• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Konsentrasi Colchicine Terhadap Pertumbuhan Dendrobium spectabile Dalam Kultur in vitro

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Konsentrasi Colchicine Terhadap Pertumbuhan Dendrobium spectabile Dalam Kultur in vitro"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KONSENTRASI

COLCHICINE

TERHADAP

PERTUMBUHAN

Dendrobium spectabile

DALAM

KULTUR

IN VITRO

MAYA DWI KURNIATI

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Konsentrasi

Colchicine Pada Pertumbuhan Dendrobium spectabile Dalam Kultur In Vitro

adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan Dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2014

Maya Dwi Kurniati

(4)

ABSTRAK

MAYA DWI KURNIATI. Pengaruh Konsentrasi Colchicine pada pertumbuhan

Dendrobium spectabile Dalam Kultur In Vitro. Dibimbing oleh EDHI SANDRA dan AGUS HIKMAT.

Dendrobium spectabile merupakan spesies anggrek yang secara alami dapat ditemukan di Irian Jaya dan Pulau Solomon. Spesies anggrek ini memiliki peluang ekonomi tinggi karena bentuknya yang unik dan menarik. Salah satu alternatif yang efektif dalam meningkatkan produktifitas Dendrobium spectabile

adalah menggunakan metode kultur in vitro dengan menambahkan colchicine. Tanaman yang diberikan colchicine akan mengalami perubahan secara fisik, seperti pembesaran daun dan percepatan tumbuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh konsentrasi colchicine pada pertumbuhan Dendrobium spectabile dalam kultur in vitro. Konsentrasi colchicine yang digunakan pada penelitian ini adalah 0,5 mg/l, 1,0 mg/l, 1,5 mg/l, dan 2,0 mg/l. Data yang diambil yaitu jumlah eksplan hidup, tinggi, jumlah daun, perubahan warna daun, dan ukuran daun eksplan. Hasil sidik ragam berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi colchicine yang diberikan memberikan pengaruh nyata kepada tinggi eksplan dan jumlah daun eksplan. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui jumlah penambahan konsentrasi colchicine yang tepat, waktu yang dibutuhkan untuk penelitian, serta pengaruh perlakuan pada berbagai media. Kata kunci : colchicine, Dendrobium spectabile, konsentrasi, kultur in vitro.

ABSTRACT

MAYA DWI KURNIATI. The Effect of Colchicine Concentrate To Dendrobium Spectabile Growth on In Vitro Culture. Supervised by EDHI SANDRA and AGUS HIKMAT.

Dendrobium spectabile is one of orchid species that can be found in Irian Jaya and Solomon Islands. This orchid has high economic value because of the unique and appealing shape. One of effective alternative to increasing productivity of D. spectabileis using in vitro culture with adding colchicine. Plants were given

colchicines could generate changes in physical form as the leaves grow larger and the growth much faster. The purpose of this research is to identify the effect of

colchicine concentration to the growth levels of Dendrobium spectabile in in vitro

culture. The concentrates of colchicines which used in this research are 0,5 mg/l, 1,0 mg/l, 1,5 mg/l, and 2,0 mg/l. Data collected were the number of live explants, height, number of leaves, changing color of leaves, and large of leaves. The result of this research indicates that the concentration of colchicine gives a real effect to the height of explants and the number of leaves. To know better in changes of plants significantly, needs to do further research about adding colchicines

concentration, the length of time that required in research, and diverse media treatment.

(5)

.

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

PENGARUH KONSENTRASI

COLCHICINE

TERHADAP

PERTUMBUHAN

Dendrobium spectabile

DALAM KULTUR

IN VITRO

MAYA DWI KURNIATI

(6)
(7)

Judul Skripsi : Pengaruh Konsentrasi Colchicine Terhadap Pertumbuhan

Dendrobium spectabile Dalam Kultur in vitro Nama : Maya Dwi Kurniati

NIM : E34090096

Disetujui oleh

Ir Edhi Sandra, MSi Pembimbing I

Dr Ir Agus Hikmat, M ScF Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Sambas Basuni, MS Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Konsentrasi Colchicine Pada Pertumbuhan Dendrobium spectabile

Dalam Kultur In Vitro”.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November 2013.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir Edhi Sandra, MSi dan Dr Ir Agus Hikmat, MScF sebagai dosen pembimbing. Terima kasih kepada Mama, Bapak, Adik serta Kakak yang tiada henti mendo’akan mengiringi langkah penulis selama menjalankan studinya. Terima kasih kepada Septian Wiguna atas do’a serta waktunya untuk turut membantu penulis menyelesaikan tulisan ini. Terimakasih kepada sahabat - sahabat tersayang yang selalu menghibur dan menjadi motivator bagi penulis sehingga penulis tetap semangat dalam menyelesaikan studinya dan terima kasih kepada KSHE Anggrek Hitam 46 atas kebersamaan dalam suka maupun duka.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2014

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Hipotesis Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

METODE 2

Waktu dan Lokasi 2

Bahan dan Alat 2

Pelaksanaan Penelitian 2

Analisis Data 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Persentase Hidup Eksplan 5

Tinggi Eksplan 6

Jumlah Daun Eksplan 10

Tunas Baru Eksplan 12

Ukuran Daun Eksplan 13

Pengaruh Colchicine Terhadap Eksplan Anggrek Kribo 14

SIMPULAN DAN SARAN 15

Simpulan 15

Saran 15

(10)

DAFTAR TABEL

1 Persentase hidup eksplan D. spectabile 6

2 Analisis ragam tinggi eksplan 7

3 Uji lanjut hasil analisis ragam tinggi eksplan anggrek kribo 7 4 Uji lanjut hasil analisis ragam tinggi eksplan anggrek kribo terhadap

waktu 9

5 Hasil analisis ragam jumlah daun eksplan 10

6 Uji lanjut hasil analisis ragam jumlah daun eksplan 10 7 Uji lanjut hasil analisis ragam jumlah daun eksplan anggrek kribo

terhadap waktu 11

DAFTAR GAMBAR

1 Histogram rata-rata tinggi eksplan 8

2 Grafik tinggi eksplan 10

3 Histogram rata-rata jumlah daun eksplan 11

4 Grafik pertumbuhan jumlah daun eksplan 12

5 Histogram rata-rata pertumbuhan tunas baru pada eksplan 12

6 Grafik pertumbuhan tunas baru pada eksplan 13

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Permintaan pasar yang meningkat terhadap tumbuhan hias serta kurangnya perhatian pelestarian plasma nutfah menyebabkan berkurangnya sumber genetik untuk budidaya tumbuhan hias tersebut. Komoditas tanaman hias memiliki prospek yang cukup bagus karena setiap tahunnya rata-rata tanaman hias menunjukkan peningkatan nilai ekonomi. Menurut Estefan (2011) salah satu jenis tanaman hias yang dikembangkan untuk pasar domestik dan ekspor adalah anggrek. Prospek pengembangan anggrek dari besarnya nilai ekspor tahun 2008 (1.710 kg dengan nilai US $ 12.085) dibandingkan dengan nilai impor anggrek (100 kg dengan nilai US $ 50) (Ditjen Hortikultura 2008). Peluang yang juga besar dalam proses pengembangan agribisnis dapat dilihat karena sebagian besar masyarakat menyukai spesies Dendrobium dan Phalaenopsis adalah jenis anggrek komersial yang mengusai pasar anggrek lebih dari 80% (Setiawan 2005). Salah satu spesies Dendrobium adalah Dendrobium spectabile atau anggrek kribo.

Kekayaan spesies anggrek yang dimiliki ini merupakan potensi yang sangat berharga bagi keanekaragaman sumber daya genetik di Indonesia. Maraknya penebangan hutan dan konversi lahan mengakibatkan keanekaragaman jenis anggrek terancam keletariannya. Di Irian Jaya dan di Kepulauan Solomon D. spectabile merupakan anggrek alam yang populasinya semakin menurun. Selain itu, menurut Gunawan (2007) penyebab lainnya adalah banyaknya pencurian terselubung oleh orang asing terhadap anggrek-anggrek asli alam dengan dalih kerjasama dan sumbangan dana penelitian. D. spectabile termasuk kelompok tanaman hias yang memiliki kelebihan dari jenis anggrek lainnya, selain bentuk yang unik karena ujung daun mahkotanya keriting menyerupai kribo, warna serta teksturnya pun menarik. Bahkan di pulau Jawa sendiri D. spectabile banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Akan tetapi tidak banyak pihak yang mampu melakukan pengembangan dan pemanfaatan spesies anggrek alam. Akibatnya apabila terus dibiarkan, maka tidak mustahil spesies anggrek alam di Indonesia lambat laun akan punah. D. spectabile merupakan salah satu anggrek alam yang terancam punah dan spesies ini masuk dalam CITES Apendiks II (Soehartono dan Mardiastuti 2003).

Kultur jaringan adalah salah satu alternatif untuk melestarikan keanekaragaman D. spectabile dengan melakukan perbanyakan. Selain dilakukan perbanyakan dengan jumlah banyak dan relatif singkat, Sandra (2003) berpendapat bahwa anggrek yang dihasilkan memiliki sifat sama dengan induknya dan pertumbuhannya relatif seragam. Namun demikian teknik ini tidak banyak dilakukan karena biaya yang diperlukan pun cukup besar. Produksi anggrek kribo dapat ditingkatkan dengan metode kultur jaringan yang efektif dengan cara menambahkan zat yang berpengaruh pada percepatan pertumbuhan tanaman anggrek kribo yaitu colchicine.

(12)

2

senyawa kimia termasuk peningkatan atau perubahan pada macam atau proporsi karbohidrat, protein, vitamin atau alkaloid (Poespodarsono 1988). Produksi D. spectabile dapat ditingkatkan dengan pemberian colchicine, selain itu akan dapat meningkatkan ukuran daun pada tanaman anggrek kribo. Selain itu, dengan terbentuknya tumbuhan yang poliploidi akan meningkatkan keanekaragaman genetik D. spectabile.

Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh pemberian

colchicine pada pertumbuhan D. spectabile dalam kultur in vitro

Hipotesis

Hipotesis yang ingin dibuktikan adalah konsentrasi colchicine secara kultur in vitro yang berpengaruh terhadap pertumbuhan D. spectabile.

Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah diketahuinya konsentrasi colchicine yang memberikan pengaruh untuk dapat meningkatkan produktivitas D. spectabile dengan kualitas yang baik sehingga nilai ekonomi dari

D. spectabile ini juga dapat meningkat.

METODE

Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Esha Flora. Penelitian berlangsung dari bulan Agustus s/d November 2013.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kultur anggrek kribo berumur 3-4 bulan, larutan colchicine, Murashige dan Skoog (MS), agar-agar kultur jaringan, zat pengatur tumbuh berupa sitokinin (BAP), alkohol 70%, spirtus, dan aquades. Alat-alat yang digunakan berupa plastik, aliminium foil, karet gelang, tissue, korek api, gelas ukur, pipet, timbangan, kertas pH, pinset, gunting, scalpel,

botol bunsen, sprayer, cawan petri, dan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC).

Pelaksanaan Penelitian

Persiapan Alat

(13)

3

autoclave pada suhu 1210 C dengan tekanan 17.5 psi (pound per square inch)

selama 60 menit.

Pembuatan Media

Tahap awal dalam pembuatan media adalah pembuatan larutan stok. Media dibuat dengan memipet larutan stok berdasarkan konsentrasi yang dibutuhkan untuk membuat satu liter media, kemudian ditambah zat pengatur tumbuh sesuai dengan perlakuan. Larutan media tersebut ditambah aquades hingga mencapai satu liter. Selanjutnya, dilakukan pengukuran pH media dengan pH meter hingga mencapai pH 5.9. Selanjutnya media ditambahkan 7 g/l agar-agar dan dimasak hingga mendidih. Setelah mendidih media dimasukkan ke dalam botol kultur steril sebanyak 10 ml/botol. Botol kultur di tutup dengan plastik bening dan karet. Botol kultur yang telah berisi media dan ditutup rapat di

autoclave selama 20 menit. Media sudah di autoclave disimpan di ruang penyimpanan media.

Persiapan Bahan Tanam

Bahan tanam yang digunakan adalah eksplan in vitro D. spectabile. Eksplan D. spectabile diperoleh dari Laboratorium Kultur Jaringan Esha Flora. Pada saat inisiasi eksplan ditanam pada media ½ MS. Eksplan kemudian di subkultur pada media ½ MS dengan penambahan hormon colchicine selama 1 bulan untuk menghilangkan pengaruh perlakuan zat pengatur tumbuh sebelumnya.

Penanaman

Penanaman eksplan dilakukan di dalam Laminar Air Flow Cabinet

(LAFC) yang telah disterilkan dengan menyalakan lampu UV (ultra violet) 24 jam dan menyemprot dinding LAFC menggunakan alkohol 70% sebelum digunakan. Semua alat yang digunakan dalam penanaman disemprot dengan alkohol 70% terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam LAFC lalu didiamkan selama 30 menit sampai alkohol menguap.

Tunas steril yang digunakan adalah tunas mikro D. spectabile yang sudah ditanam pada media tanpa zat pengatur tumbuh. Tunas tersebut dipotong bagian akar dan daunnya. Kemudian tunas-tunas yang menggerombol dipisahkan. Eksplan yang digunakan adalah eksplan dengan tinggi 0.5–1 cm. Tunas anggrek kribo ditanam 1 tunas per botol.

Pengamatan

Pengamatan dilakukan selama 8 minggu dengan peubah yang diamati antara lain :

1. Persentase hidup

Jumlah eksplan yang hidup dikurangi dengan jumlah eksplan yang terkontaminasi atau eksplan yang mati.

2. Tinggi eksplan

Tinggi eksplan diukur dari luar botol. Tinggi eksplan diukur hingga ujung daun terpanjang. Pengukuran tinggi tunas dilakukan satu minggu sekali.

3. Jumlah daun

(14)

4

4. Pertambahan tunas baru

Pertambahan tunas baru dihitung dengan melihat pertambahan tunas yang terjadi setiap eksplan dari banyaknya ulangan disetiap perlakuan.

5. Ukuran daun

Perbandingan antara ukuran daun pada eksplan pada perlakuan yang diberikan konsentrasi colchicine dengan yang tidak diberikan perlakuan apapun.

Analisis Data

Perhitungan parameter kualitatif meliputi persentase hidup eksplan dan kematian pada eksplan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

% Tingkat hidup eksplan = x 100%

% Tingkat kematian = x 100% Keterangan : N = jumlah total eksplan tiap perlakuan

Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dalam waktu yang diuji dalam rancangan dua faktor dengan jumlah perlakuan 5 dan jumlah ulangan 30 kali ulangan. Faktor atau perlakuan yang digunakan adalah konsentrasi colchicine yang diberikan pada bahan sub-kultur tanaman dan waktu yang dibutuhkan selama 12 minggu pengamatan.

Model umum rancangan yang digunakan adalah sebagai berikut : Yij = π + τi + εij : i = 1, 2, 3, 4, 5

j = 1, 2, 3, ... , 30

Yij = Hasil pengamatan terhadap sub-kultur tanaman Anggrek Kribo pada konsentrasi colchicine ke-i ulangan ke-j

π = Nilai tengah umum (rata-rata populasi)

τi = Pengaruh konsentrasi colchicine ke-i.

εij = Pengaruh galat percobaan pada bibit tanaman pulai ke-j yang memperoleh perlakuan konsentrasi colchicine ke-i

Faktor perlakuan konsentrasi colchicine

A : Kontrol

B : Konsentrasi 0,5 mg/l C : Konsentrasi 1,0 mg/l D : Konsentrasi 1,5 mg/l E : Konsentrasi 2,0 mg/l Hipotesis dalam uji F

H0 = Perlakuan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi, jumlah daun, dan tunas baru eksplan.

H1 = Perlakuan berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi, jumlah daun, dan tunas baru eksplan.

Pengambilan keputusan uji F

(15)

5

Pengaruh colchicine yang diberikan terhadap pertumbuhan sub-kultur D. spectabile diketahui dengan melakukan uji F pada taraf 5%. Apabila hasil analisis ragam memberikan hasil berpengaruh nyata, selanjutnya dilakukan uji Duncan unutk mengetahui perbedaan antar perlakuan (Gasperz 1991). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak ANOVA. program yang digunakan adalah Statistical Analysis System (SAS).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Persentase Hidup Eksplan

Eksplan D. spectabile yang digunakan pada penelitian ini berasal dari tunas adventif berumur 12 minggu MST (Masa Setelah Tanam). Tunas adventif disubkultur dan ditanam ke media perbanyakan yaitu MS + 0,5 mg/l. Selanjutnya bagian tunas terminal dipotong dan direndam di dalam larutan colchicine sesuai perlakuan.

Persentase kultur yang terkontaminasi sebesar 10 ulangan atau 33% dari total eksplan yaitu 150 eksplan. Kontaminasi terjadi pada perlakuan A (tanpa konsentrasi colchicine) sebesar 10%, perlakuan B (konsentrasi colchicine 0,5 mg/l) sebesar 3,33%, perlakuan C (konsentrasi colchicine 1 mg/l) sebesar 3,33%, perlakuan D (konsentrasi colchicine 1,5 mg/l) sebesar 13,33%, dan perlakuan E (konsentrasi colchicine 2 mg/l) sebesar 2 mg/l dari banyaknya ulangan (30 ulangan) di setiap perlakuan. Rata-rata kontaminasi terjadi pada umur 5 minggu setelah masa tanam (MST), berupa kontaminasi cendawan dan bakteri. Penyebab kontaminasi diduga karena media tanam dan alat-alat yang digunakan kurang steril.

Pertumbuhan eksplan D. spectabile yang diberikan konsentrasi colchicine

berbeda dengan perlakuan yang tidak diberikan konsentrasi colchicine (kontrol). Jika dilihat dengan kasat mata, pertumbuhan oleh perlakuan tanpa colchicine

(kontrol) lebih besar atau tidak berbeda nyata dengan perlakuan yang diberikan konsentrasi colchicine. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya zat pengatur tumbuh (ZPT) berupa sitokinin pada media tersebut. Sitokinin merupakan ZPT yang dapat memacu pembelahan sel, sehingga juga dapat memicu pertumbuhan tunas. Taraf konsentrasi colchicine dapat mempercepat tunas (Marlin 2005).

Pertumbuhan yang dipacu oleh BAP (Benzilaminopurine) mencakup pembelahan dan pembesaran sel yang lebih cepat. BAP merupakan jenis sitokinin dari senyawa golongan purin substitusi. Senyawa ini adalah senyawa jenis sitokinin yang paling sering digunakan. Lisdiantini (2009) menyebutkan bahwa, BAP dinilai lebih stabil, tidak mahal, dan lebih efektif dibandingkan dengan konetin. Tetapi Gunawan (1995) menyatakan bahwa, penggunaan BAP dengan konsentrasi tinggi dan masa yang panjang sering kali menyebabkan regenerasi sulit berakar dan dapat menyebabkan penampakan pucuk abnormal. secara umum, konsentrasi sitokinin yang digunakan berkisar antara 0,1 – 1,0 mg/l.

Eksplan dengan perlakuan perendaman dengan colchicine tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan ekplan yang tidak diberikan konsentrasi colchicine

(16)

6

dibandingkan dengan perlakuan yang tidak diberikan konsentrasi colchicine, tetapi memiliki daun yang lebih banyak.

Hasil perhitungan persentase jumlah hidup eksplan ditandai dengan jumlah eksplan yang ditanam dikurangi dengan jumlah eksplan yang hidup. Jumlah eksplan yang ditanam sebanyak 150 eksplan yang telah di sub-kultur dan diamati selama 12 minggu MST. Dari hasil pengamatan selama 12 minggu diperoleh 111 eksplan yang dapat bertahan hidup dari 150 eksplan yang ditanam, sedangkan 39 eksplan lainnya tidak dapat bertahan hidup dikarenakan terkontaminasi, mati total atau secara perlahan mulai menghitam. Eksplan yang hidup < 90% pada penelitian ini dikarenakan beberapa faktor yang terjadi sehingga pertumbuhan hidup eksplan mengalami kematian permanen. Persentase hidup eksplan D. spectabile bisa dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Persentase hidup eksplan D. spectabile

Perlakuan

Keterangan : ΔP adalah Pertumbuhan eksplan untuk tinggi dan jumlah daun

Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa jumlah ulangan yang hidup pada setiap perlakuan menunjukkan pertumbuhan tinggi dan jumlah daun yang lebih

besar daripada nol (ΔP>0). Persentase jumlah eksplan D. spectabile yang hidup berjumlah 74% dengan masing - masing perlakuan yang berbeda. Eksplan yang memiliki persentase hidup paling sedikit adalah eksplan yang diberi konsentrasi

colchicine 1 mg/l (perlakuan C) dan mengalami kematian dimulai dari minggu ke - 5. Persentase yang berbeda dari setiap perlakuan disebabkan oleh kepekaan setiap tanaman terhadap respon perlakuan yang dilakukan berbeda-beda. Selain itu, colchicine bersifat sebagai racun dan dapat mengakibatkan kematian pada tanaman. Kematian eksplan diduga karena konsentrasi colchicine yang tinggi atau perendaman yang terlalu lama. Walaupun tidak menutup kemungkinan jenis tanaman yang digunakan memiliki tingkat stress yang tinggi terhadap hormon atau zat-zat tertentu.

Tinggi Eksplan

(17)

7 eksplan dilakukan satu minggu sekali selama 12 minggu. Jumlah colchicine yang berbeda-beda pada penelitian Ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi cholchicine terhadap pertumbuhan tinggi eksplan yang masuk ke dalam eksplan D. spectabile. Pengambilan data tinggi pada eksplan dapat dilihat dari pangkal eksplan menuju ujung eksplan. Hasil analisis ragam tinggi eksplan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Hasil analisis ragam tinggi eksplan Sumber

Hasil analisis sidik ragam perhitungan tinggi eksplan menunjukkan nilai hitung lebih besar dari nilai F tabel (α 0,05), sehingga keputusan yang diambil menolak hipotesis nol. Maka pemberian konsentrasi colchicine terhadap pertumbuhan tinggi tanaman D. spectabile berpengaruh nyata. Selanjutnya karena hasil yang didapatkan berpengaruh nyata pada pertumbuhan tinggi tanaman D. spectabile, dilakukan uji duncan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Tabel 3 menunjukkan uji duncan hasil analisis ragam tinggi eksplan anggrek kribo.

Tabel 3 Uji lanjut hasil analisis ragam tinggi eksplan

Perlakuan Jumlah Ulangan (N) Rata-rata Tinggi (cm)

A 30 1,10b

B 30 0,97c

C 30 0,96c

D 30 1,14a

E 30 1,10b

Keterangan : Huruf yang sama di belakang rataan menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata

Tabel 3 di atas menunjukkan pengaruh perubahan tinggi pada setiap perlakuan. Pada pertumbuhan tinggi dapat dilihat perlakuan A (kontrol) dan perlakuan E (konsentrasi colchicine 2mg/l) memiliki pengaruh yang tidak berbeda nyata. Pada perlakuan B (konsentrasi colchicine 0,5 mg/l) dan C (konsentrasi

colchicine 1 mg/l) juga memiliki pengaruh yang tidak berbeda nyata. Sedangkan pada perlakuan D (konsentrasi colchicine 1,5 mg/l) dan yang lainnya memiliki perngaruh yang nyata. Jika dibandingkan dengan kontrol, perlakuan E (konsentrasi colchicine 2 mg/l) yang tidak berbeda nyata. Sedangkan pada perlakuan B (konsentrasi colchicine 0,5 mg/l), perlakuan C (konsentrasi

(18)

8

Gambar 1 Histogram rata-rata tinggi eksplan (A : kontrol, B : colchicine

konsentrasi 0,5 mg/l, C : colchicine 1 mg/l, D : colchicine

konsentrasi 1,5 mg/l, E : colchicine konsentrasi 2 mg/l.

Hasil yang diberikan pada Gambar 1 menunjukkan adanya perbedaan hasil rata-rata tinggi dari perlakuan A (kontrol) dengan perlakuan media yang diberi perbedaan konsetrasi colchicine (perlakuan B, C, D, dan E). Eksplan yang diberikan perlakuan konsentrasi colchicine dengan eksplan yang tidak diberikan perlakuan apapun (kontrol) memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada lebih dari satu perlakuan yang dilakukan dalam penelitian. Gambar 1 di atas menunjukkan hasil rata-rata yang tertinggi terdapat pada perlakuan yang menggunakan konsentrasi colchicine 1,5 mg/l (perlakuan D) sebesar 1,14 cm dan hasil rata-rata terendah ditunjukkan pada perlakuan yang diberi konsentrasi

colchicine 1,0 mg/l (perlakuan C) sebesar 0,96 cm. Rata - rata tinggi eksplan yang tidak diberikan perlakuan apapun (kontrol) dengan keempat perlakuan yang diberikan konsentrasi colchicine yang berbeda (konsentrasi colchicine 0,5 mg/l, konsentrasi colchicine 1 mg/l, konsentrasi colchicine 1,5 mg/l, dan konsentrasi

colchicine 2 mg/l) memiliki jumlah rata-rata tinggi yang beragam. Ini disebabkan oleh respon yang berbeda pada tanaman yang diberikan perlakuan maupun yang tidak diberikan perlakuan apapun. Disamping itu zat colchicine juga dapat berfungsi sebagai racun pada beberapa tumbuhan.

(19)

9 Tabel 4 Uji lanjut analisis ragam tinggi eksplan terhadap waktu

Minggu Ke- Waktu Pengamatan (Minggu) Rata-rata Tinggi (cm)

1 12 0,88a

Keterangan : Huruf yang sama di belakang rataan menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata

Berdasarkan Tabel 4 ekplan D. spectabile terhadap waktu menunjukkan rata-rata pertumbuhan tinggi yang berbeda nyata yang dimulai dari minggu ke - 5. Menurut teori yang ada, tumbuhan yang diberikan perlakuan konsentrasi colchicine

seharusnya mempunyai ukuran daun yang lebih besar dibandingkan dengan tanaman yang tidak diberikan perlakuan konsentrasi colchicine. Namun, jika dilihat dari cepatnya pertumbuhan daun pada eksplan yang diberikan colchicine hal ini membuktikan bahwa pemberian konsentrasi colchicine memberikan pengaruh yang cukup baik.

Gambar 2 Grafik pertumbuhan tinggi eksplan (A : kontrol, B : colchicine

konsentrasi 0,5 mg/l, C : colchicine 1 mg/l, D : colchicine

(20)

10

Gambar 2 menunjukkan pengamatan yang dilakukan selama 12 minggu secara morfologi. Pemberian konsentrasi colchicine memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada setiap minggu waktu pengamatan yang dilakukan.

Jumlah Daun Eksplan

Perhitungan jumlah daun pada eksplan dilakukan setiap satu minggu sekali selama 12 minggu. Perhitungan jumlah daun eksplan D. spectabile yang tumbuh dihitung berdasarkan dengan jumlah daun yang tumbuh selama pengamatan. Pengaruh pemberian colchicine dengan konsetrasi yang berbeda-beda terhadap pertumbuhan jumlah daun dapat diketahui melalui analisis sidik ragam yang ditunjukkan pada Tabel 5.

Tabel 5 hasil analisis ragam jumlah daun eksplan Sumber

Hasil analisis ragam jumlah daun pada eksplan menunjukkan bahwa nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel (α 0,05), sehingga keputusan yang dapat diambil adalah menolak hipotesis nol, yang artinya pemberian konsentrasi

colchicine pada pertumbuhan jumlah daun eksplan berpengaruh nyata. Maka, dilanjutkan dengan uji lanjut (uji Duncan) terhadap pertumbuhan jumlah daun pada eksplan anggrek kribo (Tabel 6).

Tabel 6 Uji lanjut hasil analisis sidik ragam jumlah daun eksplan Perlakuan Jumlah Ulangan (N) Rata-rata Jumlah Daun

A 30 5,70b

B 30 5,97b

C 30 6,44a

D 30 5,75b

E 30 6,36b

Keterangan : Huruf yang sama di belakang rataan menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata

Tabel 6 diatas menunjukkan bahwa perlakuan C (konsentrasi colchicine 1 mg/l) dan perlakuan E (konsentrasi colchicine 2 mg/l) memiliki pengaruh nyata dengan perlakuan A (kontrol), sedangkan untuk perlakuan B (konsentrasi

(21)

11

Gambar 3 Histogram rata-rata jumlah daun eksplan (A : kontrol, B :

colchicine konsentrasi 0,5 mg/l, C : colchicine 1 mg/l, D :

colchicine konsentrasi 1,5 mg/l, E : colchicine konsentrasi 2 mg/l. Pada Gambar 3 di atas menunjukkan nilai rata-rata jumlah daun tertinggi terdapat pada perlakuan konsentrasi colchicine 2,0mg/l (perlakuan E) sebesar 18,92 dan nilai rata-rata jumlah daun terkecil terdapat pada perlakuan konsentrasi

colchicine 1,5mg/l (perlakuan D) yaitu sebesar 12,33.

Tabel 7 Uji lanjutanalisis ragam jumlah daun terhadap waktu Minggu Ke- Waktu Pengamatan (Minggu) Rata-rata Tinggi (cm)

1 12 3,55a

(22)

12

Gambar 4 Grafik pertumbuhan jumlah daun eksplan (A : kontrol, B :

colchicine konsentrasi 0,5 mg/l, C : colchicine 1 mg/l, D :

colchicine konsentrasi 1,5 mg/l, E : colchicine konsentrasi 2 mg/l.

Tunas Baru Eksplan

Perhitungan pertumbuhan Tunas baru pada eksplan dilakukan setiap satu minggu sekali selama 12 minggu. Perhitungan dilakukan bersamaan dengan perhitungan tinggi dan jumlah daun pada eksplan anggrek kribo. Nilai rata-rata pertumbuhan ruas baru pada eksplan pada masing-masing perlakuann berbeda-beda nilainya (Gambar 5).

Gambar 5 Histogram rata-rata pertumbuhan tunas baru eksplan (A : kontrol, B : colchicine konsentrasi 0,5 mg/l, C : colchicine 1 mg/l, D :

colchicine konsentrasi 1,5 mg/l, E : colchicine konsentrasi 2 mg/l. Gambar 11 menunjukkan nilai tertinggi pada pertambahan tunas baru pada eksplan anggrek kribo ditunjukkan pada perlakuan dengan konsentrasi colchicine

(23)

13

colchicine 1,5 mg/l (perlakuan D) tidak terjadi pertambahan jumlah tunas (Gambar 6).

Gambar 6 Grafik pertumbuhan tunas baru eksplan (A : kontrol, B : colchicine

konsentrasi 0,5 mg/l, C : colchicine 1 mg/l, D : colchicine

konsentrasi 1,5 mg/l, E : colchicine konsentrasi 2 mg/l.

Pertambahan tunas baru pada eksplan yang dijelaskan pada gambar 8 menunjukkan rata-rata setiap satu kali pengamatan yaitu satu kali dalam satu minggu pada setiap perlakuan. Pertumbuhan tunas baru pada perlakuan konsentrasi colchicine 0,5 mg/l (perlakuan B) lebih besar dibandingkan dengan perlakuan konsentrasi colchicine lainnya (perlakuan C, D, dan E). Ini disebabkan karena pengaruh setiap tanaman yang ditanam mengalami kepekaan yang berbeda-beda pada setiap konsentrasi yang diberikan. Adapun pada perlakuan yang tidak diberikan konsentrasi colchicine (kontrol) menunjukkan bahwa tidak adanya pertambahan tunas baru yang tumbuh.

Ukuran Daun

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada perlakuan colchicine

menyebabkan ukuran daun lebih kecil dari perlakuan yang tidak diberikan konsentrasi colchicine (kontrol). Eksplan yang tidak diberikan konsentrasi

colchicine memiliki ukuran daun yang lebih besar daripada eksplan yang diberikan konsentrasi colchicine. Maka, hubungan antara konsentrasi colchicine

yang diberikan dengan lamanya masa perendaman tidak terlihat pengaruh yang besar terhadap ukuran daun.

Meski begitu, pemberian colchicine pada tanaman diharapkan dapat meningkatkan tingkat ploidi tanaman. Peningkatan tingkat ploidi ini salah satunya dapat memperbesar bagian-bagian tanaman (akar, batang, daun, bunga, dan buah). Tetapi hasil penelitian yang dilakukan menghasilkan perlakuan colchicine

menyebabkan ukuran daun lebih kecil dibandingkan dengan perlakuan yang tidak diberikan colchicine (kontrol). Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang menggunakan jenis tanaman yang berbeda.

(24)

14

Perlakuan A Perlakuan C

Gambar 7 Perbandingan antara eksplan kontrol (Perlakuan A) dengan eksplan yang diberikan konsentrasi colchicine sebanyak 1 mg/l (Perlakuan C)

Pada perlakuan A (tanpa konsentrasi colchicine) dapat dilihat bahwa ukuran daun eksplan lebih besar dibandingkan dengan perlakuan C (konsentrasi

colchicine 1,0 mg/l) ini dapat juga disebabkan karna jenis eksplan yang digunakan mengalami stress karena perlakuan perendaman colchicine. Ajijah dan Bermawie (2003) menyatakan bahwa tanaman yang diberi perlakuan colchicine dapat menunjukkan pengaruh kerusakan fisiologis, sehingga dapat menghambat pembentukan anakan. Bahkan Permadi et.al. (1991) menyatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi colchicine yang digunakan, pengaruh depresinya pun semakin besar.

Pengaruh colchicine pada eksplan D. Spectabile

hasil yang didapatkan dari analisis sidik ragam mengenai pengaruh konsentrasi colchicine melalui pengamatan yang dilakukan selama 12 minggu adalah hasil yang berbeda nyata antara tinggi dan jumlah daun. Terhambatnya pertumbuhan karena hasil yang didapat adalah tanaman yang tidak diberikan perlakuan hasilnya lebih baik dibandingkan dengan yang diberikan konsentrasi

colchicine eksplan anggrek, ini memperlihatkan ada pengaruh yang bekerja dari zat penghambat ini (colchicine).

Pertambahan jumlah daun pada eksplan D. spectabile yang diberikan konsentrasi colchicine memberikan hasil yang lebih tinggi dari perlakuan yang tidak diberikan konsentrasi colchicine. Penelitian ini menunjukkan adanya respon yang bekerja dari zat penghambat ini ke dalam sel D. spectabile. Beberapa unit percobaan yangdiberikan perlakuan konsentrasi colchicine tidak memperlihatkan ukuran daun lebih besar dari yang tidak diberikan konsentrasi colchicine. Hal ini bertentangan dengan pendapat yang disampaikan oleh Poespodarsono (1988) yang mengatakan bahwa salah satu ciri tumbuhan poliploid adalah daun dan bunga yang lebih besar.

(25)

berbeda-15 beda. Penuaan ini terjadi akibat terlalu cepatnya daun kehilangan klorofil , RNA dan protein, termasuk berbagai macam enzim. Menurunnya pasokan sitokinin ke daun sebagian menjadi penyebab mulainya penuaan daun juga dipaparkan oleh Salisbury dan Ross (1995). Hilangnya suatu senyawa juga dapat terjadi akibat sintesis yang lambat dan atau perusakan yang cepat.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Hasil analisis ragam menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata terhadap pertumbuhan tinggi dan jumlah daun eksplan D. spectabile. Hasil yang didapatkan pada pertumbuhan tunas baru pada eksplan D. spectabile yang dihasilkan terdapat pada ketiga perlakuan yang diberikan konsentrasi colchicine yaitu perlakuan B (konsentrasi colchicine 0,5 mg/l), C (konsentrasi colchicine 1 mg/l), dan E (konsentrasi colchicine 2 mg/l). pemberin colchicine juga memberikan perubahan warna daun pada eksplan D. spectabile. Perubahan warna yang terjadi diduga karena penuaan pada daun atau stress eksplan terhadap zat yang diberikan. Secara umum, pemberian kolkisin menekan pertumbuhan tanaman. Akan tetapi adanya kecenderungan pengaruh konsentrasi colchicine didalamnya tidak dapat diabaikan. Hal ini terlihat pada pertumbuhan eksplan D. spectabile yang diberikan perlakuan memberikan hasil rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan eksplan D. spectabile tanpa perlakuan (kontrol).

Saran

1. Perlu adanya penelitian lanjutan dengan konsentrasi colchicine yang lebih tinggi dari 2 mg/l

2. Perlu dilakukan penelitian terhadap jumlah kromosom antara eksplan D.

spectabile dengan konsentrasi colchicine yang diberikan

3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan terhadap pengaruh eksplan D. spectabile

dalam berbagai media

DAFTAR PUSTAKA

Ajijah N, Bermawie N. 2003. Pengaruh Kolkisin Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Dua Tipe Kencur (Kaempferia galanga Linn). Buletin Tanaman Rempah dan Obat 16 (1) : 46 - 55.

Allard R W. 1988. Principles of Plants Breeding. Worth Publishing Company, New York.

Brewbaker J L. 1983. Genetika Pertanian. Imam S. (Penerjemah). Penerbit Lembaga Genetika Modern. Jakarta. 142 hal. Terjemahan dari :

(26)

16

[Direktorat Jenderal Hortikultura]. 2008. Database Pelaku Usaha Tanaman Hias. Jakarta : Kementerian Pertanian

Eigsti O J, Dustin P J R. 1957. Cholchicine in Agriculture, Medicine, Biology and Cemistry. United State og Amerika : The Lowa State College Press. Estefan D A. 2011. Analisis Usaha Tani dan Pemasaran Bunga Potong Anggrek

Dendrobium (Kasus Kecamatan gunung Sindur, Kabupaten Bogor) [Skripsi]. Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Gasperz V. 1991. Metode Perancangan Percobaan untuk Ilmu-Ilmu Pertanian,

Ilmu Tekni dan Biologi. Bandung : CV Armico.

Gunawan I. 2007. Perlakuan Sterilisasi Eksplan Anggrek Gajah (Bulbophyllum beccarii Rchb.f) Dalam Kultur In Vitro [Skripsi]. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Gunawan L W. 1995. Teknik Kultur In Vitro dalam Hortikultura. Jakarta : Penebar Swadaya.

Lisdiantini D. 2009. Kajian Penggunaan Hormon IBA dan BAP terhadap Pertumbuhan Tanaman Penghasil Gaharu (Gyrinops versteegii (Gilg) Domke) dengan Teknik Kultur In Vitro [Skripsi]. Bogor : Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Marlin M. 2005. Regenerasi In Vitro Planlet Jahe Bebas Penyakit Layu Bakteripada Beberapa Taraf Konsentrasi 6-Benzyl Amino Purine (BAP) dan 1-Naphtelene Acetic Acid (NAA). Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia 7 (1) : 8 - 14.

Permadi A H, Cahyani R, Syarif S. 1991. Cara pembelahan umbi, lama perendaman dan konsentrasi kolkisin pada poliploidisasi bawang merah Sumenep. Zuriat 2(2) : 17 - 26

Poespodarsono S. 1998. Dasar Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. Bogor : Pusat Antar Universitas bekerjasama dengan Lembaga Sumber Informasi Institut Pertanian Bogor.

Puspitaningtyas D M, Mursidawati S. 1999. Koleksi Anggrek Kebun Raya Bogor.

Vol. 1, No. 2. Bogor : UPT Balai Pengembangan Kebun Raya – LIPI. Rafina. 2012. Pengaruh Konsentrasi Colchicine Pada Kultur In Vitro Biji Jelutung

(Dyera costulata (Hook. F.)) [Skripsi]. Bogor : Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Salisbury F B, Ross C W. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Jilid 3. Penerbit ITB. Bandung.

Sandra E. 2003. Kultur Jaringan Anggrek Skala Rumah Tangga. Jakarta : Agro Media Pustaka.

Setiawan H. 2005. Usaha Pembesaran Anggrek. Jakarta: Penebar Swadaya.

Soehartono T, Mardiastuti A. 2003. Pelaksanaan Konvensi CITES di Indonesia. Jakarta : Perpustakaan Nasional.

Soejono S, K Sukandari. 1996. Pengaruh perendaman dan konsentrasi kolkisin terhadap pertumbuhan potokrom anggrek Denrobium Jayakarta. J. Hort. 6 : 56-59.

(27)
(28)

18

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 10 Mei 1991 dari ayah bernama Hj. Mazkur, S.pd dan ibu bernama Maryati (alm). Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara, kakak pertama bernama Lekat Nur Intan, SE. Penulis menempuh pendidikan di TK Negeri Mexindo Bogor, dilanjutkan ke SDN Bubulak I Bogor. Penulis kemudian melanjutkan jenjang pendidikan ke SMPN 4 Bogor lalu ke SMA Negeri 1 Bogor. Melalui Seleksi masuk Ujian Talenta Mandiri IPB (UTMI), penulis berhasil masuk ke IPB Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (KSHE), Fakultas Kehutanan. Selama menempuh pendidikan di DKSHE, penulis merupakan anggota Himpunan Mahasiswa Konservasi (HIMAKOVA) Kelompok Pemerhati Kupu – kupu (KPK). Penulis pernah melaksanakan praktek dan kegiatan lapangan antara lain Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di Cagar Alam Pangandaran dan Hutan Gunung Sawal pada tahun 2011. Selain itu, penulis juga pernah mengikuti mengikuti Praktek Pengelolaan Hutan (PPH) di Hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi, Jawa Barat pada tahun 2012 serta Praktek Kerja Lapang Profesi (PKLP) di Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Sukabumi Jawa Barat pada tahun 2013.

Penulis menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Konsentrasi

Gambar

Tabel 1 Persentase hidup eksplan D. spectabile
Gambar 1
Tabel 4 Uji lanjut analisis ragam tinggi eksplan terhadap waktu
Gambar 3  Histogram rata-rata jumlah daun eksplan (A : kontrol, B :
+4

Referensi

Dokumen terkait

Faktor lain yang berperan dalam kegagalan praktik pemberian ASI ekskluisf pada penelitian ini dikarenakan subyek dengan pengetahuan rendah terkait dengan kandungan dan

Kuisioner untuk survei yang di sebarkan berisikan tentang karakteristik umum dari responden yang berisikan tentang pertanyaan sosial-ekonomi responden, karakteristik

Uji coba kepraktisan Modul Pembelajaran PLC dan Pneumatik bertujuan untuk melihat tingat kepraktisan Modul yang dikembangkan yang dilakukan dengan cara melakukan uji

Parameter dalam penelitian ini adalah hasil belajar biologi siswa yang. ditunjukan dalam aspek kognitif

Berkaitan dengan itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa: i) terdapat suatu keyakinan yang cukup kuat bahwa transmisi kebijakan moneter melalui suku bunga menjadi semakin

Mengingat adanya perbedaan pada kedua program dalam pembahasan yang sama tersebut penulis mencoba menngkomparasikan dan mendeskripsikan kedua program tersebut di tinjau

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan, fasilitas, persepsi harga, dan lokasi merupakan parameter-parameter yang dijadikan

melindungi mangrove, dalam Perda ini juga diatur tentang sanksi denda 5 juta rupiah bagi penebangan mangrove pada kawasan lindung, dengan kebijakan ini mangrove di Sidoarjo