Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Disusun oleh:
BAGUS PRATAMA NIM. 1001964
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
oleh
BAGUS PRATAMA
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
© Bagus Pratama 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
1001964
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLAVOLI
disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I
Dr. Yunyun Yudiana, M. Pd NIP. 196506141990011001
Pembimbing II
Carsiwan, M.Pd NIP. 197101052002121001
Mengetahui Ketua Program Studi
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Bagus Pratama. NIM: 1001964. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Judul: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial dan Keterampilan bermain bolavoli. Pembimbing I: Dr. Yunyun Yudiana,M.Pd. Pembeimbing II: Carsiwan, M.Pd.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh asumsi mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap keterampilan sosial dan keterampilan bermain bolavoli. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran kooperatif yang bertujuan, (1) untuk mengetahui apakah berpengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap keterampilan sosial, (2) untuk mengetahui apakah berpengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap keterampilan bermain bolavoli, (3) untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap keterampilan sosial dan keterampilan bermain bolavoli. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-posttest control grop design. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK PGRI 2 Cimahi, dan sampel yang digunakan adalah 16 orang untuk kelompok pembelajaran kooperatif dan 16 orang untuk kelompok kontrol (pembelajaran langsung). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan tes keterampilan bermain bolavoli. Hasil penelitian menunjukkan, (1) terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap keterampilan sosial, persentase perbedaan dengan kelompok kontrol 6.7%, (2) terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap keterampilan bermain bolavoli, persentase perbedaan dengan kelompok kontrol 8.7%, (3) terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap keterampilan sosial dan keterampilan bermain bolavoli, persentase perbedaan dengan kelompok kontrol 5.6%.
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
The reasearch based on assumsed about the effect of cooperative learning model towards social skills and playing volleyball skills. This research using cooperative learning model which have a purpose, (1) for knowing whether the cooperative learning model taken effect toward social skills, (2) for knowing whether the cooperative learning model taken effect toward playing volleyball skills, (3) and for knowing whether having effects of cooperative learning model towards the both, social skills and playing volleyball skills. The design of this research is pretest-posttest control group design. Population that used in this research, that is students grades XI SMK PGRI 2 Cimahi and the samples is 16 peoples for cooperative learning group therewith 16 peoples for controlling group (direct learning). Instrument that used in this research is quistionnaire and playing volleyball skills test. The result showed, (1) there are effect of cooperative learning model toward social skills, the differences presentage with control group is 6.7%, (2) there are effect of cooperative learning model toward playing volleyball skills, the differences presentage with control group is 8.7%, (3) there are effect of cooperative learning model towards the both, social skills and playing volleyball skills, the differences presentage with control group is 5.6%.
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
ABSTRAK ... iv
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C.Rumusan Masalah ... 7
D.Tujuan Penelitian ... 7
E. Batasan Masalah ... 8
F. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS ... 10
A.Tinjauan Teoritis... 10
1. Definisi Keterampilan Sosial ... 10
2. Permainan Bolavoli ... . 16
3. Model Pembelajaran ... 21
4. Model pembelajaran kooperatif ... 25
5. Belajar Pembelajaran Penjas ... 30
6. Karakteristik Siswa SMK ... 35
B.Kerangka Pemikiran ... 38
C. Hipotesis ... 43
BAB III METODE PENELITIAN ... 44
A.Metode Penelitian ... 44
B. Lokasi, Populasi dan Sampel ... 45
C.Desain Penelitian ... 47
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61
A.Hasil Penelitian ... 61
1. Analisis Deskripsi Data Penelitian ... 61
2. Pengujian Persyaratan Analisis Data ……….... . 65
a. Uji Normalitas Data ... 65
b. Uji Homogenitas … ... 66
c. Uji Hipotesis …..……….. 67
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 71
1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif ... 71
2. Penerapan Model Pembelajaran Langsung ... 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 75
A.Kesimpulan ... 75
B. Saran ... 75
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Tabel 2.1 Dimensi Keterampilan Sosial ... 13
2. Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Keterampilan Sosial ... 51
3. Tabel 3.2 Hasil Uji Coba Validitas Angket ... 53
4. Tabel 3.3 Nilai Koefisien Reliabilitas... 54
5. Tabel 3.4 Reliabilitas statistik ... 54
6. Tabel 3.5 Program Pembelajaran ... 56
7. Tebel 4.1 Hasil Gain Kelompok Pembelajaran Kooperatif ... 61
8. Tabel 4.2 Hasil Gain Kelompok Pembelajaran Langsung ... 62
9. Tabel 4.3 Deskripsi Data Baku Pembelajaran Kooperatif ... 63
10. Tabel 4.4 Deskripsi Data Baku Pembelajaran Langsung ... 64
11. Tabel 4.5 Hasil Penjumlahan ... 64
12. Tabel 4.6 Ringkasan Uji Normalitas ... 66
13. Tabel 4.7 Ringkasan Uji Homogenitas ... 67
14. Tabel 4.8 Pengaruh Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial ... 68
15. Tabel 4.9 Pengaruh Kooperatif Terhadap Keterampilan Bermain Bolavoli Kontrol ... 68
16. Tabel 4.10 Hipotesis Kelompok Pembelajaran Kooperatif ... 69
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dalam dunia pendidikan, mata pelajaran pendidikan jasmani mempunyai
kedudukan yang sama dengan mata pelajaran yang lainnya, karena dalam
pendidikan jasmani bermaterikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan
cabang olahraga dan kesehatan, juga memberi peluang bagi siswa untuk
mengembangkan kemampuan gerak dirinya dalam bidang olahraga. Dalam proses
pembelajaran disekolah, pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang
wajib diberikan secara formal. Pendidikan jasmani merupakan salah satu bagian
dari proses pendidikan secara keseluruhan yang diselenggarakan disetiap lembaga
pendidikan.
Tujuan pendidikan jasmani pada dasarnya dapat diklasifikasikan kedalam
empat kategori tujuan seperti yang dikemukakan oleh Buchr 1983 dalam
Suherman (2008:7), yaitu “Perkembangan fisik, perkembangan gerak,
perkembangan mental, dan perkembangan sosial.” Sehubungan dengan tujuan
pendidikan jasmani, seyogyanya pemilihan dan perumusan materi pendidikan
jasmani dilakukan dengan baik dan benar serta sesuai dengan kebutuhan dan
tingkat perkembangan peserta didik.
Menurut Jasse Feiring Williams (Freeman, 2001 dalam Abduljabar 2009:5),
pendidikan jasmani adalah “sejumlah aktivitas jasmani manusiawi yang terpilih
sehingga dilaksanakan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.” Pengertian
didukung oleh adanya pemahaman bahwa:
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
adalah suatu fakta yang tidak dapat dipungkiri, pendidikan jasmani diartikan sebagai pendidikan melalui fisikal. Pemahaman ini menunjukan bahwa pendidikan jasmani juga terkait dengan respon emosional, hubungan personal, perilaku kelompok, pembelajaran mental, intelektual, emosional, dan estetika.
Proses pembelajaran penidikan jasmani yang menarik akan menjadi pusat
perhatian siswa, sehingga dalam pembelajaran siswa lebih tertarik dan senang,
tetapi sebaliknya apabila dalam proses pembelajaran guru hanya menyampaikan
materi menggunakan metode ceramah saja atau yang bersifat tradisional, atau
teacher center dan tidak praktik melibatkan siswa secara langsung pada
pembelajaran, siswa akan merasa bosan dan tidak termotivasi untuk belajar.
Dalam hal ini apabila pembelajaran sudah tidak menarik dan siswa tidak
termotivasi untuk belajar pendidikan jasmani tentunya hasil belajar pada siswa
dalam pembelajaran pendidikan jasmani akan semakin menurun.
Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran Penididikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan adalah guru dan peserta didik, guru memiliki peran yang penting
untuk mencapai tujuan pembelajaran Pendidikan Jasmani, pada saat pembelajaran
guru berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran, oleh karena itu guru harus
menentukan strategi apa yang cocok dalam proses pembelajaran karena apabila
guru tidak dapat menggunakan strategi yang cocok dalam pembelajaran maka
tujuan pembelajaran sulit dicapai.
Selama ini dalam proses pengajaran pendidikan jasmani di sekolah masih
banyak guru yang menganut sistem pendidikan yang bersifat tradisional atau
teacher center, dimana siswa hanya memperhatikan guru dalam menyampaikan
materi atau memberi contoh. Selain itu dapat dilihat juga dari aktivitas siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pada materi
bolavoli yang dianggap masih kurang efektif serta berakibat kreativitas siswa
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam perkembangannya, ternyata dalam pembelajaran pendidikan jasmani
banyak sekali berkembang model-model pembelajaran. Perkembangan tersebut
tentu harus diikuti dengan pemahaman serta pengaplikasiannya, sehingga seorang
guru dituntut untuk memiliki pengetahuan serta pemahaman yang baik mengenai
model-model pembelajaran. Namun pada kenyataannya masih banyak guru
pendidikan jasmani yang kurang memahaminya. Padahal dengan menerapkan
banyak model pembelajaran maka akan sangat mendukung terhadap terbentuknya
pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif, inovatif, kreatif, efektif, juga
menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran pendidikan jasmani akan berjalan
dengan baik dan tujuan pembelajaran pun akan tercapai.
Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran ada baiknya guru
menggunakan suatu protipe dari suatu teori atau model. Model menjelaskan
keterkaitan berbagai komponen dalam suatu pola pemikiran yang disajikan secara
utuh, sehingga dapat membantu melihat kejelasan ketertarikan secara lebih cepat,
utuh, konsisten dan menyeluruh. Dalam konteks pembelajaran model adalah suatu
penyajian fisik atau konseptual dari sistem pembelajaran, serta berupaya
menjelaskan keterkaitan berbagai kompenen sistem pembelajaran ke dalam suatu
pola/kerangka pemikiran yang disajikan secara utuh. Suatu model pembelajaran
meliputi keseluruhan sistem pembelajaran yang menyangkup komponen tujuan,
kondisi pembelajaran, proses belajar-mengajar, dan evaluasi hasil pembelajaran.
Model pembelajaran adalah suatu proses kegiatan yang dirancang oleh guru
atau pengajar untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai
yang baru dalam dengan cara yang sistematis yaitu melalui tahapan rancangan,
pelaksanaan dan evaluasi dalam konteks kegiatan pembelajaran. Pengertian model
pembelajaran itu sendiri menurut Joyce dan Weil dalam Juliantine (2011:7)
menyatakan bahwa “Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang
dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dikelas atau yang lainnya.” Selain itu Udin Winataputra (1994) dalam Juliantine (2011:8) mengemukakan bahwa:
Model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan fungsi sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Untuk mengembangkan hal di atas maka diperlukan model pembelajaran
yang sesuai dengan situasi di lapangan, dan hal di atas dapat dilakukan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif. Menurut (Eggen & Kauchak,
1996) dalam Juliantine (2013:63): “Model pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara
berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.” Pembelajaran kooperatif disusun
dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, menfasilitasi siswa
dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam
kelompok serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan
belajar sama-sama, siswa yang berbeda latar belakangnya. Jadi dalam
pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu sebagai siswa ataupun
sebagai guru. Dengan bekerja secara kolaboratif untuk mencapai sebuah tujuan
bersama, maka siswa akan mengembangkan keterampilan berhubungan dengan
sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di luar sekolah.
Menurut Stahl (1994) dalam Juliantine (2013:63): “Pembelajaran kooperatif
mampu merangsang dan mengunggah potensi siswa secara optimal dalam suasana
belajar pada kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 2 sampai 6 orang siswa.”
Pada saat siswa belajar dalam kelompok akan berkembang suasana belajar yang
terbuka dalam dimensi kesejawatan, karena pada saat itu akan terjadi proses
belajar kolaboratif dalam hubungan pribadi yang saling membutuhkan. Pada saat
itu juga siswa yang belajar dalam kelompok kecil akan tumbuh dan berkembang
pola belajar tutor sebaya (peer group) dan belajar secara bekerjasama
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mengenai model pembelajaran kooperatif, Metzler (2000:221) mengartikan
sebagai berikut:
It is a set of teaching strategies that key attributes, the most important being the grouping of students into learning teams for set amounts of time or assignments, with the expectation that all students will contribute to the learning process and autcomes. The word team tajes on the sam meaning as it does in sport-all members work to achieve a common goal.
Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif
merupakan seperangkat strategi mengajar yang ditandai dengan pengelompokan
siswa ke dalam beberapa kelompok belajar dalam jumlah waktu atau tugas-tugas
tertentu, dengan harapan semua siswa berperan baik dalam proses maupun hasil
belajarnya. Kelompok siswa mengambil makna yang sama seperti halnya dalam
olahraga, semua anggota bekerja untuk mencapai tujuan bersama.
Model pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan untuk
menyampaikan gagasan atau ide, bertanya, melakukan diskusi/sharing pendapat
dengan anggota kelompoknya sehinga diharapkan mampu membangun dan
mengembangkan pengetahuan siswa itu sendiri dibawah bimbingan guru. Tugas
dari masing-masing kelompok adalah mencapai ketuntasan materi dan membantu
anggotanya untuk mencapai ketuntasan materi tersebut.
Proses belajar belum selesai jika salah seorang dari kelompoknya belum
mencapai ketuntasan materi. Ketuntasan materi dalam setting belajar
pembelajaran kooperatif terjadi jika semua anggota kelompok berhasil dalam
mencapai tujuan belajar yang telah ditugaskan. Hal tersebut memberikan indikasi
bahwa belajar dengan berkelompok kooperatif merupakan suatu sistem gotong
royong untuk mencapai ketuntasan materi. Hal ini diperkuat oleh pendapat Slavin
dalam Isjoni (2011:17) yang menyatakan bahwa “pembelajaran kooperatif positif
terhadap perbaikan hubungan antara kelompok dan kepercayaan diri siswa,
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterampilan sosial para siswa sangat berarti sekali dalam setiap pelaksanaan
ataupun proses pembelajaran di sekolah, untuk menghidupkan suasana yang
kondusif dan menyenangkan tentunya harus ada proses interaksi antara guru
dengan siswanya ataupun siswa dengan siswa, karena tanpa adanya interaksi
ataupun hubungan sosial yang baik maka proses pembelajaran di sekolahpun akan
sedikit terganggu.
Merrell & Gimpel, (1998) dalam hidayah (2012:8), mengemukakan
“keterampilan sosial merupakan suatu perilaku yang mengarah atau kemampuan
sosial yang berdasarkan bagaimana implementasi seseorang dipandang cukup
dalam bidang sosial.” Michelson dalam Umbara, dkk. (2012:8), mengemukakan
pengertian keterampilan sosial sebagai “keterampilan yang diperoleh individu
melalui proses belajar, mengenai cara-cara mengatasi atau melakukan hubungan
sosial dengan tepat dan baik.”
Maka dari itu keterampilan sosial sangat berarti dan penting sekali untuk
dipupuk dan di latih saat usia masih muda, apalagi semasa sekolah ini sangat
diperlukan sekali untuk menambah kerabat atau teman yang banyak serta
memiliki hungan yang baik dengan setiap orang.
Dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, bolavoli adalah materi atau
permainan yang wajib dipelajari oleh para siswa di sekolah, mengenai hal ini
manfaat permainan bolavoli disampaikan oleh Nindya dalam blog internet
(http://ujiansma.com/manfaat-permainan-bola-voli):
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Banyak manfaat yang didapatkan dalam permainan bolavoli. Maka dari itu
siswa perlu mengembangkan keterampilan bermain bolavoli supaya berguna bagi
diri sendiri dan menambah pengetahuannya tentang permainan bolavoli.
Melalui pembelajaran kooperatif merupakan penompang terwujudnya
pembelajaran pendidikan jasmani dalam rangka meningkatkan keterampilan sosial
dan keterampilan bermain bolavoli. Hal ini menjadi motivasi dan keingintahuan
penulis untuk meneliti lebih jauh apakah terdapat pengaruh pembelajaran
kooperatif terhadap keterampilan sosial dan keterampilan dasar bermain bolavoli.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, terdapat beberapa
masalah yang muncul, diantaranya yaitu:
1. Bagaimana pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap
keterampilan sosial?
2. Bagaimana pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap
keterampilan bermain bolavoli?
3. Bagaimana pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap
keterampilan sosial dan keterampilan bermain bolavoli?
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap
keterampilan sosial?
2. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperaitf terhadap
keterampilan sosial dan keterampilan bermain bolavoli?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini mungkin merupakan titik pijak untuk
merealisasikan pesan yang akan dilaksanakan, sehingga perlu dirumuskan secara
jelas. Dalam penelitian ini pun perlu adanya tujuan yang berfungsi sebagai acuan
pokok terhadap masalah yang akan diteliti, sehingga peneliti dapat bekerja secara
terarah dalam mencari data sampai pada tingkat pemecahannya, maka tujuan yang
ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah dengan penerapan model pembelajaran
kooperatif dapat memberikan pengaruh terhadap keterampilan sosial.
2. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif dapat
memberikan pengaruh terhadap keterampilan bermain bolavoli.
3. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif dapat
memberikan pengaruh terhadap keterampilan sosial dan keterampilan
bermain bolavoli.
E. Batasan Masalah
Dalam penulisan ini yang terlalu luas maka perlu terdapat batasan-batasan
masalah dalam ruang lingkup penelitian yang jelas. Berdasarkan masalah dalam
penulisan ini antara lain sebagai berikut:
1. Pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran kooperatif.
2. Dalam masalah ini adalah Pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap
keterampilan sosial dan keterampilan bermain bolavoli.
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Manfaat penelitian adalah follow up penggunaan informasi yang tertera
dalam kesimpulan sebagai cerminan dari anak-anak zaman sekarang terhadap
mata pelajaran penjas. Dengan terjawabnya pertanyaan-pertanyaan tersebut kita
dapat mencari solusi yang baik bagi para peserta didik agar dapat meningkatkan
nilai penjas mereka disekolah.
Penelitian ini dilakukan semata-mata untuk mengetahui pengaruh
pembelajaran kooperatif terhadap keterampilan sosial dan keterampilan bermain
bolavoli. Dapat dipastikan memberi manfaat bagi semua, baik bagi peneliti
khususnya dan juga bagi seluruh komponen yang terlibat didalamnya.
Manfaat atau nilai guna yang bisa diambil dari penulisan penelitian ini
adalah:
1. Bagi peneliti, dengan melakukan penelitian ini dapat mengetahui apakah
ada pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap keterampilan sosial dan
keterampilan bermain bolavoli.
2. Bagi guru, penelitian yang dibuat agar dapat menjadikan bahan refrensi
bagi para guru untuk melakuakan proses setiap pengembangan dalam
pendidikan olahraga.
3. Bagi sekolah, menjadikan bahan masukan agar pembelajaran penjas itu
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Pada dasarnya metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. suatu hasil dari penelitian harus diuji
melalui metode yang diterapkan. Sehingga dari penerapan metode akan diketahui
apakah tujuan penelitian berhasil atau gagal. Seperti yang dijelaskan oleh Sudjana
(2005:25) bahwa “metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan
telaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar,
pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi”. Hal ini
diperkuat dengan adanya teori dari para ahli yang mengemukakan metode sebagai
suatu cara untuk mengetahui pencapaian tujuan penelitian kita, yang diungkapkan
oleh Surakahmad (1990) yang dikutip dari darsono (2011:52) sebagai berikut:
Metode adalah suatu cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. cara ini dipergunakan setelah penyelidikan, perhitungan kewajarannya, ditinjau dari tujuan penelitian serta dari situasi penelitian.
Dalam suatu penelitian terdapat banyaknya metode penelitian yang berbeda
satu sama lain. Hal ini dipengaruhi oleh tujuan hingga rumusan masalah yang
akan diteliti. Maka perlu adanya perbandingan lurus antara rumusan masalah yang
hendak diteliti dengan metode penelitian yang digunakan. Ada beberapa jenis
metode penelitian yang sering digunakan, metode tersebut adalah metode historis,
deskriptif, dan eksperimen.
Dalam hal ini penulis memilih menggunakan metode eksperimen, karena
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk mencari hasil penelitian melalui treatment (perlakuan) tertentu. Maka dari
itu diteliti pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap keterampilan sosial dan
keterampilan dasar bermain bolavoli.
Sugiyono (2010:56), menjelaskan bahwa penelitian eksperimen adalah
penelitian langsung yang dilakukan terhadap suatu objek untuk menentukan
pengaruh suatu variabel terhadap variabel tertentu dengan pengontrolan yang
ketat. Hal tersebut diperkuat oleh Arikunto (2002:4) yang menerangkan bahwa:
Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab-akibat (hubungan klausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminir atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu.
Dari uraian diatas dapat peneliti simpulkan bahwa eksperimen adalah suatu
penelitian secara langsung untuk mendapatkan informasi atau jawaban dari objek
dengan perlakuan (treatment) tertentu yang diberikan pada objek tersebut.
B. Lokasi, Populasi dan Sampel 1. Lokasi
Agar penelitian ini jelas maka, penulis akan melakukan penelitian di SMK
PGRI 2 Cimahi. Jalan Encep Kartawiria No. 153. Telepon (022) 6654310 Cimahi
40512.
Untuk memecahkan suatu masalah penelitian diperlukan sumber data dan
pada umumnya sumber data itu disebut populasi dan sampel penelitian.
2. Populasi
Dalam memecahkan suatu permasalahan penelitian diperlukan sumber data
dan pada umumnya sumber data tersebut disebut populasi dan sampel penelitian.
Penelitian merupakan sejumlah objek yang akan diteliti dan populasi merupakan
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian, karena populasi merupakan kesulurahan sumber data atau objek yang
akan diteliti. Seperti yang dikemukakan Sugiyono (2010:80) bahwa “Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulan.”
Mengingat populasi sangat luas, maka dalam penelitian ini peneliti
membatasi populasi untuk membantu mempermudah penarikan sampel. Menurut
Sudjana, N dan Ibrahim (1992) bahwa: “pembatasan populasi dilakukan dengan
membedakan populasi sasaran (target population) dan populasi terjangkau
(accessible population).”
Berdasarkan pendapat tersebut maka yang menjadi populasi dalam penelitian
ini adalah siswa SMK PGRI 2 Cimahi, sedangkan populasi terjangkaunya adalah
siswa kelas XI SMK PGRI 2 Cimahi. Berdasarkan ketentuan tersebut maka
jumlah populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI
Farmasi 1 SMK PGRI 2 Cimahi sebanyak 36 siswa.
3. Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2010:81) menyatakan bahwa “sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut.”Sedangkan seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2006:131) bahwa: “Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti.”
Berdasarkan pengertian tersebut, sampel yang diambil harus dapat memiliki
karakteristik yang sama dengan populasi, sehingga apa yang diteliti tersebut
benar-benar mewakili populasi penelitian. Salah satu syarat dalam penarikan
sampel adalah bahwa sampel itu bersifat representative, artinya sampel yang
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam sampel. Untuk menentukan jumlah sampel pada penelitian ini harus
berdasarkan pertimbangan masalah, tujuan, metoda, dan instrument penelitian.
Disamping itu perlu diperhatikan masalah waktu, tenaga, dan dana.
Berdasarkan metode penelitian eksperimen yang ciri utamanya adalah
penugasan random, maka peneliti menggunakan kelompok-kelompok yang sudah
ada sebagai sampel. Jadi peneliti tidak mengambil sampel dari anggota populasi
secara individu tetapi dalam bentuk kelas, alasannya adalah karena apabila
pengambilan sampel dilakukan secara individu dikhawatirkan situasi kelompok
sampel menjadi tidak alami.
Lalu penulis berpedoman pada pendapat Arikunto (2002:107) yang
mengemukakan sebagai berikut:
Untuk ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil antara 10% sampai 15% atau 20% sampai 25% atau lebih.
Berdasarkan pernyataan tersebut maka penulis menetapkan jumlah sampel
yang diambil adalah keseluruhan dari populasi, sehingga diperoleh sampel
sebayak 36 orang. Dari sampel tersebut dibagi kedalam dua kelompok yaitu
masing-masing 16 siswa dan 2 siswa cadangan pada kelompok eksperimen yang
akan diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif dan 16 siswa
dan 2 siswa cadangan pada kelompok kontrol yang akan diberi perlakuan
menggunakan model pembelajaran langsung.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara menganalisis data agar
dapat dilaksanakan secara ekonomis dan sesuai dengan tujuan penelitian, karena
itu desain penelitian berfungsi untuk memberikan jalan dan arah proses penelitian
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini penulis menggunakan desain eksperimen dengan teknik
paralel, karena dalam proses penelitian ini penulis menghadapi dua kelompok
sampel, yaitu satu merupakan kelompok eksperimen dan yang lainnya menjadi
kelompok kontrol atau pembanding.
Desain eksperimen merupakan bagian dari desain penelitian. Mengenai
desain eksperimen, Sudjana (1992:1) menjelaskan “desain eksperimen yaitu suatu
rancangan percobaan (dengan tiap langkah tindakan yang betul-betul
terdefinisikan) sedemikian rupa sehingga informasi yang berhubungan atau yang
diperlukan untuk persoalan yang sedang diteliti dapat terkumpul”.
Adapun fungsi dari desain eksperimen menurut Sudjana dan Ibrahim
(1989:31), sebagai berikut:
1. Memberikan kesempatan untuk membandingkan kondisi yang dituntut
oleh hipotesis penelitian.
2. Memungkinkan penelitian membuat interprestasi dari hasil studi melalui
analisis data secara statistika.
Berangkat dari permasalahan dan tujuan yang telah dikemukakan
sebelumnya, yaitu ingin mengungkapkan pengaruh model pembelajaran
kooperatif terhadap keterampilan sosial dan keterampilan dasar bermain bolavoli,
maka metode dalam penelitian ini adalah metode true eksperimen dengan desain
yang digunakan adalah pretest-posttest control grop design, sebagamana terlihat
dalam gambar 3.1.
Gambar 3.1
Pretest-Posttest Control Group Design
Keterangan:
Treatment group O1 X1 O2
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu O1 : Tes awal
O2 : Tes akhir
X1 : Perlakuan dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif
D. Instrumen Penelitian
Untuk mendukung kebenaran suatu hipotesis, diperlukan data atau fakta
empiric. Data empiric bisa didapat dengan jalan pengetesan dan pengukuran
terhadap yang akan diteliti. Pengetesan dan pengukuran menurut Nurhasan
(1999:10), menjelaskan bahwa: “Tes dan pengukuran merupakan bagian integral
dalam proses evaluasi dalam proses belajar mengajar. Pengukuran merupakan
salah satu teknik dalam evaluasi, khusunya dalam proses pengumpulan data.”
Instrumen penelitian adalah alat pengumpulan data. Arikunto (2006:149),
menjelaskan pengertian instrument sebagai berikut: “instrumen penelitian adalah
alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik.” Alat pengumpulan data yang
penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Tes Keterampilan Bermain Bolavoli
dan Angket Keterampilan Sosial.
a. Tes Keterampilan Bermain Bolavoli
Instrumen yang kedua yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah tes
keterampilan bermain bolavoli yang dikenal dengan voli game statistics yang
menggunakan cara skala rating yang biasa digunakan oleh para pelatih FIVB
(Yudiana, 2010: 103-105). Adapun bentuk tesnya sebgai berikut:
Semua sampel bermain bolavoli dengan aturan, sampel yang menggunakan
model pembelajaran kooperatif melawan model yang menggunakan pembelajaran
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perbedaan secara langsung hasil dari penerapan kedua model. Adapun cara
pemberian skor pada sampel adalah sebagai berikut:
1) Servis
Cara pemberian skornya adalah sebagai berikut:
4 = jika bola servis langsung mematikan lawan
3 = jika bola servis dapat diterima namun sulit untuk diumpan menjadi serangan
2 = jika bola servis dapat diterima oleh lawan hanya dapat diumpankan untuk open spike saja
1 = jika bola diterima lawan dengan baik
0 = jika bola servis mati sendiri
2) Penerimaan Servis
Cara pemberian skornya sebagai berikut:
3 = jika diterima dengan sempurna dan di arahkan langsung pada pengumpan
2 = hanya dapat menerima tanpa mengarahkannya ke pengumpan
1 = jika penerima servis sulit untuk mengumpankan bola pada pengumpan
0 = jika bola mati (tidak dapat diterima/bola keluar)
3) Spike
Cara pemeberian skornya sebagai berikut:
1 = serangan mematikan lawan
0 = serangan dapat dikembalikan lawan
-1 = serangan gagal
4) Block
Cara pemberian skornya sebagai berikut:
1 = dapat mematikan lawan
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu -1 = pertahanan gagal
5) Terima Serangan
Cara pemberian skornya sebagai berikut:
3 = menerima serangan secara sempurna, bola terarah ke pengumpan
2 = bola hanya dapat di umpankan untuk open spike
1 = bola sulit untuk di umpankan menjadi serangan
0 = bola gagal dimainkan atau mati
6) Umpan
Cara pemberian skornya sebagai berikut:
1 = mengumpan bola kepada penyerang dan mudah dilakukan serangan
0 = bola kurang tepat pada penyerang dan sulit untuk dilakukan serangan
-1 = bola gagal dimainkan atau mati
b. Tes keterampilan sosial
Instrumen yang digunakan dalam keterampilan sosial adalah berupa angket
atau koesioner. Arikunto (2010:194) kuesioner/angket adalah sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Dengan menggunakan
angket tertutup sampel bisa dengan mudah menjawab angket yang diberikan oleh
penulis. Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini diadaptasi dari The
Matson Evaluation Of Social Skill With Youngsters (MESSY). Adapun kisi-kisi
mengenai keterampilan sosial dapat dilihat pada table dibawah ini:
Tabel 3.1
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dimensi
Keterampilan Sosial
Indikator Nomor Soal
Faktor 1 :
perilaku antisosial
Sikap agresivitas dan
pengendalian emosi.
2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 11, 13, 14, 16,
17, 21, 22, 25, 27, 28, 30, 39, 45
Faktor 2 :
keterampilan sosial
Kesadaran diri dan
Ketegasan diri.
1, 9, 10, 15, 18, 20, 23, 24, 29,
31, 32, 33, 37, 38, 41, 43, 44
Faktor 3 :
kesombongan
Pengakuan sosial 12, 26, 34, 42
Faktor 4 : kecemasan
sosial/kesendirian
Membina hubungan
dengan orang lain
19, 35, 36, 40
1. Uji Coba Angket
Untuk memperoleh data yang relevan dan akurat diperlukan alat pengumpul
data yaitu alat ukur yang valid dan reliable. Salah satu usaha yang diperlukan
yaitu dengan jalan uji coba. Dari uji coba tersebut diharapkan dapat diketahui
validitas dan reliabilitas instrument tersebut. Data analisis dengan menggunakan
teknik statistic perambkat lunak SPSS 17 yaitu menggunakan reliability scale.
Pada uji validitas angket The Matson Evaluation Of Social Skill With Youngsters
(MESSY) dari 62 soal yang diajukan terhadap 30 orang sampel lain selain
kelompok sampel penelitian.
a. Uji Validitas
Perhitungan uji validitas dalam instrument untuk penelitian ini adalah dengan
menggunakan program spss 17. Nilai koefisien korelasi yang didapat
diinterpretasikan menurut Nisfianoor (2009:204) bahwa “tiap item yang bernilai
lebih dari 0,2 berarti item instrument tersebut valid dan reliabel”. Hasil
perhitungan uji validitas instrument angket keterampilan sosial siswa disajikan
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2
Hasil Uji Coba Validitas Angket The Matson Evaluation Of Social Skill With Youngsters (MESSY)
NO. Pertanyaan
Corrected item total-correlation
Keterangan NO.
Pertanyaan
Corrected item total-correlation
Keterangan
1 0.206 Valid 32 -0.038 Tidak valid
2 0.544 Valid 33 -0.186 Tidak valid
3 0.501 Valid 34 0.548 valid
4 0.575 Valid 35 0.732 valid
5 0.484 Valid 36 0.454 valid
6 0.405 Valid 37 0.089 Tidak valid
7 0.522 Valid 38 0.287 valid
8 0.256 Valid 39 0.470 valid
9 0.103 Tidak valid 40 0.548 valid
10 0.108 Tidak valid 41 0.507 valid
11 0.144 Tidak valid 42 0.540 valid
12 0.561 Valid 43 0.561 valid
13 0.627 Valid 44 0.252 valid
14 0.293 Valid 45 0.541 valid
15 0.734 Valid 46 0.100 Tidak valid
16 -0.027 Tidak valid 47 0.010 Tidak valid
17 0.618 Valid 48 0.223 valid
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
19 0.579 Valid 50 0.559 valid
20 0.245 Valid 51 0.121 Tidak valid
21 0.418 Valid 52 0.245 valid
22 0.679 Valid 53 0.235 valid
23 -0.184 Tidak valid 54 0.598 valid
24 0.277 Valid 55 0.149 Tidak valid
25 0.214 valid 56 0.476 valid
26 0.172 Tidak valid 57 0.218 valid
27 0.491 valid 58 0.403 valid
28 0.048 Tidak valid 59 0.246 valid
29 0.663 valid 60 -0.214 Tidak valid
30 0.598 valid 61 -0.489 Tidak valid
31 0.609 valid 62 0.601 valid
b. Reliabilitas
Perhitungan uji reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
program SPSS 17. Nilai koefisien reliabilitas yang diperoleh diinterperensikan
berdasarkan kriteria pengklasifikasikan menurut J.P Guilford (Suherman,
2003:119) sebagai berikut:
Tabel 3.3 Nilai Koefisien Reliabilitas
Koefisien reliabilitas Interprestasi
0,90 ≤ r11 ≤ 1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi
0,70 ≤ r11 < 0,90 Derajat reliabilitas tinggi
0,40 ≤ r11 < 0,70 Derajat reliabilitas sedang
0,20 ≤ r11 < 0,40 Derajat reliabilitas rendah
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil perhitungan uji reliabilitas angket disajikan dalam bentuk tabel dibawah
[image:30.595.242.385.217.295.2]ini:
Tabel 3.4 Reliabilitas statistik
Cronbach’s
Alpha N of items
0.937 45
Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunakan program SPSS 17
diperoleh hasil 0.937 yang berarti memiliki derajat reliabilitas sangat tinggi
karena berda pada 0,90 ≤ r11 ≤ 1,00.
E. Pelaksanaan Penelitian
Peneliti melakukan penelitian di SMK PGRI 2 Cimahi dengan jumlah
pertemuan 10 kali dalam 4 minggu. Dengan kata lain, penelitian ini dilaksanakan
3 kali dalam seminggu. Menurut Habblinck dalam Agustan (2011:23) “frekuensi
latihan paling sedikit 3 kali dalam seminggu, baik untuk olahraga kesehatan,
olahraga pendidikan, dan olahrga prestasi. Hal ini disebabkan ketahanan
seseorang akan menurun setelah 40 jam tidak melakukan latihan”. Sedangkan
mengenai pertemuan setiap minggunya, Harsono (1988:194) berpendapat,
“mengenai jumlah latihan sebaiknya dilakukan sebanyak 3 kali dalam seminggu
misalnya senin, rabu, jum’at diselingi satu hari istirahat.”
Adapun penelitian ini meliputi, tahap persiapan, tahap pelaksanaan penelitian
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini meliputi perancangan beberapa instrumen yang
berkaitan dengan keterampilan sosial dan keterampilan bermain bolavoli serta
merumuskan program pembelajaran untuk pemberian perlakuan pada sampel
yang akan diteliti.
a. Menyusun Instrumen
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini ada dua yaitu,
instrumen keterampilan sosial dan instrumen keterampilan bermain
bolavoli. Penyusunan instrumen meliputi:
1) Penentuan skala yang akan digunakan
2) Membuat indikator (keterampilan sosial dan keterampilan bermain
bolavoli)
3) Perumusan butir pernyataan
4) Pembuatan lembar observasi keterampilan bermain bolavoli
5) Pengujian instrumen
6) Pengurutan instrumen
7) Pengkajian instrumen
8) Mempersiapkan instrumen untuk tes awal
[image:31.595.108.513.588.722.2]b. Menyusun Program Pembelajaran Tabel 3.5
PROGRAM PEMBELAJARAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL DAN
KETERAMPILAN BERMAIN BOLAVOLI Perte
muan
Materi Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
Tempat
1-2 Kegaiatan
Awal
Berdoa Pemanasan
4x45 m Lap.
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kegiatan
Inti
Kegaiatan Akhir
- Peregangan statis & dinamis
- Jogging
Melakukan lempar tangkap bola melewati net
berpasangan.
Melakukan latihan variasi passing bawah secara
berpasangan dalam
kelompok.
Bermain dengan peraturan yang dimodifikasi untuk
memupuk keterampilan,
kerjasama, keberanian,
toleransi dan percaya diri. Pendinginan Evaluasi Doa SMK PGRI 2 Cimahi
3-4 Kegiatan
Awal
Kegiatan Inti
Berdoa Pemanasan
- Peregangan statis & dinamis
- Jogging
Melakukan latihan kombinasi passing atas dan passing
bawah.
Bermain dengan peraturan yang dimodifikasi untuk
memupuk keterampilan,
kerjasama, keberanian,
toleransi dan percaya diri.
4x5 m Lap.
Voli
SMK
PGRI 2
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kegiatan
Akhir
Pendinginan Evaluasi
Doa
5-7 Kegiatan
Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir Berdoa Pemanasan
- Peregangan statis & dinamis
- Jogging
Melakukan teknik dasar smash secara berpasangan
atau kelompok.
Melakukan variasi latihan kombinasi passing bawah,
passing atas dan smash
secara kelompok.
Bermain dengan peraturan yang dimodifikasi untuk
memupuk keterampilan,
kerjasama, keberanian,
toleransi dan percaya diri.
Pendinginan Evaluasi
Doa
6x45 m Lap.
Voli
SMK
PGRI 2
Cimahi
8 Kegiatan
Awal
Kegiatan Inti
Berdoa Pemanasan
- Peregangan statis & dinamis
- Jogging
Melakukan latihan servis
2x45 m Lap.
Voli
SMK
PGRI 2
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kegiatan
Akhir
bawah secara berpasangan
atau kelompok dengan jarak
yang bervariasi.
Melakukan latihan servis atas secara berpasangan atau
kelompok dengan jarak yang
bervariasi.
Bermain dengan peraturan yang dimodifikasi untuk
memupuk keterampilan,
kerjasama, keberanian,
toleransi dan percaya diri. Pendinginan
Evaluasi
Doa
9-10 Kegiatan
Awal
Kegiatan Inti
Berdoa Pemanasan
- Peregangan statis & dinamis
- Jogging
Bermain dengan peraturan yang dimodifikasi untuk
memupuk kerjasama,
keberanian, toleransi dan
percaya diri.
Bermain dengan peraturan yang sesungguhnya untuk
memupuk keterampilan,
kerjasama, keberanian,
toleransi, sportivitas dan
4x45 m Lap.
Voli
SMK
PGRI 2
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kegiatan
Akhir
percaya diri. Pendinginan Evaluasi
Doa
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan pada tahap pelaksanaan meliputi:
a. Melakukan tes awal
b. Menentukan kelompok sampel
c. Melakukan program penelitian sebanyak 10 kali pertemuan
d. Melakukan tes akhir
3. Tahap Penyelesaian
a. Pengelompokan data
b. Pengolahan data
c. Analisis data.
F. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi
17 dan Microsoft Excel. Berikut analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini:
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas, apabila data yang diperoleh
berdistribusi normal maka menggunakan analisis uji parametrik dengan
menggunakan rumus paired sampel test.
3. Uji homogenitas. bertujuan untuk mengetahui apakah data yang didapat
dari hasil pengamatan homogen atau tidak dan juga untuk menentukan
jenis statistik yang digunakan.
4. Menguji hipotesis. Untuk menguji bahwa model pembelajaran kooperatif
berpengaruh terhadap keterampilan sosial dan keterampilan bermain
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Banyak cara untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan
bermain bolavoli siswa, seperti melalui peranan orang tua, guru, lingkungan
maupun dorongan dari dalam dirinya sendiri. Salah satu upaya yang dapat
mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan bermain bolavoli siswa
yaitu dengan peranan guru dalam menerapkan model pembelajaran yang diberikan
kepada siswanya. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini
adalah model pembelajaran kooperatif.
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, diperoleh kesimpulan
bahwa model pembelajaran kooperatif memberikan pengaruh terhadap
keterampilan sosial dan keterampilan bermain bolavoli siswa kelas XI Farmasi 1
SMK PGRI 2 Cimahi.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan simpulan yang telah peneliti uraikan
sebelumnya, peneliti akan menyampaikan beberapa saran. Saran-saran yang
disampaikan diharapkan dijadikan masukan ataupun sebagai kajian untuk
penelitian selanjutnya. Saran dari peneliti adalah sebagai berikut:
1. Guru pendidikan jasmani dapat menggunakan model pembelajaran
kooperatif untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan
bermain bolavoli siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
2. Dalam penerapan pembelajaran kooperatif diharapkan guru memantau
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Jika penelitian serupa dilakukan kembali, maka peneliti selanjutnya perlu
memerhatikan syarat-syarat berikut ini:
a. Perlu dilakukan pretest sebelum melakukan treatment, untuk
mengetahui kemampuan awal siswa
b. Model pembelajaran kooperatif dapat diujikan pada keterampilan
individu lainnya baik pada bidang afektif maupun pada bidang
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Daftar Pustaka
Abduljabar, Bambang. (2009). Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.
Ahmad, Nuril. (2007). Panduan Olahraga Bola Voli. Solo: Era Pustaka Utama.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hendrayana, Yudi dkk. (2012). Perencanaan Pengajaran. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.
Isjoni. (2010). Cooperative Learning, Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.
Izzaty, Ika dkk. (2011). Pelatihan penggunaan Buku Panduan Keterampilan Sosial Bagi Pendidik PAUD Non Formal TPA/KB SE-Kecamatan Sleman. Yogyakarta: Pusdi PAUD.
Juliantine, Tite dkk. (2013). Model-Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.
Juliantine, Tite dkk. (2010). Belajar dan Pembelajaran penjas. Bandung: FPOK Universitan Pendidikan Indonesia.
Lutan, Rusli dan Sumardiyanto. (2001). Filsafat Olahraga. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.
Mahendra, Agus. (2009). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.
Mahendra, Agus. (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung: Red Point.
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jakarta: Depdiknas. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Olahraga.
Martindar dan hartati. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Terhadap Hasil Belajar Renang Gaya Bebas. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Surabaya.
Martins, Teodoro, M.L. (2005) “The Matson Evaluation of Social Skill with Youngsters (MESSY) and its adaptation for Brazilian Children and adolescents”. Journal of Psychology. 39, (2), 239-264.
Metzler, M.W. (2000). Instructional Models For Physical Education. United States : Ally&Bacon.
Mulyani, Rina. (2006). Hubungan Antara Keterampilan Sosial Anak Dengan Kecemasan Masuk Sekolah. Yogyakarta: Fakultas psikologi Universitas Islam Indonesia.
Nugroho, Wachit. (2012). Aplikasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Terhadap Hasil Belajar Bermain Bolavoli Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Nguter. Sukarta: Fakultas Kegururan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
Purwanto, M. Ngalim. (1997). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Subroto dan Yudiana. (2010). Permainan Bola voli. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.
Sudjana, N. (2005). Metode Statistika. Bandung: PT.Tarsito.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung.
Singgih D. Gunarsa & Yulia.(2010). Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Google Buku.htm.
Suparmi. (2012). Pembelajaran Kooperatif Dalam Pendidikan Multikultural. Jurnal pengembangan Pendidikan Kalimatan Timur.
Bagus Pratama, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Bermain Bolavoli
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ulum, Aminul. (2011). Meningkatkan Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Bagi Siswa Kelas V SDN Peleret II Kabupaten Pasuruan. Artikel. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Surabaya.
Yanti, Desvi. (2005). Keterampilan Sosial Pada Anak Menengah Akhir Yang Mengalami Gangguan Perilaku. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera utara.
http://downloadgratisarea.blogspot.com/
http://fulkyyanwar28.blogspot.com/2011/02/teori-minat-belajar.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan