• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA ENTREPRENEURSHIP DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN KARYAWAN YANG PENSIUN DINI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA ENTREPRENEURSHIP DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN KARYAWAN YANG PENSIUN DINI"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA ENTREPRENEURSHIP DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN KARYAWAN YANG PENSIUN DINI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

OLEH :

YULIA GABY KURNIASARI

06810085

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

HUBUNGAN ANTARA ENTREPRENEURSHIP DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN KARYAWAN YANG PENSIUN DINI

SKRIPSI

OLEH :

YULIA GABY KURNIASARI

06810085

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT pemilik dan penguasa alam semesta beserta isinya, hidayah, kasih sayang, kemudahan serta nikmat – nikmat lain yang tak terhitung jumlahnya. Hanya dengan seizin-Nya lah akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan, suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, beserta orang-orang yang senantiasa berada di jalan-Nya.

Skripsi ini berjudul “Hubungan antara Entrepreneurship Dengan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Karyawan Yang Pensiun Dini”. Adapun maksud dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat gelar Sarjana Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang. Selain itu penulisan ini juga dimaksudkan supaya pembaca bisa memahami hubungan antara entrepreneurship dengan kebutuhan rasa aman karywan yang memutuskan pensiun

dini, sehingga penulis mohon saran dan kritik yang membangun guna kesempurnaan skripsi ini.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa penulis banyak melibatkan bantuan berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan Rahmad-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Djudiyah, M.Si selaku selaku Dosen Pembimbing I. Terima kasih atas waktu yang telah diberikan, bimbingan, saran, dan kritik kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

3. Bapak M. Shohib, S.Psi, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang selalu memberikan sudut pandang yang berbeda, sehingga pemikiran saya lebih terbuka dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Ari Firmanto, S.Psi, selaku Dosen Wali yang telah banyak memberikan dukungan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(7)

6. Orang tuaku, Bapak yang selalu mendoakanku demi kelancaran skripsi ini dan kesuksesanku. Almarhumah Ibuku, aku yakin Ibu pasti selalu melihat setiap perjuanganku di sini.

7. Keluargaku tercinta yang terpisah-pisah. Niken Asterina (kakak sekaligus ibu buat aku) yang selalu memberikan inspirasi dan motivasi dalam hidupku. Agung Darmawan makasih untuk segala motivasi yang diberikan.

8. Adib Asrori, terima kasih buat perpustakaan mininya. Semua buku bisa ketemu karena bantuan mas.

9. Ade dan keluarga yang selalu ada di saat sepi. Terima kasih atas semua bantuannya yang tidak terhitung. Buat Ade, makasih buat semua waktunya, dan masukan.

10.Kepada semua pihak yang membantu dalam penyebaran angket. Tante Ery, Pak Suluh, Ibu Fatma, Rizki Racmawati dan keluarga, Ibu Lusi, Pak Puji, Triana Rizqa, Senja Faradhilla, Mira, Putri, Bima. Terima kasih buat semua bantuannya dan maaf sudah banyak merepotkan kalian.

11.Teman-teman Psikologi angkatan 2006, khususnya Kelas B : Kiki, Fifit, Dinda, Mira, Fitra, Rahadian, Ninuk, Lia, Eny, Lenggang, dan semuanya yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Makasih buat saran, semangat, dan kritiknya selama ini, semoga kita bisa ketemu lagi dengan kesuksesan kita masing-masing. Amiiieeen.

12.Buat teman-teman selama bimbingan : Mbak Pipit, Lia, Syauqi, Dyah, Nisa, Mas Hendra, Ina, Opank. Semangat selalu buat kita, apapun hasilnya tetap tersenyum.

Penulis menyadari tiada satu pun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat peneliti harapkan. Semoga bantuan, do'a, serta motivasi yang diberikan mendapat ridho dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, AMIEN.

Malang, 4 Februari 2011 Penyusun

(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

INTISARI ... vii

ABSTRAKSI ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah ... 1

2. Rumusan Masalah ... 9

3. Tujuan Penelitian ... 9

4. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman 1. Pengertian Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman ... 10

2. Faktor-faktor Rasa Aman ... 10

3. Karakteristik Terpenuhinya Kebutuhan Rasa Aman ... 11

(9)

2. Modal Kewirausahaan (Entrepreneurship) ... 13

3. Karakteristik Dan Watak Entrepreneurship ... 14

4. Manfaat Kewirausahan ... 18

5. Faktor-faktor Kegagalan Kegiatan Seseorang Berwirausaha .... 18

6. Keuntungan Dan Kelemahan Menjadi Wirausaha ... 19

C. Pensiun Dini 1. Pengertian Pensiun Dini ... 20

2. Jenis-jenis Pensiun ... 20

3. Kondisi Yang Mempengaruhi Pensiun ... 21

4. Tugas-tugas Perkembangan Setengah Baya ... 22

D. Hubungan Antara Entrepreneurship Dengan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Karyawan Yang Pensiun Dini ... 23

E. Kerangka Pemikiran ... 25

F. Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 27

B. Variabel Penelitian ... 27

C. Definisi Operasional ... 28

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 28

E. Prosedur Penelitian ... 29

F. Jenis Data dan Instrumen Penelitian ... 30

G. Validitas dan Reliabilitas ... 34

(10)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ... 42 B. Analisa Data ... 43 C. Pembahasan ... 45

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 48 B. Saran ... 48

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Skor pilihan jawaban pada Skala Likert ... 31

Tabel 2. Blue Print Skala Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman ... 32

Tabel 3. Blue Print Skala Entrepreneurship ... 33

Tabel 4. Uji Validitas Skala Entrepreneurship ... 36

Tabel 5. Uji Validitas Skala Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman ... 37

Tabel 6. Uji Reliabilitas Entrepreneurship ... 38

Tabel 7. Uji Reliabilitas Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman ... 39

Tabel 8. Uji Reliabilitas Keseluruhan ... 39

Tabel 9. Sebaran T-Score Entrepreneurship ... 43

Tabel 10. Sebaran T-Score Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman ... 43

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skala untuk Penelitian Lampiran 2 Data Skala Entrepreneurship

Lampiran 3 Data Skala Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Lampiran 4 Hasil Analisis Validitas Dan reliabilitas Lampiran 5 Data Penelitian Skala Entrepreneurship

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Afrila. 2010. Hubungan antara adversity questient dengan intensi berwirausaha Pada mahasiswa. Skripsi. Malang : Fakultas Psikologi UMM.

Alma, Buchari. 2009. Kewirausahaan. Bandung : Alfabeta.

Alwi, dkk. 2005. Kamus besar bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta : Balai Pustaka.

Anggraini. 2004. Pengaruh antara persepsi kondisi fisik lingkungan kerja terhadap rasa aman karyawan pada PT. Anugrah Mutiara Luhur Indonesia Jaya Jombang. Skripsi. Malang :Fakultas Psikologi UMM.

Alwisol. 2004. Psikologi kepribadian edisi revisi. Malang : UMM Press.

Ayu, Ida. 2010. Hubungan antara rasa aman dengan komitmen organisasi. Skripsi. Fakultas Psikologi UMM.

Azwar, Saifuddin. 1999. Metode penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. ______________. 2003. Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar ______________. 2007. Sikap manusia teori dan pengukurannya edisi kedua.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

______________. 2007. Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Basir. 2009. Perampingan BRI. Diakses 7 Juni 2010 dari

http://wartaekonomi.com/search_detail.asp?perampingan. Chaplin, J.P. 2004. Kamus lengkap psikologi. Jakarta : Rajawali Pers.

Dhayanti. 2008. Hubungan antara safety need dengan sikap karyawan pada tanda-tanda peringatan Di PT. Industri Sandang Nusantara. Skripsi. Malang : Fakultas Psiokolgi UMM.

Djamali, Abdul. 1984. Psikologi dalam hukum. Bandung : CV ARMICO.

(14)

Faisal. 2007. Pensiun dini telkom divre V Jatim. Diakses 7 Juni 2010 dari

http://www.suryaonline.com/search_detail.asp?pensiun%20dini.

Fitria, Yuli. 2006. Hubungan antara rasa aman dalam bekerja dengan sikap pada keselamatan kerja pada karyawan bagian produksi PT. Pesona Remaja Malang. Skripsi. Malang : Fakultas Psiokologi UMM.

Fitriani, Junita. 2010. Hubungan antara locus of control eksternal dengan kecemasan menghadapi pensiun. Skripsi. Malang : Fakultas Psiokologi UMM.

Gibson, Ivancevich, Donnely. 2000. Organisasi perilaku, struktur, dan proses (jilid 1). Jakarta : Erlangga.

Gitosudarmo & Sudita. 1997. Perilaku keroganisasian. Yogyakarta : BPFE.

Hall, S. & Lindzey, Gardner. 1993. Teori-teori holistik (organismik-fenomenologis). Yogyakarta : Kanisius.

Hurlock, B. Elizabeth. 1980. Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan edisi kelima. Jakarta : Erlangga.

Kerlinger, N. Fred. 2004. Azas-azas penelitian behavioral. Yogyakarta : UGM. Khusnurriyah. 2007. Hubungan antara sensation seeking dengan entrepreneurship

pada sarjana fresh graduate Universitas Islam Majapahit Mojokerto. Skripsi. Malang : Fakultas Psiokologi UMM.

Koeswara, E. 1986. Teori kepribadian. Bandung : ERESCO.

Kristanto, Heru. 2009. Kewirausahaan entrepreneurship pendekatan manajemen dan praktik. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Kristinawati. 2008. Hubungan jaminan sosial dengan komitmen organisasi pada karyawan PT. Mermaid Tekstil di Mojokerto. Skripsi. Malang : Fakultas Psiokologi UMM.

Latipun. 2006. Psikologi eksperimen edisi kedua. Malang : UMM Press. Mappiare, Andi.1983. Psikologi orang dewasa. Surabaya : Usaha Nasional.

(15)

Quento. 2008. PT Merpati nusantara airlines merumahkan karyawannya. Diakses, 7

Juni 2010. Dari

http://www.harianbisnisindonesia.com/search_detail.asp?perampingankaryaw an.

Roriyah. 2005. Dinamika psikologis mantan tenaga kerja Indonesia yang sukses berwirausaha. Skripsi. Malang : Fakultas Psiokologi UMM.

Santrock, W. John. 2002. Life-span development perkembangan masa hidup edisi kelima. Jakarta : Erlangga.

Soebari, I. Surasono. 2008. Pensiun preneur pensiun sukses. Jakarta : Penebar Plus.. Sukirno, Sadono. 2004. Pengantar bisnis. Yogyakarta : Amus.

Suryana. 2009. Kewirausahaan pedoman praktis : kiat dan proses menuju sukses. Jakarta : Salemba Empat.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi seperti sekarang ini, dunia kerja memang semakin ketat. Jumlah antara tenaga kerja dengan lapangan pekerjaan yang tidak seimbang, membuat tidak semua perusahaan mampu menampung tenaga kerja tersebut. Setiap orang harus memiliki skill serta semangat kerja yang tinggi agar mampu mendapatkan pekerjaan dengan posisi yang baik, bisa bertahan di pekerjaannya, serta mendapatkan jaminan di hari tuanya nanti.

Karyawan-karyawan yang telah bekerja di suatu perusahaan juga terus mengalami persaingan dalam pekerjaannya. Hal ini terlihat dengan maraknya perusahaan baik secara terpaksa maupun tidak yang melakukan program PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dan pensiun dini terhadap karyawannya. Cara ini dilakukan dengan tujuan untuk rasionalisasi karyawan dan merekonstruksi ulang perusahaan itu sendiri, karena setiap perusahaan menginginkan kemajuan yang signifikan agar tetap eksis. Salah satunya adalah dengan menonaktifkan para karyawan yang dianggap sudah tidak memiliki kontribusi dan kinerja yang baik bagi perusahaan.

Beberapa sumber di bawah ini menjelaskan mengenai program pensiun dini yang dilakukan beberapa perusahaan terhadap karyawannya. Menurut Faisal (dalam Surya Online, 21 Maret 2007) sedikitnya 209 karyawan PT Telkom Divre V Jatim mengikuti program pensiun dini. Jumlah ini hanya sekitar 10 persen dari total 2.000 karyawan PT Telkom Indonesia Tbk yang mendaftarkan diri dalam program ini. Jumlah pengajuan pensiun dini Divre V menduduki peringkat kedua setelah Divre II Jakarta. Program pensiun dini ini diadakan sebagai upaya dari Telkom untuk meremajakan dan meningkatkan kemampuan karyawan. Dari total karyawan Telkom yang mencapai 27.000 orang, 40 persen diantaranya dengan tingkat pendidikan belum sarjana.

(17)

2

dimaksud adalah karyawan yang tidak bisa bekerja secara maksimal, semisal karena pengaruh usia. Pihaknya mengatakan tidak melakukan pengeluaran karyawan, karena karyawan adalah aset paling berharga. PT BNI Tbk melakukan langkah yang serupa dengan PT BRI Tbk. BNI menawarkan program pensiun dini kepada karyawan. Program pensiun dini akan dilaksanakan mulai tahun 2009.

Quento (dalam Harian Bisnis Indonesia, 2008) mengatakan, PT Merpati Nusantara Airlines akan merumahkan lagi sekitar 1.500 karyawan dari total 2.590 karyawannya menyusul rencana suntikan dana segar hingga Rp350 miliar dari pemerintah. Quento mengatakan program rasionalisasi karyawan itu untuk menyesuaikan rasio antara jumlah pesawat dan karyawan maskapai plat merah itu. Karyawan yang di rumahkan bisa mencapai 1.500 orang, tapi prosesnya masih panjang. Rasionalisasi karyawan membutuhkan dana sekitar Rp200 miliar mengacu pada perjanjian kerja bersama antara manajemen dan karyawan. Jumlah karyawan Merpati saat ini terlalu banyak dan rasionya sudah tidak cocok.

Jumlah karyawan Merpati yang kini sekitar 2.590 orang terlalu banyak, mengingat armada yang aktif hanya 25 pesawat dari total 32 pesawat. Rasio yang sesuai dengan jumlah armada itu adalah 800 orang karyawan. Sebelumnya, Merpati sudah merumahkan sebagian karyawannya setelah pemerintah mengucurkan suntikan modal Rp 450 miliar pada tahun lalu. Namun, dana itu tidak cukup karena sebagian besar digunakan untuk revitalisasi armada (Rp150 miliar) dan restrukturisasi utang (Rp180 miliar), sementara sisanya untuk peningkatan produktivitas (Rp120 miliar).

PDAM secara bertahap melakukan rasionalisasi jumlah pegawai. Awalnya, jumlah pegawai mencapai 640 pegawai secara bertahap dilakukan rasionalisasi. Sekarang jumlah karyawannya sekitar 490 pegawai. Menurut informasinya, ada 18 kepala unit yang memilih mengajukan pensiun dini dengan mendapatkan pesangon ratusan juta rupiah. Kabarnya sampai Rp 150 Juta. Empat kepala unit kerja lainnya memilih untuk tetap bertahan di PDAM, meski nantinya mereka tidak lagi mendapatkan jabatan pada struktur baru (Malang Post, 19 Februari 2009).

(18)

3

ada juga yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan karyawan. Kemungkinan lain adalah di saat perusahaan itu sendiri sedang dalam krisis, sehingga pihak perusahaan harus memikirkan kembali mengenai biaya operasional untuk karyawannya kelak. Namun ada juga karyawan yang dengan sendirinya memilih untuk pensiun dini dikarenakan uang pesangon yang dijanjikan perusahaan dalam jumlah yang besar.

Apabila melihat situasi di dunia kerja yang seperti itu, maka dapat berpengaruh terhadap karyawan yang mengalami pemutusan hubungan kerja maupun yang pensiun dini. Akan sangat manusiawi sekali, ketika karyawan yang ter-PHK dan atau yang pensiun dini mengalami penurunan motivasi dalam bekerja, karena mereka merasa tidak aman dengan keadaan mereka tanpa adanya pekerjaan.

Rasa aman pada diri karyawan itu dapat diwujudkan dengan diberikannya jaminan sosial pada karyawan yang meliputi jaminan hari tua, jaminan untuk tidak dinonaktifkan dari pekerjaannya, jaminan kesehatan, jaminan bila tidak mampu bekerja karena cacat (Gitosudarmo & Sudita, 1997).

Penelitian yang dilakukan oleh Ayu (2010) tentang hubungan antara rasa aman dengan komitmen organisasi karyawan di PD.BPR Bank Pasar Kota Madiun, diperoleh hasil bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara rasa aman dengan komitmen organisasi, dengan (r = 0,622 dan p = 0.000). Artinya karyawan yang memiliki rasa aman tinggi akan mempunyai komitmen organisasi yang tinggi, dan karyawan yang memiliki rasa aman rendah akan mempunyai komitmen organisasi yang rendah.

Penelitian yang dilakukan oleh Fitria (2006) tentang hubungan antara rasa aman dalam bekerja dengan sikap pada keselamatan kerja pada karyawan bagian produksi PT. Pesona Remaja Malang, diperoleh hasil (r = 0,381 dan p = 0.000), ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara rasa aman dalam bekerja dengan sikap pada keselamatan kerja. Semakin rasa aman itu terpenuhi dengan baik, maka sikap karyawan terhadap keselamatan kerja semakin positif.

Dilanjut dengan penelitian yang dilakukan Dhayanti (2008) pada karyawan PT. Industri Sandang Nusantara, bagian produksi tentang hubungan antara safety need dengan sikap karyawan pada tanda-tanda peringatan, diperoleh hasil bahwa ada

(19)

4

dengan sikap karyawan pada tanda-tanda peringatan. Artinya, apabila nilai safety need meningkat, maka akan diikuti juga oleh kenaikan sikap pada tanda-tanda

peringatan, sebaliknya jika safety need mengalami penurunan, maka akan diikuti pula oleh penurunan sikap pada tanda-tanda peringatan.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Kristinawati (2008) pada karyawan PT. Mermaid Tekstil di Mojokerto, tentang hubungan jaminan sosial dengan komitmen organisasi. Di mana diperoleh hasil adanya hubungan yang sangat signifikan dan positif antara terpenuhinya jaminan sosial dengan komitmen organisasi, dengan r = 0,737 dan p = 0,000. Bila kebutuhan akan jaminan sosial semakin terpenuhi, maka komitmennya juga semakin tinggi. Sedangkan bila kebutuhan akan jaminan sosial tidak terpenuhi, maka komitmennya juga rendah.

Selain itu penelitian yang berpengaruh terhadap rasa aman yaitu penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2004) tentang pengaruh antara persepsi kondisi fisik lingkungan kerja terhadap rasa aman karyawan pada PT. Anugrah Mutiara Luhur Indonesia Jaya Jombang, diperoleh hasil F = 18,565 dengan p = 0,000. Artinya ada pengaruh yang sangat signifikan antara persepsi kondisi fisik lingkungan kerja terhadap rasa aman dari karyawan. Sumbangan persepsi kondisi fisik lingkungan kerja terhadap rasa aman dari karyawan sebesar 15,9% sedangan sisanya 84,1% dipengaruhi oleh variabel yang tidak diketahui.

Penelitian yang dilakukan oleh Fitriani (2010) tentang hubungan antara locus of control eksternal dengan kecemasan menghadapi pensiun, diperoleh hasil bahwa (r = 0,619 dan p = 0,018) menandakan adanya hubungan positif dan sangat signifikan antara locus of control eksternal dengan kecemasan menghadapi pensiun. Adapun sumbangan efektif variabel locus of control eksternal pada kecemasan menghadapi pensiun sebesar 38,3% dan sisanya sebesar 61,7% merupakan variabel lain yang tidak diteliti.

(20)

5

pensiun beliau merasakan kesepian, karena teman-teman yang sudah mulai berkurang dan jauh. Selain itu karena keadaan beliau yang saat ini sendiri tanpa istri.

Beliau juga merasakan suatu keadaan yang lebih jenuh dari sebelumnya, hal ini terjadi karena saat ini beliau sudah tidak lagi memiliki aktivitas seperti dulu. Perubahan dalam aktivitasnya sangat terlihat perbedaannya. Sebelumnya, beliau selalu disibukkan dengan berbagai ativitas rutin di kantor, sedangkan setelah pensiun, beliau kehilangan rutinitas tersebut. Waktu luangnya di rumah menjadi lebih banyak.

Masalah finansial juga menjadi salah satu perubahan yang dirasakan oleh Bapak Gatot di masa pensiunnya. Beliau memaparkan, bahwa setelah memasuki masa pensiun, pendapatannya berkurang sementara kehidupan masih terus berlangsung. Beliau mengaku kesulitan dalam mengatur keuangannya untuk mencukupi kebutuhan di setiap bulannya.

Dari wawancara yang dilakukan, dapat diketahui dampak negatif dari pensiun. Sebagai seorang kepala keluarga tentunya hal ini bisa menimbulkan stres kepada seluruh keluarga, terlebih jika anak belum bekerja bahkan masih kuliah, sementara istri pun tidak bekerja.

Dengan memasuki masa pensiun, seseorang akan kehilangan peran sosialnya di masyarakat, prestise, kekuasaan, kontak sosial, bahkan harga diri akan berubah juga karena kehilangan peran. Eyde (dalam Eliana, 2003). Bahkan akibat yang paling buruk pada pensiunan adalah bisa mengakibatkan depresi dan bunuh diri Zimbardo (dalam Eliana, 2003). Sedangkan akibat pensiun secara fisiologis oleh Liem & Liem (dalam Eliana, 2003) dikatakan bisa menyebabkan masalah penyakit terutama gastrointestinal, gangguan saraf, berkurangnya kepekaan. Ia menyebut penyakit di atas, dengan istilah retirement syndrome.

(21)

6

Namun cara pandang orang terhadap pensiun berbeda-beda, bagi sebagian orang pensiun dikatakan sebagai sesuatu yang menjenuhkan, karena dengan pensiun maka tidak akan ada lagi aktivitas yang berarti. Ada juga orang yang menganggap bahwa pensiun adalah waktu di mana mereka telah mampu menyelesaikan tugasnya dan merupakan waktu untuk berkumpul bersama keluarga. Berbeda lagi dengan pensiunan yang memiliki kreativitas dan ide-ide cemerlang. Waktu pensiun mereka akan dipergunakan untuk berwirausaha, sebagai pengganti pekerjaan mereka setelah pensiun.

Sebagai contoh, menurut wawancara dengan Bapak Suluh (Juni, 2010) dalam pengalaman pribadinya sebagai salah seorang karyawan yang memutuskan untuk pensiun dini, bahwa beliau merasa lebih senang dengan keputusan yang diambil. Melihat keadaan perusahaan tempat beliau bekerja yang sudah mulai membosankan, perputaran karyawan yang kurang sehat membuat dirinya merasa tidak berpengaruh lagi untuk perusahaan. Selain itu beliau juga sudah merasa capek dengan pekerjaannya yang biasanya melakukan mutasi karyawan ke luar kota, dengan domisili keluarga di Malang membuat Bapak Suluh ini merasa malas apabila harus dimutasi ke luar kota. Karena itulah beliau berani untuk memilih menjadi seorang pensiun dini di usianya yang ke 45 tahun.

Dengan bekal pesangon dari perusahaan, berbagai macam jenis usaha yang telah dilakukan. Sebelumnya beliau sudah memiliki usaha kos-kosan untuk mahasiswa, kemudian seiring berjalannya waktu setelah resmi pensiun beliau mencoba usaha kedai makanan dan juga menjual bibit-bibit tanaman anggrek beserta obat dan pupuknya. Diakuinya bahwa kedua usahanya yang dirintis pasca beliau pensiun memang tidak semudah yang dibayangkan sebelumnya. Ada masanya di mana usaha itu mengalami penurunan, namun kadang juga mengalami kemajuan. Sedangkan usaha kos-kosan yang didirikannya sebelum beliau pensiun cukup membantu perekonomian keluarganya. Hal ini dipicu dari segi lokasi yang mendukung, karena letak rumah yang berada di kawasan kampus membuat usahanya ini masih berjalan lancar hingga sekarang.

(22)

7

yang tetap optimis, akan siap dalam menghadapi masa pensiun dan akan melakukan usaha. Ciri yang seperti ini disebut memiliki jiwa entrepreneurship yang tinggi, sebagai contoh pengalaman Bapak Suluh. Sedangkan bagi mereka yang pesimis, akan mengganggap bahwa pensiun berarti akan kehilangan pekerjaan. Ciri yang seperti ini bisa dikatakan orang yang memiliki jiwa entrepreneurship yang rendah, seperti yang dialami oleh Bapak Gatot.

Penelitian yang dilakukan oleh Khusnurriyah (2007) pada wisudawan dan wisudawati Universitas Islam Majapahit, tentang hubungan antara sensation seeking dengan entrepreneurship pada sarjana fresh graduate Universitas Islam Majapahit Mojokerto, menghasilkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara sensation seeking dengan entrepreneurship dengan nilai koefisien korelasi (r=0,650)

dan p=0,000. Semakin tinggi sensation seeking maka semakin tinggi pula entrepreneurship yang dimilikinya, begitu pula sebaliknya semakin rendah sensation

seeking maka semakin rendah pula entrepreneurship yang dimiliki.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Afrila (2010) pada mahasiswa Fakultas Pertanian UMM, tentang hubungan antara Adversity Questient dengan intensi berwirausaha pada mahasiswa, diperoleh hasil bahwa ada hubungan positif dan sangat signifikan antara Adversity Questient dengan intensi berwirausaha pada mahasiswa, dengan r= 0,561 dan p= 0,000. Semakin tinggi Adversity Questient yang dimiliki oleh mahasiswa, maka semakin tinggi pula intensi berwirausaha mahasiswa tersebut, begitu juga sebaliknya semakin rendah Adversity Questient maka semakin rendah pula intensi berwirausaha pada mahasiswa.

(23)

8

diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Bahwa subyek merasa lebih percaya diri, optimis, lebih nyaman, lebih dihargai, dan mampu mengelola potensi diri serta pencapaian puncak prestasi diri meskipun belum secara optimal.

(24)

9

A. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah apakah ada hubungan antara entrepreneurship dengan pemenuhan kebutuhan rasa aman karyawan yang pensiun dini ?

B. TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui hubungan antara entrepreneurship dengan pemenuhan kebutuhan rasa aman karyawan yang pensiun dini.

C. MANFAAT PENELITIAN 1. Secara Teoritis

Diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi bidang ilmu Psikologi Industri dan Organisasi, khususnya Psikologi Sumber Daya Manusia.

2. Secara Praktis

Referensi

Dokumen terkait

Telah dilakukan perancangan sistem otomasi pada alat Differential Thermal Analysis (DTA) yang dikembangkan oleh Pusat Penelitian Fisika LIPI dengan menggunakan Programmable

Pada bulan Juli 2010 di perairan Aceh seperti terlihat pada Gambar 1b, daerah yang memiliki klorofil-a dengan kategori subur terdeteksi di sebelah utara pulo Aceh, di sekitar

pseudomagnoliarium yang termikosis terus mengalami peningkatan setiap harinya, akan tetapi persentase mikosis tertinggi terjadi pada perlakuan P5 kerapatan spora 10 9

Uji sitotoksisitas kombinasi serbuk seng oksida dan ekstrak Curcuma longa dilakukan dengan perbandingan 1: 1 (kelompok A) dan 2: 1 (kelompok B), ekstrak Curcuma longa cair

Hal ini menunjukkan bahwa melalui pembelajaran dengan penerapan model Problem Based Learning telah mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan pemahaman dan

Pola asuh demokratis ditandai dengan adanya pengakuan orang tua terhadap kemampuan anak, anak diberi kesempatan untuk tidak selalu tergantung kepada orang

Dalam mekanisme pembayaran pada kegiatan ekspor dan impor sudah dapat dipastikan bank memiliki andil dan peran serta fungsi untuk menjamin terlaksananya pembayaran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada bulan April 2015 bahwa gambaran status gizi balita di Posyandu Mawar Kelurahan Darmokali Surabaya