• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sikap Wanita Menikah dalam Pemakaian Penyedap Makanan (MSG)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sikap Wanita Menikah dalam Pemakaian Penyedap Makanan (MSG)"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Salah Satu

Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

Riska Ayu Ajeng Prabekti

201110230311343

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

SIKAP IBU RUMAH TANGGA DALAM PEMAKAIAN PENYEDAP

MAKANAN (MSG)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Salah Satu

Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

Riska Ayu Ajeng Prabekti

201110230311343

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)

SKRIPSI

Dipersiapkan dan disusun oleh :

Riska Ayu Ajeng Prabekti

NIM : 201110230311343

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal, 5 Februari 2016

dan dinyatakan memenuhi syarat sebagai kelengkapan memperoleh gelar Sarjana (S1) Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang

SUSUNAN DEWAN PENGUJI:

Ketua/Pembimbing I, Sekretaris/Pembimbing II,

Dr. Diah Karmiyati, M.Si Adhyatman Prabowo, M.Psi

Anggota I Anggota II

Yuni Nurhamida, S.Psi, M.Si Ni’matuzahroh, S.Psi, M.Si

Mengesahkan,

Dekan

Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

(4)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Riska Ayu Ajeng Prabekti

NIM : 201110230311343

Fakultas / Jurusan : Psikologi / Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi/ karya ilmiah yang berjudul:

Sikap Wanita Menikah dalam Pemakaian Penyedap Makanan (MSG)

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah/ skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hak bebas royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang telah berlaku.

Malang, 2 Februari 2016

Mengetahui

Ketua Program Studi Yang Menyatakan

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Sikap Wanita

Menikah Dalam Pemakaian Penyedap Makanan (MSG)”, sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak sekali mendapatkan motivasi, bimbingan dan bantuan yang sangat bermanfaat dari berbagai pihak yang turut mendukung tersusunnya skripsi ini. Maka dari itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Dra. Tri Dayakisni, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

2. Dr. Diah Karmiyati, M.Si dan Adhyatman Prabowo, M.Psi selaku dosen pembimbing I dan II yang telah banyak menyediakan waktu membimbing serta memberikan arahan yang berguna bagi peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini

3. Ni’matuzahro, S.Psi., M.Si selaku dosen wali yang selalu mendukung dan memberikan pengarahan sejak awal perkuliahan sampai terselesaikannya skripsi ini 4. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah

memberikan dukungan dan ilmu kepada penulis selama proses perkuliahan dari awal sampai terselesaikannya skripsi ini

5. Ayah (Suyadi) dan Ibu (Sugiyati) selaku orang tua yang tak henti-hentinya memberikan dukungan, motivasi serta do’a selama proses penyelesaian skripsi ini sehingga penulis tetap semangat dan tidak putus asa dalam menyelesaikan skripsinya 6. Melan dan Citra selaku adik-adik yang selalu menghibur, memberikan semangat,

dukungan serta do’a sehingga menjadi motivasi bagi penulis untuk segera menyelesaikan skripsinya

7. Riki Susanto, yang senantiasa memberi semangat, doa dan bantuannya tanpa mengenal lelah serta kesediaan waktunya untuk mendengarkan keluh kesah penulis selama menyelesaikan skripsi

8. Sahabat tercinta, Rianti, Ria, Novita, Zia, Andi dan Andre yang telah menjadi bagian keluarga bagi penulis dan teman seperjuangan dalam menimba ilmu dan yang tak pernah lelah untuk saling memotivasi satu dengan yang lainnya

9. Teman-teman Fakultas Psikologi kelas G’2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi selama menjalani perkuliahan

10.Teman-teman Komp-pas khusunya bang Ical yang selalu menyediakan waktu untuk berdiskusi, mas Zaky yang selalu memberikan semangat yang luar biasa bagi penulis sehingga penulis termotivasi dan tidak mudah menyerah dalam menyelesaikan skripsi

serta untuk Arif, Tyas dan Ikha terimakasih atas do’a serta semangat yang terus

menerus diberikan kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini

11.Teman-teman part time BKMA khususnya Nita, Sevti, Rohmah, Ulin, Yuda dan Fadhlur yang selalu menghibur, memberikan doa dan semangatnya kepada penulis sehingga penulis semangat dalam menyelesaikan tugas akhirnya dan memberikan cerita indah kepada penulis selama masa part time

12.Teman-teman kos yang selalu memberi dukungan dan motivasi dalam penyusunan skripsi, mbak Pipit, mbak Fenda, Riska, Endah dan mbak Ida

(6)

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis berharap agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti khususnya bagi para pembaca.

Malang, 2 Februari Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Halaman Sampul ... i

Halaman Judul ...ii

Lembar Pengesahan ... iii

Surat Pernyataan ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ...vii

Daftar Tabel ... viii

Daftar Diagram ... ix

Daftar Lampiran ... x

Abstrak ... 1

Latar Belakang ... 2

Tinjauan Pustaka ... 5

Sikap terhadap Penyedap Makanan (MSG) ... 5

Metode Penelitian ... 7

Rancangan Penelitian ... 7

Subjek Penelitian ... 8

Variabel dan Instrumen Penelitian ... 8

Prosedur dan Analisa Data ... 8

Hasil Penelitian ... 9

Diskusi ... 12

Simpulan dan Implikasi ... 14

Referensi ... 14

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Deskriptif Usia Subjek ... 9

Tabel 2 : Deskriptif Pekerjaan Subjek ... 9

Tabel 3 : Deskriptif Tingkat Pendidikan Subjek... 10

Tabel 4 : Penghitungan T-Score Sikap ... ...10

Tabel 5 : Penghitungan T-Score Komponen Sikap... 11

(9)

DAFTAR DIAGRAM

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Blue Print Skala ... 18

Lampiran 2 : Skala Penelitian ... 19

Lampiran 3 : Data Kasar Tryout ... 22

Lampiran 4 : Data Kasar Penelitian ... 28

Lampiran 5 : Hasil Tryout... 44

(11)

SIKAP WANITA MENIKAH DALAM PEMAKAIAN PENYEDAP MAKANAN (MSG)

Riska Ayu Ajeng Prabekti

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang riska.ajeng97@yahoo.co.id

Diera modern, banyak orang yang menggunakan penyedap makanan (MSG) untuk membuat makanan lebih enak termasuk wanita yang telah menikah. Selain itu banyak masyarakat yang lebih menyukai makanan yang enak. Untuk memuaskan individu dalam menikmati makanan, teknologi menemukan berbagai bahan pengawet atau penyedap makanan. Penyedap makanan sering digunakan wanita menikah dalam menambahkan bumbu pada masakannya agar disukai oleh anggota keluarganya. Sedangkan semua individu membutuhkan makanan yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti sikap wanita menikah dalam pemakaian penyedap makanan (MSG). Desain yang digunakan kuantitatif dekriptif dengan menggunakan skala sikap. Jumlah subjek sebanyak 150 responden, teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah non probability sampling, yaitu sampling insidental. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap wanita menikah dalam penggunaan penyedap makanan (MSG) masih positif. Hal ini terlihat dari 150 responden terdapat 84 (56%) yang memiliki sikap positif pada penggunaan penyedap makanan (MSG). Dimana komponen sikap yang paling mempengaruhi adalah komponen konatif. Selain itu sikap wanita menikah dalam pemakaian penyedap makanan juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan faktor-faktor lainnya.

Kata kunci: sikap, penyedap makanan (MSG)

Nowadays, many people use the additive flavouring (MSG) for making their food more tasty include women who have been married. Otherwise, people out there prefer eating yummy

food. Trying to satisfy the individual’s appetite in grabbing the tasty one, the breakthrough

technology invented various additive flavouring. Additive flavouring often used by the married woman to add some flavours in their food, intentionally to make the foods preferably to eat by their family. Whereas, normally people need to consume the nutritious and healthy food for their live. The objective of this study is to investigate the house wife reactions in using the additive flavouring (MSG). The research design used in this research was quantitative descriptive through adopting the behaviour scale. The subjects were 150 respondents, the sampling technique was non probablity sampling, that was incidental sampling. The result of this research shows that, the married woman reaction in using it, were still positive measured. Since, from 150 respondents there were 84 (56%) that had positive response in using it. Which the most affecting behaviour component was connotative component. Beside that, the reaction of the married woman in using the additive flavouring also affected by their level of education and other involved factors.

(12)

Diera modern saat ini, kehidupan masyarakat semakin berkembang dan didukung oleh kemajuan teknologi yang berpengaruh pada gaya hidup seseorang terutama pada makanan yang dikonsumsi. Setiap individu membutuhkan makanan untuk kelangsungan hidupnya, namun tidak semua makanan yang dikonsumsi bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan individu. Makanan yang dimakan sehari-hari merupakan sumber zat gizi yang digunakan tubuh untuk melakukan berbagai kegiatan. Zat gizi adalah zat yang terkandung dalam makanan dan yang mempengaruhi proses metabolisme dalam tubuh (Alsuhendra dan Ridawati, 2013). Untuk menunjang zat gizi tersebut, maka teknologi menemukan berbagai bahan pengawet ataupun penyedap makanan untuk memuaskan penikmat makanan. Salah satu penyedap makanan yang sering digunakan ialah MSG (monosodium glutamat).

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Persatuan Pabrik Monosodium Glutamat dan Asam Glutamat Indonesia (P2MI) menjelaskan bahwa penggunaan MSG di Indonesia meningkat dari 100.568 ton pada 1998 menjadi 122.966 ton pada 2004. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2007, MSG dikonsumsi oleh 77,8% populasi Indonesia (tempo.co, 2012). MSG dikonsumsi secara luas diberbagai negara seperti Cina, Eropa, Amerika Serikat, Korea, Jepang, Indonesia dan Thailand (Upa dkk, 2010). Masyarakat Indonesia rata-rata mengkonsumsi MSG sebesar 0,6 gr per hari (Prawiroharjo, dalam Elpiana, 2011). Beberapa negara industri dan maju menetapkan konsumsi MSG sebesar 0,3-1 gram per hari (Wibowo dan Suryani, 2013). Menurut Yuliarti (2007) penggunaan MSG dikatakan melampui batas jika jumlah pemakaiannya mencapai 30 mg/kg BB per hari.

Satria (2012) melakukan penelitian tentang gambaran penggunaan MSG dan tingkat keparahan stroke di Departemen Neurologi RSUP H.Adam Malik Medan. Pada penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 67 pasien, yang hasil penelitiannya diperoleh bahwa sebanyak 44,8% responden yang mengkonsumsi MSG berlebih atau di luar batas aman, 100% mengalami stroke berat dan responden yang mengkonsumsi MSG berlebih 96% memperoleh skor terendah (0-10).

Penelitian yang dilakukan oleh Rangkuti, Suwarso dan Anjelisa (2012) tentang pengaruh pemberian MSG pada pembentukan mikronukleus sel darah mencit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian MSG pada mencit jantan dan betina dengan dosis 3 gr/hari, 6 gr/hari menyebabkan terbentuknya mikronukleus pada sel darah merah sumsum tulang femur mencit. Dimana mikronukleus adalah kromatin sitoplasmik yang tampak sebagai inti kecil terbentuk dari patahan kromosom yang diasingkan dari inti (nukleus) pada tahap pembelahan sel. Zat yang bersifat mutagen seperti MSG sangat berpengaruh pada proses pembelahan sel. Dimana kelainan gen pada kromosom bisa mengakibatkan kanker.

(13)

pemberian monosodium glutamat dengan dosis 54mg, 63mg dan 72mg dapat menurunkan kadar hormon testosteron dan berat testis tikus putih jantan secara signifikan. Pemberian MSG yang berlebihan pada tikus jantan menyebabkan penurunan hormon testosteron sehingga akan mengakibatkan infertilisasi, karena hormon testosteron pada laki-laki sangat berperan dalam proses spermatogenesis. Infertilisasi adalah pasangan yang menjalani hubungan seksual secara teratur tanpa perlindungan selama 12 bulan dan tidak terjadi kehamilan (Llewenllyn dalam Elpiana, 2011).

Pola hidup yang modern ini membuat permintaan makanan berubah dan berkembang mulai dari bentuk makanan sampai rasa makanan tersebut. Masyarakat selalu menuntut terhadap makanan enak dan lezat yang menjadi pilihan banyak orang. Dengan begitu, berbagai macam makanan hadir dan para produsen makanan berlomba untuk menyajikan makanan enak dan lezat dengan menambahkan bahan tambahan makanan agar bisa memenuhi kebutuhan para konsumennya (Nofiawaty & Fitrianto). Pada kehidupan sehari-hari bahan tambahan makanan sering digunakan dalam proses pengolahan makanan, baik sebagai pewarna, pemanis, pengawet, atau penambah cita rasa (penyedap makanan). Penggunaan MSG secara berlebihan dapat mengakibatkan rasa pusing dan mual (Widyalita dkk). MSG yang dikonsumsi akan terurai menjadi sodium dan glutamat sehingga sering mengganggu kesehatan. Garam dari MSG mampu memenuhi kebutuhan garam sebanyak 20-30% sehingga konsumsi MSG secara berlebih bisa mengakibatkan kenaikan kadar garam dalam darah (Lisdiana dalam Widyalita dkk).

Monosodium glutamate (MSG) merupakan bahan tambahan makanan yang dapat memberikan, menambah atau mempertegas rasa dan aroma makanan tersebut (Alsuhendra dan Ridawati, 2013). Monosodium glutamate (MSG) dapat mengubah perilaku hewan, pertahanan okidatif (pengingkatan kadar PUT, penipisan tingkat antioksidan), aktivitas enzim mitokondria dan hilangnya neuron hippocampus di otak (Thonda dkk, 2014).

Menurut Salirawati Das, MSG merupakan zat aditif yang dapat menyebabkan kanker, pusing, letih, susah bernafas dan dapat menyebabkan kematian. Hal ini dikarenakan sodium (Na) yang terdapat dalam MSG mengikuti aliran darah ke otak dan mengendap di otak. Dimana pengendapan ini berakibat terjadinya penyumbatan sehingga oksigen yang masuk ke otak sedikit dan bisa berakibat kematian. Bhattacharya dkk (2011) menyatakan bahwa tikus yang diberikan MSG sejak kecil dan dilihat saat usia tikus sudah tua, tikus tersebut mengalami kerusakan dalam jaringan-jaringan di hati. Hal ini menunjukkan bahwa MSG mempunyai efek dalam jangka panjang yang berbahaya.

Sikap menurut Thurstone (dalam Walgito, 1994) merupakan nilai positif atau negatif yang mempengaruhi pandangan individu terhadap suatu objek. Objek yang dimaksud Thurstone ialah simbol, frase, slogan, orang, lembaga atau ide. Sikap yang terdapat pada diri individu akan memberikan suatu warna pada perilaku atau perbuatan orang tersebut. Dengan sikap, individu bisa mengetahui suatu respon atau perilaku yang akan diambil oleh individu yang bersangkutan, terhadap suatu masalah atau keadaan yang dihadapkan padanya (Walgito, 1994). Myers (dalam Walgito, 1994) menjelaskan bahwa ekspresi yang ditunjukkan dari sikap merupakan suatu perilaku yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.

(14)

Byrne (2004) berpendapat bahwa sikap terbentuk berdasarkan pada perbandingan sosial, kecenderungan untuk membandingkan diri kita terhadap orang lain.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Angrayny dkk (2012) tentang sikap mahasiswa jurusan KK FK UNP terhadap penggunaan penyedap rasa dan pewarna sintesis dalam pengolahan makanan. Dalam penelitian ini menggunakan responden sebanyak 163 orang yang telah mendapatkan mata kuliah ilmu bahan makanan. Hasil penelitiannya diperoleh bahwa sebanyak 65.1% responden memiliki sikap negatif dan sebanyak 34.9% responden memiliki sikap positif terhadap penggunaan penyedap rasa dan pewarna sintesis dalam pengolahan makanan. Dalam hal ini sikap negatif adalah responden mengerti bahwa penyedap rasa dan pewarna sintesis tidak dibutuhkan dalam pengolahan makanan. Sikap positif adalah responden merasa bahwa penggunaan penyedap rasa dan pewarna sintesis tetap diperlukan dalam pengolahan makanan.

Dari penelitian yang dilakukan oleh Kurniawaty dan Oksariani (2013) menyatakan bahwa pengetahuan pedagang mengenai pewarna Rhodamin B masih kurang yaitu sebanyak 60%, sedangkan sikap pedagang menunjukkan sikap yang kurang sebanyak 57,5%, dan pedagang yang menggunakan Rhodamin B sebanyak 57,5%. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan pedagang terhadap perilaku penggunaan Rhodamin B, dan hubungan antara sikap pedagang terhadap perilaku penggunaan Rhodamin B. Wariyah dan Dewi (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan pedagang dengan pengetahuan tentang bahan berbahaya seperti formalin, boraks, dan pemanis buatan.

Riset yang dilakukan oleh Hasibuan (2015) menunjukkan bahwa pengetahuan mengenai makanan siap saji remaja putri termasuk dalam kategori baik. Sikap yang dimiliki remaja putri dalam makanan siap saji juga baik. Dimana frekuensi makanan siap saji yaitu perhari, perminggu, dan perbulan. Jenis makanan siap saji yang biasa dikonsumsi oleh remaja putri adalah snack, gorengan, sosis, mie instan.

Sarkim dkk (2010) menyatakan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan gizi yang baik, namun seluruh responden memiliki sikap yang positif terhadap konsumsi mie instan. Mahasiswa sangat menyukai makanan siap saji, dan hal ini tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin, pengetahuan, pendapatan, rasa, tekstur, bentuk, bumbu, harga, jumlah keluarga dan perpindahan penduduk (Suswanti, 2012).

Sikap siswa dalam memilih makanan jajanan menunjukkan sikap yang positif dimana tidak dipengaruhi oleh tingkat obesitas pada siswa tersebut (Sukma, 2014). Sinaga dan Mendrofa menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan kejadian obesitas pada remaja. Dimana faktor yang mempengaruhi ialah kesibukan orang tua, uang saku dan tingkat aktivitas, pengaruh teman sebaya dan promosi makanan cepat saji.

(15)

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada ibu rumah tangga yang menggunakan penyedap makanan dapat diketahui motif dalam penggunaan penyedap makanan ialah membuat masakah lebih enak dan nikmat, aroma masakan yang sedap, menambahkan nafsu makan, selain itu penggunaan penyedap makanan sudah menjadi kebiasaan ibu rumah tangga dalam memasak karena jika tidak menggunakan penyedap makanan mereka menganggap masakannya kurang sedap. Sedangkan motif ibu rumah tangga yang tidak menggunakan penyedap makanan ialah mengetahui dampak negatif pada penggunaan penyedap makanan dan sadar akan pentingnya hidup sehat.

Ibu rumah tangga yang mengetahui bahwa penggunaan penyedap makanan (MSG) secara berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan tubuh. Ibu rumah tangga akan berusaha untuk mengurangi penggunaan penyedap makanan (MSG), akan tetapi perilaku tersebut dipengaruhi oleh intensi (Niven, 2000). Intensi dibentuk dari sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku (Vaughan & Hogg, 2005). Jika ibu rumah tangga berfikir bahwa penyedap makanan (MSG) tidak akan menimbulkan masalah kesehatan yang serius, dan orang-orang disekelilingnya banyak yang menggunakan penyedap makanan (MSG), serta iklan-iklan di TV semakin memotivasi untuk menggunakan penyedap makanan (MSG) dan juga mereka merasa bisa mengatasi masalah kesehatan yang disebabkan oleh penyedap makanan (MSG) maka mereka tetap akan menggunakan penyedap makanan (MSG) walaupun penggunaannya mengganggu kesehatan. Sedangkan ibu rumah tangga yang berfikir bahwa kesehatan itu penting, dan orang-orang disekitar sangat peduli akan kesehatan diri yang tinggi serta mampu melakukan hidup sehat, mereka akan mengurangi penggunaan penyedap makanan (MSG) atau tidak akan menggunakan penyedap makanan (MSG) saat memasak.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa penting sekali untuk meneliti sikap ibu rumah tangga dalam penggunaan penyedap makanan (MSG) karena dengan penelitian ini dapat diketahui motif dan sikap ibu rumah tangga dalam penggunaan penyedap makanan (MSG). Selain itu, dapat meningkatkan kesadaran hidup sehat. Dengan diketahui tinggi rendahnya penggunaan MSG pada pihak-pihak yang bersangkutan maka lembaga kesehatan dapat melakukan penyuluhan tentang MSG. Dengan demikian masyarakat bisa mengurangi penggunaan MSG dan bisa meningkatkan kesehatan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sikap ibu rumah tangga dalam penggunaan penyedap makanan monosodium glutamate (MSG). Manfaat penelitian ini bagi mahasiswa adalah untuk menambah wawasan mengenai pentingnya mengurangi penggunaan penyedap makanan MSG, bagi masyarakat adalah untuk memberikan informasi mengenai penggunaan penyedap makanan MSG, dan bagi lembaga kesehatan masyarakat penelitian ini bermanfaat untuk menghimbau kembali masyarakat mengenai penggunaan penyedap makanan MSG sehingga kesehatan masyarakat meningkat.

Sikap Terhadap Penyedap Makanan (MSG)

Menurut Ahmadi (2007) sikap merupakan kesiapan merespon yang sifatnya positif ataupun negatif terhadap objek atau situasi secara konsisten. Sedangkan sikap menurut Stepan (dalam Mandita, 2014) ialah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang ataupun pada suatu peristiwa. Pernyataan evaluatif merupakan respon terhadap objek, orang atau peristiwa yang merupakan suatu stimulus.

(16)

Dimana sikap juga dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu atau tradisi belajar (Allport dalam Sears, dkk, 1988). Pengalaman juga merupakan faktor terbesar dalam pembentukan sikap (Dayakisni dan Hudaniah, 2012). Sikap merupakan proses evaluasi yang sifatnya internal atau subjektif yang berlangsung dalam diri seseorang dan tidak dapat diamati secara langsung. Sikap dapat diketahui melalui pengetahuan, keyakinan, perasaan dan kecenderungan tingkah laku seseorang terhadap suatu objek (Sarwono dan Meinarno, 2009). Sherif dan Sherif (dalam Dayakisni dan Hudaniah, 2012) menyebutkan bahwa sikap dapat berubah sesuai dengan kondisi dan pengaruh yang diberikan.

Ahmadi (2007) menyebutkan bahwa dalam sikap melibatkan tiga komponen, yaitu: (1) komponen kognitif, komponen yang berhubungan dengan gejala mengenal pikiran yang berwujud pengolahan, pengalaman dan keyakinan serta harapan individu terhadap objek, (2) komponen afektif, komponen yang berhubungan dengan perasaan yang ditujukan pada objek tertentu. Perasaan atau emosi individu pada penilaian suatu objek yang menjadikan suatu dorongan atau kekuatan yang mewarnai suatu sikap (Sarwono dan Meinarno, 2009). Komponen afektif berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai yang dimiliki oleh objek tersebut (Dayakisni dan Hudaniah, 2012). Menurut Thrustone (dalam Dayakisni dan Hudaniah, 2012) komponen afektif mempunyai dua sifat, yaitu: (a) sifat negatif, individu yang mempunyai perasaan negatif terhadap suatu objek dikatakan mempunyai sikap unfavorable terhadap objek tersebut, (b) sifat positif, perasaan positif individu pada suatu objek atau dikatakan menyukai suatu objek maka mempunyai sikap yang favorable pada objek tersebut. (3) komponen konatif, komponen yang berwujud proses tendensi atau kecenderungan untuk berbuat sesuatu pada objek. Komponen konatif juga dapat diketahui melalui respon subjek mengenai suatu objek, dimana respon yang dimaksud berupa tindakan atau perbuatan yang dapat diamati dan berupa intensi atau niat untuk melakukan perbuatan tertentu terhadap objek tersebut (Sarwono dan Meinarno, 2009).

Ciri-ciri sikap menurut Ahmadi (2007) ialah: (1) sikap itu dipelajari (learnability), sikap merupakan hasil belajar yang dipelajari secara tidak sengaja maupun sengaja, (2) memiliki kestabilan (stability), sikap berawal dari sebuah pembelajaran yang akan menjadi kuat, tetap dan stabil melalui sebuah pengalaman, (3) personal-societal significance, dalam sikap melibatkan hubungan antara seseorang dengan orang lain dan antara orang dengan barang atau situasi, (4) berisi cognisi dan affeksi, berisi informasi yang faktual, seperti: objek itu dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan, (5) approach- avoidance directionality, saat seseorang memiliki sikap yang baik terhadap suatu objek maka mereka akan mendekati dan membantunya.

Notoatmodjo (dalam Rusmanto, 2013) mengatakan bahwa dalam sikap terdapat empat karakter, yaitu: (1) sikap merupakan kecenderungan berpikir, berpersepsi dan bertindak. Dalam artian, sikap merupakan sebuah perputaran dan pengembangan pemikiran manusia pada suatu masalah yang menjadikan dasar orang tersebut untuk bertindak, (2) sikap sebagai daya pendorong (motivasi). Dari sikaplah manusia memiliki motivasi untuk bertindak dan berubah, (3) sikap relatif lebih menetap, dibandingkan dengan emosi dan pikiran. Dalam artian, sikap dapat digambarkan sebagai karakter manusia yang tidak mudah berubah, (4) sikap mengandung aspek penilaian terhadap suatu objek. Sikap sangat berpengaruh pada penilaian seseorang terhadap suatu objek. Saat seseorang mempunyai masalah yang sama sebelumnya, maka ia akan menjadikan masalah yang terdahulu sebagai acuan dalam mengambil sikap terhadap masalah saat ini.

(17)

oleh bagaimana sikap-sikap orang yang berada di dalam rumah, namun juga dipengaruhi oleh orang-orang di luar rumah dan bagaimana mereka melakukan hubungan dengan orang-orang disekitar mereka, (b) sekolah, peran sebuah pendidikan adalah untuk membentuk kepribadian masyarakat menjadi warga yang baik dan unggul secara intelektual. Dimana peran seorang guru sejak pendidikan dasar sangat berpengaruh pada pola pikir, perilaku dan sikap dalam membentuk kepribadiannya, (c) pekerjaan, lingkungan pekerjaan sangat berperan dalam mekanisme pembentukan sikap, dimana kenyamanan pada lingkungan kerja akan membawa sikap positif pada kehidupan orang tersebut, (2) pengalaman, apa yang telah dan sedang dialami seseorang, akan ikut membentuk dan mempengaruhi seseorang terhadap stimulus sosial. Dimana pengalaman dapat didapatkan dari pendidikan, pernah mengalami suatu kejadian dan pernah melihat dari orang lain sehingga pengalaman sangat berpengaruh dalam sikap seseorang, (3) pendidikan, pendidikan bisa berupa pendidikan formal, yaitu sekolah ataupun pendidikan nonformal, yaitu pendidikan dari orang tua. Pembentukan sikap dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan sikap seseorang ditentukan oleh kepribadian, intelegensi dan minat (Rusmi dalam Rusmanto, 2013).

Penyedap makanan ialah bahan yang bisa memberikan, menambah atau mempertegas rasa pada makanan, atau bahan yang tidak mempunyai rasa tetapi dapat menguatkan atau mengaktifkan rasa yang telah ada dalam makanan (Salirawati). Sedangkan menurut Alsuhendra dan Ridawati (2013) penyedap makanan adalah bahan tambahan makanan yang dapat memberikan, menambah atau mempertegas rasa dan aroma makanan tersebut. Bahan penyedap makanan yang paling banyak digunakan adalah monosodium glutamate (MSG) atau yang biasa disebut dengan vetsin.

Monosodium glutamate (MSG) adalah penyedap makanan yang berbentuk tepung kristal berwarna putih yang mudah larut dalam air dan tidak berbau, dimana unsur pokok yang terkandung dalam MSG ialah glutamat 78,2%, natrium 12,2%, dan H2O 9,6% (Upa, dkk, 2010). Menurut Salirawati cara kerja MSG dalam menambah citra rasa adalah MSG mengandung gugus amino, mengurangi rasa bawang yang tajam, rasa sayuran mentah yang tidak menyenangkan ataupun rasa pahit pada sayuran. MSG diperoleh dari fermentasi mollasses (tetes gula) atau dari hidrolis gluten jagung dan gandum (Upa, dkk, 2010).

Penelitian yang dilakukan Harahap (2010) tentang pengetahuan dan sikap siswa SMA Negeri dan Swasta tentang penggunaan MSG (monosodium glutamat) pada makanan terhadap kesehatan di kota Medan, menunjukkan hasil bahwa 117 sampel dari 200 sampel memiliki sikap yang positif terhadap pemakaian MSG. Pada saat ini MSG telah banyak digunakan untuk keperluan rumah tangga maupun industri makanan yang diperjualbelikan secara bebas. MSG di dunia dikonsumsi secara luas diberbagai negara (Tempo, 2012).

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

(18)

Subjek Penelitian

Penelitian ini akan meneliti tentang sikap wanita menikah dalam pemakaian penyedap makanan MSG (monosodium glutamat). Wanita menikah merupakan perempuan yang telah menyatukan hubungannya dengan lawan jenis sesuai ketentuan hukum dan agama. Karakteristik subjek penelitian yang akan digunakan adalah wanita yang sudah menikah dan tinggal di Malang.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Adapun populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi wanita menikah. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability sampling, yaitu sampling insidental. Sampling insidental adalah teknik pengambilan sampel secara kebetulan dan dirasa cocok sebagai sumber data.

Variabel dan Instrumen Penelitian

Penelitian ini mengkaji satu variabel yaitu sikap terhadap penggunaan penyedap makanan (MSG). Sikap terhadap penggunaan penyedap makanan (MSG) adalah respon positif atau negatif seseorang terhadap penggunaan penyedap makanan monosodium glutamat (MSG). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode skala. Penelitian ini menggunakan skala sikap, dimana skala yang digunakan adalah model Skala Guttman.

Skala sikap adalah skala yang disusun berdasarkan komponen sikap yang dikemukakan Ahmadi (2007) yaitu (1) komponen kognitif yaitu komponen pikiran yang berwujud pengolahan, pengalaman, keyakinan, serta harapan pada objek (2) komponen afektif yaitu komponen yang berhubungan dengan perasaan-perasaan pada suatu objek dan (3) komponen konatif yaitu komponen berupa tindakan dan niat untuk melakukan perbuatan pada suatu objek. Dari ketiga komponen, masing-masing komponen akan memiliki skor tinggi rendah sesuai respon yang diberikan oleh subjek penelitian. Sebelum dilakukan uji coba (try out), terdapat 46 item dengan 2 pilihan jawaban yaitu ya dan tidak. Dalam skala ini terdapat dua macam pertanyaan, yaitu pertanyaan yang mendukung (favourable) dan pertanyaan yang tidak mendukung (unfavourable).

Berdasarkan hasil try out yang telah dilakukan, dari 46 item skala sikap terdapat 22 item yang valid dengan indeks validitas antara 0.475-0.824. Sedangkan dari uji reliabilitas yang sudah dilakukan untuk skala sikap memiliki nilai Alpha sebesar 0.951. Dilihat dari nilai validitas dan reliabilitas dapat disimpulkan bahwa skala sikap yang digunakan merupakan skala yang valid dan memiliki reliabilitas yang baik.

Prosedur dan Analisa Data Penelitian

(19)

Selain itu, diperoleh angka reliabilitas untuk skala sikap 0.951. Item yang valid yang kemudian akan digunakan untuk melakukan penelitian ini.

Penelitian atau pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 21 sampai 27 Desember 2015. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 150 responden. Penelitian dilakukan secara langsung oleh peneliti dengan menyebar angket di Malang. Kemudian melakukan pengkodingan data dan analisa data hasil penelitian. Analisa data dilakukan dengan

menggunakan perhitungan statistik secara kuantitatif dengan bantuan program SPSS’21.

Teknik analisa data yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif yaitu untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan sikap subjek dalam pemakaian penyedap makanana (MSG).

HASIL PENELITIAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan beberapa data mengenai subjek, yaitu sebagai berikut:

Tabel 1. Deskriptif Usia Subjek

Rentang Usia Frekuensi Presentase (%)

20-29 36 24 dari 150 subjek sebanyak 36 (24%) subjek. Pada rentang usia 30 sampai 39 tahun sebanyak 65 (43,33%) subjek, sedangkan untuk rentang usia 40 sampai 49 tahun sebanyak 28 (18,67%) subjek. Untuk rentang usia 50 sampai 59 tahun sebanyak 13 (8,7) subjek dan rentang usia 60 sampai 70 tahun sebanyak 8 (5,33%) subjek.

Tabel 2. Deskriptif Pekerjaan Subjek

Jenis Pekerjaan Frekuensi Presentase (%)

(20)

Dari tabel diatas dapat diketahui jenis pekerjaan subjek, dimana dari 150 subjek terdapat 15 (10%) subjek yang bekerja sebagai guru/dosen, PNS sebanyak 3 (2%) subjek, perawat sebanyak 1 (0,67%) subjek. Untuk pekerjaan swasta terdapat 50 (33,33%) subjek, wiraswasta sebanyak 15 (10%) subjek dan untuk petani sebanyak 8 (5,33%). Sedangkan untuk subjek yang tidak bekerja sebanyak 58 (38,67%) subjek.

Tabel 3. Deskriptif Tingkat Pendidikan Subjek

Tingkat Pendidikan Frekuensi Presentase (%)

SD 22 14,67

SMP 22 14,67

SMA/SMK 64 42,67

Diploma 7 4,66

Sarjana 35 23,33

Total 150 100

Dari tabel diatas dapat diketahui tingkat pendidikan subjek penelitian, dimana pada tingkat pendidikan SD sebanyak 22 (14,67%) subjek dari 150 subjek penelitian. Pada tingkat pendidikan SMP terdapat 22 (14,675) subjek, SMA/SMK sebanyak 64 (42,67%) subjek. Sedangkan pada tingkat pendidikan Diploma berjumlah 7 (4,66%) subjek dan pada Sarjana sebanyak 35 (23,33%) subjek.

Hasil penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa terjadi perbedaan antara subjek yang sering menggunakan penyedap makanan (MSG) dan subjek yang jarang menggunakan penyedap makanan (MSG). Dimana hal itu dapat dilihat seperti tabel berikut:

Tabel 4.Penghitungan T-Score Sikap

Kategori Interval Frekuensi Presentase (%)

Sikap

Positif T-Score > 50 84 56

Negatif T-Score < 50 66 44

Total 150 100

(21)

Tabel 5. Penghitungan T-Score Komponen Sikap

Kategori Interval Frekuensi Presentase (%)

Kognitif

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 150 subjek penelitian, terdapat 83 (55,33%) memiliki nilai kognitif yang positif dan 67 (44,67%) memilki nilai kognitif yang negatif. Antara kategori positif dan negatif tidak memiliki perbedaan yang jauh. Pada nilai afektif subjek terdapat nilai positif lebih banyak daripada nilai negatif. Hal ini terbuktikan oleh hasil yang diperoleh pada 150 subjek penelitian. Dimana terdapat 84 (56%) subjek yang memiliki nilai afektif yang positif dan 66 (44%) subjek yang memiliki nilai afektif negatif. Sedangkan untuk nilai konatif pada 150 subjek penelitian, terdapat 87 (58%) subjek dengan nilai konatif yang positif dan 63 (42%) subjek dengan nilai konatif yang negatif. Selain itu dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang jauh antara kategori positif dan negatif.

Diagram 1. Perbandingan Komponen Sikap

(22)

Tabel 6. Penghitungan Sikap Dilihat dari Tingkat Pendidikan Kategori

Pendidikan

Frekuensi Presentase (%) Sikap terhadap pemakaian MSG Positif Negatif

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui tingkat pemakaian penyedap makanan (MSG) dilihat dari tingkat pendidikan dengan jumlah subjek 150 yaitu, SD sebanyak 22 (14,67%) subjek dengan tingkat pemakaian penyedap makanan yang positif sebanyak 12 subjek dan terdapat 10 subjek dengan tingkat pemakaian penyedap makanan yang negatif. Dilihat dari tingkat pendidikan SMP sebanyak 22 (14,67%) subjek yang menggunakan penyedap makanan, dimana 11 subjek memiliki tingkat pemakaian penyedap makanan yang positif dan 11 subjek memiliki tingkat pemakaian penyedap makanan yang negatif. Tingkat pendidikan SMA/SMK sebanyak 64 (42,67%) subjek dengan tingkat pemakaian penyedap makanan yang positif sebesar 41 subjek dan 23 subjek dengan penggunaan penyedap makanan yang negatif Sedangkan untuk Diploma terdapat 7 (4,67%) subjek yang menggunakan penyedap makanan dan diperoleh tingkat pemakaian penyedap yang positif sebesar 4 subjek dan 3 subjek untuk tingkat penggunaan penyedap yang negatif. Untuk tingkat pendidikan Sarjana sebesar 35 (23,32%) subjek dengan jumlah pemakai penyedap makanan yang positif sebanyak 16 subjek dan 19 subjek dengan pemakaian penyedap makanan yang negatif.

DISKUSI

Hasil penelitian data yang diperoleh jika dilihat dari tabel T-score menunjukkan jumlah subjek yang memiliki nilai diatas 50 berkategori positif dalam penggunaan penyedap makanan (MSG). Dimana dari 150 subjek terdapat 84 subjek yang berkategori positif dalam penggunaan penyedap makanan (MSG), sedangkan 66 subjek berkategori negatif pada penggunaan penyedap makanan (MSG).

Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya, yaitu seseorang memiliki sikap positif (mendukung) dalam penggunaan penyedap makanan (MSG) karena lebih praktis dibandingkan bumbu alami (Murdiana, 2012). Dari penelitian yang dilakukan oleh Astuti dkk (2010) menyatakan bahwa responden menyatakan tidak setuju dalam penggunaan rhodamin B dalam pembuatan terasi, akan tetapi dalam pembuatan terasi para responden selalu menambahkan rhodamin B pada terasi agar membuat warna terasi lebih menarik. Hal ini menunjukkan bahwa responden bersikap positif walaupun mengetahui jika penggunaan rhodamin B itu tidak baik.

(23)

Pada sikap terdapat tiga komponen yang mempengaruhinya, yaitu komponen kognitif, afektif dan konatif. Penghitungan T-score pada tiga komponen didapatkan hasil bahwa komponen kognitif terdapat 83 (55,33%) subjek yang pengaruh pada sikapnya positif dan sebanyak 67 (44,67%) subjek yang kognitifnya masuk dalam kategori negatif. Untuk komponen afektif terdapat 84 (56%) subjek yang tingkat afektifnya positif dan sebanyak 66 (44%) subjek yang tingkat afektifnya negatif. Sedangkan untuk komponen konatif sebanyak 87 (58%) subjek yang mempunyai tingkat konatif positif dan 63 (42%) subjek yang tingkat konatifnya negatif. Dari hal ini dapat dilihat jika dalam sikap wanita menikah dalam penggunaan penyedap makanan (MSG), komponen yang paling berpengaruh adalah komponen konatif. Komponen konatif ialah cara seseorang dalam bertindak pada suatu objek (Taylor dkk, 2009). Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Angrayny dkk (2012) menyatakan bahwa terdapat 58,1% dari 43 subjek mempunyai sikap positif pada penggunaan pewarna sintetis. Dimana responden melakukan penambahan pewarna sintetis dalam pengolahan makanan, walaupun responden mengetahui dampak yang ditimbulkan dari penggunaan pewarna sintetis tersebut.

Selain itu tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap penggunaan penyedap makanan (MSG) hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan sikap positif pada penggunaan penyedap makanan di tingkat pendidikan SD,SMP,SMA/SMK dan Diploma, sedangkan untuk tingkat pendidikan Sarjana mempunyai sikap negatif dalam penggunaan penyedap makanan (MSG). Tingkat pendidikan mempunyai hubungan yang erat dengan pengetahuan gizi seseorang. Seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan formal tinggi memiliki pengetahuan gizi yang tinggi pula. Hal ini karena pendidikan akan menimbulkan pengalaman belajar pada individu, sehingga mengetahui dan memahami tentang suatu objek secara positif dan negatif (Octaviana, 2011). Murdiana (2012) juga berpendapat bahwa orang yang berpendidikan tinggi cenderung memilih bahan makanan yang baik dan lebih memperhatikan jumlah, mutu serta keamanannya dibandingkan dengan yang berpendidikan rendah.

Selain itu, sikap seseorang dalam pemakaian penyedap makanan (MSG) dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah persepsi. Penelitian yang dilakukan Murdiana (2012) menyatakan bahwa sebagian besar responden berpersepsi bahwa menambahan MSG pada masakan itu sangat penting dan masakan terasa kurang enak jika tidak diberi MSG. Awwaliyah (2013) menyatakan jika individu mempersepsikan hasil dari suatu perilaku adalah positif maka ia akan memiliki sikap positif terhadap perilaku tersebut dan saat individu mempersepsikan hasil dari suatu perilaku adalah negatif, maka individu akan memiliki sikap yang negatif terhadap perilaku tersebut.

(24)

menonton iklan tentang produk MSG maka semakin baik pula pengetahuan, sikap dan tindakan ibu rumah tangga terhadap produk MSG.

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sikap wanita menikah dalam penggunaan penyedap makanan (MSG) masih dalam kategori positif. Hal ini ditunjukkan dengan hasil dari nilai T-skor, dimana dari 150 subjek terdapat 84 subjek dengan presentase 56% yang nilai T-skornya diatas 50 dan terdapat 66 subjek dengan presentase 44% yang memiliki sikap yang negatif pada penggunaan penyedap makanan yang dilihat dari nilai T-skornya dibawah 50. Dilihat dari tiga komponen sikap, bahwa komponen yang sangat berpengaruh dalam penggunaan penyedap makanan adalah komponen konatif. Jika dilihat dari tingkat pendidikan, tingkat pendidikan SD, SMP, SMA/SMK dan Diploma memiliki sikap positif yang lebih tinggi dibandingkan sikap negatif dalam penggunaan penyedap makanan, sedangkan untuk tingkat pendidikan Sarjana lebih tinggi sikap negatif dibandingkan sikap positif dalam penggunaan penyedap makanan.

Berdasarkan hal tersebut disarankan bagi wanita menikah untuk lebih mempelajari lagi tentang penyedap makanan dan memodifikasi perilakunya, sehingga mereka bisa menggunakannya sesuai kebutuhan selain itu mengurangi sikap dalam memakai penyedap makanan. Bagi lembaga kesehatan disarankan untuk memberikan informasi mengenai penggunaan penyedap makanan yang sesuai takaran, sehingga masyarakat bisa meminimalisir penggunaan penyedap makanan. Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk menambahkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi sikap, seperti persepsi atau frekuensi menonton iklan penyedap makanan.

REFERENSI

Ahmadi, A.(2007).Psikologi sosial.Jakarta:PT Rineka Cipta

Alsuhendra & Ridawati.(2013).Bahan toksik dalam makanan.Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offset

Angrayny, A., Yulastri, A., & Fridayati, L.(2012).Sikap mahasiswa Jurusan KK FT UNP terhadap penggunaan penyedap rasa dan pewarna sintetis dalam pengolahan makanan.Skripsi. Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang

Astuti, R., Meikawati, W., & Sumarginingsih, S.(2010).Penggunaan zat warna “rhodamin B”

(25)

Awwaliyah, I.(2013).Pengetahuan, sikap, dan niat beli mahasiswa terhadap makanan organik: pendekatan theory of planned behavior.Jurnal Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor

Baron, R.A & Byrne, D.(2004). Psikologi sosial (Ed. 10 Buku 1).Jakarta:Erlangga

Bhattacharya, T., Bhakta, A., & Ghosh, SK.(2011).Long term effect of monosodium glutamate in liver of albino mice after neo-natal exposure.Journal Department of Anatomy.Vol.13(1): 11-16

Dayakisni, Tri & Hudaniah.(2012).Psikologi sosial (Ed. revisi).Malang:UMM Press

Elpiana.(2011).Pengaruh monosodium glutamat terhadap kadar hormon testosteron dan berat testis pada tikus putih jantan (rattus norvegicus).Jurnal Program Pasca Sarjana Universitas Andalas

Greenacre, L. dkk.(2015).Correcting misperceptions about stigmatized ingredients: MSG. Journal Food Quality and Preference.Vol.48: 93-98

Harahap, U.F.(2010).Pengetahuan dan sikap siswa SMA Negeri dan Swasta tentang penggunaan MSG (monosodium glutamat) pada makanan terhadap kesehatan di kota Medan tahun 2010.Skripsi. Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara. Medan

Hasibuan, R.(2015).Perilaku makan siap saji (fast food) dan kejadian obesitas pada remaja putri di SMA Negeri 1 Barumun Kecamatan Barumun Kabupaten Padang Lawas.Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara

Irdasari, N.(2009).Analisis sikap konsumen terhadap kinerja atribut produk penyedap rasa merek Masako (konsumen penyedap rasa di Kecamatan Bogor Tengah).Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor

Kurniawaty, E & Oksariani, A.(2013).Hubungan dan sikap pedagang cabe merah giling terhadap perilaku penggunaan pewarna Rhodamin B di pasar tradisional Bandar Lampung tahun 2010.Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.Vol.3(1) Mandita, I.P.S.(2014).Hubungan sikap masyarakat terhadap pemeliharaan dan perawatan

kesehatan gigi dan mulut di kota Denpasar.Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Mahasaraswati Denpasar

Murdiana, E.(2012).Analisis penggunaan monosodium glutamat (MSG) pada ibu rumah tangga di perkotaan dan pedesaan Bogor.Jurnal Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor

Niven, N.(2000).Psikologi kesehatan pengantar untuk perawat dan profesional kesehatan lain (ed. 2).Jakarta:EGC

Nofiawaty & Fitrianto, M.E.___.Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen membeli produk vetsin.Jurnal Universitas Sriwijaya

(26)

Octaviana, A.(2011).Pengetahuan, sikap dan praktek gizi siswa sekolah menengah pertama terhadap penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) pada makanan jajanan.Jurnal Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor

Rangkuti, R.H., Suwarso, E., & Anjelisa, P.(2012).Pengaruh pemberian monosodium glutamat (MSG) pada pembentukan mikronukleus sel darah merah mencit.Jurnal Departemen Farmokologi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Rusmanto.(2013).Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat terhadap kepatuhan minum obat anti filaria di RW II Kelurahan Pondok Aren.Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta

Salirawati, D.___.Bahan kimia dalam bahan makanan

Sampitri, D.E.(2011).Pengaruh terpaan iklan televisi dan persepsi merek terhadap minat beli.Skripsi. Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Pembangunan Nasional Veteran. Yogyakarta

Sarkim, L., Nabusa, E., & Limbu, R.(2010).Perilaku konsumsi mie instan pada mahasiswa fakultas kesehatan masyarakat undana Kupang yang tinggal di kos wilayah Naikoten.Jurnal Universitas Undana Kupang.Vol.5 (1)

Sarwono, S.W. & Meinarno, E.A.(2009).Psikologi sosial.Jakarta:Penerbit Salemba Humanika

Satria, F.B.(2012).Gambaran penggunaan monosodium glutamate (MSG) dan tingkat keparahan stroke di Departemen Neurologi RSUP H.Adam Malik Medan periode Juli- November 2012.Skripsi. Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara. Medan

Sears, D.O., Freedman, J.L., & Peplau, L.A.(1988).Psikologi sosial (Ed. 5 Buku 1).Jakarta:Erlangga

Setiadi, H.___.Tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku pedagang bakso terhadap boraks disekitar wilayah Wirobrajan Yogyakarta.(Online). Diakses tanggal 17 November 2015 diperoleh di http://dokumen.tips

Sinaga, T.R., & Mendrofa, H.A.___.Faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas pada remaja di SMA Negeri 1 Medan tahun 2012

Sugiyono.(2013).Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D.Bandung:Alfabeta

Sukma, D.C.(2014).Hubungan pengetahuan dan sikap dalam memilih makanan jajanan dengan obesitas pada remaja di SMP Negeri 2 Brebes. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.Artikel

Suswanti, I.(2013).Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan makanan cepat saji pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi. Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta

(27)

Tempo.co.(2012).Konsumsi MSG Indonesia meningkat.Diakses 31 Juli 2015, dari: http://gaya.tempo.co

Thonda, S., Kumar, H., Handral, M., & Sonowal, A.(2014).Neuroprotective evaluation of ethanolic leaf extract of dalbergia sissoo in monosodium glutamate induced neurotoxicity in rats.Jurnal Department of Pharmacology, PES College of Pharmacy, Hanumanthnagar, Bangalore, Kamataka, India.Vol.5 (3): 829-838

Upa, N., Kurtanty, D., & Faqih, D.(2010).Review kontroversi monosodium glutamate. Bekasi Utara:Onbloss Creative Mandiri

Vaughan, G.M., & Hogg, M.A.(2005). Introduction to social psychology (ed. 4).Australia:Pearson Prentice Hall

Walgito, Bimo.(1994).Psikologi sosial.Andi Offset.Yogyakarta

Wariyah, C. & Dewi, S.H.C.(2013).Penggunaan pengawet dan pemanis buatan pada pangan jajanan anak sekolah (PJAS) di wilayah Kabupaten Kulon Progo-DIY.Jurnal Fakultas Agroindustri Universitas Mercu Buana Yogyakarta.Vol.33(2)

Wibowo, S.& Suryani, D.(2013).Pengaruh promosi kesehatan metode audio visual dan metode buku saku terhadap peningkatan pengetahuan penggunaan monosodium glutamat (MSG) pada ibu rumah tangga.Jurnal Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Vol.7

Widyalita, E.P, Saifuddin, S., & Zakaria.___.Analisa kandungan monosodium glutamat (MSG) pada pangan jajanan anak di SD Komp. Lariangbangi Makassar.Jurnal Universitas Hasanuddin Makassar

(28)

Lampiran 1 : Blue Print Skala

BLUE PRINT SKALA SIKAP PEMAKAI PENYEDAP MAKANAN (MSG)

No Sikap Faforabel Unfaforabel Jumlah

1 Komponen kognitif adalah komponen pikiran yang berwujud pengolahan, pengalaman, keyakinan serta harapan pada objek.

1, 2, 7, 12, 17 20 6

2 Komponen afektif adalah komponen yang berhubungan dengan perasaan-perasaan pada suatu objek.

3, 6, 8, 9, 11, 16, 18

13, 21 9

3 Komponen konatif adalah komponen berupa suatu tindakan dan niat untuk melakukan perbuatan pada suatu objek.

4, 10, 14, 15, 19, 22

5 7

Total Item 18 4 22

(29)

Lampiran 2 : Skala Penelitian

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Jl. Raya Tlogomas No.246 GKB 1 Kampus III UMM

Kepada Yth. Responden

Di Tempat

Dengan Hormat,

Dalam rangka penyelesaian tugas akhir, Saya Riska Ayu Ajeng Prabekti (201110230311343), Mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, akan melakukan penelitian untuk memenuhi salah satu persyaratan wajib dalam menyelesaikan program sarjana. Oleh karena itu, saya mengharapkan bantuan saudari untuk mengisi skala dengan jujur dan sesuai dengan keadaan saudari saat ini.

Perlu saudari ketahui bahwa hasil pengisian skala ini benar-benar hanya digunakan untuk tujuan penelitian yang saya lakukan. Oleh karena itu, saudara tidak perlu ragu-ragu untuk menjawab semua pertanyaan yang tersedia karena saya akan menjamin kerahasiaan jawaban yang saudara berikan. Tidak ada jawaban yang benar atau salah, sebab semua jawaban mempunyai makna dalam penelitian ini.

Atas partisipasi dan bantuan saudara, saya ucapkan terima kasih

Hormat Saya,

(30)

IDENTITAS

Nama (Inisial)/ Samaran :

Usia :

Jenis Kelamin :

Pendidikan Terakhir :

Pekerjaan :

Petunjuk Pengisian

1. Bacalah tiap-tiap pertanyaan dengan baik dan teliti

2. Mengisi semua pertanyaan tanpa ada yang terlewati sesuai dengan kondisi Anda saat ini

3. Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang sesuai

4. Setelah selesai menjawab semua pertanyaan, silahkan diperiksa kembali

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Penyedap makanan selalu digunakan dalam pengolahan makanan agar lebih enak

2 Saya berharap dengan menggunakan penyedap makanan keluarga menyukai masakan saya

3 Saya suka menggunakan penyedap makanan ketika memasak 4 Saya ingin menggunakan penyedap makanan ketika memasak 5 Saya berusaha mengurangi penggunaan penyedap makanan saat

memasak

6 Saya rasa banyak orang menggunakan penyedap makanan 7 Makanan yang diberi penyedap makanan lebih nikmat

dibandingkan dengan makanan yang tidak diberi penyedap makanan

(31)

9 Saya suka menambahkan penyedap makanan saat memasak 10 Saya akan menggunakan penyedap makanan ketika memasak 11 Saya rasa cita rasa penyedap makanan lebih enak dari pada bumbu

alami

12 Penggunaan penyedap makanan akan membuat masakan lebih enak

13 Saya merasa makanan yang mengandung penyedap makanan tidak aman dikonsumsi

14 Saya akan menambahkan penyedap makanan ketika masakan saya kurang sedap

15 Saya selalu menggunakan penyedap makanan ketika memasak 16 Keluarga saya senang saat saya menggunakan penyedap makanan 17 Makanan yang diberi penyedap makanan secara berlebihan aman

untuk dikonsumsi

18 Saya tidak takut menggunakan penyedap makanan

19 Saya berusaha menggunakan penyedap makanan saat memasak 20 Penggunaan penyedap makanan yang berlebih akan mengganggu

kesehatan tubuh

21 Saya merasa penggunaan penyedap makanan secara berlebihan berbahaya bagi keluarga saya

(32)

Lampiran 3 : Data Kasar Tryout

subjek item 1 item 2 item 3 item 4 item 5 item 6 item 7 item 8 item 9 item 10 item 11 item 12 item 13 item 14 item 15

1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0

2 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1

3 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0

4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1

5 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0

6 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

7 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0

8 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1

9 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0

10 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0

11 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0

12 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1

13 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0

14 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1

15 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0

16 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0

17 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0

18 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0

19 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0

20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

21 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0

22 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0

23 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1

24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

25 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0

26 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0

(33)

28 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

29 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0

30 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

31 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1

32 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

33 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0

34 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0

35 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0

36 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

37 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

38 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0

39 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0

40 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1

41 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

42 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0

43 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1

44 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0

45 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1

46 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1

47 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0

48 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

49 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1

(34)

item 16 item 17 item 18 item 19 item 20 item 21 item 22 item 23 item 24 item 25 item 26 item 27 item 28 item 29 item 30

0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0

1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0

1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1

1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1

0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1

1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0

0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1

1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1

1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1

1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0

0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1

1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1

0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1

1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0

0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0

0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1

0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1

0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1

0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1

1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0

0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1

0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0

1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1

0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1

0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0

1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0

(35)

0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1

0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0

1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1

0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1

0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0

1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0

1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1

0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1

0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1

1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1

1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0

0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1

1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1

1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1

1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1

0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1

1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1

1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0

(36)

item 31 item 32 item 33 item 34 item 35 item 36 item 37 item 38 item 39 item 40 item 41 item 42 item 43 item 44 item 45 item 46

1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0

1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1

1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1

1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1

1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1

1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1

0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1

0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1

1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0

0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1

1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1

1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1

1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0

1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1

0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1

1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1

1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1

1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1

0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1

1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1

0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1

1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1

1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1

1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1

(37)

1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1

1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1

1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1

1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1

1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1

1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1

1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1

1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1

1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1

0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0

1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0

1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1

1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1

1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1

1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1

1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1

1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1

1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1

1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1

(38)
(39)

23 23 38 thn SD swasta 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0

24 24 23 thn SMA swasta 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

25 25 40 thn SD swasta 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1

26 26 38 thn SD swasta 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

27 27 27 thn SMP swasta 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1

28 28 37 thn SD swasta 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

29 29 21 thn SMA swasta 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

30 30 36 thn SMP swasta 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1

31 31 20 thn SMP swasta 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1

32 32 40 thn SMA swasta 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0

33 33 22 thn SD swasta 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1

34 34 40 thn SD swasta 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1

35 35 42 thn SMP swasta 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0

36 36 21 thn SMP swasta 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0

37 37 36 thn SMK

tidak

bekerja 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

38 38 38 thn SMA

tidak

bekerja 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1

39 39 36 thn S1 guru 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

40 40 36 thn SMK swasta 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

41 41 34 thn SMA swasta 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

42 42 30 thn S1 guru 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0

43 43 39 thn SMA

tidak

bekerja 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

44 44 41 thn SMP swasta 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0

45 45 31 thn SMA wiraswasta 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

46 46 32 thn SMK

tidak

bekerja 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

47 47 29 thn SMA swasta 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0

(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)

item 11 item 12 item 13 item 14 item 15 item 16 item 17 item 18 item 19 item 20 item 21 item 22 skor

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 6

0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 5

0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 2

0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 6

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 3

0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 10

0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 13

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 15

0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 13

0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 16

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

(46)

0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21

1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 16

1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 16

1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 19

0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 15

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 17

1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 16

0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 16

0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 10

0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 16

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22

1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 8

0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 12

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 15

0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 10

(47)

0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 6

1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 14

0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 9

1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 13

0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 13

1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 14

0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 3

1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 18

0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3

1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 21

1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 18

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 15

0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 7

0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 14

1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 13

1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 17

(48)

1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 15

1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 7

1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 18

0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 8

0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4

0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 17

0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 9

0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 6

0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 10

0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 15

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 10

1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 18

(49)

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 13

1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 8

1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 17

0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 8

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 17

1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 11

0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 11

1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 10

0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 12

0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 8

1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 20

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 17

(50)

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 18

0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 13

0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 10

1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 14

1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 13

1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 9

1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 9

1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 16

1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 15

1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 16

1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 14

1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 14

1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 9

1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 14

1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 18

1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 12

(51)

1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 16

1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 14

1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 15

1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 15

1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 16

0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 7

0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 11

1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 18

0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 18

1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 18

0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 18

1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 16

1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 21

1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 21

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 17

1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 19

Gambar

Tabel 1. Deskriptif Usia Subjek
Tabel 3. Deskriptif Tingkat Pendidikan Subjek
Tabel 5. Penghitungan T-Score Komponen Sikap
Tabel 6. Penghitungan Sikap Dilihat dari Tingkat Pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Faktor- faktor yang berhubungan dengan rendahnya pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja di lingkungan XX Kelurahan

Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa nilai Adjusted R 2 sebesar 0,243 yang artinya variabel kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi

b. Menentukan dan mengembangkannya menjadi tujuan pembelajaran. Merumuskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan guru dengan menerapkan model pembelajaran Picture

Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh sifat mekanik bioplastik untuk uji kuat tarik didapatkan komposisi : 7 gram pati dan 2 ml gliserol dengan nilai 1,85094

Adanya hubungan antara pola asuh dengan status gizi anak usia 12-24 bulan dalam penelitian ini yaitu ibu sudah mengetahui tentang menu makanan yang sesuai

Batasan masalahnya, agar penelitian ini lebih terarah pada sasaran yang diinginkan dengan benar dan tepat maka penulis memfokuskan pada sewa menyewa lahan pinggir sungai

Sakundarno Adi, M.Sc., Ph.D selaku Ketua Program studi Magister Epidemiologi Sekolah Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang, sekaligus sebagai narasumber yang

variabel terikat yang digunakan adalah tingkat kemiskinan yang diwakili oleh jumlah penduduk miskin, sedangkan variabel bebas yang digunakan dalam sebagai bahan observasi yang