• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA INOVATIF BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PENGAJARAN TERMOKIMIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA INOVATIF BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PENGAJARAN TERMOKIMIA."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA INOVATIF BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA PENGAJARAN TERMOKIMIA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh:

NUR WINDA ADHA NIM: 8146142026

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)

ABSTRAK

Nur Winda Adha. Pengembangan Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pengajaran Termokimia. Tesis. Medan: Program Studi Pendidikan Kimia Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi termokimia. Penelitian ini merupakan Research and Development (R&D). Penelitian ini dilaksanakan di tiga sekolah, yaitu SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan, SMA Taman Siswa, dan SMA Al-Hidayah Medan. Sampel dalam penelitian ini dipilih secara purposive sampling yang diambil sebanyak dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan pengajaran menggunakan bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia sedangkan kelas kontrol menggunakan buku yang ada disekolah. Sebelum dilakukan penelitian bahan ajar telah dinilai oleh 2 orang dosen kimia dan 20 guru kimia dengan menggunakan angket BSNP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Analisis buku kimia pada materi termokimia memberikan hasil rata-rata penilaian kelayakan isi sebesar 3,61, kelayakan bahasa sebesar 3,74 dan untuk kelayakan penyajian sebesar 3,59. (2) Komponen pembelajaran yang dintegrasikan kedalam bahan ajar kimia inovatif yang telah dikembangkan (integrasi kegiatan laboratorium dengan video praktikum yang dilakukan sendiri oleh penelit, integrasi metode dan media pembelajaran, dan integrasi multimedia pembelajaran). (3) Analisis standar dosen dan guru kimia untuk analisis standar kelayakan isi sebesar 4,33, standar kelayakan bahasa sebesar 4,12, dan standar kelayakan penyajian sebesar 4,20. Ini menunjukkan bahwa hasil analisis untuk bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia yang diajukan telah valid dan tidak perlu direvisi.Sedangkan untuk penilaian terhadap multimedia pembelajaran yang telah dikembangkan diperoleh rata-rata sebesar 3,80 adalah valid untuk digunakan dan tidak perlu revisi. (4) Hasil penelitian eksperimen menunjukkan peningkatan hasil belajar kimia siswa dari masing-masing sampel, yaitu: SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan memiliki peningkatan hasil belajar kimia sebesar 69%, SMA Taman Siswa sebesar 55,41% dan SMA Swasta Al-Hidayah sebesar 51,46%. (5) Analisis pengukuran motivasi belajar siswa dengan menggunakan bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia pada pengajaran materi termokimia pada kelas eksperimen tergolong tinggi dengan rata-rata 72,94., dan terdapat hubungan positif antara motivasi belajar denagn hasil belajar kimia siswa (r2 = 0,969) pada pengajaran termokimia. Dengan adanya peningkatan motivasi hasil belajar yang diketahui dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan menggunakan bahan ajar kmia inovatif berbasis multimedia lebih baik dibandingkan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan tanpa menggunakan bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia.

(3)

ii

ABSTRACT

Nur Winda Adha. Development of Instructional Materials Chemistry-Based Innovative Multimedia To Improve Student Results In Teaching Thermochemistry. Thesis. Medan: Chemistry Education Studies Program, Postgraduate School of State University of Medan, 2016.

This research aims to develop innovative teaching materials chemistry-based multimedia to improve student learning outcomes in thermochemical material. This study is a Research and Development (R & D). This research was conducted in three schools, namely SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan, SMA Taman Siswa, and SMA Al-Hidayah Medan. The sample in this study were selected by purposive sampling taken as many as two classes, experimental and control classes. Classroom teaching experiment were treated using innovative teaching materials chemistry-based multimedia classroom control while using the existing books in school. Prior to this research teaching materials have been assessed by two lecturers and 20 teachers chemical chemistry using a questionnaire BSNP. The results showed that (1) Analysis of the chemical on the material thermochemical book gives an average yield of assessing the feasibility of the contents of 3.61, 3.74 and appropriateness of language for the presentation of the feasibility of 3.59. (2) The components of learning be integrated into innovative chemistry teaching materials have been developed (with video integration laboratory activities carried out by the lab which penelit, integration methods and instructional media, and integration of multimedia learning). (3) Analysis of chemistry teachers and lecturers standard for analysis of the contents of about 4.33 eligibility standards, eligibility standard language of 4.12, and the standard of presentation of the feasibility of 4.20. It shows that the results of chemical analysis for innovative teaching materials based multimedia submitted are valid and do not need direvisi.Sedangkan for assessment of learning that has been developed multimedia gained an average of 3.80 is valid for use and does not need revision. (4) The results of experiments showed an increase chemistry student learning outcomes of each sample, namely: SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan has an increased chemical learning outcomes by 69%, the SMA Taman Siswa amounted to 55.41% and the Al-Hidayah Private High School for 51.46%. (5) Analysis of student motivation measurements using innovative teaching materials chemistry-based multimedia teaching materials thermochemical the experimental class is high with an average of 72.94, and there is a positive relationship between learning motivation denagn chemistry student learning outcomes (r2 = 0.969 ) on thermochemical teaching. With the increased motivation of learning outcomes that are known from the results indicated that the results of studying chemistry students who are taught by using innovative teaching materials based multimedia kmia better than the results of studying chemistry students taught without the use of innovative teaching materials chemistry-based multimedia.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala nikmat dan karunia yang dilimpahkanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul Pengembangan Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pengajaran Termokimia” yang diajukan

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar magister pendidikan di Universitas Negeri Medan. Dan tak lupa pula sholawat dan salam atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW semoga dengan memperbanyak sholawat kepada beliau kita tergolong umatnya yang mendapat syafaat di yaumil mahsyar kelak.

Dalam penulisan tesis ini, penulis banyak memperoleh bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada Bapak Prof.Drs. Manihar Situmorang, M.Sc.Ph.D sebagai Dosen Pembimbing I dimana dalam penyusunan tesis ini yang dengan tulus-ikhlas mengoreksi dan memberikan motivasi serta saran sekaligus meluangkan waktu untuk diskusi kepada penulis selama melakukan perkuliahan dan menyelesaikan tesis ini. Begitu juga kepada Bapak Dr. Zainuddin Muchtar, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak berjasa dan tidak pernah bosan membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis selama melakukan perkuliahan dan menyelesaikan tesis ini. Ucapan terimakasih kepada Bapak Prof.Dr.Ramlan Silaban,M.Si, Bapak Dr.Mahmud,M.Sc, dan Bapak Eddiyanto, Ph.D. selaku dosen penguji yang telah memberikan saran yang membangun sehingga penelitian dalam tesis ini dapat berlangsung dengan baik. Ucapan kepada Prof.Dr.Retno Dwi Suyanti M.Si dan Prof.Dr.Ramlan Silaban,M.Si yang telah menjadi validator bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia yang telah dikembangkan.

Ucapan Terima Kasih kepada Bapak/Ibu Kepala Sekolah, Bapak/Ibu guru SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan, SMA Taman Siswa, dan SMA Swasta Al-Hidayah Medan yang membantu dalam pengumpulan data selama penelitian sehingga dapat berjalan dengan baik.

(5)

iv

Pendidikan Kimia Angkatan 25 serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih untuk semuanya.

Akhirnya, kepada Allah penulis mohonkan, kiranya segala bantuan yang telah diterima mendapat balasan yang berlipat ganda dari-Nya, semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Medan, Mei 2016 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

2.1.3. Tujuan Penyusunan Bahan Ajar 10

2.1.4. Kriteria Bahan Ajar yang Baik 10

2.2. Bahan Ajar Inovatif 12

2.3. Multimedia dalam Pembelajaran Kimia 12

2.3.1. Pengertian Bahan Ajar Multimedia 15

2.3.2. Objek Multimedia 15

2.3.3. Karakteristik Multimedia 17

2.3.4. Fungsi Multimedia 17

2.4. Problem Based Learning 17

2.4.1. Merencanakan Proses Pembelajaran dengan Problem Based Learning 18

2.4.2. Kelebihan dan Kekurangan 20

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 25

3.3. Desain Penelitian 25

3.4. Populasi dan Sampel Penelitian 26

3.5. Instrumen Pengumpul Data 26

3.5.1. Kuesioner 27

3.5.2.Evaluasi Hasil Belajar 27

3.6. Prosedur Penelitian 27

3.6.1. Analisis Materi Ajar Pokok Bahasan Termokimia 28

(7)

vi

3.6.3. Inovasi Bahan Ajar Kimia 29

3.6.4. Standarisasi Bahan Ajar Kimia 30

3.6.5. Uji Coba Bahan Ajar Kimia 30

3.6.6. Pengukuran Motivasi Belajar Siswa 32

3.6.7. Pengolahan dan Analisis Data 33

3.6.8. Analisis Data Kualitatif 34

3.6.9. Analisis Data Kuantitatif 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Penelitian 38

4.2. Analisis Buku Kimia yang Ada di Sekolah pada Materi Termokimia 39 4.3. Deskripsi Pengembangan Bahan Ajar pada Pengajaran Termokimia 43 4.4. Inovasi Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Multimedia 47 4.5. Standarisasi Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis Multimedia 51 4.6. Standarisasi Multimedia Pembelajaran yang Telah Dikembangkan 56

pada Materi Termokimia

4.7. Uji Coba Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis Multimedia Pada Materi 58 Termokimia Yang Telah Dikembangkan Terhadap Hasil Belajar Siswa

4.8. Efektifitas Pembelajaran Menggunakan Bahan Ajar Kimia 62 Inovatif Berbasis Multimedia

4.9.Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasasis Multimedia 63 Terhadap Motivasi Belajar Siswa

4.10. Pembahasan 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 68

5.2. Saran 69

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Sintaks (langkah-Langkah) untuk Pelaksanaan Model Problem Based 19

Learning (PBL)

Tabel 3.1. Desain Penelitian Pengembangan Bahan Ajar Kimia Inovatif 26

Berbasis Multimedia

Tabel 3.2. Kategori Motivasi Belajar Siswa 33

Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar 33

Tabel 3.4. Kriteria Validitas untuk analisis hasil perhitungan rata-rata skor 34

yang diperoleh dari angket yang disebarkan kepada validator ahli

Tabel 4.1. Daftar buku kimia yang digunakan siswa pada materi termokmia 38

Tabel 4.2. Deskripsi buku-buku kimia yang dipergunakan siswa pada materi 38

termokimia yang dijadikan rujukan dalam usulan urutan materi

pada bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia

Tabel 4.3. Usulan materi termokimia untuk bahan ajar kimia inovatif 39

berbasis multimedia yang dikembangkan

Tabel 4.4. Rata-rata kelengkapan isi, keluasan materi, kelayakan bahasa, dan 41

kelayakan penyajian untuk buku yang dianalisis

Tabel 4.5. Deskripsi pengembangan bahan ajar kimia 46

Tabel 4.6. Deskripsi komponen inovasi yang diintegrasikan ke dalam 47

bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia pada materi

termokimia

Tabel 4.7. Hasil standarisasi kelayakan isi bahan ajar kimia inovatif 53

Tabel 4.8. Hasil standarisasi kelayakan bahasa bahan ajar kimia inovatif 54

Tabel 4.9. Hasil standarisasi kelayakan penyajian bahan ajar kimia inovatif 56

Tabel 4.10. Hasil penilaian dosen media terhadap multimedia pembelajaran 57

yang telah dikembangkan pada materi termokimia

Tabel 4.11. Data Hasil Belajar Kimia pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 59

Tabel 4.12. Hasil uji normalitas pretest, posttest, gain, dan motivasi siswa 60

Tabel 4.13. Hasil uji homogenitas pretes, posttest, gain dan motivasi 61

Tabel 4.15. Hasil Uji Hipotesis 61

Tabel 4.16. Hasil persen peningkatan hasil belajar siswa untuk 62

masing-masing kelompok di setiap sekolah

Tabel 4.17. Hasil pengukuran motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen 63

(9)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus 76

Lampiran 2. Standar Penilaian Bahan Ajar (BSNP) 81

Lampiran 3. RPP 92

Lampiran 4. Kisi-Kisi Instrumen Soal Pada Materi Termokimia 101

Lampiran 5. Soal Instrumen Tes 102

Lampiran 6. Data Hasil Belajar Siswa 111

Lampiran 7. Hasil Analisis Standar Kelayakan Isi, Bahasa Dan Penyajian 115

Buku Ajar Kimia Pada Materi Termokimia Yang Ada Di Sekolah

Lampiran 8. Hasil Standarisasi Bahan Ajar oleh Dosen 116

Lampiran 9. Hasil Standarisasi Bahan Ajar oleh Guru 117

Lampiran 10. Angket Motivasi Siswa dengan Penggynaan Bahan Ajar 120

Lampiran 11. Data Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa 122

Lapmiran 12. Instrumen Penilaian Multimedia Pembelajaran 125

Lampiran 13. Hasil Validasi Dosen Terhadap Multimedia Pembelajaran 127

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengembangan bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia sangat perlu dilakukan terutama dalam memenuhi bahan ajar berkualitas yang dipergunakan siswa sesuai kurikulum nasional. Bahan ajar kimia berkualitas baik dan standar akan dapat menolong siswa di dalam pembelajaran sehingga kompetensi yang diperlukan dapat tercapai sesuai dengan pokok bahasan yang dipelajari (Yusfiani dan Situmorang, 2011).

Bahan ajar yang baik sangat efektif dipergunakan sebagai media pembelajaran karena berfungsi sebagai alat komunikasi membawa informasi akurat dari sumber belajar kepada pembelajar (Silitonga dan Situmorang, 2009). Bahan ajar sangat penting dalam proses belajar mengajar karena dapat menguatkan dan mendukung informasi materi ajar yang disampaikan oleh guru. Bahan ajar membantu siswa memahami konsep ilmu mencapai kompetensi yang diinginkan sehingga mudah diingat dan dapat diulang-ulang (Situmorang, 2013). Dengan demikian bahan ajar sebagai media pendidikan sangat diperlukan dalam pembelajaran karena dapat menjelaskan berbagai fenomena yang sulit, termasuk konsep yang abstrak menjadi pengetahuan yang realistis (Edginton dan Holbrook, 2010).

Salah satu masalah penting dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih atau menentukan bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa sangat minimnya bahan ajar bermutu yang mengacu terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengadaan bahan ajar yang bermutu menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan (Lee, dkk, 2010) yang akan memacu lulusan yang berkualitas. Bahan ajar bermutu harus mampu menyajikan materi ajar sesuai dengan tuntutan kurikulum, mengikuti perkembangan ilmu pengethuan dan teknologi (IPTEK), dan dapat menjembatani pembelajaran agar kompetensi yang telah ditetapkan dapat tercapai (Situmorang, 2013).

(11)

2

dalam kurikulum nasional. Adaptasi teknologi baru terhadap kebutuhan pembelajaran bidang sains menjadi salah satu sasaran inovasi pembelajaran yang berbasis multimedia (Mahdjoubi dan Rahman, 2012; Kolluru, 2012). Perkembangan teknologi informasi sangat berpengaruh terhadap inovasi pembelajaran (Varghese, dkk., 2012).

Inovasi pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi pelajaran kimia sangat perlu dilakukan karena berhubungan dengan peningkatan kualitas lulusan dalam mengisi lapangan kerja dibidang kimia (Matchmes, dkk., 2009). Beberapa inovasi pembelajaran yang telah berhasil dipergunakan dalam pembelajaran sains diantaranya adalah model pembelajaran menggunakan media dan model pembelajaran berbasis teknologi informasi (Situmorang, dkk., 2005). Pengajaran kimia pada umumnya berhubungan dengan percobaan laboratorium sehingga dapat melihat proses kimia secara nyata. Penggunaan multimedia bertujuan untuk membangun pengetahuan siswa dalam belajar untuk meningkatkan pengetahuan siswa dalam penguasaan konsep belajar dan pemecahan masalah. Inovasi yang dilakukan pada bahan ajar dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi siswa dengan adanya ilustrasi gambar, contoh soal dan pengembangannya yang memanfaatkan teknologi komputer.

Bahan ajar memiliki kelebihan dibandingkan dengan buku teks dalam pembelajaran dimana materi bahan ajar dipilih, ditata dan disusun sedemikian rupa agar optimal dalam membantu tercapainya tujuan pembelajaran. Selain itu bahan ajar dirancang khusus untuk dipergunakan siswa dengan struktur materi berdasarkan kebutuhan siswa itu sendiri serta menggunakan berbagai pendekatan yang sesuai. Bahan ajar yang baik, standar dan inovatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa karena siswa termotivasi untuk menggunakan bahan ajar di dalam kelas saat proses pembelajaran berlangsung dan di luar kelas untuk pengayaan dan belajar mandiri (Situmorang, 2013).

(12)

Pembelajaran kimia pada materi termokimia berisi konsep-konsep yang cukup sulit untuk dipahami siswa, karena menyangkut reaksi-reaksi kimia dan hitungan-hitungan serta menyangkut konsep-konsep yang bersifat abstrak sehingga sangat sulit bagi siswa dapat memahaminya hanya dengan membaca buku semata. Hal ini disebabkan oleh penyajian materi dalam bahan ajar yang tersedia yang kurang menarik, monoton dan membosankan. Tentu hal-hal demikian sangat tidak memotivasi siswa untuk belajar kimia. Dibuktikan dari hasil wawancara dengan beberapa siswa dan guru kimia SMA di kota Medan bahwa selama ini dalam proses pembelajaran guru hanya menjelaskan materi termokimia dengan menggunakan metode ceramah, diskusi dan pemberian tugas. Kondisi lainnya yang ditemukan dilapangan adalah kurang terampilnya guru dalam menggunakan media pembelajaran sehingga kurang optimal dalam meningkatkan aktivitas dan minat belajar siswa. Untuk mengatasi hal yang demikian maka sudah semestinya dilakukan inovasi terhadap pemebelajaran kimia (Hutabalian, 2014).

Bentuk inovasi lainnya dalam pengembangan bahan ajar kimia inovatif yaitu dengan pemanfaatan model pembelajaran. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dapat mendukung kegiatan belajar yang lebih aktif, menyenangkan serta menantang bagi siswa karena Problem Based Learning dapat berinteraksi langsung dalam menyelesaikan masalah dalam pembelajaran yang dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa secara langsung dapat memahami pembelajaran tersebut. Peran guru dalam menentukan metode pembelajaran di kelas bukan ditentukan oleh apa yang akan dipelajari saja, melainkan bagaimana penyajian materi serta cara menuntaskan konsep yang kompleks dan bersifat abstrak akan memperkaya pengalaman belajar siswa. Metode belajar yang umum dilakukan oleh guru yaitu ceramah. Padahal metode itu sangat tidak sesuai untuk penyampain materi tertentu, akibatnya siswa kurang memahami materi pelajaran (Miswanda, 2010).

(13)

4

(Gultom, 2015). Seperti penelitian yang dilakukan oleh Situmorang, dkk (2015) dalam penelitian Pengembangan Bahan Ajar Kimia SMA/MA Inovatif dan Interaktif Berbasis Multimedia menyatakan bahawa hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibanding hasil belajar siswa kelompok kontrol, dan keduanya berbeda secara signifikan serta dapat meningkatkan motivasi belajar siswa untuk belajar secara mandiri. Selanjutnya Parulian (2013) dalam penelitannya “Pengembangan buku ajar kimia inovatif untuk kelas XI Semester 2 SMA/MA “ menemukan bahwa pengajaran dengan menggunakan buku ajar kimia inovatif dapat meningkatkan hasil belajar dengan rata-rata 74,24% sedangkan pengajaran dengan buku pegangan siswa meningkatkan hasil belajar dengan rata-rata 73%. Lebih lanjut Simatupang (2013) dalam penelitiannya menunjukan buku ajar kimia inovatif dapat menolong siswa didalam pembelajaran untuk mencapai kompetensi sesuai tuntutan kurikulum. Buku ajar sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan kegiatan belajar kimia siswa dengan efektivitas hasil belajar untuk siswa-siswi SMA Negeri 1 Padangsidempuan sebesar 17,39%, untuk siswa SMA Negeri 4 Padangsidempuan sebesar 19,06%, dan untuk siswa SMA Negeri 6 Padangsidempuan sebesar 18,74% dan juga penggunaan buku ajar yang dikembangkan meningkatkan motivasi belajar siswa dengan rata-rata 89,71.

Bahan ajar yang baik tentu saja harus mampu memotivasi siswa untuk belajar. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar dapat tercapai. Motivasi dan hasil belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi (Simatupang, 2013).

Pengembangan Bahan ajar bertujuan untuk mewujudkan bahan ajar yang dapat menunjang pencapaian kompetensi dasar, indikator, bermakna terhadap prestasi belajar dan memenuhi kriteria standar mutu (Labov, 2006; Gravagna, 2009; Hosler dan Boomer, 2011; Fastre, 2010). Pengembangan bahan ajar berbasis multimedia dengan mengintegrasikan model pembelajaran PBL dimaksudkan untuk menghasilkan bahan ajar kimia yang inovatif dalam bentuk hardcopy dan e-book untuk mendukung pencapaian kompetensi dasar dan yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan mengembangkan bahan ajar inovatif dalam pembelajaran kimia yang berjudul

Pengembangan Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis Multimedia Untuk

(14)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang diidentifikasi sebagai berikut:

1. Materi termokimia yang disajikan dalam buku yang ada masih singkat dan sangat jarang ditemukan pengaplikasian materi dalam kehidupan sehari-hari.

2. Susunan materi termokimia di dalam buku yang ada belum sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.

3. Penyajian materi kimia kurang menarik, monoton dan membosankan sehingga terkesan sulit dan menakutkan bagi siswa dan mengakibatkan siswa kurang menguasai konsep-konsep dasar pembelajaran kimia.

4. Bahan ajar yang ada belum memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berupa penggunaan software yang relevan.

5. Bahan ajar yang ada belum mengintegrasikan model pembelajaran dan kegiatan laboratorium dengan memanfaatkan media pembelajaran yang ada.

6. Motivasi belajar siswa yang rendah sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas ada banyak masalah yang timbul, namun karena keterbatasan waktu serta agar tidak mnyimpang dari tujuan penelitian maka peneliti membatasi masalah yang akan diteiti sebagai berikut:

1. Menyusun dan mengembangkan bahan ajar kimia iovatif pada materi termokimia sesuai silabus dengan standar kelayakan isi, kelayakan bahasa, dan kelayakan penyajian.

2. Komponen yang akan diintegrasikan ke dalam bahan ajar kimia inovatif adalah memadukan teknologi komputer berupa kegiatan laboratorium dengan video praktikum yang dilakukan sendiri oleh peneliti, buku elektronik (e-book) dan metode atau model pembelajaran yang sesuai yang bisa digunakan pendidik dalam mengajar.

3. Bahan ajar akan distandarisasi oleh dosen dan guru sehingga diperoleh bahan ajar kimia inovatif yang standar.

(15)

6

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, rumusan masalah yang akan diteliti adalah:

1. Apakah buku kimia yang dianalisis pada materi termokimia perlu untuk direvisi? 2. Bagaimana mengembangkan bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia pada

materi termokimia agar memenuhi standar BSNP?

3. Komponen apa saja yang diintegrasikan dalam inovasi bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia pada materi termokimia?

4. Apakah bahan ajar yang diinovasi dapat meningkatkan hasil belajar yang lebih baik kepada siswa dibandingkan dengan siswa yang diajar tanpa menggunakan bahan ajar yang diinovsi pada materi termokimia?

5. Bagaimana tingkat efektivitas penggunaan bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia dalam meningkatkan hasil belajar kimia siswa?

6. Bagaimana tingkat motivasi belajar siswa dalam menggunakan bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia pada materi termokimia terhadap hasil belajar siswa?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan ajar kimia melalui inovasi pembelajaran berbasis multimedia yang diintegrasi dengan model pembelajaran inkuiri untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif, efektif, dan menyenangkan, serta membantu peserta didik memperoleh hasil belajar yang optimal. Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui apakah buku kimia yang dianalisis pada materi termokimia perlu untuk direvisi.

2. Untuk mengetahui bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia pada materi termokimia yang dikembangkan memenuhi standar BSNP.

3. Untuk mengetahui komponen yang diintegrasikan dalam inovasi bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia.

4. Untuk mengetahui apakah bahan ajar yang di inovasi dapat meningkatkan hasil belajar yang lebih baik kepada siswa dibandingkan dengan siswa yang diajar tanpa menggunakan bahan ajar yang diinovsi pada materi termokimia.

(16)

6. Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa dalam menggunakan bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia pada materi termokimia terhadap hasil belajar siswa.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini secara umum dijabarkan sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, merupakan suatu pengalaman yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan bahan ajar kimia yang inovatif dan kreatif yang dilengkapi dengan media dan model pembelajaran yang dapat digunakan mengajarkan materi termokimia.

2. Bagi guru, merupakan bahan masukan untuk dapat bahan ajar kimia yang inovatif yang dalam kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta suatu pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan yang berujung pada peningkatan prestasi peserta didik.

(17)

69

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahsan penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Buku kimia yang dianalisis pada materi termokimia memberikan hasil rata-rata

penilaian kelayakan isi sebesar 3,61, kelayakan bahasa sebesar 3,74 dan untuk

kelayakan penyajian sebesar 3,59 yang berarti telah cukup baik, namun masih

terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga perlu dilakukan pengembangan.

2. Hasil rerata yang diperoleh dari angket yang diberikan kepada dosen dan guru kimia

untuk analisis standar kelayakan isi sebesar 4,33, untuk analisis standar kelayakan

bahasa sebesar 4,20, dan untuk kelayakan penyajian sebesar 4,12. Hal ini

menunjukkan bahwa dosen dan guru kimia setuju dengan bahan ajar kimia inovatif

berbasis multimedia yang diajukan telah valid dan tidak perlu direvisi. Sedangkan

untuk penilaian terhadap multimedia pembelajaran yang telah dikembangkan

diperoleh rata-rata sebesar 3,80 adalah valid (layak) untuk digunakan dan tidak

perlu revisi.

3. Komponen pembelajaran yang dintegrasikan kedalam bahan ajar kimia inovatif

yang telah dikembangkan (integrasi kegiatan laboratorium dengan video praktikum

yang dilakukan sendiri oleh penelit, integrasi metode dan media pembelajaran, dan

integrasi multimedia pembelajaran).

4. Berdasarkan hasil analisis data masing-masing sekolah menunjukkan bahwa

pengaruh penggunaan bahan ajar kimia inovatif memberikan hasil belajar kimia

yang lebih baik kepada siswa dengan keterangan sebagai berikut:

a. SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan, nilai rata-rata kelas eksperimen 76,39 dengan

persen peningkatan hasil belajar sebesar 69% dan nilai rata-rata kelas kontrol

69,87 dengan persen peningkatan hasil belajar sebesar 61,25%.

b. SMA Taman Siswa, nilai rata-rata kelas eksperimen 65 dengan persen

peningkatan hasil belajar sebesar 55,41% dan nilai rata-rata kelas kontrol 52,96

dengan persen peningkatan hasil belajar sebesar 40,96%.

c. SMA Swasta Al-Hidayah, nilai rata-rata kelas eksperimen 68,03 dengan persen

peningkatan hasil belajar sebesar 51,46% dan nilai rata-rata kelas kontrol 55,00

(18)

5. Berdasarkan uji peningkatan hasil belajar siswa pada materi termokimia yang

diajarkan dengan menggunakan bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia

diketahui efektivitas hasil belajar untuk siswa-siswi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan

sebesar 61%, untuk siswa-siswi SMA Taman Siswa nilai efektifitasnya sebesar 55%

dan untuk siswa-siswi SMA Swasta Al-Hidayah Medan adalah sebesar 52%.

6. Hasil pengukuran motivasi belajar siswa dengan menggunakan bahan ajar kimia

inovatif berbasis multimedia pada pengajaran materi termokimia pada kelas

eksperimen tergolong tinggi dengan rata-rata 72,94, sedangkan pada kelas kontrol

tergolong sedang dengan rata-rata 67,96. Hal ini terbukti pada kelas eksperimen

diperoleh hubungan positif antara motivasi belajar denagn hasil belajar kimia siswa

(r2 = 0,969) pada pengajaran termokimia, sedangkan pada kelas kontrol diperoleh

(r2 = 0,152). Jadi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan ajar kmia inovatif

berbasis multimedia memberi repon positif terhadap motivasi dan peningkatan hasil

belajar siswa pada materi termokimia.

5.2.Saran

Berdasarkan simpulan telah dikemukakan diatas, maka sesuai dengan hasil

penelitian yang didapatkan, maka peneliti dapat menyarankan:

1. Sebelum menggunakan bahan ajar sebagai media pembelajaran, seharusnya guru

terlebih dahulu memeriksa isi buku yang akan digunakan sehingga apabila terdapat

kesalahan atau kekurangan baik dari segi urutan materi, kebenaran konsep dapat

diperbaiki sebelum disampaikan kepada siswa-siswi.

2. Melihat penggunaan bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia ini dapat

meningkatkan hasil belajar siswa, hendaknya guru kimia berusaha untuk

membelajarkan siswa dengan memanfaatkan bahan ajar kimia inovatif.

3. Bagi para peneliti lain, penelitian ini dapat dijadikan informasi dalam mendesain

penelitian lebih lanjut terkait pengembangan bahan kimia inovatif berbasis

multimedia yang dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada umumnya,

Referensi

Dokumen terkait

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul Pengaruh Corporate Governance Terhadap kinerja perusahaan pada Perusahaan

Dari ketiga judul penelitian hukum yang dilakukan oleh Cheny Firmanila Ristha, Alan Alaudin dan Ismed Inoun berbeda dengan penulisan hokum yang dilakukan oleh

The purposes of this research are to identify: (1) the types of idiom used in J.K Rowling novel entitled Harry Potter and the Goblet of Fire , (2) the strategies of

[r]

The objectives of this research were to study antibacterial activities of syzgium polyanta (“Salam†) and Pandanus amaryllifolius (“Pandanâ€Â

Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi guru, calon guru dan peneliti PAUD bahwa mengajar dengan metode bermain geometri dapat digunakan untuk mengembangkan

Heriyanto (2012) melakukan penelitian terhadap faktor – faktor yang mempengaruhi keterlambatan penyerapan anggaran belanja pada Satuan Kerja Kementrian/ Lembaga di

Dari hasil analisis FMEA dan perhitungan nilai risiko diperoleh tujuh bagian mesin dengan nilai risko terbesar pada mesin kritis yaitu pada komponen SCR