• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIVASI MENGEMIS LAGI DI JALAN PADA GELANDANGAN PENGEMIS DI BARAK(STUDI KASUS DI BARAK GELANDANGAN PENGEMIS KOTA MALANG)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MOTIVASI MENGEMIS LAGI DI JALAN PADA GELANDANGAN PENGEMIS DI BARAK(STUDI KASUS DI BARAK GELANDANGAN PENGEMIS KOTA MALANG)"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

MOTIVASI MENGEMIS LAGI DI JALAN PADAGELANDANGAN

PENGEMIS DI BARAK(STUDI KASUS DI BARAK GELANDANGAN

PENGEMIS KOTA MALANG)

Oleh: UMI ROSIDAH (99810322) Psychology

Dibuat: 2007-01-24 , dengan 3 file(s).

Keywords: Motivasi, Gelandangan Pengemis, Barak Sukun

Gelandangan pengemis merupakan masalah sosial yang tidak dapat dipandang sebagai masalah ringan sebab didalamnya mengandung masalah yang sangat kompleks dan saling terkait. Gelandangan pengemis menyangkut dimensi struktural dan fungsional yang sangat mendasar, kelompok ini dianggap sebagai tipe masyarakat rentan. Masalah gelandangan pengemis sekaligus menjadi karakteristik kerentanan kehidupan ekonomi, struktur sosial, kesehatan dan jaminan perlindungan.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Subyek penelitian terdiri dari tiga orang gelandangan pengemis yang tinggal di Barak Sukun Kota Malang.

Motivasi gelandangan pengemis untuk kembali mengemis di jalan setelah mendapat penanganan dari Dinas Sosial dikarenakan faktor keluarga, lingkungan, dan kondisi ekonomi. Faktor

ekonomi memegang peranan utama penyebab gelandangan pengemis kembali mengemis lagi di jalan.

Abstract

Vagrant beggars is a social problem that can not be viewed as a minor problem because in it contains problems that are complex and interrelated. Vagrant beggars involves structural and functional

dimensions of the very basic, this group is considered a type of vulnerable communities. Problems vagrant beggars as well as a vulnerability characteristic of economic life, social structure, health and security protection.

This research is a descriptive qualitative research. The subjects consisted of three homeless people beggars who lived in Barracks Breadfruit Malang.

Referensi

Dokumen terkait

mengenai UMP berlaku bagi seluruh kabupaten/kota di suatu provinsi, dalam hal di kabupaten-kabupaten/kota-kota di provinsi tersebut belum ada pengaturan mengenai

Pemberian formula enteral labu kuning sebanyak 20 g/kg berat badan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kadar glukosa darah postprandial tikus diabetes melitus..

Penelitian terdahulu tidak menggunakan kepemilikan manajerial, kebijakan dividen dan pertumbuhan perusahaan sebagai variabel independen, sedangkan penelitian

Dari hasil pengujian dapat diputuskan Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti Pengungkapan Fraudpada Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh terhadap Good Corporate

mempunyai kesetaraan dalam perannya di setiap tahap pembangunan dan menikmati secara adil manfaat kegiatan pembangunan, (g) demokratis, setiap pengambilan

a) Faktor 1 dinamakan “Kualitas Kepemimpinan” karena variabel yang mewakili faktor ini dapat memperlihatkan kualitas kepemimpinan dalam hal keteladanan, balas jasa,

Kebijakan upah minimum sebagai kebijakan strategis dalam sistem hubungan industrial yang menempatkan fungsi negara sebagai regulator tidak akan pernah mampu lepas dari

Hukum progresif berangkat dari asumsi dasar bahwa hukum adalah untuk manusia dan selalu dalam proses untuk menjadi serta dalam memberikan penjelasan terhadap fenomena