• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI DI BIDANG PENDIDIKAN DASAR DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI DI BIDANG PENDIDIKAN DASAR DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT."

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar : 263/AP/S/2013

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI DI BIDANG PENDIDIKAN DASAR

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh

SUSAN APRIANTI 0901837

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Pengaruh Penilaian Kinerja

Terhadap Disiplin Kerja Pegawai

Di Bidang Pendidikan Dasar

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa

Barat

Oleh Susan Aprianti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Susan Aprianti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang aktual mengenai pengaruh peniliaian kinerja di lingkungan Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat terhadap disiplin kerja pegawai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan melalui angket tertutup dengan 4 skala penilaian (Likert). Populasi yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini sekaligus dijadikan sampel penelitian yaitu seluruh Pegawai Negeri Sipil di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat sebanyak 41 pegawai. Hasil perhitungan kecenderungan umum dengan menggunakan Weighted Mean Scored (WMS), menunjukkan bahwa penilaian kinerja yang dilakukan di lingkungan Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat ini termasuk ke dalam kategori sangat baik dengan skor rata-rata sebesar 3,38 dan disiplin kerja pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat termasuk ke dalam kategori baik dengan skor rata-rata sebesar 2,76. Adapun analisis korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik Spearman Rank, diperoleh koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y sebesar 0,423, angka ini menafsirkan bahwa korelasi kedua variabel berada pada tingkat hubungan yang sedang. Hasil uji signifikasi pun menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian kompensasi dengan kepuasan kerja pegawai, hal ini dilihat dari hasil perhitungan yang menunjukkan nilai signifikansi sebesar 2,915 dimana jika nilai signifikansi > 1,697, maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X dan variabel Y. Kemudian hasil uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa pemberian kompensasi memberikan pengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai sebesar 17,89% sedangkan sisanya 82,11% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Adapun rekomendasi dari penelitian ini yaitu bagi lembaga hendaknya lebih memperhatikan bahwa dalam penilaian kinerja dibutuhkan komunikasi dan kerja sama aktif antara atasan dan bawahan sangat diperlukan dalam pelaksanaan penilian, hal ini guna menjaga agar penilaian kinerja dapat terlaksana dengan adil, objektif dan transparan.

(5)

Abstract

This study aimed to obtain the actual picture of the effect of this judgment in the performance of Basic Education Education Department of West Java Province to employee discipline. The method used in this research is descriptive method with a quantitative approach. While the data collection techniques used through the questionnaire enclosed with a 4 rating scale (Likert). Population is used as a source of data in this study as well as the research sample throughout the Civil Service in the Field of Education Elementary Education Department of West Java Province as many as 41 employees . General trend calculation results using Weighted Mean Scored ( WMS ) , showed that the performance assessment is carried out in the Basic Education Sector Education Department of West Java Province is included in the excellent category with an average score of 3.38 and discipline of employees working in Elementary Education Education Department of West Java Province is in a category well with an average score of 2.76.

The correlation analysis used in this study is by using Spearman Rank technique , the correlation coefficient between variables X and Y of 0.423 , this figure is interpreted that the correlation between the two variables is at the level of the relationship . Significance test results also show that there is a significant relationship between compensation and job satisfaction of employees, it is seen from the calculation that shows the significant value of 2.915 which if the significance value > 1.697 , we can conclude there is a significant relationship between variables X and Y.

Then the test results showed that the coefficient of determination of compensation influence on employee job satisfaction was 17.89 % while the remaining 82.11 % is influenced by other factors . The recommendation from this research that the institute should be noticed that the performance assessment required the active cooperation and communication between superiors and subordinates is needed in the implementation of the valuation , it is in order to keep the performance assessment can be accomplished with a fair , objective and transparent.

(6)

PERNYATAAN ...i

ABSTRAK ...ii

KATA PENGANTAR ...iii

UCAPAN TERIMAKASIH ...iv

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ...viiii

DAFTAR GAMBAR ...x

DAFTAR LAMPIRAN ...xi

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Penelitian ...1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ...8

C. Tujuan Penelitian ...9

D. Metode Penelitian ...10

E. Manfaat/Signifikansi Penelitian ...11

F. Struktur Organisasi Skripsi ...11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ...13

A. Konsep Dasar Penilaian Kinerja ...13

1. Pengertian Prestasi ...13

2. Pengertian Kinerja ...14

3. Definisi Penilaian Kinerja ...15

4. Tujuan Penilaian Kinerja ...17

5. Manfaat Penilaian Kinerja ...25

6. Penilai Kinerja ...26

7. Syarat Penilaian Kinerja ...27

8. Metode Penilaian Kinerja ...28

(7)

B. Konsep Dasar Disiplin Kerja ...35

1. Definsi Disiplin Kerja ...35

2. Tujuan Disiplin Kerja ...37

3. Fungsi Disiplin Kerja ...38

4. Tipe-tipe Disiplin Kerja ...39

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Disiplin Kerja ...40

6. Ketentuan Disiplin Kerja ...42

C. Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Disiplin Kerja ...46

D. Hasil Penelitian Terdahulu ...47

E. Kerangka Pemikiran ...48

F. Hipotesis Penelitian ...52

BAB III METODE PENELITIAN ...53

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ...54

B. Desain Penelitian ...55

C. Metode Penelitian ...57

D. Definisi Operasional ...58

E. Instrumen Penelitian ...61

F. Proses Pengembangan Instrumen ...64

1. Uji Validitas ...65

2. Uji Reliabilitas ...69

G. Teknik Pengumpulan Data ...73

H. Analisis Data ...74

1. Seleksi Angket ...74

2. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan Rata-rata (Weighted Means Score) ...75

3. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku ...76

(8)

A. Hasil Penelitian ...83

1. Gambaran Umum Objek Penelitian ...83

2. Seleksi Data ... 84

3. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan Rata-rata (Weighted Mean Score) ...86

4. Skor Mentah Menjadi Skor Baku Variabel X dan Y ... 95

5. Hasil Uji Normalitas Distribusi Data ... 96

6. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian ... 98

B. Pembahasan Hasil Penelitian ...102

1. Gambaran Penilaian Kinerja Pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat ...103

2. Gambaran Disiplin Kerja Pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat ...107

3. Pengaruh Penilaian Kinerja terhadap Disiplin kerja Pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat ...110

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...112

A. Kesimpulan ...112

B. Saran ...113

DAFTAR PUSTAKA ...116

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Manajemen sumber daya manusia dalam suatu organisasi

merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi peningkatan efektivitas

dan efisiensi organisasi.Hal ini dikarenakan dalam melaksanakan semua

kegiatan organisasi untuk mencapai misi dan tujuannya sangat tergantung

kepada manusia yang mengelola organisasi itu. Oleh sebab itu, sumber

daya manusia tersebut harus dikelola sedemikian rupa sehingga berdaya

guna dan berhasil guna dalam mencapai misi dan tujuan organisasi.

Manajemen sumber daya manusia sebagai sebuah sistem

mempunyai sejumlah fungsi yang saling terkait, yaitu meliputi

perekrutan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan

sumber daya manusia.Adapun yang menjadi obyek bahasan dalam

penelitian ini adalah berkaitan dengan fungsi pengembangan sumber daya

manusia, yaitu tentang penilaian kinerja.

Penilaian kinerja merupakan bagian dari kegiatan manajemen

sumber daya manusia yang mengamati peningkatan dari diri karyawan

dalam melaksanakan pekerjaannya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat

T. Hani Handoko (1998:135) yang mengemukakan “Penilaian prestasi

kerja adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau

menilai prestasi kerja karyawan”. Sedangkan Leon C. Menggison

(1981:310) dalam Mangkunegara (2006:10) mengemukakan pengertian

penilaian kinerja bahwa “Penilaian prestasi kerja (performance appraisal)

adalah suatu proses yang digunakan pimpinan untuk menentukan apakah

seorang karyawan melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan

(10)

Menurut Sedarmayanti (2007:275) langkah dalam proses penilaian

kinerja yaitu :

1) Mengidentifikasikan tujuan spesifik penilaian kinerja. Contoh: mempromosikan pegawai, mengidentifikasi kebutuhan pelatihan, mendiagnosis masalah pegawai.

2) Menentukan tugas yang harus dijalankan dalam pekerjaan (analisis jabatan). Jika analisis jabatan sudah dilakukan, pada tahap ini cukup dilakukan upaya untuk memutakhiran /melengkapi informasi hasil analisis jabatan.

3) Memeriksa tugas yang dijalankan. Tahap ini, penilai memeriksa tugas yang dilaksanakan oleh tiap pegawai, dengan berpedoman pada deskripsi jabatan.

4) Menilai kinerja. Setelah memeriksa tugas, penilai memberi nilai untuk tiap unsur jabatan yang diperiksa/diamati.

5) Membicarakan hasil penilaian dengan pegawai. Tahap akhir ini, penilai hendaknya menyampaikan dan mendiskusikan hasil penilaian kepada pegawai yang dinilai. Pegawai yang dinilai dapat mengklarifikasi hasil penilaian dan bila perlu, bisa mengajukan keberatan atas hasil penilaian.

Kegiatan penilaian kinerja tersebut dilakukan untuk meningkatkan

produktivitas pegawai dan menjaga terjadinya keusangan kemampuan

pegawai akibat perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan

kerja.Selain itu juga, penilaian kinerja bertujuan untuk memperbaiki

keputusan-keputusan dan memberikan umpan balik kepada pegawai

tentang pelaksanaan kerja mereka.Hal ini berarti bahwa penilaian kinerja

memiliki dua tujuan yang berorientasi pada individu dan

organisasi.Tujuan penilaian kinerja yang berorientasi terhadap individu

yaitu untuk menghasilkan informasi yang akurat dan valid berkenaan

dengan perilaku kerja pegawai dan sejauh mana pencapaian kerja

pegawai.Sedangkan tujuan penilaian kinerja yang berorientasi pada

organisasi bahwa penilaian kinerja tersebut menjadi dasar untuk

membedakan pegawai yang efektif dan tidak efektif. Secara spesifik

kegunaan sistem penilaian kinerja adalah sebagai dasar pengambilan

keputusan terkait promosi, demosi, terminasi dan kompensasiserta untuk

(11)

kurang sesuai dengan standar yang ditetapkan maka pimpinan

berkewajiban mendisiplinkan pegawai dengan memberikan bimbingan

serta arahan.Penilaian kinerja lebih menggambarkan awal dari sebuah

proses daripada sebagai sebuah produk akhir. Hasil penilaian kinerja

digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembinaan Pegawai

Negeri Sipil, antara lain pengangkatan, kenaikan pangkat, pengangkatan

dalam jabatan, pendidikan dan pelatihan, serta pemberian penghargaan.

Penilaian kinerja dilaksanakan untuk mengetahui kualitas dan

kuantitas pegawai. Kinerja pegawai dikatakan baik atau tidak terlihat dari

produktivitas dalam bekerja, kehadiran dan ketepatan pegawai dalam

melaksanakan tugas yang diberikan, serta kemandirian pegawai dalam

melaksanakan tugas tanpa diawasi oleh atasan. Jika hal-hal tersebut

dilaksanakan oleh pegawai maka pegawai tersebut bisa dikatakan disiplin.

Hal ini sependapat dengan apa yang dikemukakan oleh Mulia

Nasution (2000:91) menyatakan bahwa:

Penilaian kinerja digunakan untuk mengetahui perilaku dan hasil yang dicapai oleh seorang pegawai.Perilaku pegawai dapat dicerminkan oleh kehadiran, pengetahauan tentang pekerjaan, komunikasi yang dibina pegawai, kepemimpinan, kemampuan membuat pengawasan, membuat perencanaan, serta melaksanakan pembinaan.Sedangkan hasil yang dicapai seorang pegawai dapat dinilai dari kuantitas dan kualitas pekerjaannya.

Sedangkan menurut Sedarmayanti (2007:262) secara spesifik

kegunaan sistem penilaian kinerja adalah sebagai dasar pengambilan

keputusan untuk:

1) Mempromosikan pekerjaan yang berprestasi.

2) “Menindak” pekerjaan yang kurang/tidak berprestasi.

3) Melatih, memutasikan/mendisiplinkan pekerja. 4) Memberi/menunda kenaikan imbalan/jasa.

5) Berfungsi sebagai masukan pokok dalam penerapan sistem penghargaan dan pemberian hukuman.

Menurut pendapat diatas, penilaian kinerja pada umumnya dapat

(12)

dapat terlihat dari kegunaan penilaian kinerja salah satunya yaitu untuk

mendisiplinkan pegawai. Setiap pegawai yang dinilai akan mengetahui

kemampuannya melalui hasil penilaian misalnya dalam hal ketaatan dan

kepatuhan kurang/cukup/baik. Dengan mengetahui kekurangannya berarti

pegawai dapat memperbaiki untuk waktu yang akan datang. Hasil

penilaian kinerja menjadi bahan evaluasi pimpinan terhadap pegawai

untuk memberikan pengarahan agar kedisiplinan pegawai dapat meningkat

sehingga berpengaruh terhadap peningkatan kinerja pegawai dan

tercapainya tujuan organisasi.

Disiplin kerja merupakan suatu tindakan atau sikap taat dan patuh

para pegawai terhadap aturan-aturan kerja yang ada dalam organisasi itu

sendiri.Dalam hal ini berarti pegawai harus taat dan patuh terhadap aturan

yang telah ditetapkan oleh organisasi. Rivai (2009:153) mengemukakan

bahwa disiplin kerja adalah:

Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang untuk menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.

Faktor kedisiplinan memegang peranan yang amat penting dalam

pelaksanaan kerja pegawai. Seorang pegawai yang mempunyai tingkat

kedisiplinan yang tinggi akan tetap bekerja dengan baik walaupun tanpa

diawasi oleh atasan. Seorang pegawai yang disiplin tidak akan mencuri

waktu kerja untuk melakukan hal-hal lain yang tidak ada kaitannya dengan

pekerjaan.

Tidak ada tindakan disiplin yang dibuat tanpa adanya hukuman

bagi pegawai yang telah melanggar aturan yang telah ditetapkan.Hal

tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Henry Simamora

(2003:236) yaitu bahwa “Tindakan disiplin menuntut suatu hukuman

terhadap pegawai yang gagal memenuhi standar-standar yang

(13)

sanksi-sanksi yang telah ditetapkan sebagai peringatan terhadap para

pegawai yang melanggar standar-standar yang telah ditetapkan dalam

sebuah organisasi.

Pernyataan diatas sesuai dengan definisi dari disiplin kerja itu

sendiri yang dikemukakan oleh Simamora (2006:141) mengemukakan

pandangannya mengenai pengertian disiplin kerja yaitu “Disiplin kerja

adalah prosedur yang mengoreksi atau menghukum bawahan karena

melanggar peraturan atau prosedur.”

Pembentukan disiplin kerja merupakan hal yang mutlak bagi setiap

pegawai, karena akan meningkatkan kinerja pegawai. Namun pada

kenyataannya pada saat ini masih banyak pegawai yang kurang memiliki

disiplin kerja yang tinggi.Hal ini dapat dilihat dari masih tingginya absensi

pegawai, adanya kemangkiran dan adanya pegawai yang masuk dan

pulang kerja tidak tepat waktu.

Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur Aparatur Negara, Abdi Negara

dan Abdi Masyarakat sangat dibutuhkan untuk menyelenggarakan tugas

pemerintahan dan pembangunan. Peraturan disiplin yang memuat

pokok-pokok kewajiban, larangan serta sanksi apabila kewajiban tidak ditaati

atau larangan dilanggar diperlukan pembinaan untuk Pegawai Negeri

Sipil. Peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil, yaitu Peraturan

Pemerintahan Nomor 53 Tahun 2010, sebagai suatu peraturan yang

memuat keharusan, larangan dan sanksi apabila keharusan tidak

dilaksanakan digunakan untuk menjamin tata tertib dan kelancaran

pelaksanaan pekerjaan Pegawai Negeri Sipil.

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 mengatur dengan

jelas kewajiban yang harus ditaati dan larangan yang tidak boleh

dilanggar.Peraturan tersebut berlaku untuk seluruh Pegawai Negeri Sipil,

termasuk pegawai di bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi

(14)

Berdasarkan kajian empirik dilapangan, didapat data di Bidang

Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dari bagian

Kepegawaian sebagai bagian yang mengelola seluruh staff dalam

organisasi, didapat temuan-temuan yang mengidentifikasi disiplin kerja

pegawai yaitu dilihat dari tingkat absensi oleh lembaga. Hal ini dapat

dilihat dari data tabel berikut :

Tabel 1.1

Rekapitulasi Ketidakhadiran Pegawai Bulan Januari 2013 – Juni 2013

Bulan Tingkat Absensi Jumlah

Cuti Izin Sakit

Januari 2 1 4 7

Februari 0 3 2 5

Maret 3 0 3 6

April 1 1 2 4

Mei 1 3 3 7

Juni 2 1 3 6

Sumber : Bagian Kepegawaian, 2013

Ditinjau dari data diatas, tingkat ketidakhadiran pegawai relative

kecil, yang artinya kehadiran pegawai di kantor untuk bekerja tinggi dan

stabil, sehingga hal tersebut dapat menggambarkan jam kerja yang

digunakan oleh pegawai dengan baik. Informasi diatas dapat

mencerminkan mengenai tingkat disiplin kerja pegawai.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan penulis saat

Program Latihan Profesi (Februari - Juni 2013) adanya pegawai yang

melakukan tindakan indisipliner seperti:

1) Merokok didalam ruangan

2) Jam kerja tidak sesuai aturan

3) Pekerjaan tidak selesai tepat waktu

(15)

Sistem disiplin kerja yang diterapkan di Dinas Pendidikan Provinsi

Jawa Barat belum sepenuhnya optimal terutama dalam hal kehadiran.

Sistem ini masih manual, yaitu sebelum masuk kantor pegawai diharuskan

menandatangani daftar hadir yang akan ditarik segera setelah jam masuk

kantor lewat. Sistem ini memiliki kelemahan, yaitu adanya pegawai yang

datang terlambat menitip tanda tangan kehadiran kepada teman yang

sudah datang terlebih dahulu atau pegawai datang pagi hari untuk

memenuhi daftar hadir kemudian meninggalkan kantor dan kembali

setelah menjelang kepulangan kantor. Secara administratif, disiplin

pegawai hadir ke kantor namun kenyataannya pegawai tersebut tidak

masuk kerja. Kehadiran yang tidak sesuai aturan ini akan mempengaruhi

kinerja yang dihasilkan. Kehadiran yang buruk dapat menimbulkan kinerja

yang tidak optimal.Sistem penilaian kinerja yang diterapkan di bidang

Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat masih

menggunakan satu penilaian kinerja, yaitu penilaian DP3 (Daftar Penilaian

Pelaksanaan Pekerjaan).

Penilaian DP3 dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 10 Tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai

Negeri Sipil.Hasil penilaian DP3 dapat dikatakan hampir selalu

mengalami peningkatan atau minimal stabil dari nilai DP3

sebelumnya.Nilai yang stabil dan meningkat ini menjadi dasar penentuan

penilaian prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai.Jika nilai DP3

meningkat maka kinerja yang dihasilkan pegawai juga seharusnya

meningkat, tetapi seringkali tidak berjalan demikian.Hasil penilaian DP3

yang bagus tidak selalu mengindikasikan kinerja yang bagus. Hal ini

dikarenakan penilaian DP3 tidak akan pernah mengalami penurunan

walaupun kinerja pegawai yang bersangkutan buruk karena nilai DP3 yang

meningkat merupakan suatu keharusan demi menunjang pengembangan

(16)

Berdasarkan wawancara dengan beberapa pegawai di bidang

Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat pada tanggal 19

Agustus 2013 bahwa masalah utama yang dihadapi penilaian DP3 adalah

tidak adanya standar kinerja yang terukur sehingga menyebabkan

penilaian kinerja menjadi tidak valid dan tidak reliable serta penuh hallo

effect, leniency tendency, strictness tendency dan average tendency.

Penilaian ini didasarkan pada hubungan yang baik antara penilai dan

ternilai sehingga menghasilkan penilaian yang cenderung subyektif. Nilai

DP3 yang selalu meningkat ini mengakibatkan adanya beberapa Pegawai

Negeri Sipil yang mengesampingkan disiplin dalam pelaksanaan kerja,

karena walaupun pegawai kurang disiplin dalam melaksanakan pekerjaan,

nilai DP3 yang diperoleh akan tetap meningkat atau minimal stabil. Sistem

penilaian DP3 ini memiliki delapan unsur yang menjadi indikator

penilaian.Unsur tersebut adalah kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab,

ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa dan kepemimpinan.Kedelapan

unsur ini masih bersifat abstrak kualitatif dan tidak memiliki tolak ukur

sehingga penilai harus menentukan sendiri karakteristik-karakteristik

untuk tiap unsur DP3 sehingga menyebabkan penilaian kinerja bersifat

subyektif.Oleh karena itu, untuk mengidentifikasi penilaian kinerja DP3

memiliki pengaruh atau tidak terhadap disiplin kerja Pegawai Negeri Sipil

diperlukan adanya penelitian agar memperoleh hasil dan kesimpulan yang

lebih relevan dan dapat dipercaya.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis ingin mengetahui lebih

jauh mengenai keterkaitan antara penilaian kinerja dengan disiplin kerja

pegawai, maka penulis mengadakan penelitian dengan judul :“Pengaruh

Penilaian Kinerja terhadap Disiplin Kerja Pegawai di bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat”

(17)

Agar hasil penelitian ini tidak terjadi salah tafsir dan supaya

lebih jelas sehingga tidak menyimpang dari pokok permasalahan,

maka peneliti mengemukakan batasan masalah yang menjadi ruang

lingkup penelitian sehingga penelitian ini mendapatkan gambaran yang

jelas. Adapun batasan masalah yang peneliti kemukakan adalah

sebagai berikut:

a. Batasan konseptual

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut

mengenai penilaian kinerja dan disiplin kerja pegawai.

b. Batasan kontekstual

Penelitian ini dilakukan di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa

Barat.Sedangkan objek penelitian ini adalah pihak yang diteliti,

yaitu pegawai di bidang Pendidikan DasarDinas Pendidikan

Provinsi Jawa Barat denganjumlah populasi sebanyak 41 orang dan

sampel yang ditentukan adalah seluruh pegawai PNS di bidang

Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan pemokusan dan pembatasan

masalah yang akan dikaji dan dibahas lebih lanjut, sehingga

memiliki kejelasan. Rumusan masalah ini biasanya diwujudkan

dalam bentuk pertanyaan penelitian. Adapun beberapa rumusan

masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana sistem penilaian kinerja pegawai di bidang

Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat?

2. Bagaimana disiplin kerja pegawaidi bidang Pendidikan

(18)

3. Seberapa besar pengaruh penilaian kinerja terhadap disiplin

kerja pegawai di bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan

Provinsi Jawa Barat?

C. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian merupakan sasaran atau harapan yang akan

dicapai dengan penyelenggaraan penelitian ini. Dengan kata lain bahwa

tujuan penelitian merupakan arah yang akan dicapai oleh peneliti dalam

melakukan penelitiannya. Adapun tujuan penelitian yang diharapkan

terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Secara lebih jelasnya

tujuan-tujuan tersebut dapat penulis kemukakan sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh

gambaran yang jelas tentang pengaruh penilaian kinerja terhadap

disiplin kerja pegawai di bidang Pendidikan Dasar Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan secara khusus yang ingin dicapai oleh

penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui penilaian kinerja di bidang Pendidikan

Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

b. Untuk mengetahui disiplin kerja pegawaidi bidang

Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

c. Untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh

penilaian kinerja terhadap disiplin kerja pegawai di bidang

Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

(19)

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif,

metode deskriptif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk

memecahkan masalah yang sedang dihadapi pada masa sekarang. Hal ini,

sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sudjana dan Ibrahim

(2001: 64) mengenai penelitian deskriptif ini yaitu :

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian, yang terjadi pada saat sekarang. Dengan perkataan lain, bahwa penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah actual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.

Dengan demikian yang disebut dengan metode deskriptif adalah

suatu cara dalam penelitian yang berusaha menggambarkan dan berusaha

memecahkan permasalahan mengenai berbagai peristiwa yang sedang

terjadi sekarang ini.Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif,

yang bertujuan untuk mengkaji permasalahan aktual yang terjadi pada

masa sekarang, yaitu pengaruh penilaian kinerja terhadap disiplin kerja

pegawai di bidang Pendidikan dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa

Barat.

E. Manfaat / Signifikansi Penelitian

1. Segi Teoritis

Secara teoritis diharapkan dapat memberikan kontribusi

dalam pengembangan disiplin ilmu administrasi pendidikan, yaitu

dalam konteks Manajemen Sumber Daya Manusia khususnya

dalam sistem penilaian kinerja yang berpengaruh terhadap disiplin

kerja pegawai.

2. Segi Operasional

a. Bagi pihak lembaga

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat

(20)

dilapangan mengenai pengaruh penilaian kinerja dalam

meningkatkan disiplin kerja pegawai. Selain itu juga

diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan

kontribusi bagi peningkatan disiplin kerja yang

berpengaruh terhadap penilaian kinerja pegawai.

b. Bagi peneliti

Penelitian ini juga diharapkan dapat meningkatkan

pengetahuan dan peningkatan pola pikir peneliti, khususnya

dalam upaya memahami penilaian kinerja dan pengaruhnya

terhadap disiplin kerja pegawai.

F. Sruktur Organisasi Skripsi

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang isi skripsi

ini, penulis sajikan uraian dari sistematika skripsi yang sudah ditetapkan

berdasarkan Keputusan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Nomor

4403/UN40/DT/2012 yang dikemas dalam sebuah buku yang berjudul

“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Tahun 2012” Sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, Pendahuluan peneliti sajikan pada bagian

pertama isi skripsi yang didalamnya merupakan uraian dari Latar

Belakang Masalah, Identifikasi Perumusan dan Penelitian, Tujuan

Penelitian, Manfaat atau Signifikansi Penelitian dan Struktur Organisasi

Penelitian.

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis. Dalam

bab ini berisi tentang Landasan teori yang menjadi dasar penelitian,

Kerangka Pemikiran Penelitian dan Hipotesis Penelitian.

Bab III menguraikan mengenai Metode Penelitian. Dalam bab ini

berisi tentang Lokasi dan Subjek Populasi/Sample Penelitian, Desain dan

(21)

Metode, Definisi Operasional, Instrument Penelitian, Proses

Pengembangan Instrument Penelitian, Teknik Pengumpulan Data dan

Analisis Data.

Bab IV menguraikan Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini

berisi mengenai Pengolahan/Analisis Data yang dapat dilakukan

berdasarkan prosedur penelitian kuantitatif atau penelitian kualitatif dan

Pembahasan Analisis Temuan.

Bab V menguraikan mengenai Kesimpulan dan Saran. Bab ini

berisi mengenai hasil kesimpulan penelitian dan saran yang diajukan bagi

(22)

54 Susan Aprianti, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di bidang Pendidikan Dasar Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang beralamat di Jl. Dr. Radjiman No. 6

Bandung.

2. Populasi

Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011:297) yang

mengemukakan bahwa “Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi oleh

peneliti adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bekerja di bidang

Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Jumlah pegawai

negeri sipil (PNS) seluruhnya sebanyak 41 orang.

3. Sampel Penelitian

“Sampel adalah bagian dari populasi” (Moh. Nazir, 2005: 271).

Menurut Sugiyono (2011:118) bahwa sampel adalah “Bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.”

Sampel dalam penelitian ini diharapkan dapat mewakili

populasinya, hal ini dilakukan karena besarnya populasi yang harus diteliti

dan keterbatasan waktu dalam penelitian, namun demikian dengan teknik

sampling yang digunakan hasilnya diharapkan dapat dipakai untuk

menggeneralisasikan populasinya.

Sugiyono (2011:118) “Teknik sampling adalah merupakan teknik

(23)

Susan Aprianti, 2013

dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik sampling jenuh karena

jumlah populasi relatif kecil. “Sampel jenuh adalah teknik penentuan

sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”

(Sugiyono, 2011:118). Istilah lain dari sampling jenuh adalah sensus,

dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

Berdasarkan pernyataan diatas, maka dalam penelitian ini peneliti

menentukan jumlah sampel untuk penelitian ini adalah seluruh pegawai di

bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

B. Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan perencanaan

penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik,

sistematis dan efektif.

Menurut Nasution (2009:23) menjelaskan bahwa ”Desain

penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan

menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi

dengan tujuan penelitian itu.” Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam

melakukan penelitian mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat.

Desain penelitian ini memberikan deskripsi atau gambaran agar

memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian sehingga jelas apa

yang menjadi fokus penelitiannya. Desain penelitian ini memaparkan

populasi, metodologi yang digunakan, jumlah sampel, prosedur

pengumpulan data, cara menganalisis data, kesimpulan dan lain

sebagainya.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar

(24)

Susan Aprianti, 2013

Pendidikan dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Fokus penelitian

mengenai penilaian kinerja meliputi :

1) Metode penilaian yaitu berorientasi masa lalu dan berorientasi

masa depan.

2) Delapan unsur yang dinilai meliputi kesetiaan, prestasi kerja,

tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa dan

kepemimpinan.

3) Syarat sistem penilaian kerja meliputi relevansi, reabilitas,

akseptabel, sensivitas dan praktis.

4) Hasil penilaian kinerja

5) Karakteristik penilai

Sedangakan disiplin kerja berfokus pada :

1) Kehadiran

2) Ketaatan terhadap prosedur kerja

3) Tingkat kewaspadaan

4) Ketaatan terhadap peraturan

Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa

Barat yang beralamat di Jl. Dr. Radjiman No. 6 Bandung. Populasi dalam

penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bekerja di bidang

Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Jumlah pegawai

negeri sipil (PNS) seluruhnya sebanyak 42 orang. Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan teknik sampling jenuh karena jumlah populasi

relatif kecil. “Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel” (Sugiyono, 2011: 118).

Istilah lain dari sampling jenuh adalah sensus, dimana semua anggota

populasi dijadikan sampel.

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan

(25)

Susan Aprianti, 2013

mengenai permasalahan pada saat penelitian dilakukan. Teknik

pengumpulan data dengan menggunakan instrumen angket tertutup.

Analisis data dilakukan setelah seluruh data terkumpul.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka penelitian ini menggunakan

desain survey. Nasution (2009:250) mengemukakan bahwa: “Desain

survey bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang orang yang

jumlahnya besar, dengan cara mewawancarai sejumlah kecil dari populasi

itu.” Untuk pengumpulan data, peneliti menggunakan angket atau disebut

juga kuesioner. Setelah data diperoleh, maka peneliti dapat menguji

kebenaran hipotesis.

C. Metode Penelitian

Sugiyono (2011:3) mengemukakan bahwa: “Metode penelitian

diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu.”

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti

dalam mengadakan penelitian. Metode penelitian yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif.

1. Metode Deskriptif

Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang

digunakan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi pada

masa sekarang. Hal ini, sesuai dengan pendapat yang dikemukakan

oleh Sudjana dan Ibrahim (2001:64) mengenai penelitian deskriptif

ini yaitu :

(26)

Susan Aprianti, 2013

Dengan demikian yang disebut dengan metode deskriptif

adalah suatu cara dalam penelitian yang berusaha menggambarkan

dan berusaha memecahkan permasalahan mengenai berbagai

peristiwa yang sedang terjadi sekarang ini. Dengan demikian,

dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yang

bertujuan untuk mengkaji permasalahan aktual yang terjadi pada

masa sekarang, yaitu Pengaruh Penilaian Kinerja terhadap Disiplin

Kerja Pegawai di bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan

Provinsi Jawa Barat.

2. Pendekatan Kuantitatif

Menurut Sugiyono (2011:14), “Metode penelitian

kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti

pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel

pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data

menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif /statisik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang

telah ditetapkan.” Definisi pendekatan kuantitatif lebih difokuskan

pada sistem pengumpulan dan pengolahan yang menggunakan

angka-angka.

Pada pendekatan ini mengutamakan nilai-nilai matematis,

terencana dan keakuratan dalam memecahkan permasalahan serta

membuktikan hipotesis penelitian. Dengan pertimbangan tersebut

dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif dengan

tujuan untuk lebih terencana, cermat dan pengumpulan data yang

sistematis terkontrol sehingga hasil dari pembuktian hipotesis

dapat jelas dengan hitungan statistik.

(27)

Susan Aprianti, 2013

Untuk membentuk kesamaan persepsi antara pembaca dengan

penulis sehubungan dengan istilah-istilah yang terdapat dalam judul

penelitian, maka perlu didefinisikan secara operasional. Adapun

definisi-definisi operasional yang berhubungan dengan judul penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1) Pengaruh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:747),

pengaruh adalah “Daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu

(orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau

perbuatan."

Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah daya

yang ada atau timbul dari variabel (X) yaitu Penilaian kinerja

terhadap variable (Y) Disiplin Kerja Pegawai di bidang Pendidikan

Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

2) Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja ialah proses mengukur prestasi kerja.

Penilaian kinerja merupakan kegiatan untuk menilai keberhasilan

atau kegagalan seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya.

Mulia Nasution (2000:91) menyatakan bahwa:

Penilaian kinerja digunakan untuk mengetahui perilaku dan hasil yang dicapai oleh seorang pegawai. Perilaku pegawai dapat dicerminkan oleh kehadiran, pengetahauan tentang pekerjaan, komunikasi yang dibina pegawai, kepemimpinan, kemampuan membuat pengawasan, membuat perencanaan, serta melaksanakan pembinaan. Sedangkan hasil yang dicapai seorang pegawai dapat dinilai dari kuantitas dan kualitas pekerjaannya.

Penilaian kinerja pegawai sangat bermanfaat bagi

pertumbuhan secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka

dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja

(28)

Susan Aprianti, 2013

mana pegawai yang berkualitas dan dapat meningkatkan daya

saing perusahaan dan mana pegawai yang akan menghambat

pertumbuhan lembaga. Hal tersebut sesuai dengan pendapat T.

Hani Handoko (1998:135) yang mengemukakan “Penilaian prestasi

kerja adalah proses melalui mana organisasi-organisasi

mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan”.

Maka dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja

merupakan proses menilai prestasi kerja pegawai diwaktu yang lalu

dan sebagai acuan untuk pemberian pendidikan dan pelatihan yang

berlanjut dari apa yang sudah diberikan serta sebagai pertimbangan

dalam pemberian imbalan kepada pegawai dengan melihat hasil

kinerjanya.

3) Disiplin Kerja

Yang dimaksud disiplin kerja, yaitu suatu sikap

menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap

peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis ataupun lisan serta

sanggup menjalankan dan tidak mengelak untuk menerima

sanksi-sanksi nya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang

diberikan kepadanya. Rivai (2009:153) mengemukakan bahwa

disiplin kerja adalah:

Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang untuk menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.

Untuk mendukung lancarnya pelaksanaan pekerjaan, maka

diperlukan adanya disiplin kerja. Disiplin dalam kaitannya dengan

pekerjaan adalah ketaatan melaksanakan aturan-aturan yang

(29)

Susan Aprianti, 2013

tenaga kerja dapat melaksanakan aturan-aturan yang mewajibkan

atau diharapkan oleh suatu organisasi agar setiap tenaga kerja

dapat melaksanakan pekerjaan dengan tertib dan lancer. Hal

tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Henry Simamora

(2003:236) yaitu bahwa “Tindakan disiplin menuntut suatu

hukuman terhadap pegawai yang gagal memenuhi standar-standar

yang ditentukan”.

Maka dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah suatu

sikap mental yang dimiliki oleh pegawai dalam menghormati dan

mematuhi peraturan yang ada didalam organisasi tempatnya

bekerja yang dilandasi karena adanya tanggung jawab bukan

karena keterpaksaan, sehingga dapat mengubah suatu perilaku

menjadi lebih baik daripada sebelumnya.

E. Instrument Penelitian

Menurut Sugiyono (2011:148) “Instrumen penelitian adalah suatu

alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang

diamati.”

Instrumen penelitian digunakan untuk melakukan pengukuran

dengan tujuan menghasilkan data yang akurat, maka setiap instrumen

harus mempunyai skala. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sugiyono

(2011:134) bahwa: “Dengan skala pengukuran ini, maka variabel yang

diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka,

sehingga akan lebih akurat, efisien dan komunikatif.”

Penyusunan instrumen penelitian dari tiap-tiap variabel dituangkan

ke dalam kisi-kisi sebagai berikut:

(30)

Susan Aprianti, 2013

a. Metode skala peringkat. 1

Berorientasi

Kesetiaan a. Kesetiaan kepada pekerjaan. b. Kesetiaan kepada organisasi.

4 5 Prestasi Kerja a. Kuantitas pekerjaan.

b. Kualitas pekerjaan.

6 7 Kejujuran a. Melakukan kejujuran dalam

bekerja.

b. Menghindari dalam menyalahkan wewenang.

8

9

Kedisiplinan a. Memiliki tingkat kehadiran yang tinggi dan absensi rendah. b. Menepati waktu datang dan

pulang kerja.

c. Tidak membolos pada jam kerja. d. Mematuhi peraturan yang dibuat

oleh organisasi.

10

11

12

13 Kerjasama a. Melakukan pekerjaan dengan

sifat team work.

b. Membina hubungan yang baik dengan atasan dan rekan kerja. c. Kesediaan bekerja sama dengan

pihak lain.

14

15

16

Kepribadian a. Berprilaku sopan dan santun kepada atasan dan rekan kerja. b. Berprilaku menyenangkan kepada

atasan dan rekan kerja.

17

18

(31)

Susan Aprianti, 2013 Prinsip sistem penilaian kinerja

Relevansi 1. Keterkaitan unsur/aspek penilaian dengan uraian pekerjaan.

22

Sensivitas a. Kepekaan dalam membedakan pegawai yang efektif dan tidak efektif.

23,24

Reliabilitas a. Keterandalan alat

ukur/instrument penilaian. b. Validitas dan konsistensi

alatukur/instrument penilaian.

25

26

Akseptabel a. Dapat diterima atau terpakai mengenai instrument

penilaiannya.

27

Praktis a. Kemudahan bagi penilai. b. Kemudahan bagi yang dinilai. c. Kemudahan bagi

Bagi pegawai a. Hasil penilaian sebagai evaluasi. b. Keterbukaan hasil penilaian

Feedback a. Pemberian umpan balik kepada pegawai.

35

Penilaian objektif

b. Menilai prestasi kerja secara objektif.

INDIKATOR SUB INDIKATOR NO

ITEM

DISIPLIN

Kehadiran a. Memahami ketentuan jam kerja b. Datang dan pulang tepat waktu

c. Waktu bekerja sesuai dengan jam kerja d. Mengisi daftar hadir dan daftar pulang

1,2,3 c. Menggunakan cara kerja inovatif

10,11 12,13,14

(32)

Susan Aprianti, 2013

KERJA kewaspadaan kerja

b. Menjalin kerjasama yang baik dengan rekan kerja

Terdapat berbagai jenis skala yang dapat digunakan untuk

penelitian sebagai acuan dalam pengukuran. Berdasarkan variabel

yang diteliti, penelitian ini menggunakan jenis skala likert.

Menurut Sugiyono (2011 : 134) menjelaskan bahwa “Skala likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Dalam menjawab pernyataan-pernyataan yang diajukan kepada responden,

disusun dengan menggunakan skala likert pada tabel 3.3

Tabel 3.3

Kriteria Alternatif Jawaban Skala Likert

Alternatif Jawaban Bobot

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

(33)

Susan Aprianti, 2013

Adapun cara untuk mengisi instrumen dalam penelitian ini

adalah dengan cara checklist (), dimana responden memberikan

tanda checklist () pada alternatif jawaban yang dipilih pada

setiap item-item pernyataan. Instrumen ini digunakan menjadi alat

pengumpulan data penelitian dengan teknik angket, karena angket

digunakan untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu

masalah dari responden yang jumlahnya cukup banyak.

F. Proses pengembangan instrument

Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik maka perlu didukung

data yang baik pula. Sedangkan baik tidaknya data tergantung dari baik

tidaknya instrumen penelitian. Instrumen yang baik harus memenuhi dua

syarat penting yaitu valid dan reliabel.

Uji coba instrumen dilaksanakan di bidang Pendidikan Luar Biasa

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan penentuan responden yang

memiliki karakteristik yang sejenis dengan responden sebenarnya, dalam

hal ini peneliti mengujicobakan kuesioner ini kepada 15 pegawai bidang

Pendidikan Luar Biasa Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

1. Uji Validitas

Suatu instrumen disusun untuk mengumpulkan data yang

diperlukan, sebab data merupakan alat pembuktian hipotesis. Oleh karena

itu, suatu data harus memiliki tingkat kebenaran yang tinggi sebab akan

menentukan kualitas penelitian. Uji validitas diperlukan oleh peneliti guna

mengukur tingkat validitas dari instrumen. Sururi dan Suharto (2007:51)

berpendapat bahwa:

(34)

Susan Aprianti, 2013

Bailey (Silalahi, 2009: 244) mengemukakan validitas mengandung

dua bagian: „(1) bahwa instrumen pengukuran adalah mengukur secara aktual konsep dalam pertanyaan, dan bukan beberapa konsep lain; dan (2)

bahwa konsep dapat diukur secara akurat.‟ Oleh sebab itu, instrumen

pengukur dikatakan valid atau sahih apabila mengukur apa yang hendak

diukur dan mampu mengungkap data tentang karakteristik gejala yang

diteliti secara tepat.

Adapun rumus yang dipergunakan untuk pengujian validitas

instrumen ini adalah rumus yang ditetapkan oleh Pearson yang dkenal

dengan korelasi Product Moment.

a. Menggunakan rumus Pearson Product Moment:

√ ∑ ∑ ∑ ∑

(Akdon, 2008: 144)

Keterangan:

= Koefisien korelasi

= Jumlah responden

XY = Jumlah perkalian X dan Y

X = Jumlah skor tiap butir

Y = Jumlah skor total

∑X2 = Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan

∑Y2 = Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

b. Selanjutnya dihitung dengan Uji-t, dengan rumus sebagai berikut:

= √

(Akdon dan Sahlan, 2008: 144)

Keterangan:

(35)

Susan Aprianti, 2013

= Koefisien korelasi hasil

= Jumlah responden

c. Langkah selanjutnya mencari :

Jika diketahui signifikansi untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk =

n-2, 15 – 2 = 13) dengan uji satu pihak (one tail lest) maka diperoleh

= 1,771

d. Mengkonsultasikan dengan :

Setelah diketahui nilai kemudian dibandingkan dengan nilai

Kesimpulannya jika > maka butir soal dinyatakan

valid, sebaliknya jika < maka butir soal dinyatakan tidak

valid.

Dari perhitungan hasil uji instrumen yang telah dilakukan, maka

validitas setiap item diperoleh hasil sebagai berikut:

1) Uji validitas variabel X (Penilaian Kinerja)

Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi Product

Moment dalam pengolahan data variabel X mengenai Penilaian Kinerja

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Hasil Perhitungan Uji Validitas Variable X (Penilaian Kinerja)

No Keterangan

1 0,737 3,943 1,771 Valid

2 0,864 6,203 1,771 Valid

3 0,866 6,268 1,771 Valid

4 0,851 5,857 1,771 Valid

5 0,868 6,318 1,771 Valid

6 0,858 6,032 1,771 Valid

7 0,797 4,760 1,771 Valid

(36)

Susan Aprianti, 2013

9 0,884 6,830 1,771 Valid

10 0,919 8,436 1,771 Valid

11 0,939 9,889 1,771 Valid

12 0,896 7,288 1,771 Valid

13 0,872 6,453 1,771 Valid

14 0,925 8,779 1,771 Valid

15 0,879 6,666 1,771 Valid

16 0,859 6,064 1,771 Valid

17 0,875 6,516 1,771 Valid

18 0,905 7,607 1,771 Valid

19 0,879 6,649 1,771 Valid

20 0,898 7,378 1,771 Valid

21 0,889 7,020 1,771 Valid

22 0,850 5,821 1,771 Valid

23 0,771 4,377 1,771 Valid

24 0,786 4,590 1,771 Valid

25 0,860 6,089 1,771 Valid

26 0,758 4,201 1,771 Valid

27 0,742 3,991 1,771 Valid

28 0,842 5,646 1,771 Valid

29 0,750 4,094 1,771 Valid

30 0,713 3,671 1,771 Valid

31 0,766 4,306 1,771 Valid

32 0,769 4,347 1,771 Valid

33 0,819 5,161 1,771 Valid

34 0,805 4,897 1,771 Valid

35 0,927 8,956 1,771 Valid

36 0,795 4,726 1,771 Valid

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 3.4, diperoleh seluruh

item yang berjumlah 36 item dinyatakan valid untuk angket variabel X

(Penilaian Kinerja) karena > dengan taraf signifikan α = 0,05

maka seluruh item digunakan.

(37)

Susan Aprianti, 2013

Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi Product

Moment dalam pengolahan data variabel Y mengenai Disiplin Kerja

Pegawai adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

(38)

Susan Aprianti, 2013

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 3.5, diperoleh seluruh

item yang berjumlah 28 item dinyatakan valid untuk angket variabel Y

(Disiplin Kerja Pegawai) karena > dengan taraf signifikan α =

0,05 maka seluruh item digunakan.

2. Uji Reliabilitas

Setelah butir instrumen dinyatakan valid, maka tahap berikutnya

adalah menentukan reliabilitas dari setiap instrumen. Sururi dan Suharto

(2007:51) mengemukakan bahwa “reliabilitas menunjukkan pada suatu

pengertian bahwa sesuatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.”

Dalam penelitian ini, langkah-langkah pengujian reliabilitas

instrumen mengikuti pendapat Akdon dan Hadi (2005: 151) sebagai

berikut:

a. Menghitung total skor setiap responden.

b. Menghitung korelasi Product Moment dengan rumus:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

= Koefisien korelasi

= Jumlah responden

XY = Jumlah perkalian X dan Y

X = Jumlah skor tiap butir

Y = Jumlah skor total

∑X2 = Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan

(39)

Susan Aprianti, 2013

c. Menghitung reliabilitas seluruh item dengan rumus Spearman Brown,

sebagai berikut:

(Sugiyono, 2011: 185)

Keterangan:

=

reliabilitas internal seluruh instrumen

=

korelasi product moment antara belah pertama dan kedua

d. Mencari apabila dengan α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk =

n-2, 15-2 = 13) maka diperoleh sebesar 0,553.

e. Membuat keputusan dengan membandingkan dengan dengan

kaidah pengambilan keputusan sebagai berikut.

Jika > berarti butir item instrumen reliabel, dan

Jika < berati buti item instrumen tidak reliabel.

Selanjutnya untuk menentukan reliabilitas atau tidaknya instrumen

didasarkan pada uji coba hipotesa dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika > , maka reliabel

b. Jika < , maka tidak reliabel

Dengan cara perhitungan seperti di atas, hasil uji reliabilitas

instrumen untuk variabel X dan Y adalah sebagai berikut:

1) Uji Reliabilitas variabel X (Penilaian Kinerja)

Hasil uji reliabilitas pengolahan data variabel X (Penilaian

Kinerja) dengan menggunakan rumus Spearman Brown dapat dilihat

(40)
(41)

Susan Aprianti, 2013

34 0,805 0,892 0,553 Reliabel

35 0,927 0,962 0,553 Reliabel

36 0,795 0,885 0,553 Reliabel

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 3.6, diperoleh seluruh item

yang berjumlah 36 item dinyatakan reliabel untuk angket variabel X

(Penilaian Kinerja) karena > dengan taraf signifikan α = 0,05 maka

seluruh item digunakan.

2) Uji Reliabilitas variabel Y (Motivasi Kerja Pegawai)

Hasil uji reliabilitas pengolahan data variabel Y (Disiplin kerja

pegawai) dengan menggunakan rumus Spearman Brown dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Y (Disiplin Kerja Pegawai)

No Keterangan

1 0,453 0,624 0,553 Reliabel

2 0,463 0,633 0,553 Reliabel

3 0,452 0,623 0,553 Reliabel

4 0,454 0,624 0,553 Reliabel

5 0,480 0,648 0,553 Reliabel

6 0,454 0,624 0,553 Reliabel

7 0,468 0,638 0,553 Reliabel

8 0,468 0,638 0,553 Reliabel

9 0,472 0,641 0,553 Reliabel

10 0,458 0,628 0,553 Reliabel

11 0,453 0,624 0,553 Reliabel

12 0,537 0,699 0,553 Reliabel

13 0,470 0,640 0,553 Reliabel

14 0,541 0,702 0,553 Reliabel

15 0,525 0,689 0,553 Reliabel

16 0,469 0,639 0,553 Reliabel

17 0,519 0,683 0,553 Reliabel

(42)

Susan Aprianti, 2013

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 3.7, diperoleh seluruh item

yang berjumlah 28 item dinyatakan reliabel untuk angket variabel Y (Disiplin

Kerja Pegawai) karena > dengan taraf signifikan α = 0,05 maka

seluruh item digunakan.

G. Teknik Pengumpulan Data 1. Sumber primer

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber primer. “Sumber

primeradalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul

data” (Sugiyono, 2011: 193). a. Angket (kuesioner)

Sugiyono (2011: 199) mendefinisikan kuesioner merupakan

“Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya.” Dalam penelitian ini digunakan kuesioner tertutup

dengan menyediakan beberapa alternatif jawaban sehingga responden

tinggal memilih salah satu diantaranya. Keuntungan menggunakan

kuesioner tertutup adalah jawaban-jawaban lebih terarah, mudah

diolah, dan dianalisa. Kuesioner tertutup yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan skala Likert, dimana terdiri dari sejumlah

pernyataan yang meminta reaksi responden.

19 0,527 0,690 0,553 Reliabel

20 0,501 0,668 0,553 Reliabel

21 0,448 0,619 0,553 Reliabel

22 0,456 0,626 0,553 Reliabel

23 0,506 0,672 0,553 Reliabel

24 0,507 0,672 0,553 Reliabel

25 0,454 0,624 0,553 Reliabel

26 0,502 0,668 0,553 Reliabel

27 0,568 0,674 0,553 Reliabel

(43)

Susan Aprianti, 2013 b. Wawancara

Sugiyono (2011: 194) mengemukakan bahwa:

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data

apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit/kecil.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara secara

langsung kepada pegawai di bidang Pendidikan Dasar Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang menjadi objek penelitian

khususnya mengenai penilaian kinerja dan disiplin kerja yang hasilnya

digunakan untuk melengkapi data penelitian yang sedang diteliti.

2. Sumber sekunder

Menurut Sugiyono (2011: 193) “Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya

orang lain atau lewat dokumen.”

Sumber sekunder berupa kajian kepustakaan, yaitu teknik

pengumpulan data melalui bahan-bahan tertulis seperti dari referensi buku,

internet, makalah maupun penelitian sejenis yang berkaitan dengan objek

penelitian.

H. Analisis Data

Pengolahan data merupakan salah satu langkah yang sangat penting

dalam kegiatan penelitian. Langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Seleksi angket

Pada tahapan ini, langkah pertama yang dilakukan yaitu memeriksa

(44)

Susan Aprianti, 2013

penting untuk dilakukan dalam meyakinkan bahwa data-data yang telah

terkumpul memenuhi syarat untuk diolah lebih lanjut.

2. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan Rata-rata (Weighted Mean Score)

Perhitungan dengan teknik ini dimaksudkan untuk menentukan

setiap item sesuai dengan kriteria atau tolak ukur yang ditentukan. Adapun

langkah-langkah yang digunakan sebagai berikut:

a. Pemberian bobot nilai untuk setiap alternatif

b. Menghitung frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang dipilih

c. Mencari jumlah nilai jawaban yang dipilih responden pada tiap

pernyataan, yaitu dengan cara menghitung frekuensi responden yang

memilih alternatif jawaban tersebut, kemudian dikalikan dengan bobot

alternatif itu sendiri

d. Menghitung nilai rata-rata ( ̅) untuk setiap butir pertanyaan dalam

kedua bagian angket, dengan menggunakan rumus:

̅

Keterangan:

̅ = Jumlah rata-rata yang dicari

X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban dikali bobot untuk

setiap alternatif kategori)

n = Jumlah responden

(Sudjana, 2005: 67)

e. Menentukan kriteria pengelompokkan WMS untuk skor rata-rata setiap

kemungkinan jawaban. Kriterianya sebagai berikut.

(45)

Susan Aprianti, 2013

Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

Rentang Nilai Kriteria Penafsiran

3,01 – 4,00 Sangat Baik Selalu Sangat Setuju

2,01 – 3,00 Baik Sering Setuju

1,01 – 2,00 Cukup Jarang Tidak Setuju

0.01 – 1,00 Rendah Tidak Pernah Sangat Tidak Setuju

Sumber: Sudjana (2005: 91)

3. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku

Menurut Akdon (2008: 86) dalam mengubah skor mentah menjadi

skor baku dalam setiap variabel, dapat digunakan rumus sebagai berikut:

Ti = 50 + 10 ̅

Keterangan :

Ti = Skor baku

= Skor mentah = Standar deviasi

̅ = Rata-rata (Mean)

Untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku, diperlukan beberapa

langkahberikut ini:

a. Menentukan skor mentah terbesar dan terkecil

b. Menentukan rentang (R) dengan cara skor tertinggi (ST) dikurangi

skor terendah (SR)

R = ST – SR

c. Menentukan banyaknya kelas (BK), dengan rumus Sturgess

BK = 1 + (3,3) log n

d. Menentukan panjang kelas (i), dengan rumus Rentang dibagi

(46)

Susan Aprianti, 2013 i =

e. Membuat tabel distribusi frekuensi dengan (BK) dan (i) yang sudah

diketahui

f. Menentukan rata-rata (mean) dengan rumus:

̅ = ∑

g. Menentukan standar deviasi (s) dengan rumus:

S = √ ∑ ∑

h. Mengubah skor mentah menjadi skor baku dengan rumus:

Ti = 50 + 10 ̅

4. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas data ini dimaksudkan untuk mengetahui normal

tidaknya penyebaran data. Hasil pengujian normalitas distribusi data akan

menentukan teknik statistik apa yang akan digunakan dalam pengolahan

data selanjutnya. Apabila data tersebar dengan normal maka teknik

perhitungan statistiknya menggunakan teknik statistik parametrik, namun

apabila data tidak tersebar dengan normal maka teknik penghitungan

statistiknya menggunakan teknik statistik non parametrik. Dalam

perhitungan uji normalitas pada penelitian ini menggunakan rumus Chi

Kuadrat (X2) sebagai berikut:

(Akdon dan Hadi, 2005: 171)

(47)

Susan Aprianti, 2013

X2 = Chi Kuadrat

= Frekuensi hasil penelitian

= Frekuensi yang diharapkan

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menggunakan formulasi

ini adalah sebagai berikut:

a. Menentukan skor mentah terbesar dan terkecil

b. Menentukan rentang (R) engan cara skor tertinggi (ST) dikurangi skor

terendah (SR)

R = ST – SR

c. Menentukan banyaknya kelas (BK), dengan rumus Sturgess

BK = 1 + (3,3) log n

d. Menentukan panjang kelas (i), dengan rumus Rentang dibagi

Banyaknya Kelas

i =

e. Membuat tabel distribusi frekuensi dengan (BK) dan (i) yang sudah

diketahui

f. Menentukan rata-rata (mean) dengan rumus:

̅ = ∑

g. Menentukan standar deviasi (s) dengan rumus:

S = √ ∑ ∑

h. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:

1) Menentukan batas kelas, yaitu angka kiri kelas interval pertama

dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan interval

ditambah 0,5

(48)

Susan Aprianti, 2013

Z = ̅

3) Mencari luas daerah antara 0 – Z dari tabel kurva normal dari 0 – Z

dengan menggunakan angka-angka pada batas kelas.

4) Mencari luas tiap interval dengan mencari selisih luas 0 – Z kelas

interval. Caranya dengan mengurangkan angka-angka 0 – Z yaitu

angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua

dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka

yang paling tengah ditanbahkan dengan angka baris berikutnya.

5) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) diperoleh dengan cara

mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden.

6) Mencari frekuensi hasil penelitian (fo) diperoleh dengan cara

melihat setiap kelas interval pada tabel distribusi frekuensi.

i. Mencari Chi Kuadrat (X2) dengan memasukkan harga-harga ke dalam

rumus:

j. Menentukan keberartian X2 dengan cara membandingkan X2hitung

dengan X2tabel untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1,

dengan kriteria: distribusi dikatakan normal apabila X2hitung< X2tabel dan

distribusi dapat dikatakan tidak normal apabila X2hitung> X2tabel.

5. Pengujian Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis ini dilakukan untuk mencari derajat hubungan antar

variabel-variabelnya dan mengetahui apakah terdapat pengaruh/kontribusi

yang positif dan signifikan antara Penilaian Kinerja Terhadap Disiplin

Kerja Pegawai. Adapun langkah-langkah dalam menguji hipotesis

Gambar

Tabel 1.1 Rekapitulasi Ketidakhadiran Pegawai
gambaran yang jelas tentang pengaruh penilaian kinerja terhadap
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Variable X
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Variable Y
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik untuk meneliti pengaruh citra merek, harga dan gaya hidup terhadap keputusan pembelian produk fashion imitasi

Pada penulisan ini dimaksudkan untuk menjelaskan mengenai pembuatan objek yang kemudian dibuat animasi hingga terbentuk menjadi sebuah iklan animasi coca-cola. Untuk dapat

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik untuk meneliti pengaruh citra merek, harga dan gaya hidup terhadap keputusan pembelian produk fashion imitasi

PERAN GURU PKn DALAM UPAYA MEMBINA PERILAKU ANTIKORUPSI SISWA di SMK NEGERI 9 BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

MENURUT ORGANI SASI / BAGI AN ANGGARAN, UNI T ORGANI SASI , PUSAT,DAERAH DAN KEWENANGAN. KODE PROVINSI KANTOR PUSAT KANTOR

Seluruh sahabat penulis yang turut dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah

2) Pengimplementasian dan analisis keluaran simulasi ke peta digital menggunakan program ArcGIS 9.2. 4) Proses perancangan yang dilakukan hanya pada layanan suara GSM.. 5)

MENURUT ORGANI SASI / BAGI AN ANGGARAN, UNI T ORGANI SASI , PUSAT,DAERAH DAN KEWENANGAN. KODE PROVINSI KANTOR PUSAT KANTOR