STUDI PENETAPAN KADAR KANDUNGAN VITAMIN C
PADA BEBERAPA MACAM BUAH MANGGA (Mangifera
indica
L.) YANG BEREDAR DI KOTA MEDAN SECARA
VOLUMETRI DENGAN 2,6-DIKLOROFENOL INDOFENOL
SKRIPSI
OLEH:
SUCI RAHMALIA LUBIS
NIM 101524030
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2012
STUDI PENETAPAN KADAR KANDUNGAN VITAMIN C
PADA BEBERAPA MACAM BUAH MANGGA (Mangifera
indica
L.) YANG BEREDAR DI KOTA MEDAN SECARA
VOLUMETRI DENGAN 2,6-DIKLOROFENOL INDOFENOL
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
OLEH:
SUCI RAHMALIA LUBIS
PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI
STUDI PENETAPAN KADAR KANDUNGAN VITAMIN C
PADA BEBERAPA MACAM BUAH MANGGA (Mangifera
indica
L.) YANG BEREDAR DI KOTA MEDAN SECARA
VOLUMETRI DENGAN 2,6-DIKLOROFENOL INDOFENOL
OLEH:
SUCI RAHMALIA LUBIS NIM 101524030
Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
Pada tanggal: Juni 2012
Disetujui Oleh:
Pembimbing I, Penguji,
Drs. Muchlisyam, M.Si., Apt. Drs. Chairul Azhar Dalimunthe, M.Sc., Apt.
NIP 195006221980021001 NIP 194907061980021001
Drs. Muchlisyam, M.Si., Apt. NIP 195006221980021001 Disetujui Oleh:
Pembimbing II,
Drs. Immanuel S. Meliala, M.Si., Apt.
NIP 195001261983031002 Drs. Maralaut Batubara, M.Phill., Apt.
NIP 195101311976031003
Dra. Sudarmi, M.Si., Apt.
NIP 195409101983032001
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
Dekan,
Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. NIP 195311281983031002
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim,
Puji serta syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan
penyusunan skripsi ini, serta Shalawat dan Salam kepada Nabi Allah : Rasulallah
Muhammad SAW sebagai suri tauladan dalam kehidupan.
Skripsi ini disusun melengkapi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana
Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, dengan judul: Studi
Penetapan Kadar Kandungan Vitamin C Pada Beberapa Macam Buah Mangga
(Mangifera indica L.) Yang Beredar Di Kota Medan Secara Volumetri Dengan
2,6-Diklorofenol Indofenol .
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ayahanda dan ibunda tercinta yang telah memberikan cinta dan kasih
saying yang tidak ternilai dengan apapun, doa yang tulus serta
pengorbanan baik materi maupun non-materi
2. Bapak Drs. Muchlisyam, M.Si., Apt., selaku penasihat akademik dan
selaku dosen pembimbing yang telah banyak membimbing dan
3. Bapak Drs. Maralaut Batubara, M.Phill., Apt., selaku pembimbing yang
telah memberikan bimbingan kepada penulis hingga selesainya skripsi ini.
4. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku dekan Fakultas
Farmasi yang telah mendidik selama masa perkuliahan
5. Bapak atau Ibu Dosen yang mengajar di Program S-1 Ekstensi Farmasi
Fakultas Farmasi USU
6. Seluruh teman-teman di Fakultas Farmasi yang memberi dukungan dan
semangat kepada penulis.
Penulis menyadari penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu penulis menerima saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Juni2012
Penulis
STUDI PENETAPAN KADAR KANDUNGAN VITAMIN C PADA BEBERAPA MACAM BUAH MANGGA (Mangifera indicaL.) YANG BEREDAR DI KOTA MEDAN SECARA VOLUMETRI DENGAN
2,6-DIKLOROFENOL INDOFENOL.
ABSTRAK
Vitamin C adalah salah satu vitamin yang diperlukan oleh tubuh untuk
meningkatkan sistem imunitas tubuh. Untuk melengkapi kebutuhan akan vitamin C, sebagai salah satu sumber vitamin C adalah buah-buahan segar.
Mangga merupakan salah satu buah yang sangat populer dan digemari oleh masyarakat yang mengandung vitamin C. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan kadar vitamin C pada buah mangga Arumanis, mangga Golek dan mangga Udang yang beredar di kota Medan dengan metode volumetri dengan larutan pentiter 2,6-diklorofenol indofenol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar vitamin C yang diperoleh dalam mangga adalah 20,47 ± 0,42 mg/100g (mangga Arumanis), 21,97 ± 0,45 mg/100g (mangga Golek), dan 18,39 ± 0,43 mg/100g (mangga Udang). Secara statistika menggunakanSoftwareSPSS diketahui adanya perbedaan kadar vitamin
C pada mangga Arumanis, mangga Golek dan mangga Udang. Pada pengujian validasi metode diperoleh persen recovery sebesar 90,67% dan RSD sebesar
1,49%.
Hasil uji beda nyata menunjukkan adanya beda nyata antara kadar vitamin C mangga Arumanis, mangga Golek dan mangga Udang dan kadar yang paling baik adalah mangga Golek dibandingkan mangga Arumanis dan mangga Udang.
THE DETERMINATION STUDY OF THE VITAMIN C CONTENT IN SOME KIND MANGO (Mangifera indicaL.) THAT CIRCULATING IN THE MEDAN CITY BY VOLUMETRIC WITH 2,6-DICHLOROPHENOL
INDOPHENOL
ABSTRACT
Vitamin C is that the one of vitamin that needed by the body to increase of the immune system. To complement the necessary of vitamin C, as a source of vitamin C is fresh fruits.
Mango fruit is one of the very popular and liked by the public that contain vitamin C. The purpose of this research was to compare the contain of vitamin C in the of Arumanis mango, Golek mango and Shrimp mango that circulating in the city of Medan by the volumetric method with a solution of 2,6-Dichlorophenol Indophenol.
The result showed the contain of vitamin C obtained of mango was 20.47 ± 0.42 mg/100g (Arumanis mango), 21.97 ± 0.45 mg/100g (Golek mango), and 18.39 ± 0.43 mg/100g (Shrimp mango). Statistically by SPSS software, show that there is different of the rate of the contain of vitamin C among Arumanis mango, Golek mango and Shrimp mango. In validation method test, the percent recovery is 90.67% and RSD is 1.49%.
The results indicate a real difference between the contain of vitamin C by Arumanis mango, Golek mango and Shrimp mango. The contain of vitamin C by Golek mango is better than by Arumanis mango and and Shrimp mango.
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
ABSTRAK ... iii
ABSTRACT ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 2
1.3 Hipotesis... 3
1.4 Tujuan Penelitian ... 3
1.5 Manfaat Penelitian ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 4
BAB III METODE PENELITIAN... 4
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 4
3.2 Bahan dan Alat... 4
3.2.1 Sampel ... 4
3.2.2 Bahan ... 4
3.3 Rancangan Penelitian ... 5
2.3.1 Sampel ... 5
2.3.1.1 Pengambilan Sampel... 5
2.4 Prosedur Penelitian... 5
2.4.1 Pembuatan Pereaksi ... 5
2.4.2 Perhitungan Kesetaraan Pentiter 2,6-Diklorofenol Indofenol... 6
2.4.3 Penyiapan Larutan Sampel... 7
2.4.4 Uji Kualitatif Vitamin C dari Larutan Sampel... 7
2.4.5 Penetapan Kadar Vitamin C dari Larutan Sampel ... 8
2.4.6 Uji Kecermatan (accuracy) ... 8
2.4.7 Analisis Data Secara Statistik ... 9
2.4.7.1 Penolakan Hasil Pengamatan ... 9
2.4.7.2 Uji Keseksamaan (precision) Metode Analisis... 10
2.4.7.3 Pengujian Beda Nilai Rata-Rata ... 11
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN... 12
3.1 Uji Kualitatif ... 12
3.2 Uji Kuantitatif ... 12
3.3 Uji Perolehan Kembali... 15
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 16
4.1 Kesimpulan ... 16
4.2 Saran... 16
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Nilai QkritisPada Taraf Kepercayaan 95%...10
Tabel 2. Analisis Kualitatif Vitamin C dari Buah Mangga...12
Tabel 3. Penetapan Kadar Vitamin C dari Buah Mangga Arumanis,
Mangga Golek dan ManggaShrimp...13
Tabel 4. Uji F Kadar Vitamin Cdari Buah Mangga Arumanis,
Mangga Golek dan ManggaShrimp... 14
Tabel 5. Analisis Beda Nilai Rata-Rata Kadar Vitamin Cdari Buah
Mangga Arumanis, Mangga Golek dan ManggaShrimp... 14
Tabel 6. Hasil Uji Perolehan Kembali (Recovery) dari Buah Mangga
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Diagram Batang Kadar Vitamin C dari Buah Mangga
Arumanis, Mangga Golek, dan ManggaShrimp...13
Gambar 2. Gambar Mangga Arumanis ...19
Gambar 3. Gambar Mangga Golek ...20
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Sertifikat Bahan Baku Pembanding...18
Lampiran 2. Sampel yang Digunakan...19
Lampiran 3.Flowsheet...22
Lampiran 4. Uji Kualitatif...23
Lampiran 5. Data Perhitungan Kesetaraan Larutan 2,6-Diklorofenol Indofenol ...25
Lampiran 6. Perhitungan Kadar Vitamin C dari Sampel yang Dianalisis ...28
Lampiran 7. Data Hasil Penetapan Kadar Vitamin C dari Sampel yang Dianalisis ...29
Lampiran 8. Perhitungan Statistik Kadar Vitamin C dari Sampel yang Dianalisis...30
Lampiran 9. Hasil Analisis Statistik ...33
Lampiran 10. Data Uji Perolehan Kembali (Recovery) Vitamin C dari Mangga Golek...34
Lampiran 11. Contoh Perhitungan Uji Perolehan Kembali (Recovery) ...35
Lampiran 12. Perhitungan Koefisien Variasi (% RSD) dari Mangga Golek...36
STUDI PENETAPAN KADAR KANDUNGAN VITAMIN C PADA BEBERAPA MACAM BUAH MANGGA (Mangifera indicaL.) YANG BEREDAR DI KOTA MEDAN SECARA VOLUMETRI DENGAN
2,6-DIKLOROFENOL INDOFENOL.
ABSTRAK
Vitamin C adalah salah satu vitamin yang diperlukan oleh tubuh untuk
meningkatkan sistem imunitas tubuh. Untuk melengkapi kebutuhan akan vitamin C, sebagai salah satu sumber vitamin C adalah buah-buahan segar.
Mangga merupakan salah satu buah yang sangat populer dan digemari oleh masyarakat yang mengandung vitamin C. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan kadar vitamin C pada buah mangga Arumanis, mangga Golek dan mangga Udang yang beredar di kota Medan dengan metode volumetri dengan larutan pentiter 2,6-diklorofenol indofenol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar vitamin C yang diperoleh dalam mangga adalah 20,47 ± 0,42 mg/100g (mangga Arumanis), 21,97 ± 0,45 mg/100g (mangga Golek), dan 18,39 ± 0,43 mg/100g (mangga Udang). Secara statistika menggunakanSoftwareSPSS diketahui adanya perbedaan kadar vitamin
C pada mangga Arumanis, mangga Golek dan mangga Udang. Pada pengujian validasi metode diperoleh persen recovery sebesar 90,67% dan RSD sebesar
1,49%.
Hasil uji beda nyata menunjukkan adanya beda nyata antara kadar vitamin C mangga Arumanis, mangga Golek dan mangga Udang dan kadar yang paling baik adalah mangga Golek dibandingkan mangga Arumanis dan mangga Udang.
THE DETERMINATION STUDY OF THE VITAMIN C CONTENT IN SOME KIND MANGO (Mangifera indicaL.) THAT CIRCULATING IN THE MEDAN CITY BY VOLUMETRIC WITH 2,6-DICHLOROPHENOL
INDOPHENOL
ABSTRACT
Vitamin C is that the one of vitamin that needed by the body to increase of the immune system. To complement the necessary of vitamin C, as a source of vitamin C is fresh fruits.
Mango fruit is one of the very popular and liked by the public that contain vitamin C. The purpose of this research was to compare the contain of vitamin C in the of Arumanis mango, Golek mango and Shrimp mango that circulating in the city of Medan by the volumetric method with a solution of 2,6-Dichlorophenol Indophenol.
The result showed the contain of vitamin C obtained of mango was 20.47 ± 0.42 mg/100g (Arumanis mango), 21.97 ± 0.45 mg/100g (Golek mango), and 18.39 ± 0.43 mg/100g (Shrimp mango). Statistically by SPSS software, show that there is different of the rate of the contain of vitamin C among Arumanis mango, Golek mango and Shrimp mango. In validation method test, the percent recovery is 90.67% and RSD is 1.49%.
The results indicate a real difference between the contain of vitamin C by Arumanis mango, Golek mango and Shrimp mango. The contain of vitamin C by Golek mango is better than by Arumanis mango and and Shrimp mango.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mangga merupakan buah tropis yang kehadirannya di dunia perbuahan,
Indonesia khususnya dan dunia umumnya, masih tetap populer. Bahkan saat ini
pembudidayaannya sudah meluas ke berbagai belahan dunia. Kepopuleran buah
mangga masih lebih bagus daripada buah apel, walaupun buah apel cukup
digemari masyarakat luas. Karena kepopulerannya ini, tidak heran kalau sebagian
besar masyarakat dunia menjuluki buah mangga sebagaiking of the fruits
(Iswanto, 2002).
Buah mangga umumnya dikonsumsi sebagai buah segar untuk mencuci
mulut, selain dapat dimakan secara langsung, dapat juga diolah dalam bentuk sari
buah dan dapat pula buah mangga diawetkan dengan cara yang bermacam-macam
seperti dikalengkan dan ada yang dikeringkan (Pracaya, 1983).
Buah mangga termasuk kelompok buah batu yang berdaging, dengan
ukuran dan bentuk yang sangat berubah-ubah bergantung pada macamnya, mulai
dari bulat (misalnya mangga gedong), bulat telur (gadung, indramayu, arumanis)
hingga lonjong memanjang (mangga golek) (Anonim, 2010).
Buah mangga sebagai bahan makanan terdiri dari 80% air dan 15-20%
gula serta berbagai macam vitamin, antara lain vitamin A, B2, dan C. Kandungan
vitamin C dalam buah mangga kira-kira 13-80 mg vitamin C setiap 100 gram dan
Kadar vitamin C sangat dipengaruhi oleh varietas, lingkungan,
tempattumbuh, pemakaian berbagai jenis pupuk, tingkat kematangan buah dan
sebagainya (Winarno, 1980).
Secara umum kadar vitamin C dapat ditentukan dengan beberapa metode
seperti titrasi iodimetri (Andarwulan, 1992; Ditjen POM, 1995), titrasi
2,6-diklorofenol indofenol (Andarwulan, 1992; AOAC, 2002; Ditjen POM, 1995) dan
secara spektrofotometri ultraviolet (Andarwulan, 1992).
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti kandungan
vitamin C yang terdapat pada buah mangga yang beredar di kota medan seperti
mangga Arumanis, mangga Golek dan manggaShrimpdan membandingkan kadar
vitamin C yang terdapat di dalam buah mangga tersebut. Pemilihan ini didasarkan
karena buah mangga merupakan buah yang banyak digemari dan dikonsumsi
masyarakat.
Untuk analisis kadar vitamin C dalam penelitian ini digunakan metode
volumetri yaitu titrasi dengan larutan 2,6-diklorofenol indofenol karena selain
larutan 2,6-diklorofenol indofenol lebih selektif terhadap vitamin C, metode ini
merupakan cara yang paling banyak digunakan untuk menentukan kadar vitamin
C dalam bahan pangan.
1.2. Perumusan Masalah
a. Berapakah kandungan vitamin C yang terdapat pada mangga
Arumanis , mangga Golek, dan manggaShrimp?
b. Apakah ada perbedaan kadar vitamin C dari buah mangga
1.3. Hipotesis
a. Mangga Arumanis, mangga Golek dan manggaShrimp
mengandung vitamin C yang cukup tinggi.
b. Ada perbedaan kadar vitamin C dari buah mangga Arumanis,
mangga Golek dan manggaShrimp.
1.4. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui kadar vitamin C dalam buah mangga Arumanis,
mangga Golek dan manggaShrimp.
b. Untuk mengetahui perbedaan kadar vitamin C dalam buah mangga
Arumanis, mangga Golek dan manggaShrimp.
1.5. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi tentang
kadar vitamin C dari buah mangga Arumanis, mangga Golek, dan manggaShrimp
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mangga
Dalam tatanama atau sistemik (taksonomi) tumbuhan mangga,
diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Anacardiales
Family : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies :Mangifera IndicaLinn. (Rukmana, 1997).
Tanaman mangga phonnya tegak, bercabang dan warnanya hijau.
Tingginya bias mencapai 10-40 meter, tajuknya berbantuk kubah dan mahkota
daun luas dan rimbun, umurnya dapat mencapai lebih dari 50 tahun (Pracaya,
1983).
Mangga dapat tumbuh baik pada iklim yang musim pananya kuat, di
dataran rendah dengan volume curah hujan rendah sampai sedang. Temperatur
untuk pertumbuhan optimum tanaman mangga lebih kurang 24-270C. Namun ada
beberapa jenis tanaman mangga yang masih tahan terhadap suhu rendah, tetapi
tidak berproduksi dengan baik. Curah hujan akan mempengaruhi pertumbuhan
mempengaruhi pertumbuhan mangga karena dapat menyebabkan banyak buah
yang ronyok dan cabang-cabangnya patah, untuk menghindari tiupan angin yang
kencang, tepi kebun mangga harus ditanami pohon yang tingginya melebihi
tanaman mangga (AAK, 1991).
Terdapat banyak varietas mangga yang tumbuh baik di Indonesia maupun
Negara lain. Buah mangga yang ditanam di Indonesia varietasnya beragam, mulai
dari buah yang enak dimakan segar maupun mangga yang rasa buahnya enak
untuk produk olahan, seperti rujak dan asinan. Jenis-jenis mangga yang bernilai
ekonomi tinggi dari Indonesia diantaranya mangga gedong, arumanis, golek,
manalagi. Jenis mangga komersial Negara lain diantaranya mangga chok anan,
mangga namdokmai, mangga Irwin, dan mangga Kensington pride.
2.2 Manfaat Buah Mangga
Buah mangga memiliki berbagai kemanfaatan bagi masyarakat antara lain:
a. Komoditas ekspor dan menambah pendapatan
b. Bahan Makanan
c. Tanaman peneduh dan penyelamat lapisan tanah (AAK, 1991).
Kandungan gizi dalam tiap 100 gram mangga segar
Kandungan
Gizi
Buah Mangga
Gedong Golek Arumanis Cengkir Muda
Kalori (kal) 44.00 63.00 46.00 72.00 59.00
Protein (g) 0.70 0.50 0.40 0.80 0.50
Lemak (g) 0.20 0.20 0.20 0.20 0.40
Kalsium (mg) 13.00 14.00 15.00 13.00 12.00
Fosfor (mg) 10.00 10.00 9.00 10.00 11.00
Zat Besi (mg) 0.20 0.70 0.20 1.90 0.40
Vitamin A
(S.I)
16.400 3.715 1.200 2.900 85.00
Vitamin B1
(mg)
0.08 0.08 0.08 0.06 0.06
Vitamin C
(mg)
9.00 30.00 6.00 16.00 65.00
Air (g) 87.40 82.20 86.60 80.20 83.70
2.3 Vitamin
Vitamin merupakan suatu senyawa organik yang sangat diperlukan tubuh
untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin-vitamin tidak
dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang cukup, oleh karena itu harus
diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi. Sebagai perkecualian adalah
vitamin D, yang dapat dibuat dalam kulit asalkan kulit mendapat cukup
kesempatan kena sinar matahari (Winarno, 2002).
Vitamin dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu vitamin yang dapat
larut dalam air dan vitamin yang dapat larut dalam lemak. Jenis vitamin yang larut
dalam air adalah vitamin B kompleks dan vitamin C. Vitamin yang dapat larut
dalam lemak adalah vitamin A,D,E dan K, serta provitamin A yaitu -karoten.
Bahan makanan yang kaya akan vitamin adalah sayur-sayuran dan buah-buahan
2.3.1 Vitamin C
Vitamin C atau asam askorbat mempunyai berat molekul 176,13 dengan
rumus molekul C6H8O6. Vitamin C dalam bentuk murni merupakan kristal putih,
tidak berwarna, tidak berbau dan mencair pada suhu 190-192°C. Senyawa ini
bersifat reduktor kuat dan mempunyai rasa asam. Vitamin C mudah larut dalam
air (1g dapat larut sempurna dalam 3 ml air), sedikit larut dalam alkohol (1 g larut
dalam 50 ml alkohol absolut atau 100 ml gliserin) dan tidak larut dalam benzena,
eter, kloroform, minyak dan sejenisnya. Vitamin C tidak stabil dalam bentuk
larutan, terutama jika terdapat udara, logam-logam seperti Cu, Fe, dan cahaya
(Andarwulan, 1992).
Rumus bangun vitamin C dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini (Ditjen
POM, 1995):
Gambar 1. Rumus Bangun Vitamin C
Vitamin C (Asam askorbat) bersifat sangat sensitif terhadap
pengaruh-pengaruh luar yang menyebabkan kerusakan seperti suhu, oksigen, enzim, kadar
air, dan katalisator logam. Asam askorbat sangat mudah teroksidasi menjadi asam
dehidroaskorbat yang masih mempunyai keaktivan sebagai vitamin C. Asam
lanjut menjadi asam diketogulonat yang tidak memiliki keaktivan vitamin C lagi
(Andarwulan, 1992).
Asam askorbat Asam Dehidro Asam diketogulonat Asam
Askorbat Oksalat
Gambar 2. Reaksi Perubahan Vitamin C (Silalahi, 1985).
Vitamin C dapat ditemukan di alam hampir pada semua tumbuhan
terutama sayuran dan buah-buahan, terutama buah-buahan segar. Karena itu
sering disebutFresh Food Vitamin(Budiyanto, 2004).
Jumlah vitamin C yang terkandung dalam tanaman tergantung pada
varietas dari tanaman, pengolahan, suhu, masa pemanenan dan tempat tumbuh
(Counsell, 1981).
2.3.2 Fungsi Vitamin C
Salah satu fungsi utama vitamin C berkaitan dengan sintesis kolagen.
Kolagen adalah sejenis protein yang merupakan salah satu komponen utama dari
jaringan ikat, tulang, gigi, pembuluh darah dan mempercepat proses penyembuhan
(Wardlaw, 2003).
Kekurangan asupan vitamin C dapat menyebabkan penyakit sariawan atau
skorbut. Bila terjadi pada anak (6-12 bulan), gejala-gejala penyakit skorbut ialah
giginya telah keluar, gusi membengkak, empuk dan terjadi pendarahan. Pada
orang dewasa skorbut terjadi setelah beberapa bulan menderita kekurangan
vitamin C dalam makanannya. Gejalanya ialah pembengkakan dan perdarahan
pada gusi, gingivalis, luka lambat sembuh sehingga mudah berdarah dan
mengalami infeksi berulang. Akibat yang parah dari keadaan ini ialah gigi
menjadi goyah dan dapat lepas (Bobroff, 2010; Winarno, 2002).
Vitamin C dapat terserap sangat cepat dari alat pencernaan masuk ke
dalam saluran darah dan dibagikan ke seluruh jaringan tubuh. Pada umumnya
tubuh menahan vitamin C sangat sedikit. Kelebihan vitamin C dibuang melalui air
kemih. Karena itu bila seseorang mengkonsumsi vitamin C dalam jumlah besar
(megadose), sebagian besar akan dibuang keluar, terutama bila orang tersebut
biasa mengkonsumsi makanan yang bergizi tinggi (Winarno, 2002).
Menurut Bobroff (2010), apabila akan mengkonsumsi suplemen vitamin C
maka tidak boleh lebih dari 2000 mg per hari, meskipun vitamin C akan dibuang
melalui urin, vitamin C dalam dosis tinggi dapat menyebabkan sakit kepala,
peningkatan jumlah urin, diare dan mual.Bagi seseorang dengan kecendrungan
pembetukan batu ginjal, diharapkan untuk tidak mengkonsumsi vitamin C dalam
dosis tinggi.
Kebutuhan harian vitamin C bagi orang dewasa adalah sekitar 60 mg,
untuk wanita hamil 95 mg, anak-anak 45 mg, dan bayi 35 mg, namun karena
banyaknya polusi di lingkungan antara lain oleh adanya asap-asap kendaraan
bermotor dan asap rokok maka penggunaan vitamin C perlu ditingkatkan hingga
2.4 Metode Penetapan Kadar Vitamin C
Ada beberapa metode dalam penentuan kadar vitamin C yaitu:
a. Metode titrasi iodimetri
Iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai potensial
reduksi yang lebih kecil dibandingkan iodium dimana dalam hal ini potesial
reduksi iodum +0,535 volt, karena vitamin C mempunyai potensial reduksi yang
lebih kecil ( +0,116 volt) dibandingkan iodium sehingga dapat dilakukan titrasi
langsung dengan iodium (Andarwulan, 1992; Rohman, 2007).
Deteksi titik akhir titrasi pada iodimetri ini dilakukan dengan
menggunakan indikator amilum yang akan memberikan warna biru kehitaman
pada saat tercapainya titik akhir titrasi (Rohman, 2007).
Menurut Andarwulan (1992), metode iodimetri tidak efektif untuk
mengukur kandungan vitamin C dalam bahan pangan, karena adanya komponen
lain selain vitamin C yang juga bersifat pereduksi. Senyawa-senyawa tersebut
mempunyai titik akhir yang sama dengan warna titik akhir titrasi vitamin C
dengan iodin.
Asam askorbat Asam dehidroaskorbat
Gambar 3. Reaksi antara vitamin C dan Iodin (Rohman, 2007).
Larutan 2,6-diklorofenol indofenol dalam suasana netral atau basa akan
berwarna biru sedangkan dalam suasana asam akan berwarna merah muda.
Apabila 2,6-diklorofenol indofenol direduksi oleh asam askorbat maka akan
menjadi tidak berwarna, dan bila semua asam askorbat sudah mereduksi
2,6-diklorofenol indofenol maka kelebihan larutan 2,6-2,6-diklorofenol indofenol sedikit
saja sudah akan terlihat terjadinya warna merah muda (Sudarmadji, 1989).
Titrasi vitamin C harus dilakukan dengan cepat karena banyak faktor yang
menyebabkan oksidasi vitamin C misalnya pada saat penyiapan sampel atau
penggilingan. Oksidasi ini dapat dicegah dengan menggunakan asam metafosfat,
asam asetat, asam trikloroasetat, dan asam oksalat. Penggunaan asam-asam di atas
juga berguna untuk mengurangi oksidasi vitamin C oleh enzim-enzim oksidasi
yang terdapat dalam jaringan tanaman. Selain itu, larutan asam metafosfat-asetat
juga berguna untuk pangan yang mengandung protein karena asam metafosfat
dapat memisahkan vitamin C yang terikat dengan protein . Suasana larutan yang
asam akan memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan dalam suasana netral
atau basa. (Andarwulan, 1992; Counsell, 1981).
Metode ini pada saat sekarang merupakan cara yang paling banyak
digunakan untuk menentukan kadar vitamin C dalam bahan pangan. Metode ini
lebih baik dibandingkan metode iodimetri karena zat pereduksi lain tidak
mengganggu penetapan kadar vitamin C. Reaksinya berjalan kuantitatif dan
praktis spesifik untuk larutan asam askorbat pada pH 1-3,5. Untuk perhitungan
maka perlu dilakukan standarisasi larutan 2,6-diklorofenol indofenol dengan
Gambar 4. Reaksi Asam Askorbat dengan 2,6-Diklorofenol Indofenol
c. Metode Spektrofotometri Ultraviolet
Metode ini berdasarkan kemampuan vitamin C yang terlarut dalam air
untuk menyerap sinar ultraviolet, dengan panjang gelombang maksimum pada
265 nm dan A11 = 556a . Oleh karena vitamin C dalam larutan mudah sekali
mengalami kerusakan, maka pengukuran dengan cara ini harus dilakukan secepat
mungkin. Untuk memperbaiki hasil pengukuran, sebaiknya ditambahkan senyawa
pereduksi yang lebih kuat daripada vitamin C. Hasil terbaik diperoleh dengan
menambahkan larutan KCN (sebagai stabilisator) ke dalam larutan vitamin
(Andarwulan, 1992; Moffat, 2005).
2.5 Analisis Kembali Vitamin C yang Ditambahkan pada Sampel
(AnalisisRecovery)
Akurasi adalah ukuran yang menunjukkan kedekatan hasil analisis dengan
kadar analit yang sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai persen perolehan
kembali (%recovery) analit yang ditambahkan (Harmita, 2004).
Kecermatan (Recovery) ditentukan dengan dua cara yaitu metode simulasi
(Spiked placebo recovery) dan metode penambahan baku (Standard addition
dalam campuran bahan pembawa sediaan farmasi (plasebo) lalu campuran
tersebut dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan kadar analit yang
ditambahkan (kadar analit sebenarnya). Dalam metode penambahan baku
dilakukan dengan menambahkan sejumlah analit dengan konsentrasi tertentu pada
sampel yang diperiksa, lalu dianalisis dengan metode tersebut. Persen perolehan
kembali ditentukan dengan menentukan berapa persen analit yang ditambahkan
tadi dapat ditemukan (Harmita, 2004; USP, 2007).
Rumus perhitungan persenRecovery:
%Recovery= B A X 100 %
C
Keterangan: A = Kadar vitamin C sebelum penambahan baku vitamin C
B = Kadar vitamin C setelah penambahan baku vitamin C
C = Kadar vitamin C baku yang ditambahkan
2.6 Analisis Data Secara Statistik
2.6.1 Penolakan Hasil Pengamatan
Di antara hasil yang diperoleh dari satu seri penetapan kadar terhadap satu
macam sampel, ada kalanya terdapat hasil yang sangat menyimpang bila
dibandingkan dengan yang lain tanpa diketahui kesalahannya secara pasti
sehingga timbul kecenderungan untuk menolak hasil yang sangat menyimpang
(Rohman, 2007).
Untuk memastikan hasil yang sangat menyimpang ditolak atau diterima,
perlu dilakukan analis is data secara statistika. Pada taraf kepercayaan 95% ( =
2.6.2 Uji Ketelitian (Presisi) Metode Analisis
Uji presisi (keseksamaan) adalah ukuran yang menunjukkan derajat
kesesuaian antara hasil uji individual yang diterapkan secara berulang pada
sampel. Keseksamaan diukur sebagai simpangan baku relatif (Relative Standard
Deviation) atau koefisien variasi (Harmita, 2004).
Rumus perhitungan persen RSD (Harmita, 2004):
% RSD =
X SD
100%
Keterangan: SD = standar deviasi
X = kadar rata-rata sampel
Data hasil perhitungan koefisien variasi (%RSD) dapat dilihat pada
Lampiran 13, halaman 54.
2.6.3 Pengujian Beda Nilai Rata-Rata
Untuk mengetahui apakah kadar vitamin C berbeda pada tiap sampel,
maka dilakukan uji beda rata-rata kadar sampel yang diuji dengan uji F
menggunakan software SPSS. Data berbeda secara signifikan jika Fhitung> F tabel
dan data tidak berbeda secara signifikan jika F hitung < F tabel. Jika data yang
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui kadar vitamin C dari buah mangga secara volumetri dengan
2,6-diklorofenol indofenol.
2.1 Waktu dan tempat penelitian
Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif Fakultas
Farmasi USU pada bulan Januari 2012 Maret 2012.
2.2 Bahan dan Alat
2.2.1 Sampel
Sampel yang diperiksa dalam penelitian ini adalah buah mangga yang
diperoleh dari supermarket di kota Medan dan pasar buah di Parapat. Umumnya
mangga yang beredar di kota Medan ada 10 jenis mangga, tetapi pada saat
dilakukan penelitian, mangga yang sedang musim hanya 3 jenis mangga. Jadi,
sampel yang diambil adalah mangga Arumanis, mangga Golek dan mangga
Shrimp.
2.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah berkualitas pro
analisis dari E.Merck jika tidak dinyatakan lain yaitu 2,6-diklorofenol indofenol,
asam metafosfat, asam asetat glasial 96%, natrium bikarbonat 0,084%, feri klorida
3%, larutan perak nitrat 0,1 N, larutan natrium hidroksida 2 N, larutan ammonium
Pembanding Farmakope Indonesia (sertifikat bahan baku pembanding dapat
dilihat pada Lampiran1).
2.2.3 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah buret 25 ml,
mikroburet 5 ml, neraca analitik (Bueco Germany) , blender (National) , kertas
saring, statif dan klem, eksikator, oven (Memmert) , pipet ukur 10 ml, pipet volum
1 ml, pipet volum 2 ml, pipet volum 5 ml, botol timbang (Pyrex), pH indicator
universal (E.Merck), dan alat-alat gelas.
2.3 Rancangan Penelitian
2.3.1 Sampel
2.3.1.1Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan secara purposif yang dikenal juga sebagai
sampling pertimbangan dimana pengambilan sampel dilakukan berdasarkan
pertimbangan bahwa semua buah mangga yang beredar di kota Medan
mengandung vitamin C.
Pelaksanaan sampling meliputi pengambilan buah mangga dari
supermarket dan pasar buah dengan jenis mangga yang berbeda.
2.4 Prosedur penelitian
2.4.1 Pembuatan Pereaksi
Pembuatan pereaksi berdasarkan Farmakope Indonesia Edisi IV:
1. Larutan 2,6-diklorofenol indofenol
Ditimbang seksama 50 mg natrium 2,6-diklorofenol indofenol P yang
dan jika sudah terlarut, tambahkan air hingga 200 ml. Saring ke dalam botol
bersumbat kaca berwarna coklat.
2. Larutan asam metafosfat-asetat
Dilarutkan 15 g asam metafosfat P dalam 40 ml asam asetat glasial P dan
encerkan dengan air secukupnya hingga 500 ml. Simpan di tempat dingin, hanya
boleh digunakan dalam 2 hari.
3. Larutan natrium bikarbonat 0,084%
Dilarutkan 84 mg natrium bikarbonat dalam 100 ml air.
4. Larutan feri klorida 3 %
Dilarutkan 3 g feri klorida dalam 100 ml air.
5. Larutan perak nitrat 0,1 N
Dilarutkan 17,5 g perak nitrat dalam 1000 ml air
6. Larutan natrium hidroksida 2 N
Dilarutkan 8,002 g natrium hidroksida dalam 100 ml air
7. Larutan ammonium hidroksida 1 N
Diencerkan 7,4 ml ammonium hidroksida 25% v/v dalam 100 ml air.
8. Larutan perak amoniakal
Dicampur sama banyak larutan perak nitrat dan larutan natrium hidroksida
dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan larutan ammonium hidroksida setetes demi
setetes sampai endapan yang terbentuk larut kembali (Feigl, 1960).
2.4.2 Perhitungan Kesetaraan Pentiter 2,6-Diklorofenol Indofenol
Ditimbang seksama 50 mg asam askorbat BPFI, pindahkan ke dalam labu
dicukupkan sampai garis tanda. Dipipet 1 ml, dimasukkan ke dalam erlenmeyer
dan ditambahkan larutan asam metafosfat-asetat 6 ml. Titrasi segera dengan
larutan 2,6-diklorofenol indofenol hingga warna merah muda mantap tidak kurang
dari 5 detik. Lakukan titrasi blanko menggunakan 7 ml asam metafosfat-asetat dan
dititrasi dengan larutan 2,6-diklorofenol indofenol hingga warna merah muda
mantap. Kadar larutan baku 2,6-diklorofenol indofenol dinyatakan dengan
kesetaraan dalam mg asam askorbat (Ditjen POM, 1995).
Perhitungan kesetaraan dilakukan dengan rumus:
Kesetaraan (mg) Vb = Volume blanko (ml) Vc = Volume labu tentukur (ml)
2.4.3 Penyiapan Larutan Sampel
Sampel dikupas dan dibuang kulitnya, ditimbang sekitar 500 g lalu
dipotong kecil kecil dan diblender, ditimbang lebih kurang 10 g lalu dimasukkan
ke dalam labu tentukur 100 ml dan ditambahkan asam metafosfat-asetat sampai
garis tanda, dihomogenkan, kemudian disaring, filtrat pertama dibuang ± 20 ml.
2.4.4 Uji Kualitatif Vitamin C dari Larutan Sampel
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 2 ml larutan sampel, lalu dinetralkan
sampai pH 6-8 dengan penambahan NH4OH, lalu ditambahkan beberapa tetes
FeCl3, akan terbentuk warna ungu (Auterhoff, 2002).
Test daya reduksi dengan perak amoniakal
Kedalam tabung reksi dimasukkan 2 ml larutan sampel dan tambahkan
beberapa tetes pereaksi, bila perlu panaskan dalam penangas air, akan terbentuk
cermin perak pada dinding tabung (Auterhoff, 2002).
2.4.5 Penetapan Kadar Vitamin C dari Larutan Sampel
Dipipet 2 ml larutan sampel lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer
kemudian ditambah 5 ml asam metafosfat-asetat. Dititrasi dengan larutan
2,6-diklorofenol indofenol sampai terbentuk warna merah jambu yang mantap sebagai
titik akhir titrasi. Dilakukan penetapan blanko (Ditjen POM, 1995).
Menurut AOAC (2002), kadar vitamin C dapat dihitung dengan rumus:
Kadar vitamin C (mg/g) =
Bs
Vb : Volume blanko (ml)
Vl : Volume labu tentukur (ml)
Vp : Volume pemipetan (ml)
Bs : Berat sampel (g)
Kecermatan dinyatakan dengan persen perolehan kembali (recovery) analit
yang ditambahkan. Dalam hal ini persen perolehan kembali dapat dilakukan
dengan menambahkan sejumlah analit dengan konsentrasi tertentu pada sampel
yang diperiksa, lalu dianalisis dengan metode tersebut. Persen perolehan kembali
ditentukan dengan menentukan berapa persen analit yang ditambahkan tadi dapat
ditemukan (Harmita, 2004).
Prosedur uji perolehan kembali (recovery) dengan metode adisi dilakukan
sebagai berikut: Dikerjakan dengan prosedur yang sama seperti penetapan kadar
vitamin C dalam sampel dengan penambahan vitamin C baku yaitu 2,2 mg,
dengan cara sebanyak 22 mg vitamin C baku dimasukkan ke dalam labu tentukur
100 ml dan ditambahkan asam-metafosfat asetat sampai garis tanda (konsentrasi
0,22 mg/100 ml) , lalu di pipet sebanyak 10 ml yang ditambahkan pada sampel
yang ditimbang seksama dan dilakukan enam kali pengulangan.
Rumus perhitungan persenrecovery(Harmita, 2004):
%Recovery= B A X 100 %
C
Keterangan: A = Kadar vitamin C sebelum penambahan baku vitamin C
B = Kadar vitamin C setelah penambahan baku vitamin C
C = Kadar vitamin C baku yang ditambahkan
2.4.7 Analisis Data Secara Statistik
Untuk memastikan hasil yang sangat menyimpang ditolak atau diterima,
perlu dilakukan analisis data secara statistika. Pada taraf kepercayaan 95% ( =
0,05), hasil analisis ditolak jika Qhitung> Qtabel(Rohman, 2007).
Untuk menghitung nilai Q digunakan rumus:
Qhitung = Nilai yang dicurigai Nilai yang terdekat
(Nilai tertinggi Nilai terendah)
Hasil pengujian atau nilai Q yang diperoleh ditinjau terhadap daftar harga
Q pada Tabel 1, apabila Qhitng>Qkritismaka data tersebut ditolak.
Tabel 1:Nilai Qkritispada Taraf Kepercayaan 95%
Banyak Data Nilai Qkritis
4 0,831
5 0,717
6 0,621
7 0,570
8 0,524
(Rohman, 2007)
Menurut Wibisono (2005), untuk menentukan kadar vitamin C di dalam
sampel dengan taraf kepercayaan 95%, = 0.05, dk = n-1, dapat digunakan
rumus:
= X ± t(½ , dk)SD/ n
Keterangan :
X = Kadar rata-rata sampel
t = Harga t tabel sesuai dengan dk = n-1 = Tingkat kepercayaan
SD = Standar deviasi n = Jumlah perlakuan
2.4.7.2 Uji Keseksamaan (precision) Metode Analisis
Uji presisi (keseksamaan) adalah ukuran yang menunjukkan derajat
kesesuaian antara hasil uji individual yang diterapkan secara berulang pada
sampel. Keseksamaan diukur sebagai simpangan baku relatif (Relative Standard
Deviation) atau koefisien variasi (Harmita, 2004).
Adapun rumus perhitungan simpangan baku relatif adalah (Harmita, 2004):
RSD =
X SD
100
Keterangan: SD = standar deviasi
X = kadar rata-rata sampel
Sementara itu, nilai simpangan baku dihitung dengan menggunakan rumus:
SD =
2.4.7.3 Pengujian Beda Nilai Rata-Rata
Untuk mengetahui apakah kadar vitamin C berbeda pada tiap sampel,
maka dilakukan uji beda rata-rata kadar sampel yang diuji dengan uji F
menggunakan software SPSS. Data berbeda secara signifikan jika F hitung> F tabel
dan data tidak berbeda secara signifikan jika F hitung< F tabel. Jika data yang
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Uji kualitatif
Analisa kualitatif dilakukan sebagai analisis pendahuluan untuk
mengetahui adanya vitamin C dalam larutan sampel yang akan dianalisis secara
kuantitatif dengan metode volumetrik dengan 2,6-diklorofenol indofenol.
Hasil analisis kualitatif vitamin C dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2: Hasil analisis kualitatif vitamin C pada larutan sampel mangga Arumanis, mangga Golek dan manggaShrimp
Vitamin yang dianalisis
Cara Hasil Keterangan
Vitamin C Dengan FeCl3 Ungu +
Test daya reduksi dengan Perak Amoniakal
Cermin Perak +
Keterangan :
+ = Mengandung vitamin C
3.2 Uji Kuantitatif
Penetapan kadar vitamin C dari buah mangga Arumanis, mangga Golek,
manggaShrimp.
Penetapan kadar vitamin C dilakukan secara volumetri dengan
2,6-diklorofenol indofenol. Hasil penetapan kadar vitamin C dari buah mangga
Gambar 1:Diagram Batang Kadar Vitamin C dari buah mangga Arumanis, mangga Golek, manggaShrimp
Data hasil penetapan kadar vitamin C dari buah mangga Arumanis,
mangga Golek, manggaShrimpdapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3: Hasil Penetapan Kadar Vitamin C dari buah mangga Arumanis, mangga Golek, manggaShrimp
No Sampel Kadar Vitamin C (mg/100 g) 1. Mangga Arumanis 20,47 ± 0,42 2. Mangga Golek 21,97 ± 0,45 3. ManggaShrimp 18,39 ± 0,43
Hasil analisis kemudian dilanjutkan dengan pengujian beda nilai rata-rata
antar buah mangga, yaitu uji F dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui
apakah variasi antar populasi sama atau berbeda menggunakan software SPSS.
Tabel 4: Uji F kadar vitamin C dari buah mangga Arumanis, mangga Golek, manggaShrimp
Jumlah
Kuadrat Df Rata-RataKuadrat F Sig. Antar Kelompok
Dari tabel 4, diperoleh Fhitung sebesar 124,252 dan Ftabel sebesar 3,68
dimana Fhitung> Ftabel. Hal ini menunjukkan bahwa kadar vitamin C antara mangga
Arumanis, mangga Golek dan mangga Shrimp berbeda secara statistik. Karena
terdapat perbedaan yang signifikan, maka dilanjutkan dengan analisis Duncan.
Data hasil analisis Duncan dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5: Analisis beda nilai rata-rata kadar vitamin C dari buah mangga Arumanis, mangga Golek, manggaShrimp
Duncan
Sampel Mangga N Kepercayaan = 0,05
1 2 3
Analisis Duncan bertujuan untuk mencari atau menguji kelompok mana
yang memiliki perbedaan atau tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan
kelompok lainnya. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan kadar vitamin C antara mangga Arumanis, mangga Golek dan mangga
Shrimp. Dan perbedaan kadar vitamin C terbesar ditunjukkan oleh mangga Golek
dibandingkan dengan mangga Arumanis dan mangga Shrimp, hal ini dapat
mangga Shrimp dan juga dapat dikarenakan tempat tumbuh yang berbeda pula,
karena perbedaan varietas dan tempat tumbuh merupakan faktor yang
mempengaruhi kadar vitamin C.
Menurut Counsell (1981), kadar vitamin C tersebar dengan luas dalam
tumbuhan, kadar vitamin C ini dapat berbeda-beda dikarenakan beberapa faktor
seperti varietas, pengolahan, suhu, masa pemanenan dan yang terakhir adalah
tempat tumbuh.
3.3 Uji Perolehan Kembali
Hasil uji perolehan kembali (Recovery) vitamin C dari buah mangga golek
dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6: Hasil Uji Perolehan Kembali dari Buah Mangga Golek No. Penambahan
1. 2,2 10,0278 93,84
2. 2,2 10,0125 90,02
3. 2,2 10,0038 90,12
4. 2,2 10,0167 86,05
5. 2,2 10,0319 93,79
6. 2,2 10,0113 90,19
Rata-rata (%Recovery) 90,67 Standard Deviation(SD) 0,6257 Relative Standard Deviation(RSD) (%) 1,49
Dari Tabel 6 di atas, diperoleh persen recovery rata-rata adalah 90,67 %
dan persen RSD rata-rata adalah 1,49 %. Kisaran rata-rata hasil uji perolehan
kembali yang diizinkan untuk kadar analit 0,01%-0,1% dalam sampel yang
diperiksa adalah 90%-107%, sedangkan persen RSD yang diizinkan adalah tidak
disimpulkan bahwa akurasi dan presisi metode analisis yang dilakukan cukup
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
a. Hasil penetapan kadar vitamin C secara volumetri dengan 2,6-diklorofenol
indofenol diperoleh kadar vitamin C dari mangga Arumanis sebesar 20,47
± 0,42 mg/100 g, mangga Golek 21,97 ± 0,45 mg/100 g, dan mangga
Shrimp18,39 ± 0,43 mg/100 g.
b. Terdapat perbedaan kadar vitamin C antara mangga Arumanis, mangga
Golek dan mangga Shrimp. Kadar vitamin C pada mangga Golek lebih
besar dibandingkan kadar vitamin C mangga Arumanis dan mangga
Shrimp.
4.2 Saran
Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menganalisa kadar vitamin
C pada mangga dengan varietas lain yang ada di kota Medan, seperti mangga
import dan mangga lokal lainnya, dan disarankan juga untuk menganalisa kadar
DAFTAR PUSTAKA
AAK. (1991).Mangga. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Hal 23.
Andarwulan, N., dan Koswara, S. (1992).Kimia Vitamin. Jakarta: Rajawali Press.
Hal. 33.
Anonim. (2010).Mangga. Diakses Tanggal: 17 Maret 2012.
http://id.wikipedia.org/wiki/Mangga#Hasil_dan_kegunaan
Auterhoff, H., dan Kovar, K.A. (2002). Identifikasi Obat. Diterjemahkan oleh
Sugiarso.N.C. Bandung: Penerbit ITB. Hal 94.
Counsell, J.N., dan Hornig, D.H. (1981). Vitamin C. London: Applied Science
Publishers. Hal.123-124.
Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Hal. 1133, 1135, 1164, 1168, 1215-1216.
Feigl, F. (1960). Spot Test in Organic Analysis. 6th English edition. Japan:
Elsevier Publishing Company. Hal. 130.
Harmita. (2004). Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya.Majalah Ilmu Kefarmasian.1(3): Hal. 118-119, 121-123.
Horwitz, W. (2002). Official Methods of Analysis of Association of Official Analytical Chemist International Edisi XVII. Maryland Kota: USA:
AOAC International Suite 500. Hal. 16-17.
Iswanto, H. (2002). Membuat Mangga Tiga Rasa. Jakarta: Agro Media Pustaka.
Hal. 1.
Pracaya, I. (1983).Bertanam Mangga. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal. 2.
Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal.
19, 22.
Wibisono,Y. (2005). Metode Statistik. Cetakan I. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. Hal. 399, 451-452.
Winarno, F.G. (1980). Fisiologi Lepas Panen. Bogor: Departemen Teknologi
Lampiran 1.Sertifikat Bahan Baku Pembanding
Lampiran 2
Lampiran 3.Flowsheet
Buah Mangga
Dikupas dan dibuang kulitnya
Ditimbang 500 g Dipotong kecil-kecil Diblender
Ditimbang sebanyak 10 g
Dimasukkan kedalam labu tentukur 100 ml
Ditambah asam metafosfat sampai garis tanda
Dihomogenkan
Hasil
Dipipet 2 ml
Dimasukkan ke dalam erlenmeyer
Ditambahkan 5 ml asam metafosfat Disaring
Dititrasi dengan 2,6-diklorofenol indofenol sampai terbentuk warna merah jambu mantap
Lampiran 4. Uji Kualitatif Vitamin C
a. Dengan FeCl3
A B
b. Test Daya Reduksi dengan Perak Amoniakal
A B
Lampiran 5.Data Perhitungan Kesetaraan Larutan 2,6-Diklorofenol Indofenol
Diklorofenol Indofenol (ml) Blanko (ml)
50,3 1 2,64 2,62 2,64 2,63 0,02 0,1925 50,4 1 2,86 2,86 2,88 2,87 0,02 0,1767 50,6 1 2,96 2,96 3,00 2,97 0,02 0,1714
Kesetaraan larutan 2,6-diklorofenol indofenol dapat dihitung dengan rumus:
Kesetaraan =
Va = Volume aliquot (ml)
W = Berat vitamin C (mg)
Vc = Volume labu tentukur (ml)
Vt = Volume titrasi
Vb = Volume blanko
a) Berat vitamin C = 50,3 mg
Volume larutan vitamin C yang dititrasi = 1 ml
Rata rata volume titrasi = 2,63 ml
1 ml x 50,3 mg x 99,90100
K1 = = 0,1925 mg vitamin C / ml
100 ml x (2,63 ml 0,02 ml)
b) Berat vitamin C = 50,4 mg
Volume larutan vitamin C yang dititrasi = 1 ml
Rata rata volume titrasi = 2,87 ml
1 ml x 50,4 mg x 99,90100
100 ml x (2,87 ml 0,02 ml)
c) Berat vitamin C = 50,6 mg
Volume larutan vitamin C yang dititrasi = 1 ml
Rata rata volume titrasi = 2,97 ml
1 ml x 50,6 mg x 99,90100
K3 = = 0,1714 mg vitamin C / ml
100 ml x (2,97 ml 0,02 ml)
Harga rata-rata dan deviasi
0,1767 0,1741
= x 100% = 1,4934 % 0,1741
Kesetaraan vitamin C dengan harga rata rata d terkecil adalah d =
0,4934%, maka kesetaraan vitamin C yang didapat untuk 1 ml 2,6-diklorofenol
Lampiran 6.Perhitungan Kadar Vitamin C dari Sampel yang Dianalisis
(Vt Vb) x Kesetaraan x Vl Kadar vitamin C (mg/g sampel) =
Vp x Bs
Keterangan:
Vt = volume titrasi (ml) Vb = volume blanko (ml) Vl = volume labu (ml)
Vp = volume larutan sampel yang dititrasi (ml) Bs = berat sampel (g)
Contoh penetapan kadar vitamin C pada mangga Arumanis: Volume titran = 0,26 ml
Kesetaraan = 0,1741 mg vitamin C Volume labu tentukur = 100 ml
Berat sampel = 10,0315 g Volume blanko = 0,02 ml
(0,26 ml 0,02 ml) x 0,1741 mg/ml x 100 ml) Kadar vitamin C (mg/g bahan) =
2 ml x 10,0315 g
= 0,2083 mg/g
Lampiran 7.Data Hasil Penetapan Kadar Vitamin C dari Sampel yang Dianalisis
1. Hasil Penetapan Kadar Vitamin C dari mangga Arumanis
No. Berat Sampel
2. Hasil Penetapan Kadar Vitamin C dari mangga Golek No. Berat Sampel
3. Hasil Penetapan Kadar Vitamin C dari manggaShrimp
No. Berat Sampel
Lampiran 8.Perhitungan Statistik Kadar Vitamin C dari Sampel yang Dianalisis
A. Mangga Arumanis B.
No. Kadar (mg/100 g)
(Xi) (Xi X ) (Xi X )
Dari 6 data yang diperoleh, data ke-5 adalah data yang paling menyimpang maka dilakukan uji Q.
Qhitung = Nilai yang dicurigai Nilai yang terdekat
(Nilai tertinggi Nilai terendah)
Qhitung = 19,96 19,97
(20,83 19,96)
Nilai Qhitungtidak melebihi nilai Q0,95yaitu 0,621 sehingga semua data diterima.
SD =
Rata-rata kadar vitamin C mangga Arumanis pada taraf kepercayaan 95% yaitu:
C. Mangga Golek
No. Kadar (mg/100 g)
(Xi) (Xi X ) (Xi X )
Dari 6 data yang diperoleh, data ke-5 adalah data yang paling menyimpang maka dilakukan uji Q.
Qhitung = Nilai yang dicurigai Nilai yang terdekat
( Nilai tertinggi Nilai terendah )
Qhitung= 22,54 22,50
(22,54 21,67)
Nilai Qhitungtidak melebihi nilai Q0,95yaitu 0,621 sehingga semua data diterima.
SD =
Rata-rata kadar vitamin C mangga Golek pada taraf kepercayaan 95% yaitu:
D. ManggaShrimp
No. Kadar (mg/100 g)
(Xi) (Xi X ) (Xi X )
Dari 6 data yang diperoleh, data ke-3 adalah data yang paling menyimpang maka dilakukan uji Q.
Qhitung = Nilai yang dicurigai Nilai yang terdekat
( Nilai tertinggi Nilai terendah )
Qhitung= 18,86 18,81
(18,86 18,05)
Nilai Qhitungtidak melebihi nilai Q0,95yaitu 0,621 sehingga semua data diterima.
SD =
Rata-rata kadar vitamin C manggaShrimppada taraf kepercayaan 95% yaitu:
Lampiran 9.Hasil analisis Statistik
1. Analisis Beda Nilai Rata-Rata Kadar Vitamin C dari Mangga Arumanis, mangga Golek, ManggaShrimp
Sampel Mangga N Kepercayaan = 0,05
Lampiran 10. Data Analisis Perolehan Kembali (Recovery) Vitamin C dari
(mg/100 g) Recovery%
Lampiran 11.Contoh Perhitungan Analisis Perolehan Kembali (Recovery)
Kadar vitamin C rata-rata dari mangga Golek adalah 21,97 mg/100 g sampel.
Penambahan sejumlah vitamin C baku dalam sampel dihitung dengan rumus:
(Vt Vb) x Kesetaraan x Vl) Kadar vitamin C (mg/g sampel) =
Vp x Bs
(0,51 ml 0,02 ml) x 0,1741 mg/ml x 100 ml =
2 ml x 10,0278 g
= 0,4254 mg vitamin C/g sampel
= 42,54 mg vitamin C/100 g sampel
Untuk penambahan 2,2 mg vitamin C baku ke dalam 10,0278 g sampel, maka
kadar teoritis vitamin C untuk tiap g sampel:
2,2 mg
= x 99,90% 10,0278 g
= 0,2192 mg vitamin C/g sampel
= 21,92 mg vitamin C/100 g sampel
Maka %recovery:
= Kadar vitamin C setelah penambahan baku kadar vitamin C sebelum penambahan baku x 100%
Kadar vitamin C baku yang ditambahkan
42,54 mg/100 g 21,97 mg/100 g
= x 100%
21,92 mg/100 g
Lampiran 12.Perhitungan Koefisien Variasi (% RSD) dari Mangga Golek untuk
Recovery
No. Kadar (mg/100 g)