempat, berbuat gaduh di kelas, bahkan pada tahap tingkat kriminal seperti berkelahi/tawuran dengan teman atau sekolah lain, dan lain sebagainya. Bila hal ini terus dibiarkan maka tentu saja akan merusak moral atau karakter generasi kita selanjutnya.

Upaya untuk menanamkan sikap disiplin dalam pendidikan shalat tidak terlepas dari motivasi seorang guru kepada siswanya, yaitu upaya seorang

4

(17)

guru dalam memberikan bimbingan kepada siswa sejak dini untuk tekun, bergairah dan tertib melaksanakan shalat secara ikhlas terhadap Allah SWT dalam sepanjang hidupnya. Pada prinsipnya mengajarkan shalat terlebih dahulu di mulai dari orang tua dan pengasuh (guru) untuk mengajarkan teori disertai dengan memberi contoh baik bacaan dan gerakannya.5

Dengan penerapan ibadah shalat yang tepat waktu terhadap diri siswa yang diajarkan oleh guru di sekolah melalui pelajaran Pendidikan Agama Islam, merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan dan menanamkan

sikap disiplin anak terutama disiplin dalam belajar. Siswa akan terlatih mentaati peraturan, ketaatan dalam ketepatan waktu, dan tanggung jawab terhadap kewajiban dan tugasnya sebagai siswa. Penekanan aplikasi ibadah shalat terhadap siswa di sekolah seharusnya menjadikan siswa menjadi lebih disiplin dalam proses pembelajaran di kelas.

Namun kenyataanya di lapangan, khsusunya di SDN Cikokol 4 Tangerang, masih banyak siswa yang bermalas-malasan dalam ibadah shalat, terutama shalat wajib. Siswa harus diperintahkan dahulu oleh guru saat waktu shalat telah masuk ketika berada di lingkungan sekolah. Kebiasaan buruk pun kerap kali terlihat dalam kepribadian siswa, yang menjadikan mereka kurang disiplin terutama disiplin dalam belajar.

Dalam kaitan inilah bimbingan dan pendidikan agama sangat berfungsi bagi pembentukan kepribadian seseorang terutama dalam hal kedisplinan anak dalam belajar. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang: “Studi Korelasi antara Pelaksanaan

Ibadah Shalat dengan Disiplin Belajar Siswa SDN Cikokol 4 Tangerang”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakangdi atas dapat diuraikan identifikasi masalah yaitu: 1. Malasnya siswa dalam mengerjakan shalat.

2. Tingkat kedisiplinan belajar siswa yang masih rendah.

5

(18)

3. Upaya guru yang kurang maksimal dalam mendisiplinkan siswa di sekolah.

C. Pembatasan Penelitian

Karena luasnya permasalahan, maka perlu bagi penulis untuk

membatasi masalah penelitian yang akan dibahas dalam skripsi ini.

1. Pelaksanaan ibadah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah shalat

fadhu Ashar yang dikerjakan di sekolah.

2. Disiplin belajar, yaitu ketaatan siswa di SDN Cikokol 4 Tangerang terhadap tata tertib sekolah, tertib dan teratur dalam beribadah dan tertib belajar.

3. Penelitian inidilaksanakan pada siswa SDN Cikokol 4 Tangerang.

D. Perumusan Penelitian

Permasalahan yang menjadi dasar dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pelaksanaan ibadah shalat di SDN Cikokol 4 Tangerang? 2. Bagaimana tingkatdisiplin belajar siswa di SDN Cikokol 4 Tangerang? 3. Adakah korelasi/hubungan pelaksanaan ibadah shalat dengan disiplin

belajar siswa di SDN Cikokol 4 Tangerang?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui data empiris mengenai pelaksanaan ibadah shalat di

SDN Cikokol 4 Tangerang.

2. Untuk memperoleh data empiris mengenai disiplin belajar siswa di SDN Cikokol 4 Tangerang.

3. Untuk mengetahui korelasi/hubungan antara pelaksanaan ibadah shalatdengan disiplin belajar siswakelas IV di SDN Cikokol 4 Tangerang.

F. Kegunaan Penelitian

1. Bagi guru, yaitu memotivasi guru agar dapat menerapkan tujuan pembelajaran sesuai materi dan memilih metode yang tepat.

(19)

3. Bagi penulis, yaitu untuk menjawab keingintahuan penulis tentang ada tidaknya korelasi/hubungan antara pelaksanaan ibadah shalat dengan disiplin belajar siswa kelas IV di SDN Cikokol 4 Tangerang.

4. Bagi pihak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya mahasiswa program peningkatan kualifikasi akademik jenjang S1, Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, untuk dapat dijadikan bahan pengembangan penelitian yang berhubungan yang dapat meningkatkan disiplin belajar siswa.

(20)

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

1. Hakikat Pelaksanaan Ibadah Shalat

a. Pengertian Ibadah Shalat

Pengertian ibadah menurut bahasa berarti taat, menurut, mengikut, tunduk.1 Ibadah secara etimologis berasal dari bahasa Arab dari fiil madhi yaitu abada ya’budu ibadatan, yang artina: mengesakan, melayani dan patuh.2 Ibadah adalah segala perbuatan yang disukai Allah dan ang diridhoiNya, baik berupa perkataan maupun perbuatan dan secara terang maupun tersembunyi.3 Dalam

pengertian lain ibadah adalah memperhambakan dir kepada Allah dengan taat melaksanakan segala perintahNya serta menjauhi segala laranganNya karena Allah semata, baik dalam bentuk kepercayaan, perkataan, maupun perbuatan.4Orang beribadah berusaha melengkapidirinya dengan perasaancinta, tunduk dan patuh kepada Allah SWT.

Sedangkan asal makna shalat menurut bahasa arab ialah ”Doa” tetapi yang di maksud di sini ialah shalat yang tersusun dari beberapa pekerjaan dan perbuatan itu yang dimulai dengan takbir dan di sudahi dengan salam yang hal itu harus memenuhi beberapa syarat yang ditentukan. Allah berfirman dalam surat At-Ankabut ayat 45.

حفلا ع ى نت اصلا ا اصلا مقا

ش

)ت كنعلا( ركن لا ءا

Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar.5

1

Tengku Muhammad Hasby Ash Shidiqi, Kuliah Ibadah di Tinjau dari Segi Hukum dan Hikmah, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2000), hal.1

2

M. Amin Syukur, Pengantar Studi Islam, (Semarang: CV. Bima Sejati, 2000), hal.96 3Ibid., hal.7

4

M. Abdul Mujib, Kamus Istilah Fikih, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002), hal.109. 5

Rasyid Sulaiman., Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru Al-Gensindo,1994), hal. 53

(21)

Sedangkan menurut syara’ pengertian shalat adalah:

Perbuatan (gerak) yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan syarat-syarat tertentu.6

Sedangkan menurut Hasbi Ash Shiddieqy menegaskan bahwa pengertian shalat adalah doa memohon kebajikan dan pujian. Sehingga jika ada kata-kata yang berbunyi ”shalat Allah SWT kepada Nabi-Nya” artinya pujian Allah SWT kepada Nabinya, pengertian ini di fahami oleh orang Arab sebelum Islam yang hal itu berada di dalam Al-Qur’an (Q.S. 9:103).

Jadi pengertian pelaksanaan ibadah shalat adalah ketaatan, kepatuhan dan kepasrahan hamba kepada TuhanNya dengan penuh kerendahan hati yang dinyatakan sejelas-jelasnya dan disertai dengan bacaan-bacaan suci yang seakan-akan dirancang sebagai dialog denganNya yang dimulai dengan bacaan takbir dan diakhiri dengan salam yang terjadi dandilaksanakan secara terus menerus serta berkesinambungan.

b. Tujuan Ibadah Shalat

Shalat merupakan tiang agama dan penghapus dosa bagi dosa yang terjadi diantara satu shalat dengan shalat lainya selama dosa-dosa besar dijauhi. Jika kita menelusuri kitab suci yang diturunkan Allah dan sunnah Nabi Muhammad SAW, maka kita akan menemukan

adanya perhatian yang begitu besar terhadap masalah shalat, Bapak para Nabi yaitu Nabi Ibrahim berdo’a kepada Tuhannya agar Allah menjadikan dirinya dan keturunannya termasuk orang yag mendirikan shalat.7

Ibadah shalat memilki tujuan dalam mendirikannya, tujuan-tujuan tersebut antara lain:

6

Imam Taqiyuddin, Kifayatul Ahyar, t.t.p, Darul Ihya’,t.t , hal. 82

7

(22)

1) Untuk mengingat Allah di setiap waktu dan tempat Shalat merupakan ibadah yang diwajibkan kepada manusia agar ia selalu mengingat Allah dimanapun ia berada dan dalam keadaan apapun. Sebagaimana firman Allah dalam suarat Al-Ahzab ayat 41

“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya”.

2) Untuk mencegah manusia dari perbuatan tercela Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Ankabut ayat 45

Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

3) Sebagai kafarat atas dosa-dosa yang telah dilakukan.

4) Sebagai disiplin waktu. Shalat adalah ibadah yang telah ditetapkan waktu-waktunya, sehingga untuk itu setiap mukmin wajib

memeliharanya. Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa’ ayat 103

“Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”.

5) Penyelamat manusia dari siksa Neraka8.

8

(23)

c. Fungsi Ibadah Shalat

Shalat lima kali sesuai dengan waktunya beserta pula jumlah rakaatnya merupakan suatu keharusan ruhiah sebagaimana yang telah disyariatkanNya. Allah itu tidak hanya sekedar dokter jiwa, bahkan Dia pencipta yang maha mengetahui dan pembuat kebijaksanaan.Waktu-waktu shalat adalah waktu terbaik bagi manusia yang harus dipelihara.Karena banyak sekali kebaikan-kebaikan yang didapat melalui shalat.

Makna ditentukan waktu-waktu shalat dan mengerjakannya didalam waktu yang berdekat-dekatan ini berfungsi untuk membaharui rasa tunduk, rasa takut, dan membaharui rasa kebesaran Allah, dengan mengulang-ulangshalat dalam sehari.9

Sehingga seorang muslim diharapkan memiliki rasa mawas diri dan dapat mengendalikan dirinya terhadap kepada hal-hal yang menjerumuskan dia dari larangan-larangan Allah. Dikarenakan ketika jika seseorang ingin mengerjakan suatu perbuatan yang tidak benar, dia akan ingat sebentar lagi akan mengerjakan shalat, dan akan membuatnya malu dan dengan keimanannya akan meninggalkan perbuatan tersebut.

Sebenarnya dengan shalat itu kita sedang melakukan introspeksi. Di samping introspeksi, shalat juga berfungsi sebagai sarana untuk memotivasi setiap langkah hidup kita, sekaligus alat bagi kita untuk mencegah perbuatan yang tidak benar.10

Hal ini sangat ditekankan sekali oleh Allah SWT, sehingga shalat ini dicanangkan sebagai perintah yang sangat penting sekali. Shalat juga merupakan ibadah yang sempurna. Jika Allah menyatakan bahwa Al Quran sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya, Islam sebagai penyempurna ajaran yang dibawa para nabi sebelumnya dan

9

Ahmad Riznanto, Keajaiban Shalat, (Jakarta: Pustaka Al Kausar, 2008 ), hal.41.

(24)

Nabi Muhammad sebagai Rasul yang menyempurnakan ajaran para nabi sebelumnya, maka ibadah shalat adalah ibadah yang sempurna.

Al Ghazali (dalam Rafi’udin & Zainuddin) memberikan penjelasan tentang makna batin yang dapat mengantarkan kepada kesempurnaan, sehingga diharapkan shalat berfungsi sebagai pencegah dari perbuatan keji dan munkar, penangkal dari segalakonflik kejiwaan sekaligus mendatangkan rasa aman dan tentram.11

d. Keutamaan/Hikmah Ibadah Shalat

Shalat dalam ajaran Islam mempunyai kedudukan yang sangat penting, terlihat dari pernyataan yang terdapat pada Alqur'an dan Sunah:

1) Shalat dinilai sebagai tiang agama

2) Shalat merupakan kewajiban yang pertama diturunkan atau diajarkaan kepada nabi

3) Shalat merupakan kewajiban universal, yang telah diwajibkan Allah kepada Nabi-Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW.

4) Shalat merupakan indikasi orang yang bertaqwa

5) Shalat merupakan ciri dari orang yang berbahagia memperoleh kemenangan, sebagaimana firman Allah:

“Sungguh beruntung orang-orang yang beriman (yaitu) orang yang khusyu' dalam shalatnya”.12

6) Shalat mempunyai fungsi untuk menjauhkan diri dari perbuatan keji dan munkar.

Sebagaimana yang telah diterangkan sebelumnya dimana Allah berfirman dalam surat Al Ankabut ayat 45 yang artinya:

11

Rafiudin dan Alim Zainuddin, Terapi Kesehatan Jiwa Melalui Ibadah Shalat, (Jakarta: Restu Ilahi, 2004), hal. 74

12

(25)

Bacalah kitab Alqur'an yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakan shalat sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (shalat) itu lebih besar keutamaannya dari ibadah yang lain. Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S. Al Ankabut: 45).13

Shalat seharusnya dikerjakan dengan sempurna baik rukun

maupun sunah-sunahnya dan orang yang mengerjakannya sudah

merealisasikan adab dhahir dan batinnya, salah satu adab dhahir shalat

adalah mengerjakannya dengan organ tubuh secara sempurna, sementara

adab batinnya adalah kekhusyu'an,

Dalam pembagian waktu shalat meyakini adanya hikmah yang terkandung di dalamnya, antara lain:

1) Shalat Subuh dikerjakan waktu fajar, agar manusia terbangun daritidurnya.

2) Shalat Zuhur dilaksanakan di siang hari, agar manusia ingat akanTuhan-Nya saat sedang asyik-asyiknya bekerja.

3) Shalat Asar dilaksanakan sore karena manusia semakin sibuk dengan urusan dunianya. Maka, Allah memintanya untuk mendirikan shalat.

4) Ketika waktu magrib menjelang, maka mulailah matahari terbenamyang menandakan waktu siang telah berakhir dan malam

akan segeramenjelang.

5) Shalat Isya’ manusia diminta melakukan refleksi diri tentang apa yangtelah dilakukannya seharian.

Dari perbedaan waktu shalat itu, jelas sekali bila Allah selalumengingatkan kita sebagai hambanya agar menyembah Tuhan yang telahmenciptakannya yang telah ditetapkan waktu-waktunya.

Sedangkan Menurut KH. Muhammad Rusli Amin,MA telah menjelaskanbahwa diantara hikmah shalat adalah:

1) Sebagai penghapus dosa-dosa manusia

2) Dijaga oleh malaikat dari hal-hal yang munkar

13

(26)

3) Dimohonkan ampunan dan rahmat Allah oleh para malaikat 4) Membangun kekuatan moral

5) Menghilangkan keluh kesah

6) Sebagai sarana meraih pertolongan Allah 7) Keselamatan dari adzab Allah

8) Menjadi pewaris surga firdaus.14

Begitu banyaknya hikmah yang didapatkan oleh setiap muslim yang melaksanakan ibadah shalat, tentunya akan menjadikan muslim tersebut semakin baik dan khusu’ dalam mengerjakan shalat, terutama shalat yang lima waktu.

2. Hakikat Disiplin Belajar Siswa

a. Pengertian Disiplin Belajar

Disiplin sangat diperlukan dalam aspek kehidupan manusia dan lingkungannya, disiplin bersifat universal. Secara etimologis disiplin berasal dari bahasa latin yaitu “discipline” yang mempunyai arti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, disiplin diartikan sebagai berikut :

“Latihan batin dan watak, dengan maksud supaya pembuatannya selalu mentaati tata tertib. Ketaatan pada peraturan dan tata tertib (dalam kemiliteran dan sebagainya)”.15

Soekanto mengatakan disiplin biasanya dikaitkan dengan “keadaan dimana perilaku seseorang mengikuti pola-pola tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu”16

Disiplin dalam hal ini dikatakan dengan hal-hal yang membatasi tingkah laku seseorang.

Seseorang yang berhasil atau berprestasi (berhasil usahanya, berhasil sekolah, berhasil mendidik anaknya) biasanya adalah mereka

14

Ahmad Riznanto, Keajaiban shalat, (Jakarta: Pustaka Al Kausar, 2008 ),hal. 45. 15

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), hal.208 16

(27)

yang memiliki disiplin. Soegeng mengatakan “disiplin biasanya dikaitkan dengan seseorang yang sehat dan kuat, biasanya memiliki disiplin yang baik, dalam arti mempunyai keteraturan dan ketertiban dalam menjaga dirinya, begitu pula dalam disiplin belajar”.17

Disiplin belajar berarti mempunyai keteraturan dan ketertiban dalam belajar, sehingga mencapai prestasi yang baik pula.

Ahli lain mengatakan disiplin sebagai “suatu peraturan yang harus dipatuhi”.18

Misalnya disiplin dalam belajar secara teratur. Webster seperti yang dikutib Sukardi mengatakan sebagai “sikap mental yang mengandung kerelaan untuk mematuhi suatu ketentuan dan peraturan atau norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab”.19

Seseorang dikatakan disiplin apabila ia mampu mengarahkan tingkah lakunya sesuai dengan kebutuhan dan tidak bertentangan dengan pola tingkah laku. Disiplin juga mengandung arti sama dengan pendidikan dan latihan. Dalam hal ini dimulai dari adanya usaha dari tiap individu itu sendiri untuk melakukan suatu tugas, artinya seseorang dikatakan disiplin apabila ia mampu mengarahkan dan mengendalikan tingkah lakunya sesuai dengan norma dan peraturan yang berlaku di luar dirinya.

Pengertian disiplin dari sudut pandang etika menurut Joohn Macquarrie seperti yang dikutib oleh Wibisono, yaitu:

Disiplin mempunyai dua pengertian, pertama bisa berarti pemeliharaan standar-standar tertentu atas suatu perbuatan melalui hukuman yang tepat, atau yang kedua dapat berarti pelatihan terhadap orang sehingga mereka berlaku sesuai dengan standar-standar tertentu.20

17

Soegeng Prijodarminto, Disiplin Kiat Menuju Sukses (Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 1999), hal. 3

18

Slamet Imam Santoso, Pembinaan Watak Tugas Utama Pendidikan (Jakarta: UI Press, 2000), hal. 204

19Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional, 2001), hal.30

20

(28)

Jadi dengan demikian secara implisit disiplin mengandung dua pengertian, yaitu disiplin sebagai suatu rangkaian perbuatan atau pola tingkah laku dan disiplin sebagai suatu rangkaian pengaturan yang bertujuan. Disiplin yang dimiliki siswa tidak tumbuh dengan sendirinya melainkan di bentuk dan dikembangkan melalui suatu proses pelatihan dan pendidikan.

The Liang Gie, mengemukakan bahwa disiplin adalah “suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan rasa senang hati”.21

Sedangkan Bond (dalam Ali Imron) mendefinisikan disiplin: Sebagaiproses pengarahan (pengendalian keinginan, dorongan, atau kepentingan) guna mencapai maksud. Disiplin juga merupakan upaya mencari tindakan disiplin dengan ulet, lahir dan diarahkan sendiri, walaupun menghadapi rintangan. Dalam disiplin juga terdapat upaya pengendalian tingkah laku secara langsung dan otoriter dengan hukuman atau kaidah.22

Hal ini berarti bahwa seseorang dikatakan berdisiplin kalau memiliki kemampuan mengendalikan tingkah laku. Kemampuan ini berasal dari dalam diri subjek itu sendiri, sehingga dengan pengendalian ini dia mampu menyesuaikan tingkah lakunya dengan norma atau peraturan yang berlaku.

Untuk membiasakan seseorang berperilaku sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku tidaklah mudah, karena harus

didahului dengan latihan.

Teori Pavlov mengatakan bahwa “Untuk menerapkan kebiasaan harus didasarkan latihan, pendidikan dan pendisiplinan. Untuk itu tidak berlangsung secara singkat, akan tetapi sebagai mata rantai yang panjang.23

21

The Liang Gie, Cara Belajar yang Efisien, (Yogyakarta: Liberty,2002), hal..90 22

Ali Imron, Pembinaan Guru di Indonesia, (Jakarta: Pustakan Jaya. 2003), hal.128 23

(29)

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Atjo Lapo yang menyatakan bahwa disiplin itu sendiri akan terbentuk melalui tiga tahapan, yaitu:

1)Melalui pendidikan, artinya pemberian pengetahuan tentang aturan dan prinsip yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

2)Pemberian latihan dan komunikasi, artinya dengan pemberian contoh dan teladan.

3)Pemberian reinforcement, artinya barang siapa yang berlaku baik mendapat pujian dan penghargaan sedangkan yang melanggar dikenakan hukuman atau sanksi24.

Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa disiplin

tidak dapat tumbuh dengan sendirinya. Melainkan harus melalui pembinaan yang dilakukan dengan secara sadar dan berkesinambungan.

Seseorang dikatakan memiliki disiplin diri apabila ia mampu mengarahkan tingkah lakunya sesuai dengan kebutuhannya dan selaras dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Sedangkan disiplin sosial mengacu pada pengarahan dan pengendalian tingkah laku seseorang yang tidak berasal dari dalam individu yang bersangkutan akan tetapi datang dari luar dirinya seperti keluarga, masyarakat, atau aparat penegak hukum.

Kedisiplinan adalah bagian yang sangat kuat dari masa lalu kita, dansebagai orang tua pasti mengacu kembali pada pola masa kecil atautersedot kearah yang berlawanan.Secara formal anak-anak meminta kitauntuk mendisiplinkan mereka jarang sekali yang tenang atau kondusifuntuk merenung.25

Dalam pembinaan disiplin anak ada tiga elemen yang harus diperlukan yaitu:

24

Atjo Lapo, Disiplin Tanpa Hukum, (Bandung: Remaja Karya, 2003), hal.246 25

(30)

1) Pendidikan. Anak diajarkan mengenal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Ini sangat perlu karena manusia tidak dilahirkan dengan suatu bekal pengetahuan. Orang tua dan guru bertanggung jawab memberikan pengetahuan mengenai apa yan diharapkan diharapkan oleh seseorang.

2) Penghargaan. Penghargaan berupa pujian, hadiah atau perlakuan khusus setelah anak melakukan sesuatu dan tidak mencoba melakukan apa yang diharapkan atau diinginkan orang tua dari seorang anak.

3) Hukuman.Hukuman hanya boleh diberikan bila anak melakukan kesalahan dengan sengaja.

Berapapun usia anak, ketiga elemen diatas harus disertakan

dalam latihan kedisiplinan.Elemen pertama dan kedua ditekankan bila anak masih berusia dini, sedangkan unsur ketiga diterapkan saat anak sudah lebih besar.Disiplin itu perlu dalam mendidik anak supaya anak dengan mudah:

1) Meresapkan pengetahuan dan pengertian sosial antara lain mengenai hak milik orang lain

2) Mengerti dan segera menurut untuk menjalankan kewajiban dan secara langsung mengerti larangan-larangan

3) Mengerti tingkah laku yang baik dan buruk

4) Belajar mengendalikan keinginan dan berbuatsesuatu tanpa merasa terancam oleh hukuman

5) Mengorbankan kesenangan sendiri tanpa peringatan dari orang lain.

(31)

b. Tujuan dan Manfaat Disiplin Belajar

Menerapkan kebiasaan disiplin belajar anakmemiliki tujuan yang antara lainadalah mengajar mengendalikan diri dengan mudah, menghormati dan mentaati peraturan. berkaitan dengan hal tersebut diatas,Singgih mengungkapkan beberapa tujuan disiplin belajar anak menerangkan sebagai berikut:

1) Menerapkan pengetahuan dan pengertian sosial antara lain mengenal hak milik orang lain;

2) Mengerti dan segera menurut untuk menjalankan kewajiban dan merasa mengerti larangan-larangan.

3) Mengerti tingkah laku yang baik dan tidak baik.

4) Belajar mengendalikan diri, keinginan dan berbuat sesuatu tanpa

merasa terancam oleh hukuman.

5) Mengorbankan kesenangan sendiri tanpa peringatan dari orang lain. 26

Mengajarkan disiplin pada anak adalah kewajiban. Bila tidak diajarkan kedisiplinan, anak yang tumbuh dewasa akan merepotkan orang tua. Dalam penerapanya disiplin dengan proses kegiaan belajar anak di sekolah ada beberapa manfaat yang akan diperoleh, yaitu:

1) Menumbuhkan kepekaan 2) Menumbuhkan kepedulian 3) Mengajarkan keteraturan 4) Menumbuhkan ketenangan 5) Menumbuhkan sikap percaya diri 6) Menumbuhkan kemandirian

Jadi dalam menanamkan pendidikan pada anak perlu menanamkan pendidikan kedisiplinan, artinya menumbuhkan dan

26

Gunarso D. Singgih, Psikologi Remaja, (Jakarta: Gunung Mulia, 2003), hal. 56 27

(32)

mengembangkan pengertian-pengertian yang berasal dari luar yang merupakan proses untuk melatih dan mengajarkan anak bersikap dan bertingkah laku sesuai harapan.

c. Ruang Lingkup Disiplin Belajar

Disiplin belajar memiliki cakupan yang cukup luas, dalam aplikasinya memilki ruang lingkup tersendiri agar pada hakikatnya mampu dipahami. Ruang lingkup disiplin belajar mencakup:

1) Disiplin siswa dalam menentukan dan menggunakan cara ataustrategi belajar.

Keberhasilan siswa dalam studinya dipengaruhi oleh carabelajarnya. Siswa yang memiliki cara belajar yang efektif memungkinkan untuk mencapai hasil atau prestasi yang lebih

tinggidari pada siswa yang tidak mempunyai cara belajar yang efektif.Untuk belajar secara efektip dan efisien diperlukan kesadarandan disiplin tinggi setiap siswa.Belajar secara efektif dan efisiendapat dilakukan oleh siswa yang berdisiplin. Siswa yang memilikidisiplin dalam belajarnya akan berusaha mengatur dan menggunakanstrategi dan cara belajar yang tepat baginya. Jadi langkah pertamayang perlu dimiliki agar dapat belajar secara efektip dan efisienadalah kesadaran atas tanggung jawab pribadi dan keyakinan bahwabelajar adalah untuk kepentingan diri sendiri, dilakukan sendiri dantidak menggantungkan nasib pada orang lain.Hal ini sejalan dengan pendapat yang menyatakan belajar akanlebih berhasil apabila kita memiliki:1. Kesadaran atas tanggung jawab belajar,2. Cara belajar yang efisien,3. Syarat-syarat yang diperlukan.28

Selain memiliki strategi belajar siswa yang tepat, siswa jugaperlu memperhatikan metode atau cara yang harus dilakukan untukmencapai tujuan dalam belajarnya. Seperti yang kita ketahui

28

(33)

belajarbertujuan untuk mendapat pengetahuan, sikap, kecakapan danketerampilan. Cara yang demikian itu jika dilakukan dengan penuhkesadaran dan disiplin tinggi maka akan menjadi suatu kebiasaan,dan kebiasaan dalam belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar.

Uraian tersebut sejalan dengan pendapat Slameto yang mengatakan bahwa: “kebiasan belajar mempengaruhi belajar antaralain dalam hal pembuatan jadwal belajar dan pelaksanaannya,membaca dan membuat catatan, mengulangi pelajaran konsentrasiserta dalam mengerjakan tugas.29Jadi siswa yang pada dirinyatertanam sikap disiplin akan selalu mencari dan menentukan carabelajar yang tepat baginya.

2) Disiplin terhadap pemanfaatan waktu. a) Cara mengatur waktu belajar.

Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh pelajar atausiswa adalah banyak pelajar atau siswa yang mengeluh kekuraganwaktu untuk belajarnya, tetapi mereka sebenarnya kurang memilikiketeraturan dan disiplin untuk mempergunakan waktu secara efisien.Banyak waktu yang terbuang-buang disebabkan karna mengobrolomongan-omongan yang tidak habis-habisn.Sikap yang demikianitu harus ditinggalkan oleh siswa karena yang demikian itu tidakbermanfaat baginya.Keterampilan mengatur waktu merupakan suatu keterampilanyang sangat penting, bahkan ada ahli keterampilan studi yang berpendapat bahwa “keterampilan mengelola waktu danmenggunakan waktu secara efisien merupakan hal yang terpentingdalam masa studi maupun seluruh kehidupan siswa”.30

29

Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,1995), hal. 82.

30

(34)

Tidak dapat dipungkiri bahwa orang-orang yang berhasil mencapaikesuksesan dalam hidupnya adalah orang-orang yang hidup teraturdan berdisiplin memanfaatkan waktunya.Dalam ajaran Islamdisiplin dalam pemanfaatan waktu sangat dianjurkan, disiplin bukanhanya dalam pemanfaatan waktu belajar saja, tetapi disiplin perlujuga dilakukan oleh setiap orang dalam setiap waktu dankesempatan.Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa penggunaan ataupamanfaatan waktu dangan baik menumbuhkan disiplin dalammempergunakan waktu secara efisien.

b) Pengelompokan waktu.

Banyak siswa yang belajarnya kurang dapat memanfaatkanwaktunya dengan sebaik-baiknya karena tidak membagi-bagiwaktunya untuk macam-macam keperluan, oleh karena itu, berbagaisegi dan teknik untuk mengatur pemakaian waktu perlu dipahamisebagai langkah untuk mengembangkan keterampilan mengelolawaktu studi.

Penjatahan waktu belajar.Setiap siswa perlu mengadakan prinsip belajar secara taratur, dan untuk belajar secara teratur setiap hari harus mempunyairencana kerja. Agar siswa tidak bayak membuang waktu untukmemikirkan mata pelajaran yang akan dipelajari suatu saat dan apayang harus dikerjakannya. Disiplin terhadap tugas.Hal tersebut mencakup pada mengerjakan tugas rumah, mengerjakan tugas di sekolah.31

c) Disiplinterhadaptatatertib.

Didalam proses balajar mengajar, disiplin terhadap tata tertibsangat penting untuk diterapkan, karena dalam suatu sekolah tidakmemiliki tata tertib maka proses belajar mengajar

31

(35)

tidak akanberjalan dengan lancar sesuai dengan rencana. Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa:

“Peraturan tata tertib merupakan sesuatu untuk mengatur prilakuyang diharapkan terjadi pada diri siswa”32

Antara peraturan dantata tertib merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkansebagai pembentukan disiplin siswa dalam mentaati peraturan didalam kelas maupun diluar kelas.

Dengan demikian untuk terciptanya disiplin yang harmonis dan terciptanya disiplin dari siswa dalam rangka pelaksanaan peraturan dan tata tertib dengan baik, maka di dalam suatu lambaga atau lingkungan sekolah perlu

menetapkan sikap disiplin terhadap siswa, agar tercipta proses belajar mengajar yang baik.

d. Cara Menumbuhkan Disiplin Belajar

Disiplin belajar siswa yang baik menunjang peningkatan

prestasi belajar dan perkembangan perilaku yang positif. Langkah represif sudah berurusan dengan siswa yang telah melanggar tata tertib sekolah. Upaya tersebut merupakan langkah pemulihan memperbaiki, meluruskan, menyembuhkan perilaku yang salah dan tidak baik. Langkah-langkahnya sebagai berikut :

1) Preventif

Langkah preventif merupakan langkah-langkah yang diambil untuk mencegah siswa yang berbuat hal-hal yang dikategorikan melanggar tata tertib sekolah secara positif langkah ini untuk mendorong siswa mengembangkan ketaatan dan kepatuhan terhadap tata tertib sekolah.

32

(36)

a) Menjelaskan kepada orang tua dan siswa mengenai tata tertib sekolah berupa tuntutan dan sanksi.

b) Meminta dukungan orang tua dan siswa untuk berkomitmen mematuhi dan mentaati tata tertib sekolah.

c) Memanfaatkan kesempatan upacara bendera untuk memberi pengarahan berkenaan pengembangan dan pemantapan K-5 (keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kekeluargaan). d) Meyakinkan siswa bahwa disiplin individu sangat penting bagi

keberhasilan sekolah dan pengembangan kepribadian yang baik.

e) Membentuk kegiatan ekstrakurikuler agar banyak waktu siswa dimanfaatkan untuk kegiatan yang positif.

f) Secara berkala mengadakan razia terhadap barang yang dipakai, di bawa siswa ke sekolah.

g) Mengadakan pendekatan personal terhadap siswa-siswa yang diamati berpotensi, bermasalah dalam disiplin.

h) Kepala sekolah dan guru-guru memberi teladan yang baik tentang perilaku disiplin dalam ketaatan dan kepatuhan.

i) Menerapkan disiplin sekolah secara konsisten dan konsekuen. j) Memberi penghargaan kepada siswa yang berprestasi di

sekolah dan di luar sekolah.

k) Meminta siswa menjaga nama baik sekolah terutama di dalam dan di luar sekolah.

2) Reprensif

Langkah reprensif merupakan langkah yang diambil untuk menahan perilaku melanggar disiplin sesering mungkin atau untuk menghalangi pelanggaran yang lebih berat lagi. Atau langkah menindak dan menghukum siswa yang melanggar disiplin sekolah.

(37)

berupa:nasehat dan teguran lisan, teguran tertulis, dan hukuman disiplin ringan, sedang atau berat.

Sanksi disiplin yang diberikan harus manusiawi dan memperhatikan martabat siswa. Sanksi tidak dapat dilakukan dengan semena-mena sesuai selera. Namun perlu dilakukan sesuai dengan standar dan aturan yang berlaku. Sanksi perlu adil sesuai dengan kesalahan yang bertujuan untuk mendidik. Jangan sampai siswa merasa diperlakukan secara tidak manusiawi oleh yang memberikan hukuman.

Saat guru atau orang tua berhadapan dengan siswa atau anak yang melanggar peraturan yang sudah dibuat dan diketahui kerap kali terbawa dalam sikap yang sangat emosional. Apalagi

bila pelanggaran itu terjadi berulang-ulang oleh siswa yang sama. Kadang-kadang muncul kata-kata yang kurang baik dan bijak. Bahkan kadang muncul perbuatan dan tindakan yang kurang terpuji. Hukuman yang diberikan menjadi tidak logis terbawa oleh emosi. Sebab itu, bila ada yang melanggar aturan sebaiknya dihadapi dengan hati dan kepala yang dingin, tidak panas. Lalu juga memperhatikan prinsip-prinsip pemberian hukuman yang sesuai dengan kaidah-kaidah pendidikan. Agar hukuman itu lebih memberi dampak positif.

Berhubungan dengan hukuman tersebut, kita perlu memperhatikan prinsip-prinsip dalam pemberian hukuman. Menurut Maman Rachman (dalam Tulus Tu,u,) prinsip-prinsipnya antara lain:

a) Berikan alasan dan penjelasan mengapa hukuman diberikan. b) Hindari hukuman yang bersifat badaniah.

c) Hindari penghukuman pada saat marah atau emosional.

d) Jangan menghukum kelompok atau kelas apabila kesalahan dilakukan satu orang.

(38)

f) Yakinilah bahwa hukuman sesuai dengan kesalahan. g) Jangan menggunakan standar hukuman ganda. h) Jangan benci dan dendam.

i) Konsisten dan konsekuen dengan hukuman. j) Jangan mengancam sesuatu yang mustahil. k) Jangan menghukum sesuai selera.33

Penerapan peraturan sekolah dan sanksi terhadap siswa yang melanggar peraturan sekolah harus dilakukan secara konsisten dan konsekuen. Artinya tidak berubah-ubah sesuai keadaan dan selera. Bertindak semena-mena dan sewenang-wenang akan tetapi tindakan yang diambil harus sesuai dengan apa yang dikatakan dan disusun dalam peraturan yang berlaku. Menurut

Harris Clemes dan Reynold Bean (dalam Tulus Tu,u,) pentingnya sikap konsisten disebabkan sebagai berikut:

a) Sikap konsisten menunjukkan penerapan disiplin tidaklah main-main. Berlaku sesuai ucapan atau aturan yang ada. b) Penerapan aturan dan hukuman yang konsisten sangat besar

pengaruhnya pada anak dibanding kebimbangan dan hukuman yang kejam.

c) Sikap konsisten akan menolong dan membuat anak merasa terlindungi.

d) Penerapan disiplin yang konsisten akan menghasilkan ketertiban yang baik.

e) Sikap tidak konsisten akan mengkhawatirkan anak-anak sebab mereka tidak tahu tindakan apa yang akan diberikan bagi yang melanggar.

f) Sikap tidak konsisten dapat menimbulkan perlawanan dan kemarahan anak.34

33

Tulus Tu,u,Peranan Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. (Jakarta: Grafindo, 2004), hal.60.

34

(39)

3) Kuratif

Langkah ini merupakan upaya memulihkan, memperbaiki, meluruskan atau menyembuhkankesalahan-kesalahan dan perilaku-perilaku salah yang bertentangan dengan disiplin sekolah. Siswa yang telah melanggar ketentuan sekolah dan telah diberi sanksi. Disiplin perlu dibina dan dibimbing oleh guru-guru. Kesalahan tidak hanya di jawab dengan hukuman, tetapi dilanjutkan dengan pembinaan dan pendampingan. Siswa ditolong memperbaiki, mengubah tingkah lakunya yang salah atau ada diantara mereka yang terluka batin karena masalah disiplin tersebut. Siswa yang melanggar disiplin disebabkan oleh problem internal yang ada dalam dirinya. Siswa-siswa ini perlu secara khusus di bina dan di

bimbing agar mengalami pemulihan dan penyembuhan luka-luka batin tersebut. Yang dapat berperan disini adalah guru-guru, bimbingan penyuluhan, wali kelas dan bidang ketertiban atau kesiswaan.

(40)

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Oleh sebab itu penulis beranggapan bahwa tingkat kedisiplinan belajar siswa harus ditanamkan sejak dini agar tercapainya tujuan yang diinginkan.

Disiplin merupakan suatu proses belajar, perlu adanya upaya dari orang tua. Hal ini dapat dilakukan dengan cara:

1) Melatih anak untuk berdisiplin

2) Membiasakan diri berperilaku sesuai nilai-nilai moral dan etika

3) Adanya kontrol orang tua dalam mengembangkan disiplin anak.

Ketiga upaya ini dinamakan kontrol ekternal.Kontrol yang berisonansi dan keterbukaan ini memudahkan anak untuk menginternalisasi nilai-nilai moral.Kontrol eksternal ini dapat menciptakan dunia kebersamaan yang menjadi syarat esensial terjadinya penghayatan antara orang tua dan anak.

e. Korelasi Kedisiplinan Pelaksanaan Ibadah Shalat dengan

Kedisiplinan Belajar Siswa

Shalat yang dilakukan dengan tepat waktu dan khudhu' akan menghasilkan penuhnya hati kita dengan kehadiran Allah.

Firman Allah:

“Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua hati dalam rongga dada”.(Q.S. Al Ahzab: 4)35

Jika hati seseorang telah dipenuhi dengan kehadiran Allah SWT, maka tak akan ada lagi tempat bagi sesuatu yang lain yang tak sejalan

35

(41)

dengan kehendak Allah SWT. Yakni tak akan ada lagi kecendrungan kepada hal-hal keduniawian yang bisa mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar perintah dan laranganNya sejalan dengan itu , shalat yang dilakukan dengan konsisten dan berdisiplin akan selalu memelihara " kesadaran akan Tuhan "dalam diri kita.Yakni perasaan bahwa kita terus menerus berada dalam pengawasan Allah SWT. Pendeknya shalat yang benar akan membersihkan hati dan dari hati yang bersih tak akan keluar perbuatan yang tercela, kecuali hal-halyang bersih dan baik.

Hubungan pelaksanaan ibadah shalat dengan kedisiplinan siswa sangat erat sekali terutama dalam kedisplinan waktu .Waktu merupakan rangkaian saat moment, kejadian, batas awal dan akhir peristiwa.Waktu itu

adalah salah satu dari titik sentral kehidupan, seseorang yang menyia-nyiakan waktu pada hakikatnya dia sdang mengurangi makna hidupnya. Waktu merupakan cakrawala yang membentang netral dan sekaligus sebagai batas ketentuan, patokan, target atau kewajiban-kewajiban yang harus diselesaikan atau dicapai oleh seseorang. Niali-nilai yang terkandung didalam waktu akan menjadi alat pemicu dirinya untuk menampilkan wajahseseorang yang berdisiplin dengan waktu.36

Sebagaimana firman Allah:

Selanjutnya apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu)ingatlah Allah ketika kamu berdiri, pada waktu duduk dan ketika berbaring kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka laksanakanlah shalat itu

36

(42)

(sebagaimana biasa ) sungguh shalat itu adalahkewajiban yang ditentukan waktu atas orang-orang yang beriman.(Q.S. An Nisa:103)37

Pada tataran praktis siswa diajarkan untuk membiasakan perbuatan baik dan menjauhi keburukan. Dengan melaksanakan shalat seseorang secara otomatis ia akan membiasan prilaku terpuji terutama disiplin waktu

dengan cacatan shalat yang ia lakukan bermakna dalam kehidupan.Untuk itu pihak penyelenggara sekolah sepantasnya menyediakan ruangan dan waktu untuk siswa melaksanakan salat secara berjamaah.

Dengan melaksanakan shalat berjama’ah minimal Zuhur dan Ashar karena kedua waktu shalat ini masih dalam waktu pembelajaran, atau shalat Duha, siswa siswi dididik beradaptasi dengan lingkungan sosialnya, pada saat salat berjama’ah mereka dapat belajar bagaimana berkata yang baik, bersikap sopan dan santun, menghargai saudaranya semuslim, dan terjalinnya tali persaudaraaan.

Bila susasana seperti ini telah dibiasakan mereka tidak akan gagap menghadapi kehidupan di masyarakat. Bahkan mereka dapat menjadi tauladan bagi masyarakatnya.

Shalat dilakukan 5 kali sehari semalam ialah membiaskan umat manusia untuk hidup bersih dengan symbol wudhu, disiplin waktu dengan ditandai adzan disetiap waktu shalat, bertanggung jawab dengan simbol pengakuan di dalam bacaan doa iftitah “sesungguhnya salatku, ibadahku, hidup dan matiku untuk Allah”, doa ini memberikan isyarat berupa

tanggung jawab atas anugrah yang Allah telah berikan.

Pada saat ruku’ dan sujud umat muslim diajarkan untuk bersikap rendah hati sikap rendah hati inilah merupakan awal kemulian seseorang. Di dalam hadits Qudsi Allah berfirman:

“Tidaklah aku menerima salat setiap orang, Aku menerima slat dari orang yang merendah demi ketinggianku, berkhusyuk demi keagunganku, mencegah nafsunya demi larangku, melewatkan siang dan malam dalam mengingatku, tidak terus menerus dalam pembangkanagan terhadapku, tidak bersikap angkuh terhadap

37

(43)

mahlukku, dan selalu mengasihani yang lemah dan menghibur orang miskin demi keridhoanku. Bila ia memanggilku, aku akan memberinya. Bila ia bersumpah dengan namaku aku akan membuatnya mampu memenuhinya. Akan aku jaga ia dengan kekuatanku dan kubanggakan dia diantara malaikatku. Seandainya aku bagi-bagikan nurnya untuk seluruh penghuni bumi, niscaya akan cukp bagi mereka. Perumpamaannya seperti surga firdaus, bebuahannya tidak akan rusak dan kenikmatannya tidak akan sirna” (H.R. Muslim)38

Dari matan hadis ini dapat penulis pahami bahwa, pelaksanaan salat tidak hanya sekedar melaksanakan kewajiban pada waktu-waktu salat, melainkan tetap memaknai salat sepanjang aktivitas sehari-hari.

Imam fachrurrazi menjelaskan kata shalatihim daaimuun ialah orang-orang yang menjaga salat dengan menunaikannya diwaktunya masing-masing dan memperhatikan hal-hal yang terkait dengan kesempurnaan salat. Hal-hal tersebut baik yang dilakukan sebelum salat dan setelah salat.Metode pembiasaan ini perlu diterapkan oleh guru dalam proses pembentukan karakter, bila seorang anak telah terbiasa dengan sifat-sifat terpuji, impuls-impuls positif menuju neokortek lalu tersimpan

dalam system limbic otak sehingga aktivitas yang dilakukan oleh siswa tercover secara positif.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Untuk mendapatkan hasil yang tepat dan kepercayaan yang kuat tentang penulisan skripsi ini, maka diperlukan perbandingan dari hasil-hasil penelitian yang relevan, yang berkaitan dengan judul skripsi penulis, antara lain penelitian yang berjudul:

1. “Hubungan shalat subuh berjamaah dengan disiplin santri di Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Huda Balungbang Petir Serang Banten”. yang telah dilakukan oleh Hasan Basri.

Berdasarkan hasil penelitian pada interpretasi secara sederhana di

dapatkan korelasi yang positif dan signifikan antara shalat subuh berjamaah

38

(44)

(variabel X) dengan disiplin santri (variabel Y). Dalam interpretasi dengan

menggunakan tabel nilai r product moment, ternyata atau lebih besar dari

ataubaik pada taraf signifikasi 5% (0,325) maupun 1% (0,250), yaitu

(0,439>0,325/0,250).Ini berarti bahwa terdapat hubungan/korelasi yang positif

dan signifikan antara shalat subuh berjamaah dengan disiplin santri. Semakin

tinggi tingkat shalat subuh berjamaah santri semakin tinggi pula tingkat disiplin

santri Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Huda Balungbang Sanding Petir

Serang Banten.

2. Kusmiyatun, Semarang dalam skripsinya berjudul “Hubungan Shalatdengan akhlak siswa di SD Salaman Mloyo Kecamatan Semarang Barat”.

Dalam penelitiannya dia menyimpulkan :1) Pelaksanaan shalat di SD Salaman Mloyo 01 Kecamatan SemarangBarat itu termasuk dalam kategori amat baik, dengan angket yangdisebarkan bahwa pelaksanaan shalat para siswa rata-ratanya 58,82.Demikian juga dalam penelitian akhlak di SD Saslaman Mloya 01Kecamatan Semarang Barat dapat dikategorikan amat baik, dengan nilairata-ratanya 63,20.2) Dari hasil analisis kuantitatif menunjukkan bahwa pelaksanaan shalatlima waktu siswa SD Salaman Mloyo 01 mempunyai hubungan yangcukup kuat dengan akhlak siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan hasilkoefisien korelasi product moment yang didapat 0,309.Angka tersebutlebih besar dari angka yang ada pada tabel untuk taraf signifikansi 5%(0,279) dan, sedangkan untuk taraf signifikansi 1% (0,361) korelasinyamendekati signifikan.

Dari dua kajian yang relevan di atas terdapat persamaan dan perbedaan dengan skripsi penulis yang antara lain:

(45)

b. Sedangkan pada skripsi yang kedua persamaannya terletak pada variable pelaksanaa shalat secara umum. Sedangkan perbedaanya terletak pada indikator variable Y, dimana skripsi pembanding variable akhlak siswa, sedangkan peneliti menggunakan variable disiplin belajar siswa.

C. Kerangka Berfikir

Ibadah shalat adalah tiang agama yang merupakan ibadah wajib untuk dikerjakan. Pelaksaan dalam menjalankannya sudah ditentukan waktu masing-masingnya, baik shalat wajib maupun shalat sunah. Bila manusia yang beragama Islam telah masuk pada kriteria baligh, tidak laki-laki maupun perempuan, harus melaksanakannya. Pengaplikasian pelaksanaan ibadah shalat dalam Pendidikan Agama Islam, sudah diajarkan oleh guru sejak usia dini memasuki sekolah dasar.

Guru pelajaran Pendidikan Agama Islam, haruslah tepat dalam memilih metode pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi pelaksanaan ibadah shalat, agar siswa mampu mempraktekkan dan

membiasakan sejak dini dalam mengerjakan ibadah shalat. Shalat adalah salah satu ibadah yang dikerjakan sesuai dengan aturan, baik tata cara, bacaan,

maupun waktunya. Hal inilah yang membentuk manusia muslim menjadikannya lebih terlatih dan terdidik dalam menanamakan karakter disiplin. Jika hal ini diajarkan kepada siswa sesuai dengan kaidah maupun aturan yang tepat di sekolah, maka setiap siswa akan mempunyai karakter disiplin yang baik, terutama disiplin dalam belajar.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diduga adanya hubungan yang positif antara pelaksanaan ibadah shalat dengan disiplin belajar siswa kelas IV di SDN Cikokol 4 Tangerang.

D. Hipotesis Penelitian

(46)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan Sekolah Dasar Negeri Cikokol 4 Tangerang.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester II (genap) selama tiga bulan terhitung dari bulan Januari sampai bulan Maret 2014.Karena pada bulan-bulan tersebut merupakan masa belajar efektif sehingga memudahkan peneliti untuk menjaring data dan informasi dari responden.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Survei dengan pendekatan korelasi yang merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara variabel bebas (pelaksanaan ibadah shalat) dengan variabel terikat (disiplin belajar siswa).

Metode survei bertujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang objek yang diteliti, menjelaskan hubungan-hubungan dari beberapa variabel yang kedudukannya masing-masing sudah diuraikan dalam rangka berpikir teoretis1.

Adapun alasan peneliti untuk menggunakan metode survei dengan pendekatan korelasional ini adalah karena :

1. Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai, yaitu dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan/ korelasional antara dua variabel yakni variabel bebas (pelaksaaan ibadah shalat) yang mempengaruhi dan

1

Yayah K. Wargono, Metode Penelitian Sosial Ekonomi (Himpunan Makalah), (Jakarta: Dikti, 2006), hal. 34.

(47)

diberi simbol X dengan terikat (disiplin belajar siswa) yang dipengaruhi dan diberi symbol Y.

2. Penelitian ini tidak menuntut subjek penelitian yang terlalu banyak. 3. Perhatian peneliti ditinjau pada variabel yang dikorelasikan.2

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuan/individu) yang karakteristiknya hendak diduga. Populasi penelitian adalah seluruh siswa SDN

Cikokol 04 Tangerang tahun ajaran 2013-2014 yang berjumlah 450 siswa. Sampel yang diambil yaitu dari kelas IV SD, dengan jumlah sampel sebanyak 36 siswa.Yang terdiri atas 22 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengambilan sampel secara purposive random sampling, yaitu mengambil sampel berdasarkan ciri-ciri khusus yang telah ditentukan.3 Purposive random sampling juga digunakan untuk penelitian dengan tujuan khusus, sedangkan yang dimaksud tujuan khusus di sini adalah dimana siswa kelas 4 Sekolah Dasar Negeri Cikokol 04 Tangerang pada angkatan tahun ajaran 2013/2014 selain merupakan siswa dengan keseluruhan menganut agama Islam, juga masih memiliki tingkat kedisiplinan yang rendah dan pelaksanaan ibadah shalat yang masih malas-malasan. Di samping itu pula, karena penulis mengajar di sekolah yang sama.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan meggunakan angket (skala likert), Peneliti merasa perlu untuk menggunakan angket ini yaitu untuk mengetahui pelaksanaan ibadah shalat dan kedisiplinan

belajar dengan mengumpulkan data dari obyek yang telah direncanakan dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara tertulis yang harus dijawab oleh responden dengan memilih daftar isian tersebut.

2

Suharsimi Arikunto, Manejemen Penelitian (Jakarta: Dikti, 2006), hal. 309. 3

(48)

Angket dibuat dengan menggunakan jenis skala perilaku dan disusun oleh peneliti mengenai pelaksanaan ibadah shalat siswa dan disiplin belajar siswa, yang menyediakan empat alternatif jawaban yaitu S (selalu), SR (sering), KD (kadang-kadang), TP (tidak pernah). Dan setiap jawaban bernilai 1 sampai 4 sesuai dengan tingkat jawabannya.

Jawaban-jawaban sebagai berikut : 1. Alternatif jawaban A diberi skor 4 2. Alternatif jawaban B diberi skor 3

3. Alternatif jawaban C diberi skor 2 4. Alternatif jawaban D diberi skor 14

Untuk lebih jelasnya lihat tabel alternatif jawaban angket variabel pelaksanaan ibadah shalat dan disiplin belajar siswa berikut ini:

Tabel III.1

Alternatif Jawaban Variabel X dan Y

Untuk variabel X yaitu pelaksanaan ibadah shalat, diukur dengan menggunakan angket model skala likert sebanyak 30 butir pertanyaan yang mencerminkan indikator: ketepatan waktu, keaktifan, rutinitas, dan pelaksanaan ibadah shalat ashar. Indikator-indikator dari pelaksanaan ibadah shalat dapat dilihat pada tabel III. 1.

Adapun kisi-kisi angket dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

4

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hal. 242

No. Alternatif Jawaban Bobot Skor (+) Bobot Skor (-)

1. S = (Selalu) 4 1

2. SR = (Sering) 3 2

3. KD = (Kadang-Kadang) 2 3

(49)

Tabel III.2

Kisi-kisi Angket Variabel X (Pelaksanaan Ibadah Shalat)

No. Indikator Pernyataan

Positif Negatif

1. Ketepatan waktu 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8 3

2. Keaktifan 9, 10, 12, 13, 14, 15 11

3. Rutinitas 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23 17

4. Pelaksanaan 22, 23, 24, 26, 27, 29, 30 25, 28

Jumlah 25 5

Sedangkan variabel disiplin belajar siswa, diukur juga dengan menggunakan angket skala likert sebanyak 30 butir persyaratan yang mencerminkan indikator: mematuhi tata tertib sekolah, berusaha dan ulet, tertib dan teratur terhadap diri sendiri, bekerja atas kemauan sendiri.

Tabel III.3

Kisi-kisi Angket Variabel Y (Disiplin Belajar Siswa)

No. Indicator Pernyataan

Positif Negatif 1. Mematuhi tata tertib sekolah 1, 2, 3, 5, 7, 8 4, 6

2. Berusaha dan ulet 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16 12

3. Tertib dan teratur terhadap diri sendiri

17, 18, 19, 20, 21, 22 23

4. Bekerja atas kemauan sendiri 24, 25, 26, 28, 29, 30 27

Jumlah 25 5

E. Instrumen Penelitian

(50)

pada indikator-indikator pada masing-masing variable seperti terlihat pada tabel III.1 dan III.2 yang disebut sebagai konsep instrumen untuk mengukur variabel pelaksanaan ibadah shalat dan variabel disiplin belajar siswa.

Tahap selanjutnya, konsep instrumen dikonsultasikan pada dosen pembimbing berkaitan dengan validitas konstruk yaitu sejauh mana butir-butir instrumen itui telah mengukur indikator-indikator variabel pelaksanaan ibadah shalat dan disiplin belajar siswa. Setelah konsep instrumen disetujui, langkah selanjutnya adalah, menguji coba instrumen kepada 10 responden. Proses

validitas dilakukan dengan menganalisis data hasil uji coba dengan menggunakan koefesien antara skor butir dengan skor total. Kriteria batas minimum ditentukan berdasarkan r product moment. Setelah dilakukan perhitungan diperoleh rtabel = 0,632. Jika rhitung > rtabel maka butir pernyataan dianggap valid dan sebaliknya jika rhitung < rtabel maka butir pernyataan dianggap tidak valid atau drop dan tidak dapat digunakan.

Selanjutnya butir pernyataan yang valid tersebut dihitung reliabilitasnya dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu :

S = jumlah varians butir

2

t

S = varians total

Gambar

Tabel III.1
Tabel III.3
tabel III.1 dan III.2 yang disebut sebagai konsep instrumen untuk mengukur
Tabel III.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

(3) Pada model pembelajaran TTW berbasis Assessment for Learning (AfL) melalui penilaian teman sejawat, TTW maupun model pembelajaran konvensional, siswa dengan

Dari hasil analisis data menujukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media animasi pada materi reaksi reduksi oksidasi terhadap motivasi belajar siswa di SMA

PANGKAJENE KEPULAUAN SULAWESI SELATAN... SELAYAR

Alhamdulillah Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang melimpahkan rahmat, karunia dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat

Pada grafik 4.5 pengaruh variasi diameter roda dan panjang engkol peluncur terhadap tekanan tangki sprayer semi otomatis diatas dapat dilihat bahwa setelah didorong beberapa

Dengan tidak diberikannya wewenang pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengeluarkan surat perintah penghentian penyidikan dan penuntutan, maka berarti

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan beserta hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka didapatkan kesimpulan sebagai

Menurut Gunstone (2009: 51) tahapan dari CUPs yaitu: (1) Siswa diberikan suatu permasalahan matematika untuk di selesaikan secara individu, pada tahap ini siswa