• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran bantuan operasional sekolah (BOS) dalam meningkatkan minat menyekolahkan anak di MI. Raudhatul Athfal-Depoka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran bantuan operasional sekolah (BOS) dalam meningkatkan minat menyekolahkan anak di MI. Raudhatul Athfal-Depoka"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Nama : Abdul Majid

NIM : 203018201625

Tempat Tanggal lahir : Bogor, 29 Juli 1985 Jurusan : Kependidikan Islam Program Studi : Manajemen Pendidikan Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Judul Skripsi : Peran Bantuan Operasional Sekolah dalam meningkatkan minat menyekolahkan anak, studi kasus di MI.Raudhatul Athfal

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 7 Mei 2010

(2)

PERAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DALAM

MENINGKATKAN MINAT MENYEKOLAHKAN ANAK

STUDI KASUS DI MI.RAUDHATUL ATHFAL

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Abdul Majid

203018201625

Menyetujui Pembimbing

Dr

s. Faridhal Arkam M.Pd

NIP. ...

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul ” Peran Bantuan Operasional Sekolah Dalam Meningkatkan Minat Menyekolahkan Anak” telah diujikan pada sidang Munaqosyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pada hari...tanggal...2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata I ( SI ) Pada Jurusan Kependidikan Islam Program Studi Manajemen Pendidikan

Jakarta, ...2010 Panitia Ujian Munaqosyah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Tanggal dan Tanda Tangan Rusydy Zakaria, M.ed, M.Phil (...)(...) NIP. 1956053019851002

Sekretaris Jurusan KI-Manajemen Pendidikan

Drs. H.Muarif Sam , M.Pd (...)(...) NIP. 196507171994031005

Penguji I

Drs. H.Muarif Sam , M.Pd (...)(...) NIP. 196507171994031005

Penguji II

Dra.Zikri Neni Iska, M.Psi (...)(...) NIP.: ………..

Mengetahui :

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(4)

UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul “Peran Bantuan Operasional Sekolah dalam Meningkatkan Minat Menyekolahkan Anak” Studi Kasus di MI.Raudhatul Athfal Meruyung Kota Depok yang disusun oleh Abdul Majid Nim 203018201625 Prodi Manajemen Pendidikan Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulla, telah di uji kebenarannya oleh Dosen pembimbing skripsi pada tanggal ………2010

Ciputat, ……….2010 Dosen Pembimbing Skripsi

Drs. Faridhal Arkam. M.Pd

(5)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, Penulis panjatkan Kehadirat ALLAH SWT atas kasih dan sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

Melalui lembar ini penulis ucapkan terima kasih atas bimbingan dan pengarahan yang diberikan kepada penulis dalam rangka menyusun skripsi ini kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Rusydy Zakaria M. Ed, M.Phil, Ketua Jurusan Kependidikan Islam 3. Drs. H. Muarif Sam M.Pd, Ketua Prodi Manajemen Pendidikan

4. Dr. Faridhal Arkam, M.Pd, pembimbing Skripsi yang telah banyak meluangkan waktunya dan memberikan bimbingan skripsi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh bapak/ibu Dosen UIN Syarif hidayatullah Jakarta, yang banyak memberikan ilmunya kepada saya.

6. Bapak Naarih, Kepala MI.Raudhatul Athfal yang telah mengijinkan penulis mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpinnya.

7. Seluruh dewan guru MI.Raudhatul Athfal yang telah membantu mempersiapkan data-data yang penulis perlukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Untuk kedua orang tua saya, Bapak dan Ummi (Almh) yang telah memberikan banyak pelajaran berharga sejak proses kuliah hingga akhir penyelesaian skripsi ini, semoga Allah Swt memberikan penghargaan sebagai syuhada bagi ummi tersayang.

(6)

10. Rekan-rekan Mahasiswa Angkatan 2003, khususnya Program studi Manajemen Pendidikan, Lies, Pa Iskandar, Indra, Budi, Ela, Rika, Yasin, Izma, Tami, Bu Nursiyah, Riri, Neneng, Andi, Ipin, yanti dan erni.

Semoga segala bantuan, bimbingan dan peran serta dalam memmbantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini akan mendapatkan balasan kebaikan dari Allah SWT, Amiin.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Jakarta, 09 juni 2010

(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hak asasi manusia seperti yang tercantum didalam Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 bab IV pasal 5 ayat 1 yang berbunyi ”setiap setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu” dan pada pasal 11 ayat dua berbunyi ” pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia 7 sampai dengan 15 tahun.”1.

Tujuan Negara Indonesia sebagaimana yang terdapat didalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, Bahwa tujuan Negara Republik Indonesia adalah melindungi seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Selanjutnya tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tercatat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003, mengemukakan bahwa: ”Pendidikan Nasional berfungsi mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”2.

1 Undang-Undang SISDIKNAS, fokusmedia, jakarta,2009, hal 9 2

(8)

Jika kita perhatikan tujuan pendidikan diatas, peranan pendidikan sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa dan negara, oleh karenanya sudah menjadi keharusan biaya penyelenggaraan pendidikan menjadi tanggung jawab seluruh komponen bangsa dan negara yakni pemerintah, masyarakat, lembaga pendidikan, Perusahaan dan lain sebagainya, hal ini sesuai dengan isi dari Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal Pasal 11 ayat (1) ”Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. Ayat (2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga Negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun, disebutkan juga dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989, disebutkan bahwa penyelenggaraan pendidikan merupakan tanggung jawab antara pemerintah, orang tua dan masyarakat.

Kondisi nyata tentang banyaknya usia sekolah dan menjadi pekerja anak ataupun bekerja sebagai pengamen jalanan untuk menambah biaya pendidikan mereka yang masih sekolah sudah seharusnya menjadi perhatian pemerintah. namun juga tidak sedikit dari mereka yang sudah putus sekolah dan berusaha melalui belas kasihan dari orang lain untuk menambah pendapatan orang tua mereka yang kekurangan dana untuk memenuhi kebutuhan keseharian keluarga mereka, pada umumnya para orang tua mereka merasa kurang mampu untuk menyediakan biaya pendidikan anak mereka, ditambah lagi krisis keuangan global yang menyebabkan kenaikan bahan pokok masyarakat, mereka dihadapkan sedikitnya kepada dua pilihan, yang pertama memenuhi kebutuhan pokok, ataukah berusaha menomorduakan kebutuhan pokok dan memberikan prioritas utama untuk biaya sekolah anaknya.

Salah satu program Pemerintah dalam penanggulangan angka partisipasi masyarakat yang rendah terhadap akses pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan adalah pemberian BOS, tujuan utama dari dana BOS adalah untuk memberikan pelayanan pendidikan yang murah dan berkualitas, bahkan untuk

(9)

jangka panjang pemberian BOS kepada sekolah ini bertujuan untuk mewujudkan program pendidikan gratis diseluruh Indonesia. Dana BOS yang diterima sekolah dimanfaatkan untuk membiayai sebagian biaya penyelenggarakaan pendidikan di sekolah, yang selama ini biaya tersebut dibebankan kepada orang tua siswa melalui iuran sekolah bulanan, dengan adanya dana BOS tersebut diharapkan dapat membantu orang tua siswa dalam meringankan beban biaya sekolah anaknya menekan pengeluaran biaya pendidikan melalui pengurangan bahkan pembebasan iuran pendidikan di sekolah yang menerima dana tersebut, sehingga dapat menambah kemampuan dan minat orang tua untuk berpartisipasi dalam menyekolahkan anaknya, hal ini berarti amanat pembukaan Undang-Undang dasar 1945 untuk mencerdaskan bangsa sudah mulai terwujud melalui pemerataan akses pendidikan untuk selanjutnya berlanjut kepada peningkatan mutu pendidikan.

Namun kehadiran dana BOS sebaiknya kita tidak langsung mengambil kesimpulan bahwa setelah dikucurkannya dana BOS oleh pemerintah, secara serempak pendidikan meningkat kualitasnya, hal tersebut tentunya sangat bergantung kepada kondisi sekolah sebenarnya, kebutuhan sekolah, sarana prasarana yang telah dimilikinya dan kemampuan masyarakat di sekitarnya serta cita-cita sekolah yang tertuang dalam visi dan misi sekolah.

Kebutuhan setiap sekolah tentunnya berbeda dengan sekolah lainnya. Kondisi yang berbeda inilah yang harus disikapi oleh kepala sekolah bersama dewan guru serta dewan sekolah untuk menentukan prioritas dan strategi pengelolaan dana BOS yang tepat bagi sekolahnya demi tercapainya tujuan sekolah yang selaras dengan tujuan dari pendidikan nasional. Kepala sekolah juga harus memikirkan dan memperkirakan perencanaan keuangan sekolah yang tertuang dalam RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah), . Berangkat dari RAPBS, sekolah dapat mengambil kebijakan tentang beban biaya SPP (Sumbangan penyelenggaraan Pendidikan) yang harus diemban orang tua siswa, jika dana BOS tidak mencukupi untuk mewujudkan rencana sekolah tahun berikutnya. Namun jika dana bantuan tersebut sudah mencukupi rencana sekolah tahun berikutnya tentunya berdasarkan aturan dasar pedoman ketentuan penerima Bantuan Operasional Sekolah, sekolah tersebut harus membebaskan segala

(10)

macam biaya pendidikan kepada orang tua siswa, namun jika belum mencukupi sekolah tetap harus dapat meringankan biaya pendidikan anak di sekolahnya misalnya melalui peringanan biaya SPP.

Melalui program BOS ini, diharapkan sekolah dapat menyelenggarakan pendidikan yang terjangkau bahkan gratis terutama kepada masyarakat miskin, namun tentunya kebijakan sekolahlah yang dapat menentukan bagaimana pengelolaan dana BOS dalam kaitannya menyelenggarakan pendidikan yang murah dan berkualitas kepada masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab sebagai pengelola dana BOS.

Biaya pendidikan terbesar selama ini bertumpu pada para orang tua siswa, diantaranya untuk membeli alat sekolah, ongkos kendaraan, uang saku dan lain sebagainya, didalam skripsi Saudari Pipih Nurfauziah dinyatakan bahwa ”semangkin tinggi biaya pendidikan maka semangkin menurun minat menyekolahkan anaknya, dan sebaliknya semangkin rendah biaya pendidikan semangkin tinggi minat menyekolahkan anak”.3

Berdasarkan pemaparan penulis diatas, penulis merasa tertarik untuk mengkaji dan menulis skripsi tentang Peran BOS dalam meningkatkan minat menyekolahkan anak di MI Raudhatul Athfal. Adapun judul dari skripsi yang penulis ajukan adalah “ Peran BOS dalam Meningkatkan Minat Menyekolahkan Anak” Studi Kasus di M.I Raudhatul Athfal Meruyung- Bojong-Depok.

B. Alasan Pemilihan Judul

Adapun alasan dalam pemilihan judul skripsi yang berjudul “Peran BOS dalam meningkatkan minat menyekolahkan anak” studi kasus di Madrasah Ibtidaiyah Raudhatul Athfal adalah karena permasalahan tersebut sangat menarik, pemberian bantuan BOS memiliki tujuan untuk menggratiskan pendidikan di tingkat sekolah dasar, dalam pelaksanaannya bagi sekolah swasta yang anggaran pendidikannya diatas dana yang diterima dari dana BOS masih belum dapat menggratiskan sekolah, namun sekolah tersebut berupaya meringankan biaya pendidikan sebagai pengganti dari biaya operasional sekolah yang telah

3 Skripsi Pipih Nurfauziah, Korelasi Biaya Pendidikan Dengan Minat Menyekolahkan

(11)

diterimanya, dengan mengangkat judul tersebut diatas penulis dapat menambah pengetahuan penulis mengenai kondisi dan kendala sekolah dalam rangka mengembangkan kualitas madrasah dan memahami kendala yang dialami madrasah dalam mengelola dana BOS, terutama dalam kaitannya dengan persepsi masyarakat dengan kebijakan yang dilakukan oleh sekolah. Jika kita melihat lebih dekat kondisi umum sebagian besar Madrasah, terutama madrasah yang berada di daerah pedesaan dan berstatus swasta, masih banyak kendala yang dihadapi oleh sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolahnya, mulai dari kurangnya pendanaan, sarana dan prasarana hingga minat orang tua menyekolahkan anaknya di madrasah, selain itu juga madrasah memiliki persaingan dengan sekolah-sekolah negeri yang sudah terlebih dahulu menggratiskan sekolah-sekolahnya sehingga wajar jika jumlah siswa di sekolah negeri lebih banyak dibandingkan dengan sekolah swasta, dalam hal ini adalah Madrasah.

Dari sudut pandang Undang-Undang Pendidikan Nasional, madrasah memiliki kedudukan yang sama dengan sekolah umum, sehingga madrasahpun mendapatkan bantuan dana BO Ssebagaimana sekolah umum dapatkan. Kita tidak dapat memungkiri, bahwa Sekolah Dasar Negeri masih menjadi pilihan favorit bagi sebagian masyarakat, kebanyakan sekolah negeri kini sudah menggratiskan biaya penyelenggaraan pendidikan bagi siswa-siswinya, namun madrasah sebagai sekolah swasta masih belum dapat menyelenggarakan sekolah gratis karena kendala biaya penyelenggaraan pendidikan yang masih diatas penerimaan BOS, namun madrasah harus tetap memiliki strategi atau cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi ketimpangan tersebut, dan langkah yang ditempuh sekolah pada umumnya adalah memberikan keringanan biaya pendidikan kepada siswa-siswinya selama bersekolah dimadrasah, diharapkan melalui peringanan biaya pendidikan tersebut para orang tua tetap dapat lebih Senang untuk meyekolahkan anaknya.

Lama Pendidikan Sekolah Dasar rata-rata penyelesaiannya secara normal adalah 6 tahun, namun tentunya 6 tahun bukan merupakan waktu yang singkat sejak anak masuk sekolah, naik tingkat kelas dari kelas 1, kelas 2 dan seterusnya hingga kelas 6 dan lulus merupakan siklus yang cukup panjang dan dalam proses

(12)

tersebut tentunya tidaklah selalu berjalan mulus, tentunya ada kendala yang dihadapi, salah satu diantaranya adalah pandangan dan minat orang tua siswa yang berkaitan dengan biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh mereka untuk menyekolahkan anaknya, karakteristik anak pada Pendidikan Sekolah Dasar adalah ia masih sangat tergantung kepada orang tuanya, semua yang dimiliki anak adalah pemberian dari orang tuanya, mereka belum terlalu matang dan pandai untuk menentukan dan mencari sumber pendanaan untuk sekolahnya, jadi jumlah murid yang sekolah pada pendidikan dasar akan sangat bergantung kepada minat orang tua terhadap pendidikan, dengan berbagai penyesuaian akan kebutuhan dan prioritas serta kebutuhan hidupnya yang lain, dimana tidak hanya pendidikan anak, tetapi juga mengenai sandang, pangan dan papan serta investasi masa depan.

Dalam meningkatkan minat untuk bersekolah banyak cara yang dilakukan, tetapi mengenai cara mana yang efektif itu akan sangat tergantung pada sampai sejauh mana cara itu mampu menarik minat orang tua siswa untuk menyekolahkan anaknya. Tujuan pembangunan sumber daya manusia tidak akan berhasil dengan baik jika orang tua tidak berminat untuk meyekolahkan anak. Minat merupakan pendorong, penggerak bagi seseorang serta sangat menentukan berhasil atau tidaknya tujuan yang ingin dicapai dan untuk meningkatkan minat orang tua menyekolahkan anaknya, khususnya di sekolah dasar selama 6 tahun sejak anaknya masuk sekolah, salah satu dari sekian banyak cara tersebut adalah dengan meringankan biaya sekolah melalui pemberian dana BOS.

Dahulu biaya pendidikan yang dikelola pemerintah sebagian besar tersalur kepada sekolah-sekolah umum negeri, kini Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional menyejajarkan madrasah dengan sekolah umum lainnya, dan tujuan dari pemberian BOS adalah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat untuk bersekolah. Pada umumnya Madrasah adalah sekolah-sekolah yang menjadi pilihan bagi kalangan masyarakat ekonomi lemah untuk menyekolahkan anaknya, selain karena masyarakat pedesaan lebih condong kepada pada kajian agama, madrasah juga biasanya didirikan dan dikelola oleh swadaya masyarakat, dan pendirinya merupakan tokoh masyarakat yang biasanya menjabat sebagai guru-guru pengajian di masjid-masjid dan di lingkungan sekitar masyarakat. MI.

(13)

Raudhatul Athfal Merupakan madrasah yang sebagian besar orang tua siswa adalah keluarga kalangan ekonomi menengah kebawah, dalam penelitian di M.I. Raudhatul Athfal, dengan demikian dalam penelitian ini Penulis berusaha untuk mencari informasi mengenai Peran BOS yang telah diterima oleh sekolah terhadap minat orang tua siswa menyekolahkan anaknya di MI.Raudhatul Athfal dan cara apa yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan minat tersebut.

C. Identifikasi Masalah

Dari berbagai masalah yang ada dalam latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan penggunaan dana BOS di Madrasah ini sehingga dapat meningkatkan minat para orang tua untuk dapat merasa senang menyekolahkan anaknya disekolah ini hingga lulus sekolah.

2. Upaya apa yang dilakukan oleh sekolah untuk terus meningkatkan kualitas potensi yang dimiliki oleh sekolah agar para orang tua siswa lebih tertarik untuk terus menyekolahkan dan terhindar dari keluar (Drop Out) anaknya di sekolah ini

3. Bagaimana kebijakan dan cara/upaya serta prioritas sekolah dalam mengelola dana (BOS)

4. Bagaimana tanggapan orang tua terhadap kebijakan pengelolaan dan Bantuan Operasional Sekolah

D. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas yang sangat luas cakupannya, penulis membatasi kajian ini berupa:

1. Biaya BOS merupakan program nasional Pemerintah dalam bidang pendidikan yang dirancang untuk menjamin keberlangsungan proses pendidikan di satuan pendidikan tingkat dasar.

2. Minat menyekolahkan anak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah, kemauan orang tua untuk menyekolahkan anaknya yang disebabkan oleh

(14)

dorongan-dorongan yang menarik hati karena adanya upaya atau kebijakan sekolah dalam mengelola dana BOS.

E. Sistematika penulisan

Pembahasan dalam skripsi ini terdiri dari lima bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BaB I Pendahuluan, dalam bab ini dikemukakan tentang: pemilihan pokok masalah, pembatasan dan perumusan masalah, metdode pembahasan dan sistematika penulisan]

Bab II merupakan landasan teori yang meliputi pengertaian BOS,Tujuan Bantuan BOS, ketentuan penerima dana BOS dan Ketentuan penggunaan dana BOS, Pengertian minat menyekolahkan anak, factor-faktor yang mempengaruhi minat menyekolahkan anak dan indikator minat menyekolahkan anak.

Bab III membahas tentang metodologi penelitian dengan tahapan sebagai beikut: Tujuan penelitian , waktu dan tempat penelitian, objek penelitian, tekhnik pengumpulan data, tekhnik pengolahan data dan Analisa Data.

Bab IV berisikan tentang penyajian hasil penelitian yaitu: Deskripsi data berupa gambaran umum dan penyajian data, analisa dan interpretasi data.

Bab V penutup yang berisi kesimpulan dan saran

(15)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN PERTANYAAN

PENELITIAN

A. Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

1. Konsep BOS

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasiuonal, yang menaamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, srta sejalan dengan semangat otonomi daerah, maka pemerintah melalui Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS-BBM) mulai bulan juli 2005, emmberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan dasar dalam bentuk dana BOS yang pelakasanaannya dilakukan melalui dana dekonsentralisasi di propinsi. Program BOS diharapkan dapat membantu keluarga tidak mampu untuk terus dapat bertahan bahkan menjadi lebih besemangan untuk terus menyekolahkan anaknya hingga tama pendidikan dasar, ditambah alagi oleh alasan krisis moneter di tahun 1997 yang tentunya dirasakan abertambahnya kesulitan masyarakat dalam memnuhi kebutuhan pokoknya sehari-hari.

(16)

Pedoman tersebut dibuat dengan tujuan untuk mengendalikan dan memberikan pedoman kepada sekolah untuk mencapai tujuan visi dan misi sekolah tanpa bertentangan dengan kebijakan pemerintah dalam mencerdaskan Rakyat Indonesia sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional. Didalam pengelolaan dana BOS tentunya juga memiliki strategi atau cara sehingga tujuan dari pemberian BOS dapat terpenuhi dan dapat dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya oleh sekolah.

2. Pengertian BOS 1

Program BOS atau yang disingkat dengan BOS merupakan program nasional pemerintah dalam bidang pendidikan yang dirancang untuk menjamin keberlangsungan proses pendidikan disatuan pendidikan tingkat dasar. Dana BOS berasal dari dana subsidi Bahan bakar kendaraan bermotor yang bertujuan untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu dan meringankan bagi siswa lain.

Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun. Adapun secara khusus program BOS bertujuan untuk :

1) Menggratiskan seluruh siswa miskin di tingkat pendidikan dasar dari beban biaya operasional sekolah, baik di madrasah negeri maupun swasta

2) Menggratiskan seluruh siswa MI.Negeri dan MTs.Negeri terhadap biaya operasional sekolah

3) Meringankan beban biaya operasional sekolah bagi siswa di madrasah swasta Adapun ketentuan sekolah yang dapat diberikan dana BOS adalah sebagai berikut2:

a) Semua sekolah negeri dan swasta berhak memperoleh Bantuan Operasional Sekolah. Dengan ketentuan khusus sekolah swasta harus memiliki ijin operasional penyelenggaraan pendidikan.

b) Sekolah kaya/mapan yang mampu secara ekonomi yang saat ini memiliki penerimaan lebih besar dari dana Bantuan Operasional Sekolah,

1 Buku Panduan Bantuan Operasional Sekolah, Depdiknas, Depag, 2009 hal. 3 2

(17)

mempunyai hak untuk menolak BOS tersebut, sehingga tidak wajib untuk melaksanakan ketentuan yang tertuang dalam buku petunjuk pelaksanaan BOS, dimana keputusan atas penolakan BOS harus melalui persetujuan dengan orang tua siswa dan Komite Sekolah. Bilamana di sekolah tersebut terdapat siswa miskin, sekolah tetap menjamin kelangsungan siswa tersebut untuk terus dapat melanjutkan sekolah.

Dari poin b diatas dapat diketahui oleh kita bahwa tujuan utama dari pemberian Dana BOS ini adalah tertuju kepada perlindungan terhadap anak-anak usia sekolah yang khususnya orang tua siswa yang tergolong ekonomi lemah atau miskin agar dapat bertahan untuk terus melanjutkan sekolah. Selain itu juga BOS memungkinkan bagi anak-anak usia sekolah yang belum bersekolah untuk dapat bersekolah tanpa biaya yang mahal, dengan demikian angka putus sekolah dan semangat untuk bersekolah dapat lebih meningkat.

Adapun Ketentuan wajib sekolah penerima BOS: 3

a) Bagi sekolah yang selama ini memungut dana penerimaan siswa baru dan iuran bulanan yang tertuang dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) lebih kecil dari dana BOS, maka sekolah tersebut harus membebaskan semua bentuk pungutan/sumbangan/iuran kepada seluruh peserta didik yang akan digunakan untuk membiayai beberapa komponen pembiayaan pendidikan sebagai berikut:

- Uang formulir pendaftaran

- Buku pelajaran pokok dan buku penunjang untuk perpustakaan - Biaya peningkatan mutu guru (MGMP, dll)

- Biaya pemeliharaa

- Ujian sekolah, ulangan umum bersama dan ulangan umum harian - Honor guru dan tenaga kependidikan honorer

- Kegiatan kesiswaan (Remedial, pengayaan, ekstrakurikuler)

b) Sekolah Penerima BOS juga diwajibkan untuk membantu peserta didik kurang mampu yang mengalami kesulitan transportasi dari dan kesekolah

3

(18)

c) Sekolah dilarang memanipulasi data dengan tujuan tetap dapat memungut iuran peserta didik, atau untuk memperoleh dana BOS lebih besar. Adapun ketentuan bagi sekolah yang jumlah penerimaan dari peserta didik lebih besar dari dana BOS mengikuti ketentuan sebagai berikut:

1. Apabila di sekolah tersebut terdapat siswa miskin, maka disekolah diwajibkan membebaskan pungutan/sumbangan/iuran seluruh siswa miskin yang terdapat disekolah tersebut. Sisa dana BOS bila masih ada digunakan untuk mensubsidi siswa lain.

2. Bagi sekolah yang tidak mempunyai siswa miskin, maka dana BOS digunakan untuk mensubsidi seluruh siswa, sehingga dapat mengurangi semua bentuk pungutan/sumbangan/iuran yang dibebankan kepada orang tua siswa minimum senilai dana BOS yang diterima sekolah.

3. Ketentuan Penggunaan Bantuan Operasional Sekolah4

Penggunaan dana BOS di Sekolah/Madrasah harus didasarkan pada kesepakatan dan keputusan bersama antara Kepala Sekolah/Dewan dan Komite Madrasah. Adapun dana BOS dapat digunakan untuk:

1) Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru: biaya pendaftaran, penggandaan formulir, administrasi pendaftaran dan pendaftaran ulang.

2) Pembelian buku teks pelajaran dan buku referensi untuk dikoleksi di perpustakaan

3) Pembelian bahan-bahan habis pakai: buku tulis, kapur tulis, pensil, bahan praktikum, buku induk siswa, buku inventaris, langganan koran, gula, kopi dan teh untuk kebutuhan sehari-hari di sekolah.

4) Pembiayaan kegiatan kesiswaan: Program Remedial, Program Pengayaan, olahraga, kesenian, Karya Ilmiah Remaja, Pramuka, Palang Merah Remaja dan sejenisnya.

5) Pembiayaan ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah dan laporan hasil belajar siswa.

4

(19)

6) Pengembangan profesi guru, pelatihan, dan Kelompok kerja guru (KKG) 7) Pembiayaan perawatan sekolah: pengecatan, perbaikan atap bocor, perbaikan pintu dan jendela, perbaikan meubeleir dan perawatan lainnya. 8) Pembiayaan langganan daya dan jasa listrik, air, telepon, termasuk untuk pemasangan baru jika sudah ada jaringan di sekitar sekolah.

9) Pembayaran honorarium guru dan tenaga kependidikan honorer sekolah yang tidak dibiayai pemerintah dan Pemerintah Daerah. Tambahan insentif bagi kesejahteraan guru PNS (Pegawai Negeri Sipil) ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Daerah.

10) Pemberian bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin

11) Khusus untuk Pesantren Salafiah dan Sekolah Agama Non Islam, dana BOS dapat digunakan untuk asrama/pondokan dan membeli peralatan ibadah

Penggunaan dana BOS untuk transportasi dan uang lelah bagi guru PNS diperbolehkan hanya dalam rangka penyelenggaraan suatu kegiatan sekolah selain kewajiban jam mengajar.

Dalam penggunaan dana BOS terdapat beberapa peraturan larangan penggunaan BOSyang harus dipatuhi oleh sekolah penerima BOS, yaitu5:

a) Di simpan dalam waktu lama dengan maksud dibungakan, artinya : dengan tujuan apapun dana BOS hendaknya harus dipergunakan langsung untuk pembiayaan operasional sekolah.

b) Dipinjamkan kepada pihak lain, artinya : dana BOS adalah hak dari para siswa, maka tidak selayaknya diperpinjamkan, karena akan dapat

menghambat pembiayaan sekolah.

c) Membayar bonus, transportasi, atau pakaian yang tidak sesuai dengan

kepentingan murid, artinya : dana BOS harus dialokasikan pada hal-hal yang bersinggungan langsung dengan kepentingan siswa.

d) Membangun gedung/ruangan baru, jadi dana BOS tidak boleh dipergunakan untuk rehabilitasi berat ruangan. Artinya, dana BOS tidak boleh secara keseluruhan untuk membiayai rehabilitas sekolah yang membutuhkan biaya yang sangat besar, namun diperbolehkan untuk biaya rehabilitasi ringan.

5

(20)

e) Membeli bahan/peralatan yang tidak mendukung proses pembelajaran. f) Menanamkan saham artinya, dana BOS tidak boleh dipergunakan untuk

tanam saham meskipun bertujuan untuk menggandakan dana menjadi lebih banyak.

B. Minat Menyekolahkan Anak

Minat merupakan faktor yang penting dalam rangka menyekolahkan anak, miat tersebut merupakan merupakan pendorong dalam mengikuti dan melaksanakan suatu kegiatan, minat juga merupakan faktor yang ikut menentukan berhasil atau tidaknya pencapaian suatu tujuan yang diinginkan.

Tidak sedikit anak didik yang keluar dari sekolah disebabkan karena faktor minat, selain masalah minat dari murid sendiri ada hal yang sangat perlu diperhatikan yakni masalah putusnya anak didik dari sekolah yang disebabkan kurangnya minat orang tua siswa menyekolahkan anaknya karena alasan tidak mampu secara ekonomi, anak didik usia 7 -12 tahun adalah manusia yang belum mencapai taraf kedewasaannya, sehingga butuh bimbingan dan masih ada suatu sifat tergantung kepada orang yang lebih dewasa, secara umum para anak didik sekolah dasar secara keuangan dan biaya pendidikan dan biaya hidupnya sangat tergantung kepada orang tua mereka, karena itulah biasanya dikarenakan belum terpenuhinya kebutuhan hidup pokok keluarga atau karena ketidakmampuan memenuhi biaya pendidikan anaknya, sehingga para orang tua didik terpaksa untuk memutus sekolah anaknya ditengah jalan menuju pencapaian cita-cita anaknya melalui sekolah.

Pengertian Minat Menyekolahkan Anak

Menurut kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa minat mengandung arti ”kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu”.6, selanjutnya

Lebih jelas lagi menurut Dedi Setia Budi, bahwa minat untuk orang dewasa adalah kecenderungan hati terhadap berbagai obyek, orang-orang lain dan kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam lingkungannya berdasarkan hasil

(21)

pertimbangan antara perasaan, kemampuan serta kebutuhan. Dimana dinyatakan dengan suka atau tidak suka, senang atau tidak senang, tahun atau tidak tahu, bisa atau tidak bisa, mau atau tidak mau.7

Dari ungkapan diatas dapat memperjelas pandangan kita bahwa dalam menentukan pilihan terhadap objek minat didasarkan kepada beberapa hal diantaranya perasaan, kemampuan serta kebutuhan; sukakah terhadap objek minat tersebut, mampukan untuk melaksanakan hal-hal yang sesuai dengan objek yang sesuai dengan objek minat tadi serta dapatkah objek tadi memenuhi kebutuhannya atau dapatkah objek tadi memiliki nilai keuntungan bagi dirinya, jika ada tentunya minat seseorang terhadap sesuatu akan bertambah minatnya. Demikian juga ketika seorang orang tua menyekolahkan anaknya bahwa tentunya ada pertimbangan ekonomi didalam menyekolahkan anaknya, kesanggupan dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan anaknya sekolah sekaligus memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seluruh anggota keluarganya, minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya tentunya akan bertambah bilamana kebutuhan hidupnya sehari-hari telah terpenuhi, ia memiliki kemampuan untuk membiayai sekolah anaknya, orang tua merasa perlu untuk menyekolahkan anaknya ataupun tuntutan lingkungannya tempat tinggalnya dimana anak-anak seumuran anaknya sudah bersekolah.

Dari pendapat-pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa minat menyekolahkan anak adalah kecenderungan hati orang tua untuk menyokong dan memenuhi kebutuhan sekolah anak, disertai perasaan senang dan kemauan untuk mendorong anaknya terus belajar hingga menamatkan sekolahnya.

Dalam penelitian kali ini minat yang diteliti di fokuskan kepada minat orang tua siswa menyekolahkan anak dikarenakan faktor dari dana Bantuan operasional sekolah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat menyekolahkan anak

Pipih Nurfauziah mengungkapkan ada 5 faktor yang mempengaruhi minat menyekolahkan anak, yakni motivasi orang tua, kebutuhan, lingkungan, pengalaman, keluarga8

7 Dedi Setia Budi, tesis berjudul “Suatu Tinjauan Deskriptif Tentang Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Masyarakat Putus Sekolah” IKIP-Bandung, 1983, h.21.

8

(22)

Kebutuhan

Sebelum kita membahas lebih jauh, marilah kita perhatikan apa yang dimaksud dengan kebutuhan itu, Ada beberapa pengertian yang akan penulis kemukakan : "Poerwardaminta memberikan pengertian bahwa kebutuhan: barang apa yang dibutuhkan; hajat; keperluan”9. Sejalan dengan pengertian tersebut J.

Van Zwijndgret (dalam Tesis Dedi Setia Budi) berpendapat bahwa "kebutuhan ternyata sebagai permintaan, selanjutnya dia mengatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan manusia itu memerlukan banda dan jasa, sedangkan Arifin Chaniago memberikan pengertian "Kebutuhan ialah sesuatu keinginan terhadap benda dan jasa yang pemuasannya dapat dilaksanakan baik bersifat jasmaniah maupun rohaniah, adapun D. Sudjana mengemukakan bahwa "Kebutuhan dapat diartikan suatu keadaan yang menunjukan adanya keperluan atau maksud yang harus dipenuhi atau dicapai."10

Dedi Setia Budi mengambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan kebutuhan adalah "Suatu keadaan yang menunjukan adanya keinginan-keinginan, permintaan dan keperluan karena kekurangan tertentu baik bersifat benda atau jasa yang pemuasannya dapat dilaksanakan baik bersifat jasmaniah maupun rohaniah."11

Berbicara tentang minat menyekolahkan anak yang dipengaruhi oleh faktor kebutuhan, orang tua berikut penulis kutipkan data pembiayaan pendidikan yang harus dikeluarkan oleh orangtua murid untuk menyekolahkan anaknya, disamping dari pada biaya untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari keluarganya “Menurut Balitbang Diknas tahun 2003 murid Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri dan swasta berjumlah 25.918.898 orang dan murid SMP dan Mts Negeri dan swasta berjumlah 7. 864.002, jadi jumlahnya adalah 33.78.900 orang. Dari jumlah itu akhirnya yang putus sekolah dan berhenti tamat SD ada 56,2 %. Dan hanya tamat SMP putus sekolah.jadi putus sekolah dalam wajib

9

Dedi Setia Budi, Tesis suatu Tinjauan Deskriptif Tentang Beberapa Factor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Masyarakat Putus Sekolah Melalui Magang Di Desa Cicalung Kecamatan Majalengka Kabupaten Dt.Ii Jawa Barat, Jurusan Ilmu Pendidikan dan

Pengembangan Sosial, Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP Bandung, 1983, h.27 10 ibid, Dedi Setia Budi, h 28

11

(23)

belajar 62.7 %."12 Dikatakan juga bahwa penyebab dari itu semua adalah karena

kemikinan, menurut Utomo Danan Jaya, lebih baik adalah sekolah gratis kepada seluruh siswa wajib belajar, (SD dan SMP). Caranya dibebaskan membayar iuran siswa bulanan dan diberi gratis buku teks untuk semua, sekarang pemerintah sudah mengucurkan Bantuan Operasional Sekolah, yang salah satu tujuannya adalah guna memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa Pendidikan Dasar untuk memperoleh kesempatan bersekolah, melalui dana Bantuan Operasional Sekolah, pembebasan biaya iuran siswa bulanan sangat mungkin dilakukan untuk sekolah-sekolah dasar, paling tidak dapat meringankan beban biaya pendidikan anak siswa yang selama ini ditanggung oleh orangtua siswa, adapun besar dana Bantuan Operasional Sekolah, dengan harapan setelah beban pendidikan dapat berkurang, para orangtua terutama yang miskin atau tidak mampu dapat terus menyekolahkan anaknya, dan terus bertambah minat orangtua murid untuk terus menyekolahkan anaknya hingga tamat minimal wajib belajar 9 tahun.

Motivasi

Motivasi menurut G.R. Tery mengemukakan bahwa motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan.”13

Motivasi orang tua untuk menyekolahkan anaknya tentunya banyak sekali, jika kita mengambil pedoman dari teori Maslow diatas, tentunya kita dapat mengambil beberapa point dari atas, yakni ada yang karena melihat masyarakat telah menyekolahkan anaknya, sehingga orang tua malu jika tidak menyekolahkan anaknya, ada yang menginginkan mereka memperoleh pekerjaan yang layak dikemudian hari, memiliki penghasilan yang lebih, agar anaknya menjadi manusia yang berguna dan berperan dimasa depan dan lain sebagainya.

Motivasi menurut David Mc. Celland, terdapat motivasi yang menonjol:

12

Utomo Dananjaya, Sekolah Gratis, Esai-Esai Pendidikan yang Membebaskan, (jakarta: Paramadina, 2005) h.4

(24)

1) "Achievement Motivation, yaitu suatu keinginan untuk mengatasi. mengalahkan suatu tantangan, untuk kemajuan dan pertumbuhan."

14

Minat menyekolahkan anak jika kita melihat kutipan diatas memberikan harapan kepada anak untuk mengembangkan dirinya untuk kehidupan masa depan, para orang tua tentunya menginginkan kehidupan anaknya dimasa mendatang akan jauh lebih baik dari kondisi kehidupan orang tuanya saat ini.

2) Affiliation Motivation, yaitu dorongan untuk

melakukan hubungan dengan orang lain15. Di zaman yang penuh dengan

keajaiban dengan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, penguasaan keduanya tentunya adalah mutlak untuk dapat bertahan dan memiliki peranan di zaman ini, sehingga dengan menyekolahkan anak, guna menuntut ilmu dan mempelajari perkembangan ilmu pengetahuan dapat menjadi motivasi tersendiri para orangtua untuk menyekolahkan anaknya, guna mencapai harga diri dan pengakuan masyarakat sekitar lingkungan dan tuntutan kehidupan, misalnya tuntutan pekerjaan yang menuntut seseorang tamat sekolah tertentu. 3) Competence Motivation, yaitu dorongan yang dapat melakukan pekerjaan yang bermutu16 dengan menyekolahkan anak,

memberikan dasar pemikiran kepada anak untuk melakukan sesuatu berdasarkan ilmu, di sekolah para anak didik diberikan ilmu pengetahuan yang berguna bagi mereka untuk kehidupannya kelak

4) Power Motivation, yaitu dorongan yang dapat

mengendalikan suatu keadaan, dalam hal ini ada kecenderungan untuk mengambil resiko dan menghacurkan rintangan yang terjadi17

Lingkungan

Dalam Ilmu Sosiologi pendidikan ada 3 jenis lingkungan yang berhubungan dengan pendidikan:18

14

ibid, h. 144 15 Ibid,h.144 16

Malayu S.P. Hasinabuan, Manajemen Sumber daya Manusia, ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000) h.144

17 Ibid ,hal.144 18

(25)

1) Lingkungan sosial individu si anak ( The social environment of the individual pupil) ini berhubungan dengan sikap orang tuanya, berhubungan dengan keluarga perbedaan bahasa dan cita-cita.misalnya orang tuanya menginginkan agar anaknya melebihi dari pada orang tuanya.

Misalnya lingkungan seosial ekonomi keluarga, apabila status ekonomi membaik, tentunya para orang tua akan semangkin memperluas minat mereka untuk menyekolahkan anak mereka, dari semula mereka hanya bercita-cita ingin menyekolahkan hingga tamat sekolah dasar saja, setelah ekonmi mereka membaik tentunya mereka juga akan memiliki keinginan untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah yang lebih tinggi lagi. Bantuan operasional sekolah dapat berpean dalam rangka meringankan beban kehidupan keluarga, tertutama keluarga tidak mampu khuisusnya dalam hal pembiayaan pendidikan anak mereka, oelh karena itu poihak sekolah harus lebih peka kepada keluarga yang tidak mampu sehingga tujuan dari pemberian dana BOS dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan tujuannya.

2) Lingkungan sosial yang bersifat intern dari pada sekolah (Internal Social Enviromnment). Yaitu lingkungan sosial secara intern dari sekolah itu sendiri, dan dititik beratkan pada hubungan sosial daripada sekolah, serta melibatkan peranan-peranan dan lain-lain dari kepentingan sekolah, guru-guru dan anak-anak didik.

(26)

4) Lingkungan sosial yang bersifat extern(External Social Environment)

Artinya ialah bahwa sekolah itu merupakan hal yang terisolir dari masyarakat, dan dipengaruhi aktif oleh kekuatan-kekuatan luar. Dengan kata lain, bahwa faktor-faktor luar itulah yang menjadi pendorong sekolah untuk dapat memberikan hasil pendidikan (Output pengetahuan dan skill siswa) berdasarkan kebutuhan para stakeholder (pemegang kepentingan) di dunia yang akan menggunakan sumber daya manusia hasil pendidikan di lembaga pendidikan tersebut.

Indikator Minat Menyekolahkan Anak

Pipih Nurfauziah memaparkan beberapa indikator yang mempengaruhi orang tua untuk menyekolahkan anaknya diantaranya: perasaan senang, perasaan tertarik, perhatian, memiliki pengetahuan, keinginan dan cita-cita dan terakhir prestis atau penghargaan19. Secara lebih jelas di berikan perincian sebagai berikut:

Perasaan senang menyekolahkan anak.

b) Perasaan tertarik

untuk memasukan anaknya ke sekolah untuk mendapatkan pengetahuan Ada perhatian kepada anak untuk memenuhi kebutuhan sekolah anak. d) Memiliki pengetahuan akan pentingnya sekolah bagi anak

e) Memiliki cita-cita membuat yang terbaik untuk anak

f) Menyadari bahwa pendidikan anak memiliki manfaat bagi kehidupan anak dimasa depan.

C. Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini penulis bertitik tolak dari anggapan bahwa naiknya harga pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat berhubungan dengan anggaran biaya kehidupan masyarakat, dalam hal ini khususnya orang tua murid, sehingga mereka berpikir prioritas mana yang lebih penting untuk dipenuhi, dan pada masyarakat kalangan ekonomi menegah kebawah, besarnya anggaran kehidupan sehari-hari berimbas kepada alokasi biaya untuk kebutuhan yang lainnya, termasuk didalamnya pendidikan untuk anaknya, himpitan ekonomi dapat mendorong orang tua siswa untuk berpikir bahwa biaya sekolah mahal, dan

19

(27)

sedangkan kebutuhan pokok lebih mereka butuhkan dibandingkan dengan sekolah, hal ini sangat membahayakan jika terjadi putus sekolah kepada anaknya, angka partisipasi dan minat mendidik anak menurun, sehingga ada kekhawatiran akan kemampuan bersaing generasi anak bangsa bagi investasi pembangunan sumber daya manusia Indonesia ditahun-tahun selanjutnya akan memburuk, untuk itu untuk mengurangi beban masyarakat ekonomi lemah perlu adanya bantuan yang dapat meringankan kebutuhan biaya kehidupan sehari-hari walaupun tidak banyak namun memiliki arti bahwa mereka diperhatikan, salah satunya adalah pemberian biaya BOSkepada sekolah-sekolah diseluruh Indonesia melalui Bantuan Operasional Sekolah, yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah siswa yang ada di sekolah tersebut, biaya per-siswa tersebut digunakan untuk meringankan beban orang tua siswa dalam rangka mengurangi anggaran keuangan keluarga untuk pendidikan, dan dana tersebut dikelola oleh sekolah untuk pembiayaan operasional sekolah yang sebelum ada BOSsebagian besar dibebankan kepada orangtua siswa, dari sini kita dapat ambil kesimpulan sementara bahwa dana BOStelah meringankan beban biaya pendidikan anak keluarga miskin melalui meringankan biaya pendidikan anaknya.

Dalam pelaksanaan suatu kegiatan minat merupakan faktor yang penting begitu pula ketika orang tua memutuskan untuk menyekolahkan ia sudah berpikir bahwa anak tidak mungkin mencari biaya sekolah dengan sendiri, biaya tersebut adalah tanggung jawab orang tua untuk memenuhinya, tentunya meningkatnya minat bersekolah dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya kebutuhan, motivasi, cita-cita, lingkungan, dan keluarga20

Dengan dasar tujuan dari adanya program BOS yakni keberpihakan pemerintah kepada masyarakat miskin dan tidak mampu dalam bidang pemerataan pendidikan, yang salah satu harapan dari tujuan tersebut adalah adanya peringanan biaya pendidikan bagi anak siswa, bahkan agenda besarnya adalah menggratiskan Pendidikan Dasar 9 tahun. Dengan dua cara tersebut yakni peringanan biaya pendidikan anak sekolah dan atau pembebasan biaya pendidikan, diharapkan dapat membantu masyarakat miskin untuk lebih tertarik lagi untuk

20

(28)
(29)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. TUJUAN PENELITIAN

a) Untuk mengetahui langkah atau cara yang dilakukan pihak sekolah

menanggapi tujuan pemberian dana BOS oleh pemerintah, bagaimana

pengelolaannya serta upaya yang dilakukan sekolah untuk mencapai

tujuan dari program dana BOS yakni meringankan biaya pendidikan di

sekolahnya dan menekan angka puius sekolah.

b) Untuk memberikan masukan kepada pihak yang terkait dengan biaya

pendidikan untuk mengetahui apakah ada kontribusi yang diberikan

melalui penerapan cara/strategi penggunaan dana BOS terhadap minat

menyekolahkan anak di sekolah ini

c) Ikut menyumbangkan dalam penelitian mengenai pembiayaan pendidikan.

B. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini berlokasi di Madrasah Ibtidaiyah Raudhatul Athfal – desa

Meruyung Kampung Bojong Kota Depok.

Penelititan ini penuli laksanakan pada bulan juni-2009 hingga april 2010

Namun penelitian atau observasi dan pengenalan terhadap kondisi sekolah ini

telah dilaksanakan sejak tahun 2008.

(30)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif. . Hal

ini penulis gunakan mengingat variabel dan tujuan penelitian yang ingin penulis

inginkan adalah mencari informasi mengenai strategi penggunaan dana BOSoleh

sekolah, mengidentifikasi strategi terhadap minat atau sikap orang tua, serta

mengungkapkan korelasi antar variabel yang disebabkan oleh perlakuan terhadap

suatu subjek, sehingga diperlukan penjelasan-penjelasan terhadap kondisi

sebenarnya dilapangan baru penulis dapat melalui tahap kedua yakni

menghubungkan antar kedua variabel tersebut.

Adapun Sumber Data primer yang akan di kaji diantaranya Sumber data dari

penelitian ini adalah wawancara dengan Kepala sekolah MI Raudhatul Athfal

sebagai penentu kebijakan strategi BOS di sekolah tersebut, angket terbuka

kepada dwan guru, dan angket kepada orang tua siswa sebagai orang yang

menyekolahkan anaknya di sekolah ini, selain itu juga angket dari orang tua di

perjelas kembali dengan angket yang diberikan kepada siswa. pertanyaan uraian

kepada Responden dan penelusuran data yang berkaitan dengan BOS.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah guru dan

karyawan di MI.Raudhatul Athfal Meruyung sebanyak 7 orang, untuk angkat

kepada 39 orang tua siswa dan 39 siswa.

E. Tekhnik pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang objektif, maka dalam kegiatan penelitian

lapangan ini penulis menggunakan tekhnik:

a) Obsevasi ( pengamatan )

Observasi adalah Cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang

dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis

terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan bahan pengamatan.

Adapun metode observasi ini penulis gunakan untuk memperoleh data yang

berkaitan dengan : kondisi sarana dan prasarana sekolah, kondisi lingkungan

(31)

sarana dan prasarana yang di biayai oleh BOS, serta minat anak bersekolah dan

bergaul langsung dengan guru dan orang tua siswa yang berkunjung ke sekolah

b) Wawancara

Wawancara adalah ”Percakapan dengan maksud tertentu”. Percakapan itu

dilakukan dua pihak, yaitu pewawancara (interiewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewe) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu.”1 Adapun wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap

kepala sekolah M.I. Raudhatul Athfal, sebagai Pemegang kebijakan utama dalam

pengambilan kebijakan strategi dana BOS tersebut, bendahara sekolah sebagai

pelaksana pengelolaan uang, dan kepada beberapa dewan guru di sekolah.

Metode wawancara ini penulis gunakan secara langsung untuk mengadakan

wawancara dengan sampel yang telah ditentukan, sebelum melakukan wawancara

penulis menyiapkan pedoman wawancara atau berupa buku kecil agar

pelaksanaan tidak dapat menimbulkan kekeliruan guna memperoleh data yang

berkenaan dengan Bantuan Operasional sekolah di sekolah ini.

c) Studi Dokumentasi

Studi Dokumentasi adalah pengumpulan dan pengambilan data yang

diperoleh melalui pengumpulan dokumen-dokumen”2, dokumen tersebut

digunakan sebagai sumber informasi yang sangat berguna untuk mendukung

penelitian, diantara dokumen yang penulis dapatkan diatnaranya untuk

mengetahui letak, kondisi geografis dan kondisi masyarakat sekitar sekolah, daftar

nama guru-guru dan jumlah guru di sekolah, dan dokumen lainnya yang berkaitan

dengan dana BOS seperti rencana penggunaan dana BOS oleh sekolah.

F. Tekhnik pengolahan data

Tekhnik yang digunakan penulis dalam mengolah data adalah dengan

memeriksa daftar jawaban angket uraian dari responden, jadi setelah angket diisi

dan diserahkan kepada penulis segera penulis periksa satu persatu untuk di cari

1 Lies Nurmawati, “StrategiPengembangan Sarana dan Prasaran Di SMPN 3 Tangerang” (Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN SYAHID Jakarta, 2009) h.31

2

(32)

keterangan secara umum untuk selanjutnya berdasarkan keterangan tersebut

penulis mencari keterangan-keterangan pendukung berupa data-data yang dimiliki

sekolah, jika isian jawaban angket belum memadai.

Adapun analisa angket dengan menggunakan rumus prosentase yakni

Hasil = F/NX100

Dimana F= frekuensi

(33)

BAB I

V

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

1. Tujuan Penelitian

a) Untuk mengetahui langkah atau cara yang dilakukan pihak sekolah

menanggapi tujuan pemberian dana BOS oleh pemerintah, bagaimana

pengelolaannya serta upaya yang dilakukan sekolah untuk mencapai

tujuan dari program dana BOS yakni meringankan biaya pendidikan di

sekolahnya dan menekan angka puius sekolah.

b) Untuk memberikan masukan kepada pihak yang terkait dengan biaya

pendidikan untuk mengetahui apakah ada kontribusi yang diberikan

melalui penerapan cara/strategi penggunaan dana BOS terhadap minat

menyekolahkan anak di sekolah ini

c) Ikut menyumbangkan dalam penelitian mengenai pembiayaan pendidikan.

2. Letak MI. Raudhatul Athfal meruyung

MI. Raudhatul Athfal Meruyung berada di jalan Raya meruyung No. 35

Desa Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok, menempati areal tanah seluas

600 m2.1

3. Sarana Prasarana MI. Raudhatul Athfal Meruyung

1

(34)

Untuk menunjang proses belajar mengajar, MI.Raudhatul Athfal ini telah

memiliki sarana/gedung dengan status milik sendiri yang berdiri diatas tanah

seluas 600 Meter. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Madrasah Ini

sudah cukup memadai dan mencukupi kebutuhan sekolah. walaupun masih

ada kekurangan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut ini :

Tabel 1

Sarana prasarana MI.Raudhatul Athfal Meruyung secara umum

N

Dari data diatas dapat kita ketahui bahwa, sarana pokok di sekolah ini sudah

(35)

sekolah ini, walaupun dengan adanya 6 ruang kelas masih belum cukup untuk

menampung seluruh siswa menjadi 1 kelas rombongan belajar pagi. dan

berdasarkan hasil observasi, bahwa beberapa ruangan tersebut ada yang dijadikan

satu atap bermacam fungsi atau disebut dengan ruang serbaguna, namun

berukuran cukup besar, ruangan tersebut diperuntukan sebagai ruang,

perpustakaan, ruang laboratorium Komputer, ruang ibadah dan ruang praktikum

dan multimedia untuk materi khusus ( IPA, Matematika, IPS, Bahasa Indonesia

Komputer dan Bahasa Inggris)

1 Buku Teks Pelajaran 750 30 20 800

-2

14 Komputer Multimedia 5 3 2 10 10 Sumber: base line MI.Raudhatul Athfal Meruyung

Berdasarkan pengamatan dan data diatas dapat penulis simpulkan bahwa

disekolah ini selain dari pada penerapan kurikulum dan pelakasanaan

(36)

pembelajaran berbasis tekhnologi, dengan diadakannya ruang serbaguna yang

berisikan lengkap dengan media pembelajaran berupa KIT-KIT untuk menunjang

kemudahan siswa untuk berlajara dan mendmonstrasikan teori teori yang ada di

buku pelajaran mereka, atau sekedar untuk melihat demo-demo atau slide film

yang telah di miliki berupa softwere-softwer e-learning yang telah dimiliki

sekolah untuk setiap mata palajaran , dalam hal ini baru mencakup matematika,

IPA, bahasa inggris, bahasa Indonesia, PKN dan IPS serta Komputer. pendidikan

yang dimiliki oleh sekolah, berdasarkan wawancara kepada kepala sekolah, bahwa

pembangunan gedung serbaguna (laboratorium komputer dan perputakaan

terpadu) yang telah terlaksana ini dibangun tanpa meminta iuran dari orang tua

siswa, sehingga sekolah berusaha menyisihkan dari usaha-usaha sekolah lainnya,

dan para donator yagn tidak tetap. hal tersebut dilakukan dengan harapan

pembangunan gedung serbaguna tersebut tidak menjadi beban bagi orang tua

siswa, sehingga wajar jika dalam pembangunan gedung ini masih belum selesai

secara sempurna dan ditargetkan awal tahun ajaran 2010/2011 gedung ini sudah

sempurna dan dapat di maksimalkan penggunaannya untuk meneunjang kegiatan

belajara siswa dan mempermudah para guru untuk mengajarkan materi tiap

bidang ajarnya.

c. Perlengkapan Olah raga dan Seni

Tabel 3

perlengkapan olah raga dan seni

No. Perlengkapan Olahraga & Seni Kondisi (Unit) Baik *) Rusak *)

1 Lapangan Bola voli 0 0

2 Lapangan Bola Basket 0 0

3 Lapangan Sepak Bola 1 0

4 Lapangan Badminton 1 0

5 Tenis Meja 0 0

7 Perlengkapan Senam Siswa 1 0

8 Perlengkapan Seni Musik 2 0

9 Perlengkapan Seni Rupa 2 0

(37)

9 Perlengkapan Budaya 1 0 Sumber: base line MI.Raudhatul Athfal Meruyung

Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa, peralatan olah raga dan

ketarmpilan siswa sudah cukup memadai, namun berdasarkan pengamatan, bahwa

untuk lapangan sepak bola dan voli bukan merupakan milik sendiri, namun tanah

lapang yang dimiliki masyarakat di belakang sekolah yang di manfaatkan untuk

mendukung kegiatan sekolah di sinilah salah satu keharmonisan sekolah dengan

masyarakat sekitarnya, sehingga dapat saling mendukung dalam setiap program

sekolah untuk mendidik peserta didik yang juga berasal dari masyarakat

sekitarnya.

d). Analisis kebutuhan tambahan MI.Raudhatul Athfal

Berdasarkan dokumen base line MI. Raudhatul Athfal Meruyung, dibawah

ini digambarkan kebutuhan mendesak yang harus dipenuhi oleh sekolah ini dalam

rangka menyelenggarakan pendidikan yang lebih berkualitas, urutan angka

menunjukan kebutuhan yang paling mendesak yang harus dipenuhi oleh sekolah.

Hal ini perlu penulis cantumkan karena hal ini berkaitan dengan anket

pokok yang telah penulis sebarkan kepada para orang tua dan siswa yang

merupakan penjabaran dari prioritas penggunaan dana dan tanggapan masyarakat .

Tabel 4

Analisisa Kebutuhan dan Prioritas Sekolah

1 Tambahan Ruang Belajar

2 Tambahan Alat Bantu Pengajaran

3 Laboratorium

4 Tambahan Biaya Operasional Sekolah

5 Tambahan Alat Bantu Pengajaran

6 Tambahan Buku

7 Tempat Ibadah

8 Ruang UKS

9 MCK

(38)

Sumber: Base Line MI.Raudhatul Athfal Meruyung

Sumber: Base Line MI.Raudhatul Athfal Meruyung

(39)

Dari data diatas dapat kita ketahui bahwa terdapat 3 orang anak kelas 1 yang

tidak naik kelas, dan siswa baru yang masuk di tahun ajaran 2008/2009 adalah

sejumlah 31 orang dan tidak ada anak yang putus sekolah. Hal ini merupakan

salah satu tolak ukur bahwa penyelenggaraaan pendidikan di sekolah ini tidak

terlalu memberatkan biaya kepada orang tua siswa, karena para orang tua masih

dapat terus mempertahankan anaknya untuk bersekolah di sekolah ini.

Dari table juga dapat kita ketahui, bahwa jumlah rombongan belajar yang

berjumlah 9 rombongan belajar di bagi menjadi 2 waktu, yakni waktu pagi untuk

kelas I, II, V dan VI dimulai dari pukul 07.15 hingga 12.15, dan rombongan siang

yanni kelas III dan IV di mulai pukul 13.00 hingga 17.00. dengan alokasi waktu

balajar dalam satu jam setara dengan 35 menit, dan masing masing kelas di

kondisikan untuk manampung siswa paling banyak 30 siswa setiap kelasnya,

sehingga kegiatan belajar mengajar di kelas lebih nyaman dan para guru dapat

lebih meemberikan perhatian dan pelayanan yang lebih baik lagi di kelas.

e) Gambaran Guru dan Pegawai MI.Raudhatul Athfal

Jumlah guru dan pegawai di madrasah ini berjumlah 13 orang guru dan 3

orang Pegawai

Tabel 7

Gambaran guru dan pegawai sekolah

Lk Pr Jml Pendidikan

SMA D1 D2 D3 S1 S2

9 6 4 0 6 0 4 0

Sumber: Base Line MI.Raudhatul Athfal Meruyung

Dari data diatas dapat kita ketahui bahwa kualifikasi akademik guru

disekolah ini masih belum sesuai harapan, yakni minimal S1, untuk

menanggulangi kekurangan kualifikasi tersebut, sekolah perlu secara terus

menerus mengadakan pelatihan guru bahkan mendorong guru untuk kembali

kuliah S1, dan hingga sekarang guru yang sedang meneruskan kuliah S1

berjumlah 3 orang guru. Dari 13 guru tersebut berdasarkan 3 orang guru yang

(40)

bendahara dan kepala bidang kurikulum, dalam hal kepegawaian non guru

terdapat 3 orang pegawai yakni petugas keamanan , petugas kebersihan. Sekolah

dan tekhnisi khusus laboran. masih belum memiliki petugas perpustakaan khusus

yang benar-benar dapat melayani siswa dalam peminjaman buku tiap harinya, dan

petugas laboran komputer merangkap tugas sebagai guru dan tenaga administrasi,

dengan demikian sekolah ini di kemudian hari masih membutuhkan sumber daya

manusia sekurang-kurangnya 2 orang, yakni petugas perpustakaan yang dapat

merangkap kepala urusan sarana prasarana dan seorang Laboran Komputer.

f) Gambaran Latar Belakang Orang Tua Siswa

a. Latar Belakang Pendidikan Orang tua Siswa

(41)

9 Sopir 10 10 * Lainnya : tak diketahui 6

jumlah 263

Sumber: Base Line MI.Raudhatul Athfal Meruyung Dari data diatas dapat

c. Penghasilan Orang Tua Siswa

Data ini diperoleh dari data tahunan sekolah tahun 2008/2009

Tabel 10

Penghasilan orang tua

No Penghasilan (Rp) Jumlah

1 Tidak Tetap 215

2 < 200.000

-3 200.000 - 500.000

-4 500.000 - 1.000.000 43

5 > 1.000.000 5

jumlah 263

Sumber: Base Line MI.Raudhatul Athfal Meruyung

Dari data yang telah diperoleh dari data sekolah tersebut, dapat kita ketahui

bahwa, sebagian besar penghasilan orang tua siswa adalah tidak tetap, hal ini

menggambarkan bahwa pekerjaan orang tua siswa juga tidak tetap, dari data

pekerjaan orang tua dapat kita ketahui bahwa, sebagian besar orang tua siswa

adalah petani dan pedagang, dengan kebanyakan para orang tua siswa berkerja

sebagai buruh tidak tetap, dan di sinilah peran dana BOS di sekolah ini dapat

membantu meringankan biaya pendidikan anak mereka, melalui penggratisan

untuk siswa yang tidak mampu dan membayar SPP melalui dana Komite bagi

para orang tua siswa yang mampu sebesar Rp.10.000 per bulan.

g) Kurikulum yang dikembangkan di Mi.Raudhatul Athfal

Adapun kurikulum yang dikembangkan di Mi.Raudhatul Athfal antara lain:

Kurikulum ini diharapkan dapat menjadi nilai tambah sekolah agama, dikarenakan

(42)

sehingga diharapkan para lulusan madrasah memiliki keterampilan dan sikap yang

lebih baik dibandingkan dengan sekolah umum, selain itu kurikulum

pengembangan diri juga sudah dikembangkan di sekolah ini sebagai upaya

sekolah untuk menyelasaraskan pendidikan disekolahnya dengan laingkungan

budaya, konbdisi masyarakat dan tekhnologi di masa sekarang dan mendatang.

Adapun kurikulum yang dikembangkan di madrasah ini antara lain:

1. Mata pelajaran agama, meliputi Al-Qur’an hadits, Akidah Akhlak, Fiqh,

Bahasa Arab, Sejarah Peradaban Islam, pengembangan diri membaca dan

menghafal al-Qur’an.

2. Mata pelajaran umum Meliputi : PPKN, Bahasa Indonesia, matematika, Ilmu

pengatahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial.

3. Mata pelajaran Muatan Lokal meliputi Bahasa Sunda, Bahasa inggris

4. Mata Pelajaran Pengembangan Diri meliputi Komputer, Hafal Al-Qur’an,

Pendidikan jasmani dan Kesehatan dan Seni Budaya dan Keterampilan.

Demikianlah program inti yang dikembangkan di Madrasah Ibtidaiyah Raudhatul

Athfal Semua program pendidikan yang dikembangkan di Madrasah ini

menggunakan Kurikulum Nasional dan Kurikulum Lokal yang disesuaikan

dengan Kurikulum nasional yang tercantum didalam Kurikulum Tingakat Satuan

Pendidikan. Selain itu madrasah ini mengembangkan pengetahuan peserta didik

untuk menunjang pencapaian tujuan kurikuler dan tercapainya tujuan lembaga

secara berbarengan.

Selain dari pendidikan intrakurikuler yang dikembangkan di MI.Raudhatul

Athfal juga dikembangkan pendidikan ekstra kurikuler. Adapun kegiatan ekstra

kurikuler yang dilaksanakan di MI.Raudhatul Athfal antara lain:

1. Kepramukaan Kegiatan pramuka dilaksanakan pada hari Sabtu di lapangan

belakang sekolah MI.Raudhatul Athfal, dan upacara pramuka dilaksanakan

(43)

guru yang telah ditugaskan dan beberapa kaka Pembina yang merupakan

alumni madrasah yang di tugaskan oleh kepala sekolah.

2. Keagamaan Kegiatan keagamaan yang dikembangkan pada tiap akhir

pembelajaran dan beberapa hari khusus yang digunakan untuk program hafal

al-quran. Biasanya dilakasanakan selepas sholat zuhur untuk yang rombongan

pagi, dan setelah sholat ashar bagi yang kelas siang sekurang-kurangnya satu

minggu satu kali.sore hari setelah ashar dan antara lain:

3. OlahRaga

Kegiatan ekstra kurikuler olahraga untuk menstabilkan kondisi para siswa,

sehingga para siswa tidak selalu diajak mengembangkan pola pikirnya saja

melalu pembelajaran dikelas, namun juga sekolah berusaha menyeimbangkan

denagn potensi anak didik yang lainnya seperti olah raga. Dengan olah raga

dapat menunjang kesehatan jasmani. Adapun jenis olah raga yang

dikembangkan adalah: sepak bola, futsall, , SKJ, dan lari.

B. Analisa Data

1. Pelaksanaan dan Strategi Penggunaan Dana BOS menurut pendapat

guru

MI. Raudhatul athfal merupakan sekolah swasta yang bercirikan agama

islam, berada di daerah yang rata-rata mata pencaharian orang tua siswa adalah

buruh, dan berpendidikan terakhir terbanyak adalah berlatar belakang pendidikan

SMA, berikut saya sajikan Tabel data pekerjaan orang tua dan latar belakang

pendidikannya.

Tabel: 11

Rekapitulasi tingkat pendidikan orang tua siswa tahun 2006-2009

di Mi Raudhatul Athfal

Tingkat

tahun

2006 2007 2008 2009 Ket

SD/MI 25 31 30 27

(44)

SMA/MA 121 124 120 145

Diploma/akademi 10 7 3 2

sarjana atau lebih 11 10 6 2

tak terdata 65 63 45 37

jumlah 285 290 262 252

Dari data Tabel diatas dapat diketahui bahwa latar belakang pendidikan

orang tua siswa di sekolah ini didominasi oleh orang tua yang berlatar belakang

pendidikan SMA sederajat dan terus meningkat jumlahnya tiap tahunnya, kecuali

pada tahun 2008.

Adapun pekerjaan orang tua siswa mayoritas adalah buruh tidak tetap,

sehingga penghasilan dari orang tua pun tidak dapat dipastikan besarnya tiap

bulan, berikut data Tabel rekapitulasi data pekerjaan orang tua siswa di sekolah

ini

Tabel : 12

Rekapitulasi jenis pekerjaan orang tua siswa MI.Raudhatul athfal

tahun 2006-2009

Jenis Pekerjaan 2006/2007 2007/2008 2008/2009 2009/2010

PNS 5 4 5 3

Buruh tidak tetap 120 111 99 112

Sopir 15 10 10 10

DLL 0 8 6 5

jumlah 285 290 262 252

Dari data diatas dapat kita ketahui bahwa sebagian besar pekerjaan orang

tua siswa terbanyak adalah buruh tidak tetap, dan semankin besar jumlahnya tiap

tahunnya kecuali pada tahun 2008.

Isu-isu sekolah gratis pada sekolah-sekolah dan tuntutan pemerintah untuk

emmebrikan pelayanan pendidikan yang bermutu bagi anak didika, di tanggapi

sekolah dengan meneluarkan kebijakan sekolah berupa:

Gambar

Tabel 1Sarana prasarana MI.Raudhatul Athfal Meruyung secara umum
Tabel 2Koleksi Perpustakaan dan Media pembelajaran
Tabel 3perlengkapan olah raga dan seni
Tabel  4Analisisa Kebutuhan dan Prioritas Sekolah
+7

Referensi

Dokumen terkait