• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

B. Hakikat Keterampilan Menulis

Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis itu sendiri. Setiap keterampilan mempunyai hubungan erat dengan keterampilan yang lainnya. Oleh karena itu, keterampilan menulis sudah tentu berhubungan dengan menyimak, berbicara dan membaca.

Menulis yaitu suatu aktivitas menuangkan fikiran secara sistematis di dalam bentuk tertulis. Atau, kegiatan memikirkan, menggali, dan mengembangkan suatu ide sambil menuliskannya.23

Selain itu juga, menulis merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan askara.24

Dalman berpendapat: menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya, selain itu menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menghasilkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga

22

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada, 2012), h.127-128.

23

M.Yunus,dkk, menulis 1 (Jakarta:Universitas Terbuka,2011), h.1.3.

24

Elaka,dkk, Buku Bahasa untuk Perguruan Tinggi (Jakarta: Khariama Putra Utama,2010), h.106.

orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut dan dapat memahami bahasa dan grafis itu.

Menulis adalah mengungkapkan ide tau gagasannya dalam bentuk karangan secara leluasa. Dalam hal ini, menulis itu membutuhkan skemata yang luas sehingga sipenulis mampu menuangkan ide, gagasan, pendapatnya dengan mudah dan lancar. Skemata itu sendiri adalah pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Jadi, semakin luas skemata seseorang, semakin mudahlah ia menulis.25

Jadi, dapat disimpulkan dari beberapa definisi yang telah dipaparkan oleh para ahli bahwa menulis merupakan penyampaian pikiran, perasaan dalam bentuk lambang atau tulisan yang disusun menjadi sebuah pesan yang dapat tersampaikan atau dibaca oleh orang lain.

2. Manfaat dan Tujuan Menulis

a. Manfaat menulis

Manfaat menulis yaitu: (1) meningkatkan kecerdasan, (2) mengembangkan daya inisiatif dan kreatifitas, (3) penumbuhan keberanian (4) pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

b. Tujuan Menulis

Adapun tujuan menulis yaitu: 1. Melatih kreativitas

Dengan terbiasa menulis, seseorang akan dapat terampil dalam menulis.

2. Mencari informasi pokok

Merangkum suatu tulisan atau pembicaraan akan dapat menemukan informasi pokok dengan lebih cepat dan juga akan timbul kemauan mengumpulkan informasi pada diri seseorang. 3. Mengurai kata-kata atau kalimat yang tidak diperlukan

25

Merangkum dapat mengurai atau membuang kata-kata atau kalimat yang tidak diperlukan oleh penulis untuk mencari informasi yang dibutuhkan.

4. Untuk meningkatkan kecerdasan

Dengan menulis rangkuman akan meningkatkan daya pikir seseorang, seseorang akan berpikir mana saja yang akan ia rangkung untuk rangkumannya.

5. Penumbuhan keberanian

Terkadang banyak orang takut untuk menulis, seorang guru memberikan tugas menulis rangkuman terhadap para siswanya sehingga dengan tugas menulis rangkuman seseorang akan tumbuh keberaniannya untuk menulis.26

Jadi manfaat dan tujuan menulis yaitu untuk melatih kreativitas, mencari informasi pokok, mengurai kata-kata atau kalimat yang tidak diperlukan, untuk meningkatkan kecerdasan serta penumbuhan keberanian dari dalam diri.

3. Ciri-ciri Tulisan yang Baik

Agar maksud dan tujuan penulis dapat tercapai, yaitu agar pembaca memberikan respons yang diinginkan oleh penulis terhadap tulisannya, mau tidak mau dia harus menyajikan tulisan yang baik, dan adapun ciri-ciri tulisan yang baik itu, antara lain:

a) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis mempergunakan nada yang sesuai.

b) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan menulis menyusun bahan-bahan yang menjadi suatu kesatuan yang utuh.

c) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk menulis dengan jelas dan tidak samar-samar: memanfaatkan struktur kalimat, bahasa, dan contoh-contoh sehingga maknanya sesuai yang diinginkan oleh penulis. Dengan demikian, para

26

pembaca tidak usah payah-payah bergumul memahami makna yang tersurat dan tersirat.

d) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk menulis secara meyakinkan: menarik minat para pembaca terhadap pokok pembicaraan serta mendemonstrasikan suatu pengertian yang masuk akal dan cermat-teliti mengenai hal itu. Dalam hal ini seharusnya mengurangi kata-kata dan pengulangan frase-frase yang tidak perlu. Setiap kata harusnya menunjang pengertian yang serasi, sesuai dengan yang diinginkan oleh penulis.

e) Tulisan yang baik memberikan dorongan kepada penulis untuk mengkritik dan merevisi naskah yang ditulisnnya.

f) Tulisan yang baik mencerminkan kebanggaan penulis dalam naskah ataupun manuskrip: kesudian mempergunakan ejaan dan tanda-baca secara seksama, memeriksa makna kata dan hubungan ketatabahasaan dalam kalimat-kalimat sebelum menyajikannya kepada para pembaca. Penulis yang baik menyadari benar bahaya hal-hal seperti itu dapat memberi akibat yang kurang baik terhadap karnya.27

Jadi tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis mempergunakan nada yang sesuai, menyusun bahan-bahan yang menjadi satu kesatuan, menulis tidak samar-samar, mengurai kata-kata dan pengurangan frase-frase yang tidak perlu, merevisi atau memeriksa tulisan, dan mempergunakan ejaan dan tanda baca yang benar.

27

4. Hubungan Menulis Dengan Aspek Keterampilan Berbahasa Lain

1. Hubungan Menulis dengan Membaca

Menulis dan membaca merupakan ragam bahasa tulis. Pesan yang disampaikan penulis dan diterima oleh pembaca dijembatani melalui lambang bahasa yang ditulis.28

2. Hubungan Menulis Dengan Menyimak

Dalam menulis seseorang memerlukan informasi, ide, atau informasi untuk tulisannya. Itu semua dapat di peroleh dari berbagai sumber. Sumber itu tidak hanya bahan tercetak seperti buku, majalah, surat kabar, laporan penelitian, jurnal, atau artikel. Tetapi juga dari bahan tak tercetak seperti radio, televisi, ceramah, diskusi, wawancara, dan obrolan. Jika informasi dari sumber tercetak diperoleh melalui kegiatan membaca, maka informasi tak tercetak diperoleh melalui menyimak.

Melalui menyimak, penulis tidak hanya mendapatkan ide atau informasi yang diperlukannya. Pada saat yang bersamaan, ia juga menginspirasi cara memilih kata, penataran struktur sajian, serta pengorganisasian dan perangkaian gagasan yang menarik dan berguna dalam kegiatan menulis.29

3. Hubungan menulis dengan berbicara

Menulis dan berbicara memilki banyak persamaan. Kedua sama-sama sebagai ragam keterampilan berbahasa aktif-produktif. Maksudnya, menulis dan berbicara adalah dua kegiatan yang bersifat membangun dan menyampaikan pesan (isi tulisan atau isi pembicaraan) pada pihak lain, dalam hal ini pembaca dan pendengar. Sebagai penyampai pesan, kegiatan berbahasa itu menghadapkan pelakunya pada sejumlah keputusan yang harus di ambil. Keputusan itu berkenaan dengan topik, tujuan, isi informasi yang akan disampaikan, corak wacana, serta cara penyampaian

28

Suparno, dkk., Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2006), h.1.8. 29

yang disesuaikan dengan keadaan sasaran (pembaca dan pendengar).

Karena banyaknya kesamaan antara menulis dan berbicara, maka ketika kita belajar tentang bagaimana merencanakan sebuah tulisan, maka pada dasarnya kita juga belajar tentang cara menyiapkan sebuah pembicaraan. Menyiapkan menulis tak jauh berbeda dengan berbicara.oleh karena itu pula orang yang tulisannya tertata, biasanya pembicaraannya juga tertata. Namun demikian, di samping berbagai kesamaan tertadapat pula perbedaan mendasar antara menulis dan berbicara.30

Dokumen terkait