Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERHADAP PELAKSANAAN KREDIT MULTIGUNA PADA PT. BANK BUMIPUTERA, Tbk
CABANG ISKANDAR MUDA MEDAN
DRAFT SKRIPSI
OLEH
FARIDA AFRIYANI
060521021
MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Medan
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
E. Pengelolaan Risiko dan Pengidentifikasian Risiko ... 26
F. Unsur-unsur Manajemen Risiko ... 30
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 32
A. Sejarah Perusahaan ... 32
B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 32
C. Job Description Dan Job Specification ... 35
D. Visi Dan Misi PT Bank Bumiputera,Tbk ... 42
E. Manajemen Risiko dan Penerapannya Pada PT Bank Bumiputera,Tbk ... 43
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 55
A. Analisis Deskriptif ... 55
B. Hasil Jawaban Kuesioner Dari 82 orang Responden ... 58
C. Uji Validitas dan Reliability ... 59
D. Uji Hipotesis Dengan Metode Regresi Linier Berganda... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67
A. Kesimpulan ... 67
B. Saran ... 67
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
Farida Afriyani (2009). Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan. Dibawah bimbingan: Drs. Chairuddin Nasution, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si (Ketua Departemen Manajemen), Dra. Lucy Anna, M.Si (Penguji I), Drs. Ami Dilham, M.Si (Penguji II).
Tujuan penelitian ini adalah adalah untuk menganalisis variabel-variabel yang mempengaruhi pelaksanaan kredit multiguna pada PT Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif dan metode regresi linier berganda.
Kesimpulan yang diperoleh penulis berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan dengan menggunakan uji Thitung (uji parsial), maka dapat diketahui bahwa semua variabel mempunyai pengaruh terhadap pelaksanaan kredit, kecuali variabel X4 (resiko likuiditas), X6 (resiko strategik) dan X7 (resiko reputasi) karena ketiga variabel tersebut mempunyai nilai t hitung < t tabel, dan variabel yang paling
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pelaksanaan kredit multiguna pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan adalah variabel X8 (resiko kepatuhan). Dan berdasarkan uji Uji Fhitung (uji serentak) maka diketahui bahwa secara simultan variabel resiko kredit, resiko operasional, resiko pasar, resiko likuditas, resiko hukum, resiko strategik, resiko reputasi dan resiko kepatuhan
mempunyai pengaruh yang positif terhadap pelaksanaan kredit multiguna pada PT .Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan.
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lingkungan eksternal dan internal bisnis di Bank Bumiputera telah
mengalami perkembangan yang di tandai dengan lemahnya pengawasan dan
rendahnya tingkat perekonomian. Hal tersebut diakibatkan oleh semakin
kompleknya persaingan karena globalisasi, kemajuan teknologi, peningkatan
mutu layanan, pergerakan kurs mata uang, peningkatan terorisme, perubahan
hukum, perubahan iklim, kebijakan pemerintah, dinamika sosial politik,
dinamika hubungan industrial dan lain-lain. Untuk itu setiap perusahaan perlu
melakukan penilaian risiko dan memberi tindak lanjut yang tepat terhadap risiko
dalam rangka meningkatkan jaminan tercapainya tujuan, strategi dan sasaran.
Pihak manajemen perusahaan memerlukan suatu pedoman yang dapat
dipergunakan untuk mencapai tujuan tersebut, dalam usaha untuk mencapai
tujuan. Dengan adanya pedoman tersebut, pihak manajemen akan dapat
menentukan arah kegiatan suatu kebijakan. Kebijakan yang perlu diambil agar
tujuan perusahaan dapat dicapai secara optimal dan perusahaan melakukan
kegiatan untuk mencapai sasaran organisasi. Sasaran yang ditetapkan dalam
rangka mendapatkan peluang atau nilai yang diinginkan dan yang bermanfaat
untuk pemegang kepentingan yang terkait. Perlu diketahui, tidak ada sasaran
dan kegiatan yang tidak mengandung risiko. Di dalam setiap sasaran dan
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Manajemen risiko yang merupakan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam
penanggulangan resiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi atau pihak
perusahaan akan harus terus menerus membangun lingkungan intern yang kondusif.
Manajemen risiko merupakan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam
penanggulan resiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi atau perusahaan
dan mencakup kegiatan merencanakan, mengorganisir, menyusun, memimpin atau
mengkoordinir dan mengawasi program penanggulan risiko. Program manajemen
risiko dengan demikian mencakup tugas-tugas yaitu mengidentifikasi risiko-risiko
yang dihadapi, mengukur atau menentukan besarnya risiko tersebut, menyusun
strategi untuk memperkecil ataupun mengendalikan risiko serta mengevaluasi
program penanggulangan risiko yang telah dibuat.
Manajemen risiko diterapkan untuk meningkatkan langkah-langkah seperti
penilaian, tindak lanjut (pengendalian risiko) dan pengungkapan risiko secara
terbuka. Dengan adanya manajemen risiko ini sebuah perusahaan dapat
membakukan kebijakan dan prosedur, mengarahkan dan memperlancar
penerapan manajemen risiko dan dapat meningkatkan jaminan pencapaian
tujuan maupun strategi. Untuk itu setiap perusahaan perlu menerapkan
manajemen risiko secara sistematis dan terstruktur di seluruh lingkup lingkup
perusahaan.
PT Bank Bumiputera, Tbk selaku salah satu perusahaan perbankan di Indonesia
menerapkan sistem manajemen risiko yang komprehensif sebagai pendekatan dalam
mengelola risiko. PT Bank Bumiputera, Tbk senantiasa menguji dan
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
perkembangan bisnis yang semakin kompleks, terutama di tengah kondisi ekonomi
domestik yang penuh tantangan di sepanjang tahun 2008. Sebagai respon terhadap
tingginya inflasi dan tingkat suku bunga, PT Bank Bumiputera, Tbk melakukan
penyesuaian kriteria yang digunakan dalam mengevaluasi risiko kredit dan risiko
pasar. Dalam proses tersebut PT Bank Bumiputera, Tbk secara proaktif memperketat
persyaratan kelayakan minimum credit rating dan membatasi eksposur terhadap
industri dan segmen kredit tertentu.
Kondisi ekonomi yang penuh tantangan sepanjang tahun 2008, merupakan
kesempatan yang sangat tepat untuk menguji sistem manajemen risiko PT Bank
Bumiputera, Tbk. Secara umum PT Bank Bumiputera, Tbk melaporkan, bahwa
pengelolaan manajemen risiko PT Bank Bumiputera, Tbk menunjukkan hasil yang
cukup optimal. Di tengah laju pertumbuhan ekonomi yang melambat, PT Bank
Bumiputera, Tbk berhasil menutup tahun 2008 dengan tingkat kredit bermasalah
(NPL) hanya sebesar 1,5% dari total kredit. Rasio NPL ini jauh lebih rendah
dibandingkan dengan rasio NPL industri perbankan secara keseluruhan dan di bawah
batasan maksimum 5% yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Selama tahun 2008
PT Bank Bumiputera, Tbk telah menyederhanakan proses credit risk scoring untuk
kredit usaha kecil dan melakukan outsource fungsi penilaian jaminan.
Perubahan-perubahan ini akan mempercepat pemrosesan kredit kepada usaha kecil, yang pada
akhirnya dapat menurunkan biaya dalam penyaluran kredit ke sektor ini. PT Bank
Bumiputera, Tbk akan melanjutkan upaya tersebut dengan pembenahan seluruh
proses manajemen risiko kredit agar PT Bank Bumiputera, Tbk lebih kompetitif dan
efisien dalam melakukan administrasi dan manajemen penyaluran kredit
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis ingin mempelajari sampai sejauh
mana manajemen risiko diterapkan dalam perusahaan khususnya pada PT Bank
Bumiputera, Tbk dan ingin mengangkat permasalahan tersebut dalam sebuah
karya tulis ilmiah yang berbentuk tugas akhir dengan judul “Penerapan
Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna pada PT Bank Bumiputera, Tbk. Cabang Iskandar Muda Medan”.
B. Perumusan Masalah
Kegiatan operasional setiap perusahaan senatiasa dihadapkan kepada
permasalahan-permasalahan yang dapat menghambat kemajuan usahanya dan di
dalam merumuskan masalah tersebut setiap permasalahan yang dihadapi tentunya
akan dapat dicari pemecahan dan jalan keluarnya sehingga akan diperoleh suatu
cara yang efektif untuk mengambil suatu keputusan yang bijaksana. Dalam suatu
rencana penelitian, langkah utama yang perlu diperhatikan adalah apa yang menjadi
masalah pokok di dalam penelitian tersebut, maka telah diidentifikasi oleh penulis
untuk menemukan suatu masalah yang timbul dari perusahaan tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah pada penelitian ini
adalah :
1. Apakah variabel resiko kredit, resiko operasional, resiko pasar, resiko likuditas,
resiko hukum, resiko strategik, resiko reputasi dan resiko kepatuhan berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap pelaksanaan kredit multiguna pada
PT Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan?
2. Variabel manakah yang paling terhadap pelaksanaan kredit multiguna pada
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
C. Kerangka Konseptual
Sesuai dengan panduan Bank Indonesia, PT Bank Bumiputera, Tbk menerapkan
sistem pemantauan dan pengendalian atas delapan risiko utama yang harus
diperhatikan perusahaan yaitu:
Sumber: (Bumiputera, 2004:29) Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
D. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah diatas, penulis merumuskan hipotesis sebagai
berikut:
1. Variabel resiko kredit, resiko operasional, resiko pasar, resiko likuditas, resiko
hukum, resiko strategik, resiko reputasi dan resiko kepatuhan berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap pelaksanaan kredit multiguna pada
PT Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan.
2. Variabel resiko kredit, resiko operasional dan resiko likuditas, merupakan
variabel yang paling dominan mempengaruhi pelaksanaan kredit multiguna pada
PT Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan.
X (Manajemen Resiko):
X1 : Risiko Kredit
X2 : Risiko Operasional
X3 : Risiko Pasar
X4 : Risiko Likuiditas
X5 : Risiko Hukum
X6 : Risiko Strategik
X7 : Risiko Reputasi
X8 : Risiko Kepatuhan
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
E.
Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitiana. Untuk mengetahui dan menganalisis variabel-variabel yang mempengaruhi
pelaksanaan kredit multiguna pada PT Bank Bumiputera, Tbk Cabang
Iskandar Muda Medan.
b. Mengetahui dan menganalisis variabel yang paling dominan mempengaruhi
pelaksanaan kredit multiguna pada PT Bank Bumiputera, Tbk Cabang
Iskandar Muda Medan.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Bagi peneliti, penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan
memperdalam pengetahuan peneliti tentang variabel-variabel dari manajemen
resiko yang dapat mempengaruhi pelaksanaan kredit multiguna.
b. Bagi PT Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, agar dapat
menjadi bahan pertimbangan faktor-faktor yang dapat menjadi resiko dalam
melaksanakan kredit multiguna.
c. Bagi pihak lain, sebagai referensi bagi peneliti lain dan dapat memberikan
tambahan ilmu pengetahuan serta dapat dijadikan perbandingan dalam
melakukan penelitian dimasa yang akan datang.
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Batasan operasional dan identifikasi variabel penelitian berguna untuk
menghindari ketidak fokusan dalam membahas dan menganalisis permasalahan
yang ada pada penelitian ini. Untuk lebih mengarahkan pembahasan agar tidak
terjadi kesalahan dalam memecahkan masalah maka penulis memberikan batasan
bahwa ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas pada manajemen resiko
yang harus diperhatikan dan dapat mempengaruhi pelaksanaan kredit multiguna
pada PT Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan.
Variabel-variabel yang dianalisis adalah:
X1 : Risiko Kredit
X2 : Risiko Operasional
X3 : Risiko Pasar
X4 : Risiko Likuiditas
X5 : Risiko Hukum
X6 : Risiko Strategik
X7 : Risiko Reputasi
X8 : Risiko Kepatuhan
2. Defenisi Operasional Variabel
a. Variabel X1 (Risiko Kredit): yaitu risiko yang timbul akibat kegagalan debitur
atau counterparty dalam memenuhi kewajibannya kepada Bank.
b. Variabel X2 (Risiko Operasional): yaitu risiko yang terkait dengan
operasional sehari-hari, termasuk kegiatan back office, kantor-kantor cabang,
fraud dan risiko operasional non-legal lainnya.
c. Variabel X3 (Risiko Pasar): yaitu risiko yang disebabkan oleh pergerakan
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
d. Variabel X4 (Risiko Likuiditas); yaitu risiko yang timbul dari akibat
keerlambatan waktu jatuh tempo antara aktiva dan pasiva Bank.
e. Variabel X5 (Risiko Hukum): yaitu risiko yang disebabkan oleh kelemahan
dokumentasi pada dokumen kredit dan surat berharga atau dokumen hukum
lainnya.
f. Variabel X6 (Risiko Strategis): yaitu risiko yang disebabkan oleh tidak
efektifnya atau tidak memadainya strategi dalam menanggapi perubahan
kondisi eksternal.
g. Variabel X7 (Risiko Reputasi): yaitu risiko yang disebabkan oleh
ketidakmampuan Bank dalam memelihara kepercayaan nasabah dan
masyarakat terhadap nama baiknya, melalui kebijakan, prosedur dan tindakan
yang dilakukan.
h. Variabel X8 (Risiko Kepatuhan): yaitu risiko yang dapat timbul dari
ketidakpatuhan terhadap peraturan dan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia.
i. Variabel Y (Pelaksanaan Kredit Multiguna): yaitu bagaimana pengaruh dari
resiko kredit, resiko operasional, resiko pasar, resiko likuditas, resiko hukum,
resiko strategik, resiko reputasi dan resiko kepatuhan terhadap pelaksanaan
kredit multiguna pada PT Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda
Medan.
3. Pengukuran Variabel
Kedua variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Skala
Likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Peneliti memberikan lima alternatif jawaban kepada responden, dengan
menggunakan skala 1 sampai 5 untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian ini
yang dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini:
Tabel 1.1
Instrumen Skala Likert
No. Pertanyaan Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Kurang Setuju (KS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Sugiono (2006:105)
Responden diharuskan memilih salah satu dari sejumlah kategori jawaban
yang tersedia pada penelitian ini, kemudian masing-masing jawaban diberi skor
tertentu (5, 4, 3, 2, 1). Skor jawaban dari responden dijumlahkan, dan jumlah ini
merupakan total skor. Total skor inilah yang di tafsir sebagai posisi responden
dalam Skala Likert.
4. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di PT Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar
Muda Medan, Jln. Iskandar Muda Medan No. 138 Medan. Pelaksanaan penelitian
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
5. Populasi dan Sampel a. Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan PT Bank Bumiputera,
Tbk Cabang Iskandar Muda Medan yang berjumlah 87 orang.
b. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan
yang ada di bagian pemasaran yang berjumlah 82 orang, sedangkan 5 orang
bukan sebagai sampel karena merupakan karyawan dengan status kontrak
yang berada pada bagian cleaning service dan security.
Menurut pandapat Arikunto (2002:112) yang menyatakan apabila
subjeknya besar atau lebih besar dari 100 orang dapat diambil 20-25%.
Karena karyawan pada PT Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda
Medan dibawah 100 orang, peneliti memutuskan untuk menjadikan semua
karyawan menjadi sampel pada penelitian ini.
6. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan 2 (dua) jenis data yaitu:
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden yang
terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan
kuesioner dan wawancara kepada responden terpilih.
b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi pustaka dengan
mempelajari berbagai tulisan dari buku, jurnal, majalah dan internet untuk
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
7. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini ialah:
a. Kuesioner
Menyebarkan daftar pertanyaan yang telah diberikan alternatif jawaban untuk
menjawabnya kepada responden terpilih.
b. Wawancara
Wawancara secara langsung dengan responden dan pihak-pihak terkait.
c. Studi Pustaka
Yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari informasi dan data-data yang
diperoleh jurnal, buku-buku literature, majalah dan internet yang terkait
dengan penelitian ini.
8. Teknik Analisis Data
a. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah salah satu dari metode analisis, dengan cara data
disusun dan dikelompokkan, kemudian dianalisis sehingga diperoleh
gambaran tentang masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil
perhitungan.
b. Uji Validitas dan Reliability
Uji Validitas dan Reliability dilakukan untuk menguji apakah layak untuk
digunakan sebagai instrument penelitian. Valid berarti instrument tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, dan reliabel
berarti instrument yang digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Penulis menggunakan bantuan software SPSS versi 13.00 untuk
memperoleh hasil yang lebih terarah pada uji validitas dan realibilitas
kuesioner dalam penelitian ini.
Pengujian kuesioner penelitian dilakukan kepada 20 orang karyawan
PT Bank Bumiputera Cabang Pusat Pasar yang berada di Jl. Pusat Pasar
No. 150 Medan.
c. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis Regresi Linier Berganda memiliki satu variabel dependen dan
lebih dari satu variabel independent (Nugroho, 2005:43).
Persamaan regresi linear berganda pada penelitian ini adalah:
Y = a+ b1X1 + b2X2 +b3X3 + b4X4 + b5X5 +b6X6 + b7X7 +b8X8 + e Dimana: Y = skor pengaruh penanganan keluhan
a = konstanta
b1,...b8 = koefisien regresi
X1 = skor pengaruh resiko kredit
X2 = skor pengaruh resiko operasional
X3 = skor pengaruh resiko pasar
X4 = skor pengaruh resiko likuiditas
X5 = skor pengaruh resiko hukum
X6 = skor pengaruh resiko strategik
X7 = skor pengaruh resiko reputasi
X8 = skor pengaruh resiko kepatuhan
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
d. Uji Thitung (Uji Parsial)
Uji Thitung bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh
yang signifikan dari variabel X terhadap variabel Y.
Bentuk pengujiannya adalah:
Ho : bi = 0 (Variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel terikat).
Ha : bi≠0 (Variabel bebas secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel terikat).
Nilai Thitung akan dibandingkan dengan nilai Ttabel. Kriteria pengambilan
keputusan , yaitu:
H0 diterima bila thitung < ttabel pada
α
= 5 %H1 diterima bila thitung > ttabel pada
α
= 5 %e. Uji Fhitung (Uji Serentak)
Uji Fhitung dilakukan untuk mengetahui apakah secara serentak variabel
bebas mempunyai pengaruh positif signifikan atau tidak terhadap variabel
terikat. Model hipotesis yang digunakan dalam uji Fhitung ini adalah:
Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = b7 = b8 = 0
(Variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh positif signifikan
terhadap variabel terikat).
Ho : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ b6 ≠ b7 ≠ b8 ≠ 0
(Variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh positif dan
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel. Kriteria pengambilan
keputusan yaitu:
Ho diterima bila Fhitung < Ftabel pada
α
= 5 %H1 diterima bila Fhitung > Ftabel pada
α
= 5 %f. Pengujian Koefisien Determinan (R2)
Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat. Koefisien determinan (R2) berkisar
antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu) (0 ≤ R2 ≤ 1). Hal ini berarti bila
R2= 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat, dan bila R2 mendekati 1 menunjukkan semakin kuatnya
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
BAB II
URAIAN TEORITIS
C. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu mengenai manajemen risiko dilakukan oleh Lionita
(2009), dengan judul Analisis Penanganan Risiko Melalui Pendekatan Sistem
Manajemen Risiko Dalam Bisnis Real Estat di Surabaya. Metode penelitian
yang digunakan adalah studi literatur dan wawancara untuk memperoleh
informasi mengenai penanganan risiko yang umumnya dilakukan oleh
pengembang berskala besar di Surabaya. Berdasarkan hasil wawancara dengan
nara sumber, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pengembang yang diteliti cenderung tidak memiliki departemen manajemen
risiko, dan tidak melaksanakan manajemen risiko secara terstruktur.
2. pengembang telah melakukan pengelolaan risiko sendiri melalui berbagai
departemen tertentu dan dibantu oleh pimpinan perusahaan juga perusahaan
asuransi sebagai penanggung risiko.
3. Pemahaman terhadap risiko yang dihadapi lima pengembang di Surabaya
kebanyakan diperoleh dari broker asuransi, terutama untuk risiko yang
ditanggung oleh top management dibantu departemen yang bersangkutan.
4. Para pengembang menganggap tidak perlu adanya pendekatan manajemen
risiko yang sistematis dan terstruktur, karena langkah-langkah yang selama
ini dilakukan oleh pengembang dianggap telah cukup efektif dan tidak
pernah mengalami kerugian/kejadian fatal akibat tidak melaksanakan
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
D. Pengertian Manajemen Risiko
Perkembangan manajemen risiko dimulai sejak tahun 1990-an, dapat dilihat
bahwa semakin lama semakin banyak pihak yang mensyaratkan untuk menerapkan
manajemen risiko. Ada pihak yang mensyaratkannya melalui standar nasional
maupun internasional. Ada pula yang mensyaratkannya melalui peraturan.
Perkembangan ini rasanya wajar, di tengah meningkatnya ketidakpastian yang
melingkupi lingkungan bisnis sekarang ini, para pemegang kepentingan tentunya
akan merasa terjamin bila organisasi yang terkait menerapkan manajemen risiko
sebagai langkah antisipatif.
Menurut Williams dan Richard (Siahaan, 2007:1), risiko adalah suatu
variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu. Senada
dengan itu menurut Darmawi (Siahaan, 2007:1) menyatakan bahwa risiko
adalah penyebaran atau penyimpangan hasil aktual dari hasil yang diharapkan
dan probabilitas sesuai hasil yang berbeda dengan yang diharapkan.
Menurut Salim (Siahaan, 2007:1), risiko adalah ketidaktentuan yang
mungkin melahirkan peristiwa kerugian. Sementara itu, Ronitua (Idroes,
2006:13), mengemukakan beberapa definisi risiko, yaitu:
1. Risk is the chance of loss atau risiko adalah kans kerugian yaitu suatu
kemungkinan kerugian. Risiko ini juga sering dipergunakan untuk
menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu.
2. Probabilitas suatu peristiwa berada diantara nol dan satu. Definisi ini
mungkin sangat mendekati dengan pengertian risiko yang dapat dipakai
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
3. Risk is Uncertainty atau risiko adalah ketidakpastian adalah risiko yang
berhubungan dengan ketidakpastian yaitu adanya risiko karena adanya
ketidakpastian.
4. Risk is the disperation of actual from expected result atau risiko penyebaran
hasil aktual dari hasil yang diharapkan adalah suatu derajat penyimpangan
nilai suatu posisi sentral atau di sekitar titik rata-rata. Penyimpangan hasil
aktual dari hasil yang di harapkan sesungguhnya merupakan versi lain dari
definisi risk is uncertainty, dimana penyimpangan relatif merupakan suatu
pernyataan ketidakpastian secara statistik.
5. Risk is the probability of any out come different from the one expected atau risiko
adalah probabilitas sesuatu outcome berbeda outcome yang diharapkanadalah
risiko merupakan probabilitas obyektif bahwa outcome yang aktual dari suatu
kejadian akan berbeda dari outcome yang diharapkan. Probabilitas obyektif
dimaksudkan sebagai frekuensi relatif yang didasarkan atas perhitungan ilmiah.
Kunci dalam definisi ini adalah bahwa risiko bukan probabilitas dari suatu
kejadian tunggal tetapi probabilitas dari outcome yang berbeda dari yang
diharapkan.
Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan yaitu istilah risiko dapat didefinisikan
dalam berbagai cara dan masing-masing definisi itu mengandung kelebihan dan
kelemahan masing-masing. Jadi masing-masing definisi itu dapat mengisi satu sama
lain.
Risiko selalu terdapat di dalam sasaran, maka sebuah perusahaan atau perlu
mengidentifikasi risiko. Setelah risiko diidentifikasi selanjutnya perlu
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
jika telah diketahui level risiko maka selanjutnya perlu memberi tanggapan.
Tujuan dari identifikasi risiko adalah untuk mengenali peristiwa yang dapat
berakibatkan negatif pada tujuan, startegi, sasaran dan target. Hasil dari identifikasi
risiko adalah daftar risiko yang berisi peristiwa-peristiwa yang mungkin terjadi di
waktu yang akan dating yang dapat berdampak negatif. Dalam identifikasi risiko ini
salah satu kesulitan yang sering muncul adalah kesulitan untuk
menggolong-golongkan risiko dan cara mengatasinya yaitu harus dapat mengenali secara lengkap
risiko-risiko yang berkaitan dengan sasaran untuk segera dilakukan assesmen dan
ditindaklanjuti dengan pemberian tanggapan dan perlakuan yang sesuai. Risiko
yang diidentifikasi dapat ditentukan sumbernya melalui risiko sosial, risiko fisik
dan risiko ekonomi. Risiko sosial adalah masyarakat artinya tindakan orang-orang
menciptakan kejadian yang menyebabkan penyimpangan yang merugikan dari
harapan kita. Risiko fisik adalah risiko yang berasal dari fenomena alam dan hal
lainnya adalah karena kesalahan manusia.Risiko ekonomi adalah risiko yang sering
dihadapi oleh perusahaan seperti inflasi, fluktuasi lokal dan ketidakstabilan
perusahaan individu.
Risiko yang telah diidentifikasi selanjutnya di assesmen atau dianalisis. Analisis
dilakukan terhadap masing-masing risiko untuk memperkirakan besarnya akibat
negatif yang ditimbulkan terhadap sasaran bila risiko itu terjadi. Besarnya akibat
negatif sebaiknya kita nyatakan dalam bentuk deviasi yang ditimbulkannya terhadap
sasaran. Apabila sasaran telah dirumuskan secara kuantitaif maka perkiraan akibat
negative atas sasaran tersebut dapat dinyatakan berupa persen deviasi yang timbul
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Pembagian risiko menjadi empat level (Idroes, 2006:20), risiko yang paling
tinggi yaitu Risiko Ekstrim (disingkat: E), selanjutnya diikuti berturut-turut ke
bawah menjadi Risiko Tinggi (T), Risiko Moderat (M), dan Risiko Rendah (R).
Level risiko atau eksposur risiko diukur dan ditentukan berdasarkan dua faktor
yaitu :
1. Faktor akibat adalah Seberapa besar akibat negatif yang timbul bila suatu
risiko akhirnya benar-benar terjadi.
2. Faktor kemungkinan adalah Seberapa besar kemungkinan atau probabilitas
suatu risiko dapat terjadi.
Risiko dapat berasal dari sumber lingkungan internal atau dari lingkungan
dalam organisasi dan dapat juga berasal dari sumber eksternal atau dari
lingkungan luar organisasi. Risiko yang berasal dari sumber internal misalnya
Pemogokan tenaga kerja, demotivasi tenaga kerja, kekuranghandalan eksternal
misalnya Kerusuhan missal, meningkatnya persaingan dan kenaikan harga.
Manajemen risiko berkaitan erat dengan fungsi perusahaan lainnya yaitu fungsi
akunting, keuangan, marketing dan personalia. Adapun analisis satu persatu dari
fungsi tersebut adalah:
1. Hubungan dengan fungsi akunting yaitu mengurangi kesempatan pegawai
melakukan penggelapan dengan jalan melakukan internal control atau
internal audit, melaui rekening asset bagian akunting mengidentifikasikan
dan mengukur eksposure kerugian terhadap harta dan melalui penilaian
rekening seperti rekening piutang, bagian akunting mengukur risiko piutang
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
2. Hubungan dengan fungsi keuangan yaitu bagian keuangan melakukan banyak
penetapan yang mempengaruhi manajemen risiko. Bagian keuangan biasanya
menganalisis pengaruh turunnya profit dan cash flow. Karena menurunnya
profit bisa menghalangi pencapaian tujuan perusahaan, maka kegiatan seperti
itu tercantum dalam program manajemen risiko.
3. Hubungan dengan marketing yaitu Kegiatan marketing dapat menciptakan
risiko, terutama risiko tanggung-gugat. Misalnya perusahaan dituntut oleh
pihak luar dalam penggunaan packaging yang tidak memenuhi syarat.
Perusahaan mungkin lalai memberi tahu konsumen tentang bahaya yang
mungkin terjadi jika produk itu menyimpang dari aturan yang diberikan.
Dalam mempromosikan produk ke customer, mengandung berbagai macam
risiko yang perlu terlebih dahulu dianalisis oleh manajemen risiko. Itulah
sebabnya bagian marketing harus selalu waspada terhadap risiko yang timbul
pada setiap aktivitas marketing dan bagian manajemen risiko yang
seharusnya diberi informasi secepatnya.
4. Hubungan dengan personalia yaitu Bagian personalia memiliki banyak tanggung
jawab dibidang risiko. Contohnya adalah perancangan, instalasi dan administrasi
program-program kesejahteraan pegawai. Walaupun pada beberapa perusahaan
manajer perusahaan manajer risiko yang bertanggung jawab penuh untuk
program-program kesejahteraan itu, tetapi kebanyakan perusahaan memberi wewenang
penuh atau sebagian pada bagian personalia. Jika diurus bersama, maka bagian
personalia baiasanya bertugas mengadakan perundingan dengan serikat pekerja
yang menetapkan hak dan kewjiban serta kesejahteraan. Bagian personalia
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
bertanggung jawab dalam mengawasi jabatan yang mengandung risiko, misalnya
kecelakaan dan penyakit. Dalam banyak kasus bagian personalia memiliki
tanggung jawab langsung untuk keselamatan. Dalam kasus lain tanggung jawab ini
dipikul bersama dengan bagian engineering dan bagian manajemen risiko.
C. Macam-macam Risiko
Risiko dapat dibedakan dengan berbagai macam, antara lain (Hardanto,
2006:73):
1. Menurut sifatnya risiko dapat dibedakan menjadi :
a. Risiko yang tidak di sengaja (Risiko Murni) adalah Risiko yang apabila
terjadi tentu menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa disengaja seperti
risiko terjadinya kebakaran, bencana alam, penggelapan, pengacuan dan
sebagainya.
b. Risiko yang disengaja (Risiko Spekulatif) adalah risiko yang sengaja
ditimbulkan oleh yang bersangkutan agar terjadinya ketidakpastian
memberikan keuntungan seperti risiko hutang-piutang, perdagangan
berjangka (hedging) dan sebagainya.
c. Risiko Fundamental adalah Risiko yang penyebabnya tidak dapat
dilimpahkan kepada seseorang yang menderita tidak hanya atau beberapa
orang saja tetapi banyak orang seperti banjir, angin topan dan sebagainya.
d. Risiko Khusus adalah Risiko yang bersumber pada peristiwa yang mandiri
dan umumnya mudah diketahui penyebabnya seperti pesawat jatuh, kapal
kandas dan sebagainya.
e. Risiko dinamis adalah Risiko yang timbul karena perkembangan dan
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
seperti risiko keuangan. Kebalikannya adalah risiko statis : risiko kematian.
2. Risiko yang dapat dialihkan kepada pihak lain adalah Risiko yang dapat
mempertanggungkan suatu obyek yang akan terkena risiko kepada suatu
perusahaan dengan membayar premi hingga semua kerugian menjadi tanggungan
atau pindah ke pihak perusahaan lain, seperti perusahaan asuransi.
3. Menurut sumber atau penyebab timbulnya risiko dapat dibedakan menjadi :
a. Risiko Intern adalah Risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu
sendiri seperti kerusakan aktiva karena ulah karyawannya sendiri,
kecelakaan kerja, mismanajemen dan sebagainya.
b. Risiko Ekstern adalah Risiko yang berasal dari luar perusahaan seperti
risiko pencurian, persaingan, fluktuasi harga dan sebagainya.
4. Risiko Pasar (Market Risk) adalah Risiko yang timbul karena adanya
pergerakan variabel pasar dari portofolio yang dimiliki yang dapat merugikan
bank. Yang dimaksud dengan varaibel pasar adalah suku bunga dan nilai
tukar, termasuk turunan atau deviasi dari kedua jenis risiko pasar tersebut
yaitu perubahan harga options atau pilihan. Risiko pasar antara lain terdapat
aktivitas fungsional bank seperti kegiatan treasury dan investasi dalam
bentuk surat berharga dan pasar uang maupun penyertaan pada lembaga
keuangaan lainnya, penyediaan dana atau kredit dan kegiatan pendanaan dan
penerbitan surat utang serta kegiatan pembiayaan perdagangan.
5. Risiko Kredit (Credit Risk) adalah Risiko kerugian yang terjadi karena
debitur tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya sesuai jadwal dan
persyaratan yang telah diperjanjikan sebelumnya. Risiko kredit dapat
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
tecatatat dalam banking book maupun trading book.
6. Risiko Operasional (Operasional Risk) adalah Risiko yang antara lain
disebabkan adanya ketidakcukupan dan / atau tidak berfungsinya proses
internal, kesalahan manusia, kegagalan system atau adanya problem eksternal
yang mempengaruhi operasional bank. Risiko operasional dapat
menimbulkan kerugian keuangan secara langsung maupun tidak langsung dan
kerugian potensial atas hilangnya kesempatan untuk memperoleh
keuntungan.
7. Risiko Likuiditas adalah Risiko yang timbul karena bank tidak mampu
memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo, seperti risiko likuiditas
pendanaan yaitu risiko yang timbul karena bank tidak mampu mencairkan
asetnya atau memperoleh pendanaan dan instrument ulang.
8. Risiko Reputasi adalah Risiko yang antara lain disebabkan adanya publikasi
negatif yang terkait dengan kegiatan usaha bank persepsi negatif terhadap
bank yang dapat menyebabkan turun atau hilangnya kepercayaan masyarakat
terhadap bank.
9. Risiko Strategik adalah Risiko yang disebabkan adanya penetapan adanya
pelaksanaan strategi bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis
yang tidak tepat atau kurangnya responsifnya bank tehadap perubahan
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
D. Fungsi dan Tujuan Manajemen Risiko
Fungsi dasar manajemen risiko adalah berkaitan dengan kegiatan keamanan yang tujuannya adalah menjaga harta benda dan personil perusahaan terhadap
kerugian. Untuk itu, fungsi dan tujuan manajemen risiko harus dilakukan
sejalan. Berikut ini adalah fungsi dan tujuan manajemen risiko.
1. Fungsi Manajemen Risiko
Menurut Sofyan (2005:49), manajemen risiko mempunyai dua fungsi
utama yaitu :
a. Menemukan kerugian potensial adalah upaya menemukan atau
mengidentifikasi seluruh risiko murni yang dihadapi oleh perusahaan
seperti kerusakan fisik dari harta kekayaan perusahaan, kehilangan
pendapatan lainnya akibat terganggunya operasi perusahaan dan kerugian
akibat adanya tuntutan hukum dari pihak lain.
b. Mengevaluasi kerugian potensiil adalah melakukan evaluasi dan
penilaian terhadap semua kerugian potensiil yang dihadapi oleh
perusahaan seperti besarnya besarnya kemungkinan frekuensi terjadinya
kerugian, besarnya kegawatan dari tiap-tiap kerugian dan memilih teknik
atau cara yang tepat menentukan suatu kombinasi dari teknik-teknik yang
tepat guna menanggulangi kerugian.
2. Tujuan Manajemen Risiko
Tujuan yang ingin dicapai dalam manajemen risiko dapat dibagi menjadi
dua kelompok yaitu (Sofyan, 2005:51):
a. Tujuan sebelum terjadinya peril dapat dibedakan menjadi :
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
kemungkinan kerugian dengan cara yang paling ekonomis yang
dilakukan melalui analisa keuangan terhadap biaya program
keselamatan,besarnya premi asuransi, biaya dari bermacam-macam
teknik penanggulangan risiko.
2) Hal-hal yang bersifat non ekonomis yaitu upaya untuk mengurangi
kecemasan sebab adanya kemungkinan terjadinya peril tertentu dapat
menimbulkan kecemasan dan ketakutan sehingga dengan adanya
upaya penanggulangan maka kondisi itu dapat diatasi.
b. Tujuan setelah terjadinya peril. Pada pokoknya mencakup upaya untuk
penyelamatan operasi perusahaan setelah terkena peril yang dapat
berupa:
1) Menyelamatkan operasi perusahaan yaitu manajer risiko harus
mengupayakan pencarian strategi bagaimana agar kegiatan tetap
berjalan setelah perusahaan terkena peril meskipun untuk sementara
waktu yang beroperasi hanya sebagian saja.
2) Mencari upaya-upaya agar operasi perusahaan tetap berlanjut
sesudah perusahaan terkena peril. Hal ini sangat penting terutama
untuk perusahaan yang melakukan pelayanan terhadap masyarakat
secara langsung seperti bank karena jika tidak akan menimbulkan
kegelisahan dan nasabahya bisa pindah ke perusahaan atau bank lain.
3) Mengupayakan agar pendapatan perusahaan tetap mengalir meskipun
tidak sepenuhnya, paling tidak cukup untuk menutup biaya
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
4) Mengusahakan tetap berlanjutnya pertumbuhan usaha bagi
perusahaan yang sedang melakukan pengembangan usaha seperti
yang sedang memproduksi barang baru, memasuki pasar pasar baru
dan sebagainya. Jadi harus berupaya untuk mengatur strategi agar
pertumbuhan yang sedang dirintis tetap berlangsung sebab untuk
melakukan perintisan tersebut sudah dikeluarkan biaya yang tidak
kecil.
5) Berupaya tetap dapat melakukan tanggung jawab sosial dari
perusahaan yang artinya harus dapat menyusun kebijaksanaan yang
membuat seminimum mungkin pengaruh jelek dari suatu peril yang
diderita perusahaan terhadap karyawannya, para pelanggan atau
penyalur. Para supplier yang dapat mengakibatkan peril jangan
sampai menimbulkan masalah sosial seperti jangan sampai terjadinya
pengangguran.
Selain tujuan di atas, manajemen risiko bertujuan untuk memastikan
besarnya risiko kerugian yang mungkin timbul dari berbagai kegiatan usaha
yang dilakukan masih dalam batas yang relevan dan sesuai kemampuan
modal yang dimiliki sehingga tidak menimbulkan kerugian yang dapat
menggnggu kelangsungan usaha bank.
E. Pengelolaan Risiko dan Pengidentifikasian Risiko
Sumber informasi yang dapat dimanfaatkan untuk mengenali peristiwa
negatif yang mungkin terjadi atas sasaran sangat banyak. Untuk itu, perusahaan
dapat membuka arsip organisasi untuk melihat risiko-risiko yang telah ada di
masa lalu maupun keadaan sekarang. Setelah risiko yang terjadi maka dapat
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
dilakukan pengelolaan risiko dan pengidentifikasian risiko.
1. Pengelolaan Risiko
Langkah-langkah dari mengelola risiko yang harus dilalui pada intinnya
adalah (Sofyan, 2005:60):
a. Mengidentifikasi atau menentukan terlebih dahulu keinginan obyektif
atau tujuan yang ingin dicapai dengan melakukan pengelolaan risiko.
b.Mengidentifikasikan kemungkinan-kemungkinan terjadinya kerugian atau
mengidentifikasikan risiko-risiko yang sedang dihadapi. Langkah ini
adalah yang paling sulit tetapi juga yang paling penting.
c. Mengevaluasi dan mengukur besarnya kerugian potensiil, dimana yang
dievaluasi dan diukur adalah:
1) Besarnya kesempatan atau kemungkinan peril yang akan terjadi selama
suatu periode tertentu atau frekuensi.
2) Besarnya akibat dari kerugian tersebut terhadap kondisi keuangan
perusahaan atau kegawatannya.
3) Kemampuan meramalakan besarnya kerugian yang jelas akan timbul.
d. Mencari cara atau kombinasi cara-cara yang paling baik, paling tepat dan
paling tepat dan paling ekonomis untuk menyelesaikan masalah-masalah
yang timbul akibat terjadinya suatu peril. Upaya-upaya tersebut antara
lain:
1) Menghindari terjadinya peril.
2) Mengurangi kesempatan terjadinya peril.
3) Memindahkan kerugian potensiil kepada pihak lain (mengasuransikan).
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
e Mengkoordinir dan mengimplementasikan atau melaksanakan
keputusan-keputusan yang telah diambil untuk mengulangi risiko seperti membuat
perlindungan yang layak terhadap kecelakaan kerja, menghubungi,
memilih dan menyelesaikan pengalihan risiko.
f. Mengadministrasi, memonitor dan mengevaluasi semua langkah-langkah
atau strategi yang telah diambil dalam menanggulangi risiko. Hal ini
sangat penting terutama untuk dasar kebijaksanaan pengelolaan risiko di
masa yang akan datang. Disamping itu juga adanya kenyataan bahwa
apabila kondisi suatu obyek berubah maka penanggulangannya juga
berubah.
2. Pengidentifikasian Risiko
Mengidentifikasi risiko ada beberapa metode yang dapat digunakan
antara lain (Sofyan, 2005:66):
a. Menggunakan daftar pertanyaan (questioner) untuk menganalisa risiko
yang mana jawaban-jawaban terhadap pertanyaan tersebut dapat
memberikan petunjuk-petunjuk tentang informasi khusus yang dapat
dirancang secara sistematis tentang risiko yang menyangkut kekayaan
maupun operasi perusahaan.
b. Menggunakan laporan keuangan yaitu dengan menganalisa neraca,
laporan pengoperasian dan catatan pendukung lainnya sehingga dengan
merangkaikan laporan-laporan tersebut dan berdasarkan ramalan-ramalan
anggaran keuangan akan dapat menentukan penanggulangan risiko di
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
c. Dengan inspeksi langsung di tempat artinya dengan mengadakan
pemeriksaan secara langsung ditempat di mana dilakukan operasi atau
kegiatan perusahaan sehingga dari pemeriksaan atau pengamatan itu
manajer risiko dapat belajar banyak mengenai kenyataan-kenyataan di
lapangan yang sangat bermanfaat bagi upaya penanggulangan risiko.
d. Mengadakan interaksi dengan departemen atau bagian-bagian dalam
perusahaan.
e. Mengadakan interaksi dengan pihak luar yaitu mengadakan hubungan
dengan perseorangan atau perusahaan-perusahaan lain, terutama
pihak-pihak yang dapat membantu perusahaan dalam penanganan risiko seperti
akuntan, penasehat hukum, konsultan manajemen, perusahaan lain-lain
dimana perusahaan tersebut akan dapat banyak membantu dalam
mengembangkan identifikasi terhadap kerugian-kerugian potensil.
f. Melakukan analisa terhadap kontrak-kontrak yang telah dibuat dengan
pihak lain. Dari analisa tersebut akan dapat diketahui kemungkinan
adanya risiko dari kontrak tersebut seperti rekanan tidak dapat memenuhi
kewajibannya, denda keterlambatan memenuhi kewajibannya dan
sebagainya.
g. Membuat dan menganalisa catatan atau statistik mengenai
bermacam-macam kerugian yang telah pernah diderita. Dari catatan-catatan itu akan
dapat diperhitungkan kemungkinan terulangnya suatu jenis risiko tertentu.
Disamping itu akan dari catatan tersebut akan dapat diketahui penyebab,
lokasi, jumlah dan variable-variable risiko lainnya yang perlu
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
h. Mengadakan analisa lingkungan. Analisa lingkungan sangat diperlukan
untuk mengetahui kondisi yang mempengaruhi timbulnya risiko potensiil
seperti konsumen, supplier, penyalur, pesaing dan penguasa atau pembuat
peraturan atau perundang-undangan.
F. Unsur-unsur Manajemen Risiko
Menurut Toruan (2004:42) manajemen risiko terdiri dari tiga unsur yaitu
proses-proses manajemen risiko, pengorganisasian manajemen risiko dan kultur
sadar risiko. Proses-proses manajemen risiko terdiri dari tiga proses yaitu :
1. Proses dasar. Proses dasar manajemen risiko terdiri dari dua sub proses yaitu
Membangun lingkungan intern yang kondusif untuk berlangsungnya
proses-proses berikutnya dan Menyusun konteks untuk menempatkan proses-proses inti
manajemen.
2. Proses Inti. Proses inti manajemen risiko terdiri dari 3 sub proses :
a Mengidentifikasi risiko
b. Melakukan asesmen risiko, berupa analisis risiko dan evaluasi risiko.
c. Memberi tanggapan dan perlakuan atas risiko dan selanjutnya mempertahankan
level risiko yang ada atau tidak menerima risiko dan selanjutnya memberi
perlakuan mengurangi kemungkinan terjadinya risiko, mengurangi akibat
risiko, mentransfer risiko ke pihak lain atau menghindari risiko.
3. Proses penunjang. Proses penunjang manajemen risiko terdiri dari lima sub
proses yaitu :
a. Mengkaji-ulang (me-review)
b. Memantau atau memonitor
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
d. Konsultasi
e. Menyusun Dokumen
G. Pengelolaan risiko
Mengelola resiko pada suatu perusahaan dapat dilakukan dengan beberapa cara,
yaitu
1. Risk avoidance
Yaitu memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko sama
sekali. Dalam memutuskan untuk melakukannya, maka harus dipertimbangkan
potensial keuntungan dan potensial kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas.
2. Risk reduction
Risk reduction atau disebut juga risk mitigation yaitu merupakan metode yang
mengurangi kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupun mengurangi dampak
kerusakan yang dihasilkan oleh suatu risiko.
3. Risk transfer
Yaitu memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak
(asuransi) maupun hedging.
4. Risk deferral
Dampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi menunda aspek
suatu proyek hingga saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut kecil.
5. Risk retention
Walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurangi maupun
meminndahkannya, namun beberapa risiko harus tetap diterima sebagai bagian
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
Perseroan adalah suatu badan hukum berbentuk Perseroan Terbatas dengan
nama PT Bank Bumputera Indonesia didirikan secara sah di Jakarta berdasaran akta
pendirian nomor 49 tanggal 31 Juli 1989, dibuat di hadapan Ny. Sri Rahayu Sh,
notaries di Jakarta. Perseroan memperoleh izin untuk beroperasi sebagai Bank
Umum berdasarkan keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat
Keputusan No.10/kmk.013/1990 tanggal 4 Januari 1990 dan berdasarkan Surat
Keputusan Direksi Bank Indonesia No.22/1147/UPPS/PSbbD tanggal 20 Januari
1990.
Bank Bumiputera beroperasi sejak tanggal 12 Januari 1990 sebagai perusahaan
yang dimiliki oleh AJB Bumiputera 1912, perusahaan asuransi jiwa tertua di
Indonesia. Dalam perjalanan usahanya terjadi pasang surut sesuai dengan keadaan
ekonomi Indonesia. Namun pada saat krisis moneter yang merebak menjadi krisis
multidimensional yang melanda Indonesia pada akhir tahun 90-an, Bumiputera
berhasil bertahan untuk menjadi Bank yang berhasil menyiasati lintas badai krisis
perbankan, Bumiputera mampu mengelola usaha Perbankan yang sehat, berdasarkan
prinsip tata kelola perusahaan yang baik, dengan menganut azas propesionalisme,
tranparansi, tanggung jawab, akuntabilitas, dan kewajaran.
Tahun 2002, Bumiputera GO PUBLIC, dan setahun kemudian, mempertajam
identitas perusahaan serta mempersingkat penyebutan menjadi “Bank Bumiputera”
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
berkembang sebagai Bank yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan jasa
keuangan bagi seluruh anggota keluarga : “Bank Sahabat Keluarga Mitra Cerdas
Ceria” yang bermodalkan kepribadian nasional, kehangatan, kecerdasan, serta
kepercayaan masyarakat yang dilayaninya.
B. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
Struktrur organisasi disusun dalam garis yang jelas membuat batas-batas dari
setiap bagian-bagian, sasaran pokok rancangan perusahaan ini adalah untuk
membantu pekerjaan dan cara sedemikian rupa, sehingga tidak seorang pun yang
dapat melakukan transaksi dari awal hingga akhir sasaran lainnya adalah agar
pekerjaan lebih merata dan setiap karyawan bertanggung jawab penuh terhadap
pekerjaan masing-masing. Struktur organisasi merupakan kerangka dan susunan
perwujudan pola dan hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau
posisi-posisi, orang-orang yang mempunyai kedudukan, wewenang dan tanggung
jawab yang berada dalam suatu organisasi,dalam rangka usaha mencapai
tujuan.Pembuatan stuktur organisasi dalam suatu perusahaan mutlak harus dilakukan
dalam pimpinan perusahaan agar aktivitas personil perusahaan tidak tumpang tindih.
Struktur organisasi yang telah dibuat akan membantu memberi pengertian yang
jelas, sebagaimana pembagian tugas yang ada pada perusahaan dalam setiap pekerja
mengetahui dari mana sumber pemerintah kerja dan kepada siapa seseorang itu
bertanggung jawab. Hal ini sebenarnya sangat penting bagi semua perusahaan,
karena struktur organisasi akan mengatur masalah tingkat tanggung jawab dan
wewenang yang jelas fungsi-fungsi dalam organisasi atau perusahaan tersebut,
sehingga pegawai mengetahui dengan jelas tugas dan tanggung jawab. Didalam
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
laba haruslah mempunyai struktur organisasi, agar organisasi tersebut dapat berjalan
baik, sehingga tujuan dapat dicapai dengan efektif dan efisien.
Berdasarkan saluran wewenang tersebut dapat kita lihat struktur organisasi
perusahaan PT. Bank Bumiputera,Tbk Cabang Iskandar Muda Medan adalah :
Sumber: PT Bank Bumiputera,Tbk Cabang Iskandar Muda Medan (2009) Gamber 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan
Head Teller
Customer Service
AAO Funding
AAO Consumer
Banking Teller
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
C. JOB DESCRIPTION DAN JOB SPECIFICATION
Berdasarkan Gambar 3.1 struktur organisasi perusahaan, diatas dapat diuraikan
tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing divisi yang diterapkan sebagai
berikut :
1. Relationship Manager (RM)
Divisi ini mempunyai tugas-tugas,wewenang dan tanggung jawab antara lain:
a. Mengkoordinasi dan mengendalikan seluruh kegiatan perbankan Bank
Bumiputera.
b. Bertanggung jawab atas kelangsungan eksistensi perusahaan.
c. Memeliharan hubungan yang baik dengan sesame pihak dan nasabah debitur
yang ada hubungannya dengan client.
d. Mengatur, menugaskan dan memberdayakan pegawai untuk kepentingan
tugas-tugas di kantor.
e. Memberikan penilaian atas kinerjanya sesuai dengan wewenang yang
diberikan.
Fungsi-fungsinya adalah:
a. Menyusun rencana anggaran dan rencana kerja operasional kantor cabang
untuk memastikan bahwa kantor cabang telah memiliki acuan operasional
dan financial dalam mencapai target yang telah ditetapkan.
b. Melakukan kegiatan pengawasan secara berkala terhadap fungsi operasional,
marketing agar memberikan rekomendasi unutk memecahkan masalah yang
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
c. Memastikan berjalannya prosedur pelaksanaan kerja di kantor cabangnya
sesuai dengan kebijakan dan peraturan perusahaan agar kegiatan operasional
dapat berjalan dengan teratur dan sesuai dengan kebijakan perusahaan.
d. Berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk melaksanakan analisis
terhadap proses kerja yang ada dan memberikan rekomendasi peningkatan
proses kerja agara proses kerja baik untuk dapat lebih efektif dan efisien.
e. Melakukan analisa terhadap kinerja pemberian kredit danberkoordinasi
dengan pihak-pihak terkait untuk mengembangkan bisnis perkreditan dan
memperbaiki proses pemberian kredit untuk mencegah terjadinya kredit
macet.
f. Melakukan pemantauan terhadap kredit-kredit macet serta berkoordinasi
dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan penyelesaian kredit-kredit
bermasalah.
g. Melakukan evaluasi terhadap laporan keuangan cabang dan
mengkoordinasikan perbaikannya untuk memastikan bahwa tidak ada
kesalahan dalam laporan keuangan, dan laporan keuangan dapat diserahkan
tepat waktu.
h. Mengkoordinasi pelaksanaan, sosialisasi kebijakan, peraturan dan prosedur
kerja perusahaan kepada seluruh unit-unit kerja pada kanntor cabangnya
untuk memastikan pemahaman yang sama tentang kebijakan, peraturan, dan
prosedur kerja.
i. Melakukan analisis terhadap potensi ekonomi di wilayah kerjanya dan
berperan aktif dalam strategi pengembangan bisnis untuk memperluas pangsa
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
j. Mengelola dan mengkoordinasikan tugas-tugas Electronic Data Processing
(EDP) agar dapat berjalan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan.
k. Menyusun laporan kinerja dan situasi kantor cabang untuk terus
meningkatkan operasional dan pelayanan kantor cabang.
l. Melakukan kunjungan dan pengawasan terhadap operasional kantor kas
untuk memastikan kesesuaian operasional dengan menentukan dan
menyelesaikan masalah-masalah yang ada.
2. Head Teller (HT)
Tujuan jabatan adalah :
a. Menjalankan tugas yang ditetapkan oleh Section Head guna mendukung
tercapainya target yang telah digariskan oleh organisasi.
b. Membantu melaksanakan tugas operasional dengan berpedoman pada
ketetapan yang ada dalam ketentuan internal maupun eksternal.
Tanggung jawabnya adalah:
a. Bertanggung jawab atas unit Cash Teller dan Customer Service
b. Bertanggung jawab terhadap kelancaran dan keamanan atas berfungsinya
dengan baik sarana dan prasarana operasional Teller dan Customer Service
c. Bertanggung jawab terhadap persediaan harian barang cetakan dan alat tulis
kantor yang berhubungan dengan operasional transaksi Teller dan Customer
Service
d. Bertanggung jawab terhadap kebenaran dan ketetapan dalam hal
penyampaian informasi serta pelayanan yang baik kepada nasabah
e. Bertanggung jawab atas pelayanan yang diberikan oleh Teller dan ATM (level
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
f. Bertanggung jawab dalam mengaktifkan kartu Otokas
g. Bertanggung jawab untuk meningkatkan kualitas pelayanan dari segi
kecepatan waktu dan akurasi sesuai dengan prosedur
h. Bertanggung jawab atas peningkatan kemampuan, pengetahuan, kualitas
operasonal dan administrasi Cash Teller pada khususnya serta pengetahuan
perbankan secara menyeluruh
i. Bertanggung jawab atas kebenaran pelaksanaan dan pembukuan
transaksi-transaksi serta laporan
j. Bertanggung jawab memahami dan mematuhi ketentuan internal maupun
eksternal
k. Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan keamanan inventaris, kebersihan
dan keindahan lingkungan kerja
l. Bertanggung jawab atas penggunaan password pada system core banking dan
menghindari penggunaan password oleh pihak lain.
3. Teller
Tujuan jabatan adalah :
a. Menjalankan tugas yang ditetapkan oleh Section Head guna mendukung
tercapainya target yang telah digariskan oleh organisasi.
b. Membantu melaksanakan tugas operasional dengan berpedoman pada
ketetapan yang ada dalam ketentuan internal maupun eksternal.
Tanggung jawabnya adalah:
a. Bertanggung jawab terhadap kelancaran dan keamanan atas fungsinya dengan
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
b. Bertanggung jawab terhadap persediaan harian barang cetakan dan alar tulis
kantor yang berhubungan dengan transaksi Teller
c. Bertanggung jawab terhadap penggunaan Teller Stamp dan Rubber Stamp
d. Bertanggung jawab terhadap kebenaran dan ketetapan dalam hal
penyampaian informasi serta pelayanan yang baik kepada nasabah
e. Bertanggung jawab atas pelayanan yang diberikan oleh Teller dan ATM (level
of service)
f. Bertanggung jawab untuk menigkatkan kualitas pelayanan dari segi
kecepatan waktu dan aktivasi serta sesuai dengan prosedur
g. Bartanggung jawab atas peningkatan kemampuan, pengetahuan, kualitas
operational dan administrasi Cash Teller pada khususnya serta pengetahuan
perbankan secara menyeluruh
h. Bertanggung jawab atas kebenaran pelaksanaan dan pembukuan
transaksi-transaksi serta laporan
i. Bartanggung jawab memahami dan mematuhi ketentuan internal maupun
eksternal
j. Bartanggung jawab atas pemeliharaan dan keamanan inventaris, kebersihan
dan keindahan lingkungan kerja
k. Bertanggung jawab atas penggunaan password pada system core banking dan
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
4. Customer Service (CS)
Ikhtisar jabatan nya adalah:
a. Memberikan kualitas pelayanan perbankan nasabah dan calon nasabah
b. Bekerjasama dengan marketing untuk meningkatkan volume penjualan
melalui up selling dan cross selling produk/jasa Bank bumiputera
c. Melakukan tugas-tugas administrasi baik filling maupun korespondensi
Kegiatan utamanya adalah :
a. Bertanggung jawab untuk memperkenalkan semua produk/jasa perbankan
kepada nasabah atau calon nasabah
b. Bertanggung jawab dalam peningkatan jumlah nasabah yang berkualitas baik
dan meningkatkan jumlah pendanaan
c. Bertanggung jawab dalam melakukan cross selling dan up selling produk/jasa
perbankan melalui hubungan telepon kepada nasabah-nasabah yang telah ada
d. Bertanggung jawab dalam menjaga meningkatkan hubungan dengan nasabah
yang telah ada
e. Bertanggung jawab dalam menyelesaikan keluhan nasabah dengan jawaban
atau follow-up yang memuaskan nasabah sesuai dengan standard pelayanan
Bank Bumiputera
f. Bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas pelayanan, administrasi
dan operasi
g. Bertanggung jawab terhadap pengunaan mesin faximile
h. Bertanggung jawab untuk mengetahui dan mematuhi semua ketentuan dan
Farida Afriyani : Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Pelaksanaan Kredit Multiguna Pada PT. Bank Bumiputera, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan, 2009.
USU Repository © 2009
i. Bertanggung jawab dalam meningkatkan pengetahuan tentang perbankan
untuk menunjang pekerjaan
j. Bertanggung jawab dalam menjaga keamanan, kenyamanan, kebersihan dan
keindahan lingkungan kerja
k. Bertanggung jawab dalam menjalankan Relationship Management kepada
nasabah/calon nasabah maupun mitra kerja
l. Bertanggung jawab dalam bekerjasama dengan mitra kerja maupun direct
sales dalam memasarkan produk dan jasa Bank Bumiputera
m. Bertanggung jawab melakukan kerjasama dengan pihak operation bagi
hal-hal yang berhubungan dengan operasional produk dan jasa perbankan
n. Bertanggung jawab terhadap kerjasama dengan marketing untuk menunjang
pencapaian target
o. Bertanggung jawab terhadap administrasi pembukaan rekening
p. Bertanggung jawab terhadap administrasi pemeliharaan rekening
q. Bertanggung jawab terhadap administrasi otokas
5. Assistent Accoun Officer (AAO) Funding
Divisi ini mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab antara lain:
a. Mencari dan mengumpulkan dana simpanan berupa deposito dan tabungan
b. Mengidentifikasi potensi ekonomi dii wilayah kerjanya dan berperan aktif
dalam strategi pengembangan bisnis untuk memperluas pangsa pasar
c. Mengadakan promosi dan pemasaran dengan menggunakan produk-produk