• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERGESERAN NILAI GOTONG ROYONG MASYARAKAT TANI DALAM PENGOLAHAN LAHAN PERTANIAN DESA PULUNG KENCANA KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERGESERAN NILAI GOTONG ROYONG MASYARAKAT TANI DALAM PENGOLAHAN LAHAN PERTANIAN DESA PULUNG KENCANA KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

PERGESERAN NILAI GOTONG ROYONG MASYARAKAT TANI

DALAM PENGOLAHAN LAHAN PERTANIAN

DESA PULUNG KENCANA

KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT

(Skripsi)

Oleh

Muji Slamet Lestari

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

IN THE PROCESSING OF THE VILLAGE FARMLAND

PULUNG KENCANA WEST TULANG BAWANG

By:

Muji Slamet Lestari

This research aims to examine about a shift in the value of the mutual society of

farmers in the processing of the village farmland Pulung Kencana, West Tulang

Bawang.

This research uses descriptive methods. The population of this research take two

RK, a total of 394 KK, used 10% (39 heads of families). Data collection with the

techniques of observation, questionnaires,interview, documentation, and libraries.

Data analysis with basic tabulation and percentages as the interpretation and

description in making research report.

This research showed that: 1). Using the services of peasants more pratical with

the cost belongs to cheap, making farmers prefer using the services of peasants

compared to mutual. 2). Modern technology can help farmers complete job with a

fast time, and at a cost that is relatively cheap. The thing that drives farmers prefer

modern technology compare to mutual.

(3)

PERGESERAN NILAI GOTONG ROYONG MASYARAKAT TANI

DALAM PENGOLAHAN LAHAN PERTANIAN

DESA PULUNG KENCANA

KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT

Oleh

Muji Slamet Lestari

(S k r i p s i)

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Pulung Kencana

pada tahun 2005, melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4

Tulang Bawang Tengah pada tahun 2008, dan Sekolah Menengah Atas (SMA)

Negeri 1 Tumijajar, selesai pada tahun 2011.

Tahun 2011, penulis diterima sebagai mahasiswa di Program Studi Pendidikan

Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung melalui jalur seleksi SNMPTN

UNDANGAN. Pada tahun 2014 bulan Juli-September penulis telah melaksanakan

Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP N. 1 Pagar Dewa dan Kuliah Kerja

Nyata (KKN) di Pekon Basungan, Kecamatan Pagar Dewa, Kabupaten Lampung

Barat.

(5)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT, dan dengan segala ketulusan

serta kerendahan hati,

Sebentuk karya kecil ini ku persembahkan kepada:

Kedua orang tuaku tercinta Almarhum Ayahanda Hadi Wardoyo dan Ibunda

Sri Sugiarti yang selalu mendo akan, memberikan dukungan dan memotivasi

penulis dengan penuh kesabaran, kasih sayang, dan keikhlasan.

Mas-masku dan mbak-mbakku tercinta , serta keluarga besarku, yang selalu

mendo akan dan memberikan dukungan untuk keberhasilanku

Orang-orang yang ku sayangi dan semua rekan-rekan yang selalu memberi

motivasi dan membantu ku hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik

(6)

Sabar memiliki dua sisi, sisi yang satu adalah sabar, sisi yang

lain adalah bersyukur kepada Allah SWT

(Ibnu Mas ud)

Jika kau tak mampu berlari, maka melangkahlah, jika kau tak

sanggup juga melangkah maka merangkaklah, tapi janganlah

berhenti dan berbalik arah

(Muji Slamet Lestari)

Kekuatan terhebat yang aku punya saat ini adalah orang

tuaku tercinta

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk

mencapai gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Lampung. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.

Budiyono, M.S., selaku Dosen Pembimbing I, Bapak Drs.Zulkarnain, M.Si.,

selaku Dosen Pembimbing II dan Pembimbing Akademik yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan perhatian, motivasi dan

semangat kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini. Ibu Dra.Nani Suwarni,

M.Si., selaku Dosen Pembahas yang telah memberikan saran dan kritik kepada

penulis demi terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

yang tulus ikhlas kepada:

1.

Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung beserta staf dan jajarannya yang telah

memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(8)

terimakasih atas izin dan pelayanan administrasi yang telah diberikan.

4.

Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Pd., selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung terimakasih atas izin dan pelayanan administrasi yang

telah diberikan.

5.

Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung sekaligus sebagai Penguji Utama

yang telah memberikan

bimbingan, sumbangan pikiran, kritik, dan saran selama perkuliahan maupun

selama penyusunan skripsi.

6.

Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang

telah memberikan motivasi dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.

7.

Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Geografi di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

8.

Orang tuaku tercinta Hadi Wardoyo dan Sri Sugiarti, mas-masku,

mbak-mbakku, serta adik-adikku yang tak henti menyayangiku, memberikan doa,

dukungan, semangat serta menantikan keberhasilanku.

(9)

10. Sahabat-sahabatku seperjuangan angkatan 2011 di program studi S1

Pendidikan Geografi, Universitas Lampung atas kebersamaannya dalam

menuntut ilmu dan menggapai impian.

11. Teman-teman kosan tercinta Mbak Rita, Mbak Tanti, Mbak Eni, Mbak Intan,

teman kosan seperjuanganku mbak Iwik, Ate Sinta, dan adik-adik kosan yang

manis-manis dan baik hati Ika, Era, Anggun, Lora, Riska, Chida, Mahya,

Asri, Putri, dan Isti terima kasih atas keramaian yang kalian lakukan,

sehingga bisa menjadi obat kejenuhanku.

12. Ibu Peratin Pekon Basungan dan perangkat desa lainnya, yang telah banyak

membantu kami dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan KKN-PPL, serta

teman-teman KKN-PPL seperjuanganku di Pekon Basungan, Adel, Aima,

Angga, Gilang, Hamdan, Haris, Rini, Siska, dan Tika terima kasih telah

menjadi penyemangat serta motivasi bagiku.

13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini tidak dapat

disebutkan satu per satu. Terima kasih.

Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala

oleh Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat.

Bandar Lampung,

September 2015

Penulis,

(10)
(11)

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR IS

I………...

i

DAFTAR TABEL

………....

iii

DAFTAR GAMBAR

………

v

DAFTAR LAMPIRAN

………

vi

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………..

1

B. Rumusan Masalah ...

6

C. Tujuan Penelitian ...

6

D. Kegunaan Penelitian ...

7

E. Ruang Lingkup Penelitian...

7

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka ...

9

1. Pengertian Geografi ...

9

2. Geografi Pedesaan dalam Ilmu Geografi ...

10

3. Sejarah Timbulnya Gotong Royong ...

10

4. Gotong Royong dalam Bercocok Tanam...

11

5. Masyarakat ...

13

6. Pergeseran Nilai Gotong Royong ...

14

6.1.Buruh Tani...

16

6.2. Teknologi Pertanian...

16

6.3.Masuknya Unsur Ekonomi ...

17

B. Kerangka Pikir ... ...

17

III.

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian ...

19

B. Populasi dan Sampel ...

20

1. Populasi...

20

2. Sampel...

20

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ...

23

(12)

2. Definisi Operasional Variabel ...

23

2.1 Penggunaan Jasa Buruh Tani ...

23

2.2 Teknologi Baru...

24

D. Teknik Pengumpulan Data ...

24

1. Teknik Observasi ...

24

2. Teknik Koesioner...

25

3. Teknik Wawancara ...

25

4. Dokumentasi ...

26

5. Studi Kepustakaan ...

26

E. Teknik Analisis Data ...

26

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Geografis Desa Pulung Kencana...

27

1. Sejarah singkat dan perkembangan Desa Pulung Kencana ....

27

2. Letak Astronomis...

29

3. Letak Administratif, Luas, dan Batas ...

29

4. Kondisi Topografi ...

33

5. Iklim ...

33

6. Kondisi Sosial Ekonomi ...

36

7. Demografi ...

37

B. Deskripsi Hasil Penelitian ...

44

1. Identitas Responden ...

45

1.1.Umur Responden ...

45

1.2.Tingkat Pendidikan Responden ...

46

2. Penggunaan Jasa Buruh Tani ...

47

2.1.Luas Lahan Garapan ...

47

2.2.Mulai Digunakan Tenaga Bayaran ...

49

2.3.Pengolahan Lahan ...

50

2.4.Biaya Upah Buruh Tani ...

52

2.5.Kepraktisan Penggunaan Jasa Buruh Tani...

53

3. Teknologi Pertanian ...

54

3.1.Kepraktisan Penggunaan Teknologi Pertanian ...

54

3.2.Biaya Penggunaan Mesin Pertanian...

56

C. Pembahasan...

57

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...

64

B. Saran ...

65

(13)

i

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1

Penggunaan Lahan di Desa Pulung Kencana Kabupaten

Tulang Bawang Barat Tahun 2015...

4

2

Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa

Pulung Kencana Tahun 2014.. ... 5

3

Jumlah Keluarga Petani Pemilik Lahan di 6 Rk Desa Pulung Kencana

Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat

Tahun 2015

………... 20

4

Jumlah Keluarga Petani pemilik lahan padi sawah di RK 2 dan

RK 6 Desa Pulung Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah

Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2015………..

22

5

Pergantian Kepala Desa Pulung Kencana……….

29

6

Data Curah Hujan Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten

Tulang Bawang Barat Tahun 2001-2010………. 34

7

Klasifikasi Iklim Menurut Schmidth-Ferguson………. 35

8

Komposisi Penduduk Menurut Umur dan jenis kelamin Desa Pulung

Kencana Tahun 2014

………...

37

9

Komposisi Penduduk Menurut Etnis Desa Pulung Kencana Tahun

2014………...

41

10 Komposisi Penduduk Menurut Agama di Desa Pulung Kencana

Tahun 2014………...

42

11 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Pulung

(14)

12 Jumlah Responden Berdasarkan Umur di Desa Pulung Kencana

Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat

Tahun 2014……….. 45

13 Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Pulung

Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang

Bawang Barat 2014………...

46

14 Luas Lahan Garapan Petani Padi di Desa Pulung Kencana Kecamatan

Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang

Barat………..

48

15 Cara Perawatan Lahan Pertanian Padi di Desa Pulung Kencana

Kabupaten Tulang Bawang Barat ...

51

16 Biaya Upah Buruh Tani yang di Keluarkan oleh Petani di Desa

Pulung Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten

Tulang Bawang Barat………..

53

17 Penggunaan Jasa Buruh oleh Petani di Desa Pulung Kencana

Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang

(15)

i

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

Gambar 1. Peta Administratif Desa Pulung Kencana………....

32

Gambar 2. Diagram Batas Besar Nilai Q Dari Masing-Masing

Tipe Curah Hujan Schmidth-Ferguson………...

35

Gambar 3. Diagram Penduduk Menurut Agama

di Desa Pulung Kencana Tahun 2014………...

42

Gambar 4. Diagram Penduduk Menurut Tingkat

Pendidikan di Desa Pulung Kencana Tahun 2014…………

43

Gambar 5. Wawancara Terhadap Responden………...

49

Gambar 6. Penggunaan Teknologi Pertanian

di Desa Pulung Kencana………...

55

Gambar 7. Penggunaan Teknologi Pertanian

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1.

Tabel Rekapitulasi Data Responden………

66

Lampiran 2.

Kuesioner Petani Padi……….…...

…………

67

Lampiran 3.

Rencana Judul Kajji Tindak Skripsi……… ………...

70

Lampiran 4. Pengesahan Susunan Komisi Pembimbing……….

71

Lampiran 5.

Surat Izin Penelitian………...

………..

72

(17)
(18)
(19)
(20)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Geografi

Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena

geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks

keruangan (seminar dan lokakarya geografi tathun 1988 yang diprakarsai oleh

Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam Nursid Sumaatmadja, 2001:11).

Ilmu geografi terdiri dari dua aspek, yakni aspek fisik yang mengkaji tentang

keadaan alam dan aspek sosial yang mengkaji tentang manusia.

Geografi secara garis besar dapat diklsifikasikan menjadi dua cabang, yaitu:

a. Geografi fisik, yaitu cabang geografi yang mempelajari gejala fisik dari

permukaan bumi yang meliputi air, tanah, dan udara (atmosfer) yang

berhubungan dengan aktivitas manusia. Cabang ilmu dari geografi fisik

antara lain Geomorfologi, Geologi, Ilmu Tanah, Oseanogarfi, Hidrologi,

Mineralogi dan Petrologi, Meteorologi dan Klimatologi.

b. Geografi manusia, yaitu cabang geografi yang mempelajari aspek

keruangan gejala-gejala yang terdapat di permukaan bumi yang

mengambil manusia sebagai objek pokok. Cabang ilmu geografi manusia

(21)

10

Geografi Budaya, Geografi Pariwisata, Demografi, Geografi Ekonomi,

Sosiologi, dan Geografi Politik.

2. Geografi Pedesaan dalam Ilmu Geografi

Geografi pedesaan merupakan bagian dari

Human Geography

atau geografi

manusia. Munculnya geografi pedesaan sebagai suatu studi dalam ilmu geografi

yang berdiri sendiri sebagai sub disiplin ilmu belum cukup lama.

Menurut A. J. Suhardjo dalam diktat matakuliah geografi pedesaan (UNY)

menyebutkan bahwa geografi pedesaan adalah suatu cabang studi ilmu geografi

yang mempelajari fenomena sosial ekonomi dan kultural serta

perubahan-perubahannya di wilayah pedesaan dalam keterkaitannya dengan berbagai faktor

penentunya baik yang bekerja pada tingkat lokal, regional, maupun global.

Berdasarkan pengertian tersebut, geografi pedesaan adalah cabang ilmu dari

geografi manusia yang membicarakan berbagai bentuk konkret dari keadaan alam

disekitarnya, pada pedesaan terdapat budaya yang tumbuh dan dijalankan oleh

masyarakat pedesaan.

3. Sejarah Timbulnya Gotong Royong

Abdurrahmat Fathoni (2005:66-68), menyatakan bahwa, konsep gotong royong

yang kita nilai tinggi itu merupakan suatu konsep yang erat sangkut pautnya

dengan kehidupan rakyat kita sebagai petani dalam masyarakat agraris. Istilahnya

Jawa, tetapi sebagian besar rakyat sebagai petani dalam masyarakat agraris. istilah

gotong royong untuk pertama kali tampak dalam bentuk karangan-karangan

(22)

Dalam kehidupan Desa Jawa, gotong royong merupakan suatu sistem pengerahan

tenaga tambahan dari luar kalangan keluarga, untuk mengisi kekurangan pada

masa-masa sibuk dalam lingkaran aktivitas produksi bercocok tanam di sawah.

Untuk keperluan itu, dengan adat sopan santun yang sudah tetap, seorang petani

meminta beberapa orang lain sedesanya, misalnya untuk membantu dalam

mempersiapkan sawahnya untuk masa penanaman yang baru (memperbaiki

saluran air, dan pematang-pematang, mencangkul, membajak, dan lain

sebagainya).

Petani tuan rumah hanya harus menyediakan makan siang tiap hari untuk

temannya yang datang membantu selama pekerjaan berlangsung. Kompensasi lain

tidak ada, tetapi yang meminta bantuan, tiap saat bersedia apabila mereka

memerlukan bantuan. Di desa-desa di Jawa kerja sama tolong menolong dalam

bercocok tanam seperti itu dilakukan para petani yang memiliki bidang-bidang

yang berdekatan letaknya. Dengan masuknya uang menjadi unsur penting dalam

kehidupan ekonomi pedesaan, yang di beberapa daerah di Jawa sudah mulai

dalam abad ke-19. di daerah Blitar, dalam tahun 20-an merupakan daerah yang

cukup padat, banyak petani sudah tidak mempunyai lahan lagi sehingga terdapat

penawaran buruh tani yang sangat tinggi dengan upah yang sangat rendah.

4. Gotong Royong dalam Bercocok Tanam

Menurut Abdurrahmat Fathoni (2005:67), gotong royong merupakan suatu sistem

pengarahan tenaga tambahan dari luar kalangan keluarga, untuk mengisi

(23)

12

tanam di sawah. Keperluan itu, dengan adat sopan santun yang sudah tetap,

seorang petani meminta beberapa orang lain sedesanya, misalnya untuk

membantu dalam mempersiapkan sawahnya untuk masa penanaman yang baru

(memperbaiki saluran-saluran air dan pematang-pematang, mencangkul,

membajak dan lainnya).

Petani tuan rumah hanya harus menyediakan makan siang hari untuk temannya

yang datang membantu selama pekerjaan berlangsung. Kompensasi lain tidak ada,

tetapi yang minta bantuan tadi, setiap saat besedia membantu apabila mereka

memerlukan bantuannya.

Kegiatan tolong menolong atau gotong royong dalam bercocok tanam. Dapat

terjadi, apabila lahan yang diolah cukup luas. Dengan lahan yang luas tersebut,

maka tuan rumah pemilik lahan, membutuhkan bantuan orang lain. Dengan

adanya pertolongan yang diberikan dapat meringankan pekerjaan dan, orang yang

menolong tersebut menginginkan timbal baik, namun bukan dalam berbentuk

upah, tetapi dalam bentuk tenaga seperti yang telah mereka lakukan. Adanya

gotong-royong atau tolong menolong dalam bidang pertanian.

(24)

perasaan senasib antara petani, menyebabkan mereka tak ingin bahwa

temannya sampai mengalami kesulitan dalam pengelolaan padi, suatu jenis

tanaman pokok yang merupakan urat nadi kehidupan.

5. Masyarakat

Dalam bahasa Inggris masyarakat disebut

Society

yang berasal dari kata latin

Socius,

yang berarti

“kawan”

. Istilah masyarakat berasal dari bahasa Arab

syaraka

yang berarti “ikut serta atau berpartisipasi”. Masyarakat adalah sekumpulan

manusia yang saling “bergaul”, atau dengan istilah ilmiah, saling “berinteraksi”

(Koenjaraningrat, 2002:144).

Kemudian Soerjono Soekanto (1984:197) mengatakan bahwa sebenarnya suatu

masyarakat merupakan suatu kehidupan bersama manusia yang memiliki ciri-ciri

pokok, sebagai berikut:

1. Manusia yang hidup bersama, secara teoritis jumlah minimum manusia yang

hidup bersama adalah dua orang. Meskipun dalam sosiologi tidak ada batasan

tertentu tentang jumlah manusia yang hidup bersama.

2. Bercampur dalam waktu yang cukup lama, mengakibatkan timbulnya sistem

komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan manusia dalam

kelompok tersebut.

3. Adanya suatu kesadaran bahwa mereka merupakan satu kesatuan.

4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama menimbulkan kebudayaan

dan berusaha mengembangkan serta mempertahankan kebudayaan tersebut.

Dengan demikian, yang dimaksud masyarakat adalah kumpulan dari

individu-individu, dalam hal ini individu yang saling berorganisasi dan menetap di Desa

Pulung Kencana, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang

Barat melakukan interaksi antara orang yang satu dengan lainnya dalam waktu

(25)

14

6. Pergeseran Nilai Gotong Royong

Bergeser

adalah

bekerja

sejajar

atau

menyinggung

permukaan

(web.ipb.ac.id/~lbp/kulon/diktat/10), pergeseran terrsebut menimbulkan sebuah

perubahan. Menurut Selo Soemardjan dalam buku Soerjono Soekanto (2012:263),

perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu

masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya

nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Tekanan pada definisi tersebut terletak pada lembaga-lembaga kemasyarakatan

sebagai himpunan pokok manusia, yang kemudian mempengaruhi segi-segi

struktur masyarakat lainnya

Perubahan itu sendiri dibedakan manjadi dua yaitu:

a. Perubahan sosial secara lambat (Evolusi): perubahan sosial secara lambat

hanya apabila dilihat dari waktunya. Biasanya waktu perubahan ini terjadi

secara lambat, memerlukan rentetan perubahan kecil secara lamban yang

ditunjukan oleh sikap dan perilaku masyarakat yang menyesuaikan dirinya

dengan adanya pergeseran sosial sesuai dengan keperluan, keadaan, dan

kondisi, yang baru dan sejalan dengan adanya proses pertumbuhan ini.

b. Perubahan sosial secara cepat (Revolusi): perubahan secara cepat akan terjadi

pada sendi-sendi atau dasar-dasar pokok dari kehidupan masyarakat (yaitu

lembaga-lembaga kemasyarakatan) lazimnya dinamakan revolusi.

Unsur-unsur pokok dari revolusi yaitu adanya perubahan secara cepat pada

sendi-sendi atau dasar-dasar pokok dari kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi

perubahan-perubahan yang terjadi dapat direncanakan terlebih dahulu

maupun terjadi tanpa perencanaan.

Berdasarkan pendapat tersebut, selaras dengan masyarakat di Desa Pulung

Kencana yang menciptakan unit baru yaitu menjadikan upah sebagai pengganti

tenaga yang dikeluarkan oleh petani yang melakukan gotong royong dalam

(26)

Nilai gotong royong menurut Abdurrahmat Fathoni (2005:72-73), yaitu nilai yang

merupakan latar belakang dari segala aktivitas tolong menolong antar warga

sedesa. Dalam sistem ini nilai budaya orang Indonesia mengandung empat

konsep, ialah:

a. Manusia tidak hidup sendiri di dunia ini, tetapi dikelilingi oleh komunitasnya,

masyarakatnya, dan alam semesta sekitarnya. Di dalam sistem makrosmos

tersebut ia merasakan dirinya hanya sebagai suatu unsur kecil saja, yang ikut

terbawa oleh proses peredaran alam semesta yang maha besar.

b. Dengan demikian, dalam segala aspek kehidupannya manusia pada

hakikatnya tergantung pada sesamanya, terdorong oleh jiwa sama rata sama

rasa.

c. Karena itu, ia harus berusaha untuk sedapat mungkin memelihara hubungan

baik dengan sesamanya, terdorong oleh jiwa sama rata sama rasa.

d. Selalu berusaha untuk sedapat mungkin bersifat konform, berbuat sama dan

bersama dengan sesamanya dalam komunitas, terdorong oleh jiwa sama

tinggi sama rendah.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diuraikan bahwa kehidupan masyarakat

pedesaan masih kental dengan rasa gotong royong, seperti yang terdapat di Desa

Pulung kencana. Dengan keadaan alam yang berupa daerah persawahan dan

sebagian besar masyarakat bekerja pada bidang pertanian. Terdapat perasaan yang

sama, perasaan ingin membantu atau meringankan pekerjaan dalam mengolah

lawan sawah, karena mereka tau, sulit untuk mengolah lahan sawah mereka tanpa

bantuan orang lain, maka timbulah rasa ingin mambantu antar petani, dalam

mengolah lahan yang mereka miliki.

Pada saat ini, semakin bertambahnya jumlah penduduk, bentuk kerjasama atau

gotong royong yang awalnya, tidak memerlukan upah atau pamrih, mulai

mengalami pergeseran, sehingga munculnya pamrih dalam membalas imbalan

jasa dari kegiatan gotong royong tersebut. Menurut Abdurrahmat Fathoni

(27)

16

pertanian, dan menganggap lebih praktis untuk menyewa buruh yang diberi upah

berupa uang.

6.1. Buruh Tani

Buruh tani adalah seseorang yang berkerja di bidang pertanian dengan cara

melakukan pengelolaan tanah yang berjuang

untuk menumbuhkan dan

memelihara tanaman dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman

tersebut. Buruh tani bekerja untuk lahan pertnian milik orang lain dengan upah

dari sang tuan rumah (http://id.wikipedia.org/wiki/Buruh_tani). Dari pengertian

tersebut bahwa buruh tani bekerja untuk membantu tuan rumah petani dalam

mengolah lahan, dan kemudian jasanya dibayar dengan upah, sesuai dengan

kerjanya.

6.2.Teknologi Pertanian

Teknologi pertanian adalah penerapan dari ilmu-ilmu terapan dan teknik pada

kegiatan pertanian. Definisi lain tentang teknologi pertanian menurut para ahli

adalah penerapan prinsip-prinsip matematik dan ilmu pengetahuan alam dalam

rangka pendayagunaan secara ekonomis sumber daya pertanian dan sumber daya

alam untuk kesejahteraan manusia

(http://www.mentari-dunia.com/2013/01/makalah-teknologi-pertanian-dan.html).

Perkembangan teknologi, seperti kemajuan teknologi pertanian, membuat

kegiatan yang dikerjaan dapat selesai dalam waktu yang singkat. Kemajuan

(28)

lebih mudah. Hal ini terjadi pada kegiatan mengolah lahan pada pertanian

masyarakat Desa Pulung Kencana, Kabupaten Tulang Bawang Barat.

6.3.Masuknya Unsur Ekonomi

Abdurrahmat Fathoni (2005: 67-68), mengemukakan bahwa dengan masuknya

uang menjadi unsur penting dalam kehidupan ekonomi pedesaan, maka sistem

pengerahan tenaga (gotong royong) dirasa kurang praktis, serta menganggap lebih

praktis menggunakan buruh tani.

Dari penjelasan tersebut arti dari masuknya unsur uang artinya saat ini, uang

merupakan unsur materil yang sangat berperan dalam kehidupan. Segala sesuatu

dinilai dengan uang, terutama dalam pemenuhan kebutuhan hidup yang saat ini

cenderung semakin tinggi.

Tetangga-tetangga yang dahulunya bersedia

melakukan kegiatan gotong royong, tanpa adanya pemberian upah, namun saat ini

mengharapkan adanya imbalan berupa uang dari pekerjaan gotong royong. Hal

tersebut yang menyebabkan adanya pergeseran dari kegiatan gotong royong ke

sistem pengerahan tenaga dengan sistem upah.

B. Kerangka Pikir

Masyarakat desa erat hubungannya dengan alam atau lahan, sebagai salah satu

sumber kehidupan mereka. Dalam pengolahan lahan pertaniannnya. Dimasa

lampau, biasanya dilakukan bersama-sama dengan meminta bantuan warga desa

dengan istilah sambatan atau gotong royong, sampai selesai mengolah lahan

(29)

18

Pada saat ini masyarakat petani di pedesaan nampaknya telah mengalami

pergeseran dalam mengolah lahan pertaniannya karena munculnya perkembangan

teknologi mekanisasi pertanian yang membantu dalam mengolah lahan dan hasil

pertanian, dan memudahkan petani dalam melakukan kegiatannya.

Berdasarkan pola pemikiran tersebut, maka cukup menarik untuk dilakukan

penelitian yang berjudul

Pergeseran Nilai Gotong Royong Masyarakat Tani

Dalam Pengolahan Lahan Pertanian Desa Pulung Kencana Kabupaten Tulang

(30)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan pedesaan yang kehidupan

masyarakatnya masih bergantung pada kepemilikan lahan. Warga pedesaan

kebanyakan masyarakatnya bermatapencaharian sebagai petani. Menurut

Daldjoeni (1998:53), bahwa desa dalam arti umum adalah permukiman manusia

yang letaknya di luar kota dan penduduknya bermatapencaharian dibidang agraris.

Sehubungan dengan pendapat tersebut, bahwa masyarakatnya desa yaitu manusia

yang sebagian besar bekerja sebagai petani dan menggantungkan hidupnya dari

lahan pertanian yang dimilikinya. Kegiatan gotong royong dalam mengolah lahan

sangat dibutuhkan petani. Sebagai bentuk dari partisipasi antara masyarakat

petani.

Adapun ciri-ciri desa menurut Bintarto (1968:96), yaitu: (1) Desa dan

masyarakat desa sangat erat hubunganya dengan lingkungan alam, (2)

Iklim berpengaruh pada kehidupan petani, sehingga banyak tergantung

dari perubahan musim, (3) Struktur ekonominya didominasi sektor agraris,

(4) Masyarakat desa merupakan suatu paguyuban/gemeinschaft

Berdasarkan dari pendapat di atas, bahwa masyarakat desa dalam kehidupannya

erat dengan alam. Ekonomi warganya, lebih banyak didominasi oleh pertanian

karena, masyarakat desa sebagian besar bermatapencaharian petani, dan

(31)

2

merupakan suatu ikatan keluarga yang erat, dipenuhi dengan rasa perduli antara

warga masyarakat, seperti dilakukan kegiatan gotong royong, merupakan suatu

wujud sikap kepedulian yang ditujukan antara warga desa, khususnya tolong

menolong dalam mengolah lahan pada pertanian.

Tolong menolong atau gotong royong dianggap para petani menjadi suatu hal

yang penting, sehingga kehidupan masyarakat petani merupakan suatu keluarga.

Pengolahan lahan yang dilakukan pada umumnya dengan melakukan

gotong-royong. Tolong menolong yang sudah turun temurun ada, menjadi bagian dari

kehidupan masyarakat desa. Menurut Koenjtaraningrat (2002:6) bahwa sistem

sosial terdiri aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubung serta

bergaul satu sama lain.

Berkaitan dengan pendapat tersebut, bahwa tolong menolong terjadi karena

aktivitas manusia yang berinteraksi, karena manusia merupakan makhluk sosial

yang tidak dapat hidup sendiri. Interaksi yang terjadi membuat manusia

melakukan hubungan saling membantu, yang bertujuan untuk pemenuhan

kepentingan kebutuhan hidup, selaras dengan yang dinyatakan oleh Abdurrahman

Fathoni (2005:66), bahwa:

Tolong menolong, dipengaruhi oleh rasa kebersamaan antar warga

komunitas yang dilakukan secara sukarela tanpa adanya pembayaran berupa

upah atau pembayaran dengan uang, sehingga partisipasi ini tidak

selamanya perlu dibentuk kepanitiaan secara resmi melainkan cukup adanya

pemberitahuan pada warga mengenai kegiatan dan waktu pelaksanaannya,

kemudian pekerjaan dilaksanakan setelah selesai bubar dengan sendirinya.

Akhir-akhir ini, aktivitas gotong royong pada kehidupan masyarakat di wilayah

(32)

menjalankan kegiatan tolong menolong dalam mengolah lahan pertanian, karena

adanya mekanisasi pertanian, serta lebih memilih mempekerjakan buruh tani saat

bercocok tanam sampai pemanenan.

Hal tersebut juga terjadi di Desa Pulung Kencana, Kabupaten Tulang Bawang

Barat. Kegiatan gotong royong yang ada pada saat ini tidak sekuat dulu, berbagai

pekerjaan yang dilakukan tidak lagi dilakukan secara sukarela. Pekerjaan yang

dilakukan sudah dinilai dengan uang atau benda lainnya yang dianggap seperti

keuntungan materi dari pekerjaan yang dilakukan, sejalan dengan pendapat

Abdurrahmat Fathoni (2005: 67-68), mengemukakan bahwa dengan masuknya

uang menjadi unsur penting dalam kehidupan ekonomi pedesaan, maka sistem

pengerahan tenaga (gotong royong) dirasa kurang praktis, serta menganggap lebih

praktis menggunakan buruh tani.

Dahulunya Desa Pulung Kencana merupakan wilayah tujuan transmigrasi yang

terjadi pada tahun 1973 dan gelombang kedua terjadi pada tahun 1974. Lebih

banyak masyarakat pendatang dari provinsi Yogyakarta dan Jawa Tengah, jumlah

kepala keluarga yang ditransmigrasi berjumlah 400 KK. Pada tahun 2014 jumlah

penduduk mencapai 8098 orang yang didominasi oleh masyarakat Suku Jawa, dan

sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani.

Menurut wawancara yang dilakukan kepada salah satu masyarakat desa yang

merupakan masyarakat transmigran pada tahun 1973 yaitu Bapak Sarijo, umur 71

Tahun asal daerah transmigrasi dari Kabupaten Bantul, Provinsi Yogyakarta, yang

(33)

4

Di zaman dahulu, pada awal pembukaan lahan untuk pertanian dan

pengolahan lahan garapan, masyarakat di Desa Pulung Kencana, para

petani masih menggunakan kegiatan kegiatan

sambatan (

gotong royong),

petani yang memiliki lahan sawah yang berdekatan membantu petani

lainnya yang sedang dalam pengerjaan lahan sawahnya, mereka membantu

tanpa ada pemberian upah.

Desa Pulung Kencana termasuk wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat yang

memiliki luas 1.806 Ha. Dengan luas 1.062 Ha diperuntukan untuk sawah, dan

393 Ha diperuntukan untuk pemukiman perumahan. Untuk lebih jelasnya dapat

[image:33.595.117.518.361.560.2]

dilihat pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Penggunaan Lahan di Desa Pulung Kencana Kabupaten Tulang Bawang

Barat Tahun 2014

No.

Penggunaan Lahan (

Land use

)

Luas (ha)

Persentase (%)

1

Pemukiman

393

21,76

2

Tegalan/perladangan

214

11,85

3

kebun karet

114

6,31

4

Kebun kopi

2,25

0,12

5

Kebun sawit

2,25

0,12

6

Kebun coklat

2,75

0,15

7

Sawah irigasi tehnis

1027

56,87

8

Sawah tadah hujan

35

1,94

9

Kantor pemerintah desa

0,25

0,01

10

Pasar desa

1

0,06

11

Lain-lain (jalan, mushola, masjid, dan

lainnya)

14,55

0,80

Jumlah

1.806

100

Sumber: Profil Desa Pulung Kencana Tahun 2014

Dilihat dari tabel di atas, bahwa penggunaan lahannya, pemanfaatannya lebih

banyak untuk tanah sawah dengan persentase sebesar 58,81% dari luas desa, serta

sisanya diperuntukan untuk penggunaan lahan, seperti jalan, mushola, masjid, dan

(34)

Masyarakat Desa Pulung Kencana yang sebagian besar masyarakatnya bekerja di

bidang pertanian serta perkebunan karet dan perkebunan sawit , namun terdapat

[image:34.595.113.517.246.408.2]

profesi lainnya seperti pedagang dan PNS, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Pulung

Kencana Tahun 2014

No.

Mata Pencaharian

Jumlah (Jiwa)

Persentase (%)

1.

Petani

3756

83,17

2.

Buruh tani

488

10,80

3.

PNS

184

4,07

4.

Pengrajin industri rumah tangga

14

0,31

5.

Pedagang

45

0,99

6.

Jasa

8

0,17

7.

Polri

7

0,15

8.

Pengusaha kecil dan menengah

7

0,15

9.

Pegawai Swasta

7

0,16

Jumlah

4516

100

Sumber: Profil Desa Pulung Kencana Tahun 2014

Jumlah mata pencaharian terbanyak yaitu petani dengan jumlahnya sekitar

83,17%. Berdasarkan profil Desa Pulung Kencana Tahun 2014, jumlah keluarga

petani 1043 keluarga.

Desa pulung Kencana, sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai petani.

Keseluruhan petani yang ada di Desa Pulung kencana umumnya menggunakan

jasa buruh. Para petani lebih memilih mempercayakan dalam pengerjaan lahan

pertanian pada orang lain dan dibayar dengan sistem upah. Selain itu

perkembangan teknologi baru pada bidang pertanian, banyak digunakan petani

dalam proses pengolahan lahan seperti proses persiapan, dan pemanenan hasil

[image:34.595.113.517.248.410.2]
(35)

6

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang

berjudul

Pergeseran Nilai Gotong Royong Masyarakat Tani Dalam Pengolahan

Lahan Pertanian Desa Pulung Kencana Kabupaten Tulang Bawang Barat

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, adapun rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah adanya buruh tani menjadi penyebab terjadinya pergeseran nilai

gotong royong masyarakat tani dalam pengolahan lahan pertanian Desa

Pulung Kencana Kabupaten Tulang Bawang Barat?

2. Apakah adanya teknologi baru menjadi penyebab terjadinya pergeseran

nilai gotong royong masyarakat tani dalam pengolahan lahan pertanian

Desa Pulung Kencana Kabupaten Tulang Bawang Barat?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh informasi tentang adanya buruh tani menjadi penyebab

terjadinya pergeseran nilai gotong royong masyarakat tani dalam

pengolahan lahan pertanian Desa Pulung Kencana Kabupaten Tulang

Bawang Barat

2. Memperoleh informasi tentang adanya teknologi baru menjadi penyebab

terjadinya pergeseran nilai gotong royong masyarakat tani dalam

pengolahan lahan pertanian Desa Pulung Kencana Kabupaten Tulang

(36)

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini antara lain:

1) Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2) Sebagai aplikasi ilmu pengetahuan yang telah didapatkan di bangku kuliah,

khususnya yang berhubungan dengan kajian geografi sosial dan kajian

kebudayaan dalam kehidupan masyarakat.

3) Hasil penelitian dapat digunakan sebagai penambah wawasan terhadap

kebudayaan gotong royong pada bidang pertanian yang terjadi di Desa

Pulung Kencana Kabupaten Tulang Bawang Barat.

4) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan dan

wawasan, serta diharapkan dapat dijadikan bahan acuan bagi yang akan

melakukan penelitian tentang kebudayaan.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah:

1) Ruang lingkup objek penelitian pergeseran nilai gotong royong masyarakat

tani dalam pengolahan lahan pertanian Desa Pulung Kencana Kabupaten

Tulang Bawang Barat.

2) Ruang lingkup subjek penelitian adalah petani padi di Desa Pulung Kencana

Kabupaten Tulang Bawang Barat.

3) Ruang lingkup tempat dan waktu di Desa Pulung Kencana Kabupaten Tulang

(37)

8

4) Ruang lingkup penelitian ini adalah Geografi Pedesaan. Menurut A.J. Suharjo

menyebutkan bahwa geografi pedesaan adalah suatu cabang ilmu geografi

yang mempelajari fenomena sosial ekonomi dan kultural serta

perubahan-perubahannya di wilayah pedesaan dengan berbagai faktor penentunya..

Berkaitan dengan pendapat tersebut, Seperti kehidupan masyarakat pedesaan

yang bertempat tinggal di Desa Pulung Kencana, masyarakatnya dominan

bermatapencaharian sebagai petani, seperti masyarakat desa lain di Indonesia.

Sistem kekeluargaan yang masih erat, serta ekonominya dominan pada sektor

(38)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, menurut

Sumadi Suryabrata (2000:18), bahwa metode penelitian deskriptif yaitu suatu

metode yang bertujuan untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual, dan

akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Hal

tersebut sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006:195), yang

menyatakan bahwa metode yang bersifat deskriptif bertujuan untuk

menggambarkan suatu keadaan atau fenomena.

Berdasarkan pendapat tersebut maka, akan digunakan metode deskriptif yang

bertujuan untuk mengumpulkan fakta-fakta yang terjadi, serta diuraikan secara

sistematis. Adapun pengumpulan fakta-fakta tersebut adalah dengan cara

mengamati suatu objek, kejadian atau peristiwa yang terjadi dalam suatu wilayah

tertentu, seperti dengan melakukan wawancara dan mengumpulkan foto-foto yang

terkait dengan kejadian tersebut. Berhubungan dengan penelitian ini, maka

fenomena yang akan dilihat adalah mengenai pergeseran nilai gotong royong

masyarakat tani dalam pengolahan lahan pertanian Desa Pulung Kencana

(39)

20

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2006:89), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

dari atas objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan dari penjelasan tersebut bahwa, populasi dari penelitian ini yaitu

masyarakat petani yang berada di Desa Pulung kencana Kabupaten Tulang

Bawang Barat, dengan jumlah populasi 1043

keluarga petani, untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. Jumlah Keluarga Petani Pemilik Lahan di 6 RK Desa Pulung Kencana

Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat

tahun 2015.

No

Nama RK

Jumlah keluarga petani pemilik lahan padi

sawah

1.

RK 1

180 Keluarga

2.

RK 2

193 keluarga

3.

RK 3

136 keluarga

4.

RK 4

172 keluarga

5.

RK 5

161 keluarga

6.

RK 6

201 keluarga

Jumlah

1043 keluarga

Sumber: Dokumentasi di Desa Pulung Kencana Tahun 2015

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Apabila besar, dan penelti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada

populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi.

[image:39.595.112.513.436.565.2]
(40)

yaitu mempersempit lokasi penelitian berdasarkan unit analisis RK yang ada di

Desa Pulung Kencana. Penyempitan lokasi pada populasi dilakukan karena

jumlah RK yang berada di Desa Pulung Kencana yakni terdiri dari 6 RK masih

terlalu luas cakupannya. Selain itu apabila penarikan sampel mengambil dari

tiap-tiap RK yang ada di Desa Pulung Kencana, akan membutuhkan waktu yang lama

dan biaya yang besar.

Penentuan dan penyempitan lokasi dalam penelitian ini menggunakan teknik

Purposive Area Sampling.

Menurut Sugiyono (2013:83), teknik

Purposive Area

Sampling

digunakan untuk menentukan sampel apabila obyek yang diteliti atau

sumber data sangat luas. Maka penelitian mengambil daerah yang akan menjadi

lokasi pengambilan sampel penelitian mengambil 2 RK. Hal ini dikarenakan

jumlah keluarga petani yang terdapat di Desa Pulung Kencana memiliki sebaran

yang merata untuk tiap-tiap RK, sehingga jumlahnya sangat banyak. Berdasarkan

hal tersebut, peniliti mengambil sampel RK 2 dan RK 6 dari jumlah 6 Rk yang

terdapat di Desa Pulung Kencana, hal tersebut dikarenakan jumlah keluarga

petani kedua RK tersebut, memiliki jumlah keluarga petaninya lebih banyak,

dibandingkan dengan RK yang lainnya, seperti yang terdapat pada tabel 3.

Pengambilan sampel untuk kedua RK, dianggap sudah mewakili untuk dilakukan

penelitian.

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini menggunakan teknik

Probability

Sampling

, yakni jenis

Simple Random Sampling

. Jumlah responden diambil

sebanyak 10% dari jumlah populasi yang ada ditiap-tiap RK yang telah

(41)

22

Menurut Sugiyono (2013:82), teknik

Probabilitiy Sampling

adalah teknik

pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota

populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sugiyono juga menambahkan

bahwa teknik pengambilan sampel mengggunakan

Probability Sampling

jenis

Simple Random Sampling

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata

yang ada dalam populasi. Jadi pengambilan sampel tidak mempertimbangkan

hal-hal spesifik yang dimiliki anggota populasi, semua anggota populasi dalam

penelitian ini dianggap homogen, artinya tidak ada petani yang dikhususkan,

misalnya pengelompokan usia, kepemilikan lahan, dan lainnya.

Adapun penentuan responden menggunakan undian. Daftar nama populasi ditulis

dalam tiap lembar kertas kemudian dipisahkan sesuai dengan jumlah populasi

dikedua RK tersebut, selanjutnya kertas digulung dan dimasukkan ke dalam

toples yang telah diberi label sesuai nama RK yang telah ditentukan, gulungan

kertas tersebut diambil sesuai dengan jumlah mencapai ketentuan tertentu untuk

masing-masing RK

,

dengan mengambil responden sebesar 10% dari populasi

keluarga petani masing-masing RK, sehingga 10% dari dari jumlah keluarga

petani RK 2 dan Rk 6 yaitu 39 keluarga petani, yaitu jumlah sampel yang diambil

untuk dua RK yaitu 39 keluarga petani. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel di halaman berikut.

Tabel 4. Jumlah Keluarga Petani pemilik lahan padi sawah di RK 2 dan RK 6

Desa Pulung Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten

Tulang Bawang Barat tahun 2015.

No

RK

Populasi keluarga pemilik lahan padi sawah

Sampel

1.

2

193

19

2.

6

201

20

[image:41.595.111.513.692.751.2]
(42)

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek penelitian. Sering pula

variabel penelitian ini sebagai faktor-faktor yang berperan dalam penelitian

peristiwa atau gejala yang akan diteliti (Sumadi Suryabrata, 2000:72). Sedangkan

menurut Suharsimi Arikunto (2006:19), bahwa variabel adalah subjek atau objek

penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

Penelitian ini merupakan penelitian variabel tunggal yang dipusatkan pada

pergeseran nilai gotong royong masyarakat tani dalam pengolahan lahan pertanian

Desa Pulung Kencana Kabupaten Tulang Bawang Barat.

2. Definisi Operasional Variabel

2.1 Penggunaan Jasa Buruh Tani

Pergeseran terjadi yaitu sesuatu yang dahulunya ada digantikan dengan sesuatu

yang baru. Seperti kegiatan gotong royong dalam pengolahan lahan, digantikan

dengan penyewaan buruh tani dan dibayar dengan sistem upah. Adanya sistem

pengerjaan lahan oleh buruh tani, merupakan bentuk dari spesifikasi pekerjaan

bagi masyarakat yang tidak memiliki lahan garapan.

Tersedianya buruh tani dengan biaya pembayaran yang murah, serta dengan

(43)

24

garapan untuk mempekerjakan buruh tani yang kemudian dibayar dengan sistem

upah.

2.2 Teknologi Baru

Adanya mekanisasi pertanian, sebagai alat bantu petani dalam kegiatan

pertaniannya seperti cara pengolahan lahan, dari mulai membajak sampai

memanennya. Mendorong bergesernya nilai gotong royong, yaitu hal yang

mengakibatkan pergantian atau tergantinya nilai gotong royong yang sudah ada

pada masyarakat petani zaman dahulu, diakibatkan oleh beberapa faktor yang

dianggap lebih membantu petani dalam pengolahan sawahnya. Perkembangan

teknologi pertanian dianggap lebih efektif dan efisien yang dilihat dari

kepraktisannya.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Observasi

Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala dan fenomena yang

ada pada objek penelitian (Pabundu Tika, 2005:44). Teknik pengamatan ini

digunakan untuk melihat dari dekat kondisi lapangan dalam rangka untuk

mendapatkan gambaran secara lengkap, seperti cara pengolahan lahan pertanian di

(44)

2. Teknik Kuesioner

Menurut Sugiyono (2008:199) angket atau kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner atau angket

yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kuesioner atau angket langsung

yang tertutup, karena responden hanya tinggal memberi tanda pada salah satu

jawaban yang dianggap benar.

Menurut pendapat di atas, kuesiner penelitian ini berisi beberapa pertanyaan yang

menyangkut identitas responden, luas lahan, serta tentang cara pengolahan lahan,

para petani seperti lebih memilih dikerjakan sendiri, meminta bantuan kepada

tetangga, atau dikerjakan secara borongan dari membajak atau mempersiapkan

lahan sampai pada tahap pemanenan, beserta biaya yang dikeluarkan jika

menggunakan jasa buruh tani.

3. Teknik Wawancara

Wawancara berstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan terlebih dahulu

membuat pertanyaan yang kadang-kadang disertai dengan jawaban alternatifnya

dengan maksud agar pengumpulan data lebih terarah pada tujuan penelitian (Moh.

Pabundu Tika, 2005:50).

Teknik wawancara dilakukan dengan tanya jawab langsung kepada responden

yaitu mulai digunakannya penggunaan jasa buruh tani dalam pengolahan lahan,

(45)

26

masyarakat tani dalam pengolahan lahan pertanian Desa Pulung Kencana

Kabupaten Tulang Bawang Barat.

4. Dokumentasi

Metode dokumentasi ini yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulan rapat,

lengger, agenda, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2006:231). Teknik ini

digunakan untuk mendapatkan data sekunder mengenai kondisi umum daerah

penelitian.

5. Studi Kepustakaan

(Library Research)

Teknik pengumpulan data dari berbagai literatur, untuk memperoleh kumpulan

dasar-dasar teori yang terdapat pada buku-buku, jurnal, literatur serta bacaan

lainnya menunjang penulisan penelitian ini.

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini sumber data yang telah dikumpulkan melalui hasil kuesioner,

yang berkaitan dengan adanya buruh tani dan teknologi sebagai penyebab

terjadinya pergeseran nilai gotong royong, selanjutnya dianalisis menggunakan

yaitu data yang diperoleh dari lapangan dimasukkan dalam tabel persentase dan

selanjutnya diinterpretasikan sebagai dasar dalam membuat laporan penelitian.

Adapun rumus persentase adalah sebagai berikut:

(46)

Keterangan:

%

: persentase yang diperoleh

f

: jumlah frekuensi

N

: jumlah sampel

(47)

64

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai pergeseran nilai gotong royong pada

pertanian masyarakat Desa Pulung Kencana, Kabupaten Tulang Bawang Barat,

dapat disimpulkan bahwa:

1. Adanya buruh tani menjadi penyebab pergeseran nilai gotong royong

terjadi di Desa Pulung Kencana. Ketersediaan buruh tani yang cukup

banyak dan biaya yang dikeluarkan untuk membayar buruh yang tergolong

murah, membuat petani lebih memilih menggunakan jasa buruh tani

dibandingkan dengan gotong royong.

2. Adanya teknologi modern yang terjadi telah menggeser peran gotong

royong lahan pertanian. Teknologi modern kini telah menggantikan tenaga

manusia yang bekerja lebih cepat dan waktu yang singkat dengan biaya

yang tidak mahal. Hal tersebut yang mendorong para petani memilih

(48)

B.

Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan hal-hal sebagai

berikut:

1. Dalam penggunaan tenaga buruh tani yang dipandang masyarakat

dianggap lebih murah dan efisien, namun pada kegiatan-kegiatan lainya

seperti pernikahan, pengurusan jenazah, pembersihan siring dan lainnya

yang masih dapat menggunakan kegiatan gotong royong, sebaiknya tetap

dipertahankan, demikian dapat terus menjaga rasa kebersamaan serta

kepedulian masyarakat desa.

2. Kemajuan teknologi menjadi pilihan, karena proses kerjanya yang cepat

dan tidak membutuhkan banyak tenaga, meskipun demikian diharapkan

kepada seluruh masyarakat dapat melestarikan paguyuban masyarakat

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahmat Fathoni. 2005.

Antropologi Sosial Budaya

. Rineka Cipta. Garut.

Anonim.http://id.wikipedia.org/wiki/Buruh_tani. 25 Maret

201

Arief Fachruddin.

2011(arieffachruddin.blogspot.com/2011/10/klasifikasi-iklim-berbasis-data-curah.html, tanggal 26 Mei 2015)

Arif Sukadi Sadiman.1990.

Metode dan Analisa Penelitian

. Erlangga. Jakarta

Bintarto. 1968.

Geografi Sosial

. UP Spring. Yogyakarta

Daldjoeni.1998.

Geografi Desa dan Kota

. Alumni

.

Bandung

.

.1997.

Geografi Desa Dan Kota

.Alumni

.

Bandung

Ida Bagoes Mantra. 2003. Pengantar studi demografi. Nurcahaya. yogyakarta

Koentjaraningrat.2002.

Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan

. Gramedia

Utama

.

. Jakarta

. 1994.

Manusia dan Kebudayaan di Indonesia

. Djambatan. Jakarta

.

1985.

Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan

. Gramedia. Jakarta

Pabundu Tika. 2005.

Metode Penelitian Geografi

. Bumi Aksara. Jakarta

Roni

Wahyudi.2013.http://www.mentari-dunia.com/2013/01/makalah-teknologi-pertanian-dan.html. 25 Maret 2015

Setiadi, Elly. M. 2007.

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar

. Kencana Prenada Media

Group. Bandung

Soerjono Soekanto. 2012.

Sosiologi Suatu Pengantar

. Rajawali Pers.Jakarta

. 1984.

Sosiologi Suatu Pengantar

. Raja Grafindo Persada.Jakarta

(50)

. 2013.

Metode Penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D

. Alfabeta:

Bandung

Subarjo.2006.

Meteorologi dan Klimatologi (Bahan Ajar).

FKIP Universitas

Lampung. Bandar Lampung

Suharsimi Arikunto. 2006.

Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis

. Bina

Aksara. Jakarta

Sumadi Suryabrata. 2000.

Metodologi Penelitian

. PT. Raja Grafindo Persada.

Jakarta

Suparmini.2004.

Diktat Mata Kuliah Geografi Pedesaan

.Universitas Negeri

Yogyakarta

Tashadi M., Gatot S., dan Sukirman.1982.

Sistem Gotong Royong Dalam

Masyarakat Pedesaan Daerah Istimewa Yogyakarta

. Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta

Gambar

Tabel 1. Penggunaan Lahan di Desa Pulung Kencana Kabupaten Tulang BawangBarat Tahun 2014
tabel 2 di bawah ini.
Tabel 3. Jumlah Keluarga Petani Pemilik Lahan di 6 RK Desa Pulung KencanaKecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barattahun 2015.
Tabel 4. Jumlah Keluarga Petani pemilik lahan padi sawah di RK 2 dan RK 6Desa Pulung Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah KabupatenTulang Bawang Barat tahun 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam tahap pelaksanaan dan pengamtan penelitian ini, hal-hal yang perlu dilakukan sebagai berikut: a) Melakukan observasi terhadap siswa dan guru baik secara

Berdasarkan hasil analisis deskripsi frekuensi perolehan siswa terhadap daftar cek list mengenai angket lingkungan sosial, pada faktor lingkungan sosial ini terdiri

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul :

Bersifat statis dapat diartikan tidak adanya perubahan yang dilakukan oleh guru sejarah dari waktu ke waktu hanya menggunakan metode konvensional seperti metode

Angket digunakan untuk mendapatkan data tentang Etos Kerja Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di MTs sekecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar,

Proses difusi inovasi yang terjadi pada inovasi Rice transplanter juga meliputi empat unsur didalamnya antara lain Inovasi, Saluran Komunikasi, Jangka Waktu serta

Output yang diukur oleh Osiloskop Analog maupun Osiloskop Digital adalah bentuk gelombang, nilai tegangan dan arus yang diukur pada kondisi tegangan sefasa dan tegangan

Gudykunst & Hammer (dalam Gudykunst & Kim, 1997: 35) menyatakan bahwa identitas sosial yang kuat dapat mengurangi uncer- tainty apabila seseorang dapat menerima bahwa