FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN
KARIR MENJADI AKUNTAN PUBLIK OLEH MAHASISWA
DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS
EKONOMI USU MEDAN
TESIS
Oleh
M. SIMBA SEMBIRING
077017086/Akt
S
E K O L AH
P A
S C
A S A R JA
NA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN
KARIR MENJADI AKUNTAN PUBLIK OLEH MAHASISWA
DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS
EKONOMI USU MEDAN
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
M. SIMBA SEMBIRING
077017086/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR MENJADI AKUNTAN PUBLIK OLEH MAHASISWA DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI USU MEDAN
Nama Mahasiswa : M. Simba Sembiring Nomor Pokok : 077017086
Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing:
(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak.) (Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si.) Ketua Anggota
Ketua Program Studi, Direktur,
(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc)
Telah diuji pada
Tanggal : 30 April 2009
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak. Anggota : 1. Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si., Ak.
2. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si., Ak. 3. Drs. Rasdianto, M.Si., Ak.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan Tesis yang berjudul :
“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR MENJADI AKUNTAN PUBLIK OLEH MAHASISWA DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI USU MEDAN”.
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun
sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan
benar dan jelas.
Medan, 28 Maret 2009
Yang membuat pernyataan:
ABSTRAK
M. Simba Sembiring, 2009. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Menjadi Akuntan Publik oleh Mahasiswa Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi USU Medan, dengan Komisi Pembimbing : Ade Fatma Lubis (Ketua) dan Hasan Sakti Siregar (Anggota).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor–faktor apa saja yang mempengaruhi pemilihan profesi/karir Akuntan Publik bagi mahasiswa/mahasiswi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi USU.
Sampel penelitian ditentukan secara purposive sampling dengan kriteria mahasiswa Akuntansi yang sudah melaksanakan Seminar Skripsi. Jumlah sampel berdasarkan purposive sampling sebesar 31 responden. Data yang dikumpulkan berupa data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner dan data sekunder. Pengolahan data dilakukan denganmenggunakan teknik analisis Regresi Berganda.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan personalitas berpengaruh terhadap minat menjadi akuntan publik secara simultan dengan variasi yang terjelaskan yang dinyatakan dalam Adjusted R2
sebesar 31,7 % variabel penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan personalitas berpengaruh positif terhadap pemilihan profesi/karir menjadi Akuntan Publik. Sedangkan sisanya sebesar 68,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini. Secara parsial variabel pengakuan profesional berpengaruh secara signifikan terhadap pemilihan karir menjadi Akuntan Publik, sedangkan finansial, pelatihan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan personalitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pemilihan karir menjadi Akuntan Publik. Dengan demikian Pengakuan profesional merupakan pengakuan terhadap prestasi. Pengakuan profesional meliputi kemungkinan bekerja dengan ahli lain, kesempatan untuk berkembang, dan pengakuan akan prestasi.
ABSTRACT
M. Simba Sembiring, 2009. Factors Influence on Career Choice as Public Accountant by The Accounting Department Student of Faculty of Economic at University of North Sumatera, with supervisor commission ; Ade Fatma Lubis, (Chief) and Hasan Sakti Siregar (Member).
The aim of this research is to know and analysis effected by various factors such as toward career on Public Accountant The Accounting Department Student of Faculty of Economic at University of North Sumatera.
The research sample is purposive sampling with criterion that is the students who is still taking accounting Seminar. The amount of sample is based on purposive sampling about 31 respondents. The data collected is classified as primary data which is obtained by questionnaires distribution and secondary data. Data processing is conducted by using Multiple Regression Analysis.
The result of this research indicate that financial respect, profesional training, profesional recognation, social value, work accupation, consideration of market employ and personality to career choice on Public Accounting either it is partially and simultaneously influence with explained by variation the expressed in Adjusted R-2 equal to 31,7 % meanwhite the rest is equal to 68,3% influenced by other variables which is not explained by this research model, but partially professional recognation has the significant influence on career choice of Public Accounting, while financial respect, profesional training, social value, work accupation, consideration of market employ and personality not have the significantly influence on career choice of Public Accounting. Profesional recognition constitute likely of work with other expert, opportunity of branching and recognition of achievement.
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan berkah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan
tesis ini.
Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Studi Magister Ilmu
Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Judul penelitian yang
dilakukan penulis adalah : ” Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Menjadi Akuntan Publik oleh Mahasiswa Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi USU Medan”.
Selama melakukan penelitian dan penulisan tesis ini, penulis banyak
memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada :
1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H., Sp.A(K), selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak. selaku Ketua Program Studi
Magister Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana USU, dan juga selaku Ketua
Komisi Pembimbing yang telah membimbing dan memberikan masukan hingga
selesainya penulisan Tesis ini.
4. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak. selaku Anggota Komisi Pembimbing
yang telah membimbing dan memberikan masukan hingga selesainya penulisan
Tesis ini.
5. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak., Bapak Drs. Rasdianto, M.Si.Ak., dan
Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak. selaku Komisi Pembanding atas saran dan
kritik yang diberikan untuk perbaikan tesis ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta Pegawai di Program Studi Magister Ilmu Akuntansi
7. Kedua orang tua penulis, yaitu Ayahanda H. Emar Sembiring dan Ibunda H.
Barusiah Barus.
8. Istri tercinta Hj. Eli Hanum Nasution serta ketiga anakku yang tersayang M. Nur
Maghribi, Sisi Mahfirah Rahmah, dan Atikah Marhamah atas kesabaran, motivasi,
dan do’a yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan studi dan penulisan
tesis ini.
9. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Beasiswa Departemen Pendidikan Nasional
(Diknas) di Program Studi Magister Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara atas bantuan dan kerjasamanya selama penulis
menempuh studi dan penulisan tesis ini.
Penulis menyadari tesis ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Namun harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat kepada seluruh
pembaca. Semoga kiranya Allah SWT selalu memberikan taufik dan rahmatnya
kepada kita semua. Amin.
Medan, 28 Maret 2009
Penulis,
M. Simba Sembiring
RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : M. Simba Sembiring
Tempat/Tgl.lahir : Deli Serdang/ 16 Desember 1964
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Setia Budi Pasar I Gang Pribadi III Tanjung Sari Medan
Telepon/ HP : 08163502091
Pendidikan
2007 – 2009 : S-2 Program Studi Magister Ilmu Akuntansi
Sekolah Pascasarjana USU
1988 – 1990 : S-1 STIE Nusa Bangsa Jurusan Manajemen
1984 – 1987 : Diploma – III Jurusan Keuangan Fakultas Ekonomi USU
1981 – 1984 : SMA Negeri Tanjung Morawa
1977 – 1981 : SMP Karyawan Tanjung Morawa
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... . 30
3.1. Kerangka Konseptual ... . 30
3.2. Hipotesis... . 32
BAB IV METODE PENELITIAN ... . 33
4.1. Jenis Penelitian... . 33
4.2. Lokasi Penelitian... . 33
4.3. Populasi dan Sampel ... . 33
4.4. Metode Pengumpulan Data ... . 35
4.5. Jenis dan Sumber Data ... . 35
4.6. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian... . 36
4.7. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... . 40
4.8. Metode Analisis Data... . 42
4.9. Pengujian Hipotesis... . 45
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... . 48
5.1. Hasil Penelitian ... . 48
5.1.1. Deskriptif Data ... . 48
5.1.2. Analisis Instrumen/Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur.. 54
5.2. Uji Asumsi Klasik ... . 67
5.2.1. Pengujian Normalitas Data ... . 67
5.2.2. Uji Multikolinearitas ... . 68
5.2.3. Uji Heteroskedastisitas... . 69
5.2.4. Uji Autokorelasi ... . 70
5.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... . 71
5.3.1. Pengujian Hipotesis... . 71
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... . 80
6.1. Kesimpulan ... . 80
6.2. Keterbatasan... . 81
6.3. Saran... . 81
5.22 Nilai Cronbach’s Alpha ... . 67
5.23 Hasil Pengujian One Sample kolmogorov Smirnov Test ... . 67
5.24 Uji Multikolinearitas ... . 68
5.25 Nilai Durbin-Watson... . 70
5.26 Pengujian Godness of Fit ... . 72
5.27 Hasil Regresi Uji F... . 72
5.28 Hasil Regresi Uji T ... . 73
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi... . 12
2.2 Hierarki Kebutuhan Menurut Abraham Maslow ... . 16
2.3 Proporsi Kebutuhan yang Terpuaskan ... . 17
2.4 Tahap-tahap Karir dan Kebutuhan Individu ... . 24
3.1 Kerangka Konseptual ... . 32
5.1 Grafik Scatterplot Uji Heteroskedastisitas... . 69
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1 Kuesioner ... 86
2 Tabulasi Data Penelitian ... 89
3 Uji Validitas & Reliabilitas X1 ... 90
4 Uji Validitas & Reliabilitas X2 ... 92
5 Uji Validitas & Reliabilitas X3 ... 95
6 Uji Validitas & Reliabilitas X4 ... 98
7 Uji Validitas & Reliabilitas X5 ... 103
8 Uji Validitas & Reliabilitas X6 ... 107
9 Frequencies X7... 109
10 Uji Validitas& Reliabilitas... 110
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap manusia pada dasarnya mempunyai keinginan dan keyakinan bahwa
pada saatnya nanti akan mencapai apa yang dicita-citakannya. Bekerja dan
mendapatkan kompensasi juga didasarkan pada keyakinan bahwa dengan bekerja
seseorang yakin dapat memenuhi berbagai kebutuhannya. Selain itu, setiap individu
selalu berkeinginan agar kebutuhan itu akan meningkat sejalan peningkatan karirnya
atau jenjang jabatannya dalam perusahaan.
Sebagai seorang individu yang ingin maju dan berkembang mereka perlu
memotivasi diri untuk mau bekerja keras, penuh tanggung jawab, selalu ingin maju
dan tidak mudah menyerah, serta selalu meningkatkan kualitas diri sebagai upaya
antisipasi menghadapi persaingan yang semakin berat di antara sesama tenaga kerja.
Pesatnya perkembangan dunia bisnis memberikan lapangan kerja yang
beragam untuk angkatan kerja. Salah satu yang tergolong dalam angkatan kerja
adalah sarjana ekonomi khususnya lulusan dari departemen akuntansi universitas
negeri maupun swasta. Perkembangan dalam dunia bisnis harus selalu direspon oleh
sistem pendidikan akuntansi agar dapat menghasilkan sarjana akuntansi yang
berkualitas dan siap pakai di dunia kerja. Agar dapat mencapai tujuan tersebut maka
desain pendidikan akuntansi harus relevan terhadap dunia kerja, dalam hal ini dunia
Fakultas Ekonomi sebagai salah satu fakultas yang ada di Universitas
Sumatera Utara (USU) setiap periode wisuda menghasilkan lulusan dalam bidang
akuntansi yang mempunyai karakter dan kompetensi dalam bidang ilmunya yang
berorientasi pasar, sehingga para lulusan di bidang akuntansi mampu bekerja secara
profesional dan bersaing di dunia kerja.
Dewasa ini minat masyarakat terhadap profesi akuntansi cukup tinggi. Hal ini
tampak dari semakin banyaknya jumlah lembaga pendidikan akuntansi dari tahun ke
tahun, yang memberikan layanan pendidikan akuntansi pada berbagai jenjang,
termasuk pendidikan tinggi strata satu (S1). Sarjana Ekonomi Program Studi
Akuntansi dapat memilih alternatif pilihan karir antara profesi akuntansi umum dan
profesi akuntan. Bagi yang memilih profesi akuntan mereka harus meraih gelar
Akuntan terlebih dahulu, melalui Pendidikan profesi Akuntansi (PPA). Selanjutnya
mereka dapat memilih pilihan karir profesi akuntan, baik sebagai Akuntan Publik,
Akuntan Manajemen, Akuntan Pemerintah, maupun Akuntan Pendidik. Perencanaan
pemilihan karir merupakan suatu hal yang sangat penting untuk mencapai kesuksesan
dalam berkarir. Perencanaan tersebut meliputi pertimbangan terhadap beberapa faktor
yang dominan dalam pemilihan karir.
Karir merupakan suatu akumulasi dan pengetahuan yang tertanam pada skill,
expertise, dan jaringan hubungan kerja yang diperoleh melalui serangkaian
perkembangan pengalaman kerja yang lebih luas (Bird, 1994 dalam Deasy: 2000).
Sebaliknya, Greenberg dan Baron (2000: 215) menyatakan bahwa karier tersebut
Pilihan karier mahasiswa dipengaruhi oleh stereotype yang mereka bentuk
tentang berbagai macam karier (Holland, 1995 dalam Friedland, 1996 dalam Deasy,
2002). Jadi, persepsi dan stereotype karier merupakan hal penting untuk menentukan
pilihan karier karena persepsi mahasiswa umumnya dipengaruhi oleh pengetahuan
pribadi mengenai lingkungan kerja, informasi dari lulusan terdahulu, keluarga, dosen,
dan text book yang dibaca ataupun digunakan (Stole, 1976 dalam Felton et al., 1994).
Secara global pengajaran akuntansi di perguruan tinggi cenderung mengarahkan
mahasiswa untuk bekerja sebagai akuntan publik (Widhinugroho, 1999). Minat dan
rencana karier mahasiswa yang jelas akan sangat berguna dalam penyusunan program
agar materi kuliah dapat disampaikan secara efektif bagi mahasiswa yang
memerlukannya. Perencanaan karier merupakan hal yang sangat penting untuk
mencapai sukses (Berry, 1997; Messmer, 1997; dan Paolillo et al., 1982 dalam
Rasmini, 2007). Oleh karena itu, diperlukan suatu stimulasi untuk membuat
mahasiswa mulai memikirkan secara serius tentang karier yang diinginkan sejak
masih di bangku kuliah agar mahasiswa dapat memanfaatkan waktu dan fasilitas
kampus secara optimal. Peran akuntan pendidik sebagai stimulator untuk hal ini
dirasa sangat penting.
Dalam studi ini diteliti beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan
profesi sebagai akuntan publik dan non akuntan publik. Faktor-faktor tersebut adalah
nilai intrinsik pekerjaan, gaji, jumlah lowongan pekerjaan, lingkungan kerja, persepsi
mahasiswa tentang benefit profesi akuntan publik, persepsi mahasiswa tentang
(cost) profesi akuntan publik, dengan mengembangkan instrumen kuesioner yang
digunakan oleh Astami (2001) dan Rahayuningsih (2002).
Terdapat beberapa jenis karir yang dapat dipilih oleh mahasiswa akuntansi
yang telah menjadi sarjana, yaitu sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan,
akuntan pendidik dan akuntan pemerintah. Berdasarkan dari berbagai jenis karir
yang dapat dipilih oleh sarjana akuntansi tersebut menunjukkan bahwa setiap sarjana
akuntansi bebas untuk memilih karir apa yang akan dijalaninya.
Dalam memilih karir yang akan dijalaninya, mahasiswa akuntansi memiliki
berbagai pertimbangan untuk memilih karir apa yang akan dijalaninya. Faktor-faktor
yang mempengaruhi terdiri dari penghargaan finansial, pelatihan profesional,
pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja,
dan personalitas (Rahayu dkk., 2003)
Dengan mengetahui persepsi mahasiswa akuntansi mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi mereka dalam memilih karir, maka setiap mahasiswa akuntansi
yang akan terjun ke dalam dunia bisnis dapat dengan tepat memilih karir yang akan
dijalankannya dan pendidikan akuntansi juga dapat merencanakan kurikulum yang
sesuai dan relevan dengan tuntutan dunia kerja, sehingga mahasiswa akuntansi yang
sudah lulus dan siap terjun dalam dunia kerja lebih mudah menyesuaikan kemampuan
yang dimilikinya dengan tuntutan dalam pekerjaan, apalagi profesi akuntan pada
masa yang akan datang menghadapi tantangan yang semakin berat, maka kesiapan
Penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti (2001), menunjukkan bahwa
mahasiswa akuntansi akan memilih satu diantara empat karir, yaitu sebagai akuntan
publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, atau akuntan pemerintah. Dalam
memilih karir tersebut, mahasiswa akuntansi mempertimbangkan faktor penghargaan
finansial, pelatihan profesional, dan nilai-nilai sosial. Selain itu, hasil penelitiannya
juga menemukan bahwa karir yang paling banyak diminati oleh mahasiswa akuntansi
adalah karir sebagai akuntan perusahaan, kemudian akuntan pemerintah, akuntan
publik, dan akuntan pendidik.
Sedangkan penelitian yang dilakukan Andrianti (2001), menunjukkan bahwa
tidak terdapat perbedaan pandangan mahasiswa akuntansi mengenai faktor intrinsik,
penghasilan, dan pertimbangan pasar kerja dalam memilih karir sebagai akuntan
publik dan non publik, namun terdapat perbedaan pandangan mahasiswa akuntansi
mengenai faktor persepsi dalam memilih karir sebagai akuntan publik dan non publik.
Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan
judul “Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Menjadi Akuntan Publik
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah sebagai
berikut : Apakah penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan
profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan
personalitas secara simultan dan secara parsial berpengaruh terhadap minat menjadi
akuntan publik?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui apakah faktor
penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial,
lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan personalitas berpengaruh terhadap
minat menjadi akuntan publik.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi lembaga yang telah
mempekerjakan tenaga akuntan, sehingga mereka dapat mengerti apa yang
diinginkan calon akuntan dalam memilih karir/profesi dan untuk lebih
2. Sebagai bahan masukan dan nilai tambah bagi kalangan akademik, khususnya
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi USU dalam upaya untuk meningkatkan
kualitas pengajaran dalam rangka menambah mutu lulusan sebagai pekerja
intelektual yang siap pakai sesuai kebutuhan pasar dan membantu membuat
kurikulum dalam sistem pendidikan akuntansi yang relevan dalam dunia kerja
saat ini.
3. Sebagai menambah dan memperkaya khasanah penelitian ilmiah di Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara pada umumnya, dan Program Studi
Magister Ilmu Akuntansi pada khususnya.
4. Sebagai menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dalam memahami
persepsi mahasiswa akuntansi dalam memilih karir di pekerjaannya sesuai dengan
profesi yang dimilikinya.
5. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji masalah
yang sama di masa yang akan datang.
1.5. Originalitas Penelitian
Originalitas penelitian yang dilakukan pada penelitian ini merupakan replikasi
dari beberapa penelitian yang telah dilakukan peneliti-peneliti sebelumnya, antara
lain adalah :
Felton et al. (1994) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan
keputusan mahasiswa sekolah bisnis untuk memilih profesi sebagai akuntan publik.
karier pada penelitian ini meliputi lima hal, yaitu nilai intrinsik pekerjaan, gaji,
jumlah tawaran lowongan kerja, persepsi mahasiswa tentang benefit profesi akuntan
publik, dan persepsi mahasiswa tentang pengorbanan profesi akuntan publik. Hasil
penelitian menunjukkan mahasiswa yang memilih untuk berprofesi sebagai akuntan
publik lebih mempertimbangkan gaji jangka panjang dan kesempatan kerja yang
lebih menjanjikan. Mahasiswa yang memilih profesi akuntan publik percaya bahwa
penghargaan dari profesi ini lebih besar daripada pengorbanannya.
Rahayu, dkk. (2003), meneliti tentang persepsi mahasiswa akuntansi di
beberapa universitas negeri dan swasta yang ada di wilayah Jakarta, Yogyakarta, dan
Surakarta mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir sebagai
akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah.
Wijayanti (2001), meneliti tentang perbedaan pandangan di antara mahasiswa
akuntansi di beberapa universitas negeri dan swasta di Yogyakarta dalam memilih
karir sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan
pemerintah. Andriati (2001), meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
mahasiswa akuntansi di Jawa dalam memilih karir sebagai akuntan publik dan non
publik.
Ni Ketut Rasmini (2007) meneliti Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada
Keputusan Pemilihan Profesi Akuntan Publik dan Nonakuntan Publik Pada
Mahasiswa Akuntansi di Bali. Hasil penelitian menunjukkan Terdapat perbedaan
yang signifikan pada faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan profesi akuntan
Perbedaan yang mendasar antara penelitian ini dengan 5 (lima) penelitian
sebelumnya adalah pada objek atau lokasi penelitian, yakni penelitian ini dilakukan di
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya mahasiswa Departemen
Akuntansi yang telah mengajukan proposal penelitian untuk penulisan tugas akhir
(skripsi). Dalam penelitian ini menggunakan alat uji Regresi Berganda (multiple
regression analysis) dimana pada penelitian sebelumnya menggunakan alat uji
Diskriminan (Discriminant Analysis). Selain itu peneliti menggunakan variabel
dependen profesi Akuntan Publik karena profesi Akuntan Publik merupakan karir
yang spesifik dan memiliki wadah organisasi yang mengatur praktik akuntan publik
didalam penugasannya dan berpengaruh terhadap akuntabilitas pelaksanaan tata
kelola perusahaan dan memiliki dampak pada Pasar Modal dan perekonomian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Persepsi
Pengertian persepsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu atau merupakan proses seseorang
mengetahui beberapa hal yang dialami oleh setiap orang dalam memahami setiap
informasi tentang lingkungan melalui panca indera. Dengan demikian persepsi dapat
diartikan sebagai proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami
setiap informasi tentang lingkungannya melalui panca inderanya (melihat,
mendengar, mencium, menyentuh dan merasakan).
Hammer dan Organ dalam Sofyandi dan Garniwa (2007) menyatakan bahwa
persepsi adalah “the process by which people organize, interpret, experience, and
process cues or material (inputs) received from the external environment”, yang
artinya persepsi adalah suatu proses dengan mana seseorang mengorganisasikan
dalam pikirannya, menafsirkan, mengalami, dan mengolah pertanda atau segala
Menurut Walgito (1997) agar individu dapat menyadari dan dapat membuat
persepsi, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu : 1) adanya obyek yang
dipersepsikan (fisik), 2) alat indera/reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus
(fisiologis), dan 3) adanya perhatian yang merupakan langkah pertama dalam
mengadakan persepsi (psikologis).
2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut Sofyandi dan Garniwa (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi
persepsi adalah sebagai berikut :
1. Pelaku Persepsi
Bila seorang individu memandang pada suatu target dan mencoba menafsirkan apa
yang dilihatnya, penafsiran itu sarat dipengaruhi oleh karakteristik-karakteristik
pribadi dari pelaku persepsi individual itu. Di antara karakteristik pribadi yang
lebih relevan mempengaruhi persepsi adalah sikap, motif, kepentingan atau minat,
pengalaman masa lalu, dan pengharapan.
2. Target
Karakteristik-karakteristik dalam target yang akan diamati dapat mempengaruhi
apa yang dipersepsikan. Orang-orang yang keras suaranya lebih mungkin untuk
diperhatikan dalam suatu kelompok daripada mereka yang pendiam. Demikian
pula individu-individu yang luar biasa menarik atau luar biasa tidak menarik.
Gerakan, bunyi, ukuran, dan atribut-atribut lain dari target membentuk cara
3. Situasi
Situasi adalah hal penting dalam setiap individu melihat objek-objek atau
peristiwa-peristiwa. Unsur-unsur dalam lingkungan sekitar mempengaruhi
persepsi-persepsi individu.
Gambar 2.1 berikut ini meringkaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
persepsi.
Faktor pada Pelaku Persepsi :
- Sikap - Motif - Kepentingan - Pengalaman - Pengharapan
Faktor dalam Situasi :
- Waktu
- Keadaan/Tempat Kerja - Keadaan Sosial
Persepsi
Faktor pada Target :
- Hal Baru - Gerakan - Bunyi - Ukuran
- Latar Belakang - Kedekatan
Sumber : Sofyandi dan Garniwa (2007)
2.1.3. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin ”movere” yang berarti dorongan atau
menggerakkan. Motivasi sangat penting dimiliki setiap individu dalam dirinya karena
motivasi menyebabkan indidividu mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang
optimal.
Rivai (2006) menyatakan bahwa ”Motivasi adalah serangkaian sikap dan
nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai
dengan tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut merupakan invisible yang
memberikan kekuatan untuk mendorong individu bertingkah laku dalam mencapai
tujuan”.
Dorongan individu bertingkah laku dalam mencapai tujuan tersebut terdiri
dari 2 (dua) komponen, yaitu : arah perilaku (kerja untuk mencapai tujuan), dan
kekuatan perilaku (seberapa kuat usaha individu dalam bekerja).
Sedangkan Hasibuan (2003) menyatakan bahwa ”Motivasi adalah pemberian
daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau
bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk
mencapai kepuasan”.
Menurut Peterson dan Plowman dalam Hasibuan (2003) mengatakan bahwa
orang mau bekerja karena faktor-faktor berikut ini :
a. The Desire to Live (keinginan untuk hidup)
Keinginan untuk hidup merupakan keinginan utama dari setiap orang, manusia
b. The desire for Position (keinginan untuk suatu posisi)
Keinginan untuk suatu posisi dengan memiliki sesuatu merupakan keinginan
manusia yang keduadan ini salah satu sebab mengapa manusia mau bekerja.
c. The Desire for Power (keinginan akan kekuasaan)
Keinginan akan kekuasaan merupakan keinginan selangkah di atas keinginan
untuk memiliki, yang mendorong orang mau bekerja.
d. The Desire for Recognation (keinginan akan pengakuan)
Keinginan akan pengakuaan, penghormatan, dan status social merupakan jenis
terakhir dari kebutuhan yang mendorong orang untuk bekerja. Dengan demikian
setiap pekerja mempunyai motif keinginan (want) dan kebutuhan (needs) tertentu
dan mengharapkan kepuasan dari hasil kerjanya.
2.1.4. Teori-Teori Motivasi Kerja
1. Maslow’s Need Hierarchy Theory
Menurut Maslow dalam Mangkunegara (2007), kebutuhan dapat didefinisikan
sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara suatu kenyataan
dengan dorongan yang ada dalam diri. Abraham Maslow menyatakan bahwa hierarki
kebutuhan manusia adalah sebagai berikut :
a. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik,
bernafas, seksual. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau
disebut pula sebagai kebutuhan yang paling dasar.
b. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebuthan akan perlindungan dari ancaman, bahaya,
c. Kebutuhan untuk rasa memiliki, yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok,
berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai.
d. Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh
orang lain.
e. Kebutuhan untuk mengaktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan
kemampuan, skill, dan potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dengan
Self Actualization (Doing your thing)
Esteem (Self and peer value)
Belongingness (Friendship. Affiliation, love)
Safety and Security (Freedom physical, and mental
Feelings of being secure)
Physiological Needs
(Food, dringk, sex, shetter from pain)
Sumber : Mangkunegara (2007)
Gambar 2.2 Hierarki Kebutuhan Menurut Abraham Maslow
Selanjutnya Maslow mengemukakan bahwa orang dewasa secara normal
memuaskan kira-kira 85% kebutuhan fisiologis, 70% kebutuhan rasa aman, 50%
kebutuhan untuk memiliki dan mencintai, 40% kebutuhan harga diri, dan hanya 10%
dari kebutuhan aktualisasi diri. Hal ini dapat diperhatikan pada Gambar 2.3. berikut
Self-Actualization (10%)
Esteem (40%)
Belongingnees (50%)
Safety and Security (70%)
Physiological (85%)
Note shaded area respresent percentage of each need
Category satisfied by the average adult
Sumber : Mangkunegara (2007).
Gambar 2.3 Proporsi Kebutuhan yang Terpuaskan
Dalam studi motivasi lainnya, McClelland dalam Mangkunegara (2007)
mengemukakan adanya tiga macam kebutuhan manusia, yaitu :
a. Need for Achievement, yaitu kebutuhan untuk berprestasi yang merupakan
refleksi dari dorongan akan tanggung jawab untuk pemecahan masalah. Seorang
individu yang mempunyai kebutuhan akan berprestasi tinggi cenderung untuk
berani mengambil risiko. Kebutuhan untuk berprestasi adalah kebutuhan untuk
melakukan pekerjaan lebih baik daripada sebelumnya, selalu berkeinginan
b. Need for affiliation, yaitu kebutuhan untuk berafiliasi yang merupakan dorongan
untuk berinteraksi dengan orang lain, berada bersama orang lain, tidak mau
melakukan sesuatu yang merugikan orang lain.
c. Need for Power, yaitu kebutuhan untuk kekuasaan yang merupakan refleksi dari
dorongan untuk mencapai otoritas untuk memiliki pengaruh terhadap orang lain.
McClelland dalam Mangkunegara (2007) mengemukakan 6 (enam)
karakteristik orang yang mempunyai motif berprestasi kerja tinggi, yaitu :
1) Memiliki tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi.
2) Berani mengambil dan memikul risiko.
3) Memiliki tujuan yang realistik.
4) Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuan.
5) Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam semua kegiatan yang dilakukan.
6) Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.
2. Herzberg Two Factor Theory
Teori dua faktor dikembangkan oleh Frederick Herzberg. Ia menggunakan
teori Abraham Maslow sebagai titik acuannya. Herzberg melakukan penelitian
tentang motivasi terhadap 200 akuntan dan insinyur yang dipekerjakan di berbagai
perusahaan di sekitar Pittsburgh, Pensylvania. Masing-masing responden diminta
menceritakan kejadian yang dialami oleh mereka baik yang
menyenangkan(memberikan kepuasan) maupun yang tidak menyenangkan atau tidak
analisis isi (content analysis) untuk menentukan faktor-faktor yang menyebabkan
kepuasan atau ketidakpuasan.
Dua faktor yang menyebabkan timbulnya rasa puas atau tidak puas menurut
Herzberg, yaitu faktor pemeliharaan (maintenance factors) dan faktor pemotivasian
(motivational factors). Faktor pemotivasian disebut pula dissatisfiers, hygiene
factors, job context, extrinsic factors yang meliputi administrasi dan kebijakan
perusahaan, kualitas pengawasan, hubungan dengan pengawas, hubungan dengan
subordinate, upah, keamanan kerja, kondisi kerja, dan status. Sedangkan faktor
pemotivasian disebut pula satisfier, motivators, job content, intrinsic factors yang
meliputi dorongan berprestasi, pengenalan, kemajuan (advancement), work it self,
kesempatan berkembang, dan tanggung jawab.
3. ERG Theory (Existence, Relatedness, Growth) dari Alderfer
Teori ERG alderfer merupakan perluasan dari teori Maslow dan Herzberg.
Teori ERG tidak terlalu berbeda dengan teori Maslow yang mengetengahkan
tingkatan-tingkatan kebutuhan manusia. Teori ERG merupakan refleksi dari tiga
dasar kebutuhan, yaitu :
a. Existence Needs (kebutuhan eksistensi)
Kebutuhan ini berhubungan dengan fisik dari eksistensi individu, seperti makan,
minum, pakaian, bernafas, gaji, keamanan kondisi kerja, fringe benefits.
b. Relatedness Needs (kebutuhan keterhubungan)
Kebutuhan interpersonal, yaitu kepuasan dalam berinteraksi dalam lingkungan
c. Growth Needs (kebutuhan pertumbuhan)
Kebutuhan untuk mengembangkan dan meningkatkan pribadi. Hal ini
berhubungan dengan kemampuan dan kecakapan yang dimiliki setiap individu.
4. Theory X and Theory Y dari Dauglas McGregor
Dauglas McGregor mengajukan dua pandangan yang berbeda tentang
manusia: negatif dengan tanda label X dan positif dengan tanda label Y. McGregor
merumuskan asumsi-asumsi dan perilaku manusia dalam organisasi sebagai berikut :
a. Teori X (negatif) merumuskan asumsi seperti :
1) Manusia sebenarnya tidak suka bekerja dan jika ada kesempatan maka ia akan
menghindari atau bermalas-malasan dalam bekerja.
2) Pada saat manusia tidak suka atau tidak menyukai pekerjaannya, mereka harus
diatur dan dikontrol bahkan mungkin ditakuti untuk menerima sanksi hukum jika
tidak bekerja dengan sungguh-sungguh.
3) Manusia akan menghindari tanggung jawabnya dan mencari tujuan formal sebisa
mungkin.
4) Kebanyakan manusia menempatkan keamanan di atas faktor lainnya yang
berhubungan erat dengan pekerjaan dan akan menggambarkannya dengan sedikit
ambisi.
b. Teori Y (positif) merumuskan asumsi seperti :
1) Manusia dapat memandang pekerjaan sebagai sesuatu yang wajar, lumrah dan
alamiah baik tempat bermain atau beristirahat, dalam artian berdiskusi atau
2) Manusia akan melatih tujuan pribadi dan pengontrolan diri sendiri jika mereka
melakukan komitmen yang sangat objektif.
3) Kemampuan untuk melakukan keputusan yang cerdas dan inovatif adalah tersebar
secara meluas di berbagai kalangan tidak hanya selalu dari kalangan top
manajemen atau dewan direksi.
2.1.5. Pengertian Karir
Hampir semua orang bertanya tentang siklus hidup pekerjaan seseorang, dan
ternyata jawabannya tidak membantu mengidentifikasi berbagai tindakan yang
dibutuhkan untuk pengembangan karir orang tersebut. Karir terdiri dari semua
pekerjaan yang ada selama seseorang bekerja, atau dapat pula dikatakan bahwa karir
adalah seluruh jabatan yang diduduki seseorang dalam kehidupan kerjanya. Untuk
orang-orang tertentu jabatan-jabatan ini merupakan tahapan dari suatu perencanaan
yang cermat, sedangkan bagi yang lain, karir merupakan bentuk keberuntungan.
Gomes (2000) menyatakan bahwa ”Karir adalah suatu rangkaian kegiatan
kerja yang terpisahkan tetapi berkaitan, yang memberikan kesinambungan,
ketentraman, dan arti dalam hidup seseorang”.
Menurut Simamora (2004), ”Karir adalah urutan aktivitas-aktivitas yang
berkaitan dengan pekerjaan dan perilaku-perilaku, nilai-nilai, dan aspirasi-aspirasi
Selanjutnya Soeprihanto (2000), menyatakan bahwa ”Karir adalah
perkembangan para karyawan secara individu dalam jenjang jabatan/kepangkatan
yang dapat dicapai selama masa kerja dalam suatu organisasi atau perusahaan”.
Menurut Rivai (2006) konsep-konsep dasar perencanaan karir, yakni :
a) Karir
Karir merupakan seluruh posisi kerja yang dijabat selama siklus kehidupan
pekerjaan seseorang.
b) Jenjang Karir
Jenjang karir merupakan model posisi pekerjaan berurutan yang membentuk karir
seseorang.
c) Tujuan Karir
Tujuan karir merupakan posisi mendatang yang diupayakan pencapaiannya oleh
seseorang sebagai bagian karirnya. Tujuan-tujuan ini berperan sebagai benchmark
sepanjang jenjang karir seseorang.
d) Perencanaan Karir
Perencanaan karir merupakan proses dimana seseorang menyeleksi tujuan karir
dan jenjang karir menuju tujuan-tujuan tersebut.
e) Pengembangan Karir
Pengembangan karir terdiri dari pengkatan pribadi yang dilakukan oleh seseorang
Dengan demikian karir adalah seluruh pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan
oleh individu selama masa hidupnya. Karir merupakan pola dari pekerjaan dan sangat
berhubungan dengan pengalaman (posisi, wewenang, keputusan, dan interpretasi
subjektif atas pekerjaan), dan aktivitas selama masa kerja individu. Pengertian ini
menekankan bahwa karir tidak berhubungan dengan kesuksesan atau kegagalan,
namun lebih kepada sikap dan tingkah laku, dan kontinuitas individu dalam aktivitas
yang berkaitan dengan pekerjaannya.
Tujuan karir adalah posisi di masa mendatang yang ingin dicapai oleh
individu dalam pekerjaannya. Jadi keberhasilan karir tidak lagi diartikan sebagai
penghargaan institusional dengan meningkatnya kedudukan dalam suatu hierarki
formal. Apalagi pada saat ini karir telah mengalami pergeseran menuju karir tanpa
batas (the boundaryless career). Kunci keberhasilan karir pada masa yang akan
datang lebih dicerminkan dari pengalaman hidup seseorang daripada posisi yang
2.1.6. Tahap-tahap Pengembangan Karir Individu
Penelitian mengenai tahapan-tahapan karir menyimpulkan bahwa kebutuhan
dan ekspektasi individu berubah melalui tahapan. Hubungan antara
tahapan-tahapan karir dan kebutuhan individu dapat dilihat pada Gambar 2.4 berikut ini.
Kebutuhan
Sumber : Rivai (2006) Tahap
Akhir
Gambar 2.4 Tahap-tahap Karir dan Kebutuhan Individu
Menurut Rivai (2006), tahapan-tahapan karir dan kebutuhan individu dapat
dibedakan atas 4 (empat) tahapan, yaitu :
1. Fase Awal
Fase awal atau fase pembentukan menekankan pada perhatian untuk memperoleh
jaminan terpenuhinya kebutuhan dalam tahun-tahun awal pekerjaan.
2. Fase Lanjutan
Fase lanjutan di mana pertimbangan jaminan keamanan sudah mulai berkurang,
3. Fase Mempertahankan
Pada fase mempertahankan, individu mempertahankan pencapaian keuntungan
atau manfaat yang telah diraihnya sebagai hasil pekerjaan di masa lalu. Individu
telah merasa terpuaskan, baik secara psikologis maupun finansial.
4. Fase Pensiun
Pada fase pensiun, individu telah menyelesaikan satu karir, dan akan berpindah ke
karir yang lain, dan individu memiliki kesempatan untuk mengekspresikan
aktualisasi diri yang sebelumnya tidak dapat dilakukannya.
2.2. Review Penelitian Terdahulu
Felton et al. (1994) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan
keputusan mahasiswa sekolah bisnis untuk memilih profesi sebagai akuntan publik.
Faktor-faktor yang diperhitungkan sebagai faktor yang mempengaruhi pemilihan
karier pada penelitian ini meliputi lima hal, yaitu nilai intrinsik pekerjaan, gaji,
jumlah tawaran lowongan kerja, persepsi mahasiswa tentang benefit profesi akuntan
publik, dan persepsi mahasiswa tentang pengorbanan profesi akuntan publik. Hasil
penelitian menunjukkan mahasiswa yang memilih untuk berprofesi sebagai akuntan
publik lebih mempertimbangkan gaji jangka panjang dan kesempatan kerja yang
lebih menjanjikan. Mahasiswa yang memilih profesi akuntan publik percaya bahwa
Rahayu, dkk. (2003) dalam penelitiannya menemukan bahwa mahasiswa dan
mahasiswi akuntansi dari universitas negeri dan universitas swasta banyak yang
berminat untuk memilih karir sebagai akuntan perusahaan. Hasil penelitiannya juga
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pandangan mengenai penghargaan finansial,
pelatihan profesional, pengakuan profesional, lingkungan kerja, dan pertimbangan
pasar kerja, sedangkan untuk faktor nilai-nilai sosial dan personalitas tidak terdapat
perbedaan pandangan. Berdasarkan gender-nya, maka perbedaan persepsi/pandangan
mahasiswa akuntansi terlihat pada faktor pelatihan profesional dan lingkungan kerja,
sedangkan untuk faktor penghargaan finansial, pengakuan profesional, nilai-nilai
sosial, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas tidak terdapat perbedaan
pandangan.
Wijayanti (2001), dalam penelitiannya mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan karir mahasiswa akuntansi menunjukkan bahwa dari 7
(tujuh) faktor yang diteliti, yaitu penghargaan finansial, pelatihan profesional,
nilai-nilai sosial, pengakuan profesional, lingkungan kerja, keamanan kerja, dan
tersedianya lapangan kerja, hanya faktor penghargaan finansial, pelatihan profesional,
dan nilai-nilai sosial yang dipertimbangkan mahasiswa akuntansi dalam memilih
karir. Sedangkan faktor pengakuan profesional, lingkungan kerja, keamanan kerja,
dan akses lowongan kerja tidak dipertimbangkan mahasiswa akuntansi dalam
Andriati (2001), meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
mahasiswa akuntansi di Jawa dalam memilih karir sebagai akuntan publik dan non
publik. Hasil penelitiannya menunjukkan ada perbedaan pendapat mengenai
personalitas diantara mahasiswa akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik
dan akuntan non publik.
Rasmini (2007) meneliti faktor-faktor yang Berpengaruh pada keputusan
pemilihan Profesi Akuntan Publik dan Non akuntan Publik pada Mahasiswa
Akuntansi di Bali. Hasil penelitian menunjukkan Terdapat perbedaan yang signifikan
pada faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan profesi akuntan publik dan non
akuntan publik pada mahasiswa dan mahasiswi S1 Akuntansi di Bali.
Variabel-variabel yang membedakan pemilihan profesi antara mahasiswa
yang memilih profesi akuntan publik dengan mahasiswa yang memilih profesi
nonakuntan publik adalah (a) pekerjaan yang memberikan tantangan secara
intelektual, memperoleh tunjangan-tunjangan, (b) pekerjaan yang aman dari PHK, (c)
lingkungan kerja yang menyenangkan, (d) dapat menjadi konsultan yang dinamis
pada perusahaan, (e) dapat menjadi konsultan bisnis yang terpercaya, (f) dapat
menjadi direktur perusahaan, (g) dapat memperluas wawasan dan kemampuan
sehingga lebih profesional dalam akuntansi, (h) mudah mendapat promosi, (i)
imbalan yang diperoleh sesuai dengan upaya yang diberikan, (j) bahwa kepuasan
pribadi dapat dicapai atas tahapan karier, (k) akuntan publik memberi keamaan kerja
lebih terjamin, (l) berkarier di kantor akuntan publik memperoleh penghargaan tinggi
mempengaruhi pemilihan profesi akuntan publik dan non akuntan publik pada
mahasiswa akuntansi adalah adanya persepsi bahwa karier di akuntan publik
memberikan keamanan kerja lebih terjamin (tidak mudah kena PHK).
Pada Tabel 2.1 berikut ini ditunjukkan matriks dari beberapa penelitian
terdahulu.
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
No. Nama
Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Kesimpulan
4. Andrianti (2001)
Faktor-faktor yang mempeng-aruhi mahasiswa akuntansi di Jawa dalam memilih karir sebagai akuntan publik dan non publik. Profesi Akuntan Publik Dan Nonakuntan Publik Pada Akuntansi di Bali.
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konseptual
Setiap individu yang ingin maju dan berkembang perlu memotivasi dirinya
untuk mau bekerja keras, penuh tanggung jawab, selalu ingin maju dan tidak mudah
menyerah, serta selalu meningkatkan kualitas diri sebagai upaya antisipasi
menghadapi persaingan yang semakin berat di antara sesama tenaga kerja.
Menurut Herzberg sesuai dengan teori yang dikembangkannya yang dikenal
dengan teori ”Model dua faktor” dari motivasi, yaitu motivasional dan faktor higine
atau pemeliharaan. Menurut teori ini yang dimaksud dengan faktor motivasional
adalah hal-hal yang pendorong berprestasi yang bersifat instrinsik, yang bersumber
dari dalam diri seseorang, antara lain adalah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang
diraih, kesempatan berkembang, kemajuan dalam karir dan pengakuan orang lain.
Sedangkan faktor higine mencakup antara lain status seseorang dalam organisasi,
hubungan seorang karyawan dengan atasannya, hubungan seseorang dengan
rekan-rekan sekerjanya, teknik penyeliaan yang diterapkan oleh para penyelia,
kebijaksanaan organisasi, sistem administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan
Selanjutnya Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul ”Work and
Motivation” mengemukakan suatu teori yang disebutnya sebagai ”Teori Harapan”.
Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat dari suatu hasil yang ingin dicapai oleh
seseorang dari perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah
kepada hasil yang diinginkannya. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan
sesuatu, dan jalan nampaknya terbuka untuk memperolehnya, maka yang
bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.
Berdasarkan teori motivasi yang dikemukakan oleh dua ahli tersebut di atas,
maka merupakan hal yang logis dan wajar apabila seseorang dalam memilih karir
atau pekerjaannya sangat perlu mempertimbangkan jenjang karir dan prospek
perkembangan karirnya di masa yang akan datang. Rivai (2006) menyatakan bahwa
”Karir merupakan seluruh posisi kerja yang dijabat selama siklus kehidupan
pekerjaan seseorang”.
Akuntan merupakan salah satu profesi dalam dunia kerja yang dapat dijalani
oleh mahasiswa akuntansi. Secara garis besar bidang pekerjaan yang dapat dilakukan
oleh akuntan dapat digolongkan dalam 4 (empat) kategori, yaitu akuntan publik,
akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah, seperti di Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK), BPKP, Departemen Keuangan, dan instansi pemerintah
Menurut Rahayu dkk. (2003) bahwa mahasiswa akuntansi dalam memilih
karir yang akan dijalaninya memiliki berbagai pertimbangan antara lain adalah
penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial,
lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas.
Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini
dapat digambarkan sebagai berikut :
Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan mahasiswa akuntansi dalam memilih karir
Akuntan Publik :
1. Penghargaan Finansial (X1) 2. Pelatihan Profesional (X2) 3. Pengakuan Profesional (X3) 4. Nilai-nilai sosial (X4) 5. Lingkungan kerja (X5)
6. Pertimbangan pasar kerja (X6) 7. Personalitas (X7)
Minat Menjadi Akuntan Publik (Y)
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual
3.2. Hipotesis
Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah
sebagai berikut : Penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional,
nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan personalitas
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian hubungan kausal (causal effect).
Penelitian ini dirancang untuk menguji pengaruh fakta dan fenomena serta mencari
keterangan keterangan secara factual yaitu penelitian yang bersifat menjelaskan
mengenai faktor-faktor yang menentukan pemilihan profesi Akuntan Publik bagi
mahasiswa Departemen Akuntansi FE USU Medan.
4.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Ekonomi USU yang beralamat di Jalan
Prof. T.M. Hanafiah, SH Medan.
4.3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Departemen Akuntansi
Program Strata – I Reguler Angkatan 2005, 2006 sebanyak 147 orang mahasiswa.
Data mengenai jumlah mahasiswa Departemen Akuntansi Program Strata – I Reguler
dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini.
No. Program Strata – 1 Jumlah (orang)
1. 2.
Angkatan 2005 Angkatan 2006
75 72
Jumlah 147
Sumber : Departemen Akuntansi FE-USU, Februari 2009.
Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Adapun
kriterianya sebagai berikut :
1. Mahasiswa Departemen Akuntansi Program Strata – I Reguler USU yang sudah
mengajukan proposal penelitian skripsi. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan
bahwa mahasiswa yang sudah mengajukan proposal penelitian skripsi
diperhitungkan dalam waktu yang tidak lama lagi mereka akan menyelesaikan
studinya dan segera akan bekerja.
2. Mahasiswa stambuk 2005 dan 2006. Dengan kriteria tersebut maka dapat
diperoleh mahasiswa yang telah memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 2,00
dan telah menyelesaikan 110 SKS.
3. Mahasiswa stambuk 2007 disisihkan karena pada periode penelitian belum ada
yang mencapai 110 SKS.
Berdasarkan 3 (tiga) kriteria diatas maka terpilih sebanyak 31 (tiga puluh satu)
orang.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Wawancara (interview) yang dilakukan responden untuk memberikan informasi
dan keterangan sehubungan penelitian yang dilakukan.
b. Daftar pertanyaan (questionaire) yang diberikan kepada mahasiswa Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi USU yang menjadi responden dalam penelitian ini.
c. Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari
dokumen-dokumen yang diperoleh dari Fakultas Ekonomi USU sebagai pendukung
penelitian ini.
4.5. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Data primer yang diperoleh dengan melakukan wawancara (interview) dan
menyebarkan daftar pertanyaan (questionaire).
b. Data sekunder diperoleh dari studi dokumentasi berupa dokumen-dokumen resmi
yang diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi USU.
4.6. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
1. Penghargaan Finansial (X1)
Penghasilan atau gaji merupakan hasil yang diperoleh sebagai kontraprestasi dari
pekerjaan yang telah diyakini secara mendasar bagi sebagian besar perusahaan
sebagai daya tarik utama untuk memberikan kepuasan kepada karyawannya.
Penghargaan finansial diuji dengan 3 (tiga) butir pernyataan yaitu gaji awal yang
tinggi, potensi kenaikan gaji dan tersedianya dana pensiun.
2. Pelatihan Profesional (X2)
Pelatihan profesional meliputi hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan
keahlian. Pelatihan profesional diuji dengan 4 (empat) pernyataan mengenai
pelatihan sebelum mulai bekerja, pelatihan profesional, pelatihan kerja rutin dan
pengalaman kerja.
3. Pengakuan Profesional (X3)
Pengakuan profesional meliputi hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan
terhadap prestasi. Pengakuan profesional diuji dengan 4 (empat) pernyataan
mengenai kemungkinan bekerja dengan ahli lain, kesempatan untuk berkembang,
dan pengakuan prestasi.
4. Nilai-nilai Sosial (X4)
Nilai-nilai sosial ditunjukkan sebagai faktor yang menunjukkan kemampuan
pandang orang-orang lain di lingkungannya. Nilai-nilai sosial diuji dengan
6 (enam) pernyataan mengenai cara untuk naik pangkat, kesempatan untuk
melakukan pelayanan sosial, kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain,
kepuasan pribadi, kesempatan untuk menjalankan hobi di luar pekerjaan,
perhatian terhadap perilaku individu dan gengsi pekerjaan di mata orang lain.
5. Lingkungan Kerja (X5)
Lingkungan kerja merupakan sesuatu yang berkaitan dengan sifat pekerjaan,
tingkat persaingan dan banyaknya tekanan kerja. Lingkungan kerja diuji dengan
pernyataan mengenai sifat pekerjaan (rutin, atraktif, sering lembur).
6. Pertimbangan Pasar Kerja (X6)
Pertimbangan pasar kerja meliputi keamanan kerja dan tersedianya lapangan kerja
atau kemudahan mengakses lowongan kerja. Keamanan kerja merupakan faktor
dimana karir yang dipilih dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Karir
diharapkan bukan pilihan karir sementara, tetapi dapat terus berlanjut sampai
seseorang pensiun. Pertimbangan pasar kerja diuji dengan 2 (dua) pernyataan
mengenai keamanan kerja, dan kemudahan mengakses lowongan kerja.
7. Personalitas (X7)
Personalitas merupakan salah satu determinan yang potensial terhadap perilaku
individu saat berhadapan dengan situasi/kondisi tertentu. Hal ini membuktikan
dengan satu pernyataan mengenai kesesuian pekerjaaan dengan kepribadian yang
dimiliki seseorang.
2. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen yaitu minat menjadi Akuntan Publik yaitu minat menjadi
praktisi individual atau anggota Kantor Akuntan Publik yang memberikan jasa
auditing profesional kepada klien. Minat menjadi Akuntan Publik diukur dengan
indikator Akuntan Publik dapat menjadi Konsultan Bisnis yang terpercaya,
Akuntan Publik dapat menjadi direktur perusahaan, Akuntan Publik dapat
memperluas wawasan dan kemampuan akuntansi, Akuntan Publik dapat
menjanjikan lebih profesional dalam bidang akuntansi, bekerja pada Akuntan
Publik mudah untuk mendapat promosi jabatan, Imbalan yang diperoleh sesuai
dengan upaya yang diberikan. Kepuasan pribadi dapat dicapai atas tahapan karir,
keamanan kerja lebih terjamin dan memperoleh penghargaan yang tinggi
dimasyarakat. (Felton, 1994). Adapun Tabel Operasionalisasi Variabel sebagai
berikut :
Tabel 4.2: Defenisi Operasionalisasi Variabel
Jenis
Variabel Nama Variabel Definisi Instrumen
Skala Pengukuran
Independen Penghargaan
Finansial (X1)
Penghasilan atau gaji merupakan hasil yang diperoleh sebagai kontraprestasi dari pekerjaan yang telah diyakini secara mendasar
bagi sebagian besar perusahaan sebagai daya tarik utama untuk memberikan kepuasan kepada karyawannya.
Independen Pelatihan
Profesional (X2)
Pelatihan profesional meliputi hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan keahlian
Kuesioner Interval/Likert
Independen Pengakuan
Profesional (X3)
Pengakuan profesional meliputi hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan terhadap prestasi
Kuesioner Interval/Likert
Independen Nilai-nilai
Sosial (X4)
Nilai-nilai sosial ditunjukkan sebagai faktor yang menunjukkan kemampuan seseorang di masyarakat, atau nilai seseorang yang dapat dilihat dari sudut pandang orang-orang lain di lingkungannya
Kuesioner Interval/Likert
Independen Lingkungan
Kerja (X5)
Lingkungan kerja merupakan sesuatu yang berkaitan dengan sifat pekerjaan, tingkat persaingan dan banyaknya tekanan kerja. Lingkungan kerja diuji dengan pernyataan mengenai sifat pekerjaan (rutin, atraktif, sering lembur)
Pertimbangan pasar kerja meliputi keamanan kerja dan tersedianya lapangan kerja atau kemudahan mengakses lowongan kerja
Kuesioner Interval/Likert
Independen Personalitas
(X7)
Determinan yang potensial terhadap perilaku individu saat berhadapan dengan situasi/kondisi
minat menjadi praktisi individual atau anggota Kantor Akuntan Publik yang memberikan jasa
auditing profesional kepada klien
Kuesioner Interval/Likert
Setiap pernyataan dari variabel yang diteliti menggunakan skala Likert dan
masing-masing butir pernyataan diberi skor 1 sampai 5. Alternatif jawaban pada
setiap pernyataan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3. Alternatif Jawaban Setiap Pernyataan No. Alternatif Jawaban Skor
1.
4.7. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Uji validitas dan realibilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan pada 70
orang mahasiswa Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi USU yang dijadikan
sebagai sampel penelitian.
1. Uji Validitas Instrumen
Validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat.
Suatu instrumen pengukur dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa
yang seharusnya diukur. Dengan perkataan lain, instrumen tersebut dapat mengukur
construct sesuai dengan yang diharapkan peneliti.
Uji validitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan
membandingkan nilai Correlated Item-Total Correlation pada setiap butir pertanyaan
dengan nilai r tabel. Jika nilai Correlated Item-Total Correlation (rhitung) > nilai rtabel
dan nilainya positif, maka butir pertanyaan pada setiap variabel penelitian dinyatakan
valid (Ghozali, 2005). Untuk melakukan pengujian validitas instrumen dilakukan
dengan menggunakan software Statistical Package for Social Science (SPSS).
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
atau handal jika jawaban dari responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu. Jawaban responden terhadap pertanyaan dikatakan
reliabel jika masing-masing pertanyaan dijawab secara konsisten.
Ghozali (2005) menyatakan bahwa pengukuran reliabilitas dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu :
1. Repeated Measure atau pengukuran ulang dilakukan dengan cara memberikan
kuesioner (pertanyaan) yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat
apakah responden tetap konsisten dengan jawabannya.
2. One Shot atau pengukuran sekali saja dilakukan dengan cara hanya sekali saja
kuesioner diberikan kepada responden dan kemudian hasilnya dibandingkan
pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.
Pengujian reliabilitas kuisioner dalam penelitian ini menggunakan one shot
atau pengukuran sekali saja dan untuk pengujian reliabilitasnya digunakan uji statistik
Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan
nilai Cronbach Alpha > 0,60.
Untuk melakukan pengujian reliabilitas kuisioner dilakukan dengan
menggunakan software Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 16.
4.8. Metode Analisis Data 4.8.1. Uji Kualitas Data
Ada dua prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini untuk mengukur
a. Uji reliabilitas, yaitu untuk menunjukkan sejauhmana suatu hasil pengukuran
suatu kuesioner jika diulangi beberapa kali. Suatu kuesioner dikatakan reliable
atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika
memberikan nilai Cronbach Alpa> 0,60 (Nunally,1978 dalam Ghozali,2005:133).
b. Uji Validitas, dilakukan untuk menjawab pertanyaan apakah instrumen penelitian
yang telah disusun benar-benar akurat sehingga mampu mengukur apa yang
seharusnya diukur (variabel kunci yang diteliti). Uji tersebut dimaksud untuk
mengetahui sejauhmana instrumen yang digunakan sudah memadai untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur dengan cara meminta pendapat atau
penilaian ahli yang berkompeten dengan masalah yang sedang diteliti. Suatu
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada koesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
c. Jika r hitung (untuk r butir dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total
Correlation) lebih besar dari r tabel dan nilai positif, maka butir atau pertanyaan
tersebut dikatakan valid (Ghozali,2005:135)
4.8.2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis yang mengunakan analisis regresi,
maka diperlukan pengujian asumsi klasik yang meliputi :
a. Uji normalitas, yaitu bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel
yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan
Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak dapat dilihat melalui
normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi
normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting
data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal,
maka garis yang mengambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnnya (Ghozali, 2005:74)
b. Uji Multikolinieritas, diperlukan untuk mengetahui apakah ada tidaknya variabel
independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu
model. Selain itu deteksi terhadap multikolinearitas juga bertujuan untuk
menghindari kebiasan dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh
pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap varibel dependen.
Deteksi multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat jika nilai Variance
Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari
0,1, maka model tersebut dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas. VIF =
1/Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance =1/10=0,1.
c. Uji heteroskesdastisitas, bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang
memiliki persamaan variance residual suatu periode pengamatan dengan periode
pengamatan yang lain, atau homokesdastisitas. Cara memprediksi ada tidaknya
heteroskesdastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar scatterplot
d. Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode sebelumnya. (Ghozali,2005:62). Dalam beberapa penelitian uji
autokorelasi jarang dilakukan karena autokorelasi jarang terjadi pada data yang
bersifat cross section, jika terjadi maka cara menggunakannya hanya dengan
merubuh posisi sampel.
4.9. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat analisis regresi
berganda (multiple regression analysis). Regresi bertujuan untuk menguji hubungan
pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Regresi yang memiliki satu
variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen disebut regresi berganda.
Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi ( ) 0,05 atau 5 %. Untuk menguji
apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka dilakukan pengujian
terhadap variabel-variabel penelitian dengan cara menguji secara simultan melalui uji
signifikansi simultan (uji statistik F), yang bermaksud untuk dapat menjelaskan
masing-masing variabel secara parsial digunakan uji t statistik yang bertujuan untuk
mengetahui apakah variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
Data yang terkumpul melalui hasil penyebaran kuesioner ditabulasi
kemudian dihitung dengan statistik analisis regresi linear berganda. Analisis regresi
linier berganda ini digunakan untuk menentukan signifikansi pengaruh penghargaan
finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan
kerja, pertimbangan pasar kerja dan personalitas terhadap minat menjadi akuntan
publik. Model persamaan regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah :
Y = a + b1X1 + b2X2+ b2X2 +b3X3 +b4X4 +b5X5++b6X6+b7X7+e
Dimana:
Y : Minat Menjadi Akuntan Publik
X1 : Penghargaan Finansial
X2 : Pelatihan Profesional,
X3 : Pengakuan Profesional,
X4 : Nilai-nilai sosial,
X5 : Lingkungan kerja,
X6 : Pertimbangan pasar kerja,
X7 : Personalitas