• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GAYA HIDUP, PERSEPSI HARGA, DAN CITRA MEREK PRODUK TUPPERWARE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BAGI MASYARAKAT WONOSARI, GUNUNG KIDUL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH GAYA HIDUP, PERSEPSI HARGA, DAN CITRA MEREK PRODUK TUPPERWARE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BAGI MASYARAKAT WONOSARI, GUNUNG KIDUL"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GAYA HIDUP, PERSEPSI HARGA, DAN CITRA MEREK PRODUK TUPPERWARE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

BAGI MASYARAKAT WONOSARI, GUNUNG KIDUL

THE INFLUENCE OF LIFESTYLE, PRICE PERCEPTIONS AND BRAND IMAGE OF TUPPERWARE PRODUCTS FOR THE PURCHASE DECISION

WONOSARI, GUNUNG KIDUL

SKRIPSI

Oleh M AINUN NAJIB

20130410252

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

2

PENGARUH GAYA HIDUP, PERSEPSI HARGA, DAN CITRA MEREK PRODUK TUPPERWARE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BAGI MASYARAKAT

WONOSARI, GUNUNG KIDUL

THE INFLUENCE OF LIFESTYLE, PRICE PERCEPTIONS AND BRAND IMAGE OF TUPPERWARE PRODUCTS FOR THE PURCHASE DECISION WONOSARI, GUNUNG

KIDUL

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh M AINUN NAJIB

20130410252

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(3)

i

BAGI MASYARAKAT WONOSARI, GUNUNG KIDUL

THE INFLUENCE OF LIFESTYLE, PRICE PERCEPTIONS AND BRAND IMAGE OF TUPPERWARE PRODUCTS FOR THE PURCHASE DECISION

WONOSARI, GUNUNG KIDUL

SKRIPSI

Oleh M AINUN NAJIB

20130410252

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(4)
(5)

3

”ALLAH TIDAK MEMBEBANI SESEORANG MELAINKAN SESUAI DENGAN KESANGGUPANNYA.”

(Q.S AL-BAQARAH:28)

“TULIS SEJARAH MU SENDIRI. ENTAH DENGAN BELATI ATAU PENSIL CURIAN. ENTAH DIATAS KERTAS ATAU TEMBOK PENJARA. INI HIDUP

MU.” (JRX)

“KEMENANGAN YANG SEINDAH-INDAHNYA DAN SESUKAR-SUKARNYA YANG BOLEH DIREBUT OLEH MANUSIA IALAH MENUNDUKAN DIRI

(6)

4

HALAMAN PERSEMBAHAN

Sebuah persembahan untuk keluargaku, Bapak dan Ibu tercinta, serta adikku tersayang.

(7)

5

SKRIPSI ... I SKRIPSI ... I SKRIPSI ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

HALAMAN PENGESAHAN ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

PERNYATAAN ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

HALAMAN MOTTO ... 3 HALAMAN PERSEMBAHAN ... 4 INTISARI ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

ABSTRACT ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

KATA PENGANTAR ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

DAFTAR TABEL ... 8 DAFTAR GAMBAR ... 9 BAB I ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

PENDAHULUAN ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

A. Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

B. Rumusan Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

D. Manfaat Penelitian... Error! Bookmark not defined.

BAB II... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

TINJAUAN PUSTAKA ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

A. Landasan Teori ... Error! Bookmark not defined.

(8)

6

B. Hasil Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

C. Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

1. Pengaruh Gaya Hidup, Persepsi harga, dan Citra Merek Secara Bersama-sama Terhadap Keputusan Pembelian ... Error! Bookmark not defined. 2. Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan PembelianError! Bookmark

not defined.

3. Pengaruh Persepsi harga Terhadap Keputusan PembelianError! Bookmark not defined.

4. Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Error! Bookmark not defined.

D. Model Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB III ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

METODE PENELITIAN ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

A. Subjek dan Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

B. Jenis Data ... Error! Bookmark not defined.

C. Teknik Pengambilan Sampel ... Error! Bookmark not defined.

D. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

F. Uji Kualitas Instrumen dan Data ... Error! Bookmark not defined.

1. Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 2. Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 3. Analisis Deskriptif Karakterisitik RespondenError! Bookmark not defined. G. Uji Hipotesis dan Analisa Data ... Error! Bookmark not defined.

1. Analisis Regresi dan Pengujian Hipotesis Error! Bookmark not defined. 2. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)Error! Bookmark not defined. 3. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) Error! Bookmark not defined. BAB IV ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

(9)

7

1. Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 2. Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3. Karakterisitik Responden ... Error! Bookmark not defined.

B. Uji Kualitas Instrumen dan Data ... Error! Bookmark not defined.

1. Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 2. Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. C. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) ... Error! Bookmark not defined.

1. Analisis Regresi Linier Berganda ... Error! Bookmark not defined. 2. Uji Simultan (Uji F) ... Error! Bookmark not defined. 3. Uji Parsial (Uji t) ... Error! Bookmark not defined. 4. Analisis Koefisien Determinasi (R2) ... Error! Bookmark not defined. D. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.

1. Pengaruh Gaya Hidup, Persepsi harga dan Citra Merek Terhadap

Keputusan Pembelian ... Error! Bookmark not defined. 2. Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Error! Bookmark

not defined.

3. Pengaruh Persepsi Harga Terhadap Keputusan PembelianError! Bookmark not defined.

4. Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Error! Bookmark not defined.

BAB V ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARANERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.

B. Keterbatasan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

C. Saran ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

(10)

8

4.1. Deskripsi Responden Berdasarakan Jenis Kelamin... 33

4.2. Deskripsi Responden Berdasarakan Usia... 33

4.3. Deskripsi Responden Berdasarakan Pendidikan Terakhir... 34

4.4 Deskripsi Responden Berdasarakan Tingkat Penghasilan... 34

4.5 Uji Validitas... 35

4.6 Hasil Uji Reliabilitas... 37

(11)

9

(12)
(13)

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh gaya hidup, persepsi harga, dan citra merek terhadap keputusan pembelian produk Tupperware bagi masyarakat Wonosari, Gunung Kidul. Sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 100 responden. Dalam penelitian ini cara pengambilan sampel menggunakan desain non-probability sampling. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini analisi regresi meliputi uji validitas dan reliabilitas, analisis regresi berganda, uji Goodness of Fit melalui uji F dan uji t, dan koefisien determinasi R2.

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan diperoleh bahwa, (1) Bahwa gaya hidup, persepsi harga, dan citra merek berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian produk Tupperware (2) Gaya hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Tupperware (3) Persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Tupperware (4) Citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Tupperware.

(14)

The purpose of this study was to analyze the effect of life style, price, and brand image on product purchasing decisions for the community Tupperware Wonosari Gunung Kidul. The sample used in the study were 100 respondents. In this study used a non-probability sampling design. Methods of data analysis used in this study include the regression analysis of validity and reliability, multiple regression analysis, test Goodness of Fit through F test and t test, and the coefficient of determination R2.

Based on the analysis that has been done shows that, (1) That life style, price, and brand image influence simultaneously on product purchasing decisions of Tupperware (2) Lifestyle positive and significant effect on purchasing decisions of Tupperware products (3) Prices perceptions positive and significant effect on product purchasing decisions of Tupperware (4) brand image positive and significant effect on product purchasing decisions of Tupperware.

(15)
(16)

1 A. Latar Belakang Penelitian

Berkembangnya pasar modern akhir-akhir ini membuat para produsen bersaing untuk menawarkan produk dan jasa yang sesuai dengan perkembangan pasar, produsen semakin lebih kreatif terhadap jasa dan produk yang ditawarkan kepada komsumen. Berbagai macam inovasi baru dibuat semakin mengikuti gaya hidup masyarakat modern di era globalisasi. Menurut pendapat Kotler dan Amstrong (2008), menyatakan bahwa pencapaian sasaran organisasi lebih bergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta penyampaian kepuasan yang diharapkan akan lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.

Saat ini perkembangan produk alat-alat rumah tangga sangat populer di kalangan konsumen, terutama konsumen yang berlatar belakang sebagai ibu rumah tangga yang berada di kota-kota besar, hal ini yang kemudian berdampak pada semakin banyaknya produk yang berada di pasaran dengan variasi harga dan bentuk yang berbeda. Banyak perusahaan yang memproduksi produk untuk rumah tangga dengan berbagai macam bentuk yang menarik sesuai dengan kebutuhan rumah tangga.

(17)

yang mampu bersaing, Tupperware menawarkan banyak produk sesuai dengan kebutuhan peralatan rumah tangga yang aman bagi kesehatan konsumen serta ramah terhadap lingkungan.

Ada faktor lain yang mempengaruhi kesuksesan Tupperware di Indonesia, yaitu sistem penjualan yang menarik dari Tupperware, hingga kini produk Tupperware bisa berkembang dan bertahan di Indonesia karena sistem penjualan yang menarik dari perusahaan. Kualitas yang ditawarkan Tupperware juga sangat sesuai dengan harga produk yang ditetapkan oleh perusahaan, dengan kualitas terbaik dan harga yang lebih mahal dibanding produk yang sama dari para pesaingnya Tupperware mampu bertahan di pasaran sejauh ini. Sistem penjualan yang baik dari perusahaan mampu menunjang penjualan Tupperware di kota-kota besar, serta di dukung oleh gaya hidup masyarakat perkotaan yang sangat konsumtif, hal ini sangat berbeda dengan gaya hidup masyarakat pedesaan terutama masyarakat Wonosari, Gunung Kidul yang sangat sederhana.

Gaya hidup merupakan salah satu bagian dari perilaku konsumen yang berpengaruh terhadap keputusan konsumen saat akan melakukan pembelian. Keputusan pembelian akan terpengaruh oleh gaya hidup konsumen yang ingin membeli atau mempunyai produk sesuai kebutuhan dan bermanfaat serta memiliki kualitas yang baik dari sudut pandang mereka sendiri.

(18)

melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari seperti pekerjaan, hobi, belanja, hiburan, kegiatan sosial, olahraga, dan minat seseorang berdasarkan keinginan terhadap produk yang diinginkan, serta pendapat atau pandangan orang terdekat dari konsumen tersebut terhadap produk yang akan dibeli sehingga dapat mempengaruhi perilaku keputusan pembelian konsumen. Selain dari faktor gaya hidup, ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam memenuhi kebutuhannya yaitu, faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologis (Setiadi, 2003).

Dari pendahuluan di atas, maka penulis akan meneliti bagaimana pengaruh gaya hidup, persepsi harga, dan citra merek terhadap keputusan pembelian produk Tupperware di Wonosari, Gunung Kidul. Penelitian ini dilakukan dengan maksud dan tujuan untuk meneliti produk Tupperware apakah gaya hidup, persepsi harga, serta citra merek mampu berpengaruh signifikan terhadap produk Tupperware sehingga menimbulkan keputusan pembelian bagi konsumen.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Dari variabel terkait penulis dapat menyimpulkan beberapa rumusan masalah yang akan diteliti, yaitu :

1. Apakah gaya hidup, persepsi harga, dan citra merek secara bersama-sama mempengaruhi keputusan pembelian produk Tupperware bagi masyarakat Wonosari, Gunung Kidul ?

(19)

3. Apakah persepsi harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Tupperware bagi masyarakat Wonosari, Gunung Kidul ?

4. Apakah citra merk berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Tupperware bagi masyarakat Wonosari, Gunung Kidul ?

C. Tujuan Penelitian

Dari beberapa rumusan masalah yang ada penulis berharap dapat menganailisa beberapa masalah tersebut sebagai tujuan penilitian, yaitu :

1. Untuk menganalisis dan menjelaskan pengaruh gaya hidup, persepsi harga, dan citra merek secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian produk Tupperware bagi masyarakat Wonosari, Gunung Kidul.

2. Untuk menganalisis dan menjelaskan pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian produk Tupperware bagi masyarakat Wonosari, Gunung Kidul.

3. Untuk menganalisis dan menjelaskan pengaruh persepsi harga produk pada keputusan pembelian produk Tupperware bagi masyarakat Wonosari, Gunung Kidul.

4. Untuk menganalisis dan menjelaskan pengaruh citra merek produk pada keputusan pembelian produk Tupperware bagi masyarakat Wonosari, Gunung Kidul.

D. Manfaat Penelitian

(20)

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan di bidang ekonomi manajemen terutama pada pengaruh gaya hidup, persepsi harga, dan citra merek terhadap keputusan pembelian konsumen. Penelitian ini juga dapat menjadi masukan bagi penelitian mendatang tentang pengaruh gaya hidup, persepsi harga, dan citra merek terhadap keputusan pembelian konsumen.

2. Manfaat Praktis

(21)

6

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Perilaku Konsumen

Menurut Peter dan Olson, perilaku konsumen berkaitan dengan pemikiran dan perasaan yang mereka alami serta tindakan yang mereka lakukan dalam proses konsumsi. Hal itu termasuk komentar konsumen yang lain, iklan informasi harga, pengepakan, penampilan produk, blogs dan lainya. Perilaku konsumen bersifat dinamis, dan melibatkan interkasi serta pertukaran yang sangat penting untuk dikenali (Peter dan Olson, 2014).

a. Perilaku Konsumen Bersifat Dinamis

Perilaku konsumen juga dinyatakan sangat dinamis karena pemikiran, perasaan, dan tindakan individu konsumen, kelompok target konsumen, dan masyarakat luas berubah secara konstan. Fakta bahwa kebanyakan konsumen dan lingkungan berubah secara konstan menunjukkan pentingnya penelitian dan analisis konsumen secara terus menerus oleh para pemasar agar selalu mengikuti keadaan pasar terbaru.

b. Perilaku Konsumen Melibatkan Interaksi

(22)

mempengaruhi konsumen individu, target pemasar terhadap konsumen serupa, dan masyarakat luas, mereka semakin baik dalam memuaskan kebutuhan konseumen termasuk menciptkan nilai bagi mereka. Bagaimana perubahan itu mempengaruhi pemikiran konsumen, perasaan serta tindakan dan tindakan merka memiliki implikasi penting pada strategi pemasaran.

c. Perilaku Konsumen Melibatkan Pertukaran.

Dengan kata lain, seseorang memberikan sesuatu yang bernilai kepada individu lain dan menerima sesuatu sebagai imbalanya. Banyak perilaku konsumen yang melibatkan seseorang memberikan uang atau benda lain untuk mendapatkan suatu produk atau layanan. Yaitu pertukaran antara konsumen dan pemasar (Peter dan Olson, 2014).

Dari penjelasan teori yang dikutip dari beberapa ahli tentang perilaku

konsumen dapat disimpulkan, bahwa perilaku konsumen sangat penting menjadi

perhatian bagi para pemasar sebagai acuan untuk melakukan strategi pemasaran.

Perilaku konsumen bersifat dinamis yang pasti akan selalu berubah-ubah sesuai dengan keadaan sosial konsumen itu sendiri atau pengaruh dari lingkungan sosial.

Perilaku konsumen berarti aktivitas konsumen dalam kehidupan sehari-hari yang

tentu akan selalu berganti sesuai dengan pengaruh lingkungan konsumen itu

sendiri.

2. Gaya Hidup

(23)

dari individu tersebut. Gaya hidup juga menggambarkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi terhadap lingkungannya. Oleh karena itu faktor aktivitas, minat dan opini (AIO) dipergunakan untuk meneliti kategori gaya hidup seorang konsumen.

Penjelasan tentang gaya hidup selanjutnya menurut (Setiadi, 2003) gaya hidup dari masyarakat akan berbeda dengan masyarakat yang lainnya. Bahkan dari waktu ke waktu gaya hidup dari individu dan suatu kelompok akan akan selalu bergerak dinamis. Namun demikian, gaya hidup tidak selalu cepat berubah sehingga pada beberapa waktu tertentu gaya hidup akan cenderung permanen.

Dari beberapa penjelasan teori yang dikutip dari beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang di mana setiap individu atau konsumen mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda tergantung dengan kelompok acuan mereka dan sesuai dengan aktivitas, minat dan opini konsumen sendiri.

3. Persepsi Harga

(24)

Dalam menentukan keputusan pembelian biasanya konsumen melakukan persepsi tentang barang yang akan di beli. Misalnya persepsi harga akan suatu barang atau jasa dalam melakukan pembelian. Persepsi setiap individu terhadap suatu objek tentu akan berbeda-beda. Oleh karena itu, persepsi memiliki sifat objektif. Persepsi yang dibentuk oleh individu dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya. Selain itu, suatu hal yang harus diperhatikan dari persepsi adalah bahwa persepsi secara subtansial bisa berbeda dengan realitas (Setiadi, 2003).

Menurut Kotler dan Garry Amstrong (2008) istilah harga dapat diartikan sebagai jumlah uang yang akan dibebankan untuk produk atau jasa atau jumlah nilai konsumen dalam pertukaran untuk mmperoleh manfaat dan memiliki atau menggunakan produk atau jasa. Menurut definisi tersebut, harga yang dibayar oleh pembeli sudah termasuk pelayanan yang diberikan oleh penjual dan tidak dapat dipungkiri penjual juga menginginkan sejumlah keuntungan dari harga tersebut.

Dalam menentukan keputusan pembelian biasanya konsumen melakukan persepsi tentang barang yang akan di beli. Misalnya persepsi harga akan suatu barang atau jasa dalam melakukan pembelian. Selain itu, suatu hal yang perlu diperhatikan dari persepsi adalah bahwa persepsi secara subtansial bisa berbeda dengan realitas (Setiadi, 2003).

(25)

menggunakan suatu jasa konsumen akan mempertimbangkan harga produk dengan manfaat yang akan diperoleh kedepannya, akan menguntungkan atau malah merugikan konsumen itu sendiri.

4. Citra Merek

Ada beberapa pendapat ahli tentang citra merek, menurut (Setiadi, 2003) citra merek mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merek bentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Pendapat dari Kottler dan fox yang dikutip dari buku (Setiadi, 2003) mengatakan bahwa citra sebagai jumlah dari gambaran-gambaran, kesan, dan keyakinan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu objek. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan pendapat terhadap suatu merek.

Konsumen dengan citra yang positif terhadap suatu merek lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian, oleh karena itu kegunaan utama dari iklan yang dapat digunakan untuk membangun citra positif terhadap merek. Manfaat positif lain yang juga berguna terhadap merek adalah perusahaan bisa mengembangkan lini produk dengan memanfaatkan citra positif yang telah terbentuk terhadap citra produk lama (Setiadi, 2003).

(26)

kemungkinan konsumen untuk membeli merek tersebut sangat besar (Kotler dan Keller, 2009).

Dari beberapa teori yang ada, dapat disimpulkan bahwa yang terpenting adalah pemasar harus mempunyai kemampuan dalam mengetahui strategi mana yang harus dilakukan agar produk yang dihasilkan bisa memperoleh image atau citra yang baik dimata konsumen. Pemasar dapat secara berkelanjutan melakukan survei atau penelitian kepada publik yang menggunakan produknya untuk mengetahui apakah aktivitas-aktivitas perusahaan mampu memperbaiki dan membuat citra produknya jadi lebih baik lagi.

5. Keputusan Pembelian

Ada beberapa ahli yang bependapat tentang keputusan pembelian, menurut (Kotler dan Armstrong, 2008) mendefinisikan keputusan pembelian sebagai sebuah proses di mana konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing-masing alternative tersebut dapat memecahkan masalahnya yang kemudian mengarah kepada keputusan pembelian.

(27)

masalah, (2) pencarian informasi, (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan pembelian atau tidak, (5) perilaku pasca pembelian.

6. Pengambilan Keputusan Pembelian

Pengambilan keputusan menurut (Sutisna, 2002), Pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan oleh konsumen saat pengambilan keputusan pembelian ini dapat diolah oleh konsumen dari sudut pandang ekonomi, hubungannya dengan orang lain sebagai dampak dari hubungan sosial, hasil analisa kognitif yang rasional ataupun lebih kepada ketidakpastian emosi (unsure emosional). Menggambarkan bahwa pada saat mengambil keputusan, semua pertimbangan ini akan dialami oleh konsumen walaupun perannya akan berbeda-beda di setiap individu (Sutisna, 2002).

7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi , dan psikologis, berikut adalah penjelasan menurut (Kotler dan Keller, 2009) :

a. Faktor Budaya

Faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling besar dan luas terhadap perilaku konsumen. Seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku diperoleh dari keluarga dan lembaga penting lain.

b. Faktor Sosial

(28)

c. Faktor Pribadi

Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, nilai, kepribadian dan konsep diri pembeli.

d. Faktor Psikologis

Kebutuhan yang bersifat psikologis adalah kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu seperti kebutuhan untuk diakui, harga diri, atau kebutuhan untuk diterima oleh lingkungannya. Menurut (Kotler dan Armstrong, 2008) mendefinisikan keputusan pembelian sebagai sebuah proses di mana konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya yang kemudian mengarah kepada keputusan pembelian. Dalam model perilaku konsumen terdapat 6 keputusan yang dilakukan oleh konsumen, yaitu pilihan produk, pilihan merek, pilihan dealer, jumlah pembelian, saat yang tepat melakukan pembelian, dan metode pembayaran.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

(29)

harga yang dilakuakan Hutami Permata Sari (2016), menyatakan bahwa persepsi harga berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan pembelian.

Hasil penelitian terdahulu selanjutnya dengan variabel citra merek dan harga yang di lakukan (Amrullah, 2016) menunjukkan citra merek berpengaruh signifikan secara positif terhadap keputusan pembelian karena apabila merek dengan citra yang baik akan memberikan jaminan kualitas sehingga meskipun harga yang ditetapkan oleh perusahaan tinggi, tidak menjadi suatu penghalang bagi konsumen dalam keputusan pembelian. Hasil penelitian dengan variabel harga menunjukkan berpengaruh signifikan secara positif terhadap keputusan pembelian.

Penelitian terdahulu selanjutnya yang dilakukan oleh (Ardy, 2013) bahwa dapat disimpulkan (1) Gaya hidup, fitur, dan harga dinyatakan mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian (2) Gaya hidup juga berpengaruh terhadap keputusan pembelian (3) Fitur berpengaruh terhadap keputusan pembelian (4) Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

C. Hipotesis

1. Pengaruh Gaya Hidup, Persepsi harga, dan Citra Merek Secara Bersama-sama Terhadap Keputusan Pembelian

Menurut teori dari (Kotler, 2011) menyatakan gaya hidup seseorang adalah

pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat (opini) yang bersangkutan. Gaya hidup melukiskan

keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup

(30)

di pihak lain. Aktivitas, minat dan opini (AIO) dipergunakan untuk meneliti

kategori gaya hidup seorang konsumen seperti kreatifitas dalam memasak, sikap

terhadap tayangan televisi, kebersihan rumah, sikap dan penerapan terhadap

ajaran agama dan lain sebagainya.

Menurut pendapat dari Mc. Carthy dalam Yunita dan Artanti (2014) ada

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengukuran kesesuaian harga, yaitu :

a. Tingkat harga, harga yang ditetapkan perusahaan disesuaikan dengan strategi perusahaan secara keseluruhan dalam menghadapi situasi dan kondisi

tertentu. Tingkatan harga yang berbeda-beda berdasarkan kualitas atau nilai

produk. Tingkat harga meliputi harga dengan variasi yang berbeda-beda dari harga yang tergolong murah hingga harga yang mahal serta harga yang

menjangkau semua kalangan masyarakat, baik kalangan atas, menengah

maupun bawah. Adapun dimensi yang digunakan adalah variasi harga dan

harga terjangkau.

b. Potongan harga, potongan harga atau diskon sering digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan jumlah penjualan dan hasil penerimaan

penjualan serta share pasar perusahaan, perusahaan dapat memberikan

potongan harga kepada pembeli yang membeli dalam jumlah besar atau

kepada pembeli yang membayar dengan tunai. Potongan harga ini dapat

berbentuk harga yang dipotong atau konsensi lain seperti sejumlah barang

(31)

c. Syarat pembayaran, syarat-syarat pembayaran merupakan salah satu strategi harga karena termasuk dalam pertimbangan tingkat pengorbanan yang harus

dihitung oleh konsumen. Syarat pembayaran yang ditetapkan dapat

bervariasi, disesuaikan dengan situasi dan kondisi pasar serta sifat dan

perilaku konsumen.

Menurut Rangkuti yang dikutip Indrawati (2015) citra merek merupakan

sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan melekat di benak konsumen.

Konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung memiliki

konsistensi terhadap citra merek. Didukung penelitian Malik et al. dalam

Indrawati (2015) mengatakan bahwa citra merek mempunyai pengaruh positif

terhadap keputusan pembelian konsumen.

Penelitian terdahulu yang dilakukan (Yunita dan Artanti, 2014)

menunjukkan Variabel independent yang meliputi gaya hidup dan harga secara

simultan bepengaruh terhadap keputusan pembelian. Dan juga variabel gaya hidup

dan harga terhadap keputusan pembelian secara parsial berpengaruh terhadap

keputusan pembelian. Variabel gaya hidup berpengaruh signifikan dan positif

terhadap keputusan pembelian, sedangkan variabel harga berpengaruh signifikan

dan positif terhadap keputusan pembelian.

Penelitian terdahulu dengan variabel citra merek yang dilakukan

(Amrullah, 2016) menunjukkan citra merek berpengaruh signifikan secara positif

terhadap keputusan pembelian karena apabila merek dengan citra yang baik akan

memberikan jaminan kualitas sehingga meskipun harga yang ditetapkan oleh

(32)

keputusan pembelian.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai

berikut :

H1 : Gaya hidup, persepsi harga, dan citra merek secara bersama-sama

mempengaruhi keputusan pembelian

2. Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian

Gaya hidup menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana konsumen

membelanjakan uangnya dan bagaimana konsumen mengalokasikan waktunya.

Menurut Assael dalam Kaharu (2016), bahwa gaya hidup dapat berpengaruh pada

pembelian, perubahan kebiasaan, citarasa serta perilaku pembelian konsumen.

Menurut pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa gaya hidup pada dasarnya adalah bagaimana seseorang atau konsumen membuang waktu dan menghabiskan uangnya. Setiap orang mempunyai cara yanng berbeda untuk memenuhi gaya hidupnya masing-masing, dengan berbagai aktivitas.

Penelitian terdahulu dari (Yunita dan Artanti, 2014) menyatakan bhawa

berdasarkan indikator angket responden tentang gaya hidup, maka variabel gaya

hidup berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan pembelian.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai

berikut :

(33)

3. Pengaruh Persepsi harga Terhadap Keputusan Pembelian

Persepsi yang dibentuk oleh seseorang dipengaruhi oleh pikiran dan

lingkungan sekitarnya. Selain itu, suatu hal yang perlu diperhatikan dari persepsi

adalah bahwa persepsi secara subtansial bisa berbeda dengan realitas (Setiadi,

2003).

Penelitian terdahulu dari Hutami Permata Sari (2016) menyatakan bahwa

persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai

berikut :

H3 : Persepsi harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

4. Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian

Menurut (Kotler,2008) citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang

dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam

memori konsumen. Indikator citra merek yang digunakan, yaitu :

a. Citra merek lebih unggul,

b. Prestige,

c. Citra merek yang terpercaya.

Hasil penelitian terdahulu dari (Amrullah, 2016) menunjukkan citra merek

berpengaruh signifikan secara positif terhadap keputusan pembelian karena

apabila merek dengan citra yang baik akan memberikan jaminan kualitas sehingga

meskipun harga yang ditetapkan oleh perusahaan tinggi, tidak menjadi suatu

(34)

Berdasarkan penjelasan sebelumnya maka dapat diperoleh hipotesis sebagai

berikut:

H4 : Citra merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

D. Model Penelitian

Kerangka penelitian ini menggambarkan pengaruh tiga variabel independen yaitu:

a. Gaya hidup, b. Persepsi harga, c. Citra merek

(35)

Gambar 2.1

Model Penelitian (Amrullah, 2016) H4

H3 H2 Gaya Hidup (X2)

Persepsi Harga (X3)

Citra Merek (X4)

(36)

21 A. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat Wonosari, Gunung Kidul yang mengetahui, membeli, dan menggunakan produk Tupperware. Objek dalam penelitian ini adalah produk Tupperware.

B. Jenis Data

Data yang digunakan yaitu data primer, dalam penelitian ini data yang didapat dari jawaban para responden terhadap rangkaian pertanyaan yang akan digunakan oleh peneliti. Responden yang akan menjawab daftar kuesioner tersebut adalah masyarakat Wonosari, Gunung Kidul yang mengetahui, membeli, dan menggunakan produk Tupperware.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan desain non-probability samppling, yaitu teknik yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk menjadi sampel (Sugiyono, 2011). Dikarenakan populasi dalam penelitian ini jumlahnya tidak terbatas, maka jumlah sampel ditentukan berdasarkan (Arikunto, 2012) dengan rumus sebagai berikut:

(37)

Keterangan :

n : Jumlah sampel

Z : Harga standar normal (1,976)

p : Estimator proporsi populasi (0,5)

d : Interval/penyimpangan (0,10)

q : 1-p

Jadi besar sampel dapat dihitung sebagai berikut :

n= (1,976)(0,5)0,5) = 97,6 (0,10)

Jumlah sampel yang diambil akan dibulatkan menjadi 100 responden dengan metode pengambilan sampelnya adalah non-probability sampling, yaitu pemilihan sampel dari populasi tidak menggunakan proses random, maka tidak semua anggota populasi memiliki peluang untuk dijadikan sampel dalam penelitian (Sugiyono, 2011). Jenis dari non-probability sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu responden dipilih langsung berdasarkan pertimbangan tertentu yaitu, responden dari Wonosari yang mengetahui, membeli dan menggunakan produk Tupperware.

D. Teknik Pengumpulan Data

(38)

memberikan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan responden akan memberi respon atas pertanyaan tersebut (Sugiyono, 2011). Dalam penelitian ini kuesioner menggunakan pertanyaan tertutup. Pengukuran variabel dilakukan dengan skala Likert yang meggunakan metode scoring sebagai berikut :

Angka 1 menunjukkan bahwa responden tidak mendukung terhadap pertanyaan yang diberikan, angka 5 menunjukkan bahwa responden mendukung terhadap pertanyaan yang diberikan, misalnya :

a. Sangat Tidak Setuju (STS) b. Tidak Setuju (TS) c. Kurang Setuju (KS) d. Setuju (S)

e. Sangat Setuju (SS)

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai dari objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2011). Variabel penelitian ini terdiri dari dua macam variabel, yaitu variabel terikat (dependent variable) atau variabel yang tergantung pada variabel lainnya, serta variabel bebas (independent variable). Variabel – variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah :

a. Variabel terikat (dependent variable) yaitu keputusan pembelian konsumen terhadap produk Tupperware (Y).

(39)

2) Variabel persepsi harga (X2) 3) Variabel citra merk (X3)

Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara member arti atau menspesifikasi kegiatan atau memberi suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Sugiyono, 2011). Pengertian operasional variabel ini kemudian diuraikan menjadi indicator empiris yang meliputi :

a. Variabel Tidak Terikat (Independent variable) 1) Gaya Hidup (X1)

Gaya hidup menurut Sumarwan dalam Yunita dan Artanti (2014) dikatakan bahwa, pengukuran mengenai gaya hidup dapat dilakukan dengan psikografik (psychographic). Psikografik adalah suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup, yang memberikan pengukuran kuantitatif dan bisa dipakai untuk menganalisis data yang sangat besar. Psikografik analisis biasanya dipakai untuk melihat segmen pasar. Analisis psikografik sering juga diartikan sebagai suatu riset konsumen yang menggambarkan segmen konsumen dalam hal kehidupan mereka, pekerjaan dan aktivitas lainnya. Psikografik berarti menggambarkan (graph) psikologi konsumen (psyco). Psikografik adalah pengukuran kuantitatif gaya hidup, kepribadian dan demografik konsumen. Psikografik sering diartikan sebagai pengukuran AIO (activity, interest, opinion). Dalam penelitian ini indikator gaya hidup menrut Yunita dan Artanti (2014) meliputi:

a) Aktivitas (activity) terdiri dari : bekerja, hobi, liburan, olahraga.

(40)

c) Pendapat (opinion) terdiri dari: diri mereka sendiri, isu sosial, budaya. 2) Persepsi Harga (X2)

Menurut teori dari Peter dan Olson (2014) tentang persepsi harga menyatakan bahwa persepsi harga berkaitan dengan bagaimana informasi harga dipahami seluruhnya oleh konsumen dan memberikan makna yang dalam bagi mereka. Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur persepsi harga menurut (Kotler dan Amstrong, 2012) adalah :

a) Harga terjangkau b) Harga sesuai kualitas c) Harga bersaing

d) Kesesuaian harga dengan manfaat 3) Citra Merk (X3)

Menurut Kotler yang dikutip Amrullah (2016), citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam memori konsumen. Indikator citra merek yang digunakan menurut Kotler dalam Amrullah (2016) adalah :

a) Citra merek lebih unggul b) Prestige

c) Citra merek yang terpercaya.

(41)

b. Variable Terikat (Dependent Variable) Keputusan Pembelian

Menurut (Yunita dan Artanti, 2014) yang mengatakan bahwa keputusan pembelian adalah perilaku konsumen dalam menentukan pilihan dari berbagai alternatif yang ada. Adapun indikatornya menurut (Kotler dan Amstrong, 2008) adalah :

1) Keyakinan untuk membeli

2) Pertimbangan dalam membeli

3) Rekomendasikan produk

4) Kebutuhan dan keinginan akan suatu produk

F. Uji Kualitas Instrumen dan Data 1. Uji Validitas

Uji validitas merupakan pengujian yang menunjukan seberapa jauh alat pengukur yang kita gunakan mampu mengukur apa yang ingin kita ukur dan bukan mengukur yang lain (Rahmawati dkk, 2014). Alat untuk mengukur validitas adalah Korelasi Product Moment, instrumen dinyatakan valid jika signifikan < 5% atau sig. < α = 0,05 (Sugiyono, 2011). Pengujian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS (Statistical Package for Social Sciencies). 2. Uji Reliabilitas

(42)

2006). Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode Cronbach’s Alpha, yang kemudian diaplikasikan dengan komputer pada program SPSS (Statistical Package for Social Science). Dengan SPSS dapat diukur reabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Rahmawati A, dkk 2014).

3. Analisis Deskriptif Karakterisitik Responden

Karakteristik yang digunakan dalam pemilihan sampel yaitu konsumen produk Tupperware di wilayah Wonosari, Gunung Kidul dengan kriteria sebagai berikut :

a. Sehat jasmani dan rohani b. Berusia 17 tahun atau lebih

c. Pernah membeli, mempunyai, dan menggunakan produk Tupperware G. Uji Hipotesis dan Analisa Data

Untuk memperoleh manfaat dari data yang sudah dikumpulkan, maka data selanjutnya harus diolah dan dianalisis terlebih dahulu sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.

1. Analisis Regresi dan Pengujian Hipotesis

(43)

regresional analisis). Secara garis besar analisis ini digunakan untuk meneliti

pengaruh dari beberapa variabel independen (variabel X) terhadap variabel dependen (variable Y), (Ghozali, 2006).

Dalam penelitian ini, variabel independen adalah gaya hidup (X1), persepsi harga (X2), citra merek (X3). Variabel dependen adalah keputusan pembelian pelanggan produk Tupperware (Y) maka dapat di simpulkan persamaan regresi bergandanya adalah :

Y’ = a + b1X1+ b2X2+b3X3+e

Keterangan:

Y = Keputusan pembelian a = Konstanta

b1 = Koefisien regresi variabel X1 (gaya hidup) b2 = Koefisien regresi variabel X2 (persepsi harga) b3 = Koefisien regresi variabel X3 (citra merek) X1 = Citra merek

X2 = Persepsi Kualitas X3 = Persepsi harga

e = Error atau variabel penggangu 2. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

(44)

program software SPSS for windows untuk mempermudah proses pengolahan data-data penelitian. Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan angka taraf signifikan hasil perhitungan dengan taraf signifikansi 5% (0,05) dengan kriteria sebagai berikut:

a) Jika F hitung (sig) ≥ α 0,05 maka Ho diterima dan Ha di tolak

b) Jika F hitung (sig) < α 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas dan independent secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Rahmawati dkk, 2014). Maka semua variabel lolos uji t, jika p < 0,05. Hasil analisis dengan bantuan program SPSS dengan tingkat signifikansi α 0,05.

3. Koefisien determinasi (R2)

Koefisien determinan (R2) menunjukkan besarnya pengaruh secara bersama atau serempak variabel eksogen terhadap variabel endogen yang terdapat dalam model structural yang dianalisis. Menurut Kusnendi (2008) nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0< R2<1), dengan ketentuan sebagai berikut :

- Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat/dekat, atau dengan kata lain model tersebut dinilai baik.

(45)

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah produk Tupperware, Tupperware adalah nama merek terkenal dari peralatan rumah tangga yang terbuat dari plastik, wadah penyimpanan, wadah penyajian dan beberapa peralatan dapur yang diperkenalkan untuk khalayak umum pada tahun 1946. Mereka merancang, membuat dan menyebarkan produk-produknya ke seluruh dunia melalui perusahaan induknya Tupperware Brands Corporation dan dipasarkan dengan metode penjualan langsung yang sering dikenal dengan julukan independent sales force atau sales force yang saat ini tidak kurang ada 1.9 juta orang tersebar di seluruh dunia.

Tupperware sendiri merupakan anak perusahaan yang dimiliki oleh Tupperware Brands Corporation.

Tupperware pertama kali dibuat pada tahun 1946 oleh Earl Tupper (1907 – 1983) di Amerika. Ia membuat suatu wadah plastik yang dipergunakan di rumah tangga untuk menyimpan makanan dan membuatnya kedap udara. Salah paten penting dari produk ini adalah seal penyekatnya yang dikenal dengan sebutan "burping seal", yang merupakan ciri khusus terkenal dari produk-produk

(46)

mengenalkan strategi ini, dimana sebelumnya ia adalah seorang agen penjualan dari Stanley Home Products. Di awal-awal tahun 1950an, penjualan meledak dan membuatnya dikenal oleh banyak orang.

Hal ini dikarenakan pengaruh dari Brownie Wise pada para wanita yang menjajakan Tupperware dengan memakai metode party tadi. Tupperware juga semakin dikenal pada masa-masa Perang Dunia II, dimana para wanita dianjurkan untuk lebih memiliki waktu untuk keluarganya, dan dengan menjadi agen Tupperware menjadikan mereka memiliki penghasilan sendiri dari rumah. Selain itu ada tradisi yang dikenal dengan sebutan Assembly yang diadakan di setiap distributor Tupperware yang diadakan secara rutin. Tradisi ini diperkenalkan dan dilanggengkan hingga kini sebagai sarana untuk memberikan penghargaan kepada para penjual, perekrut terbaik baik untuk individu maupun secara team dan organisasi.

Tupperware menyebar ke daratan Eropa sejak kurun waktu 1960 ketika Mila Pond mengadakan sebuah Tupperware party di Weybridge, Inggris, serta beberapa kota lainnya. Namun pada tahun 2003, Tupperware menutup operasinya di Inggris Raya, dikarenakan kekecewaaan para penggunanya atas metode penjualan langsungnya, dan baru dibuka kembali pada tahun 2005 setelah ada restrukrisasi.

(47)

aset-aset Dart sebelumnya dinamakan menjadi Premark International. Tupperware Brands kemudian dipecah dari Premark pada tahun 1996, dimana kemudian Premark diakuisisi oleh Illinois Tool Works tiga tahun kemudian. Saat ini Tupperware sudah terjual di hampir 100 negara di seluruh dunia. (https://id.wikipedia.org/wiki/Tupperware)

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat Wonosari, Gunung Kidul yang mengetahui, membeli, dan menggunakan produk Tupperware. Data yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari hasil penyebaran kuisioner.

3. Karakterisitik Responden

Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh langsung dari hasil penyebaran kuisioner kepada konsumen yang berada di Kabupaten Wonosari, Gunung Kidul. Kuesioner yang disebar sebanyak 100 kuesioner, kuesioner dibagikan sendiri oleh peneliti dan diisi oleh responden saat itu juga. Setelah diisi peneliti melakukan pengecekan kelengkapan jawaban responden, apabila ada kuesioner yang belum terisi, responden diminta untuk melengkapinya sehingga kuesioner terisi semua dan seluruhnya dapat digunakan untuk data penelitian.

(48)

Tabel 4.1.

Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis kelamin

Karakteristik

Sumber : Data Primer 2017

Dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden adalah perempuan sebesar 82 %, dan responden laki-laki sebesar 18 %, total responden sebanyak 100 orang.

Tabel 4.2

Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Responden Persentase

17-20 Tahun 5 5%

21-25 Tahun 23 23%

>26 Tahun 73 73%

Jumlah 100 100%

Sumber : Data Primer 2017

(49)

Tabel 4.3

Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir Jumlah responden Persentase

SD 0 0

SMP 0 0

SMA 37 37%

S1/S2/S3 63 63%

Jumlah 100 100%

Sumber : Data Primer 2017

Dari tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir yaitu : SD (0), SMP (0), SMA (37%), dan S1/S2/S3 (63%). Hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan responden yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 responden.

Tabel 4.4

Sumber : Data Primer 2017

(50)

3.000.000 (42 %), dan >Rp 3.000.000 (31 %) maka tingkat penghasilan responden terbesar adalah Rp 2.500.000 – Rp 3.000.000 yaitu sebesar 42 %.

B. Uji Kualitas Instrumen dan Data 1. Uji Validitas

Uji validitas yang dilakukan menggunakan programs SPSS (Statistical Package for Social Sciencies). Menggunakan teknik korelasi Bivariat

Pearson untuk menguji validitas (Produk Momen Pearson) dengan taraf signifikan 5% (Sugiyono 2011).

Tabel 4.5 Uji Validitas

Variabel Item Nilai Sig

α

=0,05 Keterangan

Gaya Hidup

1 0,000 0,05 Valid

2 0,000 0,05 Valid

3 0,000 0,05 Valid

4 0,000 0,05 Valid

5 0,000 0,05 Valid

6 0,000 0,05 Valid

7 0,000 0,05 Valid

8 0,000 0,05 Valid

9 0,000 0,05 Valid

10 0,000 0,05 Valid

(51)

Tabel 4.5

Sumber : Data Primer 2017 2. Uji Reliabilitas

(52)

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel Cronbach Alpa Sig keterangan

1 Gaya Hidup 0,847 0,6 Reliabel

2 Persepsi harga 0,801 0,6 Reliabel

3 Citra Merek 0,796 0,6 Reliabel

4 Keputusan Pembelian 0,740 0,6 Reliabel

Sumber : Data Primer 2017

Hasil pengujian reliabilitas pada tabel 4.3 menunjukkan nilai cronbach’s

alpha pada variabel gaya hidup sebesar 0,847, persepsi harga sebesar 0,801, citra merek sebesar 0,796 dan variabel keputusan pembelian sebesar 0,740. Masing-masing lebih besar dari 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa keseluruhan instrumen yang dipakai dalam variabel adalah relibel.

C. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis)

(53)

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis linier berganda dimaksudkan untuk menganalisis pengaruh variabel gaya hidup, persepsi harga, dan citra merek terhadap keputusan pembelian. Data yang telah diuji validitas dan reliabilitas kemudian dianalisis dengan regresi linier berganda. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS 17.00 diperoleh nilai koefisien regresi yaitu:

Tabel 4.7

Hasil Perhitungan Koefisien Regresi Variabel Standardized

Coefficients

Sig Kesimpulan

Gaya Hidup 0,184 0,032 Signifikan

Persepsi harga 0,253 0,004 Signifikan

Citra Merek 0,451 0,000 Signifikan

R2 0,305

F Sig 0,000

N 100

Variabel Dependen: Keputusan Pembelian

Sumber : Data Primer 2017

Model persamaan :

(54)

Persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian

Berdasarkan tabel 4.4 diatas bahwa koefisien regresi gaya hidup sebesar 0,184, artinya semakin tinggi gaya hidup maka keputusan pembelian semakin meningkat, begitu sebaliknya penurunan pada pada gaya hidup, maka keputusan pembelian juga menurun.

b. Pengaruh persepsi harga terhadap keputusan pembelian

Berdasarkan tabel 4.4 diatas bahwa koefisien regresi persepsi harga sebesar 0,253. Dapat disimpulkan, jika harga semakin tinggi maka akan berpengaruh terhadap keputusan yang akan meningkat dan begitu juga sebaliknya jika harga menurun keputusan pembelian akan ikut turun.

c. Pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian

Berdasarkan tabel 4.4 diatas bahwa koefisien regresi citra merek sebesar 0,451 artinya semakin tinggi citra merek maka keputusan pembelian semakin meningkat, begitu sebaliknya, penurunan pada citra merek, maka keputusan pembelian juga menurun.

2. Uji Simultan (Uji F)

Uji f dilakukan untuk menguji signifikasi dari variabel terikat yang terdiri dari gaya hidup (X1), persepsi harga (X2), dan citra merek (X3) secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel bebas yaitu keputusan pembelian (Y).

(55)

disimpulkan bahwa gaya hidup, persepsi harga dan citra merek secara simultan atau bersama-sama berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, maka hasil dalam penelitian ini mendukung hipotesis pertama.

3. Uji Parsial (Uji t)

Uji t dilakukan untuk menguji hipotesis kedua hingga keempat yaitu mengetahui signifikasi pengaruh variabel independen yang terdiri dari gaya hidup (X1), persepsi harga (X2) dan citra merek (X3) terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y) secara parsial atau individual.

a) Pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian

Hasil pengujian pada tabel 4.4 diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,032 ≤ (0,05), artinya aktivitas berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian Tupperware di Wonosari, Gunung Kidul. Dengan demikian penelitian ini mendukung hipotesis kedua.

b) Pengaruh persepsi harga terhadap keputusan pembelian

Hasil pengujian pada tebel 4.4 diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,004 ≤

(0,05), artinya harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian Tupperware di Wonosari, Gunung Kidul. Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung hipotesis ketiga.

c) Pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian

Hasil pengujian pada tabel 4.4 diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,000 ≤

(56)

4. Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (adjusted R square) digunakan untuk mengukur kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Hasil perhitungan dapat dilihat dari tabel 4.4. Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh nilai R2 sebesar 0,305 atau 30,5%. Artinya variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh ketiga variabel bebas yaitu gaya hidup (X1), persepsi harga (X2) dan citra merek (X3). Sedangkan sisanya sebesar 69,5% variabel keputusan pembelian produk Tupperware dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar dari penelitian ini.

D. Pembahasan

1. Pengaruh Gaya Hidup, Persepsi harga dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian

Hasil uji regresi diperoleh nilai F hitung 15.454 dengan nilai signifikansi 0,000 (p < 0,05). Artinya bahwa variabel gaya hidup, persepsi harga dan citra merek berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian. Hal ini menunjukkan semakin baik gaya hidup, persepsi harga dan citra merek akan mempengaruhi keputusan pembelian produk.

(57)

(Setiadi, 2003) yang mengatakan bahwa gaya hidup suatu masyarakat akan berbeda dengan masyarakat yang lainnya. Bahkan dari masa ke masa gaya hidup suatu individu dan kelompok akan masyarakat tertentu akan bergerak dinamis.

Dari hasil ini juga dapat disimpulkan bahwa harga produk Tupperware yang tinggi tidak menjadi masalah bagi masyrakat Wonosari, mereka setuju bahwa harga produk Tupperware terjangkau dan sesuai dengan kualitas serta manfaat yang mereka rasakan.

Hasil ini juga membuktikan bahwa pengaruh citra merek dari produk Tupperware mampu meyakinkan masyarakat Wonosari untuk melakukan keputusan pembelian produk. Dengan sisitem penjualan Tupperware yang kebanyakan di lakukan secara langsung antara penjual dan pembeli, bisa menjadi sarana perusahaan untuk menjelaskan citra positif merek itu sendiri kepada konsumen. Citra merek sangat berpengaruh dalam keputusan pembelian konsumen, citra yang positif akan lebih mudah meyakinkan konsumen saat proses pengambilan keputusan pembelian. Teori tersebut juga didukung oleh pendapat dari Sutisna dalam Fatlahah (2013) yang mengatakan bahwa konsumen dengan citra positif terhadap suatu merek, lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian.

Penilitian ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan Yunita dan

Artanti (2014) menyatakan bahwa variabel gaya hidup dan harga berpengaruh

positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian kosnsumen. Begitu juga

dengan penelitian yang dilakukan Amrullah (2016) menunjukkan citra merek

(58)

2. Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian

Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh secara parsial antara gaya hidup terhadap keputusan pembelian produk Tupperware bagi konsumen di Wonosari, Gunung Kidul. Hal ini dibuktikan karena nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,032 < 0,05. Artinya bahwa variabel gaya hidup berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Gaya hidup merupakan salah satu faktor yang menentukan keputusan pembelian, hal ini terbukti dimana menurut Kotler (2011) gaya hidup melukiskan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungannya seperti aktivitas minat, dan opini yang lebih dari sekedar kelas sosial dari kepribadian lain.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa gaya hidup masyarakat Wonosari, Gunung Kidul sudah lebih modern, mereka sudah bisa menerima produk rumah tangga yang lebih simpel, serta bisa meringankan aktivitas mereka sehari-hari. Konsumen di Wonosari merasa bahwa produk Tupperware bisa membantu aktivitas mereka, mampu meringankan pekerjaan mereka, Tupperware juga dirasa lebih praktis dan simpel serta mampu membuat mereka lebih bangga karena menggunakan produk Tupperware.

(59)

3. Pengaruh Persepsi Harga Terhadap Keputusan Pembelian

Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh secara parsial antara persepsi harga terhadap keputusan pembelian produk Tupperware di Wonosari, Gunung Kidul. hal ini dibuktikan karena nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,004 < 0,05. Artinya bahwa variabel persepsi harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Peter dan Olson (2000) mengungkapkan tentang bahwa harga yang ditetapkan untuk suatu merek tertentu dapat dianggap sebagai suatu ciri dari suatu jenis produk Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa harga produk Tupperware di anggap masih terjangkau oleh konsumen. Maka untuk meningkatkan keputusan pembelian, pemasar harus dapat mempertahankan harga yang terjangkau kepada konsumen serta manfaat dan kualitas produk Tupperware.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hutami Permata Sari (2016) yang menyatakan bahwa variabel harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

4. Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian

(60)

Pengaruh promosi secara langsung seperti sistem pemasaran yang dilakukan oleh Tupperware sangat berpengaruh terhadap keputusan konsumen. Dengan sistem penjualan Tupperware yang kebanyakan di lakukan secara langsung antara penjual dan pembeli seperti demo masak dan party, bisa membantu menjelaskan citra positif merek itu sendiri kepada konsumen secara langsung. Program pemasaran yang kuat dengan menonjolkan kelebihan produk dibanding dengan produk lain, akan membangun brand image yang positif dibenak konsumen serta akan memicu konsumen untuk mereferensikannya kepada orang lain.

(61)
(62)

46 A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini mengenai Pengaruh Gaya Hidup, Persepsi harga, dan Citra Merek Produk Tupperware terhadap Keputusan Pembelian Bagi Masyarakat Wonosari, Gunung Kidul antara lain sebagai berikut:

1. Berdasarkan pengujian secara simultan diperoleh bahwa gaya hidup, persepsi harga, dan citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil ini mendukung hipotesis pertama yang di ajukan.

2. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan gaya hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Produk Tupperware Bagi Masyarakat Wonosari, Gunung Kidul. Hasil ini mendukung hipotesis yang di ajukan.

3. Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Produk Tupperware Bagi Masyarakat Wonosari, Gunung Kidul. Hasil ini mendukung hipotesis yang di ajukan.

(63)

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini hanya meneliti Pengaruh Gaya Hidup, Persepsi harga, dan Citra Merek. Masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian, misalnya promosi dan kualitas produk.

C. Saran

1. Bagi perusahaan Tupperware di Indonesia, agar tetap menjaga keterjangkauan harga produk dan tetap meningkatkan kualitas agar tetap bisa menjaga citra yang positif di mata konsumen untuk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen di seluruh Indonesia.

(64)

Anonim, Profil Tupperware, (https://id.wikipedia.org/wiki/Tupperware). Diakses tanggaal 15 maret 2017.

Amrullah Artika R. 2016. Pengaruh Kualitas Produk Harga, Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Honda Beat. Jurnal Ilmu Manajemen. Volume 5, Nomer 7.

Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta

Ardy, Dian Ayu Puspita. 2013. Pengaruh Gaya Hidup, Fitur, Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian. Blackberry Curve 9300. Fakultas Ekonomi, Manajemen, Univeritas Negeri Surabaya. Jurnal Ilmu Manajemen. Volume 1, Nomer 1.

Fatlahah, Aniek. 2013. Pengaruh Kualitas Produk dan Citra Merek, Terhadap Keputusan Pembelian Es Krim Wall’s Magnum. Jurnal Ilmu Manajemen. Volume 1, Nomer 2.

Ghozali, Imam. 2006 , Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponogoro, Semarang.

Hutami Permata Sari. 2016. “Pengaruh Citra Merek, Fitur, Dan Persepsi Harga Terhadap Keputusan Pembelian”. Jurnal Manajemen Universitas Negeri Yogyakarta.

Indrawati, Devi. 2015. Pengaruh merek dan Gaya Hidup Hedonis Terhadap Keputusan Pembelian Jilbab “Zoya”. Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen. Volume 15, No 2.

Kaharu, Debora. 2016. Pengaruh Gaya Hidup, Promosi, dan Keputusan Pembelian Terhadap Keputusan Pembelian Pada Cosmic. Jurnal Ilmu Manajemen.Volume 5, Nomer 3.

Kusnendi. 2008, Model-Model Persamaan Struktural. Satu dan Multigroup Sampel dengan LISREL. Bandung : Alfabeta

Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. 2008. Manajemen pemasaran. Edisi 13. Pearson education, inc, Erlangga Jakarta .

(65)

PT. Indeks, Jakarta

Kotler, P., Armstrong, G. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 12 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip dan Gray Amstrong. 2012. Principles Of Marketing. Global Edition. 14 Edition, Person Education

Kotler, P. 2011. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Edisi Pertama. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Peter, J Paul dan Olson, Jerry C. 2014. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Jakarata: Salemba Empat.

Peter, Paul & Olson, Jerry C. 2000. Perilaku Konsumen Dan Strategi Pemasaran. Edisi Ke empat. Cetakan Pertama. Jakarta. Erlangga.

Rahmawati, A. 2014. Statistika. Edisi Ke 2. Fakultas Ekonomi Manajemen. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Schiffman dan Kanuk. 2007. Perilaku Konsumen. Jakarta: IndeksShiffman dan Kanuk 1994. Consumer Behavior 5th Edittion.Englewood Cliffs. New Jersey.

Setiadi, J.Nugroho. 2003. Perilaku Konsumen. Edisi Revisi Cetakan ke Empat. Jakatra: Prenada Media Grup.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sutisna. 2002. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Swastha, B, dan T. Handoko. 2008. Manajemen Pemasaran, Analisa Perilaku Konsumen. Edisi Pertama. Cetakan Keempat. BPFE. Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran, Edisi III, CV.Andi Offset. Yogyakarta.

(66)
(67)

PENGARUH GAYA HIDUP, PERSEPSI HARGA, DAN CITRA MEREK PRODUK TUPPERWARE TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN BAGI MASYARAKAT WONOSARI, GUNUNGKIDUL

Kuesioner ini merupakan instrumen penelitian dalam rangka penulisan skripsi program sarjana yang dilakukan oleh :

Nama : M Ainun Najib

NIM : 20130410252

Departemen/Fakultas : Manajemen/Ekonomi

Universitas : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(68)

Untuk keperluan keabsahan data penelitian ini, saya harapkan kepada Saudara/i responden untuk mengisi dengan tulisan berikut ini.

Profil Responden

1. Nomor responden :...(di isi peneliti) 2. Nama :...(boleh tidak di isi) 3. Usia : A. 17 tahun - 20 tahun

B. 21 tahun - 25 tahun C. 26 tahun - 30 tahun

4. Tingkat penghasilan: A. Rp 500.000 – Rp 1.000.000 B. Rp 1.500.000 – Rp 2.000.00 C. Rp 2.500.000 – Rp 3.000.000 D. >Rp 3.000.000

5. Pendidikan terakhir : A. SD B. SMP C. SMA D. S1/S2/S3

(69)

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

Pengisian kuesioner dilakukan dengan cara memberi tanda (√) pada pernyataan yang Anda pilih.

Keterangan Skor

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Tidak Setuju (TS) 2

1 Produk Tupperware membantu saya saat berkerja 2 Saya suka mengkoleksi produk Tupperware

3 Ketika berlibur bersama keluarga, saya memilih menggunakan Tupperware

4 Saya menggunakan produk Tupperware saat berolahraga

5 Saya tertarik memilih Tupperware karena dapat meringankan pekerjaan saya

6 Saya tertarik memilih Tupperware karena saya dapat berkumpul dengan orang lain

7 Saya tertarik menggunakan Tupperware karena cocok digunakan saat rekreasi

(70)

10 Lingkungan sekitar saya mengatakan Tupperware adalah produk terbaik

11 Saya menggunakan Tupperware karena pengaruh dari lingkungan sosial saya

PERSEPSI HARGA

NO PERNYATAAN SS S N TS STS

1 Menurut saya harga produk Tupperware terjangkau 2 Kualitas Tupperware sesuai dengan harga yang

ditawarkan

3 Harga produk Tupperware cukup bersaing dengan produk sejenis di pasaran

4 Harga Tupperware sangat sesuai dengan manfaat yang saya rasakan

CITRA MEREK

NO PERNYATAAN SS S N TS STS

1 Merek Tupperware lebih unggul dibandingkan merek 2 Ketika menggunakan merek Tupperware saya merasa

lebih bangga

3 Saya memlih merek Tupperware karena memiliki reputasi yang terpercaya

KEPUTUSAN PEMBELIAN

(71)

saya akan produk rumah tangga

2 Ketika saya membutuhkan produk rumah tangga, maka Tupperware menjadi pertimbangan utama saya

3 Saya merekomendasikan produk Tupperware kepada orang lain karena lebih modern dan simpel

4 Saya membeli Tupperware karena sesuai dengan keinginan dan kebutuhan saya

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .571a .326 .305 1.992

a. Predictors: (Constant), citra_merek, gaya_hidup, harga

b. Dependent Variable: keputusan_pembelian

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 183.968 3 61.323 15.454 .000a

Residual 380.942 96 3.968

Total 564.910 99

a. Predictors: (Constant), citra_merek, gaya_hidup, harga

(72)

Model

Unstandardized Coefficients Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -1.816 2.765 -.657 .513

gaya_hidup .056 .025 .184 2.181 .032

harga .249 .084 .253 2.953 .004

citra_merek .787 .150 .451 5.242 .000

(73)
(74)
(75)

item_11 Pearson

Correlat

ion

.409** .367** .316** .231* .352** .071 .409** .419** .446** .421** 1 .555**

Sig.

(2-tailed)

.000 .000 .001 .021 .000 .481 .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

total_1 Pearson

Correlat

ion

.515** .697** .614** .541** .679** .519** .833** .797** .782** .924** .555** 1

Sig.

(2-tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

(76)

item_12 Pearson Correlation 1 .516** .646** .493** .883**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100

item_13 Pearson Correlation .516** 1 .425** .396** .605**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100

item_14 Pearson Correlation .646** .425** 1 .549** .803**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100

item_15 Pearson Correlation .493** .396** .549** 1 .726**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100

total_2 Pearson Correlation .883** .605** .803** .726** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

Gambar

Gambar 2.1 Model Penelitian (Amrullah, 2016)
Tabel 4.1.
Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Tabel 4.5
+4

Referensi

Dokumen terkait

Namun pada kondisi penelitian dengan media hidrogen peroksida (dalam kemasan) dengan jumlah oksigen yang di luar batas toleransi, maka hidrogen peroksida akan

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diartikan sebagai jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi

normatif” yang berarti jenis penelitian yang fokus kajiannya menitikberatkan pada asas-asas hukum dan kaidah-kaidah hukum yang terdapat dalam berbagai ketentuan

Data yang telah diperoleh pada penelitian ini selanjutnya dianalisis untuk memperoleh kejelasan sehingga peneliti dapat menyimpulkan hasil dari penelitian yang dilakukan

Mereka menuntut kepada negara untuk memberikan penjelasan resmi mengapa mereka bisa menjadi korban kejahatan politik; menuntut pemulihan nama baik lewat pengakuan

Atrofi papil bukan merupakan penyakit akan tetapi merupakan tanda akan kondisi yang berpotensi serius, keadaan ini merupakan proses akhir dari suatu proses yang terjadi di

“Saya akan membuat karya yang disesuaikan dengan data yang saya ambil secara personal dari kolektor, memprioritaskan pada memori, apa yang harus diikhlaskan atau apa yang

Optimasi dan Karakterisasi Kinerja Sensor Gas N 2 O Secara Voltammetri Siklik Menggunakan Mikroelektroda Emas (Au) dengan Membran PTFE (Polytetrafluoroethylene); Aditia