KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) GURU IPA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH SE-KOTA SURAKARTA DALAM PENYUSUNAN RPP
PUBLIKASI ILMIAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh:
Meika Kurniawati
A 420 130 035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
1
KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) GURU IPA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH SE-KOTA SURAKARTA DALAM PENYUSUNAN RPP
Abstrak
Guru merupakan figur sentral yang menentukan keberhasilan peserta didiknya. Sebagai tenaga profesional guru harus menguasai kompetensi pedagogik dan profesional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan PCK guru IPA kelas VII SMP Muhammadiyah Se-Kota Surakarta dalam penyusunan RPP. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan metode dokumentasi. Teknik pengampilan sampel penelitian ini dilakukan secara random sampling
dengan cara mengampil 5 RPP dari guru IPA kelas VII SMP Muhammadiyah Se-Surakarta secara acak. Data dalam penelitian ini berupa kemampuan PCK dari guru IPA kelas VII SMP Muhammadiyah Se-Kota Surakarta. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa persentase kemampuan PCK adalah 74.1%. Dengan demikian kemampuan PCK guru IPA SMP Muhammadiyah Se-Kota Surakarta dalam penyusunan RPP dikatakan baik.
Kata Kunci : pedagogical content knowledge, guru IPA, RPP
Abstract
Teacher is central figure of succes learning the students. As teacher profesional must have competence. The purpose of this study was to determine the ability of PCK in senven grade science teacher of Muhammadiyah High School in Surakarta in arranging the lesson plan 2016/2017 academic year. The research is a qualitative descriptive with documentation method. The technique of collecting reseach sampel of reseach is random sampling with manner take five lesson plan of teacher senven grade science teacher of Muhammadiyah High School in Surakarta with randomly . The data in this research is the ability PCK of seven grade science teacher of Muhammadiyah High School in Surakarta in arranging the lesson plan 2016/2017 academic year. Based on the research, shows that the result value 74.1 % of PCK. Thus ability PCK Science teacher of Muhammadiyah High School in Surakarta in arranging the lesson plan 2016/2017 academic year good.
1. PENDAHULUAN
Guru merupakan figur sentral yang menentukan keberhasilan peserta didiknya.
Berdasarkan PP. 19 Tahun 2005 disebutkan beberapa tugas guru sebagai tenaga profesional
yakni memahami, menguasai, terampil menggunakan sumber-sumber belajar dan menguasai
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Senada dengan Hamalik (2007)
guru sebagai tenaga profesional mengandung arti bahwa profesi guru hanya dapat dilakukan
oleh seseorang yang memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi. Zahroh (2015),
mendefinisikan bahwa kompetensi sebagai tindakan kebulatan pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas
sebagai agen pembelajaran dan agen perubahan.
Kompetensi yang harus dikuasai guru yaitu kompetensi kemasyarakatan (sosial),
kompetensi personal (kepribadian), kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik.
Kompetensi sosial diartikan sebagai kemampuan guru dalam berkomunikasi secara efektif baik
dengan siswa, rekan kerja, orang tua, maupun masyarakat luas dalam konteks sosial (Suyanto,
2013). Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan
baik, cerdas dalam mengambil keputusan, dan bersikap mawas diri (Novauli, 2015).
Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi mengajar dan mendidik yang penting bagi guru
dalam melaksanakan tugas keprofesionalanya (Irwanto, 2016). Kompetensi pedagogik
memegang peranan sentral dalam pembelajaran dikelas dan dapat meningkatkan prestasi
belajar peserta didik (Umami, 2014). Kompetensi profesional menggambarkan kemampuan
guru dalam penguasan serta pengetahuan materi pembelajaran secara luas dan mendalam
(Novauli, 2015). Kompetensi profesional diperlukan untuk menciptakan pembelajaran yang
efektif bagi peserta didik. Atas dasar pentingnya kedua kompetensi tersebut, maka muncul
suatu pemahaman baru yakni Pedagogical Content Knowledge (PCK) (Shulman, 1986).
PCK merupakan kombinasi dari dua jenis kompetensi yaitu kompetensi pedagogik
(pedagogical knowledge) dan kompetensi profesional (content knowledge) (Shulman, 1987).
PCK menurut Rollnick (2008), adalah gambaran tentang bagaimana seorang guru megajarkan
suatu subjek dengan mengakses apa yang dia ketahui tentang kurikulum yang terkait dengan
subjek tersebut. Loughran (2012), mengartikan bahwa PCK sebagai kemampuan guru yang
berkembang dari waktu ke waktu mengenai cara mengajarkan sebuah konsep atau materi. Egen
(2007), menambahkan bahwa PCK sebagai pemahaman metode pembelajaran efektif untuk
menjelaskan materi tertentu dan pemahaman tentang apa yang membuat materi tertentu mudah
3
profesional, konten materi (isi), pengetahuan pedagogik, dan pengetahuan peserta didik (Gess,
1999).
PCK bukan merupakan bentuk tunggal yang sama untuk semua guru yang
mengajarkan isi materi yang sama, melainkan merupakan keahlian khusus, unik dengan
keistimewaan individu yang berbeda-beda, serta dipengaruhi oleh konteks atau susasana
mengajar, isi dan pengalaman. Hal inilah yang membedakan guru IPA dengan saintis (ahli
materi). Guru IPA sebagai ahli materi juga harus ahli dalam mengajar isi materi kepada peserta
didiknya (Shulman, 1987). Yusuf (2014) menambahkan bahwa PCK sebagai komponen
esensial yang harus dikuasai dan dikembangkan guru IPA. Hal ini dikarenakan stuktur materi
pembelajaran IPA yang kompleks dan berbeda dengan materi pelajaran lainya (Yusuf, 2014).
PCK yang harus dikuasai guru IPA meliputi pengetahuan mengenai peserta didik IPA, konten
materi, kurikulum, strategi pembelajaran, dan penilaian (Abell, 2008). Guru IPA yang
menguasai PCK akan mampu memilih strategi yang sesuai dengan materi atau konten,
sehingga memudahkan peserta didik dalam menerima materi pelajaran (Rosnita, 2011).
Seorang guru IPA yang menguasai PCK, kemudian diterapkan dalam pembelajaran
dikelas akan mampu menerapkan ide-ide dan teknik dalam menyusun rencana pembelajaran
yang inovatif, sehingga menjebatani kesenjangan antara materi dan cara membelajarkan materi
tersebut (Nuangchalerm, 2011). Tidak hanya itu, penguasan PCK guru IPA akan membantu
mengubah tampilan dan sikap pengajar dan pembelajaran berdasarkan pengembangan
kompetensi praktik mengajar, sehingga tercipta pembelajaran yang efektif. Menurut penelitian
Maasum (2012) tentang kemampuan PCK guru di Malaysia Barat. Dari hasil penelitian
diketahui bahwa kemampuan PCK guru IPA di Malaysia Barat dalam kategori cukup, hal ini
didasarkan pada kemampuan pedagogik dan konten yang dikuasainya. Guru IPA di Malaysia
Barat sudah mampu melakukan manajemen kelas dengan baik, menggunakan bahan ajar,
penilaian, persiapan mengajar, penanganan siswa, dan strategi komunikasi dengan baik.
Penelitian yang dilakukan Imaduddin (2014) tentang penguasaan PCK guru Kimia SMA di
Semarang. Didapatkan hasil bahwa setiap guru Kimia memiliki penguasaan PCK yang
bervariasi terutama dalam hal pemahaman siswa, pengetahuan kurikulum, pengetahuan strategi,
dan pengetahuan penilaian, sedangkan dalam orientasi materi ajar guru cenderung memiliki
pemahaman yang sama. Penguasan PCK yang bervariasi oleh guru terutama dalam hal strategi
pembelajaran dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran.
Pada tahun berikutnya penelitian tentang PCK juga dilakuakan oleh Saputra (2015),
hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan PK, CK dan PCK guru Biologi SMA Negeri
guru yang luas dan mendalam, serta penggunaan strategi yang sesuai dengan materi. Pada
tahun dan dikota yang sama Pratiwi (2015), melakukan penelitian mengenai kemampuan PCK
calon guru Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta dalam menyusun RPP. Dari
penelitian yang dilakukan ditunjukkan hasil bahwa kemampuan CK, PK dan PCK calon guru
Biologi dalam menyusun RPP sudah baik. Berdasarkan penelitian-penelitian mengenai
kemampuan PCK calon guru dan guru yang telah dilakukan sebelumnya, maka penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui kemampuan PCK guru IPA kelas VII SMP Muhammadiyah
Se-Kota Surakarta dalam penyusunan RPP. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan evaluasi bagi guru tentang kemampuan PCK dalam menyusun RPP, serta sebagai
pembekalan untuk mengkaji PCK lebih dalam lagi, khususnya pada proses pembelajaran.
2. METODE
Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Maret 2017 di
SMP Muhammadiyah Se-Surakarta. Data dalam penelitian ini adalah kemampuan PCK guru
IPA kelas VII SMP Muhammadiyah Se-Kota Surakarta dalam penyusunan RPP tahun
akademik 2016/2017. Sumber data dalam penelitian ini adalah RPP yang dibuat oleh guru IPA
kelas VII SMP Muhammadiyah Se-Surakarta tahun ajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini
adalah deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan PCK guru IPA
kelas VII yang diperoleh dari RPP yang telah dibuat pada tahun ajaran 2016/2017.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi.
Data dari RPP guru IPA kelas VII SMP Muhammadiyah Se-Kota Surakarta tahun ajaran
2016/2017 diambil datanya mengenai kemampuan PCK menggunakan instrumen. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang terdiri atas
beberapa tahapan yaitu data diidentifikasi, ditabulasikan dan dideskripsikan.
3. HASILDANPEMBAHASAN
Data dalam penelitian ini berupa kemampuan Pedagogic Content Knowledge (PCK) guru IPA kelas VII SMP Muhammadiyah Se-Surakarta dalam penyusunan RPP tahun ajaran 2016/2017. Guru IPA yang dijadikan sebagai subjek penelitian berjumlah 8 guru yang berasal dari 8 sekolah berbeda.
Kemampuan PCK guru IPA kelas VII SMP Muhammadiyah Se-Surakarta tahun ajaran 2016/2017 secara keseluruhan dikatakan baik (74.1%). Kemampuan PCK guru IPA kelas VII dapat dilihat dari aspek kesesuaian materi dengan strategi, materi dengan media, materi dengan evaluasi, strategi dengan jenjang peserta didik, media dengan jenjang peserta didik, evaluasi dengan jenjang peserta didik.
5
dengan tujuan pembelajaran, memilih strategi sesuai dengan indikator, memilih strategi sesuai dengan materi, dan melaksanakan tahapan pembelajaran dengan tepat sesuai materi. Zubaidah (2010), menjelaskan bahwasanya dalam strategi memuat empat konsep penting yaitu urutan kegiatan pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, serta waktu yang digunakan guru dan siswa dalam menyelesaikan langkah pembelajaran. Berdasarkan konsep tersebut strategi pembelajaran bermakna sebagai cara yang sistematik dalam mengkomunikasikan materi pelajaran kepada peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu.
Tabel 1 Rekapitulasi Data Kemampuan PCK Guru IPA Kelas VII SMP Muhammadiyah Se-Kota Surakarta dalam Penyusunan RPP Tahun Ajaran 2016/2017
Keterangan diadaptasi dari kriteria interpretasi skor (Arikunto, 2011) :
84%-100% = Sangat Baik (SB) 36% - 51% = Kurang Baik (KB) 68% - 83% = Baik (B) ≤ 35% =Tidak Baik (TB) 52% - 67% = Cukup (C)
Kesesuaian materi dengan media dikatakan baik (70%), artinya lima puluh persen guru IPA kelas VII telah mampu menentukan media sesuai materi, mampu menggunakan media secara optimal sesuai materi, dan mampu mengkolaborasikan media sesuai materi. Semua guru IPA kelas VII telah mampu memilih dan menentukan media yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan, serta mampu menggunakan dan mengkolaborasikan media yang disesuaikan dengan materi ajar. Tidak semua materi dapat menggunakan media yang sama dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru IPA kelas VII harus mampu membuat media, tetapi guru IPA kelas VII belum mampu membuat media terutama berbasis teknologi seperti power point. Salah satu faktor penyebab belum mampunya guru dalam membuat media power point adalah fasilitas LCD yang belum dimiiki sekolah, kalaupun ada hanya satu sampai dua LCD dan sering digunakan bersama-sama untuk kepentingan sekolah. Pada umumnya guru IPA kelas VII lebih sering menggunakan media yang sudah tersedia disekolah serta buku ajar dari penerbit maupun dari pemerintah.
Kesesuaian materi dengan evaluasi dikatakan baik (76.9%). Hal ini menunjukan bahwa lima puluh persen guru IPA kelas VII telah mampu memilih evaluasi sesuai dengan materi, teknik penilaian sesuai dengan materi, jenis soal sesuai dengan materi, tetapi guru IPA kelas VII belum mampu dalam membuat variasi soal sesuai dengan materi. Dalam hal ini guru IPA kelas VII lebih sering membuat jenis soal pilihan ganda dan esai yang masih terbatas pada ranah C1-C2. Menurut hasil penelitian Rahmat (2014), evaluasi pembelajaran dikelas lebih
Sub Aspek Guru ( ̅
%) Ket.
A B C D E F G H
Kesesuaian materi dengan :
Strategi 75 100 75 100 75 75 100 75 84.4
Sangat Baik
Media 65 75 80 85 65 65 50 65 70 Baik
Evaluasi 65 85 80 100 65 65 70 65 76.9 Baik
Kesesuaian jenjang peserta didik dengan :
Strategi
50 50 50 50 50 50 75 50 53.1 Cukup
Media 75 75 80 65 75 75 75 75 74.4 Baik
Evaluasi 75 100 90 95 75 75 85 75 85.6 Sangat
Baik Rata-rata ( ̅)
[image:9.595.78.540.214.452.2]menekankan pada penguasaan konsep yang terdapat didalam materi dan belum banyak menyentuh aspek ketrampilan.
Kesesuaian strategi dengan jenjang pendidikan peserta didik dikatakan cukup (53.1%). Indikator yang harus terpenuhi yaitu mampu memilih model sesuai dengan jenjang peserta didik, mampu memilih pendekatan sesuai dengan jenjang peserta didik, mampu memilih metode sesuai dengan jenjang peserta didik, mampu mengkolaborasikan model, pendekatan, dan metode dengan jenjang peserta didik. Pengetahuan strategi terdiri atas tiga bagian penting yaitu pengetahuan model, pendekatan, dan metode. Semua guru IPA kelas VII telah mampu memilih model dan metode sesuai dengan jenjang peserta didik. Indikator yang masih sulit dicapai guru IPA kelas VII adalah mampu memilih pendekatan dan mengkolaborasikan model, metode serta pendekatan dengan jenjang peserta didik. Menurut Nouvauli (2015), ketepatan dalam memilih pendekatan, metode dan teknik yang relevan akan mempengaruhi perkembangan fisik dan psikis peserta didik, serta akan membuat guru mahir dalam membuat perencanaan dan melaksanakan pembelajaran.
Pengetahuan kesesuaian media dengan jenjang peserta didik dikatakan baik (74.4%). Dalam hal ini guru IPA kelas VII mampu memilih media, menggunakan media, mengkolaborasikan media sesuai jenjang peserta didik. Namun, guru IPA kelas VII masih belum mampu membuat media, terutama dalam membuat media berbasis teknologi (power
point) karena tidak semua sekolah menyediakan LCD untuk menanpilkan power point dan
video. Pembuatan media dalam proses pembelajaran oleh guru diharapkan dapat membantu guru menyampaikan konsep materi, sehingga peserta didik akan lebih bersemangat dan mudah memahami pelajaran. Senada dengan Isnaini (2015), menyatakan bahwa media sebagai alat bantu bagi guru dalam menyampaikan konsep materi kepada peserta didik, sehingga mempermudah guru dalam menyampaikan materi, serta meningkatkan hasil belajar siswa.
Pengetahuan kesesuaian evaluasi dengan jenjang peserta didik dikatakan sangat baik (85.6%), berarti guru IPA kelas VII mampu memilih evaluasi, menguasai teknik penilaian, memilih jenis soal sesuai dengan peserta didik. Namun, guru IPA kelas VII belum mampu memuat variasi soal dengan tingkat pendidikan peserta didik, karena masih lemahnya pengetahuan guru mengenai variasi soal. Kebanyakan guru IPA kelas VII hanya membuat soal pilihan ganda dan esai. Menurut Rusman (2012), penilaian tidak hanya dapat dilakukan dalam bentuk tertulis maupun lisan, tetapi melalui pengamatan kerja pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek, tugas portofolio, dan penilaian.
7 4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa kemampuan PCK guru IPA kelas VII SMP Muhammadiyah Se-Surakarta dalam penyusuan RPP dikatakan baik (74,1%).
PERSANTUNAN
Penulis menyadari tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, penulis tidak akan mampu melaksanakan dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Orang tua yang senantiasa dengan tulus mendoakan dan memberikan dorongan semangat. 2. Dra. Hariyatmi, M.Si, selaku Dosen Pembimbing dan Penguji I yang telah berkenan
meluangkan waktunya dalam membimbing dan memberikan pengarahan, ilmu serta nasihat sehingga penulis mampu menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.
3. Drs. Djumadi, M.Kes, selaku dosen Penguji II dan Dra. Aminah Asngad, M.Si, selaku dosen Penguji III yang telah berkenan meluangkan waktunya dalam membimbing dan memberikan pengarahan, ilmu serta nasihat sehingga penulis mampu menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen FKIP Pendidikan Biologi UMS yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan.
5. Teman-teman mahasiswa Biologi FKIP UMS angkatan 2013 terima kasih atas dukungan
dan do’anya.
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu penyusunan skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abell, S. K. (2008). Twenty Years Later Remain Useful Idea?.International Journal of Science
Education. 30 (10), 1405–1416.
Eggen, P., and Kauchak, D. (2007). Educational Psychology Windows on Classroom 7thed. New Jersey : Pearson Education, Inc.
Gess, N. J. (1999). Secondary Teachers Knowledge and Beliefs About Subject Matter and Their Impact on Instruction. In J. Gess-Newsome & N. G. Lederman (Eds). Examining
pedagogical content knowledge, 51-94.
Hamalik, O. (2007). Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi. Jakarta : Bumi Aksara.
Imaduddin, M., Hidayah, F. F., dan Astuti, A. P. (2014). Deskripsi Pedagogical Content Knowledge
Guru Kimia Menggunakan Komponen Model Pentagon. Jurnal Pendidikan Sains. 2 (1), 26-35.
Isnaini, M., Wigati, I., dan Oktari, R. 2015. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Torso Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pencernaan Pada Manusia di SMP Negeri 19 Palembang. Jurnal Biota,1(1).
Loughran, J., Berry, A ., and P. Mulhall. (2012). Understanding and Developing Science
Teacher’s Pedagogical Content Knowledge . Rotterdam : Sense Publisher.
Maasum, T. N. R. T. M., Maarof, N., Yamat, H., and Zakaria, E. (2012). An Investigation of
Teachers’ Pedagogical Skills and Content Knowledge in a Content-Based Instruction Context. Journal Of Applied Linguistics. 1 (2),75-90.
Novauli, F. M. (2015). Kompetensi Guru dalam Peningkatan Prestasi Belajar Pada SMP Negeri dalam Kota Banda Aceh. Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas
Syiah Kuala. 3( 1), 45-67.
Nuangchalerm, P. (2011). In-service Science Teachers’ Pedagogical Content Knowledge. Studies in
Sociology of Science. 2(2), 33-37.
Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005. Standar Nasional Pendidikan. Jakarta : Depdiknas.
Pratiwi, A. (2015). Kemampuan Pedagogical Content Knowledge Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP UMS dalam Menyusun RPP Tahun Akademik 2015/2016. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rahmat, A., Riandi., Solihat, R., Wuyung, W. B., Zaputra, R., dan Ferazona, S. (2014). Peta Kompetensi Guru Biologi di SMA Kota Bandung Berdasarkan Analisis Kesesuaian Proses Pembelajaran di Kelas dengan Tuntutan Kompetensi Dasar. Jurnal
Pengajaran MIPA. 19(2) 179 – 187.
Rollnick, M., Bennet, J., Rhemtula, M., Dharsey, N., dan Ndlovu, T. (2008). The Place of Subject Matter Knowledge in Pedagogical Content Knowledge : A Case Study of South African Teachers Teaching the Amount of Substance and Chemical Eqilibrium.
Internasional Journal Of Science Education. 30(10), 1365-1387.
Rosnita. (2011). Standar Pendidikan Untuk Calon Guru Sains : Pedagogi Materi Subjek Sebagai Sarana Pengembangan Pengetahuan Konten Pedagogi Calon Guru. Jurnal
Cakrawala Kependidikan. 9(2).
Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Saputra, G. A. W., (2015). Kemampuan PCK (Pedagogic Content Knowledge) Guru Biologi Kelas X SMA Negeri Se-Surakarta dalam Menyusun RPP Tahun Ajaran 2015/2016.
Skripsi Sarjana Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Shulman, L.S. (1986). Those Who Understand : Knowledge Growth in Teaching. Educational
Reasearcher. 57(1), 1-12.
9
Suryawati, Evi., Firdaus, L.N., dan Hernandes, Y. (2014). Analisis Keterampilan Technological
Pedagogical Content Knowledge (TPCK) Guru Biologi SMA Negeri Kota
Pekanbaru. Jurnal Biogenesis. 11( 1), 67-72.
Suyanto., dan Djihad, A. (2013). Bagaimana Menjadi Calon Guru dan Guru
Profesional.Yogyakarta : Multi Pressindo.
Umami, R. D., dan Roesminingsih, E. (2014). Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa dalam Ujian Nasional (UN) di SMA Negeri Se Kota Mojokerto. Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan. 3 (3), 81-88.
Yusuf, M., dan Ruslan. (2014). Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Biologi gang telah Tersetifikasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Di SMA Sekota Ternate. Jurnal
Bioedukasi. 3 (1), 306-312.
Zahroh, A. (2015). Membangun Kualitas Pembelajaran Melalui Guru Profesonal. Bandung : Yrama Widya.