• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wanita dan Struktur Sosial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Wanita dan Struktur Sosial"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

W AN I TA D AN STRUKTUR SOSI AL

( Su a t u An a lisa Te n t a n g Pe r a n Ga n da W a n it a I n don e sia )

D r a . LI N A SUD ARW ATI

Fa k u lt a s I lm u Sosia l D a n I lm u Polit ik Un ive r sit a s Su m a t e r a Ut a r a

I . PEN D AH ULUAN

Masyarakat dunia pada um um nya m asih dibayangi oleh sist em Pat riarkal, dem ikian j uga di I ndonesia. St rukt ur m asyarakat um um nya m asih bersifat pat riarkal dan lem baga ut am a dari sist em ini adalah keluarga. sist em Pat riarkal m erupakan st rukt ur yang m engabsahkan bent uk st rukt ur kekuasaan dim ana lelaki m endom inasi w anit a. Dom inasi ini t erj adi karena posisi ekonom is w anit a lebih lem ah dari lelaki ( Arief Budim an: 1985,60) sehingga w anit a dalam pem enuhan kebut uhan m at erialnya sangat t ergant ung pada lelaki. Kondisi ini m erupakan im plikasi dari sist em pat riarkal yang m em isahkan peran ut am a ant ara lelaki dan w anit a dalam keluarga, lelaki berperan sebagai kepala keluarga, t erut am a bert ugas di sekt or publik sebagai pencari nafkah, m em beri peluang bagi lelaki unt uk m em peroleh uang dari pekerj aannya, sedang w anit a sebagai " Rat u rum ah t angga" , t erut am a bert ugas di sekt or dom est ik sebagai pendidik anak dan pengat ur rum ah t angga yang t idak m em peroleh bayaran. Unt uk pem enuhan kebut uhan m at erialnya w anit a t ergant ung kepada lelaki sebagai pencari nafkah.

Pem bagian peran di sekt or publik unt uk lelaki dan di sekt or dom est ik unt uk w anit a ini t erut am a t erlihat j elas di lingkungan keluarga ekonom i m enengah ke at as, sedangkan pada keluarga ekonom i rendah/ baw ah dikot om i pem bagian peran kerj a berdasarkan sist em pat riarkal m engalam i perubahan. Kesulit an ekonom i m em aksa m ereka kaum w anit a dari kelas ekonom i rendah unt uk ikut berperan dalam m eningkat kan pendapat an keluarganya dengan bekerj a di luar sekt or dom est ik. Ket erlibat an w anit a sekaligus dalam sekt or dom est ik ( yang m em ang dianggap sebagai peran kodrat i m ereka) dan di sekt or publik selanj ut nya akan disebut peran ganda.

I I . PERM ASALAH AN

Jika dom inasi lelaki t erhadap w anit a karena dit ent ukan oleh kelem ahan posisi ekonom is w anit a daripada lelaki, apakah dengan t urut sert anya w anit a dari golongan ekonom i lem ah ini bekerj a unt uk m eningkat kan pendapat an keluarga akan berhasil m elepaskannya dari dom inasi lelaki, sehingga m enem pat kannya sej aj ar bagi lelaki at au sebaliknya peran ganda w anit a j ust ru m enem pat kannya pada posisi yang sem akin t ert ekan/ t ereksploit asi, karena beban t ugas yang dit anggungnya sem akin berat , sem ent ara lelaki m asih t et ap pada peran t unggalnya sebagai pencari nafkah, bukanlah hal ini lebih m engunt ungkan kaum lelaki.

Akhirnya berdasarkan beberapa st udi yang t elah dilakukan t erlihat kecenderungan bahw a dengan peran gandanya w anit a dari golongan ekonom i lem ah ini j ust ru sem akin t ert ekan/ t ereksploit asi. Mengapa dem ikian? perm asalahan inilah yang m enarik unt uk dikaj i dalam t ulisan ini.

(2)

I I I . PEM BAH ASAN

1. Keberadaan Pekerj a Wanit a di Pasar Tenaga Kerj a

Ket erlibat an w anit a dalam pasar t enaga kerj a dit inj au dari perspekt if Karl Marx erat kait annya dengan perkem bangan sist em kapit alis. Pada dasarnya perkem bangan kapit alis sangat t ergant ung pada akum ulasi m odal dengan dem ikian kedudukan buruh dalam sist em ini hanya m erupakan kom odit i yang dinilai dengan nilai t ukar di pasar bebas. Unt uk m em peroleh keunt ungan yang sebesar- besarnya dari proses produksinya m aka sist em ini berupaya unt uk m enekan biaya proses produksi sem inim al m ungkin, sehingga pada prakt eknya upah buruh dibayar m urah, t api buruh harus m encurahkan w akt u yang panj ang unt uk bekerj a bagi kepent ingan kapit alis. Perspekt if Marx m enggam barkan dengan cara ini kapit alis m em peroleh keunt ungan yang besar sehingga bisa m enj adi m odal unt uk m engem bangkan usaha. Perkem bangan usaha ini selanj ut nya m em erlukan penam bahan j um lah t enaga kerj a, karena t enaga kerj a yang t ersedia sudah t idak m em adai lagi, m aka kekurangan t enaga kerj a diam bil dari keluarga buruh, yakni dengan m elibat kan anggot a keluarga m ereka. Marx dan Engels dalam hal ini m engem ukakan keluarga kelas prolet ar. Khususnya ekonom i individu dalam kelas buruh sedem ikian m em prihat inkan sehingga ist ri dan anak- anak m ereka t erpaksa bekerj a berj am - j am lam anya dalam pabrik unt uk m encukupi pendapat an dem i kelangsungan keluarga m ereka ( Doyle; 1986, 137) . Mem perhat ikan fakt or di at as t erlihat bahw a ket erlibat an w anit a dalam pasar t enaga kerj a m erupakan pengaruh dari:

1. Fakt or ekst ern yang m erupakan fakt or penarik unt uk bekerj a yakni adanya kesem pat an kerj a yang dit aw arkan oleh kapit alis.

2. Fakt or int ern, yang m erupakan fakt or pendorong unt uk bekerj a yakni desakan/ kesulit an ekonom i keluarga.

Fakt or kesem pat an kerj a dan fakt or unt uk pem enuhan kebut uhan ekonom i inilah yang pada hakekat nya m enghant arkan kaum w anit a unt uk bekerj a di sekt or publik.

2. Kedudukan Pekerj a Wanit a di Dalam St rukt ur Ket enagakerj aan

Dalam persepsi Marx unt uk m elihat kedudukan pekerj a w anit a m aka t idak t erlepas dari fokus analisanya t erhadap m asyarakat kapit alis. Dalam st rukt ur kapit alis kedudukan seseorang dit ent ukan oleh penguasaan alat produksi, dalam kasus pekerj a kelas baw ah ini m aka kedudukan seseorang dit ent ukan oleh kem am puannya unt uk m enghasilkan produksi berdasarkan pekerj aannya. Dalam kapit alism e pem bagian kerj a dalam perusahaan dit ent ukan oleh dorongan efisiensi produksi dalam hubungannya unt uk m em aksim alkan keunt ungan ( Marx: Ant hony Giddens: 1987: 122) . Art inya bahw a penem pat an posisi seseorang dalam st rukt ur ket enagakerj aan dit ent ukan oleh t ingkat produkt ifit asnya dan ket ram pilannya, selanj ut nya akan m em perlihat kan variasi upah yang berbeda berdasarkan t ingkat produkt ifit asnya. Akibat nya siapa yang m am pu bekerj a lebih keras dalam j angka w akt u yang panj ang akan m enghasilkan produksi yang lebih banyak berart i akan m em peroleh upah yang lebih besar. Pada gilirannya akan m enem pat kan posisinya pada kedudukan yang lebih baik dalam st rukt ur ket enagakerj aannya.

(3)

publik sangat t erbat as. Kesem pat an kerj a bagi kaum w anit a yang um um nya hanya t erbat as pada pekerj aan berupah rendah sert a ket erbat asan w akt u yang bisa dicurahkan unt uk bekerj a diluar sekt or dom est ik m enem pat kan m ereka pada posisi yang rendah dalam st rukt ur ket enagakerj aan. Sem ent ara lelaki m em peroleh posisi yang lebih baik, karena bisa m encurahkan w akt unya secara penuh unt uk bekerj a di sekt or publik, sebab m ereka t idak t erbebani oleh t ugas- t ugas di sekt or dom est ik. Dengan dem ikian m ereka dapat berproduksi dan m em peroleh upah lebih besar dari w anit a. Akhirnya baik di sekt or dom est ik m aupun di sekt or publik w anit a t et ap didom inasi oleh kaum lelaki, karena pada kenyat aan st rukt ur ket enagakerj aan j uga m enem pat kan lelaki pada posisi ekonom is yang lebih kuat dari kaum w anit a, sehingga dalam pem enuhan kebut uhan m at erialnya w anit a m asih t ergant ung pada kaum lelaki.

Marx m engem ukakan bahw a sit uasi yang t erj adi dalam hubungan ekonom i akan m erem bet / m em pengaruhi bent uk hubungan pada st rukt ur sosial non-ekonom is. Dengan kat a lain sist em st rukt ur hubungan kerj a yang dicipt akan oleh sist em kapit alis akan m em pengaruhi t ercipt anya st rukt ur m asyarakat pat riarkal. Kedua sist em ini, kapit alis dan pat riarkal m enem pat kan w anit a pada posisi yang t erdom inasi dan sem akin t ereksploit asi dalam sist em kapit alis.

3. Wanit a Bekerj a di I ndonesia

Fenom ena w anit a bekerj a di I ndonesia cenderung t erlihat di kalangan ekonom i rendah t erut am a di pedesaan. Adapun yang m endorong m ereka bekerj a t erut am a disebabkan oleh kondisi ekonom i keluarga.

I ndonesia m erupakan negara agraris, pada dekade 1960- an sekt or pert anian pernah m enem pat i posisi t erat as dalam penyerapan t enaga kerj a w anit a, bahkan sebagian besar pekerj aan di sekt or pert anian ini dikuasai oleh pekerj a w anit a. Pekerj aan lelaki di sekt or ini um um nya t erbat as pada m asa pengolahan lahan, sedangkan pada t ahap m eraw at sam pai m em et ik basil pert anian sebagian besar dikerj akan kaum w anit a. Pada era ini kedudukan w anit a pekerj a t idak t erlalu di persoalkan, karena pekerj aan di sekt or pert anian kurang m enunt ut pencurahan w akt u yang t erus m enerus sert a dapat dilakukan dilingkungan dom est ik, sehingga t idak m engganggu t ugas kerum aht anggaan, t idak m enunt ut adanya pendidikan dan ket ram pilan khusus, berart i diferensiasi pekerj aan kurang m em pengaruhi upah yang dit erim a. Pada dekade 1970- an, ket ika m ekanisasi m elanda di sekt or ini, banyak j enis pekerj aan yang sem ula m erupakan lapangan pekerj aan bagi w anit a beralih m enj adi pekerj aan lelaki, karena pem akaian m ekanisasi dan t eknik m odern di sekt or pert anian m em erlukan cara pengerj aan yang dianggap lebih pant as unt uk dikerj akan oleh kaum lelaki. Sehingga t erj adi penurunan drast is dalam penyerapan t enaga kerj a w anit a di sekt or ini.

(4)

Pekerj a w anit a kelas rendah karena um um nya t idak m em iliki pendidikan dan ket ram pilan khusus m ereka cenderung bekerj a di sekt or sekunder t ersebut . Peran di dalam keluarga j uga m asih m em belenggu m ereka sehingga w akt u yang t ercurah unt uk bekerj a di sekt or publik ini t idak sepenuhnya. Akibat nya upah yang rendah akan sem akin rendah karena produkt ifit asnya rendah. Biasanya pekerj aan di sekt or ini diupah berdasarkan j am kerj a at au j um lah produksi barang yang dihasilkan, sehingga ket ika w anit a harus cut i unt uk t idak bekerj a karena t ugas kerum aht anggaan m aka ia t idak m em peroleh upah.

Sekt or indust rialisasi ini khususnya dalam sist em kapit alis sangat peka t erhadap flukt uasi pasar, sehingga j enis, j um lah barang yang diproduksinya sangat t ergant ung kepada perm int aan pasar, sebagai pekerj a m usim an dan disekt or sekunder posisi pekerj a w anit a sangat t ergant ung kepada perkem bangan dan flukt uasi pasar ini. Jika krisis/ resesi ekonom i m elanda dim ana pabrik harus m engurangi barangnya sert a m engurangi pekerj anya m aka pert am a kali yang m enj adi korban adalah pekerj a m usim an dan pekerj a di sekt or sekunder yang sebagian besar t erdiri dari kaum w anit a.

4. Wanit a dan St rukt ur Sosial di I ndonesia

I ndonesia sebagai negara yang m enj unj ung t inggi hak- hak asasi m anusia, m engakui sepenuhnya kesam aan deraj at m anusia dan t idak m ent olerir adanya eksploit asi/ dom inasi suat u golongan t erhadap golongan m anusia lainnya, m em ang dom inasi suat u golongan t erhadap golongan lainnya m erupakan t indakan yang t idak m anusiaw i. Karena m anusia pada dasarnya adalah sam a, nam un st rukt ur sosial lah yang m enyebabkan m ereka t er- st rat ifikasi di dalam hubungan sosialnya.

Marx m engem ukakan bahw a st rukt ur ekonom i yang m enyebabkan m unculnya kelas sosial. Nam un dalam m elihat kasus di I ndonesia ini penulis cenderung m enyim pulkan bahw a st rukt ur sosial m asyarakat yang bersifat pat riarkal sebenarnya yang m em bent uk kelas sosial dan m ew arnai pola hubungan sosial di dalam m asyarakat t erut am a ant ara w anit a dan leleki. Secara im plisit di I ndonesia posisi lelaki lebih m engunt ungkan dari w anit a, w uj ud konkrit nya t erlihat pada pem bagian peran/ t ugas ant ara lelaki dan w anit a dalam keluarga.

Peran lelaki sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah sert a w anit a sebagai ibu rum aht angga, t ernyat a m enem pat kan w anit a pada posisi yang kurang m engunt ungkan, karena ket ika orang t ua akan m em ut uskan unt uk m em biayai pendidikan anaknya um um nya kaum lelaki yang m endapat priorit as ut am a unt uk m em peroleh pendidikan yang t inggi unt uk bekal m enj adi kepala keluarga dan pencari nafkah yang baik. Sedang w anit a kurang perlu m endapat pendidikan t inggi karena nant inya j uga harus bert ugas di rum ah, kem bali ke rum ah m engurus keluarga, persepsi ini yang m erugikan kaum w anit a karena dianggap kurang pent ing m em peroleh pendidikan yang t inggi. Posisi w anit a akan kurang m engunt ungkan dan sem akin t idak m engunt ungkan j ika ia berperan ganda, dim ana ia harus bersaing dengan kaum pria yang dari segi pendidikan dan pencurahan w akt u ke sekt or publik sudah unggul dari kaum w anit a.

Ket im pangan kelas berdasarkan j enis kelam in ini sepert inya kurang dipersoalkan di I ndonesia karena sist em m asyarakat nya yang bersifat pat riarkal m em benarkan hal ini berlangsung. Bahkan hal ini dianggap w aj ar karena pem bagian peran kedua j enis kelam in ini m em ang dipersiapkan sesuai dengan nilai- nilai kodrat nya m asing- m asing.

(5)

Melihat persoalan ini t ernyat a bukan hanya sekedar persoalan sekt oral dalam art i w anit a di sekt or dom est ik dan lelaki disekt or publik. Tet api t ernyat a lebih t ert uj u pada persoalan st rukt ural, yakni persepsi st rukt ur sosial yang bersifat pat riarkal yang t elah m engakar di dalam m asyarakat I ndonesia yang perlu diubah.

I V. PEN UTUP

Peran ganda w anit a t idak akan m enem pat kan w anit a pada posisi yang sem akin t erdom inasi j ika diim bangi oleh adanya peran ganda pria. Berart i harus ada perubahan st rukt ural, dim ana sist em pat riarkal yang cenderung " m enganak em askan" lelaki harus dit inj au kem bali. Peran w anit a dan lelaki t idak lagi dipisahkan secara dikot om is, t et api perlu adanya pem bagian peran yang saling m engunt ungkan, karena pada hakekat nya t erselenggaranya kehidupan keluarga dengan segala fakt or sosial ekonom i yang m endukungnya m enj adi t anggungj aw ab bersam a.

Akhirnya penulis berpendapat j ika ada peran ganda w anit a m aka ada j uga peran ganda pria, sehingga w anit a dan pria dapat saling m engem bangkan diri dan pot ensi yang dim ilikinya, t idak t erikat oleh st rukt ur sosial yang t idak m engunt ungkan, dengan dem ikian w anit a dan pria akan m enj adi sum ber daya m anusia yang pot ensial dan berm anfaat bagi t erselenggaranya keberlangsungan hidup keluarga, bangsa dan negara.

D AFTAR BACAAN

Budim an, Arief, Pem bagian Kerj a Secara Seksual, Gram edia, 1985, Jakart a.

Giddens, Ant hony, Kelom pok, Kekuasaan dan Konflik, Raj aw ali, 1987, Jakart a.

Gornick, Vivian, Wanit a Dalam Sains, Pust aka Sinar Harapan, 1988, Jakart a.

Jhonson, Doyle Paul, Teori Sosioloai Klasik dan Modern, Jilid I , Gram edia, 1986, Jakart a.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagian besar orang tua memiliki pengetahuan yang tinggi tentang pernikahan anak di bawah usia 20 tahun, memiliki tingkat pendapatan yang rendah, memiliki tingkat

Kepada para Penyedia Jasa yang akan mengajukan sanggahan atas pengumuman. ini yang menyangkut prosedur Seleksi, Kami memberikan kesempatan paling lambat 3

Apabila sampai dengan batas waktu yang telah ditetapkan sebagaimana tersebut diatas, saudara tidak dapat hadir atau tidak dapat menunjukkan dokumen asli untuk melakukan

Sehubungan dengan pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa dilingkungan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesawaran Tahun Anggaran 2016 Pada Kegiatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana

[r]

he poor quality of antenatal, delivery and postnatal health care services is a major barrier to reducing maternal and child deaths.. Across all population groups, the coverage

Adapun judul dari Usulan Penelitian ini adalah “ KAJIAN PRODUKSI KOPI ROBUSTA (Coffea robusta Lindl.) PADA BEBERAPA KETINGGIAN KETINGGIAN , KEMIRINGAN LERENG DAN JENIS

[r]