• Tidak ada hasil yang ditemukan

t ips 0907655 chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "t ips 0907655 chapter3"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi kuantitatif

dengan desain survey. Singarimbun dan Sofian Effendi (1995:3) menjelaskan

bahwa “penelitian survai adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok”.

Adapun tujuan umum dilakukannya penelitian survey ini yaitu untuk memperoleh

gambaran umum sebuah populasi. Sebagaimana yang dikatakan oleh Fraenkel dan

Norman (2007:398) bahwa “the major purpose of surveys is to describe the

characteristics of a population”, tujuan umum survey yaitu untuk

menggambarkan karakteristik sebuah populasi.

Dalam hal ini, yang ingin diketahui oleh peneliti yaitu tentang bagaimana

lingkungan sosial dapat memberikan kontribusi kepada peserta didik mengenai

pembentukan sikap nasionalisme mereka. Selain itu, survey dipilih berdasarkan

beberapa pertimbangan keuntungan sebagaimana yang dikatakan oleh Fawler

(1988); Babbie (1990); Sudman dan Bradburn (1986); Fink dan Kosecoff (1985)

dalam Creswell (2002:113) mengenai beberapa keuntungan yang diperoleh dari

penggunaan desain survei, yaitu bahwa “keuntungan desain survei diantaranya

penghematan desain, cepatnya perubahan dalam pengumpulan data, serta mampu

(2)

selain itu hasil penelitian survey juga dapat dijadikan generalisasi untuk populasi

yang besar.

Dijelaskan lebih lanjut oleh Fraenkel dan Norman (2007:399) mengenai

langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan penelitian survey ini.

Pertama, mengidentifikasi masalah yang akan diteliti. Setelah mengetahui

masalah apa yang akan dijadikan fokus dalam penelitian maka langkah

selanjutnya yaitu menentukan populasi yang akan dijadikan subjek penelitian.

Langkah selanjutnya dalam penelitian survey yang dikemukakan oleh Fraenkel

dan Norman (2007:403) yaitu menyiapkan instrumen penelitian.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi yaitu seluruh peserta didik

SMA Negeri Program IPS kelas XI di Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau,

berikut dipaparkan dalam tabel jumlah populasi di bawah ini:

Tabel . 3.1

Jumlah Populasi Peserta didik SMAN di Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau

No Nama Sekolah

Jumlah Peserta didik

Seluruhnya

Jumlah Peserta didik Program IPS

1 SMA N 1 Bintan 756 120

2 SMA N 2 Bintan 411 108

3 SMA N 3 Bintan 368 64

4 SMA N 4 Bintan 224 80

5 SMA N 5 Bintan 466 94

(3)

Dari jumlah populasi di atas kemudian dipilih subjek yang dijadikan sebagai

sampel dalam penelitian dengan menggunakan teknik simple random sampling.

Banyak cara yang dapat digunakan dalam menentukan jumlah subjek yang

dijadikan sampel, namun karena populasi di atas berasal dari populasi yang

bersifat homogen, maka tidak perlu menggunakan cara khusus dalam penentuan

jumlah sampel. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Sugiyono (2009:88) bahwa

“jika populasi bersifat homogen, maka tidak perlu menggunakan teknik khusus dalam penentuan jumlah sampel”. Berdasarkan hal tersebut maka dari seluruh

jumlah peserta didik yang mengambil Program IPS (466 peserta didik) ditetapkan

117 peserta didik (25%) untuk dijadikan sampel yang kemudian dianggap dapat

mewakili keadaan atau kondisi populasi.

C. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian

Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu Lingkungan Sosial (X), namun

dari satu variabel bebas tersebut dibagi menjadi tiga sub-variabel, diantaranya

Lingkungan Keluarga (X1), Lingkungan Sekolah (X2), dan Lingkungan

Masyarakat (X3) dimana masing-masing sub-variabel diasumsikan memberikan

kontribusi positif terhadap sikap nasionalisme peserta didik (Y) yang menjadi

variabel terikat dalam penelitian ini. Adapun definisi konseptual dari Lingkungan

Keluarga (X1) yang dipaparkan oleh Tirtarahardja (2005) dalam Hartoto (2008:1)

bahwa “lingkungan keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat

informal dan kodrati, dimana orangtua bertanggung jawab memelihara, merawat,

(4)

Dengan demikian, pola asuh atau cara didik orangtua dalam sebuah keluarga akan

sangat mempengaruhi sikap anak di masa yang akan datang.

Definisi konseptual Lingkungan Sekolah (X2) yang diungkapkan oleh

Dewantara (Hartoto, 2008:1) bahwa “lingkungan sekolah merupakan tripusat

pendidikan selain lingkungan keluarga dan masyarakat”. Berbeda dengan

lingkungan keluarga, dalam lingkungan sekolah guru memegang peranan penting

dalam pembentukan sikap peserta didik, namun bukan berarti guru menjadi

satu-satunya faktor penentu dalam pembentukan sikap peserta didik. Kondisi fisik

sekolah dan hubungan peserta didik dengan anggota sekolah lainnya juga turut

memberikan kontribusi.

Sama halnya dengan Lingkungan Sekolah, Lingkungan Masyarakat (X3)

juga merupakan tripusat pendidikan yang dapat memberikan pengaruh terhadap

pembentukan sikap peserta didik. Frederick dalam Sundari (2008:46) menyatakan

bahwa “pengaruh lingkungan memberikan corak pengalaman bagi individu dalam

suatu masyarakat, dan kebudayaan tersebutlah yang menanamkan garis pengaruh

sikap individu terhadap berbagai masalah”. Dengan demikian, norma yang

berlaku dalam masyarakat, sikap para anggota masyarakat dalam menyikapi suatu

masalah, hubungan antar anggota masyarakat akan sangat memberikan pengaruh

terhadap pembentukan sikap seseorang yang tergabung dalam komunitas

masyarakat tersebut.

Sikap Nasionalisme (Y) di era seperti sekarang ini tidak lagi diartikan

sebagai cinta tanah air yang rela mengorbankan jiwa dan raga untuk membela

(5)

ini bebas dari kebodohan, korupsi, dan hal-hal kekinian lainnya. Sebagaimana

yang dikemukakan oleh Wiriaatmadja (2011:3) bahwa “generasi muda yang tidak

pernah mengalami penderitaan masa penjajahan lebih peduli terhadap

masalah-masalah kekinian seperti ledakan penduduk, kerusakan lingkungan, bencana alam,

dan pemanasan global”. Dijelaskan lebih lanjut oleh Wiriaatmadja (2011:6) mendefinisikan nasionalisme sebagai “sense of belonging terhadap tanah air,

merasakan diri sebagai bagian dari tanah air, peduli terhadap masa depan

negerinya, membangun solidaritas, dan kesadaran kolektif bermasyarakat bangsa”. Untuk memudahkan penelitian dan agar variabel penelitian dapat lebih

operasional, maka dikemukakan beserta indikator-indikator dari masing-masing

variabel penelitian tersebut. Berikut disajikan dalam bentuk matriks:

Tabel 3.2 Variabel Penelitian

VARIABEL SUB VARIABEL INDIKATOR

Variabel

Independent

Lingkungan

Sosial

(X)

Lingkungan Keluarga

X 1

 Penanaman nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari

 Pola asuh atau cara didik orang tua dalam pembentukan jati diri anak

 Hubungan orang tua dengan anak

 Hubungan anak dengan anggota keluarga lainnya

 Penanaman nilai-nilai/adab/ tata krama/ etika

(dalam berinteraksi dengan orang tua, teman sebaya, dan anggota

(6)

Lanjutan...

Lingkungan Sekolah

X 2

 Metode yang digunakan guru dalam proses belajar-mengajar

 Pemberian pendidikan kebangsaan

 Sportif

 Pengembangan aspek intelektual dan emosi peserta didik dalam dimensi kemanusiaannya

 Sikap peserta didik terhadap guru (etika)

 Gaya hidup teman-teman sekolah

 Hubungan peserta didik dengan peserta didik lainnya

 Penanaman nilai-nilai kedisiplinan dan motivasi

Lingkungan Masyarakat

X 3

 Empati

 Toleransi

 Menghormati perbedaan

 Menghargai sesama dalam kesederajatan

 Kemampuan berinteraksi sosial

(7)

Lanjutan...

 Peduli terhadap nasib bangsa

 Mempertahankan identitas atau jati diri sebagai bangsa timur

 Menerima kemajemukan

 Memiliki rasa bangga terhadap bangsa (sense of pride)

 Memiliki rasa keterpautan dan rasa memiliki (sense of belonging)

 Memiliki harga diri, kebersamaan, dan keterkaitan (sense of solidarity)

 Memiliki kesadaran kebangsaan (sense of identity)

 Menghargai orang lain (terutama para pahlawan)

 Jujur

 Cerdas

 Bertanggung jawab

 Mandiri

 Percaya diri

 Produktif (tidak konsumtif)

 Kreatif

 Bermental positif

 Peduli terhadap orang lain

 Memiliki motivasi yang tinggi dalam menuntut ilmu

 Peduli atau ramah terhadap lingkungan

 Memiliki disiplin dan komitmen yang tinggi terhadap kewajiban

 Menciptakan hubungan sosial yang serasi

 Mampu mengambangkan aspirasi dan menampilkan diri

(8)

X1 Lingkungan

Keluarga

X2 Lingkungan

Sekolah

X3 Lingkungan

Masyarakat

Y Sikap Nasionalisme

Bagan 3.1 Hubungan Antarvariabel D. Hubungan Antarvariabel

Bertolak pada definisi operasional dari masing-masing variabel, maka dapat

dirumuskan hubungan antarvariabel guna memperjelas subtansi penelitian seperti

tergambar dalam bagan di bawah ini:

berdasarkan bagan hubungan antar variabel tersebut, terlihat keterkaitan antar

variabel satu dengan variabel lainnya, yaitu :

1. Variabel X1 memiliki hubungan dengan variabel Y

2. Variabel X2 memiliki hubungan dengan variabel Y

3. Variabel X3 memiliki hubungan dengan variabel Y

4. Variabel X1, X2 dan X3 secara bersama-sama memiliki hubungan dengan

(9)

E. Teknik Pengumpulan Data

Guna memperoleh data yang diperlukan untuk menjawab masalah dan

membuktikan hipotesis yang diambil oleh peneliti, dibutuhkan instrumen sebagai

alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu questionnaire. Kuesioner

merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung

(peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden) yang berisi sejumlah

pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden.

Kuesioner/angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran skala

sikap model Likert (empat poin) untuk mengetahui pengaruh lingkungan sosial

terhadap sikap nasionalisme peserta didik. Adapun langkah-langkah penyusunan

kuesioner tersebut yaitu: (a) tahap persiapan; diantaranya menyusun kisi-kisi;

merumuskan pernyataan dan pertanyaan; melakukan uji coba; menguji tingkat

validitas dan reliabilitas soal yang ada, kemudian melakukan revisi terhadap

pernyataan dan pertanyaan yang tidak valid dan reliabel. Tahap selanjutnya yaitu

(b) menyebarkan angket kepada peserta didik yang dijadikan sampel penelitian,

dan yang terakhir (c) mengolah dan menganalisis data, yang kemudian disusun

(10)

1. Lingkungan Keluarga

Instrumen untuk mengukur kontribusi lingkungan keluarga terhadap sikap

nasionalisme peserta didik terdiri dari 15 item soal, dimana masing-masing butir

menggunakan skala likert dengan empat kategori (4 untuk kategori Selalu; 3

kategori Sering; 2 kategori Kadang-kadang; 1 kategori Tidak pernah). Berikut

disusun dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Lingkungan Keluarga

Variabel Indikator No Item

Lingkungan Keluarga

X 1

 Penanaman nilai-nilai keagamaan

dalam kehidupan sehari-hari 1,5

 Pola asuh atau cara didik orang tua dalam pembentukan jati diri anak

2, 6, 9, 10, 12

 Hubungan orang tua dengan anak 3, 4, 7, 8

 Hubungan anak dengan anggota

keluarga lainnya 11, 15

 Penanaman nilai-nilai/adab/ tata krama/ etika

(dalam berinteraksi dengan orang tua, teman sebaya, dan anggota masyarakat lainnya)

(11)

2. Lingkungan Sekolah

Instrumen untuk mengukur kontribusi lingkungan sekolah terhadap sikap

nasionalisme peserta didik terdiri dari 25 item soal, dimana masing-masing butir

menggunakan skala likert dengan empat kategori (4 untuk kategori Selalu; 3

kategori Sering; 2 kategori Kadang-kadang; 1 kategori Tidak pernah). Berikut

disusun dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Lingkungan Sekolah

Variabel Indikator No Item

Lingkungan Sekolah

X 2

 Metode yang digunakan guru dalam

proses belajar-mengajar 1,2,3

 Pemberian pendidikan kebangsaan

5, 6, 7, 9, 10, 13, 14,

16, 18, 21

 Sportif 8

 Pengembangan aspek intelektual dan emosi peserta didik dalam dimensi kemanusiaannya

4, 12, 17, 24

 Sikap peserta didik terhadap guru

(etika) 20, 23

 Gaya hidup teman-teman sekolah 15

 Hubungan peserta didik dengan

peserta didik lainnya 11

 Penanaman nilai-nilai kedisiplinan

(12)

3. Lingkungan Masyarakat

Instrumen untuk mengukur kontribusi lingkungan masyarakat terhadap

sikap nasionalisme peserta didik terdiri dari 15 item soal, dimana masing-masing

butir menggunakan skala likert dengan empat kategori (4 untuk kategori Selalu; 3

kategori Sering; 2 kategori Kadang-kadang; 1 kategori Tidak pernah). Berikut

disusun dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Lingkungan Masyarakat

Variabel Indikator No Item

Lingkungan Masyarakat

X 3

 Empati 8

 Toleransi 4, 6

 Menghormati perbedaan 1, 3, 9

 Menghargai sesama dalam

kesederajatan 2, 11

 Kemampuan berinteraksi sosial 5, 7, 12, 13, 14, 15

 Peduli terhadap lingkungan

10

4. Sikap Nasionalisme Peserta didik

Instrumen untuk mengukur sikap nasionalisme peserta didik terdiri dari 45

item soal, dimana masing-masing butir menggunakan skala likert dengan empat

kategori (4 untuk kategori Sangat Setuju; 3 kategori Setuju; 2 kategori Tidak

(13)

Tabel 3.6

Kisi-kisi Instrumen Sikap Nasionalisme

Variabel Indikator No Item

Sikap

Nasionalisme

(Y)

 Peduli terhadap nasib bangsa 11, 25, 32

 Mempertahankan identitas atau jati

diri sebagai bangsa timur 3, 10

 Menerima kemajemukan 15, 16,

27, 36

 Memiliki rasa bangga terhadap

bangsa (sense of pride) 5, 8, 30

 Memiliki rasa keterpautan dan rasa

memiliki (sense of belonging) 9, 21, 31

 Memiliki harga diri, kebersamaan, dan keterkaitan (sense of solidarity)

35, 37, 39, 44, 45

 Memiliki kesadaran kebangsaan (sense of identity)

13, 22, 23

 Menghargai orang lain (terutama

para pahlawan) 33

 Produktif (tidak konsumtif) 42

 Kreatif 12, 18,

42

 Bermental positif 14, 20, 34,

40, 45

 Peduli terhadap orang lain 19

 Memiliki motivasi yang tinggi

dalam menuntut ilmu 4

 Peduli atau ramah terhadap

lingkungan 1, 2, 24

 Memiliki disiplin dan komitmen

yang tinggi terhadap kewajiban 38

 Menciptakan hubungan sosial yang

serasi 41

 Mampu mengambangkan aspirasi

(14)

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dari penyebaran angket/kuesioner diolah dan dianalisis

serta diambil kesimpulan yang kemudian dilaporkan. Adapun langkah-langkah

yang dilakukan oleh peneliti dalam menganalisis data yaitu memeriksa jumlah

kuesioner, memberikan kode berupa nomor pada tiap kuesioner kemudian

mentabulasi data yang ada. Setelah itu dilakukan pengujian validitas dan

reliabilitas instrumen terlebih dahulu menggunakan bantuan software SPSS 17.

1. Uji validitas dan reliabilitas instrumen

Instrumen yang akan djadikan alat ukur dalam penelitian harus diuji terlebih

dahulu validitas dan reliabilitasnya, hal tersebut guna meminimalisir kekeliruan

yang mungkin terjadi dalam pengumpulan data yang diperlukan. Somantri dan

Sambas Ali Muhidin (2006:47) menyatakan bahwa “uji reliabilitas dan validitas

diperlukan sebagai upaya memaksimalkan kualitas alat ukur, agar kecenderungan

keliru dapat diminimalkan”. Validitas itu sendiri dilakukan untuk menilai kualitas

alat ukur, Singarimbun dan Sofian Effendi (1995:124) menjelaskan bahwa

“validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu dapat mengukur apa yang ingin diukur”, sedangkan uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui

konsistensi instrumen sebagai alat ukur sehingga hasil suatu pengukuran dapat

dipercaya. Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:47-48) menjelaskan bahwa

“hasil pengukuran dikatakan dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali

pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama (homogen)

diperoleh hasil yang sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek belum

(15)

perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran. Adapun

rumus yang digunakan untuk mengukur validitas yaitu sebagai berikut:

}

Saifuddin Azwar (2003) dalam Kusnendi (2009) menyatakan bahwa “item

soal yang memiliki nilai koefisien korelasi ≥ 0.25 atau ≥ 0.30, maka item tersebut

dikatakan valid”. Sebagaimana yang dikatakan oleh Sugiyono (2009:173) bahwa

“valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Dijelaskan lebih lanjut oleh Sugiyono mengenai kaidah

keputusan nilai korelasi yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan nilai

t-tabel pada taraf nyata sebesar α = 0,05 Setelah dibandingkan. Adapun kaidah yang

dimaksud yaitu sebagai berikut :

1) Jika nilai korelasi yang dihasilkan lebih besar dari harga tabel, maka alat

ukur yang digunakan dinyatakan valid.

2) Jika nilai korelasi yang dihasilkan lebih kecil atau sama dengan nilai

(16)

Sedangkan untuk mengukur reliabilitas dilihat dari nilai Cronbach's Alpha

(C), menggunakan rumus sebagai berikut:

k = jumlah item dalam skala

c= rata-rata kovariansi antar-item

v = rata-rata variansi skor item

Hair, Anderson, Tatham & Black (1998) dalam Kusnendi (2009)

menyatakan bahwa “jika nilai Cronbach's Alpha (C)  0,70 maka diindikasikan

model pengukuran (instrumen pengukuran) memiliki reliabilitas internal yang

memadai dalam mengukur konstruk yang diteliti”. Dari pernyataan tersebut serta melihat hasil perhitungan Cronbach's Alpha yang tertera dalam tabel di atas maka

dapat disimpulkan bahwa instrumen pengukuran tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur. Setelah mengadakan uji coba instrumen

dan mengetahui hasilnya, butir soal instrumen yang valid digunakan sebagai alat

untuk mengukur sikap, namun yang tidak valid di-drop dari butir pernyataan

dalam angket tersebut. Berikut dipaparkan hasil pengujian validitas dan

reliabilitas butir soal dalam instrumen yang telah diujicobakan pada sekolah yang

(17)

Tabel 3.7

Validitas Variabel Lingkungan Keluarga (X1)

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

item 1 78.15 78.182 .436 . .874

item 2 77.98 77.974 .544 . .872

item 3 78.13 77.035 .572 . .871

item 4 78.05 76.818 .597 . .870

item 5 78.48 75.948 .610 . .869

item 6 78.15 78.131 .441 . .874

item 7 77.88 80.010 .469 . .874

item 8 78.38 74.446 .659 . .867

item 9 78.03 77.410 .643 . .870

item 10 78.10 77.682 .554 . .872

item 11 78.63 74.292 .664 . .867

item 12 78.00 76.103 .674 . .868

item 13 78.68 74.328 .582 . .869

item 14 78.15 77.003 .576 . .871

item 15 78.60 74.913 .510 . .872

Tabel 3.8

Reliabilitas Variabel Lingkungan Keluarga (X1)

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized

Items N of Items

(18)

Tabel 3.9

Validitas Variabel Lingkungan Sekolah (X2)

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected

Item-Reliabilitas Variabel Lingkungan Sekolah (X2)

(19)

Tabel 3.11

Validitas Variabel Lingkungan Masyarakat (X3)

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected

Item-Reliabilitas Variabel Lingkungan Masyarakat (X3)

(20)

Tabel 3.13

Validitas Variabel Sikap Nasionalisme Peserta didik (Y)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

(21)

Item-Lanjutan...

Item 38 108.63 120.948 .445 . .892

Item 39 108.13 123.687 .325 . .894

Item 40 107.90 123.395 .574 . .890

Item 41 108.28 123.394 .361 . .893

Item 42 107.63 127.997 .499 . .891

Item 43 108.10 122.676 .515 . .891

Item 44 108.03 120.122 .468 . .892

Item 45 108.05 128.656 .681 . .887

Tabel 3.14

Reliabilitas Variabel Nasionalisme Peserta didik (Y)

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.895 .897 45

Sebelum menganalisis lebih jauh mengenai kontribusi antar variabel,

terlebih dahulu dihitung tingkat normalitas dan homogenitas serta linieritas data

yang ada. Hal tersebut dilakukan untuk mencari tahu apakah data yang akan

diolah termasuk kedalam data yang berdistribusi normal dan homogen serta linier

atau tidak . Dalam penghitungan normalitas, homogenitas dan linieritas tersebut

digunakan bantuan software SPSS v.17, setelah melalui uji normalitas,

homogenitas dan linieritas data barulah melangkah pada tahapan selanjutnya,

yaitu pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk mencari tahu

apakah asumsi dasar mengenai masalah penelitian terbukti kebenarannya atau

(22)

2. Uji normalitas data

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara frekuensi

hasil observasi dengan frekuensi harapan (teoretis), Somantri dan Sambas Ali

Muhidin (2006:292) menjelaskan bahwa “jika frekuensi hasil observasi sangat

dekat dengan frekuensi yang diharapkan, maka hal tersebut menunjukkan

kesesuaian yang baik, dan kesesuaian yang baik akan membawa kepada

penerimaan hipotesis”. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan

software SPSS v.17 dengan menggunakan uji kolmogorof-Smirnov, dimana

kriteria yang digunakan untuk mengukur apakah data tersebut berdistribusi

normal atau tidak dengan cara melihat nilai signifikansi yang tertera pada hasil

pengolahan.

Adapun kaidah yang digunakan menurut Priyatno (2009:58) yaitu sebagai

berikut jika nilai signifikansi (Sig.) > 0.05, maka data yang ada berdistribusi

normal, sedangkan jika nilai signifikansi (Sig.) < 0.05, maka data yang ada tidak

berdistribusi normal. Jika hasil data yang diolah merupakan data normal, maka

selanjutnya dalam pengujian hipotesis dapat menggunakan perhitungan statistika

parametrik, namun jika hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa data tidak

berdistribusi normal maka dalam pengujian hipotesis menggunakan perhitungan

statistika non parametrik. Jika uji normalitas dilakukan secara manual, maka

(23)

1) Menentukan skor terbesar dan skor terkecil yang kemudian dilanjutkan

menghitungan Rentangan (R) dengan rumus

2) Menentukan banyaknya kelas interval

3) Menentukan panjang kelas (i) dengan rumus:

BK R i `

4) Menentukan rata-rata dengan rumus

n fx

X

i

5) Menentukan simpangan baku dengan rumus

 1

6) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan langkah sebagai

berikut:

o Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama

dikurangi 0,5 dan skor kanan kelas ditambah 0,5.

o Mencari nilai Z-score dengan rumus

S

o Kriteria pengujian adalah pada taraf signifikansi α 0,05 dikatakan data

berdistribusi normal jika χ2

hitung≤ χ2tabel, sedangkan jika χ2hitung> χ2tabel

(24)

3. Uji homogenitas data

Uji homogenitas dilakukan guna mengetahui apakah skore setiap variabel

memiliki varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas ini sendiri

merupakan salah satu syarat untuk menggunakan statistik parametrik.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Sugiyono (2009:150) bahwa “statistik parametris memerlukan terpenuhi beberapa asumsi atau syarat, diantaranya yaitu

data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal, varians data harus homogen

dan harus memenuhi asumsi linieritas”. Uji homogenitas dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS v.17, dengan kriteria

pengujian jika signifikansi (Sig) yang diperoleh > α (0.05) maka variansi setiap

sampel sama (homogen), namun jika signifikansi (Sig) yang diperoleh < α (0.05)

maka variansi setiap sampel tidak sama (tidak homogen). Jika hasil pengolahan

data menunjukkan bahwa variansi data homogen, maka pengujian hipotesis dapat

menggunakan statistik parametris.

Jika uji homogenitas dilakukan secara manual, maka langkah-langkah yang

diperlukan sebagai berikut:

1) Mencari nilai F dengan menggunakan rumus (Fisher, 1985:23):

(25)

Keterangan

Vb = variansi terbesar

Vk = variansi terkecil

S = standar deviasi

n = jumlah responden

R = reliabel

k = variabel

2) Menentukan nilai F daftar dengan mencari nilai

Fα = (n1-1)(n2-1)

3) Menentukan homogenitas dengan kriteria, jika F hitung < Fα (n1-1)(n2-1)

maka kedua variansi tersebut homogen, sedangkan jika F hitung ≥ Fα (n1 -1)(n2-1) maka kedua variansi tidak homogen.

4. Uji linieritas

Salah satu asumsi dari analisis regresi adalah linieritas, yang dimaksud

dengan linieritas disini adalah apakah garis regresi antara variabel X dan Y

membentuk garis linier atau tidak. Sebagaimana yang dikatakan oleh Sugiyono

(2008:265) bahwa “jika tidak linier maka analisis regresi tidak dapat dilanjutkan”.

Untuk itulah mengapa sebelum dilakukannya uji hipotesis, maka terlebih dahulu

dilakukan uji linieritas.

Dijelaskan lebih lanjut oleh Sugiyono (2008:274) mengenai kriteria uji

linieritas bahwa untuk mengetahui regresi tersebut linier atau tidak, maka dapat

dilihat dari nilai Fhitung yang kemudian dibandingkan dengan nilai Ftabel. Adapun

kriterianya yaitu apabila Fhitung<Ftabel maka regresi tersebut dikatakan linier,

(26)

konsekuensinya analisis regresi tidak dapat dilanjutkan. Adapun langkah-langkah

uji linieritas yaitu:

a) Hitung Jumlah Kuadrat Regresi (JKReg[a]) dengan rumus:

 

b) Hitung Jumlah Kuadrat Regresi (JKReg [b/a]) dengan rumus:



c) Hitung Jumlah Kuadrat Residu (JKRes) dengan rumus:

 

 2 Re ( / ) Re ( ) Res Y JK gb a JK ga

JK

d) Hitung Rata-rata Jumlah Kuadrat Regresi (RJKReg[a]) dengan rumus:

)

e) Hitung Rata-rata Jumlah Kuadrat Regresi (RJKReg[b/a]) dengan rumus:

)

f) Hitung Raa-rata Jumlah Kuadrat Residu (RJKRes) dengan rumus:

2

g) Hitung Jumlah Kuadrat Error (JKE) dengan rumus:

 

h) Hitung Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JKTC) dengan rumus:

E s TC

JK

JK

(27)

i) Hitung Rata-rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (R JKTC) dengan rumus:

2

 

k JK RJK TC

TC

j) Hitung Rata-rata Jumlah Kuadrat Error (RJKE) dengan rumus:

k n

JK

RJK E

E

k) Mencari nilai Fhitung dengan rumus:

E TC hitung

RJK RJK F

l) Tentukan aturan untuk pengambilan keputusan atau kriteria uji linier; jika

Fhitung≤ Ftabel maka Ho diterima (linier). m) Carilah nilai Ftabel menggunakan tabel F

n) Bandingkan nilai Fhitung dan Ftabel

5. Uji hipotesis

a) Analisis korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan atau kontribusi

variabel independent dengan variabel dependent. Jika koefisien semakin mendekat

1 atau -1 maka terdapat hubungan yang kuat, atau dapat dikatanan memberikan

kontribusi yang berarti, sedangkan jika koefisien semakin mendekati 0 maka

hubungan lemah. Untuk mengetahui hubungan tersebut berarti atau tidak maka

dilakukan pengujian signifikansi, Priyatno (2009:17) mengemukakan bahwa

langkah awal yang dilakukan yaitu menentukan hipotesis nol dan dan hipotesis

(28)

1) Ho Lingkungan keluarga sebagai sumber pembelajaran sejarah tidak

memberikan kontribusi berarti terhadap pembentukan sikap

nasionalisme peserta didik SMA di Kabupaten Bintan Provinsi

Kepulauan Riau.

Ha Lingkungan keluarga sebagai sumber pembelajaran sejarah dapat

memberikan kontribusi berarti terhadap pembentukan sikap

nasionalisme peserta didik SMA di Kabupaten Bintan Provinsi

Kepulauan Riau.

2) Ho Lingkungan sekolah sebagai sumber pembelajaran sejaraih tidak

memberikan kontribusi berarti terhadap pembentukan sikap

nasionalisme peserta didik SMA di Kabupaten Bintan Provinsi

Kepulauan Riau.

Ha Lingkungan sekolah sebagai sumber pembelajaran sejarah

memberikan kontribusi berarti terhadap pembentukan sikap

nasionalisme peserta didik SMA di Kabupaten Bintan Provinsi

Kepulauan Riau.

3) Ho Lingkungan masyarakat sebagai sumber pembelajaran sejarah

tidak memberikan kontribusi berarti terhadap pembentukan sikap

nasionalisme peserta didik SMA di Kabupaten Bintan Provinsi

(29)

Ha Lingkungan masyarakat sebagai sumber pembelajaran sejarah

memberikan kontribusi berarti terhadap pembentukan sikap

nasionalisme peserta didik SMA di Kabupaten Bintan Provinsi

Kepulauan Riau.

4) Ho Lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat,

secara bersama-sama tidak memberikan kontribusi berarti terhadap

sikap nasionalisme peserta didik SMA di Kabupaten Bintan

Provinsi Kepulauan Riau.

Ha Lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat,

secara bersama-sama memberikan kontribusi berarti terhadap sikap

nasionalisme peserta didik SMA di Kabupaten Bintan Provinsi

Kepulauan Riau

Sugiyono (2008:274) menjelaskan bahwa korelasi dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut:

 

Untuk mengambil keputusan perlu memperhatikan kaidah yang telah ditetapkan,

yaitu jika nilai signifikansi > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, atau dengan

kata lain bahwa variabel independent tidak memberikan kontribusi berarti pada

(30)

Ha diterima, atau dapat dikatakan bahwa variabel independent memberikan

kontribusi terhadap variabel dependent.

b) Analisis regresi

Analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti untuk mengetahui bagaimana

keadaan variabel dependent jika tiga variabel independent (lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat) dijadikan sebagai prediktor.

Adapun persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

3 3 2 2 1

1

X

b

X

b

X

b

a

Y

Uji-t

Uji-t dilakukan untuk menguji signifikansi antar variabel independent dan

variabel dependent dengan cara membandingkan nilai t-tabel dan t-hitung. Jika

nilai t-hitung ≤ t-tabel maka Ho diterima, namun jika nilai t-hitung > t-tabel maka

Ho ditolak atau dapat dikatakan bahwa variabel independent memberikan

kontribusi yang berarti terhadap variabel dependent. Adapun rumus yang

digunakan untuk mencari t-hitung secara manual yaitu sebagai berikut:

2

1

3

parsial parsial

hitung

r

n

r

t

(31)

Uji-F

Uji-f digunakan untuk mengetahui pengaruh atau kontribusi variabel independent

secara serentak atau bersama-sama terhadap variabel dependen, apakah

pengaruhnya signifikan atau tidak. Jika nilai F-hitung ≤ F-tabel maka Ho diterima,

namun jika nilai Ft-hitung >F-tabel maka Ho ditolak. Adapun rumus yang

digunakan untuk mengetahui nilai F yaitu sebagai berikut (Sugiyono, 2008:286):

2

2

1

1

R

m

m

N

R

F

G. Alur Penelitian

Penelitian ini dimulai masalah yang timbul dari hasil studi lapangan dan

kepustakaan yang kemudian dilakukan penentuan lokasi dan subjek yang akan

diteliti. Dalam lingkungan tempat penelitian, dikumpulkan data yang dibutuhkan

namun sebelumnya dibuat isntrumen (yang telah diuji validitas dan

reliabilitasnya) yang akan digunakan sebagai salah satu alat pengumpulan data.

Setelah data yang diperlukan terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis

data tersebut, kemudian disusun dalam sebuah laporan hasil penelitian, dan

mengambil kesimpulan. Berikut digambarkan dengan bagan mengenai alur

(32)

Bagan 3.2. Alur Kegiatan Penelitian Persiapan

Penelitian

Studi Lapangan

Studi Kepustakaan

Masalah

Penyusunan Instrumen

Uji Coba Butir Soal

Hasil Revisi Butir Soal

Penentuan Lokasi dan Subjek

Penelitian

Analisis Data Penyusunan

Laporan

Kesimpulan

Gambar

Tabel . 3.1
Tabel 3.2 Variabel Penelitian
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Lingkungan Keluarga
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Lingkungan Sekolah
+7

Referensi

Dokumen terkait

3.3 Pengamatan pada daerah bond coat Pada Gambar 4.24 adalah hasil pengujian SEM pada spesimen sebelum dan sesudah dikenai perlakuan siklik thermal,

Teknik analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dengan menggunakan distribusi frekuensi untuk menggambarkan pengaruh pelayanan dan fasilitas terhadap

Dengan menemukan makna-makna kesabaran yang terkandung dari kisah Nabi Yusuf melalui penelitian, kemudian menariknya pada konteks saat ini, diharapkan dapat membantu dalam

Pada Tabel 4.1 dapat dilihat dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan bio herbisida pulp kakao berpengaruh nyata pada pengamatan yang dilakukan setiap

Penelitian Hartoyo (2009) Prosentase tingkat kecemasan perawat dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien flu burung yaitu responden yang mempunyai kecemasan sedang 2

Secara umum, pada tahun 2015, sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mendukung tercapainya target pembangunan tercukupi melalui alokasi anggaran yang ada. Persentase

Biasanya pada saat barang atau jasa diserahkan kepada pembeli, penjual menerima uang muka (down payment) sebagai pembayaran pertama dan sisanya diangsur dengan beberapa

Pemohon berdalil bahwa kontrak-kontrak yang telah ditandatangani oleh BP Migas dengan pihak asing menyebabkan negara terikat dengan kontrak yang pada akhirnya akan