ABSTRAK
PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP KETERANDALAN DAN KETEPATWAKTUAN PELAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
(Studi Empiris Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran) oleh:
ELVA ZAINANI S
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh kualitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, sistem pengendalian intern dan faktor eksternal terhadap nilai informasi pelaporan keuangan yaitu keterandalan dan ketepatwaktuan.
Penelitian ini menggunakan data primer berupa kuisioner dengan jumlah sampel sebanyak 107 pegawai pemerintah Kabupaten Pesawaran. Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan alat analisis regresi linear berganda menggunakan alat bantu software SPSS 20.00.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa faktor internal dan faktor eksternal berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keterandalan dan ketepatwaktuan pelaporan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran. Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, Pengendalian Intern akuntansi, Faktor Eksternal baik secara parsial maupun secara bersama-sama berpengaruh positip dan signifikan Terhadap Keterandalan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dengan Fhitung
(13,154) > Ftabel (2,46) dan t hitung > t tabel. Kapasitas Sumber Daya Manusia,
Pemanfaatan Teknologi Informasi, Pengendalian Intern akuntansi, Faktor Eksternal secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dengan Fhitung
(11,097) > Ftabel (2,46) dan nilai t hitung > t tabel.
ABSTRACT
PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP KETERANDALAN DAN KETEPATWAKTUAN
PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris Pada Pemerintah Kabupaten Pesawaran)
oleh: ELVA ZAINANI S
This study aims to obtain empirical evidence about the influence of the quality of human resources, the utilization of information technology, internal contol system, and eksternal factors on the value of reliability of financial reporting information and timeliness.
This study uses primary data from questionnaires with a total sample are 107 government employees. This hypothesis was tested by means of multiple linear regression analysis using software tools SPSS 20:00.
The results show that quality of human resources, the utilization of information technology, internal contol system, and eksternal factors affect positively and significantly to the reliability and timeliness of financial reporting Pesawaran District Government. Capacity of quality of human resources, the utilization of information technology, internal contol system, and eksternal factors either partially or jointly positive and significant effect Countability Against Local Government Financial Reporting Pesawaran with Fhitung (13,154)> F (2,46) and t > t table. Capacity of Human Resources, Information Technology Utilization, accounting Internal Control, External Factors jointly positive effect on the timeliness of the Government Financial Reporting District Pesawaran with Fhitung (11,097) > F (2.46) and the value of t count > t table.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 21 Mei 1980. Anak ketiga
dari empat bersaudara, putri dari Bapak Sa’ari Saidi dan Ibu Arsiyah Yanti,A.Ma.
Lulus dari SD Negeri 1 Beringin Raya pada tahun 1992, penulis melanjutkan
pendidikan di SMP 5 Tanjung karang dan tamat pada tahun 1995. Pada tahun1998
penulis menyelesaikan pendidikan SMU di SMU Al-Kautsar Bandar Lampung.
Penulis diterima di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi pada tahun 1998 melalui
jalur PMKA. Penulis menyelesaikan pendidikan Strata 1 pada tahun 2002.
Selama di Universitas Lampung, penulis aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa
Jurusan Akuntansi (HIMAKTA) sebagai anggota bidang I periode 1999-2000.
Pada tahun yang sama pula penulis menjadi reporter pada Buletin Akuntansi
ASSETS dan menjadi Asisten dosen untuk mata kuliah Pengantar Akuntansi I.
Pada periode 2000-2001, penulis menjadi Sekretaris Bidang Peningkatan Potensi
Akademik pada organisasi HIMAKTA.
Penulis diterima di Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan Pasca Sarjana Akuntansi
Universitas Lampung pada tahun 2012. Saat ini penulis bekerja sebagai Pegawai
Diiringi rasa syukur kehadirat Allah SWT
Kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda cinta, kasih
dan sayangku
Teruntuk orang-
orang yang senantiasa berdo’a menanti
keberhasilanku
Papa dan Mama tercinta
Suamiku terkasih Muhammad Syafi’I Ritonga,
serta kedua buah hatiku
Muhammad Darryl Athallah Ritonga,
“
Sebelum kedua telapak kaki seseorang menetap di hari kiamat akan ditanyakan
empat hal terlebih dahulu:
Pertama tentang umurnya untuk apa dihabiskan,
Kedua tentang masa mudanya untu apakah dipergunakan,
Ketiga tentang hartanya dari mana ia peroleh dan untuk apakah dibelanjakan, dan
keempat tentang ilmunya, apa saja yang ia amalkan dengan ilmunya itu.”
(HR Bukhari-Muslim)
“
Pelajarilah ilmu.
Barangsiapa mempelajarinya karena Allah, itu takwa.
Menuntutnya, itu ibadah.
Mengulang-ulangnya, itu tasbih.
Membahasnya, itu jihad.
Mengajarkannya kepada orang yang tidak tahu, itu sedekah.
Memberikan kepada ahlinya, itu mendekatkan diri kepada Tuhan.
SANWACANA
Puji syukur Alhamdulillah, penulis ucapkan sebagai tanda rasa syukur atas segala
rahmat dan karunia yang diberikan Allah swt sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tesis yang berjudul “Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Keterandalan dan Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Pemerintah
Daerah (Studi Empiris Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran)” sebagai syarat memperoleh gelar Magister Sains Akuntansi pada Program Pascasarjana
Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis menghanturkan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof.Dr.H.Satria Bangsawan, S.E, M.Si, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Susi Sarumpaet, Ph.D.,Akt selaku Ketua Program Pascasarjana Ilmu
Akuntansi Universitas Lampung yang telah memberikan dukungan, saran,
arahan, dan waktunya selama proses penyusunan tesis.
3. Ibu Dr.Ratna Septiyani, S.E., M.Si. selaku pembimbing utama yang telah
memberikan dukungan, saran, arahan, dan waktunya selama proses
penyusunan tesis.
4. Bapak Dr.Einde Evana, S.E., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan dukungan, saran, arahan, dan waktunya selama proses
penyusunan tesis.
5. Ibu Reni Oktavia, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang
6. Bapak Saring Suhendro,S.E.,M.Si. dan Bapak Fitra Darma,S.E.,M.Si.
selakuDosen Pembahas II yang telah memberikan masukan dan saran
selama penyusunan tesis.
7. Bapak dan ibu Dosen yang telah memberikan bimbingan dan ilmu yang
sangat bermanfaat selama penulis berada di Pascasarjana ilmu Akuntasi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
8. Papa Sa’ari Saidi dan mama Arsiyah Yanti, Papa mertua Drs.Hi. Zulkifli Ritonga dan Mama mertua Darmawati Iriani yang telah meberikan
dukungan moril serta senantiasa mendoakanku dalam setiap dzikir dan
doanya.
9. Suamiku tercinta Muhammad Syafi’I Ritonga yang selalu setia mendukung dan mendampingiku dalam suka maupun duka serta kedua
anakku Darryl dan Ika, yang menjadi inspirasi dan semangat hidupku.
10.Kakak dan adikku Ecy, Puan, Nining, Dheny , Bety serta keponakanku
Rachel, Ali, Regi, Sasha, Dara dan Dafi yang selalu menyemangatiku.
11.Rekan-rekan kerja Dinas Pendapatan pengelolaan aset daerah dan Bappeda
Kabupaten Pesawaran: Eka, Hadi, Novi, Yudith, Roni, Fuad, Kak
Novalinda, Uni Leli, Nova, yang telah memberikan banyak bantuan dan
dukungan dalam menyusun tesis ini.
12.Sahabat- sahabatku Tim KAP: Uni Meta, Niya, Sari, Risa, Uum yang
selalu memberikan semangat dan membuat perkuliahan terasa sangat
13.Teman-teman PIA angkatan 3 yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Terima kasih atas persahabatan kita selama ini.
Semoga karya ini bermanfaat bagi semua pihak dan semoga Allah swt
memberikan rahmat, berkah, dan hidayah-Nya untuk kita semua.
Bandar Lampung, 5 September 2014
Penulis,
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
JUDUL ... iii
LEMBAR PENGESAHAN ... iv
LEMBAR PERNYATAAN ... vi
RIWWAYAT HIDUP ... vii
MOTTO ... viii
PERSEMBAHAN ... ix
SANWACANA ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 12
1.3 Tujuan Penelitian ... 12
1.4 Manfaat Penelitian ... 12
II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Grand Theory ... 14
2.1.1 Teori kegunaan Informasi (Decision-Usefulness Theory) ... 14
2.1.2 Teori Stewardship ... 16
2.2 Akuntabilitas (Accountability) ... 19
2.3 Transparansi ... 20
2.4 Pelaporan Keuangan Daerah ... 21
2.5 Nilai Informasi ... 22
2.6 Kapasitas Sumber Daya Manusia ... 24
2.7 Teknologi Informasi ... 26
2.8 Ketepatwaktuan dan Ketereandalan Pelaporan Keuangan ... 26
2.9 Sistem Pengendalian Interen (SPI) ... 27
2.10 Faktor Eksternal ... 28
2.11 Pengembangan Hipotesis ... 29
2.12 Model Penelitian ... 35
III METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian ... 37
3.2 Metode Penentuan Sampel ... 38
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 39
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 40
3.5 Metode Analisis ... 41
3.5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 41
3.5.2 Uji Hipotesis ... 42
3.6 Batasan Operasional dan Pengukuran ... 43
3.6.1 Batasan Operasional ... 43
3.6.2 Pengukuran ... 48
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 56
4.1.1 Tempat dan Waktu Penelititan ... 56
4.2 Karakteristik Responden ... 58
4.2.1 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ... 58
4.2.2 Karakteristik Berdasarkan Usia... 58
4.2.3 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan ... 59
4.2.4 Karakteristik Berdasarkan Jabatan ... 59
4.2.5 Karakteristik Berdasarkan Diklat ... 60
4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 61
4.3.1 Uji Validitas ... 61
4.3.2 Uji Reliabilitas ... 65
4.4 Pembahasan ... 66
4.4.1 Deskripsi Pernyataan Responden ... 66
4.5 Analisis Kuantitatif ... 89
V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 103
5.2 Implikasi ... 104
5.3 Keterbatasan ... 105
5.4 Saran ... 106
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 36
Tabel 3.1 Skala Likert ... 49
Tabel 3.2 Sebaran Pernyataan Variabel Kapasitas Sumber Daya Manusia Dalam Kuesioner Penelitian ... 50
Tabel 3.3 Sebaran Pernyataan Variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi (X2) Dalam Kuesioner Penelitian ... 51
Tabel 3.4 Sebaran Pernyataan Variabel Pengendalian Intern Akuntansi (X3)Dalam Kuesioner Penelitian ... 52
Tabel 3.5 Sebaran Pernyataan Variabel Faktor Eksternal (X4) Dalam Kuesioner Penelitian ... 53
Tabel 3.6 Sebaran Pernyataan Variabel Ketepatwaktuan Nilai Informasi Laporan Keuangan Dalam Kuesioner Penelitian ... 54
Tabel 3.7 Sebaran Pernyataan Variabel Ketepatwaktuan Nilai Informasi Laporan Keuangan Dalam Kuesioner Penelitian ... 55
Tabel 4.1 Skema Pelaksanaan Penyebaran Kuesioner 1 ... 57
Tabel 4.2 Skema Pelaksanaan Penyebaran Kuesioner 2 ... 57
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 58
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 58
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 59
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan ... 59
Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Diklat ... 60
Tabel 4.8 Hasil Uji Kmo Msa Untuk Variabel X ... 61
Tabel 4.9 Hasil Uji Loading Factor Untuk Variabel X1 ... 62
Tabel 4.10 Hasil Uji Kmo Msa Variabel (Y) ... 63
Tabel 4.11 Hasil Uji Loading Factor Variabel Y ... 64
Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X ... 65
Tabel 4.13 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y ... 65
Tabel 4.14 Pernyataan Responden Tentang Kapasitas Sdm ... 66
Tabel 4.15 Deskripsi Responden Atas Variabel Pemanfaatan Ti ... 70
Tabel 4.16 Deskripsi Responden Atas Variabel Pengendalian Intern Akuntansi ... 74
Tabel 4.17 Deskripsi Responden Atas Variabel Faktor Eksternal ... 78
Tabel 4.18 Kriteria Penilaian Skor Variabel ... 80
Tabel 4.19 Rata Rata Skor Variabel Sdm ... 80
Tabel 4.20 Total Skor Variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi ... 81
Tabel 4.21 Total Skor Variabel Pengendalian Internal ... 82
Tabel 4.22 Rata-Rata Total Skor Variabel Faktor Eksternal ... 83
Tabel 4.23 Persentase Pernyataan Responden Tentang Nilai Informasi Laporan Keuangan : Keterandalan ... 84
Tabel 4.24 Persentase Pernyataan Responden Tentang Nilai Informasi Laporan Keuangan : Ketepatwaktuan ... 86
Tabel 4.26 Total Skor Indikator Variabel Laporan Keuangan:
Ketepatwaktuan ... 88
Tabel 4.27 Hasil Uji F ... 90
Tabel 4.28 Determinai R2 ... 91
Tabel 4.29 Hasil Uji Regresi T ... 92
Tabel 4.30 Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial... 93
Tabel 4.31 Hasil Uji F X1 Terhadap Y2 ... 96
Tabel 4.32 Determinai R2 ... 97
Tabel 4.33 Hasil Uji Regresi T ... 98
PROGRAM PASCASARJANA ILMU AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014 KUESIONER
PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP KETERANDALAN DAN KETEPATWAKTUAN
PE LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran)
Dengan Hormat
Sebelumnya perkenalkan nama saya Elva Zainani S, mahasiswi Pascasarjana Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Saat ini saya sedang melakukan riset yang berjudul Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Keterandalan dan Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh faktor internal yang meliputi: kualitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi serta faktor eksternal mempengaruhi keterandalan dan ketepatwaktuan penyampaian informasi dari laporan keuangan. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi memberikan masukan dan gambaran bagi Kepala Daerah guna memperbaiki, meningkatkan, dan memformulasikan kebijakannya di masa yang akan datang.
Adapun maksud dan tujuan saya adalah untuk mengajak Bapak / Ibu / yang ditunjuk untuk berpartisipasi sekitar 5-10 menit untuk mengisi satu lembar kuisioner yang telah kami berikan.
Keberhasilan riset ini tergantung dari kemurahan hati Bapak / Ibu untuk meluangkan waktunya sebagai narasumber kami. Oleh karena itu, identitas Bapak / Ibu atau perusahaan Bapak / Ibu adalah anonymous. Terakhir, sebagai wujud partisipasi Bapak / Ibu dalam riset ini, apabila Bapak / Ibu menginginkan hasil riset ini, kami akan informasikan.
Atas perhatian saya ucapkan terimakasih.
Hormat Saya,
Elva Zainani S
1. Jenis kelamin 1) Pria 2) Wanita
2. Usia saudara (tahun) 1) < 30 2) 31– 40 3) 41–50 4) > 51
3. Pendidikan terakhir 1) SMA/Diploma 2) Sarjana (S1) 3) S2/S3
4. Jabatan : ...
4. Diklat/Pelatihan yang Pernah Diikuti : ...
Kapasitas Sumber Daya Manusia (X1)
PERNYATAAN STS TS N S SS
1. Subbagian keuangan/akuntansi anda memiliki staf
yang berkualifikasi dalam jumlah yang cukup 1 2 3 4 5
2. Subbagian keuangan/akuntansi anda memiliki
uraian peran dan fungsi yang jelas. 1 2 3 4 5
3. Subbagian keuangan/akuntansi anda memiliki
uraian peran dan fungsi yang jelas. 1 2 3 4 5
4.
Peran dan tanggung jawab seluruh pegawai subbagian keuangan/akuntansi anda ditetapkan secara jelas dalam peraturan daerah.
1 2 3 4 5
5.
Uraian tugas subbagian keuangan/akuntansi anda sesuai dengan fungsi akuntansi yang sesungguhnya.
1 2 3 4 5
6. Terdapat pedoman mengenai prosedur dan proses akuntansi 1 2 3 4 5
7 Subbagian keuangan/akuntansi anda telah
melaksanakan proses akuntansi. 1 2 3 4 5
8 Subbagian keuangan/akuntansi anda memiliki
sumber daya pendukung operasional yang cukup. 1 2 3 4 5
9
Pelatihan-pelatihan untuk membantu penguasaan dan pengembangan keahlian dalam tugas dilakukan.
1 2 3 4 5
10 Dana-dana dianggarkan untuk memperoleh sumber
daya, peralatan, pelatihan yang dibutuhkan 1 2 3 4 5
Informasi Umum
Pemanfaatan Teknologi Informasi (X2)
PERNYATAAN STS TS N S SS
1.
Subbagian akuntansi/keuangan anda memiliki
komputer yang cukup untuk melaksanakan tugas. 1 2 3 4 5
2. Jaringan internet telah terpasang di unit kerja
anda. 1 2 3 4 5
3.
Proses akuntansi sejak awal transaksi hingga pembuatan laporan keuangan dilakukan secara komputerisasi.
1 2 3 4 5
4.
Proses akuntansi sejak awal transaksi hingga pembuatan laporan keuangan dilakukan secara komputerisasi.
1 2 3 4 5
5.
Pengolahan data transaksi keuangan menggunakan
software yang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
1 2 3 4 5
6. Laporan akuntansi dan manajerial dihasilkan dari
sistem informasi yang terintegrasi. 1 2 3 4 5
7. Adanya jadwal pemeliharaan peralatan secara
teratur. 1 2 3 4 5
8. Peralatan yang usang/rusak didata dan diperbaiki
tepat pada waktunya. 1 2 3 4 5
a. Prosedur akuntansi penerimaan kas b. Prosedur akuntansi pengeluaran kas c. Prosedur akuntansi aset
d. Prosedur akuntansi selain kas
1 2 3 4 5
2. Daftar rekening (chart of account) pemerintah
daerah tersedia dan digunakan. 1 2 3 4 5
3. Transaksi tidak dapat dilakukan tanpa adanya
otorisasi dari pihak yang berwenang. 1 2 3 4 5
Laporan-laporan keuangan direview dan disetujui terlebih dahulu oleh kepala subbagian keuangan/akuntansi sebelum didistribusikan
1 2 3 4 5
8 Sistem akuntansi yang ada memungkinkan audit/transaction trail. 1 2 3 4 5
Nilai Informasi Laporan Keuangan : Keterandalan
PERNYATAAN
STS TS N S SS
1.
Transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan tergambar dengan jujur dalam laporan keuangan.
1 2 3 4 5
2. Neraca disajikan 1 2 3 4 5
3.
Laporan realisasi anggaran atau laporan
perhitungan APBD disajikan 1 2 3 4 5
4. Laporan Arus Kas disajikan
5. Catatan atas laporan keuangan disajikan. 1 2 3 4 5
6. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
dapat diuji. 1 2 3 4 5
7.
Rekonsiliasi dilakukan secara periodik antara catatan akuntansi dengan catatan bank atau catatan pihak eksternal yang membutuhkan konfirmasi atau rekonsiliasi.
1 2 3 4 5
8. Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan
tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu. 1 2 3 4 5
Nilai Informasi Laporan Keuangan: Ketepatwaktuan
PERNYATAAN
STS TS N S SS
1. Informasi yang dibutuhkan segera tersedia ketika diminta. 1 2 3 4 5
2.
Laporan-laporan sering disediakan secara sistematis dan teratur, misal: laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan, laporan semester, dan laporan tahunan (bila laporan jarang tersedia berikanlah tanda pada angka satu).
1 2 3 4 5
3.
Laporan-laporan berikut disampaikan secara sistematis dan teratur
a. Laporan realisasi semester pertama
b. Laporan realisasi anggaran atau laporan perhitungan APBD
c. Laporan Arus Kas d. Neraca
e. Catatan Atas Laporan Keuangan
LAMPIRAN 2 DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN Jawaban Responden Atas Pernyataan X1
76 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 45
Jawaban Responden Atas Pernyataan X2
Res 1 2 3 4 5 6 7 8 X2
80 5 5 5 5 4 5 5 5 39
Jawaban Responden Atas Pernyataan X3
88 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
Jawaban Responden Atas Pernyataan X4
95 5 4 4 13
Jawaban Responden Atas Pernyataan Y1
102 3 2 3 3 11
103 5 5 3 2 15
104 4 5 4 2 15
105 3 3 2 2 10
106 4 4 5 4 17
107 2 4 5 5 16
∑ 437 445 434 433 1749
Jawaban Responden Atas Pernyataan Kuesioner Y2
Res Y2.1 Y2.2 Y2.3 Y2.4 Y2
1 2 5 5 5 17
2 3 5 5 4 17
3 2 5 4 3 14
4 2 5 5 4 16
5 5 4 5 4 18
6 5 5 3 5 18
7 4 5 5 5 19
8 4 5 5 4 18
9 5 5 4 5 19
10 4 2 5 4 15
11 3 5 5 4 17
12 3 5 4 4 16
13 3 4 5 4 16
14 3 5 5 4 17
15 5 2 5 4 16
16 2 5 5 4 16
17 2 5 5 5 17
18 4 5 2 4 15
19 4 5 3 3 15
20 4 5 3 3 15
21 4 5 5 4 18
22 5 5 3 4 17
23 2 4 5 4 15
24 2 4 4 3 13
104 2 5 4 4 15
105 2 2 5 2 11
106 5 2 5 4 16
107 5 5 2 5 17
Lampiran 3 Uji Validitas
FACTOR
/VARIABLES x1.1 x1.2 x1.3 x1.4 x1.5 x1.6 x1.7 x1.8 x1.9 x1.10 /MISSING LISTWISE
/ANALYSIS x1.1 x1.2 x1.3 x1.4 x1.5 x1.6 x1.7 x1.8 x1.9 x1.10 /PRINT INITIAL SIG KMO AIC EXTRACTION
/CRITERIA MINEIGEN(1) ITERATE(25) /EXTRACTION PC
/ROTATION NOROTATE /METHOD=CORRELATION.
Factor Analysis
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,699
Communalities /PRINT INITIAL SIG KMO AIC EXTRACTION
/CRITERIA MINEIGEN(1) ITERATE(25) /EXTRACTION PC
/ROTATION NOROTATE /METHOD=CORRELATION.
Factor Analysis
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,793
Communalities
Initial Extraction x2.1 1,000 ,672 x2.2 1,000 ,718 x2.3 1,000 ,754 x2.4 1,000 ,784 x2.5 1,000 ,659 x2.6 1,000 ,672 x2.7 1,000 ,740 x2.8 1,000 ,784 Extraction Method: Principal
Component Analysis.
FACTOR
/VARIABLES x3.1 x3.2 x3.3 x3.4 x3.5 x3.6 x3.7 x3.8 x3.9 /MISSING LISTWISE
/ANALYSIS x3.1 x3.2 x3.3 x3.4 x3.5 x3.6 x3.7 x3.8 x3.9 /PRINT UNIVARIATE INITIAL CORRELATION SIG KMO REPR AIC EXTRACTION
/CRITERIA MINEIGEN(1) ITERATE(25) /EXTRACTION PC
/ROTATION NOROTATE /METHOD=CORRELATION.
Factor Analysis
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,797
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 155,853
df 36
Anti-image Matrices a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Communalities
/PRINT INITIAL SIG KMO AIC EXTRACTION /CRITERIA MINEIGEN(1) ITERATE(25) /EXTRACTION PC
Factor Analysis
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,684
Bartlett's Test of Sphericity a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Communalities
/PRINT UNIVARIATE INITIAL CORRELATION SIG KMO REPR AIC EXTRACTION ROTATION
/PLOT EIGEN ROTATION
/CRITERIA MINEIGEN(1) ITERATE(25) /EXTRACTION PC
Factor Analysis
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,640
Bartlett's Test of Sphericity a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Communalities
/PRINT INITIAL SIG KMO AIC EXTRACTION /CRITERIA MINEIGEN(1) ITERATE(25) /EXTRACTION PC
Factor Analysis
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,822
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 50,921
df 6
Sig. ,000
Anti-image Matrices
y2.1 y2.2 y2.3 y2.4
Anti-image Covariance
y2.1 ,281 -,159 -,097 -,038 y2.2 -,159 ,344 -,048 -,044 y2.3 -,097 -,048 ,269 -,160 y2.4 -,038 -,044 -,160 ,348
Anti-image Correlation
y2.1 ,811a -,510 -,351 -,122 y2.2 -,510 ,839a -,157 -,127 y2.3 -,351 -,157 ,804a -,525 y2.4 -,122 -,127 -,525 ,835a a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Communalities
Initial Extraction y2.1 1,000 ,830 y2.2 1,000 ,777 y2.3 1,000 ,840 y2.4 1,000 ,770 Extraction Method: Principal
Rotated Component Matrixa Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 10 iterations.
Rotated Component Matrixa
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
Lampiran 4 Uji Realibilitas
DATASET ACTIVATE DataSet1. RELIABILITY
/VARIABLES=x1.1 x1.2 x1.3 x1.4 x1.5 x1.6 x1.7 x1.8 x1.9 x1.10 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE /SUMMARY=TOTAL.
Reliability
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items
,902 10
DATASET ACTIVATE DataSet2. RELIABILITY
/VARIABLES=x2.1 x2.2 x2.3 x2.4 x2.5 x2.6 x2.7 x2.8 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE /SUMMARY=TOTAL.
Reliability
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items
,864 8
RELIABILITY
/VARIABLES=x3.1 x3.2 x3.3 x3.4 x3.5 x3.6 x3.7 x3.8 x3.9 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE /SUMMARY=TOTAL.
Reliability
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items
,942 9
RELIABILITY
/VARIABLES=x4.1 x4.2 x4.3 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA
Reliability
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items
,826 3
DATASET ACTIVATE DataSet3. RELIABILITY
/VARIABLES=y1.1 y1.2 y1.3 y1.4 y1.5 y1.6 y1.7 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE /SUMMARY=TOTAL.
Reliability
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha
N of Items
,919 4
DATASET ACTIVATE DataSet4. RELIABILITY
/VARIABLES=y2.1 y2.2 y2.3 y2.4 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE /SUMMARY=TOTAL.
Reliability
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items
LAMPIRAN 5 DISTRIBUSI FREKUENSI JAWABAN RESPONDEN
DATASET ACTIVATE DataSet1.
FREQUENCIES VARIABLES=x1.1 x1.2 x1.3 x1.4 x1.5 x1.6 x1.7 x1.8 x1.9 x1.10
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
x1.1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
x1.5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
x1.10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
FREQUENCIES VARIABLES=x2.1 x2.2 x2.3 x2.4 x2.5 x2.6 x2.7 x2.8 /ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
x2.1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
x2.4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
GET
FILE='F:\elva tesis\elva\x3.sav'. DATASET NAME DataSet7 WINDOW=FRONT.
FREQUENCIES VARIABLES=x3.1 x3.2 x3.3 x3.4 x3.5 x3.6 x3.7 x3.8 x3.9 /ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
x3.1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
x3.5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
GET
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
FREQUENCIES VARIABLES=y1.2 y1.3 y1.5 y1.7 /ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
y1.2
y1.3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
FREQUENCIES VARIABLES=y1.2 y1.3 y1.5 y1.7 /ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
y1.2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
y1.5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
FREQUENCIES VARIABLES=y2.1 y2.2 y2.3 y2.4 /ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
y2.1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
y2.3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
1 1 ,9 ,9 ,9
2 15 14,0 14,0 15,0
3 10 9,3 9,3 24,3
4 32 29,9 29,9 54,2
5 49 45,8 45,8 100,0
Total 107 100,0 100,0
y2.4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
1 1 ,9 ,9 ,9
2 2 1,9 1,9 2,8
3 17 15,9 15,9 18,7
4 50 46,7 46,7 65,4
5 37 34,6 34,6 100,0
LAMPIRAN 6 UJI REGRESI
DATASET ACTIVATE DataSet3. REGRESSION
/DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N /MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS CI(95) BCOV R ANOVA COLLIN TOL CHANGE ZPP /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN /DEPENDENT y1
/METHOD=ENTER x1 x2 x3 x4 /RESIDUALS DURBIN
/CASEWISE PLOT(ZRESID) ALL.
Regression Model Variables Entered Variables
Removed
Method
1 x4, x3, x2, x1b . Enter a. Dependent Variable: y1
Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), x4, x3, x2, x1 b. Dependent Variable: y1
b. Predictors: (Constant), x4, x3, x2, x1
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
/DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N /MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS CI(95) BCOV R ANOVA COLLIN TOL CHANGE ZPP /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN /DEPENDENT y2
/METHOD=ENTER x1 x2 x3 x4 /RESIDUALS DURBIN
/CASEWISE PLOT(ZRESID) ALL.
Model Variables Entered Variables Removed
Method
1 x4, x3, x2, x1b . Enter a. Dependent Variable: y2
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,551a ,303 ,276 2,122
a. Predictors: (Constant), x4, x3, x2, x1 b. Dependent Variable: y2
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 199,943 4 49,986 11,097 ,000b Residual 459,459 102 4,504
Total 659,402 106
a. Dependent Variable: y2
b. Predictors: (Constant), x4, x3, x2, x1
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,424 2,374 ,179 ,859
x1 ,125 ,044 ,262 2,821 ,006
x2 ,103 ,048 ,199 2,175 ,032
x3 ,094 ,040 ,207 2,331 ,022
x4 ,301 ,131 ,208 2,296 ,024
Tabel Harga Kritis dari r Product Moment
n Selang Kepercayaan n Selang Kepercayaan n Selang Kepercayaan
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Paradigma Penelitian pengaruh X terhadap Y1 ... 34
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemerintah melakukan reformasi dalam pengelolaan keuangan dengan mengeluarkan
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang
mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) disusun dan disajikan dengan standar akuntansi pemerintahan yang
ditetapkan oleh peraturan pemerintah. Pemerintah juga mengeluarkan
Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Berdasarkan
Undang-Undang tersebut, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005
sebagaimana telah diubah menjadi Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). SAP merupakan prinsip-prinsip akuntansi
yang ditetapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah.
Tujuan penting reformasi akuntansi dan administrasi sektor publik adalah
akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan pemerintah pusat maupun
daerah. Akuntabilitas dan transparansi tersebut dimaksudkan untuk memastikan
bahwa pengelolaan keuangan pemerintah yang dilakukan aparatur pemerintah
berjalan dengan baik. Hal tersebut seiring dengan tuntutan masyarakat agar organisasi
2
menjalankan aktivitas pengelolaan keuangan pemerintah pusat/daerah (Badjuri dan
Trihapsari, dalam Sukmaningrum 2012).
Fenomena yang terjadi dalam perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa
ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik
di pusat maupun daerah. Akuntabilitas dapat diartikan sebagai bentuk kewajiban
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi
organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya,
melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik
(Stanbury, 2003 dalam Mardiasmo, 2006).
Dimensi akuntabilitas publik meliputi akuntabilitas hukum dan kejujuran,
akuntabilitas manajerial, akuntabilitas program, akuntabilitas kebijakan, dan
akuntabilitas finansial (keuangan). Terkait dengan tugas untuk menegakkan
akuntabilitas finansial, khususnya di daerah, pemerintah daerah bertanggung
jawab untuk mempublikasikan laporan keuangan kepada pemangku
kepentingannya (stakeholder). Governmental Accounting Standards Board (1999) dalam Concepts Statement No. 1 tentang Objectives of Financial Reporting
menyatakan bahwa akuntabilitas merupakan dasar pelaporan keuangan di
pemerintahan yang didasari oleh adanya hak masyarakat untuk mengetahui dan
menerima penjelasan atas pengumpulan sumber daya dan penggunaannya.1
1
3
Harus disadari bahwa ada banyak pihak yang akan mengandalkan informasi
dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh pemerintah daerah sebagai
dasar untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu, informasi tersebut harus
bermanfaat bagi para pemakai.
Mengatakan bahwa informasi harus bermanfaat bagi para pemakai sama saja
dengan mengatakan bahwa informasi harus mempunyai nilai (Suwardjono, 2005).
Informasi akan bermanfaat kalau informasi tersebut berpaut dengan keputusan
yang menjadi sasaran informasi. Informasi akan bermanfaat kalau informasi
tersebut dipahami dan digunakan oleh pemakai. Informasi juga akan bermanfaat
kalau pemakai mempercayai informasi tersebut.
Kebermanfaatan (usefulness) merupakan suatu karakteristik yang hanya dapat
ditentukan secara kualitatif dalam hubungannya dengan keputusan, pemakai, dan
keyakinan pemakai terhadap informasi. Oleh karena itu, kriteria ini secara umum
disebut karakteristik kualitatif (qualitative characteristics) atau kualitas (qualities) informasi. Adapun kriteria dan unsur-unsur pembentuk kualitas informasi yang
menjadikan informasi dalam laporan keuangan pemerintah mempunyai nilai atau
manfaat sebagaimana disebutkan dalam Rerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintahan terdiri dari (PP No. 71 Tahun 2010): (a) relevan, (b) andal, (c) dapat
dibandingkan, dan (d) dapat dipahami.
4
Berbicara mengenai pelaporan keuangan dan nilai informasi yang terkandung
dalam laporan keuangan pemerintah akan menimbulkan pertanyaan apakah
pelaporan keuangan pemerintah selama ini sudah memenuhi kriteria kualitas
informasi yang disyaratkan dalam peraturan perundang-undangan? Apakah
laporan keuangan pokok yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,
Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan (UU No 17 Tahun 2003)
telah relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami.
Fenomena pelaporan keuangan pemerintah di Indonesia merupakan sesuatu hal
yang menarik untuk dikaji lebih lanjut. Dari berbagai tulisan yang berhasil
di-download dari internet, ternyata di dalam laporan keuangan pemerintah masih
banyak disajikan data-data yang tidak sesuai. Selain itu juga masih banyak
penyimpangan-penyimpangan yang berhasil ditemukan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan dalam pelaksanaan audit laporan keuangan pemerintah. Beberapa
tulisan yang berhasil dihimpun adalah sebagai berikut:
Fakta yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa dari hasil Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT) yang dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan 66 kasus kelemahan Sistem Pengendaliam Intern (SPI) dan 209 kasus ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan. Sementara itu, hasil PDTT atas 173 objek pemeriksaan pemerintah kabupaten/kota menemukan 394 kasus kelemahan SPI dan 1.089 kasus ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan ( www.bpk.co.id).
…. Menurut Mardiasmo, dalam Pasal 33 UU No 33/2004 disebutkan bahwa
Menkeu berhak menunda penyaluran DAU bila pemda belum menyerahkan laporan sistem keuangan daerah, termasuk APBD. Di tempat terpisah, Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) Agung Pambudhi mendukung kebijakan Depkeu tersebut. Setidaknya terdapat tiga alasan yang dapat dijadikan dasar sanksi tersebut. Pertama, UU No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah. Kedua, faktor koordinasi nasional, yakni kondisi pelaporan perda APBD yang sering terlambat sehingga mengganggu
5
kepentingan daerah sendiri, agar pembangunan ekonominya segera bisa
dilaksanakan,”tambah dia. .
Another issue was the time frame of APBD for all districts and cities in Indonesia, only ten percent finished APBD on time. The delayed APBD has some impacts such as delays in the General Allocation Fund (DAU) by Central Government (Adriansyah, 2006).
Berdasarkan fenomena tersebut dapat dinyatakan bahwa laporan keuangan
pemerintah masih belum seluruhnya memenuhi kriteria keterandalan dan
ketepatwaktuan (timeliness). Mengingat bahwa keterandalan dan ketepatwaktuan
merupakan dua unsur nilai informasi yang penting terkait dengan pengambilan
keputusan berbagai pihak, peneliti tertarik untuk meneliti hal apa yang mungkin
mempengaruhi keterandalan dan ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah.
Konsep Standar Pemeriksaan Keuangan Negara pada bab Standar Pekerjaan
Lapangan Pemeriksaan Keuangan mengenai Pengendalian Intern disebutkan
bahwa sistem informasi yang relevan dengan tujuan laporan keuangan, salah
satunya adalah sistem akuntansi yang terdiri dari metoda dan catatan yang
dibangun untuk mencatat, mengolah, mengikhtisarkan, dan melaporkan transaksi
entitas (baik peristiwa maupun kondisi) untuk memelihara akuntabilitas bagi
aktiva, utang, dan ekuitas yang bersangkutan (www.bpk.go.id). Sistem akuntansi
sebagai suatu sistem informasi membutuhkan manusia untuk menjalankan sistem
yang ada. Untuk menghasilkan laporan keuangan berkualitas, maka kapasitas
sumber daya manusia yang melaksanakan sistem akuntansi sangatlah penting.
Saat ini secara bertahap pemerintah berpindah meninggalkan sistem akuntansi
6
memberikan informasi yang komprehensif dan mencerminkan kinerja yang
sesuangguhnya. Basis akuntansi yang diterapkan pun mengalami perubahan dari
basis kas (cash basis) ke basis akrual (accrual basis). Permasalahan penerapan basis akuntansi bukan sekedar masalah teknis akuntansi, yaitu bagaimana
mencatat transaksi dan menyajikan laporan keuangan, namun yang lebih penting
adalah bagaimana menentukan kebijakan akuntansi (accounting policy), perlakuan akuntansi untuk suatu transaksi (accounting treatment), pilihan akuntansi
(accounting choice), dan mendesain atau menganalisis sistem akuntansi yang ada. Kebijakan untuk melakukan aktivitas tersebut tidak dapat dilakukan oleh orang
(pegawai) yang tidak memiliki pengetahuan di bidang akuntansi (Forum Dosen
Akuntansi Sektor Publik, dalam Indriasari 2008).
Penelitian mengenai sumber daya manusia di instansi pemerintah pernah
dilakukan. Penelitian Dinata (2004) menemukan bukti empiris bahwa secara garis
besar sumber daya manusia di instansi pemerintahan Kota Palembang belum
sepenuhnya dinyatakan siap atas berlakunya Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 (Dinata,
2004). Penelitian Alimbudiono dan Fidelis (2004) memberikan temuan empiris
bahwa pegawai berlatar pendidikan akuntansi di subbagian akuntansi Pemerintah
XYZ masih minim, job description-nya belum jelas, dan pelatihan-pelatihan untuk menjamin fungsi akuntansi berjalan dengan baik belum dilaksanakan.
Temuan-temuan tersebut menunjukkan bahwa kapasitas sumber daya manusia
7
manusia yang masih minim ini mungkin memiliki pengaruh terhadap keterandalan
dan ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah.
Pemanfaatan teknologi informasi mungkin mempengaruhi keterandalan dan
ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah. Seperti kita ketahui bahwa total
volume Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah (APBN/D) dari tahun
ke tahun menunjukkan peningkatan yang luar biasa. Dari sisi akuntansi hal
tersebut menunjukkan bahwa volume transaksi keuangan pemerintah juga
menunjukkan kuantitas semakin besar dan kualitas semakin rumit dan kompleks.
Peningkatan volume transaksi yang semakin besar dan semakin kompleks tentu
harus diikuti peningkatan kemampuan pengelolaan keuangan pemerintah
(Sugijanto, 2002). Untuk itu Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkewajiban
untuk mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk
meningkatkan kemampuan mengelola keuangan daerah, dan menyalurkan
Informasi Keuangan Daerah kepada pelayanan publik. Kewajiban pemanfaatan
teknologi informasi Pemerintah dan Pemerintah Daerah diatur Peraturan
Pemerintah No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah yang
merupakan pengganti PP No. 11 Tahun 2001 tentang Informasi Keuangan Daerah.
Suatu teknologi informasi terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak,
manajemen data, dan jaringan (Wilkinson et al. (2000). Walaupun secara umum
telah banyak diketahui manfaat yang ditawarkan oleh suatu teknologi informasi
antara lain kecepatan pemrosesan transaksi dan penyiapan laporan, keakuratan
8
rendah, kemampuan multiprocessing (Wahana Komputer, 2003), namun pengimplementasian teknologi informasi tidaklah murah. Terlebih jika teknologi
informasi yang ada tidak atau belum mampu dimanfaatkan secara maksimal maka
implementasi teknologi menjadi sia-sia dan semakin mahal. Kendala penerapan
teknologi informasi antara lain berkaitan dengan kondisi perangkat keras,
perangkat lunak yang digunakan, pemutakhiran data, kondisi sumber daya
manusia yang ada, dan keterbatasan dana. Kendala yang mungkin menjadi faktor
pemanfaatan teknologi informasi di instansi pemerintah belum optimal. Belum
optimalnya pemanfaatan teknologi informasi ini mungkin juga memiliki pengaruh
terhadap keterandalan dan ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah.
Sistem pengendalian intern kemungkinan mempengaruhi keterandalan pelaporan
keuangan pemerintah. Sistem akuntansi sebagai sistem informasi merupakan
subjek terjadinya kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Oleh karena itu sistem akuntansi memerlukan pengendalian intern atau dengan
kata lain sistem akuntansi berkaitan erat dengan pengendalian intern organisasi
(Mahmudi, 2007).
Pengendalian intern menurut Permendagri No. 13 Tahun 2006 jo Permendagri
nomor 59 Tahun 2007 jo Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan proses yang dirancang untuk
memberikan keyakinan yang memadai mengenai pencapaian tujuan pemerintah
daerah yang tercermin dari keandalan laporan keuangan, efisiensi dan efektivitas
perundang-9
undangan. Ada tiga fungsi yang terlihat dari definisi tersebut yaitu:
(a) keterandalan pelaporan keuangan, (b) efisiensi dan efektivitas operasi, dan (c)
kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Fungsi pertama dilakukan untuk mencegah terjadinya inefisiensi dan dinamakan
pengendalian intern akuntansi, sedangkan fungsi kedua dan ketiga dilakukan
secara khusus untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mendorong
dipatuhinya kebijakan manajemen dan dinamakan pengendalian intern
administratif (Moscove et al., 1990 dalam Triyuwono & Roekhudin, 2000). Komponen penting dari pengendalian intern organisasi yang terkait dengan sistem
akuntansi antara lain (Mahmudi, 2007): (a) sistem dan prosedur akuntansi, (b)
otorisasi, (c) formulir, dokumen, dan catatan, dan (d) pemisahan tugas.
Selain kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi dan
pengendalian intern akuntansi, kemungkinan masih ada faktor yang dapat
mempengaruhi keterandalan dan ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah
daerah. Xu et al (2003) membuktikan bahwa faktor eksternal merupakan faktor kritis yang mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan. Faktor eksternal
yang diproksikan dengan kemajuan ilmu teknologi, perubahan standar pelaporan,
serta perubahan regulasi secara global dapat mempengaruhi keandalan dan
ketepatwaktuan laporan keuangan.
Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran merupakan pemekaran dari Pemerintah
Daerah Kabupaten Lampung Selatan, yang terbentuk pada tahun 2007. Sebagai
10
akuntansinya. Pada awal pendirian kabupaten sampai dengan tahun 2009
pencatatan transaksi keuangan masih dilakukan secara manual, yaitu
menggunakan program microsof exel. Hal ini menyebabkan keterlambatan penyusunan laporan keuangan dikarenakan proses pengumpulan informasi dan
pengolahan data yang cukup lama. Pada tahun 2009 mulai diterapkan aplikasi
SIPKD di Pemda Pesawaran. Penerapan aplikasi ini diharapkan dapat memberi
kemudahan bagi user dalam pengelolaan data keuangan di Pemda Pesawaran.
Pada awal penerapan SIPKD di Pemda Pesawaran sempat menemui beberapa
kendala. Hal ini disebabkan software yang diterapkan belum sepenuhnya dapat
menunjang aktivitas pengelolaan keuangan (software belum sepenuhnya support).
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran mulai di periksa
oleh BPK Perwakilan Provinsi Lampung sejak Tahun 2009. Sampai dengan tahun
2012 Pemda Kabupaten Pesawaran selalu mendapatkan opini Wajar Dengan
pengecualian. Penyampaian LKPD kepada BPK selalu disampaikan melebihi
batas waktu yang ditetapkan yaitu tanggal 31 maret tahun berikutnya.
Xu et al (2003) menyatakan bahwa sumber daya manusia, sistem organisasi, dan
faktor eksternal merupakan faktor kritis yang menentukan kualitas informasi
akuntansi. Hasil penelitian Choirunisah (2008) menyatakan bahwa sumber daya
manusia dan organisasi tim berpengaruh signifikan terhadap kualitas informasi
keuangan satuan kerja. Hasil penelitian dari Indriasari (2008) membuktikan
bahwa kapasitas sumber daya manusia tidak mempengaruhi keandalan laporan
11
waktu. Sedangkan pemanfaatan teknologi informasi dan pengendalian intern
akuntansi mempengaruhi nilai informasi pelaporan keuangan secara signifikan.
Nugraha dan Susanti (2010) dalam penelitiannya menemukan hasil bahwa system
pengendalian intern berpengaruh positip terhadap keandalan laporan keuangan.
Kualitas sumber daya manusia berpengaruh positip signifikan terhadap
keterandalan laporan keuangan pemerintah daerah tetapi tidak signifikan terhadap
ketepatwaktuan, sementara pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positip
signifikan terhadap keterandalan pelaporan dan ketepatwaktuan (Winidyaningrum
dan Rahmawati, 2010).
Hasil penelitian dari Sukmaningrum (2012) menyatakan bahwa kompetensi
sumber daya manusia tidak berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan
keuangan pemerintah daerah dan faktor eksternal tidak dapat digunakan sebagai
pemoderasi hubungan antara kompetensi sumber daya manusia, system
pengendalian intern terhadap kualitas informasi laporan keuangan.
Faktor-faktor yang akan diteliti dalam penelitian ini meliputi faktor internal yang
terdiri dari kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi,
sistem pengendalian intern serta faktor eksternal yang diproksikan dengan
kemajuan teknologi informasi, perkembangan web dan teknologi internet,
12
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Apakah kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi,
pengendalian intern akuntansi dan faktor eksternal berpengaruh terhadap
keterandalan pelaporan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran ?
2. Apakah kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi
dan faktor eksternal berpengaruh terhadap ketepatwaktuan pelaporan
keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan
sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
kualitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, sistem
pengendalian intern dan faktor eksternal terhadap nilai informasi pelaporan
keuangan daerah, yaitu keterandalan dan ketepatwaktuan.
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1 Implikasi Teknis
Penelitian ini dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian selanjutnya,
khususnya karena masih terbatasnya penelitian bidang sektor publik di
13
1.4.2 Implikasi Praktis a. Pihak Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberi masukan dan
bahan pertimbangan dalam menyempurnakan pengelolaan keuangan daerah
dalam meningkatkan akuntabilitas keuangan melalui penyusunan laporan
keuangan yang andal.
b. Pihak Masyarakat
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi bagi stake holders untuk
mengetahui akuntabilitas pemerintah daerah yang dapat dipergunakan sebagai
14
BAB II
TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1Grand Theory
2.1.1. Teori kegunaan Informasi (Decision-Usefulness Theory)
Penelitian ini menggunakan teori kegunaan informasi (decision-usefulness
theory). Orang pertama yang menggunakan paradigma kegunaan keputusan (decision usefulness) adalah Chambers. Ia mengatakan sebagai berikut:
Oleh karenanya, akibat yang wajar dari asumsi manajemen rasional adalah bahwa seharusnya ada sistem yang menyajikan suatu informasi; seperti sistem yang diperlukan baik untuk dasar pembuatan keputusan atau dasar untuk memperoleh kembali konsekuensi keputusan. Sistem yang menyajikan informasi secara formal akan menyesuaikan dengan dua dalil umum. Pertama adalah kondisi dari setiap wacana ilmiah, system seharusnya secara logika konsisten; tidak ada aturan atau proses yang dapat bertentangan dengan setiap aturan atau proses lainnya. Kedua muncul dari pemakai laporan akuntansi sebagai dasar pembuatan keputusan dari konsekuensi praktik, informasi yang dihasilkan oleh setiap sistem seharusnya relevan dengan berbagai bentuk pembuatan keputusan yang diharapkan dapat digunakan (dalam Belkoui, 2001).
Staubus (2000) dalam Sukmaningrum (2012) menyatakan teori kegunaan
15
Amerika Serikat. Staubus (2003) dalam Sukmaningrum (2012) menyatakan pada
tahap awal, teori ini dikenal dengan nama lain a theory of accounting to investors.
Kegunaan-keputusan informasi akuntansi mengandung komponen-komponen
yang perlu dipertimbangkan oleh para penyaji informasi akuntansi agar cakupan
yang ada dapat memenuhi kebutuhan para pengambil keputusan yang akan
menggunakannya. SFAC No. 2 tentang Qualitative Characteristics of Accounting Information menggambarkan hirarki dari kualitas informasi akuntansi dalam bentuk kualitas primer, kandungannya dan kualitas sekunder. Kualitas primer dari
informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi adalah nilai
relevan (relevance) dan reliabilitas (reliability). FASB menyatakan bahwa nilai
relevan dan reliabilitas adalah dua kualitas utama yang membuat informasi
akuntansi berguna dalam pengambilan keputusan.
Nilai relevan diklasifikasikan sebagai kapasitas informasi untuk membuat suatu
perbedaan dalam pengambilan keputusan oleh pemakai. Reliabilitas didefinisikan
sebagai kualitas pemberian jaminan bahwa informasi itu secara rasional bebas dari
kesalahan dan bias, dan mewakili apa yang digambarkan. Kandungan kualitas
primer kegunaan-keputusan informasi akuntansi meliputi komponen-komponen
kandungan dari nilai relevan, yaitu ketepatwaktuan (timeliness), nilai umpan balik
16
juga terdapat kualitas sekunder, sebagai penghubung antara kualitas primer, yaitu
komparabilitas (comparability) dan taat asas (consistency).
Indonesia sampai dengan saat ini, telah ada komite yang bekerja menyusun
standar akuntansi pemerintahan di Indonesia yang dibentuk berdasarkan surat
keputusan Menteri Keuangan nomor 308/KMK/2002 yaitu Komite Standar
Akuntansi Pemerintahan (KSAP), akan tetapi yang menetapkan Standar
Akuntansi Pemerintahan adalah pemerintah dengan Peraturan Pemerintah.
Berbeda dengan GASB yang memiliki otoritas tertinggi, pemerintah Indonesia
mengenal hirarki PABU dan SAK sebagai acuan utama yang memiliki otoritas.
Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang terkandung dalam
Undang-Undang No. 71 tahun 2010 mengadopsi karakteristik kualitatif primer
sebagaimana tercantum dalam SFAC No. 2. Hanya saja SAP menekankan pada
empat prasyarat normatif yakni: relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat
dipahami. Untuk karakteristik konsistensi, menjadi bagian dari prinsip akuntansi
dan pelaporan keuangan.
2.1.2. Teori Stewardship
Teori Stewardship diperkenalkan sebagai teori yang mendasari tingkah laku dan
premis (Donaldson dan Devis, 1997). Teori Stewardship didefinisikan sebagai suatu situasi dimana manager tidak mempunyai kepentingan pribadi tapi lebih
17
Teori Stewardship atau pengabdian berasumsi bahwa manusia pada hakikatnya mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, dapat dipercaya, berintegritas
tinggi dan memiliki kejujuran. Teori ini memandang manajemen sebagai pihak
yang mampu melaksanakan tindakan yang sebaik-baiknya ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan stakeholders. Konsep teori ini didasarkan pada asas kepercayaan pada pihak yang diberikan wewenang, dimana manajemen dalam
suatu organisasi dicerminkan sebagai good steward yang melaksanakan tugas
yang diberikan oleh atasannya secara penuh tanggung jawab.
Dalam teori ini, stakeholders tidak memiliki keinginan untuk memenuhi kepentingan pribadi, melainkan lebih mendambakan pemenuhan kebutuhan
tertinggi menurut hirarki kebutuhan Maslow, yaitu aktualisasi diri dan
mendapatkan kepuasan dari pekerjaan yang ditekuni. Hal ini menghindarkan
adanya konflik kepentingan antara stakeholders dengan manajemen yang menjalankan fungsi eksekutif organisasi. Manajer juga akan lebih mementingkan
kredibilitas atau kepercayaan publik. Salah satu hal yang mendasari ini adalah
bahwa prinsip bahwa manajer merasa memiliki tanggung jawab yang besar dalam
hal pengelolaan dan pengalokasian sumberdaya yang ada dengan cara yang
bijaksana dan hati-hati demi melaksanakan pelayanan kebutuhan masyarakat luas.
Sehingga, mereka tidak termotivasi untuk memenuhi keinginan pribadi mereka,
tetapi dengan memenuhi kebutuhan masyarakat luas inilah maka manajer tersebut
merasa bahwa aktualisasi dirinya sudah terpenuhi dan dengan kepercayaan publik
yang didapat, maka mereka tidak lagi menginginkan hal-hal materiil karena
18
2.2. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas adalah mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta
pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik. Adapun fungsi
akuntabilitas meliputi tiga unsur, yaitu (1) providing information about decisions and actions taken during the course of operating entity, (2) having the internal parties review the information, and (3) taking corrective actions where necessary.
Suatu entitas yang accountable adalah entitas yang mampu menyajikan informasi secara terbuka mengenai keputusan-keputusan yang telah diambil selama
beroperasinya entitas tersebut, memungkinkan pihak luar (misalnya legislatif,
auditor, atau masyarakat secara luas) me-review informasi tersebut, serta bila dibutuhkan harus ada kesediaan untuk mengambil tindakan korektif (Sugijanto, et
al (1995:6) dalam Indriasari dan Nahartyo, 2008).
Dalam peraturan perundang-undangan bidang keuangan negara, yaitu
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang- Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dinyatakan bahwa
Gubernur/Bupati/Walikota wajib menyampaikan rancangan peraturan daerah
tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa laporan
keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan,
selambatlambatnya enam bulan setelah tahun anggaran berakhir. Disamping
undang-undang tersebut, Menteri Dalam Negeri mengeluarkan Peraturan Menteri
19
Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Pada
intinya, semua peraturan tersebut menginginkan adanya transparansi dan
akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah.
2.3 Transparansi (Transparency)
Transparansi adalah memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur
kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak
untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban
pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan
ketaatannya pada peraturan perundang-undangan. Dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 58 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, dinyatakan bahwa keuangan
daerah harus dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan,
efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan asas keadilan, kepatuhan, dan manfaat untuk masyarakat.
Transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah merupakan salah
satu bentuk efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan tata kelola pemerintahan
yang baik (good governance government).
Transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan ini memiliki ciri dengan
indikator : a) tersedianya informasi yang memadai pada setiap proses penyusunan
dan implementasi kebijakan publik; b) adanya akses pada informasi yang siap,
20
pelaksanaan dengan standar prosedur pelaksanaan; dan d) adanya sanksi yang
ditetapkan atas kesalahan atau kelalaian dalam pelaksanaan kegiatan (Dadang,
2006 dalam Sukmaningrum, 2012).
Dengan adanya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah
daerah, maka pemerintah daerah akan mendapat kepercayaan dan dukungan dari
publik, dan pemerintah tentunya akan bekerja lebih serius dan disiplin, proses
perencanaan dan pelaksanaan anggaran pemerintah lebih partisipatif dan pro poor,
mekanisme pengawasan baik internal maupun eksternal akan semakin kuat
sehingga terhindar dari praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Disamping itu,
dengan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas keuangan maka diharapkan
kualitas pelayanan publik akan semakin baik dan akan terwujud tata pemerintahan
yang baik dan bersih (good governance dan clean government).
2.4 Pelaporan Keuangan Pemerintah
Pelaporan keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan
penyampaian informasi keuangan. Aspek-aspek tersebut antara lain lembaga yang
terlibat (misalnya penyusunan standar, badan pengawas dari pemerintah atau
pasar modal, organisasi profesi, dan entitas pelapor), peraturan yang berlaku
termasuk PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum). Laporan keuangan
hanyalah salah satu medium dalam penyampaian informasi.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah asersi dari pihak manajemen pemerintah