PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP, SIKAP ILMIAH DAN
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI SISTEM RESPIRASI
DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 AIRBATU
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
OLEH:
ERLIN ANGGRENI TARIGAN NIM: 8136174009
PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
Erlin Anggreni Tarigan. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Pemahaman Konsep, Sikap Ilmiah dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Materi Sistem Respirasi di SMA Negeri 1 Airbatu
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap pemahaman konsep siswa pada materi Sistem Respirasi; (2) Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap sikap ilmiah siswa pada materi Sistem Respirasi; (3) Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi Sistem Respirasi. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Airbatu, pada kelas XI Semester genap tahu pelajaran 2014/2015. Populasi penelitian ini seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Airbatu yang berjumlah 60 siswa yang terdiri dari dua kelas paralel. Sampel yang diambil terdiri dari 2 kelas eksperimen yaitu: (1) kelas XI IPA 1 menggunakan model pembelajaran berbasis masalah; (2) kelas XI IPA 2 menggunakan model pembelajaran tradisional. Pengambilan sampel dengan menggunakan cluster random sampling. Instrumen penelitian berupa tes pemahaman konsep, sikap ilmiah dan kemampuan pemecahan masalah siswa. metode penelitian ini termasuk kuasi eksperimen dengan teknik analisis data uji t. Hasil penelitian dan pengujian menunjukkan: (1) H01 ditolak dengan thitung 5,427>2,048 taraf signifikasi 0,000<0,05;(2) H02 ditolak dengan thitung 2,177>2,048 taraf signifikasi 0,034<0,05;(3) H03 ditolak dengan thitung 2,415>2,048 taraf signifikasi 0,019<0,05. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) Ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran berbasis masalah terhadap pemahaman konsep siswa pada materi Sistem Respirasi di SMA Negeri 1 Airbatu; (2) Ada pengaruh model pebelajaran berbasis masalah terhadap sikap ilmiah siswa pada materi Sistem Respirasi di SMA Negeri 1 Airbatu;(3) Ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi Sistem Respirasi di SMA Negeri 1 Airbatu.
ii ABSTRACT
Erlin Anggreni Tarigan. The Effect of Problem Based Learning on Student Understanding Concept, Scientific Attitude and Ability of Problem Solving in Respiratory System in I SMA Negeri 1 Airbatu.Thesis.Medan: The State University of Medan School of Postgraduate Studies.2015
This study aimed to know ;(1) the effect of problem based learning on student understanding concept in respiratory system; (2) the effect of problem based learning on scientific attitude in respiratory system; (3) the effect of problem based learning on ability of problem solving in respiratory system. This research uses quasi experiment method with a sample taken 2 class with cluster random sampling technique. Class XI IPA 1 as treatment problem based learning and XI IPA 2 with tradisional learning. The research instrument using; (1) student understanding concept test in the form multiple choice that has been tested for validity, reliability, discrimination power, and level of difficulty; (2) a questionnaire of scientific ability; and (3) ability of solving problem test. Distribution data were normal and homogeneous. The research hypotheses were tested by using advanced t. results of research and testing showed; (1) H01 is rejected t=5,427>2,048 with a significant level 0,000<0,05;(2) H02 rejected t= 2,177>2,048 with a significant level 0,034<0,05;(3) H03 is rejected t= 2,415>2,048 with a significant level 0,019<0,05. Conclusion of this study are: (1) there is a significant effect of student understanding concept are learned with Problem based learning in class XI in SMA Negeri 1 Airbatu;(2) there is an effect of scientific attitude are learned with Problem based learning in class XI SMA Negeri 1 Airbatu;(3) there is a significant effect of ability of problem solving are learned with Problem based learning in class XI SMA Negeri 1 Airbatu.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas berkat yang diberikan Tuhan Yang
Maha Esa, yang telah memberikan kesempatan sehingga tesis ini dapat
diselesaikan pada waktunya. Tesis ini disusun untuk memenuhi sebagai
persyaratan memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan
Biologi pada Sekolah PascaSarjana Universitas Negeri Medan.
Dalam menyelesaikan tesis ini, penulis telah banyak menerima bantuan
dari berbagai pihak dan untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada Dr. Ely Djulia,M.Pd dan Dr. H.Hasruddin,M.Pd
sebagai dosen pembimbing I dan II yang dengan keluasan dan kedalaman ilmunya
masing-masing telah memberikan masukan yang begitu berarti terhadap tesis ini
baik dari segi teori, penulisan maupun metodologinya, serta ungkapan terima
kasih kepada seluruh dosen yang telah memberikan pengetahuan dan ilmunya
selama penulis menempuh pendidikan di PascaSarjana Universitas Negeri Medan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kepala SMA Negeri 1
Airbatu, seluruh guru dan staf serta siswa/i SMA Negeri 1 Airbatu atas bantuan
dan kerjasamanya selama penulis melakukan penelitian. Ucapan terima kasih dan
penghargaan yang tulus kepada yang tercinta kedua orangtua, ayahanda Surya
Amin Tarigan, ibunda Juwita br.Purba serta kakak Elsa Novalita br. Tarigan atas
segala perhatian, bimbingan dan doa yang selalu menyertai perjalanan hidup
penulis. Terima kasih juga diucapkan kepada kak Nurchaidah,M.Pd. yang telah
mengajari penulis dalam mengerjakan tesis ini dan tidak lupa penulis ucapkan
iv
Akhirnya kepada semua pihak yang turut membantu didalam pengerjaan
tesis ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu penulis mengucapkan terima
kasih yang tidak terhingga. Semoga semua bantuan yang telah diberikan akan
mendapat balasan yang lebih baik dari Tuhan.
Medan, Maret 2016 Penulis,
v
1.2. Identifikasi Masalah 7
1.3. Batasan Masalah 7
1.4. Rumusan Masalah 8
1.5. Tujuan Penelitian 9
1.6. Manfaat Penelitian 9
BAB II. KAJIAN PUSTAKA 10
2.1. Kerangka Teoritis 10
2.1.1. Hakekat Belajar dan Hasil Belajar 10
2.1.2. Hakekat Sikap 13
2.1.3. Kemampuan Pemecahan Masalah 16
2.1.4. Model Pembelajaran Berbasis Masalah 19 2.1.5. Teori Belajar Pendukung Pembelajaran Berbasis Masalah 26
2.1.6. Pembelajaran Konvensional 34
2.1.7. Penelitian Yang Relevan 35
2.2. Kerangka Berpikir 37
2.2.1. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap 37 Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Sistem Respirasi Pada
Manusia
2.2.2. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Sikap 38 Ilmiah Siswa Pada Materi Sistem Respirasi Pada Manusia
2.2.3. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap 40 Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Materi Sistem
Respirasi Pada Manusia
2.3. Hipotesis Penelitian 41
BAB III. METODE PENELITIAN 42
3.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 42
3.2. Populasi dan Sampel 42
3.3. Jenis dan Rancangan Penelitian 42
3.4. Variabel Penelitian 43
3.5. Prosedur Penelitian 43
3.6. Defenisi Operasional 44
3.7. Instrumen Penelitian 45
vi
3.7.2. Sikap Ilmiah 47
3.7.3. Kemampuan Pemecahan Masalah 48
3.8. Uji Coba Instrumen 54
3.9. Teknik Analisis Data 57
3.9.1. Analisis Deskriptif 58
3.9.2. Analisis Inferensial 58
BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN 59
4.1. Hasil Penelitian 59
4.1.1. Deskripsi Data Hasil Pemahaman Konsep Siswa 59 4.1.2. Deskripsi Data Hasil Sikap Ilmiah Siswa 60 4.1.3. Deskripsi Data Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 61
4.2. Analisis Data 62
4.2.1. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap 62 Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Sistem Respirasi.
4.2.2. Kemampuan Siswa Dalam Pemahaman Konsep Pada Materi 64 Sistem Respirasi Berdasarkan Ranah Kognitif Taksonomi Bloom 4.2.3. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap 66
Sikap Ilmiah Siswa Pada Materi Sistem Respirasi.
4.2.4. Kemampuan Sikap Ilmiah Siswa Pada Materi Sistem Respirasi 66 Berdasarkan Indikator Sikap Ilmiah
4.2.5. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap 68 Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Materi
Sistem Respirasi.
4.2.6. Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Materi Sistem 70 Respirasi Berdasarkan Indikator Pemecahan Masalah
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 72
4.3.1. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap 72 Pemahaman Konsep Siswa
4.3.2. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap 76 Sikap Ilmiah Siswa
4.3.3. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap 78 Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
4.4. Keterbatasan Penelitian 79
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 81
5.1. Simpulan 81
5.2. Implikasi 81
5.3. Saran 82
vii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1 Data Siswa Yang Merokok di Sekolah 5 Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah 24
Tabel 3.1. Pretest postest Group Design 42
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif 47 Materi Sistem Respirasi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Hasil yang Diperoleh dari Pelajar 20
Problem Based eearning
Gambar 4.1. Perbandingan Postes Model Pembelajaran Berbasis 63
Masalah dan Konvensional Pada Indikator Pemahaman Konsep Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Airbatu
(t=5,427;sig= 0,000)
Gambar 4.1. Grafik Gain Indikator Pemahaman Konsep Siswa Pada 65
Materi Sistem Respirasi Di Kelas XI SMA Negeri 1 Airbatu
Gambar 4.3. Perbandingan Postes Model Pembelajaran Berbasis 66
Masalah dan Konvensional Pada Indikator Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Airbatu
(t=2,177;sig=0,034 )
Gambar 4.4. Grafik Gain Indikator Sikap Ilmiah Siswa Pada Materi 68
Sistem Respirasi Di Kelas XI SMA Negeri 1 Airbatu
Gambar 4.5. Perbandingan Postes Model Pembelajaran Berbasis 69
Masalah dan Konvensional Pada Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Airbatu (t=2,415;sig=0,019)
Gambar 4.6. Grafik Gain Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah 72
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. RPP Mopel PBL 86
Lampiran 2. RPP Mopel Konvensional 99
Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa 103
Lampiran 4. Instrumen Pemahaman Konsep Siswa 113 Lampiran 5. Kunci Jawaban Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa 119 Lampiran 6. Instrumen Sikap Ilmiah 120 Lampiran 7. Instrumen Kemampuan Pemecahan Masalah 122 Lampiran 8. Kunci Jawaban Instrumen Kemampuan Pemecahan Masalah 133 Lampiran 9. Ujicoba Valipitas Soal Tes Pemahaman Konsep Siswa 138 Lampiran 10. Tingkat Kesukaran Tes Pemahaman Konsep Siswa 139 Lampiran 11. Daya Bepa Tes Pemahaman Konsep Siswa 140 Lampiran 12. Ujicoba Valipitas Soal Tes Kemampuan Pemecahan 141
Masalah
Lampiran 13. Daya Bepa pan Tingkat Kesukaran Kemampuan 142 Pemecahan Masalah
Lampiran 14. Data Kemampuan Awal Pemahaman Konsep Siswa 143 Kelas PBL
Lampiran 15. Data Kemampuan Akhir Pemahaman Konsep Siswa 144 Kelas PBL
Lampiran 16. Data Kemampuan Awal Pemahaman Konsep Siswa 145 Kelas Trapisional
Lampiran 17. Data Kemampuan Akhir Pemahaman Konsep Siswa 146 Kelas Trapisional
Lampiran 18. Data Kemampuan Awal Sikap Ilmiah Siswa Kelas PBL 147 Lampiran 19. Data Kemampuan Akhir Sikap Ilmiah Siswa Kelas PBL 148 Lampiran 20. Data Kemampuan Awal Sikap Ilmiah Siswa Kelas 149
Trapisional
Lampiran 21. Data Kemampuan Akhir Sikap Ilmiah Siswa Kelas 150 Trapisional
Lampiran 22. Data Kemampuan Awal Kemampuan Pemecahan Masalah 151 Siswa Kelas PBL
Lampiran 23. Data Kemampuan Akhir Kemampuan Pemecahan Masalah 152 Siswa Kelas PBL
Lampiran 24. Data Kemampuan Awal Kemampuan Pemecahan Masalah 153 Siswa Kelas Trapisional
Lampiran 25. Data Kemampuan Akhir Kemampuan Pemecahan Masalah 154 Siswa Kelas Trapisional
Lampiran 26. Uji Homogenitas Data 155
Lampiran 27. Uji Normalitas Data 156
Lampiran 28. Uji Hipotesis 157
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujdkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual,
kecerdasan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara (UU nomor 20 tahun 2003). Walaupun telah
banyak usaha yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan,
namun hasil yang diperoleh belum menggembirakan seperti yang terungkap
dalam nilai rata-rata nasional untuk mata pelajaran biologi khususnya propinsi
Sumatera Utara masih di bawah standar yaitu 12,6. Sumatera Utara masih jauh di
bawah propinsi lain yang nilai rata-rata biologinya di atas 16,5 (Hartono,1995).
Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang membangun karakter
bangsa. Pembangunan karakter bangsa dijadikan arus utama pembangunan
nasional. Hal itu mengandung arti bahwa setiap upaya pembangunan harus selalu
diarahkan untuk memberi dampak positif terhadap pengembangan karakter
(Widayanto, 2012). Oleh karena itu, pendidikan karakter bangsa memiliki andil
yang besar untuk membangun peradaban bangsa agar menjadi bangsa yang
semakin terdepan dengan sumber daya manusia yang berilmu, berwawasan dan
berkarakter.
Salah satu nilai dalam pengembangan pendidikan berkarakter adalah rasa
ingin tahu dan kreatif. Dalam pembelajaran, rasa ingin tahu merupakan salah satu
2
(kecenderungan) terhadap suatu stimulus tertentu yang selalu berorientasi pada
ilmu pengetahuan dan metode ilmiah, (Good dalam Sujanem dan Adiarta, 2001).
Sikap itu berkembang melalui dukungan serta dapat dilakukan dengan
membangun sikap ilmiah yang terdiri dari aspek rasa ingin tahu, aspek respek
terhadap fakta atau bukti, kemauan untuk mengubah pandangan , dan
kemampuan untuk memecahkan masalah.
Kemampuan memecahkan masalah menurut Krulik (1996) adalah
“problem solving is the means by which an individual uses previosly acquired
knowledge, skills, and understanding to satisfy the demans of an unfamiliar
situation.”(Pemecahan masalah merupakan alat dimana seseorang menggunakan
pengetahuan, keterampilan dan pemahaman yang diperoleh sebelumnya untuk
memenuhi permintaan atas situasi yang tidak biasa). Sedangkan Smith dalam
Marzuki (2006) berpendapat bahwa kesulitan mendefenisikan pemecahan masalah
dikarenakan adanya dikotomi dalam defenisi “masalah”. Satu sisi masalah
didefenisikan sebagai kesenjangan (gap) yang mengandung makna si pelaku tidak
memiliki cukup pengetahuan untuk memilih strategi yang tepat untuk digunakan
dalam menyelesaikannya , disisi lain dapat diartikan sebagai latihan dimana
sipelaku memiliki berbagai strategi yang mungkin dapat diterapkan untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya.
Upaya-upaya inovatif telah dilakukan oleh pemerintah untuk
meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih berkarakter, misalnya mulai tahun
pelajaran 2004/2005 pada pendidikan dasar sampai pendidikan menengah
diadakan perubahan kurikulum dari kurikulum 1994 ke kurikulum berbasis
3
kurikulum berbasis kompetensi (KBK) menjadi kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP). Lalu, dari KTSP menjadi kurikulum 2013 dan kemudian
kembali lagi menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA/MA disebutkan
bahwa pelajaran biologi bertujuan agar siswa memiliki kemampuan diantaranya:
(1) Mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip biologi dan saling
keterkaitannya dengan IPA lainnya, (2) Menerapkan konsep dan prinsip biologi
untuk menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan
manusia, dan (3) Meningkatkan kesadaran dan berperan serta dalam menjaga
kelestarian lingkungan (Depdiknas, 2007). Pada Penerapan KTSP di sekolah
diharapkan mampu mewujudkan pelaksanaan pendidikan yang disesuaikan
dengan keadaan dan karakteristik sekolah. Paradigma dalam proses pembelajaran
diharapkan mengalami perubahan proses pembelajaran yang cenderung berpusat
pada guru (teacher centered) berubah menjadi berpusat pada siswa (student
centered). Untuk Perubahan ini paradigma pembelajaran tersebut diharapkan
dapat mendorong siswa agar terlibat aktif dalam membangun pengetahuan, sikap,
serta perilaku.
Pada kenyataannya, proses pembelajaran yang ada selama ini belum
optimal karena siswa masih belum aktif dalam mengikuti pembelajaran. Siswa
hanya duduk diam dan mendengarkan materi dari guru. Pembelajaran yang sering
dilakukan oleh guru adalah pembelajaran ekspositori (expository learning) yang
merupakan proses pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered). Pada
model pembelajaran ini guru sangat aktif dalam proses pembelajaran tetapi siswa
4
model pembelajaran ekspositori merupakan proses pembelajaran berpusat pada
guru (teacher centered), guru menjadi sumber dan pemberi informasi utama
(Sanjaya, 2006). Pembelajaran yang seperti ini akan mengakibatkan
perkembangan sikap ilmiah dan juga kemampuan pemecahan masalah siswa
kurang optimal.
Berdasarkan pernyataan diatas, maka perlu dikembangkan sebuah model
pembelajaran untuk membangkitkan semangat peserta didik agar aktif dalam
proses pembelajaran. Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan salah satu solusi
untuk mengatasi pembelajaran yang menjenuhkan dan membosankan, dimana
pada pembelajaran ini sebagai pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas
yang menyangkut strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang
diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas. Pembelajaran
berbasis masalah diturunkan dari teori bahwa belajar adalah proses dimana siswa
secara aktif mengkontruksi pengetahuan (Sadia,2007). Konsep ini menjelaskan
bahwa belajar terjadi aksi siswa. Pendidik hanya berperan dalam memfasilitasi
terjadinya aktivitas kontruksi pengetahuan oleh peserta belajar. Pendidik harus
memusatkan perhatiannya untuk membantu siswa dalam mencapai keterampilan
(self directed learning).
(Amir, 2010) Mengatakan bahwa Pembelajaran berbasis masalah adalah
salah satu model pembelajaran berpusat pada siswa. Pembelajaran berbasis
masalah dikembangkan memperbaiki keterampilan interpersonal, berpikir kritis,
pencarian informasi, komunikasi, rasa hormat, dan kerja kelompok (Sungur,
2006). Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu model pembelajaran
5
meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa dalam proses
pembelajaran yang meliputi beberapa kemampuan dasar yaitu: kemampuan
bertanya dan kemampuan pemecahan masalah yang dapat dilakukan secara
mandiri maupun kelompok, serta kemampuan berkomunikasi sebagai sarana agar
terjadi pemahaman yang benar (Arends, 2008).
Pembelajaran berdasarkan masalah adalah model pembelajaran yang
dasar filosofinya konstruktivisme. Pembelajaran berbasis masalah dirancang
berdasarkan masalah riil kehidupan yang bersifat illstructured, terbuka, dan
mendua (Forgaty,1997). Adapun masalah yang diambil dalam penelitian ini
adalah fenomenal merokok dikalangan para pelajar dimana topik merokok
diajarkan pada materi sistem respirasi di kelas XI IPA pada sub materi kelainan
dan gangguan pada sistem respirasi pada manusia.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti, banyak siswa di SMA
Negeri 1 Airbatu sudah mulai merokok sejak kelas X dan XI bahkan beberapa
diantaranya mulai merokok sejak SMP. Padahal ketika SMP dan di kelas XI
mereka sudah mempelajari Sistem Respirasi yang didalam nya sudah menjelaskan
bahaya rokok bagi kesehatan organ respirasi mereka. Hal ini sejalan dengan masih
ditemukannya siswa yang merokok di lingkungan sekolah (Tabel 1.1). Masalah
yang terjadi ini menunjukkan tidak adanya perubahan sikap yang ditunjukkan oleh
siswa SMA Negeri 1 Airbatu setelah menerima pembelajaran Sistem Respirasi.
Tabel 1.1 Data Siswa Yang Merokok di Sekolah
6
Menurut Ibrahim dan Nur (2000) mengemukakan bahwa pembelajaran
berbasis masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi
sebanyak-banyaknya kepada siswa, akan tetapi pembelajaran berbasis masalah
dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir,
pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran orang
dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata dan menjadi pebelajar
yang mandiri. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jubjiati (2011),
bahwa hasil pembelajaran biologi dan kemampuan berpikir kritis siswa yang
diajarkan dengan strategi pembelajaran problem based learning lebih meningkat
jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional pada materi pembelajaran
Jamur di SMA Negeri 1 Batang kuis. Sejalan dengan hal ini, hasil penelitian dari
Astika,dkk., (2013) mengatakan bahwa sikap ilmiah dan keterampilan berpikir
kritis siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran berbasis masalah
(PBL) lebih baik daripada siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran
ekspositori. Gunawan, (2012) dalam penelitiannya juga mengatakan bahwa
pembelajaran biologi dengan model pembelajaran berbasis masalah dapat
meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa kelas X4 SMA Negeri 2 Metro.
Dimana penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat mengoptimalkan
pengalaman belajar, seperti pengalaman mengamati, mencatat data, dan
melakukan kajian literatur, dan mengkomunikasikan pengetahuan.
Berdasarkan hal-hal di atas maka penelitian ini perlu dilakukan untuk
melihat pengaruh pembelajaran berbasis masalah terhadap pemahaman konsep,
sikap ilmiah dan kemampuan pemecahan masalah siswa sehingga tujuan
7
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah yang dapat
diidentifikasi sebagai berikut.
1. Tidak terjadinya perubahan sikap ilmiah pada siswa setelah proses
pembelajaran terjadi yang dapat dilihat dari siswa masih merokok walaupun
sudah mengetahui dampak merokok bagi sistem respirasinya.
2. Pembelajaran yang masih menggunakan model pembelajaran yang berpusat
pada guru (Teacher Centered) sehingga siswa kurang aktif pada saat proses
pembelajaran berlangsung.
3. Masih rendahnya nilai siswa pada mata pelajaran Biologi di SMA Negeri 1
Airbatu.
4. Kemampuan pemecahan masalah siswa jarang diasah bahkan tidak dilakukan.
5. Belum adanya inovasi yang menerapkan model pembelajaran berbasis masalah
di SMA Negeri 1 Airbatu khususnya pada materi Sistem Respirasi pada
manusia.
1.3. Batasan Masalah
Identifikasi masalah yang telah disebutkan menunjukkan bahwa ada
permasalahan yang harus diselesaikan, untuk itu diperlukan pembatasan penelitian
agar penelitian ini fokus kepada penyelesaian permasalahan. Berdasarkan hal
tersebut, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Model pembelajaran dalam penelitian ini dibatasi dengan menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah.
2. Pemahaman konsep siswa dibatasi pada ranah kognitif berdasarkan taksonomi
8
3. Sikap ilmiah siswa akan diukur dengan menggunakan tes sikap ilmiah dengan
model skala sikap Likert.
4. Kemampuan pemecahan masalah siswa akan diukur dengan menggunakan tes
kemampuan pemecahan masalah.
5. Materi yang diberikan yaitu Sistem Respirasi di kelas XI IPA semester genap.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah di atas maka
rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap
pemahaman konsep siswa pada materi Sistem Respirasi di SMA Negeri 1
Airbatu ?
2. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap
sikap ilmiah siswa pada materi Sistem Respirasi di SMA Negeri 1 Airbatu ?
3. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi Sistem Respirasi di SMA
Negeri 1 Airbatu?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap
pemahaman konsep siswa pada materi Sistem Respirasi di SMA Negeri 1
Airbatu.
2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap
9
3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi Sistem Respirasi di SMA
Negeri 1 Airbatu.
1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Diharapkan dapat memberikan khasanah pengetahuan khususnya tentang
model pembelajaran problem based learning serta pengaruhnya terhadap hasil
belajar, sikap ilmiah dan kemampuan pemecahan masalah siswa.
2. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan atau rujukan
penelitian selanjutnya terhadap variabel-variabel yang sesuai.
Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru biologi dalam menentukan model
81
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasa, maka diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada pengaruh yang signifikant dari model pembelajaran berbasis masalah
terhadap pemahaman konsep siswa pada materi sistem respirasi manusia di kelas
XI IPA SMA Negeri 1 Airbatu dengan thitung >ttabel = 5,427>2,048.
2. Ada pengaruh dari model pembelajaran berbasis masalah terhadap sikap ilmiah
siswa pada materi sistem respirasi manusia di kelas XI IPA SMA Negeri 1
Airbatu.dengan thitung >ttabel = 2,177>2,048
3. Ada pengaruh yang signifikant dari model pembelajaran berbasis masalah
terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi sistem respirasi
manusia di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Airbatu dengan thitung >ttabel =
2,415>2,101
5.2. Implikasi
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya
pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap pemahaman konsep,
sikap ilmiah dan kemampuan pemecahan masalah siswa.
Dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, siswa
diharapkan untuk mengembangkan kemampuan belajar kolaboratif, kemampuan
berpikir dan strategi-strategi belajarnya sehingga peserta didik bisa belajar dengan
kemampuan sendiri tanpa bantuan orang lain. Hal ini akan menyebabkan siswa
akan belajar untuk menyelesaikan permasalahan-permasalah yang mereka
82
mereka temukan melalui pemikiran mereka dengan sumber-sumber pembelajaran
yang mereka cari. Dengan melalui proses tahapan tersebut, maka akan diperoleh
peningkatan pemahaman konsep, sikap ilmiah dan kemampuan pemecahan
masalah siswa.
5.3. Saran
Berdasarkan simpulan yang dikemukakan di atas , maka sebagai tindak
lanjuk dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Kepada guru mata pelajaran Biologi agar memaksimalkan kegiata pembelajaran
dengan berbagai model pembelajaran yang variatif yang dapat membuat siswa
memahami, mengkuasai materi biologi yang disampaikan oleh guru.
2. Untuk meningkatkan pemahaman konsep, sikap ilmiah dan kemampuan
pemecahan masalah siswa pada pembelajaran biologi hendaknya guru
merencanakan suatu model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara
aktif dalam pembelajaran sehingga siswa mampu memecahkan permasalahan
atau persoalan yang mereka temukan pada pembelajaran biologi dan kepada para
83
DAFTAR PUSTAKA
Amir, M.T.,(2009), Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, Jakarta: Pustaka Pelajar.
Arnyana I.B.P, (2004), Pengembangan Perangkat Model Belajar Berdasarkan Masalah Dipandu Strategi Kooperatif serta Pengaruhnya terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas pada Pelajaran Ekosistem. Disertasi (Tidak Dipublikasi). Malang: Universitas Negeri Malang.
Arends, R.L., (2008), Learning to teach (Belajar untuk Mengajar), Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:Rineka Cipta.
Astika, U., Suma.K., Suastra, (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Sikap Ilmiah Dan Keterampilan Berpikir Kritis. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha.3.
Boud,D. and G. Felletti.,(2000), The Challenge of Problem Based Learning, London:Kogan Page.
Budiningsih,C.Asri,(2012), Belajar dan Pembelajarannya, PT. Rineka Cipta, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Dahar, R. W., (1996), Teori-Teori Belajar, Penerbit FMIPA-IKIP Bandung.
David, T.,(1986), Problem Based Learning in Medicine, Canada: RMS Press Limited.
Depdiknas, (2007), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bandung:Penerbit Balai Pustaka.
Depkes.go.id (Diakses tanggal 19 Desember 2014).
Djamarah, S., (2002), Metode Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.
Forgaty, R., (1997), Problem-based Learning and other Curriculum Models for the Multiple
Intelligences Classroom, Arlington heights Illionis: Sky Light.
Gunawan, M.A.,(2012), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X di SMA NW Pancor Tahun Pembelajaran
2007/2008, Artikel Penelitian (diakses 20 Januari 2015) .
Hartati,S.,(1997), Strategi Pembelajaran Kooperatif dalam Proses Belajar Mengajar Biologi
di SMU, Jurnal Edukasi, 04:21-27.
Hartono,(1995),Perkembangan Peserta Didik, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi:Jakarta.
Herman, T., (2007), Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan
Penalaran Matematis Siswa Sekolah Menegah Pertama.Cakrawala Pendidikan,
84
Ibrahim,M. dan Nur,M.,(2000),Pengajaran Berdasarkan Masalah,Edisi 2, Surabaya:Unesa
University Press.
Jones, K.A dan Jennifer, L. Jones.,(2008), Making Cooperative Learning Work in the College
Classroom: An Application of the ‘Five Pillars’ of Cooperative Learning to Post-Secondary Instruction, Journal of Effective Teaching.8(2):61-76.
Jubjiati, (2011), Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Hasil Belajar Biologi dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA N 1 Batang Kuis,Medan:UNIMED.
Krulik, S and Jesse A.R.,(1996). The New Sourcebook For Teaching Reasoning and Problem
Solving in Junior and Senior High School,Allyn and Bacon.Needham
Heights,Massachusetts.
Marzuki,A,(2006),Implementasi Pembelajaran Kooperatif Dalam Upaya Meningkatkan
Kemampuan Koneksi dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa,UPI:Bandung.
Mulyani,Dewi,(2014), Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Menggunakan
Media Animasi Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa SMA Negeri 6 Lhoksumawe,UNIMED:Medan.
Nasution,S.,(2003), Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Jakarta, Bina aksara.
Nur,M. (2005). Pembelajaran Kooperatif. Pusat Sains dan Matematika.Surabaya: UNESA.
Ommundsen,P.2001. Problem-Based Learning With 20 CaseExamples. (Online article).
www.saltspring.com/capewest/pbl/htm. Diakses tanggal 28 Desember 2014.
Paidi. (2008). Pengembangan Perangkat Pembelajaran dan Pengaruhnya terhadap
Kemampuan Metakognitif, Pemecahan Masalah, dan Penguasaan Konsep Biologi.
Jurnal Pendidikan Biologi UM Malang, 1(1).
Peng, C.N. (2004). Succesful Problem-Based Learning for Primary and Secondary
Classroom. Singapore: Federal Publications.
Pramana, B. 2006. Problem Solving. (Online). (
http://sarengbudi.web.id/-wpcontent-/uploads/problem-solving.doc.Diakses 28 Desember 2014).
Prayitno, dan Manullang, B.,2010. Pendidikan karakter dalam pembangunan Bangsa. Medan:Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Romiszowski,A.J. (1981). Instructional Design Theories and Models:An Overview of Their
Current Status. London: Lawrence Erlbaum Associates.
Russefendi, E.T.,1991. Pengajaran Matematika Modern untuk Orang Tua Murid, Guru dan
SPG Seri Kelima.Bandung:Tarsito.
Rustaman, N.Y. (2005). Perkembangan Penelitian Pembelajaran Keterampilan Proses Sains
dalam Pendidikan Sains. Makalah Seminar Nasional II. Bandung :FMIPA UPI.
85
Sanjaya,W. (2006).Penggunaan Strategi Pembelajaran.Jakarta:Kencana.
Sujono.1988. Pengajaran Mtematika untuk Sekolah Menengah.Jakarta: Universitas negeri Yogyakarta.
Suprijono,Agus,(2009), Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta:Pustaka belajar.
Sungur,S.,Tekkaya,C., dan Geban, O. (2006), Improving Achievement Through
Problem-based learnin. Journal of Biological Education (JBE) 40 (4).
Takwim,Bagus. (2006). Mengajar Anak Berpikir Kritis. (Online).
www.(kompas.com/-kesehatan/news/0605/05/093251.htm. Diakses 20 Desember 2014.
Tim dosen UNIMED, (2009), Evaluasi Proses Dan Hasil Belajar Siswa, Medan, Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.
YCDD, 2005.Student Learning Outcomes. (Online).
www.mt.liu.se/edu/-Bologna/LO/-slo.pdf. Diakses Tanggal 4 Januari 2015.
Yokhebed,Sudarman Suciati, Sunarno Widha.2012. Pembelajaran Biologi Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sains Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar. Jurnal Inkuiri.1 (3): (183-194).
Wikipedia. (2011). Ilmu alam. (http://id.wikipedia.org/wiki/ilmu_alam, diakses 10 Desember 2014).