• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Rancang Bangun Administrative Workflow System Rekrutmen dan Seleksi Pada Stikom Surabaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Rancang Bangun Administrative Workflow System Rekrutmen dan Seleksi Pada Stikom Surabaya."

Copied!
201
0
0

Teks penuh

(1)

PADA STIKOM SURABAYA

Nama : Adrianus Wijaya

NIM : 09.41010.0277

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA DAN TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

(2)

vi

Proses rekrutmen dan seleksi pada bagian Pengembangan Sumber Daya

Manusia (PSDM) STIKOM Surabaya masih berkutat pada pemrosesan dengan

menggunakan dokumen dan formulir kertas, sehingga memiliki empat resiko

potensial yang ditemukan dalam proses administratifnya, yaitu: Storage

requirement, Extensive resources to file and search for documents, Security risk,

dan Delay risk.

Untuk mengurangi atau menghindari resiko-resiko yang sudah disebutkan

di atas, akan dibangun sebuah situs web sebagai suatu solusi yang dilengkapi

kemampuan untuk menyimpan dokumen yang sudah diubah menjadi bentuk file

digital untuk menjaga agar pihak yang tidak berwenang tidak bisa mengakses

dokumen pelamar, sekaligus menyelesaikan resiko kebutuhan penyimpanan. Situs

web juga menerapkan administrative workflow system untuk langsung

mengarahkan alur proses ke orang yang berwenang sehingga tetap menjaga

jalannya proses rekrutmen dan seleksi, meskipun penggunaan kertas sudah

dihilangkan.

Berdasarkan hasil pengujian, produk yang telah dikembangkan mampu

mengurangi kebutuhan penyimpanan sebesar 61,5%, mampu memudahkan

pencarian data pelamar dan permohonan SDM, mampu menutup akses pihak yang

tidak berkepentingan, dan mampu mengurangi penundaan proses yang sedang

berjalan.

(3)

ix

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Batasan Masalah ... 6

1.4 Tujuan ... 7

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

1.6 Sistematika Penulisan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

2.1 Rekrutmen dan Seleksi... 10

2.2 Workflow Management System (WFMS) ... 12

2.2.1 Elemen Kerja Kunci dalam Workflow System ... 12

2.2.2 Administrative Workflow System ... 15

2.3 Managing Employee Information from Hire to Retire ... 16

2.4 Perangkat Lunak ... 18

2.4.1 Rekayasa Perangkat Lunak ... 19

(4)

x

3.1.1 Identifikasi Permasalahan ... 24

3.1.2 Analisis Permasalahan ... 26

3.2 Desain Sistem ... 28

3.2.1 Context Diagram ... 28

3.2.2 Diagram Jenjang (HIPO) ... 29

3.2.3 Data Flow Diagram (DFD) ... 30

3.2.4 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 33

3.2.5 Struktur Tabel ... 34

3.2.6 Desain Antarmuka Pengguna ... 49

3.3 Desain Evaluasi ... 73

3.3.1 Desain Uji Coba ... 73

3.3.2 Desain Angket ... 93

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM ... 101

4.1 Kebutuhan Sistem ... 101

4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras ... 101

4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 101

4.2 Implementasi Produk ... 102

4.2.1 Halaman untuk Role Kepala ... 104

4.2.2 Halaman untuk Role Pembantu Ketua Terkait dan Role Ketua ... 125

4.2.3 Halaman untuk Role Kepala Bagian PSDM ... 133

4.2.4 Halaman untuk Role Pelamar ... 142

(5)

xi

4.3 Evaluasi ... 149

4.3.1 Uji Coba Sistem ... 149

4.3.2 Hasil Angket ... 170

4.3.3 Pembahasan Hasil Uji Coba ... 177

BAB V PENUTUP ... 181

5.1 Kesimpulan ... 181

5.2 Saran ... 182

DAFTAR PUSTAKA ... 183

(6)

xii

Tabel 1.1 Data Karyawan yang Masuk Dalam Tiga Tahun Terakhir

(Sumber: PSDM STIKOM Surabaya) ... 2

Tabel 3.1 Approval_Request_SDM ... 34

Tabel 3.2 Approve_Interview_Lanjut ... 34

Tabel 3.3 Content_Test_PBM ... 35

Tabel 3.4 Detail_Penilaian_Test_PBM ... 35

Tabel 3.5 Detil_Dokumen_Pelamar ... 36

Tabel 3.6 Detil_Hasil_Interview_Akhir ... 36

Tabel 3.7 Detil_Hasil_Interview_Awal ... 37

Tabel 3.8 Detil_Hasil_Interview_Lanjutan ... 37

Tabel 3.9 Detil_Test_Skill ... 38

Tabel 3.10 Hasil_Interview_Akhir ... 38

Tabel 3.11 Hasil_Interview_Awal ... 39

Tabel 3.12 Hasil_Interview_Lanjutan ... 40

Tabel 3.13 Header_Test_PBM ... 41

Tabel 3.14 Operation_Has_Path ... 41

Tabel 3.15 Operation_Has_Role ... 42

Tabel 3.16 Operations ... 42

Tabel 3.17 Page_Path ... 42

Tabel 3.18 Page_Setting ... 43

Tabel 3.19 Pelamar ... 43

Tabel 3.20 Pelamar_Panggil_Test ... 43

(7)

xiii

Tabel 3.24 Request_SDM ... 46

Tabel 3.25 Request_SDM_Has_Applicant ... 47

Tabel 3.26 Selection_Process ... 47

Tabel 3.27 System_Role ... 48

Tabel 3.28 Test_Skill ... 48

Tabel 3.29 User_Has_Role ... 48

Tabel 3.30 Desain Data Uji Coba Halaman Log In ... 74

Tabel 3.31 Desain Test Case Halaman Log In ... 74

Tabel 3.32 Desain Data Uji Coba Halaman Permohonan SDM ... 75

Tabel 3.33 Desain Test Case Halaman Permohonan SDM ... 75

Tabel 3.34 Desain Test Case Halaman Persetujuan Permohonan SDM ... 77

Tabel 3.35 Desain Data Uji Coba Halaman Dokumen Pelamar ... 78

Tabel 3.36 Desain Test Case Halaman Dokumen Pelamar ... 78

Tabel 3.37 Desain Test Case Halaman Pelamar Pada Permohonan SDM ... 79

Tabel 3.38 Desain Test Case Halaman Persetujuan Pemanggilan Pelamar ... 80

Tabel 3.39 Desain Data Uji Coba Halaman Isi Profil Pelamar Tab Data Diri Pelamar ... 81

Tabel 3.40 Desain Data Uji Coba Halaman Isi Profil Pelamar Tab Work Related ... 82

Tabel 3.41 Desain Test Case Halaman Profil Pelamar ... 82

Tabel 3.42 Desain Data Uji Coba Halaman Hasil Tes Skill ... 83

Tabel 3.43 Desain Data Uji Coba Halaman Hasil Tes Skill (Detil Penilaian Tes Skill) ... 83

(8)

xiv

Tabel 3.47 Desain Data Uji Coba Halaman Penilaian Tes PBM Koordinator . 85

Tabel 3.48 Desain Test Case Halaman Penilaian Tes PBM Koordinator ... 86

Tabel 3.49 Desain Data Uji Coba Halaman Penilaian Tes PBM Penguji ... 86

Tabel 3.50 Desain Test Case Halaman Penilaian Tes PBM Penguji ... 87

Tabel 3.51 Desain Data Uji Coba Halaman Wawancara Awal ... 88

Tabel 3.52 Desain Data Uji Coba Halaman Wawancara Awal (Detil Penilaian Wawancara Awal) ... 88

Tabel 3.53 Desain Test Case Halaman Wawancara Awal ... 88

Tabel 3.54 Desain Test Case Halaman Persetujuan Wawancara Lanjutan ... 89

Tabel 3.55 Desain Data Uji Coba Halaman Wawancara Lanjutan ... 90

Tabel 3.56 Desain Data Uji Coba Halaman Wawancara Lanjutan (Detil Penilaian Wawancara Lanjutan) ... 90

Tabel 3.57 Desain Test Case Halaman Wawancara Lanjutan ... 91

Tabel 3.58 Desain Data Uji Coba Halaman Wawancara Final ... 92

Tabel 3.59 Desain Data Uji Coba Halaman Wawancara Final (Detil Penilaian Wawancara Final) ... 92

Tabel 3.60 Desain Test Case Halaman Wawancara Final ... 92

Tabel 3.61 Desain Test Case Halaman Penyelesaian Permohonan SDM ... 93

Tabel 3.62 Desain Angket Proses Rekrutmen Peran Kepala Bagian PSDM .... 94

Tabel 3.63 Desain Angket Proses Seleksi Peran Kepala Bagian PSDM ... 95

Tabel 3.64 Desain Angket Proses Rekrutmen Peran Kepala Bagian/Pusat/ProgramStudi ... 96

Tabel 3.65 Desain Angket Proses Seleksi Peran Kepala Bagian/Pusat/ProgramStudi ... 96

(9)

xv

Peran Pembantu Ketua Terkait dan Ketua STIKOM ... 98

Tabel 3.69 Desain Angket Proses Seleksi Peran Pembantu Ketua Terkait dan Ketua STIKOM ... 99

Tabel 3.70 Desain Angket Proses Seleksi Peran Pembantu Ketua II ... 100

Tabel 3.71 Desain Angket Proses Seleksi Peran Penguji ... 100

Tabel 4.1 Hasil Uji Coba Halaman Log In ... 149

Tabel 4.2 Hasil Uji Coba Halaman Permohonan SDM ... 150

Tabel 4.3 Hasil Uji Coba Halaman Persetujuan Permohonan SDM ... 152

Tabel 4.4 Hasil Uji Coba Halaman Dokumen Pelamar ... 154

Tabel 4.5 Hasil Uji Coba Halaman Daftar Pelamar pada Permohonan SDM 156 Tabel 4.6 Hasil Uji Coba Halaman Persetujuan Pemanggilan Pelamar ... 157

Tabel 4.7 Hasil Uji Coba Halaman Isi Profil Pelamar ... 159

Tabel 4.8 Hasil Uji Coba Halaman Hasil Tes Skill ... 160

Tabel 4.9 Hasil Uji Coba Halaman Header Test PBM ... 161

Tabel 4.10 Hasil Uji Coba Halaman Penilaian Tes PBM oleh Koordinator ... 162

Tabel 4.11 Hasil Uji Coba Halaman Penilaian Test PBM untuk Penguji ... 163

Tabel 4.12 Hasil Uji Coba Halaman Wawancara Awal ... 164

Tabel 4.13 Hasil Uji Coba Halaman Persetujuan Wawancara Lanjutan ... 165

Tabel 4.14 Hasil Uji Coba Halaman Wawancara Lanjutan ... 167

Tabel 4.15 Hasil Uji Coba Halaman Wawancara Final ... 168

Tabel 4.16 Hasil Uji Coba Halaman Penyelesaian Permohonan SDM ... 169

Tabel 4.17 Hasil Pengolahan Angket Role Kepala ... 171

(10)

xvi

(11)

xvii

Gambar 2.1 Proses Rekrutmen (Mondy dan Noe, 1990) ... 11

Gambar 2.2 Proses Seleksi (Mondy dan Noe, 1990) ... 11

Gambar 2.3 Elemen Kerja Kunci dalam Sistem Workflow (Chaffey, 1963) ... 13

Gambar 2.4 Alur Model Inkremental (Pressman, 2002) ... 21

Gambar 2.5 Alur Model Inkremental (Sommerville, 2001) ... 21

Gambar 3.1 Context Diagram ... 28

Gambar 3.2 Diagram Jenjang (HIPO) Sistem ... 29

Gambar 3.3 DFD Level 0 Proses Rekrutmen ... 30

Gambar 3.4 DFD Level 0 Proses Seleksi ... 31

Gambar 3.5 DFD Level 1 Proses Rekrutmen ... 31

Gambar 3.6 DFD Level 1 Proses Seleksi ... 32

Gambar 3.7 Desain Model ER ... 33

Gambar 3.8 Desain Halaman Log In ... 49

Gambar 3.9 Desain Halaman About ... 50

Gambar 3.10 Desain Halaman Home untuk Role Kepala dan PIC Rekrutmen ... 51

Gambar 3.11 Desain Halaman Home untuk Role Penguji ... 51

Gambar 3.12 Desain Halaman Home untuk Role Pembantu Ketua dan Ketua ... 52

Gambar 3.13 Desain Halaman Home untuk Role Kepala Bagian PSDM ... 53

Gambar 3.14 Desain Halaman Permohonan SDM ... 54

Gambar 3.15 Desain Halaman Persetujuan Permohonan SDM ... 55

(12)

xviii

Gambar 3.19 Desain Halaman Profil Pelamar ... 60

Gambar 3.20 Desain Halaman Tes Skill ... 61

Gambar 3.21 Desain Halaman Header Tes PBM ... 62

Gambar 3.22 Desain Halaman Detil Penilaian Tes PBM Koordinator ... 63

Gambar 3.23 Desain Halaman Penilaian Tes PBM Penguji ... 64

Gambar 3.24 Desain Halaman Wawancara Awal ... 65

Gambar 3.25 Desain Halaman Persetujuan Wawancara Lanjutan ... 67

Gambar 3.26 Desain Halaman Wawancara Lanjutan ... 68

Gambar 3.27 Desain Halaman Wawancara Final ... 69

Gambar 3.28 Desain Halaman Penyelesaian Permohonan SDM ... 70

Gambar 3.29 Desain Halaman Lacak Data Permohonan SDM ... 71

Gambar 3.30 Desain Halaman Data Pelamar ... 72

Gambar 3.31 Desain Halaman Detil Dokumen Pelamar ... 73

Gambar 4.1 Halaman Home ... 102

Gambar 4.2 Halaman About ... 103

Gambar 4.3 Halaman Home untuk Role Kepala ... 104

Gambar 4.4 Submenu pada Menu Pelamar pada Permohonan SDM Role Kepala ... 104

Gambar 4.5 Submenu pada Menu Rekrutmen Role Kepala ... 105

Gambar 4.6 Submenu pada Menu Seleksi Role Kepala ... 105

Gambar 4.7 Submenu pada Menu Trace Role Kepala ... 105

Gambar 4.8 Halaman Daftar Permohonan SDM ... 106

(13)

xix

Gambar 4.12 Halaman Persetujuan Pemanggilan Pelamar untuk

Role Kepala ... 109

Gambar 4.13 Halaman Daftar Pelamar Bisa Tes Skill ... 110

Gambar 4.14 Tampilan Halaman Hasil Tes Skill ... 110

Gambar 4.15 Halaman Daftar Pelamar Bisa Tes PBM ... 111

Gambar 4.16 Halaman Header Test PBM ... 112

Gambar 4.17 Halaman Penilaian Test PBM oleh Koordinator ... 113

Gambar 4.18 Halaman Daftar Pelamar Bisa Wawancara Awal ... 114

Gambar 4.19 Halaman Wawancara Awal ... 114

Gambar 4.20 Halaman Daftar Lacak Pelamar ... 115

Gambar 4.21 Halaman Data Pelamar ... 116

Gambar 4.22 Halaman Lacak Profil Pelamar ... 117

Gambar 4.23 Halaman Lacak Dokumen Pelamar ... 118

Gambar 4.24 Halaman Detil Dokumen Pelamar ... 119

Gambar 4.25 Halaman Lacak Hasil Tes Skill ... 119

Gambar 4.26 Halaman Lacak Hasil Tes PBM ... 120

Gambar 4.27 Halaman Lacak Hasil Wawancara Awal ... 121

Gambar 4.28 Halaman Lacak Hasil Wawancara Lanjut ... 122

Gambar 4.29 Halaman Lacak Hasil Wawancara Final ... 122

Gambar 4.30 Halaman Lacak Permohonan SDM ... 123

Gambar 4.31 Halaman Lacak Detil Permohonan SDM ... 124

(14)

xx

Gambar 4.34 Submenu pada Menu Rekrutmen

Role Pembantu Ketua Terkait dan Role Ketua ... 127

Gambar 4.35 Submenu pada Menu Seleksi Role Pembantu Ketua Terkait dan Role Ketua ... 127

Gambar 4.36 Halaman Daftar Permohonan SDM Membutuhkan Persetujuan ... 128

Gambar 4.37 Halaman Persetujuan Permohonan SDM Tab Data Umum Kebutuhan Role Pembantu Ketua Terkait dan Role Ketua ... 129

Gambar 4.38 Halaman Persetujuan Permohonan SDM Tab Persetujuan Role Pembantu Ketua Terkait dan Role Ketua ... 129

Gambar 4.39 Halaman Persetujuan Wawancara Lanjutan ... 131

Gambar 4.40 Halaman Daftar Pelamar Bisa Wawancara Lanjutan ... 132

Gambar 4.41 Halaman Wawancara Lanjutan ... 132

Gambar 4.42 Halaman Home untuk Role Kepala Bagian PSDM ... 134

Gambar 4.43 Submenu pada Menu Pelamar pada Permohonan SDM Role Kepala Bagian PSDM ... 134

Gambar 4.44 Submenu pada Menu Rekrutmen Role Kepala Bagian PSDM ... 134

Gambar 4.45 Submenu pada Menu Pelamar Role Kepala Bagian PSDM ... 135

Gambar 4.46 Submenu pada Menu Seleksi Role Kepala Bagian PSDM ... 135

Gambar 4.47 Halaman Persetujuan Permohonan SDM Tab Persetujuan Role Kepala Bagian PSDM ... 136

Gambar 4.48 Halaman Daftar Pelamar ... 137

Gambar 4.49 Halaman Summary Pelamar ... 138

Gambar 4.50 Halaman Daftar Permohonan SDM Bisa Pasang Pelamar ... 139

(15)

xxi

Gambar 4.53 Halaman Dokumen Pelamar ... 142

Gambar 4.54 Halaman Isi Profil Pelamar ... 143

Gambar 4.55 Submenu pada Menu Pelamar Role Pelamar ... 143

Gambar 4.56 Submenus pada Menu Pelamar pada Permohonan SDM Role PIC ... 144

Gambar 4.57 Submenus pada Menu Pelamar Role PIC ... 144

Gambar 4.58 Halaman Home untuk Role Penguji ... 145

Gambar 4.59 Submenu pada Menu Seleksi Role Penguji ... 145

Gambar 4.60 Halaman Penilaian Tes PBM Untuk Penguji ... 146

Gambar 4.61 Submenu Pada Menu Pelamar Pada Permohonan SDM Role Pembantu Ketua 2 ... 147

Gambar 4.62 Submenu pada Menu Rekrutmen Role Pembantu Ketua 2 ... 147

Gambar 4.63 Submenu pada Menu Seleksi Role Pembantu Ketua 2 ... 147

Gambar 4.64 Halaman Daftar Pelamar Bisa Wawancara Final ... 148

Gambar 4.65 Halaman Wawancara Final ... 148

Gambar 4.66 Pesan Error User Karyawan Tidak Punya Role Pada Sistem .... 150

Gambar 4.67 Pesan Permohonan SDM Sudah Disimpan ... 151

Gambar 4.68 Pesan Permohonan SDM Sudah Dibatalkan ... 151

Gambar 4.69 Pesan Permohonan SDM Telah Disetujui ... 153

Gambar 4.70 Pesan Permohonan SDM Telah Ditolak ... 153

Gambar 4.71 Pesan Permohonan SDM Telah Diterima ... 153

Gambar 4.72 Pesan Permohonan SDM Sudah Dibatalkan ... 154

Gambar 4.73 Pesan Penerimaan Permohonan SDM Sudah Dibatalkan ... 154

(16)

xxii

Gambar 4.77 Pesan Penambahan Pelamar Sudah Tersimpan ... 156

Gambar 4.78 Pesan Pemanggilan Pelamar Sudah Disetujui ... 158

Gambar 4.79 Pesan Persetujuan Pemanggilan Dibatalkan ... 158

Gambar 4.80 Pesan Pelamar Sudah Ditandai ... 158

Gambar 4.81 Pesan Penandaan Sudah Dibatalkan ... 158

Gambar 4.82 Pesan Profil Pelamar Sudah Tersimpan ... 159

Gambar 4.83 Pesan Hasil Tes Skill Sudah Tersimpan ... 160

Gambar 4.84 Pesan Hasil Tes Skill Sudah Dibatalkan ... 160

Gambar 4.85 Pesan Header Tes PBM Sudah Disimpan ... 161

Gambar 4.86 Pesan Hasil Tes PBM Sudah Dibatalkan ... 161

Gambar 4.87 Pesan Penilaian Tes PBM oleh Koordinator Tersimpan ... 162

Gambar 4.88 Pesan Hasil Penilaian Tes PBM oleh Penguji Sudah Disimpan ... 163

Gambar 4.89 Pesan Hasil Penilaian Tes PBM oleh Penguji Sudah Dibatalkan ... 164

Gambar 4.90 Pesan Hasil Wawancara Awal Tersimpan ... 165

Gambar 4.91 Pesan Hasil Wawancara Dibatalkan ... 165

Gambar 4.92 Pesan Pelamar Disetujui untuk Wawancara Lanjutan ... 166

Gambar 4.93 Pesan Pelamar Ditolak untuk Wawancara Lanjutan ... 166

Gambar 4.94 Pesan Hasil Wawancara Lanjutan Disimpan ... 167

Gambar 4.95 Pesan Hasil Wawancara Lanjutan Dibatalkan ... 167

Gambar 4.96 Pesan Hasil Wawancara Final Tersimpan ... 169

(17)
(18)

xxiv

Lampiran 1. BPMN Proses Rekrutmen yang Berjalan ... 184

Lampiran 2. BPMN Proses Seleksi yang Berjalan ... 186

Lampiran 3. BPMN Proses Rekrutmen yang Direncanakan ... 188

Lampiran 4. BPMN Proses Seleksi yang Direncanakan ... 189

Lampiran 5. Formulir Permohonan SDM ... 190

Lampiran 6. Formulir Data Pelamar ... 191

Lampiran 7. Formulir Hasil Interview dan Tes ... 194

Lampiran 8. Penghitungan Dokumen Masuk ... 198

Lampiran 9. Model Data Konseptual ... 199

Lampiran 10. Model Data Fisik ... 200

Lampiran 11. Hasil Angket Role Kepala ... 201

Lampiran 12. Hasil Angket Role Pembantu Ketua ... 216

Lampiran 13. Hasil Angket Role PIC Rekrutmen ... 221

Lampiran 14. Hasil Angket Role Kepala Bagian PSDM ... 226

(19)

1

1.1 Latar Belakang Masalah

Pengembangan sumber daya manusia (PSDM) adalah salah satu bagian di

STIKOM Surabaya yang mengurusi masalah-masalah kepegawaian. Dalam

menjalankan tugas-tugasnya, PSDM dibagi menjadi beberapa sub bagian, salah

satunya adalah sub bagian Rekrutmen dan Kesejahteraan Karyawan yang

mengurusi tentang pemasangan iklan lowongan, tes karyawan, wawancara,

pengurusan asuransi, dll.

Dalam menangani proses rekrutmen dan seleksi, bagian Rekrutmen

menggunakan dokumen atau formulir kertas yang berpindah dari satu tempat ke

tempat yang lain sebagai bagian dalam proses. Dalam proses rekrutmen, terdapat

formulir permohonan SDM yang dibuat oleh Kepala Bagian/Kepala Program

Studi/Kepala Pusat (Kabag/Kapus/Kaprodi) yang mengajukan permintaan SDM.

Formulir ini harus disetujui lebih dulu oleh Pembantu Ketua (Puket) dan Ketua

STIKOM sebelum diterima oleh pihak PSDM untuk dibuatkan lowongan

pekerjaan (Lampiran 1). Dalam proses seleksi, dokumen pelamar (CV, fotokopi

ijazah, dll.) yang diterima oleh bagian PSDM, harus ditunjukkan ke Kabag terkait

permohonan SDM dan Puket terkait terlebih dahulu sebelum ditentukan, pelamar

yang bisa ikut tes seleksi dan pelamar yang tidak bisa ikut tes seleksi.

Dokumen-dokumen pelamar tersebut juga digunakan dalam proses wawancara yang

dilakukan dengan Kabag terkait, Puket terkait, dan Puket II. (Lampiran 2). Selain

(20)

yaitu dokumen yang dicetak sendiri oleh PSDM dan dokumen yang diserahkan

oleh pelamar ke PSDM. Untuk dokumen yang dicetak sendiri oleh PSDM dapat

dilihat pada Lampiran 5, Lampiran 6, dan Lampiran 7.

Tabel 1.1 Data Karyawan yang Masuk Dalam Tiga Tahun Terakhir (Sumber: PSDM STIKOM Surabaya)

Tahun Jumlah Karyawan diterima

2010 15

2011 41

2012 32

Total 88

Berdasarkan tabel 1.1, dapat dilakukan perhitungan untuk dijadikan

asumsi jumlah total dokumen yang masuk ke dalam PSDM dalam tiga tahun

terakhir melalui proses rekrutmen dan seleksi. Dari hasil penghitungan,

didapatkan jumlah kurang lebih 1144 lembar dokumen dengan rata-rata per tahun

381 dokumen, yang harus disimpan oleh pihak PSDM (Lampiran 8). Jumlah ini

belum ditambah dengan jumlah dokumen pelamar yang disimpan oleh PSDM,

meskipun pelamar tersebut gagal dalam seleksi atau belum mengikuti seleksi,

karena PSDM menyimpan dokumen pelamar yang gagal atau belum terseleksi

maksimal satu tahun. Dokumen ini digunakan ketika muncul kebutuhan SDM

yang harus dipenuhi secepatnya.

Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan oleh IBM Software Group

(2008), sebuah organisasi sumber daya manusia berpotensi menghadapi beberapa

resiko jika tetap menggunakan kertas sebagai sumber informasi data karyawan.

Resiko-resiko tersebut yaitu:

(21)

b. Informasi yang tidak akurat

c. Beban administratif

d. Penyimpanan yang tidak perlu

e. Masalah keamanan

f. Resiko informasi karyawan diakses oleh pihak yang tidak berwenang

g. Resiko kesalahan dalam penempatan dokumen

h. Biaya penggandaan dan pengiriman

i. Kesulitan dalam pencarian data karyawan

j. Resiko penundaan penyelesaian proses transaksi

Setelah membandingkan antara fakta-fakta yang dikumpulkan dan isi dari

penelitian yang dilakukan oleh IBM Software Group (2008), maka dapat ditarik

sebuah kesimpulan, yaitu proses rekrutmen dan seleksi pada PSDM STIKOM,

yang mencakup lingkungan internal dan eksternal dari STIKOM Surabaya, masih

berkutat pada pemrosesan menggunakan dokumen kertas, sehingga memiliki

empat resiko potensial yang ditemukan dalam proses administratifnya, yaitu:

a. Storage requirement

Kebutuhan untuk penyimpanan dokumen pelamar yang semakin bertambah

dengan adanya kebutuhan-kebutuhan SDM yang akan datang dan dokumen –

dokumen pelamar yang akan diberikan ke STIKOM.

b. Extensive resources to file and search for documents

Kesulitan dalam mencari dan menyimpan dokumen pelamar. Semakin

banyaknya dokumen pelamar yang menumpuk secara fisik akan menyulitkan

(22)

c. Security risk

Resiko informasi calon karyawan diakses oleh pihak yang tidak berwenang.

Pihak yang tidak berwenang adalah orang-orang yang tidak terkait atau tidak

memiliki kepentingan dalam proses rekrutmen dan seleksi.

d. Delay risk

Resiko penundaan penyelesaian proses rekrutmen dan seleksi karena formulir

permohonan SDM atau dokumen pelamar tidak bisa diakses oleh pihak-pihak

yang terkait secara bersamaan.

Berdasarkan penelitian oleh IBM Software Group (2008), untuk

mengurangi atau menghindari resiko-resiko yang sudah dijelaskan sebelumnya,

dapat dengan melakukan transformasi dokumen kertas menjadi dokumen digital.

Transformasi dokumen kertas menjadi dokumen digital merupakan sebuah

kemajuan besar dalam mengurangi biaya dan membawa efisiensi ke organisasi

SDM. Informasi karyawan yang ditangkap dan disimpan secara elektronik dapat

menghilangkan kebutuhan untuk kembali memasukkan data, mengurangi

kesalahan data, memungkinkan akses bersamaan oleh beberapa orang,

menghilangkan pengarsipan yang salah, dan sangat mengurangi kebutuhan untuk

menyalin, mencetak, dan menyuratkan dokumen SDM (IBM Software Group,

2008).

Berdasarkan teori di atas, ditemukan juga resiko baru, yaitu memastikan

proses rekrutmen dan seleksi tetap berjalan dengan baik meskipun dokumen

kertas telah digantikan dengan dokumen digital. Untuk menyelesaikan resiko ini,

ditemukan sebuah teori, yaitu administrative workflow system. Administrative

(23)

penggunaan formulir elektronik yang terhubung dengan email. Sistem ini biasa

diaplikasikan ke dalam tugas-tugas administrasi rutin seperti persetujuan

pengajuan cuti, pemrosesan pemesanan pembelian, dll (Chaffey, 1963).

Berdasarkan teori di atas, akan dibuat sebuah perangkat lunak sebagai

suatu solusi untuk menyelesaikan resiko-resiko yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Perangkat lunak ini menerapkan administrative workflow system untuk langsung

mengarahkan alur proses ke orang yang berwenang sehingga tetap menjaga

jalannya proses rekrutmen dan seleksi dan menjaga agar pihak yang tidak

berwenang tidak bisa mengakses dokumen pelamar. Perangkat lunak ini mampu

mengurangi penggunaan dokumen kertas pada proses rekrutmen dan seleksi

sebesar 61,5% dari jumlah minimal dokumen yang harus disimpan oleh PSDM,

dan akan menjadi 100% jika dokumen pelamar juga diubah menjadi dokumen

digital dan disimpan ke dalam perangkat lunak, sehingga dapat mengurangi resiko

storage requirement sekaligus memudahkan dalam pencarian dokumen pelamar

yang sudah tersimpan. Pada perangkat lunak ini, semua formulir yang dicetak oleh

PSDM akan digantikan menjadi formulir digital yang bisa diakses dari jaringan,

lalu setiap transaksi dan persetujuan yang dibutuhkan akan dimasukkan ke dalam

formulir digital. Selain itu, untuk menjaga agar proses berjalan dengan baik,

perangkat lunak akan menggunakan push message untuk memberitahukan orang

yang berwenang pada sebuah proses untuk menjalankan tugasnya.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang sudah dituliskan sebelumnya,

(24)

a. Bagaimana menggantikan posisi formulir kertas yang dicetak sendiri oleh

pihak PSDM dan digunakan dalam proses rekrutmen dan seleksi

b. Bagaimana mengurangi kebutuhan penyimpanan dokumen secara fisik dalam

proses rekrutmen dan seleksi

c. Bagaimana memudahkan pihak PSDM dalam mencari dokumen atau data

pelamar.

d. Bagaimana menghindari resiko adanya dokumen pelamar atau calon

karyawan yang diakses atau dibaca pihak tidak berwenang.

e. Bagaimana menjamin agar meskipun penggunaan dokumen kertas dikurangi,

workflow proses rekrutmen dan seleksi tetap berjalan.

1.3 Batasan Masalah

Terdapat batasan-batasan dalam pengerjaan penelitian ini, yaitu:

1. Proses uji coba pada produk akan dilakukan berdasarkan spesifikasi

kebutuhan perangkat lunak yang sudah disetujui.

2. Penelitian tidak akan membahas tentang formulir elektronik.

3. Penelitian tidak akan membahas tentang workflow queue.

4. Penelitian tidak menangani proses rekrutmen dan seleksi yang dilakukan

untuk unit bisnis yayasan atau rekrutmen dan seleksi petugas umum (PU).

5. Penelitian diakhiri pada proses wawancara final. Penelitian tidak membahas

tentang penentuan atau penilaian karyawan mana yang masuk menjadi

karyawan berdasarkan permohonan SDM yang diajukan, dan tidak membahas

pemindahan data pelamar yang sudah lulus seleksi ke dalam data karyawan

milik STIKOM Surabaya.

(25)

1.4 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dituliskan sebelumnya, maka

tujuan penelitian adalah merancang dan membangun perangkat lunak

administrative workflow system. Perangkat lunak ini mampu mengurangi

penggunaan dokumen kertas, serta mengurangi potensi resiko yang muncul dalam

proses rekrutmen dan seleksi. Perangkat lunak ini juga tetap menjaga agar alur

proses rekrutmen dan seleksi tetap sesuai dengan proses yang ada pada STIKOM

Surabaya.

1.5 Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Terdapat pengurangan kebutuhan mencetak formulir yang digunakan untuk

proses administratif rekrutmen dan seleksi oleh person in charge (PIC)

rekrutmen, karena formulir sudah dapat diakses pada sistem.

2. Pada saat pelamar dipanggil untuk tes, dokumen yang diserahkan pelamar

diubah menjadi dokumen digital dan dimasukkan ke dalam sistem, sehingga

memudahkan dokumen pelamar untuk dibaca oleh pihak-pihak yang terkait

dalam proses rekrutmen dan seleksi, tanpa harus saling menunggu antara

pihak satu dengan pihak yang lain. Selain itu, dapat dijamin bahwa dokumen

pelamar hanya bisa diakses dan diisi oleh pihak-pihak yang berwenang dalam

proses rekrutmen dan seleksi.

3. Dengan bantuan push message, PSDM dapat memastikan bahwa proses

rekrutmen dan seleksi dapat berjalan, meskipun penggunaan dokumen dan

(26)

4. Kabag/Kapus/Kaprodi dapat melacak perkembangan dari pengajuan SDM

yang sudah dilakukan melalui sistem.

1.6 Sistematika Penulisan

Laporan tugas akhir ini dibagi menjadi lima bab, yaitu bab pendahuluan,

bab landasan teori, bab analisis dan perancangan sistem, bab implementasi dan

evaluasi sistem, dan bab penutup. Bab pendahuluan berisi tentang latar belakang

topik tugas akhir, rumusan permasalahan dari latar belakang penelitian, batasan

dalam penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat dari penelitian.

Bab landasan teori berisi penjelasan tentang proses rekrutmen dan seleksi

yang menjadi domain penelitian dari tugas akhir. Bab ini juga menjelaskan

tentang workflow system dan penelitian yang sudah dilakukan oleh IBM Software

Group, yang menjadi dasar pembentukan solusi dari permasalahan yang diangkat

dalam tugas akhir. Selain domain dan solusi, bab ini juga menjelaskan tentang

model inkremental yang digunakan sebagai metode dalam membangun solusi

permasalahan.

Bab analisis dan perancangan sistem berisi penjelasan tentang hasil

identifikasi dan analisis permasalahan yang diangkat pada penelitian. Bab ini juga

menjelaskan perancangan sistem, yang terdiri dari diagram konteks, diagram

jenjang, diagram alir data (DFD), diagram hubungan entitas (ERD), struktur tabel,

desain antarmuka produk, dan desain uji coba produk.

Bab empat adalah bab implementasi dan evaluasi. Bab ini berisi tentang

penjelasan implementasi desain sistem. Bab ini juga berisi hasil uji coba yang

sudah dilakukan pada produk berdasarkan desain uji coba yang sudah dibuat

(27)

Bab penutup berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang telah

dilakukan. Bab ini juga berisi saran-saran yang dapat menjadi tambahan untuk

(28)

10

2.1 Rekrutmen dan Seleksi

Rekrutmen adalah sebuah proses menarik minat individu dalam sebuah

jangka waktu tertentu, dalam jumlah yang sesuai dan dengan kualifikasi yang

sesuai, dan meyakinkan mereka untuk melamar kerja pada sebuah organisasi.

Proses rekrutmen dipicu ketika seorang manajer menyerahkan dokumen

permintaan karyawan, yaitu sebuah dokumen yang menspesifikasikan nama

pekerjaan, nama bagian, tanggal kapan karyawan dibutuhkan, dan informasi lain.

Dengan informasi ini, manajer sumber daya manusia dapat mengacu deskripsi

kerja yang sesuai untuk menentukan kualifikasi dari orang yang akan direkrut.

Proses rekrutmen juga bisa dipicu setelah dilakukan perencaan sumber daya

manusia. Proses rekrutmen dimulai dengan menentukan sumber dari sumber daya

manusia (SDM) yang akan direkrut, lalu menentukan metode perekrutan SDM,

yang akan menghasilkan pelamar pekerjaan pada perusahaan. Untuk gambaran

proses rekrutmen dapat dilihat pada Gambar 2.1 (Mondy dan Noe, 1990).

Seleksi adalah sebuah proses untuk memilih orang terbaik dari sejumlah

pelamar, yang cocok untuk sebuah posisi. Proses seleksi dimulai ketika pelamar

pekerjaan sudah terkumpul melalui proses rekrutmen. Pelamar akan melakukan

serangkaian tes dan wawancara sebelum akhirnya perusahaan menentukan

pelamar mana yang akan diterima bekerja sebagai karyawan. Gambaran proses

(29)

Human Resource Planning

Alternatives Of Recruitment

Recruitment

Internal Sources External Sources

Internal Methods External Methods

Recruited Individuals

Gambar 2.1 Proses Rekrutmen (Mondy dan Noe, 1990)

Recruited Individual

Preliminary Interview

Evaluation Of Application

Selection Test

Employment Interview

Reference and Background Checks

Selection Decision

Physical Examination

Employed Individual

Reje

ct

e

d Applicant

Internal Environment External Environment

(30)

2.2 Workflow Management System (WfMS)

Menurut Chaffey (1963), Workflow Management System adalah tipe

perangkat lunak khusus yang digunakan untuk membantu kerja kolaboratif dengan

komputer, dan sering disebut sebagai otomatisasi workflow, karena WfMS bisa

mengotomatisasi tugas atau aktifitas yang dilakukan manusia atau komputer dari

sebuah organisasi.

Workflow Management Coalition (WfMC) menggambarkan workflow

sebagai fasilitasi komputerisasi atau otomatisasi proses bisnis secara keseluruhan

atau sebagian, sedangkan WfMS digambarkan sebagai sebuah sistem yang

mendefinisikan, menciptakan, dan mengelola pelaksanaan workflow melalui

penggunaan perangkat lunak, yang berjalan pada satu atau lebih workflow engine,

yang mampu menafsirkan definisi proses, berinteraksi dengan peserta workflow,

dan jika diperlukan, meminta penggunaan alat dan aplikasi teknologi informasi

(Chaffey, 1963).

Workflow dapat memberikan perbedaan yang besar pada efisiensi

operasional dari proses yang ada pada sebuah bisnis. Workflow dapat membantu

manajer dalam mengoordinasikan tugas-tugas yang dilakukan oleh staf dan

memberikan informasi kepada staf untuk membantu mereka melakukan

tugas-tugasnya. Keuntungan bisnis utama dari penerapan sebuah workflow system

adalah waktu penyelesaian dan biaya dari proses bisnis yang ada sekarang dapat

dikurangi.

2.2.1 Elemen Kerja Kunci dalam Workflow System

Sebuah workflow dapat digambarkan sebagai suatu hal yang terdiri atas

(31)

Gambar 2.3 akan dijelaskan bagaimana sebuah kegiatan dipecah menjadi

workitem individu yang harus diselesaikan. Setiap workitem dilakukan oleh

sebuah resource, baik perangkat lunak, perangkat keras, atau seorang personil

yang memiliki tanggung jawab untuk melakukannya. Workitem yang akan

diselesaikan ditunjukkan pada sebuah workflow queue, yang adalah sebuah daftar

kerja dari semua tugas yang akan diselesaikan oleh seorang individu atau sebuah

tim.

Business Process

Activity (or tasks)

Broken Down Into

Business Rule (or process Definition) Define Sequence

Work Item

Broken Down Into

Workflow Queue Contains

Resource (Computer

or Human) Completed by

[image:31.595.91.507.288.530.2]

role

Gambar 2.3 Elemen Kerja Kunci dalam Sistem Workflow (Chaffey, 1963)

a. Process Elements (Work Activities or Tasks)

Aktifitas kerja atau tugas adalah unit kerja individu yang membentuk

workflow. Aktifitas-aktifitas ini biasanya bisa diuraikan menjadi sub tugas

yang membentuk sebuah hirarki tugas. Pada saat sebuah aktifitas kerja

diselesaikan, perubahan status sebuah obyek akan terjadi dan perlu dicatat

oleh sistem.

b. Resources and Their Roles

Resources adalah sumber daya manusia atau komputer yang melakukan

(32)

yang dikenal sebagai partisipan workflow diberikan 1 (satu) atau beberapa

peran (role) yang akan menentukan apakah mereka dapat melakukan tugas

tertentu. Penggunaan peran daripada individu lebih penting karena akan

memudahkan untuk memindahkan tanggung jawab seseorang ke orang lain

dengan peran yang sama. Pada situasi tertentu, adalah penting untuk

menentukan bahwa sebuah tugas ditingkatkan pada sebuah peran yang

berbeda.

c. Dependencies and Business Rules

Dependencies menjelaskan bagaimana aktifitas yang berbeda berhubungan

satu sama lain. Dependencies didefinisikan oleh peraturan bisnis yang

membangun workflow. Urutan dari aktifitas dapat diatur berdasarkan

pre-condition (kondisi sebelum) atau post-pre-condition (kondisi sesudah) yang harus

dipenuhi sebelum mulai atau selesainya sebuah aktifitas.

d. Workflow Queue

Workflow system biasanya menerapkan sebuah antrian workflow yang

digunakan untuk menugaskan sebuah tugas ke individu. Sebuah urutan

workflow akan menampung sebuah daftar tugas atau aktifitas yang harus

dikerjakan dalam sebuah urutan prioritas.

e. Case Management

Penggunaan dari sebuah case atau tiruan dari folder adalah sebuah hal yang

umum pada sistem workflow. Sebuah case akan terdiri atas sebuah instance

tunggal dari subyek dan obyek yang utama dari workflow, yaitu pelanggan.

Setiap case dapat digambarkan sebagai sebuah berkas dari sebuah lemari

(33)

f. Messaging

Pesan tambahan dapat dikirim antara teman sekerja ketika terjadi kejadian

yang tidak biasa, yang mengganggu lancarnya jalan dari sistem. Sistem

mungkin menggunakan standard company mail system, atau sistem workflow

akan mengijinkan sebuah notifikasi untuk dikeluarkan atau dapat mengijinkan

perubahan jalur sebuah tugas atau pencabutan sebuah tugas.

2.2.2 Administrative Workflow System

Administrative workflow system adalah sebuah sistem workflow umum,

yang memanfaatkan penggunaan formulir elektronik yang terhubung dengan

email. Sistem ini biasa diaplikasikan ke dalam tugas-tugas administrasi rutin

seperti persetujuan pengajuan cuti, pemrosesan pemesanan pembelian, dll. The

Gartner Group memperkirakan bahwa 83% dari semua dokumen bisnis di

Amerika Serikat adalah dokumen formulir dengan biaya pembelian tahunan

sebesar 6-8 milyar dolar Amerika dan biaya pemroresan mencapai 360 milyar

dolar Amerika. Formulir-formulir kertas ini menjadi target dari 1995 Paper

Reduction Act (Chaffey, 1963).

Manfaat yang besar dapat terjadi melalui mengotomatisasikan proses

berbasis formulir. Proses dapat berbalik lebih cepat menggunakan formulir

elektronik dan mengurangi biaya melalui pengurangan biaya pembelian formulir

dan waktu siklus yang lebih pendek. Salah satu penghematan biaya terbesar

adalah koordinasi pengolahan formulir yang sekarang ditangani oleh logika bisnis

(34)

2.3 Managing Employee Information from Hire to Retire.

Organisasi sumber daya manusia (SDM) membutuhkan akses ke semua

dokumen karyawan yang berkaitan dari satu titik akses yang aman, daripada

mencarinya di beberapa sistem dan area penyimpanan fisik di seluruh bagian

perusahaan. Apakah dokumen yang dimaksud adalah resume yang baru

diserahkan atau yang telah diarsipkan, perjanjian karyawan dan buku panduan,

dokumentasi penggajian, panduan kebijakan atau dokumen lain yang berhubungan

dengan karyawan, informasi tersebut harus mudah diakses, sambil dikelola

dengan aman.

Kebanyakan organisasi SDM “terpendam” di dalam kertas, dan

perusahaan yang bergantung pada dokumen kertas sebagai sumber informasi

karyawan dapat membayar harga yang sangat mahal untuk melangsungkan

lingkungan SDM yang menggunakan dokumen cetak. Mengumpulkan, mengolah,

menyimpan, dan menunjukkan informasi karyawan secara manual dapat

menciptakan risiko yang cukup besar, inefisiensi dan biaya, administrasi yang

berlebihan dan tidak perlu, risiko keamanan, biaya dan kebutuhan penyimpanan,

dokumen yang hilang, biaya-biaya penyalinan dan pengiriman, dan

masalah-masalah lainnya yang bisa menjadi beban yang tidak perlu bagi departemen SDM

ketika solusi dan proses yang ada dapat mempersingkat operasi SDM.

Pengolahan dokumen kertas karyawan membutuhkan sumber daya yang

besar untuk menyimpan dan mencari dokumen, dan meningkatkan kemungkinan

untuk salah menaruh dokumen penting. Kertas juga memperkenalkan risiko

memamerkan informasi rahasia kepada individu yang tidak berwenang. Ketika

(35)

tidak dapat mengakses informasi yang sama secara bersamaan, tanpa membuat

salinan. Proses SDM yang berkutat pada dokumen berbentuk kertas berpotensi

mengganggu penyelesaian transaksi karyawan, dan melibatkan manajemen

pencatatan yang lebih tinggi dan biaya pengiriman.

Selain dokumen bagi karyawan saat ini, kebanyakan organisasi SDM

mempertahankan dokumen yang berkaitan dengan bekas karyawan dalam jumlah

yang lebih besar. Perusahaan sering menyimpan dokumen karyawan lebih lama

dari yang diperlukan secara hukum, lebih lanjut memaparkan dokumen-dokumen

tersebut kepada risiko potensial, penyimpanan berkelanjutan, dan biaya

pemeliharaan.

Proses manual dapat memakan waktu yang berlebihan untuk

menyelesaikannya, yang dapat menyebabkan penundaan lebih lanjut dalam proses

lain yang bergantung pada penyelesaian proses manual SDM.

Transformasi dokumen kertas menjadi dokumen digital merupakan

sebuah kemajuan besar dalam mengurangi biaya dan membawa efisiensi ke

organisasi SDM. Efisiensi lebih lanjut dapat dicapai dengan mengganti formulir

kertas dengan formulir elektronik yang secara otomatis menangkap data

terstruktur dan tidak terstruktur, memulai atau memungkinkan partisipasi dalam

proses bisnis, dan melalui integrasi yang cermat, bahkan dapat digunakan untuk

memperbarui informasi yang disimpan dalam basis data dan sistem Enterprise

Resource Planning (ERP). Informasi karyawan yang ditangkap dan disimpan

secara elektronik menghilangkan kebutuhan untuk kembali memasukkan data,

mengurangi kesalahan data, memungkinkan akses bersamaan oleh beberapa orang,

(36)

menyalin, mencetak dan menyuratkan dokumen SDM (IBM Software Group,

2008).

2.4 Perangkat Lunak

Perangkat lunak (software) adalah (1) Perintah (program komputer) yang

bila dieksekusi, memberikan fungsi dan unjuk kerja seperti yang diinginkan. (2)

Struktur data yang memungkinkan program memanipulasi informasi secara

proporsional, dan (3) Dokumen yang menggambarkan operasi dan kegunaan

program (Pressman, 2002). Perangkat lunak tidak hanya program komputer saja,

tetapi juga semua dokumentasi terkait dan data konfigurasi yang diperlukan untuk

membuat program tersebut beroperasi dengan benar (Sommerville, 2001).

Menurut Pressman (2002), perangkat lunak lebih merupakan elemen

logika dan bukan merupakan elemen sistem fisik. Dengan demikian, perangkat

lunak memiliki ciri yang berbeda dari perangkat keras:

1. Perangkat lunak dibangun dan dikembangkan, tidak dibuat dalam bentuk

yang klasik.

2. Perangkat lunak tidak pernah usang.

3. Sebagian besar perangkat lunak dibuat secara custom built, serta tidak dapat

dirakit dari komponen yang sudah ada.

Terdapat dua tipe dari produk perangkat lunak (Sommerville, 2001),

yaitu:

1. Generic Software

Perangkat lunak generik adalah perangkat lunak mandiri (stand alone) yang

diproduksi oleh sebuah perusahaan pengembangan perangkat lunak dan dijual

(37)

2. Custom Software

Custom software (atau yang dipesan terlebih dahulu) adalah perangkat lunak

yang dipesan oleh seorang pembeli tertentu. Perangkat lunak ini

dikembangkan khusus oleh kontraktor perangkat lunak untuk pembeli

tersebut.

Menurut Jogiyanto (2003), terdapat dua macam perangkat lunak:

1. System Software

Perangkat lunak yang mengoperasikan sistem komputer. Dapat

dikelompokkan lagi dalam 3 bagian, yaitu: Operating System, Utility, dan

Language

2. Application Software

Program yang ditulis dan diterjemahkan oleh language software untuk

menyelesaikan aplikasi tertentu.

2.4.1 Rekayasa Perangkat Lunak

Fritz Bauer (Pressman, 2002) memberikan definisi pada konferensi

seminar masalah pengembangan perangkat lunak: Rekayasa perangkat lunak

adalah pengembangan dan penggunaan prinsip pengembangan suara untuk

memperoleh perangkat lunak secara ekonomis yang handal dan bekerja secara

efisien pada mesin nyata. Berdasarkan definisi ini, IEEE (Pressman, 2002) telah

mengembangkan definisi yang lebih komprehensif, yaitu rekayasa perangkat

lunak adalah: (1) Aplikasi dari sebuah pendekatan kuantitatif, disiplin, dan

sistematis kepada pengembangan, operasi, dan pemeliharaan perangkat lunak;

yaitu aplikasi dari rekayasa perangkat lunak. (2) Studi tentang

(38)

Rekayasa perangkat lunak adalah suatu disiplin rekayasa yang berkaitan

dengan semua aspek produksi perangkat lunak dari tahap awal spesifikasi sistem,

sampai dengan pemeliharaan sistem setelah sistem tersebut dipakai (Sommerville,

2001). Rekayasa merupakan analisis, desain, konstruksi, verifikasi, dan

manajemen kesatuan teknik (atau sosial). Tanpa memperdulikan kesatuan yang

dikembangkan, terdapat beberapa pertanyaan yang harus dimunculkan dan

dijawab (Pressman, 2002), yaitu:

a. Masalah apa yang akan dipecahkan?

b. Karakteristik kesatuan apakah yang dipakai untuk menyelesaikan masalah

tersebut?

c. Bagaimanakah kesatuan (dan pemecahan tersebut) diadakan?

d. Bagaimanakah kesatuan tersebut dibangun?

e. Pendekatan apakah yang akan dipakai untuk menemukan

kesalahan-kesalahan yang dibuat di dalam desain dan konstruksi dari kesatuan tersebut?

f. Bagaimanakah kesatuan tersebut ditopang selama proses adaptasi yang lama

pada saat koreksi, serta ketika perbaikan dibutuhkan oleh para pemakai

kesatuan tersebut?

2.4.2 Incremental Model

Incremental Model (model inkremental) adalah model dalam rekayasa

perangkat lunak yang menggabungkan elemen-elemen model sekuensial linier

(diaplikasikan secara berulang) dengan filosofi purwarupa iteratif (Pressman,

2002). Model inkremental dalam pengembangan adalah sebuah sarana untuk

mengurangi pengerjaan ulang dalam proses pengembangan perangkat lunak dan

(39)

detil kebutuhan pelanggan tersebut sampai pelanggan tersebut mendapatkan

pengalaman dengan sistem yang sedang dikembangkan (Sommerville, 2001).

Pada saat model inkremental dipergunakan, peningkatan pertama sering

merupakan produk inti (core product), yaitu sebuah model peningkatan yang

dipergunakan, tetapi beberapa antarmuka tambahan (beberapa diketahui dan

beberapa tidak) tetap tidak disampaikan. Produk inti tersebut dipergunakan oleh

pelanggan (atau mengalami pengkajian detil). Sebagai hasil dari pemakaian

dan/atau evaluasi, maka dikembangkan rencana untuk peningkatan selanjutnya.

Rencana tersebut menekankan modifikasi produk inti untuk secara lebih baik

memenuhi kebutuhan para pelanggan dan penyampaian fitur serta fungsionalitas

tambahan. Proses ini diulangi mengikuti penyampaian setiap peningkatan sampai

bisa menghasilkan produk yang lengkap (Pressman, 2002).

Analisa Desain Kode Test Pengiriman

inkrement 1

Analisa Desain Kode Test Pengiriman

inkrement 2

Analisa Desain Kode Test Pengiriman

inkrement 3

Waktu kalender Inkrement 2

Inkrement 3

Gambar 2.4 Alur Model Inkremental (Pressman, 2002)

Define Outline Requirements

Assign Requirements to

Increments

Design System Architecture

Develop System Increment

Validate Increment

Integrate

Increment Validate System

Final System

[image:39.595.91.509.301.549.2]

System Incomplete

(40)

Model inkremental memiliki beberapa keuntungan (Sommerville, 2001):

a. Pelanggan tidak harus menunggu sampai seluruh sistem diselesaikan dan

pelanggan bisa mendapatkan nilai dari sistem tersebut. Peningkatan pertama

memenuhi kebutuhan mereka yang paling kritis sehingga perangkat lunak

dapat segera digunakan.

b. Pelanggan dapat menggunakan peningkatan awal sebagai purwarupa dan

mendapatkan pengalaman yang menyebutkan persyaratan untuk peningkatan

sistem kemudian.

c. Ada risiko yang lebih rendah dari kegagalan proyek secara keseluruhan.

Meskipun masalah mungkin ditemui di beberapa tahapan peningkatan, ada

kemungkinan bahwa beberapa akan berhasil dikirim ke pelanggan.

d. Layanan berprioritas tertinggi diserahkan pertama kali dan kemudian tahapan

peningkatan selanjutnya diintegrasikan dengan peningkatan sebelumnya,

tidak dapat dihindari bahwa layanan sistem yang paling penting menerima

paling banyak pengujian. Ini berarti bahwa pelanggan cenderung tidak

mengalami kegagalan perangkat lunak di bagian yang paling penting dari

sistem.

Model inkremental juga memiliki kekurangan (Sommerville, 2001):

a. Tahapan peningkatan harus relatif kecil (tidak lebih dari 20.000 baris kode)

dan masing-masing tahapan peningkatan harus memberikan beberapa fungsi

sistem. Oleh karenanya, bisa sulit untuk memetakan kebutuhan pelanggan

menjadi tahapan peningkatan dengan ukuran yang tepat.

b. Kebanyakan sistem memerlukan seperangkat fasilitas dasar yang digunakan

(41)

didefinisikan secara rinci sampai tahapan peningkatan akan

diimplementasikan, sulit untuk mengetahui fasilitas umum yang dibutuhkan

(42)

24

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem

3.1.1 Identifikasi Permasalahan

Dalam menangani proses rekrutmen dan seleksi, bagian rekrutmen PSDM

STIKOM Surabaya menggunakan dokumen atau formulir kertas yang berpindah

dari 1 (satu) tempat ke tempat yang lain sebagai bagian dalam proses. Dalam

proses rekrutmen, terdapat formulir permohonan SDM yang dibuat oleh Kepala

Bagian/Kepala Program Studi/Kepala Pusat (Kabag) yang mengajukan

permintaan SDM. Formulir ini harus disetujui lebih dulu oleh Pembantu Ketua

(Puket) dan Ketua STIKOM sebelum diterima oleh pihak PSDM untuk dibuatkan

lowongan pekerjaan. Dalam proses seleksi, dokumen pelamar (CV, fotokopi

ijazah, dll.) yang diterima oleh bagian PSDM, harus ditunjukkan ke Kabag terkait

dan Puket terkait terlebih dahulu sebelum ditentukan, pelamar yang bisa ikut tes

dan pelamar yang tidak. Dokumen-dokumen pelamar tersebut juga digunakan

dalam proses wawancara yang dilakukan dengan Kabag terkait, Puket terkait, dan

Puket II. Selain dokumen yang bergerak, terdapat dokumen yang harus diarsip

dalam proses ini, yaitu dokumen yang dicetak sendiri oleh PSDM dan dokumen

yang diserahkan oleh pelamar ke PSDM.

Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan oleh IBM Software Group

(2008), sebuah organisasi sumber daya manusia (SDM) berpotensi menghadapi

beberapa resiko jika tetap menggunakan kertas sebagai sumber informasi data

(43)

a. Biaya penyimpanan

b. Informasi yang tidak akurat

c. Beban administratif

d. Penyimpanan yang tidak perlu

e. Masalah keamanan

f. Resiko informasi karyawan diakses oleh pihak yang tidak berwenang

g. Resiko kesalahan dalam penempatan dokumen

h. Biaya penggandaan dan pengiriman

i. Kesulitan dalam pencarian data karyawan

j. Resiko penundaan penyelesaian proses transaksi

Setelah membandingkan antara fakta-fakta yang dikumpulkan dan isi dari

penelitian yang dilakukan oleh IBM Software Group (2008), maka dapat ditarik

sebuah kesimpulan, yaitu proses rekrutmen dan seleksi pada PSDM STIKOM,

yang mencakup lingkungan internal dan eksternal dari STIKOM Surabaya, masih

berkutat pada pemrosesan menggunakan dokumen cetak, sehingga memiliki

empat resiko potensial yang ditemukan dalam proses administratifnya, yaitu:

a. Storage requirement

Kebutuhan untuk penyimpanan dokumen pelamar yang semakin bertambah

dengan adanya kebutuhan-kebutuhan SDM yang akan datang dan

dokumen-dokumen pelamar yang akan diberikan ke STIKOM.

b. Extensive resources to file and search for documents

Kesulitan dalam mencari dan menyimpan dokumen pelamar. Semakin

banyaknya dokumen pelamar yang menumpuk secara fisik akan menyulitkan

(44)

c. Security risk

Resiko informasi calon karyawan diakses oleh pihak yang tidak berwenang.

Pihak yang tidak berwenang adalah orang-orang yang tidak termasuk dalam

proses rekrutmen dan seleksi.

d. Delay risk

Resiko penundaan penyelesaian proses rekrutmen dan seleksi karena formulir

permohonan SDM atau dokumen pelamar tidak bisa diakses oleh pihak-pihak

yang terkait secara bersamaan.

3.1.2 Analisis Permasalahan

Berdasarkan penelitian oleh IBM Software Group (2008), transformasi

dokumen kertas menjadi dokumen digital merupakan sebuah kemajuan besar

dalam mengurangi biaya dan membawa efisiensi ke organisasi sumber daya

manusia (SDM). Informasi karyawan yang ditangkap dan disimpan secara

elektronik dapat menghilangkan kebutuhan untuk kembali memasukkan data,

mengurangi kesalahan data, memungkinkan akses bersamaan oleh beberapa orang,

menghilangkan pengarsipan yang salah, dan sangat mengurangi kebutuhan untuk

menyalin, mencetak dan menyuratkan dokumen SDM. (IBM Software Group,

2008).

Berdasarkan penelitian di atas, maka terdapat beberapa solusi yang

disarankan untuk mengurangi atau menghindari resiko-resiko yang sudah

disebutkan sebelumnya. Solusi dibagi menjadi dua bagian:

a. Solusi untuk proses rekrutmen

Formulir permohonan SDM dirubah menjadi sebuah formulir digital. Setiap

(45)

Untuk setiap pihak yang dapat mengakses formulir akan dibagi berdasarkan

perannya pada proses rekrutmen (berdasarkan role pada workflow).

b. Solusi untuk proses seleksi

Setiap dokumen fisik milik pelamar dirubah menjadi dokumen digital, lalu

disimpan pada sistem, berdasarkan data pelamar. Dokumen digital ini juga

harus mudah dibaca pada setiap proses seleksi. Selain dokumen pelamar,

setiap formulir yang digunakan pada setiap tes dan wawancara juga dirubah

menjadi formulir digital, dan setiap hasil tes dan wawancara dimasukkan ke

dalam formulir digital tersebut.

Berdasarkan solusi di atas, ditemukan juga resiko baru, yaitu memastikan

proses rekrutmen dan seleksi tetap berjalan dengan baik meskipun setiap formulir

dan dokumen kertas telah digantikan dengan bentuk digital. Untuk menyelesaikan

resiko ini, ditemukan sebuah teori, yaitu administrative workflow system.

Administrative workflow system adalah sebuah sistem workflow umum, yang

memanfaatkan penggunaan formulir elektronik yang terhubung dengan email.

Sistem ini biasa diaplikasikan ke dalam tugas-tugas administrasi rutin seperti

persetujuan pengajuan cuti, pemrosesan pemesanan pembelian, dll. (Chaffey,

1963).

Berdasarkan teori di atas, maka ditambahkan sebuah solusi baru untuk

menjaga agar proses rekrutmen dan seleksi bisa tetap berjalan, yaitu untuk setiap

proses yang perlu diketahui oleh pihak lain, akan diterapkan pengiriman push

message yang berfungsi sebagai pengingat kepada setiap pihak yang memiliki

(46)

3.2 Desain Sistem 3.2.1 Context Diagram

Context diagram dibuat untuk menampilkan entitas apa saja yang akan

berinteraksi dengan sistem yang akan dibangun. Dalam sistem yang akan

dibangun, entitas yang berinteraksi dengan sistem akan sama dengan role yang

akan diterapkan pada pengguna sistem, yaitu Kabag/Kapus/Kaprodi, Ketua

STIKOM, pelamar, penguji, Puket 2, Puket terkait, Kabag PSDM, dan PIC

[image:46.595.91.513.312.607.2]

rekrutmen. Desain context diagram dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Context Diagram

PROFIL PELAMA R

MARKING PELA MA R PA NGGIL SELEKSI

PENERIMAA N PERMOHONA N SDM

HASIL INTERVIEW FINA L

HASIL INTERVIEW LANJUT KEPUTUSA N WA WA NCARA LA NJUTA N

KEPUTUSA N PEMA NGGILA N PELA MA R KEPUTUSA N PERMOHONA N SDM

KEPUTUSA N PERMOHONA N SDM

PENILAIA N HASIL TES KEPUTUSA N PEMA NGGILA N PELA MA R

DATA PELA MA R

HASIL INTERVIEW A WA L HASIL TES PENGAJUA N PERMOHONA N SDM

0

A DMINISTRA TIV E WORKFLOW SY STEM

+

KEPA LA BAGIAN

PIC PENGUJI

KETUA STIKOM

PEMBANTU KETUA

PEMBANTU KETUA 2 KEPA LA

BAGIAN PSDM

(47)

3.2.2 Diagram Jenjang (HIPO)

Diagram jenjang digunakan untuk menampilkan seluruh proses yang akan

ditangani pada sistem yang akan dibangun. Sistem akan dibangun berdasarkan 2

proses besar yaitu rekrutmen dan seleksi. Proses rekrutmen terdiri atas subproses

yang berjalan berurutan, yaitu mengajukan permohonan SDM, persetujuan

permohonan SDM, dan memasang pelamar pada permohonan SDM. Proses

seleksi terdiri subproses menentukan pelamar yang mengikuti seleksi, mengisi

profil pelamar, mengisi tes PBM, mengisi tes skill, mengisi wawancara awal,

menentukan wawancara lanjutan, mengisi wawancara lanjutan, dan mengisi

[image:47.595.96.507.293.720.2]

wawancara final. HIPO dari sistem yang akan dibangun dapat dilihat pada

Gambar 3.2.

Administrative Workflow System Rekrutmen dan Seleksi PSDM STIKOM

Surabaya 0 Administrative Workflow System Rekrutmen 1 Administrative Workflow System Seleksi 2 Mengajukan Permohonan SDM 1.1 Persetujuan Permohonan SDM 1.2 Memasang Pelamar Pada Permohonan SDM 1.3 Menentukan Pelamar yang Mengikuti Seleksi 2.1

Mengisi Tes PBM 2.3

Mengisi Tes Skill 2.4 Mengisi Wawancara Awal 2.5 Menentukan Wawancara Lanjutan 2.6 Mengisi Wawancara Lanjutan 2.7 Mengisi Wawancara Final 2.8 Mengisi Profil Pelamar 2.2

(48)

3.2.3 Data Flow Diagram (DFD)

DFD menggambarkan detail proses dalam sistem yang akan dibangun dan

pada proses pada saja entitas akan berinteraksi. Desain DFD dari sistem yang akan

dibangun memiliki dua level detail. pada DFD level 0, sistem dibagi dua proses

besar, yaitu proses rekrutmen dan seleksi. Pada DFD level 1, proses rekrutmen

terdiri atas proses mengajukan permohonan SDM, proses persetujuan permohonan

SDM, dan proses memasang pelamar pada permohonan SDM. Proses seleksi

terdiri atas proses menentukan pelamar yang mengikuti seleksi, proses mengisi

profil pelamar, proses melakukan tes skill, proses melakukan tes pbm, proses

melakukan wawancara awal, proses menentukan wawancara lanjutan , proses

mengisi wawancara lanjutan, dan proses mengisi wawancara final. DFD level 0

proses rekrutmen dapat dilihat pada Gambar 3.3. DFD level 0 proses seleksi dapat

dilhat pada Gambar 3.4. DFD level 1 proses rekrutmen dapat dilihat pada Gambar

[image:48.595.90.506.291.737.2]

3.5. DFD level 1 proses seleksi dapat dilhat pada Gambar 3.6.

Gambar 3.3 DFD Level 0 Proses Rekrutmen PERMOHONAN SDM MENUNGGU KEPUTUSAN PERMOHONAN SDM BISA PASANG PELA MA R

PELA MA R Y ANG A KA N DIPROSES

KEPUTUSA N TERKA IT PERMOHONAN SDM

PERMOHONAN SDM

DAFTAR PELAMAR PA DA PERMOHONAN SDM [DA TA PELA MA R]

[PENERIMAA N PERMOHONAN SDM] [KEPUTUSA N PERMOHONA N SDM]

[KEPUTUSA N PERMOHONA N SDM]

[PENGA JUA N PERMOHONA N SDM] KEPA LA BAGIAN PIC

KETUA STIKOM PEMBANTU

KETUA

1

REKRUTMEN

+

KEPA LA BAGIAN PSDM 1 REQUEST_SDM

2 A PPROV AL_REQ_ SDM

3 REQ_SDM_HAS_A PPLICANT

2

SELEKSI

(49)

Gambar 3.4 DFD Level 0 Proses Seleksi

Gambar 3.5 DFD Level 1 Proses Rekrutmen DATA PROFIL PELA MA R

[PROFIL PELAMAR]

PELA MA R BISA WA WA NCARA LA NJUTA N

[MA RKING PELA MA R PANGGIL SELEKSI] HASIL WAWANCA RA FINA L DAFTAR PELAMAR DA PAT WA WA NCARA FINAL HASIL WAWANCA RA LANJUTAN PELAMA R

PERSETUJUAN WA WA NCA RA LA NJUTAN

PELA MA R BELUM WAWANCA RA LANJUTAN HASIL WAWANCA RA A WA L PELA MA R

HASIL TES PBM PELAMAR

HASIL TES SKILL PELA MA R PELA MA R PROSES SELEKSI KEPUTUSA N CA LL PELAMA R

[HA SIL INTERV IEW FINA L]

[HA SIL INTERV IEW LANJUT]

[KEPUTUSA N WAWANCARA LANJUTA N]

[HA SIL INTERV IEW AWAL]

[HA SIL TES]

[PENILA IAN HA SIL TES] [KEPUTUSA N PEMA NGGILA N PELA MA R]

[KEPUTUSA N PEMA NGGILA N PELA MA R]

KEPA LA

BAGIAN KEPA LA

BAGIAN KEPA LA BAGIAN PENGUJI PEMBANTU KETUA PEMBANTU KETUA PEMBANTU KETUA PEMBANTU

KETUA 2

2

SELEKSI

+

6 PELA MA R_PANGGIL _TEST

7 TEST_SKILL 8 TEST_PBM

9 INTERV IEW A WA L 10 A PPROV AL_INTERV IEW

_LA NJUT

11 INTERV IEW LANJUT

12 INTERV IEW_ FINA L

PIC PELA MA R

14 PROFIL_PELAMAR

[DA FTA R PELA MAR PA DA PERMOHONAN SDM] [DA TA PELA MA R]

[PERMOHONAN SDM BISA PASANG PELA MAR] [PENERIMAA N PERMOHONA N SDM]

[KEPUTUSA N TERKA IT PERMOHONAN SDM]

[KEPUTUSA N PERMOHONA N SDM] [KEPUTUSA N PERMOHONA N SDM] [PERMOHONAN SDM MENUNGGU KEPUTUSAN]

[PERMOHONAN SDM] [PENGA JUA N PERMOHONA N SDM]

KEPA LA BAGIAN PIC KETUA STIKOM PEMBANTU KETUA KEPA LA BAGIAN PSDM 3 REQ_SDM_HAS_A PPLICANT 1 REQUEST_SDM

2 A PPROV AL_REQ_ SDM

2 A PPROV AL_REQ_SDM 1 REQUEST_SDM

(50)

Gambar 3.6 DFD Level 1 Proses Seleksi [DA TA PROFIL PELA MA R] [PROFIL PELAMAR]

[HA SIL WA WA NCA RA FINA L] [DA FTA R PELA MA R DA PA T WAWANCARA FINA L]

[HA SIL INTERV IEW FINA L] [HA SIL INTERV IEW LANJUT]

[HA SIL WA WA NCA RA LA NJUTAN PELAMAR]

[PELAMA R BISA WAWANCARA LANJUTA N] [PERSETUJUAN WA WA NCARA LA NJUTA N]

[KEPUTUSA N WAWANCARA LANJUTAN]

[PELAMA R BELUM WA WA NCA RA LA NJUTAN] [HA SIL WA WA NCA RA AWAL PELAMA R]

[HA SIL TES SKILL PELA MA R]

[HA SIL TES PBM PELA MAR]

[HA SIL INTERV IEW AWAL]

HASIL TES PBM HASIL TES SKILL

[PENILA IAN HA SIL TES]

HASIL TES PBM HASIL TES SKILL

[HA SIL TES]

PESERTA WAWANCARA A WA L PESERTA TES PBM

PESERTA TES SKILL

[PELAMA R PROSES SELEKSI] [KEPUTUSA N CALL PELAMAR]

[MA RKING PELA MA R PANGGIL SELEKSI]

[KEPUTUSA N PEMA NGGILA N PELA MA R]

[KEPUTUSA N PEMA NGGILA N PELA MA R] [PELAMA R Y ANG A KA N DIPROSES]

KEPA LA BAGIAN KEPA LA BAGIAN KEPA LA BAGIAN PENGUJI PEMBANTU KETUA PEMBANTU KETUA PEMBANTU KETUA PEMBANTU KETUA 2 3 REQ_SDM_HAS

_APPLICANT 6 PELA MA R_PANGGIL_TEST

6 PELA MA R_PANGGIL_TEST

7 TEST_SKILL

8 TEST_PBM

9 INTERV IEW A WA L

9 INTERV IEW A WA L

10 A PPROV AL_INTERV IEW_LA NJUT

11 INTERV IEW LANJUT

11 INTERV IEW LANJUT

12 INTERV IEW_FINA L 2.1

MENENTUKA N PELA MA R Y ANG

MENGIKUTI SELEKSI PIC 2.3 MENGISI TES SKILL 2.4 MENGISI TES PBM 2.5 MENGISI WA WA NCA RA

A WA L

2.6

MENENTUKA N WA WA NCA RA LANJUTAN

10 A PPROV AL_INTERV I

EW_LA NJUT 2.7

MENGISI WA WA NCA RA

LANJUTAN

2.8 MENGISI WA WA NCA RA

FINA L PELA MA R

14 PROFIL_PEL A MA R

(51)

3.2.4 Entity Relationship Diagram (ERD)

ERD diawali dengan membuat entity relationship model (model ER) yang

digunakan untuk memetakan hubungan antara entitas dalam proses yang akan

ditangani oleh sistem, yang kemudian digunakan untuk mendesain model data

konseptual. Desain model data konseptual digunakan untuk menentukan data apa

saja yang harus disimpan atau dibutuhkan pada sebuah entitas atau pada sebuah

hubungan antar entitas, yang kemudian digunakan untuk menghasilkan model

data fisikal, yaitu daftar tabel yang akan digunakan pada sistem. Desain model ER

dapat dilihat pada Gambar 3.7, desain model data konseptual dapat dilihat pada

Lampiran 9, dan desain model fisikal dapat dilihat pada Lampiran 10.

Pelamar yang sudah melakukan Interview Lanjutan

Pelamar yang bisa melakukan Interview Lanjutan

Pelamar yang sudah melakukan Interview Awal dan Test

Pelamar yang Dipanggil untuk seleksi Pelamar Pada Permohonan SDM

Permohonan SDM yg disetujui

Permohonan yang diajukan Kepala

Mengajukan

1 N

Menyetujui

N

Karyawan Permohonan SDM N Melamar N Pelamar

Seleksi Administratif N N N Menguji Test PBM N 1 1 Menguji Test Skill 1 1 1 Interview Awal 1 1 1 Seleksi Interview Lanjutan 1 N Interview Lanjutan 1 1 1 Interview Akhir 1 1 1

(52)

3.2.5 Struktur Tabel

Pada sub-bab ini akan dijelaskan struktur tabel yang akan digunakan

dalam sistem. Untuk setiap tabel akan dijelaskan nama tabel, struktur kolom, tipe

data tiap kolom, key (primary key dan foreign key), fungsi tiap kolom, dan

keterangan dari tabel. Pada sub-bab ini, hanya ditampilkan struktur dari

tabel-tabel yang berkaitan dengan penyelesaian rumusan masalah saja, sedangkan untuk

struktur tabel yang digunakan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 10.

1. Nama Tabel : Approval_Request_SDM

Keterangan : Untuk menyimpan keputusan terhadap permohonan SDM.

Tabel 3.1 Approval_Request_SDM

Nama Kolom Tipe Data Constraint Keterangan

NIK Varchar2 (8) PK + FK NIK yang memberikan keputusan

No_Req_SDM Varchar2 (8) PK + FK Nomor permohonan SDM terkait

Result VarChar2 (8) NN + CHK Keputusan permohonan SDM

Note Varchar2

(400) -

Keterangan bila terjadi penolakan permohonan SDM

2. Nama Tabel : Approve_interview_Lanjut

Keterangan : Untuk menyimpan keputusan persetujuan wawancara

lanjutan terhadap pelamar

Tabel 3.2 Approve_interview_Lanjut

Nama Kolom Tipe Data Constraint Keterangan

NIK_PSDM Varchar2 (8) PK + FK NIK Kabag PSDM yang

menerima permohonan SDM

No_Req_SDM Varchar2 (8) PK + FK Nomor permohonan SDM

terkait

No_Pelamar Varchar2 (9) PK + FK Nomor pelamar yang menunggu

(53)

Nama Kolom Tipe Data Constraint Keterangan

NIK_PIC Varchar2 (8) PK + FK NIK PIC yang menandai

pelamar untuk dipanggil

NIK Varchar2 (8) PK + FK

NIK Puket yang memberi keputusan untuk wawancara lanjutan

App_Result_I Char (1) NN + CHK Keputusan untuk wawancara

lanjutan

Note Varchar2 (400) -

Keterangan bila terjadi penolakan untuk melakukan wawancara lanjutan

3. Nama Tabel : Content_Test_PBM

Keterangan : Untuk menyimpan daftar penguji dalam sebuah tes PBM.

Tabel 3.3 Content_Test_PBM

Nama Kolom Tipe Data Constraint Keterangan

NIK_PSDM Varchar2 (8) PK + FK NIK Kabag PSDM yang

menerima permohonan SDM

No_Req_SDM Varchar2 (8) PK + FK Nomor permohonan SDM terkait

No_Pelamar Varchar2 (9) PK + FK Nomor pelamar terkait

NIK_PIC Varchar2 (8) PK + FK NIK PIC yang menandai pelamar

untuk dipanggil

NIK_Penguji Varchar2 (8) PK + FK NIK penguji tes PBM

Posisi_Penguji Varchar2 (1) NN + CHK Posisi penguji pada tes PBM

Nilai_Total Number (3) NN Nilai total tes PBM pada penguji

4. Nama Tabel : Detail_Penilaian_Test_PBM

Keterangan : Untuk menyimpan detail penilaian tes PBM.

Tabel 3.4 Detail_Penilaian_Test_PBM

Nama Kolom Tipe Data Constraint Keterangan

ID_Poin_Test_PBM Varchar2 (5) PK + FK Kode identitas poin penilaian

tes PBM

NIK_PSDM Varchar2 (8) PK + FK NIK Kabag PSDM yang

menerima permohonan SDM

(54)

Nama Kolom Tipe Data Constraint Keterangan terkait

No_Pelamar Varchar2 (9) PK + FK Nomor pelamar terkait

N

Gambar

Gambar 2.3 Elemen Kerja Kunci dalam Sistem Workflow (Chaffey, 1963)
Gambar 2.5 Alur Model Inkremental (Sommerville, 2001)
Gambar 3.1 Context Diagram
Gambar 3.2.
+7

Referensi

Dokumen terkait

- Guru menghimbau kepada anak-anak untuk dapat mengerjakan penjumlahan dengan dua kali menyimpan dengan benar.. - Mengerjakan tugas untuk

Adapun tujuan dan manfaat hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui proporsi keluhan menopause dikalangan paramedis usia perimenopause dan pascamenopause serta

Aristoteles menciptakan teori serba tengah. tiap - tiap keutamaan adalah tengah - tengah, diantara dua keburukan. Misalnya: dermawan adalah pertengahan antara boros dan kikir.

Percobaan dilakukan untuk menentukan kadar tembaga dalam suatu campuran dengan metode reduktometri dan indikator yang digunakan adalah larutan kanji.. Langkah

Fenomena kenaikan jumlah penumpang pesawat pada periode mendatang dapat dianalisis mengguna-kan disiplin ilmu statistika, yaitu dengan analisis deret waktu yaitu dengan

These may involve risks and uncertainties, and may cause actual results and development to differ substantially from those expressed or implied in the statements.. The company does

M emenuhi Gugur Kepada pesert a yang keberat an dengan pengumuman pemenang ini, diberi kesempat an unt uk mengajukan sanggahan secara t ert ulis kepada Panit ia Pengadaan

Berdasarkan hasil pengujian perbandingan metode cGA dengan GA untuk studi kasus trajectory planning, maka dapat dianalisa bahwa pada saat kondisi tanpa penghalang,