Gastroparesis, Penyakit Apa Itu?
Go4HealthyLife.com, Jakarta - Para penderita diabetes seringkali mengalami gastroparesis, sebuah kondisi di mana saraf vagus atau saraf penggerak yang memanjang dari leher dan toraks menuju abdomen rusak sehingga perut serta usus besar tidak dapat mengolah makanan secara normal.
Jika hal ini terjadi, maka perut akan berada dalam kondisi kosong untuk jangka waktu lama. Biasanya penderitanya akan mengalami mual dan panas pada perut.
Namun tak banyak penderita diabetes yang tahu bahwa mereka mengalami gastroparesis. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai gastroparesis, berikut ini ada beberapa gejala yang paling sering menyertai kondisi ini, antara lain:
* Perut panas.
* Terasa mual, atau muntah tapi tak ada yang dimuntahkan. * Cepat terasa kenyang.
* Terjadi penurunan berat badan. * Pembengkakan pada abdomen. * Nafsu makan berkurang.
* Kadar glukosa darah berubah-ubah. * Terjadi peningkatan asam lambung. * Kejang pada dinding perut.
DOMPERIDONE
FARMAKOLOGI
Domperidone merupakan antagonis dopamin yang mempunyai efek antiemetik (anti muntah). Efek antiemetik dapat disebabkan oleh kombinasi efek periferal (gastroprokinetik) dengan antagonis terhadap reseptor dopamin di kemoreseptor “trigger zone” yang terletak diluar saluran darah otak di area postrema.
INDIKASI
Untuk pengobatan gejala dispepsia fungsional
Untuk mual dan muntah akut.
Untuk mual dan muntah yang disebabkan oleh pemberian levodopa dan bromokriptin lebih dari 12 minggu.
KONTRAINDIKASI
Penderita hipersensitif terhadap domperidone.
Penderita dengan prolaktinoma tumor hipofise yang mengeluarkan prolaktin.
PERINGATAN DAN PERHATIAN
Hati-hati penggunaan domperidone pada wanita hamil dan menyusui.
Domperidone tidak dianjurkan penggunaan jangka panjang.
Hati-hati penggunaan domperidone pada penderita gangguan fungsi hati dan ginjal.
EFEK SAMPING
Meskipun jarang, dapat terjadi efek samping mengantuk, reaksi ekstrapiramidal distonik, parkinson, tardive diskinesia (pada pasien dewasa dan usia lanjut) dan dapat diatasi dengan obat antiparkinson.
Peningkatan prolaktin serum sehingga menyebabkan galaktorrhoea dan ginekomastia.
Mulut kering, sakit kepala, diare, ruam kulit, rasa haus, cemas dan gatal.
INTERAKSI OBAT
Domperidone mengurangi efek hipoprolaktinemia dari bromokriptin.
Pemberian obat anti kolinergik muskarinik dan analgetik opioid secara bersamaan dapat mengantagonisir efek domperidone.
Pemberian antasida secara bersamaan dapat menurunkan bioavailabilitas domperidone.
Efek bioavailabilitas dapat bertambah dari 13% menjadi 23% bila diminum 1½ jam setelah makan.
DOSIS DAN ATURAN PAKAI
Dispepsia fungsional :
Dewasa dan usia lanjut : 10-20 mg, 3 kali sehari dan jika perlu 10–20 mg, sekali sebelum tidur malam tergantung respon klinik. Pengobatan jangan melebihi 12 minggu.
Mual dan muntah
(termasuk yang disebabkan oleh levodopa
dan bromokriptin) :
Dewasa (termasuk usia lanjut) : 10–20 mg, dengan interval waktu 4–8 jam.
Anak-anak (sehubungan kemoterapi kanker dan radioterapi) : 0,2–0,4 mg/KgBB sehari, dengan interval waktu 4–8 jam.
KEMASAN
Domperidone tablet 10 mg, 3 strip x 10 tablet.