UPAYA DINAS PERTANAHAN DALAM
MEMBERIKAN PELAYANAN KEPADA
MASYARAKAT DIBIDANG PEMBUATAN
SERTIFIKAT TANAH
(Studi Dinas Pertanahan Kabupaten Lombok Timur)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan
untuk
Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)
Oleh:
AGUSTINO ZULFA 08230011
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLTIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN
Nama : Agustino Zulfa NIM : 08230011
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)
Judul skripsi : Upaya dinas pertanahan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat di bidang pembuatan sertifikat tanah
Telah dipertahankan di depan dewan penguji dan dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan (S.IP)
Pada tanggal: 18-06- 2012 Dihadapan Dewan Penguji
1. Drs. Imam Hidajat, M.Si (...)
2. Dr. Asep Nurjaman, M.Si (...)
3. Drs. Jainuri, M.Si (...)
4. Dra. Juli Astutik, M.Si (...)
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
KATA PENGANTAR
Syukur Al-hamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya
dengan Ridho-nya maka penulis skripsi dengan judul “ Upaya Dinas Pertanahan Dalam Memberikan Pelayanan Kepada Masyarakat Di Bidang Pembuatan
Sertifikat Tanah “ ini dapat terselesaikan.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana (S1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu
Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang.
Sepenuhmya saya menyadari bahwa selesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sehubungan dengan itu maka dalam
kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua orang tuaku serta adikku tercinta, yang telah memberikan do’a dan semangat yang tak putus-putusnya.
2. Bapak Dr. Wahyudi, M.Si, selaku dekan Fisip UMM
3. Ibu Tri Sulistianingsih M.Si, sselaku ketua jurusan ilmu pemerintahan.
4. Bapak Drs. Jainuri M.Si selaku pembimbing I yang telah memberikan saran
dan bimbingan mulai awal hingga akhir
5. Ibu Dra. Juli Astutik M.Si selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan saran dan bimbingan mulai awal hingga akhir
seluruh staf Dinas Pertanahan Kabupaten Lombok Timur, yang telah memberikan ijin penelitian dan sumbangan informasi guna penyususnan
skripsi ini.
7. Sahabatku seperjuangan (Surya, Eza dan Alfin) serta saudaraku (Opa Putra
Zulfa, Panji Ilhami Zulfa) dan pamanku (Puger, Geleng, Aries, Hilman, Herdi, Makbul) Serta pacarku ( Deni Silviana ) yang telah banyak membantu dan memberi saran dalam penyusunan skripsi ini, tanpa kalian mungkin tidak
ada artinya.
8. Serta semua pihak yang telah banyak membantu hingga akhir penyusunan
skripsi ini.
9. Semoga amal bantuan yang diberikan dari semua pihak pada penulis merupakan kebaikan yang akan menjadi salah satu dari amal ibadahnya,
semoga Allah SWT memberikan imbalan yang sesuai.
Malang, 12 Juli 2012 Penulis
DAFTAR ISI
A. Perkembangan Pembangunan Dibidang Pertanahan ... 12
B. Hak-hak Atas Tanah ... 13
3. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses
Pensertifikatan tanah ... 37
4. Kegiatan pembuatan sertifikat hak atas tanah ... 40
5. Pengawasan ... 41
BAB III. DISKRIPSI WILAYAH ... 46
A. Kondisi Geografis Kabupaten Lombok Timur ... 46
1. Letak geografis wilayah ... 46
2. Peta kabupaten lombok timur ... 47
3. Sejarah terbentuknya kabupaten lombok timur ... 47
4. Kependudukan ... 54
B. Gambaran Umum Dinas Pertanahan Kabupaten Lombok Timur ... 56
1. Sejarah organisasi dinas pertanahan Kabupaten Lombok Timur ... 56
B. Bentuk Pelayanan Kepada Masyarakat Dalam Pembuatan Sertifikat Tanah ... 72
1. Pemberian sertifikat hak atas tanah ... 74
2. Kegiatan pembuatan sertifikat hak atas tanah ... 78
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Jumlah pegawai seksi pengukuran dan pendaftaran tanah di Dinas Pertanahan
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrachman, 1980. Beberapa Aspek Tentang Hukum Agraria Seri Hukum Agraria V, Alumni Bandung.
A.P. Parlindungan, 1988. Pendaftaran dan Konversi Hak-Hak Atas Tanah Menurut UUPA, Alumni Bandung.
Agus dharma, 1992. Manajemen Prestasi Kerja
Arief. S, UUPA dan Hukum Agraria dan Hukum Tanah di Indonesia, Pustaka Tinta Mas, Surabaya.
Bachtiar Effendi, 1983. Pendaftaran Tanah di Indonesia dan Peraturan-Peraturan Pelaksanannya, Cetakan I, Alumni
Bandung.
Djoko Harsono dan Budiman Adi Purwanto, 1985. Eksistensi PRONA Sebagai Pelaksana Mekanisme Fungsi Agraria,
Ghalia Indonesia, Jakarta.
Effendi Prangin, 1986. Hukum Agraria di Indonesia Suatu Telaah Dari Sudut Pandang Praktis Hukum, CV
Rajawali, Jakarta.
Effendi Perangin, 1996. Praktik Pengurusan Sertifikat Hak Atas Tanah, CV Rajawali, Jakarta.
M. Manullang, 1977. Dasar-dasar Manajemen, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Masri Singarimbun, 1987. Metode penelitian Suevai, LP3ES, Jakarta.
Sanapiah Faisal, 1992. Format-format Penelitian Sosial Dasar dan Aplikasi, CV Rajawali, Jakarta.
Sumadi Suryabrata, 1985. Metodologi Penelitian, Cetakan II CV Rajawali, Jakarta
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan laju perkembangan pembangunan yang cukup pesat, serta
semakin tingginya jumlah pertambahan penduduk baik didesa maupun dikota, yang mengakibatkan kebutuhan akan tanah meningkat pula,sehingga hal ini dapat dirasakan betapa lebih esensinya kebutuhan manusia akan tanah,baik
sebagai kebutuhan pribadi maupun kebutuhan institusional termasuk keperluan bagi pembangunan bangsa.
Terlebih lagi dinegara indonesia 70 % rakyat indonesia masih menggantungkan penghidupan dan penghasilan pada usaha dibidang pertanahan. tanah juga merupakan faktor utama bagi kelangsungan kehidupan manusia,
sehingga kehidupanya tidak mungkin bisa dipisahkan dari tanah.
Tanah merupakan modal utama khususnya bagi kehidupan masyarakat didesa, sebagaimana anggapan orang bahwa tanah adalah “bank yang paling
aman untuk penyimpanan uang”. Tanah dapat dinilai pula sebagai suatu harta
yang bersifat permanen, karena memberikan kemantapan untuk dicadangkan
dimasa yang akan datang. Dengan demikian perlu sekali untuk segera diatur pemeliharaanya agar nantinya jangan sampai timbul persengketaan dalam
2 Tanah bagi indonesia merupakan masalah yang paling pokok dapat pula kita konstartir dari banyaknya perkara perdata maupun pidana yang diajukan
kepengadilan yang berkisar suatu sengketa mengenai tanah. Di pedesaan, pemilikikan tanah pertanian masih berdasarkan hukum adat dan pendaftaran
tanah menurut ketentuan-ketentuan yang di tetapkan dalam peraturan perundangan yang telah ada belum dilaksanakan dengan sepenuhnya.
Disamping itu masih adanya anggapan dari masyarakat yang
menyatakan bahwa untuk mendapatkan kepastian hak atas tanah atau sertifikat tanah membutuhkan waktu yang sangat lama dan prosedur yang sulit serta biaya
yang tidak sedikit. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat enggan untuk mengurus dan mendaftarkan hak atas tanahnya yang dimiliki guna mendapatkan sertifikat tanah. Untuk mengatasi hal tersebut diatas, maka pemerintah telah
mengeluarkan peraturan yaitu UUPA No 5 Tahun 1960. Sedangkan untuk menjamin kepastian hukum terhadap hak-hak atas tanah di indonesia kepada
pemerintah wajib untuk menyelenggarakan pendaftaran tanah di seluruh Republik Indonesia seperti yang termasuk dalam pasal 19 UUPA ayat (1) dan ayat (2) dikatakan bahwa :
1. Untuk menjamin kepastian hukum, oleh pemerintah diadakan pendaftaran tanah diseluruh wilayah Republik Indonesia, menurut ketentuan yang diatur.
2. Pendaftaran tersebut menurut ayat 1 pasal ini meliputi : a. Pengukuran, pemetaan dan pembukuan tanah.
3 c. Pendaftaran surat-surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat bukti
yang kuat.
Sedangkan pendaftaran tanah di Indonesia dilaksanakan sejak tahun 1961, yaitu sejak dikeluarkanya peraturan pemerintah nomor 10 Tahun 1961
tentang peraturan pendaftaran tanah yang mana merupakan realisasi dari pasal 19 UUPA dengan adanya peraturan ini diharapkan semua hak atas tanah akan didaftarkan pada setiap desa diseluruh wilayah Republik Indonesia.1
Sehubungan dengan pelaksanaan pendaftaran tanah, hal ini menunjukkan bahwa pemerintah berperan aktif dalam rangka menanggulangi masalah
pertanahan, serta berusaha mewujudkan kepastian hukum diseluruh wilayah Indonesia dan sekaligus merupakan usaha penataan kembali menggunakan tanah dan kepemilikan tanah. Dengan adanya pendaftaran ini diupayakan adanya alat
bukti yang kuat terhadap status tanah yang ada. Adapun yang dimaksud dengan jaminan kepastian hukum terhadap hak-hak atas tanah tersebut adalah :
a. Kepastian mengenai orang atau badan hukum yang menjadi pemegang hak atas tanah yang disebut juga sebagai kepastian mengenai subyek hak.
b. Kepastian mengenai hak, batas-batasnya, luasnya dan sebagainya, kepastian
mengenai obyek hak.
Dengan adanya dua hal jaminan kepastian hukum tersebut maka masalah yang
ada hubunganya dengan hak atas tanah serta letak batas-batasnya dan berapa luas tanah yang bersangkutan dapat diselesaikan dengan pendaftaran tanah. Sebagai langkah terakhir dari pendaftaran tanah maka dikeluarkanlah sertifikat. Dibidang
1
4 hukum sertifikat ini berfungsi sebagai alat bukti yang kuat dan bukan sementara, hal ini sesuai dengan sistem yang dianut oleh negara kita yaitu stelsel negatif,
yang artinya menurut sistem ini bahwa apa yang tercantum didalam sertifikat tanah adalah dianggap benar sampai dapat dibuktikan suatau keadaan yang
sebaliknya ( tidak benar ) dimuka pengadilan.
Sehubungan dengan adanya pendaftaran tanah ini dapat dikatakan bahwa pendaftaran wajib dilakukan baik oleh pemerintah maupun oleh setiap pemilik
tanah. Namun demikian masih banyak warga masyarakat pemilik tanah terutama tanah-tanah bekas hak adat yang belum mendaftarkan tanahnya didinas
Pertanahan setempat. Hal ini disebabkan karena :
1. Adanya anggapan terhadap tata cara/proses pendftaran tanah yang berbelit-belit, serta memakan waktu yang lebih lama dengan biaya yang relatif mahal.
2. Masih rendahnya tingkat kesadaran hukum masyarakat akan arti pentingnya pendaftaran tanah.
Selain itu sertifikasi tanah yang dihasilkan oleh Dinas Pertanahan Kabupaten Lombok Timur masih belum dapat memenuhi target, yang peningkatanya dari tahun ke tahun masih sedikit. Oleh karena itu perlu
diupayakan peningkatan efektifitas pelayanan mayarakat khususnya dalam proses pembuatan sertifikat Hak Atas Tanah.
B. Rumusan Masalah
5 1. Bagaimana efektifitas dinas pertanahan dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat dibidang pembuatan sertifikat tanah ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui efektifitas dinas pertanahan dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat dibidang pembuatan sertifikat tanah.
2. Untuk mengidentifikasikan faktor-faktor yang menjadi kendala dalam efektifitas dinas pertanahan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
dibidang pembuatan sertifikat tanah.
D. Kegunaan Penelitian 1. Secara Akademis
a. Dapat memberikan manfaat bagi jurusan ilmu pemerintahan dan perguruan
tinggi bagaimana tata cara pendaftaran tanah, terutama aparat pelaksanaannya dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
b. Agar bisa diketahui sejauh mana pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dibidang pembuatan sertifikat tanah.
c. Sebagai bahan refrensi bagi instansi terkait dalam objek penelitian.
2. Secara Praktisi
a. Diharapkan dapat berguna bagi masyarakat yang ingin mengetahui
bagaimana proses pembuatan sertifikat tanah.
6 E. Definisi Konsepsional
1) Efektifitas pelayanan
Efektifitas merupakan taraf tercapainya suatu tujuan. Usaha dikatakan efektif kalau usaha itu tercapai tujuanya. Efektifitas menunjukan taraf
tercapainya tujuan,usaha dikatakan efektif kalau usaha itu dapat diwujudkan dalam ukuran angka yang past.2
Agus dharma menyatakan bahwa efektifitas dapat dilihat dari segi : kualitas dan ketepatan waktu. Adapun kriteria pengukuran yang paling menonjol adalah keseluruhan prestasi, produktifitas, kepuasan, kerja pegawai dan keluaran
pegawai.3 Berdasarkan pernyataan diatas maka pernyataan efektifitas pelayanan disini adalah menunjukan tingkat pemberian pelayanan pada masyarakat dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2) Pengertian proses pembuatan sertifikat
Menurut peraturan pemerintah No. 10 Tahun 1961 yaitu tentang
pendaftaran tanah. Pendaftaran tanah atau pendaftaran hak yang dilaksanakan itu adalah bertujuan untuk memberikan kepastian hukum. Sehingga pengertian
proses pembuatan sertifikat adalah tata cara didalam pelaksanaan pembuatan hingga sampai keluarnya sertifikat hak atas tanah,guna menjamin kepastian hukum terhadap hak-hak atas tanah.
Kegiatan pembuatan sertifikat ini dapat meliputi diantaranya: pembuatan sampul luar, pembuatan sampul dalam, pembuatan buku tanah, pembuatan
2
Hasan shadeli MA, 1973 :296
3
7 gambar situasi, pembuatan surat ukur,pembuatan sertifikat baik yang sementara maupun tetap.
Penerbitan sertifikat diawali dari penyampaian berkas data pemilikan tanah oleh pemiliknya,membayar biaya pendaftaran serta pendataan obyek tanah
dan pengumuman bagi tanah bekas Hak Adat. Apabila kegiatan diatas telah dipenuhi, sertifikat dapat diproses. Sedangkan tahap-tahap proses pembuatan sertifikat hak atas tanah adalah :
1. Untuk tanah yang belum terdaftar
a. Pembuatan berkas permohonan oleh yang bersangkutan diketahui oleh
kades/lurah dengan dikuatkan oleh camat. Berkas tersebut dilampiri surat-surat bukti hak dan kelengkapan lainnya.
b. Didaftarkan pada dinas pertanahan setempat.
c. Diumumkan oleh dinas pertanahan setempat.
d. Terakhir pencatatan pada daftar-daftar isian pendaftaran tanah.
2. Untuk tanah-tanah yang sudah didaftar a. Pembuatan akte tanah oleh PPAT. b. Pencatatan peralihan hak.
c. Dinas pertanahan.
F. Definisi Operasional
Salah satu unsur yang sangat membantu komunikasi antara peneliti adalah ruang lingkup penelitian ini merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur. Sedangkan pengertian variabel adalah segala suatu yang akan
8 ini sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan
diteliti.4
G. Metode Penelitian
Metodologi adalah suatu cara yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Dalam hal ini kontjaraningrat mengatakan “
metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami obyek yang
menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan”.
1. Jenis penelitian
Dalam penulisan ini, jenis penelitian yang dilakukan adalah metode kualitatif. Mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Dalam arti kualitatif
itu adalah akumulasi data dasar dalam cara diskriptif itu tidaklah semata-mata tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan, mentest hipotesis,
membuat ramalan, atau mendapatkan makana implikasi, walaupun penelitian yang bertujuan untuk menemukan hal-hal tersebut dapat mencakup juga metode-metode diskriptif.5
2. Lokasi penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Lombok Timur. Hal ini didasarkan atas pertimbanagan penulis dimana daerah Kabupaten Lombik Timur merupakan kota kelahiran penulis
sehingga secara tidak langsung penulis secara terdorong untuk melakukan penelitian, dimana penulis dibesarkan serta dapat menghemat waktu dan biaya.
4
Sumadi suryabrata.1985. pengertian variable. Jakarta : CV .Rajawali. Hlm :16
5
9 Namun yang lebih penting adalah bahwa diwilayah Kabupaten Lombok Timur, pertanian adalah masih merupakan sumber kehidupan sebagian besar
masyarakat, sehingga masalah pertanian di Kabupaten Lombok Timur adalah merupakan masalah yang masih rawan. Untuk itulah maka perlu diadakannya
hak-hak atas tanah yang mereka miliki. Selain itu juga dalam rangka menggalakkan pelaksanaan PRONA yaitu Program Oprasional Nasional Agraria. Hal inilah yang menarik penulis sehingga mengambil lokasi penelitian Di Dinas
Pertanahan Nasional Kabupaten Lombok Timur.
3. Sumber data
Dalam penelitian ini sumber data yang akan dihubungi yaitu pada Dinas Pertanahan Kabupaten Lombok Timur, dengan menguhubungi pihak-pihak yang
mengetahui masalah pensertifikatan tanah, yang nantinya diharapkan dapat memberikan data yang diperlukan. Adapun responden tersebut yang dapat
dihubungi yaitu diantaranya :
a. Kepala seksi pengukuran dan penaftaran tanah b. Petugas pelaksana pendaftaran tanah
c. Petugas pembuat sertifikat hak atas tanah
Dari sumber data tersebut diharapkan dapat memberikan informasi data
baik data primer ( yang diperoleh dari interview dan observasi ) maupun data sekunder ( data yang diperoleh dari dokumen-dokumen serta arsip-arsip yang telah ada di Dinas Pertanahan Kabupaten Lombok Timur ).
4. Tehnik pengumpulan data
10 a. Observasi
Observasi Yaitu dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap
obyek studi yang diteliti, yaitu mengenai pelayanan yang dilakukan oleh aparat Pertanahan kepada masyarakat.
b. Interview atau wawancara
Wawancara adalah cara memperoleh data dengan menggunakan Tanya jawab responden, dengan wawancara peneliti dapat : Pertama, dengan wawancara
peneliti dapat menggali tidak saja apa saja yang diketahui dan dialami oleh subyek yang akan diteliti, tetapi juga apa yang tersembunyi jauhg didalam diri
subyek penelitia. Kedua, apa yang ditanyakan kepada informan bias mencakup hal-hal yang bersifat lintas waktu yang berkaitan dengan masa lal, masa sekarang dan masa mendatang.6
e. Dokumenter
Dimaksud untuk memperoleh data-data berupa catatan harian, majalah,
dokumen, arsif-arsif yang ada hubunganya dengan penelitian. 5. Tehnik analisa data
Proses menganalisa data, data kualitatif pengklsifikasian data merupakan
bagian yang penting dalam metode ilmiah, yang bertujuan untuk memecahkan masalah penelitian. Data yang terkumpul akan membantu dalam memahami dan
menarik kesimpulan dari hasil penelitian, Menurut Masri Singarimbun “ analisa data adalah sebagai proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
6
11 mudah dibaca dan di interprestasikan “. Adapun tahap analisa data kualitatif
sebagai berikut :
a. Reduksi data
Menurut Moleong (2001) menjelaskan bahwa reduksi data adalah suatu
proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Analisi data dapat
digunakan untuk memecahkan masalah penelitian dan mencapai tujuan akhir penelitian.
b. Display data
Dalam penelitian ini adalah display data. Menurut Sanafiah Faisal, display data adalah suatu analisis yang memfokuskan pada penunjukan makna,
diskripsi, penjernihan dan penempatan data pada konteksnya masing-masing. Dalam penelitian ini, data-data yang terkumpul disusun kedalam kategori
tertentu,tema tertentu, atau pokok permasalahan tertentu. c. Kesimpulan
Dalam masa pembangunan masalah pertanahan mereupakan masalah yang
sangat penting peranannya bagi keberhasilan pembangunan. Kemudian dalam rangka pelaksanaan pensertifikatan tanah tersebut, variabel-variabel