• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pengetahuan Bidan Tentang Vitamin A Dengan Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Ibu Nifas di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Pengetahuan Bidan Tentang Vitamin A Dengan Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Ibu Nifas di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2013"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG VITAMIN A

DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA IBU

NIFAS DI BPS WILAYAH KERJA PUSKESMAS

TEGAL SARI KECAMATAN MEDAN

DENAI TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH :

HERLINA SAMOSIR

125102006

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS

KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)

Hubungan Pengetahuan Bidan Tentang Vitamin A Dengan Cakupan Pemberian Vitamin A Ibu Nifas Di BPS Wilayah Kerja Puskesmas

Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2013

Abstrak Herlina Samosir

Latar belakang: Salah satu sasaran pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi adalah pada ibu nifas. Pemberian kapsul vitamin A ibu nifas memiliki manfaat penting bagi ibu dan bayi yang disusuinya. Survei pemetaan vitamin A yang dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, dilaporkan bahwa prevalensi xerofthalmia sebesar 0,12% lebih rendah dari WHO yaitu sebesar 0,5%. Namun, bila dilihat dari kecenderungan pencapaian cakupan pemberian vitamin A yang mengalami penurunan sejak tahun 2005, dikhawatirkan akan muncul kembali kasus tersebut. Tujuan penelitian: Untuk mengetahui hubungan pengetahuan bidan tentang vitamin A dengan cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.

Metode penelitian: Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional menggunakan analisa data univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square (X2), besar sampel sebanyak 32 orang dengan metode pengambilan total sampling. Penelitian ini dimulai dari bulan Februari sampai Juli 2013 dengan menggunakan instrumen berupa kuisioner.

Hasil penelitian: Menunjukkan bahwa dari 32 responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 26 orang (56,5%), cakupan pemberian vitamin A yang tercapai sebanyak 21 orang (65,6%) dan analisa bivariat terlihat bahwa p-value = 0,027, berarti ada hubungan pengetahuan bidan dengan cakupan pemberian vitamin A. Odds Ratio = 6,667 (CI 1,306 - 34,207).

Kesimpulan: ada hubungan pengetahuan bidan dengan cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari. Diharapkan bagi instansi kesehatan hendaknya meningkatkan cakupan pemberian vitamin A ibu nifas untuk mencapai target yang sesuai dengan pedoman nasional ( 100% ) dalam pemberian kapsul vitamin A.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah ini yang berjudul ’’Hubungan Pengetahuan Bidan Tentang Vitamin A Dengan Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Ibu Nifas di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2013’’.

Dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini peneliti banyak mengalami kesulitan, akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya. Untuk itu peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, selaku dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku ketua program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. dr. M. Fidel Ganis Siregar, M.Ked (OG) SpOG-K, selaku dosen pembimbing dalam penulisan karya tulis ilmiah ini yang telah banyak memberikan petunjuk dan saran-saran.

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

(6)

6. Kepada abang dan adik-adikku serta keluargaku semua yang telah memberikan dukungan dan semangat serta doa sehingga karya tulis ilmiah ini dapat di selesaikan.

7. Teman-teman D-IV yang tidak dapat saya tuliskan seluruhnya, yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

8. Semua pihak yang mendukung, membantu, dan mendoakan peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Peneliti menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun susunan bahasanya, untuk itu peneliti mengharapkan saran dan bimbingan dari pembaca yang dapat membangun kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi peneliti khususnya.

Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2013 Peneliti

(7)

DAFTAR ISI

BAB III : KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep ... 15

(8)

BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian ... 18

B. Populasi dan Sampel ... 18

1. Populasi ... 18

2. Sampel ... 18

C. Tempat Penelitian ... 19

D. Waktu Penelitian ... 19

E. Pertimbangan Etik Penelitian ... 19

F. Instrumen Penelitian ... 20

G. Uji Validitas dan Reabilitas ... 21

H. Prosedur Pengambilan Data ... 22

I. Analisa Data` ... 23

1. Pengolahan Data ... 23

2. Analisis Data ... 24

BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 26

1. Analisis Univariat ... 26

2. Analisis Bivariat ... 30

B. Pembahasan ... 30

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 34

B. Saran ... 35

(9)

DAFTAR SKEMA

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi xeoroftalmia ... 8 Tabel 2.2 Rekomendasi IVACG tentang suplementasi vitamin A dosis tinggi

untuk ibu nifas di daerah yang memiliki masalah kekurangan vitamin A ... 10 Tabel 3.1. Definisi Operasional ... 17 Tabel 4.1. Skor Kategori ... 22 Tabel 5.1. Distribusi responden berdasarkan karakteristik bidan tentang cakupan

pemberian vitamin A pada ibu nifas Di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Kec. Medan DenaiTahun 2013 ... 28 Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Pengetahuan Bidan

Tentang Vitamin A di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Kec. Medan Denai Tahun 2013 ... 29 Tabel 5.3. Distribusi pengetahuan bidan tentang vitamin A pada ibu nifas di BPS

Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Kec. Medan Denai Tahun 2013 ... 30 Tabel 5.4. Distribusi responden berdasarkan cakupan pemberian vitamin A pada

ibu nifas di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Kec. Medan Denai Tahun 2013 ... 31 Tabel 5.5. Hubungan pengetahuan bidan tentang vitamin A dengan cakupan

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 : Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 4 : Surat Pernyataan Content Validity Lampiran 5 : Uji Validitas : Content Validity Index Lampiran 6 : Master Data Uji Validitas dan Reliabelitas Lampiran 7 : Hasil Uji Validitas dan Reliabelitas

Lampiran 8 : Master Data Penelitian

Lampiran 9 : Hasil Pengolahan Data Penelitian Lampiran 10 : Surat Izin Survei Penelitian Lampiran 11 : Surat Balasan Survei Penelitian Lampiran 12 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 13 : Surat Balasan Penelitian

(12)

DAFTAR SINGKATAN

BPS : Bidan Praktek Swasta KVA : Kurang Vitamin A

HKI : Helen Keller Internasional

NSS : Nutrition and Health Surveilance System ASI : Air Susu Ibu

IVACG: International Vitamin A Consultative Group KN : Kunjungan Nifas

(13)

Hubungan Pengetahuan Bidan Tentang Vitamin A Dengan Cakupan Pemberian Vitamin A Ibu Nifas Di BPS Wilayah Kerja Puskesmas

Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2013

Abstrak Herlina Samosir

Latar belakang: Salah satu sasaran pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi adalah pada ibu nifas. Pemberian kapsul vitamin A ibu nifas memiliki manfaat penting bagi ibu dan bayi yang disusuinya. Survei pemetaan vitamin A yang dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, dilaporkan bahwa prevalensi xerofthalmia sebesar 0,12% lebih rendah dari WHO yaitu sebesar 0,5%. Namun, bila dilihat dari kecenderungan pencapaian cakupan pemberian vitamin A yang mengalami penurunan sejak tahun 2005, dikhawatirkan akan muncul kembali kasus tersebut. Tujuan penelitian: Untuk mengetahui hubungan pengetahuan bidan tentang vitamin A dengan cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.

Metode penelitian: Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional menggunakan analisa data univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square (X2), besar sampel sebanyak 32 orang dengan metode pengambilan total sampling. Penelitian ini dimulai dari bulan Februari sampai Juli 2013 dengan menggunakan instrumen berupa kuisioner.

Hasil penelitian: Menunjukkan bahwa dari 32 responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 26 orang (56,5%), cakupan pemberian vitamin A yang tercapai sebanyak 21 orang (65,6%) dan analisa bivariat terlihat bahwa p-value = 0,027, berarti ada hubungan pengetahuan bidan dengan cakupan pemberian vitamin A. Odds Ratio = 6,667 (CI 1,306 - 34,207).

Kesimpulan: ada hubungan pengetahuan bidan dengan cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari. Diharapkan bagi instansi kesehatan hendaknya meningkatkan cakupan pemberian vitamin A ibu nifas untuk mencapai target yang sesuai dengan pedoman nasional ( 100% ) dalam pemberian kapsul vitamin A.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Vitamin A merupakan salah satu zat gizi penting yang larut dalam lemak dan disimpan dalam hati, tidak dapat dibuat oleh tubuh sehingga harus dipenuhi dari luar (esensial), berfungsi untuk penglihatan, pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit (Depkes RI, 2005).

Masalah kurang vitamin A (KVA) di Indonesia masih merupakan masalah gizi utama. Meskipun KVA tingkat berat (Xerophthalmia) sudah jarang ditemui, akan tetapi KVA tingkat subklinis (tingkat yang belum menampakkan gejala nyata) lebih kurang 14 juta penderita, masih menimpa masyarakat luas terutama kelompok balita. Hingga saat ini sekitar seperempat dari jutaan penderita KVA bergerak kearah keratomalasia setiap tahun, dan kira-kira separuhnya berisiko tinggi meninggal (risiko kematian meningkat 23-30% jika disertai diare dan campak). Pemberian Suplemen vitamin A dosis tinggi telah terbukti mampu mengawasi xeroftalmia, mencegah kebutaan (nutrional blindness), dan mengurangi angka kematian anak akibat infeksi tertentu (terutama campak dan diare) pada masyarakat yang mengalami defisiensi. Suplementasi cara ini juga terbukti efektif dalam memperbaiki secara cepat keadaan vitamin A ibu dan bayi yang bari dilahirkannya (Arisman, 2002).

(15)

Salah satu sasaran pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi adalah pada ibu nifas. Pemberian kapsul vitamin A ibu nifas memiliki manfaat penting bagi ibu dan bayi yang disusuinya. Oleh sebab itu, pemerintah di tingkat kabupaten dapat meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak dengan upaya memperkuat program vitamin A ibu nifas. Survei sistem pemantauan status gizi dan kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah Republik Indonesia dan Helen Keller International (HKI), menunjukkan bahwa banyak propinsi di Indonesia memiliki tingkat rabun senja di atas (2%) pada ibu tidak hamil (Helen Keller, 2004).

Meskipun data Nutrition and Health Surveillance System (NSS) di beberapa propinsi menunjukkan bahwa cakupannya hanya berkisar antara (15-25%). Di Indonesia rendahnya cakupan vitamin A ibu nifas karena adanya kendala seperti: tidak selalu bidan memiliki akses akan kapsul vitamin A, kunjungan rumah oleh kader jarang dilakukan, dan masih banyak ibu maupun petugas kesehatan yang belum tahu adanya program pemerintah mengenai pemberian kapsul vitamin A ibu nifas (Helen Keller, 2004).

Menurut penelitian yang dilakukan sebelumnya, terdapat hubungan antara ketersediaan vitamin A untuk ibu nifas dengan pemberian Vitamin A dan tidak terdapat hubungan antara penolong persalinan baik tenaga kesehatan maupun dukun bersalin dengan pemberian kapsul vitamin A untuk ibu nifas (Endang P, 2003).

(16)

Pada bulan Desember 2002, The International Vitamin A Consultative Group (IVACG) mengeluarkan rekomendasi bahwa seluruh ibu nifas seharusnya menerima 400.000 SI atau dua kapsul dosis tinggi @ 200,000 SI. Pemberian kapsul pertama dilakukan segera setelah melahirkan dan kapsul kedua diberikan satu hari setelah pemberian kapsul pertama dan tidak lebih dari 6 minggu kemudian (Arisman, 2002).

Survei pemetaan vitamin A yang dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, dilaporkan bahwa prevalensi xerofthalmia sebesar 0,12% lebih rendah dari WHO yaitu sebesar 0,5%. Namun, bila dilihat dari kecenderungan pencapaian cakupan pemberian vitamin A yang mengalami penurunan sejak tahun 2005, dikhawatirkan akan muncul kembali kasus tersebut (Dinkes Medan, 2010).

(17)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas penulis dapat merumuskan masalah penelitian ini yaitu “Apakah Ada Hubungan Pengetahuan Bidan Tentang Vitamin A Dengan Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Ibu Nifas di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 ?“

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan bidan tentang vitamin A dengan cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mendiskripsikan pengetahuan bidan tentang vitamin A pada ibu nifas di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2013

b. Untuk mendiskripsikan cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2013

(18)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kebidanan khususnya dalam pemberian vitamin A pada ibu nifas.

2. Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini dimanfaatkan sebagai bahan masukan bagi pengelola wilayah kerja puskesmas untuk menentukan kebijakan lebih lanjut terhadap upaya peningkatan cakupan vitamin A pada ibu nifas.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, khususnya untuk dapat menambah informasi dan referensi di perpustakaan.

4. Bagi Peneliti

(19)

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A. VITAMIN A

1. Defenisi Vitamin A

Vitamin A merupakan substansi yang larut di dalam lemak, dan disimpan di dalam tubuh terutama di hati dan dilepas ke dalam aliran darah untuk kemudian digunakan oleh seluruh sel epitel tubuh, termasuk mata dan sel-sel benih fotoreseptor mata (Arisman, 2002).

2. Sumber Vitamin A

Vitamin A terdapat di dalam pangan hewani, sedangkan karoten terdapat di dalam pangan nabati . Sumber vitamin A adalah hati, kuning telur, susu (di dalam lemaknya) dan mentega. Margarin biasanya diperkaya dengan vitamin A. Minyak hati ikan digunakan sebagai sumber vitamin A yang di berikan untuk keperluan penyembuhan.

(20)

3. Fungsi Vitamin A

Vitamin A berperan dalam berbagai fungsi faali tubuh, yaitu untuk : • Penglihatan

• Diferensiasi sel • Kekebalan tubuh

• Pertumbuhan dan perkembangan • Memelihara fungsi reproduksi

• Mencegah kanker dan penyakit jantung

• Membantu Proses pembentukan sel darah merah dengan interaksi zat besi (Almatsier, 2009).

Fungsi utama vitamin A adalah untuk pertumbuhan jaringan epitel, regenerasi, rodopsin di retina mata, kesehatan kulit dan selaput lender. Apabila tubuh kekurangan vitamin A maka akan terjadi luka-luka di kulit dan selaput lender menjadi kurang sehat (Irianto, 2004).

4. Defisiensi Vitamin A

(21)

Tabel 2.1 Klasifikasi xeroftalmia

Dikutip dari “sight and life manual on vitamin A deficiency disorder” Edisi II tahun 2001; oleh Donald S. Mclaren dan Martin Frigg Klasifikasi Keterangan Prognosis

XN Rabun senja Kondisi ini bersifat

reversible dan biasanya merespon berbagai

pengobatan dengan vitamin A

X1A Serosis konjungtiva

X1B Bintik Bitot: Konjungtiva kering dan tampak kasar, sering juga didapati butiran seperti busa pada sudut luar dekat iris mata.

X2 Serosis kornea, dengan gambaran khas seperti kornea kering seperti kabut (atau susu)

X3A2, X3B3 Keratomalasia/ulserasi kornea: perlunakan dan ulserasi kornea merupakan stadium xeroftalmia terparah yang tidak jarang berlanjut sebagai perforasi kornea. Akibatnya isis bola mata tumpah dan lahirlah kebutaan.Ulserasi dan perforasi bahkan dapat timbul sangat cepat (dalam hitungan jam), terutama anak kecil yang tengah menderita campak serta penyakit akut lain

XF Xeroftalmia fundus

• Subklinis

- Serum retinol < 0,70 Umol/L (< 20 Ug/dl) • Infeksi

• Perubahan pada kulit • Gangguan pertumbuhan

• Keratinisasi sel-sel rasa pada lidah menyebabkan: - Berkurangnya nafsu makan

(22)

• Metaplasi keratinisasi pada epitel saluran pernapasan, saluran kemih dan saluran pencernaan (Arisman, 2002).

5. Penyebab Kurang Vitamin A

• Tidak tercukupinya asupan vitamin A dan Provitamin A • Bayi tidak diberikan ASI Eksklusif

• Kurangnya mengkonsumsi buah dan sayuran berwarna kuning dan hijau yang mengandung karatenoid

• Ada gangguan penyerapan vitamin A atau Provitamin A (Arisman, 2002).

6. Program Pencegahan dan Penanggulangan Kurang Vitamin A (KVA)

Pasokan Vitamin A di awal kehidupan akan tercukupi melalaui air susu ibu, asalkan ibu memeiliki status vitamin A yang baik. Status Vitamin A yang baik di awal kehidupan akan mempengaruhi status dan cadangan vitamin A pada tahap kehidupan lebih lanjut.

Langkah Pertama upaya program pencegahan KVA : “Memberikan suplementasi vitamin A pada Ibu nifas” Yaitu pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi (200.00 SI) sebanyak 2 kapsul pada ibu nifas (Arisman, 2002)

7. Manfaat Kapsul Vitamin A Pada Ibu Nifas

• Meningkatkan kandungan Vitamin A pada ASI

• Bayi lebih kebal dan jarang terserang penyakit infeksi • Kesehatan ibu cepat pulih setelah melahirkan

(23)

• Bayi lahir dengan cadangan vitamin A yang rendah

• Kebutuhan bayi akan vitamin A tinggi untuk pertumbuhan dan peningkatan daya tahan tubuh

• Pemberian 1 kapsul vitamin A (200.000 SI) warna merah pada ibu nifas hanya cukup untuk meningkatkan kandungan vitamin A pada ASI selama 60 hari.

• Pemberian 2 kapsul vitamin A (200.000 SI) warna merah diharapkan dapat menambah kandungan vitamin A dalam ASI sampai bayi usia 6 bulan. ASI eksklusif 6 bulan (Depkes, 2004).

8. Cara Pemberian

Diberikan sebanyak 2 x 200.00 SI atau 2 (dua) kapsul vitamin A, warna merah dalam kurun waktu 2 hari berturut-turut pada masa nifas:

- 1 (satu) kapsul vitamin A diminum segera setelah melahirkan

- 1 (satu) kapsul vitamin A kedua diminum pada hari berikutnya, minimal 24 jam setelah kapsul pertama (Depkes, 2004).

Tabel 2.2

Rekomendasi IVACG tentang suplementasi vitamin A dosis tinggi untuk ibu nifas di daerah yang memiliki masalah kekurangan vitamin A

Populasi Jumlah kapsul vitamin A yang diberikan

Jadwal Pemberian Ibu Nifas 400,000 UI sebagai dua dosis @

200,000 SI, pemberian sedikitnya dengan selang waktu satu hari

Dan/tau 10,000 SI setiap hari atau 25,000 IU setiap minggunya

Segera setelah melahirkan dan tidak lebih dari enam

(24)

9. Strategi Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Ibu Nifas

• Bersamaan dengan pemberian imunisasi pemberian hepatitis B kepada bayi umur 0-7 hari pada kunjungan neonatal (KN1)

• Kapsul vitamin A tidak diberikan pada KN1, maka dapat diberikan pada kunjungan KN2 (8-18)

• Sweeping dalam kunjungan rumah (Depkes, 2004)

10. Efek Samping Pemberian Vitamin A Dosis Tinggi

Vitamin A dosis tinggi ini jelas menimbulkan efek samping. Namun demikian, pengaruh ini tidak begitu berat, dan hanya berlangsung sebentar. Pengaruh yang tidak diinginkan ini berupa peningkatan tekanan intracranial (2-3% pada hampir semua kelompok usia). Efek samping yang lazim hanyalah sakit kepala atau muntah ringan (jika fontanela anak telah tertutup), atau pencembungan fontanela (jika fontanela belum tertutup) dan tidak memerlukan pengobatan yang khas (Arisman, 2004).

B. Nifas

1. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas adalah masa yang dimualai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa Nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Saifudin, 2002).

2. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas

(25)

dan untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah-masalah yang terjadi. Antara lain:

a. 6 – 8 jam setelah persalinan, tujuan :

• Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

• Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan rujuk bila perdarahan berlanjut.

• Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga, bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. • Pemberian ASI awal.

• Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

• Menjaga bayi tetap sehat, dengan cara mencegah hipotermia.

Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.

b. 6 hari setelah persalinan.

• Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.

• Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.

• Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat. • Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan

(26)

• Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari. c. 2 minggu setelah persalinan.

• Memastikan rahim sudah kembali normal dengan mengukur dan meraba bagian rahim.

d. 6 minggu setelah persalinan.

• Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami.

• Memberikan konseling untuk KB secara dini (Ambarwati, 2009).

C. PENGETAHUAN

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan ini terjadi melalui panca indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.

Pengetahuan yang mencakup dominan kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu:

1) Tahu ( know)

(27)

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat mengintrospeksikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi dapat juga diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus-rumus, metode dan prinsip dalam konteks atau situasi lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasai dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

5) Sintesis (Syntesis)

Sintetis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam sesuatu bentuk keseluruhan yang baru. Sintesis berarti suatu kemampuan untuk menyusun formulasi yang sudah ada. 6) Evaluasi (Evaluation)

(28)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. KERANGKA KONSEP

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian atau visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variable yang satu dengan variable yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2010).

Peneliti akan meneliti mengenai hubungan pengetahuan bidan tentang vitamin A dengan cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.

Secara sistematis kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema I : Bagan Kerangka Konsep Penelitian

B. Hipotesa Penelitian

Ada hubungan pengetahuan bidan tentang vitamin A dengan cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas.

Cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas Pengetahuan bidan

(29)

C. Definisi Operasional

Tabel 3.1 No Variabel

Penelitian

Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur diketahui oleh bidan tentang:

- Pengertian vitamin A - Fungsi vitamin A - Defisiensi vitamin A - Penyebab kurang vitamin A

- Pencegahan dan penangggulangan

KVA

- Manfaat vitamin A - Cara pemberian

- Strategi pemberian vitamin A diberikan 2 x 200,000 SI vitamin A segera setelah melahirkan dan tidak lebih dari enam

(30)

melahirkan lebih dari enam minggu setelah

melahirkan.

2.Tidak tercapai program pemerintah: Bila vitamin A hanya diberikan 1x 200,000 dan yang tidak diberikan

(31)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk menganalisis hubungan pengetahuan bidan tentang vitamin A dengan cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2005). Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah seluruh bidan dengan pendidikan D III kebidanan yang ada di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai berjumlah 32 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005). Sampel dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu seluruh populasi menjadi objek penelitian. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 32 orang.

(32)

C. Tempat Penelitian

Dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti melaksanakan penelitian di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari – Juli 2013.

E. Pertimbangan Etik

1. Sebelum mengadakan penelitian, peneliti menunjukan surat permohonan penelitian kepada ketua program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU guna mendapatkan surat permohonan persetujuan penelitian.

2. Peneliti mengajukan surat permohonan ke Dinas Kesehatan Kota Medan untuk mendapatkan surat persetujuan melakukan penelitian ke Puskesmas 3. Peneliti mengajukan permohonan izin penelitian kepada pimpinan

Puskesmas tempat penelitian yang akan diadakan.

4. Menggunakan informed consent sebagai tanda pernyataan persetujuan menjadi responden. Jika responden bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak responden.

(33)

6. Peneliti mendampingi responden dalam pengisian untuk menjelaskan apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuisioner.

F. Instrumen Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian, peneliti menggunakan instrumen berupa kuesioner dan lembar observasi yang ditulis oleh si peneliti berdasarkan tinjauan pustaka sebagai alat pengumpulan data. Kuesioner tentang data demografi responden meliputi umur, pendidikan terakhir dan pekerjaan.

Pertanyaan untuk pengetahuan bidan tentang vitamin A pada ibu nifas sebanyak enam belas soal dengan bentuk pertanyaan tertutup (Closed Ende) yang terdiri dari pilihan jawaban : a, b, dan c, jika menjawab benar maka diberi nilai satu (skor =1), sedangkan jika menjawab salah diberi nilai nol (skor = 0).

Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan sebagai berikut:

1. Menentukan skor terbesar dan terkecil Skor terbesar : 16

Skor terkecil : 0

2. Menentukan nilai rentang ( R ) Rentang = 16 – 0

= 16

(34)

Panjang kelas ( i ) =

kelas Banyak

(R) Rentang

= 2 16

= 8

4. Menentukan skor kategori

Tabel 4.1

No Kategori Jumlah pertanyaan

yang benar

1 Kurang 0 – 8

2 Baik 9 – 16

Cakupan pemberian vitamin A dapat diperoleh dengan melakukan observasi terhadap masing – masing responden.

G. Uji validitas dan Reabilitas 1. Uji Validitas

(35)

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah ketepatan suatu alat pengukur. Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat alat dapat dipercaya atau dapat diandalkan untuk digunakan sebagai alat ukur (Arikunto, 2006). Uji reabilitas dalam penelitian ini mengukur tingkat kestabilan atau kekonsistenan jawaban yang diberikan responden atas pertanyaan dari kuesioner. Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur dimensi variabel yang kita ukur jika koefisien reliabilitasnya 0,7 atau lebih dari 0, 7 sudah memadai syarat reliabilitas.

Uji reliabilitas dilakukan pada 15 Bidan yang ada di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Medan yang mempunyai kriteria yang sama dengan sampel pada bulan April. Data diolah menggunakan Komputerisasi untuk mencari koefisien reliabilitas Alpha Cronbach, dan hasil reabilitasnya adalah 0,963.

H. Prosedur Pengambilan Data

(36)

cara pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya dipersilahkan untuk mengisi lembar kuesioner dengan jujur dan agar mengisi seluruh pertanyaan. Peneliti mendampingi responden dalam pengisian untuk menjelaskan apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner, lembar kuesioner diisi oleh responden dengan waktu 15 menit, kemudian peneliti memeriksa kelengkapan data. Dalam pengumpulan data dilakukan mulai Februari sampai Juli 2013.

I. Analisa Data

1. Pengolahan Data a. Editing

Melakukan pengecekan terhadap item isian kuesioner, apakah jawaban sudah lengkap, bila terdapat kesalahan atau kekurangan maka dilakukan perbaikan.

b. Coding

Data yang telah diedit akan diubah kedalam bentuk angka (kode). c. Data Entry

Data entry merupakan kegiatan memasukkan data yang telah dikumpul ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontigen.

d. Tabulating

(37)

2. Analisis Data a. Analisis Univariat

Analisa univariat yaitu semua variabel dianalisa secara deskriptif dengan menghitung frekuensinya.

Dari pengolahan data deskriptif, data demografi disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan persentase. Hasil analisa data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk melihat pengetahuan bidan tentang vitamin A pada ibu nifas dan cakupan pemberian vitamin A. b. Analisis Bivariat

Analisis ini dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independent yang meliputi (pengetahuan bidan tentang vitamin A) dengan variabel dependent (cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas) apakah variabel tersebut mempunyai hubungan yang signifikan atau hubungan secara kebetulan. Dalam analisis ini uji statistik yang digunakan adalah uji chi square (X2) taraf signifikansi (α) 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%,

dengan catatan jika α < 0,05 maka Ho ditolak dan apabila α > 0,05 maka

Ho gagal ditolak (Dahlan, 2009). Namun jika dalam beberapa variabel tidak memenuhi syarat untuk dianalisis dengan analisis chi square, maka akan dilakukan dengan analisis exact fisher sedangkan untuk mengetahui besarnya faktor risiko maka digunakan analisi Odds Ratio/OR dengan interpretasi sebagai berikut:

(38)

2. Bila nilai OR > 1, berarti variabel diduga merupakan faktor risiko mempunyai pengaruh terhadap terjadinya efek, atau dengan kata lain merupakan faktor risiko terjadinya efek.

(39)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai hubungan pengetahuan bidan tentang vitamin A dengan cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2013. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai Februari s.d. Mei 2013 di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai dengan jumlah responden 32 orang.

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan bidan tentang vitamin A dengan cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas, peneliti menggunakan kuesioner yang berisikan enam belas pertanyaan pengetahuan. Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu karakteristik responden, pengetahuan bidan dan cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai.

1. Analisis Univariat

1.1Karakteristik responden

(40)

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik BidanTentang Cakupan PemberianVitamin A Pada Ibu Nifas Di BPS Wilayah Kerja

Puskesmas Tegal Sari Kec. Medan DenaiTahun 2013

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa bidan yang berumur 22-28 tahun merupakan responden terbanyak yaitu 16 orang (50.0 %), pendidikan DIII 100 orang (100.0%), pekerjaan terbanyak pegawai swasta yaitu 26 orang (81.2 %).

1.2Pengetahuan responden

Pengetahuan (Knowledge) merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,

(41)

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Pengetahuan Bidan Tentang Vitamin A di BPS Wilayah Kerja Puskesmas

Kec. Medan Denai Tahun 2013

No Pertanyaan

Pilihan Jawaban Benar Salah

F % F %

1 Pengertian vitamin A 15 46.9 17 53.1

2 Bahan makanan hewani yang mengandung vitamin A

21 65.6 11 34.4 3 Sayuran yang mengandung vitamin A 20 62.5 12 37.5 4 Sumber karotenoid adalah buah dan sayuran

yang berwarna

22 68.7 10 31.3

5 Fungsi vitamin A 22 68.7 10 31.3

6 Manfaat vitamin A untuk ibu nifas 21 65.6 11 34.4 7 Minum 2 kapsul vitamin A meningkatkan

Vitamin A dalam ASI selama

24 75.0 8 25.0 8 Warna vitamin A pada ibu nifas 21 65.5 11 34.4 9 Pelaksanaan pemberian kapsul vitamin A 20 62.5 12 37.5 10 Kapsul vitamin A pada ibu nifas minimal

diminum dalam selang waktu

20 62.5 12 37.5 11 Faktor resiko kekurangan vitamin A 22 68.7 10 31.3 12 Penyebab kekurangan vitamin A 22 68.7 10 31.3 13 Berapa kali pemberian vitamin A pada ibu

nifas

21 65.5 11 34.4 14 Dosis ibu nifas mendapatkan vitamin A 22 68.7 10 31.3 15 Angka kecukupan vitamin A pada ibu nifas 12 37.5 20 62.5 16 Efek samping yang lazim terjadi pada

pemberian Vitamin A adalah

23 71.9 9 28.1

(42)

Sedangkan bidan yang banyak menjawab salah pada pertanyaan nomor 15ada 20 orang (62.5 %), ditemukan bahwa bidan yang sedikit menjawab salah pertanyaan nomor 7 ada 8 orang (25.0 %).

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Bidan Tentang Vitamin A Pada Ibu Nifas di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari

Kec. Medan Denai Tahun 2013

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Baik 18 56.2

Kurang 14 43.8

Total 32 100.0

Berdasarkan kategori pengetahuan menunjukkan bahwa bidan mempunyai pengetahuan baik tentang vitamin A yaitu 18 orang (56.2 %) dan pengetahuan kurang yaitu 14 orang (43.8 %).

1.3Cakupan pemberian vitamin A

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Cakupan PemberianVitamin A Pada Ibu Nifas di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari

Kec. Medan Denai Tahun 2013

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Tercapai 21 65.6

Tidak Tercapai 11 34.4

(43)

Berdasarkan kategori cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas yang tercapai yaitu berjumlah 21 orang (65.6 %) dan tidak tercapai yaitu berjumlah 11 orang (34.4 %).

2. Analisis Bivariat

Tabel 5.5

Hubungan pengetahuan bidan tentang vitamin A dengan cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas di BPS Wilayah Kerja

Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2013

Tabel 5.5 menunjukkan hasil penelitian yang dianalisis dengan bantuan komputerisasi. Terlihat bahwa p-value = 0.027, berarti ada hubungan pengetahuan bidan dengan cakupan pemberian vitamin A. Odds Ratio = 6.667 (CI 1.306 – 34.207), artinya proporsi bidan yang memiliki pengetahuan baik berpeluang 6.66 kali lebih tinggi untuk tercapainya cakupan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas dibanding pengetahuan bidan yang kurang.

B. Pembahasan

(44)

Pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 32 bidan yang diteliti, ditemukan mayoritas bidan yang berumur 22-28 tahun 16 orang (50.0%) dan minoritas bidan yang berumur 36-42 tahun sebanyak 7 orang (21.9 %). Sesuai pendapat Prawirohardjo (2002), bahwa usia dewasa (20-35 tahun) merupakan masa dimana seseorang secara maksimal mencapai prestasi yang memuaskan atau usia produktif, dan pada usia akhir (>35 tahun) adalah usia tidak produktif lagi.

Pada tingkat pendidikan 100% berpendidikan DIII. Sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2003) yang mengatakan bahwa, pendidikan mempunyai peranan penting dalam menentukan kualitas manusia. Tingkat pendidikan masyarakat dikaitkan dengan kemampuan dalam menyerap dan menerima informasi dalam bidang kesehatan dan keluarga.

Pada pekerjaan ditemukan mayoritas bidan dengan pekerjaan pegawai swasta yaitu 26 orang (81.2%) dan minoritas bidan dengan pekerjaan PNS yaitu 6 orang (18.8%). Menurut Notoadmodjo (2007), mengemukakan bahwa pekerjaan merupakan kegiatan yang dilakukan atau diperbuat untuk mendapatkan gaji/upah atau tidak.

2. Distribusi responden berdasarkan pengetahuan bidan tentang vitamin A pada ibu nifas di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Kec. Medan Denai Tahun 2013

(45)

ada 18 orang (56.2%) dan minoritas bidan berpengetahuan kurang tentang vitamin A ada 14 orang (43.8%).

3. Distribusi responden berdasarkan cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Kec. Medan Denai Tahun 2013

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.4 dapat dilihat bahwa dari 32 bidan yang diteliti ditemukan mayoritas bidan yang tercapai pemberian vitamin A ada 21 orang (65.6%) dan minoritas bidan yang tidak tercapai pemberian vitamin A ada 11 orang (34.4%).

Di Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan tahun 2010 cakupan pemberian vitamin A ibu nifas yang tercapai yaitu 47 orang (75.81%) dan cakupan pemnberian vitamin A yang tidak tercapai yaitu 15 orang (24.19%) (Vonny K. D, et al. 2010).

4. Hubungan pengetahuan bidan tentang vitamin A dengan cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2013

(46)

meningkatkan cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas. HKI mengatakan bahwa pengetahuan petugas kesehatan yang kurang merupakan kendala yang menyebabkan rendahnya cakupan pemberian kapsul vitamin A ibu nifas (Helen Keler, 2004).

Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian di Semarang yaitu dikatan bahwa pengetahuan yang baik tentang pemberian dan manfaat kapsul vitamin A untuk ibu nifas akan menghasilkan sikap dan perilaku yang baik pula terhadap pemberian kapsul vitamin A, sebaliknya pengetahuan yang rendah dapat menghambat perbaikan gizi masyarakat (Siti Fatimah, et al. 2002) .

(47)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan pengetahuan bidan tentang vitamin A dengan cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 diperoleh :

Dari segi karakteristik bidan tentang vitamin A berdasarkan umur responden mayoritas umur 22-28 tahun ada 16 orang (50.0%), sedangkan berdasarkan pendidikan 32 orang (100%) berpendidikan DIII dan berdasarkan pekerjaan ada 26 orang (81.2%) bekerja sebagai Pegawai swawta.

1. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 32 bidan yang diteliti ditemukan mayoritas bidan berpengetahuan baik tentang vitamin A ada 18 orang (56.2%) dan minoritas bidan berpengetahuan kurang tentang vitamin A ada 14 orang (43.8%).

2. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 32 bidan yang diteliti ditemukan mayoritas bidan yang tercapai pemberian vitamin A ada 21 orang (65.6%) dan minoritas bidan yang tidak tercapai pemberian vitamin A ada 11 orang (34.4%).

3. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan pengetahuan bidan dengan cakupam pemberian vitamin A. Hal ini ditunjukkan dari p-value = 0.027, Odds Ratio = 6.667 (CI 1.306 – 34.207), artinya

(48)

lebih tinggi untuk tercapainya cakupan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas dibanding pengetahuan bidan yang kurang.

B. Saran

1. Instansi kesehatan

Diharapkan bagi instansi kesehatan hendaknya meningkatkan cakupan pemberian vitamin A ibu nifas untuk mencapai target yang sesuai dengan pedoman nasional ( 100% ) dalam pemberian kapsul vitamin A.

2. Institusi akademi kebidanan

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utara.

Ambarwati, ER. (2009). Asuhan Kebidanan NIfas. Yogyakarta: MCPress.

Arisman MB. (2002). Buku Ajar Ilmu Gizi. Gizi Dalam Daur Kehidupan Edisi 2. Jakarta : Penerbit EGC

Departemen Kesehatan R.I,. (2004). Laporan Penyusunan Pedoman Pemberian Kapsul Vitamin A Dosis Tinggi. Jakarta.

Depkes RI. (2005). Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA). Dirjen Binkesmas dan Kesehatan Keluarga. Jakarta. Departemen Gizi dan kesehatan masyarakat UI. (2008). Gizi dan Kesehatan

Masyarakat. Jakarata: PT Raja Grafindo Persada.

Dinas Kesehatan Propinsi Sumatewra Utara. Profil Kesehatan. Medan : 2004. . Profil Kesehatan. Medan : 2010. Endang P. Hubungan Ketersediaan Kapsul Vitamin A Dosis Tinggi, Penolong

Persalinan dan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Pemberian Kapsul Vitamin A Dosis TInggi Pada Ibu Nifas Di Puskesmas Batang III Kabupaten Batang. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Semarang : Universitas Diponegoro; 2003

Helen Keller Indonesia. Program Pemberian Kapsul Vitamin A Perlu Ditingkatkan Agar Bermanfaat untuk Ibu dan Anak. Buletin Kesehatan dan Gizi Indonesia dalam masa Transisi. Jakarta: 2004; Tahun 6 edisi I diunduh dari

(50)

Clarifications. IVACG. Washington DC. 2002; Diunduh dari

Irianto, K., & Waluyo, K. (2004). Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung: CV. Yrama Widya.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

. (2007). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Saifudin, AB. (2002). Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : EGC.

Siti Fatimah, et al. (2002). Laporan Akhir Penelitian Pengaruh Beberapa Keadaan Soial Ekonomi Terhadap Tingkat Kecukupan Zat Gizi anak di Kabupaten Kendal Semarang.

(51)

Kuesioner Penelitian

Hubungan Pengetahuan Bidan Tentang Vitamin A Dengan

Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Ibu Nifas

Di BPS Wilayah Kerja Puskesmas

TegalSari Kecamatan Medan

Denai Tahun 2013

A.

Data Demografi

No. Responden :

Umur :

Pendidikan Terakhir :

Pekerjaan :

B. Pertanyaan Pengetahuan

Jawablah pertanyaan ini, serta beri tanda silang (x) untuk salah satu jawaban anda.

1. Pengertian vitamin A adalah………

a. Substansi yang larut di dalam lemak, dan dalam sebagian pelarut organik, tetapi tidak larut dalam air yang berfungsi sebagai antioksidan.

(52)

c. Substansi yang larut di dalam lemak, dan disimpan di dalam tubuh terutama di hati dan dilepas ke dalam aliran darah untuk kemudian digunakan oleh seluruh sel epitel tubuh, termasuk mata dan sel-sel benih fotoreseptor mata.

2. Bahan makanan hewani yang mengandung vitamin A…………. a. Hati

b. Putih telur c. Udang

3. Sayuran yang mengandung vitamin A adalah… a. Wortel

b. Brokoli c. Kentang

4. Sumber karotenoid adalah buah dan sayuran yang berwarna……… a. Merah

b. Putih c. Hijau

5. Vitamin A berfungsi untuk… a. Mencegah icterus

b. Mencegah strabismus c. Mencegah rabun

6. Manfaat vitamin A untuk ibu nifas……..

(53)

7. Minum 2 kapsul vitamin A meningkatkan Vitamin A dalam ASI selama……

a. 2 bulan b. 3 bulan c. 6 bulan

8. vitamin A yang diberikan pada ibu nifas berwarna….. a. Merah

b. Biru c. kuning

9. Pelaksanaan pemberian kapsul vitamin A sebaiknya pada….. a. KN 1

b. KN 2 c. KN 3

10. Kapsul vitamin A pada ibu nifas minimal diminum dalam selang waktu…..

a. 1 hari b. 2 hari c. 3 hari

11. Faktor resiko kekurangan vitamin A…. a. Beri-beri

(54)

12. Apa penyebab kekurangan vitamin A…..

a. Kurangnya mengkonsumsi buah dan sayuran berwarna putih b. Bayi diberikan ASI Eksklusif

c. Ada gangguan penyerapan vitamin A atau Provitamin A. 13. Berapa kali pemberian vitamin A pada ibu nifas…..

a. 1 kali b. 2 kali c. 3 kali

14. Berapa dosis ibu nifas mendapatkan vitamin A….. a. 50.000 IU

b. 100.000 IU c. 200.000 IU

15. Berapa angka kecukupan vitamin A pada ibu nifas……… a. 250.000 IU

b. 300.000 IU c. 400.000 IU

16. Efek samping yang lazim terjadi pada pemberian Vitamin A adalah….

(55)

C. Lembar Observasi

Cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2013

No Pernyataan Ket

1 Tercapai

(56)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Nama saya Herlina Samosir, sedang menjalani pendikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang ”Hubungan Pengetahuan Bidan Tentang Vitamin A Dengan Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Ibu Nifas Di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 ”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya, saya mohon kesediaan ibu dalam melakukan pelaksanaan tentang tujuan penelitian saya.

Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat suka rela, sehingga ibu bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apa pun. Identitas pribadi ibu dan semua informasi untuk yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini. Untuk Penelitian ini Ibu tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Ibu membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya :

Nama : Herlina Samosir Alamat : JLn. Cempaka No. 38 No. HP : 082362621817

(57)

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Ibu bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, 2013 Peneliti

(58)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :

Umur : Alamat : Telp/HP :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian ”Hubungan Pengetahuan Bidan Tentang Vitamin A Dengan Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Ibu Nifas Di BPS Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 ”. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2013

Responden

(59)
(60)
(61)
(62)

MASTER DATA

UJI VALIDITAS DAN RELIABELITAS KUESIONER

No

Pertanyaan

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1

2 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0

3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

4 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1

9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

10 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1

11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0

13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

(63)

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABELITAS KUESIONER 1. PENGETAHUAN BIDAN TENTANG VITAMIN A PADA IBU NIFAS

Scale: ALL VARIABLES

(64)
(65)

MASTER DATA PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG VITAMIN A DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA IBU NIFAS

NO Umur Pendidikan Pekerjaan

(66)

NO Umur Pendidikan Pekerjaan

Pengetahuan Total Kat Pemberian Vit A

Kat P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16

21 39 DIII P.SWASTA 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 8 2 0 2

22 26 DIII P.SWASTA 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13 1 2X 1

23 29 DIII P.SWASTA 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 8 2 1X 2

24 41 DIII PNS 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 8 2 2X 1

25 25 DIII P.SWASTA 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11 1 2X 1

26 28 DIII P.SWASTA 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 12 1 2X 1

27 27 DIII P.SWASTA 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 1 1X 2

28 42 DIII P.SWASTA 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 9 1 2X 1

29 28 DIII P.SWASTA 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 8 2 1X 2

30 40 DIII PNS 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 10 1 2X 1

31 32 DIII P.SWASTA 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 8 2 1X 2

(67)

HASIL PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG VITAMIN A DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN VIATAMIN A PADA IBU NIFAS

1. UNIVARIAT

Statistics umur responden

N Valid 32

Missing 0

umur responden

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 22-28 16 50.0 50.0 50.0

29-35 9 28.1 28.1 78.1

36-42 7 21.9 21.9 100.0

Total 32 100.0 100.0

pendidikan responden

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

(68)

pekerjaan responden

cakupan pemberian vit A

(69)

2. BIVARIAT

Crosstabs

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pengetahuan responden * cakupan pemberian vit A

32 100.0% 0 .0% 32 100.0%

pengetahuan responden * cakupan pemberian vit A Crosstabulation

Count

cakupan pemberian vit A

Total Tercapai

Tidak tercapai

pengetahuan responden Baik 15 3 18

Kurang 6 8 14

(70)

Chi-Square Tests

(71)
(72)
(73)
(74)

Gambar

Tabel 2.1
No Tabel 3.1 Variabel Definisi Operasional Alat Ukur
Tabel 4.1
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik BidanTentang Cakupan
+4

Referensi

Dokumen terkait

asset, winer/loser stock terhadap praktik perataan laba dengan hasil. penelitian bahwa ukuran perusahaan, dan return on asset

BBLR secara tidak langsung dapat disebabkan karena status sosial ekonomi yang rendah hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Hidayat dkk di RSU Dr. Hasan

Saya melihat, konflik horizontal ini diciptakan oleh Pemerintah Indonesia melalui lingkaran elit lokal yang tidak lain adalah perpanjangan tangan dari kebijakan Pemerintah Indonesia

Hasil akhir pengujian sistem diperoleh dengan cara membandingkan hasil prediksi penyakit yang diderita oleh aplikasi sistem pakar dengan diagnosa atau kesimpulan

Hal ini dikarenakan Cirebon memiliki dua buah keraton yaitu Keratonan Kasepuhan dan Keraton Kanoman, yang konon berdasarkan sejarah dari dua keraton ini muncul beberapa

Penelitian ini bertujuan membangun sebuah algortima teknik menyembunyikan informasi ke dalam dokumen digital dan mengekstraksinya dengan Watermarking menggunakan metode DCT

Proses pengumpulan data dilanjutkan dengan proses analisis data yaitu dengan merumuskan data- data atau pengetahuan yang telah diperoleh agar sesuai dan dapat digunakan

Apakah kombinasi perlakuan dari ekstrak kulit jeruk nipis (Citrus aurantiifolia (Christm.) Swingle) dan ekstrak serai (Cymbopogon citratus (DC.) Stapf) dapat memberikan