• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penggunaan media audio visual Terhadap peningkatan keterampilan menulis puisi siswa kelas IX MTS Jabal Nur Cipondoh Tangerang Tahun pelajaran 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh penggunaan media audio visual Terhadap peningkatan keterampilan menulis puisi siswa kelas IX MTS Jabal Nur Cipondoh Tangerang Tahun pelajaran 2014/2015"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

CIPONDOH TANGERANG

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

oleh

Nur Afianti

NIM : 1110013000010

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

ii

MTs Jabal Nur Cipondoh Tahun Pelajaran 2014/2015. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Penelitian yang berjudul Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual terhadap Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas IX MTs Jabal Nur Cipondoh Tahun Pelajaran 2014/2015, dilaksanakan di MTs Jabal Nur Cipondoh Tangerang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media audio visual terhadap pembelajaran menulis puisi di kelas IX-1 MTs Jabal Nur Cipondoh.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu dan menggunakan teknik one group pretest-posttest design. Metode tersebut merupakan penelitian yang mendekati percobaan. Sampel dalam penelitian ini menggunakan pretest posttest pada kelas IX-1 dengan jumlah dua puluh siswa menggunakan media audio visual berupa video puisi melalui proyektor, laptop dan pengeras suara.

Hasil penelitian yang diperoleh yaitu thitung> ttabel yaitu 2.31 > 0.68, dengan selisih peningkatan 24.25.Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan media audio visual terhadap pembelajaran menulis puisi di kelasIX MTs Jabal Nur Cipondoh Tangerang tahun pelajaran 2014/2015.

(6)

iii

Media to increase Poetry Writing Skill at Class IX of Mts Jabal Nur Cipondoh Students on 2014/2015. Indonesia Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching Sciences, Syarif Hidayatullah state Islamic University Jakarta, 2014.

The research of the Influence for Using Audio Visual Media to increase Poetry Writing Skills at Class IX of Mts Jabal Nur Cipondoh Students on 2014/2015 works at Mts Jabal Nur Cipondoh Tangerang. The purpose of the research is know the influence for using Audio Visual Media to poetry writing learning at class IX-1.

The research methods are experiment cast and one group pretest posttest design technique. The methods are approach to experimentation. The research’s sample is pretest is pretest posttests on twenty student of class IX-1 to use Audio Visual Media. It is poetry video by projector, laptop and loudspeakers.

The research’s result is t. arithmetic > t. table = 2.31 > 0,68, It rises 24,25 To Sum up, the influence for using Audio Visual media to poetry writing learning at Class IX of MTs Jabal Nur Cipondoh Tangerang on 2014/2015 is significant.

(7)

iv

nikmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai

dengan waktu yang telah direncanakan. Salawat dan salam tercurah kepada

junjungan Nabi Muhammad SAW, para keluarga, dan para pengikutnya hingga

akhir zaman.

Skripsi berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas IX MTs Jabal Nur

Cipondoh, Tangerang Tahun Pelajaran 2014/2015”, disusun untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi, penulis membutuhkan

bimbingan, dukungan, dan doa dari berbagai pihak. Sebagai ungkapan rasa

hormat, penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada

1. Dra. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph.D. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dra. Didin Syafruddin, MA., Ph.D. PLT Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang selalu

memberikan semangat dan saran-saran.

3. Dra. Hindun, M.Pd. Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang selalu memberikan

saran-saran, semangat dan meluangkan waktunya membantu penulis

selama perkuliahan berlangsung.

4. Dra. Nuryati Djihadah, M.Pd., M.A. sebagai dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, motivasi,

(8)

v

6. Saudara kandung, Nurmala Hayati dan Muhammad Guntur yang selalu

memberikan dukungan lahir batin dan doa, serta Chalief Rayyan Alteza,

ponakan yang menjadi penghilang lelah untuk penulis.

7. Keluarga besar Alm Jamhari yang selalu memberikan doa, serta

dukungannya bagi penulis.

8. Deni Andrian, S.Kom sahabat yang tidak pernah lelah untuk meluangkan

waktunya dalam memberikan dukungan serta semangat selama penulis

mengerjakan skripsi ini.

9. Rike Rahmalia, S.Pd dan Jayanti Puspita Dewi, S.Pd yang selalu memberi

dukungan sampai skripsi ini selesai.

10.Sahabat berbagi cerita Nurfie Ramadhani, S.E.Sy, Dina Sakinah, S.Pd,

Vera Aditya Susanti, S.Pd, dan Wilda Istiana Nasution, S.Pd.

11.Umi Churin in Nabila yang telah memberikan jalan selama penelitian.

12.Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia kelas A, B, dan C angkatan 2010.

13.Keluarga besar MA Jabal Nur Cipondoh, Tangerang khususnya

siswa-siswi kelas IX-1 yang membantu mengumpulkan puisi.

14.Seluruh dosen dan staf Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

15.Semua orang yang telah berjasa dalam pembuatan skripsi ini yang tidak

(9)

vi

membangun skripsi ini. Semoga kehadiran skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis dan pembaca.

Jakarta, 05 November 2014

(10)

vii

SURAT PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN ... 7

A. Hakikat Media Pembelajaran ... 7

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 7

(11)

viii

6. Klasifikasi Media Pembelajaran ... 19

7. Audio Visual terhadap Media Pembelajaran... 20

B. Hakikat Keterampilan Menulis ... 24

1. Pengertian Keterampilan Menulis ... 24

2. Manfaat dan Tujuan Menulis ... 25

3. Ciri-ciri Tulisan yang Baik... 26

4. Hubungan Menulis dengan Aspek Keterampilan Bahasa yang Baik ... 28

C. Hakikat Puisi ... 29

1. Pengertian Puisi ... 29

2. Jenis-jenis Puisi ... 30

3. Bentuk dan Struktur Fisik Puisi ... 34

D. Penelitian yang Relevan ... 43

E. Hipotesis Penelitian ... 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 45

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 45

B. Metode dan Desain Penelitian ... 45

(12)

ix

E. Instrumen Pengumpulan Data ... 48

F. Teknik Analisis Data ... 49

1. Uji Normalitas ... 49

2. Uji Hipotesis... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Gambaran Umum MTs Jabal Nur Cipondoh Tangerang ... 51

B. Deskripsi Data ... 56

C. Analisis dan Pembahasan Hasil Penelitian... 68

BAB V PENUTUP ... 79

A. Simpulan... 86

B. Implikasi ... 86

C. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA

UJI REFERENSI

(13)

x Tabel 2 : Sampel

Tabel 3 : Penilaian Instrumen

Tabel 4 : Tenaga Kependidikan

Tabel 5 : Nilai Pretest dan Posttest

Tabel 6 : Data Nilai Pretest Menulis Puisi Siswa Kelas IX

Tabel 7 : Distribusi Frekuensi

Tabel 8 : Penghitungan Uji Normalitas Pretest (Uji Lilifors)

Tabel 9 : Data Nilai Pretest Menulis Puisi Siswa Kelas IX

Tabel 10 : Distribusi Frekuensi

Tabel 11 : Penghitungan Uji Normalitas Postest (Uji Liliefors)

Tabel 12 : Hasil Uji Normalitas Sampel X dan Y dengan Uji Liliefors

Tabel 13 : Data Nilai Rata-Rata Pretest dan Postest Menulis Puisi

Tabel 14 : Skor Puisi Minhatul Maula

Tabel 15 : Skor Puisi Firda Fisqiya. A

Tabel 16 : Skor Puisi Hilyaturrahman

Tabel 17 : Skor Puisi Riyani

Tabel 18 : Skor Puisi Nur Faizah

(14)

xi

Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 4 : Puisi Minhatul Maula“Lautan”

Lampiran 5 : Puisi Firda Fisqya A’yun “Keindahan Alam

Lampiran 6 : Puisi Hilyaturrahmah “Keindahan Alam”

Lampiran 7 : Puisi Riyani “Keidahan Alam”

Lampiran 8 : Puisi Nurfaizah “ Air Terjun”

Lampiran 9 : Puisi Rahmiy “Derai-derai Cemara”

Lampiran 10 : Puisi Riyani “Ibu”

Lampiran 11 : Puisi Minhatul Maula “Ibu”

Lampiran 12 : Puisi Firda Fisqya A’yun “Ibu”

Lampiran 13 : Puisi Hilyaturrahmah “Ibu”

Lampiran 14 : Puisi Riyani “Ibu”

Lampiran 15 : Puisi Nurfaizah “ Ibu”

Lampiran 16 : Puisi Rahmiy “Ibu”

Lampiran 17 : Surat Penelitian

(15)

1

A.

Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal terpenting dalam kehidupan, yang menjadi

salah satu tempat untuk melatih seseorang dalam terampil berbahasa.

Pendidikan bisa didapatkan melalui pembelajaran formal maupun informal.

Di lembaga yang bersifat formal seperti sekolah, keberhasilan suatu

pendidikan dan pengetahuan dapat dilihat dari hasil prestasi belajarnya.

Dalam pembelajaran proses belajar merupakan proses interaksi peserta

didik, pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajarnya.

Namun, permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan

perkembangan situasi dan kondisi lingkungan yang ada. Informasi dan

kebudayaan, serta berkembangnya ilmu teknologi juga berpengaruh

terhadap dunia pendidikan. Ilmu yang diberikan pendidik diharapkan bisa

membentuk pengetahuan, penguasaan, kemahiran dan tabiat, serta sikap dan

kepercayaan pada peserta didik.

Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi belajar

dan kreativitas pengajar. Selain itu juga, dapat ditunjang dengan fasilitas

yang memadai dan kreativitas guru yang akan membuat peserta didik lebih

mudah mencapai target belajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi

ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut,

motivasi dan pembelajaran membawa pada keberhasilan pencapaian target

belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan

kemampuan siswa melalui proses belajar. Dalam proses belajar mengajar

tersebut seorang guru dituntut mahir mengelola sebuah kelas dengan kreatif,

ataupun strategi yang direncanakan sebelumnya, hal ini merupakan kunci

sekaligus ujung tombak pencapaian tujuan pembaharuan pendidikan.

Seorang guru dituntut untuk dapat mengarahkan dan menciptakan suasana

(16)

Strategi pembelajaran merupakan serangkaian rencana kegiatan yang

termasuk di dalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai

sumber daya atau kekuatan dalam mencapai suatu keberhasialan

pembelajaran yang diinginkan. Strategi pembelajaran di dalamnya

mencakup pendekatan, model, metode dan teknik pembelajaran secara

spesifik. Suatu keberhasilan dalam belajar mengajar, dapat dilihat dari

metode dan pengunaan media yang tepat dari seorang guru. Penggunaan

media yang tepat dalam pengajaran akan menimbulkan minat siswa dalam

mengikuti suatu pembelajaran. Pentingnya media pembelajaran bagi

peningkatan kualitas pendidikan semakin tampak dengan perkembangan

teknologi sekarang ini. Dengan perkembangan teknologi, pelaksanaan

pendidikan dapat diperbarui. Kelengkapan media pembelajaran sangat

dibutuhkan untuk menunjang proses kelancaran belajar mengajar, sehingga

akan tercipta suatu pembelajaran yang menarik dan mengasikkan.

Media pembelajaran merupakan bentuk saluran yang digunakan untuk

menyalurkan sebuah pesan, informasi maupun bahan pelajaran kepada

penerima pesan. Penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar

mengajar dapat membangkitkan minat dan pengetahuan yang baru terhadap

siswa. Media audio visual misalnya, merupakan salah satu media

pembelajaran yang dapat memotivasi peserta didik dalam proses belajar,

sehingga siswa menjadi lebih aktif dan merespon materi yang telah dilihat

dan didengarnya. Oleh karena itu, secara tidak langsung guru dituntut untuk

lebih profesional, inovatif, perspektif, dan proaktif dalam melaksanakan

tugas pembelajaran.

Melalui kegiatan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, siswa

diharapkan memiliki kemampuan berbahasa yang meliputi keterampilan

mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis. Dalam

pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia terdapat materi menulis seperti

menulis puisi.

Keterampilan menulis merupakan salah satu jenis keterampilan

(17)

kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak

lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus

juga didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan. Melalui

keterampilan menulis, siswa dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, dan

perasaanya dengan baik dan terbuka, sehingga siswa dapat mengungkapkan

perasaan dan pikirannya secara tidak langsung melalui menulis, seperti

menulis sebuah karangan yaitu puisi.

Puisi merupakan salah satu materi dalam pembelajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia yang sangat penting. Sebuah karya sastra yang

mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun

dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan

pengonsentrasian fisik dan struktur batinnya. Keindahan sebuah puisi

didukung oleh diksi, majas, rima, dan irama yang terkandung dalam karya

sastra tersebut.

Pada kesempatan ini, penulis membahas mengenai puisi, selama ini

berdasarkan observasi, pengetahuan siswa terhadap karya sastra khususnya

puisi masih sangat terbatas, terlebih lagi untuk dapat menulis puisi. Hal ini

disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pemahaman siswa terhadap

karya sastra masih kurang, siswa tidak senang dengan pembelajaran

monoton dan membosankan, terbatasnya pengetahuan siswa untuk

mengembangkan gagasan atau ide menjadi suatu bentuk karangan yaitu

sebuah puisi, hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan siswa dalam

berimajinasi. Selain itu, keadaan ini mengakibatkan tidak efektifnya

pembelajaran menulis di kelas. Agar siswa dapat maksimal dalam menulis

perlu distimulus dengan bahan ajar yang menarik. Untuk itu, guru perlu

mencari upaya yang dapat membuat siswa tertarik agar siswa dapat menulis

dengan baik dan dapat menjadikan pembelajaran puisi yang lebih

menyenangkan.

Selain itu, seorang guru diharapkan dapat mengelola kelas. Guru yang

kreatif dalam mengajar juga bisa memberikan semangat atau keinginan

(18)

dapat mendukung kesuksesan dalam belajar mengajar, dengan demikian

tujuan dalam pembelajaran tersebut tercapai dengan maksimal. Dalam

pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, guru harus dapat menemukan

bahan ajar dan media yang tepat. Penggunaan media yang tepat untuk

pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia akan merangsang siswa untuk

lebih bersemangat dan lebih menyenangi pembelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia yang sedang berlangsung. Dengan demikian, materi yang sedang

diajarkan akan lebih mudah ditangkap oleh para siswa.

Penulis tertarik untuk melakukan penelitian peningkatan pengetahuan

siswa terhadap puisi, dengan menggunakan media audio visual. Media audio

visual dipilih dengan pertimbangan bahwa media ini merupakan media yang

paling digemari, mudah diingat oleh siswa. Selain itu, media audio visual

juga belum pernah diterapkan di MTs Jabal Nur Cipondoh, kelas IX pada

mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, dengan mengunakan media

audio visual akan mempermudah guru dalam mengajar, dan siswa dapat

mengingat apa yang dilihat dan didengar serta dapat mengembangkan

kreativitas, daya imajinasi, serta mempermudah siswa dalam menuangkan

ide-ide kreatif mereka. Dengan media audio visual diharapkan siswa dapat

menangkap atau mengingat pelajaran yang diberikan oleh guru, juga dapat

mengungkapkan ide-ide kreatif mereka dalam sebuah tulisan yaitu, puisi.

Berdasarkan uraian di atas peneliti memiliki ketertarikan untuk

meneliti dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual terhadap Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas IX MTs Jabal Nur Cipondoh Tahun Pelajaran 2014/2015.”

B.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka masalah yang

dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut.

1. Kurangnya penggunaan media dalam pembelajaran puisi;

2. Pembelajaran puisi membosankan dan tidak menarik;

(19)

4. Kurangnya kemampuan siswa dalam menulis puisi;

5. Perlunya media yang tepat untuk meningkatkan keterampilan menulis

puisi siswa.

C.

Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, masalah yang akan dikaji dalam

penelitian ini dibatasi pada pengaruh penggunaan media Audiovisual

(musikalisasi puisi) terhadap peningkatan hasil keterampilan menulis puisi

siswa kelas IX-1 MTs Jabal Nur Cipondoh, Tangerang tahun pelajaran

2014/2015.

D.

Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan

masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Bagaimana pengaruh penggunaan media audio visual terhadap peningkatan

hasil keterampilan menulis puisi siswa kelas IX-1 di MTs Jabal Nur

Cipondoh Tangerang tahun pelajaran 2014/2015?

E.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini, bertujuan untuk:

Mengetahui pengaruh penggunaan media audio visual terhadap Peningkatan

kereatif menulis puisi siswa kelas IX MTs Jabal Nur Cipondoh Tangerang

tahun Pelajaran 2014/2015.

F.

Manfaat Penelitian

Manfaat hasil penelitian ini utamanya adalah untuk meningkatkan

kemampuan keterampilan menulis puisi siswa. Maka manfaat hasil

(20)

1. Manfaat Teoretis

a. Untuk memperkaya pengembangan strategi dalam pembelajaran

puisi.

b. Untuk memperbaiki strategi mengajar yang selama ini digunakan

agar dapat menciptakan dan menerapkan kegiatan belajar mengajar

yang menarik serta tidak membosankan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

Menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran puisi dan

mengembangkan teori pembelajaran puisi dengan menggunakan

media audio visual.

b. Bagi Guru

Untuk memperkaya strategi dalam pembelajaran puisi, untuk

memperbaiki metode mengajar yang selama ini digunakan agar

dapat menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menarik dan

tidak membosankan.

c. Bagi siswa

Untuk memberikan pengalaman dalam proses pembelajaran yang

baru dan mengasikan, sehingga dapat meningkatkan motivasi dan

(21)

7

A.

Hakikat Media Pembelajaran

1. Pengertian Media pembelajaran

Secara umum media merupakan kata jamak dari ”medium”, yang

berarti perantara atau pengantar. Kata media berlaku untuk berbagai

kegiatan atau usaha, seperti media dalam penyampaian pesan, media

pengantar magnet atau panas dalam bidang teknik. Istilah media

digunakan juga dalam bidang pengajaran atau pendidikan sehingga

istilahnya menjadi media pendidikan atau media pembelajaran. Dalam

proses belajar-mengajar, media mempunyai arti yang cukup penting,

karena dalam kegiatan pelajaran, ketidakjelasan bahan yang

disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan

media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan

melalui kata-kata dan kalimat tertentu.

Sanjaya mengungkapkan:

Bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti, radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Selain itu Rossi menyatakan, alat-alat seperti radio, dan televisi apabila digunakan dan diprogram untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran.1 Secara umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.2

Jadi dari dari definisi di atas media merupakan alat atau perantara

untuk mencapai tujuan pendidikan.

1

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: kencana, 2006), h. 163.

2

(22)

Penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan

mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menujukan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak

utama dalam proses belajar-siswa dan isi pelajaran.

Media menjadi bentuk perantara yang digunakan oleh manusia

untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat

sehingga ide, gagasan, atau pendapat yang dikemukakan itu sampai

kepada penerima yang dituju. Bahwa media pembelajaran meliputi alat

yang secara fisik digunakan isi materi pejarana, yang terdiri antara lain

buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.3

Yudhi Munadi dalam bukunya, mengungkapkan bahwa: Media

adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan

perasan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan

belajar yang kondusif dimana penerimannya dapat melakukan proses

belajar secara efisien dan efektif.4

Jadi, berdasarkan beberapa definisi di atas, media pembelajaran

dapat dipahami, sebagai sesuatu alat yang dapat digunakan sebagai

perantara penyampaian pesan atau informasi kepada siswa yang

bertujuan untuk menciptakan pembelajaran yang efesien dan kondusif

serta pencapaian pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Ciri-Ciri Media Pembelajaran

Sudarwan dalam bukunya mengungkapkan:

Media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik. Alat bantu itu disebut media pendidikan, sedangkan komunikasi adalah sistem penyampaian.5

3

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: RajaGrafindo Persada 2010), h.3-4.

4

Yudhi Munadi, Media Pelajaran, (Jakarta: Gaung Persada, 2012), h.7.

5

(23)

Jadi, media pendidikan merupakan alat bantu atau pelengkap

yang digunakan oleh guru untuk berkomunikasi dengan peserta

didik.

Arif S. Sadiman dkk, dalam bukunya juga mengungkapkan: Media pendidikan sabagai salah-satu sumber yang dapat menyalurkan pesan sehingga membantu mengatasi hal tersebut. Perbedaan gaya belajar, minat, inteligensi, keterbatasan gaya indra cacat tubuh atau hambatan jarak geografis, jarak waktu dan lain-lain dapat dibantu dengan pemanfaatan media pembelajaran.6

Jadi, media merupakan sumber yang dapat menyalurkan pesan

dan dapat membantu mengatasi perbedaan gaya belajar peserta

didik.

Gerlach dan Ely dalam Arsyad mengemukakan:

Tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media

digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media

yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efesian)

melakukannya.

a. Ciri Fiksatif (fixative Properti)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam,

menyampaikan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa

atau objek fotografi, video tape, disket komputer, dan film. Suatu

objek yang telah diambil gambarnya (direkam)dengan kamera atau

video kamera dengan mudah dapat diproduksi dengan mudah

kapan saja diperlukan. Dengan ciri fiksatif ini, media

memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi

pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.

Ciri ini sangat penting bagi guru karena kejadian-kejadian atau

objek yang telah direkam atau disimpan dengan format media yang

ada dapat digunakan setiap saat. Peristiwa yang kejadiannya hanya

sekali (dalam satu dekade atau satu abad.) dapat diabadikan dan

6

(24)

disusun kembali untuk keperluan pelajaran. Prosedur laboratorium

yang rumit dapat direkam dan diatur untuk kemudian diproduksi

beberapa kali pun pada saat diperlukan. Demikian pula kegiatan

siswa dapat direkam untuk kemudian dianalisis dan dikritik oleh

siswa sejawat baik secara perorangan maupun secara kelompok.

b. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)

Transnformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena

media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu

berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau

tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik

fotografi tersebut. Di samping dapat dipercepat, suatu kejadian

dapat pula diperlambat pada saat menayangkan kembali suatu

rekaman video. Misalnya, proses loncat galah atau reaksi kimia

dapat diamati melalui kemampuan bantuan manipulatif dari media.

Demikian pula, suatu aksi gerakan dapat direkam dengan foto

kamera untuk foto. Pada rekaman gambar hidup (video, motion film) kejadian dapat diputar mundur. Media (rekaman video atau

audio) dapat diedit sehingga guru dapat menampilkan

bagian-bagian penting/utama dari ceramah, pidato, atau urusan kejadian

dengan memotong bagian-bagian yang diperlukan. Kemampuan

media dari ciri manipulatif memerlukan kejadian sungguh-sungguh

karena apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali urutan

kejadian atau pemotongan bagian-bagian yang salah, maka akan

terjadi pula kesalahan penafsiran yang tentu saja akan menjadi

kebingungan bahkan menyesatkan sehingga dapat mengubah sikap

mereka ke arah yang tidak diinginkan.

Manipulasi kejadian atau objek dengan jalan mengedit hasil

rekaman dapat menghemat waktu. Proses penanaman dan panen

(25)

tepung untuk membuat roti dapat dipersingkat waktunya dalam satu

urutan rekaman video atau film yang mampu menjadikan informasi

yang cukup bagi siswa utuk mengetahui asal-usul dan proses dari

penanaman bahan baku tepung hingga menjadi roti.

c. Ciri Distributif (distributive Property)

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau

kejadian ditrasportasi melalui ruang, dan secara bersama kejadian

tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus

pengalaman yang relatif sama dengan kejadian itu. Dewasa ini,

distribusi media tidak hanya terbatas pada satu kelas atau beberapa

kelas pada sekolah-sekolah di dalam suatu wilayah tertentu, tetapi

juga media itu misalnya rekaman video, audio, disket,komputer,

dapat disebar ke seluruh penjuru tempat yang diinginkan kapan

saja.

Sekali informasi direkam dalam format media apa saja, ia dapat

direproduksi seberapa kali pun dan siap digunakan secara

berulang-ulang di suatu tempat. Konsistensi informasi yang telah direkam

akan terjamin sama atau hampir sama dengan aslinya.7

Dengan demikian ciri-ciri media ada tiga yaitu ciri fiksatif, ciri

manipulatif dan ciri distributif. Ciri-ciri media pembelajaran sangat

penting diperhatikan oleh guru, sehingga guru dapat memilih

dengan tepat media yang akan digunakan dalam proses

pembelajaran, media dalam sebuah pengajaran sangat diperlukan,

oleh karena itu sebagai seorang guru haruslah mampu memilih dan

menggunakan media dengan baik dalam pengajaran untuk

mencapai tujuan yang diinginkan.

7

(26)

3. Manfaat dan Nilai Media

Susilana memaparkan pengetahuan akan semakin abstrak apabila

pesan akan disampaikan melalui kata verba. Hal ini memungkinkan

terjadinya verbalisme. Artinya siswa hanya mengetahui tentang kata

tanpa memahami dan mengerti makna yang terkandung di dalamnya.

Hal semacam ini akan menimbulkan kesalahan persepsi siswa. Oleh

sebab itu, sebaiknya siswa memiliki pengalaman yang lebih konkrit,

pesan yang ingin disampaikan benar-benar dapat mencapai sasaran dan

tujuan.

Secara umum media mempunyai kegunaan; 1) memperjelas pesan

agar tidak terlalu verbalistis; 2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu

tenaga dan daya indera; 3) menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih

langsung antar murid dan sumber belajar; 4) memungkinkan anak

belajar mandiri sesuai bakat dan kempuan visual, auditori, &

kinestetiknya; 5) memberi rangsangan yang sama, mempersamakan

pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama.8

Jadi kegunaan media untuk memperjelas pesan, mengatasi

keterbatasan ruang dan waktu, menimbulkan gairah belajar,

menimbulkan motivasi, dan memberikan rangsangan.

Ada juga pendapat Kemp dan Dayton dalam Susilana mengatakan kontribusi media pembelajaran: 1) penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar; 2) pembelajaran dapat lebih menarik; 3) pembelajaran dapat lebih interaktif dengan penerapan teori belajar; 4) waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek; 5) kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan; 6) proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan; 7) sikap positif siswa terhadaap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan; 8) peran guru berubah ke arah positif.9

Jadi kontribusi media bagi pembelajaran adalah penyampaian

pesan pembelajaran agar menjadikan pembelajaran yang lebih menarik

dan lebih interaktif, serta meningkatkan materi pembelajaran.

8

Rudi Susilana, dkk, Media Pembelajaran, (Bandung: VC.Wancana Prima),h.9-10

9

(27)

Dengan demikian nilai media sangatlah penting, banyaknya

manfaat yang telah dipaparkan di atas media sangat berfungsi dalam

proses belajar-mengajar, dengan adanya media dapat memudahkan

guru dalam memokuskan perhatian siswa dan penyampaian materi

dapat diterima dengan baik oleh siswa.

Selain memiliki manfaat media pembelajaran juga memiliki nilai

sebagai berikut:

1. Membuat konkret konsep-konsep yang abstrak. Konsep-konsep yang dirasakan masih bersifat abstak dan sulit dijelaskan secara langsung kepada siswa bisa dikongkretkan atau disederhanakan melalui pemanfaatan media pembelajaran.

2. Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan belajar.

3. Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil.

4. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat. Dengan menggunakan taktik gerakan lambat (slow motion).10

Jadi, manfaat lain dari media adalah membuat kongkret

konsep-konsep yang abstrak, menghadirkan objek-objek yang terlalu kecil dan

berbahaya, serta dapat memperlihatkan gerakan-gerakan yang terlalu

cepat maupun lambat.

4. Fungsi Media Pelajaran

Telah banyak alat maupun media yang tersedia bagi pengajar,

namun yang terpenting dalam melaksanakan pembelajaran dan

mengimplementasikannya dalam mengajar ialah bagaimana

menggunakan media pendidikan ini sebagai suatau system yang

terintregrasi dalam pembelajaran. Tugas seorang pendidikan adalah

tugas profesional, selalu menghadapi tantangan apabila ingin menjadi

pendidik yang kreatif, dinamis, kritis dan ilmiah. Sebelum ia

menentukan bahan pelajaran, ia harus menentukan tujuan

instruksional yang sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik,

kemampuan yang akan dikembangkan, menyusun kegiatan

10

(28)

pembelajaran, untuk ini ia harus mampu menentukan media dan

metode pengajaran yang tepat.

Banyak media pendidikan sekarang ini telah diprogram melalui

media masa. Kenyataan ini bertujuan untuk bisa menyerap segala

macam informasi, khususnya informasi yang relevan dengan bidang

studinya, demi perkembangan lebih lanjut. Sebagai konsekuensi

perkembangan media pendidikan yang pesat dewasa ini, pendidikan

dituntut untuk mampu memanfaatkan media pendidikan yang tersedia

di sekolah dan lingkungan.11

Dengan demikian sebagai seorang pendidik kita harus bisa

memanfaatkan segala media pendidikan agar proses belajar mengajar

dapat berjalan dengan baik, dan informasi yang ingin diberikan dapat

tersampaikan dengan baik. Oleh karena itu ada bebrapa pendapat

mengenai fungsi media pembelajaran.

Edgar Dale dalam Sanjaya menggambarkan bahwa pengetahuan akan semakin abstrak apabila hanya disampaikan melalui bahasa verbal. Hal ini menunjukan terjadinya verbalisme, artinya siswa hanya mengetahui tentang kata tanpa memahami dan mengerti makna yang terkandung dalam makna tersebut. Hal semacam ini akan menimbulkan persepsi siswa. Oleh sebab itu sebaiknya diusahakan agar pengalaman siswa menjadi lebih kongkret, pesan yang ingin disampaikan benar-benar dapat mencapai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai, dilakukan kegiatan yang dapat mendekatkan siswa dengan kondisi yang sebenarnya.12

Memperhatikan penjelasan di atas, maka secara khusus media

pembelajaraan memiliki fungsi yang berperan untuk: 1) menangkap

suatu objek atau peristiwa tertentu, 2) memanipulasi keadaan,

peristiwa, atau objek tertentu, 3) menambah gairah dan motivasi

belajar siswa.13

11

Iskandarwassid, dkk., Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 209-210.

12

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2006), h.169.

13

(29)

Sementara Yudhi Munadi dalam bukunya, bahwa fungsi media

pembelajaran ini lebih difokuskan pada dua hal, yakni analisis fungsi

yang didasarkan pada medianya dan didasarkan pada penggunaanya.

Pertama, fungsi yang didasarkan pada media pembelajaran, yakni :

(1) media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar, bahwa media itu dapat dikatakan sebagai media penyalur, penyampaian,

penghubungan dan lain-lain dalam proses pembelajran,

(2) fungsi semantik, yakni kemampuan media dalam menambah perbedaan kata (simbol verba) yang maknanya benar-benar dipahami

peserta didik,

(3) fungsi manipulatif, dalam fungsi ini media memiliki dua kemampuan, yakni pertama, mengatasi batas-batas ruang dan waktu,

seperti menghadirkan objek, menghadirkan objek, dan menghadirkan

kembali objek yang telah terjadi, kedua mengatasi keterbatasan

indrawi manusia, seperti membantu siswa dalam memahami objek.

Kedua, fungsi yang didasarkan kepada pengguannya (anak didik) terdapat dua fungsi, yakni:

(1) fungsi psikologis, antara lain:

a) fungsi atensi, yaitu media pembelajaran yang meningkatkan

perhatian siswa terhadap materi ajar,

b) fungsi afetif, yaitu mediapembelajaran dapat menggugah

perasaan, emosi, dan dan tingkat penerimannya atau penolakan

siswa terhadap sesuatu,

c) fungsi kognitif, media pembelajaran dapat mengembangkan

kemampuan kognitif siswa,

d) fungsi imajinatif, yaitu media pembelajaran dapat meningkatkan

dan mengembangkan imajinasi siswa,

e) fungsi motivasi, yaitu media pembelajaran melaui guru dapat

memotivasi siswa dengan cara membangkitkan minat belajar siswa

(30)

(2) fungsi sosio-kultural, yakni media pembelajaran dapat mengatasi hambatan sosio-kultural antar peserta komunikasi pembelajaran.14

Jadi, fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar untuk

memahami makna, mengatasi ruang dan waktu, memusatkan

perhatian, dan membangkitkan imaji serta minat belajar pada siswa.

Dalam kaitannya dengan fungsi media pembelajaran, dapat ditekankan

beberapa hal berikut:

1. Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif. 2. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari

keseruluhan proses pembelajaran sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.

3. Media pembelajaran dalam penggunaanya harus relevan dengan kompetensi yang ingin diciptakan dan isi pembelajaran itu sendiri. fungsi ini mengandung makna bahwa penggunaan media pembelajaran harus selalu melihat kepada kompetensi dan bahan ajar.

4. Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai alat hiburan, dengan demikian tidak diperkenankan menggunakannya hanya sekedar untuk permainan atau memancing perhatian siswa semata.

5. Media pembelajaran bisa berfungsi untuk mempercepat proses belajar. Fungsi ini mengandung arti bahwadengan media pembelajaran siswa dapat menangkap tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan lebih cepat.

6. Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar. Pada umumnya hasil belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran akan lebih lama mengendap sehingga kualitas pembelajaran akan memiliki nilai yang lebih tinggi.

7. Media pembelajaran meletakan dasar-dasar yang kongkrit untuk berpikir, oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya penyakit varbalisme.15

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran sangat penting bagi siswa., Dengan menggunakan media

14

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada, 2012), h. 36.

15

(31)

pembelajaran pengalaman siswa dapat menjadi lebih konkret dan

pesan yang ingin disampaikan oleh guru dapat disampaikan dengan

benar dan sesuai tujuan yang ingin dicapai. Dengan adanya media

pembelajaran juga dapat menambah kualitas pembelajaran menjadi

lebih baik. Melalui media pembelajaran hal yang bersifat abstrak bisa

menjadi konkret.

5. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Di antara faktor yang perlu diperhatikan di antaranya : tujuan

pembelajaran, karakteristik siswa, modalitas belajar siswa (ada

beberapa auditif, visual dan kinestetik), lingkungan, ketersediaan

fasilitas pendukung, dan lain-lain. Ada beberapa kriteria umum yang

perlu diperhatikan dalam memilih media. Namun demikian secara

teoretik bahwa setiap media memiliki kelebihan dan kelemahan yang

akan memberikan pengaruh kepada afaktifitas program pembelajaran.

Sejalan dengan hal ini, pendekatan yang ditempuh dalam mengkaji

media sebagai integral dalam proses pendidikan yang kajiannya akan

sangat dipengaruhi beberapa kriteria umum sebagai berikut:

a. Sesuai dengan tujuan (instructional goals)

Dikaji tujuan pembelajaran apa yang ingin dicapai dalam suatu

kegiatan pembelajaran dari kajian Tujuan Instruksional Umum

(TUI) atau Tujuan Instruksional Khusus (TIK) ini bisa dianalisis

media apa yang cocok guna mencapai tujuan tersebut. Selain itu

analisis dapat diarahkan pada taksonomi tujuan dari Bloom, dkk

apakah tujuan itu bersifat kognitif, afejtif dan psikomotorik.

b. Kesesuaian dengan Materi Pembelajaran (instructional content)

Bahan atau kajian apa yang akan diajarkan. Dengan demikian kita

bisa mempertimbangkan media apa yang yang sesuai untuk

(32)

c. Kesesuaian dengan Karakteristik Pelajaran atau Siswa

Dalam hal ini media haruslah familiar dengan karakteristik

siswa/guru. Yaitu mengkaji sifat-sifat dan ciri media yang akan

digunakan. Hal lainnya karakteristik siswa, baik secara kuantitatif

(jumlah) ataupun kualitatif (kualitas, ciri, dan kebiasaan lain) dari

siswa terhadap media yang cocok digunakan. Ada media yang

cocok untuk sekelompok siswa ada juga media yang tidak cocok

untuk sekelompok siswa.

d. Sesuai dengan Teori

Pemilihan media harus didasarkan atas kesesuaian dengan teori.

Media yang dipilih bukan karena fanatisme guru terhadap suatu

media yang dianggap paling disukai dan paling bagus, namun

didasarkan atas teori yang diangkat dari penelitian dan riset

sehingga telah diuji validitasnya. Pemilihan media bukan pula

alasan selingan atau hiburan semata. Melainkan media harus

merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran,

yang fungsinya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas

pembelajaran.

e. Kesesuaian dengan Gaya Belajar Siswa

Kriteria ini didasarkan atas kondisi psikologis siswa, bahwa siswa

dipengaruhi pula oleh gaya belajar siswa. Harus disesuaikan

dengan gaya belajar siswa, yaitu : tipe visual, auditorial dan

kinestetik.

f. Sesuai dengan Kondisi lingkungan, fasilitas, pendukung, dan waktu yang tersedia

Bagaimanapun bagusnya sebuah media, apabila tidak didukung

dengan fasilitas dan waktu yang tersedia, maka kurang efektif.

Jadi, kriteria pemilihan media pembelajaran yaitu 1) harus

sesuai dengan tujuan 2) kesesuaian dengan materi pembelajaran 3)

(33)

sesuai dengan gaya belajar siswa 6) sesuai dengan kondisi

lingkungan, fasilitas, pendukung dan waktu.16

6. Klasifikasi Media Pembelajaran

Pengelompokkan media pembelajaran menjadi empat kelompok

besar, antara lain:

a. Media Audio

Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera

pendengaran hanya mampu memanipulasi kemampuan suara

semata. Media audio dapat menerima pesan verba dan nonverba.

Jenis-jenis media audio adalah program radio dan program media

rekam (software), yang disalurkan melalui hardware seperti radio dan alat-alat perekam.

b. Media Visual

Media yang hanya melibatkan indera penglihatan. Jenis-jenis

media ini adalah media cetak-verba, media cetak-grafis, dan media

yang memuat pesan-pesan verba. Kedua, media

visual-nonverbal-grafis adalah media visual atau unsur-unsur visual-nonverbal-grafis. Ketiga, media

visual nonverbal-tiga dimensi adalah media visual yang memiliki

tiga dimensi.

c. Media Audio Visual

Media audio visual adalah media yang melibatkan indera

pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses.

d. Multimedia

Multimedia adalah media yang melibatkan seluruh indera dalam

proses pembelajaran. Yang termasuk dalam media ini adalah

segala sesuatu yang memberikan pengalaman secara langsung bisa

melalui secara komputer dan internet, bisa juga melalui

pengalaman berbuat dan terlibat.17

16

Ibid, h.53-55.

17

(34)

Bretz mengidentifikasi ciri utama dari media menjadi tiga

unsur pokok, yaitu suara, visual dan gerak. Visual dibedakan

menjadi tiga yaitu gambar, garis (line graphic) dan simbol yang merupakan kontinum dari bentuk yang dapat ditangkap dengan

indera penglihatan. Di samping itu, Bretz juga membedakan antara

media siar (telecommunication) dan media rekam (recording) sehingga terdapat 8 klasifikasi media: 1) media audio visual gerak,

2) media audio visual diam, 3) media audio visual semi-gerak, 4)

media visual gerak, 5) media visual diam, 6) media semi-gerak, 7)

media audio 8) media cetak.18

Jadi klasifikasi media yaitu, media audio hanya melibatkan

indera pendengaran, media visual yaitu hanya melibatkan indera

penglihatan, media audio visual yaitu melibatkan indera

pendengaran dan penglihatan dalam satu proses, dan multimedia

memberikan secara langsung.

7. Audio Visual terhadap Media Pembelajaran

a. Perkembangan video

Video adalah teknologi memproses sinyal elektronik meliputi

gambar gerak dan suara. Piranti yang berkaitan dengan video

adalah play back, storage media (seperti pita magnetic dan disc), dan monitor. Pembahasan tentang play back dan strorage media terintegrasi pada subbab ini. Pada 1951, Alexander M. poniatoff

(1892-1980), pendiri Ampex Corporation yang berkantor di

California, mulai berusaha untuk mengembangkan mesin praktis

untuk perekam pita video dengan Charles Ginsberg, Charles

Anderson, dan seorang mahasiswa muda bernama Ray Dolby (lahir

1933), yang ditahun 1967 menemukan sistem Dolby untuk mengurangi kebisingan dalam perekam magnetik. Setelah melalui

berbagi perbaikan dan perkembangan, akhirnya perusahaan video

18

(35)

di Jepang seperti Hitachi, JVC, Mutsushita, dan Sony, serta Philips

di Belanda mengusai pasar dunia. Mereka menguasai video dalam

dua format yakni video tape recorder (VTR) dan video cassettle recorder (VCR). VTR mempunyai banyak tipe, di antarannya adalah tipe 2 inci, 1inci, ½ inci.19

b. Perkembangan Media Audio Visual

Pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar

guru (teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya gambar, model, objek dan alat-alat lain yang dapat

memberikan pengalaman kongkret, motivasi belajar serta

mempertimbangkan daya serap dan retensi belajar siswa. Namun

sayang, karena terlalu memusatkan perhatian pada alat bantu visual

yang dipakainya orang kurang memperhatikan aspek disain,

pengembangan pembelajaran (instruction*) produksi dan evaluasinya. Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada

pertengahan abad ke-20, alat visual untuk mengkonkretkan dengan

alat audio sehingga kita kenal adanya alat audio visual atau audio visual aids (AVA).

Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi

penggunaan alat bantu audio visual, sehingga selain sebagai alat

bantu media juga berfungsi sebagai penyalur pesan atau informasi

belajar. Sejak saat itu, alat audio visual bukan hanya dipandang

sebagai alat bantu guru saja, melainkan juga sebagai alat penyalur

pesan atau media. Teori ini sangat penting dalam penggunaan

media untuk kegiatan program-program pembelajaran. Sayang

sampai saat itu pengaruhnya masih terbatas pada pemilihan media

saja. Faktor siswa yang menjadi komponen utama dalam proses

belajar belum mendapat perhatian.20

19

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada, 2012), h.127.

20

(36)

Guru-guru mulai merumuskan tujuan pembelajaran

berdasarkan tingkah-laku siswa. Untuk mencapai tujuan

pembelajaran tersebut, mulai dipakai berbagai format media. Dari

pengalaman mereka, guru mulai belajar bahwa cara belajar siswa

berbeda-beda, sebagian ;ebih cepat belajar melalui media visual,

sebagian melalui media audio, sebagian lagi lebih senang memalui

media cetak, yang lain memalui media audio visual.21 c. Video

1. Karakteristik video

Karateristik video banyak kemiripannya dengan media film,

diantaranya adalah:

a) Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.

b) Video dapat diulang bila perlu untuk menambah

kejelasan.

c) Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat.

d) Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa.

e) Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan

gambaran yang lebih realistik.

f) Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang.

g) Sangat baik memperjelas suatu proses dan

keterampilan; mampu menunjukkan rangsangan yang

sesuai dengan tujuan serta dengan tujuan respon dari

siswa.

h) Semua peserta didik dapat belajar dari video, baik yang

pandai mampun yang kurang pandai.

i) Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.

j) Dengan video penampilan siswa dapat segera dilihat

kembali untuk dievaluasi.

Namun selain kelebihan-kelebihan di atas, karakteristik video

tidak lepas dari kelemahannya, yakni media ini terlalu menekankan

21

(37)

pentingnya materi ketimbang proses pengembangan materi

tersebut. Dilihat dari ketersediaannya, masih sedikit video

dipasarkan yang sesuai tujuan pembelajaran di sekolah. Di sisi lain,

produksi video sendiri membutuhkan waktu dan biaya yang cukup

banyak.

2. Langkah-langkah pemanfaatan video

Pemanfaatan video dalam proses pembelajaran hendaknya

memperhatikan hal-hal tersebut:

a. Program video harus dipilih agar sesuai dengan tujuan

pembelajaran. Hubungan program video dengan tujuan

pembelajaran.

b. Pemakaian video untuk tujuan kognitif dapat digunakan

untuk kognitif dapat digunakan untuk hal-hal yang

menyangkut kemampuan memberikan rangsangan berupa

gerak yang serasi. Umpamanya, pengamatan terhadap

kecepatan relatif suatu objek atau benda dan benda.

Mengajarkan pengenalan makna sebuah konsep, seperti

konsep jujur, sabar, demokrasi, dan lain-lain. Di samping

itu untuk mengajarkan aturan dan prinsip, seperti atauran

dan prinsip zakat, waris, dan lain-lain.

c. Pemakaian video untuk tujuan psikomotor dapat digunakan

untuk memperlihatkan contoh keterampilan gerak, seperti

gerakan shalat, adab makna bersama, cara pengurusan

mayat, dan lain-lain. Melalui media ini, siswa dapat

langsung mendapat umpan balik secara visual terhadap

kemampuan mereka mencoba keterampilan yang

(38)

d. Dengan menggunakan berbagai teknik dan efek, video

dapat menjadi media yang sangat ampuh untuk

mempengaruhi sikap emosi.22

Jadi, langkah-langkah pemanfaatan video yaitu 1) video

harus dipilih dahulu sesuai dengan tujuan pembelajaran, 2)

video haruslah memberikan rangsangan berupa gerak yang

serasi 3) dapat memperlihatkan contoh ketrampilan gerak

yang dapat memberikan umpan balik terhadap peserta

didik, 4) media haruslah ampuh untuk mempengaruhi

sikap emosi.

B.

Hakikat Keterampilan Menulis

1. Pengertian Keterampilan Menulis

Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa,

yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis itu sendiri. Setiap

keterampilan mempunyai hubungan erat dengan keterampilan yang

lainnya. Oleh karena itu, keterampilan menulis sudah tentu

berhubungan dengan menyimak, berbicara dan membaca.

Menulis yaitu suatu aktivitas menuangkan fikiran secara sistematis

di dalam bentuk tertulis. Atau, kegiatan memikirkan, menggali, dan

mengembangkan suatu ide sambil menuliskannya.23

Selain itu juga, menulis merupakan suatu kegiatan untuk

menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan

menggunakan askara.24

Dalman berpendapat: menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya, selain itu menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menghasilkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga

22

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada, 2012), h.127-128.

23

M.Yunus,dkk, menulis 1 (Jakarta:Universitas Terbuka,2011), h.1.3.

24

(39)

orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut dan dapat memahami bahasa dan grafis itu.

Menulis adalah mengungkapkan ide tau gagasannya dalam bentuk karangan secara leluasa. Dalam hal ini, menulis itu membutuhkan skemata yang luas sehingga sipenulis mampu menuangkan ide, gagasan, pendapatnya dengan mudah dan lancar. Skemata itu sendiri adalah pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Jadi, semakin luas skemata seseorang, semakin mudahlah ia menulis.25

Jadi, dapat disimpulkan dari beberapa definisi yang telah

dipaparkan oleh para ahli bahwa menulis merupakan penyampaian

pikiran, perasaan dalam bentuk lambang atau tulisan yang disusun

menjadi sebuah pesan yang dapat tersampaikan atau dibaca oleh orang

lain.

2. Manfaat dan Tujuan Menulis

a. Manfaat menulis

Manfaat menulis yaitu: (1) meningkatkan kecerdasan, (2)

mengembangkan daya inisiatif dan kreatifitas, (3) penumbuhan

keberanian (4) pendorong kemauan dan kemampuan

mengumpulkan informasi.

b. Tujuan Menulis

Adapun tujuan menulis yaitu:

1. Melatih kreativitas

Dengan terbiasa menulis, seseorang akan dapat terampil dalam

menulis.

2. Mencari informasi pokok

Merangkum suatu tulisan atau pembicaraan akan dapat

menemukan informasi pokok dengan lebih cepat dan juga akan

timbul kemauan mengumpulkan informasi pada diri seseorang.

3. Mengurai kata-kata atau kalimat yang tidak diperlukan

25

(40)

Merangkum dapat mengurai atau membuang kata-kata atau

kalimat yang tidak diperlukan oleh penulis untuk mencari

informasi yang dibutuhkan.

4. Untuk meningkatkan kecerdasan

Dengan menulis rangkuman akan meningkatkan daya pikir

seseorang, seseorang akan berpikir mana saja yang akan ia

rangkung untuk rangkumannya.

5. Penumbuhan keberanian

Terkadang banyak orang takut untuk menulis, seorang guru

memberikan tugas menulis rangkuman terhadap para siswanya

sehingga dengan tugas menulis rangkuman seseorang akan

tumbuh keberaniannya untuk menulis.26

Jadi manfaat dan tujuan menulis yaitu untuk melatih

kreativitas, mencari informasi pokok, mengurai kata-kata atau

kalimat yang tidak diperlukan, untuk meningkatkan kecerdasan

serta penumbuhan keberanian dari dalam diri.

3. Ciri-ciri Tulisan yang Baik

Agar maksud dan tujuan penulis dapat tercapai, yaitu agar pembaca

memberikan respons yang diinginkan oleh penulis terhadap tulisannya,

mau tidak mau dia harus menyajikan tulisan yang baik, dan adapun

ciri-ciri tulisan yang baik itu, antara lain:

a) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis

mempergunakan nada yang sesuai.

b) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan menulis menyusun

bahan-bahan yang menjadi suatu kesatuan yang utuh.

c) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk

menulis dengan jelas dan tidak samar-samar: memanfaatkan

struktur kalimat, bahasa, dan contoh-contoh sehingga maknanya

sesuai yang diinginkan oleh penulis. Dengan demikian, para

26

(41)

pembaca tidak usah payah-payah bergumul memahami makna

yang tersurat dan tersirat.

d) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk

menulis secara meyakinkan: menarik minat para pembaca terhadap

pokok pembicaraan serta mendemonstrasikan suatu pengertian

yang masuk akal dan cermat-teliti mengenai hal itu. Dalam hal ini

seharusnya mengurangi kata-kata dan pengulangan frase-frase yang

tidak perlu. Setiap kata harusnya menunjang pengertian yang

serasi, sesuai dengan yang diinginkan oleh penulis.

e) Tulisan yang baik memberikan dorongan kepada penulis untuk

mengkritik dan merevisi naskah yang ditulisnnya.

f) Tulisan yang baik mencerminkan kebanggaan penulis dalam

naskah ataupun manuskrip: kesudian mempergunakan ejaan dan

tanda-baca secara seksama, memeriksa makna kata dan hubungan

ketatabahasaan dalam kalimat-kalimat sebelum menyajikannya

kepada para pembaca. Penulis yang baik menyadari benar bahaya

hal-hal seperti itu dapat memberi akibat yang kurang baik terhadap

karnya.27

Jadi tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis

mempergunakan nada yang sesuai, menyusun bahan-bahan yang

menjadi satu kesatuan, menulis tidak samar-samar, mengurai

kata-kata dan pengurangan frase-frase yang tidak perlu, merevisi atau

memeriksa tulisan, dan mempergunakan ejaan dan tanda baca

yang benar.

27

(42)

4. Hubungan Menulis Dengan Aspek Keterampilan Berbahasa Lain

1. Hubungan Menulis dengan Membaca

Menulis dan membaca merupakan ragam bahasa tulis. Pesan

yang disampaikan penulis dan diterima oleh pembaca dijembatani

melalui lambang bahasa yang ditulis.28 2. Hubungan Menulis Dengan Menyimak

Dalam menulis seseorang memerlukan informasi, ide, atau

informasi untuk tulisannya. Itu semua dapat di peroleh dari

berbagai sumber. Sumber itu tidak hanya bahan tercetak seperti

buku, majalah, surat kabar, laporan penelitian, jurnal, atau artikel.

Tetapi juga dari bahan tak tercetak seperti radio, televisi, ceramah,

diskusi, wawancara, dan obrolan. Jika informasi dari sumber

tercetak diperoleh melalui kegiatan membaca, maka informasi tak

tercetak diperoleh melalui menyimak.

Melalui menyimak, penulis tidak hanya mendapatkan ide atau

informasi yang diperlukannya. Pada saat yang bersamaan, ia juga

menginspirasi cara memilih kata, penataran struktur sajian, serta

pengorganisasian dan perangkaian gagasan yang menarik dan

berguna dalam kegiatan menulis.29 3. Hubungan menulis dengan berbicara

Menulis dan berbicara memilki banyak persamaan. Kedua

sama-sama sebagai ragam keterampilan berbahasa aktif-produktif.

Maksudnya, menulis dan berbicara adalah dua kegiatan yang

bersifat membangun dan menyampaikan pesan (isi tulisan atau isi

pembicaraan) pada pihak lain, dalam hal ini pembaca dan

pendengar. Sebagai penyampai pesan, kegiatan berbahasa itu

menghadapkan pelakunya pada sejumlah keputusan yang harus di

ambil. Keputusan itu berkenaan dengan topik, tujuan, isi informasi

yang akan disampaikan, corak wacana, serta cara penyampaian

28

Suparno, dkk., Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2006), h.1.8. 29

(43)

yang disesuaikan dengan keadaan sasaran (pembaca dan

pendengar).

Karena banyaknya kesamaan antara menulis dan berbicara,

maka ketika kita belajar tentang bagaimana merencanakan sebuah

tulisan, maka pada dasarnya kita juga belajar tentang cara

menyiapkan sebuah pembicaraan. Menyiapkan menulis tak jauh

berbeda dengan berbicara.oleh karena itu pula orang yang

tulisannya tertata, biasanya pembicaraannya juga tertata. Namun

demikian, di samping berbagai kesamaan tertadapat pula perbedaan

mendasar antara menulis dan berbicara.30

C. Hakikat Puisi

1. Pengertian Puisi

Menganalisis sastra atau mengkritik karya sastra (puisi) itu adalah

usaha menangkap makna dan memberi makna kepada teks karya sastra

(puisi). Karya sastra itu merupakan struktur yang bermakna.31 Rene Wellek, dkk dalam bukunya memaparkan: puisi sebagai bagian dari

karya sastra, tentunya banyak mengandung nilai dan keindahan khas

yang akan terungkap jika kita mampu memahaminya dengan baik dan benar. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra. “Definisi sastra dapat dibatasi pada “mahakarya” (great books), yaitu buku-buku yang dianggap menonjol karena bentuk dan ekspresi sastranya. Dalam hal

ini, kriteria yang dipakai adalah segi estetis, atau nilai estetis yang dikombinasikan dengan nilai ilmiah”32

Jadi puisi merupakan karya sastra yang mengandung nilai dan

keindahan yang khas apabila kita mampu memahaminya dengan baik

dan benar.

30

Ibid.

31

Rachmat Djoko Pradopo, Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannyanya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 141.

32

(44)

Selain itu juga Waluyo ,menyatakan, puisi adalah teks-teks

monolog yang isinya bukan pertama-tama merupakan sebuah alur.

Maksud dari pendapat tersebut ialah isi dari puisi bukan semata-mata

merupakan sebuah cerita, tetapi merupakan ungkapan perasaan. Puisi

adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan

penyair dan imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan struktur

fisik dan struktur batin.33

Jadi, menurut Waluyo puisi merupakan teks-teks yang isinya

bukan semata-mata sebuah cerita, tetapi ungkapan perasaan atau

pemikiran penulis dengan mengonsentrasikan fisik dan struktur batin.

Booth berpendapat, Poems, perhaps even more than other texts, can sharpen your reading skills because they tend to be so compact, so fully dependent on concise expressions of feeling. Maksudnyaa adalah: puisi bukan hanya sekedar kegiatan membaca biasa, skil membaca,

karena mereka tersusun dari satu kesatuan yang padat atau rapih maka

sangat tergantung pada ungkapan perasaan.34

Jadi, dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

pengertian puisi adalah karya sastra yang berupa teks-teks monolog

yang tersusun dari satu kesatuan yang padat yang terbentuk dari

pemikiran dan perasaan penulis.

2. Jenis-jenis Puisi

Puisi terbagi menjadi beberapa jenis. Pembagian jenis puisi tersebut

ialah sebagai berikut.

a. Segi ungkapan

1) Puisi naratif, adalah puisi yang mengungkapkan cerita atau

penjelasan penyair. Ada puisi naratif yang sederhana, sugestif,

dan komplek. Puisi naratif contohnya balada, epik, syair dan

romansa.

33

Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra, (Jakarta: PT. Grasindo, 2008), h. 107-108.

34

(45)

2) Puisi lirik, dalam puisi lirik penyair mengungkapkan aku lirik

atau gagasan pribadinya. Ia tidak bercerita. Jenis puisi ini

misalnya ode, elegi, dan serenade.

3) Puisi deskriptif, pada jenis syair ini penyair bertindak sebagai

pemberi kesan terhadap peristiwa, benda, atau suasana yang

dianggap menarik perhatian. Jenis puisi ini adalah satire, kritik

sosial, dan puisi-puisi impresionik.

4) Puisi kamar atau puisi auditorium. Puisi kamar adalah puisi

yang cocok dibaca sendirian atau satu dua orang pendengar

saja di kamar. Puisi auditorium adalah puisi yang cocok

dibacakan di auditorium, di mimbar dengan jumlah pendengar

ratusan orang.

5) Puisi fisikal, platonik dan metafisikal. Puisi fisikal adalah puisi

yang bersifat realistis artinya menggambarkan kenyataan

bukan gagasan hal-hal yang dilihat, didengar atau dirasakan.

Puisi platonik adalah puisi yang berisikan hal-hal spiritual dan

kejiwaan, contoh puisi ini misalnya puisi religius, dan puisi

cita-cita. Puisi metafisikal adalah puisi yang bersifat filosofis

dan mengajak pembaca merenungkan kehidupan dan tuhan,

puisi religius juga bisa termasuk puisi ini.

6) Puisi subjektif dan objektif. Puisi subjektif sering disebut juga

puisi personal yaitu puisi yang mengungkapkan gagasan,

pikiran, perasaan, dan suasana diri dalam penyair. Puisi

objektif merupakan puisi yang mengungkapkan hal-hal di luar

diri penyair itu sendiri. Puisi ini juga disebut puisi impersonal,

meskipun ada beberapa yang subjektif.

7) Puisi konkret, puisi yang bersifat visual, yang dapat dihayati

keindahan bentuk dari sudut penglihatan.

8) Puisi diafan dan puisi prismatis. Puisi diafan adalah puisi yang

kata-katanya sangat terbuka tidak mengandung

(46)

kata-kata yang mudah dipahami dan cenderung merupakan

bahasa sehari-hari. Puisi prismatis adalah jenis puisi yang

menggunakan kata-kata lambang atau kiasan, dalam puisi ini

pengarang memilih kata-kata yang sulit dipahami.

9) Puisi pernasian dan puisi inspiratif. Puisi pernasian adalah

puisi yang mengandung nilai keilmuan. Puisi inspiratif adalah

puisi yang berasal dari mood atau passion.

10) Puisi demonstrasi dan puisi pamflet. Puisi demonstrasi adalah

puisi endapan dari pengalaman fisik, mental, dan emosional

selama penyair terlibat dalam suatu peristiwa. Puisi ini banyak

pada karya angkatan 66. Puisi pamflet adalah puisi yang

mengungkapkan protes sosial dengan menggunakan bahasa

pamflet secara spontan tanpa perenungan yang mendalam.

11) Alegori, dikenal juga dengan parabel yang sering juga disebut

dongeng perumpamaan yang maknanya dapat kita cari balik

yang tersurat.35

Dapat disimpulkan jenis puisi ada 11 jenis yaitu puisi naratif,

lirik, deskriptif, puisi kamar dan auditorium, puisi fisikal, paltonik,

metafisikal. Puisi subjektif dan objektif, puisi konkret, puisi diafan

dan prismatis, puisi pernasian dan inspiratif, puisi demonstrasi dan

pamflet, serta alegori.

b. Segi bentuk

Dari segi bentuk, secara garis besar dapat disebutkan adanya

sajak-sajak yang bentuknya terikat, seperti soneta, kwatrin, dan pantun.

Soneta biasanya terdiri atas empat belas larik dengan pola rima

tertentu, sedangkan kwatrin adalah sebait sajak yang terdiri atas

empat larik dengan rima tertentu. Pantun adalah sebuah bentuk

puisi khas Melayu yang terdiri atas empat baris.

c. Segi isi

35

Gambar

gambar gerak dan suara. Piranti yang berkaitan dengan video
gambaran yang lebih realistik.
figuratif
Tabel 3.1 Desain Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setiap tipe suara yang dihasilkan lumba- lumba bervariasi yaitu siulan (0,8-24 kHz), lengkingan (2-2,8 kHz) biasanya suara ini keluar ketika lumba-lumba sedang

Dalam Pengembangan Perangkat Lunak Generate File Akun Uang Kuliah Tunggal (UKT) Universitas Palangka Raya digunakan metode pengembangan perangkat lunak Waterfall

pada peneltian ini pemekatan terhadap nira berfungsi untuk meningkatkan konsentrasi gula pada nira sehingga substrat yang dapat dikonversi menjadi bioetanol akan semakin banyak

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa krim ekstrak biji mengkudu ( Morinda citifolia ) dapat mencegah peningkatan jumlah melanin kulit mamut

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ambarinanti (2007) mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan impor beras Indonesia menggunakan metode

Koperasi sebagai bentuk badan usaha yang bergerak dibidang perekonomian, mempunyai tatanan pengelolaan yang berbeda dengan badan usaha non koperasi, perbedaan

Selain itu penggunaan warna kain juga berbeda, untuk payungo menggunakan empat warna sebagai warna adat Gorontalo yaitu tilabatayila (Merah, kuning, hijau,

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengalihan fungsi lahan kebun Karet di Desa Bencah, dan kebun Lada di Desa Silip menjadi lahan penambangan timah adalah: