• Tidak ada hasil yang ditemukan

WACANA KEBEBASAN PEKERJA PERS DI MEDIA TV (Studi pada kasus Luviana dalam film “DiBalik Frekuensi” karya Ucu Agustin )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "WACANA KEBEBASAN PEKERJA PERS DI MEDIA TV (Studi pada kasus Luviana dalam film “DiBalik Frekuensi” karya Ucu Agustin )"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

WACANA KEBEBASAN PEKERJA PERS DI MEDIA TV

(Studi pada kasus Luviana dalam film

“DiBalik Frekuensi” karya Ucu

Agustin )

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana ( S-1 )

OLEH :

Joko Dwi Antoro

09220250

KONSENTRASI AUDIO VISUAL

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobbil’alamin, Segala Puja dan Puji hanya milik

Allah SWT, dengan segenap rasa syukur akan ke-Esaan nya yang telah

memberi nikmat dan anugerah yang sangat indah pada waktunya, akhirnya

peneliti dapat merampungkan penulisan skripsi yang berjudul Wacana

Kebebasan Pekerja Pers Di Media TV (Studi pada kasus Luviana dalam

film “DiBalik Frekuensi” karya Ucu Agustin 2013) ini dapat terselesaikan

dengan baik.

Masyarakat tidak bisa terlepas dari media massa, media sudah

menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Peran dan fungsi media massa

dalam masyarakat dipertanyakan kembali. Pasalnya, Media massa saat ini

bukan saluran informasi yang netral, media massa hanya dijadikan saluran

kepentingan pribadi pemilik media. Media massa di Indonesia hanya

dikuasai oleh segelintir orang. Konglomerasi media yang semakin terlihat

jelas di Indonesia saat ini, akan berdampak pada isi media dan kebebasan

para pekerja media.

Melalui skripsi ini, penulis ingin memaparkan kebebasan pekerja

pers media televisi di Indonesia, melalui pesan pada kasus pekerja media

di stasiun televisi yang terdapat dalam film dokumenter “DiBalik

Frekuensi” karya Ucu Agustin. Metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode analisis wacana kritis yang memiliki fungsi untuk

(4)

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan

bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rektor Universitas Muhammadiya Malang, Bapak Drs. H. muhadjir

Efendi, MAP dan seluruh pembantu rektor UMM.

2. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Novin Farid Styowibowo, M.Si dan Ibu Widiya Yutanti, MA.

selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah banyak

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang

sangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik.

4. Bapak Nurudin, M.Si selaku dosen wali saya, yang sampai saat ini

telah mendukung dan memberi pengarahan sejak awal perkuliahan

hingga selesainya skripsi ini.

5. Kedua Penguji: Bapak Jamroji, M. Comm dan Ibu Vina Salviana DS,

M.Si yang memberikan tambahan ilmu dan dan perbaikan pada

skripsi penulis.

6. Kedua orang tuaku yang senantiasa mengiringi dengan do’a, kasih

sayang, dorongan, dukungan, nasehat, dan perhatian yang tidak

pernah berhenti selama penulis menyelesaikan skripsi ini, serta kakak

kandungku satu-satunya.

7. Untuk Mbak Ucu Agustin selaku sutradara pada film dokumenter

“DiBalik Frekuensi”. Terima kasih atas waktu yang diluangkannya untuk bisa bertemu dan bersedia diwawancarai.

8. Sahabatku Nurhadi (Ucil), Afrianto (Tejo), Subur Siswanto, teman

sharing dalam menyelesaikan skripsi. Sahabatku Malik, Benny

Setiawan (Bento), Isa (Bendot) yang meminjamkan alat dokumentasi

(5)

Frekuensi”. Nasiru yang membantu proses wawancara di Jogjakarta.

Bayu Indris yang meminjamkan laptopnya. Buat Diajeng yang

memberikan semangat baik secara langsung maupun tidak langsung

dan buat sahabatku di Lab komunikasi Rere (Emo) dan Edit (BBC)

yang memberi dukungan pada penulis untuk menyelesaikan skripsi

ini. Terima kasih buat kalian semua untuk cerita, pengalaman,

keseruan, dan hari indah yang sudah kita lewati bareng-bareng selama

ini. Saya tidak menyesal mengenal kalian semua.

9. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

banyak memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Terimakasih atas semuanya yang telah mendukungku dan

mendoakan ku. penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 6 Januari 2014

Penyusun,

(6)

DAFTAR ISI

1.2. Kepemilikan media dan Kepentingan Publik ... 14

B. Media dan Kontruksi Realitas ... 16

2.1. Media dan perkembangan saat ini ... 16

2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi isi media ... 17

(7)

C. Analisis Wacana Kritis Dan Teori Kritis ... 24 BAB IV DESKRIPTIF OBJEK PENELITIAN A.Deskripsi film “ DIBALIK FREKUENSI” ... 56

(8)

1.2. Sruktur produksi ... 60

1.3. Profil dan biodata sutradara ... 61

B.Deskripsi Metro TV ... 64

1.1. Visi dan misi ... 64

1.2. Struktur dewan direksi metro tv ... 65

BAB V KEBEBASAN PERS DALAM FILM “DIBALIK FREKUENSI A. ANALISIS DATA ... 66

1.1. Analisis Teks ... 66

1.1.1. Struktur Tematik ... 66

1.1.2. Struktur Skematis ... 73

1.1.3. Struktur Semantik ... 104

1.1.4. Struktur Sintaksis ... 107

1.1.5. Struktur Stilistik ... 109

1.1.6. Struktur Restoris ... 110

1.2. Analisis Kognisi Sosial ... 116

1.3. Analisis Konteks Sosial ... 121

B. INTERPRETASI DATA ... 123

2.1. Liputan dalam Tekanan ... 124

2.2. Konvergensi didalam Media ... 126

2.3. Kebebasan Berekspresi Terkekang………...128

2.4. Intervensi Pemilik Media ... 129

2.5. Idealis Pekerja Media Terbunuh, Media tidak Independen .... 131

2.6. Kebebasan membentuk serikat pekerja dipertanyakan ... 133

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 137

B. Kelemahan penelitian ... 138

C. Rekomendasi ... 139

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Struktur Teks ... 28

Tabel 2.2. Struktur Naratif ... 36

Tabel 2.3. Perbedaan Film Cerita, Dokumenter dan Berita ... 39

Tabel 3.1. Elemen Wacana Van Dijk ... 49

Tabel 3.2. Tema Cerita Film ... 52

Tabel 3.3. Skema Cerita ... 52

Tabel 3.4. Tahapan Cerita ... 53

Tabel 3.5. Struktur Sintaksis ... 53

Tabel 3.6. Struktur Retoris ... 54

Tabel 3.7. Skema Penelitian ... 55

Tabel 4.1. Struktur Produksi Film ... 60

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Teori Hirarchy Level Of Influence ... 18

Gambar 2.2. Unsur Pembentuk Film ... 31

Gambar 3.1. Model Wacana Van Dijk ... 47

Gambar 4.1. Sutradara Film ... 61

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Ayaiwaila, Gerzon R. 2007. Dokumenter dari Ide sampai Produksi. Jakarta: FFTV-IKJ Press

Badjuri, Adi. 2010. Jurnalistik Televisi. Yogyakarta : Graha Ilmu

Barnow, Erick. 1983. Documentary, History of the Non-Fiction Film. New York : Oxford University Press

Biran, Misbach Yusa. 2006. Teknik Menulis Skenario Film Cerita. Jakarta: Pustaka Jaya

Buckland, Warren. 2008. Film Studies. USA: The Mc. Graw-Hill Companies

Deddy Iskandar Muda. 2003. Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional. Bandung : Rosda

Eriyanto (2001). Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media.Yogyakarta: LKiS

Hamidi. 2006. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang: UMM Press

Nichols, Bill. 2001. Introduction to Documentary. Indiana : University Press

Noor, Henry Faizal. 2010. Ekonomi Media. Jakarta: PT Raja Grafindo

Nurudin, 2003. Pers Dalam Lipatan Kekuasaan. Malang : UMM Pers

Nurudin, 2009. Jurnalisme masa kini. Jakarta : Rajawali pers

Peter Beilharharz (2002). Teori-Teori Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Pratista, Himawan. 2008. Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka

(12)

Shoemaker, Pamela J. & Reese, Stephen D. 1996. Mediating the message:

Theories of influences on mass media content. (Ed. 2). New York:

Longman

Stephen W. Littlejohn (1999). Theories of Human Communication. Albuquerque, New Mexico : Wadsworth Publishing Company

Tanzil, Candra dkk. 2010. Pemula dalam Film Dokumenter: Gampang-Gampang

Susah. Jakarta

: Indocs

Taylor, Jean Gelman. 2003. Indonesia. New Haven and London: Yale University Press

Yoce Aliah Darma (2013). Analisis Wacana Kritis. Bandung: Yrama Widya

Sumber Non buku :

Eka, http://ekawenats.blogspot.com/2006/04/wacana-media-massa-pertarungan.html ( diakses tanggal 22-06 2013 pukul 14.25 wib )

Husnun, http://husnun.wordpress.com/2011/05/18/kuliah-media-dan-masyarakat-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-isi-media ( diakses tanggal 30 september 2013 pukul 15.05 )

Supadiyanto,

(13)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kebebasan pers Indonesia ditandai dengan datangnya era reformasi dimulai

tahun 1998 setelah peristiwa pengunduran diri Soeharto dari jabatan kepresidenan.

Pers Indonesia yang semula selalu merasa tertekan kemudian mengalami euforia.

Demokrasi bagi pers Indonesia dimaknai sebagai kebebasan dalam melakukan

kegiatan mencari, mengolah, dan menyebarluaskan segala hal yang bernilai berita,

apakah itu berita yang baik atau buruk, sehingga yang terpenting adalah bagaimana

bersaing dengan media massa lain yang muncul akibat reformasi pers. Perjuangan

pers Indonesia kemudian lebih kepada usaha untuk tetap eksis mengisi ruang publik

(public sphere).

Media massa apapun bentuknya, memang membawa dampak bagi

masyarakat, baik itu positif ataupun negatif. Media massa yang seharusnya memiliki

fungsi sebagai kontrol sosial, sebagai pengawas masyarakat. Dalam konteks ini media

massa sebagai sumber berita diwajibkan netral dituntut untuk selalu adil dalam

memberitakan suatu kejadian atau memberikan informasi. Faktanya media sulit untuk

menjadi netral, ada keterpihakan dalam menyampaikan berita hal ini karena

(14)

2

eksternal tuntutan pasar. Media akan mengkontruksi realitas dengan cara yang

berbeda-beda tanpa memperhatikan dampak psikologis, mental dan sikap terhadap

masyarakat. Bahkan media kita mengambil kesempatan masyarakat untuk untuk

dipaksakan menyukai nilai nilai baru kehidupan impor dari bangsa lain untuk

kembangkan dalam berbangsa dan bernegara hingga kehilangan karakternya sendiri.

Media hanya merauk keuntungan bisnisnya dengan mengabaikan tugas utamanya,

sehingga masyarakat kesulitan untuk mencari media mana yang bisa dipercaya.

Masyarakat sangat membutuhkan berbagai informasi dan berbagai hiburan,

media massa berusaha untuk memenuhi apa yang diinginkan oleh masyarakat. Dalam

hal ini para konglomerat memandang media massa sebagai lahan yang subur untuk

dijadikan bisnis. Pada akhirnya para konglomerat mulai masuk ke media massa demi

kepentingan pribadi, seluruh kekuatan media massa digerakkan untuk mencapai

kepentingan financial, sehingga berita dan informasi yang disajikan difungsikan

untuk dikomodifikasikan dengan pemasukan uang. Dalam hal ini media dipaksa

menayangkan program-programnya sesuai keinginan investor atau pemasang iklan.

Lambat tahun media akan melupakan fungsi dan perannya, media akan menganggap

audiennya bukan lagi sebagai warganegara namun lebih kepada sebagai konsumen

yang dapat memenuhi kepentingan elit-elit kapitalis yang dapat membahayakan peran

publik di media dan media tidak lagi mementingkan warganegara dalam

(15)

3

Saat ini terdapat lima perusahaan menguasai jaringan televisi di Indonesia,

yakni MNC mempunyai RCTI, Global TV, dan MNC TV, Emtek memiliki SCTV

dan Indosiar, Trans Corp menaungi Trans TV dan Trans 7, Visi Media Asia (VIVA)

yang merajai ANTV dan TV One, serta Media Group memiliki Metro TV. Dengan

adanya kepentingan-kepentingan penguasa media untuk mengalahkan lawan-lawan

politiknya, Pemberitaan media menjadi bias dan cenderung memasukkan opini.

Media tidak mempengaruhi pemirsa atau pembaca bagaimana untuk berpikir, tetapi

media mempengaruhi pembacanya untuk menentukan apa yang dipikirkan (Henry,

2010:21). Masyarakat secara tidak sadar membentuk persepsi tertentu pengaruh dari

media yang ditonton atau yang dibacanya. Tanpa sadar untuk melihat pemilik media

dan apa tujuannya menampilkan atau mengemas berita tersebut. Saat ini media telah

terpengaruh oleh kepentingan-kepentingan untuk mendominasi pasar (market

oriented) secara ekonomi dan ideologi. Media menjadi tidak terpisahkan antara

sistem ekonomi dan sistem politik. Sulit untuk membedakan berita yang datang dari

keinginan pers memberikan informasi kepada rakyat, dengan informasi yang telah

diintervensi maksud-maksud tertentu. kebebasan pers di Indonesia sampai sekarang

masih dikendalikan oleh pemilik media.

Konglomerasi media yang dimiliki oleh segelintir orang pengusaha media

tidak lebih hanya dijadikan kanal untuk saluran kepentingan sang pemilik, yang

jelas-jelas mereka menggunakan frekuensi publik untuk sarana siarnya. Sesuai pasal 33

(16)

4

orang banyak dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat. Namun, sumber daya

yang awalnya milik masyarakat tersebut bergeser menjadi milik kepentingan tertentu.

Para konglomerat media berkepentingan menguasai industri media demi misi materi

yaitu mengeruk keuntungan, juga sekaligus demi misi non materi menyebarkan

pengaruhnya. Dampak konglomerasi media memicu komersialisasi, keseragaman

content, melemahkan fungsi kontrol jurnalistik, pemilik media memiliki kekuatan,

pengaruh atau kontrol pada media dan para pekerja profesional media. Akibat jangka

panjang ketika media hanya dikuasai oleh segelintir orang, tentunya kepentingan

bisnis maupun politik dari penguasaha (pemilik modal) media massa itu akan

menghegemoni publik. Rakyat, Masyarakat, Penduduk dan kita tidak akan berdaya

oleh kekuatan media media massa tersebut.

Sesuai kode etik jurnalistik yang terdapat pada pasal 1UU No.40 tahun 1999

bahwa wartawan Indonesia harus bersikap independen yang berarti memberitakan

peristiwa atau fakta sesuai dengan suara hati nurani tanpa campur tangan, paksaan,

dan intervensi dari pihak lain termasuk pemilik perusahaan pers. Kenyataannya sulit

sekali untuk bersikap netral tidak memihak karena ideologi pemilik media merupakan

salah satu faktor terbesar yang mempengaruhi isi media. Penguasa media

memanfaatkan kekuasaannya untuk membuat kebijakan-kebijakan dan mengatur

hal-hal yang berkaitan dengan perusahaannya melalui bagiannya masing-masing, hal-hal ini

yang membuat jurnalis tidak bisa menulis atau menyampaikan informasi sesuai

(17)

5

mengontrol konten pada berita publik tersebut. Pemilik media tidak menilai pers dari

seberapa besar nilai beritanya, tetapi berapa banyak keuntungan yang didapat dari

penayangan berita tersebut. Perjuangan yang dilakukan bertahun-tahun untuk

menjadikan pers bebas hanya wacana belaka, yang semula pers dikengkang berubah

menjadi pers bebas dalam kendali pemilik media.

Saat banyak pekerja media yang melupakan idealisnya, tidak berani berfikir

kritis dan mempertanyakan kesejahteraan hidup demi kelangsungan pekerjaannya,

ada kasus di metro TV naungan media group dibawah kepemimpinan Surya Dharma

Paloh yang mempunyai pengaruh kuat terhadap kepentingan politik. Kasus

managemen metro TV berselisih dengan pekerja media yang dimana Luviana

seorang jurnalis menuntut keadilan sekitar bulan maret tahun 2013. Kasus Luviana

yang mempertanyakan pihak managemen terkait nasib para pekerja media metro TV.

pekerja media dieksploitasi oleh pemelik media massa, sedangkan resiko yang akan

ditanggung seorang pekerjaan media sangat besar dengan kesejahteraan hidup masih

dipertanyakan, sehingga pekerja media mempunyai kecenderungan untuk mengkritik.

Kritik ialah kecaman, kontrol yang dapat membawa malu, menyakitkan bagi pihak

penerima. Kritik yang dimaksudkan disini bukan kontrol sosial dari masyarakat untuk

pemerintah melalui media massa, melainkan kritik ini berasal dari pekerja media

untuk media masaa itu sendiri. Kasus seorang pekerja jurnalis ini sebagai potret

kenyataan dimedia yang bisa menimpa jurnalis yang lain. UU pers Nomor 40 tahun

(18)

6

Salah satunya kasus metro TV bahwa seorang pekerja jurnalis tidak diperbolehkan

untuk berorganisasi berserikat dan berkumpul hal ini yang juga dialami oleh Luviana.

Luviana bermaksud menuntut keadilan dengan menggalang dukungan dari teman

teman pekerja media malah dituduh melakukan pencemaran nama baik metro TV,

dan berakhir pemecatan terhadap Luviana secara sepihak.

Film dokumenter diproduksi dengan menggambarkan kisah nyata dengan

konstruksi yang dapat melahirkan efek komunikasi tertentu mengikuti dan terbentuk

dari pemaknaan terhadap film tersebut. film mampu menjadi sebuah alat efektif

dalam menyampaikan sebuah wacana, dan nilai-nilai sosial tertentu yang

menghegemoni kepada khalayak. Film dokumenter “Dibalik frekuensi” Film yang

diproduksi oleh sutradara Ucu Agustin mengakat kisah pekerja media. Film ini

menceritakan tentang realita seorang pekerja media yang mempertanyakan sistem

managemen yang tidak memihak pada pekerja. Pekerja media yang berada di metro

TV tidak diperbolehkan menjadi bagaian dari organisasi apapun. Melalui film dibalik

frekuensi dengan menggambarkan pelanggaran - pelanggaran media metro TV

berdasarkan fenomena yang ada, peneliti mengambil judul “Wacana Kebebasan Pers

Tentang Pekerja Media di Indonesia”. Film dokumenter dianggap menarik untuk di

analisis oleh peneliti karena mirip dengan berita akan faktualitasnya, dokumenter

lebih kental dengan usaha mengintepretasi fakta-fakta tentang peristiwa yang dinilai

essensial dan eksistensial serta dikaji secara mendalam selain itu analisis wacana

(19)

7

yang melakukannya. Fokus penelitian dalam film dibalik frekuensi ini mengangkat

kisah pekerja media (Luviana) yang mempertanyakan kejelasan management metro

TV.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari paparan diatas yang terdapat pada latar belakang maka pertanyaan

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Bagaimana Wacana kebebasan pers tentang pekerja media di Indonesia yang terdapat

pada film dokumenter “dibalik frekuensi”?

C. TUJUAN PENELITIAN

Dari rumusan masalah yang ada, adapun tujuan dari penelitian ini adalah

untuk membongkar wacana kebebasan pers tentang pekerja media di Indonesia.

( Pada film dibalik frekuensi karya Ucu Agustin ).

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam

penelitian karya – karya ilmiah selanjutnya, khususnya bagaimana

membantu memaknai pesan-pesan yang muncul dalam suatu film

(20)

8

b. Memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi penulis khususnya dan

civitas akademika UMM pada umumnya.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini mampu mengantarkan penulis untuk melengkapi

persyaratan menyelesaikan pendidikan strata-1.

b. Manfaat penelitian ini secara praktis dapat memberi pengetahuan bagi

masyarakat pada umumnya dan khalayak penononton film dokumenter

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran Saudara nomor: LEMATANG-BAMA/03/2017 tanggal 07 Desember 2017 perihal penawaran pengadaan bahan makanan dan beras

In the paper we study weak and strong invariance of differential inclusions with fixed time impulses and with state constraints.. We also investigate some properties of the solution

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dengan ini kami umumkan rencana umum pengadaan barang/jasa tahun 2012 [APBD-P] pada

Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat bahwa semua nilai tracking signal dari periode t  1 hingga periode t  38 masih dalam batas kontrol atas maupun batas kontrol

Hal tersebut didukung oleh teori Robbins (2007) bahwa organisasi yang sukses akan membutuhkan karyawan yang akan melakukan lebih dari sekedar tugas yang biasa mereka

Berdasarkan hasil analisis regresi dengan metode stepwise ditemukan bahwa variabel yang secara nyata berkontribusi terhadap tingkat inflasi adalah PDB (t=3,861; p<0,05)

peningkatan kandungan sukrosa dan gula reduksi pada daun tebu yang dimutasi. Rata-rata kandungan rata-rata kandungan sukrosa daun tertinggi terdapat pada tebu

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan