Perubahan Gaya Hidup Remaja Pasca Berdirinya Wisata Hiburan Hill Park di Desa Suka Makmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
SOPIA WINDA KETAREN 090901008
DEPARTEMEN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2015
Penulisan skripsi yang berjudul “ Perubahan Gaya Hidup Remaj Pasca Berdirinya Wisata Hill Park di Desa Suka Makmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deliserdang “ berawal dari ketertarikan penulis dalam melihat perubahan gaya hidup remaja setelah berdirinya wisata Hiil Park ini apa yang melatar belakangi perubahan tersebut serta bagaimana pendapat masyarakat Desa Suka Makmur dengan perubahan tersebut dan penelitian ini akan melihat hal-hai tersebut.
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan menggunakan metode kualitatif peneliti dapat dengan mudah untuk mendapatkan informasi dan data yang jelas serta terperinci mengenai Perubahan Gaya Hidup Remaja Pasca Berdirinya Wisata Hill Park. Untuk memperoleh data sesuai dengan tujuan penelitian ini maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data antara lain yaitu: Observasi dan Wawancara Mendalam sebagai penguat kevalidan data penelitian. Wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur dengan menggunakan interview guide, hal ini dilakukan untuk mengetahu realita yang ada dengan pendapat yang dipaparkan informan.
Hasil penelitian ini memdefenisikan bahwa setelah berdirinya Wisata Hill Park di Desa Suka Makmur, terlihat beberapa perubahan gaya hidup para remaja baik yang secara positif maupun yang negatif. Dampak positifnya membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat khususnya bagi remaja dan meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Suka Makmur sedangkan dampak negatifnya terjadinya sifat konsumerisme pada remaja.
Kata Kunci: Gya Hidup Remaja dan Hill Park
dan penyertaanNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini merupakan karya ilmiah penulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatra Utara, dengan judul: ‘’Perubahan Gaya Hidup Remaja Pasca Berdirinya Wisata Hill Phak di Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deliserdang’’.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini banyak pelajaran yang didapat oleh penulis terutama dalam hal kesabaran dan ketekunan serta penyerahan diri kepada Tuhan. Penulis juga berjuang dalam hal kemampuan berpikir dan nalar dalam setiap proses penulisan skripsi ini. Dalam setiap prosesnya, bagi penulis semuanya merupakan pengalaman berharga yang tidak bisa dilupakan.
Skripsi ini khusus penulis persembahkan kepada orangtua tercinta dan tersayang yakni Ayahanda Rejon Ketaren dan Ibunda Nuriati Keliat, atas semua doa, dukungan, kesabaran, pengorbanan dan kasih sayangnya yang diberikan kepada penulis dari lahir
sampai saat ini. Dorongan motivasi dan juga pengertian yang diberikan oleh orangtua penulis semakain menambah semangat penulis dalam pengerjaan skripsi ini. Inilah
persembahan yang dapat penulis berikan sebagai tanda ucapan terima kasih dan tanda bakti penulis kepada kedua orang tua.
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan ketulusan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Baddaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan para pembantu dekan Seluruh staff pegawai dan administrasi. 2. Ibu Dra. Lina Sudarwati, M.Si Selaku Ketua Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang sekaligus menjadi dosen.
4. Segenap Dosen, Staff, dan seluruh pegawai Departemen Sosiologi Kak Feni Khairifa, Kak Betty, yang telah cukup banyak membantu penulis selama masa perkuliahan dalam hal administrasi.
5. Kepada Kepala Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Delisedang Robianus Barus dan Sekertaris Desa P.B.Bonanja Tarigan dan segenap Staff pemerintahan Desa Suka Makmur yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan informasi yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
6. Kepada Kantor Hill Park Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deliserdang terimakasih atas kesediaanya memberikan informasi kepada peneliti dalam menjawab setiap permasalahan penelitian ini.
7. Kepada seluruh informan remaja yang bekerja di Hill Park terimakasih banyak karena sudah memberikan banyak informasi terkait dengan permasalahan
penelitian ini.
8. Kepada Ayahanda Rejon Ketaren dan Ibunda Nuriati br Keliat yang tercinta
dan terkasih, terimakasih yang sebesar-besarnya untuk cinta kasih pengertian, kesabaran, doa-doa, motivasi serta perjuangan yang deberikan kepada penulia dari awal perkulihahan hingga penyelesaian skripsi ini. Terimakasih untuk pengorbanan dan kesabaran yang tidak ternilai kepada penulis. Penulis selalu dan sangat bersykur memiliki kedua orang tua yang sangat hebat dan membanggakan bagi penulis, karena selalu semangat menjalani hidup dan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk keluaraga, terutama bagi kami anak-anaknya. Semoga Tuhan senantiasa menyertai dan memberkati kedua oranr tua penulis dalam segala kelimpahan rahmatNya.
9. Kepada adik penulia Andarias Ketaren terimakasih banyak yang sebesar-besarnya karena menjadi adik yang sangat penulis banggakan, terimakasih atas pengorbana, dukungan, semangat yang diberikan kepada penulis, terimakasih
menganggap menjadai abang karena kedewasaan berfikir dan bersikap yang kamu miliki, skripsi ini salah satu persembahan yang dapat penulis berikan kepada keluara dan langkah awal dari persembahan-persembahan berikutnya, setehah ini sama-sama kita memberikan yang terbaik untuk orang tua kita dan berusaha menjadi anak kebanggaan orang tua ya dek.
10.Untuk seluruh keluarga besar ketaren dan keliat, terimakasih atas dukungan dan doa-doanya yang diberikan kepada penulis.
11.Terimakasih kepada seluruh sepupu-sepupu penulis, atas dukungan dan semangatnya. Terkhusus penulis berterimakasaih kepada kak Teripena dan kak Nova yang selama ini menjadi inspirasi penulis, karena dari kecil penulis selalu ingin menjadi seperti kak Teripena dan kak Nova yang selalu membanggakan
keluaraga, doakan penulis supaya dapat menjadi seperti itu ya kak, dan penulis juga mengucapkan terimakasih banyak kepada adik sepupuku loese yang selalu
berbagi canda dan tawa untuk penulis.
12.Terima kasih penulis ucapkan kepada kawan-kawan PKL pantai labu yakni
Siti, May Hermawani, Fitria, Heny, Sry, Onka, Welly, Syahid, Tian, Edy, Yohan. Terimakasik banyak ya kawan-kawan, banyak kenangan, canda, tawa, yang kita lalui bersama yang tidak akan terlupakan, semoga kita semua menjadi yang terbaik dimanapun berada kelak, Amin.
13.Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan sosiologi stambuk 2009 yakni Siti Rukmana yang menjadi sahabat terbaik penulis dari awal perkuliahan hingga saat ini, kenangan bersamamu tidak akan pernah terlupakan, terimakasih atas pengertian dan perhatianya selama ini, walaupun terkadang penulis tidak membalas smsMu, tapi dirimu tetap sabar dan selalu memberikan informasi tentang perkuliahan pada penulis, Putri terimakasih sudah merelakan kostnya menjadi tempat perkumpulan dan penginapan jikala ada jam kosong di kampus, May Hermawani terimakasih atas keceriaan yang deberikan selama ini, Fitria
bersama terima kasih ya, Ridho, Lukas, Risman, Siska, Rani, Willer, Nayla, Henny,Melita dan teman-teman yang lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, semangat berjuang teman-teman.
14.Terima kasih kepada teman kost Rebab 9, Binaria teman sekamar aku yang sangat baik dan sabar, buat pendatang baru Winda juga namanya, terimakasih atas pengertianya dan cerita-ceritanya, Via, Nanda, Dian, Ira, terimakasih atas kebersamaanya selama ini.
Penulis merasa bahwa dalam penelitian skripsi masih terdapat berbagai kekurangan dan keterbatasan, untuk itu penulis sangat mengharapkah masukan dan saran-saran yang sifatnya membangun demi kebaikan tulisan ini. Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, harapan penulis agar tulisan ini dapat berguna bagi
pembacanya, dan akhir kata dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini.
Medan, Juni 2015 (Penulis)
SOPIA WINDA KETAREN
NIN: 090901008
Abstrak ... ... ... i
Kata Pengantar ... ... ii
Daftar Isi ... ... iv
Daftar Tabel ... ... vii
BAB I Pendahuluan ... ... 1.1.Latar Belakang Masalah ... ... 1
1.2.Rumusan Masalah... 7
1.3.Tujuan Penelitian ... ... 8
1.4.Manfaat Penelitian ... ... 8
1.5.Defenisi Konsep ... ... 9
BAB II Tinjauan Pustaka ... ... 2.1. Remaja dan Gaya Hidup ... ... .... 12
2.2. Perubahan Sosial ... ... .... 17
2.3. Penelitian Terdahulu ... ... 27
BAB III Metode Penelitian ... ... 3.1. Jenis Penelitian ... ... 31
3.2. Lokasi Penelitian ... ... 31
3.3. Unit Analisis dan Informan ... ... 32
3.3.1. Unit Analisis ... ... 32
3.3.2. Informan ... ... 32
3.4.1.Teknik Pengumpulan Data Primer ... ... 34
3.4.2. Teknik Pengumpulan Data Skunder... 34
3.5. Interpretasi Data ... ... 35
3.6. Jadwal Kegiatan ... ... 36
3.7. Keterbatasan Penelitian ... ... 36
BAB IV Deskripsi Interperentasi Data Penelitian ... ... 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 37
4.1.1. Sejarah Desa Suka Nakmur... ... 37
4.1.2. Batas-Batas Wilayah... .. 39
4.1.3. Topografi ... ... 39
4.1.4. Komposisi Penduduk Desa Suka Makmur ... ... 40
4.1.5. Pola Penggunaan Lahan ... ... 44
4.1.6. Sarana dan Fasilitas Umum... ... 44
4.1.6.1. Fasilitas Jalan dan Transportasi ... ... 44
4.1.6.2. Fasilitas Listrik ... ... 45
4.1.6.3. Fasilitas Air Minum ... ... 46
4.1.6.4. Fasilitas Pemukiman ... ... 46
4.1.6.4. Fasilitas Pemerintahan... 46
4.1.6.4. Fasilitas Sarana Perekonomian dan Kesehatan... 47
4.2.1.1. Melvita Sari br Purba... 54
4.2.1.2. Fitria... 58
4.2.1.3. Sinta br Ginting... 62
4.2.1.4. Happy br Ketaren... 66
4.2.1.5. Ibu Rehulina br Sembiring... 69
4.2.2. Profil Informan Biasa ... ... 74
4.2.2.1. Bapak Pasangan Tarigan... 74
4.2.2.2. Bapak P.B.Bonanja Tarigan, SH... 79
4.2.2.3. Bapak Pbt. Milala... 82
4.3. Analisis Data ... ... 85
4.3.1. Keadaan di Desa Suka Makmur Masa Lalu ... ... 85
4.3.1.1. Desa Suka Makmur Pada Masa Lalu... 85
4.3.1.2. Awal Terbentuknya Desa Suka Makmur... 86
4.3.1.3. Awal Terbentuknya Wisata Hill Park... 88
4.3.2. Latar Belakang Terjadinya Perubahan Sosial... 88
4.3.2.1. Faktor Internal dan Eksternal... ... 88
4.3.2.2. Faktor Lain Yang Mempengaruhi... 90
4.3.2.3. Sikap Terbuka Terhadap Perubahan Sosial... 91
4.3.3. Perubahan Sosial di Suka Makmur setelah adanya Hill Park... 92
4.3.4. Perubahan Gaya Hidup Remaja di Desa Suka Makmur ... ... 97
4.3.4.1. Perubahan Yang Terjadi Pada Remaja Desa Suka Makmur .... 97
4.3.4.2. Sifat Konsumerisme Remaja di Desa Suka Makmur... 99
BAB V PENUTUP ... ... 6.1. Kesimpulan ... ... 104
6.2. Saran ... ... 106
Daftar Pustaka Lampiran
Tabel 1 Jadwal Kegiatan ... .... .... 35
Tabel 2 Daftar nama yang pernah menjabat di Desa Suka Makmur ... .... 38
Tabel 3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia ... .... .... 40
Tabel 4 komposisi Penduduk Berdasarkan Agama ... .... .... 41
Tabel 5 Sarana Runah Ibadah ... .... .... 42
Tabel 6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis ... .... .... 43
Tabel 7 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan ... .... .... 44
Tabel 8 Sarana Perekonomian ... .... .... 48
Tabel 9 Sarana Kesehatan ... .... .... 49
Penulisan skripsi yang berjudul “ Perubahan Gaya Hidup Remaj Pasca Berdirinya Wisata Hill Park di Desa Suka Makmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deliserdang “ berawal dari ketertarikan penulis dalam melihat perubahan gaya hidup remaja setelah berdirinya wisata Hiil Park ini apa yang melatar belakangi perubahan tersebut serta bagaimana pendapat masyarakat Desa Suka Makmur dengan perubahan tersebut dan penelitian ini akan melihat hal-hai tersebut.
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan menggunakan metode kualitatif peneliti dapat dengan mudah untuk mendapatkan informasi dan data yang jelas serta terperinci mengenai Perubahan Gaya Hidup Remaja Pasca Berdirinya Wisata Hill Park. Untuk memperoleh data sesuai dengan tujuan penelitian ini maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data antara lain yaitu: Observasi dan Wawancara Mendalam sebagai penguat kevalidan data penelitian. Wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur dengan menggunakan interview guide, hal ini dilakukan untuk mengetahu realita yang ada dengan pendapat yang dipaparkan informan.
Hasil penelitian ini memdefenisikan bahwa setelah berdirinya Wisata Hill Park di Desa Suka Makmur, terlihat beberapa perubahan gaya hidup para remaja baik yang secara positif maupun yang negatif. Dampak positifnya membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat khususnya bagi remaja dan meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Suka Makmur sedangkan dampak negatifnya terjadinya sifat konsumerisme pada remaja.
Kata Kunci: Gya Hidup Remaja dan Hill Park
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya dan
menggambarkan seberapa besar nilai moral Orang tersebut dalam masyarakat
disekitarnya. Atau gaya hidup adalah suatu seni yang dibudayakan oleh setiap orang.
Gaya hidup juga sangat berkaitan erat dengan perkembangan zaman dan juga teknologi.
Semakin bertambahnya zaman dan semakin canggihnya teknologi, maka semakin
berkembang luas pula penerapan gaya hidup oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam arti lain, gaya hidup dapat memberikan pengaruh positif atau negatif bagi yang
menjalankannya, Dan tergantung pada bagaimana orang tersebut yang menjalaninnya.
Gaya hidup juga dapat diidentikan dengan suatu eksperesi dan simbol untuk
menampakaan identitas diri atau identitas kelompok. Gaya hidup yang berkembang lebih
beragam, tidak hanya dimiliki oleh suatu masyarakat saja. Hal tersebut karena gaya
hidup dapat ditularkan dari suatu masyarakat kemasyarakat lainya melaluai media
komunikasi (Rasyid, 2005:1). Hal ini jugalah yang terjadi bagi remaja desa sukamakmur
kecamatan sibolangit.
Zakiah Darajad (2004) mendefenisikan remaja adalah masa peralihan yang
ditempuh oleh seseorang dari anak-anak menuju remaja, meliputi semua pekerjaan yang
‘’Remaja Berkualitas’’, mengartikan remaja adalah mereka yang telah meninggalkan
masa kanak-kanak yang penuh dengan ketergantungan dan menuju masa pembentukan
tanggung jawab. Sedangkan WHO (word healty organization) memberikan defenisi tentang remaja secara lebih konseptual, sebagai berikut (Sarwono,2001):
1. Masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan
tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
2. Masa dimana individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi
kanak-kanak menjadi dewasa.
3. Peralihan dan ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang
relatif lebih mandiri.
Tidak jarang, masa hidup remaja merupakan suatu masa yang krusial, karena
merupakan masa pembentukaan seseorang saat ia dewasa nanti. Dalam menghadapi
nilai-nilai modern, remaja biasanya mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan
teman, tidak realistis dan cenderung boros dalam menggunakan uangnya. Di kalangan
remaja rasa ingin menunjukaan bahwa mereka juga dapat mengikuti mode yang sedang
beredar sangatlah besar, padahal mode itu sendiri selalu berubah sehingga para remaja
tidak pernah puas dengan modenya (http//www.psikologi.com/remaja/.htm, diakses 17
janwari 2014, pukul 13.47 wib).
Gaya hidup dikalangan remaja sedang mengalami perubahan, hal ini terlihat di
Desa Suka Makmur Kecamatan Sibolangti, perubahan gaya hidup remaja sudah mulai
juni 2008 yang memiliki luas tanah 8 Ha. Sebelum menjadi tempat wisata, tempat ini
adalah lahan warga asli Suka Makmur, yang ditanami bambu oleh warga dan sebagian
ditanami oleh warga sayur mayur dan sebagian dibiarkan kosong oleh pemiliknya.
masyarakat di desa ini memiliki anekaragam kehidupan ekonomi dan mata pencarian
seperti pertanian, membuat kerajinan tutup keranjang bambu, buruh bangunan, sebagai
pegawai swasta, sebagai guru honorel, PNS, dan lain sebagainya, namun yang
mendominasi adalah dalam bidang pertanian, masyarakat desa ini biasanya menanam
padi sebagai tanaman utamanya dan diikuti oleh tanaman lainya seperti sayur-mayur dan
umbi-umbian dan tanaman lainya. Kehidupan ekonomi masyarakat desa ini beraneka
ragam dikarenakan memiliki mata pencarian yang berbeda-beda, masyarakat yang
bertani didesa ini saja memiliki kehidupan ekonomi yang berbeda-beda, karena memiliki
luas lahan yang berbeda atau memiliki hasil panen yang berbeda, mungki saja memiliki
luas lahan yang sama, tanaman yang sama, tapi hasil panen yang berbeda, hal ini
biasanya terjadi pada petani yang memiliki modal sedikit dengan modal yang banyak,
selain itu masyarakat yang bertani di desa ini juga tidak semua memiliki lahan pertainan
sendiri, banyak petani yang menyewa lahan pertainianya kepada warga lainya yang
memiliki beberapa lahan pertanian, atau kepada warga yang sudah tua dan tidak sanggup
lagi bertani, atau juga kepada warga yang memang memiliki lahan lebih dari satu dan
memang khusus menyewakan lahanya kepada orang lain karena dia memiliki pekerjaan
lainya diluar bidang pertanian. Di desa ini banyak anak yang bekerja mengikuti jejak
orang tua mereka, seperti bertani, membuat kerajinan tutup keranjang bambu, buruh
kondisi ekonomi dan mata pencarian masyarakat desa Suka Makmur mengalami
perubahan. Hal tersebut terlihan nyata pada remaja yang tidak bekerja/menganggur,
pada saat Hill Park dibuka banyak membutuhkan karyawan baik orang tua maupun
remaja, dan yang diutamakan pada saat itu adalah putra daerah, yaitu warga Suka
Makmur. Dengan dibukanya wisata Hill Park ini banyak ibu rumah tangga yang dulunya
hanya dirumah kini bekerja dihill park, dan remaja yang tidak melanjutkan sekolahnya
dan menganggur dapt pekerjaan di Hill Park sebagai karyawan tetap. Selain kariawan
tetap Hill Park membutuhkan pekerja tambahan pada waktu-waktu tertentu seperti hari
minggu, hari-hari besar, libur sekolah, libur lebaran, libur natal dan tahun baru, karena
pada waktu ini banyak pengunjung yang mendatangi tempat ini. Dan kebanyakan para
remaja yang masih sekolah yang bekerja di hari minggu dan hari-hari besar, dan upah
atau gaji yang diberikan lebih besar dari karyawan tetap, yaitu Rp 60.00 per hari. Tanah
warga ini dibeli oleh warga Indonesia keturunan Tionghoa yang bernama Pak Ashiang,
walaupun banyak yang menanam saham pada wisata hiburan hillp park ini, tetapi beliau
adalah Boss Besarnya, sebelum membangun Hill Park, Pak Asiang juga sudah terlebih
dahulu membeli tanah warga untuk dijadikan perumahan Gren Hill yang bersebelahan
dengan Hill Park.
Hill Park adalah sebuah wisata hiburan/wahana hiburan yang terletak didesa
Suka Makmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deliserdang. Hill Park terbuka untuk
siapa saja/segala umur dari usia anak-anak, remaja, dewasa, orang tua (keluarga). Wisata
Hill Park buka setiap harinya, pada hari senin sampai jumat mulai beroperasi pada pukul
anak sekolah, maka Hill Park mulai beroperasi dari pukul 08.00-21.00 wib. hal ini
dikarenakan Hill Park memiliki lonjatan pengunjung yang ramai di hari sabtu,minggu
dan hari besar(libur). Hill Park ditujukan kepada segala usia, maka tidak jarang
pengunjung datang dengan keluarga mereka untuk liburan bersama, karena dihill park
juga tersedia wahana permainan dari balita hingga orang dewasa. Wisatawan yang
datang berasar dari berbagai macam daerah, tidak hanya yang tinggal di sekitar wisata
hill park saja, dari luar kota juga ramai yang mengunjungi, terutama dari daerah medan
dan kota lainya, Hill Park dijadikan tujuan wisata oleh wisatawan dari daerah lain,
karena lokasi wisata Hill Park yang strategis yang mudah untuk di kunjungi serta
konsdisi alam yang masih sejuk dan nyaman. Hill Park selalu ramai pengunjungnya pada
hari sabtu,minggu dan hari besar(libur).
Setelah tempat wisata tersebut berdiri, terlihat beberapa perubahan gaya hidup
para remaja baik yang secara positif maupun yang negati. Danpak positif yang terlihat
dari wisata Hill Park bagi masyarakat setempat khususnya para remaja adalah, membuka
lapangan pekerjaan bagi remaja yang belum bekerja, atau yang merasa pekerjaan
sebelumya merasa tidak layak. Selain karyawan tetap Hill Park juga memberikan
peluang pekerjaan bagi anak remaja yang masih sekolah/ kuliah untuk bekerja di hari
sabtu dan minggu, hari besar dan pada wktu libur sekolah. Dengan demikian banyak
remaja yang dulunya hanya menghabiskan waktu luang di hari libur dengan bersantai
dirumah menjadi lebih bermanfaat lagi.Tidak hanya remaja yang tidak bekerja saja yang
diuntungkan, masyrakat Suka Makmur juga diuntungkan dengan cara mengubah rumah
Park yang memiliki tempat tinggal dilur desa Suka Makmur, sabagian karyawan
memilih kost, bukan saja karena memiliki tempat tinggal jauh saja, ada yang memiliki
jarak yang lumayan dekat, tapi memilih kost karena terkadang merasa jam pulang yang
malam, sehingga tidang ada angkot lagi. Selai kost-kosan masyarakat Suka Makmur
juga mendapatkan keuntungan dari hill park dengan cara membuka toko-toko kecil
maupun toko besar yang menjual cenderamata, kedai kopi, konter pulsa yang menjamur,
dan penjual sayur-mayur dan buah-buahan di sepanjang jalan raya di sekitar wisata hill
park. Tidak hanya danpak positif saja yang ditimbulkan wisata Hill Pak namun danpak
negatif juga ada seperti berikut ini: dengan dibukanya lapangan pekerjaan bagi
masyarakat khusunya remaja memiliki dampak negatif dikarenakan sudah memiliki
penghasilan sendiri, maka banyak remaja yang memiliki sifat konsumtif, tidak
mendengarkan nasehat orangtuanya dan cenderung pergaulan bebas, dan remaja enggan
bekerja di sektor pertanian, merasa malu kepada teman-temanya jika bekerja disawah.
Selain danpak positip dan negatif(konsekuensi sosial) dari berdirinya wisata Hill Park
terdapat juga norma-norma dalam pergaulan remaja sebelum dan sesudah adanya wisata
Hill Park.
Norma-norma dalam pergaulan remaja sebelum dan sesudah adanya wisata hill
park,yaitu;
1.Sebelum adanya wisata Hill Park, para remaja di desa ini gaya hidup yang
masih dipengaruhi nilai agama dan budaya setempat, misalnya saja dalam hal
berpakian yang terkesan sderhana dan belum terlalu mengikuti mode, dalam
2.Setehal adanya Hill Park, dalam segi pergaulan remaja peria dengan remaja
perempuan, hal ini terlihat dengan remaja yang tidak sungkan lagi saling
berpegangan tangan, duduk berduaan didepan umum, dan terkadeng sampai
tertawa lepas/keras dan tidak menghiraukan pandangan orang lain yang
melihatnya. Selain dari pergaulan, perubahan yang mencolok juga terlihat dari
cara berpakaian remaja desa sukamakmur, para remaja tidak segan lagi memekai
pakaian minim dan ketat dalam keseharianya.
Oleh sebab itu masalah ini penting untuk diteliti, karena wisata hiburan Hill Park
memberikan banyak pengaruh dan perubahan kepada masyrakat terutama para remaja,
disatu sisi keberadaanya sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang tidak memiliki
pekerjaan dan para remaja yang dapat menggunakan waktu luang di hari minggu dan
hari besar untuk bekerja dan menghasilkan uang tambahan dan juga menghasilkan
pendapatan untuk desa serta dengan adanya wisata Hill Park ini membuat desa
sukamakmur kecamatan sibolangit jadi dikenal masyrakat luas dari berbagai kota atau
daerah lain. Dan pada sisi lainya para remaja daerah sini sangat banyak mengalami
perubahan seperti perubahan sikap yang tidak seperti dulu yang santun, menjaga sikap
ketika diluar rumah, memiliki budaya nongkrong hingga larut malam, gaya hidup yang
konsumtif, dan ada sebagian remaja yang tidak mendengar perkataan atau larangan
orang tua mereka, dikarenakan mereka sudah dapat mencari uang tambahan sendiri, dan
1.2 Rumusan Masalah
Sebuah penelitian harus memiliki batasan-batasan permasalahan yang hasus
diamati atau diteliti agar penelitian penelitian tersebut dapat terfokus dalam suatu
permasalahan yang dapat diselesaikan dan peneliti tidak lari dari jalur yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu berdasarkan uraian permasalahan yang telah dijelaskan
dalam latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “bagaimana perubahan gaya hidup remaja pasca berdirinya wisata
Hill Park?
1.3 Tujuan Penelitian
Setelah merumuskan masalah yang akan diteliti pada sebuah penelitian, maka
langkah selanjutnya adalah menetapkan tujuan penelitian yang sejalan dengan rumusan
masalah penelitian. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran secara menyeluruh mengenai Perubahan Gaya Hidup Remaja Pasca
Berdirinya Wisata Hill Park di Suka Makmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten
Deliserdang.
I.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan sesuatu yang diharapkan ketika sebuah penelitian
telah selesai dilaksanakan.Adapun yang menjadi manfaat dilakukannya penelitian ini
adalah :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kajian ilmiah bagi
mahasiswa khususnya mahasiswa Sosiologi, serta dapat menambah referensi
hasil penelitian bagi peneliti selanjutnya yang mengkaji persoalan yang terkait
dengan penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
Rangkaian kegiatan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
kemampuan berpikir peneliti dalam menyusun karya tulis ilmiah, serta hasil
penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak terkait yang memerlukan data
dan informasi mengenai perubahan gaya hidup dikalangan remaja.
1.5 Defenisi Konsep
Konsep adalah suatu hasil pemaknaan didalam intelektual manusia yang merujuk
pada kenyataan nyata ke dalam empiris, dan bukan merupakan refleksi sempurna. Dalam
sosiologis, konsep menegaskan dan menetapkan apa yang akan di
observasi(Suyanto,2005:49). Defenisi konsep yang digunakan sebagai konteks penelitian
ini antara lain sebagai berikut:
1.Gaya Hidup yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perubahan gaya yang
konsumtif pada remaja yang bekerja di Hill Park, seperti seberapa sering remaja
membeli barang–barang bermerek, walaupun terkadang barang yang mereka beli itu
cara, seperti berutang pada renternir dan ada juga membeli barang tersebut dengan
menyicilnya.
2.Perubahan adalah suatu keadaan dimana terjadinya pergeseran nilai-nilai dalam
berbagai aspek kehidupan manusia. Dalam penelitian ini yaitu terjadinya pergeseran
dalam hal gaya hidup remaja. Misalnya sebelum adanya wisata hill park, para remaja di
desa ini gaya hidup yang masih dipengaruhi nilai agama dan budaya setempat, misalnya
saja dalam hal berpakian yang terkesan sderhana dan belum terlalu mengikuti mode,
dalam pilihan hiburan, mereka umumyna menyukai musik atau lagu tra disional. Dan
setehal adanya hill park, dalam segi pergaulan remaja peria dengan remaja perempuan,
hal ini terlihat dengan remaja yang tidak sungkan lagi saling berpegangan tangan, duduk
berduaan didepan umum, dan terkadeng sampai tertawa lepas/keras dan tidak
menghiraukan pandangan orang lain yang melihatnya. Selain dari pergaulan, perubahan
yang mencolok juga terlihat dari cara berpakaian remaja desa sukamakmur, para remaja
tidak segan lagi memekai pakaian minim dan ketat dalam keseharianya.
3.Cara bergaul pada remaja dalam penelitian ini dalam segi remaja peria dengan remaja
perempuan(pacaran) didepan umum yang tidak sungkansaling berpegangan tangan,
duduk berduaan didepan umum , dan terkadang sampai tertawa lepas/keras dan tidak
menghiraukan pandangan orang lain yang melihatnya.
4.Sikap/Nilai yang muncul setelah Hill Park dibuka dalam penelitian ini banyak remaja
park dan ada yang malu jika harus kesawah, remaja lebih banyak memilih kumpul
bersama teman-temanya dan membahas hal-hal yang sedang booming saat ini.
5. Remaja Secara umum, remaja dianggap sebagai usia teransisi dari masa kanak-kanak
menuju fase dewasa. Dalam fase ini seorang anak mengalami perkembangan fisik dan
emosional tertentu yang menyebabkan remaja tersebut berada pada fase anomali. Secara
fisik telah mengalami fisik orang dewasi, namun dalam tataran nilai dan sikologis masih
belum menunjukaan karakteristik kedewasaan. Ada batasan umur yang sering digunakan
untuk mengkatagorikan seseorang menjadi remaja. WHO(word healty organization),
misalnya memberikan batasan remaja sebagai kelompok manusia yang berada dalam
rentan umur 10-19 tahun dan belum menikah. Sementara PBB (Perserikatan
Bangsa-Bangsa) memberikan batasan yang lebih longgar, yakni mereka yang berada dalam
rentan usia 15-24 tahun yang belum menikah (Fauzi dan Lucianawati, 2001).
6.Perubahan adalah suatu keadaan dimana terjadinya pergeseran nilai-nilai dalam
berbagai aspek kehidupan manusia. Dalam penelitian ini yaitu terjadinya pergeseran
dalam hal gaya hidup remaja.
7.Perubahan Sosial adalah segala perubahan pada lembaga kemasyarakatan dalam suatu
masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial termasuk didalamnya nilai-nilai,
sikap-sikap dan pula perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
8.Perilaku Menyimpang adalah perilaku dari para warga masyarakat yang dianggap
tidak sesuai dengan kebiasaan, tata aturan, ataupun norma sosial yang berlaku
9.Nilai Sosial adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia mengenai apa
yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.
10.Norma Sosial adalah suatu standar tingkah laku yang terdapat di dalam semua
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Remaja dan Gaya Hidup 2.1.1. Pengertian Remaja
Istilah remaja atau adolescence berasal dari latin adolescene (kata bendanya
adolescent yang berarti remaja) yang tumbuh menjadi dewasa (Hurloc,2001). Pedoman umum remaja di
Indonesia menggunakan batasan usia 17-24 tahun dan belum menikah
(Soetjiningsih,2004). Adolescence artinya berangsur-angsur menuju kematangan secara fisik, akal, kejiwaan dan sosial serta emosional. Remaja merupakan masa teransisi antara
masa kanak-kanak dan masa remaja, yang sering kali remaja hadapi pada situasi yang
membingungkan, disatu pihak harus bertingkah laku seperti orang dewasa, dan sisi lain
belum bisa dikatakan dewasa (Purwanto,2004).
2.1.2. Ciri-ciri Masa Remaja
Masa Remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan dengan periode
sebelum dan sesudahnya, cirri-ciri tersebut antara lain:
1. Masa remaja sebagai masa yang penting.
Adanya akibat yang langsung terhadap sikap dan tingkah laku serta akibat-akibat
jangka panjangnya menjadikan periode remaja lebih penting daripada periode
disertai dengan cepatnya perkembangan mental, terutama pada awal remaja,
yang semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan
membentuk sikap, nilai dan minat baru (Hurlock,2001).
2. Masa remaja sebagai masa peralihan.
Peralihan tidak berarti terputus dengan apa yang terjadi sebelumnya, melainkan
peralihan dari suatu tahap perkembangan ketahap berikutnya. Artinya yang
terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekasnya pada apa yang terjadi sekarang
dan yang akan dating (Hurlock, 2001). Pada setiap periode peralihan, Nampak
ketidakjelasan status individu dan munculnya keraguan terhadap perananya
dalam masyarakat (Al-Mighwar,2006).
3. Masa remaja sebagai masa perubahan.
Ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat perubahan perilaku dan sikap juga
berlangsung pesat, kalau perubahan fisik menurun maka perubahan perilaku dan
sikap menurun juga (Hurlock, 2001).
4. Masa remaja sebagai masa pencari identitas.
Penyesuaian diri dengan standar kelompok dianggap jauh lebih penting bagi
remaja dari pada individualitas dan apabila tidak menyesuaikan kelompok maka
remaja tersebut akan terusir dari kelompoknya (Al-Mighwar, 2006). Tetapi
lambat laun mereka mulai mencari identitas diri dan tidak puas lagi sama dengan
teman-temanya dalam segala hal (Hurlock, 2001).
5. Masa remaja sebagai usia bermasalah.
Masalah pada usia remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh
menyadari bahwa penyelesaian yang ditempuhnya sendiri tidak selalu sesuai
dengan harapan mereka (Al-Mighwar, 2006).
2.1.3. Pengertian Gara Hidup
Giddens ingin menunjukaan gaya hidup ini tidak lagi masuk pada wilayah
kelompok tertentu saja, tetapi hampir semua bagian kehidupan. Paham idiologis gaya
hidup telah menggantikan nilai-nilai cultural, yang terjadi hanya untuk memenuhi
kebutuhan hidup, menjadi gaya, menjadi bagian keseharian yang menjadi tanda, bahwa
pecinta gaya ini ada serta menandai identitas kelompok pecinta gaya yang muncul
sebagai akibat dukungan media (http://id.wikipedia.Giddes/wiki/gaya hidup, diakses 17
janwari 2014, pukul 15.00 wib).
Dalam pandangan Giddens yang menyatakan gaya hidup telah dikorupsi oleh
konsumerisme,menunjukkan kebutuhan dengan gaya ini menjadi tidak wajar dan
dibuat-buat. Pada opsi ini, konsumerisme termaknai sebagai gaya hidup yang boros dan
bergaya hidup pada peningkatan pembelian barang-barang yang secara teori bukan
hanya untuk kebutuhan pokok melainkan karena kesenangan saja. Alasan membeli
barang sebagai kesenangan karena paham atau gaya hidup yang menganggap
barang-barang mewah sebagai ukuran kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya.
Gaya hidup sangat berkaitan dengan bagaimana seseorang membentuk image di mata orang lain, berkaitan dengan stastus sosial yang disandangnya. Untuk
Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) bahwa gaya hidup seseorang dapat dilihat dari
perilaku yang dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau
mempergunakan barang-barang dan jasa. Lebih lanjut Amstrong (dalam Nugraheni,
2003) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada
dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang
biasa dari luar (eksternal).
Adapun faktor internal sebagai berikut:
1. Sikap.
Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikiran yang dipersiapkan
untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi melalui
pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada perilaku. Keadaan jiwa
tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan
lingkungan sosialnya.
2. Pengalaman dan pengamatan.
Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku,
pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakanya dimasa lalu dan dapat
dipelajari, melalui belajar maka orang akan dapat memperoleh pengalaman.
Hasil dari pengalaman sosial akan dapat membantu pandangan terhadap
suatu objek.
3. Keperibadian.
Keperibadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara berperilaku
4. Konsep diri.
Faktor lain yang menentukan keperibadian individu adalah konsep diri.
Konsep diri sudah menjadi pendekatan yang dikenal amat luas untuk
menggambarkan hubungan antara konsep diri konsumen dengan image mereka. Bagaimana individu akan memandang dirinya akan mempengaruhi
minat terhadap suatu objek. Konsep diri sebagai inti dari pola keperibadian
akan menentukan perilaku individu dalam menghadapi permasalahan
hidupnya.
5. Motif.
Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa aman
dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang motif.
Jika motif seseorang terhadap kebutuhan prestise itu besar maka akan
membentuk gaya hidup yang cenderng mengarah kepada gaya hidup
hendonis.
6. Persepsi.
Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan
menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti
mengenai dunia.
Adapun faktor eksternal sebagai berikut:
1. Kelompok referensi.
2. Keluarga.
Keluaraga memegang peranan terbesar dan terlama dalam membantu
pembentukan sikap dan perilaku individu.
3. Kelas sosial.
Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan
lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang,
dan para anggata dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah
laku yang sama. Ada dua unsure pokok dalam sistem sosial dalam pembagian
kelas di masyarakat, yaitu kedudukan (status) dan peranan. Kedudukan sosial
artinya tempat seseorang dalam lingkungan pergaulan, prestise hak -haknya
serta kewajibanya. Kedudukan sosial ini dapat dicapai oleh seseorang dengan
usaha yang sengaja maupun diperoleh karena kelahiran. Peranan merupakan
aspek yang dinamis dari kedudukan.
4. Kebudayaan.
Kebudayaan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh individu
sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang
dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, meliputi ciri-ciri, pola piker,
2.2. Perubahan Sosial
Setiap kehidupan manusia akan mengalami perubahan. Perubahan itu dapat
mengenai nilai-nilai sosial,norma-norma sosial, pola perilaku, perekonomian,
lapisan-lapisan sosial dalam masyarakat, interaksi sosial dan yang lainya. Perubahan sosial
terjadi pada semua masyarakat dalam setiap proses dan waktu, dampak perubahan
tersebut dapat berakibat positif dan negatif. Terjadinya perubahan merupakan gejala
yang wajar dalam kehidupan manusia. Hal ini terjadi karena setiap manusia mempunyai
kepentingan yang tidak terbatas. Perubahan sosial adalah proses sosial yang dialami
masyarakat serta semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, dimana semua
tingkat kehidupan masyarakat secara suka rela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur
eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya dan sistem sosial yang baru.
Perubahan yang terjadi dalam masyarakat merupakan perubahan yang normal.
Pengaruhnya tersebar secara cepat ke dalam kehidupan masyarakat. Bahkan perubahan
yang terjadi di suatu tempat di belahan bumi satu bisa mempengaruhi tempat di belahan
bumi yang lain. Perubahan yang terjadi akan semakin berkembang seiring
berkembangnya kehidupan masyarakat di era modernisasi dan globalisasi ini. Perubahan
itulah yang memengaruhi perilaku masyarakat dalam kehidupan.
Setiap masyarakat dalam kehidupannya pasti mengalami perubahan-perubahan.
Berdasarkan sifatnya, perubahan yang terjadi bukan hanya menuju ke arah kemajuan,
namun dapat juga menuju ke arah kemunduran. Perubahan sosial yang terjadi memang
berlangsung demikian cepatnya, sehingga membingungkan manusia yang
menghadapinya.
Menurut Gillin dan Gillin (Abdulsyani,2002:163) perubahan-perubahan sosial
sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan
geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, idiologi maupun karena adanya
difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Selain itu Selo Soemardjan
berpendapat bahwa perubahan sosial adalah segala perubahan-perubahan pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosial
lainya, termasuk didalam nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku antara kelompok-kelompok
dalam masyarakat(Soerjono Soekanto,2007:263).
Soerjono soekanto (2000:338) berpendapat bahwa ada kondisi-kondisi sosial
primer yang menyebabkan terjadinya perubahan. Misalnya kondisi-kondisi ekonomi,
teknologis dan geografis, atau biologis yang menyebabkan terjadinya perubahan pada
aspek-aspek kehidupan sosial lainya. Sebaliknya adapula yang menyatakan bahwa
semua kondisi tersebut sama pentingnya, satu atau semua akan menghasilkan
perubahan-perubahan sosial. Perubahan sosial yang terjadi di masyarakat berhubungan
dengan perubahan nilai sosial, norma sosial, pola prilaku masyarakat, intraksi sosial, dan
lain sebagainya. Seperti pendapat yang dikeluarkan Farley (Sztompka,2008) bahwa
perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada pola perilaku, hubungan sosial,
Adapun yang menjadi ciri-ciri perubahan sosial itu sendiri antara lain:
1. Perubahan sosial terjadi secara terus menerus.
2. Perubahan sosial selalu diikuti oleh perubahan-perubahan sosial lainya.
3. Perubahan-perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi
yang bersifat sementara karena berada didalam proses penyesuaian diri.
4. Setiap masyarakat mengalami perubahan (masyarakat dinamis).
Faktor penyebab perubahan sosial:
Perubahan sosial tidak terjadi begitu saja. Akan tetapi disebabkan oleh
faktor-faktor tertentu. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi berpendapat bahwa
perubahan sosial dapat bersumber dari dalam masyarakat (internal) dan faktor dari luar
masyarakat (eksternal).
1.faktor internal
Perubahan sosial dapat disebabkan oleh perubahan-perubahan yang berasal dari
masyarakat itu sendiri. Adapun faktor tersebut antara lain:
a. Perkembangan ilmu pengetahuan, perubahan-perubahan baru akibat
perkembangan ilmu pengetahuan, baik berupa teknologi maupun berupa
gagasan-gagasan yang menyebar kemasyarakat, dikenal, diakui, dan selanjutnya
diterima serta menimbulkan perubahan sosial.
b. Kependudukan, faktor ini berkaitan eret dengan bertambah dan berkurangnya
c. Penemuan baru untuk memenuhi kebutuhanya, manusia berusaha untuk mencoba
hal-hal yang baru. Pada suatu saat orang akan menemukan suatu yang baru baik
berupa ide maupun benda. Penemuan baru sering berpengaruh terhadap bidang
atau aspek lain.
d. Konflik dalam masyarakat, adanya konflik yang terjadi dalam masyarakat dapat
menyebabkan perubahan sosial dan budaya, pertentangan antara individu,
individu dengan kelompok maupun antara kelompok, sebenarnya didasari oleh
perbedan kepentingan.
2.faktor eksternal
Perubahan sosial disebabkan oleh perubahan-perubahan dari luar masyarakat itu
sendiri seperti:
a. Pegaruh kebudayan masyarakat lain, adanya interaksi langsung antara satu
masyarakat dengan masyarakat lainya akan menyebabkan saling mempengaruhi.
Disamping itu, pengaruh dapat berlangsung melalui komunikasi satu arah, yakni
komunikasi masyarakat dengan media-media massa.
b. Peperangan, terjadinya perang antar suku atau antar Negara akan berakibat
munculnya perubahan-perubahan pada suku atau Negara yang kalah. Pada
umumnya mereka akan memaksakan kebiasaan-kebiasaan yang biasa dilakukan
oleh masyarakat, ataupun kebudayaan yang dimilikinya kepada suku atau
Negara yang mengalami kekalahan.
c. Perubahan dari lingkungan alam fisik yang ada disekitar manusia, terjadi gempa
lain-lain mungkin masyarakat yang mendiami daerah tersebut terpaksa harus
meninggalkan tempat tinggalnya atau memilih tetap bertahan di daerahnya
tersebut dan mengikuti perubahan yang terjadi.
Konsep perubahan sosial itu sendiri merupakan proses sosial seperti defenisi
yang diutarakan Pitirim Sorokin (Sztompka, 2008:6) bahwa proses sosial adalah suatu
perubahan yang terjadi pada subjek tertentu yang berada dalam perjalanan waktu, baik
perubahan tempatnya dalam ruang maupun perubahan yang terjadi pada aspek
kuantitatif maupun kualitatifnya. Jadi, proses sosial yaitu perubahan sosial yang terjadi
pada suatu masyarakat yang didalamnya terjadi hubungan sebab akibat dan perubahan
yang terjadi dalam masyarakat tersebut dan saling mengikuti satu sama lain dalam
rentetan waktu seperti industrialisasi, modernisasi, dan mobilisasi gerakan sosial.
Dan proses sosial memiliki bentuk khusus yang salah satunya adalah
perkembangan sosial yang menggambarkan proses perkembangan potensi dalam suatu
sistem yaitu masyarakat dan individu. Konsep perkembangan sosial ini memiliki tiga ciri
tambahan yaitu menuju kearah tertentu dalam keadaan sistem yang tidak terulang sendiri
di setiap tingkatanya, keadaan masyarakat dan individu yang pada waktu berikutnya
mencerminkan tingkat yang lebih tinggi dari semula (contohnya terjadi peningkatan
difrensiasi struktur, kemajuan sosial, ekonomi, budaya yang lebih modern dan
pertambahan penduduk), dan perkembangan ini dipengaruhi kecenderungan yang berada
dari dalam masyarakat dan individu itu sendiri (pertambahan penduduk yang
lebih baik dari sebelunya, pengadopsian ide dan inovasi baru yang bermanfaat untuk
meningkatkan kesejahtraan hidup). Seperti yang diungkapkan oleh Hawley bahwa
perubahan sosial adalah suatu perubahan yang tak terulang dari system sosial sebagai
satu kesatuan. Konsep dari perubahan sosial itu sendiri mencangkup tiga gagasan,
seperti perbedaan, pada waktu yang berbeda diantara keadaan sistem yang sama.
(Sztompka,2008).
Dalam Sosiologi Perubahan Sosial (Raymond, Sztompka,2008) yang perlu
diperhatikan dalam memahami proses perubahan sosial yang sangat kompleks, yaitu:
1. Bentuk perubahan sosial yang terjadi.
2. Hasil dari perubahan sosial itu sendiri.
3. Kesadaran tentang proses prubahan sosial yang terjadi dikalangan masyarakat.
4. Kekuatan yang mengerakkan perubahan sosial itu.
5. Realitas sosial yang ada pada masyarakat dimana perubahan sosial itu terjadi.
6. Jangka waktu berlangsungnya perubahan itu.
Perubahan sosial menyangkut dua demensi, yaitu struktural dan kultural.
Perubahan struktural menyangkut hubungan antar individu dan pola hubungan
termaksuk didalamnya mengenai status dan peranan, kekuasaan, otoritas, hubungan
antar status dan integrasi. Sedangkan perubahan kultural menyangkut nilai dan norma
sosial yang ada didalam masyarakat (Ibrahim, 2003:123). Seperti pendapat yang
dikemukakan oleh Kingsley Davis (Basrowi, 2005:157) bahwa perubahan sosial
meliputi perubahan dalam teknologi, ilmu pengetahuan, kesenian, filsafat, aturan-aturan
dan bentuk organisasi sosialnya.
Perubahan sosial ada yang berlangsung secara cepat dan ada yang berlangsung
secara lama. Evolusi merupakan salah satu bentuk perubahan yang lama dengan rentetan
perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat dan tampa rencana yang
dikarenakan usaha masyarakat untuk beradaptasi dengan keadaan dan kondisi yang baru
muncul. Sedangkan revolusi merupakan perubahan yang berlangsung dengan cepat dan
terencana dan diawali dengan konflik dalam masyarakat yang bersangkutan dan
terkadang tidak dapat dikendalikan.
Perubahan sosial selalu mendapat dorongan/dukungan dan hambatan dari
berbagai faktor. Ada beberapa faktor yang menghalangi perubahan sosial itu sendiri.
Soekanto menyebutkan, ada 9 faktot yang menghalangi terjadinya perubahan, yaitu:
1. Kurangnya interaksi dan komunikasi dengan masyarakat lain.
2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat yang umumnya terjadi pada
masyarakat yang terisolir.
3. Sikap masyarakat yang masih sangat teradisional akibat anggapan mereka bahwa
teradisi mutlak tidak dapat diubah.
4. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat.
5. Ketakutan akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan.
8. Adat dan kebiasaan.
9. Nilai tentang bahwa hidup pada hakikatnya telah buruk dan tidak mungkin
diperbaiki (Soekanto. 2002:329-330).
Selanjudnya faktor-faktor yang mendorong terjadinya perubahan adalah sebagai
berikut:
1. Kontak dengan kebudayaan lain.
Salah satu proses yang menyangkut dalam hal ini adalah difusi. Difusi
merupakan salah satu proses penyebaran unsure-unsur kebudayaan dari
perorangan kepada perorangan lainya dan dari masyarakat kepada masyarakat
lainya.
2. System pendidikan yang maju.
3. Sikap menghargai hasil karya dan keinginan-keinginan untuk maju.
4. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang.
5. System terbuka dalam lapisan-lapisan masyarakat.
System terbuka memungkinkan adanya gerakan mobilitas sosial vertikal secara
luas yang berarti member kesempatan perorangan untuk maju berdasarkan
kemampuan-kemampuanya.
6. Penduduk yang hetrogen.
Masyarakat-masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial yang
memiliki latar belakang, ras dan idiologi mempermudah terjadinya kegoncangan
yang mendorong terjadinya proses perubahan sosial .
Hal yang mempengaruhi dan mendorong terjadinya suatu perubahan adalah
adanya inovasi-inovaasi dan ide-ide yang mungkin dianggap baru yang berpengaruh
pada tindakan sosial dari individu itu sendiri yang berdasarkan pada pengalaman
,persepsi, pemahaman dan penafsiran atas suatu objek pada situasi tertentu. Tindakan
individu itu merupakan tindakan sosial yang rasional, yaitu mencapai tujuan atas sasaran
dengan sarana-sarana yang paling tepat untuk mencapai kesejahtraan hidupnya.
(http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/06/teori-tindakan-dan-teori-sistem-talcott.html.
diakses 26 Janwari 2014, pukul 12.21 wib).
Awalnya perubahan terjadi pada level individual dan perubahan sistem sosial.
Dimana seseorang bertindak sebagai individu yang menerima dan menolak ide dan
inovasi baru yang diketahuinya. Perubahan ini masih merupakan perubahan mikro
karena memfokuskan pada perubahan perilaku individualnya. Karena, perubahan yang
telah terjadi pada sebagian besar individu dalam masyarakat mengakibatkan perubahan
pada struktur masyarakat itu sendiri dimana telah terjadi perubahan makro. Dan
perubahan kedua level itu berhubungan sangat erat (Abdillah, 1981:26).
Menurut Sztompka, masyarakat senantiasa mengalami perubahan disemua
tingkat kompleksitas internalnya. Dalam kajian sosiologis, perubahan dilihat sebagai
sesuatu yang dinamis dan tidak linear. Dengan kata lain, perubahan tidak terjadi secara
linear. Pada tingkat makro terjadi perubahan ekonomi, politik, sedangkan pada tingkat
mezzo terjadi perubahan kelompok, komunitas, dan organisasi, dan ditingkat mikro
fisik (entity) tetapi seperangkat proses yang saling bertingkah ganda (Sztompka,
2004:21-22).
Alfred dalam (Sztompka, 2004) menyebutkan masyarakat tidak boleh
dibayangkan sebagai keadaan yang tetap, tetapi sabagai proses, bukan objek semua yang
kaku tetapi sebagai aliran peristiwa terus menerus tiada henti. Diakui bahwa masyarakat
(kelompok, komunitas, organisasi, dan bangsa) hanya dapat dikatakan ada sejauh dan
selama terjadi sesuatu didalamnya seperti adanya tindakan, perubahan, dan proses
tertentu yang senantiasa bekerja.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu
berlangsung cepat atau bahkan mendadak perubahan tersebut dapat memicu terjadinya
konflik (George Ritzer, 2007:395).
2.3. Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan berhubungan dengan perubahan
gaya hidup remaja antara lain:
1. Pada tahun 2006 Sri Hastuti dan Lina Sudarwati melakukan penelitian di Desa
Sukaraya Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang yang berjudul “Gaya
Hidup Remaja Pedesaan”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa perubahan
gaya hidup remaja Desa Sukaraya saat ini dalam hal berpakaian, berbicara,
pergaulan menurut para orang tua saat ini masih dianggap wajar dan bisa diterima.
bisa dikekang lagi seperti remaja desa dahulu mereka merasa memiliki kebebasan
untuk berekspresi dan mempertahankan pendapat mereka. Seluruh informan
menyatakan bahwa mereka mengetahui barang-barang konsumsi gaya hidup dari
media massa, teman, atau iklan konsumsi gaya hidup. Tidak ada yang mengaku
mengetahuinya dari keluarga. Konsumsi gaya hidup tersebut tidak terlepas dari peran
kapitalisme sebagai produsen ideologi yang menciptakan atau menjual citra dan
image remaja masa kini yang ideal dalam kehidupan remaja. Kapitalisme tersebut
menciptakan inovasi gaya terbaru setiap harinya untuk mencari
keuntungan.Sedangkan remaja dipaksa untuk mengkonsumsi barang-barang gaya
hidup tersebut. Interaksi remaja Desa Sukaraya dengan masyarakat kota khususnya
Kota Medan. Sekedar pergi ke kota untuk sekolah, berekreasi maupun belanja saat
ini sudah tidak jadi hambatan, karena transportasi yang sudah lancar. Angkutan
umum maupun kendaraan beroda dua yang biasa disebut RBT atau ojek sudah
semakin banyak, serta jalan untuk pergi ke Medan pun sudah bagus. Hal ini
memudahkan remaja Desa Sukaraya untuk berinteraksi dengan kota. Pengalaman
dan pengetahuan baru mengenai budaya kota yang mereka lihat ketika mereka
berinteraksi dengan masyarakat kota itu sendiri, membawa perubahan pada gaya
hidup mereka, seperti gaya berpakaian orang kota yang terlihat modis dan trendy,
mereka ikuti agar mereka tidak dianggap kampungan atau ketinggalan zaman, begitu
juga dengan cara berbicara dan selera hiburan yang menyukai musik-musik populer
agar mereka juga dianggap sebagai orang modern. Hal inilah yang menyebabkan
berubah, begitu juga dengan pergaulan remaja pria dan remaja perempuan yang
semakin bebas.
2. Penelitian terkait juga dilakukan oleh Dina Andriani (2008) yang mengkaji
mengenai pengaruh interaksi di kafe terhadap perilaku konsumtif remaja di Kota
Malang. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian diskriptif kualitatif dengan
metode taksonomi yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk eksplorasi dan
klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial dengan jalan
mendiskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang
diteliti. Subyek yang diteliti sebagai sumber informasi tentang permasalahan yang
menjadi pusat penelitian adalah pemiliki kafe, pengunjung kafe dan pekerja kafe.
Dan pengambilan subyek secara accidental yaitu tidak direncanakan dengan
langsung memilih pengunjung yang ada atau datang waktu itu. Dengan cara
mengamati/observasi pengunjung, mulai dari dandanan, cara berpakaian, cara bicara,
dan saat berinteraksi dengan pengunjung lainnya. Kemudian melakukan wawancara
kepada pengunjung dengan tanya jawab untuk mengetahui adanya pengaruh kafe
terhadap perilaku konsumtif remaja. Hasil yang diperoleh adalah : 1) Adanya
perilaku konsumtif yang muncul karena adanya kebiasaan nongkrong di kafe pada
remaja. Perilaku konsumtif pada makanan, perawatan diri, kesehatan, dan dalam
bentuk barang seperti elektronik, bermerek, diskon, dan kendaraan bermotor. 2)
Penyebab remaja datang dan menikmati kafe, selain dari adanya keinginan seseorang
untuk mengikuti budaya populer (budaya yang muncul dari proses industrialisasi dan
komersialisasi yang bisa saja menggeser budaya asli yang ada saat itu dimasyarakat,
pengikutnya) ketika muncul budaya populer baru yang lebih menarik dan banyak
diminati orang), yaitu : a) Kafe sebagai tempat bersantai, setelah seharian
beraktifitas, kafe merupakan pilihan utama untuk melepas penat atau lelah. b) Kafe
sebagai arena bisnis, banyak orang yang melirik usaha kafe ini, karena penikmatnya
dari semua kalangan dan keuntungan yang didapatkan sangat menggiurkan. Kafe
juga bisa digunakan sebagai tempat rapat deal bisnis, pencari partner kerja, dan
lain-lain. c) Kafe sebagai peningkatan gengsi dan life style. Dari interaksi yang dilakukan
saat di kafe akan mengakibatkan keinginan peningkatan prestise atau kelas sosial
mereka dengan penampilan yang glamour, gaul, modern atau sebagainya.
Antusiasme masyarakat untuk selalu mengikuti perkembangan jaman untuk
peningkatan prestise dan gengsi, serta merupakan Life Style. Hal ini dilakukan untuk
memperoleh posisi sosia.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Lucy Lutvia (2002) mengenai gaya hidup remaja
kota Bandung. Bahwa remaja saat ini dipengaruhi oleh Transformasi Budaya dan
Mengadopsi Gaya dari Barat. Budaya massa atau budaya populer yang berkembang
melalui media massa elekteronik dan cetak sangat berpengaruh terhadap pilihan gaya
hidup seseorang, misalnya gaya berbusana, gaya berbicara atau bahasa, serta hiburan
seperti musik dan filem. Tren tersebut begitu bebas mengalir mempengaruhi pemirsa
maupun setiap pembacanya, ditambah lagi dengan acara musik dari luar negeri yang
diolah dalam video klip televisi, yang secara visual bisa kita lihat penampilan
penyanyi dan pemain musiknya. Cara mereka berdandan dan berbusana sudah pasti
pada akhirnya ditiru oleh remaja. Seperti istilah gaya funky, punk rock, metal,
skaters, hip-hop, sporty, streetwear dan ska beserta penggunaan aksesorisnya yang
mereka tiru sebagai usaha untuk mengakumulasikan dirinya serta seolah-olah ingin
mensejajarkan diri dengan bintang idolanya. Walaupun begitu, remaja juga ada yang
dipengaruhi oleh nilai-nilai agama, budaya dan kehidupan sosialnya.
Perbedaan ketiga penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah terletak
padalokasi penelitianya. Di penelitian ini berlokasi di Desa Suka Makmur
METODE PENELITIAN
Setiap penyusunan selalu melakukan metode penelitian, dimana metode merupakan suatu cara, tahapan atau aturan yang digunakan sebagai suatu pedoman
dalam menulis suatu karangan ataupun karya ilmiah lainya. Adapun metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini bermaksud
untuk memahami fenomena atau kejadian tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha untuk
menggambarkan fenomena-fenomena yang terkait dengan masalah penelitian. Penelitian
deskriptif ini dipilih karena penelitian ini hanya terbatas pada upaya untuk
menggambarkan permasalahan, kejadian, atau peristiwa sebagaimana adanya sesuai
dengan fakta dilapangan. Penelitian ini berusaha untuk menggambarkan fakta mengenai
Perubahan Gaya Hidup Remaja Pasca Berdirinya Wisata Hiburan Hill-Park yaitu di
3.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Suka Makmur Kecamata Sibolangit Kabupaten
Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Adapun alasan peneliti meneliti di tempat
tersebut adalah Adanya faktor kedekatan antara lokasi penelitian dengan daerah asal
tempat tinggal peneliti sehingga memudahkan berbagai akses dalam mengumpulkan
data. Faktor sarana dan prasarana yang cukup memadai dan mendukung untuk
penyelesaian penelitian.
3.3. Unit Analisis dan Informan
3.3.1. Unit Analisis
Unit analisis data adalah hal-hal yang diperhitungkan menjadi subjek penelitian
atau unsur yang menjadi fokus penelitian (Bugin,2007:76). Dalam penelitian ini yang
menjadi unit analisis adalah masyarakat Desa Suka Makmur
3.3.2. informan
Informan merupakan subjek memahami permasalahan penelitian sebagai pelaku
maupun orang yang memahami permasalahan penelitian (Bugin, 2007:76). Dalam
penelitian ini yang menjadi informan penelitian adalah:
1. Informan Kunci
Dalam penelitian ini yang menjadi informan kunci adalah Remaja yang bekerja
di hill park dan keluarga Remaja yang menjadi informan dalam penelitian ini.
Perubahan Gaya Hidup Remaja Pasca Berdirinya Wisata Hill Park di desa
sukamakmur kecamatan sibolangit ini.
2. Informan Biasa
Adapun yang menjadi informan biasa adalah Masyarakat sekitar di desa
sukamakmur, seperti tokoh masyarakat,tokoh agama dan masyarakat biasa.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan data
primer dan data sekunder, yaitu sebagai berikut :
3.4.1. Teknik Pengumpulan Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian dengan
menggunakan alat pengumpulan data secara langsung. Pengumpulan data primer dapat
dilakukan dengan cara :
1.Observasi
Observasi yaitu metode pengumpulan data yang digunakaan untuk menghimpun
data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan (Bungin, 2007:115). Metode
observasi langsung dilakukan melalui pengamatan gejala-gejala yang tampak pada objek
penelitian pada saat peristiwa yang sedang berlangsung di lapangan, metode observasi
langsung ini digunakan jika imforman tidak dapat menjelaskan mengenai tindakanya.
Observasi dilakukan dengan mengamati objek di lapangan yaitu kalangan Remaja di
2.Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam yaitu proses tanya jawab yang dilakukan peneliti terhadap
informan penelitian. Hal ini dilakukan untuk memanggil informasi mengenai
permasalahan penelitian lebih mendalam, lebih lengkap dan rinci dari informan.
Wawancara dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada informan secara spesifik
dengan panduan interview guide.
3.4.2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua atau pihak lain terkait dengan
permasalahan penelitian. Data ini dapat diperoleh melalui sumber-sumber bacaan seperti
buku, majalah, surat kabar, dokumen-dokumen, serta laporan penelitian yang berkaitan
dengan topik penelitian yang dianggap relevan dan keabsahan dengan masalah yang
diteliti.
3.5 Interpretasi Data
Analisa data dimulai dengan menelaah semua data yang telah terkumpul dalam
proses penelitian, kemudian membaca dan mempelajarinya untuk dilakukannya reduksi
data yang dilakukan dengan membuat rangkuman atau inti dari permasalahan sehingga
tetap berada dalam fokus penelitian. Interpretasi data dilakukan melalui upaya mengolah
data, memadukan atau menggabungkannya, membuat rangkuman, menemukan apa yang
penting untuk dipelajari atau ditafsirkan, dan memutuskan untuk menceritakannya
Data-data yang telah diperoleh dari lapangan dalam rangkaian atau proses
penelitian, selanjutnya diurutkan, dikelompokkan kedalam kategori-kategori, diatur, dan
dipelajari untuk kemudian ditulis dalam bentuk laporan secara seksama untuk
mendapatkan kesimpulan dan hasil penelitian yang baik.
3.6 Jadwal Kegiatan
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan
Bulan Ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Pra Observasi X
2 Acc Judul Penelitian X
3 Penyusunan Proposal Penelitian X X X
4 Seminar Proposal Penelitian X
5 Revisi Proposal Penelitian X
6 Penelitian Lapangan X X X
7 Pengumpulan Data dan Analisis Data X X
8 Bimbingan X X X
9 Penulisan Laporan Akhir X X X
10 Sidang Meja Hijau X
3.7.Keterbatasan Penelitian
Adapun kendala-kendala yang dihadapi peneliti dalam proses pelaksanaan penelitian
ini adalag:
1. Faktor Internal, merupakan kendala yang berasal dari dalam diri peneliti dan
kurangnya fasilitas yang mendukung penelitian ini. Dalam hal ini peneliti belum
sepenuhnya dapat mendeskrifsikan penelitian secara menyeluruh dan mendalam
sehingga data dan analisis belum begitu sempurna.
2. Faktor Eksternal, merupakan kendala yang berasal dari luar peneliti selama
proses penelitian, seperti belum terlalu maksimal dalam mewawancarai informan
karena sebagian informan masih merasa takut dan khawatir dalam memberikan
DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1. Sejarah Singkat Desa Suka Makmur
Desa Suka Makmur adalah sebuah desa yang terletak di daerah dataran tinggi,
yang berada di lereng Gunung Sibayak, dengan hawa yang sejuk dan nyaman. Konon
katanya Desa ini dinamai Desa Suka Makmur adalah agar nantinya penduduk yang
bertempat tinggal da Desa ini dalam keadaan makmur dan sejahtra, serta hidup damai
maka disebut menjadi Desa Suka Makmur. Sehingga semua masyarakat menjadikan
nama Desa ini menjadi Desa Suka Makmur.
Pada tahun 1948 Desa Suka Makmur, diresmikan oleh Asisten Wedana Kec.
Sibolangit yakni Dame Guru