• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sistem Antrian Pada Bagian Teller Di PT. BPD Aceh Cabang Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Sistem Antrian Pada Bagian Teller Di PT. BPD Aceh Cabang Medan"

Copied!
232
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BAGIAN TELLER

DI PT. BPD ACEH CABANG MEDAN

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

WANA SANTINI

080423070

P R O G R A M P E N D I D I K A N S A R J A N A E K S T E N S I D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BAGIAN TELLER

DI PT. BPD ACEH CABANG MEDAN

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

WANA SANTINI

080423070

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ir. Ukurta Tarigan, MT Ir. Rosnani Ginting, MT

P R O G R A M P E N D I D I K A N S A R J A N A E K S T E N S I D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Dengan ucapan Alhamdulillahirabbalalamin sebagai rasa terima kasih dan

puji syukur kepada Allah SWT, serta usaha yang sungguh -sungguh penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir ini dengan waktu yang telah ditentukan.

Penulis dalam kesempatan ini mengajukan judul “Analisis Sistem

Antrian Pada Bagian Teller Di PT. BPD Aceh Cabang Medan ” guna

memenuhi sebagian dari syarat – syarat memperoleh gelar sarjana saint terapan.

Proses penyusuan tugas akhir merupakan suatu proses panjang yang membawa

penulis dapat belajar lebih jauh lagi mengenai ilmu teknik industri itu sendiri

beserta aplikasinya. Banyak makna dan pelajaran yang penulis dapatkan dari

proses pengerjaan tugas akhir ini, yang mungkin tidak akan penulis dapatkan dari

bangku perkuliahan.

Tentunya dalam penulisan tugas akhir ini banyak terdapat kesalahan baik

dari segi kosakata maupun dari segi pengertian. Oleh karena itu saran dan kritik

yang membangun sangat diharapkan agar dimasa mendatang menjadi lebih baik.

Medan, Juli 2010

(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan selesainya Tugas Akhir ini tidak lupa saya mengucapkan terima kasih

yang sebesar – besarnya kepada :

1. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, selaku Ketua Jurusan Departemen Teknik

Industri Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Pembimbing II, terima

kasih banyak atas segala bimbingan, saran dan kritiknya sehingga saya dapat

menyelesaikan tugas akhir saya dengan baik.

2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT , selaku Dosen Pembimbing I, terima kasih

banyak atas segala bimbingan, saran dan kritiknya sehingga saya dapat

menyelesaikan tugas akhir saya dengan baik.

3. Bapak Ir. Sugih Arto Pujongkoro, MM, selaku Koordinator Tugas Akhir

Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara yang telah

memberikan saran dan masukan untuk Tugas Akhir saya.

4. Staff PT. Bank Pembangunan Daerah Aceh Cabang Sumatera Utara yang

telah membantu penulis memberikan informasi dan masukan serta bantuan

dalam menyelesaikan Tugas Akhir.

5. Orangtua dan keluarga tercinta, yang telah memberikan dukungan moril,

semangat, dan materil selama pelaksanaan tugas sarjana

6. Sahabatku tercinta : Cukup Dewi Lingga, Cut Vika Tazkia, Juliana Syam, dan

Syamsul Effendi Siregar, SE dan semuanya yang tidak dapat disebutkan satu

per satu.

7. Teman-temanku Teknik Industri angkatan 2004 yang banyak membantu dan

memberikan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir

(6)

8. Staff pengajar Departemen Teknik Industri, Staff Tata Usaha dan Staff

perpustakaan Departemen Teknik Industri.

9. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Medan, Juli 2010

(7)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

2.2. Sejarah Umum Pendirian PT. BPD Aceh Cabang Medan ... II-3

2.3. Visi, Misi, dan Moto Perusahaan ... II-4

2.4. Logo PT. BPD Aceh ... II-5

2.5. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-5

2.6. Organisasi dan Manajemen ... II-8

2.6.1. Struktur Organisasi ... II-8

2.6.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-9

2.7. Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-13

III. TINJAUAN PUSTAKA ... III-1

3.1. Sejarah Teori Antrian ... III-1

3.2. Teori Antrian ... III-1

3.3. Konsep Dasar Teori Antrian ... III-3

3.3.1. Pengertian Kinerja ... III-3

3.4. Karakterstik Sistem Antrian ... III-3

3.4.1. Konsep Dasar Teori Antrian ... III-4

3.4.2. Kedatangan Pelanggan ... III-4

3.4.3. Barisan Antri ... III-7

3.4.4. Disiplin Pelayanan ... III-7

(8)

BAB HALAMAN

3.4.5. Mekanisme Pelayanan ... III-10

3.4.6. Kepergiaan Langganan ... III-11

3.5. Model Antrian ... III-11

3.6. Teori Pengambilan Sampel ... III-18

3.7. Jumlah Pengamatan yang Diperlukan ... III-23

3.8. Penyajian Bentuk Sampel Distribusi Sampel ... III-25

3.9. Penentuan Nilai Parameter... III-26

3.10. Percobaan Poisson ... III-27

3.11. Distribusi Eksponensial ... III-28

3.12. Pengujian Kecocokan Distribusi ... III-30

3.13. Model Kepurusan ... III-32

IV. METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1

4.1. Waktu dan Tempat Penelitian ... IV-1

4.2. Rancangan Penelitian ... IV-1

4.3. Model Antrian.... ... IV-1

4.4. Prosedur Penelitian ... IV-2

4.4.1. Pemilihan Objek Penelitian ... IV-3

4.4.2. Studi Pendahuluan ... IV-3

(9)

BAB HALAMAN

4.4.3. Perumusan Masalah dan Penetapan Tujuan ... IV-4

4.4.4. Identifikasi Variabel Penelitian ... IV-4

4.4.5. Pengumpulan Data ... IV-5

4.4.6. Pengolahan Data ... IV-6

4.4.6.1. Perhitungan Kecepatan Pelayanan dengan

Stop Watch ... IV-6

4.4.6.2. Penentuan Jumlah Sampel ... IV-6

4.4.6.3. Pengujian Kecukupan Data ... IV-7

4.4.6.4. Perhitungan Data Antrian ... IV-8

4.4.6.4.1. Uji Chi Square ... IV-8

4.4.6.4.2. Perhitungan Kecepatan Kedatangan

Kecepatan Pelayanan Rata-rata ... IV-10

4.4.6.4.3. Perhitungan Variabel-Variabel

Antrian ... IV-10

4.6.7. Analisa Data ... IV-11

4.6.8. Kesimpulan dan Saran ... IV-11

V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1

5.1. Pengumpulan Data ... V-1

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

(10)

5.1.1. Kecepatan Kedatangan ... V-1

5.1.1.1. Kecepatan Kedatangan Minggu I ... V-1

5.1.1.2. Kecepatan Kedatangan Minggu II ... V-2

5.1.1.3. Kecepatan Kedatangan Minggu III ... V-3

5.1.1.4. Kecepatan Kedatangan Minggu IV ... V-3

5.1.2. Kecepatan Pelayanan ... V-4

5.1.2.1. Kecepatan Pelayanan Minggu I ... V-4

5.1.2.2. Kecepatan Pelayanan Minggu II ... V-10

5.1.2.3. Kecepatan Pelayanan Minggu III ... V-16

5.1.2.4. Kecepatan Pelayanan Minggu IV ... V-21

5.2. Pengolahan data ... V-28

5.2.1. Perhitungan Kecepatan Pelayanan dengan Stop Watch .. V-28

5.2.2. Penentuan Jumlah Sampel... V-28

5.2.3. Pengujian Kecukupan Data ... V-28

5.2.4. Perhitungan Data Antrian ... V-30

5.2.4.1. Uji Chi Square (Pengujian Kecocokan ...

Distribusi) ... V-30

5.2.4.1.1. Pengujian Kecocokan Distribusi

Kecepatan Kedatangan ... V-30

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

(11)

5.2.4.1.2. Pengujian Kecocokan Distribusi

Kecepatan Pelayanan Nasabah ... V-34

5.2.4.2. Perhitungan Kecepatan dan Kedatangan

Rata-rata ... V-38

5.2.4.3. Perhitungan Variabel-variabel Antrian ... V-41

5.2.4.3.1. Perhitungan Variabel Antrian pada

Minggu I ... V-44

5.2.4.3.2. Perhitungan Variabel Antrian pada

Minggu II ... V-44

5.2.4.3.3. Perhitungan Variabel Antrian pada

Minggu III ... V-47

5.2.4.3.4. Perhitungan Variabel Antrian pada

Minggu IV ... V-49

5.2.5. Penentuan Jumlah Teller Optimum ... V-52

VI. ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ... VI-1

6.1. Kriteria Jumlah Teller yang Optimal ... VI-1

6.2. Situasi Antrian yang terjadi di PT. BPD Aceh Tbk ... VI-1

6.3. Analisis Penyesuaian Jumlah Teller Optimum ... VI-2

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

(12)

6.3.2. Penentuan Jumlah Teller Optimal Minggu II ... VI-6

6.3.3. Penentuan Jumlah Teller Optimal Minggu III ... VI-10

6.6.4. Penentuan Jumlah Teller Optimal Minggu IV ... V-13

6.4. Analisis Pengaruh Perubahan Jumlah Teller ... VI-17

VII. KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1

7.1. Kesimpulan ... VII-1

7.2. Saran ... VII-2

DAFTAR PUSTAKA

(13)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. BPD Aceh Tbk ... II-13

2.2. Jam Kerja PT. BPD Aceh Tbk ... II-13

5.1. Kecepatan Kedatangan Nasabah Minggu Pertama ... V-1

5.2. Kecepatan Kedatangan Nasabah Minggu Kedua ... V-2

5.3. Kecepatan Kedatangan Nasabah Minggu Ketiga... V-3

5.4. Kecepatan Kedatangan Nasabah Minggu Keempat ... V-3

5.5. Kecepatan Pelayanan Hari Senin pada Minggu Pertama ... V-5

5.6. Kecepatan Pelayanan Hari Selasa pada Minggu Pertama ... V-6

5.7. Kecepatan Pelayanan Hari Rabu pada Minggu Pertama ... V-7

5.8. Kecepatan Pelayanan Hari Kamis pada Minggu Pertama ... V-8

5.9. Kecepatan Pelayanan Hari Jum’at pada Minggu Pertama ... V-10

5.10. Kecepatan Pelayanan Hari Senin pada Minggu Kedua ... V-11

5.11. Kecepatan Pelayanan Hari Selasa pada Minggu Kedua ... V-12

5.12. Kecepatan Pelayanan Hari Rabu pada Minggu Kedua ... V-13

5.13. Kecepatan Pelayanan Hari Kamis pada Minggu Kedua ... V-15

5.14. Kecepatan Pelayanan Hari Jum’at pada Minggu Kedua ... V-16

5.15. Kecepatan Pelayanan Hari Senin pada Minggu Ketiga... V-17

5.16. Kecepatan Pelayanan Hari Selasa pada Minggu Ketiga ... V-18

(14)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.18. Kecepatan Pelayanan Hari Kamis pada Minggu Ketiga ... V-21

5.19. Kecepatan Pelayanan Hari Senin pada Minggu Keempat ... V-22

5.20. Kecepatan Pelayanan Hari Selasa pada Minggu Keempat ... V-23

5.21. Kecepatan Pelayanan Hari Rabu pada Minggu Keempat... V-24

5.22. Kecepatan Pelayanan Hari Kamis pada Minggu Keempat ... V-26

5.23. Kecepatan Pelayanan Hari Jum’at pada Minggu Keempat ... V-27

5.24. Data untuk Uji Kecukupan Data ... V-29

5.25. Kecepatan Kedatangan Hari Senin Minggu Pertama ... V-31

5.26. Kecepatan Kedatangan Hari Senin Minggu Pertama Setelah

Penggabungan ... V-32

5.27. Hasil Perhitungan Kecocokan Distribusi Jumlah Kedatangan

Nasabah ... V-33

5.28. Kecepatan Pelayanan Hari Senin pada Minggu Pertama ... V-35

5.29. Hasil Perhitungan Kecocokan Distribusi Kecepatan Pelayanan

Nasabah Hari Senin pada Minggu Pertama ... V-36

5.30. Hasil Perhitungan Kecocokan Distribusi Kecepatan Pelayanan

Nasabah Hari Senin pada Minggu I Setelah Penggabungan ... V-37

5.31. Hasil Perhitungan Kecepatan Kedatangan Nasabah Rata-rata

dan Kecepatan Pelayanan Nasabah Rata-rata ... V-40

(15)

TABEL HALAMAN

5.32. Hasil Perhitungan Variabel Antrian Minggu Pertama... V-43

5.33. Hasil Perhitungan Variabel Antrian Minggu Kedua ... V-46

5.34. Hasil Perhitungan Variabel Antrian Minggu Ketiga ... V-49

5.35. Hasil Perhitungan Variabel Antrian Minggu Keempat ... V-51

5.36. Perbandingan antara Lq dan Ws Hitung dengan Lq dan Ws

Aspirasi untuk Hari Senin pada Minggu Pertama………...V-53

5.38. Penentuan Jumleh Teller Optimum dengan Metode Aspirasi

Untuk Minggu Kedua ………...VI-58

5.39. Penentuan Jumleh Teller Optimum dengan Metode Aspirasi

Untuk Minggu Ketiga ………...VI-61

5.40. Penentuan Jumleh Teller Optimum dengan Metode Aspirasi

Untuk Minggu Keempat ………...VI-64

6.1. Penyesuaian Jumlah Teller ... VI-2

6.2. Penentuan Jumlah Teller Optimal dengan Metode Aspirasi pada

Minggu Pertama ... VI-3

6.3. Penentuan Jumlah Teller Optimal dengan Metode Aspirasi pada

Minggu Kedua ... VI-8

6.4. Penentuan Jumlah Teller Optimal dengan Metode Aspirasi pada

(16)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

6.5. Penentuan Jumlah Teller Optimal dengan Metode Aspirasi pada

(17)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Logo PT. BPD Aceh... II-5

2.2. Struktur Organisasi PT. BPD Aceh Tbk ... II-9

3.1. single Channel Single Phase... III-5

3.2. Single Channel Multi phase ... III-5

3.3. Multi Channel Single phase ... III-6

3.4. Multi Channel Multi phase ... III-6

3.5. Proses Dasar Antrian ... III-8

3.6. Sistem Pelayanan dengan Aturan FIFO ... III-9

3.7. Model M/M/1/I/I ... III-13

3.8. Model M/M/S/I/I ... III-15

3.9. Model M/M/1/I/F ... III-16

3.10. Model Keputusan Dengan Tingkat Aspirasi... III-30

4.1. Model Antrian Multichannel-single Phase... IV-1

4.2. Block Diagram Prosedur Penelitian ... IV-2

4.3. Block Diagram Pengolahan Data ... IV-6

4.4. Block Diagram Langkah-langkah Antrian ... IV-8

5.1. Distribusi Frekuensi Aktual (Oi) dan Frekuensi Harapan (Ei)

Kecepatan Kedatangan Hari Senin Minggu Pertama ... V-33

(18)

GAMBAR HALAMAN

5.2. Distribusi Frekuensi Aktual (Oi) dan Frekuensi Harapan (Ei)

Kecepatan Pelayanan Nasabah Hari Senin Minggu Pertama ... V-38

5.3. Grafik Tingkat Aspirasi Jumlah Teller Optimal Hari Senin

Minggu Pertama ... V-55

5.4. Grafik Tingkat Aspirasi Jumlah Teller Optimal Hari Selasa

Minggu Pertama ... V-56

5.5. Grafik Tingkat Aspirasi Jumlah Teller Optimal Hari Rabu

Minggu Pertama ... V-56

5.6. Grafik Tingkat Aspirasi Jumlah Teller Optimal Hari Kamis

Minggu Pertama ... V-57

5.7. Grafik Tingkat Aspirasi Jumlah Teller Optimal Hari Jum’at

Minggu Pertama ... V-57

5.8. Grafik Tingkat Aspirasi Jumlah Teller Optimal Hari Senin

Minggu Kedua ... V-59

5.9. Grafik Tingkat Aspirasi Jumlah Teller Optimal Hari Selasa

Minggu Kedua ... V-59

5.10. Grafik Tingkat Aspirasi Jumlah Teller Optimal Hari Rabu

Minggu Kedua ... V-60

5.11. Grafik Tingkat Aspirasi Jumlah Teller Optimal Hari Kamis

Minggu Kedua ... V-60

(19)

GAMBAR HALAMAN

5.12. Grafik Tingkat Aspirasi Jumlah Teller Optimal Hari Jum’at

Minggu Kedua ... V-61

5.13. Grafik Tingkat Aspirasi Jumlah Teller Optimal Hari Senin

Minggu Ketiga ... V-62

5.14. Grafik Tingkat Aspirasi Jumlah Teller Optimal Hari Selasa

Minggu Ketiga ... V-63

5.15. Grafik Tingkat Aspirasi Jumlah Teller Optimal Hari Rabu

Minggu Ketiga ... V-63

5.16. Grafik Tingkat Aspirasi Jumlah Teller Optimal Hari Kamis

Minggu Ketiga ... V-64

5.17. Grafik Tingkat Aspirasi Jumlah Teller Optimal Hari Senin

Minggu Keempat ... V-65

5.18. Grafik Tingkat Aspirasi Jumlah Teller Optimal Hari Selasa

Minggu Keempat ... V-66

5.19. Grafik Tingkat Aspirasi Jumlah Teller Optimal Hari Rabu

Minggu Keempat ... V-66

5.20. Grafik Tingkat Aspirasi Jumlah Teller Optimal Hari Kamis

Minggu Keempat ... V-67

5.21. Grafik Tingkat Aspirasi Jumlah Teller Optimal Hari Jum’at

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Data Jumlah Nasabah dalam Interval Waktu 5 Menit pada Hari

Senin ... L-1

2. Data Jumlah Nasabah dalam Interval Waktu 5 Menit pada Hari

Selasa ... L-4

3. Data Jumlah Nasabah dalam Interval Waktu 5 Menit pada Hari

Rabu ... L-7

4. Data Jumlah Nasabah dalam Interval Waktu 5 Menit pada Hari

Kamis... L-10

5. Data Jumlah Nasabah dalam Interval Waktu 5 Menit pada Hari

Jum’at ... L-13

6. Kecepatan Pelayanan Pada Minggu I ... L-16

7 Kecepatan Pelayanan Pada Minggu II... L-21

8. Kecepatan Pelayanan Pada Minggu III ... L-26

9. Kecepatan Pelayanan Pada Minggu IV ... L-30

10. Perhitungan Kecocokan Distribusi Kedatangan Nasabah ... L-35

11. Perhitungan Kecepatan Kedatangan Nasabah Rata-rata dan

Kecepatan Pelayanan Nasabah Rata-rata ... L-83

(21)

ABSTRAK

PT. BPD Aceh Tbk adalah perusahaan perbankan milik daerah yang memiliki banyak pesaing terutama dari bank-bank swasta dan bank pemerintah lainnya. PT. BPD Aceh Tbk memiliki komitmen menjaga amanah dari Nasabah, Pemilik dan Masyarakat secara luas. Permasalahan yang sering terjadi ialah adanya antrian yang cukup panjang pada hari-hari sibuk tertentu. Hal ini terjadi karena adanya kecenderungan sikap dari nasabah untuk melakukan transaksi pada hari-hari sibuk tersebut yaitu pada hari Senin dan hari Jumat.

Penggunaan model antrian dapat membantu pihak bank dalam merancang sistem operasional petugas layanannya tersebut agar proses transaksi dapat berjalan secara optimal.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penerapan sistem antrian yang selama ini diaplikasikan oleh PT. BPD Aceh Tbk, untuk mengetahui kinerja sistem antrian, pola ke datangan dan pola pelayanan nasabah, mengetahui kecepatan pelayanan rata-rata yang diberikan teller dalam melayani nasabah, dan mengetahui berapa jumlah teller yang optimal sesuai dengan tingkat aspirasi yang diinginkan pihak perusahaan.

Model antrian yang digunakan oleh PT. BPD Aceh Tbk ialah (M/M/S) ; (FCFS/~/~). Model antrian ini menunjukkan bahwa kedatangan berdistribusikan Poisson, waktu pelayanan berdistribusi eksponensial, terdapat 2 buah saluran pelayanan paralel dalam sistem, disiplin pelayanan yang digunakan dalam sistem tak hingga serta populasi masukan tak terhingga.

Langkah Pertama ialah menguji kecocokan distribusi dengan uji chi

square, diperoleh kecepatan kedatangan berdistribusi Poisson, waktu pelayanan

berdistribusi Eksponensial. Dan langkah yang terakhir ialah menghitung variable antrian.

Dari hasil perhitungan dengan model sistem antrian jalur ganda diperoleh bahwa hari-hari sibuk kerja teller yaitu hampir setiap hari kerja terutama pada Senin dan hari Jumat , dimana pada periode waktu tersebut rata-rata nasabah yang menunggu sebanyak 10 orang. Oleh karena itu menurut penulis masalah kinerja sistem antrian pada PT. BPD Aceh Tbk adalah pada banyaknya jumlah nasabah yang mengantri untuk mendapatkan pelayanan, dan penyebab masalah tersebut adalah karena ketidakseimbangan kapasitas dimana jumlah teller tidak sesuai dengan kapasitas nasabah yang datang pada periode sibuk.

Pengurangan jumlah nasabah yang mengantri dalam proses transaksi dilakukan melalui penambahan jumlah teller. Hasil perhitungan penulis dengan melakukan penambahan satu orang teller diperoleh penurunan jumlah nasabah yang mengantri sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan. Kecepatan kedatangan nasabah berdistribusi poisson dengan kedatangan rata-rata (λ) yaitu : Senin 0,43 adalah nasabah/menit, Selasa adalah 0,43 nasabah/menit, Rabu adalah 0,29 nasabah/menit, Kamis adalah 0,3 nasabah/menit dan Jum’at adalah 0,48 nasabah/menit. Waktu pelayanan nasabah berdistribusi eksponensial dengan kecepatan pelayanan rata-rata (µ) adalah 0,32 menit/nasabah.

(22)

ABSTRAK

PT. BPD Aceh Tbk adalah perusahaan perbankan milik daerah yang memiliki banyak pesaing terutama dari bank-bank swasta dan bank pemerintah lainnya. PT. BPD Aceh Tbk memiliki komitmen menjaga amanah dari Nasabah, Pemilik dan Masyarakat secara luas. Permasalahan yang sering terjadi ialah adanya antrian yang cukup panjang pada hari-hari sibuk tertentu. Hal ini terjadi karena adanya kecenderungan sikap dari nasabah untuk melakukan transaksi pada hari-hari sibuk tersebut yaitu pada hari Senin dan hari Jumat.

Penggunaan model antrian dapat membantu pihak bank dalam merancang sistem operasional petugas layanannya tersebut agar proses transaksi dapat berjalan secara optimal.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penerapan sistem antrian yang selama ini diaplikasikan oleh PT. BPD Aceh Tbk, untuk mengetahui kinerja sistem antrian, pola ke datangan dan pola pelayanan nasabah, mengetahui kecepatan pelayanan rata-rata yang diberikan teller dalam melayani nasabah, dan mengetahui berapa jumlah teller yang optimal sesuai dengan tingkat aspirasi yang diinginkan pihak perusahaan.

Model antrian yang digunakan oleh PT. BPD Aceh Tbk ialah (M/M/S) ; (FCFS/~/~). Model antrian ini menunjukkan bahwa kedatangan berdistribusikan Poisson, waktu pelayanan berdistribusi eksponensial, terdapat 2 buah saluran pelayanan paralel dalam sistem, disiplin pelayanan yang digunakan dalam sistem tak hingga serta populasi masukan tak terhingga.

Langkah Pertama ialah menguji kecocokan distribusi dengan uji chi

square, diperoleh kecepatan kedatangan berdistribusi Poisson, waktu pelayanan

berdistribusi Eksponensial. Dan langkah yang terakhir ialah menghitung variable antrian.

Dari hasil perhitungan dengan model sistem antrian jalur ganda diperoleh bahwa hari-hari sibuk kerja teller yaitu hampir setiap hari kerja terutama pada Senin dan hari Jumat , dimana pada periode waktu tersebut rata-rata nasabah yang menunggu sebanyak 10 orang. Oleh karena itu menurut penulis masalah kinerja sistem antrian pada PT. BPD Aceh Tbk adalah pada banyaknya jumlah nasabah yang mengantri untuk mendapatkan pelayanan, dan penyebab masalah tersebut adalah karena ketidakseimbangan kapasitas dimana jumlah teller tidak sesuai dengan kapasitas nasabah yang datang pada periode sibuk.

Pengurangan jumlah nasabah yang mengantri dalam proses transaksi dilakukan melalui penambahan jumlah teller. Hasil perhitungan penulis dengan melakukan penambahan satu orang teller diperoleh penurunan jumlah nasabah yang mengantri sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan. Kecepatan kedatangan nasabah berdistribusi poisson dengan kedatangan rata-rata (λ) yaitu : Senin 0,43 adalah nasabah/menit, Selasa adalah 0,43 nasabah/menit, Rabu adalah 0,29 nasabah/menit, Kamis adalah 0,3 nasabah/menit dan Jum’at adalah 0,48 nasabah/menit. Waktu pelayanan nasabah berdistribusi eksponensial dengan kecepatan pelayanan rata-rata (µ) adalah 0,32 menit/nasabah.

(23)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Permasalahan

Dunia perbankan merupakan salah satu alat penggerak perekonomin

negara. Bahkan sehat tidaknya perekonomian suatu negara dapat diukur dari

kondisi perbankannya.

PT. BPD Aceh Tbk merupakan salah satu perusahaan jasa perbankan milik

daerah yang sudah dikenal masyarakat. Hingga saat ini tercatat ratusan bank yang

berdiri di Indonesia, baik merupakan bank pemerintah maupun bank swasta.

Bertambahnya jumlah bank mengakibatkan tingkat persaingan antar bank

semakin tinggi, tidak hanya untuk saat ini, tetapi semakin tinggi di masa akan

datang.

Kondisi persaingan yang akan dihadapi industri perbankan ini yang

akhirnya membuat setiap bank yang ada selalu berupaya untuk memberikan

pelayanan yang terbaik bagi nasabahnya. Hal ini dilakukan agar bank mampu

mempertahankan nasabah yang telah ada dan menambah jumlah nasabah baru.

Peningkatan jumlah nasabah yang harus dilayani menimbulkan masalah baru yaitu

antrian.

Hasil pengamatan sementara yang diperoleh di PT. BPD Aceh Tbk

menunjukkan sering terjadi antrian yang cukup panjang di bagian teller terutama

di hari-hari tertentu dan jam-jam tertentu. Jumlah teller yang tersedia masih

dinilai kurang untuk melayani jumlah nasabah yang sedemikian banyak

(24)

komersil karena nasabah tidak mau melakukan transaksi pada hari-hari dan

jam-jam tersebut. Sedangkan bagi nasabah yaitu nasabah merasa kecewa dan tidak

puas terhadap kondisi tersebut.

Kondisi seperti yang telah dipaparkan di atas secara tidak langsung

menunjukkan bahwa masih terdapat kekurangan pada kondisi pelayanan yang

sudah ada di PT. BPD Aceh Tbk. Untuk mengatasi masalah di atas, penggunaan

model antrian dapat membantu pihak PT. BPD Aceh Tbk dalam merancang

sistem operasional petugas layanannya tersebut agar proses transaksi dapat

berjalan secara optimal.

Dengan memberikan pelayanan yang baik dan sesuai standar waktu yang

telah ditentukan bahkan lebih cepat dari standar waktu yang ditetapkan maka PT.

BPD Aceh Tbk dapat meminimasi kerugian bagi pihak perusahaan maupun pihak

nasabah. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai

model antrian pada PT. BPD Aceh Tbk ini yang disajikan dalam penelitian yang

berjudul “Analisis Sistem Antrian pada Bagian Teller di PT. BPD Aceh

Cabang Medan.”

1.2.Perumusan Masalah

Seiring dengan semakin dikenalnya PT. BPD Aceh Tbk oleh masyarakat,

maka terjadi peningkatan jumlah nasabah yang dapat mengakibatkan antrian

sehingga dapat mengurangi kualitas pelayanan. Permasalahan yang dihadapi

(25)

1. Apakah kinerja sistem antrian yang ada saat ini sudah sesuai keinginan

nasabah?

2. Apa pola kedatangan nasabah dan pola pelayanan nasabah?

3. Berapa kecepatan pelayanan rata-rata yang diberikan teller dalam melayani

nasabah?

4. Berapa jumlah teller yang bertugas untuk tidak terjadi antrian yang panjang?

Dari perumusan ini diperlukan penentuan jumlah teller yang optimal setiap

harinya sehingga nasabah merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.

1.3.Tujuan dan Manfaat

Tujuan penelitian ini terbagi atas dua yaitu tujuan umum dan tujuan

khusus. Adapun tujuan umum dari diadakannya analisis sistem antrian pada

bagian teller di PT. BPD Aceh Tbk adalah untuk menganalisa penerapan sistem

antrian yang selama ini diaplikasikan oleh PT. BPD Aceh Tbk. Sedangkan tujuan

khususnya adalah :

1. Untuk mengetahui kinerja sistem antrian yang saat ini digunakan pada bagian

teller di PT. BPD Aceh Tbk

2. Mengetahui pola waktu kedatangan nasabah dan pola waktu pelayanan dari

teller

3. Mengetahui kecepatan pelayanan rata-rata yang diberikan teller dalam

melayani nasabah.

4. Mengetahui berapa jumlah teller yang optimal sesuai dengan tingkat aspirasi

(26)

Manfaat dari diadakannya analisis sistem antrian di PT. BPD Aceh Tbk

adalah :

1. Sebagai bahan masukan atau usulan perbaikan dari sistem antrian yang sudah

ada.

2. Sebagai bahan masukan untuk mempertahankan dan menarik nasabah baru.

3. Memberikan informasi bagi pihak perusahaan guna mengambil keputusan

untuk menentukan jumlah Teller yang optimal sesuai dengan kondisi antrian.

4. Dapat melihat keadaan perusahaan dari sudut pandang mahasiswa.

1.4.Batasan Masalah dan Asumsi

Dalam penelitian ini agar lebih terarah penulis membatasi hanya pada :

1. Metode yang digunakan dalam analisis sistem antrian adalah metode antrian

dengan pelayanan FCFS (First Come Firs Served) : nasabah yang pertama

datang yang pertama dilayani.

2. Penentuan jumlah Teller untuk semua nasabah tidak dibatasi oleh besar

kecilnya jumlah transaksi ataupun jenis transaksi.

3. Penentuan jumlah Teller yang optimal menggunakan data jumlah :

- Jumlah nasabah yang datang

- Waktu antar kedatangan nasabah

- Lamanya waktu pelayanan Teller

4. Penentuan jumlah Teller bersifat subjektif bagi perusahaan, analisis antrian

akan memberikan informasi mengenai kondisi bagi beberapa Teller yang

(27)

Sedangkan asumsi-asumsi yang digunakan adalah :

1. Populasi sumber kedatangan yang diteliti adalah nasabah PT. BPD Aceh Tbk

2. Jumlah tenaga kerja dan fasilitas atau peralatan yang digunakan diasumsikan

memenuhi ketentuan yang berlaku

3. Pihak PT. BPD Aceh Tbk tidak melakukan diskriminasi dalam pelayanan

kepada nasabah

4. Teller memiliki kemampuan yang sama dalam melayani nasabah.

1.5.Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika yang digunakan didalam penulisan tugas akhir ini adalah

sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang permasalahan, rumusan

permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi,

pembatasan masalah yang digunakan dan sistematika penulisan.

BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Menguraikan secara singkat sejarah dan gambaran umum

perusahaan, organisasi dan manajemen perusahaan.

BAB III : LANDASAN TEORI

Menyajikan teori-teori yang mendukung penyelesaian masalah

yaitu studi kepustakaan yang berkaitan dengan teori-teori yang

(28)

kepustakaan lainnya yang dianggap turut membantu pemecahan

masalah.

BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN

Memaparkan langkah-langkah atau tahap-tahap yang dijadikan

acuan untuk menyelesaikan permasalahan dalam melakukan

penelitian sesuai dengan teori-teori yang digunakan dalam landasan

teori.

BAB V : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini mengidentifikasi data-data primer dan sekunder yang

diperoleh dari penelitian serta pengolahan data yang membantu

pemecahan masalah.

BAB VI : ANALISA PEMECAHAN MASALAH

Menganalisa hasil pengolahan data dan pemecahan masalah.

BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN

Memberikan kesimpulan dari keseluruhan pembahasan dan

pengolahan data yang telah dilakukan dan saran yang diharapkan

(29)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Umum Pendirian PT. BPD Aceh Pusat

Pembentukan PT. Pembangunan Daerah Istimewa Aceh (disingkat PT.

BPD Aceh), berawal pada saat pembentukan Propinsi Daerah Istimewa Aceh

tahun 1956. Kebutuhan bank sebagai alat kelengkapan otonomi daerah bertujuan

untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah. Meningkatkan taraf hidup

rakyat serta menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dengan mendapat

dukungan sepenuhnya dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Peralihan Propinsi

Atjeh di Kutaradja, maka melalui Surat Keputusan Nomor : 7/DPRD/5 tanggal 7

September 1957 dan berdasarkan Akte Wakil Notaris Mula Pangihutan

Tamboenan di Kutaradja Nomor : 1 tanggal 1 April 1958. Pemerintah Daerah

mendirikan Perseroan Terbatas (Naamloze Vennootschap) “BANK

KESEDJAHTERAAN ATJEH N.V”. Sebagai legalitas operasionalnya yang

dimulai sejak tanggal 19 Nopember 1958. Bank ini telah pula mendapat izin dari

Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 12096/BUM/11 tanggal 2 Pebruari

1960, serta pengesahan sebagai Badan Hukum dari Menteri Kehakiman Republik

Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor J.A.5/22/9 tanggal 18 Maret 1960.

Pada tahun 1962, seiring dengan keluarnya Undang-Undang No.13 tahun

1962 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah, maka

“BANK KESEDJAHTERAAN ATJEH, N.V” harus menyesuaikan diri dengan

UU dimaksud, dan PEMDA melalui Peraturan Daerah (PERDA) No.12 Tahun

(30)

Aceh. Selanjutnya melalui Surat Keputusan Gubernur Nomor; 54/1973 tanggal 17

April 1973 menetapkan pelaksanaan pengalihan Bank Kesedjahteraan Atjeh, N.V

menjadi Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh. Proses pengalihan tersebut

secara resmi dilaksanakan pada tanggal 6 Agustus 1973, yang kemudian

diperingati sebagai Hari Jadi Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh.

Untuk memberi ruang gerak yang optimal, sejalan dengan perkembangan

di sektor moneter di tanah air, Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh harus

melakukan beberapa perubahan atas isi PERDA, khususnya di sektor permodalan,

yaitu PERDA Nomor 10 tahun 1974, PERDA Nomor 6 tahun 1978, PERDA

Nomor 5 tahun 1982 dan PERDA Nomor 8 tahun 1988.

Melihat kepada misi dan visi pendirian Bank Pembangunan Daerah untuk

membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah

di segala bidang, maka Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh dengan

berpedoman kepada Undang-Undang nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan dan

Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 8 tahun 1992 tentang Penyesuaian

Peraturan Pendirian Bank Pembangunan Daerah dengan UU nomor 7 tahun 1992

selanjutnya memilih dan mengubah bentuk badan hukum menjadi Perusahaan

Daerah yang ditetapkan melalui PERDA Nomor 3 tahun 1993 tanggal 5 Pebruari

1993.

Selanjutnya atas dasar Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 tahun

1998 tanggal 4 Februari 1998 tentang bentuk badan hukum Bank Pembangunan

Daerah, maka untuk mendukung gerak dan kinerja bank, serta untuk

menyesuaikan dengan ketentuan-ketentuan perbankan di tanah air serta arah

(31)

Istimewa Aceh melakukan perubahan kembali bentuk badan hukum menjadi

Perseroan Terbatas (PT), dengan demikian nama Bank berubah menjadi “PT.

BANK PEMBANGUNAN DAERAH ISTIMEWA ACEH” disingkat “PT. Bank

BPD Aceh”.

2.2. Sejarah Umum Pendirian PT. BPD Aceh Cabang Medan

Pembukaan PT. Bank BPD Aceh Cabang Medan didasari pada hasil

survey kelayakan usaha dengan memperhatikan berbagai faktor mikro dan makro

ekonomi, politik, keamanan, sosial dan masyarakat yang diyakini akan

memberikan dampak positif terhadap perkembangan operasional bank di

Sumatera Utara.

Setelah melawati impian yang cukup panjang dengan berbagai tantangan

dan kendala yang dihadapi, akhirnya pembukaan operasional (Soft Opening)

Kantor Cabang Medan dimulai pada tanggal 10 Agustus 2007 berdasarkan surat

izin Bank Indonesia nomor 9/34/DPIP/Prz/Mdn tanggal 16 Juli 2007, dan

operasional secara resmi (Grand Opening) dilakukan pada tanggal 08 September

2007 bertempat di Tiara Convention Center Medan. Dengan dibukanya kantor

cabang di Medan ini diharapkan Bank BPD Aceh dapat berperan lebih optimal

dalam pengembangan bisnisnya dan terus mendukung berbagai program

Pemerintah Aceh dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik di Provinsi

NAD maupun di Provinsi Sumut, termasuk memberikan manfaat yang lebih luas

dalam membantu perkembangan bisnis antara Provinsi NAD dan Provinsi Sumut.

Dengan pembukaan Kantor Cabang Medan diharapkan juga akan

memberikan dampak positif terhadap penguatan konsep loyalitas nasabah secara

(32)

saat ini Bank BPD Aceh telah mampu membuka ruang akses yang lebih lebar bagi

nasabahnya diwilayah Nanggroe Aceh Darussalam dimana para nasabah dan

masyarakat Aceh sebelumnya selalu mengalami kesulitan dalam melakukan

transaksi bisnis keluar daerah karena tidak tersedianya akses Bank BPD Aceh

diluar Provinsi NAD.

2.3. Visi, Misi dan Moto Perusahaan

Dibawah ini akan di uraikan tentang visi dan misi perusahaan PT. BPD

Aceh Tbk :

a. Visi PT. BPD Aceh Tbk

Visi PT. BPD Aceh Tbk adalah mewujudkan Bank BPD Aceh menjadi

bank yang sehat, tangguh, handal dan terpercaya serta dapat memberikan nilai

tambah yang tinggi kepada mitra dan masyarakat.

b. Misi PT. BPD Aceh Tbk

Misi PT. BPD Aceh Tbk adalah membantu dan mendorong pertumbuhan

ekonomi dan pembangunan daerah dalam rangka meningkatkantaraf hidup

masyarakat melalui pengembangan dunia usaha dan pemberdayaan ekonomi

rakyat, serta member nilai tambah kepada pemilik dan kesejahteraan kepada

karyawan.

c. Moto PT. BPD Aceh Tbk

Moto PT. BPD Aceh Tbk adalah Kepercayaan dan Kemulian.

Kepercayaan adalah suatu manifestasi dan wujud Bank sebagai pemegang amanah

dari Nasabah, Pemilik dan Masyarakat secara luas untuk menjaga kerahasiaan dan

(33)

penghormatan dan penghargaan yang sangat tinggi diberikan bank kepada

nasabah.

2.4. Logo PT. BPD Aceh

PT. BPD Aceh memiliki logo yang dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar. 2.1. Logo PT. BPD Aceh

2.6. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Selaras dengan teknologi informasi yang diterapkan dan untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat sesuai dengan perkembangan terkini, PT. BPD Aceh Tbk

telah berupaya meningkatkan kualitas dan jenis produk/layanan sehingga

diharapkan dapat menciptakan tingkat kepuasan dan loyalitas yang tinggi untuk

seluruh nasabahnya.

Sampai saat ini produk dan jasa PT. BPD Aceh Tbk baik dengan sistem

konvensional dan pola syariah adalah sebagai berikut :engumpulan dana – Fund

Raising :

1. Konvensional :

a. Giro : simpanan dalam rupiah Pihak Ketiga, yang penarikannya dapat

(34)

pembayaran lainnya atau dengan perintah pemindah bukuan (

misalnya Bilyet Giro, Warkat Kliring, dll).

b. Deposito : simpanan pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat

dilakukan setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian

antara Bank dengan yang bersangkutan dan atas simpanan itu bank

memberi bunga, dengan suku bunga yang ditetapkan pada waktu

perjanjian/persetujuan dibuat atau disesuaikan dengan Surat

Keputusan Direksi.

c. Tabungan Aneka Guna (TAG) : Tabungan Aneka Guna dapat dimiliki

oleh siapa saja, terutama oleh karyawan PT Bank BPD sendiri untuk

pembayaran Gaji.

d. Tabungan Haji Akbar : kegiatan tabungan yang dipergunakan sebagai

sarana untuk mendapatkan kapastian porsi untuk berangkat

menunaikan ibadah haji sesuai keinginan penabung.

2. Syariah :

a. Giro Wadi’ah : menggunakan prinsip Wadi’ah Yad aad-Dhamanah

dimana bank sebagai penerima dana titipan dapat memanfaatkan dana

tersebut dengan seizing pemiliknya dan menjamin untuk

mengembalikan titipan tersebut secara utuh setiap saat si pemilik

menghendakinya. Dengan menggunakan prinsip wadia’ah, pemilik

modal (Giran) tidak mendapatkan jasa giro namun mendapatkan

bonus yang besarnya ditentukan oleh bank dan tidak diperjanjikan di

(35)

b. Deposito Mudharabah : tabungan mudharabah yang diaplikasikan di

PT. BPD Aceh Tbk menggunakan prensip mudharabah mutlaqah,

yaitu usaha pengkongsian antara dua pihak, dimana pihak

pertama/bank menyediakan dana dan pihak kedua/nasabah

bertanggung jawab atas pengolahan usaha.

A. Penyaluran Dana :

1. Konvensional :

a. Kredit Modal Kerja : jenis kredit yang diberikat oleh pihak bank dan

dapat digunakan oleh debitur untuk membuka usaha.

b. Kredit Investasi : jenis kredit yang ditujukan pada suatu usaha yang

menghasilkan suatu produk jual beli.

c. Kredit Konsumtif : jenis kredit yang diberikan pihak bank dan

langsung dapat dikonsumsi atau digunakan oleh debitur.

d. Kredit Program (kredit Peumakmu Nanggroe, Dakap, SUP 005,

SBFIC, MercyCorps, ADB)

2. Syariah :

a. Pembiayaan Murabahah : yang dilakukan dengan cara kerja sama

antara dua pihak dimana pemilik modal/bank menyediakan modal

100% sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola usaha/debitur

(36)

b. Pembiayaan Musyarakah : suatu kesepakatan antara bank dengan

nasabah untuk membiayai suatu proyek dimana masing-masing pihak

secara bersama-sama menyediakan dana dan berpartisipasi dalam

kerja. Masing-masing pihak berhak atas segala keuntungan dan

bertanggung jawab atas segala kerugian yang terjadi sesuai dengan

pernyataan masing-masing.

c. Pembiayaan Mudharabah : akad jual/beli antara bank dengan nasabah

dimana bank membeli barang yang diperlukan nasabah dan

menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga

perolehan ditambah dengan keuntungan yang disepakati bersama.

d. Pembiayaan Ijarah : suatu kontrak sewa yang diakhiri dengan

penjualan. Dalam kontrak ini pembayaran sewa telah diperhitungkan

sedemikian rupa sehingga sebagian padanya merupakan pembelian

terhadap barang secara berangsur.

2.7. Organisasi dan Manajemen

2.7.1. Struktuk Organisasi

Struktur organisasi yang dipakai oleh PT. BPD Aceh Tbk adalah struktur

organisasi lini. Struktur organisasi PT. BPD Aceh Tbk dapat dilihat pada gambar

(37)

PIMPINAN CABANG

WAKIL PIMPINAN CABANG

KASIE PEMASARAN KASIE UMUM

KASIE PENYELESAIAN KRD KASIE

OPERASIONAL KASIE MIS

KA. CAPEM TOMANG ELOK

Gambar 2.2. Struktur Organisasi PT. BPD Aceh Tbk

2.7.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan dalam

PT. BPD Aceh Tbk dapat dilihat pada uraian berikut :

1. Pimpinan Cabang PT. BPD Aceh Tbk

Seorang pemimpin cabang syariah akan mempunyai tugas dan tanggung

jawab utama dalam menjalankan tugas kesehariannya, adapun tugas dan tanggung

jawab tersebut adalah :

a. Memimpin dan bertangung jawab atas seluruh aktivitas cabang dalam usaha

memberikan pelayanan kepada nasabah, mengendalikan dan meningkatkan

kualitas bisnis dari sector pasar perusahaan kecil/menengah didaerah kerjanya

dan menyelenggarakan administrasi perusahaan, agar dapat memberikan

kontribusi laba yang nyata terhadap PT. BPD Aceh Tbk.

b. Bertanggung jawab sepenuhnya atas pelaksana fungsi manajemen secara utuh,

konsisten, dan berkelanjutan.

(38)

Selain dipimpin oleh pimpinan cabang, PT. Bank BPD Aceh juga dibantu

oleh wakil pimpinan. Adapun tugas dan tanggung jawab dari wakil pimpinan

bidang adalah sebagai berikut :

a. Mengawasi kegiatan pelayanan dibidang front office dan back office dengan

mengupayakan pelayanan optimal.

b. Mengawasi dan berpartisipasi aktif terhadap unit-unit dibawahnya.

c. Membantu pimpinan cabang dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya.

3. Kasie Operasional

Mempunyai tugas pokok sebagai berikut :

a. Memberikan pelayanan terhadap nasabah secara cepat, cermat dan memuaskan.

b. Bertanggung jawab terhadap persediaan dan pencatatan fisik uang secara

keseluruhan.

c. Membuat laporan teller untuk pembukuan dengan lengkap dan informative.

d. Bertanggung jawab terhadap kerahasian keuangan nasabah.

4. Kasie Operasional

Mempunyai tugs pokok sebagai berikut :

a. Mengelola dan melindungi aktiva bank melalui fungsi kontrol yang efektif,

(39)

b. Megelola dan melaksanakan aktivitas penyelenggaraan akuntansi dan laporan

keuangan bank seuai dengan ketentuan yang berlaku

c. Memonitor semua kegiatan akuntansi dan laporan serta menjamin lancarnya

arus kerja (flow of work) dan arus dokumen (flow of document) dengan

sebaik-baiknya

d. Mengawasi, meneliti dan menilai peraturan-peraturan dan prosedur yang

digariskan oleh manajemen atau peraturan yang digariskan oleh Bank

Indonesia telah dilaksanakan dengan sempurna oleh masing-masing unit kerja

e. Meyusun dan menyampaikan laporan-laporan bank sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

5. Kasie Umum

Mempunyai tugas pokok sebagai berikut :

a. Mengkoordinir persediaan bukti setoran, slip pengambilan dan formulir buka

tabungan baru dll.

b. Menjaga keamanan PT. BPD Aceh Tbk

c. Membuat buku laporan tamu

d. Menjaga kebersihan bank

6. Kasie Pemasaran

Mempunyai tugas pokok sebagai berikut :

(40)

b. Melaksanakan program-program pemasaran yang telah ditetapkan perusahaan.

c. Bartanggung jawab terhadap program kerja penyelia unit pemasaran.

6. Kasie Personalia

a. Mempersiapkan laboran bulanan

b. Mempersiapkan dan menyelenggrakan rekriutmen calo karyawan.

c. Melaksanakan administrasi perjalanan dinas karyawan.

d. Melaksanakan pembayaran gaji dan lembur karyawan.

e. Melaksanakan pembayaran pajak tiap bulan.

7. KA. Capem Tomang Elok

a. Merencanakan, mengelola dan mengawasi seluruh aktivitas pendanaan,

perkreditan dan administrasi bank sesuai dengan ketentuan yang berlaku

b. Menghimpun dana (giro, deposito dan tabungan) sesuai dengan ketentuan

yang berlaku

c. Menyalurkan kredit sesuai dengan kewenangan dan ketentuan yang berlaku

d. Menerapkan prinsip pengenalan nasabah dan manajemen risiko dalam

transaksi keuangan, operasioanl dan perkreditan bank sesuai dengan keten

tuan yang berlaku

e. Menyusun dan menyampaikan laporan-laporan bank sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

(41)

PT. BPD Aceh menyadari bahwa manusia merupakan faktor yang utama

dalam manajemen. Dengan kata lain manajemen tidak ada jika manusia tidak ada.

Kedudukan manusia dalam manajemen ada dua macam yaitu pemimpin dan yang

dipimpin. Kerjasama antara keduanya inilah yang sangat menentukan

keberhasilan pencapaian tujuan organisasi.

PT. BPD Aceh Tbk memiliki pegawai sebanyak 47 orang, dapat dilihat

pada Tabel 2.1.

Tabel. 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. BPD Aceh Tbk

NO Jabatan Jumlah

1 Pimpinan Cabang 1

2 Wakil Pimpinan Cabang 1

3 Kasie Operasional 8

4 Kasie MIS 3

5 Kasie Krd 3

6 Kasie Umum 8

7 Kasie Pemasaran 7

8 Ka. Capem Tomang Elok 11

9 Cleaning Service 3

10 Security 2

Jumlah 47 orang

Sumber : PT. BPD Aceh Tbk

Jam kerja yang ada di PT. BPD Aceh Tbk dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Jam Kerja PT. BPD Aceh Tbk

Jam Kegiatan

07.30 – 12.00 WIB Bekerja

12.00 – 13.00 WIB Isirahat

13.00 – 16.30 WIB Bekerja

Sumber : PT. BPD Aceh Tbk

(42)

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Sejarah Teori Antrian 1

Teori antrian pertama kali dikemukakan oleh A.K. Erlang, seorang ahli

matematika bangsa Denmark pada tahun 1910 dalam bukunya Solution of Some

Problem in the Theory of Probability of Significance in Automatic Telephone

Exchange. Erlang melakukan eksperimen tentang fluktuasi telepon yang

berhubungan dengan automaticdialing equipment, yaitu peralatan penyambungan

telepon secara ototmatis. Dalam waktu-waktu yang sibuk operator sangat

kewalahan untuk melayani para penelpon secepatnya, sehingga para penelpon

harus antri menunggu giliran. Persoalan aslinya Erlang hanya memperlakukan

perhitungan keterlambatan (delay) dari seorang operator.

3.2. Teori Antrian 2

1

Siswanto. Operation Researh jilid II. Yogyakarta : Penerbit Erlangga. 2006. Hal : 217

2

Frederick S. Hiller dan Gerald I. Lieberman. Introduction to Operation Research, Holden Day

Inc., San Fransisco, 1980, Hal : 379

Teori antrian (Queueing Theory) adalah merupakan suatu alat analisa

yang sangat membantu di dalam memecahkan problem tersebut di atas. Teori ini

memberikan informasi penting yang dibutuhkan didalam pengambilan keputusan

(43)

3

Dari contoh-contoh di atas terlihat adanya beberapa kerugian yang diderita

karena adanya barisan antri dan pengangguran dari fasilitas-fasilitas pelayanan. Teori antrian (Queueing Theory) mencakup suatu matematik tentang

antrian. Barisan antri adalah merupakan suatu phenomena alam yang terjadi

bilamana permintaan terhadap suatu pelayanan pada waktu tertentu melebihi

kapasitas pelayanan pada waktu itu. Keputusan-keputusan tentang besarnya

kapasitas pelayanan yang harus disediakan banyak dijumpai dalam kehidupan

sehari-hari baik dalam bidang industri, perdagangan, telekomunikasi dan lain-lain.

Sebagai contoh adalah dalam hal pembayaran rekening listrik, seiring dijumpai

keluhan-keluhan dari para pembayar rekening karena harus menunggu agak lama,

baru dapat berhubungan dengan loket tempat pembayaran rekening.

Ketidakpuasan para pelanggan ini timbul sebagai akibat kurangnya jumlah loket

pembayaran dibanding dengan banyaknya para pelanggan yang datang untuk

membayar rekening mereka. Adanya ketidakpuasan ini sering merupakan faktor

penyebab terjadinya penunggakan pembayaran rekening oleh para pelanggan,

dilain waktu, tidak jarang juga terjadi bahwa sebagian dari loket yang ada dalam

keadaan menganggur karena sedikitnya jumlah pembayar rekening yang datang.

Contoh lain adalah dalam hal pelayanan bank terhadap pada nasabahnya.

Adakalanya ruang tunggu bank itu terlalu penuh dengan para nasabah yang ingin

menyetor ataupun mengambil uang, sehingga menimbulkan perasaan kurang

aman pada nasabah. Juga apabila tidak ada atau terlalu sedikit jumlah nasabah

yang harus dilayani oleh bank, maka petugas dan mesin-mesin bank akan

menganggur.

3

(44)

Bila fasilitas ini yang disediakan melebihi permintaan akan menimbulkan biaya

pelayanan yang berlebihan sedangkan apabila fasilitas pelayanan lebih kecil dari

permintaan, maka akan timbul barisan antri yang merupakan beban sosial, serta

kemungkinan menyebabkan beralihnya para pelanggan ke perusahaan lain.

Sudah barang tentu orang-orang yang memimpin fasilitas pelayanan akan

selalu mengadakan evaluasi dan mengambil keputusan untuk menetapkan apakah

jumlah fasilitas pelayanan pada perusahaannya perlu ditambah atau dikurangi

untuk mencapai suatu keseimbangan ekonomis diantara biaya pelayanan dan

biaya-biaya yang timbul akibat biaya antrian.

3.3. Konsep Dasar Teori Antrian

4

4

Ibid. Hal : 217

Kemunculan teori ini dipicu oleh masalah keterbatasan kapasitas

pelayanan telepon untuk melayani permintaan pelanggan pada jam-jam tertentu.

Lalu lintas pada pagi hari, ketika semua orang berangkat untuk melaksanakan

aktivitasnya, atau sore hari ketika semua orang harus kembali kerumah

masing-masing.

Satuan pelayanan juga tidak selalu berstatus sebagai pelanggan yang

memperoleh layanan. Bahan baku pada unit pengolahan misalnya tidak berstatus

sebagai individu pelanggan yang perlu dilayani melainkan sebagai objek yang

(45)

3.4. Karakterstik Sistem Antrian 5

3.4.1. Sumber masukan (populasi)

Sistem antrian mempunyai 6 elemen utama yaitu : sumber (populasi)

kedatangan langganan, barisan antri, disiplin pelayanan, mekanisme pelayanan,

dan kepergian pelanggan. Karakteristik dari setiap elemen ini akan memberikan

bentuk dari setiap barisan antri.

Salah satu karakteristik dari sumber (populasi) yang perlu diketahui adalah

ukuran (size) dari populasi tersebut. Ukuran dari populasi adalah jumlah

langganan yang memerlukan pelayanan dari waktu ke waktu, atau dengan

perkataan lain besarnya potensi langganan. Salah satu contoh dari ukuran populasi

adalah jumlah pelanggan listrik di Sumatera Utara yang berkewajiban untuk

membayar rekening listriknya di kantor PLN. Ukuran populasi ini dikatakan tidak

terbatas apabila jumlah anggota dalam populasi ini cukup besar dan sebaliknya

dikatakan terbatas apabila jumlahnya kecil. Karena pengertian besar dan kecil

dalam hal ini sangat relatif, maka satu satunya cara penentuan yang dipakai adalah

ada tidaknya pengaruh dari jumlah langganan yang berada dalam sistem terhadap

banyaknya kedatangan baru kedalam sistem tersebut. Apabila populasi terbatas,

maka jumlah langganan dalam sistem akan mempengaruhi besarnya kedatangan

baru.

Tetapi apabila jumlah langganan dalam sistem tidak mempengaruhi

besarnya kedatangan baru maka dikatakan ukuran populasi tersebut adalah tidak

terbatas.

5

(46)

3.4.2. Kedatangan langganan

Distribusi kedatangan langganan menentukan pattern dari besarnya

kedatangan langganan kedalam sistem. Suatu anggapan yang biasa dibuat adalah

kedatangan langganan kedalam sistem selalu menuruti Proses poisson yaitu

banyaknya langganan yang datang sampai pada suatu waktu tertentu mempunyai

distribusi poisson. Hal ini hanya benar apabila kedatangan langganan terjadi

secara random pada kecepatan kedatangan rata-rata tertentu. Anggapan yang lain

adalah distribusi probabilitas dari selang waktu diantara suatu kedatangan dengan

kedatangan berikutnya adalah mempunyai distribusi exponential. Besarnya selang

waktu antara suatu kedatangan dengan kedatangan berikutnya disebut selang

waktu kedatangan.

6

1. Satu barisan (antrian) dan satu fase pelayanan (single channel single phase) Berikut ini merupakan beberapa struktur kedatangan satuan penerimaan

pelayanan :

Sebagai contoh adalah seorang pelayan took (tunggal). Seorang tukang cukur,

dan sebagainya. Secara skematis dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. single Channel Single Phase

2. Satu barisan dan beberapa fase pelayanan (single channel multi phase)

Proses pelayanan merupakan sequencing/urutan pekerjaan. Proses pelayanan

semacam ini misalnya mengurus ijin usaha melalui beberapa orang pejabat

pemerintah. Secara skematis dapat dilihat pada Gambar 3.2.

6

Supranto, Johannes. Riset Operasi. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia. 1988. Hal : 332

(47)

Gambar 3.2. Single Channel Multi phase

3. Beberapa barisan untuk satu fase pelayanan (multi channel single phase)

Sebagai contoh dari proses pelayan seperti ini adalah pelayanan pembelian

tiket yang dilayani lebih dari satu loket, pelayanan potong rambut dimana

terdapat lebih dari satu tukang potong, pelayanan di suatu bank dimana ada

beberapa loket. Secara sitematis dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Keluar Datang

Gambar 3.3. Multi Channel Single phase

4. Beberapa barisan dan beberapa fase pelayanan (multi channel multi phase)

Contoh dari struktur pelayanan semacam ini aalah pelayanan kepada pasien

di rumah sakit. Di dalam rumah sakit tersebut, beberapa perawat akan

mendatangi pasien secara teratur dan memberikan pelayanan dengan kontiniu

(sebagai suatu urutan pekerjaan). Secara skematis dapat dilihat pada Gambar

3.4.

Gambar 3.4. Multi Channel Multi phase

Datang Keluar

(48)

5. Campuran

Struktur campuran ini adalah merupakan campuran dari dua atau lebih

struktur fasilitas pelayanan di atas. Struktur ini dipergunakan misalnya oleh

toko-toko besar, dimana ada beberapa pelayan toko yang melayani pembeli

(multi channel), namun pembayaran hanya kepada seorang kasir saja (single

channel). Ada pula yang menggunakan struktur campuran lain, misalnya

pelayan (service) terhadap pengunjung rumah makan, dan lain sebagainya.7

3.4.3. Barisan antri8

Suatu antrian ditandai dari besarnya jumlah langganan yang ada di dalam

sistem untuk mendapatkan pelayanan tergantung dari kapasitas sistem, jumlah

maksimum dari langganan yang dapat ditampung oleh sistem adalah terbatas atau

tidak terbatas. Antrian disebut terbatas apabila jumlah langganan yang dibenarkan

masuk ke dalam sistem dibatasi sampai pada jumlah tertentu. Bila pembatasan

yang demikian tidak diadakan maka antrian disebut tidak terbatas.

3.4.4. Disiplin pelayanan 9

7

Ibid. Hal : 333

8

Frederick S. Hiller dan Gerald I. Lieberman. Introduction to Operation Research, Holden Day

Inc., San Fransisco, 1980, Hal : 379

9

Supranto, Johannes. Riset Operasi. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia. 1988. Hal : 330 Proses dasar yang dianggap oleh model antrian ialah satuan penerimaan

pelayanan (spp) atau sering disebut costumer yang memerlukan pelayanan berasal

dari suatu populasi yang disebut sumber masukan (input source). Costumer

(49)

membentuk suatu antrian. Pada waktu tertentu, anggota antrian dipilih untuk

memperoleh pelayanan dengan menggunakan aturan tertentu yang disebut disiplin

pelayanan (service discipline). Pelayanan yang diperlukan oleh costumer

kemudian dilakukan oleh mekanisme pelayanan (service mechanism), setelah

pelayanan diperoleh costumer meninggalkan sistem. Proses ini dapat dilihat pada

Gambar 3.5.

Costumer setelah mene-rima pelayanan populasi

Costumer akan menerima pelayanan

Antrian Mekanismme Pelayanan

Gambar 3.5. Proses Dasar Antrian

Salah satu karateristik dari populasi atau input source ialah besarnya (size)

atau banyaknya costumer. Besarnya populasi (population size) ialah banyaknya

costumer, mungkin langganan, yang memerlukan pelayanan dari waktu kewaktu.

Populasi ini bisa terbatas (finite) bisa juga tidak terbatas (infinite). Mengingat

perhitungan akan mempermudah jika populasi tidak terbatas, maka biasanya

populasi dianggap tidak terbatas, didalam membahas model antrian. Akan tetapi

asumsi mengenai populasi yang terbatas perlu dibuat, seandainya rata-rata (rate)

pada saat mana populasi melahirkan costumer baru yang sangat dipengaruhi oleh

beberapa costumer dalam sistem.

Asumsi yang sering digunakan ialah bahwa kedatangan costumer

mengikuti proses poisson artinya banyaknya costumer atau langganan yang datang

(50)

poisson. Distribusi poisson berkenaan dengan probabilitas terjadinya suatu

kedatangan (arrival) yang bebas (independent) terhadap kedatangan sebelumnya

dan sesudahnya. Asumsi tentang poisson menunjukkan bahwa kedatangan spp

sifatnya acak dan mempunyai rata-rata kedatangan (mean arrival rate) sebesar .

Panjangnya waktu antara dua kedatangan spp sebesar 1/ disebut interval time.

Disiplin pelayanan (service discipline) merupakan urutan (order) dimana

anggota dalam antrian yaitu para spp dipilih untuk menerima pelayanan. Urutan

kedatangan pada umumnya berlaku sebagai urutan antrian dimana ssatuan yang

tiba lebih awal berada di depan dari satuan yang mengikuti di dalam antrian.

Namun urutan pelayan dapat berlangsung menurut aturan-aturan sebagai berikut :

1. Aturan FCFS (First Came First Served) yaitu yang duluan datang yang duluan

dilayani. Sesuai dengan susunan antrian dalam satu barisan, satuan-satuan

kedatangan yang bergerak teratur melalui satu lintasan tunggal menuju ke

stasiun pelayanan sehingga urutan antrian dan urutan pelayanan adalah sesuai

dengan urutan kedatangan. Seperti yang yang ditunjukkan pada Gambar 3.6.

Kedatangan Nasabah

Barisan Antrian S

S S S

Kepergian Nasabah

Gambar 3.6. Sistem Pelayanan dengan Aturan FCFS

2. Aturan LIFO (Last In First Out) yaitu yang terakhir yang duluan dilayani.

Dengan aturan ini kedatangan yang terakhir selalu dilayani duluan. Aturan ini

(51)

ke dalam kapal Ferry pada saat pemberangkatan adalah yang duluan ke luar di

dermaga tujuan.

3. Aturan acak yaitu sistem antrian ini menerapkan urutan pelayanan tidak

mengikuti urutan kedatangan maupun urutan antrian melainkan secara acak

dengan memilih pelanggan satu demi satu dari antrian baik dari antrian yang

tersusun menurut urutan tertentu maupun antrian yang menyebar tanpa urutan.

Aturan ini dapat ditentukan pada perlombaan dengan cara penunjukan pemain

secara acak antara para peserta yang menunggu giliran masing-masing.

3.4.5. Mekanisme pelayanan10

Mekanisme pelayanan terdiri dari satu atau lebih fasilitas pelayanan yang

dipasang seri. Setiap fasilitas dapat mempunyai satu atau lebih stasiun yang

paralel. Jika sistem mempunyai lebih dari satu fasilitas pelayanan, maka

langganan akan menerima pelayanan secara seri yaitu harus melewati serangkaian

pelayanan lebih dulu, baru boleh meninggalkan sistem. Jika sistem mempunyai

lebih dari satu stasiun pelayanan yang paralel, maka beberapa langganan dapat

dilayani secara simultan. Satu model antrian disebut satu model pelayanan

tunggal, apabila sistem hanya mempunyai stasiun pelayanan dan disebut model

pelayanan ganda apabila sistem mempunyai sejumlah satuan pelayanan yang

paralel yang masing-masing dilayani oleh seorang pelayan.

Tingkat pelayanan bisa konstan dari waktu kewaktu sama, mengikuti

distribusi eksponensial atu mempunyai bentuk yang lain. Waktu pelayanan

10

(52)

(service time) ialah lamanya sejak pelayanan diberikan kepada seorang costumer

sampai selesai, pada fasilitas pelayanan.

Model antrian harus secara khusus menyebutkan distribusi probabilitas

waktu pelayanan bagi setiap pemberi pelayanan (pp) atau sering disebut server,

kalu mungkin untuk berbagai costumer, walaupun dalam prakteknya dianggap

setiap server mempunyai probabilitas yang sama.

3.4.6. Kepergian langganan11

Waktu yang dibutuhkan untuk pelayanan, sejak pelayanan dimulai hingga

selesai disebut waktu pelayanan. Seperti halnya pada kedatangan langganan maka

waktu pelayanan ini juga mempunyai suatu distribusi probabilitas yang ditentukan

berdasarkan sampling dari keadaan sebenarnya. Dalam keadaan tertentu distribusi

probabilitas ini dapat berupa distribusi Erlang (gamma), distribusi eksponensial

dan distribusi uniform.

Sebelum uraian tentang model antrian ini dilanjutkan perlu kiranya

diperjelas lebih dahulu tentang pengertian proses distribusi poisson karena

distribusi ini akan banyak digunakan dalam model antrian.

3.5. Model Antrian12

Model antrian dikembangkan melalui kombinasi dari beberapa

karakteristik seperti populasi masukan, disiplin antrian, mekanisme pelayanan dan

11

(53)

lain-lain. Beberapa model antrian diklasifikasikan berdasarkan format umum

(a/b/c) : (d/e/f), dimana :

a : bentuk distribusi kedatangan

b : bentuk distribusi waktu pelayanan

c : jumlah saluran pelayanan paralel dalam sistem

d : disiplin pelayanan

e : jumlah maksimum yang diperkenankan didalam sistem

f : besarnya populasi masukan

Tiga notasi terakhir bisa dihilangkan bila sistem antrian diasumsikan

memiliki kapasitas yang tidak terbatas. Sumber populasi tidak terbatas dan

disiplin antrian adalah First Came First Served (FCFS), sedangkan tiga notasi

pertama harus tetap dicantumkan.

Beberapa notasi yang dipergunakan pada model antrian :

N = jumlah nnasabah dalam antrian pada waktu t

= kecepatan kedatangan rata-rata dalam satu satuan waktu

= kecepatan pelayanan rata-rata dalam satu satuan waktu

ρ = tingkat kesibukan sistem

c = jumlah saluran pelayanan parallel dalam sistem

Pn = peluang adanya n pelanggan dalam antrian

Lq = jumlah rata-rata pelanggan menunggu dalam antrian

(54)

Wq = waktu rata-rata pelanggan menunggu dalam satu antrian

Ws = Waktu rata-rata pelanggan dalam sistem antrian

Adapun empat model antrian yang paling sering digunakan, yaitu :

a. Model M/M/1/I/I

Model ini merupakan model antrian yang paling sederhana, tetapi

mengandung banyak asumsi-asumsi yang harus ditepati seperti yang dapat dilihat

pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7. Model M/M/1/I/I

Berikut ini rumus-rumus yang digunakan dalam menghitung model antrian

M/M/1/I/I :

a. Jumlah pelanggan rata-rata dalam sisem (yang sedang menunggu untuk

dilayani)

λ µλ− =

Ls

b. Jumlah pelanggan rata-rata yang dihabiskan dalam sistem (waktu menunggu

ditambahi waktu pelayanan)

λ

µ −

=1/ Ws

c. Rata-rata jumlah pelanggan dalam barisan antri Sumber

tak terbatas

Tingkat Kedatangan

Poisson

Tingkat Pelayanan

Poisson

Keluar Populasi Antrian (M) Fasilitas Pelayanan

(M/1)

FCFS

Kepanjangan antrian tak-terbatas

(55)

) (

2

λ µ µ λ− =

Lq

λ= Jumlah kedatangan rata-rata per satuan waktu

µ = Jumlah orang yang dilayani per satuan waktu

d. Waktu rata-rata yang dihabiskan seorang pelanggan untuk menunggu dalam

antrian sampai dilayani

) (µ λ

µ λ− =

Wq

e. Faktor utilasi sistem (populasi fasilitas pelayanan sibuk)

µ λ ρ =

f. Probabilitas terdapat 0 unit dalam sistem (yaitu unit pelanggan kosong)

µ λ

− =1

Po

g. Probabilitas terdapat lebih dari sejumlah k unit dalam sistem, dimana n adalah

jumlah unit dalam sistem

1 +     = >

k

k Pn

µ λ

b. Model M/M/S/I/I

Ini adalah sistem Multichannel - Single Phase yang mempunyai antrian

tunggal dengan melalui beberapa fasilitas pelayanan. Model ini identik dengan

(56)

waktu bersamaan oleh fasilitas pelayanan yang berlainan. Model ini dapat dilihat

pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8. Model M/M/S/I/I

Berikut ini rumus-rumus yang digunakan dalam menghitung model antrian

M/M/S/I/I :

a. Probabilitas terdapat 0 orang dalam sistem (tidak adanya pelanggan dalam

sistem) Po =         +          

=− µ λ µ λ µ λ c c n c c n 1 ! ! 1 1 1 0

b. Untuk menghitung jumlah rata-rata pelanggan menunggu dalam antrian

Lq =

( ) (

c c

)

Po

x

c

2

!

1 µ λ

µ λ µ λ − −    

c. Untuk menghitung jumlah rata-rata pelanggan menunggu dalam sistem Sumber tak terbatas Tingkat Kedatangan Poisson FCFS Kepanjangan antrian tak-terbatas (I) Tingkat Pelayanan Poisson Tingkat Pelayanan Poisson Keluar Populasi (I) Antrian (M)

(57)

Ls =

µ λ

+

Lq

d. Untuk menghitung waktu rata-rata pelanggan menunggu dalam antrian

Wq =

λ

Lq

e. Untuk menghitung waktu rata-rata pelanggan dalam sistem

Ws =

µ

1

+

Wq

c. Model M/M/1/I/F

Model 3 ini identik dengan model 1, dengan perbedaan bahwa

kepanjangan antrian adalah terbatas. Model M/M/1/I/F dapat dilihat pada Gambar

3.9.

Gambar 3.9. Model M/M/1/I/F

Berikut ini rumus-rumus yang digunakan dalam menghitung model antrian

M/M/1/I/F :

a. Panjang antrian

) ( 2

2

λ µ µ λ − =

Lq

Sumber tak terbatas

Tingkat Kedatangan

Poisson

FCFS

Kepanjangan antrian terbatas (F)

Tingkat Pelayanan

Poisson

Keluar Fasilitas-pelayanan

(58)

b. Waktu menunggu dalam antrian

) ( 2µ µ λ

λ

− =

Wq

c. Jumlah pelanggan dalam sistem rata-rata

Ls = Lq + λ/µ

d. Waktu tunggu rata-rata dalam sistem

Ws = Wq + 1/µ

d. Model M/M/S/F/I

Model ini adalah equivalen dengan model 2 dengan perbedaan bahwa

model ini mempunyai sumber populasi yang terbatas. Sebagai contoh, sejumlah

mesin-mesin dalam suatu departemen produksi yang rusak atau memerlukan

penyesuaian (adjusment), sejumlah pasien dalam suatu rumah sakit yang

memerlukan tipe-tipe perawatan tertentu, dan sebagainya.

Berikut Notasi yang digunakan dalam model M/M/S/F/I :

U = Waktu rata-rata antar kedatangan per unit

T = Waktu rata-rata pelayanan per unit

H = Jumlah rata-rata yang sedang dilayani

J = Jumlah rata-rata unit yang sedang beroperasi

N = Jumlah unit dalam populasi

(59)

X = Faktor pelayanan (proporsi waktu pelayanan yang diperlukan)

D = Probabilitas bahwa suatu kedatangan harus menunggu

F = Faktor efisiensi menunggu dalam garis (antrian)

Humus-rumus antrian yang digunakan dalam model M/M/S/F/I :

a. Faktor pelayanan

U T

T X

+ =

b. Jumlah antrian rata-rata

) 1

( F

N

L= −

c. Waktu tunggu rata-rata

XF F T L N

U T L

W ( ) = (1− )

−+ =

d. Jumlah pelayanan rata-rata

) 1

( X

NF

J = −

e. Jumlah dalam pelayanan rata-rata

FNX

H =

f. Jumlah populasi

H L

Gambar

Gambar 4.2.  Block Diagram Prosedur Penelitian
Gambar 4.3.  Block Diagram Pengolahan Data
Gambar 4.3. Block Diagram Langkah-langkah Antrian
Tabel 5.15. Kecepatan Pelayanan Hari Senin pada Minggu Ketiga Oi
+7

Referensi

Dokumen terkait

ikan karang adalah ikan yang hidup di daerah terumbu karang yang tergantung pada terumbu karang untuk mencari makan dan berlindung, ikan terumbu terspesialisasi

[r]

Statistical analysis (ANOVA & LSD on confidence level 5%) tend to showed significant differences on parameter disintegration, friability, hardness, and weight uniformity of

Pada tabel tersebut tampak bahwa terdapat 95 orang guru (14%) yang memilih diklat jenjang tinggi sebagai kebutuhan pelatihannya. Walaupun persentase ini bukan merupakan persentase

Keluarga dengan anak down syndrome umumnya mengalami tingkat stres yang lebih tinggi. Sehingga sangat penting bagi orang tua untuk memiliki ketahanan mental atau resiliensi.

Aplikasi pembelajaran ini dapat diinstalasi di perangkat mobile berbasis Android yang sudah banyak orang yang memiliki, sehingga mudah dibawa dan digunakan dibandingkan

Melihat fenomena dalam penyebaran Islam melalui jalur tasawuf dan tarekat sebagai metodenya yang kemudian berkembang menjadi suatu ikatan lembaga perkumpulan ini,

Berdasarkan penegasan istilah diatas dapat disimpulkan bahwa maksud judul “Analisis Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy dan