• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan PA 29 September 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bahan PA 29 September 2015"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

1

TANPA JUDUL

Sebuah Telaah Hosea 5:1-7 untuk PA Fakultas Teologi UKDW Yan O. Kalampung

Pendahuluan

Setelah minggu yang lalu membahas mengenai Israel dalam hubungannya dengan Allah dalam konteks ritual atau Ibadah, bagian ini nampaknya memulai suatu pembicaraan yang baru. Sejalan dengan Francis Landy yang mengatakan bahwa bagian ini merupakan bagian yang baru dan ditandai dengan u gkapa De garlah i i ! 5:1 1, saya juga berpendapat demikian karena dari sudut pandang isinya juga membicarakan hal yang berbeda. Bagian ini menurut saya lebih banyak membicarakan hubungan antara Allah dan Isreal (lih. 5:1) yang retak karena kesalahan yang dibuat oleh Bangsa Israel. Pemahaman mengenai hubungan atau relasi tersebut memicu saya kemudian untuk mengajak Teologi Proses menjadi teman dialog dalam merenungkan bagian ini. Teologi Proses meyakini bahwa segala sesuatu di dunia ini ada dalam relasi dan terus berubah karenanya, termasuk Allah.2 Proses yang dialami bersama dalam relasi tersebut akan menjadi penuntun bagi saya u tuk sedikit e go ok- go ok agia alkita i i, kare a e arik elihat bagaimana relasi itu kemudian mempengaruhi bangsa ini dan mempengaruhi Allah. Anyway, Ini hanya karya imajinatif saya dengan harapan agar PA ini tidak membosankan dan provokatif.

Mereka telah berkhianat

Yang membaca bagian Hosea 5:1-7, akan dengan jelas melihat (setidaknya menurutku) bahwa bait-baitnya memang mengungkapkan kekecewaan yang mendalam Allah terhadap bangsa Israel. Isinya mengungkapkan kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh Bangsa Israel. Gene M. Tucker mengatakan bahwa bagian Hosea ini sebagian besar mengungkapkan kesalahan-kesalahan yang menjadi alasan mengapa Bangsa Israel akan dihukum.3 Realitas adalah sistem ekologis bagi Teologi Proses, itu artinya kenyataan yang terjadi di dunia walaupun dilakukan oleh satu pihak pasti akan berpengaruh terhadap yang lain. Jadi ada semacam kesaling-tergantungan di antara semua makhluk di semesta, termasuk Allah.4 Hal tersebut nampak dari pengkhianatan yang dilakukan Bangsa Israel (lih. 5:3,4&7) kemudian membuat Allah begitu terganggu.

C. Robert Mesle memberi perumpamaan yang menarik mengenai bagaimana Teolog Proses memahami relasi Allah dengan manusia didasari oleh Cinta, God loves perfectly.5 Allah menjadi teladan bagaimana cara mencinta yang sesungguhnya. Cinta Allah kepada Bangsa Israel kemudian diuji oleh ketidaksetiaan dari Bangsa Israel. Perzinahan (5:3) dan pengkhianatan (5:7) bangsa Israel digambarkan dala ayat 1, pera gkap di Mitzpah da jari g di Ta or . Mitzpah da Ta or sendiri merupakan tempat dimana bangsa Israel melakukan penyembahan terhadap Baal, sedangkan perangkap dan jaring adalah perilaku mereka yang kemudian membawa kejatuhan bagi mereka sendiri.6 Allah yang begitu mencintai Bangsa Israel kemudian menyaksikan mereka berzinah (5:3) dan berkhianat (5:7), betapa sakitnya hati Allah. Jadi tidak heran kalau kemudian kekecewaan Allah begitu besar dan menyala-nyala seperti api.

Mendekat dan menjauh

Realitas yang dinamis dan terus berproses adalah ciri yang nampak dalam Teologi Proses. Allah dalam relasi dengan bangsa Israel juga terus berproses dengan melakukan dua hal yaitu mendekat dan menjauh.

1 Francis Landy, Hosea Readings : A New Biblical Commentary, (Sheffield : Sheffield Phoenix Press, 2011) h. 71. 2 Bruce Epperly, Process Theology : A Guide for the Perplexed, (T&T Clark, 2011) h. 28.

3Ge e M. Tu ker, Hosea , dala Ja es L. Mays Ge . Ed. , Harper’s Bible Co e tary, (New York : HarperCollins Publishers,

1988) h. 712.

4 Bruce Epperly, Process Theology : A Guide for the Perplexed, h. 22..

5 C. Robert Mesle, Process Theology : A Basic Introduction, (Danvers : Chalice Press, 1993) h. 25.

(2)

2

Allah mendekat karena ingin menghukum (lih. 5:2) tapi saat didekati malah menarik diri (lih. 5:6). Relasi Allah dengan dunia menurut Teologi Proses begitu intim dan berkelanjutan, berbeda dengan Teologi lain yang menekankah hubungan Allah yang berjarak dan tidak berkelanjutan.7 Jika dilihat dari perspektif Teologi Proses tersebut, Allah yang mendekat untuk menghukum tapi juga menjauh menandakan relasi yang terjalin di antara Bangsa Israel dan Allah sudah tidak sehat lagi. Allah seakan-akan tidak ingin menjalin relasi lagi dengan Bangsa Israel. Allah digambarkan begitu berhasrat untuk menghukum tapi di saat yang sama tidak ingin didekati lagi. Ini menandakan ada upaya untuk memutuskan hubungan.

Pemahaman seperti itu bisa muncul kalau memang kita hanya menggumuli bagian ayat 1-7 ini. Bukannya saya menyalahkan pembagian ini, tapi sebenarnya gambaran yang utuh tentang Allah dalam pasal 5:1-7 ini harus dilihat juga dari bagian lain yaitu ayat 15. Dalam 5:15, dijelaskan bahwa Allah akan pergi ke tempat-Nya agar Bangsa Israel merasa bersalah dan merindukanNya. Jadi, agak lucu bagi saya karena Allah jika dilihat dalam keutuhan ini menjadi seperti seorang pacar yang sedang ngambek. Marah-marah tapi sayang. Hanya saja bedanya marahnya Allah begitu dahsyat dengan hukuman yang dahsyat pula. Jadi ini menjadi semacam Teologi Hukuman agar dirindukan. Mungkin ada semacam ideologi dari teks yang meyakini bahwa hukuman Allah dihantamkan dengan begitu dahsyat kepada Bangsa Israel agar mereka boleh merindukan Allah.

Mencari dan tak menemukan

Dalam ayat 1-5, digambarkan bahwa Allah mencurahkan isi hatinya yang begitu kecewa karena perilaku bangsa Israel. Menariknya adalah bangsa Israel juga tidak diam saja dan berupaya untuk mencari dan mendekat kepada Allah (lih. 5:6). Dalam Teologi Proses, realitas selalu dibayangkan sebagai sesuatu yang selalu ongoing. Begitu juga dengan relasi Bangsa Israel dan Allah, juga selalu dinamis. Tapi bangsa Israel dalam bagian teks yang ditelaah ini, menjadi penting untuk dipertimbangkan. Bangsa Israel melakukan kesalahan dan ingin mendekat tapi dijauhi oleh Allah agar Bangsa Israel merindukan Ia. Jadi, kalau direfleksikan untuk kita kini adalah kalau kita merasa dijauhi oleh Allah, janganlah khawatir karena itu dilakukanNya agar kita semakin merindukan Ia. Dalam penggabungan dengan gambaran tadi, maka kira-kira jadi seperti ini,

Allah kecewa dan menghukum – Bangsa Israel mecoba mendekat – Allah menjauhkan diri = Allah melakukan semua itu agar dirindukan.

Demikian proses relasi yang bisa coba saya gambarkan melalui ulasan atas teks ini. Bahwa Allah melakukan hukuman dan menjauhkan diri walaupun coba didekati oleh Bangsa Israel agar dirindukan. Saya bingung juga menyebut ini relasi macam apa, mungkinkah ini bisa disebut Benci tapi Rindu? Allah walaupun kecewa tapi sebenarnya rindu dan ingin mendekat tapi Ia ingin bangsa Israel yang ingin merindu lebih dulu. Tidak tahu. Tapi yang pasti bahwa relasi itu selalu berproses dan terus berubah adalah realitas menurut Teologi Proses. Bahwa salah satu fase yang dilewati oleh relasi Bangsa Israel dengan Allah adalah seperti ini menurut saya. Pertanyaan yang penting kemudian ditanyakan sekarang adalah mau diapakan gambaran-gambaran Allah dalam relasiNya tadi? Bagi saya, dengan berefleksi dari relasi bangsa Israel dan Allah tadi, mungkin ini menjadi saat bagi kita untuk bertanya seperti apakah relasi yang kita jalin dengan Allah selama ini? Apakah penderitaan yang dialami orang-orang selama ini karena Allah ingin dirindukan?

Klitren, 26-September-2015

Referensi

Dokumen terkait

Hifa intraradikal yang lebih besar memungkinkan lebih besarnya volume hara yang dialirkan ke bagian atas tanaman untuk pembentukan biomassa sedangkan hifa

kebutuhan informasi khalayak yang heterogen melalui berbagai program siarannya, dengan cara membingkai isu politik ( framing ) yang berkembang pada.. masyarakat pemilih

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi squere antara variabel pendidikan ibu dengan pemanfaatan garam beryodium ibu rumah tangga di Kelurahan Pallengu

(Dana ini digunakan untuk LPM) 2 Elok Kamalilah Hayati, M.Si UIN Malang Aktivitas Antibakteri Komponen Tanin. Akyunul Jannah, S.Si,MP Ekstrak Daun Belimbing

III. Perbedaan dan Persamaan Budaya dalam Perkembangan Kognitif.. Perkembangan kognitif adalah spesialiasasi dalam psikologi yang mempelajari bagaimna kemampuan berpikir

• Uraikan kondisi umum lingkungan yang menimbulkan gagasan membantu mitra dalam meningkatkan usaha atau kegiatannya. • Pada bagian ini harus diuraikan pada aspek mana bantuan

Penulisan ulang sastra lisan itu dapat berbentuk sajak atau syair naratif yang biasa disebut dengan nama balada, seperti baladanya “Raja Singamangaraja XII” (1963 mendapat

Kusnadi (2002), perangkap kemiskinan yang melanda kehidupan nelayan disebabkan oleh faktor-faktor yang kompleks. Faktor-faktor tersebut tidak hanya berkaitan dengan