• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Perkasa Tbk), yaitu salah satu perusahaan penghasil polyester terkemuka di Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Perkasa Tbk), yaitu salah satu perusahaan penghasil polyester terkemuka di Indonesia."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum

Obyek penelitian ini adalah PT Pacific Fibers Tbk (dahulu PT Polysindo Eka Perkasa Tbk), yaitu salah satu perusahaan penghasil polyester terkemuka di Indonesia. Perseroan menjalankan rangkaian proses produksi polyesternya mulai dari bahan baku sampai dengan barang jadi dengan mengutamakan mutu dan konsistensi. Untuk meningkat kinerja saat ini maka perusahaan mulai menerapkan konsep Balanced Scorecard (BSC), selain analisis rasio keuangan, untuk menilai kinerjanya. Hal ini dimaksudkan untuk melakukan penilaian secara keseluruhan terhadap setiap aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan baik yang berhubungan dengan sumber daya manusianya dan yang berhubungan dengan aset lainnya.

3.2 Objek Penelitian

Adapun penelitian yang peneliti pilih adalah PT. Asia Pacific Fibers Tbk (dahulu PT Polysindo Eka Perkasa Tbk), didirikan sejak tahun 1984, merupakan salah satu perusahaan penghasil polyester terkemuka di Indonesia. Perseroan menjalankan rangkaian proses produksi polyesternya mulai dari bahan baku sampai dengan barang jadi dengan mengutamakan mutu dan konsistensi. PT Asia Pacific Fibers merupakan satu satunya produsen polyester yang terintegrasi di Indonesia, dengan fasilitas pabrik PTA, Polymer dan fiber yang terletak di Karawang, Jawa Barat, dan fasilitas pabrik Benang Polyester yang terbesar di Indonesia terletak di Semarang, Jawa Tengah. Anak

(2)

perusahaan PT Texmaco Jaya Tbk yang bergerak dalam bidang pertenunan dan penyempurnaan tekstil yang berada di Karawang Jawa Barat dan Pemalang Jawa Tengah.

Produk yang dihasilkan PT. Asia Pacific Fibers Tbk saat ini meliputi Purified Terephthalic Acid (PTA), polyester chips, staple fiber, filament yarn dan performance fabrics. Hasil produksi Perseroan dipasarkan baik di dalam negeri maupun diekspor.

Tanggal pendirian perusahaan adalah 15 Pebruary 1984 dan Perseroan terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Jakarta dengan pencatatan sebagai berikut:

1. Penawaran Umum pada bulan Februari 1991

Pencatatan terbatas (partial listing) untuk 24.000.000 saham pada tanggal 12 Maret 1991 di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

2. Pencatatan di Bursa pada bulan Januari 1992.

Perseroan mencatatkan seluruh saham sejumlah 68.000.000 saham pada tanggal 3 Januari 1992 di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Jumlah keseluruhan saham Perseroan yang tercatat adalah 92.000.000 saham.

3. Penawaran Umum Terbatas I pada bulan Oktober 1993.

Antara tanggal 1 Nopember 1993 dan 3 Januari 1994, Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas perdana dengan menawarkan 184.000.000 saham. Setelah Penawaran Umum ini, jumlah saham Perseroan yang tercatat adalah sebesar 276.000.000 saham.

4. Pemecahan Saham pada bulan Maret 1995.

Dengan adanya pemecahan saham pada tanggal 27 Maret 1995, jumlah saham yang tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya adalah sebesar 552.000.000 saham.

(3)

5. Saham bonus dan saham dividen pada bulan April 1995.

Pada tanggal 12 April 1995 dan 17 April 1995, sejumlah 552.000.000 saham bonus dan saham dividen telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Dengan demikian, jumlah saham yang tercatat pada kedua bursa tersebut adalah sebesar 1.104.000.000 saham.

6. Penawaran Umum Terbatas II pada bulan Juni 1996

Melalui Penawaran Umum Terbatas II pada tanggal 10 Juni 1996, Perseroan mencatatkan 1.104.000.000 saham di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, sehingga total saham yang tercatat adalah 2.208.000.000 saham.

7. Penawaran Umum Terbatas III pada bulan Desember 1997.

Pada tanggal 24 Desember 1997, Perseroan menawarkan 2.185.920.000 saham di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Setelah Penawaran Umum Terbatas III ini, total saham yang tercatat adalah sejumlah 4.393.920.000 saham.

8. Konversi Hutang menjadi saham pada bulan September 2006.

APF telah memperoleh persetujuan dari Departemen Kehakiman dan HAM untuk menerbitkan 43.144.238.750 saham kepada kreditur yang tidak berjaminan yang merupakan bagian dari konversi hutang yang telah mendapatkan persetujuan dari Pengadilan Niaga. Hingga tanggal 31 Desember 2006, APF telah mengeluarkan 36.093.831.290 saham kepada kreditur yang tidak berjaminan yang telah mengajukan permintaan penukaran saham kepada Perseroan. APF juga telah mendapatkan persetujuan dari Departemen Kehakiman dan HAM untuk menerbitkan 40.340.241.250 saham yang akan dikeluarkan kepada kreditur berjaminan sesuai

(4)

dengan proposol restrukturisasi bagi kreditur berjaminan (”SDRP”). APF belum mengeluarkan saham-saham tersebut hingga tanggal 31 Desember 2007.

9. Reverse Split Saham pada bulan Februari 2008.

APF melakukan Anggaran Dasar Perusahaan sehubungan dilakukannya reverse split saham yang dilakukan dengan rasio 20 : 1 dan sesuai akta notaris Sutjipto, SH No, 91 tanggal 21 Februari 2008 tentang perubahan anggaran dasar perusahaan, modal dasar perseroan adalah sebesar Rp. 16.000.000.000.000 terbagi atas 12.357.255.040 lembar saham. Akta tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Departement Hukum dan Hak Azazi Manusia dengan serat keputusannya No. AHU-10588.AH.01.02Th .2008 tertanggal 3 Maret 2008.

Perseroan memperoleh persetujuan dari pemegang saham dalam RUPSLB tanggal 24 Maret 2009 untuk mengeluarkan 5% saham (118.845.397 saham) dalam saham yang ditempatkan dan disetor saham seri ”C” tanpa Hak Memesan Efek terlebih Dahulu, dalam Opsi saham bagi Manajemen dan Karyawan (MESOP).

Perseroan memperoleh persetujuan untuk melakukan perubahan nama menjadi PT Asia Pacific Fibers Tbk dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tanggal 10 November 2009 dan BKPM tanggal 2 Desember 2009.

Berikut adalah Struktur kepemilikan PT. Asia Pacific Fibers Tbk : Pemegang Saham

PT. Multikarsa Investama : 5,53% Damiano Investment : 60,70%

(5)

MANAJEMEN

Komisaris Utama - Robert Clive Appleby sejak 2007

Komisaris - Antonitris sejak September 2009

- Christopher Robert Botsfort sejak 2007 - Robert McCarthy sejak Juni 2008 - Dono Iskandar Djojosubroto sejak Juni 2008 - Timbul Thomas Lubis SH sejak 1990 Direktur Utama - V. Ravi Shankar

Direktur - Masjhud Ali, MBA sejak 2002 - S. Jegatheesan sejak 2002 - Peter Vinzenz Merkle sejak 2007

3.3 Desain Penelitian

Permasalah penelitian akan diselesaikan dalam bentuk analisis deskriptif dan analisis Balance Score card

3.4 Variable dan Skala Pengukuran

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Perspektif Keuangan

b. Perspektif non Keuangan

1) Perspektif Pelanggan (Customers Perspective)

2) Perspektif Internal Bisnis (Internal Bussiness Perspective)

(6)

3.5 Metode Pengumpulan Data

Teknik pegumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi, yakni pengumpulan data yang dilakukan dengan memepelajari dokumen atau arsip-arsip dari perusahaan ataupun data-data yang berkaitan dengan keperluan penelitian.

3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data kuantatif, yaitu data berupa angka-angka yang menunjukan jumlah atau banyaknya sesuatu,yaitu laporan keuangan perusahaan (neraca dan laporan laba rugi).

2. Data kuantitatif, yaitu data yang tidak dinyatakan dalm bentuk angka, seperti sejarah singkat perusahaan dan bidang usaha perusahaan.

Adapun sumber data dalam penelititan ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan yang diperoleh dari situs internet ( www.asiapacificfibers.com )

3.7 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh perusahaan yang terdaftar di BEJ. Penelitian ini menggunakan sampel PT. Asia Pacific Fibers Tbk, yaitu perusahaan yang telah terdaftar di BEJ.

3.8 Definisi Operasional

Berdasarkan perumusan masalah dan model analisis, maka variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(7)

1. Balanced Scorecard

Balanced Scorcard atau kartu skor adalah suatu kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja baik untuk kondisi sekarang ataupun untuk perencanaan di masa yang akan datang.

2. Perspektif Balanced Scorecard

Kinerja dalam perspektif Balanced Scorecard terdiri dari dua bagian yang dibedakan menjadi empat komponen, yaitu :

a. Perspektif Keuangan

Perspektif keuangan yaitu pengukuran kinerja perusahaan yang didasarkan pada tujuan finansial perusahaan. Tujuan dan ukuran keuangan dipilih dan menjadi bagian terkait dari peningkatan kinerja keuangan. Adapun ukuran yang dipilih adalah : ROI, cash ratio, current ratio, collection period, perputaran persediaan. Perputaran total aktiva dan rasio modal sendiri terhadap aktiva.

b. Perspektif Non Keuangan

1) Perspektif Pelanggan (Customers Perspective)

Artinya perusahaan mengidentifikasikan pelanggan dan segmen pasar tempat perusahaan tersebut bersaing. Identifikasi pelanggan digunakan untuk mengetahui kebutuhan pelanggan secara spesifik, sehingga perusahaan mampu memberikan pelayanan yang maksimal.

2) Perspektif Internal Bisnis (Internal Bussiness Perspective)

Artinya manajemen mengidentifikasikan proses-proses untuk mencapai tujuan peningkatan nilai bagi pelanggan dan tujuan peningkatan nilai bagi

(8)

pemegang saham. Yang biasa digunakan dalam balanced scorecard terdiri dari tiga komponen yaitu proses inovasi, proses operasional dan proses pelayanan.

3) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth)

Artinya mengembangkan tujuan dan ukuran-ukuran yang mengendalikan pembelajaran dan pertumbuhan organisasi. Terdapat tiga kategori penting dalam perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, yaitu : a) kompetensi karyawan; b) infrastruktur teknologi dan c) kultur perusahaan.

3.9 Teknik Analisa Data

1. Analisis kualitatif meliputi klarifikasi visi, misi dan tujuan ke dalam rencana strategi perusahaan.

2. Analisis kuantitatif Pengukuran kinerja masing-masing perspektif.

a. Perspektif keuangan diukur menggunakan analisis rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas.

b. Perspektif pelanggan diukur dengan menggunakan customer relationship. Customer relationship diukur berdasarkan waktu penyelesaian order. c. Perspektif proses bisnis internal diukur berdasarkan inovasi, proses

operasi dan layanan purna jual.

e. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran diukur dengan menggunakan employee capabilities (pendidikan dan pelatihan karyawan).

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, analisis strategi horisontal pendekatan the delta model adalah analisis strategi horisontal terbaik untuk menciptakan sinergi di antara unit

Rataan BCS sapi dewasa di Cilumber menurun mulai dari awal laktasi sampai puncak produksi susu, kemudian rataan BCS meningkat sampai akhir laktasi dan sedikit menurun saat periode

Setelah DJIA memulai awal tahun dengan tidak meyakinkan karena selama 1 minggu lalu DJIA turun -32,94 poin (- 0,2%) di tengah mengecewakannya report Nonfarm

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan solusi untuk industri pariwisata, khususnya pada usaha perhotelan yang ada di Kota Bandung, yaitu hotel The Luxton

menduduki binaan-binaan yang melintasi (over) Tanah Kerajaan atau Tanah Rizab sebagai sambungan kepada mana-mana binaan yang terletak atas tanah.

Dalam contoh di atas, standar deviasi populasi, diambil dari standar deviasi dari semua data dari semua sampel, adalah 0.436714 (keseluruhan), memberikan Pp sebesar 0,76, yang

PADA PENANGANAN LIMBAH PADAT, KOTORAN YANG BERASAL DARI KLOSET TIAP LANTAI DISALURKAN MELALUI PIPA LIMBAH PADAT SECARA VERTIKAL MENUJU KE LANTAI DASAR YANG KEMUDIAN

a) Mengambil peluang bisnis Perseroan untuk kepentingan dirinya sendiri, keluarga, kelompok usahanya dan/atau pihak lain. b) Menggunakan aset Perseroan, informasi