• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN CITRA LANDSAT UNTUK MITIGASI DAERAH GUNUNG SINABUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMANFAATAN CITRA LANDSAT UNTUK MITIGASI DAERAH GUNUNG SINABUNG."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PE MANFAATAN CITRA LA NDSA T UNTUK M ITI GASI DAE RAH GUNUNG SINABUNG

Oleh:

Cindy Rahmadani NIM 4123240003 Program Studi Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

PEMANFAATAN CITRA LANDSAT UNTUK MITIGASI DAERAH GUNUNG SINABUNG

Cindy Rahmadani (4123240003)

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian dengan memanfaatkan citra satelit Landsat 5 TM dan Landsat 8 OLI untuk memetakan penyebaran lahar serta memetakan daerah yang rusak akibat erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo yang secara geografis terletak pada posisi 3º10' Lintang Utara dan 98º23,5' Bujur Timur. Pengidentifikasian penyebaran lahar mulai tahun 2010 sampai tahun 2016 melalui penafsiran citra satelit lahan yang rusak landsat 5 TM dan landsat 8 OLI.

Pemetaan penyebaran lahar serta daerah yang rusak akibat erupsi gunung Sinabung dilakukan dengan menentukan nilai NDVI dan LST dengan memanfaatkan data citra satelit Landsat 5 TM dan Landsat 8 OLI, distribusi pemetaan landsat terletak di path 129 dan row 58 dan Data ASTER GDEM N03E98. Metode penelitian pengidentifikasian aliran lahar serta daerah yang rusak dengan metode overlay (tumpang susun) memanfaatkan software ArcGIS 10.0 dan ENVI 4.7, pada peta batas administrasi di Kabupaten Karo yang didukung dengan menggunakan titik kontrol (GCP) peninjauan langsung lokasi penelitian sebanyak 50 titik yang dilakukan di Kabupaten Karo.

Hasil penelitian memetakan penyebaran lahar serta daerah yang rusak akibat erupsi Gunung Sinabung dari tahun 2010 hingga tahun 2016 meliputi daerah Kecamatan Naman Teran, Kecamatan Tiga Derket, Kecamatan Simpang Empat dan Kecamatan Payung. Dari tahun ke tahun nilai luas kerapatan vegetasi berkurang 75% dari tahun 2010 dengan luas 59585.94 hektar menjadi 631,8 hektar pada tahun 2016. LST atau suhu permukaan tanah di Kabupaten Karo paling rendah terjadi pada tahun 2010 pasca sebelum meletusnya Gunung Sinabung yaitu 30.1780C dan suhu paling tinggi terjadi pada tahun 2014 serta 2015 dengan suhu 85.85480C dan 74.38860C. Hal ini dikarenakan pada tahun 2014 dan 2015 aktivitas Gunung Sinabung mengalami peningkatan mengeluarkan guguran lava pijar dan semburan awan panas.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT atas segala berkat dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penelitian yang berjudul “Pemanfaatan Citra Landsat

untuk Mitigasi Daerah Gunung Sinabung” ini dapat diselesaikan dengan baik

sesuai waktu yang direncanakan.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini mulai dari pengajuan proposal penelitian, pelaksanaan sampai penyusunan skripsi antara lain Bapak Drs. Togi Tampubolon, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi serta Bapak Drs. Jonny Haratua Panggabean, M.Si selaku dosen penguji I, Bapak Drs. Khairul Amdani, M.Si selaku penguji II dan Dr. Rita Juliani, M.Si selaku penguji III. Disamping itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Derlina, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan dan saran dalam perkuliahan. Kepada Bapak Alkhafi Maas Siregar, M.Si selaku Ketua Jurusan Fisika dan Bapak Dr. Makmur Sirait, M.Si selaku Ketua Program Studi Fisika FMIPA UNIMED serta seluruh staf pegawai jurusan Fisika FMIPA UNIMED.

Teristimewa penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda Katiyo dan Suherman serta Ibunda Asmi dan Siti, yang telah membesarkan, mendidik, mendukung serta mendoakan dengan kasih sayang yang tulus serta penulis ucapkan terima kasih kepada Eka Wati, Roy Nanda, Wiwin Fenifer, Prayugo dan Wiria Agum yang telah memberikan semangat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

(5)

v

Kak Salwa dan Bang Emil yang tidak pernah bosan memberikan fasilitas dalam pengolahan data, bantuan materi serta memberikan semangat kepada penulis. Saya ucapkan banyak terima kasih kepada Kak Jedah Yanti yang sabar dalam mengajari, membimbing serta memberikan semangat kepada penulis dalam penyelesaian skripsi dan Bang Randy Wempy teman seperjuangan remote sensing dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan informasi selanjutnya.

Medan, Agustus 2016 Penulis

(6)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Penginderaan Jauh 7

Gambar 2.2 Sistem Penginderaan Jauh 8

Gambar 2.3 Sensor Pasif 10

Gambar 2.4 Sensor Aktif 10

Gambar 2.5 Gelombang elektromagnetik 11 Gambar 2.6 Sprektum elektromagnetik 12 Gambar 2.7 Sumber tenaga, jendelaatmosferdan system

Penginderaan jauh pada spectrum cahaya

15 Gambar 2.8 Proses perekamanoleh sensor 18

Gambar 2.9 Bentuk sensor 18

Gambar 2.10 Proses perekaman permukaan oleh sensor penginderaan jauh

19

Gambar 2.11 Wahana Penginderaan Jauh 19

Gambar 2.12 Karakteristik data citra 21 Gambar 2.13 Peta Indonesia berdasarkan baris dan kolom 22

Gambar 2.14 Lokasi Gunung Api 32

Gambar 2.15 Lelehan lava 34

Gambar 2.16 Awan panas 35

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian 38

Gambar 3.2 Diagram AlirPenelitian 51

(7)

ix

Gambar 4.24 Gunung Sinabung dalam cahaya inframerah (Band 10,6,5)

65 Gambar 4.25 NDVI landsat 5 TM daerah Gunung Sinabung pada

tahun 2010

66 Gambar 4.26 NDVI landsat 8 OLI daerah Gunung Sinabung pada

tahun 2013

66 Gambar 4.27 NDVI landsat 8 OLI daerah Gunung Sinabung pada

tahun 2014

66 Gambar 4.28 NDVI landsat 8 OLIdaerah Gunung Sinabung pada

tahun 2015

66 Gambar 4.29 NDVI landsat8 OLI daerah Gunung Sinabung pada

tahun 2015

(8)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Daftar Sesor Remote Sensing 23 Tabel 2.2 Karakteristik Landsat 8 untuk sensor OLI 25 Tabel 2.3 Karakteristik citra Landsat 8 dengan sensor TIRS 25 Tabel 2.4 Perbandingan band landsat 7 dan 8 26 Tabel 2.5 Karakteristik band spectral citra satelit Landsat 7 ETM+ 27

Tabel 2.6 Harga LMIN dan LMAX 33

Tabel 3.1 Tabel Waktu Penelitian 48

Tabel 3.2 Tabel Alat Penelitian 49

Tabel 3.3 Tabel Bahan Penelitian 49

Tabel 3.4 Tabel Bahan Penelitian 49

Tabel 4.1 Data koordinat titik sampel penelitian 57 Tabel 4.2 Perubahan NDVI Kab. Karo Tahun 2010, 2013, 2014,

2015 dan 2016

(9)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Batasan Masalah 5

1.3 Rumusan Masalah 5

1.4 Tujuan Masalah 5

1.5 Manfaat Masalah 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penginderaan Jauh 7

2.1.1 Definisi Penginderaan Jauh 7

2.1.2 Sistem Penginderaan Jauh 8

2.1.3 Komponen Penginderaan Jauh 9

2.1.3.1 Prinsip Perekaman Sensor 17

2.1.4 Klasifikasi Data Citra 20

2.1.5 Manfaat Penginderaan Jauh 23

2.2 Landsat-8 OLI 23

2.2.1 Definisi Landsat 8 OLI 23

2.2.2 Keunggulan Landsat 8 OLI 27

2.2.3 Peluang Pemanfaatan Citra Landsat 8 OLI 29

2.3 Gunung Api 30

2.3.1 Struktur Gunung Api 31

2.3.2 Lokasi Gunung Api Terjadi 31

2.3.3 Erupsi 32

2.3.4 Penanggulaangan Bahaya Erupsi Gunung Api 32

2.3.5 Bahaya Gunung Api 33

2.5 Gunung Sinabung 36

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan WaktuPenelitian 38

3.1.1 TempatPenelitian 38

3.1.2 WaktuPenelitian 38

3.2 Alat dan Bahan Penelitian 38

3.2.1 Alat Penelitian 39

(10)

vii

3.3 Rancangan Penelitian 40

3.3.1 Melakukan Pra-processing 40

3.3.2 Melakukan Proses Pengolahan 44

3.3.3 Melakukan Pasca Processing 44

3.4 Teknik Pengambilan Data 44

3.5 Teknik Analisa Data 44

3.6 Diagram AlirPenelitian 51

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 52

4.1.1 PraPengolahan Citra Landsat 52

4.1.2 Pengolahan Citra 55

4.1.3 Pemetaan Daerah Gunung Sinabung 64

4.2 Pembahasan 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 74

5.2 Saran 75

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Metadata Landsat path 129 Row 058 79 Lampiran 2. Titik kontrol (GCP) Penelitian di Kab. Karo 100

Lampiran 3. Gambar Penelitian 102

Lampiran 4. Hasil perhitungan NDVI dan LST di Kab. Karo pada tahun 2010, 2013, 2014, 2015 dan 2016

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

(13)

2

Sumatera Utara secara geografis terletak pada 1ºLintang Utara - 4º Lintang Utara dan 98° Bujur Timur - 100° Bujur Timur. Provinsi Sumatera Utara terdiri dari 8 Kota dan 25 Kabupaten, 421 Kecamatan dan 5.828 desa. Secara geologis, wilayah Sumatera Utara memiliki struktur dan batuan yang kompleks dan telah beberapa kali mengalami tumbukan dari proses tektonik karena posisinya terletak pada pertemuan lempeng Euroasia di sebelah timur dan lempeng Australia di sebelah barat. Hal ini menyebabkan terbentuknya rangkaian jalur patahan, rekahan dan pelipatan disertai kegiatan vulkanik. Jalur patahan tersebut melewati jalur Sumatera Utara mulai dari segmen Alas-Karo dan sepanjang kurang lebih 390 km merupakan sumber bencana alam geologi berupa pusat-pusat gempa di darat, tsunami dan pemicu terjadinya letusan gunung berapi dan tanah longsor (Bappeda, 2015). Sumatera Utara mempunyai beberapa gunung api yang masih aktif salah satunya Gunung Sinabung.

Gunung Sinabung adalah gunung api strato berbentuk kerucut, dengan tinggi puncaknya 2460 meter diatas permukaan laut. Lokasi Gunung Sinabung secara administrative masuk ke dalam Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis terletak pada posisi 3º10' Lintang Utara dan 98º23,5' Bujur Timur. Semenjak tahun 1600 hingga tahun 2000-an Gunung Sinabung tidak pernah mengalami erupsi, tetapi mendadak aktif kembali dengan meletus pertama kalinya pada tahun 2010, gunung ini mengeluarkan asap dan abu vulkanis (BPS Karo, 2012). Pada September 2013, mengalami erupsi dan mengeluarkan lava pijar. Guguran lava pijar dan semburan awan panas masih terus terjadi sampai tahun 2014 (BNPB,2014). Pada tahun 2015 terus aktif mengeluarkan awan panas dan lava pijar. Gunung Sinabung saat ini masih berstatus awas.

(14)

3

akibat dari erupsi gunung tersebut kesehatan masyarakat terganggu dan banyak menimbulkan penyakit. Selain itu warga sekitar Kabupaten Karo banyak mengalami kerugian dan mengalami dampak sosial dan ekonomi. Erupsi Gunung Sinabung sangat berdampak negative terhadap lingkungan dan kesehatan. Menurut Anih (2014) semburan Gunung Sinabung menimbulkan turunnya kualitas air dan jarak pandang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa abu vulkanik mengandung unsur mayor (aluminium, silika, kalium dan besi), unsur minor (iodium, magnesium, mangan, natrium, pospor, sulfur dan titanium), dan tingkat trace(aurum, asbes, barium, kobalt, krom, tembaga, nikel, plumbum, sulfur, stibium, stannum, stronsium, vanadium, zirconium, dan seng). Abu vulkanik yang membentuk awan panas, baik karena temperaturnya maupun kandungannya, dapat berefek mematikan dan bersifat toksik, baik bagi manusia, tumbuhan, dan hewan. Komposisi kimia dari abu vulkanik yang bersifat asam dapat mencemari air tanah, merusak tumbuh-tumbuhan, dan apabila bersenyawa dengan air hujan dapat menyebabkan hujan asam yang bersifat korosif. Sifat korosif menyebabkan rusaknya berbagai jenis infrastruktur seperti jembatan, perumahan dan permukiman, dan berbagai bangunan yang banyak tersebar di wilayah Kabupaten Karo. Disini sangat penting untuk kita mengenal potensi bahaya bencana erupsi gunung api agar kita dapat mengambil tindakan yang tepat dalam mengurangi dampak negative yang diakibatkan dari erupsi.

(15)

4

penginderaan jauh dapat memberikan informasi kondisi penutupan lahan, bentuk lahan, pola aliran, jenis batuan penyusun (litologi) dan struktur geologi. Informasi citra penginderaan jauh dapat dijadikan sebagai data masukan untuk analisis daerah rawan bencana, analisis resiko bencana dan mitigasi bencana atau penanggulangan bencana (Rokhis, 2012).

Teknologi informasi terbaru dengan memanfaatkan citra hasil satelit yakni penginderaan jauh dapat mengidentifikasi penyebaran erupsi gunung api. Salah satu citra hasil satelit yaitu Landsat 8 OLI. Landsat 8 OLI memiliki informasi spasial yang efektif dan efisien untuk mengidentifikasi penyebaran larva, wilayah yang mengalami kerusakan dan dapat dijadikan informasi mitigasi bencana erupsi Gunung Sinabung.

Penelitian mengenai erupsi dengan memanfaatkan penginderaan jauh telah dilakukan oleh Rijal pada tahun 2010 yang mengidentifikasi endapan lahar pasca erupsi gunungapi merapi menggunakan Citra Landsat 8 OLI yang membuktikan bahwa citra dapat digunakan untuk mengidentifikasi sebaran endapan lahar erupsi gunung api. Pada penelitian Garel pada tahun 2013, telah mengidentifikasi penyebaran lava menggunakan citra temperature remote sensing dan Luke pada tahun 2011 telah mengidentifikasi erupsi gunung api menggunakan Landsat 7 ETM+ dan dari hasil BPTP Sumatera Utara memberikan rekomendasi kebijakan mitigasi dampak erupsi Gunung Sinabung terhadap sektor pertanian pada tahun 2014, penanganan bencana di Indonesia untuk letusan Gunung Sinabung ditinjau dari segi kesejahteraan sosial oleh Retnaningsih 2013.

(16)

5

1.2Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka peneliti membatasi permasalahan pada penelitian ini yaitu :

1. Penelitian dilakukan di 50 titik pada daerah Gunung Sinabung dan sekitarnya.

2. Data spasial berupa citra Landsat 5 TM dan Landsat 8 OLI (Onboard Operational Land Imager) yakni citra Landsat dengan Path = 129 dan Row = 58 keluaran tahun 2010, 2013, 2014, 2015 dan 2016 serta memiliki sedikit noise (berupa tutupan awan).

3. Data spasial berupa citra Landsat 5 TM dan Landsat 8 OLI digunakan untuk melihat penyebaran lava, penyebaran wilayah yang mengalami kerusakan dan dapat dijadikan informasi mitigasi bencana erupsi Gunung Sinabung.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam batasan masalah diatas maka dapat di rumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana penyebaran lahar akibat erupsi didaerah Gunung Sinabung 2. Bagaimana tingkat kerusakan wilayah yang disebabkan erupsi Gunung

Sinabung

3. Bagaimana temperature suhu di didaerah Gunung Sinabung

4. Bagaimana informasi spasial digunakan untuk mitigasi bencana erupsi Gunung Sinabung

1.4Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah maka tujuan peneliti dapat dirumuskan sebagai :

1. Mengetahui wilayah penyebaran aliran lahar Gunung Sinabung

(17)

6

3. Mengetahui temperature suhu di daerah Gunung Sinabung

4. Mengetahui informasi daerah yang termasuk kategori awas dalam mitigasi bencana

1.5Manfaat

Dengan melakukan penelitian ini, maka diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Dapat dijadikan informasi mengenai wilayah yang mengalami kerusakan akibat penyebara aliran lahar guna antisipasi dan penanggulangan bencana (mitigasi bencana)

2. Sebagai bagian dalam membantu kebijakan pemerintah dalam meminimalisi korban jiwa di daerah penelitian.

(18)

74 BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Kerapatan vegetasi di Kabupaten Karo mengalami penurunan dalam kurun

waktu 6 tahun terakhir. Rata-rata NDVI di Kabupaten Karo pada tahun 2010, 2013, 2014, 2015 dan 2016 berturut-turut adalah 0.03651, 0.203799, 0.23108, 0.26425 dan 0.24425.

2. LST atau suhu permukaan tanah di Kabupaten Karo paling rendah terjadi pada tahun 2010 pasca sebelum meletusnya Gunung Sinabung yaitu 30.178 0C dan suhu paling tinggi terjadi pada tahun 2014 serta 2015 dengan suhu 85.8548 0C dan 74.3886 0C. Hal ini dikarenakan pada tahun 2014 dan 2015 aktivitas Gunung Sinabung mengalami peningkatan mengeluarkan guguran lava pijar dan semburan awan panas.

3. Hasil penelitian menggambarkan kerusakan lahan akibat erupsi Gunung Sinabung hingga tahun 2016 meliputi daerah Kecamatan Naman Teran, Kecamatan Tiga Derket, Kecamatan Simpang Empat dan Kecamatan Payung. Dari tahun ke tahun nilai luas kerapatan vegetasi berkurang dari 59585.94 hektar menjadi 631,8 hektar pada tahun 2016.

4. Berdasarkan hasil penelitian daerah yang harus dikosongkan berjarak 5 kilometer dari puncak Gunung Sinabung.

(19)

75

5.2 Saran

Dari semua rangkaian penelitian yang dilakukan ada beberapa saran yang dapat dilakukan untuk pengembangan penelitian ini yaitu :

1. Melakukan penambahan titik control lapangan (GPC) yang diambil langsung di lokasi penelitian dan melakukan pengolahan dengan data terbaru untuk pembaharuan informasi yang berkelanjutan.

(20)

76

76

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Abdulrahman, (2010), Remote Sensing, University Of Technology, Iraq Ariawan, P., (2010), Sistem Informasi Geografis, Universitas Udayana,

Denpasar.

Azizi, Z., Najavi, A., dan Sorahbi, H., (2010), Forest Canopy Density Estimating, Using Satellite Images, The International Archives of The Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Science VXXXVII (88) : 1127 – 1130.

Badan Perencaan Pembangunan Daerah Kabupaten Karo (Bappeda), (2015), Kabupaten Karo dalam Angka, BPS Kabupaten Karo, Kabupaten Karo.

Badan Perencaan Pembangunan Nasional (Bappenas), (2013), Profil Pembangunan Sumatera Utara, BAPPENAS, Jakarta.

http://simreg.bappenas.go.id/view/profil/clickD.php?id=2

Budianto, E., (2010), Sistem Informasi Geografis dengan ArcView GIS, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Ekadinata, A., Sonya, D., dan Danan, P., (2011), Sistem Informasi Geografis untuk Pengelolaan Bentang Lahan Berbasis Sumber Daya Alam, PT. Bumi Pertiwi, Malang.

ESRI, (2001), ArcGIS Spatial Analyst ; Advanced GIS Spatial Analysis Using Raster and Vector Data, ESRI Press, USA.

Forest Watch Indonesia, (2010), Modul Pelatihan Sistem Informasi Geografis, Bogor, FWI 31 Januari – 15 Februari.

Garel,F, (2013), The Influence of Wind on The Estimation of Lava effusion Rate From Thermal Remote-Sensing, Institut de Physique, Paris.

GIS Konsorium Aceh Nias, (2007), Modul Pelatihan ArcGIS Tingkat Dasar, Staf Pemerintahan Kota Banda Aceh, Banda Aceh.

Gulliver, J., (2011), Land Use Regression Modeling To Estimate Historic (1996-1991) Concentrations of Black Smoke and Sulfur Dioxide for Great 0 Britain, Article of Environment Science Technology, v45, 3526-3532. Howard, J. A., (1996), Penginderaan Jauh untuk Sumber Haya Hutan: Teori dan

(21)

77

Lillesand, T.M., dan F.W. Kiefer, (1979), Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.

Lo, C. P., (1996), Pengideraan Jauh Terapan, University Indonesia, Jakarta. Luke, P.J, (2011), Calculation of Lava Effusion Rates from Landsat TM data,

Australia.

Opa, E. T., (2010), Analisis Perubahan Luas Lahan Mangrove di Kabupaten Pahuwato Provinsi Gorontalo dengan Menggunakan Citra Landsat, Skripsi, FPIK Unsrat, Manado.

Prahasta, E., (2009), Sistem Informasi Geografis: Tutorial ArcView, Penerbit Informatika, Bandung.

Prasetyo, A., (2011), Modul Dasar Sistem Informasi Geografis, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB, Bogor.

Pratama, Arliandy, (2014), Pemodelan Kawasan Rawan Bencana Erupsi Gunung Api Bebasis Data Penginderaan Jauh, FT UNDIP, Semarang.

Raharjo,B., (2010), Tutorial ArcGIS Bagi Pemula Versi ArcGIS 9.3.1, Yogyakarta, GISTutorial.NET

Retnaningsih, Hartini, (2015), Gunung Sinabung dan Penanganan Bencana di Indonesia, USU, Sumatera Utara.

Rijal, Samsu S, (2010), Karakteristik Spektral Endapan Lahar Pasca Gunungapi Merapi 2010, Fakultas Geografi UGM, Yogyakarta.

Rokhis, M., (2014), Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Bencana Geologi, Lapan. Suryani, Anih, (2014), Dampak Negatif Abu Vulkanik Terhadap Lingkungan Dan

Kesehatan, P3DI, Jakarta.

Suseno, A., (2008),Modul Sistem Informasi Tingkat Dasar,Jakarta.

Thoha, A. S., (2008), Karakteristik Citra Satelit, USU Press, Sumatera Utara. Tim SIG PT. Geomatik-Konsultan, (2010), Sistem informasi Geografis, PT

Geomatik, Jakarta.

(22)

78

Yayasan pelaGIS, (2011), Modul Pelatihan Sistem Informasi Geografis Tingkat Lanjut, Yayasan pelaGIS Press, Aceh.

Zetifarry, R., (2013), Analisis Data Spasial Untuk Prediksi Lahan Kritis Menggunakan Metode Regresi Linier Berganda (Studi Kasus : Kawasan Hutan Lindung Kabupaten Bandung Bharat), Skripsi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, ITP, Bandung.

http://tnrawku.wordpress.com/2013/06/12/landsat-8-spesifikasi-keungulan-dan- peluang-pemanfaatan-bidang-kehutanan/

NASA.“Landsat Data Continuity Mission Brochure”http://www.usgs.gov/diakses

5 September 2015.

http://landsat.gsfc.nasa.gov/news/news-archive/news_o429.html diakses 5 September 2015.

http://landsat.usgs.gov/diakses tanggal 5 September 2015.

(23)

ii

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Gambar 4.24 Gunung Sinabung dalam cahaya inframerah (Band

Referensi

Dokumen terkait

Antarmuka Gambar 39 adalah halaman pengelolaan tempat olahraga yang digunakan admin untuk mengelola tempat olahraga yang meliputi tambah tempat olahraga, edit olahraga,

Hasil dari ketiga penelitian dan pengembangan terkait media pembelajaran explosion box yang telah dilakukan tersebut menunjukkan bahwa media explosion box memiliki kemampuan

Siswa mampu menyebutkan contoh bahan-bahan kimia buatan yang dapat digunakan sebagai bahan pewarna, pemanis, pengawet dan  penyedap yang terdapat dalam bahan

Hal ini dilaksanakan berkaitan dengan kepedulian setiap lembaga atau institusi yang bergerak di bidang Pendidikan khususnya Pendidikan Tinggi dengan mengikuti perkembangan

Alasan mengapa web dijadikan sebagai sarana pendukung dalam perancangan sebuah database, yaitu: (1) web merupakan media yang mampu membantu seorang arsiparis

diperlihatkan guru bukan hanya didalam ruang kelas, namun juga diluar kelas baik kepada peserta didik maupun kepada sesama guru. Selain itu guru yang tersertifikasi

Menurut Darmadi (2011 : 175) penelitian eksperimen adalah satu-satunya metode penelitian yang benar-benar dapat menguji hipotesis hubungan sebab-akibat. Dalam

Aktivitas peroksidase tertinggi ditemukan pada ekstrak protein darijaringan akar tanaman dari lapangan, tetapi nilainya hanya berbeda nyata dengan aktivitas kitinase