SKRIPSI
TINJAUAN PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA (JAMSOSTEK) BAGI PEKERJA PT. SIHITANG RAYA BARU
PADANGSIDEMPUAN TAHUN 2004-2008
Oleh:
CICI SUCI NINGSIH NIM. 051000049
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TINJAUAN PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA (JAMSOSTEK) BAGI PEKERJA PT.SIHITANG RAYA BARU
PADANGSIDEMPUAN TAHUN 2004-2008
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh :
CICI SUCI NINGSIH
NIM. 051000049
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan Judul
TINJAUAN PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA (JAMSOSTEK) BAGI PEKERJA PT.SIHITANG RAYA BARU
PADANGSIDEMPUAN TAHUN 2004-2008
Oleh :
CICI SUCI NINGSIH
NIM. 051000049
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 30 Juni 2009
dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima
Tim Penguji
Ketua Penguji
Dra. Lina Tarigan Apt, MS NIP. 131803345
Penguji I
Ir. Kalsum, MKes NIP. 131964120
Penguji III
Eka Lestari Mahyuni, SKM, MKes NIP. 132307954
Penguji II
dr. Mhd. Makmur Sinaga, MS NIP. 130702002
Medan, Juli 2009
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Dekan,
ABSTRAK
Jamsostek merupakan santunan yang diberikan pada tenaga kerja sebagai perlindungan akibat peristiwa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dinia.
Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran tentang pelaksanaan Jamsostek pada pekerja , dilakukan penelitian yang bersifat deskriftif. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh pekerja yang pernah mendapatkan Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua pada tahun 2004-2008. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari PT. Sihitang Raya Baru dan PT. Jamsostek cabang Sibolga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 9 orang (19,56%) yang mendapatkan Jaminan Kecelakaan kerja, 1 orang (2,17%) yang mendapatkan Jaminan Kematian, 36 orang (78,26)% yang mendapatkan Jaminan Hari Tua pada tahun 2004-2008.Pekerja yang mengalami kecelakaan kerja mendapatkan Santunan Sementara Tidak Mampu Bekerja, ongkos pengangkutan, biaya pengobatan, biaya perawatan, dan jasa dokter. Pekerja yang meninggal mendapatkan santunan untuk biaya pemakaman dan jaminan kematian. Dan pekerja juga mendapatkan Jaminan Hari Tua yang diberikan secara sekaligus. Agar pelaksanaan Jamsostek di PT. Sihitang Raya Baru lebig baik, perlu dilaksanakan sosialisasi oleh pihak Jamsostek dan pengusaha pada pekerja.
ABSTRACT
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) is an insurance which is giving to the workers as a protection of accidental that happened because of work accident, illness, pregnant, delivery, older future and death.
The goal of this research was to get the general view of (Jamsostek) on the workers and it was done descriptively. The samples in this research were all of workers who were getting work accident insurance, death insurance, the older future insurance in PT. Sihitang Raya Baru during 2004-2008. The data were collected by using secondary data which was gotten from PT. Sihitang Raya Baru and PT. Jamsostek branch of Sibolga.
That there were 9 workers (19,56%) who were getting work accident insurance, I worker (2,17%) who was getting death insurance and 36 workers (78,26%) who were getting the older future insurance in PT. Sihitang Raya Baru during 2004-2008. The workers who were getting accident got the temporary of unable working insurance, picking up expense, treatment expense, caring expense and doctor services. The death workers got the insurance for death service and death insurance. The workers who were getting the older future insurance got directly. So that the application of Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) could be run as well as possible, it is needed socialization by (Jamsostek) and the entrepreneur to the workers.
RIWAYAT HIDUP
Nama : CICI SUCI NINGSIH
Tempat/Tanggal Lahir : Padangsidempuan/ 14 Mei 1987
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Kawin
Alamat Rumah : Jalan Dwikora Pal IV Padangsidempuan
Riwayat Pendidikan :
1. 1993-1999 : SD Negeri 1 Padangsidempuan
2. 1999-2002 : SMP Negeri 5 Padangsidempuan
3. 2002-2005 : SMA Negeri 3 Padangsidempuan
4. 2005-2009 : Fakultas Kesehatan Masyarakat
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, segala puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat
Allah SWT atas berkat, rahmat dan limpahan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Tinjauan Pelaksanaan Jaminan Soaial
Tenaga Kerja (Jamsostek) bagi Pekerja PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan Tahun 2004-2008 ”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat
untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara Medan.
Terima kasih kepada Dosen Pembimbing I Ibu Dra. Lina Tarigan, Apt, MS
dan Dosen Pembimbing II Ibu Ir. Kalsum, Mkes serta Dosen Pembanding I Bapak dr.
Mhd. Makmur Sinaga, MS serta Dosen Pembanding II Ibu Eka Lestari Mahyuni,
SKM, Mkes yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberi saran,
kritikan dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai
pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dra. Lina Tarigan, Apt, MS selaku Kepala Departemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeritas Sumatera Utara.
4. Bapak Direktur dan Wakil Direktur PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan,
Bapak Saragih, yang telah memberikan izin dan bantuan bagi penulis dalam
melaksanakan penelitian.
5. Bapak Direktur dan Wakil Direktur PT. Jamsostek cabang Sibolga, Bapak Aang
selaku Kebag Promosi, Bang Amin selaku staf yang telah memberikan izin dan
bantuan bagi penulis dalam melaksanakan penelitian
6. Seluruh keluarga yang penulis sayangi: Ibu, Om pardan, Mami, Om Dadang, Om
Nong, Tante Misbah, Tante Ade, Tante Ayu, sepupu-sepupuku, K’Bebby,
K’Nining, K’ Debby, Bang Bobby, Bang Hendra, Poppy, Lusi, Dariyan, Livia,
Ulfah, Ary, Icha, Anju, Tisa, Ady, Ragil, Roby terima kasih atas semangat, saran,
masukan, doa, dan canda tawa selama ini.
7. Sahabat-sahabat terbaikku, Welly, Nepa, Dytha dan Nisha. Yang selalu menemani
penulis, berjuang bersama-sama, membangkitkan semangat, yang selalu berbagi
cerita seru dan sedih, selalu ada di saat suka dan duka, terima kasih atas
persahabatan ini, friendship never end
8. Teman-teman di peminatan K3 05 (Fanny, Widya, Nony, Erna, Decy, Evan, Ika,
K’Jenny, Gita, Winda, Lia dan masih banyak yang lain) terima kasih atas
semangat dan kebersamaannya dalam meraih gelar Sarjana Kesehatan
Masyarakat.
9. Teman-teman stambuk 05 ( Danil,Wawan,Vina, Dhani, Izal, Ade, dan masih
banyak yang lain) yang telah melewati penulis bersama-sama melewati hari-hari
Terimakasih yang tidak akan pernah habis-habisnya kepada yang tercinta,
Papa Asep Mulyana N dan Mama Maswida Pulungan, yang telah memberikan
segenap kasih sayang, cinta, perhatiannya, dorongan dan pemberi semangat terbesar
dalam hidupku. Kepada Adik-adikku tersayang Lili, Kiki, Anggi dan Tara berikan
yang terbaik untuk mama dan papa.Do the best,,oke!
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
dan kesempurnaan skripsi ini.
Semoga Alllah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua dan
semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Amin.
Medan, Mei 2009 Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN... i
ABSTRACT ... iia ABSTRAK... iib DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR... iv
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 4
1.3. Tujuan Penelitian ... 4
1.3.1. Tujuan Umum ... 4
1.3.2. Tujuan Khusus ... 4
1.4. Manfaat Penelitian ... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Distribusi Jumlah Pekerja di PT. Sihitang Raya Baru Tahun 2004-2008... 39
Tabel 4.2. Distribusi Pekerja Berdasarkan Jenis Kelamin PT. Sihitang Raya Baru Tahun 2004-2008 ... 39
Tabel 4.3. Distribusi Iuran untuk Program Jamsostek oleh PT. Sihitang Raya Baru dan Pekerja Tahun2004-2008... 49
Tabel 4.4. Distribusi Sampel yang Mendapat Jamsostek Berdasarkan Tingkat Pendidikan PT. Sihitang Raya Baru Tahun 2004-2008 ... 50
Tabel 4.5. Distribusi Sampel yang Memperoleh Jamsostek Berdasarkan Jenis Kelamin PT. Sihitang Raya... 50
Tabel 4.6. Distribusi sampel Menurut Jenis Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang diperoleh Tahun 2004-2008 ... 50
Tabel 4.7. Distribusi Kecelakaan Kerja Menurut Jenis Kelamin di PT. Sihitang Raya Baru Tahun 2004-2008 ... 51
Tabel 4.8. Distribusi Kecelakaan Kerja Menurut Umur, Bagian Tubuh Yang Cidera dan Santunan yang di Terima Pada Saat Mendapatkan Jaminan Kecalakaan Kerja di Pt. Sihitang Raya Baru Tahun 2004-2008... 52
Tabel 4.9. Distribusi Kecelakaan Kerja Berdasarkan Lokasi Terjadinya Kecelakaan 2004-2008... 53
Tabel 4.10. Distribusi Pekerja Yang Mendapatkan Jaminan Kematian... 54
Tabel 4.11. Distribusi Sampel yang Mendapat Jaminan Hari Tua Menurut Jenis Kelamin di PT. Sihitang Raya Baru Tahun 2004-2008 ... 57
DAFTAR LAMPIRAN
1. Form pendaftaran perusahaan
2. Form Penetapan Jaminan Kecelakaan Kerja
3. Form Penetapan Jaminan Kematian
4. Form Penetapan Jaminan Hari Tua.
5. Form Laporan Kecelakaan Tahap I
6. Surat Keterangan Riset dari PT. Sihitang Raya Baru
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu modal dasar pembangunan nasional adalah jumlah penduduk yang
besar sebagai sumber daya manusia yang potensial dan produktif bagi pembangunan
nasional. Jumlah penduduk Indonesia yang semakin besar merupakan modal dasar
yang efektif dan potensial sebagai tenaga kerja yang menjadi pelaku utama dan
sasaran pembangunan nasional itu sendiri1.
Dalam melaksanakan pembangunan, tenaga kerja mempunyai peranan dan arti
yang penting sebagai suatu unsur penunjang untuk berhasilnya pembangunan
nasional Tenaga Kerja yang mempunyai hubungan kerja dengan perusahaan
merupakan potensi untuk meningkatkan produktivitas, sehingga sudah sewajarnya
apabila kepada mereka diberikan perlindungan, pemeliharaan dan pengembangan
terhadap kesejahteraannya2.
Sejalan dengan perkembangan dibidang industri yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat termasuk tenaga kerja, tetapi juga berdampak
negatif seperti menimbulkan kecelakaan, kebakaran, peledakan dan penyakit akibat
kerja. Selain dampak negatif tersebut, tenaga kerja juga dapat mengalami penderitaan
seperti sakit, hamil, hari tua, cacat, mati, dan pemutusan hubungan kerja yang dapat
menimpa sewaktu - waktu dalam mengatasi resiko tersebut, seorang tenaga kerja
membutuhkan biaya cukup besar yang tidak mungkin dapat ditanggung sendiri,
tidak mungkin dilakukan, karena upah yang diterimanya masih dibawah upah yang
wajar. Sementara meminta pertolongan dari pihak pengusaha juga jarang dikabulkan.
Phenomena tersebut mendorong munculnya tuntutan baru, perlunya
perlindungan jaminan sosial yang dapat diandalkan setiap tenaga kerja dalam
menghadapi resiko yang dihadapinya. Tenaga kerja yang memerlukan jaminan sosial
tenaga sebagai perlindungan untuk menjaga kemandirian, harkat dan martabat
kemanusiannya. Untuk itulah dibentuk Jamsostek yang bertujuan untuk memberikan
perlindungan dasar berupa Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian
(JK), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) kepada
tenaga kerja dan keluarganya yang tertuang dalam UU No 3 Tahun 1992 dan PP No
14 Tahun 1993.
Jamsostek merupakan usaha untuk memberikan perlindungan dan
kesejahteraan tenaga kerja terhadap resiko yang dapat mengakibatkan berkurang atau
hilangnya penghasilan karena mencapai hari tua, menderita sakit, mengalami cacat,
terkena pemutusan hubungan kerja atau meninggal dunia penanggulangan resiko
tersebut harus dilakukan secara sistematis, terencana dan teratur3
Total peserta Jamsostek hingga September 2008 tercatat 172.444
perusahaan.Sementara itu, jumlah tenaga kerja peserta Jamsostek yang non aktif
(hingga September 2008) mencapai 17.928.925 orang.Jumlah peserta Jamsostek non
aktif itu jauh lebih banyak dari yang aktif atau mencapai 68,74 persen dari total
yang aktif sebagai anggota Jamsostek hingga September 2008 sebanyak 8.151.233
orang4.
Berdasarkan data Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Padangsidempuan sampai Maret 2008 yang masuk dalam program Jamsostek
berjumlah 135 perusahaan dengan total 2.892 pekerja5.
PT. Sihitang Raya Baru termasuk dalam perusahaan swasta yang bergerak
dalam bidang industri crumb rubber dan vulkanisir ban yang banyak menggunakan
tenaga kerja, serta mesin yang canggih. Karyawan yang dipekerjakan tidak terlepas
dari resiko bahaya pekerjaan yang akan dihadapi antara lain disebabkan rendahnya
kemampuan serta pengetahuan dan kurangnya kesadaran terhadap pemakaian alat
pelindung diri. Resiko pekerjaan juga dapat mengancam masa depan seperti
kecelakaan kerja, sakit, cacat, maupun kematian.
Demikian halnya yang ada di PT Sihitang Raya Baru Padang
sidempuan,semua pekerjanya yang bekerja di bagian produksi dan administrasi
adalah sebagai peserta Jamsostek yang mengikuti 3 (tiga) program yaitu Jaminan
Kecelakaan, Jaminan Kematian dan Jaminan Hari Tua. Sedangkan Jaminan
Pemeliharaan belum dilaksanakan oleh perusahaan sebagai gantinya perusahaan
melaksanakan sendiri program pelayanan kesehatan untuk pekerja dengan menunjuk
dokter perusahaan. Dalam kaitan ini penulis penulis merasa tertarik dan ingin
mengetahui bagaimana pelaksanaan Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian,
Hal ini dianggap cukup menarik dan penting untuk dibahas sebagai
pandangan dan pengetahuan baik bagi perusahaan, karyawan itu sendiri maupun
masyarakat pada umumnya. Oleh karena hal diatas, mendorong penulis untuk
melakukan penelitian tentang pelaksanaan Jamsostek pada para tenaga kerja di PT.
Sihitang Raya Baru.
1.2 Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang di uraikan di atas, maka yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah “bagaimana pelaksanaan program
Jamsostek bagi pekerja PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan tahun 2004-
2008”
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pelaksanaan program Jamsostek bagi pekerja PT. Sihitang
Raya Baru Padangsidempuan tahun 2004-2008 ”
1.3.2 Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui pelaksanan program Jaminan Kecelakaan Kerja yang
dilaksanakan oleh PT. Jamsostek
2. Untuk mengetahui pelaksanaan program Jaminan Kematian yang
dilaksanakan oleh PT. Jamsostek
3. Untuk mengetahui pelaksanan program Jaminan Hari Tua yang
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan bagi PT. Jamsostek untuk dapat memasyarakatkan
program Jamsostek kepada para pekerja
2. Sebagai bahan masukan bagi pengusaha terhadap manfaat pelaksanaan
Jamsostek.
3. Sebagai tambahan pengetahuan bagi penulis sendiri tentang pelaksanaan
Jamsostek secara umum maupun pelaksanannya di PT. Sihitang Raya Baru, dan
diharapkan sebagai dasar bagi peneliti berikutnya tentang pelaksanaan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Dasar hukum jaminan sosial tenaga kerja adalah Undang-Undang No. 3 tahun
1992, mengenai Jamsostek, Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1993, Peraturan
Pemerintah No. 36 tahun 1996. Penunjukan PT. Jamsostek sebagai badan
Penyelenggara dan Keputusan Presiden No. 22 tahun 1993 tentang Penyakit yang
Timbul Akibat Hubungan Kerja dan Peraturan Mentri Tenaga Kerja No. 5/Men/1993
tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran Kepesertaan Pembayaran Iuran, Pembayaran
Santunan, dan Pelayanan Jamsostek6.
Pengertian Jamsostek adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam
bentuk santunan berupa uang pengganti sebagian penghasilan yang hilang atau
berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh
tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal
dunia7.
Peraturan perundang - undangan Jamsostek yang ada selama ini memberikan
perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan berasaskan usaha
bersama, kekeluargaan dan gotongroyong sesuai dengan jiwa pancasila dan UUD
1949.
Tujuan Jamsostek yaitu untuk memberikan ketenangan kerja, meningkatkan
disiplin dan produktivitas tenaga kerja. Program ini memberikan perlindungan bagi
tenaga kerja yang melakukan pekerjaan, baik dalam hubungan kerja maupun diluar
memberi perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal bagi tenaga
kerja beserta keluarganya dan penghargaan kepada tenaga kerja yang telah
menyumbangkan tenaga dan pikiran kepada perusahaan tempat dimana mereka
bekerja3.
Dengan Jamsostek, tenaga kerja sebagai sumber daya insani akan merasa
aman dan lebih berdedikasi dalam pekerjaannya. Jamsostek merupakan salah satu
kebutuhan dasar bagi tenaga kerja untuk lebih produktif dan lebih sejahtera.
Sebaliknya para pengusaha juga akan lebih bersungguh - sungguh dalam melakukan
usahanya, karena tenaga kerjanya terlindung dan terjamin oleh program Jamsostek7.
2.2 Visi dan Misi Jamsostek
Program Jamsostek lahir dari filosofi luhur yaitu kemandirian dan harga diri
untuk mengatasi resiko sosial ekonomi. Kemandirian berarti tidak tergantung orang
lain dalam membiayai perawatan pada waktu sakit, kehidupan dihari tua maupun
keluarganya bila meninggal dunia. Harga diri berarti jaminan tersebut diperoleh
Sebagai perusahaan yang mengelola dana para pekerja, PT Jamsostek
mengemban misi menjadi lembaga penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang
terpercaya dengan mengutamakan pelayanan prima dan manfaat optimal bagi seluruh
peserta sedangkan yang menjadi visi Jamsostek adalah8:
1. Meningkatkan dan mengembangkan Mutu Pelayanan dan Manfaat kepada
peserta berdasarkan Prinsip Profesionalisme.
2. Meningkatkan jumlah kepesertaan program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
3. Meningkatan Budaya Kerja melalui kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
dan penerapan Good Corporate Governance (GCG).
4. Mengelola dana peserta secara optimal dengan mengutamakan prinsip
kehati-hatian (prudent).
5. Meningkatkan Corporate Values dan Corporate Images.
2.3. Kepesertaan Jamsostek
Jamsostek merupakan program yang sifat kepesertaannya wajib bagi9:
a. Badan hukum, pengusaha dan perorangan yang mempekerjakan tenaga kerja
b. Tenaga kerja yang bekerja pada badan hukum, pengusaha, dan perorangan
Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 orang atau lebih,
atau membayar upah paling sedikit Rp. 1.000.000,00 sebulan, wajib mengikut
sertakan tenaga kerjanya. Pengusaha dan tenaga kerja yang telah ikut program Astek,
dapat melanjutkan kepesertaannya dalam program Jamsostek ini.
Pengusaha yang wajib mendaftarkan perusahaan dan tenaga kerjanya pada
Badan Penyelenggara harus mengisi formulir yang disediakan dan Badan
kepesertaan sebagai tanda kepesertaan perusahaan, kartu peserta untuk
masing-masing tenaga kerja sebagai tanda kepesertaan program Jamsostek, dan kartu
pemeliharaan kesehatan untuk masing-masing tenaga kerja yang mengikuti Program
Jaminan Kesehatan9.
Guna tertib administrasi kepesertaan, perlu diperhatikan hal-hal seperti
berikut11
1. Mendaftarkan seluruh tenaga kerja yang bekerja dalam perusahaan.
2. Mengisi formulir sesuai dengan data yang sebenarnya .
3. Membayar iuran secara teratur selambat-lambatnya tanggal 15 setiap bulan
dengan besar iuran yang telah ditetapkan oleh PT. JAMSOSTEK
4. Melaporkan setiap perubahan upah dan jumlah tenaga kerja
5. Menyimpan kartu dengan baik
Beberapa hambatan dalam menjaring kepesertaan program jamsostek yang
dihadapi saat ini, antara lain:12
1. Kurangnya kesadaran dan tanggung jawab pihak
pengusaha/kontraktor/pemborong untuk mengikutsertakan tenaga kerjanya
dalam program jamsostek.
2. Masih banyak tenaga kerja yang belum mengetahui bahwa program
Jamsostek merupakan haknya untuk mendapatkan perlindungan. Hal ini
disebabkan rendahnya tingkat pengetahuan mereka dan sekitar 78% tenaga
3. Kepesertaan program, Jamsostek selama ini ada 3 macam yang dikenal
dengan istilah Peserta Daftar Sebagian (PDS), yaitu :
a. hanya sebagian tenaga kerja diikut sertakan.
b. tidak semua dari program jamsostek diikut sertakan.
c. kepesertaan yang tidak membayar penuh iuran (iuran tidak dibayar
berdasarkan upah yang diterima sebulan melainkan berdasarkan upah
pokok saja).
4. Beratnya beban yang ditanggung pengusaha untuk membayar iuran JKK, JHT
JKM dan JPK yang besarnya masing - masing sekitar 0,24 – 1,74%, 3,70%,
0,30% dan 3-6% dari upah sebulan, sehingga secara langsung menambah
biaya produksi (varible cost). Tidak mengherankan pada bulan Juli 1994
tercatat 20.326 perusahaan yang menunggak dengan total iuran yang belum
dibayar sebesar Rp. 73 milyar.
5. Kesulitan keuangan (financial) perusahaan akibat pemenuhan kebijakan
pemerintah yaitu adanya kenaikan Upah Minimum Reginal (UMR) tenaga
kerja terhitung mulai 1 April, 1995 dan di tambah lagi adanya kenaikan UMR
sekitar 10,63 % mulai 1 April 1996.
6. Meningkatnya, jumlah perusahaan asuransi swasta yang menawarkan
berbagai macam perlindungan yang sasarannya pada seluruh lapisan
masyarakat, apalagi dalam era globalisasi sekarang ini sudah ada perusahaan
Upaya peningkatan kepesertaan program Jamsostek ternyata tidak semudah
yang diharapkan PT. JAMSOSTEK, meski secara normatif (UU No.3 tahun 1992)
setiap pekerja dijamin haknya untuk mendapatkan jamsostek, kenyataannya baru
sekitar 31% jumlah tenaga kerja yang tercatat sebagai peserta program jamsostek12.
Untuk ini PT. JAMSOSTEK perlu kerja keras disamping membenahi diri
dengan langkah-langkah yang di tempuh sebagai berikut12:
1. Meningkatkan prasarana dan fasilitas pelayanan program jamsostek.
2. Meningkatkan kemampuan, keterampilan dan kinerja sumber daya manusia
yang dimiliki.
3. Menyempurnakan mekanisme keikutsertaan program jamsostek.
4. Mampu menciptakan pasar (market created) program jamsostek, jadi tidak
hanya sekedar menunggu iuran saja.
5. Pelayanan yang dilaksanakan bersifat costumer service oriented.
6. Perbaikan atas pelaksanaan program jamsostek dalam upaya peningkatan
kualitas pelayanan pembayaran santunan (klaim) tenaga kerja terutama
kecelakaan kerja baru dibayarkan setelah selesai penyelidikan kejadian
kecelakaan kerja dan ini membutuhkan waktu. Diharapkan dengan kecakapan
petugas PT. JAMSOSTEK. maka pelayanan dapat diupayakan satu hari
selesai (one day services). sehingga tidak ada lagi kesan dari peserta
(pengusaha) bahwa prosedur pembayaran yang dilakukan PT. JAMSOSTEK
cukup merepotkan sementara pembayaran iuran peserta tidak boleh terlambat
7. Peningkatan kerja sama dengan instansi terkait dalam penegakan
2.4. Program Jamsostek
Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja merupakan langkah
lanjutan dan memperinci secara tegas bahwa Jamsostek meliputi antara lain jaminan
sakit, hamil, bersalin, hari tua, meninggal dunia, cacat dan menganggur dagi seluruh
tenaga kerja termasuk. Dari segenap aspek Jamsostek, sewasa ini sekurang-kurangnya
empat hal yang perlu ditangani sebaik-baiknya. Hal ini dimaksudkan untuk
memberikan ketenangan bekerja yang mempunyai dampak positif terhadap usaha -
usaha untuk meningkatkan disiplin dan produktivitas tenaga kerja. Keempat aspek
Jamsostek tersebut adalah Jaminan Kecelakaan Kerja. Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan, Jaminan Hari Tua, dan Jaminan Kematian7
Adapun besar iuran yang telah ditetapkan menurut pasal 9 Bab III Peraturan
Pemerintah RI No. 14 Tahun 1993 disebutkan bahwa9 :
a. Jaminan Kecelakaan Kerja untuk kelompok I 0,24% dari upah sebulan,
kelompok II 0,54% dari upah sebulan, kelompok III 0,89% dari upah
sebulan, kelompok IV 1,27% dari apah sebulan, dan kelompok V
1,74% dari upah sebulan.
b. Jaminan Hari Tua (JHT) sebesar 5,70% dari upah sebulan, diman
3,70% ditanggung oleh pengusaha dan 2% ditanggung oleh tenaga
kerja.
c. Jaminan kematian (JK) sebesar 0,30% dari upah sebulan, ditanggung
d. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan sebesar 6% dari upah sebulan bagi
tenaga kerja yang sudah berkeluarga dan 3% bagi tenaga kerja yang
belum berkeluarga.
Adapun 4 pogram Jamsostek yaitu :
2.4.1. Jaminan Kecelakaan Kerja
Pengertian kecelakaan kerja yang dilindungi program ini adalah kecelakaan
kerja yang berhubungan dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul
karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan
berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang kerumah melalui jalan yang
biasa atau wajar dilalui.
Penyakit yang timbul karena hubungan kerja, bagi tenaga kerja yang telah
berakhir hubungan kerjanya dan mengalami sakit yang berdasarkan keterangan dokter
yang ditunjuk, menderita penyakit yang timbul dari hubungan kerja masih berhak
memperoleh perlindungan dari program Jaminan Kecelakaan Kerja13.
Tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak atas Jaminan Kecelakaan
Kerja berupa penggantian biaya yang meliputi : biaya pengangkutan tenaga kerja
yang mengalami kecelakaan kerja ke RS dan atau kerumahnya, termasuk biaya
pertolongan pertama pada kecelakaan. Biaya transport maksimum untuk
darat/sungai/danau Rp. 400.000, laut Rp. 750.000 dan udara Rp. 1.500.000. Biaya
transport dapat dipergunakan untuk transport rawat-jalan, biaya pemeriksaan,
pengobatan, dan atau pengobatan selama di RS, termasuk rawat jalan. Biaya
yang anggota badannya hilang atau tiadak berfungsi akibat kecelakaan kerja.
Harganya disesuaikan dengan RS. dr. Suharsono Surakarta ditambah 40%.
Pengobatan dan perawatan sesuai dengan biaya yang dikeluarkan ke dokter,
obat, operasi, rontgen, laboratorium, perawatan Puskesmas, RSU kelas I, gigi, mata
dan jasa tabib/sinshe/trasional yang telah mendapat izin resmi dari yang berwenang
sebesar Rp. 12.000.00010.
Selain memperoleh penggantian biaya tersebut, terhadap tenaga kerja yang
tertimpa kecelakaan kerja juga diberikan santunan berupa uang yang meliputi10:
1. Santunan semantara tidak mampu bekerja (STMB) dengan perincian sebagai
berikut:
a. Untuk 4 (empat) bulan pertama sebesar 100% dari upah sebulan
b. Untuk 4 (empat) bulan kedua sebesar 75% dari upah sebulan
c. Bulan seterusnya sebesar 50% dari upah sebulan
2. Santunan cacat sebagian untuk selama-lamanya yang dibayarkan sekaligus
(lumpsum) sebesar persentase tertentu sesuai tabel pada lampiran dikalikan 80
bulan upah.
3. Santunan cacat total untuk selama-lamanya baik secara fisik maupun mental.
Santunan ini dibayarkan sekaligus (lumpsum) dan secara berkala yang
masing-masing besarnya:
a. Santunan sekaligus sebesar 70% x 80 bulan upah
b. Santunan sementara sebesar Rp 200.000 per bulan selama 24
c. Santunan cacat kekurangan fungsi dibayar secara sekaligus
(lumpsum) sebesar % kekurangan fungsi x % sesuai tabel x 80
bulan upah
4. Santunan kematian untuk ahli warisnya jika tenaga kerja meninggal dunia
yang dibayarkan sekaligus bersama biaya pemakaman dan secara berkala
masing-masing;
a. Untuk santunan sekaligus sebesar 60% X 80 bulan upah, dengan
catatan sekurang-kurangnya sebesar jaminan kematian;
b. Santunan berkala sebesar Rp 200.000 per bulan selama 24 bulan
c. Biaya pemakaman sebesar Rp 2.000.000
Besarnya penggantian JKK yang biberikan dibatasi nilai maksimal (plafon)
tertentu. Apabila nilai maksimal telah tercapai dan tenaga kerja yang mengalami
kecelakaan kerja belum dinyatakan sembuh oleh dokter maka biaya pengobatan dan
penyembuhan berikutnya ditanggung oleh pengusaha selaku pihak yang bertanggung
jawab atas terjadinya kecelakaan kerja13.
Pengusaha wajib memberikan petolongan pertama dan melaporkan akibat
kecelakaan kerja kepada kantor Departemen Tenaga Kerja dan badan penyelenggara
setempat atau terdekat sebagai laporan kecelakaan tahap I dalam waktu tidak lebih
Kemudian menyusul laporan kecelakaan kerja tahap II dalam waktu tidak
lebih dari 2 X 24 (dua puluh empat) jam setelah ada surat keterangan dokter
pemeriksa atau dokter penasehat yang menyatakan bahwa tenaga kerja tersebut14 :
a . Sementara tidak mampu bekerja telah berakhir
b . Cacat sebagian untuk selama-lamanya
c . Cacat total untuk selama –lamanya, baik fisik maupun mental
d . Meninggal dunia.
Laporan akibat kecelakaan kerja ini sekaligus merupakan pembayaran
jaminan kecelakaan kerja kepada badan penyelenggara dengan melampirkan14.
a. Fotokopi kartu peserta.
b. Surat keterangan dokter pemeriksa atau dokter penasehat yang menerangkan
mengenai tingkat kecacatan yang diderita tenaga kerja.
c. Kuitansi biaya pengobatan dan pengangkutan.
d. Dokumen pendukung lain yang dierlukan oleh badan penyelenggara.
Pengusaha juga berkewajiban melaporkan penyakit yang timbul karena
hubungan kerja dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 (dua puluh empat) jam setelah
ada hasil diagnosis dari dokter pemeriksa dan mengurus hak tenaga kerja yang
tertimpa kecelakaan kerja kepada badan penyelenggara sampai memperoleh
2.4.2. Jaminan Kematian
Meninggalnya tenaga kerja merupakan keadaan yang memberatkan sosial
ekonomi bagi keluarga yang ditinggalkan, oleh karena perlu diberikan hak atas
jaminan kepada ahli warisnya. Pengusaha wajib menanggung iuran Program Jaminan
Kematian sebesar 0,3%. Jaminan ini diberikan pada ahli waris tenaga kerja yang
meninggal dunia sebelum mencapai usia 55 tahun, karena setelah mencapai usia
tersebut tenaga kerja yang bersangkutan akan mendapat Jaminan Hari Tua. Dan
apabila tenaga kerja tersebut meninggal dunia setelah pensiun ( setelah mencapai usia
55 tahun ), maka perusahaan tentunya tidak lagi terikat kewajiban untuk membayar
jaminan kematian terhadap ahli waris tenaga kerja tersebut 2,8.
Santunan Jaminan Kematian meliputi10 :
a. Santunan kematian Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah)
b. Biaya pemakaman yaitu sebesar Rp. 2.000.000 (dua ratus ribu rupiah )
c. Santunan berkala Rp 200.000/bulan selama 24 bulan
Ahli waris tersebut dapat berupa janda atau duda, anak, orang tua, cucu, kakek
atau nenek, saudara kandung, mertua. Bagi tenaga kerja yangtidak memiliki keluarga,
hak atas Jaminan Kematian kepada pihak yang mendapat surat wasiat dari tenaga
kerja yang bersangkutan atau perusahaan untuk pengurusan pemakaman. Pihak yang
berhak menerima santunan sebagaimana yang telah tersebut diatas, mengajukan
pembayaran Jaminan Kematian kepada Badan Penyelenggara dengan disertai
2.4.3 Jaminan Hari Tua
Hari tua dapat mengakibatkan terputusnya upah karena tidak lagi mampu
bekerja. Akibat terputusnya upah tersebut dapat menimbulkan kerisauan bagi tenaga
kerja dan mempengaruhi ketenangan kerja sewaktu mereka masih bekerja, terutama
bagi mereka yang berpenghasilan rendah. Jaminan Hari Tua (JHT) memberikan
kepastian penerimanan penghasilan yang dibayarkan sekaligus atau berkala pada saat
tenaga kerja mencapai usia 55 tahun atau telah memenuhi syarat
Program Jaminan Hari Tua diselenggarakan dengan sistem tabungan hari tua,
dimana iurannya sebesar 5,7% yang berasal dari pengusaha sebesar 3,7% dan tenaga
kerja sebesar 2% setiap bulan dikreditir pada rekening tanaga kerja secara individual
dan mendapatkan bunga setiap tahun7.
Adapun santunannya dapat diminta setelah tenaga kerja memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut6:
a. Telah mencapai umur 55 (lima puluh lima ) tahun
b. Mendapat cacat total, sehingga tidak dapat bekerja atau meninggal dunia
c. Diputuskan hubungan kerja oleh pengusaha sekurang-kurangnya menjadi peserta
selama 5 (lima) tahun dan masa tunngu 6 (enam) bulan
d. Diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil/PNS/POLRI/TNI atau pergi ke luar
negeri.
Dalam hal tenaga kerja meninggal dunia sebelum berusia 55 (lima puluh lima)
tahun atau setelah berusia 55 (lima puluh lima) tahun tetapi belum menerima JHT
maka JHT diterima oleh janda atau duda atau anak yang ditinggalkannya secara
Basarnya JHT yang dibayarkan adalah keseluruhan iuran yang telah disetor
beserta pengembangannya. Pembayaran JHT dapat dilakukan secara sekaligus jika
seluruh jumlah JHT yang diterima kurang dari Rp. 3.000.000 atau secara berkala
untuk paling lama 5 (lima) tahun jika mencapai Rp. 3.000.000 atau lebih. Cara
pembayaran secara berkala atau sekaligus dilakukan atas pilihan tenaga kerja
bersangkutan13
.
2.4.3 Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Program Jaminanan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) diadakan dalam rangka
untuk menjaga kondisi tenaga kerja agar selalu sehat, sehingga dalam melaksanakan
tugasnya tidak terganggu dan berjalan lancar. Untuk terciptanya hal demikian, telah
diatur dalam peraturan–perundangan agar pengusaha mengikutsertakan
mengikutsertakan pekerjanya dalam Program Kesehatan, tetapi dalam prakteknya
belum sepenuhnya dilaksanakan karena besarnya biaya yang dikeluarkan6.
Setiap tenaga kerja beserta keluarganya (suami atau istri yang sah dan anak
sebanyak-banyaknya 3 (tiga ) orang) berhak atas Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
(JPK). Paket pemeliharaan kesehatan yang diberikan adalah pelayanan tingkat dasar
yang meliputi pelayanan peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif).
Mengingat paket pelayanan yang diberikan adalah tingkat dasar maka bila karena satu
dan lain hal memerlukan pelayanan selain standart, tenaga kerja bersangkutan harus
membayar selisih biaya pelayanan yang diberikan. Sebagai contoh misalnya tenaga
diberikan PT. Jamsostek (Persero) selaku penyelenggara JPK hanya 7 (tujuh) hari
sesuai standar biaya yang telah ditetapkan. Sisa selebihnya selama 3 (tiga) hari harus
dibayar oleh tenaga kerja bersangkutan. Demikian pula dengan tenaga kerja atau
keluarganya memerlukan obat-obatan diluar standar, selisih harga obat tersebut
dibayar oleh tenaga kerja yang menjadi program JPK.
Bagi pengusaha yang telah menyelenggarakan sendiri program Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan dengan manfaat yang lebih baik dari paket dasar yang
diberikan PT. Jamsostek (Persero), tidak wajib mengikutsertakan tenaga kerjanya
dalam program JPK. Namun demikian pengusaha dilarang mengurangi program
pemeliharaan kesehatan yang lebih baik tersebut dengan program lain yang lebih
rendah kualitas maupun kuantitas pelayanannya13.
Paket Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Dasar ini meliputi pelayanan7:
a . Rawat jalan tingkat pertama
b . Rawat Jalan tingkat lanjutan
c . Rawat inap
d . Pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan
e . Penunjang diagnosis
f . Pelayanan khusus
g . Pelayanan gawat darurat
Rawat jalan tingkat pertama adalah semua jenis pemeliharaan kesehatan
perorangan yang dilakukan oleh Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan tingkat pertama,
yang meliputi: bimbingan dan konsultasi kesehatan; pemeriksaan kehamilan; nifas
pemeriksaan dan pengobatan dokter umur; pemeriksaan dan pengobatan dokter gigi;
pemeriksaan laboratorium sederhana; tindakan medis sederhana; pemeriksaan
obat-obatan dengan berpodaman kepada Daftar Obat Esensial Nasional Plus ( DOEN Plus
) atau obat generik; dan rujukan ke rawat jalan tingkat lanjutan.
Tenaga kerja atau suami atau istri atau anak yang mendapat resep obat, harus
mengambil obat tersebut pada apotek yang ditunjuk dengan menunjukkan kartu
Pemeliharaan Kesehatan. Apotek yang ditunjuk harus memberkan obat yang berlaku
dan bila obat tersebut diluar standar yang berlaku maka selisih biaya obat tersebut
ditanggung sendiri oleh tenaga kerja yang bersangkutan.
Rawat jalan tingkat lanjutan adalah semua jenis pemeliharaan kesehatan
perorangan yang merupakan lanjutan dari Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan rawat
jalan tingkat pertama, meliputi : pemeriksaan dan pengobatan dokter spesialis;
pemeriksaan penunjang diagnostik lanjutan; pemberiaan obat-obatan DOEN
Plus/Generik; tindakan khusus; pertolongan persalinan bagi tenaga kerja atau istri
tenaga kerja dengan ketentuan bahwa tenaga kerja pada permulaan kepesertaan sudah
mempunyai 3 (tiga) anak atau lebih tidak berhak mendapat pertolongan persalinan
(pertolongan persalinan sampai batas 3 (tiga) orang anak) dan untuk persalinan
dengan penyulit yang memerlukan tindakan spesialistik maka berlaku ketentuan
rawat inap di Rumah Sakit dengan biaya persalinan setiap anak ditetapkan sebesar
Rp. 500.000. Dalam hal diperlukan pemeriksaan tingkat lanjutan bagi tenaga kerja
atau suami atau istri atau anak, Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
harus memberikan Surat Rujukan kepada Pelaksana Pelayanan Kesehatan Tingkat
Rawat inap adalah pelayanan kesehatan rumah sakit diman penderita tinggal
atau mondok sedikitnya satu hari berdasarkan rujukan dari Pelaksanaan Pelayanan
Kesehatan rawat jalan atau rumah sakit atau Pelaksana Pelayanan Kesehatan lain,
yang meliputi : pemeriksaan dokter, tindakan medis, penunjang diagnostik,
pemberian obat-obatan DOEN Plus/Generik dan menginap/makanan. Pelaksana
pelayanan rawat inap adalah Rumah Sakit Pemerintah Pusat dan daerah Rumah Sakit
Swasta yang ditunjuk.
Pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan adalah pemeriksaan
kehamilan dan pertolongan persalinan yang normal dan spontan.
Penunjang diagnostik adalah semua pemeriksaan dalam rangka menegakkan
diagnosis yang dipandang perlu oleh pelaksana pengobatan lanjutan dan dilaksanakan
di bagian diagnostik, rumah sakit atau bagian khusus yang meliputi pemeriksaan
laboratorium, pemeriksaan radiologi dan pemeriksaan penunjang diagnosis lain
Pelayanan khusus adalah pemeliharaan kesehatan yang memerlukan
pemberian alat-alat bagi organ tubuh bagi organ tubuh agar dapat berfungsi seperti
semula9.
Cakupan pelayanan khusus meliputi13 :
a . Kacamata
Pelayanan kacamata dapat diberikan hanya kepada tenaga kerja sebagai tindak
lanjut dari hasil pemeriksaan/perawatan dokter spesialis dengan mengajukan
permintaan kepada optik yang ditunjuk dan menunjukkan resep kacamata dari dokter
b . Prothese mata
Dapat diberikan hanya kepada tenaga kerja dengan mengajukan permintaan
kepada rumah sakit atau perusahaan alat-alat kesehatan yang ditunjuk dan
menunjukkan surat pengantar dari dokter spesialis mata serta kartu pemeliharaan
kesehatan.
c . Prothese gigi
Dapat diberikan hanya kepada tenaga kerja dengan mengajukan permintaan
kepada balai pengobatan gigi yang telah ditunjuk dan menunjukkan resep dari dokter
spesialis gigi yang ditunjuk serta kartu pemeliharaan kesehatan.
d . Alat bantu dengar
Dapat diberikan hanya kepada tenaga kerja dengan mengajukan permintaan
kepada rumah sakit atau perusahaan alat-alat kesehatan yang ditunjuk dan
menunjukkan surat pengantar dari dokter spesialis THT yang ditunjuk serta kartu
pemeliharaaan kesehatan.
e . Prothese anggota gerak
Dapat diberikan hanya kepada tenaga kerja dengan mengajukan permintaan
kepada rumah sakit rahabilitasi atau perusahaan alat-alat kesehatan yang ditunjuk dan
menunjukkan surat pengantar dari dokter spesialis yang ditunjuk serta kartu
pemeliharaaan kesehatan.
Pelayanan gawat darurat adalah suatu keadaan yang memerlukan pemeriksaan
medis segera, yang apabila tidak dilakukan akan menyebabkan hal yang fatal bagi
penderita, meliputi : kecelakaandan ruda paksa dan bukan karena kecelakaan kerja;
disertai dehidrasi; kehilangan kesadaran (koma) termasuk peilepsi atau ayan; keadaan
gelisah pada penderita gangguan jiwa; persalinan dengan kelahiran mendadak;
pendarahan; ketuban pecah dini.jumlah hari rawat inap maksimum 60 hari termasuk
perawatan ICU/ICCU untuk setiap jenis penyakit dalam 1 tahun, jumlah rawat inap
bagi pertolongan persalinan 3 hari dan maksimum 5 hari, jumlah hari perawatan
ICU/ICCU maksimum 20 hari.
Standar rawat inap dtetapkan :
- Kelas dua pada RS Pemerintah
- Kelas tiga pada RS Swasta
Tenaga kerja atau suami atau istri atau anak dapat memilih Pelaksanaan
Pelayanan Kesahatan yang ditunjuk oleh Badan Penyelenggara atau dapat
memperoleh pelayanan pemeliharaan kesehatan diluar Pelaksanaaan Pelayanan
Kesehatan. Untuk memperoleh pelayanan pemeliharaan kesehatan tersebut diatas
maka mereka harus menunjukkan Kartu Pemeliharaan Kesehatan9.
Hal-hal yang tidak menjadi tanggungan Badan Penyelenggara yaitu :
1. Untuk peserta
Dalam hal tidak mentaati ketentuan yang berlaku yang telah ditetapkan Badan
Penyelenggara; akibat langsung bencana alam, peperangan, dan lainnya; cidera yang
diakibatka oleh perbutannya sendiri misalnya bunuh diri dan tindakan melawan
hukum; olahraga tertentu yang membahayakan seperti terbang layang, menyelam,
balap mobil, mendaki gunung, tinju dan lainnya; tenaga kerja yang pada
permulaannya sudah mempunyai 3 anak atau lebih, tidak berhak mendapatkan
2. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan diluar fasilitas yang ditunjuk Badan Penyelenggara JPK.
Kecuali khusus emergensi dan bila harus dirawat inap yang ditetapkan, imunisasi
kecuali imunisasi dasar pada bayi, general check up/check up/reguler check up
(termasuk pap smear), pemeriksaan, pengobatan, perawatan, di luar negeri; penyakit
yang disebabkan oleh penggunaan alkohol/narkotik, penyakit kanker (terhitung sejak
tegaknya diagnosa); penyakit atau cidera yang timbul dari atau hubungan dengan
tugas pekerjaan; sexual transmited disease/herediter/bawaan yang memerlukan
pengobatan seumur hidup seperti debil, embisil, thalasemia, dan lainnya; persalinan
anak keempat dan seterusnya dan segala sesuatu yang berhubungan dengan
kehamilan dan persalinan tersebut; pelayanan khusus (kacamata, gigi palsu, prothese
mata dan kaki, alat bantu dengar) hilang/rusak sebelum waktunya tidak diganti;
khusus akibat kecelakaan kerja tidak menjadi tanngung jawab penyelenggara JPK;
haemodilisa; operasi jantung beserta tindakan-tindakan termasuk pemasangan dan
pengadaan alat pacu jantung, kateterisasi jantung termasuk obat-obatan; transpalntasi
orga tubuh termasuk sumsum tulang; pengobatan untuk mendapatkan kesuburan
termasuk bayi tabung; serta pemeriksaan-pemeriksaan canggih baru yang belum
termasuk dalam daftar pelayanan JPK .
3. Obat-obatan
Semua obat/vitamin yang tidak ada kaitannya dengan penyakit seperti
obat-obatan kosmetik untuk kecantikan termasuk operasi keloid yang bukan indikasi
medis; obat-obatan berupa makanan seperti susu untuk bayi; obat-obatan gosok
4. Pembiayaan
Mencakup biaya perjalanan dari dan tempat berobat; biata perjalanan ntuk
mengurus perlengkaoan admonistrasi kepesertaan, jaminan rawat jalan dan klaim;
biaya perjalanan untuk memperoleh perawatan/pengobatan ke RS yang ditunjuk;
biaya perawatan emergensi lebih dari 7 hari diluar fasilitas yang sudah ditunjuk oleh
Badan Penyelenggara; biaya perawatan untuk penyakit lebih dari 60 hari/kasus/tahun
sudah termasuk perawata khusus (ICI, ICCU).
Besarnya iuran untuk JPK yaitu 6 % dari upah sebulan untuk tenaga kerja
yang berkeluarga dan 3% dari upah sebulan untuk tenaga kerja yang belum
berkeluarga dengan perhitungan biaya maksimal Rp. 1.000.000.
2.5 Badan Penyelenggara
Badan penyelenggara Jamsostek adalah BUMN yang berbentuk Perusahaan
Perseroan yang ditunjuk dengan peraturan perundan-undangan yang berlaku,
berdasarkan PP No 36 tahun 1995, PT. Jamsostek (Persero) ditunjuk sebagai Badan
Penyelenggara Program Jamsostek.
Kekhususan dari PT. Jamsostek selain tidak mengejar laba tetapi
mengutamakan pelayanan, perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja. Dewan
komisaris sebagai pengawas terdiri dari unsur-unsur pemerintah, pengusaha dan
tenaga kerja karena ketiga unsur tersebut terlibat dan berkepentingan secara langsung
terhadap penyelenggaraan program Jamsostek. Badan penyelenggaraan ini
diharapkan lebih meningkatkan pelayanan dalam rangka perlindungan dan
2.6 Peran Pengusaha
Pengusaha memegang peranan penting dalam pelaksanaan Jamsostek.
Pengusaha yang mengetahui pentingnya program Jamsostek bagi tenaga kerjanya,
pasti mendaftarkan seluruh tenaga kerjanya pada program Jamsostek. Bagi pengusaha
yang tidak peduli akan hak tenaga kerjanya menganggap bahwa program Jamsostek
itu hanya menambah biaya produksi saja sehingga mengurangi laba yang diperoleh
bahkan beranggapan dapat merugikan perusahaan. Kesadaran betapa pentingnya
program Jamsostek bagi pekerja, sangat diperlukan. Pengusaha sangat membutuhkan
tenaga kerja untuk kemajuan uasahanya.
Dalam rangka pelaksanaan Jamsostek, sesuai pasal 18 UU No 3 tahun 1992 maka
pengusaha wajib :
1. Memiliki daftar tenaga kerja beserta keluarganya, daftar upah beserta perubahan
dan daftar kecelakaan kerja diperusahaan atau bagian perusahaan yang berdiri
sendiri.
2. Menyampaikan data ketenagakerjaan dan data perusahaan yang berhububungan
dengan program Jamsostek kepada Badan Penyelenggara.
Dalam hal data yang disampaikan itu tidak benar yang berakibat ada tenaga kerja
yang tidak terdaftar sebagai peserta program Jamsostek, maka pengusaha wajib
memberikan hak-hak tenaga kerja sesuai dengan ketentuan UU No 3 Tahun 1992,
apabila penyampaian data itu tidak benar, sehingga berakibat kekurangan
pembayaran jaminan tenaga kerja, maka pengusaha wajib mengembalikan kelebihan
2.7 Peran Pekerja
Tenaga kerja berperan dalam memberikan seluruh kelengkapan data-data yang
diperlukan untuk kelengkapan administrasi yang dibutuhkan untuk menjadi peserta
program Jamsostek yakni daftar susunan keluarga kepada pengusaha termasuk segala
perubahannya. Selain itu dalam rangka pengajuan jaminan, tenaga kerja membantu
memperlancar proses kearah pelaksanaan pemberian jaminan secara cepat3.
2.8 Manfaat Jamsostek bagi pengusaha dan pekerja.
a . Bagi pengusaha
Pogaram Jamsostek sangat bermanfaat bagi pengusaha karena dapat menciptakan
rasa aman di lingkungan perusahaan, produktivitas meningkat dan beralihnya
tanggung jawab dari pengusaha dari Badan Penyelenggara.
b . Bagi pekerja
Bagi pekerja Jamsostek memberikan kepastian jaminan berupa pengganti biaya
atas penghasilan yang hilang atau berkurang, karena pekerja mengalami kecelakaan
kerja, menderita cacat sebagian atau cacat total serta hamil, hati tua, dan meninggal
2.9 Kerangka Konsep
Perusahaan PT. Sihitang Raya
Baru
Kebijaksanaan Pemerintah Pekerja
Pelaksanaan oleh PT. Jamsostek
- Jaminan Kecelakaan Kerja
BAB 3
METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah deskriptif yaitu menerangkan secara sistematis
pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja di PT. Sihitang Raya Baru
Padangsidempuan tahun 2004-2008.
3.2. Lokasi dan waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah di PT Sihitang Raya Baru Padangsidempuan selama
bulan Desember tahun 2008 sampai bulan Juni tahun 2009. Adapun yang menjadi
pertimbangan pelaksanaan penelitian di tempat tersebut dengan alasan belum pernah
diadakan penelitian tentang pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1. Populasi penelitian
Populasi penelitian adalah seluruh pekerja PT Sihitang Raya Baru yang telah
menjadi anggota PT. Jamsostek tahun 2004-2008 yaitu sebanyak 124 orang.
3.3.2. Sampel Penelitian
Pengambilan sampel untuk penelitian ini dilakukan dengan cara Purposive
Sampling denga kriteria inklusi sebagai berikut:
1. Pekerja yang pernah mengalami kecelakaan kerja dan mendapat Jaminan
Kecelakaan Kerja.
2. Pekerja yang telah meninggal dan mendapat Jaminan Kematian
Berdasarkan kriteria inklusi diatas,maka diperoleh jumlah sampel penelitian
sebanyak 46 orang yang terdiri dari 9 pekerja yang mendapat Jaminan Kecalakaan
Kerja, 1 pekerja yang mendapat Jaminan Kematian dan 36 pekerja yang mendapat
Jaminan Hari Tua.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang
diperoleh dari PT Sihitang Raya Baru berdasarkan laporan tahunan perusahaan dan
data dari PT Jamsostek Cabang Sibolga berdasarkan data:
- Formulir pendaftaran perusahaan
- Form Penetapan Jaminan Kecelakaan Kerja
- Form Penetapan Jaminan Kematian
- Form Penetapan Jaminan Hari Tua.
- Laporan Kecelakaan Tahap I
3.5. Defenisi Operasional
1. Perusahaan (PT Sihitang Raya Baru) adalah pihak yang mendaftarkan
pekerjanya sebagai peserta Program Jamsostek yang terdiri dari:
a. Jaminan Kecelakaan Kerja
b. Jaminan Kematian
c. Jaminan Hari Tua
2. Pekerja adalah tenaga kerja yang pernah mendapatkan Jaminanan
3. Kebijaksanaan pemerintah adalah rangkaian tindakan atau peraturan
tentang pelaksaan Jamsostek di Indonesia yang tertuang dalam:
a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 tentang
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1993
tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial tenaga Kerja
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2007
Tentang perubahan Kelima atas PP No.14 Tahun 1993 tentang
Penyelenggaraan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
d. Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
No. PER-12/MEN/VI/2007 Tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran
Kepesertaan, Pembayaran Iuran, Pembayaran Santunan dan Pelayanan
Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
4. Pelaksanaan Jamsostek adalah pemberian jaminan sosial kepada pekerja
PT. Sihitang Raya Baru oleh PT. Jamsostek yang terdiri dari:
a. Jaminan Kecelakaan Kerja adalah jaminan sosial yang diberikan kepada
pekerja PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan yang mengalami
kecelakaan kerja berdasarkan formulir laporan kecelakaan tahap I dan II
PT. Jamsostek.
b. Jaminan Kematian adalah jaminan sosial yang diberikan kepada pekerja
PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan yang mengalami kecelakaan
kerja berdasarkan formulir permintaan pembayaran jaminan kematian
c. Jaminan Hari Tua adalah jaminan sosial yang diberikan kepada pekerja
PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan yang mengalami kecelakaan
kerja berdasarkan formulir permintaan pembayaran jaminan hari tua. PT.
Jamsostek
3.6. Teknik Analisa Data
Data yang diperoleh kemudian diedit dan diolah secara manual dan disajikan
BAB 4 HASIL
4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Sihitang Raya Baru 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Sihitang Raya Baru
PT. Sihitang Raya Baru adalah sebuah perusahaan swasta nasional yang
bergerak dalam bidang industri crumb rubber dan vulkanisir ban. Perusahaan ini
didirikan pada tanggal 1 Februari 1990 di hadapan notaris Roesli, SH di
Padangsidimpuan dengan Akte Notaris No. 17 tanggal 17 Januari 1992. Perusahaan
dilengkapi dengan sarana dan fasilitas yang memadai dan telah mempunyai kantor
cabang di Medan dan Padang.
Lokasi pabrik terletak di jalan raya Imam Bonjol Km 4, berdiri di atas areal
seluas 1,5 Ha. Di sini perusahaan mendirikan remilling atau pabrik yang mengelola
getah menjadi bentuk lembaran.
Adapun tujuan pendirian perusahaan ini, di samping untuk memperoleh laba,
pertumbuhan dan kelangsungan hidup adalah :
1. Turut serta dalam mensukseskan program pemerintah yaitu membuka
kesempatan kerja di sekitar lokasi pabrik khususnya dan masyarakat
Padangsidimpuan umumnya.
2. Menambah penghasilan devisa negara dengan jalan mengekspor karet yang
berkualitas dan mampu bersaing di pasar internasional.
3. Memberi rangsangan kepada para petani karet rakyat untuk memperluas
Pada awal berdirinya perusahaan ini menghasilkan karet terdiri dari berbagai
jenis, seperti : slab, ump dan sheet. Beberapa tahun kemudian perusahaan
meningkatkan aktifitasnya dalam bidang penggilingan (remilling) yang menghasilkan
karet lembaran-lembaran (remilled brown crape).
Sejak tahun 1992 sampai saat ini perusahaan mengalihkan produksinya dalam
pengolahan crumb rubber yang terstandarisasi. Pada saat ini perusahaan mengganti
alat-alat produksinya dari remilling karet menjadi industri crumb rubber dengan mutu
Standard Indonesia Rubber (SIR).
Pada tahun 1996 guna peningkatan efisisen dalam proses produksi, maka
perusahaan melakukan restrukturisasi dan penggantian mesin-mesin untuk proses
produksi. Sampai sekarang memproduksi crumb rubber (SIR) yang terbagi atas mutu
SIR 10 dan SIR 20.
Bahan baku untuk memproduksi SIR 20 adalah latex rakyat sedangkan SIR 10
dan SIR 5 adalah karet perkebunan nasional maupun BUMN, BUMD serta PTPN.
Di samping memproduksi karet lembaran-lembaran, perusahaan ini juga
menghasilkan produk-produk lainnya, yaitu ban vulkanisir, atas lumpur, alas kaki dan
sebagainya untuk dijual ke dalam negeri khususnya kota Padangsidimpuan dan kota
kota lainnya di Propinsi sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Palembang
dan ibu kota Jakarta.
4.1.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang baik harus dapat memberikan suatu gambaran yang
banyak masalah yang akan timbul dalam perusahaan tersebut sehingga pekerjaan
yang dihadapi harus diselesaikan oleh pimpinan semakin bertambah. Oleh karena itu
diperlukan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab kepada manajemen. Batas
tanggungjawab dan wewenang tugas yang didelegasi kepada bawahan harus
ditetapkan dengan jelas dan tegas, agar tidak terdapat tumpang tindih dan
kesenjangan.
Struktur organisasi suatu perusahaan berbeda antara satu perusahaan berbeda
dengan yang lain, ini tergantung pada skala perusahaan, proses produksi serta
berbagai faktor lainnya. Adapun struktur organisasi PT. Sihitang Raya Baru
Padangsidimpuan dapat dilihat sebagai berikut :
a. Dewan Komisaris
Tugas dari dewan komisaris adalah sebagai berikut :
1. Mengawasi pekerjaan direktur.
2. Memeriksa administrasi atau keuangan dan investasi persero serta dapat
meminta bantuan pihak lain (ahli) untuk melakukan pemeriksaan tersebut
dengan biaya perseroan.
3. Dengan suara terbanyak boleh memberhentikan sementara direktur karena
alasan tertentu.
4. Mengawasi garis-garis atau rencana perusahaan secara menyeluruh dalam
tahun kegiatan.
b. Direktur utama
Direktur utama bertanggungjawab kepada dewan komisaris dan bertanggung
Direktur utama antara lain bertugas untuk :
1. Merencanakan garis-garis besar perusahaan untuk tahun-tahun berjalan
dengan meminta pengesahan dewan komisaris yang kemudian menjadi
landasan kerja guna mencapai sasaran secara menyeluruh.
2. Membina kerja sama yang sehat antara pimpinan dan bawahan serta
memberikan pengarahan yang dipergunakan.
3. Melakukan pengawasan atas jalannya perusahaan.
4. Mengadakan ikatan kerja sama dengan pihak lain yang ada hubungannya
dengan pelaksanaan perusahaan.
c. Direktur
Dalam pelaksanaan operasi perusahaan PT. Sihitang Raya Baru mempunyai
tiga direktur :
1. Direktur Operasi
2. Direktur Umum
3. Direktur Keuangan
Masing – masing direktur membawahi satu departemen dan bertanggung
jawab kepada Direktur utama.
Tugas masing-masing direktur sebagai berikut :
1. Mengkoordinir semua kegiatan bawahan masing-masing.
2. Membantu departemen lain bila perlu.
3. Masing-masing direktur pada PT. Sihitang Raya Baru membawahi beberapa
d. Direktur Operasi
Dalam melaksanakan dan mempertanggungjawabkan tugasnya Direktur
Operasi dibantu oleh :
1. Bagian kepala pabrik bertanggungjawab penuh atas kegiatan produksi.
2. Bagian pengolahan bahan baku.
Merupakan suatu bagian yang berada di bawah manajer operasi dimana
bagian ini bertanggungjawab atas pengolahan bahan baku yang telah ada di
pabrik.
3. Bagian pembuatan barang jadi.
Bagian ini bertanggungjawab atas semua kegiatan produksi barang jadi baik
dari segi jumlah maupun pengawasan mutu produksi.
4. Bagian pemasaran
Bagian ini merupakan penentuan strategi pasar dan pemberian data serta
informasi mengenai keadaan pasar dan permintaan langganan.
e. Direktur Umum
Direktur umum dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh :
1. Bagian personalia
Bagian yang menangani masalah-masalah yang menyangkut kepegawaian dan
perburuhan dan melakukan fungsi kesekretariatan.
2. Bagian umum
Bagian umum dalam suatu bagian yang menangani masalah-masalah umum
f. Direktur Keuangan
Sedangkan Direktur Keuangan dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh :
1. Bagian Akuntansi
Adalah bagian yang menyusun neraca dan laporan laba rugi bulanan untuk
laporan kepada Direktur.
2. Bagian keuangan
Bagian yang bertanggung jawab atas seluruh transaksi keuangan dalam
perusahaan serta menyimpan kas dan materi.
4.2 Distribusi Pekerja PT.Sihitsng Raya Baru Tahun 2004-2008
Adapun jumlah pekerja dapat kita lihat pada tabel 4.1 di bawah ini:
Tabel 4.1 Distribusi Jumlah Pekerja di PT. Sihitang Raya Baru Tahun 2004-2008
No. Tahun Jumlah %
Sumber :PT. Sihitang Raya Baru Tahun 2004-2008
Pada tabel 4.1. diatas menunjukkan bahwa jumlah pekerja yang paling banyak
adalah pada tahun 2004 yaitu sebanyak 131 (22,91%) pekerja.
Tabel 4.2 Distribusi Pekerja Berdasarkan Jenis Kelamin PT. Sihitang Raya Baru Tahun 2004-2008
2004 2005 2006 2007 2008
No. Jenis
kelamin Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1. Laki-Laki 130 99,24 118 97,52 112 96,55 107 96,40 110 97,35
2. Perempuan 1 0,76 3 2,48 4 3,45 4 3,60 3 2,65
3. Jumlah 131 100 121 100 116 100 111 100 113 100
Pada tabel 4.2. diatas menunjukkan bahwa jumlah pekerja berdasarkan jenis
kelamin yang paling banyak adalah laki-laki pada tahun 2004 yaitu 130 (99,24%)
pekerja.
4.3 Proses Kerja di Lapangan 4.3.1 Bahan Baku dan Penyediaan
PT. Sihitang Raya Baru memproduksi vulkanisir ban yaitu reperasi ban bekas
(kesing) untuk memperpanjang pemakaian ban dengan penggantian telapak yang aus
termasuk reperasi bagian kesing yang rusak. Reperasi kesing hanya dapat mengganti
bagian telapak ban yang aus saja atau top capping atau hingga bahu ban (full cap).
Bahan baku adalah bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam proses
produksi. Bahan baku yang dipergunakan adalah :
1. Kesing
Yaitu ban bekas yang akan di vulkanisir.
2. Kompon (coumpound)
Yaitu campuran karet dengan bahan pengisi, bahan kimia seperti carbon
black, asam asetat, seng, oksida, belerang, anti oksida, katalisator, untuk
pembentukan ikatan silang dan untuk proteksi degradasi.
3. Telapak Siap Pakai (precured Tread)
Kompon telapak yang telah dimasak membentuk pola telapak dan karet
bawah telapak (under tread) sehingga siap dipasang pada kesing yang telah
disiapkan. Telapak ini digunakan untuk vulkanisir proses dingin (precured
4. Chuzion gum
Kompon cepat matang umumnya dari karet alam dengan ketebalan dan lebar
tertentu yang digunakan untuk merekatkan telapak siap pakai pada kesing.
4.3.2 Bahan Tambahan Produksi Vulkanisir
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan langsung atau tidak langsung
pada proses produksi jadi dalam satu proses, namun dari segi operasional ada bahan
tambahan yang ikut dalam satu produk yaitu peningkatan mutu ada yang tidak ikut
dalam produk yang digunakan pada proses vulkanisir ban pada PT. Sihitang Raya
Baru dan bahan tambahan yang tidak ikut di dalam produk terdiri dari :
1. Minyak pelumas
2. Air
3. Kapur tulis
4. Car
5. Kain pembersih
6. Envelop
7. Ban dalam
8. Inti staplers
9. Plastik kaca
Sedangkan bahan tambahan yang ikut di dalam proses produksi untuk melengkapi
serta memperbaiki mutu produk adalah :
1. Semen
3. Repair rop
4. Label SRB
4.3.3 Proses Produksi
Proses produksi ini merupakan teknik atau metode untuk membuat atau
menjadikan suatu barang bertambah nilainya dengan menggunakan sumber-sumber
yang ada. Secara garis besar proses produksi menghasilkan vulkanisir ban terdiri dari
beberapa proses yaitu :
1. Inspection ( Pemeriksaan Awal)
Pemilihan ban bekas untuk vulkanisir pada tahap ini dilakukan pemeriksaan
terhadap ban-ban bekas pada bagian dalam dan bagian luar ban.
Adapun tahapan yang dilakukan pada stasiun ini adalah :
a. Ban yang datang dari costumer disusun di area inspection sesuai dengan
urutan dan tanda terima ban.
b. Kemudian ban dinaikkan di atas alat pemeriksaan ban (try speade).
Untuk memeriksa ban tersebut apakah layak proses atau tidak dan
melihat apakah ada lubang pada paku atau benang (ply) yang putus.
c. Sebelum ban diturunkan dari tyre speader ban tersebut di data untuk
memberikan stempel nomor, bulan dan tahun produksi dengan
menggunakan tyre branders dan memberikan tanda pada ban apakah ban
tersebut perlu ditambal atau tidak dengan menggunakan kapur tulis dan
sekaligus untuk menempel wor order atau perintah kerja untuk proses
semuanya ban diturunkan dari mesin tyre spider dan disusun kembali
diarea inspection berdasarkan urutan nomor produksi.
2. Pemarutan ( Buffing )
Buffing bertujuan untuk menguas dan menghilangkan sebagian tread untuk
mendapatkan ukuran yang sesuai spesifikasi yang telah ditentukan yang sesuai
dengan proses selanjutnya baik secara Full Cap maupun Top Cap.
Adapun tahapan kerja pada bagian ini adalah :
a. Ban dari inspection disusun rapi di area buffing sesuai urutan nomor
produksi.
b. Kemudian ban diambil dan dinaikkan di atas mesin buffing yang
dilengkapi dengan template dan ban harus diberi tekanan angin,
selanjutnya dilakukan pengupasan telapak ban.
c. Setelah penguasan selesai dilakukan pengukuran diameter ban sesuai
standarisasi yang telah ditentukan dari hasil pengukuran tersebut
dimasukkan ke dalam work order yang ada pada setiap ban, yang
selanjutnya dibawa ke bagian hand griender untuk proses selanjutnya.
3. Hand Griender
Grinda tangan bertujuan untuk menghaluskan dan mengorek luka yang ada
pada ban yang tidak tersentuh oleh proses buffing, pengorekan dilakukan dengan
memakai alat air tool yang harus cermat, sebab semakin lebar luka yang dikorek
maka akan mengurangi ketahanan ban. Air tool yang dipakai untuk mengorek luka
4. Repair ( reperasi )
Reperasi bertujuan untuk menutupi luka tembus dan memberikan penguat
pengganti pada tempat luka tembus sebelum ban diproses lebih lanjut. Pada waktu
pengorekan luka harus dilakukan dengan hati–hati agar karet ban yang bagus tidak
terbuang pada waktu proses pengorekan, sebab semakin lebar luka akan
mempengaruhi total tegangan yang ada pada ban. Penutupan luka tembus
menggunakan lem, setelah kering ditutup dengan karet ban.
5. Cementing
Cementing bertujuan memberikan media kelekatan bagi permukaan ban dan
bahan telapak ban ( precured ) yang akan ditempelkan pada ban. Sebelum disemen,
ban harus dibersihkan dari semua kotoran atau bekas debu karet yang menempel pada
permukaan ban.
Pembersihan dilakukan dengan menggunakan sikat kawat dan hand blower.
Dimana hand blower bertujuan untuk membersihkan debu–debu yang masih melekat
pada permukaan ban yang tidak dapat dibersihkan dengan sikat, agar ban tersebut
benar-benar bersih.
Setelah bersih baru dilakukan penyemenan pada tyre spiner yaitu dengan cara
melekatkan ban pada mesin dan memberikan semen pada seluruh permukaan ban.
6. Pemasangan Telapak
Pada proses tersebut ada dua macam proses yaitu :
1. Proses building untuk kesing yang akan dimasak dingin (Top Cap).