• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Pengetahuan Siswa Tentang Minyak Bumi Dengan Persepsi Siswa Terhadap Penghematan Penggunaan Bahan Bakar Minyak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Antara Pengetahuan Siswa Tentang Minyak Bumi Dengan Persepsi Siswa Terhadap Penghematan Penggunaan Bahan Bakar Minyak"

Copied!
197
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SISWA TENTANG

MINYAK BUMI DENGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP

PENGHEMATAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR MINYAK

PERPUSTaス\ス|エセs|i

LJIN

Oleh

Amra" Lumba" Gaol

NIM.I03016227117

PROGRAM STUDI PENDIDlKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

DIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

dengan Persepsi Siswa terhadap Penghematan Penggllnaan Bahan Bakar Minyak,

yang disuSlln oleh : Amran Lllmban Gaol, NIM :

i

03016227117, Program Studi Pendielikan Kimia, Jurllsan Penelielikan I1mll Pengetahuan Alam telah melailli

bimbingan elan elinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak llntuk diujikan

paela sielang mllnaqasyah sesuai dengan ketentllan yangditetapkan olehfakultas.

Jakarta, 10 April 2008

Yang Mengesahkan,

Pembimbing I

If.H. Mahmud M. 8ifegaf, M. 8i

NIP. 150222933

PembimbingII

(3)

dengan Persepsi Siswa terhadap Penghematan Penggunaan Bahan Bakar Minyak" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada 22 Mei 2008 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Smjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Pendidikan Kimia.

Panitia Ujian Munaqasyah Ketua Jurusan Pendidikan IPA

Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si NIP. 150222933

Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA

Baig Hana Susanti, M.Se NIP. 150299475

Penguji I

Drs. Ahmad Sofran, M.Pd NIP. 150231502

Penguji II

Dedi Irwandi, lVl.Si

NIl'. 150299937

Tanggal

..

セゥ

..

セ セNセ

..-.

セNセ

..

|セ JUni 200'6

Jakmta, Juni 2008 Tanda Tangan

セj

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(4)

Alhamdulillah, tidak ada ungkapan yang indah untuk diungkapkan, tiada ucapan yang manis untuk diucapkan, dan tiada kata yang pantas untuk dikatakan kecuali ucapan syukur yang tidak terhingga Penulis haturkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Hubungan antara Pcngctahuan Siswa tcntang Minyak Bumi dcngan Pcrscpsi Siswa tcrhadap

Pcnghcmatan Pcnggunaan Bahan Bakar Minyak. Shalawat serta salam

semoga tetap tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad saw. dan serta pengikutnya sampai akhir zaman.

Penyusunan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Saljana Pendidikan di Jurusan Pendidikan llmu Pengetahuan Alam (lPA), Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak dengan ketulusan dan keikhlasan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

I. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan.

2. Bapak Ir. H. Mahmud M. Siregar, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan llmu Pengetabuan Alam sekaligus sebagai Pembimbing I yang telah membimbing dan mengarahkan Penulis, sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 3. Ibu Dewi Murniati, M.Si., Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,

saran, dan motivasinya kepada Penulis.

4. Ibu Baig Hana Susanti, M.Sc., Sekretaris Jurusan Pendidikan llmu Pengetahllan Alam.

(5)

yang telah membantu Penulis dalam melaksanakan penelitian.

8. Ayahanda AIm. Amri Lumban Gaol, Ibunda Nurmawan Harahap, dan kakak-kakakku tercinta atas kasih sayang dan do'anya.

9. Teman-temanku sesama Program Studi Pendidikan Kimia angkatan 2003. Abdi, Anyun, Darjo, Muhib, Syarif, Tury, Aliyah, Ani, Enung, Holil, lin, Ina, Intan, Ita, Lika, Luki, Maya, Nina, Nisa, Pipit, Puput, Sawe, Seha, Sindi, Titin, Upi, Vera, Widi, Yeyen, dan Yuni.

10. Mas Herman, Dede, Hasbi, Azwar, Adi, Mas Andi, Aa Asep, Uun, dan Selfi. Serta semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin dapat Penulis ungkapkan satu-persatu.

Penulis hanya bisa menghaturkan terima kasih dan berdo'a semoga Allah SWT. senantiasa membalas dengan pahala yang berlipat ganda atas segala jasa yang telah cliberikan kepada Penulis.

Akhir kata, Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi Penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Jakarta, Mei 2008

(6)

about Petroleum with Students' Perception toward Saving the Use of Oil Fuel, Skripsi, Chemistry Education, Natural Sciences Education (IPA), Faculty of

Tarbiyah and Teachers Training, State Of Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta.

The aim ofthis research is to know the relationship between Students' Knowledge of about Petroleum with Students' Perception toward saving the use of oil fuel. The method that used in this research are survey method and correlation technique. The research was held at MAN Parung panjang Bogorji-om May 07 to May 31, 2007. The technique ofsample collection is done by purposive sampling. The sample tookji-om 50 studentsji-om two class. The research instrumen consist of multiple choice type, that used to know the students' knowledge about petroleum (X) and perception scale questionnaire to know the students' perception toward saving the use of oil filel (1]. The technique of data analysis used in this research are product moment correlation formula and regression test. From the calculation ofregression equation

Y

= 76,99+ 1,94

x:

product moment correlationformula r.\)' = 0,74 and significanse test with t-test is 7,6and consulted

with tlahel 1,671 in significanse stage ex = 0,05, because thilu"g 7,6 > tlabel 1,671, so

the coefisient correlation is significant. Therefore. there is relationship between students' knowledge about petroleum with students' perception toward saving the use ofoil fuel.

(7)

AMRAN LUMBAN GAOL. Hubungan antara Pengetahuan Siswa tentang Minyak Bumi dengan Persepsi Siswa terhadap Penghematan Penggunaan Bahan Bakar Minyak, Skripsi Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.

Tujuan penelitian ini adaIah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan siswa tentang minyak bumi dengan persepsi siswa terhadap penghematan penggunaan bahan bakar minyak. Dalam penelitian ini metocle yang digunakan adalah metode survai dengan teknik korelasional. Penelitian ini dilakukan di MAN Parungpanjang Bogor 07-31 Mei 2007. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling clalam penentuan lokasi penelitian dan sampel random sampling untuk pemilihan sampel. Adapun pengambilan sampel 50 orang dar! 2 kelas. Instrumen penelitian yang cliberikan berupa tes tipe pilihan ganda untuk pengetahuan siswa siswa tentang minyak bumi (X) dan kuisioner berupa skala persepsi untuk persepsi terhaclap penghematan penggunaan bahan bakar minyak (Y). Teknik analisa data dalam penelitian ini l11enggunakan korelasiproduct momentdan uji regresi. Dari hasil perhitungan uji regresi diperoleh persal11aan

Y

= 76,99

+

1,94 X dan korelasi product moment sebesar rxy = 0,74 dan uji signifikansi clengan uji-t sebesar 7,6 clan clikonsultasikan

pacla tlabel 1,671 pada taraf signifikansi a. = 0,05, karena thilllng 7,6 > ttahel 1,671

l11aka koefesien korelasi signifikan. Dengan demikian terdapat hubungan antara pengetahuan siswa tentang minyak bumi dengan persepsi siswa terhadap penghel11atan penggunaan bahan bakar minyak.

(8)

LEMBAR PENGESAHAN i

KATA I)ENGANTAR iii

ABSTRAK v

DAFTAR lSI vii

DAFTAR T ABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BABI PENDAHULUAN I

A. Latar Belakang Masalah I

B. Identifikasi Masalah 5

C. Pembatasan Masalah 5

D. Perumusan Masalah : 6

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 6

BAB II PENYUSUNAN KERANGKA TEORITIK DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS 7

A. Deskripsi Teoritis 7

I. Pengetahuan 7

a. Konsep Pengetahuan 7

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan 18

c. Cara Memperoleh Pengetahuan 20

d. Pengukuran Pengetahuan 24

2. Persepsi 25

a. Konsep Persepsi 25

(9)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 53

A. Tempat dan Waktu Penelitian 53

B. Metode Penelitian 53

C. Populasi dan Sampling 53

D. Teknik Pengumpulan Data 54

E. Variabel Penelitian 54

I. Variabel X (Pengetahuan Siswa tentang Minyak Bumi) 54

2. Variabel Y (Persepsi Siswa terhadap Penghematan

Penggunaan Bahan Bakar Minyak) 58

F. Teknik Analisis Data 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN I'EMBAHASAN 62

A. Pengetahuan Siswa tentang Minyak Bumi 62

B. Persepsi Siswa terhadap Penghematan Penggunaan Bahan

Bakar Minyak 63

C. Pembahasan 64

BAB V I'ENUTUI' 69

A. Kesimpulan 69

B. Saran 70

DAFTAR I'USTAKA 71

(10)
[image:10.608.52.455.164.507.2]

Tabel I. Tabel2.

Tabel 3. Tabel4.

Halaman Kisi-kisi Instrumen Pengetahuan tentang Minyak BUl11i 55 Kisi-kisi Instrumen Persepsi Siswa terhadap Penghel11atan

Penggunaan Bahan Bakar Minyak 59

Distribusi Frekuensi Pengetahuan siswa Tentang Minyak Bumi 62 Distribusi Frekuensi Persepsi Siswa terhadap Penghel11atan

(11)
[image:11.614.60.458.154.510.2]

Halaman

Gambar 1. Skema Hubungan antara Pengetahuan Siswa Tentang Minyak Bumi dengan Persepsi Siswa terhadap Penghematan Penggunaan

Bahan Bakar Minyak 49

GambaI' 2. Grafik Pengetahuan Siswa tentang Minyak Bllmi 63 Gambar 3. Grafik Persepsi Siswa terhadap Penghematan Penggllnaan Bahan

(12)

Siswa tentang Minyak Bumi 140 Lampiral1 20. Pembuatan Daftar Distribusi Frekuensi Il1strumen Persepsi

Siswa terhadap Penghematan Penggunaan Bahan Bakar

Minyak 142

Lampiran 21. Uji Normalitas sebagai Uji Persyaratan Analisis Data 144 Lampiran 22. Uji Homogenitas sebagai Uji Persyaratan Analisis Data 149

Lampiran 23. Perhitungan Uji Homogenitas 152

Lampiran 24. Uji Linieritas sebagai Uji Persyaratan Analisis Data 153

Lampiran 25. Perhitungan Uji Linieritas 155

Lampiran 26. Tabel Pembantu Perhitungan Uji Korelasi 161

Lampiran 27. Uji Hipotesis 163

Lampiran 28. Uji Signifikansi 164

(13)

l-1alaman

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 76

Silabus Mata Pelajaran Kimia 84

lnstrumen Uji Coba Pengetahuan Siswa tentang Minyak

Bumi 88

Instrumen Penelitian Pengetahuan Siswa tentang Minyak

Bumi 96

Instrumen Uji Coba Persepsi Siswa terhadap

Penghematan Penggunaan Bahan Bakar Minyak 102 Instrumen Penelitian Persepsi Siswa terhadap

Penghematan Penggunaan Bahan Bakar Minyak 106

Kunci lawaban Instrumen Uji Coba 109

Kunci lawaban Instrumen Penelitian 110

[image:13.616.62.466.131.547.2]

Hasil Uji Coba Pengetahuan Siswa tentang Minyak Bumi III

Tabel Pembantu Perhitungan Re1iabilitas Pengetahuan

Siswa tentang Minyak Bumi 121

Lampiran II. Perhitungan Koefisien Reliabilitas Pengetahuan Siswa

tentang Minyak Bumi 122

Tabel Kelompok Atas dan Kelompok Bawah 123

Perhitungan Analisis Butir Soal Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Instrumen Uji Coba Pengetahuall Siswa tentang

Minyak Bumi 124

Hasil Uji Coba Pengetahuan Siswa tentang Minyak Bumi 126 Tabel Pembantu Perhitungan Reliabilitas Persepsi Siswa

terhadap Penghematan Penggunaan Bahan Bakar Minyak ... 135 Lampiran 5.

Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9. Lampiran 10.

Lampiran 12. Lampiran 13. Lampiran 6.

Lampiran 14. Lampiran 15. Lampiran 4. Lampiran I. Lampiran 2. Lampiran 3.

(14)

A. Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan diakui terlibat dalam merekayasa suatu peradaban. Pasang surutnya suatu peradaban sangat dipengaruhi dan berbanding lurus dengan pendidikan. Semakin cepat laju pendidikan suatu bangsa, maka semakin beradab (civilized) masyarakatnya, dan begitu pula sebaliknya. Dengan demikian, pendidikan dapat dikatakan sebagai alat ukur dalam suatu peradaban.

Pendidikan tidak hanya menjadi dasar bagi pembangunan mental dan budaya suatu bangsa, melainkan juga menyiapkan bangsa itu untuk memikul tanggung jawab kemanusiaannya terhadap bangsa-bangsa lain. Majunya sistem pendidikan suatu bangsa merupakan faktor penting dan berpengaruh dalam proses kemajuan bangsa itu sendiri, baik dalam bidang-bidang material maupun immaterial.

Pembangunan pendidikan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang menyentuh seluruh segi-segi kehidupan bangsa Indonesia. Pendidikan selain mempunyai peranan vital dalam seluruh upaya pembangunan, juga merupakan prasyarat suatu bangsa untuk membangun. Dengan adanya pendidikan, suatu bangsa dipastikan dapat membangun dalam senma aspek, sehingga menjadi bangsa yang sejahtera.

Pendidikan mempunyai peranan yang penting elalam peningkatan kualiias sumber daya manusia. Penelidikan mcmpengr.ruhi secara penuh pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Hal ini bukan saja karena penelielikan akan berpengaruh terhaelap proeluktivitas, tetapi juga akan berpengaruh terhaelap fertilitas masyarakat. Penelidikan menjaelikan sumber elaya manusia lebih bisa cepat mengerti elan siap dalam menghaelapi perubahan eli

(15)

tingkat peltumbuhan ekonomi yang pesat. Negara yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan menghasilkan masyarakat yang memiliki tingkat produktivitas yang tinggi, sehingga hal tersebut akan menciptakan tingkat pertumbuhan ekonomi yang pesat.

Pendidikan telah memberikan kontribusi yang besar dalam pembangunan nasional melalui kemampuan individu dalam hal meningkatkan pengetahuan untuk melakukan kegiatan yang produktif, melalui kemampuan masyarakat dalam hal memperluas wawasan sosial, politik, ekonomi, budaya, serta dalam penguasaan dan pemanfaatan ilmu dan teknologi.

Dalam pengertian yang sempit, pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan. Dengan mendapatkan pendidikan yang cukup maka siswa akan memiliki pengetahuan. Berkembangnya suatu peradaban tidak terlepas dari berkembangnya pengetahuan karena pengetahuan adalall dasar yang menjadi landasan pola pikir kearah kemajuan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pengetahuan diperoleh melalui proses pendidikan.

Pengetahuan merupakanjenjang yang paling sederhana. Padajenjang ini siswa dituntut untuk mampu mengenali atau mengingat kembali informasi yang telah ada di dalam struktur kognisinya.

(16)

pcngclahuan, seseorang dapat melakukan persa1l1gan global dan teknologi

informasi, karena pengetahuan merupakan awal untuk meneapai kemajuan.

Dengan adanya pengetahuan, manusia dapat menguasai dan

mempengaruhi persepsi orang lain. Pengetahuan telah menjadikan manusia

sebagai makhluk yang selalu berusaha untuk mempertahankan kelangsungan

hidupnya, dan berusaha untnk meningkatkan kualitas hidupnya. Pengetahuan

sebagai hasil belajar telah membuat manusia untuk selalu berbuat baik.

Manusia mampu mengembangkan pengetahuan karena disebabkan

dua hal utama, yaitu pertama manusia mempunyai bahasa yang mampu

mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi

informasi tersebut. Kedua, yang menyebabkan manusia mampu

mengembangkan pengetahuan dengan eepat dan mantap adalah kemampuan

berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu.

Pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri

khas manusia karena manusia adalah satu-satunya makhluk yang dapat

mengembangkan pengetahuan secara sungguh-sungguh.

Aspek penguasaan pengetahuan merupakan aspek yang paling pokok

dan mendasar bagi dunia pendidikan. Dengan pengetahuan, bukan hanya

dimaksudkan agar seseorang dapat mengingat alau mengenal fenomena yang

dilakukan dalam proses pendidikan, namun melibatkan proses-proses yang

lebih kompleks dalam situasi belajar. Hal inilah yang nantinya akan

menimbulkan persepsi.

Oleh karena setiap Slswa berbeda kemampuannya, maka

pengetahuan yang diterima belum tentu dipersepsikan sarna oleh setiap siswa.

Hal ini disebabkan karena siswa sebagai makhluk individu merupakan pribadi

yang unik dan mempunyai perbedaan yang khas, seperti perbedaan

intelegensi, minat dan bakat, hobi, tingkah laku, watak, maupun sikap. Siswa

berbeda pula dalam hal latar belakang kebudayaan, sosial ekonomi, dan

keadaan orang tua.

(17)

persepsi-persepsi dan pembelajaran siswa karena kedua hal tersebut akan memberikan hasil untuk siswa.2 Hal tersebut dapat berdampak positif atau negatif bagi persepsi siswa.

Dalam bidang pendidikan formal, pemerintah merasakan perlunya generasi muda mengenal masalah sumber daya alam. Untuk itu, maka dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi dicantumkan pokok bahasan Minyak Bumi dalam kegiatan belajar siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA).

Indonesia merupakan gudang segala macam sumber daya alam, salah satunya ialah minyak bumi. Minyak bumi merupakan sumber daya alam yang paling utama dalam kebutuhan energi dunia. Saat ini, penggunaan minyak bumi secara besar-besaran terdapat dalam bidang transportasi dan industri. Minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui (nonrenewable) setelah digunakan.

HasH dari pengolahan minyak bumi sebagian besar digunakan sebagai bahan bakar minyak. Saat ini, bahan bakar minyak dianggap sebagai kebutuhan pokok dalam kehidupan, karena tanpa adanya bahan bakar minyak maka proses kehidupan manusia akan terasa sulit.

Dengan mengetahui bahwa minyak bumi merupakan sumber daya alam yang nonrenewable, maIm siswa dituntut untuk memiliki persepsi yang positif dalam menghemat penggunaan bahan bakar minyak. Dengan adanya persepsi positif tersebut, siswa secara langsung atau tidak langsung akan menghemat penggunaan bahan bakar minyak dalam bentuk perlakuan.

(18)

penghel11atan penggunaan bahan bakar l11inyak meliputi sikap, pengalal11an, dan motivasi dalam kehidupan sehari-hari.

D. Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini, l11asalah yang dirul11uskan adalah : "Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan siswa tentang minyak bUl11i dengan persepsi siswa terhadap penghematan penggunaan bahan bakar l11inyak".

E. Tujuan dan Kegunaan HasH Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara pengetahuan siswa tentang minyak bUl11i dengan persepsi siswa terhadap penghel11atan penggunaan bahan bakar minyak.

Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini antara lain: I. l-lasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman yang

l11endalal11 mengenai minyak bumi yang diharapkan oleh siswa dalal11 proses kegiatan belajar mengajar.

2. I-Iasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi guru dalam l11emberikan informasi tentang minyak bumi agar siswa mempunyai persepsi yang benar.

(19)

A. Deskripsi Teoritis

1. Pengetahuan

a. Konsep Pengetahuan

Seeara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge. Dalam Encyclopedia (ifPhilosophy seperti yang dikutip Bakhtiar dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah kepereayaan yang benar (knowledge isjuslified Irue beliej)I

Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang objek tertentu dan merupakan khasanah kekayaan mental yang seeara langsung atau tidak langsung turut memperkaya kehidupan manusia2 Dengan mengutip Djunaedi, Poedjawijatna mengemukakan bahwa pengetahuan adalah hasil tahu3 Pengetahuan didefinisikan sebagai kemampuan menghafal buta untuk mengetahui fakta, istilah, prosedur, dan sistem klasifikasi.

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, "Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal tertentu.,,4 Menurut Ahmadi, "pengetahuan adalah kesan dalalll pelllikiran manusia sebagai hasil pengguna panea inderanya yang berbeda sekali dengan kepereayaan, takhayul, dan penerangan-penerangan yang

I Amsal Bakhtiar,FilsaJatllmu,(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004), h. 85

2 Jujun S. Suriasumantri, FilsaJat lima Sebuah Pengantar Papuler, (Jakarta : Pustaka Sinar

Nusantara, 2003), Cet. ke-l7, h. 104

3Jun Djunaedi, "Hubungan antam Pengetahuan Lingkungan dan Kepedulian terhadap Lingkungan

dengan Motivasi Memclihara Lingkungan Hidup", Jurnaillmu Pendidikan Parameter, XIX, 15

(20)

keliru."s Sehingga panca indera dibutuhkan untuk membentuk persepsI.

Dalam Bakhtiar, Gazalba mendefinisikan pengetahuan sebagai apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut diartikan sebagai hasil dari kenai, sadar, insyaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan adalah semua milik atau isi pikiran. 6 Dengan

demikian pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu.

Seperti yang dikutip Bakhtiar, Bagus mengartikan "Pengetahuan sebagai proses kehidupan yang diketahui manusia secm'a langsung dari kesadarannya sendiri.") Dalam hal ini yang mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui (objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif sehingga yang mengetahui itu menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam kesatuan aktif.

Dengan mengutip Rivai, Bloom mengemukakan bahwa "Pengetahuan adalah pengingatan tentang sesuatu yang spesifik, universal, metode, proses-proses, pola, dan struktur. Pengingatan tentang sesuatu melibatkan pemikiran terhadap kondisi riil."s Walaupun kondisi riil itu diperlukan tetapi tidak mutlak, karena pengetahuan tidak hanya produk dari abstraksi kondisi riil tetapi juga produk dari pemikiran itu sendiri. Pengetahuan adalah sesuatu yang diperoleh secara biasa/sehari-hari (regularly), melalui pengalaman-pengalaman, kesadaran, dan informasi. Setiap manusia dapat memperoleh pengetahuan dengan mudah.

Dalam Zahara, Gender berpendapat bahwa belajar memainkan peranan yang penting terutarna dalam meneruskan

5Abu Ahmadi,1/m/l Sosial Dasar,(Jakm1a : Rineka Cipta, 2003), Cet. ke-2, h. 331

6Amsal Bakhtiar,loc. cit.

7Amsal Bakhtiar,op. cit" h. 86

(21)

pengetahuan dan kebudayaan pada generasi penerus." Sedangkan Gie berpendapat bahwa "Pengetahuan merupakan keseluruhan keterangan dan ide yang terkandung dalam pernyataan-pernyataan yang dibllat berkenaan dengan suatu gejala atau peristiwa, baik yang bersifat alamiah, sosial, maupun perorangan."

Dengan mengutip Ramly, Davies berpendapat bahwa pengetahuan merupakan pembenaran keyakinan yang benar tentang hal yang relevan dengan pembenaran melailli kejadian atau kenyataan, yang berarti bahwa pengetahllan adalah sesuatll atau peristiwa yang diyakini benar.10 Dalam Lukas, Glasersfeld mengemukakan bahwa

"Pengetahuan merupakan pengorganisasian pengalaman, bukan sekedar menggambarkan real ita.,,11 Sedangkan dalam prosesnya,

pembentukan pengetahuan tidak diterima secara pasif walaupun dapat dirasakan atau dikomunikasikan tetapi secara aktif dibangun dengan daya nalar sllbjektif

Pengetahuan dapat berupa simbol-simbol verbal, atribut, sifat, hllbungan, dan fakta yang dapat diingat dan dikenal kembali Melalui pengetahuan, seseorang dapat memberikan fakta-fakta dengan cara mengingat atau mengenal kembali ide-ide atau fenomena yang dialami.

Pengetahuan juga dapat berupa sejumlah fakta, informasi, dan prinsip-prinsip yang dimiliki seseorang yang diperolehnya melalui belajar dan pengalaman. Pengetahuan sebagai hasil belajar tampak dalam bentuk kemampuan-kemampuan.

Dalam Soegiono, Crutchfield dan Ballachey mengemukakan bahwa pengetahuan mempunYal sasaran uniuk mengerti atau

9 T. Zahara Dj, "Perilaku BerwawHS<ln Lingkungan dalam Pcmbangunan Bcrkelanjutan Dilihat

dari Keinovatifan dan Pengetahuan tentang Lingkungan". Jurnal Pendidikan dan A:ehuday{l{JI1.

VIII, 36 (Mei 2(02), h. 454

jn Ramly, "KuaJitas Tcs Bualan Gum SMU" ..furnol Pendidikan dan Kehudnyaan. XL 54 (MeL 2005), h. 353

(22)

memaklumi realitas atau fakta yang dihadapinya, sehingga manUSia dapat berusaha mengkontrol dan selanjutnya dapatlah ia meramalkan atau mengatur berdasarkan pengertian yang dimilikinya.12 Pada dasarnya manusia dalam kehidupannya selalu ingin mengetahui apa yang dilihat dan didengar melalui berbagai media.

Pengetahuan pada dasarnya adalah suatu proses psikologis dari pengingatan. Proses psikologis itu adalah sebuah pengorganisasian hasil pengamatan inderawi, isyarat, dan lambang-lambang yang merupakan informasi bagi individu. Hakikatnya pikiran itu merupakan arsip pengetahuan.

Pengetahuan dikembangkan oleh ilmu dengan tujuan untuk menjawab permasalahan hidup yang sehari-hari dihadapi manusia. Jadi, menguasai pengetahuan di bidang tertentu akan memberikan kemampuan untuk melaksanakan tugas di bidang tersebut.

Di dalam psikologi, pengetahuan termasuk ke dalam ranah kognitif. Menurut Bloom, ranah kognitif terdiri dari enam tingkatan, yaitu :13

I) Pengetahuan, merupakan kemampuan untuk menghafal buta (mengetahui fakta, istilah, prosedur, dan sistem klasifikasi).

2) Pemahaman, merupakan kemampuan untuk

menerjemahkan, mengungkapkan kembali (parafasa), tafsir, serta menganalogikan atau ekstrapolasi bahan pelajaran.

3) Penerapan, merupakan kemampuan untuk menstransfer pengetahuan dari satu lingkungan ke lingkungan yang lain.

4) Analisis, merupakan kemampuan untuk mencari dan memilah-milah berbagai komponen yang membentuk salu kesatuan yang lebih besar.

5) Sintesis, merupakan kemampuan untuk menjalin komponen suatu topik menjadi satu kesatuan yang koheren.

12 Sri Mulyani Soegiono, "Partisipasi Ibu-ibu Rumah Tangga di DIG Jakarta dalam Pcmcliharaan

(23)

6) Evaluasi, merupakan kemampuan untuk menentukan nilai atau manfaat informasi berdasarkan suatu standar tertentu.

Pengetahuan dapat menyebabkan sebuah golongan bertanggungjawab kepada tiap manusia yang membutuhkan untuk menggunakan pengetahuan tersebut.14 Karena pengetahuan digunakan untuk membangun peradaban yang maju. Pengetahuan merupakan hasil tahu manusia untuk memahami suatu objek tertentu yang dapat berwujud barang-barang fisiko

Dengan demikian pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segal a isinya, termasuk manusia dan kehidupalU1ya.

Manusia tidak membawa pengetahuan bawaan dalam hidupnya. Sumber pengetahuan adalah pengamatan. Pengamatan memberikan dua hal, yaitu kesan-kesan dan pengertian-pengertian atau ide-ide. Yang dimaksud kesan-kesan adalah pengamatan langsung yang diterima dari pengalaman. Yang dimaksud dengan ide adalah gambaran tentang pengamatan yang dihasilkan dengan merenungkan kembali kesan-kesan yang diterima dari pengalaman.

Pengetahuan manusia tidak hanya berkaitan dengan objek konkret khusus yang dikenalnya melalui pengamatan inderanya, melainkan dimungkinkan untuk sampai pada pengamatan abstrak tentang berbagai objek lain yang secara teoritis dapat dijangkau olch akal budi manusia. Pengetahuan manusia yang bersifat abstrak umum dan universal memungkinkan u!1tuk dirumuskan dan dikomunikasikan dalam bahasa yang bersifat umum dan universal untuk bisa dipahami.

(24)

dikomunikasikan, dibakukan, dan diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain. Orang kemudian dapat mempelajari, mempersoalkan, mendalami, mengubah, dan mengembangkan lebih lanjut pengetahuan yang telah diperoleh untuk menemukan lagi pengetahuan barn yang lebih sempurna untuk menggantikan yang sudah ada.

Menurut polanya, pengetahuan dapat dibagi menjadi empat

. 15

macam, yaitu :

I) Pengetahuan/tahu bahwa

Jenis pengetahuan lUi disebut Juga pengetahuan teoritis, pengetahuan ilmiah, walaupun masih pada tingkat yang tidak begitu mendalam. Pengetahuan ini berkaitan dengan keberhasilan dalam mengumpulkan informasi atau data tertentu.

2) Pengetahuan/tahu bagaimana

Pengetahuan jenis ini menyangkut bagaimana melakukan sesuatu. Pengetahuan ini berkaitan dengan keterampilan atau lebih tepat keahlian dan kemahiran teknis dalam melakukan sesuatu. Pengetahuan-pengetahuan di bidang teknik umumnya digolongkan dalam jenis pengetahuan ini.

3) Pengetahuan/tahu mengenai

Yang dimaksudkan dengan jenis pengetahuan ini adalah sesutau yang sangat spesifik menyangkut pengetahuan akan sesuatu atau seseorang melalui pengalaman atau pengenalan pribadi. Unsur yang paling penting dalam pengetahuan jenis ini adalah pengenalan dan pengalaman pribadi secara langsung denga'l objeknya.

4) Pengetahuan mengapa

(25)

dari informasi yang ada untuk memperoleh informasi baru yang akan menyingkapkan pengetahuan yang lebih mendalam.

Gagne mengkategorikan pengetahuan dalam empat kelompok, yaitu :16

I) Fakta. Kategori mengenai fakta adalah mengingat nama objek, simbol, dan peristiwa.

2) Konsep. Kategori pengetahuan mengenai konsep adalah definisi, identifikasi, klasifikasi, dan eiri-eiri.

3) Prosedur. Kategori pengetahuan mengenai prosedur adalah penerapan dalil atau rumus, memeeahkan soal menghitung, dan langkah penyelesaian.

4) Prinsip. Kategori pengetahuan mengenai prinsip adalah menjelaskan dalil, hukum, rumus, hipotesis, dan hubungan.

Pengetahuan mempakan hasil rekonstruksi pengalaman-pengalaman empiris yang pernah dirasakan, didengar, dan sebagainya. Pengetahuan masih merupakan bahan mentah yang dapat dibangun, disistematikan, dan diolah menurut paham keilmuan sehingga bisa memberikan makna. Pengetahuan dapat juga sebagai produk kegiatan berpikir.

Ansari membedakan pengetahuan menjadi empat maeam,

• 17

yaltu:

I) Pengetahuan biasa, yaitu pengetahuan tentang hal-hal biasa dan kejadian sehari-hari yang selanjutnya disebut sebagai pengetahuan.

2) Pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang mempunyai sistem dan metode tertentu, yang selanjutnya disebut

セ・「。ァ。ゥ i1mu pengetahuan.

3) Pengetahuan filosofis, yaitu semacam ilmu istimewa yang mencoba menjawab istilah-istilah yang tidak terjawab oleh ilmu-ilmu biasa, yang selanjutnya disebut sebagai filsafat.

16 Sugijanto, "Kinerja Guru Fisika Survei di SLTP Jawa Tengah", Jurnal IImu Pendidikan

(26)

4) Pengetahuan keagamaan pemberitaan

teologis, yaitu yang merupakan dari Tuhan.

pengetahuan pengetahuan

tentang tentang

Pengetahuan adalah elemen dari hasil belajar pada ranah kognitif yang merupakan perilaku dan uji situasi yang ditekankan pada mengingat, mengenal, atau menggali suatu ide, materi, atau fenomena. Pengetahuan berkembang antara lain disebabkan karena manusia mempunym penalaran dan dapat menginformasikan hasil dari penalaran serta pemikirannya kepada orang lain.

Dengan demikian pengetahuan adalah sesllatu yang diperoleh secara biasalsehari-hari, melalui pengalaman-pengalaman, kesadaran, dan informasi. Artinya informasi ini akan tersimpan dalam ingatan. Namun, ingatan ini akan cepat hilang karena tersimpan dalam mekanisme pengulangan.

Semlla pengetahuan mempunyai landasan, yaitu:18 I) Landasan ontologis (objek apa yang dikaji).

2) Landasan epistemologis (bagaimana proses lahirnya). 3) Landasan aksiologis (kegunamlliya).

Semua landasan di atas saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Menurut Bloom, ada tiga kategori pengetahuan yang dideskripsikan berdasarkan perilaku mengingat informasi, yaitu:19

I) Pengetahllan spesifik, mencakup berbagai informasi khusus yang digunakan dalam mengkomunikasikan, memahami, dan mengorganisasikan secara sistematik bidang pengetahuan telientu. Tipe pengetahuan ini meliputi istilah-istilall dan fakta spesifik 2) Pengetahuan tentang cara-cara dan ar!i-arti spesifik. Konvensi,

(27)

3) Pengetahuan mengenai keuniversalan dan abstraksi (dalam suatu bidang). Pada tipe ini masuk prinsip dan generalisasi, teori, dan struktur.

Pengetahuan mempakan dasar dari membebaskan manusia untuk melakukan

segala informasi yang sesuatu20 Informasi-informasi tersebut dipergunakan oleh manusia untuk mensejahterakan hidupnya. Pengetahuan adalah informasi tentang hubungan kalimat dengan sebuah pengertian bagaimana cara menggunakan pengetahuan tersebut.2! Artinya, setelah didapat maka pengetahuan harus

cligunakan, karena pengetahuan merupakan tolak ukur suatu peradaban yang maju. Dengan demikian clapat dikatakan bahwa pengetahuan mempakan informasi yang digunakan manusia untuk mensejahterakan hidup.

Dengan clemikian dapat dikatakan bahwa pengetahuan akan selalu berkembang seiring clengan perkembangan peraclaban dan budaya manusia. Pengetahuan yang cliperoleh masyarakat berpengaruh lmat pada apa yang mereka ketahui sebelumnya sekaligus memunculkan kembali pengetahuan itu. Dengam pengetahuannya manusia dapat memikirkan hal-hal baru, memanfaatkan sumber daya yang ada, dan mengembangkan kebudayaan yang dapat memberikan makna tertentu clalam kehidupannya.

Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan dapat digali pacla saat dibutuhkan melalui bentuk mengingat atau mengenal kembali. Berarti manusia mengenal suatu objek karena kesan terhadap objek itu telah tersimpan cli dalam ingatannya. Kesan dari objek akan muncul kembali, jika manusia bCljumpa dengan objek tersebut.

20Carol Davy, "Recipients; The Key to Information Transfer",Knowledge Management Research

and Practice,IV, I (February, 2006), h. 17

(28)

Pengetahuan merupakan pembentuk masyarakat dan pengetahuan tersebut (pengetahuan sosial) menyebabakan keyakinan seseorang untuk terus berkreasi dalal11 l11empengaruhi lingkungannya.22 Dengan del11ikian dapat dikatakan bahwa pengetahuan akan mel11pengaruhi seseorang dalam suatu lingkungan masyarakat.

Pengetahuan diartikan sebagai keseluruhan faktor-faktor, kebenaran, azas-azas, dan keterangan yang diperoleh l11anusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya melalui penelaahan, pengalaman, dan instuisi.

Salam dalam Bakhtiar mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia ada empat, yaitu :23

I) Pengetahuan biasa

Yakni pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan istilah commom sense, dan sering diartikan dengan good sense, karena seseorang mel11iliki sesuatu di mana ia menerima secara baik. 2) Pengetahuan ilmll

Yakni ilmu sebagai terjemahan dari science. Dalam pengertian yang sempit science diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam yang sifatnya kuantitatif dan objektif.

3) Pengetahuan filsafat

Yakni pengetahllan yang diperoleh dari pemikiran yang bersifat kontemplatif dan spekulatif. Pengetahllan filsafat lebih menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu.

4) Pengetahuan agama

(29)

Aspek penguasaan pengetahuan merupakan aspek yang paling pokok dan mendasar bagi dunia pendidikan. Dengan pengetahuan, bukan hanya dimaksudkan agar seseorang dapat menunjukkan bahwa ia dapat mengingat atau mengenal fenomena yang dilakukan dalam proses pendidikan, namun melibatkan proses-proses yang lebih kompleks dalam situasi belajar.

Perpindahan pembelajaran (informasi) menyebabkan suatu pengetahuan dan pemahaman dari suatu konteks menjadi konteks yang baru.24 Artinya, dengan melakukan petukaran informasi manusia akan mendapat pengetahuan yang lebih baru dari pengetahuan sebelumnya yang telah dimiliki.

Pengetahuan bagi setiap orang merupakan salah satu sumber penting dalam pembentukan persepsi yang diperoleh melalui proses belajar, baik yang bersifat formal maupun yang informal.

Santoso mendefinisikan pengetahuan sebagai suatu pemahaman terhadap objek yang akan diingat oleh subjek, melalui hal yang diketahuinya25 Oleh karena itu, pengetahuan tentang minyak bumi diperoleh seseorang melalui apa yang dilihat, didengar, didiskusikan, dan bagaimana serta untuk apa pengetahuan minyak bumi tersebut.

(30)

Dengan demikian, pengetahuan siswa tentang minyak bumi adalah pengetahuan yang dimiliki siswa tentang cara, fakta, dan konsep. Pengetahuan tentang cara meliputi teknik pemisahan fraksi minyak bumi, pengetahuan tentang fakta meliputi dampak penggunaan minyak bumi terhadap Iingkungan, dan pengetahuan tentang konsep meliputi meliputi komponen penyusun minyak bumi yang terdiri dari senyawa alkana, sikloalkana, dan benzena. Semua pengetahuan tersebut diperoleh dari pendidikan formal (proses kegiatan belajar di sekolah) dan pendidikan nonfonnal (informasi dari keluarga dan masyarakat).

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan peringatan tentang bahan-bahan yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan melibatkan ungkapan terhadap rentang luas bahan-bahan sejak dari fakta-fakta khusus sampai ke teori-teori yang lengkap yang semuanya menyangkut pemikiran tentang infonnasi yang bermanfaat. Pengetahuan merupakan penyajian hasil-hasil belajar yang paling rendah tingkatnya dalam kerangka aspek kognitif.

Pengetahuan manusia merupakan akhir dari pemahaman dan kecerdasan yang dipengaruhi oleh pengalaman.26 Menurut Hatta, pengetahuan adalah segala sesuatu yang didapat dari membaea dan pengalaman. Pengetahuan tidak hanya datang melalui belajar secm'a formal di sekolah. Namun, pengalaman juga merupakan proses belajar untuk mendapatkan pengetahuan. Pengalaman hidup sehari-hari dalam bentuk apapun yang sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar. 27 Dapat diartikan sebagai belajar untuk mendapatkan

(31)

Piaget mendefinisikan pengetahuan sebagai asimi1asi dari beberapa aspek pengalaman yang ada di dalam struktur Illilntal dan berkembang secara berkesinambungan28 Pengetahuan merupakan pengertian yang terdiri dua perbedaan dan unsur pengaturan logikal, yaitu kesadaran dan informasi. 29 Kesadaran merupakan tanda yang

hanya diketahui ketika ada sebuah hal, sedangkan informasi merupakan fakta yang diketahui secara spesifik tentang hal tersebut.

Faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam pengetahuan adalah kesederhanaan, kepastian/keyakinan, dan tekanan yang menyakini bahwa pengetahuan berasal dari percobaan, keruwetan, dan penyaringan dari pendapat yang dikeluarkan serta bukti yang berdasarkan pengaiaman30 Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pengalaman seseorang dipastikan akan membentuk pengetahuan, semakin banyak pengalaman seseorang maka semakin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.

Pengetahuan mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah terjadi dan disimpan dalam ingatan. Hal-hal tersebut dapat meliputi fakta, kaidah dan prinsip, serta metode yang diketahui. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan akan digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan mengingat (recall) atau mengenal kembali (recognition).

Dari teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi pengetahuan adalah pengalaman terutama pengalaman inderawi yang menghubungkan manusia dengan alam sekitar. Pengalaman inderawi yang dimaksud adalah pengamatan yang menggunakan alat indera untuk mengetahui suatu objek.

28Martini Jamaris, "Proses Pembelajaran dalam Pengembangan Kemampuan Aktualisasi Kognitif

Tingkat Tinggi",Jurnal Ilmu Pendidikan Parameler, XXI, 19 (Agustus 2004), h. 70

29Lucie Laurian, "A Prerequisite for Participation Environmentak Knowledge and What Residents

Know about Local Toxic Sites",Journal of Planning Education and Research,XXII, 3 (2003), p.

258

(32)

Dengan demikian, faktor utal11a yang mempengaruhi pengetahuan siswa tentang l11inyak bumi adalah pengalaman siswa dalam mendapatkan informasi mengenai minyak bumi. Pengalaman tersebut didapatkan dari proses belajar pendidikan (formal dan nonformal) yang nantinya akan membentuk persepsi siswa terhadap penghematan penggunaan bahan bakar minyak.

e. earaMemperoleh Pengetahuan

Manusia memperoleh pengetahuan berdasarkan kemampuannya sebagai makhluk yang berfikir, merasa, dan mengindera. Pengetalman yang diperoleh seseorang melalui informasi disebut sebagai pengetahuan rasional, sedangkan pengetahuan yang diperoleh melalui alat indera disebut pengetahuan pengalaman atau pengetahuan empiris.

Pengetahuan dapat diperoleh seeara perorangan melalui proses komunikasi dengan lainnya atau melalui proses yang di dapat perorangall tersebut untuk pengetahuan l11ereka31 Proses komuniknsi yang dilakukan ialah dengan melakukan tukar pendapat yang memiliki proses timbal balik, sehingga tidak memgikan. Bagian yang terpenting dari pengetahuan adalah mengetahui bagaimana eara menemukan informasi.32 Pengetahuan tidak selalu ditemukan dengnn cara yang sama.

Kemampuan berpikir manusia menyebabkan rasa ingin tahunya selalu berkembang. Dengan kemampuannya mengingat dan berpikir, manusia dapat mendayagunakan pengetahuannya yang terclahulu dan kemudiall menggabungkan clengan pengetahuan yang diperoleh hingga menghasilkan pengetahuan yang bam. Perkembangan pengetahunn pada manusia didukung oleh adanya sifat manusia yang ingin maju, sifat manusia yang selalu ticlak puas, dan sifat yang lebih baik.

(33)

Manusia selalu berusaha mengerti atau memperoleh pengetahuan yang lebih banyak. 33 Dengan demikian, akumulasi pengetahuan akan

berl angsung cepat.

Manusia sebagai makhluk yang berpikir dibekali oleh rasa mgm tahu. Rasa ingin tahu mendorong manusia untuk mengenal, memahami, dan menjelaskan gejala-gejala alam, serta berusaha untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Dari dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk memahami dan memecahkan masalah menyebabkan manusia dapat mengumpulkan pengetahuan.

Pengetahuan yang terkumpul semakin banyak, hal ml disebabkan karena rasa ingin tahu dan daya pikir manusia yang se1alu berkembang. Manusia mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan pengetahuannya yang baru menjadi pengetahuan yang lebih baru lagi.

Rasa ingin tahu yang terus berkembang menimbulkan perbendaharaan pengetahuan pada manusia. Rasa ingin tahu yang terdapat pada manUSla menyebabkan pengetahuan mereka berkembang.

Kemampuan berpikir pada manusia menyebabkan rasa ingin tahunya selalu berkembang. Dengan kemampuan mengingat dan berpikir, manusia dapat mendayagunakan pengetahuannya yang terdahulu dan kemudian menggabungkan dengan pengetahuannya yang diperoleh hingga menghasilkan pengetahuan yang baru.

Berlangsungnya perkembangan pengetahuan lebih

dipcrmudahldiperlancar dengan adanya kemampuan tersebut maka dapat dilakukan tukar-menukar informasi mengenai pengalaman dan pengetahuan yang mereka miliki masing-masing.

(34)

puas, dan sifat yang ingin lebih baik. Manusia selalu berusaha memperoleh pengetahuan yang lebih banyak.

Manusia secara terus-menerus selalu mengembangkan pengetahuan. Merelca mengembangkan pengetahuannya tidalc hanya sekadar untulc memenuhi lcebutuhan yang menyangkut lcelangsungan hidupnya saja. Mereka berusaha untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. Merelca harus berpikir dan harus merasalcan sedemilcian rupa hingga dapat menarik kesimpulan dan memperoleh pengetahuan. Pada hakikatnya, manusia merupakan makhluk berpikir, merasa, bersikap, dan bertindalc

Berpikir adalah suatu kegiatan untuk memperoleh pengetahuan yang benar. Proses berpikir dalam menarik kesimpulan berupa pengetahuan yang benar disebut penalaran. Pengetahuan yang dihasilkan dari penalaran merupakan hasil kegiatan berpikir, bukanlah hasil perasaan.

Perlu dilcetahui bahwa tidalc semua lcegiatan berpilcir merupakan penalaran. Penalaran mempalcan lcegiatan berpikir yang mempunyai ciri-ciri tertentu, yalcni Iogis dan analisis. Berdasarlcan kriteria ini, maka tidalc semua kegiatan berpikir mempakan berpilcir Iogis dan analisis. Cara berpikir semacam ini ialah cara berpikir yang tidak bersifat Iogis dan analisis bulcan merupakan penalaran.

Terdapat berbagai cara untuk memperoleh pengetahuan, d·lantaranya la a. 1 11:34

1) Pengambilan kesimpulan berdasarkan perasaan. Merasa, mempalcan suatu cara menarik lcesimpulan yang tidak berdasarlcan pengalaman.

2) Intuisi. Intuisi mempalcan lcegiatan berpikir yang tidak analisis, tidak berdasarkan pada pola berpikir tertentu. Pendapat yang berdasarkan intuisi timbul dari pengetahuan-pengetahuannya yang

(35)

3) Wahyu. Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada manUSIa. Dengan wahyu, manUSta memperoleh pengetahuan dengan keyakinan (kepercayaan) bahwa yang diwahyukan tersebut benar.

4) Trial and error. Merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan secara coba-coba atau untung-untungan. Proses untuk memperoleh pengetahuan dengan cara ini memakan waktu yang lama, sehingga cara ini merupakan cara yang tidak efisien bila digunakan untuk mencari kebenaran

Manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya, pengalaman yang dimaksud adalah pengalaman inderawi. Dengan inderanya, manusia dapat mengatasi taraf hubungan yang semata-mata fisik dan masuk ke dalam medan itensional (akal), walaupun masih sangat sederhana. Indera menghubungkan manusia dengan hal-hal material yang konkrit. Masing-masing indera menangkap aspek yang berbeda mengenai barang atau makhluk yang menjadi objeknya. Jadi pengalaman inderawi dipengamhi oleh perbedaan indera dan terbatas pada sensibilitas organ-organ tertentu. Sesuatu yang tidak dapat diamati dengan indera bukanlah pengetahuan yang benar. Jadi pengalaman indera mempakan sumber pengetahuan yang benar.

Pengetahuan juga dapat diperoleh melalui belajar. Melalui belajar orang dapat memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, serta sikap dan perilaku. Bagi masyarakat, belajar memainkan peranan yang penting, temtama dalam meneruskan informasi yang bermanfaat bagi manusia itu sendiri.

Berdasarkan teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengamhi pengetahuan adalah kemampuan berpikir manusia, rasa ingin tahu manusia, pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, dan proses belajar.

(36)

pengalaman. Informasi mengenai minyak bUl11i dapat diperoleh dari proses pendidikan formal dan nonformal. Sedangkan pengalaman diperoleh dari kegiatan siswa yang dilakukan setiap hari yang dibantu oleh alat indera.

d. Pcngukuran Pengetahuan

Dalam pengukuran pengetahuan l11enggunakan tes, seperti yang dikemukakan oleh Arikunto bahwa tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelol11pok Ditinjau dari sasaran atau objek yang akan dievaluasi, maka dibedakan adanya beberapa macam tes yaitu:35

I) Tes kepribadian (personality test), yaitu tes yang digunakan untuk mengungkapkan kepribadian seseorang. 2) Test bakat (aptitude test), yaitu tes yang digunakan untuk

l11engetahui bakat seseorang.

3) Tes intelegensi (intelligence test), yaitll les yang digunakan untuk mengukur intelektual seseorang.

4) Tes sikap (altitude test), yaitu tes yang digunakan untuk mengukur sikap seseorang.

5) Teknik proyeksi (projection technique), yaitu l11etode tetesan tinta yang diciptakan oleh Rorschach.

6) Tes minat(measure of interest), yaitu tes yang digunakan untuk menggali minat seseorang.

7) Tes prestasi (achievement test), yaitu tes yang digunkan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mel11pelajari sesuatu.

Dalam dunia pendidikan, untuk mengukur pengelahllan dapat digunakan pengltiian berikut.36

I) Teknik penilaian aspek pengenalan(recognition)

Caranya, dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dalam bentulc pil ihan ganda, yang menuntut siswa agar

(37)

melakukan identifikasi tentang fakta, definisi, dan contoh-contoh yang benar.

2) Teknik penilaian aspek mengingat kembali (recall)

Caranya, dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan terbuka-tertutup langsung untuk mengungkapkan jawaban-jawaban yang unik.

3) Teknik penilaian aspek pemahaman (comprehension) Caranya, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menuntut identifikasi terhadap pertanyaan-pertanyaan yang betul dan yang keliru, konklusi, atau klasifikasi.

Dalam hirarki taksonomi Bloom, ketika peserta didik (siswa) dapat menyebutkan nama-nama benda, maka dia telah mencapai hasil belajar kognitif tingkat yang pertama yaitu tingkat pengetahuan atau pengenalan. Cara evaluasi (mengukur) yang dilakukan adalah dengan melakukan tes lisan. Dalam evaluasi pembelajaran, evaluasi hasil belajar kognitif dapat pula dilakukan dengan tes tulis.

Berdasarkan teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan menggunakan tes, baik yang berbentuk tes lisan maupun tes tulisan. Kedua tes tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mengukur pengetahuan.

Dengan demikian, maka yang sesuai untuk wengukur pengetahuan siswa tentang minyak bumi dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes prestasi karena untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat menguasai pengetahuan tentang minyak bumi setelah siswa melalui proses pembelajaran. Tes ini dilakukan berdasarkan pengetahuan siswa terhadap konsep minyak bumi. Sedangkan proses pembelajarannya dilakukan di sekolah yang dipadukan dengan informasi dari luar sekolah.

2. Persepsi

a. Konsep Persepsi

(38)

subjek persepsi (orang yang melakukan persepsi), dan pesan serta informasi yang diolah oleh pikiran manusia sehingga menimbulkan respon.

Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi, manusia terus-menerus megadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa, dan pencium.

Sarwono mendefinisikan persepsi sebagai kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokkan, dan memfokuskan42 Persepsi adalah aktivitas jiwa yang memungkinkan manusia mengenali rangsangan-rangsangan yang sampai kepadanya melalui alat-alat inderanya, dengan kemampuan inilah memungkinkan manusia mengenali lingkungan hidupnya.

Menurut Santoso, banyak ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang persepsi, antara lain Morgan, King, dan Robinson (1979); Atkinson, Atkinson, dan Hilgard (1975); Tomllinson (1981); Brootzin, Loftus, dan Zajonc (1983); Carlson (1987); Platnik dan Molleanur (1986); serta Wortman, Loftus, dan Marshall (1985). 43

Beberapa pendapat tadi dapat dirumuskan bahwa persepsi adalah tanggapan dengan diseJiai kesadaran seseorang terhadap pengalaman setelah mendapat rangsangan melalui alat indera, sehingga dapat mengadakan interprestasi terhadap sesuatu organisme.

Persepsi sangat diperlukan karena persepsi cligunakan manusia sebagai penyaring dari pengertian. Persepsi setiap orang akan membentuk sikap dalam lingkungan. Beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu pengalaman masa lal u, organisasi

42Sarlito W. Sarwono, Penganlar Umum Psikologi,(Jakarta: Bulan Bintan",. 2001) ret l.ee_" h

(39)

masyarakat, kepercayaan, dan karakteristik seseorang44 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persepsi dapat membentuk sikap atau tingkah laku seseorang terhadap sesuatu objek.

Shaleh dan Wahab mangartikan persepsi sebagai fungsi psikis yang dimulai dari proses sensasi, tetapi diteruskan dengan proses mengelol11pokkan, menggolong-golongkan, mengartikan, dan l11engkaitkan beberapa rangsang sekaligus.45 Rangsang-rangsang yang telah diterima dan dikelol11pokkan 1l1! kemudian diinterpretasi sedel11ikian rupa menjadi sebuah arti yang subjektif individual.

Dengan mengutip Ismail, Fieldl11an menyatakan bahwa perseps! adalah suatu proses mental yang mel11beri warna atau arti terhadap suatu hal setelah kita memperoleh informasi melalui indera. Persepsi l11erupakan interpretasi, analisis, dan integrasi dari panca indera kita. Persepsi merupakan pengembangan dari sensasi yang kadang-kadang sukar dibedakan. 46Perbedaan utamanya adalah bahwa

sensasi dihasilkan dari stimulus indera dalal11 menangkap objek atau peristiwa, sedangkan persepsi adalah proses menginterpretasi, menganalisis, dan mengintegrasikan dengan informasi indera. Sehingga persepsi berbeda dengan sensasi.

Basri mengatakan, "Persepsi adalah kemampuan indivielu untuk mengamati atau mengenal perangsang sesuatu sehingga berkesan menjadi pemahaman, pengetahuan, sikap, dan tanggapan-tanggapan." 47 Dalam persepsi terdapat hubungan antara pengal11atan

elan perangsang, yang mana hubungan antara keeluanya harus aela

44 Sheila O. Walker and Robert Plomin, "'Nature, Nurture, and Perceptions of the Classroom

Environment as They Relate to Teacher-Assessed Academic Achievment", Journal Educational

Psychology. XVI,4 (Augus!, 2006), h. 542

,IS Abdul R. Shaleh dan Muhbib A. Wahab, Psik%gi Sua/u Pengan/ar do/am Per.lpek/i( Ish/III,

(Jakarta: Prenada Media, 2005), h. 88

46 Hanif Ismail, "Hubungan antara Persepsi terhadap Dunia Usaha, Kecerdasan Emosional, Sikap

terhadap Profesi Akuntan dan Motivasi Berprestasi Mahasiswa Akuntansi",Jurna/ Pendidikan dan

(40)

kesesuaian. Persepsi tidak akan terbentuk jika tidak terdapat kesesuaian di antara keduanya.

Persepsi seseorang mempunyai hubungan yang positif terhadap pemahaman48 Dapat dikatakan bahwa persepsi dipengaruhi oleh pemaharnan seseorang. Pemahaman seseorang terhadap suatu objek akan membantu orang tersebut untuk menciptakan persepsi.

Istilah persepsi digunakan untuk mengungkapkan tentang pengalaman terhadap sesuatu kejadian yang dialami. Persepsi didefinisikan sebagai proses yang menggabungkan dan mengorganisasikan data-data indera kita (penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di sekeliling kita, termasuk sadar akan diri kita sendiri.

Persepsi dalam pengertian psikologi adalah proses pencarian informasi untuk dipahami. 49 Alat untuk memperoleh informasi

tersebut adalah penginderaan (penglihatan, pendengaran, peraba, dan sebagainya). Sebaliknya, alat untuk memahaminya adalah kesadaran atau kognisi. Persepsi dapat dilakukan antara individu itu sendiri, lingkungannya maupun persepsi individu terhadap Iingkungannya tersebut.

Baron, dalam Neolaka, mengatakan bahwa persepsi adalah bentuk nyata atau bentuk yang sebenamya tentang suatu objek yang sedang diamati oleh seorang individl1.50 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa persepsl merupakan gambaran nyata yang berdasarkan pengalaman setiap individu.

Seperti yang dikutip ole Ronisef, Morris mendefinisikan persepsi sebagai proses penerimaan sejumlah sensasi melalui

48 Lorna K.S. Chan and Philip J. Moore, "Development of Attributional Beliefs dan Stragic

Knowledge in Years 5-9 : a Longitudinal Analysis", Journal Educational Psychology, XXVI, 2 (April, 2006), h. 162

49Sarlito W. Sarwono,Psikologi Sosial,(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet.ke-3, h.94

(41)

bekerjanya sistem syaraf, sehingga 111anUSla dapat mengenal dan

menyusun suatu pola.51 Proses 1111 terjadi sebagai hasil proses

penerimaan informasi melalui penarikan kesimpulan atau

pembentukan arti dan suatu kejadian saat ini, dikaitkan dengan kesan

atau ingatan untuk kejadian yang sarna di masa lalu.

Persepsi artinya proses menerima, menafsirkan, dan memberi

arti rangsangan yang masuk melalui indera seperti mata dan telinga.52

Berkat pengalaman belajar seorang siswa akan mampu meneapai

persepsi yang benar dan objektif sebelum meneapai pengertian.

Pengertian yang salah akan mengakibatkan timbulnya persepsi yang

salah pula.

Persepsi meneakup kemampuan untuk mengadakan

diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan

pembedaan ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan.

Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi yang

menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan (stimulasi) dan

perbedaan antara rangsangan-rangsangan yang ada.

Stimulus yang masuk melalui indera tidak tunggal, melainkan

kompleks. Akibat dari kompleksnya stimulus terse but akan melahirkan

respon yang kompleks juga, dan memungkinkan antara orang yang

satu dengan yang lainnya melahirkan respon yang berbedaS3 Ini berarti

bahwa persepsi seseorang dengan orang lain terhadap suatu objek yang

sarna mungkin akan menghasilkan hal yang berbeda.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa persepsi adalah

proses mendeteksi dan menginterpretasi stimulus yang cliterima oleh

alat-alat indera manusia, dengan melibatkan penggunaan pengetahuan

yang telah disimpan di dalam ingatan. Persepsi merupakan proses yang

51 Syafrir Ronisef dan Dwi Atmanto, "Persepsi Pimpinan Unit KClja tentang Manajemen Mutu

sebagai Satu Pendekatan Paradigma Penataan Sistcm Perguruun Tinggi", Jurnol f/mu Pendidikan

(42)

paling awal di dalam keselurusan pemprosesan informasi yang dilakukan oleh manusia.

Persepsi merupakan tahap paling awal dari serangkaian pemprosesan informasi54 Persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki (yang disimpan di dalam ingatan) untuk mendeteksi atau memperoleh dan menginterpretasi stimulus (rangsangan) yang diterima oleh alat indera seperti mata, telinga, dan hidung.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa persepsi merupakan suatu proses menginterpretasi atau menafsirkan informasi yang diperoleh melalui sistem alat indera manusia.

Berdasarkan pemahaman tersebut, maka persepsi mencakup dua proses yang berlangsung secara serempak antara keterlibatan aspek-aspek dunia luar (stimulus informasi) dengan dunia di dalam diri seseorang (pengetahuan yang relevan dan telah disimpan di dalam ingatan). Dua proses dalam persepsi tersebut adalah aspek stimulus dan aspek pengetahuan seseorang.

Dalam Jamaris, Papalia dan Old menjelaskan bahwa persepsi merupakan proses yang teljadi di dalam pusat susunan syaraf pada waktu mengorganisasi informasi-informasi yang diterima oleh pancaindera sehingga informasi tersebut bermakna.55 Oleh sebab itu, persepsi mempunyai peranan penting di dalam kegiatan belajar yang selanjutnya mempengaruhi kegiatan perkembangan kognitif.

Baron (dalam Senduperdana) mengatakan bahwa perscpsl adalah suatu proses mental yang memberi makna (arti) terhadap objek setelah memperoleh informasi melalui indera.56

(43)

Penginderaan terjadi dalam suatu konteks tertentu, konteks

ini disebut sebagai dunia persepsi. Agar dihasilkan suatu penginderaan

yang bermakna, ada ciri-ciri umum tertentu dalam dunia perscpsi :57

I) Modalitas

Rangsang-rangsang yang diterima harus sesuai dengan modalitas tiap-liap indera, yaitu sifat sensoris dasar dan masing-masing indera.

2) Dimensi ruang

Dunia persepsi mempunyai sifat ruang (dimensi ruang), kita dapat mengatakan atas-bawah, tinggi-rendah, luas-sempit, latar depan-latar belakang, dan lain-lain.

3) Dimensi waktu

Dunia persepsi mempunyai dimensi waktu, seperti cepat-lambat, tua-muda, dan lain-lain.

4) Struktur konteks

Objek-objek atau gejala-gejala dalam dunia pengamatan mempunyai struktur yang menyatu dengan konteksnya. Struktur dan konteks ini merupakan kescluruhan yang menyatu.

Persepsi adalah suatu proses mental yang mcmberi makna

(arti) terhadap objek setelah mempcrolch informasi mclalui indera.

Proses mental berarti kemampuan energi atau potensi sumber daya

yang dimiliki oleh manusia dalam mengolah infonnasi dari

lingkungan. Potensi internal inilah yang mampu memberi arti atau

makna terhadap objek, peristiwa, dan gejala yang dapat ditangkap oleh

indera. Persepsi manusia tidak hanya disebabkan dari merasakan

suasana tetapi juga disebabkan dari mental yang membantu dalam

mengorganisir informasi.58 Seperti alat indera, mentalpun sangat

berpengaruh dalam membentuk persepsi.

Rakhraat dalam Senduperdana mcnyatakan ba\l\va perscpsi

adalah pemberian makna terhadap stimuli inderawi.59 Persepsi juga dapat diartikan sebagai pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau

hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi

(44)

dan menafsirkan pesan. Masih dalam Senduperdana, Baron memberikan batasan persepsi sebagai suatu proses mental dalam memberikan makna (arti) terhadap suatu obyek setelah memperoleh informasi melalui indera.

Persepsi merupakan kemampuan untuk cepat melihat, memahami, menggambarkan, menafsirkan, menduga, dan menginterpretasikan perilaku seseorang melalui pengalaman hidupnya di lapangan. Secara operasional persepsi adalah penafsiran pengalaman nyata terhadap diri orang lain, gambaran nyata mengenai individu, dugaan mengenai seseorang tentang perilaku hidupnya.

Kemampuan persepsi manusia tidak hanya terbatas kepada rangsangan yang berasal dari benda-benda atau objek-obiek yang berasal dari alam luar, tetapi juga dapat mengenali rangsangan sakit, lapar, dan dahaga yang merupakan fakta-fakta objektif dari dalam diri kita, yang tidak tampak rupanya tetapi gejalanya dapat dirasakan.

Persepsi didefinisikan oleh Rakhmat (dalam Rivai) sebagai pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan.60 Pareek mendefinisikan persepsi sebagai proses menenma, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan memberikan reaksi kepada rangsangan panca indera atau data.

Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa persepsi adalah suatu proses aktif komunikasi, menyerap, mengatur, dan menafsirkan pengalamannya secara selektif. Persepsi individu dibentuk oleh budaya, karena ゥセN menerima pengetahuan dari generasi セ・「・ャオュョケ。N

Pengetahuan yang diperolehnya itu digunakan untuk memberi makna pada fakta, peristiwa, dan gejala yang dihadapinya.

(45)

melahirkan penafsiran terhadap objek tersebut. l-Iasil penafsiran ini akan melahirkan suatu umpan balik berupa respon.

Persepsi orang terhadap sesuatu tidak pernah berhenti, karena informasi selalu ada di sekitar manusia. Dan orang yang belajar akan mendapatkan banyak informasi.61 Orang yang belajar bersama, berarti

mendapatkan bahan ajaran yang sama namun belum tentu persepsinya sama, sebab dipengaruhi oleh berbagai unsur antara lain lingkungan, keadaan pribadi, tujuan, dan sikap.

Persepsi dapat diartikan sebagai penglihatan atas sesuatu dalam arti luas atau tanggapan atas suatu fakta. Persepsi terletak di dalam benak manusia. Dalam objek pengamatan yang sama, manusia dapat membuat persepsi yang berbeda. Dengan sumber infonnasi yang sama, persepsi manusia dapat berbeda-beda.

Istilah persepsi seringkali digunakan untuk menunjukkan penghargaan dan kepereayaan62 Manusia akan menyadari adanya persepsi dalam dirinya ketika ia merasakan dorongan hati dalam bentuk sebuah tanda63 Persepsi individu hakikatnya dibentuk oleh budaya karena ia menerima pengetahuan dari generasi sebelumnya. Pengetahuan yang diperolehnya itu digunakan untuk memberi makna terhadap fakta, peristiwa, dan gejala yang dihadapinya.

Dalam prosesnya, persepsi selalu menghasilkan suatu gambar unik tentang kenyataan yang mungkin sangat berbecla c1ari kenyataannya64 Dalam setiap kegiatan persepsi, stimulus yang c1iterima oleh individu merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam c1iri inclividu.

Dengan demikian, dalam suatu kegiatan persepsi diperlukan pengumpulan data terhadap komponen-komponen yang terkait dengan

61 Soegeng Santoso,foe. cit.

62 Wing Lam, "Successful Knowledge Management Requires a Knowledge Culture : a Case Study",Knowledge Management Research and Practice,III, 4 (May, 2005), h. 216

(46)

objek persepsi. Komponen-komponen lersebul diolah olch olak dan selanjulnya melahirkan penafsiran lerhadap objck lerscbul. Basil penafsiran ini akan mclahirkan sualu umpan balik berupa respon.

Perbedaan leori kognilif menghasilkan penelilian yang besar dan direvisi secara berkala. Perbedaan leori tidak bertenlangan dari dua pengamalan (pcrsepsi) yang berbeda, tclapi pcrbedaan anlara konsep diri dan pengamalan dcngan perilaku yang sama.65 Dimana konsep diri lcrbenluk dcngan banluan pcrsepsi.

Suharman menyalakan ada liga aspek di dalam persepsi yang dianggap sangal rclevan dengan kognisi manusia, yailu :66

I) Penealalan indera(sensory register)

Pencatatan indera disebut juga ingalan sensori alau penyimpanan sensori. Pencatatan indera menangkap informasi dalam benluk masih kasar, belum diproses sarna sekali, dan masih dalam prakategori untuk waklu yang sangat pendek sesudah stimulus fisik dihadirkan (dilerima).

2) Pcngenalan pola(pattern recognition)

Proses pengenalan poJa merupakan lahap lanjutan selelah pencatatan indera. Pengenalan pola merupakan proses lransformasi dan mengorganisasikan informasi yang masih kasar, sehingga memiJiki makna atau arti tertentu.

3) Perhatian(attention)

Perhatian adalah proses konsentrasi pikiran atau pemusatan aktivitas mental. Perhalian melibalkan proses seJeksi terhadap beberapa objek yang hadir pada saal ilu, kemudian pada saat yang bcrsamaan pula seseorang memilih hanya satu objek, semenlara objek-objek yang lain diabaikan.

Berlyne menyalakan empat aspek yang membedakan persepsi dari berpikir, yaitu :67

65Guy Faulkner and Collin Reeves, "Primary School Student Teachers' Physical Self-Perceptions

and Attitudes Toward Teaching Physical education", Journat a/Teaching in Physical Education,

XIX,3 (April,2000), h. 3 I3

(47)

kem'ah tertentu dan itu biasanya akan

1) Hal-hal yang diamati dari sebuah rangsang bervariasi tergantung pola dari keseluruhan di mana rangsang tersebut menjadi bagiannya.

2) Persepsi bervariasi dari orang dan dari waktu ke waktu. 3) Persepsi bervariasi tergantung dari arah (fokus) alat-alat

indera.

4) Persepsi eenderung berkembang sekali terbentuk keeenderungan menetap.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses psikis yang ada dalam diri seseorang yang dapat berupa kesan, tanggapan, atau penilaian seseorang terhadap suatu objek atau lingkungan sehingga menghasilkan gambaran/tanggapan pada diri seseorang terhadap apa yang telah diamatinya. Dalam kaitannya dengan permasalahan di atas maka objek yang ingin diketahui persepsinya adalah penghematan penggunaan bahan bakar minyak yang diberikan guru di sekolah.

Dengan demikian, persepsi siswa terhadap penghematan penggunaan bahan bakar minyak adalah kemampuan siswa dalam memberi makna terhadap eara dan manfaat penghematan penggunaan bahan bakar minyak melalui perhatian yang serius atau atensi dan harapan atau ekspektasi. Atensi terhadap penghematan penggunaan bahan bakar minyak meliputi informasi yang berkembang di masyarakat dan materi pelajaran yang didapat dalam kegiatan belajar. Sedangkan ekspektasi atau harapan terhadap penghematan penggunaan bahan bakar minyak adalal1 kualitas hasil yaitu kemampuan Slswa dalam menghemat penggunaan bahan bakar minyak.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

[image:47.605.78.467.91.603.2]
(48)

Persepsi seseorang merupakan suatu proses yang aktif, dimana bukan hanya stimulus yang memegang peranan penting tetapi juga pengalaman, motivasi, dan sikap yang relevan terhadap stimulus

tersebut berperan pada diri seseorang dalam mempersepsikan situasi. Krech dan Crutchfield menyatakan bahwa terdapat dua golongan variabel yang mempengaruhi persepsi, yaitu J,g

I) Variabel struktural, yaitu faktor-faktor yang terkandung dalam rangsang fisik dan proses neurofisiologik.

2) Variabel fungsional, yaitu faktor-faktor yang tedapat dalam diri si pengamat seperti kebutuhan (need), suasana (mood), pengalaman masa lalu, dan sifat-sifat individuallainnya.

Perbedaan persepsi dapat disebabkan oleh hal-hal dibawah

. . 69

ml.

I) Perhatian; biasanya kita tidak menangkap seluruh rangsang yang ada di sekitar kita sekaligus, tetapi kita memfokuskan perhatian pada satu atau dua objek saja. Perbedaan fokus antara satu orang dengan orang lainnya dapat menyebabkan perbedaan persepsi diantara mereka. 2) Set; set adalah harapan seseorang akan rangsang yang

akan timbul. Perbedaan set dapat menimbulkan persepsi. 3) Kebutuhan; kebutuhan-kebutuhan sesaat maupun yang

menetap akan menyebabkan pada diri seseorang, akan mempengaruhi persepsi orang tersebut. Dengan demikian, kebutuhan-kebutuhan yang berbeda akan menyebabkan pula perbedaan persepsi.

4) Sistem nilai; sistem nilai yang berJaku dalam suatu masyarakat berpengaruh pula terhadap persepsi.

5) Ciri kepribadian; ciri kepribadian akan mempengaruhi pula persepsi.

6) Gangguan kejiwaan; gangguan kejiwaan dapat menimbulkan kesalahan p-;rsepsi yang disebut halasinasi. Berbeda dari ilusi, halusinasi bersifat ilJdividual, jadi hanya dialami oleh penderita yang bersangkutan saja.

(49)

I) Perhatian yang selektif

Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menenma banyak sekali rangsang dari lingkungannya. Meskipun demikian ia tidak harus menanggapi semua rangsang yang diterimanya. Untuk itu, individu hanya memusatkan perhatiannya pada rangsang-rangsang tertentu saja.

2) Ciri-eiri rangsang

Rangsang yang bergerak di antara rangsang yang diam akan lebih menarik perhatian. Demikian juga rangsang yang paling besar di antm'a yang kecil, yang kontras dengan latar belakangnya, dan itensitas rangsangnya paling kuat.

3) Nilai dan kebutuhan individu

Seorang seniman mempunyai pola dan cita rasa yang berbeda dalam pengamatannya dibanding seorang yang bukan seniman. 4) Pengalaman dahulu

Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsi dunianya.

Dalam Rivai, Lawler menyatakan bahwa persepSI dipengaruhi oleh pengalaman, minat, dan kebutuhan. Sedangkan Arnold dan Feldman menyatakan bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu karakteristik objek, orang yang

. d . .7[

mempersepsl, an sltuaSI.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa persepsl dipengaruhi oleh karakteristik subjek (pengalaman, minat, dan kebutuhan), karakteristik objek (struktur, bentuk, dan warna), serta si tuasi ketika proses persepsi dilakukan.

(50)

dua orang, dikarenakan adanya perbeclaan pengetahuan yang dimiJiki

masing-masing orang mengenai objek tersebut.

Dalam Rivai, Rakhmat mengemukakan tiga faktor yang

mempengaruhi persepsi, yaitu :72

1) Perhatian

Pada tahap perhatian, persepsi c1ipengaruhi oleh gerakan, intensitas,

kebaruan, dan pengulangan.

2) Personal atau internal

Pada tahap ini, persepsi dipengaruhi oleh kebutuhan, latar

belakang, pengalaman, kepribaclian, sikap, dan penerimaan diri.

3) Situasional

Tahap ini tercliri dari kepercayaan atau kesan yang sudah ada

sebelumnya clan faktor konteks. Faktor konteks yang

mempengaruhi persepsi adalah suasana organisasi atau suasana

perkuliahan dan kelompok.

Persepsi dipengaruhi seCaI'a nyata oleh kebutuhan clan

keinginan. Persepsi seseorang juga c1apat c1ipengaruhi oleh sistem nilai

dan pengalamannya. Pengalaman masa lalu sangat penting peranannya

dalam pembentukan persepsi, karena mayoritas c1ari masalah-masalah

umumnya bersifat rutin dan selalu haclir dalam kehidupan manusia.

Van den Ban dan Hawkins menjelaskan prinsip-prinsip

persepsi, yaitu)3

I) Persepsi bersifat relatif. Artinya, kita tidak c1apat menunjukkan penafsiran tepat, tetapi kita hanya c1apat mengatakan, penafsiran yang satu melebihi penafsiran yang lainnya.

2) Persepsi sangat selektif. Artinya, karena kapasitas menangkap informasi terbatas, seseorang tidak dapat menangkap seluruh stimuli, tergantung faktor fisik, clan psikologis.

(51)

bentuk yang memberi arti, clengan mengubah yang

berserakan clan menyajikannya dalam bentuk yang

berll1akna.

4) Melalui pengall1atan, seseorang clapat ll1emilih, mengatur, dan ll1enafsirkan pesan.

5) Persepsi seseorang berlainan satu sama lain dalam situasi yang sall1a karena adannya perbedaan kognitif.

Ada dua sumber informasi yang berpengaruh terhadap

. . 74

persepsl, yaltu :

I) Informasi yang ditall1pilkan oleh stimulus sensori pada waktu itu

2) Pengetahuan dan pengalaman relevan yang climiliki clan telah

tersimpan cli clalam ingatan seseorang.

Menurut Suharman, persepsi clapat clipengaruhi oleh J5

I) Familiaritas

Objek-objek yang suclah clikenal akrab akan lebih ll1uclah clipersepsi clari pacla objek-obj

Gambar

Tabel I.Kisi-kisi Instrumen Pengetahuan tentang Minyak BUl11i
Gambar 1. Skema Hubungan antara Pengetahuan Siswa Tentang Minyak
Tabel Pembantu Perhitungan Re1iabilitas Pengetahuan
gambaran/tanggapan pada diri seseorang terhadap apa yang telah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu, diperlukan kesadaran mahasiswi untuk menu makan dan pemahaman gizi pada makanan, sehingga menu makan dapat disusun dengan baik dengan memperhatikan gizi yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui empirik hubungan antara D ominance dan Influence pada hasil tes DISC dengan minat wirausaha pada mahasiswa fakultas

Model pembelajaran TPS merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif dimana peserta didik dilatih untuk menyelesaikan masalahnya dengan cara bertukar pikiran dengan orang

adalah biaya depresiasi mesin dan equipment, biaya bahan.. baku, biaya gaji karyawan baik yang langsung maupun

Fourth special report of the Secretary-General on the United Nations Organization Stabilization Mission in the Democratic.. Republic of

National Surgical Adjuvant Breast and Bowel Project and the Radiation Therapy Oncology Group (NSABP B39 / RTOG 0413) Trial is a large, multicenter, randomized, ongoing phase

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan terhadap variabel yang di ukur atau sangat berarti pada taraf kepercayaan 95%.Demikian juga

Dan semoga Allah senantiasa memberi rahmat kepada penghulu kita nabi Muhammad, segenap keluarga dan sahabatnya serta keselamatan untuk seluruh para