CIPONDOH TANGERANG
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
oleh
Nur Afianti
NIM : 1110013000010
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
ii
MTs Jabal Nur Cipondoh Tahun Pelajaran 2014/2015. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Penelitian yang berjudul Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual terhadap Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas IX MTs Jabal Nur Cipondoh Tahun Pelajaran 2014/2015, dilaksanakan di MTs Jabal Nur Cipondoh Tangerang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media audio visual terhadap pembelajaran menulis puisi di kelas IX-1 MTs Jabal Nur Cipondoh.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu dan menggunakan teknik one group pretest-posttest design. Metode tersebut merupakan penelitian yang mendekati percobaan. Sampel dalam penelitian ini menggunakan pretest posttest pada kelas IX-1 dengan jumlah dua puluh siswa menggunakan media audio visual berupa video puisi melalui proyektor, laptop dan pengeras suara.
Hasil penelitian yang diperoleh yaitu thitung> ttabel yaitu 2.31 > 0.68, dengan selisih peningkatan 24.25.Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan media audio visual terhadap pembelajaran menulis puisi di kelasIX MTs Jabal Nur Cipondoh Tangerang tahun pelajaran 2014/2015.
iii
Media to increase Poetry Writing Skill at Class IX of Mts Jabal Nur Cipondoh Students on 2014/2015. Indonesia Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching Sciences, Syarif Hidayatullah state Islamic University Jakarta, 2014.
The research of the Influence for Using Audio Visual Media to increase Poetry Writing Skills at Class IX of Mts Jabal Nur Cipondoh Students on 2014/2015 works at Mts Jabal Nur Cipondoh Tangerang. The purpose of the research is know the influence for using Audio Visual Media to poetry writing learning at class IX-1.
The research methods are experiment cast and one group pretest posttest design technique. The methods are approach to experimentation. The research’s sample is pretest is pretest posttests on twenty student of class IX-1 to use Audio Visual Media. It is poetry video by projector, laptop and loudspeakers.
The research’s result is t. arithmetic > t. table = 2.31 > 0,68, It rises 24,25 To Sum up, the influence for using Audio Visual media to poetry writing learning at Class IX of MTs Jabal Nur Cipondoh Tangerang on 2014/2015 is significant.
iv
nikmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai
dengan waktu yang telah direncanakan. Salawat dan salam tercurah kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW, para keluarga, dan para pengikutnya hingga
akhir zaman.
Skripsi berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas IX MTs Jabal Nur
Cipondoh, Tangerang Tahun Pelajaran 2014/2015”, disusun untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi, penulis membutuhkan
bimbingan, dukungan, dan doa dari berbagai pihak. Sebagai ungkapan rasa
hormat, penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada
1. Dra. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph.D. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dra. Didin Syafruddin, MA., Ph.D. PLT Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang selalu
memberikan semangat dan saran-saran.
3. Dra. Hindun, M.Pd. Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang selalu memberikan
saran-saran, semangat dan meluangkan waktunya membantu penulis
selama perkuliahan berlangsung.
4. Dra. Nuryati Djihadah, M.Pd., M.A. sebagai dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, motivasi,
v
6. Saudara kandung, Nurmala Hayati dan Muhammad Guntur yang selalu
memberikan dukungan lahir batin dan doa, serta Chalief Rayyan Alteza,
ponakan yang menjadi penghilang lelah untuk penulis.
7. Keluarga besar Alm Jamhari yang selalu memberikan doa, serta
dukungannya bagi penulis.
8. Deni Andrian, S.Kom sahabat yang tidak pernah lelah untuk meluangkan
waktunya dalam memberikan dukungan serta semangat selama penulis
mengerjakan skripsi ini.
9. Rike Rahmalia, S.Pd dan Jayanti Puspita Dewi, S.Pd yang selalu memberi
dukungan sampai skripsi ini selesai.
10.Sahabat berbagi cerita Nurfie Ramadhani, S.E.Sy, Dina Sakinah, S.Pd,
Vera Aditya Susanti, S.Pd, dan Wilda Istiana Nasution, S.Pd.
11.Umi Churin in Nabila yang telah memberikan jalan selama penelitian.
12.Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia kelas A, B, dan C angkatan 2010.
13.Keluarga besar MA Jabal Nur Cipondoh, Tangerang khususnya
siswa-siswi kelas IX-1 yang membantu mengumpulkan puisi.
14.Seluruh dosen dan staf Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
15.Semua orang yang telah berjasa dalam pembuatan skripsi ini yang tidak
vi
membangun skripsi ini. Semoga kehadiran skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan pembaca.
Jakarta, 05 November 2014
vii
SURAT PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. LatarBelakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN ... 7
A. Hakikat Media Pembelajaran ... 7
1. Pengertian Media Pembelajaran ... 7
viii
6. Klasifikasi Media Pembelajaran ... 19
7. Audio Visual terhadap Media Pembelajaran... 20
B. Hakikat Keterampilan Menulis ... 24
1. Pengertian Keterampilan Menulis ... 24
2. Manfaat dan Tujuan Menulis ... 25
3. Ciri-ciri Tulisan yang Baik... 26
4. Hubungan Menulis dengan Aspek Keterampilan Bahasa yang Baik ... 28
C. Hakikat Puisi ... 29
1. Pengertian Puisi ... 29
2. Jenis-jenis Puisi ... 30
3. Bentuk dan Struktur Fisik Puisi ... 34
D. Penelitian yang Relevan ... 43
E. Hipotesis Penelitian ... 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 45
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 45
B. Metode dan Desain Penelitian ... 45
ix
E. Instrumen Pengumpulan Data ... 48
F. Teknik Analisis Data ... 49
1. Uji Normalitas ... 49
2. Uji Hipotesis... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51
A. Gambaran Umum MTs Jabal Nur Cipondoh Tangerang ... 51
B. Deskripsi Data ... 56
C. Analisis dan Pembahasan Hasil Penelitian... 68
BAB V PENUTUP ... 79
A. Simpulan... 86
B. Implikasi ... 86
C. Saran ... 87
DAFTAR PUSTAKA
UJI REFERENSI
x Tabel 2 : Sampel
Tabel 3 : Penilaian Instrumen
Tabel 4 : Tenaga Kependidikan
Tabel 5 : Nilai Pretest dan Posttest
Tabel 6 : Data Nilai Pretest Menulis Puisi Siswa Kelas IX
Tabel 7 : Distribusi Frekuensi
Tabel 8 : Penghitungan Uji Normalitas Pretest (Uji Lilifors)
Tabel 9 : Data Nilai Pretest Menulis Puisi Siswa Kelas IX
Tabel 10 : Distribusi Frekuensi
Tabel 11 : Penghitungan Uji Normalitas Postest (Uji Liliefors)
Tabel 12 : Hasil Uji Normalitas Sampel X dan Y dengan Uji Liliefors
Tabel 13 : Data Nilai Rata-Rata Pretest dan Postest Menulis Puisi
Tabel 14 : Skor Puisi Minhatul Maula
Tabel 15 : Skor Puisi Firda Fisqiya. A
Tabel 16 : Skor Puisi Hilyaturrahman
Tabel 17 : Skor Puisi Riyani
Tabel 18 : Skor Puisi Nur Faizah
xi
Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 4 : Puisi Minhatul Maula“Lautan”
Lampiran 5 : Puisi Firda Fisqya A’yun “Keindahan Alam
Lampiran 6 : Puisi Hilyaturrahmah “Keindahan Alam”
Lampiran 7 : Puisi Riyani “Keidahan Alam”
Lampiran 8 : Puisi Nurfaizah “ Air Terjun”
Lampiran 9 : Puisi Rahmiy “Derai-derai Cemara”
Lampiran 10 : Puisi Riyani “Ibu”
Lampiran 11 : Puisi Minhatul Maula “Ibu”
Lampiran 12 : Puisi Firda Fisqya A’yun “Ibu”
Lampiran 13 : Puisi Hilyaturrahmah “Ibu”
Lampiran 14 : Puisi Riyani “Ibu”
Lampiran 15 : Puisi Nurfaizah “ Ibu”
Lampiran 16 : Puisi Rahmiy “Ibu”
Lampiran 17 : Surat Penelitian
1
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal terpenting dalam kehidupan, yang menjadi
salah satu tempat untuk melatih seseorang dalam terampil berbahasa.
Pendidikan bisa didapatkan melalui pembelajaran formal maupun informal.
Di lembaga yang bersifat formal seperti sekolah, keberhasilan suatu
pendidikan dan pengetahuan dapat dilihat dari hasil prestasi belajarnya.
Dalam pembelajaran proses belajar merupakan proses interaksi peserta
didik, pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajarnya.
Namun, permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan
perkembangan situasi dan kondisi lingkungan yang ada. Informasi dan
kebudayaan, serta berkembangnya ilmu teknologi juga berpengaruh
terhadap dunia pendidikan. Ilmu yang diberikan pendidik diharapkan bisa
membentuk pengetahuan, penguasaan, kemahiran dan tabiat, serta sikap dan
kepercayaan pada peserta didik.
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi belajar
dan kreativitas pengajar. Selain itu juga, dapat ditunjang dengan fasilitas
yang memadai dan kreativitas guru yang akan membuat peserta didik lebih
mudah mencapai target belajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi
ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut,
motivasi dan pembelajaran membawa pada keberhasilan pencapaian target
belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan
kemampuan siswa melalui proses belajar. Dalam proses belajar mengajar
tersebut seorang guru dituntut mahir mengelola sebuah kelas dengan kreatif,
ataupun strategi yang direncanakan sebelumnya, hal ini merupakan kunci
sekaligus ujung tombak pencapaian tujuan pembaharuan pendidikan.
Seorang guru dituntut untuk dapat mengarahkan dan menciptakan suasana
Strategi pembelajaran merupakan serangkaian rencana kegiatan yang
termasuk di dalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai
sumber daya atau kekuatan dalam mencapai suatu keberhasialan
pembelajaran yang diinginkan. Strategi pembelajaran di dalamnya
mencakup pendekatan, model, metode dan teknik pembelajaran secara
spesifik. Suatu keberhasilan dalam belajar mengajar, dapat dilihat dari
metode dan pengunaan media yang tepat dari seorang guru. Penggunaan
media yang tepat dalam pengajaran akan menimbulkan minat siswa dalam
mengikuti suatu pembelajaran. Pentingnya media pembelajaran bagi
peningkatan kualitas pendidikan semakin tampak dengan perkembangan
teknologi sekarang ini. Dengan perkembangan teknologi, pelaksanaan
pendidikan dapat diperbarui. Kelengkapan media pembelajaran sangat
dibutuhkan untuk menunjang proses kelancaran belajar mengajar, sehingga
akan tercipta suatu pembelajaran yang menarik dan mengasikkan.
Media pembelajaran merupakan bentuk saluran yang digunakan untuk
menyalurkan sebuah pesan, informasi maupun bahan pelajaran kepada
penerima pesan. Penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan minat dan pengetahuan yang baru terhadap
siswa. Media audio visual misalnya, merupakan salah satu media
pembelajaran yang dapat memotivasi peserta didik dalam proses belajar,
sehingga siswa menjadi lebih aktif dan merespon materi yang telah dilihat
dan didengarnya. Oleh karena itu, secara tidak langsung guru dituntut untuk
lebih profesional, inovatif, perspektif, dan proaktif dalam melaksanakan
tugas pembelajaran.
Melalui kegiatan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, siswa
diharapkan memiliki kemampuan berbahasa yang meliputi keterampilan
mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis. Dalam
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia terdapat materi menulis seperti
menulis puisi.
Keterampilan menulis merupakan salah satu jenis keterampilan
kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak
lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus
juga didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan. Melalui
keterampilan menulis, siswa dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, dan
perasaanya dengan baik dan terbuka, sehingga siswa dapat mengungkapkan
perasaan dan pikirannya secara tidak langsung melalui menulis, seperti
menulis sebuah karangan yaitu puisi.
Puisi merupakan salah satu materi dalam pembelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia yang sangat penting. Sebuah karya sastra yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun
dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan
pengonsentrasian fisik dan struktur batinnya. Keindahan sebuah puisi
didukung oleh diksi, majas, rima, dan irama yang terkandung dalam karya
sastra tersebut.
Pada kesempatan ini, penulis membahas mengenai puisi, selama ini
berdasarkan observasi, pengetahuan siswa terhadap karya sastra khususnya
puisi masih sangat terbatas, terlebih lagi untuk dapat menulis puisi. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pemahaman siswa terhadap
karya sastra masih kurang, siswa tidak senang dengan pembelajaran
monoton dan membosankan, terbatasnya pengetahuan siswa untuk
mengembangkan gagasan atau ide menjadi suatu bentuk karangan yaitu
sebuah puisi, hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan siswa dalam
berimajinasi. Selain itu, keadaan ini mengakibatkan tidak efektifnya
pembelajaran menulis di kelas. Agar siswa dapat maksimal dalam menulis
perlu distimulus dengan bahan ajar yang menarik. Untuk itu, guru perlu
mencari upaya yang dapat membuat siswa tertarik agar siswa dapat menulis
dengan baik dan dapat menjadikan pembelajaran puisi yang lebih
menyenangkan.
Selain itu, seorang guru diharapkan dapat mengelola kelas. Guru yang
kreatif dalam mengajar juga bisa memberikan semangat atau keinginan
dapat mendukung kesuksesan dalam belajar mengajar, dengan demikian
tujuan dalam pembelajaran tersebut tercapai dengan maksimal. Dalam
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, guru harus dapat menemukan
bahan ajar dan media yang tepat. Penggunaan media yang tepat untuk
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia akan merangsang siswa untuk
lebih bersemangat dan lebih menyenangi pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia yang sedang berlangsung. Dengan demikian, materi yang sedang
diajarkan akan lebih mudah ditangkap oleh para siswa.
Penulis tertarik untuk melakukan penelitian peningkatan pengetahuan
siswa terhadap puisi, dengan menggunakan media audio visual. Media audio
visual dipilih dengan pertimbangan bahwa media ini merupakan media yang
paling digemari, mudah diingat oleh siswa. Selain itu, media audio visual
juga belum pernah diterapkan di MTs Jabal Nur Cipondoh, kelas IX pada
mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, dengan mengunakan media
audio visual akan mempermudah guru dalam mengajar, dan siswa dapat
mengingat apa yang dilihat dan didengar serta dapat mengembangkan
kreativitas, daya imajinasi, serta mempermudah siswa dalam menuangkan
ide-ide kreatif mereka. Dengan media audio visual diharapkan siswa dapat
menangkap atau mengingat pelajaran yang diberikan oleh guru, juga dapat
mengungkapkan ide-ide kreatif mereka dalam sebuah tulisan yaitu, puisi.
Berdasarkan uraian di atas peneliti memiliki ketertarikan untuk
meneliti dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual terhadap Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas IX MTs Jabal Nur Cipondoh Tahun Pelajaran 2014/2015.”
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka masalah yang
dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut.
1. Kurangnya penggunaan media dalam pembelajaran puisi;
2. Pembelajaran puisi membosankan dan tidak menarik;
4. Kurangnya kemampuan siswa dalam menulis puisi;
5. Perlunya media yang tepat untuk meningkatkan keterampilan menulis
puisi siswa.
C.
Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, masalah yang akan dikaji dalam
penelitian ini dibatasi pada pengaruh penggunaan media Audiovisual
(musikalisasi puisi) terhadap peningkatan hasil keterampilan menulis puisi
siswa kelas IX-1 MTs Jabal Nur Cipondoh, Tangerang tahun pelajaran
2014/2015.
D.
Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Bagaimana pengaruh penggunaan media audio visual terhadap peningkatan
hasil keterampilan menulis puisi siswa kelas IX-1 di MTs Jabal Nur
Cipondoh Tangerang tahun pelajaran 2014/2015?
E.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini, bertujuan untuk:
Mengetahui pengaruh penggunaan media audio visual terhadap Peningkatan
kereatif menulis puisi siswa kelas IX MTs Jabal Nur Cipondoh Tangerang
tahun Pelajaran 2014/2015.
F.
Manfaat Penelitian
Manfaat hasil penelitian ini utamanya adalah untuk meningkatkan
kemampuan keterampilan menulis puisi siswa. Maka manfaat hasil
1. Manfaat Teoretis
a. Untuk memperkaya pengembangan strategi dalam pembelajaran
puisi.
b. Untuk memperbaiki strategi mengajar yang selama ini digunakan
agar dapat menciptakan dan menerapkan kegiatan belajar mengajar
yang menarik serta tidak membosankan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran puisi dan
mengembangkan teori pembelajaran puisi dengan menggunakan
media audio visual.
b. Bagi Guru
Untuk memperkaya strategi dalam pembelajaran puisi, untuk
memperbaiki metode mengajar yang selama ini digunakan agar
dapat menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menarik dan
tidak membosankan.
c. Bagi siswa
Untuk memberikan pengalaman dalam proses pembelajaran yang
baru dan mengasikan, sehingga dapat meningkatkan motivasi dan
7
A.
Hakikat Media Pembelajaran
1. Pengertian Media pembelajaranSecara umum media merupakan kata jamak dari ”medium”, yang
berarti perantara atau pengantar. Kata media berlaku untuk berbagai
kegiatan atau usaha, seperti media dalam penyampaian pesan, media
pengantar magnet atau panas dalam bidang teknik. Istilah media
digunakan juga dalam bidang pengajaran atau pendidikan sehingga
istilahnya menjadi media pendidikan atau media pembelajaran. Dalam
proses belajar-mengajar, media mempunyai arti yang cukup penting,
karena dalam kegiatan pelajaran, ketidakjelasan bahan yang
disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan
media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan
melalui kata-kata dan kalimat tertentu.
Sanjaya mengungkapkan:
Bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti, radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Selain itu Rossi menyatakan, alat-alat seperti radio, dan televisi apabila digunakan dan diprogram untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran.1 Secara umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.2
Jadi dari dari definisi di atas media merupakan alat atau perantara
untuk mencapai tujuan pendidikan.
1
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: kencana, 2006), h. 163.
2
Penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan
mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menujukan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak
utama dalam proses belajar-siswa dan isi pelajaran.
Media menjadi bentuk perantara yang digunakan oleh manusia
untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat
sehingga ide, gagasan, atau pendapat yang dikemukakan itu sampai
kepada penerima yang dituju. Bahwa media pembelajaran meliputi alat
yang secara fisik digunakan isi materi pejarana, yang terdiri antara lain
buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.3
Yudhi Munadi dalam bukunya, mengungkapkan bahwa: Media
adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan
perasan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan
belajar yang kondusif dimana penerimannya dapat melakukan proses
belajar secara efisien dan efektif.4
Jadi, berdasarkan beberapa definisi di atas, media pembelajaran
dapat dipahami, sebagai sesuatu alat yang dapat digunakan sebagai
perantara penyampaian pesan atau informasi kepada siswa yang
bertujuan untuk menciptakan pembelajaran yang efesien dan kondusif
serta pencapaian pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Ciri-Ciri Media Pembelajaran
Sudarwan dalam bukunya mengungkapkan:
Media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik. Alat bantu itu disebut media pendidikan, sedangkan komunikasi adalah sistem penyampaian.5
3
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: RajaGrafindo Persada 2010), h.3-4.
4
Yudhi Munadi, Media Pelajaran, (Jakarta: Gaung Persada, 2012), h.7.
5
Jadi, media pendidikan merupakan alat bantu atau pelengkap
yang digunakan oleh guru untuk berkomunikasi dengan peserta
didik.
Arif S. Sadiman dkk, dalam bukunya juga mengungkapkan: Media pendidikan sabagai salah-satu sumber yang dapat menyalurkan pesan sehingga membantu mengatasi hal tersebut. Perbedaan gaya belajar, minat, inteligensi, keterbatasan gaya indra cacat tubuh atau hambatan jarak geografis, jarak waktu dan lain-lain dapat dibantu dengan pemanfaatan media pembelajaran.6
Jadi, media merupakan sumber yang dapat menyalurkan pesan
dan dapat membantu mengatasi perbedaan gaya belajar peserta
didik.
Gerlach dan Ely dalam Arsyad mengemukakan:
Tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media
digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media
yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efesian)
melakukannya.
a. Ciri Fiksatif (fixative Properti)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam,
menyampaikan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa
atau objek fotografi, video tape, disket komputer, dan film. Suatu
objek yang telah diambil gambarnya (direkam)dengan kamera atau
video kamera dengan mudah dapat diproduksi dengan mudah
kapan saja diperlukan. Dengan ciri fiksatif ini, media
memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi
pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.
Ciri ini sangat penting bagi guru karena kejadian-kejadian atau
objek yang telah direkam atau disimpan dengan format media yang
ada dapat digunakan setiap saat. Peristiwa yang kejadiannya hanya
sekali (dalam satu dekade atau satu abad.) dapat diabadikan dan
6
disusun kembali untuk keperluan pelajaran. Prosedur laboratorium
yang rumit dapat direkam dan diatur untuk kemudian diproduksi
beberapa kali pun pada saat diperlukan. Demikian pula kegiatan
siswa dapat direkam untuk kemudian dianalisis dan dikritik oleh
siswa sejawat baik secara perorangan maupun secara kelompok.
b. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Transnformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena
media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu
berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau
tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik
fotografi tersebut. Di samping dapat dipercepat, suatu kejadian
dapat pula diperlambat pada saat menayangkan kembali suatu
rekaman video. Misalnya, proses loncat galah atau reaksi kimia
dapat diamati melalui kemampuan bantuan manipulatif dari media.
Demikian pula, suatu aksi gerakan dapat direkam dengan foto
kamera untuk foto. Pada rekaman gambar hidup (video, motion film) kejadian dapat diputar mundur. Media (rekaman video atau
audio) dapat diedit sehingga guru dapat menampilkan
bagian-bagian penting/utama dari ceramah, pidato, atau urusan kejadian
dengan memotong bagian-bagian yang diperlukan. Kemampuan
media dari ciri manipulatif memerlukan kejadian sungguh-sungguh
karena apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali urutan
kejadian atau pemotongan bagian-bagian yang salah, maka akan
terjadi pula kesalahan penafsiran yang tentu saja akan menjadi
kebingungan bahkan menyesatkan sehingga dapat mengubah sikap
mereka ke arah yang tidak diinginkan.
Manipulasi kejadian atau objek dengan jalan mengedit hasil
rekaman dapat menghemat waktu. Proses penanaman dan panen
tepung untuk membuat roti dapat dipersingkat waktunya dalam satu
urutan rekaman video atau film yang mampu menjadikan informasi
yang cukup bagi siswa utuk mengetahui asal-usul dan proses dari
penanaman bahan baku tepung hingga menjadi roti.
c. Ciri Distributif (distributive Property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau
kejadian ditrasportasi melalui ruang, dan secara bersama kejadian
tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus
pengalaman yang relatif sama dengan kejadian itu. Dewasa ini,
distribusi media tidak hanya terbatas pada satu kelas atau beberapa
kelas pada sekolah-sekolah di dalam suatu wilayah tertentu, tetapi
juga media itu misalnya rekaman video, audio, disket,komputer,
dapat disebar ke seluruh penjuru tempat yang diinginkan kapan
saja.
Sekali informasi direkam dalam format media apa saja, ia dapat
direproduksi seberapa kali pun dan siap digunakan secara
berulang-ulang di suatu tempat. Konsistensi informasi yang telah direkam
akan terjamin sama atau hampir sama dengan aslinya.7
Dengan demikian ciri-ciri media ada tiga yaitu ciri fiksatif, ciri
manipulatif dan ciri distributif. Ciri-ciri media pembelajaran sangat
penting diperhatikan oleh guru, sehingga guru dapat memilih
dengan tepat media yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran, media dalam sebuah pengajaran sangat diperlukan,
oleh karena itu sebagai seorang guru haruslah mampu memilih dan
menggunakan media dengan baik dalam pengajaran untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
7
3. Manfaat dan Nilai Media
Susilana memaparkan pengetahuan akan semakin abstrak apabila
pesan akan disampaikan melalui kata verba. Hal ini memungkinkan
terjadinya verbalisme. Artinya siswa hanya mengetahui tentang kata
tanpa memahami dan mengerti makna yang terkandung di dalamnya.
Hal semacam ini akan menimbulkan kesalahan persepsi siswa. Oleh
sebab itu, sebaiknya siswa memiliki pengalaman yang lebih konkrit,
pesan yang ingin disampaikan benar-benar dapat mencapai sasaran dan
tujuan.
Secara umum media mempunyai kegunaan; 1) memperjelas pesan
agar tidak terlalu verbalistis; 2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu
tenaga dan daya indera; 3) menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih
langsung antar murid dan sumber belajar; 4) memungkinkan anak
belajar mandiri sesuai bakat dan kempuan visual, auditori, &
kinestetiknya; 5) memberi rangsangan yang sama, mempersamakan
pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama.8
Jadi kegunaan media untuk memperjelas pesan, mengatasi
keterbatasan ruang dan waktu, menimbulkan gairah belajar,
menimbulkan motivasi, dan memberikan rangsangan.
Ada juga pendapat Kemp dan Dayton dalam Susilana mengatakan kontribusi media pembelajaran: 1) penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar; 2) pembelajaran dapat lebih menarik; 3) pembelajaran dapat lebih interaktif dengan penerapan teori belajar; 4) waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek; 5) kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan; 6) proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan; 7) sikap positif siswa terhadaap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan; 8) peran guru berubah ke arah positif.9
Jadi kontribusi media bagi pembelajaran adalah penyampaian
pesan pembelajaran agar menjadikan pembelajaran yang lebih menarik
dan lebih interaktif, serta meningkatkan materi pembelajaran.
8
Rudi Susilana, dkk, Media Pembelajaran, (Bandung: VC.Wancana Prima),h.9-10
9
Dengan demikian nilai media sangatlah penting, banyaknya
manfaat yang telah dipaparkan di atas media sangat berfungsi dalam
proses belajar-mengajar, dengan adanya media dapat memudahkan
guru dalam memokuskan perhatian siswa dan penyampaian materi
dapat diterima dengan baik oleh siswa.
Selain memiliki manfaat media pembelajaran juga memiliki nilai
sebagai berikut:
1. Membuat konkret konsep-konsep yang abstrak. Konsep-konsep yang dirasakan masih bersifat abstak dan sulit dijelaskan secara langsung kepada siswa bisa dikongkretkan atau disederhanakan melalui pemanfaatan media pembelajaran.
2. Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan belajar.
3. Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil.
4. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat. Dengan menggunakan taktik gerakan lambat (slow motion).10
Jadi, manfaat lain dari media adalah membuat kongkret
konsep-konsep yang abstrak, menghadirkan objek-objek yang terlalu kecil dan
berbahaya, serta dapat memperlihatkan gerakan-gerakan yang terlalu
cepat maupun lambat.
4. Fungsi Media Pelajaran
Telah banyak alat maupun media yang tersedia bagi pengajar,
namun yang terpenting dalam melaksanakan pembelajaran dan
mengimplementasikannya dalam mengajar ialah bagaimana
menggunakan media pendidikan ini sebagai suatau system yang
terintregrasi dalam pembelajaran. Tugas seorang pendidikan adalah
tugas profesional, selalu menghadapi tantangan apabila ingin menjadi
pendidik yang kreatif, dinamis, kritis dan ilmiah. Sebelum ia
menentukan bahan pelajaran, ia harus menentukan tujuan
instruksional yang sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik,
kemampuan yang akan dikembangkan, menyusun kegiatan
10
pembelajaran, untuk ini ia harus mampu menentukan media dan
metode pengajaran yang tepat.
Banyak media pendidikan sekarang ini telah diprogram melalui
media masa. Kenyataan ini bertujuan untuk bisa menyerap segala
macam informasi, khususnya informasi yang relevan dengan bidang
studinya, demi perkembangan lebih lanjut. Sebagai konsekuensi
perkembangan media pendidikan yang pesat dewasa ini, pendidikan
dituntut untuk mampu memanfaatkan media pendidikan yang tersedia
di sekolah dan lingkungan.11
Dengan demikian sebagai seorang pendidik kita harus bisa
memanfaatkan segala media pendidikan agar proses belajar mengajar
dapat berjalan dengan baik, dan informasi yang ingin diberikan dapat
tersampaikan dengan baik. Oleh karena itu ada bebrapa pendapat
mengenai fungsi media pembelajaran.
Edgar Dale dalam Sanjaya menggambarkan bahwa pengetahuan akan semakin abstrak apabila hanya disampaikan melalui bahasa verbal. Hal ini menunjukan terjadinya verbalisme, artinya siswa hanya mengetahui tentang kata tanpa memahami dan mengerti makna yang terkandung dalam makna tersebut. Hal semacam ini akan menimbulkan persepsi siswa. Oleh sebab itu sebaiknya diusahakan agar pengalaman siswa menjadi lebih kongkret, pesan yang ingin disampaikan benar-benar dapat mencapai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai, dilakukan kegiatan yang dapat mendekatkan siswa dengan kondisi yang sebenarnya.12
Memperhatikan penjelasan di atas, maka secara khusus media
pembelajaraan memiliki fungsi yang berperan untuk: 1) menangkap
suatu objek atau peristiwa tertentu, 2) memanipulasi keadaan,
peristiwa, atau objek tertentu, 3) menambah gairah dan motivasi
belajar siswa.13
11
Iskandarwassid, dkk., Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 209-210.
12
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2006), h.169.
13
Sementara Yudhi Munadi dalam bukunya, bahwa fungsi media
pembelajaran ini lebih difokuskan pada dua hal, yakni analisis fungsi
yang didasarkan pada medianya dan didasarkan pada penggunaanya.
Pertama, fungsi yang didasarkan pada media pembelajaran, yakni :
(1) media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar, bahwa media itu dapat dikatakan sebagai media penyalur, penyampaian,
penghubungan dan lain-lain dalam proses pembelajran,
(2) fungsi semantik, yakni kemampuan media dalam menambah perbedaan kata (simbol verba) yang maknanya benar-benar dipahami
peserta didik,
(3) fungsi manipulatif, dalam fungsi ini media memiliki dua kemampuan, yakni pertama, mengatasi batas-batas ruang dan waktu,
seperti menghadirkan objek, menghadirkan objek, dan menghadirkan
kembali objek yang telah terjadi, kedua mengatasi keterbatasan
indrawi manusia, seperti membantu siswa dalam memahami objek.
Kedua, fungsi yang didasarkan kepada pengguannya (anak didik) terdapat dua fungsi, yakni:
(1) fungsi psikologis, antara lain:
a) fungsi atensi, yaitu media pembelajaran yang meningkatkan
perhatian siswa terhadap materi ajar,
b) fungsi afetif, yaitu mediapembelajaran dapat menggugah
perasaan, emosi, dan dan tingkat penerimannya atau penolakan
siswa terhadap sesuatu,
c) fungsi kognitif, media pembelajaran dapat mengembangkan
kemampuan kognitif siswa,
d) fungsi imajinatif, yaitu media pembelajaran dapat meningkatkan
dan mengembangkan imajinasi siswa,
e) fungsi motivasi, yaitu media pembelajaran melaui guru dapat
memotivasi siswa dengan cara membangkitkan minat belajar siswa
(2) fungsi sosio-kultural, yakni media pembelajaran dapat mengatasi hambatan sosio-kultural antar peserta komunikasi pembelajaran.14
Jadi, fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar untuk
memahami makna, mengatasi ruang dan waktu, memusatkan
perhatian, dan membangkitkan imaji serta minat belajar pada siswa.
Dalam kaitannya dengan fungsi media pembelajaran, dapat ditekankan
beberapa hal berikut:
1. Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif. 2. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari
keseruluhan proses pembelajaran sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.
3. Media pembelajaran dalam penggunaanya harus relevan dengan kompetensi yang ingin diciptakan dan isi pembelajaran itu sendiri. fungsi ini mengandung makna bahwa penggunaan media pembelajaran harus selalu melihat kepada kompetensi dan bahan ajar.
4. Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai alat hiburan, dengan demikian tidak diperkenankan menggunakannya hanya sekedar untuk permainan atau memancing perhatian siswa semata.
5. Media pembelajaran bisa berfungsi untuk mempercepat proses belajar. Fungsi ini mengandung arti bahwadengan media pembelajaran siswa dapat menangkap tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan lebih cepat.
6. Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar. Pada umumnya hasil belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran akan lebih lama mengendap sehingga kualitas pembelajaran akan memiliki nilai yang lebih tinggi.
7. Media pembelajaran meletakan dasar-dasar yang kongkrit untuk berpikir, oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya penyakit varbalisme.15
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran sangat penting bagi siswa., Dengan menggunakan media
14
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada, 2012), h. 36.
15
pembelajaran pengalaman siswa dapat menjadi lebih konkret dan
pesan yang ingin disampaikan oleh guru dapat disampaikan dengan
benar dan sesuai tujuan yang ingin dicapai. Dengan adanya media
pembelajaran juga dapat menambah kualitas pembelajaran menjadi
lebih baik. Melalui media pembelajaran hal yang bersifat abstrak bisa
menjadi konkret.
5. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Di antara faktor yang perlu diperhatikan di antaranya : tujuan
pembelajaran, karakteristik siswa, modalitas belajar siswa (ada
beberapa auditif, visual dan kinestetik), lingkungan, ketersediaan
fasilitas pendukung, dan lain-lain. Ada beberapa kriteria umum yang
perlu diperhatikan dalam memilih media. Namun demikian secara
teoretik bahwa setiap media memiliki kelebihan dan kelemahan yang
akan memberikan pengaruh kepada afaktifitas program pembelajaran.
Sejalan dengan hal ini, pendekatan yang ditempuh dalam mengkaji
media sebagai integral dalam proses pendidikan yang kajiannya akan
sangat dipengaruhi beberapa kriteria umum sebagai berikut:
a. Sesuai dengan tujuan (instructional goals)
Dikaji tujuan pembelajaran apa yang ingin dicapai dalam suatu
kegiatan pembelajaran dari kajian Tujuan Instruksional Umum
(TUI) atau Tujuan Instruksional Khusus (TIK) ini bisa dianalisis
media apa yang cocok guna mencapai tujuan tersebut. Selain itu
analisis dapat diarahkan pada taksonomi tujuan dari Bloom, dkk
apakah tujuan itu bersifat kognitif, afejtif dan psikomotorik.
b. Kesesuaian dengan Materi Pembelajaran (instructional content)
Bahan atau kajian apa yang akan diajarkan. Dengan demikian kita
bisa mempertimbangkan media apa yang yang sesuai untuk
c. Kesesuaian dengan Karakteristik Pelajaran atau Siswa
Dalam hal ini media haruslah familiar dengan karakteristik
siswa/guru. Yaitu mengkaji sifat-sifat dan ciri media yang akan
digunakan. Hal lainnya karakteristik siswa, baik secara kuantitatif
(jumlah) ataupun kualitatif (kualitas, ciri, dan kebiasaan lain) dari
siswa terhadap media yang cocok digunakan. Ada media yang
cocok untuk sekelompok siswa ada juga media yang tidak cocok
untuk sekelompok siswa.
d. Sesuai dengan Teori
Pemilihan media harus didasarkan atas kesesuaian dengan teori.
Media yang dipilih bukan karena fanatisme guru terhadap suatu
media yang dianggap paling disukai dan paling bagus, namun
didasarkan atas teori yang diangkat dari penelitian dan riset
sehingga telah diuji validitasnya. Pemilihan media bukan pula
alasan selingan atau hiburan semata. Melainkan media harus
merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran,
yang fungsinya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pembelajaran.
e. Kesesuaian dengan Gaya Belajar Siswa
Kriteria ini didasarkan atas kondisi psikologis siswa, bahwa siswa
dipengaruhi pula oleh gaya belajar siswa. Harus disesuaikan
dengan gaya belajar siswa, yaitu : tipe visual, auditorial dan
kinestetik.
f. Sesuai dengan Kondisi lingkungan, fasilitas, pendukung, dan waktu yang tersedia
Bagaimanapun bagusnya sebuah media, apabila tidak didukung
dengan fasilitas dan waktu yang tersedia, maka kurang efektif.
Jadi, kriteria pemilihan media pembelajaran yaitu 1) harus
sesuai dengan tujuan 2) kesesuaian dengan materi pembelajaran 3)
sesuai dengan gaya belajar siswa 6) sesuai dengan kondisi
lingkungan, fasilitas, pendukung dan waktu.16
6. Klasifikasi Media Pembelajaran
Pengelompokkan media pembelajaran menjadi empat kelompok
besar, antara lain:
a. Media Audio
Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera
pendengaran hanya mampu memanipulasi kemampuan suara
semata. Media audio dapat menerima pesan verba dan nonverba.
Jenis-jenis media audio adalah program radio dan program media
rekam (software), yang disalurkan melalui hardware seperti radio dan alat-alat perekam.
b. Media Visual
Media yang hanya melibatkan indera penglihatan. Jenis-jenis
media ini adalah media cetak-verba, media cetak-grafis, dan media
yang memuat pesan-pesan verba. Kedua, media
visual-nonverbal-grafis adalah media visual atau unsur-unsur visual-nonverbal-grafis. Ketiga, media
visual nonverbal-tiga dimensi adalah media visual yang memiliki
tiga dimensi.
c. Media Audio Visual
Media audio visual adalah media yang melibatkan indera
pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses.
d. Multimedia
Multimedia adalah media yang melibatkan seluruh indera dalam
proses pembelajaran. Yang termasuk dalam media ini adalah
segala sesuatu yang memberikan pengalaman secara langsung bisa
melalui secara komputer dan internet, bisa juga melalui
pengalaman berbuat dan terlibat.17
16
Ibid, h.53-55.
17
Bretz mengidentifikasi ciri utama dari media menjadi tiga
unsur pokok, yaitu suara, visual dan gerak. Visual dibedakan
menjadi tiga yaitu gambar, garis (line graphic) dan simbol yang merupakan kontinum dari bentuk yang dapat ditangkap dengan
indera penglihatan. Di samping itu, Bretz juga membedakan antara
media siar (telecommunication) dan media rekam (recording) sehingga terdapat 8 klasifikasi media: 1) media audio visual gerak,
2) media audio visual diam, 3) media audio visual semi-gerak, 4)
media visual gerak, 5) media visual diam, 6) media semi-gerak, 7)
media audio 8) media cetak.18
Jadi klasifikasi media yaitu, media audio hanya melibatkan
indera pendengaran, media visual yaitu hanya melibatkan indera
penglihatan, media audio visual yaitu melibatkan indera
pendengaran dan penglihatan dalam satu proses, dan multimedia
memberikan secara langsung.
7. Audio Visual terhadap Media Pembelajaran
a. Perkembangan video
Video adalah teknologi memproses sinyal elektronik meliputi
gambar gerak dan suara. Piranti yang berkaitan dengan video
adalah play back, storage media (seperti pita magnetic dan disc), dan monitor. Pembahasan tentang play back dan strorage media terintegrasi pada subbab ini. Pada 1951, Alexander M. poniatoff
(1892-1980), pendiri Ampex Corporation yang berkantor di
California, mulai berusaha untuk mengembangkan mesin praktis
untuk perekam pita video dengan Charles Ginsberg, Charles
Anderson, dan seorang mahasiswa muda bernama Ray Dolby (lahir
1933), yang ditahun 1967 menemukan sistem Dolby untuk mengurangi kebisingan dalam perekam magnetik. Setelah melalui
berbagi perbaikan dan perkembangan, akhirnya perusahaan video
18
di Jepang seperti Hitachi, JVC, Mutsushita, dan Sony, serta Philips
di Belanda mengusai pasar dunia. Mereka menguasai video dalam
dua format yakni video tape recorder (VTR) dan video cassettle recorder (VCR). VTR mempunyai banyak tipe, di antarannya adalah tipe 2 inci, 1inci, ½ inci.19
b. Perkembangan Media Audio Visual
Pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar
guru (teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya gambar, model, objek dan alat-alat lain yang dapat
memberikan pengalaman kongkret, motivasi belajar serta
mempertimbangkan daya serap dan retensi belajar siswa. Namun
sayang, karena terlalu memusatkan perhatian pada alat bantu visual
yang dipakainya orang kurang memperhatikan aspek disain,
pengembangan pembelajaran (instruction*) produksi dan evaluasinya. Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada
pertengahan abad ke-20, alat visual untuk mengkonkretkan dengan
alat audio sehingga kita kenal adanya alat audio visual atau audio visual aids (AVA).
Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi
penggunaan alat bantu audio visual, sehingga selain sebagai alat
bantu media juga berfungsi sebagai penyalur pesan atau informasi
belajar. Sejak saat itu, alat audio visual bukan hanya dipandang
sebagai alat bantu guru saja, melainkan juga sebagai alat penyalur
pesan atau media. Teori ini sangat penting dalam penggunaan
media untuk kegiatan program-program pembelajaran. Sayang
sampai saat itu pengaruhnya masih terbatas pada pemilihan media
saja. Faktor siswa yang menjadi komponen utama dalam proses
belajar belum mendapat perhatian.20
19
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada, 2012), h.127.
20
Guru-guru mulai merumuskan tujuan pembelajaran
berdasarkan tingkah-laku siswa. Untuk mencapai tujuan
pembelajaran tersebut, mulai dipakai berbagai format media. Dari
pengalaman mereka, guru mulai belajar bahwa cara belajar siswa
berbeda-beda, sebagian ;ebih cepat belajar melalui media visual,
sebagian melalui media audio, sebagian lagi lebih senang memalui
media cetak, yang lain memalui media audio visual.21 c. Video
1. Karakteristik video
Karateristik video banyak kemiripannya dengan media film,
diantaranya adalah:
a) Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.
b) Video dapat diulang bila perlu untuk menambah
kejelasan.
c) Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat.
d) Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa.
e) Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan
gambaran yang lebih realistik.
f) Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang.
g) Sangat baik memperjelas suatu proses dan
keterampilan; mampu menunjukkan rangsangan yang
sesuai dengan tujuan serta dengan tujuan respon dari
siswa.
h) Semua peserta didik dapat belajar dari video, baik yang
pandai mampun yang kurang pandai.
i) Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.
j) Dengan video penampilan siswa dapat segera dilihat
kembali untuk dievaluasi.
Namun selain kelebihan-kelebihan di atas, karakteristik video
tidak lepas dari kelemahannya, yakni media ini terlalu menekankan
21
pentingnya materi ketimbang proses pengembangan materi
tersebut. Dilihat dari ketersediaannya, masih sedikit video
dipasarkan yang sesuai tujuan pembelajaran di sekolah. Di sisi lain,
produksi video sendiri membutuhkan waktu dan biaya yang cukup
banyak.
2. Langkah-langkah pemanfaatan video
Pemanfaatan video dalam proses pembelajaran hendaknya
memperhatikan hal-hal tersebut:
a. Program video harus dipilih agar sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Hubungan program video dengan tujuan
pembelajaran.
b. Pemakaian video untuk tujuan kognitif dapat digunakan
untuk kognitif dapat digunakan untuk hal-hal yang
menyangkut kemampuan memberikan rangsangan berupa
gerak yang serasi. Umpamanya, pengamatan terhadap
kecepatan relatif suatu objek atau benda dan benda.
Mengajarkan pengenalan makna sebuah konsep, seperti
konsep jujur, sabar, demokrasi, dan lain-lain. Di samping
itu untuk mengajarkan aturan dan prinsip, seperti atauran
dan prinsip zakat, waris, dan lain-lain.
c. Pemakaian video untuk tujuan psikomotor dapat digunakan
untuk memperlihatkan contoh keterampilan gerak, seperti
gerakan shalat, adab makna bersama, cara pengurusan
mayat, dan lain-lain. Melalui media ini, siswa dapat
langsung mendapat umpan balik secara visual terhadap
kemampuan mereka mencoba keterampilan yang
d. Dengan menggunakan berbagai teknik dan efek, video
dapat menjadi media yang sangat ampuh untuk
mempengaruhi sikap emosi.22
Jadi, langkah-langkah pemanfaatan video yaitu 1) video
harus dipilih dahulu sesuai dengan tujuan pembelajaran, 2)
video haruslah memberikan rangsangan berupa gerak yang
serasi 3) dapat memperlihatkan contoh ketrampilan gerak
yang dapat memberikan umpan balik terhadap peserta
didik, 4) media haruslah ampuh untuk mempengaruhi
sikap emosi.
B.
Hakikat Keterampilan Menulis
1. Pengertian Keterampilan MenulisMenulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa,
yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis itu sendiri. Setiap
keterampilan mempunyai hubungan erat dengan keterampilan yang
lainnya. Oleh karena itu, keterampilan menulis sudah tentu
berhubungan dengan menyimak, berbicara dan membaca.
Menulis yaitu suatu aktivitas menuangkan fikiran secara sistematis
di dalam bentuk tertulis. Atau, kegiatan memikirkan, menggali, dan
mengembangkan suatu ide sambil menuliskannya.23
Selain itu juga, menulis merupakan suatu kegiatan untuk
menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan
menggunakan askara.24
Dalman berpendapat: menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya, selain itu menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menghasilkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga
22
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada, 2012), h.127-128.
23
M.Yunus,dkk, menulis 1 (Jakarta:Universitas Terbuka,2011), h.1.3.
24
orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut dan dapat memahami bahasa dan grafis itu.
Menulis adalah mengungkapkan ide tau gagasannya dalam bentuk karangan secara leluasa. Dalam hal ini, menulis itu membutuhkan skemata yang luas sehingga sipenulis mampu menuangkan ide, gagasan, pendapatnya dengan mudah dan lancar. Skemata itu sendiri adalah pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Jadi, semakin luas skemata seseorang, semakin mudahlah ia menulis.25
Jadi, dapat disimpulkan dari beberapa definisi yang telah
dipaparkan oleh para ahli bahwa menulis merupakan penyampaian
pikiran, perasaan dalam bentuk lambang atau tulisan yang disusun
menjadi sebuah pesan yang dapat tersampaikan atau dibaca oleh orang
lain.
2. Manfaat dan Tujuan Menulis
a. Manfaat menulis
Manfaat menulis yaitu: (1) meningkatkan kecerdasan, (2)
mengembangkan daya inisiatif dan kreatifitas, (3) penumbuhan
keberanian (4) pendorong kemauan dan kemampuan
mengumpulkan informasi.
b. Tujuan Menulis
Adapun tujuan menulis yaitu:
1. Melatih kreativitas
Dengan terbiasa menulis, seseorang akan dapat terampil dalam
menulis.
2. Mencari informasi pokok
Merangkum suatu tulisan atau pembicaraan akan dapat
menemukan informasi pokok dengan lebih cepat dan juga akan
timbul kemauan mengumpulkan informasi pada diri seseorang.
3. Mengurai kata-kata atau kalimat yang tidak diperlukan
25
Merangkum dapat mengurai atau membuang kata-kata atau
kalimat yang tidak diperlukan oleh penulis untuk mencari
informasi yang dibutuhkan.
4. Untuk meningkatkan kecerdasan
Dengan menulis rangkuman akan meningkatkan daya pikir
seseorang, seseorang akan berpikir mana saja yang akan ia
rangkung untuk rangkumannya.
5. Penumbuhan keberanian
Terkadang banyak orang takut untuk menulis, seorang guru
memberikan tugas menulis rangkuman terhadap para siswanya
sehingga dengan tugas menulis rangkuman seseorang akan
tumbuh keberaniannya untuk menulis.26
Jadi manfaat dan tujuan menulis yaitu untuk melatih
kreativitas, mencari informasi pokok, mengurai kata-kata atau
kalimat yang tidak diperlukan, untuk meningkatkan kecerdasan
serta penumbuhan keberanian dari dalam diri.
3. Ciri-ciri Tulisan yang Baik
Agar maksud dan tujuan penulis dapat tercapai, yaitu agar pembaca
memberikan respons yang diinginkan oleh penulis terhadap tulisannya,
mau tidak mau dia harus menyajikan tulisan yang baik, dan adapun
ciri-ciri tulisan yang baik itu, antara lain:
a) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis
mempergunakan nada yang sesuai.
b) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan menulis menyusun
bahan-bahan yang menjadi suatu kesatuan yang utuh.
c) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk
menulis dengan jelas dan tidak samar-samar: memanfaatkan
struktur kalimat, bahasa, dan contoh-contoh sehingga maknanya
sesuai yang diinginkan oleh penulis. Dengan demikian, para
26
pembaca tidak usah payah-payah bergumul memahami makna
yang tersurat dan tersirat.
d) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk
menulis secara meyakinkan: menarik minat para pembaca terhadap
pokok pembicaraan serta mendemonstrasikan suatu pengertian
yang masuk akal dan cermat-teliti mengenai hal itu. Dalam hal ini
seharusnya mengurangi kata-kata dan pengulangan frase-frase yang
tidak perlu. Setiap kata harusnya menunjang pengertian yang
serasi, sesuai dengan yang diinginkan oleh penulis.
e) Tulisan yang baik memberikan dorongan kepada penulis untuk
mengkritik dan merevisi naskah yang ditulisnnya.
f) Tulisan yang baik mencerminkan kebanggaan penulis dalam
naskah ataupun manuskrip: kesudian mempergunakan ejaan dan
tanda-baca secara seksama, memeriksa makna kata dan hubungan
ketatabahasaan dalam kalimat-kalimat sebelum menyajikannya
kepada para pembaca. Penulis yang baik menyadari benar bahaya
hal-hal seperti itu dapat memberi akibat yang kurang baik terhadap
karnya.27
Jadi tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis
mempergunakan nada yang sesuai, menyusun bahan-bahan yang
menjadi satu kesatuan, menulis tidak samar-samar, mengurai
kata-kata dan pengurangan frase-frase yang tidak perlu, merevisi atau
memeriksa tulisan, dan mempergunakan ejaan dan tanda baca
yang benar.
27
4. Hubungan Menulis Dengan Aspek Keterampilan Berbahasa Lain
1. Hubungan Menulis dengan Membaca
Menulis dan membaca merupakan ragam bahasa tulis. Pesan
yang disampaikan penulis dan diterima oleh pembaca dijembatani
melalui lambang bahasa yang ditulis.28 2. Hubungan Menulis Dengan Menyimak
Dalam menulis seseorang memerlukan informasi, ide, atau
informasi untuk tulisannya. Itu semua dapat di peroleh dari
berbagai sumber. Sumber itu tidak hanya bahan tercetak seperti
buku, majalah, surat kabar, laporan penelitian, jurnal, atau artikel.
Tetapi juga dari bahan tak tercetak seperti radio, televisi, ceramah,
diskusi, wawancara, dan obrolan. Jika informasi dari sumber
tercetak diperoleh melalui kegiatan membaca, maka informasi tak
tercetak diperoleh melalui menyimak.
Melalui menyimak, penulis tidak hanya mendapatkan ide atau
informasi yang diperlukannya. Pada saat yang bersamaan, ia juga
menginspirasi cara memilih kata, penataran struktur sajian, serta
pengorganisasian dan perangkaian gagasan yang menarik dan
berguna dalam kegiatan menulis.29 3. Hubungan menulis dengan berbicara
Menulis dan berbicara memilki banyak persamaan. Kedua
sama-sama sebagai ragam keterampilan berbahasa aktif-produktif.
Maksudnya, menulis dan berbicara adalah dua kegiatan yang
bersifat membangun dan menyampaikan pesan (isi tulisan atau isi
pembicaraan) pada pihak lain, dalam hal ini pembaca dan
pendengar. Sebagai penyampai pesan, kegiatan berbahasa itu
menghadapkan pelakunya pada sejumlah keputusan yang harus di
ambil. Keputusan itu berkenaan dengan topik, tujuan, isi informasi
yang akan disampaikan, corak wacana, serta cara penyampaian
28
Suparno, dkk., Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2006), h.1.8. 29
yang disesuaikan dengan keadaan sasaran (pembaca dan
pendengar).
Karena banyaknya kesamaan antara menulis dan berbicara,
maka ketika kita belajar tentang bagaimana merencanakan sebuah
tulisan, maka pada dasarnya kita juga belajar tentang cara
menyiapkan sebuah pembicaraan. Menyiapkan menulis tak jauh
berbeda dengan berbicara.oleh karena itu pula orang yang
tulisannya tertata, biasanya pembicaraannya juga tertata. Namun
demikian, di samping berbagai kesamaan tertadapat pula perbedaan
mendasar antara menulis dan berbicara.30
C. Hakikat Puisi
1. Pengertian Puisi
Menganalisis sastra atau mengkritik karya sastra (puisi) itu adalah
usaha menangkap makna dan memberi makna kepada teks karya sastra
(puisi). Karya sastra itu merupakan struktur yang bermakna.31 Rene Wellek, dkk dalam bukunya memaparkan: puisi sebagai bagian dari
karya sastra, tentunya banyak mengandung nilai dan keindahan khas
yang akan terungkap jika kita mampu memahaminya dengan baik dan benar. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra. “Definisi sastra dapat dibatasi pada “mahakarya” (great books), yaitu buku-buku yang dianggap menonjol karena bentuk dan ekspresi sastranya. Dalam hal
ini, kriteria yang dipakai adalah segi estetis, atau nilai estetis yang dikombinasikan dengan nilai ilmiah”32
Jadi puisi merupakan karya sastra yang mengandung nilai dan
keindahan yang khas apabila kita mampu memahaminya dengan baik
dan benar.
30
Ibid.
31
Rachmat Djoko Pradopo, Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannyanya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 141.
32
Selain itu juga Waluyo ,menyatakan, puisi adalah teks-teks
monolog yang isinya bukan pertama-tama merupakan sebuah alur.
Maksud dari pendapat tersebut ialah isi dari puisi bukan semata-mata
merupakan sebuah cerita, tetapi merupakan ungkapan perasaan. Puisi
adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
penyair dan imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan struktur
fisik dan struktur batin.33
Jadi, menurut Waluyo puisi merupakan teks-teks yang isinya
bukan semata-mata sebuah cerita, tetapi ungkapan perasaan atau
pemikiran penulis dengan mengonsentrasikan fisik dan struktur batin.
Booth berpendapat, Poems, perhaps even more than other texts, can sharpen your reading skills because they tend to be so compact, so fully dependent on concise expressions of feeling. Maksudnyaa adalah: puisi bukan hanya sekedar kegiatan membaca biasa, skil membaca,
karena mereka tersusun dari satu kesatuan yang padat atau rapih maka
sangat tergantung pada ungkapan perasaan.34
Jadi, dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
pengertian puisi adalah karya sastra yang berupa teks-teks monolog
yang tersusun dari satu kesatuan yang padat yang terbentuk dari
pemikiran dan perasaan penulis.
2. Jenis-jenis Puisi
Puisi terbagi menjadi beberapa jenis. Pembagian jenis puisi tersebut
ialah sebagai berikut.
a. Segi ungkapan
1) Puisi naratif, adalah puisi yang mengungkapkan cerita atau
penjelasan penyair. Ada puisi naratif yang sederhana, sugestif,
dan komplek. Puisi naratif contohnya balada, epik, syair dan
romansa.
33
Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra, (Jakarta: PT. Grasindo, 2008), h. 107-108.
34
2) Puisi lirik, dalam puisi lirik penyair mengungkapkan aku lirik
atau gagasan pribadinya. Ia tidak bercerita. Jenis puisi ini
misalnya ode, elegi, dan serenade.
3) Puisi deskriptif, pada jenis syair ini penyair bertindak sebagai
pemberi kesan terhadap peristiwa, benda, atau suasana yang
dianggap menarik perhatian. Jenis puisi ini adalah satire, kritik
sosial, dan puisi-puisi impresionik.
4) Puisi kamar atau puisi auditorium. Puisi kamar adalah puisi
yang cocok dibaca sendirian atau satu dua orang pendengar
saja di kamar. Puisi auditorium adalah puisi yang cocok
dibacakan di auditorium, di mimbar dengan jumlah pendengar
ratusan orang.
5) Puisi fisikal, platonik dan metafisikal. Puisi fisikal adalah puisi
yang bersifat realistis artinya menggambarkan kenyataan
bukan gagasan hal-hal yang dilihat, didengar atau dirasakan.
Puisi platonik adalah puisi yang berisikan hal-hal spiritual dan
kejiwaan, contoh puisi ini misalnya puisi religius, dan puisi
cita-cita. Puisi metafisikal adalah puisi yang bersifat filosofis
dan mengajak pembaca merenungkan kehidupan dan tuhan,
puisi religius juga bisa termasuk puisi ini.
6) Puisi subjektif dan objektif. Puisi subjektif sering disebut juga
puisi personal yaitu puisi yang mengungkapkan gagasan,
pikiran, perasaan, dan suasana diri dalam penyair. Puisi
objektif merupakan puisi yang mengungkapkan hal-hal di luar
diri penyair itu sendiri. Puisi ini juga disebut puisi impersonal,
meskipun ada beberapa yang subjektif.
7) Puisi konkret, puisi yang bersifat visual, yang dapat dihayati
keindahan bentuk dari sudut penglihatan.
8) Puisi diafan dan puisi prismatis. Puisi diafan adalah puisi yang
kata-katanya sangat terbuka tidak mengandung
kata-kata yang mudah dipahami dan cenderung merupakan
bahasa sehari-hari. Puisi prismatis adalah jenis puisi yang
menggunakan kata-kata lambang atau kiasan, dalam puisi ini
pengarang memilih kata-kata yang sulit dipahami.
9) Puisi pernasian dan puisi inspiratif. Puisi pernasian adalah
puisi yang mengandung nilai keilmuan. Puisi inspiratif adalah
puisi yang berasal dari mood atau passion.
10) Puisi demonstrasi dan puisi pamflet. Puisi demonstrasi adalah
puisi endapan dari pengalaman fisik, mental, dan emosional
selama penyair terlibat dalam suatu peristiwa. Puisi ini banyak
pada karya angkatan 66. Puisi pamflet adalah puisi yang
mengungkapkan protes sosial dengan menggunakan bahasa
pamflet secara spontan tanpa perenungan yang mendalam.
11) Alegori, dikenal juga dengan parabel yang sering juga disebut
dongeng perumpamaan yang maknanya dapat kita cari balik
yang tersurat.35
Dapat disimpulkan jenis puisi ada 11 jenis yaitu puisi naratif,
lirik, deskriptif, puisi kamar dan auditorium, puisi fisikal, paltonik,
metafisikal. Puisi subjektif dan objektif, puisi konkret, puisi diafan
dan prismatis, puisi pernasian dan inspiratif, puisi demonstrasi dan
pamflet, serta alegori.
b. Segi bentuk
Dari segi bentuk, secara garis besar dapat disebutkan adanya
sajak-sajak yang bentuknya terikat, seperti soneta, kwatrin, dan pantun.
Soneta biasanya terdiri atas empat belas larik dengan pola rima
tertentu, sedangkan kwatrin adalah sebait sajak yang terdiri atas
empat larik dengan rima tertentu. Pantun adalah sebuah bentuk
puisi khas Melayu yang terdiri atas empat baris.
c. Segi isi
35