• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi Penguasaan Paragraf dengan Kemampuan Pemahaman Isi Bacaan Siswa Kelas IX SMP Negeri 10 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Korelasi Penguasaan Paragraf dengan Kemampuan Pemahaman Isi Bacaan Siswa Kelas IX SMP Negeri 10 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

71 Telangkai Bahasa dan Sastra, April 2014, 71-81

Copyright ©2014, Program Studi Linguistik FIB USU, ISSN 1978-8266

KORELASI PENGUASAAN PARAGRAF DENGAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN ISI BACAAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 10 MEDAN

TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

Edison Sihombing

Teaching Staff of Kopertis Wilayah I Medan

Abstract

The purpose of this study was (1) to describe the mastery of paragraph, (2) to describe describe the reading comprehension ability, to describe the correlation between the mastery of paragraph and the reading comprehension ability. The samples for this desriptive study were 100 studetns selected through random sampling technique. The instruments used to obtain the data were objetive test to obtain the data related to the mastery of paragraph and essay test to obtain the data related to the reading comprehension ability. The result of analysis using SPSS 18.0 program showed that, first, the average tcount of mastery of paragrah was 6.8750,

second, the average tcount of reading comprehension ability was 7.5450, and

third, the correlation value was 0.80. The correlation between mastery of paragraph and reading comprehension ability was very strong in which it has been proven that rh 0.80 > rtable 0.195 at the level of significance 0.05

and rtable 0.256 at the level of significance 0.01. Of the two levels of

significance above, it was found out that rh 0.80 was bigger that (0.80 > 0.195) at the level of significance 0.05 and (0.80 > 0.256) at the level of significance 0.01. The result of analysis in the linear regression significance test showing sig.< 0.05 indicated that the regression was significant. The result of analysis using SPSS 18.0 program showed that tcount 3.753 > table

which was proven by sig. 0.00 < 0.05. The conclusion darwn is that there was a strong correlation between mastery of paragraph and reading comprehension ability, therefore, H0 was rejected and H1was accepted.

Keywords: Correlation, Mastery, Paragraph, Reading Comprehension, Ability

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pada umumnya masyarakat lebih banyak menggunakan ragam bahasa lisan dibandingkan dengan bahasa tulisan. Ini disebabkan kurangnya pengetahuan yang mendasar mengenai bahasa tulis seperti pemilihan kata-kata, teknik-teknik menulis, menyusun kalimat, menyusun paragraf, tanda-tanda baca dan langkah-langkah membentuk wacana. Paragraf mengandung pokok pikiran dan kalimat penjelas. Pokok pikiran terdapat pada kalimat utama dan kalimat penjelas berfungsi menjelaskan kalimat utama.

Mengingat bahan-bahan pelajaran di sekolah pada umumnya berbentuk tulisan atau bacaan, maka siswa dan guru dituntut memiliki kemampuan membaca yang

(2)

72

memadai. Kemampuan membaca tidaklah hanya mengubah bahasa tulisan menjadi bahasa lisan tetapi lebih dari itu. Membaca yang dilakukan dengan sadar berdasarkan kegiatan beberapa kemampuan seperti memikirkan, memahami dan ketelitian sebagai acuan untuk pemahaman isi bacaan. Hal ini sejalan dengan pendapat DP.Tampubolon (1987 : 212) menyatakan : ―Dapat dipahami bahwa membaca untuk studi memerlukan konsentrasi yang sepenuhnya dan ketelitian yang sungguh-sungguh sehingga tercapai pengertian yang benar tentang isi bacaan.‖ Salah satu cara untuk mempermudah pemahaman isi bacaan adalah penguasaan paragraf. Dengan penguasaan paragraf siswa dapat mengumpulkan pokok-pokok pikiran dan merangkaikan pokok-pokok pikiran itu menjadi sebuah cerita singkat sehingga tercapailah pemahaman isi bacaan. Dalam hal inilah penelitian mengenai korelasi penguasaan paragraf dengan kemampuan pemahaman isi bacaan perlu dilakukan. Permasalahan yang dapat diidentifikasikan adalah : (1) Apakah hasil belajar paragraf akan mempengaruhi belajar bahasa Indonesia ? (2) Apakah pengetahuan awal siswa dalam belajar menemukan kalimat utama dan kalimat penjelas kurang memuaskan ? (3) Apakah siswa sulit menyusun kalimat demi kalimat sehingga membentuk paragraf ? (4) Bagaimanakah kemampuan siswa dalam pemahaman isi dari suatu bacaan ? (5) Usaha-usaha apakah yang dilakukan guru untuk mencapai keberhasilan siswa dalam pemahaman isi bacaan ? (6) Apakah siswa memiliki motivasi belajar dalam pemahaman isi bacaan ? (7) Kesulitan apakah yang sering dialami siswa dalam pemahaman isi bacaan ? (8) Apakah siswa kurang berminat dalam membaca buku-buku baik membaca di perpustakaan.

Berdasarkan identifikasi di atas, maka peneliti membatasi masalah yang dibahas yaitu hanya mencakup korelasi antara penguasaan paragraf dengan kemampuan pemahaman isi bacaan siswa kelas IX SMP Negeri 10 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Bagaimana penguasaan paragraph, kemampuan pemahaman isi bacaan dan korelasi antara penguasaan paragraf dengan kemampuan pemahaman isi bacaan siswa kelas IX SMP Negeri 10 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014?

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Paragraf

Mengungkapkan suatu gagasan pokok atau pokok pikiran tidak mungkin dapat dilakukan dengan hanya menggunakan satu kalimat saja, karena gagasan pokok bukanlah pikiran lepas yang muncul begitu saja, tetapi merupakan hasil proses konseptualisasi sejumlah hal atau fenomena tertentu. Gagasan pokok muncul setelah melalui tahap konseptualisasi yang mana sejumlah pikiran dikorelasikan satu sama lain.

Hadirnya sejumlah pikiran penjelas yang sifatnya mendukung pikiran pokok akan memungkinkan pembaca untuk dapat memahami dan menerima gagasan pokok menjadi suatu gagasan yang kuat. Untuk menawarkan suatu gagasan pokok, beberapa kalimat harus berfungsi untuk menampung gagasan itu dan sejumlah kalimat lainnya berfungsi untuk menampung pikiran penjelas. Jika seluruh kalimat itu dijalin dalam suatu yang logis maka bentuk yang dihasilkannya adalah paragraf.

Sabarti Akhdiah (1998 : 3) mengatakan : ―Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf termasuk mulai dari kalimat penjelas sampai kepada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.‖

(3)

73

Telangkai Bahasa dan Sastra, Tahun Ke-8, No 1, April 2014

Gorys Keraf (1980 : 62) mengatakan : ―Alinea tidak lain dari satu kesatuan pikiran, satu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat, yang merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Dalam alinea itu gagasan tadi menjadi jelas oleh uraian-uraian tambahan yang dimaksudnya tidak lain untuk menampilkan pokok pikiran tadi secara lebih jelas.‖

Berdasarkan uraian dan pengertian yang dikemukakan oleh para ahli di atas maka peneliti membuat kesimpulan bahwa paragraf itu dibangun oleh sejumlah kalimat yang mengandung ide pokok dan ide penjelas yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang kalimat disusun secara logis dan sistematis.

Fungsi dan Syarat Pembentukan Paragraf

Mengenai fungsi dan syarat pembentukan paragraf, peneliti lebih condong kepada yang ditulis oleh Ade Hikmat dalam bukunya yang berjudul ―Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa S1 dan Pasca Sarjana, Guru, Dosen, Praktisi dan Umum (2013 : 60, 61). Adapun fungsinya adalah :

a. Menampung bagian kecil gagasan utama karangan.

b. Memudahkan pemahaman jalan pikiran dengan memisahkan pikiran utama yang satu dengan yang lainnya.

c. Pengarang melahirkan pikiran secara sistimatis.

d. Pembaca muda mengikuti dan memahami alur pikiran pengarang. e. Membentuk penggalan-penggalan pengarang.

f. Sebagai tanda pikiran baru dimulai.

g. Memungkinkan perhentian lebih lama daripada akhir kalimat dan konsentrasi terhadap pikiran utama.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat dikatakan bahwa fungsi paragraf adalah memudahkan, mengorganisasikan ide, gagasan, pikiran dalam sebuah tulisan, sehingga pembaca lebih mudah memahami isi yang terkandung dalam bacaan.

Untuk membangun sebuah paragraf diperlukan syarat-syarat pembentukan paragraf untuk mengungkapkan pokok pikiran dan ide-ide yang akan dituangkan dalam tulisannya.

Menurut Ade Hikmat bahwa syarat-syarat pembentukan sebuah paragraf adalah : a. Kesatuan (dalam satu paragraf hanya berisi satu pikiran utama).

b. Kepaduan (hubungan antar kalimat dalam satu paragraf berkaitan) c. Isinya relevan dengan karangan.

d. Pengembangan (sebuah kalimat utama dalam sebuah paragraf dikembangkan dengan kalimat-kalimat penjelas).

e. Menggunakan bahasa yang baik dan benar. Bahasa yang baik berkaitan dengan ragam diksi, keefektifan yang pemakaiannya disesuaikan dengan situasi, sedangkan bahasa yang benar disesuaikan dengan kaidah aturan bahasa.

(4)

74

mempermudah menyusun suatu gagasan pokok dimulai dan kapan gagasan itu berpindah ke gagasan berikutnya dan dimana berakhir sehingga membentuk gagasan pokok yang utuh.

Hakekat Pemahaman Isi Bacaan

Kemampuan membaca merupakan salah satu aspek kemampuan berbahasa di samping tiga aspek lainnya yaitu menyimak, berbicara dan menulis. Aspek kemampuan membaca menuntut beberapa kemampuan mengenal tanda-tanda baca, aksara, makna dan lain sebagainya, sehingga kemampuan membaca disebut kemampuan yang kompleks dan rumit. Tarigan (1983:10) mengatakan : ―Membaca adalah suatu ketrampilan yang kompleks, yang rumit, yang mencakup atau melibatkan serangkaian ketrampilan-ketrampilan yang lebih kecil, dengan perkataan lain ketrampilan-ketrampilan membaca mencakup (a) pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca, (b) korelasi aksara beserta tanda-tanda dengan unsur-unsur linguistic yang formal, (c) hubungan lebih lanjut dari A dan B.

Kegiatan membaca merupakan alat bantu untuk mempertinggi pemahaman isi bacaan. Melihat proses pemahaman dan fungsi membaca pada setiap individu, perlakuan membaca sebaiknya diajarkan sedini mungkin. Sejalan dengan hal itu Plaum (1974 : 169) mengatakan bahwa ―semua anak yang berusia semuda-mudanya dapat diajar membaca asalkan mempunyai minat, dapat mengingat kata-kata, memiliki kemampuan membedakan dengan baik dan memiliki perkembangan bahasa lisan dan kosa kata yang memadai.‖

Seseorang yang melakukan kegiatan membaca, menulis, mendengar dan melihat namun tidak memahami apa yang dibacanya, ini belum dikatakan pemahaman, karena membaca merupakan suatu proses yang dipergunakan oleh seseorang untuk melihat dan memahami bacaan untuk memperoleh pesan. Dalam hal ini diperlukan pemahaman yang bekerja sama dengan mengamati dan memikirkan disamping pemahaman yang terdapat dalam diri si pembaca.

Seperti yang dikatakan Pearson yang dikutip Hapni (1981 : 2), ―Pemahaman adalah esensi dari membaca karena pemahaman merupakan proses yang menghubungkan antara hal-hal yang baru dengan hal-hal yang diketahui.‖

Kemampuan membaca adalah kecepatan membaca di pemahaman isi bacaan. Dalam pemahaman ini sangat dibutuhkan penalaran yang baik, perhatian dan ketelitian. Jadi membaca pemahaman adalah upaya atau cara untuk memperoleh pemahaman dengan penuh perhatian, teliti dan seksama terhadap apa yang dibaca.

Ketelitian dalam membaca akan membuahkan pemahaman isi bacaan yang bagus yang dapat menangkap isi bacaan secara tepat dapat merangkumkan dan menyimpulkan apa yang dibacanya. Sehingga tercapai tingkat pemahaman isi bacaan yang memadai bagi siswa khususnya.

Kerangka Konseptual

Dalam suatu karangan yang berbentuk bacaan, cerita ataupun teks, tentu terdapat serangkaian paragraf demi paragraf. Paragraf adalah seperangkat kalimat yang saling berhubungan yang berisikan sebuah gagasan yang dipergunakan untuk menyatakan jalan pikiran melalui tulisan. Kesatuan kalimat dalam paragraf memiliki kalimat utama dan kalimat penjelas. Kalimat utama mengandung pokok pikiran dan kalimat penjelas berfungsi menjelaskan dan mengembangkan kalimat utama.

(5)

75

Telangkai Bahasa dan Sastra, Tahun Ke-8, No 1, April 2014

Penguasaan paragraf sangat berkaitan dan berhubungan dengan pengetahuan yang sangat mendasar dalam mengetahui ide pokok dan ide penjelas dalam bacaan. Jadi penguasaan paragraf mempunyai peluang besar untuk dapat dikembangkan dalam pemahaman isi suatu bacaan.

Salah satu cara untuk memudahkan pemahaman isi bacaan adalah dengan jalan mengumpulkan pokok-pokok pikiran dengan menggunakan penalaran untuk merangkai dan memadukan sehingga terbentuk uraian ringkas dari sebuah bacaan. Hal di atas menunjukkan bahwa semakin baik penguasaan paragraf seseorang, maka semakin baik pulalah kemampuan pemahaman isi bacaannya dan sebaliknya siswa yang mempunyai penguasaan paragraf yang rendah maka kemampuan pemahaman isi bacaannya pasti rendah juga.

Berdasarkan paparan di atas, meskipun ada korelasi penguasaan paragraf dengan kemampuan pemahaman isi bacaan, namun besarnya korelasi masing-masing penguasaan siswa tentu berbeda juga, hal inilah yang akan dikemukakan melalui penelitian ini.

Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan landasan teoritis, rumusan masalah dan kerangka berpikir maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Hi : Terdapat korelasi yang signifikan pada penguasaan paragraf dengan kemampuan pemahaman isi bacaan siswa kelas IX SMP Negeri 10 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014.

Ho : Tidak terdapat korelasi yang signifikan pada penguasaan paragraf dengan kemampuan pemahaman isi bacaan siswa kelas IX SMP Negeri 10 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014.

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah SMP Negeri 10 Medan. Penelitian ini dijadwalkan berlangsung tiga bulan terhitung mulai Desember 2013 sampai Februari 2014.

Waktu penelitian disesuaikan dengan kalender pendidikan dan untuk pelaksanaannya pada waktu proses pembelajaran di sekolah tersebut.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif karena semua gejala yang diamati dapat diukur dan dituangkan dalam angka sehingga pengolahannya akan menggunakan teknik-teknik statistik.

(6)

76 Populasi dan Sample

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dijadikan sumber data. Hal ini sejalan dengan Sugiyono (2013 : 62) mengatakan : ―Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek, subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Misalnya akan melakukan penelitian di Lembaga X, maka Lembaga X ini merupakan populasi.‖ Berdasarkan pendapat di atas maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 10 Medan yang berjumlah 277 orang tahun pembelajaran 2013/2014.

Sample adalah dari populasi yang merupakan jawaban yang mewakili populasi. Dalam menentukan jumlah penelitian ini peneliti mengacu kepada pendapat Arikunto (1989 : 107) mengatakan : ―Untuk sekedar ancar-ancar maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar diambil 10 – 25% atau 20 – 25% atau lebih.

Berdasarkan pendapat di atas maka pengambilan sample penelitian ini pada tingkat lebih dari 20 – 25% yaitu 36% dari jumlah populasi dengan menggunakan sample random. Jadi sample penelitian ini adalah 36% x 277 = 100 orang.

Alat Pengumpul Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tes : (1) Tes penguasaan paragraf berbentuk objektif tes yang terdiri dari 4 pilihan (a, b, c dan

d) sebanyak 40 soal serta batas waktu 60 menit. Dengan penilaian setiap satu soal yang benar bernilai 0,25, apabila benar semua maka nilainya 10.

(2) Tes kemampuan pemahaman isi bacaan adalah berbentuk essay. Bentuk essay ini ada empat pertanyaan : (a) menemukan pokok pikiran dari teks bacaan yang sudah tersedia, (b) merangkai pokok pikiran itu menjadi sebuah tulisan yang ringkas, (c) menceritakan kembali teks bacaan dengan bahasa sendiri, (d) penggunaan struktur bahasa. Dengan penilaian setiap satu soal yang benar nilainya 2,5 dan apabila keempat soal itu benar nilainya 10. Kemudian data-data nilai yang terkumpul diolah berdasarkan analisa data.

Teknik Analisa Data

Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah analisa product moment dengan rumus :

a. Rata-rata hitung ,

b. Standart Deviasi (SD) =

c. Persamaan garis regresi sederhana : y = a + bx

a =

(7)

77

Telangkai Bahasa dan Sastra, Tahun Ke-8, No 1, April 2014

b =

rxy =

Keseluruhan parameter dan konstanta tersebut di atas dianalisis dengan menggunakan bantuan software SPSS 18.0.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Normalitas Data

Dalam memperoleh data yang diperlukan berdasarkan hasil uji normalitas terhadap sampel penelitian ternyata sample berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Berdasarkan analisis SPSS 18.0 dkiperoleh sig. p < 0,05 yang menyatakan bahwa sample berdistribusi normal seperti yang terdapat pada Tabel 1.

Tabel 1 Uji normalitas data hasil penelitian

PP KPIB

N

Normal Parametersa,b Mean Std. Deviation

Most Extreme Differeences Absolute Positive

Negative

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

100 6.8750 .81920 .147 .101 -.147 1.473 .026

100 7.5450 .87356 .169 .151 -.169 1.695 .006

a. Test distribution is Normal. (Uji Distribusi adalah normal) b. Calculated from data. (Dihitung dari data)

Sumber: Analisis SPSS 18.0

Keterangan :

PP = Penguasaan Paragraf

KPIB = Kemampuan Pemahaman Isi Bacaan

Deskripsi Hasil Penelitian

(8)

78

Tabel 2 Deskripsi Statistik

N SUM MEAN STD.

DEVIATION VARIANCE

PP 100 687,50 6,8750 81920 671

KPIB 100 754,50 7,5450 87356 763

VALID (Listwis)

100

Persamaan Regresi Linier y atas x

Dari hasil analisis dengan menggunakan bantuan SPSS 18.0 diperoleh nilai konstanta (B) dan koefisien regresi masing-masing 1,679 dan 0,853. Maka persamaan regresi linier sederhana y atas x ditulis menjadi y = 0,853x + 1,679 dan koefisiennya dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Coefficients

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

1 (Constant) PP

B Std. Error Beta

1.679 .853

.447 .065

.800

a. Dependent variable: KPIB Sumber: Analisis SPSS 18.0

Konstanta (B) = 1.679 a = 0,853

Maka Pers Regresi adalah Y = 0,853 X + 1,679.

Hasil Uji Linieritas Regresi

Dengan menggunakan bantuan soffware SPSS 18.0, maka hasil anova menunjukkan bahwa nilai besaran jumlah kwadrat (Sum of Squares), kuadrat rata-rata (Mean squares) dan F dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Anova

Model Sum of squares Of Mean squares F Sig

1.Regression 48,368 1 48368 174,402 000a

Residual 27,179 98 277

Total 75,548

a. Predictors (constant) penguasaan paragraf

(9)

79

Telangkai Bahasa dan Sastra, Tahun Ke-8, No 1, April 2014

Tabel 4 memperlihatkan bahwa F = 174,402 dan Sig. (P Value < 0,05) yang menyatakan bahwa korelasi kedua variance variabel linier.

Hasil Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil analisis yang terdapat pada Tabel 3, diperoleh persamaan regresi y = 0,853x + 1,679 yang menghasilkan koefisien regresi x sebesar 0,853 dan bernilai positif yang berarti bahwa variabel penguasaan paragraf searah dengan variable komponen pemahaman isi bacaan. Dengan kata lain apabila nilai penguasaan paragraf naik satu-satuan maka kemampuan pemahaman isi bacaan akan naik sebesar 0,853. Kemudian diperoleh nilai th sebesar 3,753 dan nilai Sig. (P Value) < 0,05 yang terdapat pada Tabel 3, yang menyatakan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara penguasaan paragraf dengan kemampuan pemahaman isi bacaan.

Koefisien Korelasi antara PP dengan KPIB

Hasil analisis dengan bantuan software SPSS 18.0 untuk menentukan koefisien korelasi antara penguasaan paragraf dengan kemampuan pemahaman isi bacaan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Korelasi antara pp dengan kpib

PP KPIB

PP Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

1

100

.800**

.000 100 KPIB Pearson

Correlation Sig. (2-tailed) N

.800**

.000 100

1

100 **. Correlation is significant at the 0.01 level

(2-tailed)

Berdasar Tabel 5 koefisien korelasi anatra x dan y sebesar 0,80 yang menunjukkan korelasi yang kuat dan tinggi. Dapat dibuktikan bahwa rh 0,80 > rt 0,195 pada taraf signifikansi 0,05 dan 0,256 pada taraf signifikansi 0,01.

Besarnya Sumbangan Penguasaan Paragraf dengan Kemampuan Pemahaman Isi Bacaan

(10)

80

Tabel 6 Model summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .800a .640 .637 .53663

Predictors (Constant), PP

Nilai R Square menunjukkan bahwa penguasaan paragraf dapat memberi sumbangan terhadap kemampuan pemahaman isi bacaan sebesar 64%, sedangkan sisanya 36% lagi dapat ditunjukkan oleh variabel-variabel lain. Selain itu juga nilai adjusted R square diperoleh sebesar 0,637 (63,7%) menjelaskan bahwa kemampuan sampel penelitian tinggi dalam ketepatannya mencari jawaban yang dibutuhkan dalam populasi.

KESIMPULAN

Deskripsi data mengenai korelasi penguasaan paragraf dengan kemampuan pemahaman isi bacaan siswa kelas IX SMP Negeri 10 Medan dapat disimpulkan yaitu : 1. Nilai rata-rata penguasaan paragraf adalah 6,875 dan nilai rata-rata kemampuan

pemahaman isi bacaan adalah 7,545.

2. Hasil analisa penelitian ini menunjukkan bahwa pembuktian hipotesa r = 0,80. Hal ini menunjukkan terdapat korelasi yang tinggi yang berarti nilai rh > rt. Dengan demikian bahwa Ho ditolak dan Hi diterima.

3. Hasil analisa menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang tinggi antara penguasaan paragraf dengan kemampuan pemahaman isi bacaan siswa kelas IX SMP Negeri 10 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 1989. Prosedur Penelitian. Jakarta : Bina Aksara. Ambary, Abdullah. 1983. Inti Sari Bahasa Indonesia. Bandung : Djatmika.

Akhdiah, Sabarti, dkk. 1998. Menulis I, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D III, Jakarta.

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 1991. Pembinaan Ketrampilan Menulis dan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga.

Dekdikbud. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Hafni. 1981. Problema Bahasa dan Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung : Geneca. Hikmat, Ade. Solihati, Nani, 2013. Bahasa Indonesia (Untuk Mahasiswa S1 dan

Pascasarjana, Guru, Dosen, Praktisi, dan Umum). Jakarta : Grasindo. Keraf, Gorys. 1980. Komposisi. Ende Flores : Nusa Indah.

(11)

81

Telangkai Bahasa dan Sastra, Tahun Ke-8, No 1, April 2014

Pflaum. 1974. The Development of Language and Reading In The Young Child Colombus. Ohio : Charles & Merrill Publishing Company, A. bell & Howell Company.

Sugiyono. 2013. Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis dan Disertasi. Bandung : Alfabeta.

Tarigan, Djago. 1987. Membina Ketrampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya. Bandung : Angkasa.

Tarigan, H.G. 1983. Membaca Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa, Bandung : Angkasa.

Tampubolon, DP. 1987. Kemampuan Membaca (Teknik Membaca Efektif dan Efisien). Bandung : Angkasa.

Gambar

Tabel 1 Uji normalitas data hasil penelitian
Tabel 2 Deskripsi Statistik
Tabel 5 Korelasi antara pp dengan kpib
Tabel 6 Model summary

Referensi

Dokumen terkait

Namun pada putusan bawaslu terhadap sengketa verifikasi Partai Bulan Bintang merupakan sengketa verifikasi partai politik peserta pemilu yang dilihat dari segi

P.. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar pelajaran Matematika setiap semester genap di Sekolah Dasar Negeri 32 Sanjan Kecamatan Kapuas bahwa pelajaran

[r]

Melalui Penawaran Umum Terbatas II pada tanggal 10 Juni 1996, Perseroan mencatatkan 1.104.000.000 saham di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, sehingga total saham

Untuk penelitian selanjutnya, pengambilan data menggunakan Terrestrial Laser Scanner sebaiknya menggunakan tingkat overlap yang tinggi, sehingga hasil yang lebih baik

Masa pendidikan program Diploma IV (Sarjana Sains Terapan) adalah 4 tahun atau 8 semester, dengan rincian 7 semester kuliah di kampus dan 1 semester digunakan untuk

Per- soalan yang dihadapi tidak hanya sekedar karena historiografi indonesiasentris ber- kembang bersamaan dengan tradisi pen- dekatan ilmu-ilmu sosial yang didasarkan pada

Penulis membuat tugas akhir ini ditujukan kepada orangtua khususnya para ibu agar lebih peduli dengan kualitas tidur yang baik untuk anaknya sehingga anak dapat mendapat manfaat