• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENUTUP PENERAPAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DI BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) UNTUK MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENUTUP PENERAPAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DI BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) UNTUK MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

102

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan analisa mengenai penerapan alternatif penyelesaian sengketa di Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen dan kepastian hukum dalam putusan alternatif penyelesaian sengketa di Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen terhadap konsumen hukum maka dapat ditarik kesimpulan sebagai beriikut:

(2)

103

keputusan badan penyelesaian sengketa konsumen dan keputusan badan penyelesaian sengketa konsumen bersifat final dan mengikat. Penyelesaian sengketa konsumen melalui cara arbitrase, para pihak menentukan arbiter yang berasal dari unsur pengusaha, konsumen, dan pemerintah yang akan menjadi majelis arbiter dan memeriksa sengketa konsumen. Majelis arbiter memeriksa sengketa konsumen dan hasil penyelesaian sengketa konsumen dibuat dalam bentuk putusan majelis arbiter. Putusan arbiter dapat didaftarkan ke pengadilan untuk dilaksanakan putusan arbiter. Selain itu, para pihak dapat mengajukan keberatan terhadap putusan majelis arbiter.

2. Putusan alternatif penyelesaian sengketa di Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen belum dapat mewujudkan kepastian hukum bagi konsumen. Hal ini disebabkan oleh:

a. Adanya pertentangan peraturan mengenai sifat putusan badan penyelesaian sengketa konsumen yaitu Pasal 54 ayat (3) dan Pasal 56 ayat (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

b. Upaya paksa pelaksanaan putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen yang lemah dan tidak diaturnya pelaksanaan putusan badan penyelesaian sengketa konsumen, khususnya putusan penyelesaian sengketa konsumen melalui mediasi dan konsiliasi. c. Kebebasan memilih tanpa adanya batasan bagi para pihak dalam

(3)

ditawarkan oleh Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen. Hal ini menyebabkan para pihak mempunyai celah untuk memilih 2 atau 3 cara penyelesaian sengketa yang ditawarkan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen terhadap 1 sengketa walaupun sudah ada putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen karena tidak ada batasan kapan kebebasan itu berakhir. Hal ini menyebabkan tidak ada kepastian hukum dalam putusan tersebut.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, dalam mewujudkan kepastian hukum putusan alternatif penyelesaian sengketa di Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) bagi konsumen maka penulis menyarankan:

1. Perlu adanya kesesuaian dan keselarasan peraturan perundang-undangan mengenai sifat putusan alternatif penyelesaiaan sengketa yang dikeluarkan oleh badan penyelesaian sengketa konsumen melalui revisi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen khususnya pasal 54 ayat (3) dan pasal 56 ayat (2).

(4)

105

konsiliasi didaftarkan pada pengadilan agar dapat dilakukan upaya paksa pelaksanaan putusan.

(5)

B

Mediasi Dalam Perspektif Hukum Syariah, Hukum Adat,

Hukum Nasional,

!" " #Proses Penyelesaian Sengketa Konsumen Ditinjau

Dari Hukum Acara Serta Kendala Implementasinya,

$ %& Menguak Tabir Hukum (suatu Kajian Filosofis dan

Sosiologis)' ( $

$ ) $ *""+, Hukum Perlindungan Konsumen(, - . G /"(

0$"J" % Alternatif Penyelesaian Sengketa di Luar Pengeadilan

(Negoisasi, Mediasi, Konsultasi dan Arbitrase)(, G $ (

J

11111111 111 111 111Hukum Bisnis Indonesia(,( " G 2 3 . . $ Hukum Tentang Perlindungan

Konsumen(,4 $ ( 5 $

6 "7 8( ! 6 $9 !"$, :(

* !) Disertasi5; $ 5

6 $ 9 %Hak-Hak Konsumen ) 9 ! 6 F 3 %% Hukum Penyelesaian Sengketa G /

J

I $ J" % Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif 9 $ ) !

(JudicialPrudence) Termasuk Interpretasi Undang-undang (Legisprudence)

( ) G ":

<L % ## Enforcing An ADR Clause-Are Good Intention All You Have

?, American Business Law Journal 575

) !"" % Penyelesaian Sengketa Bisnis (ADR), G I " 9"!"

(6)

=>?@ABCDEF EG=> GH AIJCKLMMCPenelitian Hukum ed. 1 Cet. 7C N EOP >O>CQ >I> GF >

R> S>TATAIC U G@ >OC KLLMC Arbitrase Dalam Putusan PengadilanC C?>OB G> DG>F > @>CQ >I>GF >

VA WJ X>Y EFFZC KLM[C Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Ditinjau

Dalam Perspektif Peraturann Perundang-undanganC GG> @>F A

D A \XJ W ?JO TC]EI> WJ ^

VAFEOBJ C _B GJ >OC KLL`C Tanggung Jawab Produk Dalam Hukum Perlindungan KonsumenCab _LI_IcdOc UVI_C]eTe G^

Ve EI>OFeCVe EGSeOeB>OV GJ=> @AB SJCKLL6, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,R>S>Y> XJDEGWCQ >I> GF >^

VAF >OF eCVA TEOTBIICHand Out Politik HukumCDGe TG> @D > WP> W > GS>O>fOJgEGWJF >W _F@> J> Z>heTZ> I>GF> ^

iJ S> Z>CaAO >Y>OCKLLMCSeri Hukum Bisnis Penyelesaian Sengketa,R>S> GG>jJ OBe DEGW>B>CJ>I>GF >^

hA WAjV ?ejJECKLL[CPenyelesaian Sengketa Konsumen Menuruts UUPK Teori dan Praktek Penegakan Hukum4,DkCJ F G>_BJ F Z>]>IF JC]>OBAOT^

=AOJ GFA>BJCKLLLCArbitrase Nasional Alternatif Penyelesaian Sengketa Di Luar Pengadilan,CJ F G>_BJFZ>]>IFJ C]>OBAOT^

GeeB l> WF EG G> G ZCMmm [CNegotiating dan MediatingCUXJlWDGe S EPF CQ >I>GF>^

VA ZAB=>G TeOeCKLLLCAPS (Alternatif Penyelesaian Sengketa) & Arbitrase, Proses Pelembagaan dan Aspek Hukum,G?> XJ >IO BeO EWJ >CQ >I> GF>C

^

no pAqr pAsnoprsDAsGtrsDAsGAs

fOB>OTufOB >OTd>W>GMmvw

fOB>OTufOB >OTc e`k>?AOMmmmkEOF>OTDEGXJOBAO T>ON eO WA @ EO

fOB>OTufOB >OT c e [ L k>?AO Mmmm kEOF> O T _G\J F G> WE B>O _XFEGO>F Jj DEO ZEXEW>J >OV EOTI EF>

(7)

}~ € ‚ ‚ƒ „…† ‡ˆ‰ ‰ˆŠ‹ŒŽ  ‘€  Œ’ƒ‚Š “”‹ ‚ “• ‚’ –~—˜ˆ ‘™‘ —€ „–ˆ† ™ˆ –— ˜–‘ ™ƒ „–Œ~ƒ Žš

}~ € ‚ ‚ˆ›‘ ‡ˆ† ‘~ˆ‰ …›ŒŽ  ‘€  Œ’ƒ‚Š “”‹ ‚ “‹ ‚€ „–ˆ–ˆ›—ˆŽ  „› –ˆ …œ — € „–‡„Ž„‘ˆ …ˆ–Œ~ ƒŽš

Referensi

Dokumen terkait

Šiandienos Lenkijoje radosi naujų muziejų, to- kių kaip privačia iniciatyva įkurtas Knygos meno muziejus Lodzėje 50 , Varšuvos spaudos muziejus (Varšuvos istorijos

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat Bapak Drs. Muhammad Takari, M.Hum, Ph.D, sebagai Ketua

Statika sederhana berisi tentang: Pengertian istilah (tumpuan, jenis konstruksi, gaya normal dan bidang gaya normal, gaya melintang dan bidang gaya melintang, momen dan

Pusat pengembangan Penataran Guru Tertulis, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementrian Pendidikan Nasional (2004), menyatakan “tujuan utama Manajemen

Baik batang kayu utuh (balok) maupun batang kayu yang dibelah serta kayu irisan. Rumah ibadat utama Kulawi yang disebut lobo itu kalau di daerah lain, yaitu di

[r]

Hasil pengujian hipotesis kedua antara hubungan dimensi interpersonal terhadap kemampuan literasi media didapatkan koefisien jalur bernilai positif sebesar 0,259

Pihak tertentu yang mendukung pembela jaran dengan aneka permainan bahasaberar- gumentasi, bahwa belajar dalam konteks ser bajenaka akan membuahkan hasil lebih sig- nifikan