• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Program Wisata Alam di Areal HTI PT. Finnantara Intiga Distrik 1 Mengkiang Unit Sanggau Kec. Kapuas Kab. Sanggau dan Kemungkinan Pengembangan Paket Wisata Alam di Kabupaten Sanggau Propinsi Kalimantan Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perencanaan Program Wisata Alam di Areal HTI PT. Finnantara Intiga Distrik 1 Mengkiang Unit Sanggau Kec. Kapuas Kab. Sanggau dan Kemungkinan Pengembangan Paket Wisata Alam di Kabupaten Sanggau Propinsi Kalimantan Barat"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN PROGRAM WISATA ALAM

Dl AREAL HTI PT. FINNANTARA INTIGA DISTRlK 1 MENGKIANG UNIT SANGGAU KEC. KAPUAS KAB. SANGGAU DAN KEMUNGKINAN PENGEMBANGAN PAKET WISATA ALAM DI KAB. SANGGAU PROP. KALIMANTAN BARAT

Oleh :

ALI LUKMANUL HAKlM

DEPARTEMEN KONSERVASl SUMBERDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

(2)
(3)

Ali Lukmanul Hakim (E03499029). Perencauaan Program Wisata Alam di Areal HTI PT. Finnantara Intiga Distrik 1 Mengkiang Unit Sanggau Kec. Kapuas Kab. Sanggau dan Kemungkinan Pengembangan Paket Wisata Alam di Kabupaten Sanggau Propinsi Kalimantan Barat. Di bawah bimbingan Dr. E.K.S. Harini Muutasib, MS sebagai pembimbing pertama dan Dr. Ir. Lilik Budi Prasetyo, M.Sc sebagai pembimbing kedua.

Hutan merupakan suatu ekosistem tempat tumbulmya pohon-pohon yang secara keselumhan hidup alrun hayati beserta alrun lingkungan. Selama ini, orientasi pemanfaatan sumberdaya hutan di Indonesia bertumpu pada kayu, dalrun tiga dekade terakhir kayu

menjadi modal utruna pembangunan ekonomi nasional melalui peningkatan devisa dan penyerapan tenaga kerja. Sejalan dengan adanya pergeseran paradigma pengelolaan yang cukup mendasar, yakni; Pergeseran pengelolaan kayu (timber management) menjadi pengelolaan swnberdaya (resource-based management), pengelolaan yang sentralistik menjadi desentralisasi dan pengelolaan sumberdaya yang berkeadilan, wisata dam sebagai salah satu altematif pemanfaatan secara lestari berpeluang lebih besar dan terbuka untuk dikembangkan.

HTS PT. Finnantara Intiga me~upakan perusahaan penghasil kayu pulp lnelnbangun hutan produksinya dari lahan-lahan yang tidak produktif dan pada u l n m y a areal yang telah terdegradasi. Pada lahan-lahan hutan produksi terdapat sisa-sisa hutan alrun, keanekaragman hayati baik flora lnaupun fauna, keindahan bentang alam (riamiair terjuu dan goa), keunikan dan kekayaan sosial budaya masyarakat sekitar hutan (Etnis Dayak dan Etnis Melayu). Keka~aan alrun dan sumberdaya seternpat merupakan potensi wisata dengan ~nenonjolkan keanekaragaman hayati, pengetahuan, keterrunpilan, kebudayaan tradisional masyarakat setempat, dan menjadikan kegiatan perusahaan sebagai salah satu daya tariklatraksi wisata.

(4)

berbagai kawasan wisata dam yang ada, dan pembuatan paket wisata dengan menggabungkan beberapa obyek wisata yang ada di Kabupaten Sanggau.

Data yang dikunpulkan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari Kebijakan Perusahaan HTI PT. Finnantara Intiga dan Pemda Kabupaten Sanggau mengenai wisata alatn; Obyek - obyek wisata; Keterlibatan biro perjalanan, hoteupenginapan; Sarana dan prasarana yang ada dan yang akan dikembangkan; Kegiatan rekreasi yang ada; Pengunjung kawasan; serta waktu dalam perjalanan wisata. Data sekunder terdiri dari

Keadaan umum HTI PT. Finnantara Jntiga dan Kabupaten Sanggau; Peta dasar HTI dan Kabupaten Sanggau serta data-data lain yang dianggap penting.

Teknik pengwnpulan data dilakukan deugan cara studi pustaka, survei lapang, wawancara langsung dan te~pandu (Perusahaan HTI, Pemda Sanggau, pemerintahan desa dan tokoh masyarakat serta biro perjalanan dan hotellpenginapan) dan penyebaran kuisioner kepada pengunjung kawasan wisata dam di Kab. Sanggau yang identik dengan obyek wisata yang ada di Areal HTI PT. Finnantara lntiga Distrik 1 Mengkiang menggunakan metode purpose satnpling dengan intensitas sampling 1%. Metode yang digunakan dalam

menganalisa data hasil penelitian adalah analisa deskriptif dan analisa peta. Analisa peta yang dilakukan bempa analisa peta dasar Areal HTI dan analisa peta Kab. Sanggau Prop.Kalbar

Areal HTI PT. Finnantara Intiga terletak di Prop. Kalbar yang secara geografis terletak pada 0" 00' LU - 0" 40' LS dan 110' 30' BT - 11" 30' BT, secara administrasi pemerintahan tnasuk dalam Kec. Kapuas Kab. Sanggau, sedangkan secara administrasi kehutanan tennasuk ke dalam Dinas Kehutanan Prop. Kalbar, Cabang Dinas Kehutanan Sanggau. Luasan areal HTI adalah 187.000 ha yang terbagi dalam dua unit pengelolaan yaitu Unit I Sanggau seluas 88.000 ha dan Unit I1 Sintang seluas 99.000 ha, sedangkan untuk Distrik 1 Mengkiang memiliki luas 22.712,3 ha. Aksesibilitas meuuju lokasi Areal HTI PT. Finnantara Intiga Distrik 1 Mengkiang dapat melalui jalur Sungai Sekayatn dari Kota Sanggau dengan speedboat 45 PK selama 45 menitlperahu motor selama I1;2 jam. Jalur darat dari Kota Sanggau menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat selama 2 1 jam 30 menit melewati Dusun Tokang Sekayatn.

(5)

Kabupaten Sanggau yang luas wilayahnya 18.302,OO km2 (12,47% dari luas wilayah Propinsi Kalilnantan Barat). Berdasarkan h a i l registrasi penduduk tahun 2001 berjumlah 520.153 jiwa, dengan riucian penduduk laki-laki 265.967 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 255.087 jiwa yang menyebar di 22 kecamatan dengan kepadatan penduduk 28 jiwa per km2. Pada umumnya penduduk Kabupaten Sanggan bersuku bangsa Dayak sebanyak 323.352 jiwa (64,09%) dan Melayu sebanyak 116.614 jiwa (23,12%) sisanya suku bangsa lainnya sebanyak 64.488 jiwa (12,94%). Sedangkan penduduk Kab.Sanggau sebagian besar Kristen Katolik berjumlah 219.090 jiwa (43.31%), Islarn sebanyak 168.039 jiwa (33,41%), Kristen Protestan sebanyak 50.308 jiwa (17,20%), Budha sebanyak 4.817 jiwa (0,95%), Hindu sebanyak 485 jiwa (0,09%) dan lainnya 21.1 16 jiwa (4,18%).

Pihak Pe~usahaan HTI PT. Finnantara Intiga pada dasamya tidak lnenutup ke~nungkinan untuk mengembangkan wisata alam ataupun kerjasarna dalarn pengembangaan pariwisata alam di kawasan hutan produksi selama dapat menyelarnatkan potensi dan lingkungan sekitar serta tidak mengharnbat kegiatan utama dari tujuan pengembangan hutan tanaman. Apabila kegiatan wisata darn dapat terlaksana lnaka dibutuhkan dukungan dari semua pihak.

Potensi wisata di Areal HTI PT. F i ~ a n t a r a Intiga Distrik 1 Mengkiang Unit Sanggau Kec. Kapuas Kab. Sanggau Prop. Kalhantan Barat, yaitu :

Q Riam Pagau. Berjarak 2 h n dengan berjalan kaki (30 menit) dari Dusun Tokang Sekayam. Kekhasan dari Riarn Pagau adanya batu besar seperti pohon tumbang yang di bawahnya terdapat goa dengan aliran air yang deras.

Q Goa Sedamar. Perjalanan menuju Goa Sedamar dari Dusun Tokang Sekayam dengan menggunakan mobil membutuhkan

2

15 menit dan dilanjutkan dengan berjalan kaki

+

7 lnenit (500 m). Kekhasan dari Goa Sedamar diantaranya adalah riam dengan ketinggian

+

15 meter yang ada di mulut goa lnenambah kesan cantik pada goa. Letak Goa Sedarnar

-

yang berada di sekeliling rimba menambah kesar~ alami yang menarik untuk dinikmati. Q Riam Jelipa. Perjalanan dari Dusun Tokang Sekayam dengan mobil menuju Riam Jelipa

selarna 20 menit dan dilanjutkan dengan berjalan kaki selama 10 menit. Kekhasan dari Riam Jelipa adalah banyaknya pohon twnbang di sekitar riam menciptakan kesan angker dan sepi serta di sekitar r i m banyak dijumpai batu-batu besar yang mirip batu-batu yang sengaja dipotong.

(6)

Penarik ini adalah Aliran air r i m yang tnasuk ke dalam goa yang ada di bawah tiam. Pada saat air riam tidak terlalu deras, goa banyak digunakan orang untuk beitapa

@ Hutan Tanaman Belian Plomas. Memiliki potensi tegakan tanaman langka Eusyderuxylon

nvageri yang ditanam oleh Jepang, Belanda, dan Jermau juga pemerintah Indonesia dalam

proyek konservasi yang ditanam sejak tahun 1936. Tanaman Belian di Plomas ini ditanam dengan tahun yanag berbeda tiap bloknya. Ada lokasi tanaman belian tahun tanlun 198511986, 198711988, 198811989, 199411995 dan sebagainya.

@ Dusun Tokang Sekayam. Perkampunan Dayak dengan segala kekayaan budaya yang

tnenarik untuk dinikmati.

@ Dusun Mengkiang. Perksunpungan Melayu tertua yang ada di Sanggau

@ Base camp Distrik 1 Mengkiang Unit Sanggau. Kegiatan HTI PT. Finnantara Intiga

Distrik 1 Mengkiang juga mempunyai potensi terseudiri untuk dijadikan sebagai obyek wisata yang berbasis pendidikan ataupun wisata buatan.

Pembuatan program wisata untuk obyek-obyek wisata di Areal HTI PT. Finnantara Intiga Distrik 1 Mengkiang Unit Sanggau Kec. Mengkiang Kab. Sanggau Prop. Kalimantan Barat terdapat empat program wisata dam yang dapat disajikan, yaitu : Adventuue at Plomas Nature, Mengkiang Tour, Tokang Sekayam Tour, dan Distrik 1 Finnantara Intiga Tour.

Pariwisata di Kabupaten Sanggau masih pada tahap awal yaitu tahap eksplorasi hal ini ditandai dengan kegiatan pariwisata yang sifatnya sangat dini dengan belutn adanya berbagai fasilitas penunjang, dan kondisi tnasyarakat yang belum sepenuhnya menyadari dan rneugakui eksistensi sektor pariwisata.

Potensi obyek wisata yang ada di Kabupaten Sanggau dapat dikelotnpokan, yaitu : obyek wisata alam pegunungan, goa, danau, sungai, dan air terjun, wisata dam konservasi, serta wisata budaya dan sejarah

Metode pengambilan contoh yang digunakan dalam menentukan jumlah responden adalah dengan tnenggunakan metode purpose satnpling dengan intensitas sampling 1%. Pemilihan tempat dalam pengambilan data responden di Riam Alqodo. Berdasarkan data dari 30 responden. Koinposisi peugunjung yang dijadikan responden 66,67% berjenis kelamin laki-laki sedangkan 33,33% berjenis kelamin perempuan.

Prosentase responden dari kelompok umur antara 5-9 tahun (6,67%), 10-19 tahun (33,33%),

(7)

(3,33%). Tingkat pendidikan terakhir dari responden dengan pendidikan SD (6,67%), pendidikan SMP (30%), pendidikan SMA (60%), dan pendidikan S1 (3,33%). Pekerjaan responden sebagai pegawai negeri sipil (3,33%), Petani (3,33%), swasta (43,33%), dan pelajar (50%).

Pengunjung datang ke lokasi obyek wisata didorong oleh keadaan panorama dam yang indah (66,67%), untuk menambah pengalrunan atau ilmu (23,33%), memperoleh petualangan alarni (6,67%) dan karena kondisi kawasan yang beragam (3,33%). Pengunjung yang datang ke lokasi obyek wisata mendapatkan infonnasi awal tentang keberadaan lokasi obyek wisata 90% dari teman, 3,33% dari media massa (radio, televisi), 3,33% dari leaflethooklet, brosur dm 3,33% dari biro perjalanan yang ada di Kalimantan Barat. Pengunjung yang datang ke lokasi obyek wisata 90% lnerupakan tujuan utama sedangkan 10% hanya sekedar singgah sebentar karena sedang mengadakan perjalanan jauh. Pengunjung datang ke lokasi obyek wisata 80% datang berdua, rombongan 10 % dan berangkat sendiri 10%.

J ~ N S kendaraan yang digunakan pengunjung datang ke lokasi wisata 86,67%

menggunakan sepeda motor, 6,67% ~nenggunakan mobil pribadilcruteran, 6,67% menggunakan kendaraan umtun. Kondisi ini banyak dipengaruhi oleh lokasi obyek wisata yang cukup jauh dari jalan angkutan mum dan kurangnya sarana angkutan m u m yang ada.

Pengunjung merencanakan akan menghabiskan waktu di lokasi wisata selama 1 hari sebanyak 93,33%, dua sampai empat hari 6,67%. Hal ini dipengaruhi oleh sarana dan prasarana yang ada di lokasi wisata kurang mendukung untuk kegiatan bennalam. Pengunjung dalrun menyediakan konsumsi makanan 50% mernbeli terlebih dahulu di kota terdekat, 30% membeli di dalam kawasan, dan 20% membawa dari rumah. Kegiatan yang biasa dilakukan pegunjung di lokasi wisata 90% hanya m e ~ l a n a t i keindahan alam dan 10% pengunjung mengambil garnbar (memotret). Penynjung yang datang ke lokasi obyek wisata biasanya lebih dari sekali untuk lokasi yang sama seperti data yang diperoleh pengunjung yang datang lebih dari 4 kali ke lokasi wisata yang sama 36,67%, tiga kali lo%, dua kali 23,33% dan baru pertama kali datang 30%. Kondisi ini dipengaruhi oleh keberadaan lokasi wisata yang ada di Kabupaten Sanggau belum banyak diketahui oleh masyarakat karena kurangnya infonnasi promosi wisata.

(8)

progran wisata dam di setiap lokasi wisata yang ada dan 6,67% merasa kurang perlu untuk dibuatkan progran wisata.

Paket yang ketnungkinan diembangkan di Kabupaten Sanggau ada tiga, yaitu :

@

Paket Wisata Alamiah. Meliputi obyek wisata peraisan sungai, danau, pegunungan, gejala

alam (rian, goa), sesta vegetasi hutan dengan keanekaraganan hayati yang dikandungnya. Perjalanan paket wisata alaniah ini dapat dipadukan deugan aktivitas animal watching,

jungle iracking, camping, hiking, serta caving untuk kondisi dam pegunungan sedangkan

aktivitas, boating, serta rafling dapat dilakukan selana inenelusuri Sungai Sekayam d m Sungai Kapuas.

@ Paket Wisata Budaya. Kabupaten Sanggau yang kaya akan khasanah budaya yang secxa

umutn dibangun dari dua a k a budaya yaitu dari Etnis Dayak dan Etnis Melayu. Paket wisata budaya ini dapat dibagi metijadi dua, yaitu paket wisata budaya dayak d m paket wisata budaya melayu.

@ Paket Wisata Pendidikan. Dilakukan di Areal HTI PT. Finnantara Intiga dan kawasan

(9)

PERENCANAAN PROGRAM WISATA ALAM

DI AREAL HTI PT. FINNANTARA INTIGA DISTRlK 1 MENGKIANG UNIT SANGGAU KEC. KAPUAS KAB. SANGGAU DAN KEMUNGKINAN PENGEMBANGAN PAKET WISATA ALAM DI KAB. SANGGAU PROP. KALIMANTAN BARAT

ALI LUKMANUL HAKIM E03499029

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Kehutanan Pada Program Studi Konservasi Sumberdaya Hutan

Fakultas Kehutanau Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

(10)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelittan : Perencanaan Program Wisata Alam di Areal HTI PT. Fieeantarn Intiga Distrik 1 Mengkiang Unit Sanggau Kec. Kapuas Kab. S : I I I ~ ~ : I I I dan Kemnngkinan Pengembangan Paket Wisata Alam di Kahnpaten Sanggau Propinsi Kalimantan Barat

Nama Mahasiswa : Ali Lukmanul Hakim

NRP : E03499029

Departernen : Konservasi Sumherdaya Hutan

Fakultas : Kehutanan

Dr. E. K. S. Ilarini Muntasib, MS Tanggal :

Menyetujui :

Dosen Pembimbing I1

Dr. Ir. Lilik Budi Prasetvo, M.Sc Tanggal :

Mengetahui :

Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan kultas Kehutanan

(11)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Banyumas Jawa Tengah pada tanggal23 Deseinber 1980 dari pasangan Bapak Ali Masturo dan Ibu Sri Kanti yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis inemulai pendidikan formalnya di TK Diponegoro 39 Ranjingan. Pada tahun 1987, penulis inelanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan dasar di SD Negeri 1 Ranjingan dan selesai pada tahun 1993. Selanjutnya penulis menempuh pendidikan di SLTP Negeri 1 Wangon pada tahun 1993-1996. Penulis meneinpuh pendidikan di SMU Negeri 1 Jatilawang hingga lulus pada tahun 1999. Selepas dari SMU, kemudian penulis melanjutkan kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB) diterima di Fakultas Kehutanan Juusan Konservasi Suinberdaya Hutan melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI).

Selatna kuliah di Fakultas Kehutanan, penulis mengikuti Praktek Pengenalan dan Pengelolaan Hutan di KPH Banyumas dan Kampus Lapang Fakultas Kehutanan UGM di Getas. Setahun berikutnya penulis mengikuti Praktek Kerja Lapang di HTI PT. Fimantara Intiga di Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Sintang Propinsi Kalimantan Barat.

(12)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan setnesta alatn, atas perkenan dan rahmat-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat tnenyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk metnperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terirna kasih kepada setnua pihak, terutatna kepada:

1. Dr. E.K.S. Harini Muntasib, MS dan Dr. Ir. Lilik Budi Prasetyo, M.Sc sebagai dosen pernbirnbing atas kesabarannya dalan memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selana proses penyusunan skripsi ini.

2. Ir. Otno Rusdiana, M.Sc. sebagai dosen penguji dari Jurusan Manaje~nan liutan dan Dr. Ir. Iman Wahyudi, MS sebagai dosen penguji dari Jnrusan Teknologi Hasil Hutan yang telah tnemberikan saran dan masukan bagi kesetnpurnaan skripsi ini.

3. Bapa, Mama, Si Kembar (Ana dan Ani), dan Mbah tercinta atas ketulusannya dalam memberikan doa, kasih sayang, bitnbingan, dan dukungan moral lnaupun matenil yang tak terhingga.

4. Kel. Om Yosep, Kel. Om Nugroho, Kel. Mas Khamdani, Kel. Pa'de Firdaus, Kel. Pa'de Daut, Kel. Om Paul atas doa, dukungan, dan bantuannya kepada penulis. 5. Seluruh staff PT. Finnantara Intiga atas keramahan, bantnan dan infonnasi yang telah

diberikan kepada penulis selana penelitian dan penyusunan skripsi ini.

6. Pernerintah Daerah Kabupaten Sanggau yang telah metnberikan banyak infonnasi

dalam penyusunan shipsi ini.

7. Masyarakat Dusun Tokang Sekayarn dan Masyarakat Dusun Mengkiang atas keranaban, bantuan dan infonnasi yang telah diberikan dalam penyusunan skripsi. 8. Abang Adi (Sanggau), Anggunis Rimbawanti, Sumaryati, dan Paqsa Legenda atas

bantuannya dalam penyusunan skripsi ini.

9. Mba-mba di Laboratorium Rekreasi Alam (Mba Eva, Mba Resti, Mba Yuyun), dan Mas-mas di Laboratorium Spatial Database and Analysis Facililies (Heti, Ade, Guruh, Ambon, Andri, Bono, Haris).

(13)

11. Etie Rianawati, Sendy, Mas Do2t, Erwin'35, Yoan, Barudak Iyoeh House, dan rekan-rekan KSH'36 serta selusnh wasga FAHUTAN atas seinua bantuan dan dukungannya.

Penulis menyadari dengan segala kerendahan hati bahwa slcripsi ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkau saran dan lcritik dari berbagai pihak guna kesernpumaan skripsi ini. AMRir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bennanfaat bagi yang ~nemnbacanya.

Bogor, Januari 2004

(14)

DAFTAR IS1

Halaman

...

Daftar Gambar vi

...

Daftar Lampiran ... VIII

1. Pendahuluan

A. Latar Belakang 1

B. Tujuan 3

. .

...

C. Manfaat Penel~han 3

11. Tinjauan Pustaka

...

A. Hutan Tananan 4

B. Pariwisata 6

C. Wisata Alam 8

... ...

D. Perencanaan Wisata ... 10

E. Paket Wisata 12

F. ProgriunWisata ...& ... 14 111. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

A. HTI PT. Finnantara Intiga Dishik 1 Mengkiang Unit Sanggau

...

Kec. Kapuas Kab. Sanggau Prop. Kalirnanan Barat 17 B. Kabupaten Sanggau Propinsi Kalimantan Bara 20

IV. Metode Penelitian

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 24

B. Bahan dan Alat

...

1. Jenis data dan infonnasi yang diperlukan 24

2. Prosedur kerja penelitian 25

C. Metode Pengambilan Data

1. Studi pustaka dan survei lapang 2. Wawancara

(15)

V. Hasil dan Pembahasan

A. Perencanaan program wisata alan di Areal HTI PT. Finnantara Intiga

A.1. Potensi- potensi wisata di Areal HTI PT. Finnantara Intiga ... ...

A.2. Kebijakan Perusahaar~ HTI PT. Finnantara Intiga ... ...

A.3. Sarana dan prasarana penunjang wisata A.4. Program-program wisata

B. Pengembangan paket wisata alrun di Kab. Sanggau Prop. Kali~nantan Barat B. 1.Obyek-obyek wisata di Kabupaten Sanggau

B. 1.1. Wisata alrun peynungan, gua, danau, sungai dan air terjun

...

B.1.2. Obyek wisata sejarah

B.2. Kebijakan pengembangan pariwisata Prop. Kalirnantan Barat

...

...

B.3. Kebijakan pengembangan pariwisata Kab. Sanggau ... ...

B.4. Pariwisata di Kabupaten.Sanggau

B.5. Ketersediaan sarana dan prasarana di Kab. Sanggau B.5.1. Transportasi

B.5.2. Akornodasi

B.5.3. Sarana dan prasarana ...

B.5.4. Kelembagaan

B.6. Pengunjung kawasan wisata di Kabupaten Sanggau B.6.1. Karakteristik pengunjung

B.6.2. Motivasi pengunjung

B.6.3. Aktivitas pengunjung ... ...

B.6.4. Persepsi pengunjung

8.7. Paket wisata alan Kabupaten Sanggau VI. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

B. Saran ... ... ...

(16)

DAFTAR TABEL

No Teks

1. Bagan ready made tour 2. Bagan tailored made tour

3. Jurnlah penduduk Kabupaten Sanggau dirinci menurut j e i s kelamin Th 1995-2001 4. Bagan Alir Penelitian

5. Sarana dan prasarana di Areal Base csunp di Dishik 1 Mengkiang

Kec. Kapuas Kab. Sanggau HTI PT. Finnantara Intiga ...

6. Obyek wisata sejarah yang ada di Kabupaten Sanggau ...

7. Jarak jalan darat antara Sanggau dengan beberapa kota kecsunatan dalam daerah Kabupaten Sanggau

8. Karakteristik pengunjung obyek wisata d a m di Kab.Sanggau ...

(17)

DAFTAR GAMBAR

No Teks

1. Peta HTI PT. Finnantara Intiga Distrik 1 Mengkiang Unit Sanggau ...

2. Peta Kaliinantan Barat ...

5. Riam Sedrunar 6. Goa Sedrunar

7. Rirun Jelipa Tingkat Satu ... ...

8. Riam Jelipa 9. Rirun Penarik

10. Aliran Sungai dari Rirun Penarik 11. Kawasan Hutan Plo~nas

12. Riam Plolnas .. ...

13. Batu Mas .... . ... . . ... .... ....

14. Tegakan Belian (Eusyderoxylon nvageri )

15. Kerajinan Tang

16. Koinplek 'Dango' atau Lunbung Padi

17. Perkrunpungan Mengkiang ...

18. Makrun Raja

19. Kantor Base camp Distrik 1 Mengkiang Unit Sru~ggau ...

20. Persemaian Lokal Spesies 2 1. Guesthouse

22. Persemaian Generati

24. Perse~naian Vegetatif

...

. ... . ... . . . .... .... . ... . . ... . ... .... . ... .

. ... .

....

.

... . .... . ... . .... .... .. 25. Sketsa Jalur Program Wisata Tokang Sekayrun Tour ...

26. Sketsa Jalur Program Wisata Mengkiang Tour

(18)

No Teks 29. Air Tejun Pat~cor Aji

30. Sipan Lotup

3 1. Batu Posok ...

32. Perahu Bandung

33. Gerbang Perbatasan Etitikong 34. Rumah Betang

35. Aktivitas di Rurnah Betang

..

36. Masjld Tertua di Sanggau ...

37. Merirun Kuno Keraton Sanggau

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Panduan wawancara dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Sanggau Propinsi Kalimantan Barat.

Lampiran 2. Panduan Wawancara dengan pihak Perusahaan HTI PT. Finnantara lntiga Kabupaten Sanggau Propinsi Kalunantan Barat.

Lampiran 3. Panduan wawancara dengan biro perjalanan wisata dan hoteWpenginapan. Larnpiran 4. Panduan wawancara dengan Pemerintah Desa dan Tokoh Masyarakat. Lampiran 5. Kuisioner untuk para pengunjung.

Lampiran 6 . Daftar nama jenis vegetasi yang tumbuh alami dan yang ditanam masyarakat di Areal Hutan Tanaman Belian Plotnas.

Daftar nama jenis vegetasi twnbuhan bawah di Areal Hutan Tanaman Belian Plomas.

Lampiran 7. Daftar jenis-jenis satwa liar yang ditemukan di Areal Hutan Tanaman Belian Plornas.

Lampiran 8. Daftar hotel dan penginapan di Kabupaten Sanggau. Lampiran 9. Daftar restoran dan rwnah makan di Kabupaten Sanggau.

Daftar tarif kamar di beberapa hotel di Kabupaten Sanggau.

Larnpiran 10. Jadwal program-program wisata alam di obyek-obyek wisata yang ada di Areal HTI PT. Finnantara Intiga Dishik 1 Mengkiang Unit Sanggau Kec. Kapuas Kab. Sanggau Propinsi Kalirnantan Barat.

(20)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan be~isi sumberdaya hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan dam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (Undang-undang No 41 tahun 1999). Indonesia yang dikenal sebagai negara mega biodiversity memiliki keanekaragaman hayati dan tipe ekosistem yang tinggi. Hal ini didukung dengan potensi Indonesia yang memiliki luas daratan 189 juta ha, dengan 120,5 juta ha inerupakan kawasan hutan. Kekayaan ini tentu saja barus dapat dinikmati bagi seluruh m a t , baik rakyat Indonesia lnaupun masyarakat negara lain. Pe~nanfaatan bagi kesejahteraiu~ utnat tersebut tidak harus melalui kegiatan-kegiatan yang sifatnya eksploitatif tetapi dapat pula dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang tidak merusak atau merubah sumberdaya.

Selatna ini, orientasi pemanfaatan s~nnberdaya hutan di Indonesia berturnpu pada kayu, selama tiga dekade terakhir kayu menjadi modal utama pembangunan ekonomi nasional melalui peningkatan devisa dan penyerapan tenaga kerja, untuk tnenyikapi hal ini ~naka perlu upaya untuk menjamin agar ketersediaan kayu ditnasa datang tetap terpenuhi dan selain itu pentingnya hutan sebagai penyangga kehidupan dan sebagai suatu ekosistem yang rental terhadap kerusakan perlu dijaga kelestariannya. Sejalan dengan adanya pergeseran paradigma pengelolaan yang cukup mendasar, yakni; Pergeseran pengelolaan kayu (timber managemen[) menjadi pengelolaan sumberdaya (resource-based managemenl), pengelolaan yang sent~alistik menjadi desentralisasi dan pengelolaan sumberdaya yang berkeadilan, wisata dam sebagai salah satu alte~natif pemanfaaatan secara lestari berpeluang lebih besar dan terbuka untuk dikemnbangkan.

(21)

hutan. Kekayaan alam dan sumberdaya setempat merupakan potensi wisata dengan menonjolkan keanekaragaman hayati, pengetahuan, keterampilan kebudayaan tradisional masyarakat setempat. Disamping itu juga menjadikan kegiatan pesusahaan seperti

pembenihan, penebangan dan penyaradan kayu sebagai salah satu daya tarik Iatraksi wisata. Propinsi Kalimantan Barat telah lama diketahui oleh khalayak ramai sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang termasuk dalatn kelompok D bersama-sama dengan Propinsi Kalimantan Tengah, Propinsi Kalimantan Timur, dan Propinsi Kalimantan Selatan.

Kabupaten Sanggau mempakan salah satu kabupaten yang ada di Propinsi Kalilnantan Barat dengan potensi kepariwisataan yang cukup besar. Di tinjau dari segi potensi sumberdayanya, pengembangan wisata di wilayah Kabupaten Sanggau dinilai sangat menguntungkan, hal ini dipeugaruhi oleh faktor pendukung, antara lain faktor geografis, Kabupaten Sanggau memiliki akses pelabuban darat dengan Negara Malaysia yang merupakan pintu masuk wisatawan mancanegara dari berbagai negara seperti; Malaysia, Singapura, Bmnai Darussalam, dan lain-lain Negara Asia maupun Negara Eropa dan juga merupakan daerah lintas bagi kabupaten dan propinsi.

Faktor budaya seperti, Kebudayaan Dayak dan Kebudayaan Melayu yang mempakan warisan budaya masa lalu yang memiliki pesona tersendiri yang dapat mengundang animo para wisatawan untuk menyaksikan potensi sumberdaya dam yang tinggi dan terdapat agro industri yang cukup luas dengan daya tarik tersendiri. Namun, sampai saat ini dirasakan perkembangan pariwisata di kawasan-kawasan wisata alam yang ada di Kabupaten Sanggau dan sekitarnya belum dapat berkembang dengan pesat. Hal ini disebabkan masih banyaknya kawasan wisata alam yang belurn memiliki rencana pengelolaan dan pengembangan yang baik.

(22)

B. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk lnenyusun suatu perencanaan program wisata alam di Areal HTI PT. Finnantara Intiga Distrik 1 Mengkiang Unit Sanggau Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau Propinsi Kalimantan Barat. Hasil yang diharapkan adalah tersajinya suatu progam-program wisata sekaligus dikembangkan paket-paket wisata dengan obyek wisata lain yang ada di Kabupaten Sanggau Propinsi Kalimantan Barat.

C. Manfaat Penelitian

(23)

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hutan Tanaman

Berdasarkan PP No~nor 6 Tahun 1999 tentang Pengusal~aan Hutan dan Pelnungutan Hasil Hutan pada Hutan Produksi, yang dhnaksud dengan Hutan Tananan adalah hutan yang dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan

menerapkan silvikultur intensif. Hutan Tananan ini diperuntukkan guna untuk ineinenuhi keperluan masyarakat, pembangunan, indushi, dan ekspor.

Pembangunan Hutan Tananan Indushi pada prakteknya di lapangan bertujuan untuk tnendukung pemerintab dalam meningkatkan kualitas lingkungan pedalaman yang berorientasi pada azas produktifitas, profitabilitas, dan keseilnbangan hasil. Secara lebih luas, pembangunan HTI bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasokan bahan baku indushi perkayuan, meningkatkan devisa negara, pengembangan pusat-pusat ekono~ni negaralpedesaan, penyediaan kesempatan kerja, dan kesempatan berusaha serta pelestarian manfaat sumberdaya hutan. Areal HTI yang berhubungan langsung dengan masyarakat sekitar hutan, pengusahaan HTI turut berperan aktif dalam kegiatan sehari-hari masyarakat inisalnya dengan berpartisipasi dalam progran pembinaan usaha kecil dan koperasi (PT. Inhutani 111,2000).

Direktorat Wisata Alam dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan (2001) ~nenjelaskan bahwa kegiatan pengembangan suatu kawasan hutan sebagai suatu kawasan wisata dam terdapat lima prinsip penting pengembangan wisata dam, yaitu:

1. Konservasi, keberhasilan suatu kawasan yang ditetapkan sebagai tujuan kegiatan wisata dam akan bergantung pada sejauh mana upaya-upaya konservasi kawasan tersebut inampu secara praktis dilaksanakan.

(24)

3. Pendidikan dun Penelitian, aspek ini mengarah pada upaya-upaya apa yang seharusnya dilakukan dalarn rangka mendidik masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian kawasan dan inarnpu inenunjukan sikap menerima (~velcome) terhadap setiap wisatawan yang datang.

Dalam pengembangan pariwisata dam di hutan produksi perlu meinperhatikan hal- ha1 sebagai berikut:

a. Menanamkan pemahaman dan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap prinsip kelestarian h a i l hutan

b. Menunjang pendidikan di bidang kelestarian hasil hutan

c. Kawasan hutan produksi yang menunjang untuk kegiatan pendidikan dan latihan terutama pada kawasan yang ditetapkan secara ekologis dan ilmu pengetahuan penting.

4. Partisipasi, setiap tahapan kegiatan perencanaan pengembangan harus dilakukan melaui proses dialog yang kreatif antara pengelola dan masyarakat setempat.

Pengembangan pariwisata dam di hutan produksi agar memnperhatikan hal-hal seperti: masyarakat dilibatkan sejak tahap perencanaan sampai tahap monitoring dan evaluasi, meningkatkan keterampilan masyarakat dalam pengeinbangan pariwisata dam di hutan produksi melalui pelatihan dan pendidikan, mernperhatikan budaya setempat, hak-hak masyarakat terasing, agana, dan kepercayaan.

5 . Rekreasi, adanya perkembangan dan perubahan &end pariwisata yang pada dewasa iui lebih mengarah pada resource-based recreation, keberadaan tour operator, agen, dan para peduli pelestarian alarn diharapkan inarnpu mempertemukan diri ke dalam satu wadah atau kepentingan, yaitu rekreasi dan konsewasi. Kedua aspek tersebut harus berjalan secara sinerjik dan memberikan kontribusi yang positif antara satu

dengan yang lainnya

Direktorat Wisata Alam dan Pernanfaatan Jasa Lingkungan (2001) menjelaskan dalan rangka inveutarisasi dan identifikasi potensi pariwisata alan yang ada di dalan kawasan hntan produksi sebaiknya meugacu pada:

1. Inventarisasi dan identifikasi flora fauna

(25)

Penentuan daya dukung kawasan hutan produksi sebagai salah satu daerah tujuan wisata sebaiknya mengarah pada tiga aspek kepentingan yaitu:

1. Daya dukung biofisik (ekologis) 2. Daya dukung sosial budaya 3. Daya dukung fasilitas

B. Pariwisata

Pariwisata berasal dari 2 suku kata, yaitu kata "pari" yang berarti berkeliling d m kata "wisata" yang berarti penjelajahan (Yoeti, 1997). Pariwisata secara keseluruhan dapat diartikan sebagai suatu perjalanan berkeliling (dari satu tempat ke tempat lain). Pada prinsipnya pariwisata merupakan kegiatan atau aktivitas perjalanan yang dilakukan seseoraxg dengan maksud dan tujuan tertentu, mengunjungi suatu daerah atau tempat dengan maksud tercapainya tujuan terterltu

Pariwisata adalah segala kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan (Soekadijo, 2000). Sedangkan menurut Kodhyat (1996), Pariwisata adalah suatu fenomena yang ditimbulkan oleh kegiatan perjalanan (travel) sebagai salah satu bentuk kegiatan manusia yang digunakan untuk rnemenuhi keinginan (rasa ingin tahu) yang bersifat rekreasi dan edukatif.

Soekadijo (2000) menyatakan pariwisata sebagai Inobilitas spasial yang dapat dilihat pada wisatawan yang melakukan perjalanan dan berhubungan dengan segala kegiatan yang ada dalam masyarakat serta adanya hubungan keterkaitan dari aktivitas yang dilakukan.

Cooper et a1.(1999) menyatakan bahwa pariwisata merupakan kegiatan yang memiliki berbagai dimensi yang menyangkut berbagai macam aktivitas dalam kehidupan dan aktivitas ekonomi yang berbeda-beda.

Konsep pariwisata dapat ditinjau dari segi yang berbeda. Pariwisata dapat dilihat sebagai salah satu kegiatan melakukan perjalanan dari mnah dengan maksud tidak melakukan usaha dan pariwisata dapat dilihat sebagai suatu bisnis yang berhubungan dengan penyediaaan barang atau jasa bagi wisatawan serta menyangkut setiap pengeluaran oleh wisatawan atau pengunjung dalam kegiatan perjalanannya (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000).

(26)

tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. Adanya kegiatan rekreasi yang dilakukan jauh dari tempat tinggal seorang wisatawan maka selama dalam perjalanan dan ditetnpat rekreasi akan membutuhkan pelayanan transportasi, akomodasi, dan pelayanan lainnya yang dapat di~nanfaatkan oleh masyarakat sekitar kawasan wisata.

Berdasarkan PP No. 18 Tahun 1994 (Departemen Kehutanan Republik Indonesia, 1994) pariwisata dam didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata alam tet~nasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata dam serta usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut.

Menwut Wahab (1992) kepariwisataan dapat dipandang sebagai suatu yang abstrak, misalnya saja sebagai suatu gejala yang melukiskan kepergiaan orang-orang di dalam negaranya sendiri (pariwisata domestik) atau penyeberangan orang-orang pada tapal batas suatu negara (pariwisata intemasional). Proses bepergian ini mengakibatkan terjadinya interaksi dan hubungan-hubungan saling pengertian insani, perasaan-perasaan, persepsi- persepsi, motivasi-motivasi, tekanan-tekanan, kepuasan, dan lain-lain diantara sesama pribadi atau antar kelompok.

Tap. MPR No.II/MPR/1988 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) mengenai pariwisata, menyatakan bahwa pernbangunan kepariwisataan dilanjutkan dan ditingkatkan dengan ~nengembangkan dan mendayagunakan sumber dan potensi kepariwisataan nasional menjadi kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan untuk ~nemperbesar penerimaan devisa, mernperluas dan meratakan kese~npatan berusaha dan lapangan kerja terutama bagi inasyarakat setempat, mendorong pembangunan daerah, serta memperkenalkan dam, nilai dan budaya bangsa dan kelestarian serta mutu lingkungan hidup. Pembangunan kepaiwisataatl secara ~nenyeluruh dan terpadu dengan sektor-sektor pengembangan lainnya serta antara berbagai usaha kepariwisataan yang kecil, menengah, dan besar agar saling dapat menunjang.

Kepariwisataan menurut Holloway (1985) adalah pergerakan warga yang jauh meninggalkan rumah tinggalnya. Terdapat beberapa alasan untuk melakukan kunjungan, yang pada umumnya yaitu :

1. Liburan, tennasuk mengunjungi telnan dan kerabat. 2. Bisnis, tennasuk rapat, konferensi, dan lain sebagainya.

(27)

Leipers (1995) menyatakan bahwa pariwisata mempakan model dari kegiatan yang dilakukan wisatawan yang berkaitan dengan tempat secara geografis yaitu lingkungan tempat tinggal, tempat persinggahan dan daerah tujuan wisata serta komponen-komponen dalam industri pariwisata. Lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi rnempakan lingkup lingkungan yang berkaitan dengan kegiatan pariwisata yang dilakukan wisatawan.

Industri pariwisata sangat berbeda dengan jenis industri lainnya, hal ini dikarenakan : a. Industri pariwisata kurang tergantung pada infiastruktur, temtama karena konsumeu

(pasar) yang digerakkan ke arah produk, bukan sebaliknya.

b. Pariwisata adalah industri pelopor yang sasaran utamanya mencari daerah yang eksotis, tidak terjamah, dan perawan.

c. Industri pariwisata berfungsi seperti baji (gum) yang membuka lebar satu kawasan untuk peugembangan daliun skala yang makin besar.

d. Proses di atas berlangsung dengan sedemikian cepat, sehingga para perancang dan pengelola sulit untuk rnelakukan pemantauan dan evaluasi yang diperlukan untuk mernbuat kebijakan, serta dalam pengembangan perangkat operasional yang memadai.

C. Wisata Alam

Menurut UU No. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan, wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukerela serta bersifat selnentara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.

M e n w t Sumarjo (1988) mengatakan wisata dam mempakan suatu bentuk rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam dan ekosisternnya, baik dalam bentuk asli maupun setelah adanya perpaduan dengan daya cipta manusia. Sedangkan menurut Hartono (1988) wisata dam adalah suatu bentuk kegiatan yang memanfaatkan potensi sumberdaya dam dan tata lingkungannya.

Wisata adalah sebuah perjalanan, tetapi tidak sernua perjalanan dapat dikatakan sebagai wisata, sehingga orang atau sekelompok orang yang ~nelakukan wisata berarti melakukan perjalanan, tetapi melakukan perjalanan belum tentu inelakukan wisata.

(28)

Adapun karakteristik dari wisata inenurut Suyitno (2001) adalab :

1. Bersifat seinentara, bahwa dalain jangka waktu pendek pelaku wisata akan keinbali ke telnpat asalnya.

2. Melibatkan beberapa komponen wisata, misalnya sarana transportasi, akomodasi, restoran obyek wisata, toko cinderatnata, dan lain-lain.

3. Umumnya dilakukan dengan mengunjungi obyek dan atraksi wisata daerab atau bahkan negara secara berkesinanbungan.

4. Memiliki tujuan tertentu yang intinya untuk mendapatkan kesenangan.

5. Tidak untuk mencari n&ab di tempat tujuan, bahkan keberadaanya dapat lneinberikan kontribusi pendapatan bagi masyarakat atau daerah yang dikunjungi, karena uang yang dibelanjakannya dibawa dari tempat asal.

Wisata merupakan suatu produk yang disusun dengan menggabungkan berbagai koinponen wisata sebagai suatu produk, dimana wisata mneiniliki ciri-ciri yang khas yang ineinbedakannya dengan produk pada unumnya. Ciri-ciri tersebut adalah :

1. Tidak beiwujud (iniangible).

2. Tidak memiliki ukuran kuantitatif (unmeasurable). 3. Tidak tahan lama d m mudab kadaluwarsa (perishable). 4. Tidak dapat disimpan (unstorable).

5. Melibatkan konsumen (wisatawan) dalam proses produksinya. 6. Proses produksi dan konsumsi terjadi dalam waktu yang sama.

Menurut Hadiuoto (1996) wisata d a m dapat dikeloinpokkan lnenjadi 2, yaitu : a. Wisata d a m Nature -Related

Wisata alam jenis ini merupakan wisata d a m dengan aktivitas yang tidak berhubungan dengan dam, tetapi dilakukan dalam lingkungan dam.

b. Wisata alam Nature -Based

Wisata alam jenis ini atraksi utamanya adalab unsur d a m yang tidak ~ s a k dan masih asli (perawan), seperti butan belukar priiner, pantai, dan sebagainya.

Menurut Douglas (1978) aktivitas-aktivitas wisata alam yang dapat dilakukan adalah

a. Berenang (s~vimming)

(29)

b. Jalan-jalan sambil inelihat obyek wisata (sightseeing)

Kegiatan seperti ini biasanya dilakukan deilgan menggunakan kendaraan atau berjalan kaki.

c. Penjelajahan di kawasan yang masih alani ([racking)

Kegiatan ini biasanya hanya dilakukan oleh kelompok wisatawan tertentu dan

biasanya mempunyai tujuan ganda, yaitu berekreasi dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

d. Berkemah (camping)

Berkemah mempakan suatu bentuk kegiatan di dam terbuka dengan meinpergunakan tenda dan sejenisnya sebagai teinpat untuk menginap.

e. Hiking

Kegiatan ini harnpir sama dengan penjelajahan, tetapi tujuan yang hendak dicapai telah ditentukan terlebih dahulu.

D. Perencanaan Wisata

Perencanaan (planning) mempakan fungsi manajemen pertama dan mendasar, yang inenjadi titik awal bagi fungsi-fungsi berikutnya. Perencanaan mempakan kegiatan yang berkaitan dengan usaha-usaha me~nbuat rencana, membuat ikhtisar yang lengkap dan terperinci mengenai segala sesuatu yang diperlukan untuk dikerjakan dan dengan cara bagaiinana melaksanakannya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Suyitno, 1999).

Para ahli telah banyak inengernukakan tentang definisi perencanaan, diantaranya

yaitu :

1. G. R. Terry

Perencanaan adalah pemilihan fakta-fakta dan usaha menghubung-hubungkan antara fakta yang satu dengan yang lain, kernudian membuat perkiraan dan peranalax tentang keadaan pemnusan tindakan untuk masa yang akan datang yang sekiranya diperlukan untuk inencapai hasil yang dikehendaki.

2. W. H. Nevman

Planning is deciding in advance what is to be done. Perencanaan adalah pengambilan

(30)

3. H. Koontz dan O'Donnel

Planning is the jiinction of a manager which invohjes the selection from among alternatives, policies, procedures, and programs. Perencanaan adalah tugas seorang inanajer

untuk menentukan pilihan dari altematif-altematif, kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur dan program-program.

Perencanaan wisata pada hakekatnya adalah kegiatan untuk memberikan bayangan atau gambaran atas wisata yang akan diselengggarakan (Suyitno, 2001).

Perencanaan wisata secara garis besar sama dengan perencanaan pada umunnya, hanya saja secara teknis memiliki aspek-aspek yang khusus, aspek-aspek tersebut adalah ;

1. Aspek pasar, menyangkut kondisi pasar serta kebutuhannya. 2. Aspek snmberdaya, antara lain;

a. Sarana dan prasarana b. Sumberdaya manusia

3. Aspek produk, berkaitan dengan upaya meramu dan mengemas produk wisata yang berintikan :

a. Penyusunan program b. Penghitungan harga

c. Penentuan kebijaksanaan produk

4. Aspek operasional, menyangkut kegiatan yang akan dilakukan dalam mewujudkan produk wisata, yang terdiri atas :

a. Kegiatan pra-penyelenggaraan b. Kegiatan selama penyelenggaraan c. Kegiatan pasca penyeleggaraan

Adapun manfaaat dari perencanaan wisata antara lain : 1. Sebagai pedoman penyelenggaraan wisata.

2. Sebagai sarana untuk memprediksi kemungkinan timbulnya hal-hal di luar dugaan sekaligus altematif pemecahannya.

3. Sebagai sarana untuk inengarahkan penyelenggaraan wisata sehingga dapat mencapai tujuananya, yaitu mewujudkan wisata secara efektif d m efisien.

(31)

E. Paket Wisata

Menurut Yoeti (2001) paket wisata adalah suatu tur yang direncanakan dan diselenggarakan oleh suatu Travel Agenl atau Tour Operalor atas resiko dan tanggungjawab sendiri, acara, lamanya waktu tur, tempat-tempat yang &an dikunjungi, akoinodasi, transportasi serta makanan dan minuman telah ditentukan dalan suatu harga yang telah ditentukan pula jwnlahnya.

Tur ini inerupakan suatu inclusive tour, pengikut tinggal beli tanpa memikirkan segala sesuatu yang diperlukan selama dalan perjalanan, mulai dari berangkat sampai keinbali ketempat semula. Hal ini bergantung pada syarat yang ditentukan oleh Tour Operator atau Travel Agent yang bersangkutan. Adakalanya harga tur itu dikatakanprice not include meals, hanya makan pagi (breakfast) yang termasuk dalam tarif tersebut. Paket-paket wisata perlu disusun dengan menonjolkan unsur-unsur yang menjadi daya tarik obyek (l~utan) wisatanya, paket yang perlu dibuat perlu bervariasi untuk berbagai kelompok pelanggan (tua, inuda, anak-anak, wanita) dapat ineinpunyai pilihan. Variasi tersebut dapat diwujndkan rnisalnya pada jarak tenlpuh atau panjangnya perjalanan paket, pada berat ringananya topografi, atau pada macan-macam obyeknya. Setiap paket hendaknya disiapkan secara lengkap dan mernenuhi tuntunan bagi ekowisata serta lnemeuuhi syarat bagi para tanu.

Menurut Suwantoro (2001) dikatakan bahwa paket wisata merupakan suatu produk perjalanan wisata yang dijual oleh suatu pemsahaan biro perjalanan atau perusahaan transport yang bekerjasana dengannya, dunana harga paket wisata tennasuk di dalannya biaya perjalanan, hotel dan fasilitas lainnya yang dapat memberikan kenyamanan bagi para pelaku wisata. Paket wisata adalah suatu produk wisata yang merupakan suatu komposisi perjalanan yang disusun dan dijual untuk memberikan kemudahan dan kepraktisan dalam rnelakukan perjalanan wisata.

Perjalanan semacam ini biasanya lebih inurah dibandingkan dengan perjalanan yang

direncanakan atas dasar pennintaaan. Biasanya paket wisata ini dijual untuk satu jangka waktu tertentu dan disusun berdasarkan confidental tarif y a w diieluarkan oleh perusahaan angkutan dan perhotelan. Untuk perjalanan ini dibuatkan tour itineray tersendiri.

(32)

Suyitno (2001) paket wisata ditinjau dari segi penyusunanya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

I . Ready Made Tour

2. Tailored Made Tour

Ready Made Tour

Ready Made Tour adalah paket wisata yang disusun oleh lour operalor tanpa menunggu calon peserta. Dengan kata lain, penyusunan produk sepenuhnya atas inisiatif tour operator, jumlab peserta yang akan mengikuti tur ditentukan atas dasar kebiaksanaan tour operator deugan memperbatikan faktor pendukung tur.

Proses penyusunannya dapat diilustrasikan sebagai berikut.

4. Tindak Lanjut

Tabel 1. Bagan Ready Made Tour

Tailored Made Tour

Tailored Made Tour adalab paket wisata yang penyusunannya dilakukan setelah

adanya permintaan dari calon peserta. Dengan kata lain, i ~ s i a t i f ~nuncul dari calon peserta, paket wisata jeNs ini memiliki tiga kemungkinan yaitu :

1. Disusun dari berbagai komponen wisata ~nenjadi satu produk

2. Me~upakan penggabungan Ready Made Tour

3. Kombinasi barga dalam CAT dengan fasilitas lainnya. Proses penyusunannya dapat diilustrasikan sebagai berikut.

5. Tindak Lanjut

[image:32.595.147.465.292.388.2] [image:32.595.125.475.527.672.2]
(33)

F. Program Wisata

Wisata ~nerupakan produk yang tidak berwujud, maka pada saat transaksi pembelian, wisatawan tidak lilligsung mendapatkan produk yang dibeli, karena apa yam didapat pada saat transaksi berlangsung pada hakikatnya hanyalah kepastian atas akan diikutinya wisata dan bukan wisata itu seudirti. Itulah sebabnya bahwa menjual produk wisata pada dasamya adalah menjual tnimpi (selling dream). Menurut Suyitno (2001) program atau acara wisata merupakan media uutuk mengambarkan keberlangsungan sebuah wisata. Dengan kata lain program adalah wujud fisik dari sebuah rencana, untuk ~nenggambarkan wisata tersebut, biasanya digunakan sarana berupa daftar acara wisata yang biasa disebut dengan acara wisata atau itinerary.

R.T. Reilly dalam Suyitno (2001) mendefinisikan itinerary sebagai a day-by-day schedule of travel plans and arrangement on a specific tour. Sementara itu, RS. Danardjati dalam bukunya Istilah-istilah dunia pari~visata menyebutkan bahwa Tour itinerary adalah

suatu d a f h dan jadwal acara tours dengan data-data yang Iengkap mengenai hari-hari, jam, tempat-tempat (obyek-obyek wisata), hotel tempat menginap, tempat pemberangkatan, tempat tiba, acara-acara yang disuguhkan, sehingga dalam keseluruhannya akan ~nenggambarkan jadwal pelaksanaan maupun waktu-waktu dari keseluruhan acara tour (dari awal sampai akhir).

Me~nperhatikan dua definisi tersebut, tnaka dapatlah disimpulkan bahwa itinerary adalah sebuah dokumeu yang memuat ha1 ikhwal tentang penyelenggaraan wisata sejak pemberangkatan, ditempat tujuan hingga kembali ke tempat asal.

Beberapa manfaat dari penyusunatl program wisata adalah sebagai berikut, 1. Manfaat bagi Pengelola Wisata

Bagi peugelola wisata, lnanfaat acara wisata antara lain :

a. Media dalam mempro~nosikan wisata.

b. Media dalam mernberikan gambaran tentang kondisi wisata kepada calon

wisatawan.

c. Pedoman dalan penyelenggaraan wisata, dan d. Salah satu sarana evaluasi penyelenggaraan wisata. 2. Manfaat bagi Wisatawan

(34)

1) Ke mana akan pergi, 2) Apa yang dapat dilakukan,

3) Apa yang dapat dilihat, dan

4) Berapa lama waktu yang digunakan.

c Sebagai media informasi tentang hal-ha1 yang harus dipersiapkan jika mengikuti wisata yang diselenggarakan.

Menurut Suyitno (2001) secara unum bentuk-bentuk acardprogram wisata adalah :

1. Bentuk uraian (essay style)

Acardprogriun wisata disajikan dalam bentuk uraian singkat tentang program yiulg akan dilakukan.

2. Bentuk tabel (labulated style)

Penyajiannya berupa tabel dengan kolom-kolotn antara lain : a Hariltanggal (day/date)

b Te~npat (place) c Waktu (time) d Acara (itinerary) e Keterangan (remark) 3. Bentuk grafik (graphic style)

Acardprogram wisata disajikan dalam bentuk g r a f i atau gambar, berupa lambang-latnbang komponen yang digunakan berdasarkan urutan acara.

Dalam menyusun acara/program wisata hendaknya diperhafikan beberapa ha1 di bawah ini :

1. Rute perjalanan.

Rute perjalanan sebaiknya berbentuk putaranlcircle route, kecuai jika kondisi tidak mnemungkinkan atau karena jar& yang terlalau dekat.

2. Variasi obyek.

Obyek-obyek yang dikunjungi secara berurutan disusun sede~nikian rupa sehingga ~nencerminkan variasi dan tidak lnonoton

3. Tata urutan kunjungan.

(35)

4. Tingkat kebosanan dan daya fisik wisatawan.

Suatu komponen yang menarik, belum tentu dapat dimasnkkan ke dalam progrrun, ha1 ini dipengaruhi adanya unsur-unsur rasa bosan wisatawan serta kekuatan fisik wisatawan secara normal.

Menurut Suyitno (2001) rnenyebutkan beberapa kebijakan yang perlu diperhatikan dalam menyusun program antara lain sebagai berikut :

1. Konseknensi program

Rencana yang telah dituangkan dalam acara wisata memungkinkan adanya konsekuensi tertentu yang perlu diantisipasi. Untnk itu, pengelola wisata hendaknya ~nemperhitungkan hal-hal sebagai berikut :

a Tip wisata. Hal-ha1 yang perlu dipersiapkan untuk peserta wisata agar dapat rnengikuti wisata sesuai dengan harapan.

b Jaminan keselamatai peserta yang erat kaitanya dengan astnnsi perjalana~. 2. Deviasi prograrn

a Perubahan, baik perubahan mte, obyek kunjungan lnaupun perubahan komponen biayanya.

b Peinbatalan, yakni dengan tidak dipakainya komponen tur tertentu tanpa adanya ko~nponen pengganti.

(36)

HI. I(EADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Keadaan Umum Lokasi Peuelitian di Areal HTI PT. Finnantara lntiga Distrik 1 Mengkiang Unit Sanggau Kec. Kapuas Kab. Sanggau.

A.1. Keadaan, Letak dan Luas Areal HTI

HTI PT. Finnmtara Ir~tiga yang rnerupakan bentuk badan usaha lterjasana (.loo?/ Venlura) antasa Pe~nerintah Indonesia yang diwakili ole11 BUMN PT. (Persero) Inhutani I11 dan Nordic Forest Developinent Holdings Pte. Limited, anak perusahaan Stora Enso Oyj dari Finlandia dan Swedia.

Berikut ini adalah peta HTI PT. Finnantara lntiga Distsik 1 Mengkiang Unit Sanggau yang menjadi tempat penelitiat~ dalrun pe~nbuatan program-psogra~n wisata.

(37)

Areal HTI PT. Finnantara Intiga terletak di Propinsi Kalimantan Barat yang secara geografis terletak pada : 0' 00' LU - 0" 40' LS d m 110" 30' BT - 1 l o 30' BT. Berdasarkan Swat Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No.750Kpts-IU1996, tanggal 2 Desember 1996 seluas 299.700 ha dan dalam perkembangan pengelolaan areal yang diusulkan dalam perubahan luas pengelolaan hutan tananan oleh PT. Finnantara Intiga seluas 187.000 ha yang terbagi dalan dua unit pengelolaan yaitu Unit I Sanggau seluas 88.000 ha dan Unit 11 Sintang seluas 99.000 ha.

Areal HTI PT. Finnantara Intiga Distrik 1 Mengkiang secara adininistrasi pemerintahal inasuk dalam Kecanatan Kapuas Kabupaten Sanggau, sedangkan secara administrasi kehutanan termasuk ke dalan Dinas Kehutanan Propinsi Kali~nantan Barat, Cabang Dinas Kehutanan Sanggau.

HTI PT. Finnantara Intiga Dishik 1 Mengkiang memiliki luas 22.712,3 ha. Penggunaan di Areal HTI PT. Finnantara Intiga Distrik 1 Mengkiang pada umutnnya dibagi dalan pe~nanfaatan lahan yaitu Areal Blok seluas 5099,2 ha; Persemaian yang terdiri dari areal perseinaian generatif seluas 1,75 ha dan areal persemaian vegetatif (klonal) seluas 1,2 ha; Areal Base camp Mengkiang seluas 0,75 ha serta areal tananan Acacia mangium dan lain-lain seluas 3923,2 ha (Forest Management Direktorat Pengembangan Tananan HTI PT. Finnantara Intiga, data sampai Juni 2003).

A.2. Tanah dan Geologi

Jenis tanah yang inendo~ninasi areal unit HTI PT. Finnantara Iutiga adalah tanah jenis Podsolik Haplik, Tipik, Podsolik Krimik, dan Litosol. Kedalaman tanah efektif mulai

tipis hingga tebal yaitu dari 26 cm sampai dengan 129 cm.

(38)

A.3. Topografi, I k l i dan Vegetasi

Topografi di Areal HTI PT. Finnantara Intiga terdiri dari topografi rata srunpai dengan bergelombang 93,2%, berbukit 1,9%, dan currun 4,9%. Tinggi dari pemukaan laut antara 45 m bingga 213 m. Tipe iklim menurut Schmidt dan Ferguson adalah Tipe A dan menurut Koppen te~masuk Tipe Afa.

Curah hujrul rata-rata bulanan di Areal HTI PT. Fiunantara Intiga adalah 175- 412 mm dengan curah hujan tahunan 3.518 mm. Temperatur rata-rata 26"C, lnaksimum 34'C dan minimum 22°C dengan kelembaban nisbi rata-rata 86% perbulan (Pedoman Model HTI Pulp Terpadu PT. Finnantara Intiga ,2001).

A.5. Sosial Ekonomi Masyarakat Perhubungan

Kalimantan mempunyai banyak sungai yang ~nempakan jalur perhubungan utruna disana, tidak terlepas juga aksesibilitas tnenuju areal tanrunan pemsahaan juga ada yang melewati sungai. Untuk mencapai lokasi areal tanaman yang ada di Kabupaten Sanggau dapat melalui jalan darat dari ibukota kabupaten melewati daerah Kedukul ke arah Sekadau Hilir atau ke arah Balai Sebut, dan lokasi lainnya melewati daerah Bodok ke arah Bonti. Untuk lokasi Mengkiang sudah dapat di telnpuh melalui jalan darat melewati Dusun Tokang Sekayam.

Penduduk

Jumlah penduduk yang berda di lokasi penelitian yaitu di Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau sebanyak 67.294 jiwa atau sebesar 13,12% dari keseluruban jumlah penduduk di Kabupaten Sanggau. Kepadatan penduduk Kabupaten Sanggau rata-rata 26 jiwakm2 dan apabila dilihat perkecamatan kepadatan penduduk Kecamatan Kapuas sebesar

49 jiwakm2.

Berdasarkan Studi Kelayakan Tahun 1995, mata pencaharian lnasyarakat 89,48 % dari pertanian dengan sistem perladangan berpindah, dengan pendapatan perkapita penduduk sebesar Rp. 249.360,- per tahun dengan tingkat pendidikan relatif masih rendah temtama

(39)

B. Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Sanggau Propinsi Kalimantan Barat. B.1. Letak Kabupaten Sanggau

Kabupateu Sanggau merupakan salah satu Daeral~/Region Tingkat 11 yang terletak di leugall-tengah d a t ~ berada pada bagian utara Daeral~ Propinsi Kalilnantan Barat sepesti terlihat pada Peta Kaliinantan Barat (Grunbar 2), dengan luas daeral~ 18.302 lun2 dan kepadatan penduduk per k1n2 rata-rata 28 jiwa.

Letak geogafis Kabupaten Sanggau 1'10' LU-0'35' LS, dan 109"45'-11 1°1 1' BT (Kabupaten Srulggau dalatn Angka 2001).

Galnbar 2. Peta Kalimat~tan Barat

Batas wilayah Kabupaten Sanggau Propinsi Kalimntan Barat adalah : 1. Sebelah Utara : Malaysia Tilnur (Serawak)

(40)

B.2. Luas Wilayah

Kabupaten Sanggau merupakan Daerah Tingkat I1 yang luas daerahnya merupakan urutan ke-4 (12,47%) dari KabupatenKodya di Propinsi Kalimantan Barat. Kemudian dilihat dari Kecamatan terluas adalah Kecamatan Jangkang dengan luas 1.589,20 km2 kemudian Kecamatan Meliau yaitu 1.495,70 km2. Sedangkan Kecamatan terkecil adalah Kecamatan Belitang dengan luas 281,OO km2 kemudian Kecamatan Balai dengan luas 395,60 km2 (Kabupaten Sanggau dalam Angka 2001).

B.3. Keadaan Iklim

Kabupaten Sanggau secara umun beriklim tropis dengan rata-rata hari hujan sebulan tertinggi selama 20 hari yang terjadi pada bulan April dan Oktober. Sedangkan hari hujan terendah terjadi pada bulan Juli yaitu selama 10 hari. Rata-rata tinggi curah hujan terbesar 340 mm yang terjadi pada bulan April. Sedangkan yang terendah sebesar 151 im terjadi

pada bulan Desember (Kabupaten Sanggau dalarn Angka 2001).

B.4. Topografi

Pada ulnunnya Kabupaten Sanggau inerupakan daerah dataran tinggi yang berbukit dan berawa-rawa yang dialiri oleh beberapa sungai diantaranya Sungai Kapuas, Sungai Sekayam, Sungai Mengkiang, Sungai Kambing, Sungai Tayan, dan Sungai Belitang. Sungai Kapuas merupakan sungai teipanjang di Kalimantan Barat yang mengalir dari Kabupaten Kapuas Hulu, melalui Kabupaten Sintang, Kabupaten Sanggau dan bermuara di Kabupaten Pontianak. Sedangkan sungai-sungai kecil lainnya inerupakan cabang dari Sungai Kapuas yang berhubungan satu dengan yang lainnya.

Topografi berkisar antara 1 0 4 9 % ditinjau dari kemiringannya wiiayah Sanggau hampir 80% Kabupaten Sanggau meilliki kelerengan 2 4 0 % (RIPPDA Kab. Sanggau, 2002).

B.5. Jenis Tanah dan Keadaan Lapisan Tanah

(41)

Tanah jenis latosol dan litosol merupakan jenis tanah yang terkecil yang terdapat di Kabupaten Sanggau dengan luas hanya 17.000 ha (0,93%) yang hanya terdapat pada Kecanatan Meliau dan Nanga Mahap.

Tanah latosol merupakan jenis tanah yang biasanya benvama kuning, coklat atau lneral~ bereaksi agak mapan dan agak peka terhadap erosi (Kabupaten Sanggau dalam Angka 2001).

B.6. Geologi

Formasi Geologi yang terdapat di daerah Kabupaten Sanggau, antara lain adalah fonnasi kwartir, kapur, trias, pistosen, intruksif dan plutonik basah, lapisan batu dan permo karbon.

Pada umumnya lapisan tanah pistosen hampir terdapat di seluruh kecsunatan terkecuali di Kecanatan Toba, Nanga Mahap, Nanga Taman dan Baduai. Lapisan tanah Liposit Basah hanya terdapat pada Kecamatan Tayan Hulu (Kabupaten Sanggau dalam Angka 200 1).

B.7. Penduduk

Kabupaten Sanggau yang luas wilayahnya 18.302,OO km2 (12,47% dari luas wilayah Propinsi Kalimantan Barat). Berdasarkan hasil registrasi penduduk tahun 2001 berjumlah 520.153 jiwa, dengan rincian penduduk laki-laki 265.967 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 255.087 jiwa yang menyebar di 22 kecamatan dengan kepadatan penduduk 28 jiwa per

lonz.

Pertumbnhan penduduk tahun 2001 meningkat sebesar 1,44% lebih tinggi dari perhmbuhan penduduk tahun 2000 yaitu sebesar 1,211% perbandingan penduduk laki-laki terhadap perempuan (sex ratio) sebesar 103,76. Nilai ini berarti bahwa setiap 103,76 jiwa laki-laki terdapat 100 jiwa perelnpuan. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun lalu yang angka sex rationya sebesar 104,59.

(42)

250.174 253.044 255.143 257.606

2000 262.155

200 1 265.067

Sumber : BPS Kabirpnfen Snizggarc

'l'abel 3. I'enduduk Kabupclten S ~ i g g a u dirinci menort~t jellis kclamin tahun 1995-2001

Pada umunnya penduduk Kabupaten Satlggau bersuku bangsa Dayak sebanyak 323.352 jiwa (64,09%) dan Melayu sebanyak 116.614 jiwa (23,12%) sisanya suku bangsa laimya sebanyak 64.488 jiwa (12,94%). Sedangkan penduduk Kabupaten Sanggau sebagian besar Kristen Katolik berju~nlah 219.090 jiwa (43.31%), Islam sebanyak 168.039 jiwa (33,41%), Kristen Protestan sebanyak 50.308 jiwa (17,20%), Budha sebanyak 4.817 jiwa (0,95%), Hindu sebanyak 485 jiwa (0,09%) dan lainnya 21.116 jiwa (4,18%) (Biro Pusat Statistik Kabupaten Sanggau, 2000).

Tahun I Lski

-

laki Perempuan Jumlah
(43)

N.

METODE PENELITlAN

A. Lokasi dan Waktu Penclitian

Penelitian dilaksanakan di Areal HTI PT. Finnantara Intiga Distrik 1 Mengkiang Unit Sanggau Keciunatan Kapuas Kabupaten Sanggau dan kawasan wisata dam di Kabupaten Sanggau Propinsi Kalimantan Barat dengan lama penelitian selama dua bulan, yaitu pada bulan April dan Mei 2003.

B. Bahan dan AIat 1. Bahan

Bahan yang diperlukan dalatn penelitian ini diantaranya adalah kuisioner, pedoinan wawancara, dan peta kawasan.

2. Alat

Alat yang digunakan adalah alat tulis, kiunera, koinpas brunton, lin~er, global

position syslem (GPS), software arc infolview, dan rape recorder.

C. Metode

1. Jenis data dan informasi yang diperlukan

a. Kebijakan petusabaan HTI PT. Finnantara Intiga inengenai pengeinbangan wisata alam.

b. Kebijakan-kebijakan yang berlaku temtama berkaitan dengan pariwisata alatn, baik yang telah dan akan dilaksanakan daliun pengelolaan berbagai kawasan wisata aliun di Kabupaten Sanggau Propinsi Kaliinantan Barat.

c. Obyek wisata yang terdapat di daliun Areal HTI PT. Finnantara Intiga Distrik 1 Mengkiang Kec. Kapuas Kab. Sanggau Prop. Kalimantan Barat.

d. Keterlibatan biro perjalanan wisata dan hotellpenginapan di daliun pengelolaan kawasan wisata dam di Kabupaten Sanggau.

e. Pengelolaan kawasan wisata darn di Kabupaten Sanggau.

f Sarana dan prasarana yang telah ada dan yang akan dikeinbangkan.

(44)

2. Prosedur kerja penelitian

2.1. Pengambilan data-data melalui :

2.1.1. Studi Pustaka yang dilakukan dengan dua cara, yaitu :

1. Studi pustaka yang dilakukan pada awal sebelum dilaksanakannya penelitian untuk tnengetahui obyek wisata dam yang terdapat di Areal HTI PT. Finnantara Intiga Distrik 1 Mengkiang Unit Sanggau serta pengelolaan kawasan wisata alam yang terdapat di Kabupaten Sanggau.

2. Studi pustaka yang dilakukan pada saat penelitian di lapangan untuk mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan penelitian.

2.1.2. Melakukan wawancara langsung dengan penyebaran kuisioner dan wawancara terpandu kepada pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan pariwisata di Areal HTI PT. Finnantara Intiga Distrik 1 Mengkiang Unit Sanggau.

1. Pihak pengelola Areal HTI PT. Finnantara Intiga Distrik 1 Mengkiang Unit Sanggau.

2. Biro perjalanan wisata dan hoteUpenginapan di daerah Kabupaten Sanggau dan sekitamya.

3. Pelnerintah Daerah Kabupaten Sanggau Propinsi Kalimatan Barat. 4. Pemerintah Desa dan tokoh masyarakat.

5. Pengunjung kawasan wisata alam.

2.1.3. Observasi untuk lnelihat secara langsung aspek-aspek yang akan diteliti dengan cara pengamatan langsung di lokasi yang akan diteliti.

2.2. Menganalisa data yang diperoleh dari kegiatan pengarnbilan data haik drui hasil studi pustaka, wawancara lnaupun pengamatan lapangan.

2.3. Pelnbuatan perencanaan program-program wisata alan untuk kawasan wisata aliiln di Areal HTI PT. Finnantara Intiga Distrk I Unit Sanggau Kecamatan Kapuas

Kabupaten Sanggau Propinsi Kalilnantan Barat.

(45)

D. Metode Pengambilan Data 1. Studi pustaka dan survei lapang

Studi pustaka dan survei lapangan adalah langkah awal untuk mengetahui kondisi lokasi penelitian dan membantu dalatn pengumpulat~ data-data yang dibutuhkan. Studi pustaka dilakukan dengan cara mengumpulkan, mempelajari, dan menelaah buku-buku, majalah-majalah, brosur-brosur, dokumen-dokumen yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Data

-

data yang dikumpulkan adalah :

a. Kawasan-kawasan wisata alan yang terdapat di Areal HTI PT. Finnatara Intiga Distrik 1 Unit Sanggau Kec.Kapuas Kab. Sanggau Prop. Kalunantan Barat.

b. Kawasan-kawasan yang ada di Areal HTI PT. Finnantara lntiga dilakukan verifikasi potensi mengenai keadaan flora, fauna, Nlai kekhasan kawasan, serta sarana dan prasarana penunjang (aksesibilitas, jalan raya, jalan setapak, dan lain-lain).

c. Kebijakan-kebijakan perusahaan HTI tentang pariwisata khususnya wisata dam. d. Kebijakan-kebijakan mengenai pariwisata yang berlaku di Peinerintah Daerah

Kabupaten Sanggau.

e. Lama perjalanan dari satu kawasan ke kawasan wisata lainya serta biaya-biaya yang dibutuhkan (biaya perjalanan, biaya karcis, biaya makan, biaya akomodasi maupun pembelian barang-barang lain selama berkunjung).

f Kegiatan rekreasi yang ada dan yang akan dikembangkan.

g. Kawasan-kawasan wisata alam di Kabupaten Sanggau yang sudah inemiliki pengelolaan kawasan wisata alam yang baik.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan secara langsung dengan penyebaran kuisioner dan wawancara terpandu. Wawancara terpandu dilakukan kepada :

a. Pihak pengelola Areal HTI PT. Finnantara Intiga Distrik 1 Mengkiang Unit Sanggau. Data yang dikumpulkan berupa :

1. Kebijakan-kebijakan yang berlaku dalam pengelolaan kawasan wisata dam yang sudah diberlakukan, dan yang akan diberlakukan di Areal HTI PT. Finnantara Intiga. 2. Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan program wisata alam di kawasan wisata

dam yang sudah dilaksanakan dan yang sedang dilaksanakan.

(46)

4. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pengelolaan kawasan wisata dam dan upaya- upaya solusi yang telah dilaksanakan.

5 . Rencana pengembangan pariwisata dalam bentuk program-program wisata dam yang akan dilaksanakan dan yang sudah dilaksanakan.

b. Biro perjalanan wisata dan hotellpenginapan di Kabupaten Sanggau. Data yang dikutnpulkan berupa :

1. Paket-paket wisata yang sudah ada.

2. Rencana pengembangan paket-paket yang akan dibuat.

3. Sumberdaya alan mana saja yang belum dibuatkan paket wisata alamnya.

4. Permasalahan-pennasalahan yang dihadapi dan solusi pemecahan masalah yang telah diupayakan terhadap rencana pengembangan kawasan wisata dam.

c. Pemerintah Daerah Kabupaten sanggau. Data yang dikumpulkan bempa :

1. Kebijakan-kebijakan mengenai pariwisata yang berlaku di Pemerintah Daerah Kabupaten Sanggau.

2. Rencana pengembangan pariwisata dalam bentuk paket-paket wisata dam yang akan dilaksanakan dan yang sudah dilaksanakan.

d. Pemerintah desa dan tokoh masyarakat.

Dilaksanakan untuk mengetahui karaktesistik dan persepsi masyarakat terhadap Areal HTI PT. Finnantara Intiga menyangkut pendapat dan harapan-harapan bila dilaksanakan pengembangan wisata alan dan partisipasi yang akan diberikan bila dilaksanakan pengembangan wisata dam.

Wawancara langsung dengan penyebaran kuisioner inenggunakan metode purpose sampling dengan intensitas sampling 1% dan wawancara terpandu dilakukan kepada pengunjung kawasan wisata dam untuk mendapatkan data, sepesti :

1. Obyek dan sumberdaya yang m e n d untuk dikunjungi.

2. Lama waktu kunjungan dan biaya yang dibutuhkan dalrun suatu perjalanan wisata. 3. Tujuan dan motivasi kunjungan.

4. Pendapat mengenai program wisata yang ada.

(47)

3. Pengamatan Lapangan

Verifikasi sunberdaya-sumberdaya dam dan kondisi sarana ini?astruktur penunjang yang terdapat di Areal HTI PT. Finnnatara Intiga Distrik 1 Mengkiang Kecamatan Kapuas Unit Sanggau dan kawasan-kawasan wisata dam di Kabupaten Sanggau dari hasil studi

pustaka dengan yang ada di lapangan.

E. Metode Analisa

Analisa data mempakan kegiatan pengolahan data yang telah berhasil dikumpukan yang kemudian dikelompokkan dan dilihat pennasalahan yang timbul sehubungan dengan data yang ada. Dengan melibat data yang ada dan masalah yang terjadi maka ide-ide yang muncul disesuaikan dengan kawasan penelitian yang kemudian digunakan sebagai bahan untuk menyusun program wisata dam di Areal HTI PT. Finnnatara Intiga. Adapun lnetode yang digunakan dalam ~nenganalisa data hasil penelitian adalal~ arlalisa deskriptif dan analisa peta.

Analisa deskriptif dengan menjelaskan dan menguraikan mengenai potensi sumberdaya alam dari kawasan-kawasan wisata alam yang terdapat di Areal HTI PT. Finnantara Intiga Distrik 1 Mengkiang Unit Sanggau yang akan dibuat perencanaan program wisatanya dengan memperhatikan kebijakan-kebijakan perusahaan tentang pengelolaan kawasan wisata dam yang terdapat di Areal HTI PT. Finnantara Intiga, kebijakan-kebijakan yang berlaku di Pemerintahan Daerah Kabupaten Sanggau, Biro Perjalanan Wisata dan

Hotel/Penginapan, masyarakat sekitar kawasan wisata dam serta persepsi pengunjung.

Program-program wisata yang telah terbentuk direncanakan dibuatkan paket wisata alamnya dengan kawasan wisata lainnya yang ada di Kabupaten Sanggau yang telah dikelola

dengan baik.

(48)

.

Analisis Deskriptif

v

P c r e n c a n : ~ : ~ ~ ~ Program Wisnt:~ A l a ~ n di Areal HTI PT. Finnantlra lntiga I

(49)

V. HASlL DAN PEMBAHASAN

A. Perencanaan Program Wisata Alam di Areal HTI PT. Finnantara Intiga Distrik 1 Mengkiang Unit Sanggau Kec. Kapuas Kab. Sanggau

Wisata aliun merupakan obyek serta kegiatan yang berkaitan dengan rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan sumberdaya dam dan ekosistem baik dalam bentuk alami maupun paduan basil buatan manusia, kawasan hutan yang dapat ditnanfaatkan untuk kepentingan tersebut bempa Taman Nasional, Hutan Wisata, Taman Hutan Raya, dan Tiunan Laut serta tidak menutup kemungkinan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam Hutan Produksi ataupun Hutan lindung (Ditjen P

Gambar

Tabel 1. Bagan Ready Made Tour
Gambar 3. Rian Pagau
Gambar 8. Rian Jelipa
Gambar 10. Aliran Sungai dari Rian Penruik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Encik Mustaza Ahmad Pengarah Pusat Sukan Encik Mohd Fisol Hj.Saud. Timbalan Pengarah Pusat Sukan

kemampuan siswa pada asesmen performans tidak dilihat dari hasil tes pilihan ganda, tetapi melalui suatu kegiatan dalam mengeriakan tugas yang sedikit tehpi

dimanfaatkan untuk memudahkan masyarakat mendapatkan informasi terkait Pengadilan Agama Semarang, proses pendaftaran, biaya perkara, jadwal persidangan, notifikasi

Dalam suatu perjanjian kedit, kreditor menginginkan ada jaminan kepastian pengembalian utang oleh debitor, dimana untuk memperoleh kepastian hukum tersebut tidak

Teori yang sudah tertulis diatas ternyata sama dengan fakta yang ada di masyarakat bahwa ambulance siaga desa di gunakan untuk mempercepat pelayanan kegawat darurat

Langkah ini bertujuan untuk menerjemahkan desain yang telah dibuat ke dalam kode-kode dengan menggunakan bahasa pemrograman yang telah ditentukan oleh programmer dan

Pengaruh yang positif bagi Pekon Kuala Stabas ini diantaranya sejak adanya destinasi wisata di Pekon ini membuat nama Kampung yang berada di Tengah- tengah

Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata- rata hasil tes eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran student facilitator dalam pembelajaran menyimpulkan isi