• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS Analisis Efisiensi Dan Efektivitas Penerimaan Pajak Dan Retribusi Daerah (Studi Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS Analisis Efisiensi Dan Efektivitas Penerimaan Pajak Dan Retribusi Daerah (Studi Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo)."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS

(Studi Pa

Diajuk Gelar S

S EFISIENS

ada Dinas P

an Untuk M Sarjana Ekon

Un

D

FAK UNIVERS

SI DAN EFE RETRI Pendapatan Kabup NASKA Memenuhi Tu nomi Jurusan niversitas M D DIAN MU B KULTAS E ITAS MUH EKTIVITA IBUSI DAE , Pengelolaa paten Sukoh AH PUBLIK ugas dan Sya

n Akuntansi Muhammadiy

Disusun oleh: STIKA W 200 090 124

EKONOMI HAMMADIY 2013 S PENERIM ERAH an Keuanga harjo). KASI arat-Syarat G Fakultas Ek yah Surakarta : WARDANI 4 DAN BISN YAH SURA MAAN PAJ

an dan Aset

Guna Mempe konomi dan B

(2)

PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini telah membaca naskah publikasi dengan judul: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK DAN

RETRIBUSI DAERAH

(Studi Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo).

Yang ditulis DIAN MUSTIKA WARDANI NIM: B 200090147

Penandatangan berpendapat bahwa Naskah Publikasi tersebut telah memenuhi syarat untuk diterima.

(3)

ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH

(Studi Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo).

DIAN MUSTIKA WARDANI B 200 090 124

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul “Analisis Efisiensi dan Efektivitas Penerimaan Pajak dan Retribusi Daerah (Studi Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukoharjo). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Kabupaten Sukoharjo. Obyek dari penelitian ini adalah penerimaan pajak dan retribusi daerah Kabupaten Sukoharjo tahun 2007-2012.

(4)

retribusi daerah periode tahun 2007-2012 termasuk kategori efektif ini menyebabkan meningkatnya pendapatan asli daerah.

Kata Kunci: Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Efisiensi, Efektivitas

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(5)

A. PENDAHULUAN

Tuntutan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) semakin besar seiring dengan semakin banyaknya kewenangan pemerintah yang dilimpahkan kepada daerah disertai pengalihan personil, peralatan, pembiayaan dan dokumen ke daerah dalam jumlah besar. Sementara, sejauh ini dana perimbangan yang merupakan transfer keuangan oleh pemerintah kepada daerah dalam rangka mendukung pelaksanaan otonomi daerah, meskipun jumlahnya relative memadai namun daerah harus lebih kreatif dalam meningkatkan PAD-nya. Oleh karena itu, daerah harus dapat menggali sumber PAD yang potensial secara maksimal namun tentu saja harus dalam koridor peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 dan 25 Tahun 1999, tentang Perimbangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, merupakan awal dimulainya otonomi daerah, yaitu diberikannya peran yang lebih besar kepada kabupaten atau kota untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Otonomi daerah merupakan suatu proses yang memerlukan transformasi paradigmatic dalam penyelenggaraan pemerintah daerah. Ditinjau dari aspek ekonomi, perubahan yang utama terletak pada perspektif bahwa sumber-sumber ekonomi yang tersedia di daerah harus dikelola secaramandiri dan bertanggung jawab, dan hasilnya lebih diorientasikan kepada kesejahteraan masyarakat.

(6)

adanya penambahan variabel Retribusi Daerah, lokasi penelitian dan periode penelitian. Pada penelitian sebelumnya menggunakan lokasi penelitian di Jambi serta periode yang digunakan yaitu tahun 2002-2009, sedangkan pada penelitian ini menggunakan lokasi di Kabupaten Sukoharjo dengan periode yang dilakukan yaitu tahun 2007-2012. Karena beberapa alasan tersebut, penulis tertarik untuk mengambil judul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH (Studi Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo).”

B.LANDASAN TEORI

1. Pengertian Pemerintah Daerah

Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsure penyelenggara Pemerintah Daerah. Dengan demikian, peran Pemerintah Daerah adalah segala sesuatu yang dilakukan dalam bentuk cara tindak baik dalam rangka melaksanakan otonomi daerah sebagai hak, wewenang, dan kewajiban Pemerintah Daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundan-undangan.

2. Efisien

(7)

(Abdul Halim, 2002:166) menyatakan bahwa efisiensi ketetapan atau cara untuk mengelola pajak (tidak membuang biaya, kemampuan menjalankan tugas pemungutan dengan baik, penggunaan jumlah tenaga/bahan yang sesuai dengan standar) yang telah ditetapkan dan perbandingan antara input dan output dalam suatu proses. Disimpulkan bahwa efisiensi merupakan suatu ukuran yang menggambarkan perbandingan antara biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang dicapai.

3. Efektivitas

Menurut Mardiasmo (2004:134), Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan (spending wisely). Dapat disimpulkan bahwa efektivitas merupakan seberapa jauh hasil sebenarnya mencapai hasil atau target yang diharapkan. Adapun kaitan konsep efektivitas dengan kinerja organisasi pemerintah khususnya pemerintah daerah dalam hal pemungutan pendapatan daerah, konsep efektivitas lebih mengacu pada keberhasilan pemerintah dalam mengemban tugas pokok dan fungsi pemerintahan dalam mengumpulkan pendapatan daerah sehingga target yang telah ditetapkan bisa tercapai.

4. Pajak Daerah

(8)

yang selanjutnya disebut pajak adalah kontribusi wajib kepada darerah yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, denga tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan diunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Menurut Perda Kabupaten Sukoharjo No. 7 Tahun 2011, jenis pajak kabupaten atau kota terdiri atas:

a.Pajak Hotel b.Pajak Restoran c.Pajak Hiburan d.Pajak Reklame

e. Pajak Penerangan Jalan f.Pajak Gol. C

g.Pajak Parkir 5. Retribusi Daerah

(9)

C. METODE PENELITIAN

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi. Metode dokumentasi yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder yang berupa laporan realisasi PAD yang diperoleh dari DPPKAD.

1. Tingkat Efisiensi

Kriteria pengukuran

a) Apabila hasilnya dibawah 20 % berarti sangat efisien.

b)Apabila hasilnya antara 20 % sampai dengan 85 % berarti efisien. c) Apabila hasilnya diatas 85 % berarti tidak efisien.

2. Tingkat Efektivitas

%

Kriteria Pengukuran

a) Hasil perbandingan tingkat pencapaian diatas 100% berarti sangat efektif

b) Hasil perbandingan tingkat pencapaian sama dengan 100% berarti efektif

(10)

D. HASIL PENELITIAN 1. Efisiensi Pajak Daerah

Rata-rata efisiensi penerimaan pajak daerah yang paling rendah pada kurun waktu 2007-2012 adalah pajak hotel yaitu mencapai rata-rata 5,62% sehingga sangat efisien. Artinya biaya yang dikeluarkan untuk pemungutan pajak adalah rendah. Sedangkan tertinggi adalah pajak galian golongan C yang mencapai 14,54%. Dari data di atas dapat dilihat bahwa efisiensi penerimaan pajak daerah di Kabupaten Sukoharjo sudah sangat efisien dengan rata-rata sebesar 8,74% (kurang dari 20%). Penerimaan pajak daerah yang sangat efisien ini menyebabkan meningkatnya pendapatan asli daerah dan menurunnya biaya pemungutan pajak. Rata-rata pertumbuhan pada tahun 2007-2008 mengalami kenaikan dan pada tahun 2009-2012 mengalami penurunan.

2. Efektivitas Pajak Daerah

(11)

kenaikan, pada tahun 2010 – 2011 mengalami penurunan, dan pada tahun 2012 mengalami kenaikan.

3. Efisiensi Retribusi Daerah

Bahwa rata-rata efisiensi penerimaan retribusi daerah yang paling rendah pada kurun waktu 2007-2012 adalah retribusi jasa usaha yaitu mencapai rata-rata 5,47% sehingga sangat efisien. Artinya biaya yang dikeluarkan untuk pemungutan retribusi adalah rendah. Sedangkan tertinggi adalah retribusi perijinan tertentu yang mencapai 6,67%. Dari data di atas dapat dilihat bahwa efisiensi penerimaan retribusi daerah di Kabupaten Sukoharjo sudah sangat efisien dengan rata-rata sebesar 6,12% (kurang dari 20%). Penerimaan pajak daerah yang sangat efisien ini menyebabkan meningkatnya pendapatan asli daerah dan menurunnya biaya pemungutan pajak. Rata-rata pertumbuhan pada tahun 2007-2008 mengalami kenaikan, tahun 2009-2012 mengalami penurunan.

4. Efektivitas Retribusi Daerah

(12)

kategori sangat efektif. Pencapaian target penerimaan retribusi daerah yang sangat efektif ini menyebabkan meningkatnya pendapatan asli daerah. Rata-rata pertumbuhan pada tahun 2007-2008 mengalami penurunan, tahun 2009-2010 mengalami penurunan, tahun 2010-2011 mengalami kenaikan, dan pada tahun 2011-2012 mengalami penurunan.

E. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

a. Nilai rata-rata efisiensi penerimaan pajak daerah di Kabupaten Sukoharjo sudah sangat efisien dengan rata-rata sebesar 8,74% (kurang dari 20%). Penerimaan pajak daerah yang sangat efisien ini menyebabkan meningkatnya pendapatan asli daerah dan menurunnya biaya pemungutan pajak. Rata-rata pertumbuhan pada tahun 2007-2008 mengalami kenaikan dan pada tahun 2009-2012 mengalami penurunan.

(13)

c. Nilai rata-rata efisiensi penerimaan retribusi daerah di Kabupaten Sukoharjo sudah sangat efisien dengan rata-rata sebesar 6,12% (kurang dari 20%). Penerimaan pajak daerah yang sangat efisien ini menyebabkan meningkatnya pendapatan asli daerah dan menurunnya biaya pemungutan pajak. Rata-rata pertumbuhan pada tahun 2007-2008 mengalami kenaikan, tahun 2009-2012 mengalami penurunan. d. Rata-rata efektivitas penerimaan retribusi daerah periode tahun

2007-2012 mencapai 94,45% (berada di antara 80 - 100%), sehingga termasuk kategorfi efektif. Pencapaian target penerimaan retribusi daerah yang sangat efektif ini menyebabkan meningkatnya pendapatan asli daerah. Rata-rata pertumbuhan pada tahun 2007-2008 mengalami penurunan, tahun 2009-2010 mengalami penurunan, tahun 2010-2011 mengalami kenaikan, dan pada tahun 2011-2012 mengalami penurunan.

2. Saran

Dari hasil penelitian, analisis data, pembahasan, dan simpulan yang telah diambil, maka dapat di kemukakan saran sebagai berikut:

a. Bagi peneliti di penelitian lebih diperpanjang lagi, yaitu tidak hanya enam tahun, sehingga tingkat generalasinya lebih baik.

b. Bagi peneliti mendatang hendaknya melibatkan variabel lainnya. c. Bagi peneliti mendatang hendaknya sampel dan daerah penelitian lebih

(14)
(15)

DAFTAR PUSTAKA

Dajan, Anton. 1986. Pengantar Metode Statistik. Jakarta: LP3ES.

Enggar D. P. A. dan Sri Rahayu, dkk. 2011. “ Analisis Efisiensi dan Efektivitas Penerimaan Pajak Daerah Propinsi Jambi”. Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora, Vol. 13, No. 1, Hal: 69-82.

Halim, Abdul. 2001. “Buna Rampai Manajemen Daerah”. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Halim, Abdul. 2004. Menejemen Keuangan Daerah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Harjono, Taufiq. 2008. “Analisis Potensi Pajak Hotel di Kabupaten Ponorogo”. Jurnal Ilmiah di Bidang Ekonomi, Vol. 3, No. 2, Hal: 83-96.

Hasibuan Malahayu SP. “Menejemen (Dasar, Pengertian, dan Masalah). Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Kurniawan, Panca dan Agus Purwanto. 2004. “ Pajak Daerah dan Retribusi di Indonesia”. Malang: Banyu Media Publising.

Mahsun, Muhammad. 2006. “Pengukuran Kinerja Sektor Publik”. Yogyakarta:

BPFE UGM.

Mardiasmo. 2001. “Perpajakan”. Yogyakarta: Andi.

Mudrajad, Kuncoro. 2003. “ Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi”. Jakarta: Erlangga.

Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo No. 7 Tahun 2011 “Tentang Pajak Daerah”.

Resmi, Siti. 2007. “Perpajakan Teori dan Kasus”. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.

Rosidah, Euis dan Yosi Muhammad Nur. 2010. “Analisis Efektivitas dan Efisiensi Pemungutan Pajak Reklame Serta Kontribusinya Terhadap Penerimaan Pajak Daerah”. Jurnal Akuntansi, Vol. 5, No. 2, Hal:508-522.

Sidik, Machmud. 1994. Keuangan Daerah. Jakarta: Universitas Terbuka.

(16)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000. “Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah”.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004. “Tentang Pemerintah Daerah”.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004. “Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah”.

Wartini, Sri dan Ita Salsalina. 2010. “Pengaruh Pemungutan Pajak Reklame Terhadap Penerimaan Pajak Derah Di Kota Bandung”. Jurnal Akuntansi, Vol. 2, No. 2, Hal: 181-201.

Wahyu Nugrahadi,Eko dan Aisma Syamsi. 2011. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Daerah di Kota Medan”. Jurnal Visi Ekonomi, Vol. 10, No. 1, Hal:36-43.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pemungutan pajak restoran terhadap penerimaan pajak daerah.. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

Pajak daerah merupakan sumber penerimaan PAD yang sangat penting dalam pembiayaan pembangunan daerah. Besar kecilnya pajak daerah mempengaruhi kapasitas anggaran

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui tingkat efektivitas dan efisiensi hasil pemungutan Pajak Daerah yang meliputi Pajak Hotel,

pajak bagi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

Untuk mengetahui efisiensi pemerimaan PAD Kabupaten Klungkung tahun 2005-2011 dapat dilihat dari efisiensi pengelolaan pajak dan retribusi daerah karena pajak dan retribusi

Hal ini disebabkan penerimaan pajak reklame yang memiliki proporsi lebih kecil dibandingkan dengan komponen pajak daerah lain terlebih lagi penerimaan pajak

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui apakah Prosedur Penerimaan Pajak Bumi dan bangunan (PBB) setelah dialihkan dari Pajak Pusat ke Pajak Daerah sudah

Berdasarkan klasifikasi pengukuran efektivitas pada tabel 3 pencapaian penerimaan pajak restoran dapat dikatakan sangat efektif Dari hasil perhitungan perbandingan penerimaan retribusi