KARYA TULIS AKHIR
PENGARUH MEDIUM DENGAN TINGKAT SALINITAS YANG BERBEDA
TERHADAP PERKEMBANGAN LARVA NYAMUK ANOPHELES SP.
Oleh:
FALATEHAN SIDHI RACHMAD
201010330311010
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
HASIL PENELITIAN
PENGARUH MEDIUM DENGAN TINGKAT SALINITAS YANG BERBEDA
TERHADAP PERKEMBANGAN LARVA NYAMUK ANOPHELES SP.
KARYA TULIS AKHIR
Diajukan Kepada
Universitas Muhammadiyah Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran
Oleh:
FALATEHAN SIDHI RACHMAD
201010330311010
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT,
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Pengaruh Medium dengan Tingkat Salinitas yang Berbeda Terhadap
Perkembangan Larva Nyamuk Anopheles sp.”. Shalawat dan salam tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga dan sahabatnya. Ucapan terimakasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan tugas akhir ini karena penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut sulit bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan tugas akhir ini.
Perkenankan penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. dr. Irma Suswati M. Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang dan dosen penguji atas kesediaannya untuk memberikan saran dan penilaian terhadap hasil penelitian ini.
2. Prof. Dr. dr. Soebaktiningsih DTM&H, MSc. Trop. Med, Sp. Par. K selaku dosen pembimbing I atas kesabaran dan bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
4. dr. Desy Andari selaku Kepala Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberi ijin kepada penulis untuk mengggunakan fasilitas Laboratorium Biomedik.
5. Staf Perpustakaan kampus 2 Universitas Muhammadiyah Malang atas semua bantuannya.
6. Pak Ahmad Huda dan para staf Laboratorium Entomologi Dinas Kesehatan Surabaya atas bantuan penyediaan larva nyamuk Anopheles sp.
7. Pak Pujiadi selaku staf Dinas Kesehatan Kecamatan Kepanjen Malang yang telah membantu mencari larva nyamuk Anopheles sp. di daerah laguna pantai Kondang Merak Malang.
8. Pak Joko, Pak Kusnan, Mas Miftah, Mbak Fat dan Staf Laboratorium Biomedik, Pak Yono dan staf Tata Usaha Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang yang selalu membantu selama penelitian ini.
9. Pak Tri Makmum dan staf Laboratorium Perikanan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah bersedia member ijin kepada penulis untuk mengggunakan fasilitas Laboratorium Perikanan. 10.Bapakku Priyo Sidi Rokhmat, Ibuku Lilik Subekti, adik-adikku tersayang
Alfin dan Dilla dan seluruh keluarga besar atas kasih sayang, kesabaran, doa dan motivasi sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tugas akhir ini masih jauh dari sempurna sehingga penulis membuka diri terhadap saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi menjadikan tugas akhir ini lebih baik lagi. Harapan penulis semoga tugas akhir ini memberikan kontribusi yang berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
DAFTAR ISI
ABSTRAK………...………..i
ABSTRACT………...………..ii
KATA PENGANTAR………...……….…………iii
DAFTAR ISI………...…..………..vi
DAFTAR TABEL……….viii
DAFTAR GAMBAR………...……….……..………ix
DAFTAR LAMPIRAN………....x
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang……….………1
1.2Rumusan Masalah……….……….……..4
1.3Tujuan Penelitian……….………....4
1.3.1 Umum………...………...4
1.3.2 Khusus………..……….4
1.4Manfaat Penelitian………..4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi………...……6
2.2 Morfologi Nyamuk Anopheles sp………6
2.2.1 Telur………6
2.2.2 Larva………...…..…7
2.2.3 Pupa……….….…8
2.2.4 Dewasa………..…8
2.3 Siklus Hidup………..…10
2.4 Habitat……….………...…11
2.5 Salinitas Air………...……12
2.7 Epidemiologi malaria dan filariasis………...…17
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian………20
3.2 Hipotesis………21
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian……….……….22
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian……….………22
4.3 Populasi dan Sampel……….……….22
4.3.1 Populasi………..……….22
4.3.2 Sampel………22
4.3.3 Besar Sampel………..………23
4.3.4 Teknik Pengambilan Sampel………..………23
4.3.5 Karakteristik Sampel Penelitian……….………24
4.3.6 Variabel Penelitian………..………24
4.3.6.1Variabel Bebas……….………24
4.3.6.2 Variabel Tergantung………24
4.3.7 Definisi Operasional………...………24
4.4 Alat dan Bahan………..25
4.5 Prosedur Penelitian………26
4.6 Analisis Data……….……….27
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 5.1 Hasil Penelitian………..29
5.2 Analisis Data………..30
BAB 6 PEMBAHASAN Pembahasan……….32
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan………35
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
2.1 Telur Nyamuk Anopheles sp………..………….6
2.2 Larva Nyamuk Anopheles sp………..…………7
2.3 Nyamuk Anopheles sp.Dewasa………....………10
2.4 Siklus Hidup Parasit Penyebab Malaria………15
2.5 Prevalesi Plasmodium Penyebab Malaria Tahun 2009……….………17
2.6 Peta Stratifikasi Malaria Tahun 2009………18
2.7 API per 100.000 Penduduk per ProvinsiTahun 2009………...……18
2.8 Peta Endemisitas Filariasis di Indonesia Tahun 2009………...……19
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil uji statistika……….41 Lampiran 2 Jumlah dan persentase kematian larva Anopheles sp. di setiap kadar
salinitas pada penelitian pendahuluan……..………...43 Lampiran 3 Jumlah dan persentase kematian larva Anopheles sp. di setiap kadar
salinitas pada 3 kali pengulangan di penelitian sesungguhnya……...………...………43 Lampiran 4 Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian...………..…………..44 Lampiran 5 Foto perbandingan larva Anopheles sp. sebelum perlakuan, larva yang
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012, Salinity and Water Quality, Australian Government, Department of Sustainability Environment, Water, Population and Comunities.
Budasih, H, 1993, Beberapa Aspek Ekologi Tempat Perindukan Nyamuk Anopheles sundaicus Rodenwalt dalam kaitannya dengan Epidemiologi Malaria di Desa Labuan Lombok, Lombok Timur. Tesis Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.
Bustam, Ruslan, Erniwati, 2012, Characteristics of Larva Anopheles Breeding Sites Dolo Distric in South Village Bulubeteof Sigi Regency Central Sulawesi Province, Bagian Kesehatan Lingkungan FKM UNHAS, Makassar
CDC, 2012, Malaria: Biology, Division of Parasitic Diseases and Malaria, Centers for Disease Control and Prevention 1600 Clifton Rd MSA-06 Atlanta, Viewed: 13 August 2014, http://www.cdc.gov/malaria/about/biology/
CDC, 2013, Lymphatic Filariasis: Biology-Life Cycle of Wuchereria bancrofti, Division of Parasitic Diseases and Malaria, Centers for Disease Control and Prevention 1600 Clifton Rd MSA-06 Atlanta, Viewed: 13 August 2014,http://www.cdc.gov/parasites/lymphaticfilariasis/biology_w_bancrofti.ht ml
Dharma Arief, 1984, Pengukuran Salinitas Air Laut dan Peranannya dalam Ilmu Kelautan, Oseana, Volume IX, Nomor 1 : 3-10
Effendi, H., 2003 Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan, Yokyakarta : Karnesius
Federer, W. Y, 1963,Experimental Design, Theory and Application. New York: Mac. Millan. hal. 544.
Hendra Utama, 2009, Buku Ajar Parasitologi Kedokteran, Edisi Keempat, Balai Penerbit FK UI, Jakarta
James W. Nybakken, 2001, Marine Biology: an Ecological Approach : Fifth Edition, Benjamin Cummings
Jane Soepardi, 2011, Malaria dalam Kehamilan: Skrining Malaria dan Pengobatan yang Efektif, Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Vol. I Triwulan I, pp. 1-3.
Kris Cahyo Mulyatno,2013, Morfologi, Siklus Hidup, Habitat dan Penyakit yang Ditularkan oleh Nyamuk Anopheles sp., ITD UNAIR, Viewed Tuesday 29 January2013,18.51, <http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ca d=rja&ved=0CC8QFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.itd.unair.ac.id%2Ffile s%2Fpdf%2Fprotocol1%2FAnopheles.pdf&ei=MKkHUcL_GsjJrAfe6oH4Bg &usg=AFQjCNF7eph_Rc3Ds5ckKxJwW6bFAtQtyw&sig2=fVBBb2Y4oui4 46-hvBHxsA&bvm=bv.41524429,d.bmk>
Majematang Mading, 2013, Fauna dan Karakteristik Tempat Perkembangbiakan Nyamuk Anopheles sp. di Desa Selong Belanak Kabupaten Lombok Tengah, Loka Litbang P2B2 Waikabubak, Jurnal Penyakit Bersumber Binatang Vol 1. No 1, Januari 2013 : 41 – 5
Michele M. Cutwa, George F. O’Meara, 2004, Photographic Guide to Common Mosquitoes of Florida, Florida Medical Entomology Laboratory, University of Florida
Paul F. Russell, Lloyd E. Rozeboom, Alan Stone, 1943, keys to the Anopheline mosquitoes of the world: With Notes on their Identification, Distribution, Biology and Relation to Malaria, The American Entomological Society. The Academy of Natural Sciences, Philadelphia
Rietveld A.E.C., Kouznetsov R.L., Epidemiologyof Human Malaria Plasmodia, Malaria Unit, Division of Control of Tropical Diseases World Health Organization, Geneva, Viewed 3 February 2013, <http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&v ed=0CDYQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.aifo.it%2Fenglish%2Fresourc es%2Fonline%2Fbooks%2Fother%2Fmalaria%2F4-Epidemiology%2520of%2520human%2520malaria%2520plasmodia.pdf&ei= zlUOUa7bK4_NrQec94GQBw&usg=AFQjCNGdh1ffjnX8aYGNyu7zbuiu7X T54Q&sig2=x6k5bc3Rg7M9lL35cAf1Lg&bvm=bv.41867550,d.bmk>
Soekidjo Notoatmodjo, 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan Ed. Rev., Rineka Cipta, Jakarta
Tri Wijayanti, 2008, Vektor dan Reservoir, Buletin BALABA (Berita dan Media Komunikasi Loka Litbang P2B2 Banjarnegara) Ed.007 No.02, pp 18-19 Tri Yunis Miko Wahyono, 2010, Analisis Epidemiologi Deskriptif Filariasis di
Indonesia, Buletin Epidemiologi Kementerian Kesehatan RI, ISSN 2087-1546 Vanlandingham R.L, et al, 2006, Determinants of Vector Specificity of O'Nyong
WHO, 1992, Bionomics of mosquito vector control, South east asia J. Trop, Med Public Health. P.592
WHO, 2013, Health Topics: Tropical Disease, WHO, Viewed 1 February 2013, <http://www.who.int/topics/tropical_diseases/en/>
WHO, 2013.WHO Issues New Guidance on Dietary Salt and Potassium, WHO Media Centre, Geneva, 2013, Viewed 27 August 2014, http://www.who.int/mediacentre/news/notes/2013/salt_potassium_20130131/e n/
WHO, 2014, Lymphatic filariasis, WHO Media centre, Viewed 14 August 2014, http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs102/en/
Wibisono M.S., 2010, Pengantar Ilmu Kelautan Edisi 2, Universitas Indonesia Press, Jakarta
Widiarti, Damar Tri Boewono, Mujiono, 2005, Uji Biokimia untuk Identifikasi Mekanisme Resistensi Ganda Vektor Malaria Terhadap Insektisida di Jawa Timur, Jurnal Vektora Vol. 1 No. 1, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit, Salatiga
Wigglesworth, V. B., 1932. The Adaptation of Mosquito Larvae to Salt Water, Department of Entomology, London School of Hygiene and Tropical Medicine
1 BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Menurut WHO (2013) penyakit infeksi oleh parasit yang terdapat di daerah tropis antara lain adalah malaria dan filariasis merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Diperkirakan kejadian malaria telah terjadi 300-500 juta kasus klinis secara global setiap tahun (Rietveld, 2013). Penyakit malaria yang berbahaya adalah malaria cerebral yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum dan merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok beresiko tinggi seperti bayi, anak balita, dan ibu hamil. Kasus filariasis di Indonesia tahun 2009 dilaporkan sebanyak 11.914 kasus (Tri, 2010). Penyakit ini disebabkan oleh cacing Filaria yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori (WHO, 2014).
2
vektor nyamuk Anopheles sp.. Parasit tersebut tersebar di seluruh kepulauan Indonesia oleh berbagai spesies nyamuk yang termasuk dalam genus Aedes, Anopheles, Culex, Mansonia, Coquilettidia dan Armigeres. Spesies Anopheles lebih banyak bertanggungjawab terhadap penularan filariasis Wuchereria bancrofti dan Brugia malayi di wilayah pedesaan (Hendra, 2009).
Anopheles sp. memilih tempat perindukan (breeding place) ditempat berair dihampir semua jenis air yang berbeda-beda tergantung spesies. Di beberapa tempat breeding place tersebut mempunyai tingkat salinitas yang berbeda-beda, menurut Soekirno, dkk (1983) dalam tulisan Bustam (2012) berkisar antara 12-18 % serta didukung oleh pengamatan dari Sundararaman (1957) dalam Budasih (1993) menyatakan bahwa Anopheles sundaicus dapat berkembang dengan baik pada salinitas antara 4-30 % sedangkan referensi lain dari Majematang (2013) menyatakan bahwa perkembangan Anopheles sundaicus optimal pada kadar salinitas 4-30%, Anopheles vagus pada kadar 0%, dan Anopheles subpictus, Anopheles barbirosis, Anopheles anullaris pada air payau atau daerah pantai. Salinitas yang sesuai dan optimum untuk perkembangan larva di pulau Jawa adalah berkisar pada 15-20 %.
3
Menurut hasil penelitian Widiarti (2005), nyamuk Anopheles sp dari Kabupaten Banyuwangi, Pacitan, Trenggalek, dan Jember telah resisten terhadap insektisida sebesar masing-masing 31,25%, 12,5%, 45,25% dan 15,25%. Uji silang menggunakan standart WHO impregnated paper Anopheles sp. dari Kabupaten Pacitan resisten terhadap insektisida Bendiokarb 0,1% (kematian sebesar 66%) dan Malathion 0,5% (kematian sebesar 28%). Anopheles sp. di Kabupaten Pacitan, Jember dan Trenggalek telah resisten terhadap insektisida Permethrin (kematian sebesar 73,0%). Resistensi terhadap insektisida dapat berlangsung pada saat nyamuk berada pada stadium larva maupun dewasa sehingga seharusnya dikembangkan insektisida yang berhubungan dengan karakteristik biologi Anopheles yaitu dengan cara memprovokasi lingkungan hidup nyamuk, salah satunya dengan salinitas air. Salinitas air yang tidak sesuai dengan kondisi fisiologis larva akan menyebabkan kegagalan dari sistem osmoregulasi dari tubuh larva.
Bustam (2012) menyatakan bahwa salinitas air sangat berpengaruh terhadap ada tidaknya Anopheles di suatu daerah. Adanya danau, genangan air, persawahan, kolam ataupun parit pada suatu daerah dapat menjadi tempat perindukan nyamuk, sehingga meningkatkan kemungkinan timbulnya penularan penyakit yang disebarkan oleh Anopheles sp..
4
Berdasarkan latar belakang di atas, akan dilakukan penelitian dengan judul: Pengaruh medium dengan tingkat salinitas yang berbeda terhadap perkembangan larva nyamuk Anopheles sp..
1.2 Rumusan Masalah
“Apakah air dengan kadar salinitas yang berbeda dapat menghambat
kehidupan larva nyamuk Anopheles sp.?” 1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Umum
Mengetahui pengaruh perbedaan salinitas air dalam menghambat perkembangan larva nyamuk Anopheles sp.
1.3.2 Khusus Mengetahui:
1. Persentase mortalitas larva nyamuk Anopheles sp. pada perbedaan salinitas air.
2. Kadar salinitas air yang diperlukan untuk membunuh 50% larva Anopheles sp. (LC 50) dan kadar salinitas untuk membunuh 90% larva Anopheles sp. (LC90)..
3. Kekuatan dan arah hubungan antara salinitas dengan perkembangan larva Anopheles sp.
1.4 Manfaat Penelitian Akademisi:
5
2. Sebagai alternatif lain untuk pemberantasan larva nyamuk Anopheles sp..
Masyarakat: