• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Peradilan Perkara Anak Nakal Menurut Undang-Undang No.3 Tahun 1997

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Proses Peradilan Perkara Anak Nakal Menurut Undang-Undang No.3 Tahun 1997"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

Proses Peradilan Perkara Anak Nakal Menurut Undang-Undang

No.3 Tahun 1997 Dan Kaitannya Dengan Pembinaan Dan

Perlindungan Anak

Muhammad Nuh

Program Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara

Abstrak

Bahwa anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa, yang memiliki peranan strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan perlindungan dalam rangka menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan sosial.

Bahwa untuk melaksanakan pembinaan dan memberikan perlindungan terhadap anak diperlukan dukungan baik yang menyangkut kelembagaan maupun perangkat hukum yang lebih mantap dan memadai oleh karena itu terhadap anak yang melakukan tindak pidana diperlukan pengadilan anak secara khusus.

Undang-undang pengadilan anak No.3 Tahun 1997 memberikan landasan hukum yang bersifat nasional bagi perlindungan generasi muda melalui proses yang merupakan pengecualian hukum acara pidana yang terdapat dalam KUHAP yang selama ini berlaku.

Keberadaan Undang-Undang No.3 Tahun 1997 hanyalah salah satu aspek dari hukum perlindungan anak, yakni dalam proses perkara anak nakal. Demikian pula aspek pembinaan dalam undang-undang tersebut pada dasarnya ditujukan pada pembinaan anak nakal atau anak pidana bukan anak pada umumnya.

Dalam hal perlindungan anak melalui hukum pidana ini maka proses, penahanannya harus melalui proses peradilan pidana artinya dimulai dari penyidikan kepolisian, tuntutan jaksa dan putusan oleh hakim serta pelaksanaanya oleh LAPAS anak bagi anak yang dijatuhi pidana penjara, maupun pembinaan oleh negara yang disebut anak negara.

Dalam melaksanakan perlu didasarkan atas suatu asas yang merupakan pedoman bagi pembina agar tujuan pembinaan yaitu: pengayoman, persamaan perlakuan dan pelayanan, pendidikan, pembimbingan, penghormatan harkat dan martabat manusia, kehilangan kemerdekaan terjaminnya haknya untuk berhubungan dengan keluarga

Referensi

Dokumen terkait

Perlindungan terhadap anak yang mengalami penelantaran dalam instrumen hukum nasional Indonesia diatur dalam beberapa peraturan perundang-undangan, seperti Kitab Undang-undang

Anak merupakan generasi penerus dan pewaris bangsa yang wajib dilindungi. Di Indonesia anak dilindungi dengan Undang-Undang Perlindungan Anak No. Perlindungan anak

Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan: (1) Perbandingan perlindungan hukum pidana terhadap anak sebagai pelaku tindak pidana berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun

Undang Nomor 23 Tahun 2002 dan Proses Peradilan Anak Dalam Hukum Positif.

3 Dalam konsideran, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak, dirumuskan: Bahwa untuk melaksanakan pembinaan dan memberikan perlindungan

Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak yang dilakukan dengan tujuan agar dapat terwujud peradilan yang benar-benar menjamin pelindungan

Di dalam peradilan di Indonesia selama ini masih menggunakan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang pengadilan anak yang mana Undang-Undang tersebut masih

Setiap unsur-unsur tersebut dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya harus mewujudkan prinsip perlindungan hukum yang terkandung dalam undang- undang sistem