• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN DENGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR Hubungan Pengetahuan Tentang Pemilihan Makanan Jajanan Dengan Perilaku Anak Sekolah Dasar Dalam Memilih Makanan Jajanan Di SD N Karangasem III Surakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN DENGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR Hubungan Pengetahuan Tentang Pemilihan Makanan Jajanan Dengan Perilaku Anak Sekolah Dasar Dalam Memilih Makanan Jajanan Di SD N Karangasem III Surakarta."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN DENGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR

DALAM MEMILIH MAKANAN JAJANAN DI SD N KARANGASEM III SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh: RUDI SETIAWAN

J.300 101 002

PROGRAM STUDI DIII GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)
(3)

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN DENGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR DALAM MEMILIH MAKANAN

JAJANAN DI SD N KARANGASEM III SURAKARTA Rudi Setiawan

Program Studi Diploma III Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pendahuluan : Jajanan anak sekolah sedang mendapat sorotan khusus, karena selain banyak dikonsumsi anak sekolah yang merupakan generasi muda juga banyak bahaya yang mengintai dari konsumsi pangan jajanan. Keamanan pangan jajanan sekolah perlu lebih diperhatikan karena berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak sekolah.

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang pemilihan makanan jajanan dengan perilaku anak sekolah dasar dalam memilih makanan jajanan. Hasil survei yang dilakukan pada siswa dan siswi kelas V di Sekolah Dasar Negeri Karangasem III Surakarta menunjukkan tingkat pengetahuan gizi masih kurang sebesar 51,16% dari 43 siswa.

Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yang bersifat observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III dan IV di SD N III Karangasem Surakarta yang berjumlah 75 siswa. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 43 siswa. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan digunakan uji korelasi Rank Spearman. Hasil : Hasil penelitian dapat diketahui pengetahuan anak tentang pemilihan makanan jajanan sebagian besar tidak baik yaitu 60,5%. Perilaku anak memilih makanan jajanan sebagian besar baik 65,1%. Tidak ada hubungan pengetahuan tentang pemilihan makanan jajanan dengan perilaku anak sekolah dasar dalam memilih makanan jajanan (Nilai p = 0.496).

Kesimpulan : Tidak ada hubungan pengetahuan tentang pemilihan makanan jajanan dengan perilaku anak sekolah dasar dalam memilih makanan jajanan (Nilai p = 0.496).

Kata Kunci : Anak Sekolah, Makanan jajanan, Pengetahuan tentang pemilihan makanan jajanan, Perilaku memilih makanan jajanan.

(4)

PENDAHULUAN

Makanan jajanan adalah makanan yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan tempat-tempat keramaian umum lain yang langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut. Istilah makanan jajanan tidak jauh dari istilah junk food, fast food, dan street food karena istilah tersebut merupakan bagian dari istilah makanan jajanan (Adriani dan Wirjatmadi, 2012).

Makanan jajanan sering kali lebih banyak mengandung unsur karbohidrat dan hanya sedikit mengandung protein, vitamin, atau mineral. Karena ketidaklengkapan gizi dalam makanan jajanan, maka pada dasarnya makanan jajanan tidak dapat mengganti sarapan pagi atau makan siang. Anak-anak yang banyak mengkonsumsi makanan jajanan perutnya akan merasa kenyang karena padatnya kalori yang masuk dalam tubuh. Sementara gizi seperti protein, vitamin, dan mineral masih sangat kurang. Dampak positif dari makanan jajanan itu sendiri dapat menggatinkan energi yang hilang saat beraktifitas disekolah, adapun dampak negatif dari makanan jajanan yaitu timbulnya diare dan keracunan akibat kebersihan kurang terjamin. (Khomsan, 2006).

Salah satu faktor intern yang mempengaruhi perilaku adalah pengetahuan. Pengetahuan ini khususnya meliputi, kecerdasan, persepsi, emosi, dan motivasi dari luar. Pendidikan dan pengetahuan merupakan faktor tidak langsung yang mempengaruhi perilaku seseorang. Pengetahuan yang diperoleh seseorang tidak lepas dari pendidikan. Pengetahuan yang ditunjang dengan pendidikan yang memadai, akan menanamkan kebiasaan yang baik. Ibu yang mempunyai pengetahuan luas, maka dapat memilih dan memberi pengarahan kepada anaknya untuk memilih makanan jajanan yang baik. Pengetahuan gizi juga sangat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam memilih makanan, khususnya dalam memilih makanan yang tepat, bergizi, seimbang dan memberikan dasar bagi perilaku gizi yang baik dan benar yang menyangkut kebiasaan makan seseorang (Notoatmodjo, 2007 dan Sediaoetama, 2000).

TINJAUAN PUSTAKA

(5)

orang-orang diluar keluarganya dan berkenalan dengan suasana dan lingkungan baru dalam hidupnya. Hal ini dapat mempengaruhi kebiasaan makan mereka. Kegembiraan di sekolah menyebabkan anak-anak sering menyimpang dari kebiasaan waktu makan yang sudah diberikan kepada mereka (Moehji, 2003).

Definisi makanan jajanan menurut FAO (2000) dalam buku Adriani adalah makanan yang disajikan dalam wadah atau sarana penjualan di pinggir jalan, tempat umum atau tempat lain, yang terlebih dahulu sudah dipersiapkan atau dimasak atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut (Adriani dan Wirjatmadi, 2011).

Makanan jajanan sekolah merupakan salah satu masalah yang perlu diperhatikan kerena makanan jajanan sekolah sangat berisiko terhadap pencemaran biologi maupun kimiawi yang merupakan sebab terjadinya gangguan kesehatan. Selama ini masih banyak makanan jajanan sekolah yang kurang terjamin kesehatannya dan berpotensi menyebabkan keracunan (Suci, 2009).

Faktor yang mempengaruhi perilaku diantaranya adalah pengetahuan dan sikap. Pengetahuan gizi juga sangat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam memilih makanan, khususnya dalam memilih makanan yang tepat, bergizi, seimbang dan memberikan dasar bagi perilaku gizi yang baik dan benar yang menyangkut kebiasaan makan seseorang (Sediaoetama, 2000).

Sikap seseorang dapat terbentuk dengan adanya interaksi sosial yang dapat mempengaruhi antar individu. Sikap terdiri dari sikap positif dan negatif. Sikap seseorang terhadap makanan banyak dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman dan respon-respon yang diperlihatkan oleh orang lain terhadap makanan sejak kanak-kanak sehingga setiap individu dapat mempunyai sikap suka atau tidak suka (Notoatmodjo, 2005).

METODE PENELITIAN

(6)

menggunakan koesioner. Analisa data menggunakan SPSS dengan Uji kolmogorov smirnov untuk mengetahui kenormalan data dan hasilnya semua data berdistribusi tidak normal sehingga digunakan uj Rank Spearman.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur

[image:6.595.209.464.340.433.2]

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner terhadap 43 siswa yang terdiri dari siswa kelas III yang berjumlah 18 sisawa, kelas IV yang berjumlah 25 siswa di SD N Karangasem III Surakarta. Data distribusi responden menurut umur dan jenis kelamin dapat dilihat dari tabel 3

Tabel 3

Distribusi Responden Menurut Umur Umur Jumlah Persentase (%)

9 14 32,6%

10 22 51,2%

11 2 4,7%

12 2 4,7%

12 3 7%

Total 43 100%

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa sebagian besar subyek penelitian berumur 10 tahun (51,2%).

2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4

Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin Jenis

Kelamin

Jumlah Persentase (%)

Laki-laki 25 58,1%

Perempuan 18 41,9%

Total 43 100%

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa sebagian besar subyek penelitian berjenis kelamin laki-laki (58,1%).

3. Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Pemilihan Jajanan

[image:6.595.195.482.544.611.2]
(7)

Tabel 5

Distibusi Responden Menurut Tingkat Pengetahuan Tentang Pemilihan Makanan Jajanan

Tingkat Pengetahuan

Jumlah Preentase (%)

Baik 17 39,5%

Tidak Baik 26 60,5%

Total 43 100%

Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa sebagian besar (60,5%) siswa mempunyai pengetahuan yang tidak baik tentang pemilihan makanan jajanan.

4. Distribusi Siswa Menurut Perilaku Tentang Pemilihan Makanan jajanan Rata-rata skor perilaku responden adalah 19,95 dengan nilai minimum 14 dan nilai maximum 25. Untuk hasil hasil lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6

Distribusi Responden Menurut Perilaku Memilih Makanan Jajanan

Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa sebagian besar subyek mempunyai perilaku memilih makanan secara baik (65,1%).

5. Hubungan Pengetahuan Tentang Pemilihan Makanan Jajanan Dengan Perilaku Anak Sekolah Dasar Dalam Memilih Makanan Jajanan

Distribusi perilaku memilih makanan makanan jajanan berdasarkan pengetahuan tentang pemilihan makanan jajanan dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7

Hubungan Pengetahuan Tentang Pemilihan Makanan Jajanan Dengan Perilaku Anak Sekolah Dasar Dalam Memilih Makanan Jajanan

Perilaku

Baik Tidak

Baik

Total

Pengetahuan % N %

Baik 30,8% 18 69,2% 100%

Tidak Baik 41,2% 10 58,8% 100%

p= 0,496

Perilaku

Jumlah Peresentase (%)

Baik 28 65,1 %

Tidak Baik 15 34,9 %

(8)

Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa terdapat kecenderungan subyek yang mempunyai pengetahuan baik mempunyai perilaku yang tidak baik dalam memilih makanan jajanan begitu juga pada subyek yang pengetahuannya tidak baik mempunyai perilaku yang baik.

Hal ini diperkuat dengan uji rank spearman didapatkan nilai p 0.496 berarti H0 diterima artinya tidak ada hubungan pengetahuan tentang pemilihan makanan jajanan dengan perilaku anak dalam memilih makanan jajanan.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data pada bab sebelumnya dapat disimpulkan beberapa hal diantaranya sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan anak mengenai pemilihan makanan jajanan sebagian tidak baik yaitu sebesar 60,5%.

2. Perilaku anak dalam memilih makanan jajanan sebaian besar baik yaitu sebesar 65,1%.

3. Tidak ada hubungan pengetahuan tentang pemilihan makanan jajanan dengan perilaku anak sekolah dasar dalam memilih makanan jajanan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakuakan diberikan beberapa saran dintaranya :

1. Bagi pihak sekolah :

Kantin sekolah hendaknya menyediakan jajanan yang sehat dan dipantau oleh pihak sekolah baik kepala sekolah ataupun guru. Memberlakukan peraturan kepada penjual jajanan di sekeliling sekolah dan dapat menyelenggarakan catering khusus bagi para siswa dan siswi.

2. Bagi peneliti lanjutan

(9)

memilih makanan jajanan dan beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi.

b. Perlu mendiskripsikan terlebihdahulu dan mengkategorikan makanan jajanan yang baik dan tidak baik.

c. Pengambilan data perilaku sebaiknya dilakukan dalam waktu beberapa hari.

DAFTAR PUSTAKA

Adrian dan Wirjatmadi. 2012. Peran Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media Group.

Adriani dan Wirjatmadi. 2012. Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media Group.

Barasi E, M. 2007. Ilmu Gizi. Erlangga.

Devi, Nirmala, 2012. Gizi Anak Sekolah. Kompas.

Judarwanto, Widodo, 2008. Perilaku Makan Anak Sekolah (http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/05/perilaku-makan-anak-sekolah.pdf) diakses pada 1 januari 2013.

Khomsan, A. 2006. Solusi Makanan Sehat. Bogor: IPB.

Khomsan. 2003. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada.

Lameshow, S.1997. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Gajah Media University Press.

Madanijah, Siti. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya Nayadilaga.

Moehji, S. 2003. Ilmu Gizi 2. Jakarta: Papar Sinar

Mudjajanto E, S. 2005. Keamanan Makanan Jajanan Tradisional Dalam Makan Sehat Hidup Sehat: Kompas.

Notoatmodjo, S. 2003. Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rinika Cipta.

Notoatmodjo. 2005. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rinika Cipta Notoatmodjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rinika Cipta Purtiantini. 2010. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mengenai Pemilihan

(10)

Muhammadiyah Al Kautsar Gumpang Kartasura. Skripsi. Program S1 Gizi Universitas Muhammadiyah Kartasura.

RSCM, 2003. Penuntun Diet Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Sastroasmoro dan Ismael. 1995. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Binarupa Aksara.

Sediaoetama, Achmad D, 2000. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid 1, Jakarta: Dian Rakyat.

Gambar

Tabel 3 Distribusi Responden Menurut Umur

Referensi

Dokumen terkait

Siswa disini kurang teliti dalam mengerjakan soal yang diberikan.

Berkaitan dengan identitas budaya dan sosial digunakan teori sosiologi sastra khususnya sastra sebagai cermin masyarakat dan kajian feminisme yang dalam penelitian

Semakin lama waktu pemanasan minyak goreng menyebabkan nilai absorbansi semakin kecil yang artinya semakin banyak asam lemak yang terkandung di dalam

Berdasarkan hasil N-Gain dan hasil uji hipotesis dengan rumus uji-t yang telah dihitung di bab IV bahwa thitung > ttabel maka dapat disimp ulkan bahwa ‘Terdapat

Kadar WSC tanaman jagung yang digunakan lebih tinggi dari nilai kandungan WSC hijauan yang berkualitas baik untuk pembuatan silase yaitu 3-5% (McDonald et

Penelitian lain menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak salam tempuyung dan meniran tempuyung dosis tiap ekstrak 100 mg/kgBB mempunyai aktivitas yang setara dengan

Penyimpangan terhadap Prinsip Kesantunan Jawa yang terdapat dalam Meme Berbahasa Jawa dalam Situs Jejaring Sosial ... Penyimpanganterhadap prinsip kurmat

Dari hasil pengolahan data pretes akan didapatkan kesimpulan apakah kemampuan koneksi matematis dikelas eksperimen berada di atas nilai KKM atau di bawah nilai