Bab 2
KONSEP MANUSIA A. Hakikat Manusia
Charles Darwin (1809-1882), seorang sarjana biologi dari inggris dalam bukunya On The Origin of Species yang terbit di inggris tahun 1859 M, berusaha mengetengahkan sebuah teori mengenai asal-usul species melalui seleksi alam atau bertahannya ras-ras yang beruntung dalam perjuangan untuk mempertahankan penghidupannya. Oleh pengikut-pengikut Darwin yang paling ekstrem menjadikan Darwinisme itu sebagai acuan untuk mengatakan bahwa manusia adalah keturunan kera.
Atas Darwinisme tersetbut P.P Grasse dalam bukunya L’homme Accusation (manusia sebagai tertuduh), berusaha mencari bukti kebenaran Darwinisme dan pengikut-pengikutnya yang paling ekstream. Secara ritis, melalui penelitian secara teliti dan pengumpulan pendapat para ahli tentang perbedaan antara monyet dengan kera, perbedaan antara kera dengan siamang, perbedaan siamang dengan gorilla, dan perbedaan gorilla dengan manusia. Baik secara fisiologis, anatomis, maupun biologis, akhirnya P.P Grasse menyimpulkan bahwa antara manusia dan kera berbeda dengan kata lain tidak terbukti.
Berdasarkan penelitian tersebut, ternyata tidak terbukti bahwa manusia adalah keturunan kera. Akhirnya di Al-Quran-lah yang mampu memberikan jawaban atas pertanyaan dari mana manusia berasal? Dan bagaimana manusia diciptakan. Al-Quran telah menegaskan dengan memberi jawaban bahwa manusia bukan keturunan kera, melainkan keturunan manusia pertama (Adam) yang diciptakan oleh Allah dari tanah. Allah menciptakan manusia yang terdiri dari materi dan roh, melalui tahapan-tahapan, dari tanah kering seperti tembikar, kemudian setelah disempurnakan bentuknya, Allah meniupkan roh, maka jadilah Adam. (lihat Q.S.Al Hijr : 28-29)
Konsep manusia dalam islam juga dapat dilihat dalam Q.S Al Mu’minun (23): 12-14. Menurut ayat itu, manusia diciptakan Allah dari saripati tanah (sulalatin min thin) yang dijadikan sperma (nuthfah) dan disimpan di tempat yang kokoh (qararin makin). Kemudian nuthfah itu dijadikan segumpal darah. Segumpal darah itu dijadikan segumpal daging. Lalu segumpal daging dijadikan tulang. Tulang dibalut dengan daging yang kemudian dijadikan Allah sebagai makhluk.
Dalam QS As-Sajadah (32): 7-9 ditegaskan pula bahwa setelah kejadian manusia dalam gambil bentuk, ditiupkan oleh Allah roh ke dalam tubuhnya, dan dijadikannya pendenganran, penglihatan dan perasaan.
Unsur-unsur immateri yang lain yang ada pada manusia itu terdiri dari roh, qalbu (hati), aqal, dan nafsu. (Mustafa Zahri, 1976: 121) Berikut akan diuraikan keempat unsur immateri tersebut:
1. Roh