• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) Bagi Pekerja PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan Tahun 2004-2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tinjauan Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) Bagi Pekerja PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan Tahun 2004-2008"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

TINJAUAN PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA (JAMSOSTEK) BAGI PEKERJA PT. SIHITANG RAYA BARU

PADANGSIDEMPUAN TAHUN 2004-2008

Oleh:

CICI SUCI NINGSIH NIM. 051000049

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

TINJAUAN PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA (JAMSOSTEK) BAGI PEKERJA PT.SIHITANG RAYA BARU

PADANGSIDEMPUAN TAHUN 2004-2008

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

CICI SUCI NINGSIH

NIM. 051000049

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul

TINJAUAN PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA (JAMSOSTEK) BAGI PEKERJA PT.SIHITANG RAYA BARU

PADANGSIDEMPUAN TAHUN 2004-2008

Oleh :

CICI SUCI NINGSIH

NIM. 051000049

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 30 Juni 2009

dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Tim Penguji

Ketua Penguji

Dra. Lina Tarigan Apt, MS NIP. 131803345

Penguji I

Ir. Kalsum, MKes NIP. 131964120

Penguji III

Eka Lestari Mahyuni, SKM, MKes NIP. 132307954

Penguji II

dr. Mhd. Makmur Sinaga, MS NIP. 130702002

Medan, Juli 2009

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Dekan,

(4)

ABSTRAK

Jamsostek merupakan santunan yang diberikan pada tenaga kerja sebagai perlindungan akibat peristiwa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dinia.

Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran tentang pelaksanaan Jamsostek pada pekerja , dilakukan penelitian yang bersifat deskriftif. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh pekerja yang pernah mendapatkan Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua pada tahun 2004-2008. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari PT. Sihitang Raya Baru dan PT. Jamsostek cabang Sibolga.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 9 orang (19,56%) yang mendapatkan Jaminan Kecelakaan kerja, 1 orang (2,17%) yang mendapatkan Jaminan Kematian, 36 orang (78,26)% yang mendapatkan Jaminan Hari Tua pada tahun 2004-2008.Pekerja yang mengalami kecelakaan kerja mendapatkan Santunan Sementara Tidak Mampu Bekerja, ongkos pengangkutan, biaya pengobatan, biaya perawatan, dan jasa dokter. Pekerja yang meninggal mendapatkan santunan untuk biaya pemakaman dan jaminan kematian. Dan pekerja juga mendapatkan Jaminan Hari Tua yang diberikan secara sekaligus. Agar pelaksanaan Jamsostek di PT. Sihitang Raya Baru lebig baik, perlu dilaksanakan sosialisasi oleh pihak Jamsostek dan pengusaha pada pekerja.

(5)

ABSTRACT

Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) is an insurance which is giving to the workers as a protection of accidental that happened because of work accident, illness, pregnant, delivery, older future and death.

The goal of this research was to get the general view of (Jamsostek) on the workers and it was done descriptively. The samples in this research were all of workers who were getting work accident insurance, death insurance, the older future insurance in PT. Sihitang Raya Baru during 2004-2008. The data were collected by using secondary data which was gotten from PT. Sihitang Raya Baru and PT. Jamsostek branch of Sibolga.

That there were 9 workers (19,56%) who were getting work accident insurance, I worker (2,17%) who was getting death insurance and 36 workers (78,26%) who were getting the older future insurance in PT. Sihitang Raya Baru during 2004-2008. The workers who were getting accident got the temporary of unable working insurance, picking up expense, treatment expense, caring expense and doctor services. The death workers got the insurance for death service and death insurance. The workers who were getting the older future insurance got directly. So that the application of Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) could be run as well as possible, it is needed socialization by (Jamsostek) and the entrepreneur to the workers.

(6)

RIWAYAT HIDUP

Nama : CICI SUCI NINGSIH

Tempat/Tanggal Lahir : Padangsidempuan/ 14 Mei 1987

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Kawin

Alamat Rumah : Jalan Dwikora Pal IV Padangsidempuan

Riwayat Pendidikan :

1. 1993-1999 : SD Negeri 1 Padangsidempuan

2. 1999-2002 : SMP Negeri 5 Padangsidempuan

3. 2002-2005 : SMA Negeri 3 Padangsidempuan

4. 2005-2009 : Fakultas Kesehatan Masyarakat

(7)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, segala puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat

Allah SWT atas berkat, rahmat dan limpahan karunia-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Tinjauan Pelaksanaan Jaminan Soaial

Tenaga Kerja (Jamsostek) bagi Pekerja PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan Tahun 2004-2008 ”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat

untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara Medan.

Terima kasih kepada Dosen Pembimbing I Ibu Dra. Lina Tarigan, Apt, MS

dan Dosen Pembimbing II Ibu Ir. Kalsum, Mkes serta Dosen Pembanding I Bapak dr.

Mhd. Makmur Sinaga, MS serta Dosen Pembanding II Ibu Eka Lestari Mahyuni,

SKM, Mkes yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberi saran,

kritikan dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai

pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan terima kasih

kepada:

1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Lina Tarigan, Apt, MS selaku Kepala Departemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeritas Sumatera Utara.

(8)

4. Bapak Direktur dan Wakil Direktur PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan,

Bapak Saragih, yang telah memberikan izin dan bantuan bagi penulis dalam

melaksanakan penelitian.

5. Bapak Direktur dan Wakil Direktur PT. Jamsostek cabang Sibolga, Bapak Aang

selaku Kebag Promosi, Bang Amin selaku staf yang telah memberikan izin dan

bantuan bagi penulis dalam melaksanakan penelitian

6. Seluruh keluarga yang penulis sayangi: Ibu, Om pardan, Mami, Om Dadang, Om

Nong, Tante Misbah, Tante Ade, Tante Ayu, sepupu-sepupuku, K’Bebby,

K’Nining, K’ Debby, Bang Bobby, Bang Hendra, Poppy, Lusi, Dariyan, Livia,

Ulfah, Ary, Icha, Anju, Tisa, Ady, Ragil, Roby terima kasih atas semangat, saran,

masukan, doa, dan canda tawa selama ini.

7. Sahabat-sahabat terbaikku, Welly, Nepa, Dytha dan Nisha. Yang selalu menemani

penulis, berjuang bersama-sama, membangkitkan semangat, yang selalu berbagi

cerita seru dan sedih, selalu ada di saat suka dan duka, terima kasih atas

persahabatan ini, friendship never end

8. Teman-teman di peminatan K3 05 (Fanny, Widya, Nony, Erna, Decy, Evan, Ika,

K’Jenny, Gita, Winda, Lia dan masih banyak yang lain) terima kasih atas

semangat dan kebersamaannya dalam meraih gelar Sarjana Kesehatan

Masyarakat.

9. Teman-teman stambuk 05 ( Danil,Wawan,Vina, Dhani, Izal, Ade, dan masih

banyak yang lain) yang telah melewati penulis bersama-sama melewati hari-hari

(9)

Terimakasih yang tidak akan pernah habis-habisnya kepada yang tercinta,

Papa Asep Mulyana N dan Mama Maswida Pulungan, yang telah memberikan

segenap kasih sayang, cinta, perhatiannya, dorongan dan pemberi semangat terbesar

dalam hidupku. Kepada Adik-adikku tersayang Lili, Kiki, Anggi dan Tara berikan

yang terbaik untuk mama dan papa.Do the best,,oke!

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena

itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan

dan kesempurnaan skripsi ini.

Semoga Alllah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua dan

semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Amin.

Medan, Mei 2009 Penulis

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN... i

ABSTRACT ... iia ABSTRAK... iib DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1. Tujuan Umum ... 4

1.3.2. Tujuan Khusus ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

(11)
(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Distribusi Jumlah Pekerja di PT. Sihitang Raya Baru Tahun 2004-2008... 39

Tabel 4.2. Distribusi Pekerja Berdasarkan Jenis Kelamin PT. Sihitang Raya Baru Tahun 2004-2008 ... 39

Tabel 4.3. Distribusi Iuran untuk Program Jamsostek oleh PT. Sihitang Raya Baru dan Pekerja Tahun2004-2008... 49

Tabel 4.4. Distribusi Sampel yang Mendapat Jamsostek Berdasarkan Tingkat Pendidikan PT. Sihitang Raya Baru Tahun 2004-2008 ... 50

Tabel 4.5. Distribusi Sampel yang Memperoleh Jamsostek Berdasarkan Jenis Kelamin PT. Sihitang Raya... 50

Tabel 4.6. Distribusi sampel Menurut Jenis Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang diperoleh Tahun 2004-2008 ... 50

Tabel 4.7. Distribusi Kecelakaan Kerja Menurut Jenis Kelamin di PT. Sihitang Raya Baru Tahun 2004-2008 ... 51

Tabel 4.8. Distribusi Kecelakaan Kerja Menurut Umur, Bagian Tubuh Yang Cidera dan Santunan yang di Terima Pada Saat Mendapatkan Jaminan Kecalakaan Kerja di Pt. Sihitang Raya Baru Tahun 2004-2008... 52

Tabel 4.9. Distribusi Kecelakaan Kerja Berdasarkan Lokasi Terjadinya Kecelakaan 2004-2008... 53

Tabel 4.10. Distribusi Pekerja Yang Mendapatkan Jaminan Kematian... 54

Tabel 4.11. Distribusi Sampel yang Mendapat Jaminan Hari Tua Menurut Jenis Kelamin di PT. Sihitang Raya Baru Tahun 2004-2008 ... 57

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Form pendaftaran perusahaan

2. Form Penetapan Jaminan Kecelakaan Kerja

3. Form Penetapan Jaminan Kematian

4. Form Penetapan Jaminan Hari Tua.

5. Form Laporan Kecelakaan Tahap I

6. Surat Keterangan Riset dari PT. Sihitang Raya Baru

(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu modal dasar pembangunan nasional adalah jumlah penduduk yang

besar sebagai sumber daya manusia yang potensial dan produktif bagi pembangunan

nasional. Jumlah penduduk Indonesia yang semakin besar merupakan modal dasar

yang efektif dan potensial sebagai tenaga kerja yang menjadi pelaku utama dan

sasaran pembangunan nasional itu sendiri1.

Dalam melaksanakan pembangunan, tenaga kerja mempunyai peranan dan arti

yang penting sebagai suatu unsur penunjang untuk berhasilnya pembangunan

nasional Tenaga Kerja yang mempunyai hubungan kerja dengan perusahaan

merupakan potensi untuk meningkatkan produktivitas, sehingga sudah sewajarnya

apabila kepada mereka diberikan perlindungan, pemeliharaan dan pengembangan

terhadap kesejahteraannya2.

Sejalan dengan perkembangan dibidang industri yang bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan rakyat termasuk tenaga kerja, tetapi juga berdampak

negatif seperti menimbulkan kecelakaan, kebakaran, peledakan dan penyakit akibat

kerja. Selain dampak negatif tersebut, tenaga kerja juga dapat mengalami penderitaan

seperti sakit, hamil, hari tua, cacat, mati, dan pemutusan hubungan kerja yang dapat

menimpa sewaktu - waktu dalam mengatasi resiko tersebut, seorang tenaga kerja

membutuhkan biaya cukup besar yang tidak mungkin dapat ditanggung sendiri,

(15)

tidak mungkin dilakukan, karena upah yang diterimanya masih dibawah upah yang

wajar. Sementara meminta pertolongan dari pihak pengusaha juga jarang dikabulkan.

Phenomena tersebut mendorong munculnya tuntutan baru, perlunya

perlindungan jaminan sosial yang dapat diandalkan setiap tenaga kerja dalam

menghadapi resiko yang dihadapinya. Tenaga kerja yang memerlukan jaminan sosial

tenaga sebagai perlindungan untuk menjaga kemandirian, harkat dan martabat

kemanusiannya. Untuk itulah dibentuk Jamsostek yang bertujuan untuk memberikan

perlindungan dasar berupa Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian

(JK), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) kepada

tenaga kerja dan keluarganya yang tertuang dalam UU No 3 Tahun 1992 dan PP No

14 Tahun 1993.

Jamsostek merupakan usaha untuk memberikan perlindungan dan

kesejahteraan tenaga kerja terhadap resiko yang dapat mengakibatkan berkurang atau

hilangnya penghasilan karena mencapai hari tua, menderita sakit, mengalami cacat,

terkena pemutusan hubungan kerja atau meninggal dunia penanggulangan resiko

tersebut harus dilakukan secara sistematis, terencana dan teratur3

Total peserta Jamsostek hingga September 2008 tercatat 172.444

perusahaan.Sementara itu, jumlah tenaga kerja peserta Jamsostek yang non aktif

(hingga September 2008) mencapai 17.928.925 orang.Jumlah peserta Jamsostek non

aktif itu jauh lebih banyak dari yang aktif atau mencapai 68,74 persen dari total

(16)

yang aktif sebagai anggota Jamsostek hingga September 2008 sebanyak 8.151.233

orang4.

Berdasarkan data Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Padangsidempuan sampai Maret 2008 yang masuk dalam program Jamsostek

berjumlah 135 perusahaan dengan total 2.892 pekerja5.

PT. Sihitang Raya Baru termasuk dalam perusahaan swasta yang bergerak

dalam bidang industri crumb rubber dan vulkanisir ban yang banyak menggunakan

tenaga kerja, serta mesin yang canggih. Karyawan yang dipekerjakan tidak terlepas

dari resiko bahaya pekerjaan yang akan dihadapi antara lain disebabkan rendahnya

kemampuan serta pengetahuan dan kurangnya kesadaran terhadap pemakaian alat

pelindung diri. Resiko pekerjaan juga dapat mengancam masa depan seperti

kecelakaan kerja, sakit, cacat, maupun kematian.

Demikian halnya yang ada di PT Sihitang Raya Baru Padang

sidempuan,semua pekerjanya yang bekerja di bagian produksi dan administrasi

adalah sebagai peserta Jamsostek yang mengikuti 3 (tiga) program yaitu Jaminan

Kecelakaan, Jaminan Kematian dan Jaminan Hari Tua. Sedangkan Jaminan

Pemeliharaan belum dilaksanakan oleh perusahaan sebagai gantinya perusahaan

melaksanakan sendiri program pelayanan kesehatan untuk pekerja dengan menunjuk

dokter perusahaan. Dalam kaitan ini penulis penulis merasa tertarik dan ingin

mengetahui bagaimana pelaksanaan Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian,

(17)

Hal ini dianggap cukup menarik dan penting untuk dibahas sebagai

pandangan dan pengetahuan baik bagi perusahaan, karyawan itu sendiri maupun

masyarakat pada umumnya. Oleh karena hal diatas, mendorong penulis untuk

melakukan penelitian tentang pelaksanaan Jamsostek pada para tenaga kerja di PT.

Sihitang Raya Baru.

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang di uraikan di atas, maka yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah “bagaimana pelaksanaan program

Jamsostek bagi pekerja PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan tahun 2004-

2008”

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pelaksanaan program Jamsostek bagi pekerja PT. Sihitang

Raya Baru Padangsidempuan tahun 2004-2008 ”

1.3.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui pelaksanan program Jaminan Kecelakaan Kerja yang

dilaksanakan oleh PT. Jamsostek

2. Untuk mengetahui pelaksanaan program Jaminan Kematian yang

dilaksanakan oleh PT. Jamsostek

3. Untuk mengetahui pelaksanan program Jaminan Hari Tua yang

(18)

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi PT. Jamsostek untuk dapat memasyarakatkan

program Jamsostek kepada para pekerja

2. Sebagai bahan masukan bagi pengusaha terhadap manfaat pelaksanaan

Jamsostek.

3. Sebagai tambahan pengetahuan bagi penulis sendiri tentang pelaksanaan

Jamsostek secara umum maupun pelaksanannya di PT. Sihitang Raya Baru, dan

diharapkan sebagai dasar bagi peneliti berikutnya tentang pelaksanaan

(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Dasar hukum jaminan sosial tenaga kerja adalah Undang-Undang No. 3 tahun

1992, mengenai Jamsostek, Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1993, Peraturan

Pemerintah No. 36 tahun 1996. Penunjukan PT. Jamsostek sebagai badan

Penyelenggara dan Keputusan Presiden No. 22 tahun 1993 tentang Penyakit yang

Timbul Akibat Hubungan Kerja dan Peraturan Mentri Tenaga Kerja No. 5/Men/1993

tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran Kepesertaan Pembayaran Iuran, Pembayaran

Santunan, dan Pelayanan Jamsostek6.

Pengertian Jamsostek adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam

bentuk santunan berupa uang pengganti sebagian penghasilan yang hilang atau

berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh

tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal

dunia7.

Peraturan perundang - undangan Jamsostek yang ada selama ini memberikan

perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan berasaskan usaha

bersama, kekeluargaan dan gotongroyong sesuai dengan jiwa pancasila dan UUD

1949.

Tujuan Jamsostek yaitu untuk memberikan ketenangan kerja, meningkatkan

disiplin dan produktivitas tenaga kerja. Program ini memberikan perlindungan bagi

tenaga kerja yang melakukan pekerjaan, baik dalam hubungan kerja maupun diluar

(20)

memberi perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal bagi tenaga

kerja beserta keluarganya dan penghargaan kepada tenaga kerja yang telah

menyumbangkan tenaga dan pikiran kepada perusahaan tempat dimana mereka

bekerja3.

Dengan Jamsostek, tenaga kerja sebagai sumber daya insani akan merasa

aman dan lebih berdedikasi dalam pekerjaannya. Jamsostek merupakan salah satu

kebutuhan dasar bagi tenaga kerja untuk lebih produktif dan lebih sejahtera.

Sebaliknya para pengusaha juga akan lebih bersungguh - sungguh dalam melakukan

usahanya, karena tenaga kerjanya terlindung dan terjamin oleh program Jamsostek7.

2.2 Visi dan Misi Jamsostek

Program Jamsostek lahir dari filosofi luhur yaitu kemandirian dan harga diri

untuk mengatasi resiko sosial ekonomi. Kemandirian berarti tidak tergantung orang

lain dalam membiayai perawatan pada waktu sakit, kehidupan dihari tua maupun

keluarganya bila meninggal dunia. Harga diri berarti jaminan tersebut diperoleh

(21)

Sebagai perusahaan yang mengelola dana para pekerja, PT Jamsostek

mengemban misi menjadi lembaga penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang

terpercaya dengan mengutamakan pelayanan prima dan manfaat optimal bagi seluruh

peserta sedangkan yang menjadi visi Jamsostek adalah8:

1. Meningkatkan dan mengembangkan Mutu Pelayanan dan Manfaat kepada

peserta berdasarkan Prinsip Profesionalisme.

2. Meningkatkan jumlah kepesertaan program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

3. Meningkatan Budaya Kerja melalui kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

dan penerapan Good Corporate Governance (GCG).

4. Mengelola dana peserta secara optimal dengan mengutamakan prinsip

kehati-hatian (prudent).

5. Meningkatkan Corporate Values dan Corporate Images.

2.3. Kepesertaan Jamsostek

Jamsostek merupakan program yang sifat kepesertaannya wajib bagi9:

a. Badan hukum, pengusaha dan perorangan yang mempekerjakan tenaga kerja

b. Tenaga kerja yang bekerja pada badan hukum, pengusaha, dan perorangan

Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 orang atau lebih,

atau membayar upah paling sedikit Rp. 1.000.000,00 sebulan, wajib mengikut

sertakan tenaga kerjanya. Pengusaha dan tenaga kerja yang telah ikut program Astek,

dapat melanjutkan kepesertaannya dalam program Jamsostek ini.

Pengusaha yang wajib mendaftarkan perusahaan dan tenaga kerjanya pada

Badan Penyelenggara harus mengisi formulir yang disediakan dan Badan

(22)

kepesertaan sebagai tanda kepesertaan perusahaan, kartu peserta untuk

masing-masing tenaga kerja sebagai tanda kepesertaan program Jamsostek, dan kartu

pemeliharaan kesehatan untuk masing-masing tenaga kerja yang mengikuti Program

Jaminan Kesehatan9.

Guna tertib administrasi kepesertaan, perlu diperhatikan hal-hal seperti

berikut11

1. Mendaftarkan seluruh tenaga kerja yang bekerja dalam perusahaan.

2. Mengisi formulir sesuai dengan data yang sebenarnya .

3. Membayar iuran secara teratur selambat-lambatnya tanggal 15 setiap bulan

dengan besar iuran yang telah ditetapkan oleh PT. JAMSOSTEK

4. Melaporkan setiap perubahan upah dan jumlah tenaga kerja

5. Menyimpan kartu dengan baik

Beberapa hambatan dalam menjaring kepesertaan program jamsostek yang

dihadapi saat ini, antara lain:12

1. Kurangnya kesadaran dan tanggung jawab pihak

pengusaha/kontraktor/pemborong untuk mengikutsertakan tenaga kerjanya

dalam program jamsostek.

2. Masih banyak tenaga kerja yang belum mengetahui bahwa program

Jamsostek merupakan haknya untuk mendapatkan perlindungan. Hal ini

disebabkan rendahnya tingkat pengetahuan mereka dan sekitar 78% tenaga

(23)

3. Kepesertaan program, Jamsostek selama ini ada 3 macam yang dikenal

dengan istilah Peserta Daftar Sebagian (PDS), yaitu :

a. hanya sebagian tenaga kerja diikut sertakan.

b. tidak semua dari program jamsostek diikut sertakan.

c. kepesertaan yang tidak membayar penuh iuran (iuran tidak dibayar

berdasarkan upah yang diterima sebulan melainkan berdasarkan upah

pokok saja).

4. Beratnya beban yang ditanggung pengusaha untuk membayar iuran JKK, JHT

JKM dan JPK yang besarnya masing - masing sekitar 0,24 – 1,74%, 3,70%,

0,30% dan 3-6% dari upah sebulan, sehingga secara langsung menambah

biaya produksi (varible cost). Tidak mengherankan pada bulan Juli 1994

tercatat 20.326 perusahaan yang menunggak dengan total iuran yang belum

dibayar sebesar Rp. 73 milyar.

5. Kesulitan keuangan (financial) perusahaan akibat pemenuhan kebijakan

pemerintah yaitu adanya kenaikan Upah Minimum Reginal (UMR) tenaga

kerja terhitung mulai 1 April, 1995 dan di tambah lagi adanya kenaikan UMR

sekitar 10,63 % mulai 1 April 1996.

6. Meningkatnya, jumlah perusahaan asuransi swasta yang menawarkan

berbagai macam perlindungan yang sasarannya pada seluruh lapisan

masyarakat, apalagi dalam era globalisasi sekarang ini sudah ada perusahaan

(24)

Upaya peningkatan kepesertaan program Jamsostek ternyata tidak semudah

yang diharapkan PT. JAMSOSTEK, meski secara normatif (UU No.3 tahun 1992)

setiap pekerja dijamin haknya untuk mendapatkan jamsostek, kenyataannya baru

sekitar 31% jumlah tenaga kerja yang tercatat sebagai peserta program jamsostek12.

Untuk ini PT. JAMSOSTEK perlu kerja keras disamping membenahi diri

dengan langkah-langkah yang di tempuh sebagai berikut12:

1. Meningkatkan prasarana dan fasilitas pelayanan program jamsostek.

2. Meningkatkan kemampuan, keterampilan dan kinerja sumber daya manusia

yang dimiliki.

3. Menyempurnakan mekanisme keikutsertaan program jamsostek.

4. Mampu menciptakan pasar (market created) program jamsostek, jadi tidak

hanya sekedar menunggu iuran saja.

5. Pelayanan yang dilaksanakan bersifat costumer service oriented.

6. Perbaikan atas pelaksanaan program jamsostek dalam upaya peningkatan

kualitas pelayanan pembayaran santunan (klaim) tenaga kerja terutama

kecelakaan kerja baru dibayarkan setelah selesai penyelidikan kejadian

kecelakaan kerja dan ini membutuhkan waktu. Diharapkan dengan kecakapan

petugas PT. JAMSOSTEK. maka pelayanan dapat diupayakan satu hari

selesai (one day services). sehingga tidak ada lagi kesan dari peserta

(pengusaha) bahwa prosedur pembayaran yang dilakukan PT. JAMSOSTEK

cukup merepotkan sementara pembayaran iuran peserta tidak boleh terlambat

7. Peningkatan kerja sama dengan instansi terkait dalam penegakan

(25)

2.4. Program Jamsostek

Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja merupakan langkah

lanjutan dan memperinci secara tegas bahwa Jamsostek meliputi antara lain jaminan

sakit, hamil, bersalin, hari tua, meninggal dunia, cacat dan menganggur dagi seluruh

tenaga kerja termasuk. Dari segenap aspek Jamsostek, sewasa ini sekurang-kurangnya

empat hal yang perlu ditangani sebaik-baiknya. Hal ini dimaksudkan untuk

memberikan ketenangan bekerja yang mempunyai dampak positif terhadap usaha -

usaha untuk meningkatkan disiplin dan produktivitas tenaga kerja. Keempat aspek

Jamsostek tersebut adalah Jaminan Kecelakaan Kerja. Jaminan Pemeliharaan

Kesehatan, Jaminan Hari Tua, dan Jaminan Kematian7

Adapun besar iuran yang telah ditetapkan menurut pasal 9 Bab III Peraturan

Pemerintah RI No. 14 Tahun 1993 disebutkan bahwa9 :

a. Jaminan Kecelakaan Kerja untuk kelompok I 0,24% dari upah sebulan,

kelompok II 0,54% dari upah sebulan, kelompok III 0,89% dari upah

sebulan, kelompok IV 1,27% dari apah sebulan, dan kelompok V

1,74% dari upah sebulan.

b. Jaminan Hari Tua (JHT) sebesar 5,70% dari upah sebulan, diman

3,70% ditanggung oleh pengusaha dan 2% ditanggung oleh tenaga

kerja.

c. Jaminan kematian (JK) sebesar 0,30% dari upah sebulan, ditanggung

(26)

d. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan sebesar 6% dari upah sebulan bagi

tenaga kerja yang sudah berkeluarga dan 3% bagi tenaga kerja yang

belum berkeluarga.

Adapun 4 pogram Jamsostek yaitu :

2.4.1. Jaminan Kecelakaan Kerja

Pengertian kecelakaan kerja yang dilindungi program ini adalah kecelakaan

kerja yang berhubungan dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul

karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan

berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang kerumah melalui jalan yang

biasa atau wajar dilalui.

Penyakit yang timbul karena hubungan kerja, bagi tenaga kerja yang telah

berakhir hubungan kerjanya dan mengalami sakit yang berdasarkan keterangan dokter

yang ditunjuk, menderita penyakit yang timbul dari hubungan kerja masih berhak

memperoleh perlindungan dari program Jaminan Kecelakaan Kerja13.

Tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak atas Jaminan Kecelakaan

Kerja berupa penggantian biaya yang meliputi : biaya pengangkutan tenaga kerja

yang mengalami kecelakaan kerja ke RS dan atau kerumahnya, termasuk biaya

pertolongan pertama pada kecelakaan. Biaya transport maksimum untuk

darat/sungai/danau Rp. 400.000, laut Rp. 750.000 dan udara Rp. 1.500.000. Biaya

transport dapat dipergunakan untuk transport rawat-jalan, biaya pemeriksaan,

pengobatan, dan atau pengobatan selama di RS, termasuk rawat jalan. Biaya

(27)

yang anggota badannya hilang atau tiadak berfungsi akibat kecelakaan kerja.

Harganya disesuaikan dengan RS. dr. Suharsono Surakarta ditambah 40%.

Pengobatan dan perawatan sesuai dengan biaya yang dikeluarkan ke dokter,

obat, operasi, rontgen, laboratorium, perawatan Puskesmas, RSU kelas I, gigi, mata

dan jasa tabib/sinshe/trasional yang telah mendapat izin resmi dari yang berwenang

sebesar Rp. 12.000.00010.

Selain memperoleh penggantian biaya tersebut, terhadap tenaga kerja yang

tertimpa kecelakaan kerja juga diberikan santunan berupa uang yang meliputi10:

1. Santunan semantara tidak mampu bekerja (STMB) dengan perincian sebagai

berikut:

a. Untuk 4 (empat) bulan pertama sebesar 100% dari upah sebulan

b. Untuk 4 (empat) bulan kedua sebesar 75% dari upah sebulan

c. Bulan seterusnya sebesar 50% dari upah sebulan

2. Santunan cacat sebagian untuk selama-lamanya yang dibayarkan sekaligus

(lumpsum) sebesar persentase tertentu sesuai tabel pada lampiran dikalikan 80

bulan upah.

3. Santunan cacat total untuk selama-lamanya baik secara fisik maupun mental.

Santunan ini dibayarkan sekaligus (lumpsum) dan secara berkala yang

masing-masing besarnya:

a. Santunan sekaligus sebesar 70% x 80 bulan upah

b. Santunan sementara sebesar Rp 200.000 per bulan selama 24

(28)

c. Santunan cacat kekurangan fungsi dibayar secara sekaligus

(lumpsum) sebesar % kekurangan fungsi x % sesuai tabel x 80

bulan upah

4. Santunan kematian untuk ahli warisnya jika tenaga kerja meninggal dunia

yang dibayarkan sekaligus bersama biaya pemakaman dan secara berkala

masing-masing;

a. Untuk santunan sekaligus sebesar 60% X 80 bulan upah, dengan

catatan sekurang-kurangnya sebesar jaminan kematian;

b. Santunan berkala sebesar Rp 200.000 per bulan selama 24 bulan

c. Biaya pemakaman sebesar Rp 2.000.000

Besarnya penggantian JKK yang biberikan dibatasi nilai maksimal (plafon)

tertentu. Apabila nilai maksimal telah tercapai dan tenaga kerja yang mengalami

kecelakaan kerja belum dinyatakan sembuh oleh dokter maka biaya pengobatan dan

penyembuhan berikutnya ditanggung oleh pengusaha selaku pihak yang bertanggung

jawab atas terjadinya kecelakaan kerja13.

Pengusaha wajib memberikan petolongan pertama dan melaporkan akibat

kecelakaan kerja kepada kantor Departemen Tenaga Kerja dan badan penyelenggara

setempat atau terdekat sebagai laporan kecelakaan tahap I dalam waktu tidak lebih

(29)

Kemudian menyusul laporan kecelakaan kerja tahap II dalam waktu tidak

lebih dari 2 X 24 (dua puluh empat) jam setelah ada surat keterangan dokter

pemeriksa atau dokter penasehat yang menyatakan bahwa tenaga kerja tersebut14 :

a . Sementara tidak mampu bekerja telah berakhir

b . Cacat sebagian untuk selama-lamanya

c . Cacat total untuk selama –lamanya, baik fisik maupun mental

d . Meninggal dunia.

Laporan akibat kecelakaan kerja ini sekaligus merupakan pembayaran

jaminan kecelakaan kerja kepada badan penyelenggara dengan melampirkan14.

a. Fotokopi kartu peserta.

b. Surat keterangan dokter pemeriksa atau dokter penasehat yang menerangkan

mengenai tingkat kecacatan yang diderita tenaga kerja.

c. Kuitansi biaya pengobatan dan pengangkutan.

d. Dokumen pendukung lain yang dierlukan oleh badan penyelenggara.

Pengusaha juga berkewajiban melaporkan penyakit yang timbul karena

hubungan kerja dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 (dua puluh empat) jam setelah

ada hasil diagnosis dari dokter pemeriksa dan mengurus hak tenaga kerja yang

tertimpa kecelakaan kerja kepada badan penyelenggara sampai memperoleh

(30)

2.4.2. Jaminan Kematian

Meninggalnya tenaga kerja merupakan keadaan yang memberatkan sosial

ekonomi bagi keluarga yang ditinggalkan, oleh karena perlu diberikan hak atas

jaminan kepada ahli warisnya. Pengusaha wajib menanggung iuran Program Jaminan

Kematian sebesar 0,3%. Jaminan ini diberikan pada ahli waris tenaga kerja yang

meninggal dunia sebelum mencapai usia 55 tahun, karena setelah mencapai usia

tersebut tenaga kerja yang bersangkutan akan mendapat Jaminan Hari Tua. Dan

apabila tenaga kerja tersebut meninggal dunia setelah pensiun ( setelah mencapai usia

55 tahun ), maka perusahaan tentunya tidak lagi terikat kewajiban untuk membayar

jaminan kematian terhadap ahli waris tenaga kerja tersebut 2,8.

Santunan Jaminan Kematian meliputi10 :

a. Santunan kematian Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah)

b. Biaya pemakaman yaitu sebesar Rp. 2.000.000 (dua ratus ribu rupiah )

c. Santunan berkala Rp 200.000/bulan selama 24 bulan

Ahli waris tersebut dapat berupa janda atau duda, anak, orang tua, cucu, kakek

atau nenek, saudara kandung, mertua. Bagi tenaga kerja yangtidak memiliki keluarga,

hak atas Jaminan Kematian kepada pihak yang mendapat surat wasiat dari tenaga

kerja yang bersangkutan atau perusahaan untuk pengurusan pemakaman. Pihak yang

berhak menerima santunan sebagaimana yang telah tersebut diatas, mengajukan

pembayaran Jaminan Kematian kepada Badan Penyelenggara dengan disertai

(31)

2.4.3 Jaminan Hari Tua

Hari tua dapat mengakibatkan terputusnya upah karena tidak lagi mampu

bekerja. Akibat terputusnya upah tersebut dapat menimbulkan kerisauan bagi tenaga

kerja dan mempengaruhi ketenangan kerja sewaktu mereka masih bekerja, terutama

bagi mereka yang berpenghasilan rendah. Jaminan Hari Tua (JHT) memberikan

kepastian penerimanan penghasilan yang dibayarkan sekaligus atau berkala pada saat

tenaga kerja mencapai usia 55 tahun atau telah memenuhi syarat

Program Jaminan Hari Tua diselenggarakan dengan sistem tabungan hari tua,

dimana iurannya sebesar 5,7% yang berasal dari pengusaha sebesar 3,7% dan tenaga

kerja sebesar 2% setiap bulan dikreditir pada rekening tanaga kerja secara individual

dan mendapatkan bunga setiap tahun7.

Adapun santunannya dapat diminta setelah tenaga kerja memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut6:

a. Telah mencapai umur 55 (lima puluh lima ) tahun

b. Mendapat cacat total, sehingga tidak dapat bekerja atau meninggal dunia

c. Diputuskan hubungan kerja oleh pengusaha sekurang-kurangnya menjadi peserta

selama 5 (lima) tahun dan masa tunngu 6 (enam) bulan

d. Diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil/PNS/POLRI/TNI atau pergi ke luar

negeri.

Dalam hal tenaga kerja meninggal dunia sebelum berusia 55 (lima puluh lima)

tahun atau setelah berusia 55 (lima puluh lima) tahun tetapi belum menerima JHT

maka JHT diterima oleh janda atau duda atau anak yang ditinggalkannya secara

(32)

Basarnya JHT yang dibayarkan adalah keseluruhan iuran yang telah disetor

beserta pengembangannya. Pembayaran JHT dapat dilakukan secara sekaligus jika

seluruh jumlah JHT yang diterima kurang dari Rp. 3.000.000 atau secara berkala

untuk paling lama 5 (lima) tahun jika mencapai Rp. 3.000.000 atau lebih. Cara

pembayaran secara berkala atau sekaligus dilakukan atas pilihan tenaga kerja

bersangkutan13

.

2.4.3 Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Program Jaminanan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) diadakan dalam rangka

untuk menjaga kondisi tenaga kerja agar selalu sehat, sehingga dalam melaksanakan

tugasnya tidak terganggu dan berjalan lancar. Untuk terciptanya hal demikian, telah

diatur dalam peraturan–perundangan agar pengusaha mengikutsertakan

mengikutsertakan pekerjanya dalam Program Kesehatan, tetapi dalam prakteknya

belum sepenuhnya dilaksanakan karena besarnya biaya yang dikeluarkan6.

Setiap tenaga kerja beserta keluarganya (suami atau istri yang sah dan anak

sebanyak-banyaknya 3 (tiga ) orang) berhak atas Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

(JPK). Paket pemeliharaan kesehatan yang diberikan adalah pelayanan tingkat dasar

yang meliputi pelayanan peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit

(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif).

Mengingat paket pelayanan yang diberikan adalah tingkat dasar maka bila karena satu

dan lain hal memerlukan pelayanan selain standart, tenaga kerja bersangkutan harus

membayar selisih biaya pelayanan yang diberikan. Sebagai contoh misalnya tenaga

(33)

diberikan PT. Jamsostek (Persero) selaku penyelenggara JPK hanya 7 (tujuh) hari

sesuai standar biaya yang telah ditetapkan. Sisa selebihnya selama 3 (tiga) hari harus

dibayar oleh tenaga kerja bersangkutan. Demikian pula dengan tenaga kerja atau

keluarganya memerlukan obat-obatan diluar standar, selisih harga obat tersebut

dibayar oleh tenaga kerja yang menjadi program JPK.

Bagi pengusaha yang telah menyelenggarakan sendiri program Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan dengan manfaat yang lebih baik dari paket dasar yang

diberikan PT. Jamsostek (Persero), tidak wajib mengikutsertakan tenaga kerjanya

dalam program JPK. Namun demikian pengusaha dilarang mengurangi program

pemeliharaan kesehatan yang lebih baik tersebut dengan program lain yang lebih

rendah kualitas maupun kuantitas pelayanannya13.

Paket Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Dasar ini meliputi pelayanan7:

a . Rawat jalan tingkat pertama

b . Rawat Jalan tingkat lanjutan

c . Rawat inap

d . Pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan

e . Penunjang diagnosis

f . Pelayanan khusus

g . Pelayanan gawat darurat

Rawat jalan tingkat pertama adalah semua jenis pemeliharaan kesehatan

perorangan yang dilakukan oleh Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan tingkat pertama,

yang meliputi: bimbingan dan konsultasi kesehatan; pemeriksaan kehamilan; nifas

(34)

pemeriksaan dan pengobatan dokter umur; pemeriksaan dan pengobatan dokter gigi;

pemeriksaan laboratorium sederhana; tindakan medis sederhana; pemeriksaan

obat-obatan dengan berpodaman kepada Daftar Obat Esensial Nasional Plus ( DOEN Plus

) atau obat generik; dan rujukan ke rawat jalan tingkat lanjutan.

Tenaga kerja atau suami atau istri atau anak yang mendapat resep obat, harus

mengambil obat tersebut pada apotek yang ditunjuk dengan menunjukkan kartu

Pemeliharaan Kesehatan. Apotek yang ditunjuk harus memberkan obat yang berlaku

dan bila obat tersebut diluar standar yang berlaku maka selisih biaya obat tersebut

ditanggung sendiri oleh tenaga kerja yang bersangkutan.

Rawat jalan tingkat lanjutan adalah semua jenis pemeliharaan kesehatan

perorangan yang merupakan lanjutan dari Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan rawat

jalan tingkat pertama, meliputi : pemeriksaan dan pengobatan dokter spesialis;

pemeriksaan penunjang diagnostik lanjutan; pemberiaan obat-obatan DOEN

Plus/Generik; tindakan khusus; pertolongan persalinan bagi tenaga kerja atau istri

tenaga kerja dengan ketentuan bahwa tenaga kerja pada permulaan kepesertaan sudah

mempunyai 3 (tiga) anak atau lebih tidak berhak mendapat pertolongan persalinan

(pertolongan persalinan sampai batas 3 (tiga) orang anak) dan untuk persalinan

dengan penyulit yang memerlukan tindakan spesialistik maka berlaku ketentuan

rawat inap di Rumah Sakit dengan biaya persalinan setiap anak ditetapkan sebesar

Rp. 500.000. Dalam hal diperlukan pemeriksaan tingkat lanjutan bagi tenaga kerja

atau suami atau istri atau anak, Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

harus memberikan Surat Rujukan kepada Pelaksana Pelayanan Kesehatan Tingkat

(35)

Rawat inap adalah pelayanan kesehatan rumah sakit diman penderita tinggal

atau mondok sedikitnya satu hari berdasarkan rujukan dari Pelaksanaan Pelayanan

Kesehatan rawat jalan atau rumah sakit atau Pelaksana Pelayanan Kesehatan lain,

yang meliputi : pemeriksaan dokter, tindakan medis, penunjang diagnostik,

pemberian obat-obatan DOEN Plus/Generik dan menginap/makanan. Pelaksana

pelayanan rawat inap adalah Rumah Sakit Pemerintah Pusat dan daerah Rumah Sakit

Swasta yang ditunjuk.

Pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan adalah pemeriksaan

kehamilan dan pertolongan persalinan yang normal dan spontan.

Penunjang diagnostik adalah semua pemeriksaan dalam rangka menegakkan

diagnosis yang dipandang perlu oleh pelaksana pengobatan lanjutan dan dilaksanakan

di bagian diagnostik, rumah sakit atau bagian khusus yang meliputi pemeriksaan

laboratorium, pemeriksaan radiologi dan pemeriksaan penunjang diagnosis lain

Pelayanan khusus adalah pemeliharaan kesehatan yang memerlukan

pemberian alat-alat bagi organ tubuh bagi organ tubuh agar dapat berfungsi seperti

semula9.

Cakupan pelayanan khusus meliputi13 :

a . Kacamata

Pelayanan kacamata dapat diberikan hanya kepada tenaga kerja sebagai tindak

lanjut dari hasil pemeriksaan/perawatan dokter spesialis dengan mengajukan

permintaan kepada optik yang ditunjuk dan menunjukkan resep kacamata dari dokter

(36)

b . Prothese mata

Dapat diberikan hanya kepada tenaga kerja dengan mengajukan permintaan

kepada rumah sakit atau perusahaan alat-alat kesehatan yang ditunjuk dan

menunjukkan surat pengantar dari dokter spesialis mata serta kartu pemeliharaan

kesehatan.

c . Prothese gigi

Dapat diberikan hanya kepada tenaga kerja dengan mengajukan permintaan

kepada balai pengobatan gigi yang telah ditunjuk dan menunjukkan resep dari dokter

spesialis gigi yang ditunjuk serta kartu pemeliharaan kesehatan.

d . Alat bantu dengar

Dapat diberikan hanya kepada tenaga kerja dengan mengajukan permintaan

kepada rumah sakit atau perusahaan alat-alat kesehatan yang ditunjuk dan

menunjukkan surat pengantar dari dokter spesialis THT yang ditunjuk serta kartu

pemeliharaaan kesehatan.

e . Prothese anggota gerak

Dapat diberikan hanya kepada tenaga kerja dengan mengajukan permintaan

kepada rumah sakit rahabilitasi atau perusahaan alat-alat kesehatan yang ditunjuk dan

menunjukkan surat pengantar dari dokter spesialis yang ditunjuk serta kartu

pemeliharaaan kesehatan.

Pelayanan gawat darurat adalah suatu keadaan yang memerlukan pemeriksaan

medis segera, yang apabila tidak dilakukan akan menyebabkan hal yang fatal bagi

penderita, meliputi : kecelakaandan ruda paksa dan bukan karena kecelakaan kerja;

(37)

disertai dehidrasi; kehilangan kesadaran (koma) termasuk peilepsi atau ayan; keadaan

gelisah pada penderita gangguan jiwa; persalinan dengan kelahiran mendadak;

pendarahan; ketuban pecah dini.jumlah hari rawat inap maksimum 60 hari termasuk

perawatan ICU/ICCU untuk setiap jenis penyakit dalam 1 tahun, jumlah rawat inap

bagi pertolongan persalinan 3 hari dan maksimum 5 hari, jumlah hari perawatan

ICU/ICCU maksimum 20 hari.

Standar rawat inap dtetapkan :

- Kelas dua pada RS Pemerintah

- Kelas tiga pada RS Swasta

Tenaga kerja atau suami atau istri atau anak dapat memilih Pelaksanaan

Pelayanan Kesahatan yang ditunjuk oleh Badan Penyelenggara atau dapat

memperoleh pelayanan pemeliharaan kesehatan diluar Pelaksanaaan Pelayanan

Kesehatan. Untuk memperoleh pelayanan pemeliharaan kesehatan tersebut diatas

maka mereka harus menunjukkan Kartu Pemeliharaan Kesehatan9.

Hal-hal yang tidak menjadi tanggungan Badan Penyelenggara yaitu :

1. Untuk peserta

Dalam hal tidak mentaati ketentuan yang berlaku yang telah ditetapkan Badan

Penyelenggara; akibat langsung bencana alam, peperangan, dan lainnya; cidera yang

diakibatka oleh perbutannya sendiri misalnya bunuh diri dan tindakan melawan

hukum; olahraga tertentu yang membahayakan seperti terbang layang, menyelam,

balap mobil, mendaki gunung, tinju dan lainnya; tenaga kerja yang pada

permulaannya sudah mempunyai 3 anak atau lebih, tidak berhak mendapatkan

(38)

2. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan diluar fasilitas yang ditunjuk Badan Penyelenggara JPK.

Kecuali khusus emergensi dan bila harus dirawat inap yang ditetapkan, imunisasi

kecuali imunisasi dasar pada bayi, general check up/check up/reguler check up

(termasuk pap smear), pemeriksaan, pengobatan, perawatan, di luar negeri; penyakit

yang disebabkan oleh penggunaan alkohol/narkotik, penyakit kanker (terhitung sejak

tegaknya diagnosa); penyakit atau cidera yang timbul dari atau hubungan dengan

tugas pekerjaan; sexual transmited disease/herediter/bawaan yang memerlukan

pengobatan seumur hidup seperti debil, embisil, thalasemia, dan lainnya; persalinan

anak keempat dan seterusnya dan segala sesuatu yang berhubungan dengan

kehamilan dan persalinan tersebut; pelayanan khusus (kacamata, gigi palsu, prothese

mata dan kaki, alat bantu dengar) hilang/rusak sebelum waktunya tidak diganti;

khusus akibat kecelakaan kerja tidak menjadi tanngung jawab penyelenggara JPK;

haemodilisa; operasi jantung beserta tindakan-tindakan termasuk pemasangan dan

pengadaan alat pacu jantung, kateterisasi jantung termasuk obat-obatan; transpalntasi

orga tubuh termasuk sumsum tulang; pengobatan untuk mendapatkan kesuburan

termasuk bayi tabung; serta pemeriksaan-pemeriksaan canggih baru yang belum

termasuk dalam daftar pelayanan JPK .

3. Obat-obatan

Semua obat/vitamin yang tidak ada kaitannya dengan penyakit seperti

obat-obatan kosmetik untuk kecantikan termasuk operasi keloid yang bukan indikasi

medis; obat-obatan berupa makanan seperti susu untuk bayi; obat-obatan gosok

(39)

4. Pembiayaan

Mencakup biaya perjalanan dari dan tempat berobat; biata perjalanan ntuk

mengurus perlengkaoan admonistrasi kepesertaan, jaminan rawat jalan dan klaim;

biaya perjalanan untuk memperoleh perawatan/pengobatan ke RS yang ditunjuk;

biaya perawatan emergensi lebih dari 7 hari diluar fasilitas yang sudah ditunjuk oleh

Badan Penyelenggara; biaya perawatan untuk penyakit lebih dari 60 hari/kasus/tahun

sudah termasuk perawata khusus (ICI, ICCU).

Besarnya iuran untuk JPK yaitu 6 % dari upah sebulan untuk tenaga kerja

yang berkeluarga dan 3% dari upah sebulan untuk tenaga kerja yang belum

berkeluarga dengan perhitungan biaya maksimal Rp. 1.000.000.

2.5 Badan Penyelenggara

Badan penyelenggara Jamsostek adalah BUMN yang berbentuk Perusahaan

Perseroan yang ditunjuk dengan peraturan perundan-undangan yang berlaku,

berdasarkan PP No 36 tahun 1995, PT. Jamsostek (Persero) ditunjuk sebagai Badan

Penyelenggara Program Jamsostek.

Kekhususan dari PT. Jamsostek selain tidak mengejar laba tetapi

mengutamakan pelayanan, perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja. Dewan

komisaris sebagai pengawas terdiri dari unsur-unsur pemerintah, pengusaha dan

tenaga kerja karena ketiga unsur tersebut terlibat dan berkepentingan secara langsung

terhadap penyelenggaraan program Jamsostek. Badan penyelenggaraan ini

diharapkan lebih meningkatkan pelayanan dalam rangka perlindungan dan

(40)

2.6 Peran Pengusaha

Pengusaha memegang peranan penting dalam pelaksanaan Jamsostek.

Pengusaha yang mengetahui pentingnya program Jamsostek bagi tenaga kerjanya,

pasti mendaftarkan seluruh tenaga kerjanya pada program Jamsostek. Bagi pengusaha

yang tidak peduli akan hak tenaga kerjanya menganggap bahwa program Jamsostek

itu hanya menambah biaya produksi saja sehingga mengurangi laba yang diperoleh

bahkan beranggapan dapat merugikan perusahaan. Kesadaran betapa pentingnya

program Jamsostek bagi pekerja, sangat diperlukan. Pengusaha sangat membutuhkan

tenaga kerja untuk kemajuan uasahanya.

Dalam rangka pelaksanaan Jamsostek, sesuai pasal 18 UU No 3 tahun 1992 maka

pengusaha wajib :

1. Memiliki daftar tenaga kerja beserta keluarganya, daftar upah beserta perubahan

dan daftar kecelakaan kerja diperusahaan atau bagian perusahaan yang berdiri

sendiri.

2. Menyampaikan data ketenagakerjaan dan data perusahaan yang berhububungan

dengan program Jamsostek kepada Badan Penyelenggara.

Dalam hal data yang disampaikan itu tidak benar yang berakibat ada tenaga kerja

yang tidak terdaftar sebagai peserta program Jamsostek, maka pengusaha wajib

memberikan hak-hak tenaga kerja sesuai dengan ketentuan UU No 3 Tahun 1992,

apabila penyampaian data itu tidak benar, sehingga berakibat kekurangan

pembayaran jaminan tenaga kerja, maka pengusaha wajib mengembalikan kelebihan

(41)

2.7 Peran Pekerja

Tenaga kerja berperan dalam memberikan seluruh kelengkapan data-data yang

diperlukan untuk kelengkapan administrasi yang dibutuhkan untuk menjadi peserta

program Jamsostek yakni daftar susunan keluarga kepada pengusaha termasuk segala

perubahannya. Selain itu dalam rangka pengajuan jaminan, tenaga kerja membantu

memperlancar proses kearah pelaksanaan pemberian jaminan secara cepat3.

2.8 Manfaat Jamsostek bagi pengusaha dan pekerja.

a . Bagi pengusaha

Pogaram Jamsostek sangat bermanfaat bagi pengusaha karena dapat menciptakan

rasa aman di lingkungan perusahaan, produktivitas meningkat dan beralihnya

tanggung jawab dari pengusaha dari Badan Penyelenggara.

b . Bagi pekerja

Bagi pekerja Jamsostek memberikan kepastian jaminan berupa pengganti biaya

atas penghasilan yang hilang atau berkurang, karena pekerja mengalami kecelakaan

kerja, menderita cacat sebagian atau cacat total serta hamil, hati tua, dan meninggal

(42)

2.9 Kerangka Konsep

Perusahaan PT. Sihitang Raya

Baru

Kebijaksanaan Pemerintah Pekerja

Pelaksanaan oleh PT. Jamsostek

- Jaminan Kecelakaan Kerja

(43)

BAB 3

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah deskriptif yaitu menerangkan secara sistematis

pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja di PT. Sihitang Raya Baru

Padangsidempuan tahun 2004-2008.

3.2. Lokasi dan waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah di PT Sihitang Raya Baru Padangsidempuan selama

bulan Desember tahun 2008 sampai bulan Juni tahun 2009. Adapun yang menjadi

pertimbangan pelaksanaan penelitian di tempat tersebut dengan alasan belum pernah

diadakan penelitian tentang pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1. Populasi penelitian

Populasi penelitian adalah seluruh pekerja PT Sihitang Raya Baru yang telah

menjadi anggota PT. Jamsostek tahun 2004-2008 yaitu sebanyak 124 orang.

3.3.2. Sampel Penelitian

Pengambilan sampel untuk penelitian ini dilakukan dengan cara Purposive

Sampling denga kriteria inklusi sebagai berikut:

1. Pekerja yang pernah mengalami kecelakaan kerja dan mendapat Jaminan

Kecelakaan Kerja.

2. Pekerja yang telah meninggal dan mendapat Jaminan Kematian

(44)

Berdasarkan kriteria inklusi diatas,maka diperoleh jumlah sampel penelitian

sebanyak 46 orang yang terdiri dari 9 pekerja yang mendapat Jaminan Kecalakaan

Kerja, 1 pekerja yang mendapat Jaminan Kematian dan 36 pekerja yang mendapat

Jaminan Hari Tua.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang

diperoleh dari PT Sihitang Raya Baru berdasarkan laporan tahunan perusahaan dan

data dari PT Jamsostek Cabang Sibolga berdasarkan data:

- Formulir pendaftaran perusahaan

- Form Penetapan Jaminan Kecelakaan Kerja

- Form Penetapan Jaminan Kematian

- Form Penetapan Jaminan Hari Tua.

- Laporan Kecelakaan Tahap I

3.5. Defenisi Operasional

1. Perusahaan (PT Sihitang Raya Baru) adalah pihak yang mendaftarkan

pekerjanya sebagai peserta Program Jamsostek yang terdiri dari:

a. Jaminan Kecelakaan Kerja

b. Jaminan Kematian

c. Jaminan Hari Tua

2. Pekerja adalah tenaga kerja yang pernah mendapatkan Jaminanan

(45)

3. Kebijaksanaan pemerintah adalah rangkaian tindakan atau peraturan

tentang pelaksaan Jamsostek di Indonesia yang tertuang dalam:

a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 tentang

Jaminan Sosial Tenaga Kerja

b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1993

tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial tenaga Kerja

c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2007

Tentang perubahan Kelima atas PP No.14 Tahun 1993 tentang

Penyelenggaraan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

d. Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia

No. PER-12/MEN/VI/2007 Tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran

Kepesertaan, Pembayaran Iuran, Pembayaran Santunan dan Pelayanan

Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

4. Pelaksanaan Jamsostek adalah pemberian jaminan sosial kepada pekerja

PT. Sihitang Raya Baru oleh PT. Jamsostek yang terdiri dari:

a. Jaminan Kecelakaan Kerja adalah jaminan sosial yang diberikan kepada

pekerja PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan yang mengalami

kecelakaan kerja berdasarkan formulir laporan kecelakaan tahap I dan II

PT. Jamsostek.

b. Jaminan Kematian adalah jaminan sosial yang diberikan kepada pekerja

PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan yang mengalami kecelakaan

kerja berdasarkan formulir permintaan pembayaran jaminan kematian

(46)

c. Jaminan Hari Tua adalah jaminan sosial yang diberikan kepada pekerja

PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan yang mengalami kecelakaan

kerja berdasarkan formulir permintaan pembayaran jaminan hari tua. PT.

Jamsostek

3.6. Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh kemudian diedit dan diolah secara manual dan disajikan

(47)

BAB 4 HASIL

4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Sihitang Raya Baru 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Sihitang Raya Baru

PT. Sihitang Raya Baru adalah sebuah perusahaan swasta nasional yang

bergerak dalam bidang industri crumb rubber dan vulkanisir ban. Perusahaan ini

didirikan pada tanggal 1 Februari 1990 di hadapan notaris Roesli, SH di

Padangsidimpuan dengan Akte Notaris No. 17 tanggal 17 Januari 1992. Perusahaan

dilengkapi dengan sarana dan fasilitas yang memadai dan telah mempunyai kantor

cabang di Medan dan Padang.

Lokasi pabrik terletak di jalan raya Imam Bonjol Km 4, berdiri di atas areal

seluas 1,5 Ha. Di sini perusahaan mendirikan remilling atau pabrik yang mengelola

getah menjadi bentuk lembaran.

Adapun tujuan pendirian perusahaan ini, di samping untuk memperoleh laba,

pertumbuhan dan kelangsungan hidup adalah :

1. Turut serta dalam mensukseskan program pemerintah yaitu membuka

kesempatan kerja di sekitar lokasi pabrik khususnya dan masyarakat

Padangsidimpuan umumnya.

2. Menambah penghasilan devisa negara dengan jalan mengekspor karet yang

berkualitas dan mampu bersaing di pasar internasional.

3. Memberi rangsangan kepada para petani karet rakyat untuk memperluas

(48)

Pada awal berdirinya perusahaan ini menghasilkan karet terdiri dari berbagai

jenis, seperti : slab, ump dan sheet. Beberapa tahun kemudian perusahaan

meningkatkan aktifitasnya dalam bidang penggilingan (remilling) yang menghasilkan

karet lembaran-lembaran (remilled brown crape).

Sejak tahun 1992 sampai saat ini perusahaan mengalihkan produksinya dalam

pengolahan crumb rubber yang terstandarisasi. Pada saat ini perusahaan mengganti

alat-alat produksinya dari remilling karet menjadi industri crumb rubber dengan mutu

Standard Indonesia Rubber (SIR).

Pada tahun 1996 guna peningkatan efisisen dalam proses produksi, maka

perusahaan melakukan restrukturisasi dan penggantian mesin-mesin untuk proses

produksi. Sampai sekarang memproduksi crumb rubber (SIR) yang terbagi atas mutu

SIR 10 dan SIR 20.

Bahan baku untuk memproduksi SIR 20 adalah latex rakyat sedangkan SIR 10

dan SIR 5 adalah karet perkebunan nasional maupun BUMN, BUMD serta PTPN.

Di samping memproduksi karet lembaran-lembaran, perusahaan ini juga

menghasilkan produk-produk lainnya, yaitu ban vulkanisir, atas lumpur, alas kaki dan

sebagainya untuk dijual ke dalam negeri khususnya kota Padangsidimpuan dan kota

kota lainnya di Propinsi sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Palembang

dan ibu kota Jakarta.

4.1.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang baik harus dapat memberikan suatu gambaran yang

(49)

banyak masalah yang akan timbul dalam perusahaan tersebut sehingga pekerjaan

yang dihadapi harus diselesaikan oleh pimpinan semakin bertambah. Oleh karena itu

diperlukan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab kepada manajemen. Batas

tanggungjawab dan wewenang tugas yang didelegasi kepada bawahan harus

ditetapkan dengan jelas dan tegas, agar tidak terdapat tumpang tindih dan

kesenjangan.

Struktur organisasi suatu perusahaan berbeda antara satu perusahaan berbeda

dengan yang lain, ini tergantung pada skala perusahaan, proses produksi serta

berbagai faktor lainnya. Adapun struktur organisasi PT. Sihitang Raya Baru

Padangsidimpuan dapat dilihat sebagai berikut :

a. Dewan Komisaris

Tugas dari dewan komisaris adalah sebagai berikut :

1. Mengawasi pekerjaan direktur.

2. Memeriksa administrasi atau keuangan dan investasi persero serta dapat

meminta bantuan pihak lain (ahli) untuk melakukan pemeriksaan tersebut

dengan biaya perseroan.

3. Dengan suara terbanyak boleh memberhentikan sementara direktur karena

alasan tertentu.

4. Mengawasi garis-garis atau rencana perusahaan secara menyeluruh dalam

tahun kegiatan.

b. Direktur utama

Direktur utama bertanggungjawab kepada dewan komisaris dan bertanggung

(50)

Direktur utama antara lain bertugas untuk :

1. Merencanakan garis-garis besar perusahaan untuk tahun-tahun berjalan

dengan meminta pengesahan dewan komisaris yang kemudian menjadi

landasan kerja guna mencapai sasaran secara menyeluruh.

2. Membina kerja sama yang sehat antara pimpinan dan bawahan serta

memberikan pengarahan yang dipergunakan.

3. Melakukan pengawasan atas jalannya perusahaan.

4. Mengadakan ikatan kerja sama dengan pihak lain yang ada hubungannya

dengan pelaksanaan perusahaan.

c. Direktur

Dalam pelaksanaan operasi perusahaan PT. Sihitang Raya Baru mempunyai

tiga direktur :

1. Direktur Operasi

2. Direktur Umum

3. Direktur Keuangan

Masing – masing direktur membawahi satu departemen dan bertanggung

jawab kepada Direktur utama.

Tugas masing-masing direktur sebagai berikut :

1. Mengkoordinir semua kegiatan bawahan masing-masing.

2. Membantu departemen lain bila perlu.

3. Masing-masing direktur pada PT. Sihitang Raya Baru membawahi beberapa

(51)

d. Direktur Operasi

Dalam melaksanakan dan mempertanggungjawabkan tugasnya Direktur

Operasi dibantu oleh :

1. Bagian kepala pabrik bertanggungjawab penuh atas kegiatan produksi.

2. Bagian pengolahan bahan baku.

Merupakan suatu bagian yang berada di bawah manajer operasi dimana

bagian ini bertanggungjawab atas pengolahan bahan baku yang telah ada di

pabrik.

3. Bagian pembuatan barang jadi.

Bagian ini bertanggungjawab atas semua kegiatan produksi barang jadi baik

dari segi jumlah maupun pengawasan mutu produksi.

4. Bagian pemasaran

Bagian ini merupakan penentuan strategi pasar dan pemberian data serta

informasi mengenai keadaan pasar dan permintaan langganan.

e. Direktur Umum

Direktur umum dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh :

1. Bagian personalia

Bagian yang menangani masalah-masalah yang menyangkut kepegawaian dan

perburuhan dan melakukan fungsi kesekretariatan.

2. Bagian umum

Bagian umum dalam suatu bagian yang menangani masalah-masalah umum

(52)

f. Direktur Keuangan

Sedangkan Direktur Keuangan dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh :

1. Bagian Akuntansi

Adalah bagian yang menyusun neraca dan laporan laba rugi bulanan untuk

laporan kepada Direktur.

2. Bagian keuangan

Bagian yang bertanggung jawab atas seluruh transaksi keuangan dalam

perusahaan serta menyimpan kas dan materi.

4.2 Distribusi Pekerja PT.Sihitsng Raya Baru Tahun 2004-2008

Adapun jumlah pekerja dapat kita lihat pada tabel 4.1 di bawah ini:

Tabel 4.1 Distribusi Jumlah Pekerja di PT. Sihitang Raya Baru Tahun 2004-2008

No. Tahun Jumlah %

Sumber :PT. Sihitang Raya Baru Tahun 2004-2008

Pada tabel 4.1. diatas menunjukkan bahwa jumlah pekerja yang paling banyak

adalah pada tahun 2004 yaitu sebanyak 131 (22,91%) pekerja.

Tabel 4.2 Distribusi Pekerja Berdasarkan Jenis Kelamin PT. Sihitang Raya Baru Tahun 2004-2008

2004 2005 2006 2007 2008

No. Jenis

kelamin Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. Laki-Laki 130 99,24 118 97,52 112 96,55 107 96,40 110 97,35

2. Perempuan 1 0,76 3 2,48 4 3,45 4 3,60 3 2,65

3. Jumlah 131 100 121 100 116 100 111 100 113 100

(53)

Pada tabel 4.2. diatas menunjukkan bahwa jumlah pekerja berdasarkan jenis

kelamin yang paling banyak adalah laki-laki pada tahun 2004 yaitu 130 (99,24%)

pekerja.

4.3 Proses Kerja di Lapangan 4.3.1 Bahan Baku dan Penyediaan

PT. Sihitang Raya Baru memproduksi vulkanisir ban yaitu reperasi ban bekas

(kesing) untuk memperpanjang pemakaian ban dengan penggantian telapak yang aus

termasuk reperasi bagian kesing yang rusak. Reperasi kesing hanya dapat mengganti

bagian telapak ban yang aus saja atau top capping atau hingga bahu ban (full cap).

Bahan baku adalah bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam proses

produksi. Bahan baku yang dipergunakan adalah :

1. Kesing

Yaitu ban bekas yang akan di vulkanisir.

2. Kompon (coumpound)

Yaitu campuran karet dengan bahan pengisi, bahan kimia seperti carbon

black, asam asetat, seng, oksida, belerang, anti oksida, katalisator, untuk

pembentukan ikatan silang dan untuk proteksi degradasi.

3. Telapak Siap Pakai (precured Tread)

Kompon telapak yang telah dimasak membentuk pola telapak dan karet

bawah telapak (under tread) sehingga siap dipasang pada kesing yang telah

disiapkan. Telapak ini digunakan untuk vulkanisir proses dingin (precured

(54)

4. Chuzion gum

Kompon cepat matang umumnya dari karet alam dengan ketebalan dan lebar

tertentu yang digunakan untuk merekatkan telapak siap pakai pada kesing.

4.3.2 Bahan Tambahan Produksi Vulkanisir

Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan langsung atau tidak langsung

pada proses produksi jadi dalam satu proses, namun dari segi operasional ada bahan

tambahan yang ikut dalam satu produk yaitu peningkatan mutu ada yang tidak ikut

dalam produk yang digunakan pada proses vulkanisir ban pada PT. Sihitang Raya

Baru dan bahan tambahan yang tidak ikut di dalam produk terdiri dari :

1. Minyak pelumas

2. Air

3. Kapur tulis

4. Car

5. Kain pembersih

6. Envelop

7. Ban dalam

8. Inti staplers

9. Plastik kaca

Sedangkan bahan tambahan yang ikut di dalam proses produksi untuk melengkapi

serta memperbaiki mutu produk adalah :

1. Semen

(55)

3. Repair rop

4. Label SRB

4.3.3 Proses Produksi

Proses produksi ini merupakan teknik atau metode untuk membuat atau

menjadikan suatu barang bertambah nilainya dengan menggunakan sumber-sumber

yang ada. Secara garis besar proses produksi menghasilkan vulkanisir ban terdiri dari

beberapa proses yaitu :

1. Inspection ( Pemeriksaan Awal)

Pemilihan ban bekas untuk vulkanisir pada tahap ini dilakukan pemeriksaan

terhadap ban-ban bekas pada bagian dalam dan bagian luar ban.

Adapun tahapan yang dilakukan pada stasiun ini adalah :

a. Ban yang datang dari costumer disusun di area inspection sesuai dengan

urutan dan tanda terima ban.

b. Kemudian ban dinaikkan di atas alat pemeriksaan ban (try speade).

Untuk memeriksa ban tersebut apakah layak proses atau tidak dan

melihat apakah ada lubang pada paku atau benang (ply) yang putus.

c. Sebelum ban diturunkan dari tyre speader ban tersebut di data untuk

memberikan stempel nomor, bulan dan tahun produksi dengan

menggunakan tyre branders dan memberikan tanda pada ban apakah ban

tersebut perlu ditambal atau tidak dengan menggunakan kapur tulis dan

sekaligus untuk menempel wor order atau perintah kerja untuk proses

(56)

semuanya ban diturunkan dari mesin tyre spider dan disusun kembali

diarea inspection berdasarkan urutan nomor produksi.

2. Pemarutan ( Buffing )

Buffing bertujuan untuk menguas dan menghilangkan sebagian tread untuk

mendapatkan ukuran yang sesuai spesifikasi yang telah ditentukan yang sesuai

dengan proses selanjutnya baik secara Full Cap maupun Top Cap.

Adapun tahapan kerja pada bagian ini adalah :

a. Ban dari inspection disusun rapi di area buffing sesuai urutan nomor

produksi.

b. Kemudian ban diambil dan dinaikkan di atas mesin buffing yang

dilengkapi dengan template dan ban harus diberi tekanan angin,

selanjutnya dilakukan pengupasan telapak ban.

c. Setelah penguasan selesai dilakukan pengukuran diameter ban sesuai

standarisasi yang telah ditentukan dari hasil pengukuran tersebut

dimasukkan ke dalam work order yang ada pada setiap ban, yang

selanjutnya dibawa ke bagian hand griender untuk proses selanjutnya.

3. Hand Griender

Grinda tangan bertujuan untuk menghaluskan dan mengorek luka yang ada

pada ban yang tidak tersentuh oleh proses buffing, pengorekan dilakukan dengan

memakai alat air tool yang harus cermat, sebab semakin lebar luka yang dikorek

maka akan mengurangi ketahanan ban. Air tool yang dipakai untuk mengorek luka

(57)

4. Repair ( reperasi )

Reperasi bertujuan untuk menutupi luka tembus dan memberikan penguat

pengganti pada tempat luka tembus sebelum ban diproses lebih lanjut. Pada waktu

pengorekan luka harus dilakukan dengan hati–hati agar karet ban yang bagus tidak

terbuang pada waktu proses pengorekan, sebab semakin lebar luka akan

mempengaruhi total tegangan yang ada pada ban. Penutupan luka tembus

menggunakan lem, setelah kering ditutup dengan karet ban.

5. Cementing

Cementing bertujuan memberikan media kelekatan bagi permukaan ban dan

bahan telapak ban ( precured ) yang akan ditempelkan pada ban. Sebelum disemen,

ban harus dibersihkan dari semua kotoran atau bekas debu karet yang menempel pada

permukaan ban.

Pembersihan dilakukan dengan menggunakan sikat kawat dan hand blower.

Dimana hand blower bertujuan untuk membersihkan debu–debu yang masih melekat

pada permukaan ban yang tidak dapat dibersihkan dengan sikat, agar ban tersebut

benar-benar bersih.

Setelah bersih baru dilakukan penyemenan pada tyre spiner yaitu dengan cara

melekatkan ban pada mesin dan memberikan semen pada seluruh permukaan ban.

6. Pemasangan Telapak

Pada proses tersebut ada dua macam proses yaitu :

1. Proses building untuk kesing yang akan dimasak dingin (Top Cap).

Gambar

Tabel 4.1  Distribusi Jumlah Pekerja  di PT. Sihitang Raya Baru Tahun 2004-2008 No. Tahun Jumlah   %
Tabel 4.3. Distribusi  Iuran untuk Program Jamsostek oleh PT.Sihitang Raya Baru dan Pekerja
Tabel 4.4. Distribusi Sampel yang Mendapat Jamostek Berdasarkan Tingkat Pendidikan  PT
Tabel 4.6 Distribusi Sampel Menurut Jenis Jaminan Sosial Tenaga Kerja  yang   Diperoleh  Tahun 2004-2008
+5

Referensi

Dokumen terkait

Sarana Agro Nusantara Belawan menetapkan seluruh karyawannya menjadi peserta Jamsostek dan mengikuti seluruh jenis pelayanan, yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan

Dengan memperhatikan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan apakan jaminan kecelakaan kerja dan jaminan sosial sudah sesuai dengan

PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PROGRAM BPJS KECELAKAAN KERJA BAGI PEKERJA DI PERUSAHAAN

Hal ini tentu bersimpangan dengan Undang-Undang No.3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja Pasal 8 huruf a yang berisi ketentuan: Termasuk tenaga kerja dalam

jaminan sosial tenaga kerja dengan memberikan perlindungan 4 (empat) program,.. yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan

Manfaat yang diperoleh oleh ahli waris peserta berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan

Taru Sakti Utama untuk mengikutsertakan pekerja dalam program jaminan sosial kecelakaan kerja yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kecelakaan

Sarana Agro Nusantara Belawan menetapkan seluruh karyawannya menjadi peserta Jamsostek dan mengikuti seluruh jenis pelayanan, yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan