EFEKTIFITAS KEWAJIBAN NADZIR DAN PROBLEMATIKANYA DALAM PENGELOLAAN HARTA BENDA WAKAF
( Studi Kasus di Kantor Urusan Agama Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan )
SKRIPSI
Oleh:
AHMAD HALIM FAIZ NIM. 08120006
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS AGAMA ISLAM
EFEKTIFITAS KEWAJIBAN NADZIR DAN PROBLEMATIKANYA DALAM PENGELOLAAN HARTA BENDA WAKAF
( Studi Kasus di Kantor Urusan Agama Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan )
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S-1) Oleh :
AHMAD HALIM FAIZ NIM. 08120006
FAKULTAS AGAMA ISLAM JURUSAN SYARI’AH
HALAMAN PERSETUJUAN
EFEKTIFITAS KEWAJIBAN NADZIR DAN PROBLEMATIKANYA DALAM PENGELOLAAN HARTA BENDA WAKAF
( Studi Kasus di Kantor Urusan Agama Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan )
Skripsi
Disusun dan diajukan oleh: AHAMAD HALIM FAIZ
08120006
Telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk dilakukan ujian skripsi
DOSEN PEMBIMBING
Pembimbing I Pembimbing II
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
Dipertahankan di Dewan Penguji Skripsi
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammasiyah Malang, dan diterima untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Syariah (S. Sy) Pada tanggal: 4 Mei 2013
Dewan Penguji Tanda Tangan
1. Penguji I : Drs. Muhammad Sarif, M.Ag ( )
2. Penguji II : Drs. Muhammad Munir, MA ( )
3. Penguji III : Dr. Moh Nurhakim, M.Ag ( )
4. Penguji IV : Idaul Hasanah, S. Ag. M.HI. ( )
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Agama Islam,
KATA PENGANTAR
Segala puji kami haturkan kepada Tuhan semesta alam, dengan kasih sayang dan keridhoan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, dengan judul :”EFEKTIFITAS KEWAJIBAN NADZIR DAN PROBLEMATIKANYA DALAM PENGELOLAAN HARTA BENDA WAKAF”. (Studi Kasus di Kantor
Urusan Agama Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan)”.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurah pada Nabi Akhir zaman dengan segala ketulusan, dan perjuangannya sehingga kita dapat merasakan indahnya Dinul Islam. Dengan tersusunya skripsi ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak DR. Muhadjir Effendy, M.AP selaku rektor Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Bapak Drs.Sunarto, S.Ag., M.Ag selaku Dekan Fakultas Agama Islam dan, terimakasih atas segala ilmu dan motivasi yang sudah diberikan kepada penulis. 3. Bapak Drs. M. Sarif, M.Ag selaku pembimbing I dan Bapak Drs. M. Munir, MA selaku pembimbing II yang senantiasa sabar dan teliti dalam membimbingi. Terima kasih sudah meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukannya. Dan penulis mohon maaf apabila selama bimbingan ada yang tidak berkenan dalam hati.
penulis, sehingga dapat menjadi bekal penulis dalam menjajaki kehidupan selanjutnya.
5. Ayah tercinta (Moh. Helma Sueb), serta bunda (Siti Naimul Faizah) terhebat yang telah memberikan dukungan baik moriil maupun spirituil, dan luapan cinta
kasih sayang serta untaian do’a yang tulus, yang telah memotivasi penulis
menyelesaikan skripsi ini. Serta Kakakku tercinta ( Amalia Iffah Jihana) tetap semangat dan jangan pernah berhenti untuk menggapai kesuksesan.
6. Keluarga Besar di rumah yang telah mendukung penuh terhadap terselesaikannya skripsi ini.
7. Teman-teman satu angkatan “syari’ah 08” (Rijal, Nuhrom, Boges, Irvan Hamid, Halif, Nur, Isna, Afifah, dan seluruh sahabat penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu terimakasih atas segala kebersamaan yang selama ini kita lalui bersama, mudah-mudahan kita dapat bertemu kembali dengan kondisi yang lebih menyenangkan.
Semoga Allah SWT membalas segala amal dan kebaikannya. Apapun yang dilakukan dengan ketulusan, akan selalu terkenang dalam hati dan tak akan lupa selamanya. Semoga karya sederhana ini mampu menggugah inspirasi untuk pembacanya. Dan penulis mohon maaf atas segala kekurangan karena apa yang tertulis dalam karya ilmiah ini, masih amat jauh dari sempurna.
Malang, 16 April 2013 Penulis,
DAFTAR ISI
LEMBAR COVER/SAMPUL DALAM... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN 1. Hasil Wawancara
2. Data Jumlah Tanah Wakaf Menurut Bidang Luas Dan Jenis Penggunannya Di KUA Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan
3. Data Personalia/ Struktur Organisasi KUA Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan
4. Salinan Akta Wakaf
5. Surat Pengesahan Nadzir Perorangan
6. Surat Keterangan Kepala Desa Tentang Perwakafan Tanah Milik 7. Ikrar Wakaf
8. Akta Ikrar Wakaf 9. SK Bimbingan Skripsi
10.Lembar Surat Tugas Pembimbing Skripsi 11.Kartu Kendali Bimbingan Skripsi
12.Lembar Berita Seminar Proposal Skripsi 13.Lembar Presensi Seminar Proposal Skripsi
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Djamali, 1992, Hukum Islam (Asas-asas, Hukum Islam I, Hukum Islam II), Bandung : Penerbit Mandar Maju.
Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al Bukhori, 1403, Al Jami’u As Shahih, Kairo :
Al Mathba’ah As Salafiyah.. Vol. ii
Achmad Djunaidi, et al, 2006, Menuju Era Wakaf Produktif Sebuah Upaya Progresif Untuk Kesejahteraan Umat, Cetakan Ketiga, Mitra Abadi Press :
Jakarta.
Adijani al-Alabij, 1992, Perwakafan Tanah di Indonesia Dalam Teori dan Praktek, Cet. Kedua, Jakarta : CV Rajawali Pers.
Ahmad Rofiq, 2004, Fiqh Kontekstual : Dari Normatif ke Pemaknaan Sosial, Cet I, Diterbitkan atas Kerjasama Pustaka Pelajar
Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, Op. Cit, Al-Qur’an dan Terjemahannya,
Bahder Johan Nasution, et al. Op. Cit,
Direktorat Pemberdayaan Wakaf, 2006, Panduan Penberdayaan Tanah Wakaf Produktif Strategis di Indonesia. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat
Islam.
Direktorat Pemberdayaan Wakaf, 2006, Perkembangan Pengelolaan Wakaf di Indonesia. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam.
Husaini Usman, et al, 1991, Metode Penelitian Sosial, Jakarta : Bumi Aksara, Cet. Ke-I.
Joko P. Subagyo, 1991, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta,
Koentjoningrat, 1997, Metode-metode Penelitian masyarakat, Jakarta : PT. Gramedia.
M. Sularno, 2008, Dinamika Hukum Islam bidang keluarga di Indonesia, Al-Mawarid Edisi XVII.
Mohammad Daud Ali, 1988, Sistem Ekonomi Islam : zakat dan wakaf, Cet. Pertama, Jakarta Penerbit Universitas Indonesia.
Murtadha Muthahhari et, al, 1993 Pengantar Ushul Fiqh dan Ushul Fiqh Perbandingan, Jakarta : Pustaka Hidayah.
Sumadi Suryabrata, 1992, Metodologi Penelitian,Jakarta, Rajawali Pers (cet. VII). Sumardi Suryabrata, 1998, Metodologi Penelitian, Jakarta, Raja Grafindo.
Sutrisno Hadi, 1990, Metode Reseach, Yogyakarta : Yayasan Penerbit Psikologi UGM, Cet. Ke-I.
Winarno Surahmad, 1972, Dasar dan Teknik Research, Bandung : CV. Tarsito. Zainab, (2009, November), Pendaftaran Tanah Wakaf Kaitannya Terhadap
1 BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Wakaf merupakan perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah.
Wakaf pertama kali dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW ketika beliau menerima hibah wasiat berupa 7 (tujuh) bidang tanah kebun kurma dari seorang Yahudi yang masuk Islam bernama Mukhairiq. Kemudian ketujuh bidang tanah tersebut beliau ikrarkan menjadi tanah wakaf. Perbuatan Rasulullah tersebut diikuti oleh para sahabat, tabiin dan tabiin-tabiin hingga saat ini. Dalam perkembangannya terutama di negara-negara Muslim ternyata harta benda wakaf sangat banyak, karena itu maka perlu dikelola oleh satu kementerian. Sepanjang sejarahnya wakaf banyak memberi manfaat tidak saja manfaat ukhrawi juga duniawi seperti manfaat dalam pemberdayaan umat di bidang sosial, ekonomi, budaya pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya1.
Dasar adanya (dorongan) memberi wakaf adalah hadits Rosulullah SAW, sebagai berikut:
1
2 Dari Ibnu 'Umar, bahwa 'Umar mempunyai sebidang tanah di Khaibar. Lalu dia berkata
(kepada Rasulullah Saw.), "Wahai Rasulullah, aku mempunyai sebidang tanah di
Khaibar yang sepanjang hidup aku tidak pernah memperoleh harta yang lebih berharga
darinya. Apa saran Anda?" Beliau Saw. bersabda, "Bila engkau mau, maka engkau bisa
menahan tanah itu (untuk tetap menjadi milikmu), lalu engkau bersedekah dengan
hasilnya." Kemudian 'Umar bersedekah dengan hasil tanah itu, sementara tanah itu
tidak dijual, dihadiahkan, ataupun diwariskan. (Sedekah itu) diberikan kepada
orang-orang miskin, kerabat, hamba sahaya, tamu, dan ibnu sabîl. Dan bagi orang-orang yang
mengurusi tanah itu diperbolehkan untuk mengambil sebagian dari hasil tanah itu secara
wajar, tanpa menjadikannya sebagai hak milik. (HR. Jama'ah.)2
2
3 Sejak datangnya islam, wakaf telah dilaksanakan berdasarkan paham yang di
anut oleh sebagian masyarakat Islam Indonesia, yaitu paham syafi’iyah dan adat
setempat. Pola pelaksanaan wakaf sebelum adanya UU No. 5 tahun 1960 tentang : Peraturan dasar pokok Agraria dan Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1977 tentang : Perwakafan Tanah Milik, masyarakat Islam Indonesia masih menggunakan kebiasaan-kebiasaan keagamaan, seperti kebiasaan melakukan perbuatan hokum perwakafan tanah secara lisan atas dasar saling percaya kepada seseorang atau lembaga tertentu, kebiasaan memandang wakaf sebagai amal shaleh yang mempunyai nilai mulia di hadirat Tuhan semata yang siapa saja tidak akan berani mengganggu gugat tanpa seizin Allah. Paham masyarakat Indonesia tersebut terlihat sangat mudah untuk saling mempercayai antar individu, sehingga menimbulkan persengketaan karena tidak ada bukti yang kuat untuk menunjukkan bahwa benda- benda bersangkutan telah diwakafkan3.
Adapun pemeliharaan wakaf di serahkan kepada Nadzir. Nadzir wakaf adalah orang atau badan hukum yang memegang amanat untuk memelihara dan mengurus harta wakaf sesuai dengan wujud dan tujuan wakaf tersebut. Sedangkan menurut undang-undang nomor 41 tahun 2004 pasal 1 ayat (4) tentang wakaf menjelaskan bahwa Nadzir adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya.
3
4 Walaupun para mujtahid tidak menjadikan nadzir sebagai salah satu rukun wakaf, namun para ulama sepakat bahwa wakif harus menunjuk nadzir wakaf. Pengangkatan nadzir wakaf ini bertujuan agar harta wakaf tetap terjaga dan terurus, sehingga harta wakaf itu tidak sia-sia. Mengingat salah satu tujuan wakaf adalah menjadikannya sebagai sumber dana yang produktif, tentu memerlukan nadzir yang mampu melaksanakan tugas- tugass secara professional dan bertanggung jawab.4 Sedemikian pentingannya kedudukan nadzir dalam perwakafan, sehingga berfungsi tidaknya harta wakaf sangat bergantung pada nadzir wakaf. Meskipun demikian tidak berarti bahwa nadzir mempunyai kekuasaan mutlak terhadap harta yang diamanahkan kepadanya.
Wakaf di Indonesia lebih diteknkan pada persoalan perwakafan tanah. Ini bukan berarti bahwa wakaf selain tanah tidak diakui, tetapi pengaturan ini mengingat tanah sebagai benda berharga yang banyak menimbulkan persoalan dlam masyarakat, apabila tanah sebagai benda tidk bergerak yang tahan lama dn memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Memang ini menjadi kendala sekaligus tantngan bagi nadzir dan prospek perwakfan secara umum. Kalau kita sudah bisa mengatasi masalah ini sebenarnya terbuka peluang yang cukup besar untuk mengelola tanah- tanah wakaf yang tersedia di lingkungan umat islam. Tentu saja tidak cukup sekedar menyegarkan kembali pemahaman umat Islam tntang wakaf itu sendiri, tapi yang penting dan mendesak adalah bagaimana SDM perwakafan mampu mengelola, mengembangkan,
4
5 mendistribusikan dn menjaga agar wakaf tetap mempunyai manfaat bagi kesejahteraan umat Islam dan umat lain pada umumnya5.
Nadzir dalam melakukan tugasnya berkewajiban mengurus dan bertanggung jawab atass kekayaan wakaf serta hasilnya dan pelaksanaan perwakafan sesuai dengan tujuannya menurut ktentuan- ketentuan yang telah diatur oleh Menteri agama. Nadzir berkewajiban membuat laporan secara berkala yang berisi tentang semua hal- hal yang berhubungan dengan tanggug jawabnya sebagai nadzir, laporan itu disampaikannya kepad kepala KUA stempat, tembusannya dikirim kepada Majelis Ulama Kecamatan serta Camat setempat.6
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merasa tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang pelaporan pengelolaan wakaf di Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan. Sehingga, dalam skripsi ini penulis akan mengambil judul : “
EFEKTIFITAS KEWAJIBAN NADZIR DAN PROBLEMATIKANYA
DALAM PENGELOLAAN HARTA BENDA WAKAF”. (Studi Kasus di Kantor
Urusan Agama Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan). B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana efektifitas kewajiban nadzir dalam pengelolaan harta benda wakaf di Kantor Urusan Agama Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan?
5
Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Panduan Penberdayaan Tanah Wakaf Produktif Strategis di Indonesia. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam. 2006. Hlm . 74
6
6 2. Faktor apa saja yang mempengaruhi efektifitas nadzir dalam pengelolaan harta benda wakaf di Kantor Urusan Agama kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana efektifitas kewajiban nadzir dalam pengelolaan harta benda wakaf di Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan.
2. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi efektifitas nadzir dalam pengelolaan harta benda wakaf di kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan.
D. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis
Bagi Fakultas Agama Islam Jurusan syariah Universitas Muhammadiyah Malang, agar penulisan ini dapat dijadikan bahan refrensi dalam rangka untuk memperkaya khasanah kepustakaan mahasiswa, atau dapat digunakan sebagai acuan untuk penulisan dan pembahasan lebih lanjut yang lebih luas dan lebih kritis khususnya di bidang Hukum Islam dan Hukum Positif tentang sistem perwakafan di Indonesia.
2. Secara praktis
7 memahami dan mengerti tentang bagaimana hukum Islam dan hukum positif memandang sist.m perwakafan di Indonesia.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan jawaban atas persoalan yang terjadi dikalangan masyarakat luas yang mana berkaitan dengan sistem perwakafan di Indonesia.
E. Metode Penelitian
Metode adalah rumusan cara-cara tertentu secara sistematis yang diperlukan dalam bahasa ilmiah, untuk itu agar pembahasan menjadi terarah, sistematis dan obyektif, maka digunakan metode ilmiah.7 Untuk penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode antara lain :
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu suatu penelitian yang meneliti obyek di lapangan untuk mendapatkan data dan gambaran yang jelas dan konkrit tentang hal- hal yang berhubungan dengan permasalahan yang di teliti.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tujuan penelitian ini, di dapat pencandraan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.8 Dalam penelitian ini yang diteliti adalah tentang tidak adanya pelaporan pengelolaan wakaf oleh nadzir kepada KUA yang terjadi di Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan.
2. Sumber Data
7
Sutrisno Hadi, Metode Reseach, Yogyakarta : Yayasan Penerbit Psikologi UGM, Cet. Ke-I, 1990, hlm. 4
8
8 Ada dua bentuk sumber data dalam penelitian ini yang akan dijadikan penulis sebagai pusat informasi pendukung data yang dibutuhkan dalam penelitian. Sumber data tersebut adalah:
a. Data Primer
Jenis data primer adalah data yang pokok yang berkaitan dan diperoleh secara langsung dari obyek penelitian. Sedangkan sumber data primer adalah sumber data yang memberikan data penelitian secara langsung.9 Data yang diambil penulis dalam skripsi ini adalah data mengenai permasalahan tidak adanya pelaporan pengelolaan wakaf oleh nadzir di KUA Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan.
b.Data Sekunder
Jenis data sekunder adalah jenis data yang dapat dijadikan sebagai pendukung data pokok, atau dapat pula didefinisikan sebagai sumber yang mampu atau dapat memberikan informasi atau data tambahan yang dapat memperkuat data pokok.10 Maksudnya data ini diperoleh dari beberapa media antara lain adalah dokumen-dokumen yang ada yang berkaitan dengan wakaf terutama mengenai masalah tidak adanya pelaporan pengelolaan wakaf oleh nadzir di KUA Kecamatan Pucuk
Joko P. Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta, 1991, hlm. 87-88
10
9 Metode observasi adalah suatu bentuk penelitian dimana manusia menyelidiki, mengamati terhadap obyek yang diselidiki, baik secara langsung maupun tidak langsung.11 Observasi ini dilakukan di KUA Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan.
Dalam hal ini yang di observasi adalah mengenai masalah perwakafan yang ada di Kantor Urusan Agama Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan, yang lebih lanjut diaplikasikan tentang tidak adanya pelaporan pengelolaan wakaf oleh nadzir kepada KUA Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan.
b. Wawancara atau Interview
Interview adalah suatu metode penelitian untuk tujuan suatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang responden, dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut.12 Dalam hal ini peneliti menggunakan metode wawancara guna mengumpulkan data secara lisan kepada pejabat KUA yang menangani masalah wakaf dan dari 5 nadzir yang tidak melaporkan pengelolaan wakafnya kepada KUA di Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan, dan para pihak terkait.
c. Dokumentasi
11
Winarno Surahmad, Dasar dan Teknik Research, Bandung : CV. Tarsito, 1972, hlm. 155
12
10 Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.13 Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan tidak adanya pelaporan pengelolaan wakaf oleh nadzir kepada KUA di Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan.
4. Metode Analisis Data
Sebagai tindak lanjut pengumpulan data, maka analisis data menjadi sangat signifikan untuk menuju penelitian ini dan dalam menganalisa data penulis menggunakan analisis deskriptif yaitu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan cara menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.14 Metode analisis deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan efektifitas dan problematika nadzir dalam pengelolaan harta benda wakaf di Kantor Urusan Agama Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan. Hasil penelitian dan pengujian tersebut akan disimpulkan dalam bentuk deskripsi sebagai hasil pemecahan permasalahan yang ada.
F. Sistematika Penulisan
11 Bab I : Pendahuluan ini berisi latarbelakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab II : Kajian pustaka ini berisi tentang kajian tentang sebatas apa efektifitas kewajiban nadzir dalam pengelolaan harta benda wakaf dan faktor apa saja yang mempengaruhi efektifitas nadzir dalam pengelolaan harta benda wakaf.
Bab III : Hasil penelitian ini berisi analisis data yang berupa : gambaran lokasi penelitian, kewajiban nadzir dalam pengeloaan harta benda wakaf di Kantor Urusan Agama Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan, sejauh mana fungsi nadzir dalam pengelolaan harta benda wakaf.