PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN POTENSI
AKADEMIK TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI
SISWA SMK NEGERI JURUSAN AKUNTANSI KOTA
MEDAN
TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan
Oleh:
WENY NURWENDARI NIM: 8136121034
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
Weny Nurwendari, NIM. 8136121034. Pengaruh Model Pembelajaran dan Potensi Akademik terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa SMK Negeri Jurusan Akuntansi Kota Medan, Program Pasca Sarjana, Universitas Negeri Medan. 2016.
Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui hasil belajar Akuntansi siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Creative Problem Solving lebih tinggi daripada hasil belajar Akuntansi siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning, (2) untuk mengetahui hasil belajar Akuntansi siswa yang memiliki Potensi Akademik tinggi akan lebih tinggi daripada hasil belajar Akuntansi siswa yang memiliki Potensi Akademik rendah (3) untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran dengan Potensi Akademik terhadap hasil belajar Akuntansi.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri Jurusan Akuntansi Kota Medan sebanyak 8 kelas dengan jumlah 303 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan random sampling berjumlah 78 siswa yang terdiri dari 40 siswa kelas X-AKT 3 yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving dan 38 siswa kelas X-AKT 2 yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Instrumen penelitian ini untuk mengukur hasil belajar digunakan tes berbentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban dengan jumlah soal sebanyak 30 soal dengan koefisien reliabilitas 0,9131 sedangkan untuk menjaring data Potensi Akademik yang dilakukan oleh psikolog, yang menentukan siswa mana yang memiliki Potensi Akademik tinggi dan rendah. Teknik analisis data adalah Anava dua jalur pada taraf signifikansi α = 0,05 yang dilanjutkan dengan uji Scheffe.
Hasil penelitian adalah: (1) rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran Creative Problem Solving X = 23,00 lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning X = 21,24 dengan Fhitung = 5,82 > Ftabel = 3,97 (2)
rata-rata hasil belajar siswa dengan potensi akademik tinggi X = 22,93 lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa dengan potensi akademik rendah X = 21,42 dengan Fhitung = 3,98 > Ftabel = 3,97 (3) terdapat interaksi antara model pembelajaran dan
potensi akademik dalam mempengaruhi hasil belajar Akuntansi dengan Fhitung =
13,55 > Ftabel = 3,97.
ABSTRACT
Weny Nurwendari, Reg 8136121034. The Effect of Instructional Model and Academic Potential on Student Outcome In Accounting of SMK Negeri Accunting Department of Medan,Educational Technology Program, Post-Graduate Program, State University of Medan. 2016.
The objectives of this research are: (1) to know the Student achievement of accounting taught by instructional model using creative problem solving was higher than the students achievement of accounting taught by instructional model using contextual teaching and learning, (2) to know the students achievement of accounting having the academic potential of high was higher than the academic of low, and (3) to know the interaction between instructional model and the academic potential on the student achievement in accounting.
The population of this research were the students of X class SMK Negeri accounting department of Medan which consist eight classes which have 303 students. The sample was done in abrandom sampling with 78 students comprising of 40 students X-AKT 3 for instructional model using creative problem solving and 38 students X-AKT 2 for instructional model using contextual teaching and learning. The experiment instruments used by evaluation of instructional. The experiment instruments used by evaluation of instructional in form of multiple choice test consist of 30 items with 4 answer options and coefisien reliability 0.9131 while getting data of the academic potential by psikolog. The data analysis technique was Analysis of Variance (ANOVA) two – ways at the level of significance α = 0.05 followed by Scheffe test.
The result of the study showed : (1) The average of the students achievement taught by instructional model using creative problem solving was
X = 23.00 was higher than the average of students achievement taught with instructional model using contextual teaching and learning X = 21.24, with Fcount = 5.82 > Ftabel = 3.97 (2) The average of the ability of high academic potential was
X = 22.93 was higher than the average of the academic potential of low was X = 21.42 with Fcount = 3.98 > Ftabel = 3.97, (3) be found interaction between
instructional model and the academic potential on the students achievement of accounting with Fhitung = 13.55 > Ftabel = 3.97.
KATA PENGANTAR
Puji syukur disampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya
begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul
“Pengaruh Model Pembelajaran dan Potensi Akademik terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa SMK Negeri Jurusan Akuntansi Kota Medan” sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada
program Studi Teknologi Pendidikan di Universitas Negeri Medan.
Dalam menyelesaikan tesis ini penulis banyak menerima dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis mengungkapkan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu demi
ketuntasan tesis ini.
Ungkapan terima kasih ini disampaikan kepada yang terhormat Prof. Dr.
Harun Sitompul, M.Pd, sebagai pembimbing I yang penuh kesabaran dan
ketulusannya memberikan masukan dan arahan yang begitu berarti bagi penulis,
dan kepada Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, sebagai pembimbing II yang telah banyak
memberikan petunjuk serta dorongan yang begitu berarti. Kepada ketiga
Narasumber yang terhormat Dr. Mursid, M.Pd, Dr. Dina Ampera, M.Si dan Dr. H.
Dede Ruslan, M.Si yang telah memberikan masukan dan koreksi serta
arahan-arahan untuk perbaikan tesis ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Medan, Direktur dan Asisten Direktur Program
Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan, Ketua dan Sekretaris Program Studi
Teknologi Pendidikan beserta staf yang telah memberikan kesempatan dan
bantuan untuk kelancaran studi selama mengikuti perkuliahan di Program
Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.
2. Bapak dan Ibu dosen pengajar Program Studi Teknologi Pendidikan di
Pascasarjana UNIMED yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang
bermanfaat bagi penulis selama mengikuti perkuliahan.
3. Ibu Dra. Effi Aswita Lubis, M. Pd, M. Si yang selalu setia menemani dan
4. Kepala SMK Negeri 1 Medan yang telah memberi izin atas penelitian yang
mengikuti pendidikan hingga menyelesaikan Program Magister di PPs
Unimed sehingga terwujudnya tesis ini.
9. Orang tua, Ayahanda Mansyuri dan Ibunda Nursehan dan Mertua, Ayahanda
H. Bachtiar Yahya dan Ummi Dra. Hj.
10.Murni Hati yang telah memberikan dukungan dan doa yang tulus kepada
penulis selama mengikuti pendidikan hingga menyelesaikan Program
Magister di PPs Unimed sehingga terwujudnya tesis ini.
11.Rekan-rekan mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan Program
Teknologi pendidikan khususnya Angkatan XXIII Reguler A-2 yang telah
bersama-sama berbagi suka dan duka selama perkuliahan.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya bagi semua pihak
yang tidak dapat dituliskan namanya satu persatu di sini. Semoga Tuhan yang
Mahakuasa membalas segala bentuk kebaikan dengan berlipat ganda. Penulis
berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat dalam menambah Ilmu Pengetahuan
bagi dunia pendidikan.
Medan, Maret 2016 Penulis,
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang Masalah ... 1B. Identifikasi Masalah ... 12
1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Akuntansi ... 17
a. Hakikat Belajar... 17
b. Hakikat Hasil Belajar Akuntansi ... 19
2. Hakikat Model Pembelajaran ... 25
a. Pengertian Model Pembelajaran ... 25
b. Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS... 31
c. Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)... 39
3. Hakikat Potensi Akademik ... 47
4. Penelitian yang Relevan ... 53
1. Perbedaan hasil belajar akuntansi yang diajarkan dengan model
pembelajaran Creaive Problem Solving dan hasil belajar akuntansi
yang diajarkan dengan model pembelajaran Contextual Teaching
and Learning ... 55
2. Perbedaan hasil belajar akuntansi siswa yang memiliki potensi akademik tinggi dan hasil belajar akuntansi siswa yang memiliki potensi akademik rendah ... 60
3. Interaksi antara model pembeljaran dengan potensi akademik terhadap hasil belajar akuntansi ... 62
C. Pengajuan Hipotesis Penelitian ... 67
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 68
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 68
C. Metode Penelitian... 69
D. Desain Penelitian ... 70
E. Variabel dan Defenisi Operasional Penelitian ... 71
1. Variabel Penelitian ... 71
2. Defenisi Operasional Penelitian ... 72
F. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ... 74
1. Prosedur Perlakuan... 74
2. Pelaksanaan Perlakuan ... 75
G. Pengontrolan Perlakuan ... 80
H. Teknik Pengumpulan Data ... 82
I. Instrumen Pengumpulan Data ... 83
J. Uji Coba Instrumen ... 87
K. Teknik Analisis Data ... 90
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 92
2. Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Diajar dengan Model
Pembelajaran Contextual Teaching and Learning ... 93
3. Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Memiliki Potensi Akademik Tinggi ... 95
4. Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Memiliki Potensi Akademik Rendah... 96
5. Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Creative Problem Solving dan Memiliki Potensi Akademik Tinggi ... 97
6. Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Creative Problem Solving dan Memiliki Potensi Akademik Rendah ... 99
7. Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning dan Memiliki Potensi Akademik Tinggi ... 100
8. Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning dan Memiliki Potensi Akademik Rendah ... 102
B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 103
1. Uji Normalitas ... 103
2. Uji Homogenitas ... 106
C. Pengujian Hipotesis ... 108
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 114
1. Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Creative Problem Solving dan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning ... 114
2. Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Memiliki Potensi Akademik Tinggi dan Memiliki Potensi Akademik Rendah ... 116
3. Interaksi antara Model Pembelajaran dan Potensi Akademik Siswa terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa ... 117
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan ... 124
B. Implikasi ... 125
C. Saran ... 127
DAFTAR PUSTAKA ... 128
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Perolehan nilai rata-rata siswa mata pelajaran Akuntansi Tahun
Ajaran 2013/2014 dan 2014/2015 ... 5
Tabel 3.1 Populasi siswa kelas X SMK N 1 dan SMK N 7 Medan ... 69
Tabel 3.2 Desain Analisis Faktorial 2 x 2 ... 71
Tabel 3.3 Tahapan Pembelajaran dengan Model Pembelajaran CPS dan CTL ... 76
Tabel 3.4 Kisi-kisi Hasil Belajar Akuntansi ... 83
Tabel 3.5 Indikator Variabel Potensi Akademik ... 85
Tabel 3.6 Blue Print Tes Potensi Akademik ... 86
Tabel 4.1 Daftar Disribusi Frekuensi Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Creative Problem Solving ... 92
Tabel 4.2 Daftar Disribusi Frekuensi Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning... 94
Tabel 4.3 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Memiliki Potensi Akademik Tinggi ... 95
Tabel 4.4 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Memiliki Potensi Akademik Rendah ... 96
Tabel 4.5 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Creative Problem Solving dan Memiliki Potensi Akademik Tinggi ... 98
Tabel 4.6 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Creative Problem Solving dan Memiliki Potensi Akademik Rendah ... 99
Tabel 4.8 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang
Diajar dengan Model Pembelajaran Contextual Teaching and
Learning dan Memiliki Potensi Akademik Rendah ... 102
Tabel 4.9 Rangkuman Analisis Uji Normalitas ... 103
Tabel 4.10 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Model Pembelajaran Creative Problem Solving dan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning ... 107
Tabel 4.11 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Potensi Akademik Tinggi dan Potensi Akademik Rendah ... 107
Tabel 4.12 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Model Pembelajaran dan Potensi Akademik ... 108
Tabel 4.13 Data Hasil Belajar Akuntansi Siswa ... 109
Tabel 4.14 Rangkuman Anava Faktorial 2 x 2 ... 109
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Komponen Esensial Belajar dan Pembelajaran ... 20
Gambar 4.1 Histogram Hasil Belajar Akuntansi yang Diajar dengan Model
Pembelajaran Creative Problem Solving ... 93
Gambar 4.2 Histogram Hasil Belajar Akuntansi yang Diajar dengan Model
Pembelajaran Contextual Teaching and Learning ... 94
Gambar 4.3 Histogram Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Memiliki
Potensi Akademik Tinggi ... 96
Gambar 4.4 Histogram Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Memiliki
Potensi Akademik Rendah... 97
Gambar 4.5 Histogram Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Diajar dengan
Model Pembelajaran Creative Problem Solving dan Memiliki
Potensi Akademik Tinggi ... 98
Gambar 4.6 Histogram Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Diajar dengan
Model Pembelajaran Creative Problem Solving dan Memiliki
Potensi Akademik Rendah ... 100
Gambar 4.7 Histogram Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Diajar dengan
Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning dan
Memiliki Potensi Akademik Tinggi ... 101
Gambar 4.8 Histogram Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Diajar dengan
Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning dan
Memiliki Potensi Akademik Rendah ... 103
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus ... 134
Lampiran 2 RPP Creative Problem Solving ... 142
Lampiran 3 RPP Contextual Teaching and Learning ... 185
Lampiran 4 Instrumen Tes Hasil Belajar Akuntansi ... 227
Lampiran 5 Instrumen Tes Potensi Akademik ... 233
Lampiran 6 Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar Akuntansi ... 282
Lampiran 7 Perhitungan Statistik Dasar dan Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Akuntansi ... 289
Lampiran 8 pengujian Normalitas Data Hasil Belajar Akuntansi ... 303
Lampiran 9 Pengujian Homogenitas Data Hasil Belajar Akuntansi ... 312
Lampiran 10 pengujian Hipotesis ... 315
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari
pembangunan dan juga berperan penting untuk menjamin kelangsungan hidup
suatu bangsa dan negara. Oleh karena itu perlu diwujudkan peningkatan dan
kemajuan dalam sektor pendidikan guna menghasilkan sumber daya manusia.
Pendidikan yang berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara.
Sebaliknya, terhambatnya atau merosotnya pendidikan akan menghambat
pembangunan negara. Pendidikan adalah proses panjang dan berkelanjutan untuk
mentransformasikan peserta didik menjadi manusia yang sesuai dengan tujuan
penciptaannya, yaitu bermanfaat bagi dirinya, bagi sesama, bagi alam semesta,
beserta segenap isi dan peradabannya.
Tujuan pendidikan nasional yang dituangkan dalam Undang-Undang No.
20, Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.” Dalam memenuhi kebutuhan kompetensi Abad 21, UU Sisdiknas juga
penerapan kurikulum berbasis kompetensi. Kompetensi lulusan program
pendidikan harus mencakup tiga kompetensi, yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan, sehingga yang dihasilkan adalah manusia seutuhnya. Dengan
demikian, tujuan pendidikan nasional perlu dijabarkan menjadi himpunan
kompetensi dalam tiga ranah kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan).
Tujuan institusional merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap
sekolah atau lembaga pendidikan. Tujuan institusional ini merupakan penjabaran
dari tujuan pendidikan sesuai dengan jenis dan sifat sekolah atau lembaga
pendidikan. Oleh karena itu, setiap sekolah atau lembaga pendidikan memiliki
tujuan institusionalnya sendiri-sendiri. Dengan kata lain, tujuan institusional dapat
didefenisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah
mereka menempuh atau dapat menyelesaikan program di suatu lembaga
pendidikan tertentu yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan pada
setiap jenjang pendidikan, seperti standar kompetensi pendidikan dasar, menengah
pertama, menengah umum dan kejuruan dan jenjang pendidikan tinggi. Dalam
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 54 Tahun 2013 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah dijelaskan bahwa
standar kompetensi lulusan pada jenjang menengah kejuruan dibagi menjadi 3
dimensi yaitu (1) dimensi sikap yaitu memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia, (2) dimensi
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
serta dampak fenomena dan kejadian, dan (3) dimensi keterampilan yaitu
memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah
abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara
mandiri.
Tujuan kurikuler setiap bidang studi dapat dilihat dari Garis-Garis Besar
Program Pembelajaran setiap bidang studi. Tujuan kurikuler adalah tujuan yang
harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran. Oleh sebab itu, tujuan
kurikuler dapat didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki anak didik
setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga
pendidikan. Tujuan kurikuler pada dasarnya merupakan tujuan untuk mencapai
tujuan lembaga pendidikan. Dengan demikian, setiap tujuan kurikuler harus dapat
mendukung dan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional. Pada Satuan
Pendidikan SMK/MAK, tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan
bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial,
keterampilan, kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal
yang relevan.
Mata pelajaran Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang harus
dikuasai oleh siswa SMK jurusan Akuntansi. Mata pelajaran Akuntansi memiliki
karakteristik khusus yang membedakannya dengan mata pelajaran yang lain.
konsep pelajaran tersebut juga menuntut praktek dan retensi karena ada
bagian-bagian pelajaran yang harus dikuasai melalui ingatan.
Akuntansi dapat diartikan seperangkat pengetahuan yang mempelajari
perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif suatu unit
organisasi dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak
yang berkepentingan untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan ekonomik.
Pengambilan keputusan biasanya memerlukan informasi untuk menyakinkan
bahwa harapan-harapannya cukup pasti akan terealisasi. Salah satu informasi yang
penting dalam dunia usaha maupun dalam kehidupan sehari-hari adalah informasi
keuangan sebagai dasar pertimbangan untuk pengambilan keputusan tertentu.
Unsur penting lain adalah perlunya informasi keuangan untuk
pertanggungjawaban. Akuntansi merupakan satu pengetahuan yang banyak
menawarkan tantangan intelektual mengingat akuntansi dapat digunakan sebagai
alat untuk mencapai tujuan yang lebih luas. Akan tetapi, perlu ditekankan bahwa
akuntansi bukan semata-mata keterampilan teknis atau proses pencatatan.
Akuntansi melibatkan pula proses penalaran dan perancangan dengan
mempertimbangkan faktor lingkungan tempat akuntansi akan diterapkan.
Akuntansi merupakan keahlian khusus yang bersifat melayani masyarakat
sehingga faktor sosial, etika, dan moral juga terlibat di dalamnya, faktor tersebut
menjadi penting khususnya kalau akuntansi diarahkan untuk
mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber ekonomi yang menguasai hajat
Penguasaan siswa terhadap mata pelajaran akuntansi dapat dilihat dari
kemampuan dalam melakukan pembukuan. Tidak hanya itu secara nasional
penguasaan siswa terhadap mata pelajaran tersebut juga dapat dilihat dari hasil
ujian nasional dimana berdasarkan hasil pengamatan masih berada di bawah
kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Menurut data dari dinas pendidikan di kota medan terdapat 14 SMK
Negeri dimana dari keseluruhan SMK negeri tersebut tidak semua memiliki
jurusan Akuntansi. SMK Negeri yang memiliki jurusan Akuntansi adalah SMK N
1 Medan, SMK N 6 Medan, SMK N 7 Medan dan SMK N 13 Medan. Setelah
dilakukan survei ke-4 SMK N tersebut ditemukan nilai mata pelajaran akuntansi
belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum yaitu sebesar 75. Hal ini
dibuktikan dari hasil ujian akhir mata pelajaran akuntansi selama 2 tahun terakhir,
seperti yang terlihat pada Tabel 1.1 berikut ini:
Tabel 1.1. Perolehan nilai rata-rata siswa mata pelajaran Akuntansi Tahun Ajaran 2013/2014 dan 2014/2015.
Tahun
Akademik Semester 1 Semester 2 Semester 1 Semester 2 2013/2014 2014/2015 KKM SMK N 1 73,75 74,08 74,39 74,43 75 SMK N 6 72,68 74,22 72,38 74,86 75 SMK N 7 74,05 74,88 74,08 74,99 75 SMK N 13 73,17 74,71 74,34 74,76 75
(Sumber: Data Tata Usaha SMK N 1, SMK N 6, SMK N 7 dan SMK N 13 Kota Medan)
Dari Tabel 1.1 di atas dapat diperhatikan bahwa perolehan hasil belajar
mata pelajaran Akuntansi masih cenderung kurang memuaskan. Hal ini dapat
disebabkan oleh penyampaian materi secara teori oleh guru lewat ceramah,
dilaksanakan bersifat monoton, akibatnya potensi kelas kurang diberdayakan dan
banyak siswa kurang serius mengikuti materi akuntansi keuangan. Pada akhirnya
berpengaruh kepada penguasaan materi mata pelajaran Akuntansi yang juga akan
berpengaruh pada praktisi dari lulusan SMK yang diharapkan akan mampu
bersaing dalam dunia pasar kerja. Menurut Daryanto (2012:108) mengatakan
bahwa “kurang aktif dan rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kurang
terlibatnya siswa dalam kegiatan pembelajaran dan penerapan strategi
pembelajaran yang kurang tepat”.
Akuntansi adalah salah satu cabang ilmu ekonomi yang pada dasarnya
bertujuan mempelajari dan memberikan pemahaman dalam pencatatan akuntansi
dan penyusunan laporan keuangan yang dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan dibidang keuangan, sangat menakjubkan bahwa semua
proses perekonomian khususnya bagian keuangan dapat dipahami melalui
catatan-catatan akuntansi. Proses akuntansi diawali pencatatan-catatan bukti transaksi dan
berakhir dengan penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Laporan keuangan
merupakan laporan yang menyajikan keberhasilan kegiatan operasional suatu
badan usaha dalam suatu periode.
Salah satu tujuan pembelajaran Akuntansi di SMK adalah agar siswa dapat
menggunakan konsep atau rumus akuntansi yang ada dalam pembelajaran.
Penekanan pada pemahaman konsep dalam akuntansi dewasa ini sering
mengalami kesulitan atau kesalahan. Contoh salah dalam memahami bahasa atau
konsep, penerapan rumus-sumus, dan salah dalam perhitungan yang dilakukan
dapat diajarkan dengan mudah dan benar kepada siswa jika guru memahami dan
menguasai konsep-konsep dasar akuntansi yang diajarkan. Dengan memahami
dan menguasai konsep-konsep dasar ayat jurnal penyesuaian, maka guru dapat
menjelaskan sifat, serta metode pembelajaran yang sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa. Nilai rata-rata siswa Akuntansi di bawah kriteria ketuntasan
minimun karena siswa mengalamai kesulitan dalam mengerjakan soal-soal ayat
jurnal penyesuain yang dapat disebabkan dari aspek kognitif (kemampuan otak)
yang rendah, sulitnya memahami soal, kurangnya penguasaan materi yang
diajarkan, bahkan saat guru memberikan tugas rumah siswa kurang
sungguh-sungguh mengerjakannya, tugas-tugas yang diberikan guru ini dapat memudahkan
siswa untuk belajar dan berlatih mengerjakan soal ayat jurnal penyesuaian yang
telah diberikan oleh guru.
Untuk mengatasi adanya kesenjangan tersebut, maka salah satu hal yang
dapat diterapkan dalam menyampaikan materi mata pelajaran Akuntansi adalah
menyesuaikan strategi dan media yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik siswa. Sebagaimana hakikat
teknologi pendidikan yang merupakan proses kompleks dan terpadu yang
melibatkan orang, prosedur, gagasan, peralatan dan organisasi untuk menganalisis
masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola
pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia (AECT,
1986:1). Dengan kata lain teknologi pendidikan menitikberatkan pada pemecahan
masalah belajar secara sistematis dengan menggunakan berbagai sumber, metode,
yang tepat, perolehan hasil belajar suatu kegiatan belajar mengajar juga
dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengenal dan memahami karakteristik
siswa.
Oleh karena itu, guru perlu menguasai berbagai model pembelajaran yang
dapat melatih kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, melibatkan
aktivitas siswa secara optimal, dan dapat menyelesaikan masalah akuntansi dalam
kehidupan sehari-hari. Banyak model pembelajaran yang baik dan dapat
diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, alternatif yang dapat
digunakan untuk meningkatkan hasil belajar Akuntansi yaitu melalui suatu bentuk
model pembelajaran Creative Problem Solving dan model pembelajaran
Contextual Teacing And Learning yang dapat memberikan ruang seluas-luasnya
kepada siswa untuk berpikir dan terlibat secara aktif serta kreatif dalam suatu
pembelajaran.
Model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) merupakan variasi
dari pembelajaran dengan pemecahan masalah melalui teknik sistematik dalam
mengorganisasikan gagasan kreatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
Sintaknya adalah mulai dari fakta aktual sesuai dengan materi bahan ajar melalui
tanya-jawab lisan, identifikasi permasalahan dan fokus pilihan, mengolah pikiran
sehingga muncul gagasan yang orisinil untuk menentukan solusi, presentasi dan
diskusi.
Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning merupakan suatu
model pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara
dihubungkan dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk
dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka dengan mencerminkan
kemampuan afektif, kognitif dan psikomotorik yang diakomodasikan secara
integratif dan proposional.
Menurut Kasmadi (2010: 575) bahwa model pembelajaran Creative
Problem Solving “merupakan suatu model pembelajaran yang memusatkan pada
pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah dengan penguatan
keterampilan”. Model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengembangkan kemampuannya agar lebih aktif dan kreatif. Sedangkan
menurut Suprijono (2009: 79-80) bahwa model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning, “merupakan model pembelajaran yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat”. Dengan konsep belajar diharapkan lebih bermakna bagi siswa.
Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa
mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Siswa perlu mengerti
apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status mereka, dan bagaimana
mencapainya. Dengan begitu mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang
memerlukan suatu bekal untuk hidupnya nanti.
Kemampuan pemecahan masalah merupakan tujuan utama dalam
pembelajaran Akuntansi. Pada pembelajaran konvensional yang sampai sekarang
melakukan kegiatan belajar berupa menghafal tanpa disertai pengembangan
kemampuan pemecahan masalah. Salah satu model pembelajaran yang diharapkan
dapat membantu peserta didik berlatih memecahkan masalah adalah model
pembelajaran Creative Problem Solving (CPS). Hasil penelitian Achmad Buchori
(2012: 13) dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kemampuan
pemecahan masalah bagi siswa yang mengikuti pembelajaran matematika dengan
model CPS berbantuan Software GeoGebra lebih baik dari pada kemampuan
pemecahan masalah bagi siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional, dan
terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah antara siswa pada kelompok
atas, tengah dan bawah pada pembelajaran ini. Dengan demikian model ini dapat
dijadikan sebagai alternatif model pembelajaran yang efektif untuk mencapai
kemampuan pemecahan masalah secara optimal khususnya pada materi
trigonometri kelas X. Sedangkan Febri Munda Aji Qisthy, Drs. Fx. Sukardi dan
Drs. Tarsis Tarmudji, M. M (2012: 5) mengemukakan bahwa penggunaan model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih efektif dari pada
model pembelajaran konvensional pada pembelajaran IPS ekonomi standar
kompetensi permintaan, penawaran, dan terbentuknya harga pasar pada siswa
kelas VIII SMP Negeri 5 Cilacap tahun pelajaran 2011/2012 karena berdasarkan
pengujian, peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata
post tes 81,84 dan rata-rata kelas kontrol 74,76 maka dapat disimpulkan bahwa
data akhir (post test) kelompok eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol.
dengan model CTL lebih tinggi yaitu 68% dibandingkan dengan metode
konvensional yaitu 59%.
Berdasarkan uraian diatas, bahwa dengan Creative Problem Solving siswa
dituntut untuk berpikir kreatif dalam menyelesaikan segala masalah yang ada
dalam materi jurnal umum, buku besar dan ayat jurnal penyesuaian, sedangkan
Contextual Teaching and Learning tidak berdasarkan pemecahan masalah secara
kreatif, pemecahan masalah yang digunakan dalam Contextual Teaching and
Learning hanya mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia
nyata siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dengan model pembelajaran Creative
Problem Solving siswa diharapkan dapat menimbulkan minat sekaligus kreativitas
dan aktivitas siswa serta hasil belajar siswa dalam mempelajari Akuntansi,
sehingga siswa dapat memperoleh manfaat yang maksimal baik dari proses
maupun hasil belajarnya.
Di samping pemililihan model pembelajaran yang tepat, maka perolehan
hasil belajar Akuntasi juga dipengaruhi faktor karakteristik siswa. Salah satu
faktor karakteristik siswa yaitu kemampuan berpikir. Kemampuan berpikir siswa
dalam hal ini adalah Potensi Akademik. Potensi akademik yang diukur dengan
Tes Potensi Akademik merupakan kemampuan berpikir seseorang yang
didapatkannya semenjak lahir dan dari pengalaman selama menjalani kehidupan
mereka baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun lingkungan sekitarnya. Di
dalam lingkungan sekolah Potensi Akademik bertujuan untuk mengukur kapasitas
berpikir siswa, sehingga hasil Potensi Akademik ini dapat memprediksi apakah
kemungkinannya untuk mengalami stress dengan tuntutan belajar di sekolah
nantinya. Siswa yang memiliki Potensi Akademik yang tinggi akan memiliki
proses berpikir dan strategi pemecahan masalah yang efektif dan efisien yang
membuatnya lebih mudah mempelajari mata pelajaran di sekolah dan
menyelesaikan persoalan, sehingga dia tidak mudah untuk mengalami kecemasan
dalam belajar dan akan memiliki hasil belajar yang lebih baik.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk meneliti pengaruh model
pembelajaran Creative Problem Solving dan model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning dan Potensi Akademik yang dimiliki siswa terhadap hasil
belajar Akuntansi siswa SMK Negeri 1 medan dan SMK Negeri 7 Medan.
Diharapkan dengan temuan ini akan dapat mengubah hasil belajar siswa untuk
pencapaian nilai yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah serta hasil survey awal
peneliti, dapat diidentifikasi masalah-masalah dalam penelitian ini, yakni: (1)
Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi hasil belajar Akuntansi siswa?, (2)
Apakah guru dapat melaksanakan manajemen kelas yang baik untuk menciptakan
kelas yang kondusif?, (3) Bagaimana pengaruh tingkat pendidikan guru Akuntansi
terhadap hasil belajar Akuntansi siswa?, (4) Apakah guru telah menyesuaikan
bahan (materi) pelajaran dengan kemampuan siswa?, (5) Apakah guru
menggunakan multi media dalam pembelajaran?, (6) Bagaimana model
pembelajaran yang sesuai dalam pembelajaran?, (8) Bagaimana hubungan model
pembelajaran Creative Problem Solving dan hasil belajar siswa?, (9) Apakah
model pembelajaran Creative Problem Solving dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada pembelajaran Akuntansi?, (10) Bagaimana hubungan model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning dan hasil belajar siswa?, (11)
Apakah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Akuntansi?, (12) Apakah ada
perbedaan hasil belajar dengan model pembelajaran Creative Problem Solving dan
model pembelajaran Contextual Teaching and Learning?, (13) Apakah ada
pengaruh hasil belajar siswa dengan mengetahui hasil Potensi Akademiknya?,
(14) Apakah dengan hasil Potensi Akademik yang berbeda dan model
pembelajaran yang berbeda akan menghasilkan hasil belajar yang berbeda?, (15)
Bagaimana kreativitas siswa yang mengikuti pembelajaran Akuntansi dengan
Potensi Akademik yang sama?, (16) Apakah dengan mengetahui hasil Potensi
Akademik yang dimiliki siswa, guru dapat meningkatkan hasil belajar siswa?, dan
(17) Apakah ada interaksi antara model pembelajaran dan Tes Potensi Akademik
dalam mempengaruhi hasil belajar Akuntansi siswa?.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka masalah yang dikaji dalam
penelitian ini dibatasi pada model pembelajaran dan Potensi Akademik siswa dan
hasil belajar Akuntansi. Model pembelajaran dibatasi pada kajian tentang model
Potensi Akademik dibedakan atas Potensi Akademik tinggi dan Potensi Akademik
rendah. Sedangkan hasil belajar Akuntasi dibatasi pada kelas X semester ganjil
dengan aspek yang diukur dibatasi pada aspek kognitif. Sedangkan materi ajar
Akuntansi dibatasi pada materi Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa, dimana sub
temanya adalah jurnal, buku besar dan jurnal penyesuaian.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah hasil belajar Akuntansi siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran Creative Problem Solving lebih tinggi daripada hasil belajar
Akuntansi siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning?
2. Apakah hasil belajar Akuntansi siswa yang memiliki Potensi Akademik tinggi
akan lebih tinggi daripada hasil belajar Akuntansi siswa yang memiliki
Potensi Akademik rendah?
3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan Potensi
Akademik terhadap hasil belajar Akuntansi?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang
pengaruh model pembelajaran dan tingkat Potensi Akademik terhadap hasil
1. Mengetahui hasil belajar Akuntansi siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran Creative Problem Solving lebih tinggi daripada hasil belajar
Akuntansi siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning.
2. Mengetahui hasil belajar Akuntansi siswa yang memiliki Potensi Akademik
tinggi akan lebih tinggi daripada hasil belajar Akuntansi siswa yang memiliki
Potensi Akademik rendah.
3. Mengetahui interaksi antara model pembelajaran dengan Potensi Akademik
terhadap hasil belajar Akuntansi.
F. Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
secara teoretis dan praktis. Adapun manfaat teoretis penelitian ini adalah:
1. Untuk memperkaya dan menambah wawasan ilmu pengetahuan guna
meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan model
pembelajaran Akuntansi dan Potensi Akademik siswa serta hasil belajar
Akuntansi.
2. Untuk memberikan ide baru dan sebagai bahan acuan bagi guru, pengelola,
pengembang, lembaga pendidikan dan peneliti selanjutnya yang ingin
mengkaji secara mendalam tentang penerapan model pembelajaran dan
Manfaat praktis dalam penelitian ini antara lain adalah:
1. Memberikan suatu alternatif bagi guru untuk menerapkan model
pembelajaran, sehingga guru dapat merancang suatu rencana pelaksanaan
pembelajaran yang berorientasi bahwa belajar akan lebih baik jika siswa dapat
terlibat secara aktif dalam menggunakan mentalnya agar memperoleh
pengalaman, sehingga memungkinkan untuk menemukan sendiri prinsip atau
konsep Akuntansi yang sebenarnya secara realistis, sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar Akuntansi.
2. Memberikan gambaran bagi guru tentang keefektifan penerapan model
pembelajaran Creative Problem Solving dan Contextual Teaching Learning
berdasarkan karakteristik Potensi Akademik siswa untuk memperoleh hasil
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan terhadap hasil penelitian
yang dikemukakan sebelumnya maka dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1. Hasil belajar Akuntansi siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran berbasis Creative Problem Solving lebih tinggi dari hasil belajar
Akuntansi siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning.
2. Hasil belajar Akuntansi siswa yang memiliki potensi akademik tinggi lebih
tinggi daripada hasil belajar Akuntansi siswa yang memiliki potensi akademik
rendah.
3. Terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan potensi
akademik dalam mempengaruhi hasil belajar Akuntansi siswa. Siswa yang
memiliki potensi akademik tinggi memperoleh hasil belajar Akuntansi lebih
tinggi jika dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis Creative
Problem Solving daripada model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning, sedangkan siswa yang memiliki potensi akademik rendah lebih
tinggi hasil belajarnya jika dibelajarkan dengan model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning daripada model pembelajaran Creative
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan pertama dari hasil penelitian ini yang menyatakan
bahwa hasil belajar Akuntansi siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran berbasis Creative Problem Solving lebih tinggi daripada hasil
belajar Akuntansi siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning, hasil temuan ini dijadikan pertimbangan bagi
guru-guru mata pelajaran Akuntansi untuk menggunakan Creative Problem
Solving khususnya mata pelajaran Akuntansi. Oleh karena itu temuan penelitian
ini perlu dipertimbangkan dan disosialisasikan kepada seluruh SMK Negeri di
kota Medan maupun para guru yang mengajar dalam mata pelajaran Akuntansi.
Dalam kegiatan pembelajaran menggunakan Creative Problem Solving
siswa dilatih untuk dapat mengembangkan keterampilannya di dalam pemecahan
masalah. Ketika dihadapkan dengan suatu pernyataan, siswa dapat melakukan
keterampilan memecahkan masalah untuk memilih dan mengembangkan
tanggapannya, tidak hanya dengan cara menghafal tanpa dipikir melainkan
memecahkan masalah dengan proses berfikir kreatif.
Melalui Creative Problem Solving, (1) siswa dapat mengkonstruk
pengetahuannya sendiri dengan cara berdiskusi dengan teman sekelompoknya
dalam upaya menyelesaikan permasalahan yang berikan oleh guru, (2) guru harus
dapat memperhatikan situasi dan kondisi tempat pelaksanaan kegiatan
memotivasi siswa supaya dapat menumbuhkan situasi belajar yang memudahkan
siswa untuk mengeluarkan ide atau gagasan yang dimilikinya.
Hasil penelitian ini juga bisa menjadi pertimbangan bagi guru untuk
memilih model pembelajaran yang efektif digunakan dalam pembelajaran. Peran
aktif guru dalam pemilihan model pembelajaran tentunya sangat dibutuhkan,
karena dengan kecermatan dan kesesuaian karakteristik mata pelajaran dan
karakteristik siswa dalam belajar menjadi salah satu faktor dalam melakukan
pemilihan model pembelajaran.
Hasil simpulan berikutnya menunjukkan bahwa siswa yang memiliki
potensi akademik tinggi memperoleh hasil belajar Akuntansi yang lebih tinggi
apabila dibelajarkan dengan menggunakan Creative Problem Solving. Demikian
juga hasil belajar Akuntansi siswa yang memiliki potensi akademik rendah akan
lebih tinggi apabila dibelajarkan dengan menggunakan Contextual Teaching and
Learning. Penggunaan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
siswa maka kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna, sehingga pembelajaran
akan lebih efektif, efesien dan memiliki daya tarik. Namun perlu disadari bahwa
tidak ada satu model pembelajaran yang paling sesuai untuk setiap karakteristik
siswa maupun karakteristik pembelajaran. Tetapi hasil penelitian ini bisa menjadi
masukan bagi guru mata pelajaran Akuntansi untuk memilih model pembelajaran
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi seperti yang telah dikemukakan maka
disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Dalam upaya peningkatan hasil belajar Akuntansi, maka guru yang mengasuh
mata pelajaran Akuntansi disarankan agar menggunakan model pembelajaran
yang tepat dalam menyajikan materi pembelajaran.
2. Disarankan kepada guru, dalam melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan model Creative Problem Solving hendaknya soal yang
diberikan harus dapat memunculkan berbagai atau beberapa alternatif
jawaban dan cara penyelesaian dari siswa sehingga siswa dilatih untuk
berpikir secara kreatif dan tidak terpaku pada satu jawaban.
3. Bagi pihak sekolah hendaknya dapat memanfaatkan hasil penelitian ini untuk
memberikan pelatihan atau pembekalan kepada guru dalam upaya
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dengan model Creative Problem
Solving.
4. Bagi peneliti yang ingin meneliti permasalahan yang sama hendaknya lebih
memperhatikan kelemahan dan kelebihan Model Pembelajaran Creative
Problem Solving agar diperoleh hasil yang baik dan berguna bagi guru
5. Disarankan pada peneliti yang hendak melakukan penelitian yang sejenis agar
lebih memperhatikan alokasi waktu penelitian. Sebaiknya frekuensi
DAFTAR PUSTAKA
AECT. 1986. Defenisi Teknologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
AICPA (American Institute of Certified Public Accountants). 1941. Committee on
Terminology. AICPA Inc. New York
Arends, Richard I. 2001. Learning to Teach. ninth Edition. Sngapore:
McGraw-Hill Higher Education.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendektan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Buchori, Achmad. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Matematika Creative Problem Solving (CPS) Berbantuan Software Geogebra terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Siswa SMA. Artikel Hasil Penelitian. Semarang: IKIP PGRI Semarang.
Darmawan. 2010. Penggunaan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa pada Pembelajaran IPS di MI Darrusaadah Pandeglang. Vol. 11. No. 2.
http://jurnal.upi.edu/file/9-Darmawan.pdf. (diakses 28 Sepetember 2015).
Daryanto & Rahardjo, M. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:
Penerbit Gava Media.
Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2013. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Ellington, H dan Duncan Harris. 1986. Dictionary of Instructional Technology.
Gallagher, Shelagh and James. 2013. Using Problem-Based Learning to Explore Academic Potential. Interdisciplary of Problem-Based Learning. Vol. 7.
Issue 1, article 9. Published online: 3-15-2013.
Gredler, Bell, Margareth E. 1991. Belajar dan Membelajarkan (terjemahan Munandir). Jakarta: Rajawali Pers.
Hajar, Ibnu. 2010. Cukup 5 jam Memahami Psikotes dan TPA. Yogyakarta: Buku
Biru.
Harahap, Sofyan Syahri. 2012. Teori Akuntansi. Jakarta: Rajawali Pers.
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Joyce, Bruce., Marsha Weil dan Emily Calhoun. 2011. Models of Teaching.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Juniarti. 2013. Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XII IPS di SMA Negeri 2 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Skripsi Program Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Medan.
Kasmadi. 2010. Pengaruh Penggunaan Artikel Kimia dari Internet Pada Model Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA.Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. Vol. 4. No. 1. Hal. 574-581.
Semarang: Jurusan Kimia FMIPA.
Kemp, Jerold E., dan D. K. Dayton. 1985. Planning and Production Instructional Media. New York: Harper & Row.
Kunandar. 2009. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali
Pers.
Moelyati. 2006. Siklus Akuntansi: Untuk Tingkat 1 SMK. Jakarta: Yudhistira.
Munandar. 1987. Kreativitas dan Keterbakatan. Dalam Nahel, Bintu. 2012.
Pengertian Berpikir Kreatif.
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2253026-pengertian-berpikir-kreatif/. (diakses 27 September 2015).
Munandar. 2009. Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka
Munda Aji Qisthy. Febri, Sukardi. FX dan Tarmudji. Tarsis. 2012. Efektivitas Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) Pokok Bahasan Pemintaan, Penawaran dan Terbentuknya Harga Pasar terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Cilacap Tahun Pembelajaran 2011/2012. Economic Education Analysis Journal. Vol. 1 No. 2.
Murtie, Afin. Alexano, Poppy. Ajeng, Destika W. 2014. Target Skor Ideal Tes Potensi Akademik. Jogjakarta: Trans Idea Publishing.
Myrmel. 2003. Effects of Using Creative Problem Solving in Eighth Grade Technology Education Class at Hopkins North Junior High School. Dalam Sudiran. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving
untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Menyelesaikan Masalah Fisika.
Vol. 4 (1). http://jurnalagfi.org/wp-content/uploads/2013/04/Artikel-Sudiran-7-12.pdf. (diakses 27 September 2015).
Noller, Ruth B., Parnes, Sidney J., and Biondi, Angelo M. 1977. Creative Actionbook. New York: Charles Scribner’s Sons
Pepkin. 2004. Creative Problem Solving in Math. Dalam Khanifah. 2011. Efektivitas Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dan Teams Game Tournament (TGT) terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Pokok Bahasan Perbandingan Trigonometri Sudut-Sudut Khusus pada Siswa Kelas X Semester II SMS Negeri 1 Pegandon
Kabupaten Kendal Tahun Pembelajaran 2010/2011.
http://andynuriman.files.wordpress.com/2011/10/siti-khanifah-eksperimen.pdf. (diakses 27 September 2015)
Primartadi, Aci. 2012. Pengaruh Based Learning terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Potensi Akademik Siswa SMK Otomotif. Jurnal Pendidikan Vokasi.
Vol. 2. Nomor 2. file:///C:/Users/User/Downloads/1024-3176-11-PB%20(2).pdf. (diakses 28 September 2015)
Qisthy, Febri Munda Aji, Drs. Fx. Sukandi dan Drs tarsis Tarmudji, M. M. 2012.
Efektivitas Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pokok Bahasan Permintaan, Penawaran, dan Terbentuknya Harga Pasar terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Cilacap Tahun Pelajaran 2011/2012. Economic Education Analysis Journal. Vol. 1. Nomor
2.
Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Tujuan Pendidikan Nasional. Jakarta: Sekretariat Negara.
Ristontowi. 2011. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Matematis Siswa
melalui Pembelajaran Creative Problem Solving. Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan MIPA.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Skinner, Charles E. 1958. Essential of Education Psicology. New York: Englewod
Cliffs.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2013. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sukadji, S. 2000. Psikologi Pendidikan & Psikologi Sekolah. Depok: LPSP3
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Sund, Robert B and Arthur A. Carin. 1975. Teaching Science Through Discovery.
St Louis, MO, USA: Merrill.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Syah, Muhibbin. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Syukur. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa pada Konsep Saling
Ketergantungan dalam Ekosistem. Skripsi Kementerian Republik Indonesia
Institut Agama Islam Negeri (IAIN).
Weygandt, dkk. 2011. Financial Accounting 6th Edition. United Stated: Wiley.
Yusrin. Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL).
http://yusrin-