ATMega16
TUGAS AKHIR
Oleh
Rahayu Suci Arianti
20133010031
PROGRAM STUDI
D3 TEKNIK ELEKTROMEDIK
POLITEKNIK MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
i
ATMega16
TUGAS AKHIR
Oleh
Rahayu Suci Arianti
20133010031
PROGRAM STUDI
D3 TEKNIK ELEKTROMEDIK
POLITEKNIK MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
ii
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Politeknik Muhammadiyah Yogyakarta untuk Memenuhi
Sebagian Pesyaratan guna Memperoleh Gelar Ahli Madya D3 Program Studi
Teknik Elektromedik
Oleh
Rahayu Suci Arianti
20133010031
PROGRAM STUDI
D3 TEKNIK ELEKTROMEDIK
POLITEKNIK MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
iii
BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega16 Dipersiapkan dan disusun oleh
Rahayu Suci Arianti NIM. 20133010031
Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji
Pada tanggal : 24 Agustus 2016 Menyetujui,
Pembimbing I
Susilo Ari Wibowo, S.T.
NIK. 100 321
Pembimbing II
Inda Rusdia Sofiani, S.T, M.Sc. NIK. 1970503201604 183 013
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Elektromedik
iv
ALAT UKUR KADAR NITRIT UNTUK AIR BERSIH DAN AIR MINUM BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega16
Tugas Akhir ini Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Ahli Madya (A.Md)
Pada Tanggal 24 Agustus Tahun 2016
Nama Penguji Tanda Tangan
1. Ketua Penguji :Susilo Ari Wibowo, S.T. ...………
2. Penguji Utama :Iswanto, S.T., M.Eng. ………...
3. Sekretaris Penguji :Inda Rusdia Sofiani, S.T, M.Sc. ..……….
Yogyakarta, 20 Agustus 2016
Politeknik Muhammadiyah Yogyakarta
Direktur,
Dr. Sukamta, S.T., M.T.
v
yang pernah diajukan untuk memperoleh derajat Profesi Ahli Madya atau gelar
kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan penulis juga
tidak terdapat pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini serta disebutkan dalam daftar
pustaka.
Yogyakarta, 24 Agustus 2016
Yang menyatakan,
vi
S.W.T, setelah beberapa tahun belajar kini saya dapat menyelesaikan pendidikan diploma 3 dan menyelesaikan tugas akhir saya dengan penuh perjuangan dan
semangat. Seluruh pengalaman yang manis dan pahit selama menempuh pendidikan adalah jalan yang harus dilalui agar dapat dijadikan pelajaran hidup
untuk mempersiapkan diri menghadapi masa depan.
Mendapatkan suatu kelulusan adalah anugerah yang luarbiasa, mendapat gelar baru adalah suatu kehormatan dan tanggungjawab untuk menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain. Seluruh hal yang saya dapatkan adalah karunia Allah
dan atas dukungan dari kedua orang tua saya Ibu Siti Fatonah dan Bapak Sinang Agus Arianto yang tak pernah lelah mendoakan saya, memberikan nasihat, memberikan dukungan material, merawat saya dan mendengarkan keluh kesah
yang saya rasakan, juga kepada adikku tercinta Abdul Fattah yang selalu menghibur saya dan menjadi teman dalam kehidupan, semoga saya selalu dapat
dan mampu memberikan yang terbaik untuk mereka.
Atas dukungan dari rekan TEM B, Muhammad Nasrullah, Wiharja, Dian Lutfiani, Deliyana Harun, Fajar Ahmad, Flamy Puspa, Innes DIP, Hastiningsih, Bayu
Setyawan, Miladdina TB, Shohifah NI, Ika Nurcahyani, Muhammad Deni, Bambang, Rizky Wulandari, Dyannova Lesiska, Abdul Haris, Angger Maharesi, Diah Ayu, yang telah menjadi motivator, keluarga dan rekan satu kelas dikampus
serta rekan kelas TEM A atas kerjasama dan kekompakannya. Kepada dosen-dosen saya yang mulia, teruslah mengajarkan ilmu yang bermanfaat di kampus
vii
Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan taufik dan hidayahnya berupa akal pikiran sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “ALAT UKUR KADAR NITRIT UNTUK AIR BERSIH DAN AIR MINUM BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega16”. Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai syarat untuk mendapatkan kelulusan dengan gelar Ahli Madya.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad S.A.W. dan para sahabatnya yang telah menunjukan jalan kebenaran berupa keislaman serta menjauhkan kita dari zaman kebodohan dan menuntun kita menuju zaman yang terang dan penuh ilmu pengetahuan seperti sekarang ini. Semoga beliau selalu menjadi suri tauladan dan sumber inspirasi bagi kita semua.
Dalam melakukan penelitian dan penyusunan laporan tugas akhir ini penulis mendapat banyak bantuan dalam bentuk saran, dorongan, dan bimbingan dari banyak pihak. Oleh karena itu dengan segala hormat dan kerendahan hati perkenankan penulis mengucap banyak terimakasih kepada :
1. Bapak Susilo Ari Wibowo, S.T., selaku dosen pembimbing dari rumah sakit yang telah memberikan bimbingan terbaik untuk penulis baik itu dalam bidang materi maupun moril.
2. Ibu Inda Rusdia Sofiani, S.T., M.Sc, selaku dosen yang menjadi pembimbing tugas akhir penulis yang senantiasa sabar, ulet dan teliti di dalam proses bimbingan.
viii selama 3 tahun ini.
5. Bapak Tatiya Padang Tunggal, S.T., selaku Kepala Program Studi Teknik Elektromedik.
6. Seluruh dosen, staf dan karyawan program vokasi, terutama Prodi Teknik Elektromedik yang selalu memberikan bantuan dikala penulis menemukan kesulitan tentang perkuliahan, dan telah memberikan dorongan semangat untuk kuliah
7. Ibu Siti Fatonah, Bapak Sinang Agus Arianto, Adik Abdul Fattah beserta keluarga atas kasih sayang, do’a, dukungan, dan bimbingan yang tidak pernah ada kata lelah dan bosan. “Terimakasih telah menjadi panutan, menjadi guru, merawat tanpa pamrih dari penulis lahir sampai sekarang ini”.
Penulis menyadari bahwa laporan yang disusun ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun sehingga laporan yang penulis susun dapat lebih baik lagi. Akhir kata semoga laporan ini memberikan manfaat kepada kita semua. Amin.
Yogyakarta, 17 Agustus 2016
ix
HALAMAN JUDUL ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ... iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ………. iv
PERNYATAAN ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
ABSTRAK ... xvi
ABSTRACT ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar belakang ... 1
1.2. Identifikasi masalah ... 2
1.3. Batasan masalah ... 3
1.4. Rumusan masalah ... 3
1.5. Tujuan ... 3
x
1.6.1. Manfaat teoritis ... 4
1.6.2. Manfaat praktis ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1. Natrium Nitrit ... 6
2.1.1. Sifat fisika dan kimia natrium nitrit ... 8
2.1.2. Batasan penggunaan natrium nitrit ... 10
2.1.3. Mekanisme natrium nitrit di alam dan dalam tubuh ... 11
2.2. Light Dependent Resistor (LDR) ... 12
2.3. Light Emmiting Diode (LED) ... 14
2.4. Mikrokontroler ATMega16 ... 15
2.5. Liquid Crystal Display (LCD) ... 19
2.6. Bahasa Basic ... 21
BAB III METODE PENELITIAN ... 23
3.1. Diagram blok ... 23
3.2. Diagram alir ... 24
3.3. Diagram mekanis alat ... 27
3.4. Alat dan bahan pembuatan modul ... 28
3.5. Rangkaian ... 30
3.5.1. Power supply... 31
3.5.2. Minimum System ... 33
xi
3.9. Jenis penelitian ... 39
3.10. Variabel Penelitian ... 39
3.11. Tempat dan jadwal kegiatan penelitian ... 40
3.12. Definisi operasional ... 40
BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN ... 41
4.1. Spesifikasi alat ... 41
4.2. Tata cara pengujian ... 42
4.2.1. Pembuatan sampel dengan larutan baku nitrit ... 42
4.2.2. Pembuatan reagen/pereaksi... 43
4.2.3. Pengujian ... 43
4.3. Cara mengukur kadar nitrit ... 45
4.4. Uji kesesuaian modul dengan spektrofotometer ... 46
4.5. Hasil pembacaan sampel ... 48
4.6. Analisis Perhitungan ... 50
BAB V PENUTUP ... 51
5.1. Kesimpulan ... 51
5.2. Saran ... 52
xii
Tabel 3.1.Komponen rangkaian power supply……….…………. 29
Tabel 3.2.Komponen rangkaian minimum system………..………… 29
Tabel 3.3.Komponen rangkaian sensor…………..……… 30
Tabel 3.4.Daftar variabel pengukuran……….……… 38
Tabel 4.1.Percobaan dengan modul alat tugas akhir……….… 44
Tabel 4.2.Percobaan dengan spektrofotometer ………. 44
Tabel 4.3.Perbandingan pembacaan kadar nitrit pada spektrofotometer dan modul alat ………. 45
xiii
Gambar 2.2.Berbagai ukuran LDR……… 13
Gambar 2.3.Bagian-bagian LED……… 14
Gambar 2.4.ATMega16……….. 16
Gambar 2.5.Liquid Crystal Display (LCD)……… 19
Gambar 2.6.Aplikasi BASCOM dengan bahasa Basic……….. 21
Gambar 3.1.Diagram blok detektor nitrit untuk air bersih dan air minum berbasis mikrokontroler ATMega16………... 24
Gambar 3.2.Diagram alir detektor nitrit untuk air bersih dan air minum berbasis mikrokontroler ATMega16 (Bagian 1)……… 25
Gambar 3.3.Diagram alir detektor nitrit untuk air bersih dan air minum berbasis mikrokontroler ATMega16 (Bagian 2)……… 26
Gambar 3.4.Diagram mekanis detektor nitrit untuk air bersih dan air minum berbasis mikrokontroler ATMega16 ………. 27
Gambar 3.5. Rangkaian Tugas Akhir………... 30
Gambar 3.6. Skematik Power Supply……….. 31
Gambar 3.7. LayoutPower Supply………... 31
Gambar 3.8. Tata letak komponen Power Supply……….. 32
Gambar 3.9. Minimum System………. 33
Gambar 3.10. LayoutMinimum System………. 34
Gambar 3.11. Tata letak komponen Minimum System………. 35
xiv
Gambar 4.2. Grafik perbandingan Pembacaan Kadar Nitrit pada
xv I. ANALISIS PERHITUNGAN II. DAFTAR PROGRAM
III. JURNAL TENTANG NITRIT IV. DATASHEET LDR
V. DATASHEET LM7805 VI. DATASHEET ATMEGA16
VII. DOKUMENTASI PEMBUATAN ALAT
VIII. PERMENKES NO. 416 TAHUN 1990 Tentang: Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air
i ABSTRAK
RAHAYU SUCI ARIANTI 2013 301 0031
Salah satu parameter lingkungan yang baik adalah keberadaan air bersih yang sehat. Air yang sehat adalah air yang memiliki kandungan zat berbahaya dibawah nilai ambang batas yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui dinas kesehatan. Salah satu zat berbahaya bagi kesehatan yang biasa ditemukan dalam air adalah nitrit.
Nitrit adalah senyawa turunan nitrogen yang biasa ditemukan pada limbah industri, rumah dan pertanian. Limbah yang tercampur kedalam air kemudian membuat kadar nitrit menjadi semakin banyak. Jika nitrit terdapat dalam air minum, kemudian terminum oleh hewan atau manusia maka nitrit akan masuk kedalam pembuluh darah dalam tubuh kita yang menyebabkan methemoglobinemia, disamping itu nitrit juga disukai oleh bakteri pantogen seperti escherchia colli sehingga air minum tercemar dan menyebabkan diare.
Standar dan nilai ambang batas maksimal nitrit dalam air bersih adalah 1mg/L dan air minum adalah 3mg/L, untuk dapat mengetahui kelayakan air maka diperlukan alat uji. Oleh karena itu penulis membuat sebuah alat uji kadar nitrit dengan kadar 0,5–3 ppm dengan sensor LDR berbasis mikrokontroler ATMega16.
Berdasarkan hasil pengujian modul alat uji detektor kadar nitrit, dapat disimpulkan bahwa alat dapat mendeteksi nitrit dengan bantuan pereaksi asam sulfanilamide (SA) dan N-(1-naphthyl) ethylene diamine dihydrochloride (NED) diperoleh error <5%, sehingga alat diharapkan layak untuk digunakan.
ii
RAHAYU SUCI ARIANTI 2013 301 0031
One of the good environment parameter is the availability of clean and healthy water. Healthy water is the water which have less dangerous subtance under the maximum limit which the rules maked by the government. One of the dangerous substance in the water is nitrit which in certain level.
Nitrit is the derivative compound of nitrogen that usually found in industrial disposal, houses and farming. The disposal which mingle in the water then make the existence of the nitrit higher. The water with higher level of nitrit can caused methemoglibenia, on the other hand nitrit is the good place for pantogenic bactheria especially like eschercia colli. This condition lead the consumen to diarrhea.
The permitted standard and maximum limit of nitrit in the water for consumed is 1mg/L and in the clean water is 3mg/L, to know are the waters in a good quality, its need test utensils, with those reason writter make a test utensils for detection and knowing the quantity of nitrit 0,5-3ppm with LDR sensor and it will be controlled by ATMega16 Microcontroller.
Based on the riset of nitrit test utensils, the conclusion is nitrit test utensils can be use with adding reagen named sulfanilamide acid and N-(1-naphthyl) ethylene diamine dihydrochloride (NED) we get error <5%. The writter desire is nitrit test utensils properly to use.
1 BAB I PENDAHULUAN
Pada bab 1 penulis akan memaparkan latar belakang dan permasalahan yang
menjadi dasar pembuatan alat tugas akhir pada karya tulis ilmiah ini. Pada bab 1
akan dibahas identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan pembuatan alat dan
beberapa hal diantaranya:
1.1. Latar belakang
Jumlah penduduk dunia terus mengalami peningkatan, kepadatan
penduduk semakin dirasakan pada hampir sebagian besar daerah di dunia,
sehingga setiap negara berusaha untuk mendapatkan jalan keluar dari masalah
yang ditimbulkan dari kepadatan penduduk seperti ketersediaan air bersih.
Semakin banyak kegiatan manusia maka semakin banyak sampah dan
limbah yang dikeluarkan. Pada negara berkembang seperti Indonesia, masih
banyak kekurangan dalam pengelolaan lingkungan dan tata ruang sehingga
masih banyak lingkungan dan daerah tidak sehat yang memiliki tingkat
pencemaran air tinggi.
Salah satu indikasi pencemaran air adalah keberadaan kandungan nitrit
yang melebihi nilai ambang batas. Nitrit sangat berbahaya untuk tubuh
manusia khususnya bagi bayi di bawah umur 3 bulan, karena dapat
mengikat haemoglobin (Hb) darah sehingga menghalangi ikatan Hb dengan
oksigen [1].
Pemerintah telah mengatur penggunaan air sebagai air bersih dalam
PERMENKES RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 adalah kadar maksimal
nitrit sebagai N adalah 1 mg/L, dan mengatur penggunaan air sebagai air
minum dalam PERMENKES RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010, salah
satunya adalah kadar maksimal nitrit sebagai NO2- sebanyak 3 mg/L.
Berdasarkan peraturan pemerintah tentang batas nitrit pada air bersih dan air
minum serta bahaya dari konsumsi nitrit, penulis berpendapat bahwa untuk
mengetahui kadar nitrit dengan konsentrasi yang jelas, diperlukan sebuah alat
ukur yang dapat digunakan untuk mengetahui kadar nitrit pada air bersih dan
air yang digunakan untuk minum.
Untuk membantu menganalisa jumlah nitrit dalam air bersih dan air
minum, maka pada proposal tugas akhir ini penulis mencoba
menggembangkan alat ”ALAT UKUR KADAR NITRIT PADA AIR BERSIH
DAN AIR MINUM BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega16”
menggunakan sensor (Light Dependent Resistor) LDR.
1.2. Identifikasi masalah
Masyarakat belum mampu mengetahui dengan pasti secara kasat mata
1.3. Batasan masalah
Pada proposal tugas akhir ini permasalahan yang akan diuraikan pada alat
Detektor Nitrit denganakan dibatasi pada:
a. Mendeteksi keberadaan kandungan nitrit secara semikuantitatif pada
kadar ± 0,5 – 3 ppm.
b. Menggunakan botol 10 ml sebagai tempat ukur sampel.
c. Menggunakan campuran reagen asam sulfaniamid (sulfanilamide acid)
dan N-(1-naphthyl) ethylene diamine dihydrocloride (NED).
d. Alat yang digunakan membaca warna dari zat yang diduga memiliki
kandungan nitrit yang dicampurkan dengan suatu reagen dalam waktu 90
menit.
1.4. Rumusan masalah
Pencemaran air dapat menimbulkan penyakit akibat terdapatnya zat
berbahaya seperti nitrit, oleh karena itu untuk mengetahui kadar nitrit pada air
diperlukan alat untuk mengukur parameter tersebut.
1.5. Tujuan
1.5.1. Tujuan Umum
Merancang alat penguji kadar nitrit dengan LDR yang dapat
digunakan untuk mendeteksi kadar nitrit secara semikuantitatif.
1.5.2. Tujuan Khusus
1.5.2.1. Membuat perangkat keras (hardware) alat terdiri dari:
a. Power supply tegangan 5VDC.
b. Penyusun sensor cahaya (LDR)
c. Minimum system
d. Display kadar nitrit (LCD)
e. Box alat.
1.5.2.2. Membuat perangkat lunak (software) berupa program untuk
membaca sensor LDR dan kepekatan reagen untuk
menghitung kadar nitrit.
1.6. Manfaat
1.6.1. Manfaat teoritis
a. Menambah pengetahuan tentang definisi dan sifat bahan nitrit yang
masuk dalam kelompok ilmu sains serta menambah pengetahuan di
bidang elektronika yaitu pengetahuan tentang bagian dan cara kerja
sensor LDR, Analog to Digital Converter (ADC) di dalam
mikrokontroler.
b. Mengenal bahasa pemrograman yang digunakan untuk
memberikan tampilan LCD, pengunaan mikrokontroler berbasis
ATMega16 untuk mendeteksi kepekatan warna sampel yang
c. Merintis sebuah penelitian di bidang peralatan laboratoriun klinik
yang berguna bagi masyarakat dan mudah digunakan sehingga
berperan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
1.6.2. Manfaat praktis
a. Dalam bidang kesehatan penulis mampu mengembangkan alat
penguji kadar nitrit yang sederhana serta memberikan
kemudahan analisis nitrit.
b. Dalam bidang elektronika penulis dapat mengimplementasikan
penerapan sensor cahaya pada sebuah alat serta mampu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab 2 akan dibahas beberapa komponen dan bahan pembuatan tugas
akhir. Beberapa bagian yang akan dibahas pada tinjauan pustaka diantaranya
yaitu:
2.1. Natrium Nitrit
Nitrit merupakan bentuk nitrogen yang hanya sebagian teroksidasi. Nitrit
tidak ditemukan dalam air limbah yang segar, melainkan dalam limbah yang
sudah basi atau lama. Nitrit tidak dapat bertahan lama dan merupakan
keadaan sementara proses oksidasi antara amoniak dan nitrat. Nitrit
bersumber dari bahan-bahan yang bersifat korosif dan banyak dipergunakan
di pabrik-pabrik. Nitrit tidak tetap dan dapat berubah menjadi amoniak atau
dioksidasi menjadi nitrat. Pengaruh nitrit pada kesehatan manusia yaitu, dapat
menyebabkan methamoglobinemia dan efek racun kandungan nitrit dalam air
lebih besar dari 0 (nol) mg/l.
Nitrit sangat berbahaya untuk tubuh manusia khususnya bagi bayi di
bawah umur 3 bulan, karena dapat menyebabkan methaemoglobinemia yaitu
kondisi di mana nitrit akan mengikat haemoglobin (Hb) darah sehingga
menghalangi ikatan Hb dengan oksigen. Dalam UU No 82 tahun 2001
mengenai kualitas air dan pengendalian pencemaran air, disebutkan bahwa
baku mutu cemaran nitrat sebagai N sebesar 0,06 mg/l (Prabowo, 2016).
Nitrit dapat teroksidasi lebih lanjut oleh oksihemoglobin [HbFe(II)O2]
membentuk nitrat dan metamoglobin (MetHb). Perlu diperhatikan NO dapat
berekasi secara langsung dengan oksihemoglobin menghasilkan nitrat dan
metamoglobin, dan reaksi tersebut dapat terjadi pada pembuluh darah arteri
maupun vena.
Waktu yang dibutuhkan untuk mengeluarkan nitrit dan nitrat secara
sempurna dari saluran cerna menuju urin berkisar 12 jam hingga 3 hari,
tergantung pada kadar persenyawaan tersebut dan fungsi ginjal. Pada orang
sehat, dengan konsumsi pangan rendah nitrit dan nitrat (210 µmol/hari) maka
sekitar 50% nitrit dalam urin yang dikeluarkan berasal dari seluruh hasil
sintesis NO dari dalam tubuh (Jobgen, 2007).
Adanya nitrit (NO2) dalam air minum/air bersih dapat di deteksi dan di
analisa. Dalam hal ini nitrit di tentukan secara koorimetris dengan alat
spektrofotometer. Pada pH 2.0 sampai 2.5 nitrit bereaksi dengan diazo asam
sulfanilik (sulfanilamid) dan N-(1-naftil)etilendiamin dihidroklorida atau
Naftilamin. Akan terbentuk senyawa berwarna ungu atau merah atau ungu
kemerah-merahan. Warna tersebut mengikuti hukum Lambert-Beer dan
menyerap sinar dengan panjang gelombang 543 nm. Metode kolorimetri
seperti ini sangat peka sehingga biasanya perlu pengenceran sampel.
Analisa nitrit ini dapat terganggu oleh ion-ion lain dan akan memberikan
hasil yang tidak akurat. Ion-ion pengganggu tersebut antara lain adalah
kation-kation Fe3+, Pb2+, Hg2+, Ag2+, Sb3+, Au3+, dan anion PtCl62-, dan VO3
proses analisa. Tetapi ion-ion tersebut dapat dihilangkan dengan zat
pereduksinya masing-masing.
Analisa nitrit dan penentuan kadar nitrit harus dilaksanakan segera setelah
pengambilan sampel sebab nitrit ini dioksidasi dengan cepat oleh oksigen
bebas yang terlarut dalam air dan bakteri–bakteri nitrifikasi menjadi nitrat.
Penyimpanan sampel air untuk analisa nitrit dilakukan selama paling lama 2
hari. Prosedurnya adalah sampel dibekukan pada temperatur –20O C dalam
freezer, atau tambahkan 40 mg HgCl2/liter sampel dan didinginkan pada suhu
4OC di kulkas.
Seperti juga nitrat maupun ammonia, nitrit memiliki sifat toksik bagi
makhluk hidup seperti hewan dan manusia. Jika nitrit terdapat dalam air
minum, kemudian terminum oleh hewan atau manusia maka nitrit akan
masuk kedalam pembuluh darah dalam tubuh kita yang menyebabkan
methemoglobinemia. Methemoglobinemia ini menghalangi Hb untuk
mengikat O2 dan menimbulakn blue baby syndrome (tubuh menjadi berwarna
kebiru-biruan). Nitrit ini juga berfungsi sebagai inhibitor korosi. Selain itu,
nitrit dapat membentuk senyawa nitrosamin senyawa ini dapat menimbulkan
kanker. Sumber-sumber nitrit adalah dari air buangan industri maupun air
buangan domestik (Nasution, 2013).
2.1.1. Sifat fisika dan kimia natrium nitrit
Di perairan alami, nitrit (NO2) ditemukan dalam jumlah yang
sangat sedikit, lebih sedikit daripada nitrat, karena bersifat tidak stabil
(intermediate) antara amonia dan nitrat (nitrifikasi) dan antara nitrat
dengan gas nitrogen (denitrifikasi) yang berlangsung pada kondisi
anaerob.
Pada denitrifikasi, gas N2 dilepaskan dari dalam air ke udara.
Keberadaan nitrit menggambarkan berlangsungnya proses biologis
perombakan bahan organik yang memiliki kadar oksigen terlarut
sangat rendah. Sumber nitrit dapat berupa limbah industri dan limbah
domestik. Kadar nitrit pada perairan relatif kecil karena segera
dioksidasi menjadi nitrat. Di perairan, kadar nitrit jarang melebihi 1
mg/liter. Bagi manusia dan hewan, nitrit bersifat lebih toksik dari pada
nitrat.
Garam-garam nitrit digunakan sebagai penghambat terjadinya
proses korosi pada industri. Pada manusia, konsumsi nitrit yang
berlebihan dapat mengakibatkan terganggunya proses pengikatan
oksigen oleh hemoglobin darah, yang selanjutnya membentuk
met-hemoglobin yang tidak mampu mengikat oksigen. Selain itu, NO2 juga dapat menimbulkan nitrosamin (RR’N –NO) pada air buangan tertentu
yang dapat menyebabkan kanker. Penetapan nitrogen pada umumnya
digunakan sebagai pengontrol derajat purifikasi yang terjadi pada
pengolahan biologis.
Metode Reaksi Diazotasi–Spectrofotometri merupakan metode
yang digunakan untuk pemeriksaan nitrit. Metode ini menggunakan
hydrocloride. Reaksi antara reagen dan nitrit terjadi pada suasana asam
dan ditentukan secara kolorimetris menggunakan spektrofotometer.
Pada pH 2 sampai 2,5, nitrit berikatan dengan hasil reaksi antara diazo
asam sulfanilik danv N-(1-naftil)-etilendiamin dihydrocloride
membentuk celupan berwarna ungu kemerah-merahan. Warna tersebut
mengikuti hukum Beer-Lambert dan menyerap sinar dengan panjang
gelombang 543 nm. Hasil yang diperoleh akan dibandingkan warnanya
dengan warna standar (Juanda, 2012).
2.1.2. Batasan penggunaan natrium nitrit
Baku mutu air minum untuk paRAMeter nitrat sangat ketat
karena nitrat dapat direduksi menjadi nitrit dalam air liur manusia dan
dalam saluran usus bayi selama 6 bulan pertama kehidupan. Nitrit
mengoksidasi zat besi dalam hemoglobin darah dari ferrous iron (Fe2+)
ke ferric iron (Fe3+). Senyawa yang dihasilkan, methemoglobin, yang
tidak dapat membawa oksigen dan dapat menyebabkan kondisi
kekurangan oksigen pada darah yang disebut methemoglobinemia. Hal
ini berbahaya terutama pada bayi (blue baby syndrome) karena total
volume darah mereka kecil. Ada beberapa peraturan yang mengatur
baku mutu untuk nitrat dan nitrit yaitu:
a. PP No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
b. Kadar maksimun yang diperbolehkan untuk nitrat dan nitrit dibagi
mg/l sedangkan untuk kelas 3-4 kadar maksimumnya 20
mg/l. Nitrit untuk Kelas 1-3 kadar maksimumnya 0,06 mg/l
sedangkan untuk kelas 4 tidak dipersyaratkan.
c. Permenkes No 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum
d. Nitrit dan nitrat termasuk paRAMeter yang berhubungan langsung
dengan kesehatan dan kadar maksimum yang diperbolehkan untuk
Nitrit (sebagai NO2–) adalah 3 mg/l dan Nitrat (sebagai NO3–)
adalah 50 mg/l.
e. Kepmen LH No 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut
f. Kadar maksimum yang diperbolehkan untuk Nitrat (sebagai NO3–
-N) adalah 0,008 mg/l.
2.1.3. Mekanisme natrium nitrit di alam dan dalam tubuh
Di alam, menurut siklusnya bakteri akan mengubah nitrogen
menjadi nitrat yang kemudian digunakan oleh tumbuh-tumbuhan.
Hewan yang memakan tumbuh-tumbuhan kemudian menggunakan
nitrat untuk menghasilkan protein di dalam tubuh. Setelah itu, nitrat
akan dikeluarkan kembali ke lingkungan dari kotoran hewan tersebut.
Mikroba pengurai kemudian mengubah nitrat yang terdapat dalam
bentuk amoniak menjadi nitrit. Selain itu, nitrat juga diubah menjadi
nitrit pada traktus digestivus manusia dan hewan. Setelah itu bakteri
Tetapi apabila jumlah nitrit ataupun nitrat yang berada di suatu
lingkungan melebihi kadar normal maka siklus ini tidak akan dapat
berjalan sebagaimana mestinya. Aktifitas pertanian yang dilakukan
manusia telah banyak meningkatkan kadar nitrat dilingkungan karena
penggunaan pupuk yang berlebihan. Nitrat dan nitrit sangat mudah
bercampur dengan air dan terdapat bebas didalam lingkungan.
Mekanismenya dalam tubuh belum diketahui, tetapi diduga bahwa
nitrit bereaksi dengan gugus sulfhidril dan membentuk senyawa yang
tidak dapat dimetabolisasi oleh mikroba dalam keadaan anaerob.
Dalam daging, nitrit akan membentuk nitroksida yang dengan pigmen
daging akan membentuk nitrosomioglobin yang berwarna merah cerah.
Pembentukan nitrooksida akan terlalu banyak bila hanya menggunakan
garam nitrit, karena itu biasanya digunakan campuran garam nitrat dan
garam nitrit. Kerja nitrit pada pada pada pengawetan daging dipandang
melibatkan pembentukan toksin oleh bakteri clostridium botulinum,
faktor penting dalam memastikan keamanan produk daging awetan.
Kekhawatiran utama mengenai pemakaian nitrit timbul ketika
diketahui bahwa amina sekunder dalam makanan dapat bereaksi
membentuk nitrosamina.
2.2. Light Dependent Resistor (LDR)
Sebuah light dependent resistor terdiri dari sebuah piringan bahan
atau dibawah cahaya yang redup, bahan piringan hanya mengandung elektron
bebas dalam jumlah yang relatif sangat kecil. Hanya tersedia sedikit elektron
bebas untuk mengalirkan muatan listrik. Hal ini berarti bahwa bahan bersifat
sebagai konduktor yang buruk untuk arus listrik. Dengan kata lain, nilai
tahanan bahan sangat tinggi.
Dibawah cahaya yang cukup terang, lebih banyak elektron dapat
melepaskan diri dari atom-atom bahan semi konduktor ini. Terdapat lebih
banyak elektron bebas yang dapat mengalirkan muatan listrik (Bishop, 2004).
Fotoresistor adalah komponen elektronika yang resistansinya akan
menurun jika ada perubahan intensitas cahaya yang mengenainya.
Fotoresistor dibuat dari semikonduktor beresistansi tinggi. Jika cahaya/foton
dengan frekuensi yang cukup tinggi diserap oleh semikonduktor
menyebabkan elektron dengan energi yang cukup untuk meloncat kepita
konduksi. Elektron bebas yang dihasilkan akan mengalirkan listrik, sehingga
menurunkan resistansinya. Besar tahanan LDR/fotoresistor dalam kegelapan
mencapai jutaan ohm dan turun sampai beberapa ratus ohm dalam keadaan
[image:33.595.133.509.280.433.2]Gambar 2.3. Bagian-bagian LED
terang. LDR dapat digunakan dalam suatu jaringan kerja pembagi potensial
yang menyebabkan terjadinya perubahan tegangan jika sinar yang datang
berubah (USU, 2016).
2.3. Light Emmiting Diode (LED)
LED adalah salah satu jenis dioda yang dapat menghasilkan cahaya. LED
dapat menghasilkan cahaya berbagai macam warna tergantung dari jenisnya.
Warna yang umum dihasilkan adalah merah, kuning, hijau, biru atau ungu,
dan putih. Sama halnya dengan diode, LED mempunyai 2 kaki yaitu kaki
anoda yang dihubungkan dengan tegangan positif dan kaki katoda yang
dihubungkan dengan tegangan negatif. Untuk lebih mudah menghafalkan
sering digunakan singkatan KNAP (katoda negatif anoda positif). Adapun
kaki dan simbol led dapat dilihat pada gambar. Arus maksimum yang dapat
diterima oleh LED adalah sekitar 20 mA (miliampere). Pada aplikasi
mikrokontroler yang digunakan kaki anoda dihubungkan dengan tegangan
Vcc, dan kaki katoda dihubungkan dengan port mikrokontroler. Skema
simbol Port yang bersangkutan, seperti Port A, Port B, Port C, ataupun Port
D (Arifin, 2014).
LED terbuat dari berbagai material setengah penghantar campuran
seperti misalnya gallium arsenide fosfida (GaAsP), gallium fosfida (GaP),
dan gallium aluminium arsenida (GaAsP).
Sebuah LED membutuhkan arus sekitar 20 mA untuk memancarkan
cahaya dengan kecerahan maksimum, meskipun arus sekecil 5mA masih
dapat menghasilkan cahaya yang tampak jelas. Jatuh tegangan maju sebuah
LED rata-rata adalah 1,5volt sehingga pasokan tegangan 2volt dapat
menyalakan sebagian besar LED dengan kecerahan maksimum. Dengan
level-level tegangan lebih tinggi, LED dapat terbakar apabila tegangan maju
yang diberikan melebihi 2volt. Diperlukan sebuah sambungan resistor
pembatas arus secara seri ke sebuah LED. LED sangat ideal untuk digunakan
sebagai lampu indikator karena hanya membutuhkan arus listrik yang relatif
sangat kecil dibandingkan dengan lampu-lampu filamen. Hal ini menjadikan
LED sangat cocok untuk digunakan pada perangkat-perangkat yang
digerakan oleh baterai, dimana penggunaan lampu filamen akan segera
menghabiskan daya yang tersedia (Bishop, 2004).
2.4. Mikrokontroler ATMega16
Mikrokontroler adalah sebuah rangkaian terpadu tunggal, dimana semua
blok rangkaian yang kita jumpai sebagai unit-unit terpisah di dalam sebuah
Terdapat ratusan jenis mikrokontoler yang berbeda, yang tersedia di
pasaran. Sedemikian beragamnya, sehingga cukup sulit bagi kita untuk
mengatakan jenis mana yang merupakan jenis ‘tipikal’(Bishop, 2004).
Perbedaan yang menonjol antara mikrokomputer dengan mikrokontroler
(SCM) adalah pada penggunaan perangkat I/O dan media penyimpanan
program. Bila mikrokomputer menggunakan disket atau harddrive lainnya
maka mikrokontroler menggunakan EPROM sebagai penyimpan programnya.
Sedangkan keuntungan mikrokontroler dibandingkan denga mikroprosesor
adalah pada mikrokontroler terdapat RAM dan peralatan I/O pendukung
sehingga tidak perlu menambahkannya (Iswanto, 2015).
Salah satunya mikrokontroler ATMega16 yang menggunakan arsitektur
Harvard, yang memisahkan memori program dari memori data, baik bus
[image:36.595.210.384.262.516.2]dilakukan secara bersamaan (concurrent). Secara garis besar mikrokontroler
ATMega16 terdiri dari :
1. Arsitektur RISC dengan throughput mencapai 16 MIPS pada frekuensi
16Mhz.
2. Memiliki kapasitas flash memori 16Kbyte.
3. EPROM 512 Byte, EPROM adalah memori untuk menyimpan data yang
bersifat sementara (Hari, 2012). Data dalam ROM tidak akan terhapus
meskipun daya dimatikan. Oleh karena itu ROM dapat digunakan untuk
menyimpan program. Ada beberapa jenis ROM antara lain ROM murni,
PROM, EPROM, EAPROM (Iswanto, 2015).
4. SRAM 1Kbyte. Saluran I/O 32 buah, yaitu PortA, PortB, PortC, dan PortD.
PortA sebagai input analog ke A/D converter, selain itu PortA juga sebagai
8-bit bi-directional port I/O seperti PortB, PortC dan portD. Pin-pin port
dapat menyediakan resistor internal pull-up. Ketika seluruh port digunakan
sebagai input dan pull eksternal yang rendah akan menjadi sumber arus jika
resistor–resisstor pullup diaktifkan. Pin-pin pada port adalah tristate ketika
kondisi reset menjadi aktif sekalipun clock tidak aktif (Iswanto, 2015).
5. Central Processing Unit (CPU) yang terdiri dari 32 buah register. CPU
terdiri atas dua bagian yaitu unit pengendali (CU) serta unit aritmatika dan
logika (ALU). Fungsi utama unit pengendali adalah untuk mengambil,
mengkode dan melaksanakan urutan instruksi sebuah program yang
tersimpan dalam memori, sedangkan unit aritmatika dan perhitungan
program (Iswanto, 2015). Setiap program yang kita buat selalu melibatkan
SFR (Special Function Register) misalnya untuk mengoperasikan dan
mengatur kerja timer, ADC atau peripheral lainnya dilakukan dengan
menentukan niali-nilai di SFR (Hari, 2012).
6. User interupsi internal dan eksternal port antarmuka SPI dan port USART
sebagai komunikasi serial
7. Fitur Peripheral
a. Dua buah 8-bit timer/counter dengan prescaler terpisah dan mode
compare.
b. Satu buah 16-bit timer/counter dengan prescaler terpisah, mode
compare, dan modecapture.
c. Real time counter dengan osilator tersendiri.
d. Empat kanal PWM dan Antarmuka komparator analog
e. 8 kanal, 10 bit ADC.Penggunaan ADC dilakukan dengan mengatur
beberapa SFR sebagai ADCH, ADCL untuk menampung data digital
hasil konversi. ATMega 16 mempunyai ADC 10 bit yang artinya
kisaran nilai digital yang dimiliki anatara 0-1023 (0x00 – 0x3FF).
Perhitungan konversi tegangan input (Vin) menjadi nilai digital menurut
persamaan dengan Vref adalah tegangam referensi intuk konversi (Hari,
2012). ADC = (Vin x 1024)/Vref.
2.5. Liquid Crystal Display (LCD)
LCD adalah sebuah perangkat penampil data yang terbuat dari titik-titik
matrix kristal cair. LCD didesain untuk menampilkan hasil dari perhitungan
mikrokontroler. Pada desainnya, LCD berukuran 16x2 memiliki lampu
belakang. Driver LCD dapat menampilan karakter alfanumerik, karakter
bahasa Jepang (katakana) dan beberapa simbol. Pengendali LCD terdiri dari
sebuah ROM pembentuk karakter berukuran 9920 bit yang membangkitkan
240 karakter terdiri dari 208 karakter dengan resolusi 5x8 titik (dot, pixel) dan
32 krakter dengan 5x10 titik. Pengendali LCD juga memiliki RAM pembentuk
karakter yang dapay menyimpan 64 karakter 8 bit (Chamim, 2016).
LCD bekerja dengan cara menampilkan data yang dibuat dengan
teknologi CMOSlogic yang bekerja dengan tidak menghasilkan cahaya tetapi
memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya terhadap front-lit atau
[image:39.595.179.434.240.427.2]mentransmisikan cahaya dari back-lit.
Material LCD adalah lapisan dari campuran organik antara lapisan kaca
bening dengan elektroda transparan indium oksida dalam bentuk tampilan
seven-segment dan lapisan elektroda pada kaca belakang. Ketika elektroda
diaktifkan dengan medan listrik (tegangan), molekul organik yang panjang
dan silindris menyesuaikan diri dengan elektroda dari segmen. Cahaya yang
dipantulkan tidak dapat melewati molekul-molekul yang telah menyesuaikan
diri dan segmen yang diaktifkan terlihat menjadi gelap dan membentuk
karakter data yang ingin ditampilkan.
LCD memiliki keunggulan dalam artian bahwa tampilan yang
diperlihatkan dapat dibaca dengan mudah dibawah terang sinar matahari.
Keunggulan lainnya dari piranti ini, berkaitan dengan perangkat-perangkat
portable, adalah bahwa LCD hanya menarik arus sebesar beberapa mikro
ampere (Bishop, 2004).Didalam sebuah LCD terdapat:
a. Display Data Random Access Memory (DDRAM) merupakan memori
tempat karakter yang akan ditampilkan berada.
b. Character Generator Random Access Memory (CGRAM) merupakan
memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana bentuk dari
karakter dapat diubah-ubah sesuai dengan keinginan.
c. Character Generator Read Only Memory (CGROM) merupakan memori
untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana pola tersebut
merupakan karakter dasar yang sudah ditentukan secara permanen oleh
sesuai alamat memorinya dan tidak dapat merubah karakter dasar yang ada
dalam CGROM.
2.6. Bahasa Basic
Pada bahasa Basic terdapat beberapa bagian yang perlu diketahui terlebih
dahulu untuk mendukung pembuatan program seperti:
2.6.1.Tipe Data
Tipe data mempengaruhi setiap instruksi yang akan dilaksanakan
oleh komputer. Pemilihan tipe data yang tepat akan membuat operasi
dta menjadi lebih efisien dan efektif (Iswanto, 2008). Contohnya Byte
dengan jangkauan 0-255, Integer dengan jangkauan -32,768 – 32,767,
Single dengan jangkauan 1,5x10^-45 – 3,4x10^38 dan masih banyak
jenis tipe data lain.
2.6.2.Konstanta
Adalah nilai yang tidak dapat diubah selama proses program
[image:41.595.212.433.207.387.2]berlangsung. Konstanta bernilai selalu tetap. Konstanta harus Gambar 2.6. Aplikasi BASCOM dengan bahasa
didefinisikan terlebih dahulu di awal program (Iswanto, 2008).
Contohnya A=10, C=2.6 dan lain-lain.
2.6.3.Variabel
Adalah suatu pengenal (identifier) untuk mewakili suatu nilai tertentu di
dalam proses program. Nilai variabel dapat diubah sesuai kebutuhan,
juga nama variabel yang dapat ditentukan sendiri oleh pemrogram.
2.6.4.Deklarasi
Diperlukan bila kita akan menggunakan pengenal (identifier) dalam
program. Identifier dapat berupa variabel, konstanta dan fungsi. Seperti
Dim S As Integer, Dim Z As Byte dan lain-lain (Iswanto, 2008).
2.6.5. Operator aritmatika
Operator aritmatika yang disediakan bahasa Basic adalah perkalian,
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Diagram blok
Sampel air yang akan diperiksa diambil sebanyak 50 ml, sampel terlebih
dahulu direaksikan dengan campuran pereaksi sulfanilamide acid dan
N-(1-naphthyl) ethylenediaminedihydrochloride (NED) sebanyak 2 ml.
Sampel yang telah diberikan pereaksi dikocok dan diamkan selama 90
menit. Sampel yang memiliki kadar nitrit akan berubah warna menjadi merah
keunguan. Setelah 90 menit sampel diambil sebanyak 10 ml ke dalam botol
uji.
Untuk memulai pengujian kadar nitrit siapkan alat uji, kemudian masukan
botol uji kedalam tempat yang sudah tersedia di dalam alat. Tekan tombol ON,
LDR akan menghasilkan perbedaan tegangan listrik akibat perbedaan
resistansi yang dipengaruhi oleh kepekatan warna sampel. Keluaran LDR
kemudian masuk kedalam mikrokontroler dan diolah dalam bentuk tegangan.
Mikrokontoler kemudian dihubungkan pada LCD untuk menampilkan nilai
tegangan. Dari nilai tegangan yang didapat, data pengujian tegangan diolah
menjadi data berbentuk kadar (ppm) dan ditampilkan dalam LCD.
Tekan tombol RESET untuk mengulangi pengujian, atau tekan tombol
OFF untuk mengakhiri pengujian.
Gambar 3.1. Diagram blok detektor nitrit untuk air bersih dan air minum berbasis mikrokontroler ATMega16.
3.2. Diagram alir
Pertama sampel dimasukan kedalam alat, kemudian jika tombol ON
ditekan alat akan menginisialisasi tegangan referensi, keluaran sensor dan
LDC. Pada permulaan LCD akan menampilkan nama alat, kemudian sinar
LED menyinari sampel yang telah direaksikan sehingga terjadi perbedaan
resistansi pada LDR, tegangan dari sensor LDR dibaca kemudian dimasukan
ke dalam persamaan yang dibuat didalam program untuk menampilkan kadar
pada pada LCD.
RESET
CATU DAYA
HASIL CAMPURAN (BERWARNA)
ATMEGA 16
LDR
LCD
LED
Gambar 3.2.Diagram alirdetektor nitrit untuk air bersih dan air minum berbasis mikrokontroler ATMega16. (Bagian 1)
N
N
Vout = Sensor(1) * tegangan referensi / bit
END
Y
BEGIN
Inisialisasi Tegangan referensi = 4,7 Bit = 1024 LCD
Sensor(1) = ADC Tekan ON
Baca Sensor
Y
Gambar 3.3.Diagram alirdetektor nitrit untuk air bersih dan air minum berbasis mikrokontroler ATMega16. (Bagian 2) Y Vout <= 1.1000 Vout >= 1.1001 AND <= 1.2400 Vout >= 1.2401 AND <= 1.3090 Vout >= 1.3091 AND <= 1.3870 Vout >= 1.3871 AND <= 1.5470 Vout >= 1.5471 AND <= 1.7640 Vout >= 1.7641 Kadar <0,5 Ppm Kadar 0,5
– 1 Ppm
Kadar 1–
1,5 Ppm
Kadar 1,5–
2 Ppm
Kadar 2–
2,5 Ppm
Kadar 2–
2,5 Ppm Kadar >3 Ppm Tampilan LCD END N N
Y Y
N N
Y Y
N N
Y Y
3.3. Diagram mekanis alat
Modul alat ini berbentuk kubus dengan panjang 18 cm, lebar 10 cm dan
tinggi 9 cm.
Gambar 3.4. Diagram mekanisme detektor nitrit untuk air bersih dan air minum berbasis mikrokontroler ATMega16.
TEMPAT SAMPEL
TEMPAT RANGKAIAN
Konektor Downloader
Plug in 220V Fuse
Tampak Belakang Reset
ON / OFF
LCD
TEMPAT SAMPEL TEMPAT
RANGKAIAN
[image:47.595.157.505.253.668.2]3.4. Alat dan bahan pembuatan modul
Untuk membuat alat penguji kadar nitrit, perlu disiapkan berbagai alat dan
bahan yang dipertimbangkan dari fungsi, karakteristik dan ketersediaan di
pasar. Maka dari itu penulis menggunakan beberapa alat diantaranya:
a. Toolset
b. Stop kontak
c. Gondorukem
d. Uang logam
e. Lotion anti nyamuk
f. Plastik mika
g. Netbook / PC
h. Aplikasi Proteus
i. Tenol
j. Atraktor
k. Gerinda
l. Pembolong PCB
m.Spidol permanen
n. Kertas pasir/amplas
o. Feriklorit
p. Penggaris
q. Gunting
r. Cutter
Bahan-bahan yang diperlukan untuk pembuatan rangkaian adalah
a. Pembuatan power supply 5 volt dengan komponen sebagai berikut :
b. Minimum system untuk ATMega16 dengan komponen sebagai berikut:
1 Transformator 1 ampere 1 buah
2 Terminal Block 3 lubang 1 buah
3 Dioda 1N4007 2 buah
4 Resistor 1K5 1 buah
5 Kapasitor 2200mikroF 1 buah
6 Kapasitor 220mikroF 1 buah
7 Kapasitor 104 F 1 buah
8 LED 1 buah
9 LM7805 1 buah
10 Transistor TIP3055 1 buah
11 Pin sisir 2 buah
12 PCB 1 buah
1 Pin sisir 58 buah
2 Resistor 330 ohm 1 buah
3 Mutiturn 2 buah
4 LED 1 buah
5 Resistor 10K 1 buah
6 Kapasitor 22pF 2 buah
7 Kapasitor 100nF 1 buah
8 Crystal 1 buah
9 Tombol reset 1 buah
[image:49.595.166.458.183.387.2]10 Tombol start 1 buah
Tabel 3.1. Komponen rangkaian power supply
[image:49.595.163.459.487.673.2]c. Sensor cahaya dengan LDR dengan komponen sebagai berikut:
1 LDR 1 buah
2 Resistor 22K 1 buah
3 Resistor 100 ohm 1 buah
4 LED 1 buah
5 Pin sisir 3 buah
3.5. Rangkaian
Berikut adalah rangkaian minimum system yang dihubungkan dengan
[image:50.595.166.462.160.271.2]sensor dan LCD:
Tabel 3.3. Komponen rangkaian sensor cahaya
[image:50.595.136.503.397.635.2]3.5.1. Power supply
Rangkaian power supply adalah rangkaian yang berfungsi untuk
memberikan sumber tegangan yang dibutuhkan oleh rangkaian pada
modul alat.
Pada rangkaian power supply tegangan masuk melalui
transformator stepdown, kemudian diberikan komponen dioda untuk
menyearahkan arus AC menjadi DC. Setelah menjadi arus DC
tegangan distabilkan oleh beberapa komponen lain seperti kapasitor.
Sebagai pengatur tegangan 5V digunakan LM7805. Transistor pada
rangkaian diatas berfungsi sebagai penguat arus dan saklar elektrik,
transistor TIP3055 adalah transistor jenis NPN yang akan bekerja
apabila arus yang mengalir pada basis lebih kecil dari pada arus yang
mengalir dari kolektor ke emitor. Power Supply dilengkapi dengan
LED sebagai lampu indikator, karena LED membutuhkan arus yang
cukup kecil maka diperlukan resistor sebagai resistan sesuai dengan
[image:51.595.213.499.281.382.2]dari keluaran dioda, I adalah arus yang diperlukan oleh LED dan R
adalah nilai resistor yang dibutuhkan.
Tegangan pada keluaran dioda adalah 11,9 volt sebagai V, pada
LED agar dapat menyala terang adalah 15 mA adalah I, maka nilai R
yang diperlukan adalah:
R = V / I
R = 11,9 / 0,015
R = 793,3 ohm.
[image:52.595.173.465.285.697.2]Gambar 3.9. Minimum system ATMega16 Spesifikasi modul power supply yang diperlukan adalah:
a. tegangan input berasal dari jala-jala PLN yang masuk ke
transformator stepdown dengan output 6volt .
b. Power supply menghasilkan tegangan ±5volt DC.
3.5.2 Minimum System
Rangkaian minimum system adalah rangkaian yang dibuat untuk
meletakan mikrokontroler dalam hal ini adalah ATMega16, agar IC
dapat beroperasi dan dapat diprogram ulang. Dalam aplikasi minimum
system sering dihubungkan dengan rangkaian lain seperti sensor
cahaya berupa LDR.
Pada rangkaian minimum system rangkaian dilengkapi dengan
Gambar 3.11. Tata letak komponen minimum system
[image:54.595.175.509.496.765.2]ATMega16 Gambar 3.10. Layout minimum
system ATMega16
tersedia pada mikrokontoler tidak mencukupi.
Spesifikasi modul rangkaian minimum system ATMega16 yang
diperlukan adalah:
a. Tegangan kerja yang dibutuhkan 5 VDC dan ground berasal dari
power supply.
b. Membutuhkan sambungan MISO, MOSI, SCK dan RESET untuk
dapat memasukan program ke ATMega16.
c. Membutuhkan komponen pendukung untuk tampilan, dalam alat
ini adalah LCD.
d. Membutuhkan tombol/switch untuk pemilihan program.
Pada minimum system ATMega16 ini, PORTA dihubungkan
ke rangkaian sensor. Minimum system ini dilengkapi dengan
3.5.3. Sensor warna (cahaya)
Terdiri dari LDR dan led dilengkapi dengan beberapa resistor. Pada
modul tugas akhir ini penulis menggunakan LDR sebagai sensor cahaya
karena sensor ini bekerja dengan membuat perubahan resistansi
berdasarkan perbedaan intensitas cahaya sehingga tidak dipengaruhi
oleh panjang gelombang warna pada objek atau sampel.
Pada pembacaan sensor menggunakan LDR dengan jarak disamakan
pada objek, tegangan keluaran berubah secara terukur dan sebanding
dengan besar perubahan intensitas cahaya, hal ini dapat dilihat pada
pembacaan sampel di bab 4. Sensor tersebut disusun secara paralel
dengan sebuah LED dan membentuk sebuah rangkaian pembagi
tegangan. Spesifikasi modul rangkaian sensor yang diperlukan adalah:
a. Tegangan kerja yang dibutuhkan berasal dari Vref sebesar 4.7 volt
[image:55.595.210.403.311.486.2]b. Membutuhkan sumber cahaya dalam hal ini lampu LED untuk dapat
mengetahui intensitas pantulan cahaya dari sample.
c. Mengeluarkan nilai tegangan dari kaki Data rangkaian sensor LDR
ke kaki PORT A.
3.6. Proses pembuatan
Cara pembuatan rangkaian power supply, minimum system dan LDR adalah :
a. Menyiapkan PC/Notebook untuk mendesain layout
b. Membuka aplikasi ISIS Proteus dan melakukan desain skematik.
c. Membuka aplikasi ARES pada ISIS Proteus dan melakukan desain
layout.
d. Mencetak layout pada mode cooper dan silk.
e. Menyiapkan dan membersihkan PCB
[image:56.595.192.507.251.521.2]f. Menempelkan kertas layout pada PCB
Gambar 3.14. Tata letak komponen sensor LDR Gambar 3.13. Layout
g. Mengolesi PCB dengan lotion anti nyamuk yang sudah dicampur air
h. Melapisi bagian atas kertas dengan plastik atau mika tipis
i. Menggosok bagian atas lapisan kertas dan mika dengan uang logam
j. Mengangkat sisa kertas secara perlahan dan mencuci PCB yang sudah
dilekatkan layout
k. Melarutkan tembaga yang tidak terpakai pada PCB dengan bubuk
feriklorit yang dicampur air mendidih
l. Membersihkan sisa tinta yang menutupi layout dan melubangi PCB
dengan bor tangan/duduk
m. Memasang seluruh komponen pada PCB.
3.7. Modul program dengan BASCOM AVR
Langkah yang diperlukan untuk membuat program adalah :
a. Menetukan tipe data dan variabel
b. Menyambungkan PORT C ke LCD 16x2
c. Menyambungkan kaki Data sensor ke PIN.A 5 sebagai input ADC
d. Mengkonversi nilai bit sensor LDR menjadi tampilan tegangan pada
LCD
e. Mengatur waktu tampil dengan variabel “Waitms”.
Pada modul tugas akhir keluaran dari sebuah LDR masih berupa nilai bit
yang didefinisikan sebagai sensor(1), sehingga perlu dimasukan
kedalam ADC agar dapat keluar menjadi sebuah bentuk tegangan yang
dimasukan kedalam persamaan garis y=bx+a,, pada persamaan garis
tersebut nilai y mewakili nilai tegangaan, nilai x sebagai nilai kadar dalam
(ppm), a dan b didapat dari grafik jangkauan nilai dari dua kadar yang
berdekatan, untuk lebih memahami hal tersebut ditunjukan listing program
yang digunakan sebagai berikut:
Do
Sensor(1) = Getadc(5) //sensor ke adc
Tegangan = Sensor(1) * 4.7 Vout = Tegangan / 1024 //mengubah bit menjadi tegangan
If Vout <= 1.0999 Then
S = Fusing(vout , "##.####") Locate 1 , 1
Lcd S
Locate 1 , 9 : Lcd "volt"
Locate 2 , 1 : Lcd "Nitrit above 3" Waitms 700
Cls
'KADAR 2.5 - 3
Elseif Vout >= 1.0000 And Vout <= 1.2400 Then X = Vout - 1.6528 //persamaan garis
Kadar = X / -0.1654 // mengubah tegangan menjadi kadar
S = Fusing(vout , "##.####") Locate 1 , 1
Lcd S
Locate 1 , 9 : Lcd "volt" Z = Fusing(kadar , "##.##") Locate 2 , 1
Lcd Z
Locate 2 , 9 : Lcd "ppm" Waitms 700
3.8. Rancangan/desain penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini
sebagai alternatif/cara untuk mengetahui kadar nitrit yang diperbolehkan
untuk air bersih dan air minum dengan suatu alat.
3.9. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini
merupakan penelitian dibidang analisa kesehatan kimia lingkungan pada air
dengan parameter nitrit.
3.10. Variabel Penelitian a. Variabel bebas
Sebagai variabel bebas dari penelitian ini adalah keberadaan sampel
yang diambil dari larutan standar dan nitrit secara acak dengan kadar
tertentu.
b. Variabel tergantung
Sebagai variabel tergantung dari penelitian ini adalah hasil campuran
pereaksi dengan sampel.
c. Variabel terkendali
Variabel terkendali adalah program dari penguji kadar nitrit. Program
3.11.Tempat dan jadwal kegiatan penelitian 3.11.1.Tempat :
a. Laboratorium Elektronika, Prodi Elektromedik, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
b. Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta, Jl. Ngadinegaran,
Yogyakarta.
3.11.2.Waktu : Januari – Agustus 2016
3.12. Definisi operasional
Variabel Definisi Alat Ukur Hasil
Ukur
Skala Ukur Nitrit Nitrit (NO2-) adalah
ion-ion anorganik alami, yang merupakan bagian dari siklus nitrogen. Aktifitas mikroba di tanah atau air menguraikan sampah yang mengandung nitrogen organik pertama-pertama
menjadi ammonia,
kemudian dioksidasikan menjadi nitrit dan nitrat
Spektrofotom eter
Kadar nitrit
Ppm
LDR Bekerja apabila terdapat perbedaan intensitas cahaya, resistansi akan berubah.
Multimeter Tegangan DC Volt
Mikrokontr oler
ATMega 16
[image:60.595.134.538.369.714.2]Sebuah unit control yang didalamnya sudah terdapat RAM, CPU, ADC dan perangkat lainnya.
BAB IV
PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab 4 akan diuraikan pengujian dan pembahasan serta hasil dari
percobaan alat dengan sampel.
4.1. Spesifikasi alat
a. Nama Alat : Alat ukur nitrit untuk air bersih dan air minum berbasis
mikrokontroler ATMega16
b. Tegangan : 220 V
c. Frekuensi : 50-60 Hz
4.2. Gambar alat
Modul alat dibuat dengan dimensi panjang 18cm, lebar 10cm dan tinggi
[image:61.595.140.504.533.721.2]9cm.
Gambar 4.1. Modul alat tugas akhir tampak depan (a), tampak belakang (b).
(a) (b)
4.3. Tata cara pengujian
4.3.1. Pembuatan sampel dengan larutan baku nitrit
Untuk membuat larutan dengan kadar yang ditentukan
perbandingan sebagai berikut:
a. Membuat larutan 20ppm
Dari larutan baku nitrit 1000ppm, diambil sebanyak 20ml dan
dimasukan ke dalam labu ukur 1000ml kemudian diencerkan
dengan menambahkan akuades hingga garis batas labu ukur.
b. Menyiapkan 6 buah labu ukur 50ml
c. Mengencerkan larutan 20ppm menjadi 0,5ppm
Dari 20ppm masukan 1,25ml larutan nitrit kedalam labu ukur
50ml kemudian tambahkan akuades hingga tanda batas pada labu.
d. Mengencerkan larutan 20ppm menjadi 1ppm
Dari 20ppm masukan 2,5ml larutan nitrit kedalam labu ukur
50ml kemudian tambahkan akuades hingga tanda batas pada labu.
e. Mengencerkan larutan 20ppm menjadi 1,5ppm
Dari 20ppm masukan 3,75ml larutan nitrit kedalam labu ukur
50ml kemudian tambahkan akuades hingga tanda batas pada labu.
f. Mengencerkan larutan 20ppm menjadi 2ppm
Dari 20ppm masukan 5ml larutan nitrit kedalam labu ukur 50ml
kemudian tambahkan akuades hingga tanda batas pada labu.
Dari 20ppm masukan 6,25ml larutan nitrit kedalam labu ukur
50ml kemudian tambahkan akuades hingga tanda batas pada labu.
h. Mengencerkan larutan 20ppm menjadi 3ppm
Dari 20ppm masukan 7,5ml larutan nitrit kedalam labu ukur
50ml kemudian tambahkan akuades hingga tanda batas pada labu.
4.3.2. Pembuatan reagen/pereaksi
Kedalam 400ml akuades bebas nitrit, tambahkan 5 gram
sulfanilamide, Setelah sulfanilamide (SA) larut sempurna, tambahkan
1 gram N-(1- naftil) etilen diamine dihidroklorida (NED), Aduk
sampai larut sempurna, Encerkan sampai 500ml dengan akuades bebas
nitrit, Larutan stabil selama 1 bulan apabila disimpan dalam tempat
gelap dalam refrigerator, Ganti setiap bulan atau bila berwarna
cokelat,
4.3.3. Pengujian
1. Prinsip kerja larutan
Contoh air yang mengandung ion nitrit bereaksi dengan asam
sulfanilat yang diazotasikan dengan N-(1-Naftil) membentuk warna
ungu kemerahan. Warna yang terbentuk diukur serapan yang didapat
secara spektrofotometri pada panjang gelombang 543nm (alat
pembanding) dan diukur warnanya dengan alat uji nitrit yang dibuat
2. Alat dan bahan
a. Labu ukur 50 ml sebanyak 6 buah.
b. Larutan baku nitrit 0,5 ppm, 1 ppm, 1,5 ppm, 2 ppm, 2,5 ppm,
3 ppm.
c. Reagen sulfanilamid (SA) dan N-(1-naphthyl) ethylene
diamine dihydrochloride (NED).
d. Pipet ukur 50ml, 1ml, 2ml dan 5 ml.
e. Akuades
f. Gelas sebagai tempat pembuangan.
g. Tissue
h. Spektrofotometer yang telah terkalibrasi.
3. Cara pencampuran sampel dan reagen
a. Memasukan masing-masing sampel larutan baku nitrit ke
dalam labu ukur 50 ml (0,5ppm, 1ppm, 1,5ppm, 2ppm,
2,5ppm, 3ppm).
b. Menambahkan reagen SA dan NED yang telah dicampur
sesuai dengan tata cara yang diterapkan oleh Balai
Laboratorium Kesehatan Yogyakarta.
c. Mengocok campuran reagen dan baku nitrit kemudian
d. Mengambil sample larutan baku nitrit 0,5ppm sebanyak 10ml
pada menit ke 90 setelah pencampuran reagen ke dalam botol
yang disediakan alat tugas akhir.
e. Membaca tegangan pada modul alat tugas akhir yang muncul
dari perubahan warna sampel nitrit.
f. Membaca nilai absorban pada spektrofotometer dari sampel
yang sama pada modul alat.
g. Ulangi pembacaan apabila diperlukan.
h. Sebelum membaca konsentrasi berbeda. bersihkan tabung
dengan memasukan akuades dan mengocok botol. Buang air
pada gelas yang telah disediakan.
i. Membuat program pembacaan kadar.
4.4. Cara mengukur kadar nitrit
Sample air yang tidak memiliki banyak kandungan nitrit apabila dicampur
dengan reagen akan berwarna terang, sedangkan sampel air yang memiliki
kadar nitrit tinggi apabila dicampur dengan reagen akan berwarna keunguan
gelap.
Reaksi optimal yang terjadi menggunakan metode pengukuran nitrit
dengan reagen sulfanilamide acid dan N-(1-naphtyl) ethylene diamine
dihydrochloride berkisar 10 menit sampai 2 jam, pembacan sampel yang
dilakukan penulis dilakukan pada menit ke 90 atau lebih karena warna yang
Pembacaan sampel dapat dilakukan sampai 2 hari setelah sampel
direaksikan, apabila melebihi waktu tersebut berdasarkan penelitian dan
pengujian dari penulis, nilai pengukuruan kadar yang terbaca akan berbeda
dari pembacaan sampel sampai hari kedua, hal tersebut dapat terjadi akibat
warna sampel yang sudah berubah dan sudah melewati masa reaksi optimal
cukup lama.
4.5. Uji kesesuaian modul dengan spektrofotometer
Sebelum modul digunakan untuk pengukuran dengan sampel yang akan
diuji, maka diperlukan uji kesesuaian dengan alat pembanding
spektrofotometer. Modul alat tugas akhir akan mengeluarkan besar tegangan
sedangkan spektrofotometer akan mengeluarkan besar absorban dari sampel
yang digunakan. Pada uji kesesuaian. digunakan sampel nitrit dengan kadar
0,5ppm, 1ppm, 1,5ppm, 2ppm, 2,5ppm dan 3ppm didapatkan hasil
pembacaan tegangan:
Kadar nitrit (ppm)
Pembacaan nilai tegangan pada modul tugas akhir (X1 - X5)
X1 X2 X3 X4 X5
[image:66.595.198.474.540.716.2]Nilai pada spektrofotometer memiliki satuan absorbansi sedangkan modul
alat tugas akhir memiliki satuan voltage (tegangan). Satuan dari kedua alat
yang berbeda tersebut tidak dapat dijadikan metode untuk membandingkan
hasil kadar nitirit dalam (ppm), oleh karena itu nilai absorbansi pada alat
spektrofotometer dan tegangan pada modul alat tugas akhir akan diubah
kedalam bentuk kadar sehingga dilakukan percobaan:
Kadar sampel nitrit
Pembacaan spektrofotometer Pembacaan modul alat
Absorban Kadar Tegangan Kadar
0.5 ppm 0.250 abs 0.5 ppm 1.7581 volt 0.51 ppm
1 ppm 0.453 abs 1 ppm 1.5500 volt 0.99 ppm
1.5 ppm 0.713 abs 1.5 ppm 1.3861 volt 1.5 ppm
2 ppm 0.931 abs 2 ppm 1.29434 volt 2.1 ppm
2.5 ppm 1.187 abs 2.5 ppm 1.2393 volt 2.5 ppm
3 ppm 1.391 abs 3 ppm 1.1566 volt 3 ppm
Kadar nitrit (ppm)
Pembacaan nilai absorban pada spektrofotometer (X1 - X5)
X1 X2 X3 X4 X5
[image:67.595.196.472.112.297.2]rata-rata 0.5 0.250 0.253 0.250 0.250 0.251 0.251 1.0 0.453 0.454 0.453 0.453 0.453 0.453 1.5 0.713 0.713 0.713 0.713 0.712 0.713 2.0 0.931 0.931 0.935 0.931 0.931 0.932 2.5 1.187 1.186 1.186 1.187 1.185 1.186 3.0 1.391 1.391 1.390 1.391 1.390 1.391
Tabel 4.2. Percobaan dengan spektrofotometer
[image:67.595.136.497.551.737.2]Pada table diatas kadar yang muncul pada spektrofotometer mendekati
dengan kadar yang muncul pada modul alat tugas akhir. Tujuan perbandingan
kedua alat tersebut adalah untuk membuktikan keluaran tegangan telah sesuai
dengan pembacaan kadar untuk modul alat tugas akhir. Dari table diatas
dapat dibuat grafik perbandingan spektrofotometer dan modul alat tugas akhir
sebagai berikut:
4.6. Hasil pembacaan sampel
Berikut adalah hasil pembacaan sampel oleh modul alat sebanyak 24
pembacaan. Pada percobaan ini modul alat dapat menampilkan kadar ppm
pada sampel yang telah disiapkan. Sampel terdiri dari larutan nitrit dengan
kadar 0,5ppm, 1ppm, 1,5ppm, 2ppm, 2,5ppm dan 3 ppm.
1 2 3 4 5 6
Spektrofotometer 0.5 1 1.5 2 2.5 3
[image:68.595.162.485.335.523.2]Modul Tugas Akhir 0.51 0.99 1.5 2.1 2.5 3 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 K a da r sa m pel (pp m )
Perbandingan pembacaan
Spektrofotometer dan Modul TA
Percobaan
Hasil pada LCD dari percobaan nitrit Kadar 0.5
ppm
Kadar 1 ppm
Kadar 1.5 ppm
Kadar 2 ppm
Kadar 2.5 ppm
Kadar 3 ppm
1 0.52 1.02 1.65 2 2.47 2.97
2 0.54 0.95 1.5 2.17 2.43 2.97
3 0.54 0.99 1.5 2.07 2.58 3.11
4 0.54 0.96 1.52 2.07 2.61 3.03
5 0.52 0.89 1.52 2.07 2.47 3.08
6 0.54 0.89 1.5 2.1 2.56 3.08
7 0.55 0.9