BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi kuantitatif
dengan desain survey. Singarimbun dan Sofian Effendi (1995:3) menjelaskan
bahwa “penelitian survai adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok”.
Adapun tujuan umum dilakukannya penelitian survey ini yaitu untuk memperoleh
gambaran umum sebuah populasi. Sebagaimana yang dikatakan oleh Fraenkel dan
Norman (2007:398) bahwa “the major purpose of surveys is to describe the
characteristics of a population”, tujuan umum survey yaitu untuk
menggambarkan karakteristik sebuah populasi.
Dalam hal ini, yang ingin diketahui oleh peneliti yaitu tentang bagaimana
lingkungan sosial dapat memberikan kontribusi kepada peserta didik mengenai
pembentukan sikap nasionalisme mereka. Selain itu, survey dipilih berdasarkan
beberapa pertimbangan keuntungan sebagaimana yang dikatakan oleh Fawler
(1988); Babbie (1990); Sudman dan Bradburn (1986); Fink dan Kosecoff (1985)
dalam Creswell (2002:113) mengenai beberapa keuntungan yang diperoleh dari
penggunaan desain survei, yaitu bahwa “keuntungan desain survei diantaranya
penghematan desain, cepatnya perubahan dalam pengumpulan data, serta mampu
selain itu hasil penelitian survey juga dapat dijadikan generalisasi untuk populasi
yang besar.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Fraenkel dan Norman (2007:399) mengenai
langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan penelitian survey ini.
Pertama, mengidentifikasi masalah yang akan diteliti. Setelah mengetahui
masalah apa yang akan dijadikan fokus dalam penelitian maka langkah
selanjutnya yaitu menentukan populasi yang akan dijadikan subjek penelitian.
Langkah selanjutnya dalam penelitian survey yang dikemukakan oleh Fraenkel
dan Norman (2007:403) yaitu menyiapkan instrumen penelitian.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi yaitu seluruh peserta didik
SMA Negeri Program IPS kelas XI di Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau,
berikut dipaparkan dalam tabel jumlah populasi di bawah ini:
Tabel . 3.1
Jumlah Populasi Peserta didik SMAN di Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau
No Nama Sekolah
Jumlah Peserta didik
Seluruhnya
Jumlah Peserta didik Program IPS
1 SMA N 1 Bintan 756 120
2 SMA N 2 Bintan 411 108
3 SMA N 3 Bintan 368 64
4 SMA N 4 Bintan 224 80
5 SMA N 5 Bintan 466 94
Dari jumlah populasi di atas kemudian dipilih subjek yang dijadikan sebagai
sampel dalam penelitian dengan menggunakan teknik simple random sampling.
Banyak cara yang dapat digunakan dalam menentukan jumlah subjek yang
dijadikan sampel, namun karena populasi di atas berasal dari populasi yang
bersifat homogen, maka tidak perlu menggunakan cara khusus dalam penentuan
jumlah sampel. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Sugiyono (2009:88) bahwa
“jika populasi bersifat homogen, maka tidak perlu menggunakan teknik khusus dalam penentuan jumlah sampel”. Berdasarkan hal tersebut maka dari seluruh
jumlah peserta didik yang mengambil Program IPS (466 peserta didik) ditetapkan
117 peserta didik (25%) untuk dijadikan sampel yang kemudian dianggap dapat
mewakili keadaan atau kondisi populasi.
C. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu Lingkungan Sosial (X), namun
dari satu variabel bebas tersebut dibagi menjadi tiga sub-variabel, diantaranya
Lingkungan Keluarga (X1), Lingkungan Sekolah (X2), dan Lingkungan
Masyarakat (X3) dimana masing-masing sub-variabel diasumsikan memberikan
kontribusi positif terhadap sikap nasionalisme peserta didik (Y) yang menjadi
variabel terikat dalam penelitian ini. Adapun definisi konseptual dari Lingkungan
Keluarga (X1) yang dipaparkan oleh Tirtarahardja (2005) dalam Hartoto (2008:1)
bahwa “lingkungan keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat
informal dan kodrati, dimana orangtua bertanggung jawab memelihara, merawat,
Dengan demikian, pola asuh atau cara didik orangtua dalam sebuah keluarga akan
sangat mempengaruhi sikap anak di masa yang akan datang.
Definisi konseptual Lingkungan Sekolah (X2) yang diungkapkan oleh
Dewantara (Hartoto, 2008:1) bahwa “lingkungan sekolah merupakan tripusat
pendidikan selain lingkungan keluarga dan masyarakat”. Berbeda dengan
lingkungan keluarga, dalam lingkungan sekolah guru memegang peranan penting
dalam pembentukan sikap peserta didik, namun bukan berarti guru menjadi
satu-satunya faktor penentu dalam pembentukan sikap peserta didik. Kondisi fisik
sekolah dan hubungan peserta didik dengan anggota sekolah lainnya juga turut
memberikan kontribusi.
Sama halnya dengan Lingkungan Sekolah, Lingkungan Masyarakat (X3)
juga merupakan tripusat pendidikan yang dapat memberikan pengaruh terhadap
pembentukan sikap peserta didik. Frederick dalam Sundari (2008:46) menyatakan
bahwa “pengaruh lingkungan memberikan corak pengalaman bagi individu dalam
suatu masyarakat, dan kebudayaan tersebutlah yang menanamkan garis pengaruh
sikap individu terhadap berbagai masalah”. Dengan demikian, norma yang
berlaku dalam masyarakat, sikap para anggota masyarakat dalam menyikapi suatu
masalah, hubungan antar anggota masyarakat akan sangat memberikan pengaruh
terhadap pembentukan sikap seseorang yang tergabung dalam komunitas
masyarakat tersebut.
Sikap Nasionalisme (Y) di era seperti sekarang ini tidak lagi diartikan
sebagai cinta tanah air yang rela mengorbankan jiwa dan raga untuk membela
ini bebas dari kebodohan, korupsi, dan hal-hal kekinian lainnya. Sebagaimana
yang dikemukakan oleh Wiriaatmadja (2011:3) bahwa “generasi muda yang tidak
pernah mengalami penderitaan masa penjajahan lebih peduli terhadap
masalah-masalah kekinian seperti ledakan penduduk, kerusakan lingkungan, bencana alam,
dan pemanasan global”. Dijelaskan lebih lanjut oleh Wiriaatmadja (2011:6) mendefinisikan nasionalisme sebagai “sense of belonging terhadap tanah air,
merasakan diri sebagai bagian dari tanah air, peduli terhadap masa depan
negerinya, membangun solidaritas, dan kesadaran kolektif bermasyarakat bangsa”. Untuk memudahkan penelitian dan agar variabel penelitian dapat lebih
operasional, maka dikemukakan beserta indikator-indikator dari masing-masing
variabel penelitian tersebut. Berikut disajikan dalam bentuk matriks:
Tabel 3.2 Variabel Penelitian
VARIABEL SUB VARIABEL INDIKATOR
Variabel
Independent
Lingkungan
Sosial
(X)
Lingkungan Keluarga
X 1
Penanaman nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari
Pola asuh atau cara didik orang tua dalam pembentukan jati diri anak
Hubungan orang tua dengan anak
Hubungan anak dengan anggota keluarga lainnya
Penanaman nilai-nilai/adab/ tata krama/ etika
(dalam berinteraksi dengan orang tua, teman sebaya, dan anggota
Lanjutan...
Lingkungan Sekolah
X 2
Metode yang digunakan guru dalam proses belajar-mengajar
Pemberian pendidikan kebangsaan
Sportif
Pengembangan aspek intelektual dan emosi peserta didik dalam dimensi kemanusiaannya
Sikap peserta didik terhadap guru (etika)
Gaya hidup teman-teman sekolah
Hubungan peserta didik dengan peserta didik lainnya
Penanaman nilai-nilai kedisiplinan dan motivasi
Lingkungan Masyarakat
X 3
Empati
Toleransi
Menghormati perbedaan
Menghargai sesama dalam kesederajatan
Kemampuan berinteraksi sosial
Lanjutan...
Peduli terhadap nasib bangsa
Mempertahankan identitas atau jati diri sebagai bangsa timur
Menerima kemajemukan
Memiliki rasa bangga terhadap bangsa (sense of pride)
Memiliki rasa keterpautan dan rasa memiliki (sense of belonging)
Memiliki harga diri, kebersamaan, dan keterkaitan (sense of solidarity)
Memiliki kesadaran kebangsaan (sense of identity)
Menghargai orang lain (terutama para pahlawan)
Jujur
Cerdas
Bertanggung jawab
Mandiri
Percaya diri
Produktif (tidak konsumtif)
Kreatif
Bermental positif
Peduli terhadap orang lain
Memiliki motivasi yang tinggi dalam menuntut ilmu
Peduli atau ramah terhadap lingkungan
Memiliki disiplin dan komitmen yang tinggi terhadap kewajiban
Menciptakan hubungan sosial yang serasi
Mampu mengambangkan aspirasi dan menampilkan diri
X1 Lingkungan
Keluarga
X2 Lingkungan
Sekolah
X3 Lingkungan
Masyarakat
Y Sikap Nasionalisme
Bagan 3.1 Hubungan Antarvariabel D. Hubungan Antarvariabel
Bertolak pada definisi operasional dari masing-masing variabel, maka dapat
dirumuskan hubungan antarvariabel guna memperjelas subtansi penelitian seperti
tergambar dalam bagan di bawah ini:
berdasarkan bagan hubungan antar variabel tersebut, terlihat keterkaitan antar
variabel satu dengan variabel lainnya, yaitu :
1. Variabel X1 memiliki hubungan dengan variabel Y
2. Variabel X2 memiliki hubungan dengan variabel Y
3. Variabel X3 memiliki hubungan dengan variabel Y
4. Variabel X1, X2 dan X3 secara bersama-sama memiliki hubungan dengan
E. Teknik Pengumpulan Data
Guna memperoleh data yang diperlukan untuk menjawab masalah dan
membuktikan hipotesis yang diambil oleh peneliti, dibutuhkan instrumen sebagai
alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu questionnaire. Kuesioner
merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung
(peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden) yang berisi sejumlah
pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden.
Kuesioner/angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran skala
sikap model Likert (empat poin) untuk mengetahui pengaruh lingkungan sosial
terhadap sikap nasionalisme peserta didik. Adapun langkah-langkah penyusunan
kuesioner tersebut yaitu: (a) tahap persiapan; diantaranya menyusun kisi-kisi;
merumuskan pernyataan dan pertanyaan; melakukan uji coba; menguji tingkat
validitas dan reliabilitas soal yang ada, kemudian melakukan revisi terhadap
pernyataan dan pertanyaan yang tidak valid dan reliabel. Tahap selanjutnya yaitu
(b) menyebarkan angket kepada peserta didik yang dijadikan sampel penelitian,
dan yang terakhir (c) mengolah dan menganalisis data, yang kemudian disusun
1. Lingkungan Keluarga
Instrumen untuk mengukur kontribusi lingkungan keluarga terhadap sikap
nasionalisme peserta didik terdiri dari 15 item soal, dimana masing-masing butir
menggunakan skala likert dengan empat kategori (4 untuk kategori Selalu; 3
kategori Sering; 2 kategori Kadang-kadang; 1 kategori Tidak pernah). Berikut
disusun dalam tabel di bawah ini:
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Lingkungan Keluarga
Variabel Indikator No Item
Lingkungan Keluarga
X 1
Penanaman nilai-nilai keagamaan
dalam kehidupan sehari-hari 1,5
Pola asuh atau cara didik orang tua dalam pembentukan jati diri anak
2, 6, 9, 10, 12
Hubungan orang tua dengan anak 3, 4, 7, 8
Hubungan anak dengan anggota
keluarga lainnya 11, 15
Penanaman nilai-nilai/adab/ tata krama/ etika
(dalam berinteraksi dengan orang tua, teman sebaya, dan anggota masyarakat lainnya)
2. Lingkungan Sekolah
Instrumen untuk mengukur kontribusi lingkungan sekolah terhadap sikap
nasionalisme peserta didik terdiri dari 25 item soal, dimana masing-masing butir
menggunakan skala likert dengan empat kategori (4 untuk kategori Selalu; 3
kategori Sering; 2 kategori Kadang-kadang; 1 kategori Tidak pernah). Berikut
disusun dalam tabel di bawah ini:
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Lingkungan Sekolah
Variabel Indikator No Item
Lingkungan Sekolah
X 2
Metode yang digunakan guru dalam
proses belajar-mengajar 1,2,3
Pemberian pendidikan kebangsaan
5, 6, 7, 9, 10, 13, 14,
16, 18, 21
Sportif 8
Pengembangan aspek intelektual dan emosi peserta didik dalam dimensi kemanusiaannya
4, 12, 17, 24
Sikap peserta didik terhadap guru
(etika) 20, 23
Gaya hidup teman-teman sekolah 15
Hubungan peserta didik dengan
peserta didik lainnya 11
Penanaman nilai-nilai kedisiplinan
3. Lingkungan Masyarakat
Instrumen untuk mengukur kontribusi lingkungan masyarakat terhadap
sikap nasionalisme peserta didik terdiri dari 15 item soal, dimana masing-masing
butir menggunakan skala likert dengan empat kategori (4 untuk kategori Selalu; 3
kategori Sering; 2 kategori Kadang-kadang; 1 kategori Tidak pernah). Berikut
disusun dalam tabel di bawah ini:
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Lingkungan Masyarakat
Variabel Indikator No Item
Lingkungan Masyarakat
X 3
Empati 8
Toleransi 4, 6
Menghormati perbedaan 1, 3, 9
Menghargai sesama dalam
kesederajatan 2, 11
Kemampuan berinteraksi sosial 5, 7, 12, 13, 14, 15
Peduli terhadap lingkungan
10
4. Sikap Nasionalisme Peserta didik
Instrumen untuk mengukur sikap nasionalisme peserta didik terdiri dari 45
item soal, dimana masing-masing butir menggunakan skala likert dengan empat
kategori (4 untuk kategori Sangat Setuju; 3 kategori Setuju; 2 kategori Tidak
Tabel 3.6
Kisi-kisi Instrumen Sikap Nasionalisme
Variabel Indikator No Item
Sikap
Nasionalisme
(Y)
Peduli terhadap nasib bangsa 11, 25, 32
Mempertahankan identitas atau jati
diri sebagai bangsa timur 3, 10
Menerima kemajemukan 15, 16,
27, 36
Memiliki rasa bangga terhadap
bangsa (sense of pride) 5, 8, 30
Memiliki rasa keterpautan dan rasa
memiliki (sense of belonging) 9, 21, 31
Memiliki harga diri, kebersamaan, dan keterkaitan (sense of solidarity)
35, 37, 39, 44, 45
Memiliki kesadaran kebangsaan (sense of identity)
13, 22, 23
Menghargai orang lain (terutama
para pahlawan) 33
Produktif (tidak konsumtif) 42
Kreatif 12, 18,
42
Bermental positif 14, 20, 34,
40, 45
Peduli terhadap orang lain 19
Memiliki motivasi yang tinggi
dalam menuntut ilmu 4
Peduli atau ramah terhadap
lingkungan 1, 2, 24
Memiliki disiplin dan komitmen
yang tinggi terhadap kewajiban 38
Menciptakan hubungan sosial yang
serasi 41
Mampu mengambangkan aspirasi
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dari penyebaran angket/kuesioner diolah dan dianalisis
serta diambil kesimpulan yang kemudian dilaporkan. Adapun langkah-langkah
yang dilakukan oleh peneliti dalam menganalisis data yaitu memeriksa jumlah
kuesioner, memberikan kode berupa nomor pada tiap kuesioner kemudian
mentabulasi data yang ada. Setelah itu dilakukan pengujian validitas dan
reliabilitas instrumen terlebih dahulu menggunakan bantuan software SPSS 17.
1. Uji validitas dan reliabilitas instrumen
Instrumen yang akan djadikan alat ukur dalam penelitian harus diuji terlebih
dahulu validitas dan reliabilitasnya, hal tersebut guna meminimalisir kekeliruan
yang mungkin terjadi dalam pengumpulan data yang diperlukan. Somantri dan
Sambas Ali Muhidin (2006:47) menyatakan bahwa “uji reliabilitas dan validitas
diperlukan sebagai upaya memaksimalkan kualitas alat ukur, agar kecenderungan
keliru dapat diminimalkan”. Validitas itu sendiri dilakukan untuk menilai kualitas
alat ukur, Singarimbun dan Sofian Effendi (1995:124) menjelaskan bahwa
“validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu dapat mengukur apa yang ingin diukur”, sedangkan uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui
konsistensi instrumen sebagai alat ukur sehingga hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya. Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:47-48) menjelaskan bahwa
“hasil pengukuran dikatakan dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali
pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama (homogen)
diperoleh hasil yang sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek belum
perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran. Adapun
rumus yang digunakan untuk mengukur validitas yaitu sebagai berikut:
}
Saifuddin Azwar (2003) dalam Kusnendi (2009) menyatakan bahwa “item
soal yang memiliki nilai koefisien korelasi ≥ 0.25 atau ≥ 0.30, maka item tersebut
dikatakan valid”. Sebagaimana yang dikatakan oleh Sugiyono (2009:173) bahwa
“valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Dijelaskan lebih lanjut oleh Sugiyono mengenai kaidah
keputusan nilai korelasi yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan nilai
t-tabel pada taraf nyata sebesar α = 0,05 Setelah dibandingkan. Adapun kaidah yang
dimaksud yaitu sebagai berikut :
1) Jika nilai korelasi yang dihasilkan lebih besar dari harga tabel, maka alat
ukur yang digunakan dinyatakan valid.
2) Jika nilai korelasi yang dihasilkan lebih kecil atau sama dengan nilai
Sedangkan untuk mengukur reliabilitas dilihat dari nilai Cronbach's Alpha
(C), menggunakan rumus sebagai berikut:
k = jumlah item dalam skala
c= rata-rata kovariansi antar-item
v = rata-rata variansi skor item
Hair, Anderson, Tatham & Black (1998) dalam Kusnendi (2009)
menyatakan bahwa “jika nilai Cronbach's Alpha (C) 0,70 maka diindikasikan
model pengukuran (instrumen pengukuran) memiliki reliabilitas internal yang
memadai dalam mengukur konstruk yang diteliti”. Dari pernyataan tersebut serta melihat hasil perhitungan Cronbach's Alpha yang tertera dalam tabel di atas maka
dapat disimpulkan bahwa instrumen pengukuran tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Setelah mengadakan uji coba instrumen
dan mengetahui hasilnya, butir soal instrumen yang valid digunakan sebagai alat
untuk mengukur sikap, namun yang tidak valid di-drop dari butir pernyataan
dalam angket tersebut. Berikut dipaparkan hasil pengujian validitas dan
reliabilitas butir soal dalam instrumen yang telah diujicobakan pada sekolah yang
Tabel 3.7
Validitas Variabel Lingkungan Keluarga (X1)
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
item 1 78.15 78.182 .436 . .874
item 2 77.98 77.974 .544 . .872
item 3 78.13 77.035 .572 . .871
item 4 78.05 76.818 .597 . .870
item 5 78.48 75.948 .610 . .869
item 6 78.15 78.131 .441 . .874
item 7 77.88 80.010 .469 . .874
item 8 78.38 74.446 .659 . .867
item 9 78.03 77.410 .643 . .870
item 10 78.10 77.682 .554 . .872
item 11 78.63 74.292 .664 . .867
item 12 78.00 76.103 .674 . .868
item 13 78.68 74.328 .582 . .869
item 14 78.15 77.003 .576 . .871
item 15 78.60 74.913 .510 . .872
Tabel 3.8
Reliabilitas Variabel Lingkungan Keluarga (X1)
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized
Items N of Items
Tabel 3.9
Validitas Variabel Lingkungan Sekolah (X2)
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected
Item-Reliabilitas Variabel Lingkungan Sekolah (X2)
Tabel 3.11
Validitas Variabel Lingkungan Masyarakat (X3)
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected
Item-Reliabilitas Variabel Lingkungan Masyarakat (X3)
Tabel 3.13
Validitas Variabel Sikap Nasionalisme Peserta didik (Y)
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Item-Lanjutan...
Item 38 108.63 120.948 .445 . .892
Item 39 108.13 123.687 .325 . .894
Item 40 107.90 123.395 .574 . .890
Item 41 108.28 123.394 .361 . .893
Item 42 107.63 127.997 .499 . .891
Item 43 108.10 122.676 .515 . .891
Item 44 108.03 120.122 .468 . .892
Item 45 108.05 128.656 .681 . .887
Tabel 3.14
Reliabilitas Variabel Nasionalisme Peserta didik (Y)
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.895 .897 45
Sebelum menganalisis lebih jauh mengenai kontribusi antar variabel,
terlebih dahulu dihitung tingkat normalitas dan homogenitas serta linieritas data
yang ada. Hal tersebut dilakukan untuk mencari tahu apakah data yang akan
diolah termasuk kedalam data yang berdistribusi normal dan homogen serta linier
atau tidak . Dalam penghitungan normalitas, homogenitas dan linieritas tersebut
digunakan bantuan software SPSS v.17, setelah melalui uji normalitas,
homogenitas dan linieritas data barulah melangkah pada tahapan selanjutnya,
yaitu pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk mencari tahu
apakah asumsi dasar mengenai masalah penelitian terbukti kebenarannya atau
2. Uji normalitas data
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara frekuensi
hasil observasi dengan frekuensi harapan (teoretis), Somantri dan Sambas Ali
Muhidin (2006:292) menjelaskan bahwa “jika frekuensi hasil observasi sangat
dekat dengan frekuensi yang diharapkan, maka hal tersebut menunjukkan
kesesuaian yang baik, dan kesesuaian yang baik akan membawa kepada
penerimaan hipotesis”. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan
software SPSS v.17 dengan menggunakan uji kolmogorof-Smirnov, dimana
kriteria yang digunakan untuk mengukur apakah data tersebut berdistribusi
normal atau tidak dengan cara melihat nilai signifikansi yang tertera pada hasil
pengolahan.
Adapun kaidah yang digunakan menurut Priyatno (2009:58) yaitu sebagai
berikut jika nilai signifikansi (Sig.) > 0.05, maka data yang ada berdistribusi
normal, sedangkan jika nilai signifikansi (Sig.) < 0.05, maka data yang ada tidak
berdistribusi normal. Jika hasil data yang diolah merupakan data normal, maka
selanjutnya dalam pengujian hipotesis dapat menggunakan perhitungan statistika
parametrik, namun jika hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa data tidak
berdistribusi normal maka dalam pengujian hipotesis menggunakan perhitungan
statistika non parametrik. Jika uji normalitas dilakukan secara manual, maka
1) Menentukan skor terbesar dan skor terkecil yang kemudian dilanjutkan
menghitungan Rentangan (R) dengan rumus
2) Menentukan banyaknya kelas interval
3) Menentukan panjang kelas (i) dengan rumus:
BK R i `
4) Menentukan rata-rata dengan rumus
n fx
X
i5) Menentukan simpangan baku dengan rumus
1
6) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan langkah sebagai
berikut:
o Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama
dikurangi 0,5 dan skor kanan kelas ditambah 0,5.
o Mencari nilai Z-score dengan rumus
S
o Kriteria pengujian adalah pada taraf signifikansi α 0,05 dikatakan data
berdistribusi normal jika χ2
hitung≤ χ2tabel, sedangkan jika χ2hitung> χ2tabel
3. Uji homogenitas data
Uji homogenitas dilakukan guna mengetahui apakah skore setiap variabel
memiliki varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas ini sendiri
merupakan salah satu syarat untuk menggunakan statistik parametrik.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Sugiyono (2009:150) bahwa “statistik parametris memerlukan terpenuhi beberapa asumsi atau syarat, diantaranya yaitu
data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal, varians data harus homogen
dan harus memenuhi asumsi linieritas”. Uji homogenitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS v.17, dengan kriteria
pengujian jika signifikansi (Sig) yang diperoleh > α (0.05) maka variansi setiap
sampel sama (homogen), namun jika signifikansi (Sig) yang diperoleh < α (0.05)
maka variansi setiap sampel tidak sama (tidak homogen). Jika hasil pengolahan
data menunjukkan bahwa variansi data homogen, maka pengujian hipotesis dapat
menggunakan statistik parametris.
Jika uji homogenitas dilakukan secara manual, maka langkah-langkah yang
diperlukan sebagai berikut:
1) Mencari nilai F dengan menggunakan rumus (Fisher, 1985:23):
Keterangan
Vb = variansi terbesar
Vk = variansi terkecil
S = standar deviasi
n = jumlah responden
R = reliabel
k = variabel
2) Menentukan nilai F daftar dengan mencari nilai
Fα = (n1-1)(n2-1)
3) Menentukan homogenitas dengan kriteria, jika F hitung < Fα (n1-1)(n2-1)
maka kedua variansi tersebut homogen, sedangkan jika F hitung ≥ Fα (n1 -1)(n2-1) maka kedua variansi tidak homogen.
4. Uji linieritas
Salah satu asumsi dari analisis regresi adalah linieritas, yang dimaksud
dengan linieritas disini adalah apakah garis regresi antara variabel X dan Y
membentuk garis linier atau tidak. Sebagaimana yang dikatakan oleh Sugiyono
(2008:265) bahwa “jika tidak linier maka analisis regresi tidak dapat dilanjutkan”.
Untuk itulah mengapa sebelum dilakukannya uji hipotesis, maka terlebih dahulu
dilakukan uji linieritas.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Sugiyono (2008:274) mengenai kriteria uji
linieritas bahwa untuk mengetahui regresi tersebut linier atau tidak, maka dapat
dilihat dari nilai Fhitung yang kemudian dibandingkan dengan nilai Ftabel. Adapun
kriterianya yaitu apabila Fhitung<Ftabel maka regresi tersebut dikatakan linier,
konsekuensinya analisis regresi tidak dapat dilanjutkan. Adapun langkah-langkah
uji linieritas yaitu:
a) Hitung Jumlah Kuadrat Regresi (JKReg[a]) dengan rumus:
b) Hitung Jumlah Kuadrat Regresi (JKReg [b/a]) dengan rumus:
c) Hitung Jumlah Kuadrat Residu (JKRes) dengan rumus:
2 Re ( / ) Re ( ) Res Y JK gb a JK ga
JK
d) Hitung Rata-rata Jumlah Kuadrat Regresi (RJKReg[a]) dengan rumus:
)
e) Hitung Rata-rata Jumlah Kuadrat Regresi (RJKReg[b/a]) dengan rumus:
)
f) Hitung Raa-rata Jumlah Kuadrat Residu (RJKRes) dengan rumus:
2
g) Hitung Jumlah Kuadrat Error (JKE) dengan rumus:
h) Hitung Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JKTC) dengan rumus:
E s TC
JK
JK
i) Hitung Rata-rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (R JKTC) dengan rumus:
2
k JK RJK TC
TC
j) Hitung Rata-rata Jumlah Kuadrat Error (RJKE) dengan rumus:
k n
JK
RJK E
E
k) Mencari nilai Fhitung dengan rumus:
E TC hitung
RJK RJK F
l) Tentukan aturan untuk pengambilan keputusan atau kriteria uji linier; jika
Fhitung≤ Ftabel maka Ho diterima (linier). m) Carilah nilai Ftabel menggunakan tabel F
n) Bandingkan nilai Fhitung dan Ftabel
5. Uji hipotesis
a) Analisis korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan atau kontribusi
variabel independent dengan variabel dependent. Jika koefisien semakin mendekat
1 atau -1 maka terdapat hubungan yang kuat, atau dapat dikatanan memberikan
kontribusi yang berarti, sedangkan jika koefisien semakin mendekati 0 maka
hubungan lemah. Untuk mengetahui hubungan tersebut berarti atau tidak maka
dilakukan pengujian signifikansi, Priyatno (2009:17) mengemukakan bahwa
langkah awal yang dilakukan yaitu menentukan hipotesis nol dan dan hipotesis
1) Ho Lingkungan keluarga sebagai sumber pembelajaran sejarah tidak
memberikan kontribusi berarti terhadap pembentukan sikap
nasionalisme peserta didik SMA di Kabupaten Bintan Provinsi
Kepulauan Riau.
Ha Lingkungan keluarga sebagai sumber pembelajaran sejarah dapat
memberikan kontribusi berarti terhadap pembentukan sikap
nasionalisme peserta didik SMA di Kabupaten Bintan Provinsi
Kepulauan Riau.
2) Ho Lingkungan sekolah sebagai sumber pembelajaran sejaraih tidak
memberikan kontribusi berarti terhadap pembentukan sikap
nasionalisme peserta didik SMA di Kabupaten Bintan Provinsi
Kepulauan Riau.
Ha Lingkungan sekolah sebagai sumber pembelajaran sejarah
memberikan kontribusi berarti terhadap pembentukan sikap
nasionalisme peserta didik SMA di Kabupaten Bintan Provinsi
Kepulauan Riau.
3) Ho Lingkungan masyarakat sebagai sumber pembelajaran sejarah
tidak memberikan kontribusi berarti terhadap pembentukan sikap
nasionalisme peserta didik SMA di Kabupaten Bintan Provinsi
Ha Lingkungan masyarakat sebagai sumber pembelajaran sejarah
memberikan kontribusi berarti terhadap pembentukan sikap
nasionalisme peserta didik SMA di Kabupaten Bintan Provinsi
Kepulauan Riau.
4) Ho Lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat,
secara bersama-sama tidak memberikan kontribusi berarti terhadap
sikap nasionalisme peserta didik SMA di Kabupaten Bintan
Provinsi Kepulauan Riau.
Ha Lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat,
secara bersama-sama memberikan kontribusi berarti terhadap sikap
nasionalisme peserta didik SMA di Kabupaten Bintan Provinsi
Kepulauan Riau
Sugiyono (2008:274) menjelaskan bahwa korelasi dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
Untuk mengambil keputusan perlu memperhatikan kaidah yang telah ditetapkan,
yaitu jika nilai signifikansi > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, atau dengan
kata lain bahwa variabel independent tidak memberikan kontribusi berarti pada
Ha diterima, atau dapat dikatakan bahwa variabel independent memberikan
kontribusi terhadap variabel dependent.
b) Analisis regresi
Analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti untuk mengetahui bagaimana
keadaan variabel dependent jika tiga variabel independent (lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat) dijadikan sebagai prediktor.
Adapun persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
3 3 2 2 1
1
X
b
X
b
X
b
a
Y
Uji-t
Uji-t dilakukan untuk menguji signifikansi antar variabel independent dan
variabel dependent dengan cara membandingkan nilai t-tabel dan t-hitung. Jika
nilai t-hitung ≤ t-tabel maka Ho diterima, namun jika nilai t-hitung > t-tabel maka
Ho ditolak atau dapat dikatakan bahwa variabel independent memberikan
kontribusi yang berarti terhadap variabel dependent. Adapun rumus yang
digunakan untuk mencari t-hitung secara manual yaitu sebagai berikut:
2
1
3
parsial parsial
hitung
r
n
r
t
Uji-F
Uji-f digunakan untuk mengetahui pengaruh atau kontribusi variabel independent
secara serentak atau bersama-sama terhadap variabel dependen, apakah
pengaruhnya signifikan atau tidak. Jika nilai F-hitung ≤ F-tabel maka Ho diterima,
namun jika nilai Ft-hitung >F-tabel maka Ho ditolak. Adapun rumus yang
digunakan untuk mengetahui nilai F yaitu sebagai berikut (Sugiyono, 2008:286):
2
2
1
1
R
m
m
N
R
F
G. Alur Penelitian
Penelitian ini dimulai masalah yang timbul dari hasil studi lapangan dan
kepustakaan yang kemudian dilakukan penentuan lokasi dan subjek yang akan
diteliti. Dalam lingkungan tempat penelitian, dikumpulkan data yang dibutuhkan
namun sebelumnya dibuat isntrumen (yang telah diuji validitas dan
reliabilitasnya) yang akan digunakan sebagai salah satu alat pengumpulan data.
Setelah data yang diperlukan terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis
data tersebut, kemudian disusun dalam sebuah laporan hasil penelitian, dan
mengambil kesimpulan. Berikut digambarkan dengan bagan mengenai alur
Bagan 3.2. Alur Kegiatan Penelitian Persiapan
Penelitian
Studi Lapangan
Studi Kepustakaan
Masalah
Penyusunan Instrumen
Uji Coba Butir Soal
Hasil Revisi Butir Soal
Penentuan Lokasi dan Subjek
Penelitian
Analisis Data Penyusunan
Laporan
Kesimpulan